radiologi paru

66
SEGMEN PARU

Upload: nobytatugas

Post on 29-Jan-2016

464 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

penyakit paru radiologi, macam macam penyakit paru

TRANSCRIPT

Page 1: radiologi paru

SEGMEN PARU

Page 2: radiologi paru
Page 3: radiologi paru
Page 4: radiologi paru

ATELEKTASIS Definisi

Atelektasis paru adalah ekspansi tak lengkap atau kolapsnya semua atau sebagian paru. Keadaan ini sering disebabkan oleh obstruksi bronkus dan kompresi pada jaringan paru.

Macam-Macam1. Atelektasis Resorpsi

Terjadi akibat adanya udara di dalam alveolus dan mengakibatkan obstruksi. Gambar 1. Atelektasis Resorpsi. Terjadi akibat obstruksi

total pada saluran napas. Keadaan ini bersifat reversible jika obstruksi dihilangkan.3

2. Atelektasis KompresiTerjadi bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan eksudat,darah,

tumor,atau udara. Kondisi ini ditemukan pada pneumotoraks, efusi pleura, atau tumor dalam toraks.

Gambar 2. Atelektasis Kompresi. Terjadi ketika rongga pleura mengembang karena cairan, atau karena udara. Keadaan ini bersifat reversible jika udara dan cairan dihilangkan.3

3. Atelektasis KontraksiTerjadi akibat perubahan perubahan fibrotik jaringan parenkim paru lokal atau

menyeluruh, atau pada pleura yang menghambat ekspansi paru secara sempura. Atelektasis kontraksi bersifat irreversible.

Gambar 3. Atelektasis Kontraksi (sikatrisasi) terjadi ketika terdapat fibrosis umum atau lokal yang menghambat ekspansi paru atau pleura dan meningkatkan elastisitas recoil selama ekspirasi.

4. MikroatelektasisMikroatelektasis (atelektasis adhesive) adalah berkurangnya ekspansi paru-paru yang

disebabkan oleh rangkaian peristiwa kompleks yang paling penting yaitu hilangnya surfaktan.

Gambar 4. Mikroatelektasis terjadi akibat gangguan pada fungsi dan produksi surfaktan.

Manifestasi Klinis1. Sesak napas , batuk, hemoptisis2. Demam3. Takikardi

Page 5: radiologi paru

4. Ronki5. Berkurangnya bunyi nafas6. Sianosis

RadiologiSebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan volume paru

baik lobaris,segmental, atau seluruh paru, yang akibat berkurangnya aerasi sehingga memberi bayangan yang lebih suram (densitas tinggi) dan pergeseran fissura interlobaris. Tanda-tanda tidak langsung dari atelektasis adalah sebagian besar dari upaya kompensasi pengurangan volume paru, yaitu : penarikan mediastinum kearah atelektasis, elevasi hemidiafragma,sela iga menyempit, pergeseran hilus. Adanya "Siluet" merupakan tanda memungkinkan adanya lobus atau segmen dari paru-paru yang terlibat.

Gambar5. Atelektasis pada lobus kiri bawah. Panah biru menunjukkan tepi daerah segitiga menunjukkan kepadatan yang meningkat pada sulkus cardiophrenikus kiri. Panah merah pada CT Scan aksial menunjukkan atelektasis pada lobus kiri bawah dibatasi oleh celah besar pengungsi.

Gambar 6. Foto rontgen dada posteroanterior yang memperlihatkan atelektasis disertai efusi pleura. Tampak gambaran opak pada hemithoraks kiri disertai deviasi trakea ke kiri.

Gambar 14. Atelektasis pada lobus paru bagian kanan atas. Tampak elevasi dari fissura horizontal dan

deviasi trakea ke arah kanan.

Page 6: radiologi paru

Gambar 15. Atelektasis pada lobus paru bagian medial dextra. Pada foto dada lateral tampak gambaran opak berbentuk segitiga pada bagian hilus.

Gambar 16. Atelektasis pada lobus paru bagian bawah dextra. Tampak siluet pada bagian hemidiafragma dextra dengan densitas triangular posteromedial.

Page 7: radiologi paru

EMFISEMA PULMONUM Definisi

Emfisema pulmonum merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan. Sesuai dengan definisi tersebut, maka dappat dikatakan bahwa tidak termasuk emfisema jika ditemukan kelainan berupa pelebaran ruang udara (alveolus) tanpa disertai adanya destruksi jaringan.

