presentasi kasus ipd abses hepar

19
PRESENTASI KASUS ABSES HEPAR Disusun Oleh: Holy Fitria Ariani 07120100080 Pembimbing: dr. Diany Nurliana Taher, SpPD KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO PERIODE 25 MEI – 8 AGUSTUS 2015

Upload: holy-fitria-ariani

Post on 04-Sep-2015

65 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

  • PRESENTASI KASUS

    ABSES HEPAR

    Disusun Oleh:

    Holy Fitria Ariani 07120100080

    Pembimbing:

    dr. Diany Nurliana Taher, SpPD

    KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

    RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

    PERIODE 25 MEI 8 AGUSTUS 2015

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 2 STATUS PASIEN ......................................................................................................................................... 3

    I. Identitas Pasien ................................................................................................................................... 3 II. Anamnesis ......................................................................................................................................... 3 III. Pemeriksaan Fisik ............................................................................................................................ 5 IV. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................................... 7 V. Resume ........................................................................................................................................... 11 VI. Daftar Masalah ............................................................................................................................... 12 VII. Pengkajian ...................................................................................................................................... 12 VIII. Penatalaksanaan ............................................................................................................................. 12 IX. Prognosis ........................................................................................................................................ 13 X. Follow Up ....................................................................................................................................... 13

    Analisa Kasus .............................................................................................................................................. 15 Abses Hepar ............................................................................................................................................ 15

  • 3

    STATUS PASIEN

    I. Identitas Pasien Nama : Tn M.

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 27 tahun

    Tempat, tanggal Lahir : 31 mei 1988

    Status : Menikah

    Agama : Islam

    Pekerjaan : TNI

    Alamat : Senen, Jakarta Pusat

    Tanggal masuk : 28 mei 2015

    II. Anamnesis Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di RSPAD Gatot Subroto kepada pasien pada

    hari Rabu tanggal 2 Juni 2015.

    Keluhan Utama:

    Nyeri pada perut bagian kanan atas sejak 2 bulan SMRS.

    Keluhan Tambahan:

    Tidak ada

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut kanan atas sejak 2 bulan SMRS.

    Nyeri yang dirasakan pasien terus menerus dan tidak menjalar. Pasien tidak dapat

    menunjuk jelas dimana letak sakitnya, pasien hanya bilang di perut kanan atas. Pada 1

    bulan SMRS, pasien telah dirawat di RSPAD selama 22 hari. Pasien dirawat karena

    keluhan yang sama yaitu nyeri pada perut kanan atas dan demam sejak 12 hari SMRS.

    Demam yang dirasakan pasien naik turun dan tidak turun walaupun diberi obat penurun

    panas. Demam yang dirasakan pasien disertai dengan menggigil. Lalu pasien juga

    merasakan sesak napas. Selain itu sebelumnya pasien juga merasakan mual dan muntah.

    Muntah berupa cairan air tanpa ampas. Lalu selama perawatan pasien juga mengalami

    BAB cair. BAB cair dialami pasien selama 3 hari saat perawatan. BAB cair berwarna

    kecoklatan, berampas, dan berbau layakanya feses. Adanya darah ataupun lendir

    disangkal oleh pasien. Saat dirawat pasien didiagnosis abses hepar lobus kanan dan

  • 4

    terdapat efusi pleura kanan. lalu, dilakukan pungsi cairan pleura paru kanan untuk efusi

    pleura yang membuat pasien sesak. Untuk abesnya saat itu akan dilakukan pungsi

    abses, akan tetapi karena pasien harus menunggu ketersediaan alat, maka pasien harus

    menungu dan akhirnya setelah keadaan stabil pasien dipulangkan. Untuk sekarang,

    keluhan demam, mual, muntah, sesak napas dan BAB cair disangkal oleh pasien. BAB

    pasien normal dengan konsistensi dan warna yang normal. BAK pasien juga normal.

    Pasien juga merasakan perutnya penuh membuat pasien tidak napsu makan. Pasien

    mengatakan dirinya tidak memiliki napsu makan sewaktu sakit sehingga selama 2 bulan

    ini pasien mengalami penurunan berat badan 5 kg. Sebelum di rawat di RSPAD

    pasien pernah di rawat di RS asshobirin selama 8 hari dengan keluhan yang sama

    sebelum akhirnya di rujuk ke RSPAD Gatot Soebroto.

