faktor-faktor yang membentuk keputusan …digilib.unila.ac.id/21383/2/skripsi full.pdf · dimana...

152
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENONTON FILM DI BIOSKOP (Studi pada Remaja di Kota Bandar Lampung) (Skripsi) Oleh ARISA SAMARA ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: phungkhanh

Post on 03-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENONTON FILM DI BIOSKOP

(Studi pada Remaja di Kota Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

ARISA SAMARA

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

ABSTRACT

FACTORS THAT SHAPE THE DECISION OF CONSUMER TO WATCH

MOVIES IN THEATERS

(Studies on Teens in Bandar Lampung City)

By

ARISA SAMARA

The purpose of this study was to determine the factors that make a decision decided

by teens to watch movies. Inferential statiscal analysis of this study using factor

analysis test. The results of this study are six factors that formed after doing the

rotation . The first factor is the factor which the status of the respondents have an

average employment status as a student or students prioritize their lifestyle . Personal

factors have an enormous influence in the formation of the decision . Environmental

factors and those closest to the consumer who has a closeness with my brother and

sister will get to watch a great influence on cinema . Reference factor , active

teenagers organized will undoubtedly greatly affect the formation of the decision to

the movies . Factors attitude , the attitude is determined from the customer's

perspective to the cinema . Factors of learning , curiosity and experience that makes

consumers compelled consumers to watch at the cinema .

Keyword: Cultural Factors, Social Class Factors, Social Factors, Personal

Influence Factor, Psychological Factors, Situasion Factor, Family Factors.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN KONSUMEN

UNTUK MENONTON FILM DI BIOSKOP

(Studi pada Remaja di Kota Bandar Lampung)

Oleh

ARISA SAMARA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk

keputusan remaja untuk menonton di bioskop. Analisis statistik inferensial penelitian

ini menggunakan uji analisis faktor. Hasil dari penelitian ini adalah adanya enam

faktor yang terbentuk setelah dilakukannya rotasi. Faktor pertama adalah faktor status

dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau

pelajar mengedepankan gaya hidup yang mereka miliki. Faktor pribadi memiliki

pengaruh yang sangat besar dalam pembentukkan keputusan. Faktor lingkungan dan

orang terdekat bagi konsumen yang mempunyai kedekatan dengan kakak dan adik

akan mendapatkan pengaruh yang besar untuk menonton di bioskop. Faktor

referensi, remaja yang aktif diorganisasi pasti akan sangat mempengaruhi

pembentukkan keputusan menonton di bioskop. Faktor sikap, sikap sangat ditentukan

dari pandangan konsumen terhadap bioskop. Faktor pembelajaran, rasa ingin tahu dan

pengalaman yang dimiliki konsumen membuat konsumen terdorong untuk menonton

di bioskop.

Kata kunci: Faktor Budaya, Faktor Kelas Sosial, Faktor-faktor Sosial, Faktor

Pengaruh Pribadi, Faktor Psikologis, Faktor Situasi, Faktor Keluarga.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN KONSUMEN

UNTUK MENONTON FILM DI BIOSKOP

(Studi pada Remaja di Kota Bandar Lampung)

Oleh

ARISA SAMARA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai

SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar
Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar
Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar
Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di DKI Jakarta, tercatat pada tanggal

04 Desember 1994, sebagai anak kedua dari tiga

bersaudara. Hadir kedunia melalui rahim wanita yang

istimewa dan luar biasa yang hingga saat ini selalu

mendampingi penulis, Mami-ku Rosiana, Beliaulah yang

membuat penulis menemukan arti penting bahwa

kegagalan dan kesakitan merupakan ujian yang harus dilewati agar selalu

bersyukur akan nikmat yang diberikan-Nya dan senantiasa ingat kepada Sang

Pencipta. Kepada Papi-ku Phang Djan Bu (Christian Pangestu) yang telah

memberikan pelajaran hidup bahwa harus selalu kuat dalam menjalani setiap

cobaan yang ada sehingga menjadi pibadi yang luar biasa.

Terlahir di DKI Jakarta menjadi kebanggan bagi penulis tidak merasakan

kesulitan seperti orang lain yang terlahir di wilayah terpencil. Menamatkan

pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Strada Tunas Bangsa, Tanggerang

tahun 2000 dan melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 03 Pademangan

Barat, Jakarta Utara selama enam yang diselesaikan penulis dengan tepat waktu

pada tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMPN 42 Jakarta Utara selama tiga tahun yang

diselesaikan pada tahun 2009, dan setelah itu penulis terus melanjutkan

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA 40 Jakarta Utara selama

tiga tahun dan lulus pada tahun 2012.