Manifestasi Klinik Gejala utama emfisema adalah sesak napas, napas cepat dan pendek, mudahlelah

dengan aktivitas biasa, dan gejala ini akan semakin memburuk seiringdengan progresifitas penyakit.Pada paparan yang lebih lanjut akan menimbulkan gejala : batuk produktif disertai sputum yang meningkat, gangguan pernapasan, gangguan pengembangan thorax, kelemahan otot-otot pernapasan, spasma/tegang otot-otot leher.

Tipe EmfisemaMenurut lobus

1. Emfisema Centrilobular (Centriaciner Emfisema)2. Distal acinar emfisema3. Emfisema Panlobular (Panaciner Emfisema)4. Irregular emfisema

Menurut lokasi timbunan udaranya: 1. Emfisema alveolaris2. Emfisema interstitialis

Emfisema dapat bersifat kompensatorik atau obstruktif: 1) Emfisema kompensatorik 2) Emfisema obstruktif 

Gambaran RadiologiTanda radiologis yang pokok pada emfisema: Penurunan vaskularisasi pulmonal perifer. Hiperinflasi paru-paru. Perubahan bayangan jantung dan arteri pulmonal sentralis. Jantung sering tampak panjang dan sempit. Hal ini mungkin terutama disebabkan oleh

posisi yang rendah daripada diafragma yang mengubah proyeksi jantung.

Gambar 1. Hanya sedikit bayangan vaskular perifer, khususnya di basal. Diafragma letak rendah, gambaran

jantung yang mengecil.

Page 8: radiologi paru

Tanda-tanda hiperinflasi (diafragma datar, peningkatan ruang retrosternal, bula, cavum toraks besar), dan

Kriteria vaskular (pembuluh perifer menurun, penyempitan pembuluh garis tengah, area avascular lokal, pembesaran arteri pulmonalis)

  a. Bulla

Bula ini biasanya terjadi pada emfisema paraseptal, dan pada emfisema yang berkaitan dengan adanya sikatriks, tetapi secara klinis bula yang paling penting adalah bula yang disebabkan oleh emfisema pan asiner dengan atau tanpa bronkhitis kronis.

Bula tampak sebagai daerah radiolusen berbentuk bulat atau oval yang ukurannya bervariasi dari 1 sentimeter sampai menempati seluruh hemitoraks. Dinding bula dapat terlihat seperti bayangan garis yang halus. Bula akan menampakkan gambaran fluid level bila terisi sebagian, tetapi akan tampak solid bila terisi penuh. Bula yang besar mungkin sulit dibedakan dari pneumotoraks yang lokuler dan dibutuhkan tomografi untuk melihat dinding bula atau jembatan jaringan ada dalam rongga bula.

Gambar 2. Foto rontgen thoraks wanita penderita emfisema yang berumur 65 tahun dengan riwayat mengkonsumsi rokok sebanyak 120 bungkus. Tampak  paru-paru terisi udara dalam jumlah yang melebihi normal, diafragma datar, bayangan jantung yang sempit, pelebaran intercostalis, serta berkurangnya corakan vascular pada lapang paru.

Gambar 3. Foto rontgen paru pria berumur 41 tahun yang menunjukkan bullae semacam bentuk gelembung-gelembung radioluscent pada apek paru.

Page 9: radiologi paru

Gambar 4. Panah menunjukan gambaran bullae pada paru penderita emfisema

Gambar 5. Gambaran emfisema pada lobus superior kedua pulmo dengan perselubungan radioopaque (bullae) pada lobus superior pulmo sinistra

Gambar 6. Lobus superior pulmo dekstra dan bahu kanan menunjukan garis-garis radioluscent pada bahu kanan dan dada kanan (lingkaran biru) menunjukan karakteristik dari emfisema subcutaneous . Berkas otot pektoralis menjadi tampak. Panah merah menunjukkan emfisema sub cutaneous pada daerah supraclavikular, sedangkan panah putih menunjukan garis-garis udara pada mediastinum (pneumomediastinum). Pneumomediastinum adalah udara atau gas bebas pada mediastinum yang biasanya berasal dari alveolar atau jalan napas.

Page 10: radiologi paru

Gambar 7. CT dada di paru-paru jendela mengkonfirmasi bula besar. Bula yang lebih kecil juga diidentifikasi, kompatibel dengan emfisema bulosa.

  b. Sentri asiner 

Sentri asiner terjadi terutama pada bronkhitis kronis dan pneumokoniosis pekerja tambang tanpa komplikasi. Gambaran radiologisnya sama dengan gambaran untuk kondisi primer. Pada stadium selanjutnya panasiner emfisema dan bula emfisema menjadi lebih nyata. Terdapat ruang-ruang kecil seperti cerobong asap.