    Perjalanan Penyakit

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien tidak memiliki riwayat penyakit serupa, tidak ada riwayat darah tinggi, kencing

    manis ataupun keganasan. Pasien juga tidak menyangkal adanya riwayat appendisitis

    atau batu empedu.

    Riwayat Keluarga

    Tidak ada yang mengalami hal yang sama dikeluarga, tidak ada riwayat darah tinggi,

    kencing manis, dan keganasan.

    2 bulan SMRS 1 bulan SMRS HMRS 1H rawat 2 H rawat

    Dirujuk ke RSPAD dan dirawat selama 22 hari. Demam (+), Muntah (+), dan mengigil (+). Selama dirawat pasien mengalami BAB cair selama 3 hari. Dari hasil CT scan: abses hepar lobus kanan dan efusi pleura kanan. Dilakukan pungsi cairan efusi pleura. Pungsi abses ditunda: tunggu alat. Pasien pulang.

    Masuk lagi dengan nyeri perut kanan atas dan akan dilakukan pungsi abses.

    Nyeri perut kanan atas dan demam tinggi. Lalu dirawat di RS Assobirin

    Dilakukan pungsi abses hepar.

    Keluhan nyeri perut kanan atas berkurang, hepatomegali +, NT hepar +

  • 5

    Riwayat Kebiasaan

    Pasien memiliki kebiasaan merokok, 1 bungkus per-hari. Kebiasaan meminum

    minuman beralkohol disangkal oleh pasien. Karena pekerjaan pasien yang seorang TNI,

    pasien sering ditugaskan ke luar P. Jawa, seperti sulawesi dan maluku.

    III. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Umum

    Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : kompos mentis

    Tanda vital :

    Denyut nadi : 85 x/menit

    Pernapasan : 20x/menit

    Tekanan darah : 120/80 mmHg

    Suhu tubuh : 36.6oC per aksila

    Antropometri :

    Berat Badan : 65 kg

    Tinggi Badan : 176 cm

    BMI : 20.9 (normoweight)

    Aspek Kejiwaan :

    Tingkah laku wajar, alam perasaan biasa, proses berpikir wajar.

    Pemeriksaan lokalis

    Pemeriksaan Kulit:

    Sawo matang, pertumbuhan rambut merata, tidak terdapat hipopigmentasi, tidak ada

    jaringan parut, hiperpigmentasi, ikterus, edema. Turgor kulit baik.

    Pemeriksaan Kepala :

    Rambut : Distribusi rambut merata, berwarna hitam

    Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil baik,

    isokor 3mm/3mm, mata cekung (-), lapang pandang,

    gerakan, dan tekanan bola mata dalam batas normal

    Hidung : sekret (-), normosepta, pernapasan cuping hidung (-)

    Telinga : normotia, liang telinga lapang, serumen minimal, membran

    timpani intak, gangguan pendengaran (-)

  • 6

    Mulut : bibir lembab, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1, tidak

    hiperemis.

    Pemeriksaan Leher:

    JVP 5-2 cm H2O. Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di submental,

    submandibula, submaksila, leher, ketiak, dan lipat paha. Tidak teraba pembesaran

    tiroid.

    Pemeriksaan Thoraks:

    Paru

    Inspeksi : gerakan nafas simetris, venektasi (-) disepanjang anterior

    aksilaris dextra, massa (-), retraksi (-), spider nevi(-),di

    sepanjang linea anterior aksilaris dekstra, ginekomastia (-)

    Palpasi : fremitus taktil, ekspansi dada sama di kedua lapang paru,

    krepitasi -/-

    Perkusi : Sonor +/+ diseluruh lapang paru

    Auskultasi : vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)

    Jantung :

    Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

    Palpasi : iktus kordis teraba di ICS 5 linea mid klavikula sinistra.