Tahun 2012, penulis mendaftar memasuki Perguruan Tinggi Negeri dan pada

akhirnya penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur

SNMPTN (Undangan). Pengabdian penulis sebagai Mahasiswa pada Almamater

Universitas Lampung, penulis menyelami organisasi internal jurusan yaitu

Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Administrasi Bisnis FISIP

sebagai Anggota Bidang Kreativitas dan Teknis pada periode kepengurusan 2014-

2015.

Pada tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Muara

Tenang Timur, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung

selama 40 hari. Dalam kesempatan KKN tersebut penulis aktif diberbagai

kegiatan kampung dalam mengamalkan ilmu yang telah didapatkan di bangku

kuliah selama penulis berproses di Universitas Lampung. Semoga penulis

senantiasa menjadi pribadi yang selalu menuju kearah yang lebih baik, member

hal-hal positif bagi banyak orang, dan bermanfaat untuk agama, nusa dan bangsa.

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

MOTTO

Mengalah Untuk Kemenangan Abadi

(Arisa Samara)

Hidup Cukup

(Arisa Samara)

Yang Terpenting Adalah Semangat Untuk Menularkan

Kebaikan Kepada Sesama. Belajar Tak Mengenal Ruang.

Ia Hanya Butuh Waktu Serta Kesabaran

(@SRbergerak)

Mencari Muka Di Depan Tuhan

(@SRbergerak)

I Have Many Problems in My Life. But My Lips Don’t

Know That. They Always Smile.

(Charlie Caplin)

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT Kupersembahkan Karya Kecilku ini untuk:

Kedua Orang Tuaku yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa untuk kesuksesanku

Untuk kakak dan adikku yang membuat aku termotivasi untuk menjadi anak yang sukses dan membanggakan keluarga

Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa

Almamater Tercinta

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

SANWACANA

Assalamualai’kum wr.wb

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini

“Faktor-faktor yang Membentuk Keputusan Konsumen untuk Menonton

Film di Bioskop (Studi pada Remaja di Kota Bandar Lampung)”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Penulis

menyadari bahwa selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan

terimakasih banyak kepada:

1. ALLAH SWT

2. Teristimewa untuk kedua Orang Tuaku tercinta Rosiana dan Phang Djan Bu

(Christian Pangestu), terimakasih telah membesarkan saya sehingga saya bisa

menjadi seperti sekarang ini, terima kasih atas semua pelajaran hidup yang

diberikan selama ini, meskipun baik atau buruk telah memberikan saya

pengalaman dan mudah-mudahan saya bisa lebih baik lagi dari kedua orang

tua saya, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan tidak ada batasnya dan

telah memberikan motivasi, semangat, serta kepercayaan kepada saya selama

proses menyelesaikan skripsi ini dan mendoakan penulis agar kelak menjadi

anak yang sukses dan berguna bagi keluarga.

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

3. Kokoku Archie Syena, S.E dan adikku Andre Sayres, terimakasih telah

memberikan motivasi dan selalu mendoakan saya selama proses

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak kita menjadi orang yang sukses

dunia akhirat dan menjadi anak yang membanggakan orang tua.

4. Oma, Alm.Opa, Tante Irma Septiana, Om Agus Sumardien dan Adik

sekaligus anak semata wayang tersayang Salsabilla Yusra Juneeta terimakasih

telah membantu proses perkuliahan saya dari awal hingga akhir, maaf jika

selama ini saya selalu merepotkan, terimakasih telah memberikan semangat,

motivasi, dan doa selama saya dalam proses mengerjakan skripsi ini hingga

selesai. Semoga semua kebaikan ini menjadi pahala yang berlimpah untuk

kita semua.

5. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. A. Effendi, M.M., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

8. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

9. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku

Dosen Penguji pada ujian skripsi. Terimakasih untuk bimbingan, kritik, dan

saran selama penyusunan skripsi ini.

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

10. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Administasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung.

11. Bapak Dr. Nur Efendi, S.Sos., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta bersedia

meluangkan waktu untuk penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

12. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas

Lampung yang telah banyak membantu penulis.

13. Seluruh dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas

Lampung, terimakasih atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selama

ini kepada penulis.

14. Keluarga besar Mami dan Papi serta saudara-saudaraku yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu yang turut mendoakan untuk kelancaran dalam

mengerjakan skripsi ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.

15. Karikatur, sahabat seperjuangan dimasa kuliah (Annisa Safitri, Dita Ayu

Octavia, Dwi Putri Lestari, dan Silvida Dwi Rani), terimakasih buat elo elo

semua ya gengss, nijun yang selalu lama kalo mikir dari awal semester sampe

sekarang semoga cepet dapet jodoh yaa inget umur udah berapa, budee yang

selalu perhatian sama teman-temannya, oia makasih ya bude udah nemenin

eke di gsg pas vida misahin gua sama putri, semoga bude cepet dilamar sama

pacarnya yang di Saudi Arabia dengan mahar onta, sahabat dari tanggal 17

Agustus 2012 putri kluwek, makasih ya put udah nemenin eke dilapangan

bola unila disaat eke hanya sendiri makasih udah mau nebengin ke kampus

dan ga pernah minta ongkos *candawek semoga otak lo sembuh ya, dan vida

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

makasih udah memisahkan eke dengan kluwek di gsg, semoga bisa memilih

diantara dua laki-laki, saying kalian semua gengss.