Page 11: radiologi paru

c. Unilateral Emfisema atau Lobar Emfisema (Macleod atau Swyer-JamesSindrom)Sindrom ini mempunyai ciri hemitoraks yang hipertransradian yang berkaitan dengan

bendungan udara. Daerah paru-paru yang terkena akan menunjukkan hipertransradian, disebabkan oleh penurunan perfusi, dan mungkin lebih kecil daripada yang normal.

Diagnosis diferensial dari gambaran Ro toraks yang demikian meliputi:a.Interupsi arteri pulmonalis b.Sindrom hipogenetik paruc.Obstruksi arteri pulmonalis akibat emboli; tetapi semua itu tidak menunjukkan adanya bendungan udara. 

d. Emfisema dengan Bronkitis KronisPada Ro toraks dapat menunjukkan gabungan antara hiperinflasi, hipertensi arteri

pulmonalis, dan peningkatan tanda bronkovaskuler yang disebut dirty chest.

Pada suatu stadium ekstem ada yang disebut sebagai pink puffer, dimana sistem pernafasan masih dapat mencukupi ventilasi alveoli untuk mempertahankan kadar gas darah dalam batas-batas normal.

Pada suatu stadium ekstrem lainnya yang disebut dengan blue bloaters, dimana terjadi tingginya kadar korbon dioksida secara kronik akibat dari kecilnya ventilasi alveoler..

Page 12: radiologi paru

Gambaran ini menunjukkan increased markings dari emfisema dan tanda hiperinflasi yang berat. 

e. Obstruktif EmfisemaHiperinflasi obstruktif dapat mempengaruhi seluruh paru, lobus, atau segmen.

Penyebabnya dapat berupa benda asing. Pola vaskuler daerah yang terkena akan menurun dan pada daerah ini akan tampak hipertransradian. Film yang dibuat saat ekspirasi atau fluoroskopi akan menunjukkan bendungan udara dengan deviasi mediastinum ke sisi yang normal, dan restriksi dari hemidiafragma ipsilateral pada saat ekspirasi.

Page 13: radiologi paru

BRONKITIS KRONIS

DefinisiBronkhitis kronik didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yan berlangsung 3

bulan dalam satu tahun selama dua tahun berturut-turut. 

Gejala dan Tanda1.Batuk yang sangat produktif, purulen dan mudah memburuk dengan inhalasi iritan,

udara dingin atau infeksi2. produksi mucus dalam jumlah yang sangat banyak3. dyspnea 4. riwayat merokok, paparan zat iritan di tempat kerja.

Gambaran Radiologi

Page 14: radiologi paru

ABSES PARU

Definisi Abses paru didefinisikan sebagai semua lesi di parenkim paru dengan proses supurasi

dan nekrosis jaringan.

RadiologiPada gambaran radiologik dapat ditemukan gambaran satu atau lebih kavitas yang

disertai dengan adanya air fluid level. Khas pada abses paru anaerobik kavitasnya singel (soliter) yang biasanya ditemukan pada infeksi paru primer, sedangkan abses paru sekunder (aerobik, nososkomial atau hematogen) lesinya biasanya multipel.

Gambar 1.Foto X-Ray ini ditemukan kavitas pada hilum kanan. Foto X-ray posisi lateral memperlihatkan kavitas memiliki dinding yang tipis dan terletak pada segmen apikal dari lobus paru kanan bawah.

Gambar 2. Abses Paru – posisi AP dan lateral. Kavitas dengan air fluid level pada lapangan paru kiri atas.

Page 15: radiologi paru

TUMOR PARU

Seperti umumnya kanker yang lain penyebab yang pasti dari pada kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain.

Manifestasi KlinisPada fase awal kebanyakan kanker  paru tidak menunjukan gejala-gejala klinis.

Bila sudah menampakan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.Gejala-gejala dapat bersifat :1. Lokal (tumor tumbuh setempat)

a. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronisb. Batuk darahc. Mengi karena ada obstruksi saluran napasd. Kadang terdapat kavitas seperti abses parue. Atelektasis

2. Invasi lokala. Nyeri dadab. Sesak karena cairan pada rongga pleurac. Invasi ke perikardium terjadi tamponade atau aritmiad. Sindrom vena cara superiore. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)f. Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrentg. Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis

servikalis3. Gejala Penyakit Metastasis

a. Pada otak, tulang, hati, adrenalb. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)

4. Sindrom Para neoplastik (10% pada Ca Paru), dengan gejala:a. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demamb. Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasic. Hipertrofi osteoartropatid. Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifere. Neuromiopatif. Endoktrin: sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)g. Dermatologik : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuhh. Renal: Syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)

5. Asimtomatik dengan kelainan radiologi

Page 16: radiologi paru

Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma (SCLC)Tampak gambaran opasitas pada paru bagian kiri atas. Juga

tampak gambaran nodul pada paru kanan bagian bawah yang diduga deposit metastasis. Peningkatan opasitas pada paratracheal paru kanan yang mengindikasikan limfadenopathy. Efusi pleura yang minimal dengan blunting sudut costiphrenicus.

Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal kanan dengan penebalan garis paratracheal kanan. Pengurangan volume juga terlihat pada lobus bawah paru kanan. SCLC sering muncul sebagai massa pada hilus atau mediastinal.

Gambaran radiologis Non Small Cell Lung Carcinoma

Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari NSCLC pada lobus basal paru kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura didapatkan hasil maligna dan lesi tidak dapat dioperasi

NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh carcinoma endobronchial brokhogenik.

Page 17: radiologi paru

NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma bronkhogenik pada bronkus utama kiri.

Page 18: radiologi paru

TUMOR MEDIASTINUM

DefinisiTumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga

yang berada di antara paru kanan dan kiri. Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena, trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya.

Manifestasi Klinis Gejala dan tanda yang timbul tergantung pada organ yang terlibat, batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada trakea

dan/atau bronkus utama, disfagia muncul bila terjadi penekanan atau invasi ke esofagus sindrom vena kava superior (SVKS) lebih sering terjadi pada tumor mediastinum

yang ganas dibandingkan dengan tumor jinak, suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat, paralisis diafragma

timbul apabila penekanan nervus frenikus nyeri dinding dada muncul pada tumor neurogenik atau pada penekanan sistem syaraf.

Radiologi

Gambar 1. Timoma (Tumor Mediastinum Anterior) Gambar 2. Teratoma (Tumor Mediastinum Anterior)

Gambar 3. Kista bronkogenik (Tumor Mediastinum Superior)

Page 19: radiologi paru

Tumor Mediastinum MediusLimfadenopati: limfoma, metastasis, sarkoid atau tuberkulosis

Gambar 4. Kista perikardium (Tumor Mediastinum Medius)

Tumor Mediastinum PosteriorTumor neurogenik yang berkembang dari saraf interkostal dan rantai simpatis.

Neurofibroma (tumor yang dibungkus saraf). Ganglioneuroma (tumor sel saraf simpatis).

Gambar 5. Neurofibroma (Tumor Mediastinum Posterior)

Page 20: radiologi paru

PANCOAST TUMOR

DefinisiPancoast Tumor adalah tumor primer pada paru yang menduduki posisi apex pada

salah satu paru, kiri atau kanan. Disebut juga sebagai tumor paru sulcus superior Gejala

Gejala-gejala yang dihasilkan tumor Pancoast menyerupai penyakit-penyakit neurogenik dan mukuloskeletal sehingga tidak jarang penyakit ini diobati sebagai penyakit musculoskeletal seperti bursitis.

Gejala awal yang biasa dijumpai adalah nyeri lokal pada daerah bahu atau daerah skapula yang dekat dengan vertebra. Penjalaran sakit kemudian dapat berlanjut sepanjang persarafan nervus Ulnaris meliputai lengan sebelah dalam, siku, sampai ke jari kelingking dan jari manis (C8). Sakit yang dirasakan berlansung terus menerus dan biasanya memerlukan narkotika untuk meringankan nyeri. Penderita sering harus menopang sikut yang sakit dengan tangan yang sehat untuk mengurangi penekanan pada bahu dan lengan atas.

Pada foto torak posisi PA diatas terlihat massa tumor di daerah apex paru kiri berupa suatu perselubungan radioopak, dan terlihat destruksi iga 2 dan 3. Kombinasi dari terdapatnya massa di daerah apex paru dan adanya destruksi iga adalah karakteristik pancoast tumor.

Page 21: radiologi paru

Rontgen dada menunjukkan penebalan pleura Posteroanterior asimetris kanan apikal

Page 22: radiologi paru

MASSA PLEURA

DefinisiTumor pleura biasanya muncul sebagai massa jaringan lunak, dengan sudut tumpul

pada dinding dada

Gambar 1. Mesothelioma ganas difus. (a) radiografi dada posteroanterior menunjukkan penebalan nodul pleura yang meluas dan melingkar (panah), dengan perluasan ke mediastinum pleura, membungkus paru kanan. (b) CT scan menunjukkan penebalan pleura tidak teratur (panah utih) sepanjang permukaan pleura

pesisir dan mediastinum, dengan perluasan ke dalam fisura mayor (panah transparan).