    Perkusi : tidak teraba pembesaran jantung

    Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 regular, gallop(-/-), murmur (-/-)

    Pemeriksaan Abdomen:

    Inspeksi : bentuk cembung, caput medusa (-), lesi (-), striae (-), massa

    (-)

    Auskultasi : Bising usus normal, 8 kali/menit, bunyi logam (-)

    Palpasi : Sedikit tegang, rebound tenderness (-), nyeri tekan (+) pada

    regio hipokondrium dextra. Hepar teraba 2 jari (4 cm)

    BAC, tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan halus,

    terdapat nyeri tekan. Lien tidak teraba. Fluid wave (-).

    Perkusi : Timpani (+), Shifting dullness (-), undulasi (-), CVA (-).

  • 7

    Ekstremitas :

    Akral teraba hangat, capillary refill time >2 detik. Leukonichia (-),Terrys nail (-),

    eritema palmar (-), ikterik (-)

    IV. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah 28 Mei 2015 pukul 08.00 WIB

    JENIS

    PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

    Hematologi Rutin

    Haemoglobin 12.3* g/dL 13-18

    Hematokrit 38* % 40 -52 %

    Eritrosit 4.4 10^6/L 4.30-6.0

    Leukosit 8880 /L 4800-10.800

    Trombosit 545000* /L 150000-400000

    MCV 86 fl 80-96

    MCH 28 pg 27-32

    MCHC 33 g/dL 32-36

    Koagulasi

    Waktu Protrombin (PT)

    Kontrol 10.9 detik

    Pasien 10.5 detik 9.3-11.8 detik

    APTT

    Kontrol 31.2 detik

    Pasien 32.9 detik 31-47 detik

    Faal Hemostasis

    Koagulasi

    Waktu Perdarahan 2 menit 1-3 menit

  • 8

    Waktu Pembekuan 4 menit 1-6 menit

    Kimia Klinik

    Glukosa Darah Sewaktu 106 mg/dL

  • 9

    Natrium (Na) 146 mmol/L 135-147

    Kalium (K) 4.6 mmol/L 3.5-5.0

    Klorida (Cl) 106* mmol/L 95-105

    Pemeriksaan Darah 30 Mei 2015

    JENIS

    PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

    Hematologi Rutin

    Haemoglobin 11.6* g/dL 13-18

    Hematokrit 35* % 40 -52 %

    Eritrosit 4.2* 10^6/L 4.30-6.0

    Leukosit 9150 /L 4800-10.800

    Trombosit 466000* /L 150000-400000

    MCV 85 fl 80-96

    MCH 28 pg 27-32

    MCHC 33 g/dL 32-36

    Pemeriksaan Darah 1 Juni 2015

    JENIS

    PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

    Kimia Klinik

    Bilirubin Total 0.76 mg/dL

  • 10

    Kreatinin 1.3 mg/dL 0.5-1.5

    Natrium (Na) 147 mmol/L 135-147

    Kalium (K) 3.7 mmol/L 3.5-5.0

    Klorida (Cl) 104 mmol/L 95-105

    Hasil USG abdomen 28 April 2015

    Kesan:

    Sugestif massa pada lobus kanan hepar berukuran 4,56 x 4,31 x 4,19 cm

    Saran:

    CT scan abdomen

    Hasil CT- Scan Abdomen 5 Mei 2015

    Kesan :

  • 11

    Lesi kistik di segmen 5,7, dan 8 lobus kanan hepar yang menyangat di tepi pasca

    pemberian kontras, halo sign (+) berukuran 13,1 x 9,43 x 9,4 cm > Abses hepar.

    Hepatomegali

    Efusi Pleura kanan disertai kolaps lobus bawah paru kanan.

    Organ intraabdomen lainya yang tervisualisasi dalam batas normal.

    Laporan Perasat Hati (Pungsi Abses) 29 Mei 2015

    Telah dilakukan aspirasi cairan abses dengan menggunakan jarum ciba no. 14, cairan

    sulit dikeluarkan tampaknya karena sudah mulai mengental. Dimasukkan metronidazole

    dan antibiotik garamicin. Dilakukan antiseptic sebelum tindakan, betadine 10%, lidokain

    5 ampul, dan setelah itu dikeluarkan cairan.