16. Rangga Purbaya, terima kasih telah membantu proses perkuliahan sehingga

saya bisa menyelesaikan perkuliahan ini, terima kasih atas motivasi, semangat

serta kesabarannya, semoga kita sukses bersama dan bisa menyelesaikan

tanggung jawab kita masing-masing.

17. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan saya saat SMA yaitu,

CEKEJU( Anggi Marwa, Ajeng, Afra, Niah Bumil, Sarah Anak SD, Ulan

Buras, Ulan Semok, Della Cina, Vita Ndutt, dan Depe) telah memberikan

semangat, motivasi, dan doa yang begitu besar manfaatnya untuk saya

semoga kita sukses di Dunia maupun di Akhirat.

18. Terima kasih kepada teman-teman #SR, terima kasih kepada Om Haji Eded

De Nero yang sudah saya anggap sebagai ayah angkat saya dan yang

terkhusus Kurir #SR Lampung, dr.widhi astuti, mba rinta, mas akhid, kang

deri, kang arif, mas seno, mba siska, mba nia, mba lili, mba tri dan mas evand

semangat untuk kita semua agar bisa selalu menyampaikan amanah kepada

para dhuafa #SalamTembusLangit.

19. Rekan-rekan rombongan anak alam (Afiks, Dimas Eldi Rosi., S.AB, BAKSO

BANGOR, Sentong, Guswindi, Fidel, Risyah Aprigasi., S.AB, Ardi, Widi,

dan Eri), terimakasih telah memberikan candatawa di dalam kehidupanku.

Terimakasih untuk motivasi dan saran yang selalu diberikan, semoga saya

mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan terimakasih untuk

pengalaman selama masa kuliah ini. Semoga dikemudian hari kita bertemu

dengan kesuksesan kita masing-masing.

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

20. Rekan-rekan di Kafe Bisnis (Zulian, Jojo, Bona, Arman, Jaka, Nick, dan

Daru), terimakasih atas pengalaman dan kisah yang telah kalian berikan dan

terimakasih untuk motivasi serta dukungan kalian selama proses Skripsi ini.

Semoga dikemudian hari kita bertemu dengan kesuksesan kita masing

masing.

21. Kak Mayroni., S.AB., M.Si terima kasih telah menjadi pembimbing ekternal,

terima kasih atas masukan dan arahan selama pengerjaan skripsi, semoga

cepat move on dan nikah.

22. Rekan-rekan seperjuangan Administrasi Bisnis 2012 mulai dari Fidya and the

gengs, Viyana and the gengs, Yunita and the gengs, Huda and the bad boys,

Bagus and the bad boys, Riza and the ukhti, Wiwin and the gengs, Mas

Mahfudin and the ikhwan, gengs Wnya 4kali dan seluruh teman-teman

Administasi Bisnis 2012 yang saya banggakan. Terimakasih atas pengalaman

dan kisah yang telah kalian berikan dan semoga kita dapat bertemu lagi

dikemudian hari dengan membawa kesuksesan kita untuk membanggakan

orang-orang disekitar kita.

23. Mba Amanda Zavhi Tania, S.A.B dan seluruh rekan-rekan 2010, terimakasih

atas dukungan, motivasi, dan membantu selama proses Skripsi ini, serta

terimakasih atas pengalaman dan kisah yang telah diberikan selama saya

kuliah dan semoga kita dapat bertemu dikemudian hari dan membawa

kesuksesan masing-masing.

24. Teman-teman Administrasi Bisnis 2011, 2013, 2014, dan 2015 yang

senantiasa membantu saya dalam memberikan kritik dan saran untuk

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

kemajuan saya kedepannya. Untuk adik tingkat semangat terus kuliahnya dan

kejar impian kalian.

25. Untuk seluruh pengurus HMJ periode 2015-2016 semangat kedepannya

bangunlah HMJ kita, sayangi HMJ kita, dan kenalkan kepada Indonesia

bahwa UNILA punya Administrasi Bisnis yang patut untuk dibanggakan.

26. Rekan-rekan SMA. Terimakasih telah menjadi teman dibangku SMA hingga

saat ini. Semoga kemudian hari kita dapat mencapai kesuksesan kita masing-

masing.

27. Keluarga Bapak Santoso, terimakasih sampai saat ini selalu mendukung dan

mendoakan saya dalam proses menyelesaikan skripsi ini, serta terimakasih

sudah menyayangi dan menjaga saya selama 40 hari manjalani KKN di Desa

Muara Tenang Timur. Semoga suatu saat nanti saya bisa bertemu kembali.