Gambar 2. Mesothelioma difus ganas rongga dada. (3a) Rontgen dada frontal menunjukkan kekeruhan dari hemithorax kanan bawah. (3b) CT Scan dengan kontras yang telah disempurnakan menunjukkan massa homogen besar menempati sisi kanan dada bagian bawah, dengan sedikit pergeseran struktur

mediastinum ke kontralateral. ( 4a ) CT scan seorang pasien lain yang diperoleh dari dada bagian tengah menunjukkan penebalan jaringan lunak ( panah ) berlobus dan tidak teratur yang meluas ke kosta kanan

dan pleura mediastinum. (4b) CT scan yang didapatkan dari dada bagian bawah menunjukkan adanya efusi pleura pada hemithoraks kanan bawah, memperluas ke sebuah fisura, dengan kalsifikasi plak peura kecil

(panah) .

Page 23: radiologi paru

Gambar 3. Tumor Fibrous Lokal (a) Rontgen dada posteroanterior menunjukkan massa jaringan lunak (panah) terletak lebih superior dari arkus aorta, mensimulasikan adanya massa mediastinum. (b) MRI Ti potongan coronal (spin echo 600/20 [waktu pengulangan msec / waktu echo msec]) dada posterior menunjukkan massa dengan intensitas sinyal menengah (panah) pada pleura. (c) Pada ambar transaxial T2 (spin echo 2.000 / 80), 2 cm di atas arkus aorta, menunjukkan sinyal intensitas tinggi di dalam massa pleura (panah). (d) tumor bertangkai (panah) yang timbul dari permukaan pleura viseeral terlihat secara intraoperatif.

Gambar 4. Tumor Fibrous Lokal (a) radiografi dada Posteroanterior menunjukkan abnormalitas, opasitas jaringan lunak (panah) di sebelah kanan sudut cardiophrenik. (b) Rontgen dada lateral menunjukkan opasitas jaringan lunak (panah) dalam fisura utama. Perhatikan batas tajam massa yang tampak kontras dengan tampilan postenoanterior yang tidak jelas. Ini merupakan karakteristik dari massa pleura. (c) CT scan yang diperoleh dengan pengaturan lung window menunjukkan massa bulat telur yang elongasi (panah penuh), dengan membentuk paruh di kedua ujungnya di dalam fisura mayor (panah transparan).

Page 24: radiologi paru

Gambar 5. Thymoma invasif yang sudah diterapi dengan kekambuhan pada kedua ruang pleura. (a) Rontgen dada posteroanterior menunjukkan penebalan pleura difus bilateral (panah). Pada hemithoraks kanan, penebalan lebih luas dan berlobus, membungkus paru-paru kanan. (b) CT scan dengan kontras disempurnakan menunjukkan massa pleura berlobus bilateral (panah) dengan komponen baik padat dan cairan. (c) CT section yang diperoleh melalui dada bagian bawah menunjukkan adanya massa kompleks berukuran besar sepanjang pleura diafragma sisi kanan. Sebuah defek rendah (panah) di atrium kanan merupakan trombus tumor. (d) CT scan menunjukkan perpanjangan subdiaphragmatic dari thymoma ganas, dengan thrombus umor (panah) di vena cava inferior.

Gambar 8,

GAMBAR 6 (8) metastasis pleura dari karsinoma bronkogenik primer. CT scan menunjukkan efusi pleura kiri sebagian dan beberapa nodul tumor berbasis pleura (panah). (9) metastasis pleura ke fisura mayor di sisi kiri dari fibrosarcoma ekstremitas bawah primer. (a) Rontgen dada posteroanterior menunjukkan adanya massa jaringan lunak dengan ikatan supralateral yang tidak tampak jelas di hemitoraks kiri tengah. (b) Rontgen dada lateral menunjukkan massa bulat seperti telur yang tepi meruncing sepanjang fisura mayor. (c) CT scan yang diperoleh setinggi arkus aorta menunjukkan adanya massa (panah penuh) di sepanjang fisura mayor superior (panah terbuka) di sisi kiri.

Page 25: radiologi paru

Gambar 7. Limfoma Pleura. (a) Rontgen dada depan menunjukkan penebalan pleura kiri tidak teratur (panah). (b) Concurrent CT scan menunjukkan penebalan pleura difus (panah) lebih besar dari 1 cm dengan penebalan yang melibatkan mediastinum kiri dan pleura kostalis. (c) CT scan

yang diperoleh setelah kemoterapi menunjukkan resolusi hampir lengkap dari tumor pleura.

Page 26: radiologi paru

TUBERKULOSIS

DefinisiTuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

investasi dari bakteri jenis mycobacterium tuberculosis.