    V. Resume Pasien laki-laki 27 tahun datang dengan keluhan nyeri pada perut kanan atas sejak 2

    bulan SMRS. Nyeri yang dirasakan terus-menerus dan nyeri tidak dapat ditunjuk. Pasien

    pernah dirawat sebelumnya di RSPAD 1 bulan SMRS selama 22 hari dengan keluhan nyeri

    pada perut kanan atas dan juga demam 12 hari SMRS. Dengan keluhan tambahan mual,

    muntah, dan sesak napas. Selama perawatan, pasien mengalami BAB cair selama 3 hari.

    Saat dirawat, pasien di diagnosis abses hepar lobus kanan dan efusi pleura. Pada pasien

    dilakukan pungsi cairan pleura paru kanan untuk mengatasi sesaknya. Untuk absesnya akan

    dilakukan pungsi abses, karena pasien harus menunggu kelengkapan alat, maka pasien

    dipulangkan terlebih dahulu. Untuk sekarang, keluhan demam, mual, muntah, sesak, dan

    BAB cair disangkal. BAB dan BAK pasien normal. Pasien merasa perutnya penuh sehingga

    pasien tidak memiliki napsu makan. Selama sakit 2 bulan ini berat badan pasien telah turun

    5 kg. Pasien memiliki kebiasaan merokok, 1 bungkus pehari dan karena pekerjaan pasien

    yang seorang TNI, pasien sering ditugaskan keluar P. Jawa seperti Sulawesi dan Maluku.

    Dari pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan hepar teraba membesar 2 jari (4cm)

    dibawah arcus costae, dengan pinggiran lancip, konsistensi kenyal, dan permukaan halus.

    Terdapat nyeri tekan pada hepar. Terdapat nyeri tekan regio hipkondriak dextra.

    Dari pemeriksaan penunjang laboratorium terakhir tanggal 30 mei 2015 didapatkan Hb

    menurun 11.6 g/dL, Ht menurun 35 %, eritrosit menurun 4.2 juta u/L, dan terdapat

    trombositosis 466000 u/L. Pada pemeriksaan kimia klinik 1 Juni 2015 didapatkan semua

    dalam batasan normal. Dari pemeriksaan USG abdomen didapatkan sugestif massa lobus

    kanan hepar. Pada pemeriksaaan CT-Scan Abdomen didapatkan kesan abses hepar. Telah

    dilakukan tindakan pungsi abses pada tanggal 29 Mei 2015.

  • 12

    VI. Daftar Masalah 1. Abses Hepar lobus kanan

    2. Anemia normositik normokrom

    3. Trombositosis

    VII. Pengkajian 1. Abses Hepar lobus kanan

    Anamnesis: Nyeri perut kanan atas sejak 2 bulan SMRS. Pada saat permulaan nyeri

    muncul disertai dengan demam yang naik turun. Terdapat mual, muntah, dan pasien

    sempat mengalami BAB cair.

    PF: Terdapat NT pada regio hipokondrium dextra, pada palpasi hati didapatkan

    pembesaran hepar teraba 2 jari (4cm) BAC, tepi tajam, konsistensi kenyal,

    permukaan halus, terdapat nyeri tekan.

    LaB: anemia (11.6 g/dL), trombositosis (466000 /uL)

    USG abdomen : sugestif massa pada lobus kanan hepar

    CT-Scan Abdomen : Lesi kistik di segmen 5,7, dan 8 lobus kanan hepar yang

    menyangat di tepi pasca pemberian kontras, halo sign (+) berukuran 13,1 x 9,43 x

    9,4 cm > Abses hepar.

    2. Anemia normositik normokrom

    Lab: Hb = 11,6 g/dL, MCV= 85 MCH= 28

    3. Trombositosis

    Lab: Platelet= 466.000 /uL

    VIII. Penatalaksanaan Rencana Diagnosis:

    Pemeriksaan cairan pungsi abses hepar: sitologi dan kultur untuk keperluan diagnosis

    untuk menemukan bakteri patogen dan untuk pemberian antibiotik

    USG abdomen ulang untuk melihat kantong abses setelah dilakukan pungsi abses karena

    tidak seluruh cairan abses bisa diambil karena cairan telah mengental.