28. Terimakasih kepada rekan-rekan KKN Desa Muara Tenang Timur,

Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji. Untuk Kapten Riwan, Dewi,

Sule Merana, Meta, Robert dan Restu anak cabutan, terimakasih atas

kerjasamanya selama 40 hari kita menjalani KKN semoga kita dapat selalu

bermanfaat bagi orang lain.

29. Terima Kasih kepada Almamater Tercinta yang telah memberikan saya

kesempatan untuk berproses di bangku perkuliahan hingga selesai.

Bandar Lampung, 18 Februari 2016

Penulis

Arisa Samara

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 9 2.1 Keputusan Pembelian ......................................................... 9

2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian ............................. 9

2.1.2 Proses Keputusan Membeli ...................................... 9

2.1.2.1 Peranan Membeli ......................................... 10

2.1.2.2 Tahap dalam Proses Keputusan Membeli.... 11

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .. 16

2.2.1 Faktor Budaya .......................................................... 16

2.2.1.1 Komponen-Komponen Budaya ................... 17

. 2.2.2 Faktor Kelas Sosial .................................................. 19

2.2.2.1 Variabel Kelas Sosial ................................... 20

2.2.2.2 Sifat Kelas Sosial ......................................... 23

2.2.2.3 Penentu Kelas Sosial ................................... 24

2.2.2.4 Pendapatan atau Kelas Sosial ...................... 27

2.2.3 Faktor-Faktor Sosial ................................................. 27

2.2.3.1 Kelompok Referensi .................................... 27

2.2.3.2 Faktor yang Menentukan Kekuatan

Pengaruh Kelompok .................................... 29

2.2.4 Faktor Pengaruh Pribadi ........................................... 30

2.2.4.1 Teori-Teori Kepribadian .............................. 33

2.2.4.2 Nilai dan Gaya Hidup .................................. 36

2.2.5 Faktor Psikologis ...................................................... 37

2.2.5.1 Kepribadian.................................................. 38

2.2.6 Faktor Situasi .......................................................... 40

2.2.6.1 Pengertian Pengaruh Situasi ........................ 40

2.2.6.2 Macam-Macam Situasi Konsumen .............. 41

2.2.7 Faktor Keluarga ....................................................... 43

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

ii

2.2.7.1 Pengertian Keluarga..................................... 43

2.2.7.2 Variabel-Variabel yang Mempengaruhi

Keluarga ....................................................... 45

2.2.7.3 Peranan Individu dalam Pembelian

Keluarga ....................................................... 46

2.3 Penelitian Terdahulu .......................................................... 47

2.4 Kerangka Pemikiran ........................................................... 49

2.5 Hipotesis ............................................................................. 53

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 54 3.1 Jenis Penelitian ................................................................... 54

3.2 Definisi Konseptual ............................................................ 54

3.3 Definisi Operasional ........................................................... 57

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 58

3.4.1 Populasi .................................................................... 58

3.4.2 Sampel ...................................................................... 58

3.5 Teknik Pengambilan Sampel .............................................. 59

3.6 Sumber Data ....................................................................... 59

3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 59

3.8 Skala Pengukuran ............................................................... 60

3.8.1 Cara Perhitungan MSI .............................................. 61

3.9 Teknik Analisis Data .......................................................... 62

3.9.1 Uji Validitas Kuesioner ............................................ 62

3.9.2 Uji Realibilitas ......................................................... 64

3.9.3 Analisis Faktor ......................................................... 65

3.9.3.1 Tujuan Analisis Faktor ................................ 66

3.9.3.2 Fungsi Analisis Faktor ................................. 67

3.9.3.3 Penentuan Jumlah Faktor ............................. 67

3.9.3.4 Penamaan Faktor yang Terbentuk ............... 69

3.9.3.5 Asumsi Analisis faktor ................................ 69

3.9.3.6 Langkah-Langkah Analisis Faktor .............. 70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 72

4.1 Gambaran Umum ............................................................... 72

4.1.1 Sejarah Bioskop di Indonesia ................................... 72

4.1.2 Sejarah Bioskop di Bandar Lampung ...................... 74

4.2 Karakteristik Responden .................................................... 80

4.3 Hasil Penelitian .................................................................. 82

4.3.1 Deskripsi Distribusi Jawaban Responden ................ 82

4.4 Analisis Faktor ................................................................... 101

4.4.1 Uji Interdependensi Variabel ................................... 102

4.4.2 Nilai Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) dan Ukuran

Kecukupan Sampling ............................................... 102

4.4.3 Uji Bartlett’s ............................................................. 106

4.4.4 Ekstraksi Faktor ....................................................... 106

4.4.5 Rotasi Faktor ............................................................ 107

4.4.6 Pembahasan Hasil Analisis Faktor ........................... 111

4.4.6.1 Faktor Status ................................................ 111

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

iii

4.4.6.2 Faktor Pribadi .............................................. 114

4.4.6.3 Faktor Lingkungan dan Orang Terdekat...... 116

4.4.6.4 Faktor Referensi........................................... 119

4.4.6.5 Faktor Sikap ................................................. 121

4.4.6.6 Faktor Pembelajaran .................................... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 124