Gejala Klinik1. Gejala respiratorik

a. Batuk kering > 3 minggub. Batuk dengan dahak atau darahc. Sesak napasd. Nyeri dada

2. Gejala sistemika. Demamb. Gejala sistemik lain : malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun

Gambaran Radiologik

Page 27: radiologi paru
Page 28: radiologi paru
Page 29: radiologi paru
Page 30: radiologi paru
Page 31: radiologi paru

BRONKIEKTASIS

DefinisiDilatasi bronkus bronkus bersifat kronik dan menetap yang disebabkan destruksi

jaringan otot dan elastis dinding bronkus

Gejala Klinik Batuk produktif menahun, dahak kadang berdarah Dahak mukoid dan atau mukopurlent. Apabila dikumpulkan terlihat tiga lapis, yaitu

buih lapis teratas, mukos lapis tengah dan nanah serta debris lapis terbawah. Eksaserbasi akut sering disertai badan panas Sesak napas dan kadang berbunyi Ronki basah menetap dan lokal, serta kadang disertai wheezing Kasus lanjut® kaceksi, sianotis, dan jari tabuh

Gambaran Radiologik

Bronkiektasis (tampak cincin-cincin lusenpada lapangan paru yang memberikan gambaran “honey comb appearance”)

Sacular Bronchiectasis

Page 32: radiologi paru

Cystic Fibrosis - Bronchiectasis (bilateral diffuse, multiple cavities/bronchiectasis, peribronchial fibrosis, prominent hilum, hyperinflated)

Bronchiectasis - Multiple Bilateral Basal Air Fluid

Page 33: radiologi paru

ASBESTOSIS (PLEURAL PLAQUE)

Definisi

Asbestosis adalah salah satu pneumokoniosis yang sering terjadi dan menyebabkan banyak masalah kesehatan terutama pada mereka yang bekerja dalam pajanan asbestos. Pneumokoniosis adalah penyakit fi brotik jaringan parenkim paru yang disebabkan oleh terhirupnya debu anorganik dalam jangka lama.

Gejala KlinikTanda dan gejala asbestosis kebanyakan tidak khas dan mirip penyakit paru restriktif

lainnya. Gejala paling sering dan juga merupakan tanda awal adalah munculnya dispnea saat beraktivitas. Dispnea akan berkembang progresif lambat dalam beberapa tahun. Dispnea tetap akan memburuk walaupun pasien tidak lagi terpapar asbestos. Gejala lainnya adalah batuk produktif atau batuk kering persisten rasa sesak dan nyeri pada dada, serta adanya mengi.

Gambaran Radiologik

Page 34: radiologi paru
Page 35: radiologi paru

EFUSI PLEURA

Definisi

Terdapatnya cairan pleura dengan jumlah berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidak seimbangan antara pembentukkan dan pengeluaran cairan pleura.

Manifestasi Klinik Sesak nafas Nyeri dada Rasa berat pada dada Batuk berdarah, pada karsinoma bronchus atau metastasis. Demam subfebris pada TB, demam menggigil pada empilema

Gambaran RadiologiGambaran radiologi efusi pleura adalah tampak perselubungan semiopak, homogen,

meniscus sign, Sinus costofrenicus menumpul, dan pergeseran mediastinum ke kontralateral bila efusi masif.

.

PNEUMONIA

Sudut Costophrenicus yang tumpul Efusi pleura sinistra

Efusi pleura sinistra massif. Tampak mediastinum terdorong kontralateral

Efusi pleura sinistra dari posisi lateral

Page 36: radiologi paru

DefinisiPneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi

mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh noninfeksi Manifestasi Klinik

Demam (bila demam tinggi, kadang sampai menggigil) Batuk, semakin lama semakin parah disertai dahak Sesak nafas, kadang nyeri dada pada sisi yang sakit

Radiologi

Peningkatandensitasdikarenakaneksudatdancairaninflamasi yangmenempatiruang alveolus dan konsolidasidengan air bronchogram

Pneumonia Lobaris,Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen/lobus atau bercak yang mengikut sertakan alveoli yang tersebar. Air ronchogram biasanya ditemukan pada

pneumonia jenis ini.

Bronkopneumonia,Pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen

sehingga membentuk bercakkonsolidasi dalam lobus.

Page 37: radiologi paru

Pneumonia Interstisiel (Focal Difus)Terjadi edema dindingbronkiolidanjuga edema jaringan interstitial peribronkial. Tampak bayangan

udarapada alveolus masih terlihat, diliputi oleh perselubungan yang tidak merata.

Page 38: radiologi paru

FRAKTUR COSTAE

DefinisiFraktur pada iga (costae) adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang

rawan yang disebabkan oleh ruda paksa pada spesifikasi lokasi pada tulang costa.