    Pemeriksaan Alpha-Fetoprotein (AFP) dan CEA untuk melihat adanya kecenderungan

    kearah keganasan pada hepar.

  • 13

    Pemeriksaan feces rutin untuk melihat adanya parasit (amuba) ataupun telur atau larva

    cacing pada feces.

    Rencana Terapeutik:

    IVFD NaCl 0.9% 500 ml/8 jam

    Diet cair 1900 kal/hari

    Metronidazole 3x500 mg iv

    Ciprofloxacin 2x200 mg iv

    Rencana Edukasi:

    Mengedukasi pasien dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan,

    menjaga higienitas untuk mencegah terjadinya kekambuhan.

    IX. Prognosis Quo ad vitam : bonam

    Quo ad functionam : dubia ad bonam

    Quo ad sanationam : dubia ad bonam

    X. Follow Up

    3 Juni 2015 4 Juni 2015 S Nyeri perut kanan atas membaik, mual dan

    muntah (-), demam (-). Napsu makan mulai membaik. BAB dan BAK lancar dan normal

    Nyeri perut kanan atas (-). Nafsu makan membaik. Mual dan muntah (-). Pasien ingin BAB dan BAK lancarpulang ke rumah.

    O Keadaan Umum: tampak sakit sedang Kesadaran: Kompos Mentis TTV: tekanan darah 110/70 mmHg. N: 72 x/mnt. Suhu: 36.5oC. Mata: konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- Jantung: B I dan II regular, normal, murmur -, gallop Paru: Vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/- Abdomen: perut datar, Hepar teraba 2 jari dibawah arcus costae, NT hepar (+), BU (+) normal, venektasi -, undulasi -, shifting dullness - Ekstremitas= CRT < 2 detik, edema

    Keadaan Umum: tampak sakit sedang Kesadaran: Kompos Mentis TTV: tekanan darah 1280/60 mmHg. N: 85 x/mnt. Suhu: 36.8oC. Mata: konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- Jantung: B I dan II regular, normal, murmur -, gallop Paru: Vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/- Abdomen: perut datar, hepar teraba 2 jari BAC, NT berkurang, BU (+) normal, venektasi -, undulasi -, shifting dullness - Ekstremitas= CRT < 2 detik, edema Lab: AFP 2.29, CEA 2.4, Feces rutin dalam batas normal. X-ray thorax dalam batas normal

    A Abses hepar lobus kanan Abses hepar lobus kana P Cek feses rutin, AFP, CEA

    Rencanakan rontgen thorax Diet lunak 1900 kal IVFD NS 0.9% 500cc/8 jam Metronidazole 3x500 mg iv

    Pasien direncanakan pulang Resep pulang: Metronidazole 3x500 mg (PO) Ciprofloxacin 2x500 mg (PO)

  • 14

    Ciprofloxacin 2x200 mg iv OMZ 2x 20mg Sucralfat 3C1

  • 15

    Analisa Kasus

    Abses Hepar

    Masalah utama pada pasien ini adalah abses hepar. Abses hati adalah bentuk infeksi pada

    hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang

    bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan

    pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam

    parenkim hati.1

    Secara umum, abses hati terbagi 2, yaitu abses hepar amebik (AHA) dan abses hepar

    piogenik (AHP). AHA merupakan salah satu komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang paling

    sering dijumpai di daerah tropik/subtropik, termasuk Indonesia. Penyakit AHA masih menjadi

    masalah kesehatan terutama di daerah dengan strain virulen Entamoeba histolytica (E.