5.1 Kesimpulan .................................................................... 124

5.2 Saran .............................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Penonton Bioskop di Kota Bandar Lampung ......................... 3

1.2 Data Harga Tiket Masuk ................................................................. 6

2.1 Ciri-ciri Kepribadian Seseorang ..................................................... 35

2.2 Inventory Gaya Hidup..................................................................... 36

2.3 Karakteristik Konsumen Bedasarkan Aspek Outer Directed,

Inner Directed, dan Need Driven.................................................... 36

2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 48

3.1 Operasional Variabel ...................................................................... 57

3.2 Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian .......................... 61

3.3 Pre-Test 30 Responden Validitas .................................................... 63

3.4 Pre-Test 30 Responden Realibilitas ................................................ 64

4.1 Distribusi Responden Bedasarkan Usia .......................................... 80

4.2 Distribusi Responden Bedasarkan Jenis Pekerjaan......................... 81

4.3 Distribusi Responden Bedasarkan Jenis Kelamin........................... 82

4.4 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan

Menonton di Bioskop. ..................................................................... 83

4.5 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh

Lingkungan Masyarakat.................................................................. 84

4.6 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Tempat Tinggal ............ 84

4.7 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kelas Sosial. ................. 85

4.8 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status Pekerjaan ........... 86

4.9 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status Pendapatan. ....... 86

4.10 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status Sosial ................. 87

4.11 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Keluarga ....... 88

4.12 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi Sahabat

Karib. .............................................................................................. 88

4.13 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi Tetangga ...... 89

4.14 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi

Kelompok Agama .......................................................................... 90

4.15 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status dan Peranan ....... 90

4.16 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Usia. ............................. 91

4.17 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Keadaan Ekonomi ........ 91

4.18 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kepribadian .................. 92

4.19 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Konsep Diri .................. 93

4.20 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Motivasi ....................... 94

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

v

4.21 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kepercayaan Diri ......... 94

4.22 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Sikap............................. 95

4.23 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Proses Belajar ............... 96

4.24 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Lokasi Geografis .......... 96

4.25 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi Orang

Lain ................................................................................................ 97

4.26 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Waktu ........................... 98

4.27 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Suasana Hati ................. 98

4.28 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Ayah ............. 99

4.29 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Ibu ................ 100

4.30 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Kakak

dan Adik ......................................................................................... 100

4.31 Anti Image Matrix Pengujian Ke-1................................................. 103

4.32 Anti Image Matrix Pengujian Ke-2 ................................................ 104

4.33 Anti Image Matrix........................................................................... 105

4.34 Penentu Faktor untuk Analisis Selanjutnya .................................... 107

4.35 Komponen Matriks Setelah Rotasi ................................................. 110

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Model Empat Tahap Proses Membeli ............................................... 11

2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 52

4.1 Uji KMO and Bartlett’s Test Ke-1 .................................................... 103

4.2 Uji KMO and Bartlett’s Test Ke-2 .................................................... 104

4.3 KMO and Bartlett’s Test ................................................................... 105

4.4 Pembentukkan Faktor-faktor Setelah Rotasi ..................................... 123

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap individu memerlukan hiburan setelah seharian menjalakan kegiatan rutin

sehari-hari. Misalnya anak-anak dan remaja setiap harinya mereka bersekolah.

Senin-sabtu waktu mereka habiskan waktunya di sekolah, setelah pulang sekolah

juga ada anak-anak atau remaja yang langsung melakukan bimbingan belajar

eksternal. Jadi waktu mereka dari pagi hingga menjelang malam mereka gunakan

untuk belajar. Orang dewasa juga menghabiskan waktu dengan bekerja seharian.

Dimulai dari pukul 08.00 WIB pagi sampai dengan pukul 17.00 WIB sore.

Kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari menuntut mereka untuk mencari

hiburan yang bisa menyegarkan kembali pikiran mereka untuk beraktifitas seperti

sediakala.

Banyak jenis hiburan, misalnya saja rekreasi ke kebun binatang, berenang, taman

bermain, mall, petualangan, menonton tv dan sebagainya. Semua jenis hiburan

bisa dinikmati bersama teman ataupun keluarga. Untuk masyarakat yang berada di

kota hiburan yang menjadi favorit mereka antara lain, jalan-jalan ke mall, makan

di restoran, karaoke, menonton film di rumah, menonton film di bioskop atau

bermain di taman. Pada zaman sekarang khususnya masyarakat yang tinggal di

kota mereka lebih memilih untuk mencari hiburan di mall. Mall tidak hanya

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

2

menjadi pusat perbelanjaan tetapi juga banyak hiburan yang disediakan oleh pihak

mall. Ada restoran, tempat bermain anak-anak, cafe, bioskop , dan lain-lain.