Manifestasi KlinisNyeri tajam pada daerah fraktur yang bertambah ketika bernafas dan batuk. Adanya

gerakan paradoksal dan kadang akan tampak ketakutan dan cemas, karena saat bernafas bertambah nyeri. Korban bernafas dengan cepat , dangkal dan tersendat. Hal ini sebagaiusaha untuk membatasi gerakan dan mengurangi rasa nyeri.Nyeri tekan, crepitus dan deformitas dinding dada saat dilakukan palpasi. Bila terkena organ vital pernapasan, bisa terjadi tanda–tanda insuffisiensi pernafasan seperti sianosis dan takupnea serta gejala-gejala perdarahan dalam dan syok.

Fraktur tulang iga dan sternum.

Foto polos multiple fraktur tulang iga

Page 39: radiologi paru

KISTA PARU Definisi

Kista paru adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal di paru-paru. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain.

Manifestasi Klinis

Banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala dan penyakitnya ditemukan pada saat menjalani pemeriksaan foto dada untuk keperluan lain. Jarang sampai terjadi gejala yang serus. Gejala kista paru tergantung kepada luas dan cara penyebarannya. Biasanya gejala utama adalah batuk yang menetap. Penderita kista paru seringkali menyadari bahwa batuknya semakin memburuk.Jika kista tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap. Gejala yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan kelemahan. Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kista menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.

Tampak bayangan radio-opaque spheris dan circumscript.

Komunikasi yang intermiten dengan bronchus memberikan Crescentik Airshadow.

39

Page 40: radiologi paru

40

Page 41: radiologi paru

EDEMA PARU Definsi

Edema paru adalah akumulasi cairan di paru-paru secara tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravaskular.

Gambaran Radiologi yang ditemukan :1. Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskular di hilus)2. Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3 lateral)3. Kranialisasi vaskuler4. Hilus suram (batas tidak jelas)5. Interstitial fibrosis (gambaran seperti granuloma-granuloma kecil atau nodul

milier)

Gambar 1 : Edema Intesrtitial

1. Gambaran underlying disease (kardiomegali, efusi pleura, diafragma kanan letak tinggi).

41

Page 42: radiologi paru

Gambar 2 : Kardiomegali dan edema paru

1. Infiltrat di daerah basal (edema basal paru)2. Edema “ butterfly” atau Bat’s Wing (edema sentral)

Gambar 3 : Bat’s Wing

1. Edema localized (terjadi pada area vaskularisasi normal, pada paru yang mempunyai kelainan sebelumnya, contoh : emfisema).

42

Page 43: radiologi paru

HEMOTHORAX

DefinisiHemotoraks adalah adanya darah dalam rongga pleura . Sumber berasal dari

darah yang berada pada dinding dada , parenkim paru – paru , jantung atau pembuluh darah besar . kondisi ini biasanya konsekuensi dari trauma tumpul atau tajam . Ini juga merupakan komplikasi dari beberapa penyakit.1

Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan penunjang untuk diagnostik, diantaranya:1,5,9

Chest x-ray : adanya gambaran hipodense pada rongga pleura di sisi yang terkena dan adanya mediastinum shift. Chest x-ray sebagi penegak diagnostik yang paling utama dan lebih sensitif dibandingkan lainnya.

Gambar 2. Chest xray Hemotoraks Kanan

CT Scan : diindikasikan untuk pasien dengan hemothoraks yang untuk evaluasi lokasi clotting (bekuan darah) dan untuk menentukan kuantitas atau jumlah bekuan darah di rongga pleura.

Gambar 3. CT-scan Hemotoraks

USG : USG yang digunakan adalah jenis FAST dan diindikasikan untuk pasien yang tidak stabil dengan hemothoraks minimal.

43

Page 44: radiologi paru

Gambar 2.7 USG toraks pada pasien Hemotoraks

Nilai BGA : Hipoksemia mungkin disertai hiperkarbia yang menyebabkan asidosis respiratori. Saturasi O2 arterial mungkin menurun pada awalnya tetapi biasanya kembali ke normal dalam waktu 24 jam.

Cek darah lengkap : menurunnya Hb menunjukan jumlah darah yang hilang pada hemothoraks.

44

Page 45: radiologi paru

INFEKSI JAMUR Definisi

Infeksi jamur sistemik adalah infeksi jamur yang menyerang organ dalam misalnya paru, hati, limpa, traktus gastrointestinal dan menyebar lewat aliran darah atau getah bening.