    Histolytica) yang tinggi. Abses hati amebik merupakan komplikasi ekstra intestinal yang paling

    sering terjadi akibat infeksi E. histolytica yaitu pada 1-25 % (rata-rata 8,1 %) penderita dengan

    amebiasis intestinalis klinis. Entamoeba histolytica mempunyai 3 bentuk yaitu: bentuk minuta,

    bentuk kista, dan bentuk aktif (vegetatif).1

    AHP dikenal juga sebagai hepatic abscess, bacterial liver abscess, bacterial abscess of the

    liver, bacterial hepatic abscess. AHP ini merupakan kasus yang relatif jarang, pertama

    ditemukan oleh Hippocrates (400 SM) dan dipublikasikan pertama kali oleh Bright pada tahun

    1936. Sedangkan etiologi AHP adalah enterobacteraceae, microaerophilic streptococci,

    anaerobic streptococci, klebsiella pneumonia, bacteroides, fusobacterium, staphylococcus

    aureus, staphylococcus milleri, candida albicans, aspergillus, actinomyces, eikenella corrodens,

    yersinia enterocolitica, salmonella typhi, brucella melitensis dan fungal. 1

    Infeksi dari hati dapat juga berasal dari :1,2

    1. Sistem biliaris langsung dari kandung empedu atau melalui saluran-saluran empedu.

    2. Viscera abdomen melalui vena porta yaitu secara langsung atau pieloflebitis atau embolisasi. Biasanya berasal dari apendisitis, diverticulitis atau penyakit Crohn. Kolitis ulseratif jarang dengan abses hati.

    3. Arteri hati pada bakterimia/septikemia akibat infeksi ditempat lain.

    4. Penyebaran langsung dari infeksi organ sekitar hati seperti gaster, duodenum, ginjal, rongga subdiafragma atau pankreas.

  • 16

    5. Trauma tusuk atau tumpul.

    6. Kriptogenik.

    Pada pasien ini pada anamnesis didapatkan keluhan nyeri pada perut kanan atas yang terus

    menerus dan tidak menjalar. Sebelumnya, 1 bulan SMRS pasien dirawat selama 22 hari dengan

    keluhan yang sama tetapi ditambah dengan keluhan demam yang naik turun serta menggigil.

    Selain itu pasien mengalami sesak napas, mual dan muntah. Dalam masa perawatan pasien juga

    mengalami BAB cair selama 3 hari, BAB berampas, berwarna kekuningan, tidak berlendir dan

    berdarah. Dari hasil CT scan pasien mengalami abses hepar pada lobus kanan dan terdapat efusi

    pleura paru kanan. Riwayat penyakit sebelumnya yang bisa menjadi sumber infeksi seperti

    appendisitis ataupun penyakit sistem biliaris seperti kolesistitis ataupun kolelitiasis disangkal

    oleh pasien. Pasien yang merupakan seorang TNI sering ditugaskan keluar Pulau Jawa, riwayat

    travelling ini perlu dipikirkan untuk kemungkinan abses hepar amebik karena kemungkinan

    pasien ke daerah endemik besar.

    Untuk mendiagnosis abses hepar pertama dengan anamnesis, pada pasien ini didapatkan

    gejala klinis yang menjurus kepada abses hepar seperti nyeri pada perut kanan atas yang terus

    menerus disertai dengan demam yang disertai dengan mengigil. Terdapat pula mual, muntah dan

    BAB cair. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hepatomegali, hepar teraba 2 jari atau 4cm

    dibawah arcus costae, bertepi tajam, permukaan halus, konstensi kenyal, dan terdapat nyeri tekan

    pada hepar (painful hepatomegaly). Pada hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia

    normositik normokrom dan trombositosis. Leukositosis tidak didapatkan pada pasien ini karena

    pasien ini telah mendapatkan antibiotik sebelumnya. Untuk memastikan, diperlukan

    pemeriksaan penunjang yaitu USG abdomen atau CT-Scan abdomen. Pemeriksaan USG ataupun

    CT-Scan abdomen sama-sama memiliki sensitivitas yang tinggi yaitu antara 89-99%.2

    Pemeriksaan USG sering dilakukan sebagai media diagnostik untuk abses hepar karena cukup

    sensitif, noninvasif, dan cost effective serta dapat digunakan sebagai pemandu aspirasi abses

    untuk diagnostik dan terapi.2 Pasien ini melakukan USG abdomen dan didapatkan kesan sugestif

    abses hepar lobus kanan. Untuk lebih meyakinkan dilakukan CT-Scan abdomen pada pasien ini,

    didapatkan kesan lesi kistik di segmen 5,7, dan 8 lobus kanan hepar yang menyangat di tepi

    pasca pemberian kontras, halo sign (+) berukuran 13,1 x 9,43 x 9,4 cm dengan kesimpulan abses

    hepar. Lalu didapatkan juga efusi pleura pada paru kanan.