Untuk kalangan remaja mencari hiburan ke mall adalah cara yang paling tepat,

karena menambah wawasan mereka dan menyegarkan pikiran mereka.

Masyarakat yang tinggal di Kota Bandar Lampung lebih condong untuk memilih

mencari hiburan ke mall. Hal ini dibuktikan dari keramaian di mall yang terjadi di

setiap akhir pekan. Banyak hal yang mereka lakukan di mall. Selain untuk

mencuci mata ada juga dari mereka yang pergi ke mall untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Seperti berbelanja keperluan sehari-hari, peralatan rumah

tangga, alat-alat sekolah dan lain sebagainya. Selain itu ada juga orang yang pergi

ke mall untuk bersenang-senang. Misalnya saja bermain di area permainan,

membaca buku di toko buku yang ada, meenonton film, dan masih banyak lagi.

Menonton film merupakan salah satu pilihan yang ada di mall. Menonton di

bioskop juga menjadi salah satu pilihan untuk orang yang pergi ke mall. Jika kita

berpikir ulang kita bisa saja menonton film di rumah dengan menggunakan dvd

tetapi mereka lebih memilih untuk menonton di bioskop. Banyak media yang bisa

kita gunakan untuk menonton film selain di bioskop. Adanya VCD, DVD, film di

website mempermudah kita untuk mengakses film yang ingin kita tonton.

Mudahnya mengakses film yang kita inginkan tidak menyurutkan penggemar film

untuk tetap menonton di bioskop. Menonton di bioskop bukan fenomena yang

baru terjadi tetapi kita tidak mngetahui apa alasan para konsumen lebih memilih

untuk menonton di bioskop dibandingkan dengan mengakses sendiri film tersebut.

Untuk mengetahui hal tersebut peneliti melalukan observasi untuk mengetahui

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

3

data konsumen yang menonton di bioskop. Dilakukan observasi selama dua hari

di bioskop yang berada di Kota Bandar Lampung dimulai dari tanggal 3-4

Oktober 2015 pukul 12.00-21.30 WIB.

Tabel 1.1 Data Penonton Bioskop di Kota Bandar Lampung

Tang

gal

Th

ea

ter

Waktu Tayang

Re

ma

ja

Non

Re

maja

12.15 14.15 16.15 18.45 21.00

JK OY

M

JK OY

M

JK OY

M

JK OY

M

JK OY

M

3

Okto

ber

2015

1 170 19 170 56 170 61 170 78 170 23 116 121

2 170 11 170 22 170 26 170 35 170 12 60 46

3 170 18 170 40 170 39 170 42 170 20 43 116

4 170 4 170 7 170 10 170 17 170 6 4 40

4

Okto

ber

2015

1 170 91 170 107 170 132 170 160 170 52 102 440

2 170 87 170 115 170 122 170 153 170 48 88 437

3 170 54 170 62 170 82 170 98 170 44 34 306

4 170 49 170 77 170 90 170 113 170 34 43 320

Sumber : data primer observasi di bioskop di Kota Bandar Lampung tanggal 3-4

Oktober 2015

Dimana:

JK: Jumlah Kursi

OYM: Orang yang Menonton

Dari data diatas bisa dilihat bahwa minat konsumen untuk menonton bioskop

sangat tinggi. Jika dilihat dari data tersebut pada hari pertama dilakukannya

observasi yaitu pada hari sabtu tanggal 3 oktober 2015 konsumen remaja lebih

dominan dibandingkan dengan non remaja. Pada jam pertama pemutaran film

hampir seluruh penonton bioskop dipenuhi oleh kalangan remaja. Mereka

berbondong-bondong untuk menyaksikan film di bioskop. Banyaknya penonton

juga bisa dilihat dari jenis film yang ditayangkan. Misalnya saja film dengan jenis

komedi banyak digemari oleh kalangan remaja. Film dengan jenis komedi sangat

disukai oleh para remaja karena setelah kurang lebih 1 minggu melakukan

kegiatan rutin untuk menyegarkan kembali pikiran mereka dengan menonton film

di bioskop. Dilihat dari waktu penayangan kedua juga masih dipenuhi oleh

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

4

remaja. Tidak hanya ada remaja tetapi ada juga kalangan dewasa. Pada hari

pertama dilakukannya observasi kalangan dewasa tidak begitu dominan pada

waktu siang hari. Kalangan dewasa mulai berangsur datang pada sore hari.