Penyakit jamur paru, termasuk kelompok infeksi jamur sistemik. Dapat disebabkan oleh 2 kelompok jamur, yaitu:

Penyakit-Penyakit Mikosis Paru & Gambaran radiologis

1. KandidiasisKandidiasis (moniliasis, kandidosis) yaitu infeksi yang disebabkan oleh

jamur kandida baik primer maupun sekunder terhadap penyakit lain yang telah ada (Suprihatin, 1982). Lesi kandidiasis paru secara radiologi umumnya memberikan gambaran berupa bronkopneumonia, tetapi dapat pula memberikan gambaran berupa infiltrat bulat seperti cotton ball, tunggal atau multipel, atau abses paru (Gambar 1 dan 2).

Gambar 1. Kandidiasis paru pada penderita dengan gejala radang paru yang tidak sembuh dengan pengobatan yang lazim. Tampak gambaran infiltrat yang bukan gambaran khas untuk kandidiasis.

Gambar 2. Kandidiasis paru sekunder + karsinoma paru

45

Page 46: radiologi paru

2.Aspergilosis

Gambar 3 Aspergilosis bronkopulmoner alergi dan plug mukoid pada seorang pria19 tahun dengan disertai asma dan demam intermiten selama 4 tahun, batuk, dan mengi.

Sampel darah dan sputum menunjukkan adanya eosinofil, dan aspergilus yang terdapat pada spesimen sputum. Radiografi dada menunjukkan opasitas tebal finger in glove (panah) pada

lobus atas kiri

Gambar 4 Aspergilosis bronkopulmoner alergi dan plug mukus pada wanita 26 tahun dengan riwayat asma dan pneumonia rekuren.

A. Radiografi dada menunjukkan adanya konsolidasi pada paru medial kananB. Radiografi berikutnya menunjukkan adanya opasitas pada sebelah kanan dan suatu

46

Page 47: radiologi paru

opasitas yang baru pada sebelah kiriC. CT Scan resolusi tinggi pada thoraks menunjukkan adanya pneumonia. Dua

massa tubuler yang melingkar pada lobus bawah kiri merupakan bronki yang terisi dengan mukus dan debris

D. Follow up CT Scan setelah pengobatan dengan steroid dan antibiotik menunjukkan adanya plug mukus dan bronkiektasis varikose bilateral ( Shivananda PG, Kumar A, Mohanti LK, 1988).

Gambar 5

A. CT Scan menunjukkan suatu nodul cavitas dengan disertai gambaran

air crescent (Panah)

B. CT Scan dengan pasien dalam posisi tengkurap menunjukkan adanya gambaran air crescent (panah) bermigrasi sebagai fungus ball yang berpindah ke bagian tersendiri dari kavitas tersebut

3 Histoplasmosis

Gambar 12. Terlihat densitas milier pada kedua lapang paru dengan cavitas berdinding tipis dengan fluid level.

47

Page 48: radiologi paru

Gambar 13. Terdapat lesi kecil diffuse dan multiple yang merupakan karakteristik dari histoplasmosis akut yang parah

Gambar 14. Terlihat nodul single dari histoplasmosis

Gambar 15. CT scan paru menunjukkan “classis snowstrom appereance”pada histoplasmosis akut

48

Page 49: radiologi paru

4. Koksidioidomikosis

Gambar 17

(a) Gambaran radiografi dari seorang pasien dengan “pneumonia komunitas “, setelah pemberian azythromycin selama 5 hari dan levofloksasin selama 10-hari (ternyata coccidioidomycosis).

(b) CT scan dada menunjukkan konsolidasi beberapa lesi padat.

(c) CT scan dada dua hari kemudian menunjukkan perkembangan penyakit.

49

Page 50: radiologi paru

5.Blastomikosis

Gambar 18. Foto thorax menunjukkan lesi opasitas fokal pada lingula

Gambar 19. Foto thorax: Blastomikosis yang parah

Gambar 20. A&B. Terlihat konsolidasi padat yang mencakup lobus kiri bawah dan kavitas

Page 51: radiologi paru

Gambar 21. CT scan dada menunjukan adanya opasifikasi berbentuk patch yang padat pada lobus medial kanan dan lobus bawah. Gambaran ini merupakan

gambaran paling sering pada kasus blastomycosis.

6. Kriptokokosis (Torulosis)

Gambar 22. Infeksi Kriptococosis pada lobus kanan atas.

Page 52: radiologi paru

Gambar 23. (A) Foto thorax (B) CT scan menunjukkan massa soliter pada area paru atas (C) FDG-PET scan menunjukkan akumulasi positif pada massa soliter.

Gambar 24. CT scan dada dengan kontras axial pada pasien laki-laki berusia

61 tahun dengan kriptokokosis noduler paru, terlihat adanya lesi noduler bilatera