    Untuk efusi pleura pada pasien ini, hal inilah yang menyebabkan pasien sesak napas, lalu

    dilakukan pungsi cairan pleura paru kanan. Untuk absesnya, pasien direncanakan untuk

    dilakukan pungsi abses pada hepar. Pungsi abses hepar dilakukan dalam pantauan hasil CT atau

  • 17

    USG sebagai marker.5 Pungsi abses hepar ini sangat penting dilakukan untuk kepentingan

    diagnostik dan terapi. Pemeriksaan kultur pada cairan abses diperlukan untuk mengetahui

    patogen penginfeksi atau etiologi dan untuk pemilihan terapi antibiotik yang sesuai.3 Pada pasien

    ini, dilakukan pungsi abses, tetapi tidak seluruh cairan abses dapat terambil karena cairan abses

    telah mengental. Pada kasus ini karena sudah mengental, maka dianjurkan bisa dilakukan

    percutaneous catheter drainage ( PCD) sebagai pilihan.5

    Setelah dilakukan pungsi abses, pasien merasakan bahwa nyeri pada perutnya berangsur

    berkurang, tetapi nyeri tekan pada hepar dan hepatomegali tetap masih ada. Hal ini dikarenakan

    tidak seluruh abses dapat terambil. Pada pasien ini dipikirkan juga kearah keganasan pada hepar

    maka dilakukan test Alpha-fetoprotein (AFP) yang merupakan tumor marker pada hepar. Kadar

    AFP pada pasien ini dalam batasan normal. Dipikirkan juga keganasan pada organ saluran cerna

    seperti usus, makan dilakukan pengecekan CEA yang merupakan tumor marker pada keganasan

    di usus dan pankreas. Kadar CEA pada pasien ini juga dalam batasan normal. Pemeriksaan feses

    rutin pada pasien ini dalam batasan normal.

    Terapi pada pasien ini diberikan metronidazole 3x500 mg dan ciprofloxacin 2x200mg.

    Karena belum diketahui etiologi dari abses maka dapat diberikan broad spectrum antibiotik dan

    anti ambebik secara bersamaan.5 Pemberian metronidazole dilakukan sebagai anti amebik karena

    pasien ini lebih mengarah pada abses hati amebik. Pemberian metronidazole dilakukan selama 7-

    10 hari.4 Sembilan puluh lima persen abses hepar amebik tanpa komplikasi membaik dengan

    pemberian metronidazole saja.4 Gejala klinis membaik dalam waktu 24 jam.4 Seharusnya apabila

    mengarah kearah abses hati amebik, bisa diberikan luminal agent seperti paromomycin atau

    iodoquinol untuk mengeradikasi amebiasis intestinal dan mencegah terjadinya relapsnya

    infeksi.5

    Prognosis pada pasien ini quo ad vitam adalah bonam karena pada pasien ini, abses hepar

    yang dialami pasien merupakan tanpa komplikasi jadi tidak mengancam jiwa. Dari pemeriksaan

    fungsi hati, SGOT dan SGPT dalam batasan normal mendakan bahwa abses belum sampai

    mengganggu kerja hepar. Dari hasil pemeriksaan tumor marker AFP dan CEA dalam kadar

    normal menandakan tidak ada tanda keganasan. Untuk quo ad sanationam adalah dubia ad

    bonam, karena pasien harus menjaga kebersihan dan higienitas diri dan lingkungan, jika tidak

    mungkin saja penyakit ini akan relaps. Untuk quo ad fungtionamnya adalah dubia ad bonam,

    karena absesnya tidak semua bisa diaspirasi pada saat pungsi abses, jadi harus terus dipantau dan

    diterapi dengan USG abdomen ulang dan terapi antibiotik adekuat agar tidak merusak fungsi

    dari hepar.

  • 18

    Tabel 1. Faramakoterapi dari abses hepar amebik6

  • 19