Kalangan dewasa yang masih berpakaian dinas juga banyak yang datang ke

bioskop untuk menonton. Pada jam 18.00 WIB film yang di putar semakin ramai

oleh para konsumen. Dimulai dari kalangan remaja yang tidak mendominan hanya

segelintir saja. Kemudian didominan oleh kalangan dewasa sekitar umur 22 tahun

ke atas. Puncak dari keramaian yang menonton di bioskop ada pada jam 16.00

sampai jam 18.00. Pada jam penanyangan terakhir penonton makin sedikit dan

hanya ada orang dewasa.

Observasi dilanjutkan di hari kedua di jam yang sama dan tempat yang berbeda.

Pada observasi kali ini pengambilan data dilakukan di bioskop yang berada di

daerah Kedaton. Hari kedua observasi mendapatkan data yang terkumpul lebih

banyak dari hari pertama dilakukannya observasi. Observasi dilakukan pada hari

minggu, 4 oktober 2015 pukul 12.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB. Data yang

didapat pada hari kedua sangat berbeda dengan hari pertama. Di hari pertama

penonton yang datang hanya sekitar 70 orang. Dihari kedua penonton lebih ramai

dibandingkan hari pertama. Pada hari kedua penonton lebih dominan oleh

keluarga. Banyak anak-anak beserta orang tua nya yang datang ke bioskop untuk

menonton film. Selain itu juga bioskop di dominan oleh kalangan dewasa.

Pada hari kedua penonton sangat ramai memenuhi bioskop. Banyak orang tua

yang mengajak anaknya untuk menonton di bioskop. Film animasi menjadi favorit

keluarga. Tidak hanya film animasi saja yang menjadi favorit. Menonton di

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

5

bioskop menjadi hiburan tersendiri untuk para konsumen yang membutuhkan

hiburan di akhir pekan. Tidak sama dengan observasi hari pertama yang di

dominan oleh para remaja. Di hari kedua pada jam tayang film yang pertama

diramaikan oleh para oang tua yang membawa anak-anaknya untuk mencari

hiburan sejenak dari kegiatan rutin yang biasa mereka lakukan. Pada jam tayang

film yang kedua sekitar jam 14.00 WIB masih juga di dominan oleh para orang

tua yang membawa anak-anaknya. Hari yang semakin malam makin menambah

jumlah pengunjung bioskop. Kalangan dewasa yang datang untuk menghabiskan

akhir pekan dengan menonton bioskop. Di jam terakhir penayangan ada beberapa

orang tua yang mengajak anaknya untuk menonton film tetapi film yang berjenis

animasi. Kecenderungan konsumen untuk menonton ditentukan oleh jam

penayangan. Keramaian terjadi di pukul 14.00- 18.00 WIB. Dalam kurun waktu 5

jam penonton membludak untuk menonton film favorit mereka. Dipukul 12.00

orang yang ingin menonton di bioskop masih sepi di lihat dari data observasi yang

di dapat. Sama halnya dengan pukul 21.00 penonton juga berangsur sepi. Orang-

orang dewasa yang rata-rata memenuhi bioskop pada jam tersebut.

Film bukan hal yang baru bagi kita. Karena sudah ada sejak tahun 1927. Sejarah

perfilman mengalami pasang surut tergantung pada minat penonton. Menonton

film juga bisa menjadi hiburan di saat merasakan kepenatan dalam menjalankan

kegiatan rutin. Menonton film juga bisa di jadikan rutinitas untuk mengisi waktu

yang luang. Menurut LaRose perkembangan film memiliki perjalanan cukup

panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film di masa kini yang kaya dengan

efek, dan sangat mudah didapatkan sebagai media hiburan. Perkembangan film

dimulai ketika digunakannya alat kinetoskop temuan Thomas Alfa Edison yang

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

6

pada masa itu digunakan oleh penonton individual. Film awal masih bisu dan

tidak berwarna. Pemutaran film di bioskop untuk pertama kalinya dilakukan pada

awal abad 20, hingga industri film Hollywood yang pertama kali, bahkan hingga

saat ini menjadi industri perfilman populer secara global. Pada tahun

1927 teknologi sudah cukup mampu untuk memproduksi film bicara yang

dialognya dapat di dengar secara langsung, namun masih hitam-putih. Hingga

pada 1937 teknologi film sudah mampu memproduksi film berwarna yang lebih

menarik dan diikuti dengan alur cerita yang mulai populer. Pada tahun1970-an,

film sudah bisa direkam dalam jumlah massal dengan

menggunakan videotape yang kemudian dijual. Tahun 1980-an ditemukan

teknologi laser disc, lalu VCD dan kemudian menyusul teknologi DVD. Hingga

saat ini digital movie yang lebih praktis banyak digemari sehingga semakin

menjadikan popularitas film meningkat dan film menjadi semakin dekat dengan

keseharian masyarakat modern ( https://id.wikipedia.org diakses pada tanggal 06

Oktober 2015 pukul 08.02 WIB).

Tabel 1.2 Data Harga Tiket Masuk

Hari Harga

Senin s/d Kamis Rp 30.000,- & Rp 40.000,-

Jum’at Rp 40.000,- & Rp 50.000,-

Sabtu/minggu/libur Rp 50.000,- & Rp 60.000,-

Sumber : www.jadwal21.com diakses pada tanggal 07 oktober 2015 pukul 08.07

WIB

Menurut Kotler, (1996:212) Model tahap-tahap ittu paling serasi dengan

pembuatan keputusan yang kompleks, yakni membeli sesuatu yang mahal, produk

yang memerlukan keterlibatan lebih mendalam. Kita akan menggunakan model

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

7

yang menunjukkan proses lima tahap yang dilalui konsumen: pengenalan

masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, dan membuat

keputusan membeli. Model ini menekankan bahwa proses membeli dimulai jauh

sebelum tindakan membeli itu dan mempunyai konsekuensi yang panjang setelah

membeli. Hal itu mendorong para pemasar untuk memusatkan perhatiannya pada

proses membeli dari pada keputusan membeli.

Jika diihat dari pendapat Kotler diatas bahwa untuk membeli sesuatu yang mahal

merupakan hal yang kompleks dan harus dilalui beberapa tahap sampai nantinya

melakukan pembelian. Bagi sebagian remaja harga tiket bisokop yang mulai dari

Rp 30.000,- sampai dengan Rp 60.000,-/tiket cukup mahal. Tapi ada juga

sebagian remaja yang merasa itu tidak terlalu mahal. Sebelum melakukan

pembelian tiket bioskop mereka melalui tahap-tahap keputusan membeli. Dimulai

dengan pengenalan masalah, dilanjutkan dengan pencarian informasi, penilaian

alternatif sampai akhirnya semua tahap telah terlewati mereka melakukan

keputusan membeli. Banyak alternatif yang bisa diambil oleh para remaja untuk

tidak menonton film di bioskop, tetapi mereka tetap melakukan keputusan

membeli. Keputusan membeli mereka banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor baik

dari lingkungan internal maupun eksternal.

Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

remaja yang suka menonton film di bioskop, dengan judul: “Faktor-Faktor yang

Membentuk Keputusan Konsumen Untuk Menonton Film di Bioskop (Studi

pada Remaja di Kota Bandar Lampung)”.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

8

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang ada di masyarakat rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan remaja untuk

menonton bioskop di Kota Bandar Lampug.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah terdapat faktor-faktor yang membentuk keputusan untuk

menonton bioskop di Kota Bandar Lampung.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau masukan

untuk perkembangan ilmu administrasi bisnis, khususnya yang terkait

keputusan pembelian.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau masukan

untuk pihak bioskop dalam menyajikan film.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keputusan Pembelian

2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Setiadi (2003) yang dikutip oleh Sangadji & Sopiah, (2013:120) mendefinisikan

bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian

yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif

atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian

ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan

berperilaku.

2.1.2 Proses Keputusan Membeli

Para pemasar telah jauh mendalami berbagai hal yang mempengaruhi pembeli dan

mengembangkan suatu pengertian tentang bagaimana konsumen dalam

kenyataannya membuat keputusan mereka pada waktu membeli sesuatu. Para

pemasar harus mengenal siapakah yang membuat keputusan itu, bagaimana tipe

keputusan pembeli yang tercakup di dalamnya dan bagaimana langkah-langkah

dalam proses membeli itu.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

10

2.1.2.1 Peranan Membeli

Bagi beberapa produk, pembeli itu agak mudah diidentifkasi. Prianya biasanya

memilih tembakau kesukaannya, dan wanita memilih kaos kaki ketat mereka. Di

lain pihak, produk lain mencakup sebuah unit pengambilan keputusan yang

melibatkan satu orang atau lebih. Menurut Kotler, (1996:205) membedakan

beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang dalam sebuah keputusan

membeli:

1. Pengambilan inisiatif (inisiator). Pengambil inisiatif adalah orang yang

pertama-tama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau

jasa tertentu.

2. Orang yang mempengaruhi (influences). Seseorang yang memberikan

pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasehatnya diperhitungkan

dalam membuat keputusan akhir.

3. Pembuat keputusan (decides). Pembuat keputusan adalah seseorang yang ada

pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan

membeli: apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di

mana membeli.

4. Pembeli (buyer). Pembeli adalah seseorang yang akan melakukan pembelian

yang sebenarnya.

5. Pemakai (user). Pemakai adalah seseorang atau beberapa orang yang

menikmati atau memakai produk atau jasa.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

11

2.1.2.2 Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Membeli

Sumber : Kotler, (1996:212)

Gambar 2.1

Model Empat Tahap Proses Membeli

Bedasarkan pengkajian terhadap laporan banyak konsumen tentang proses

membeli “model tahap-tahap” dari proses membeli telah dikonseptualisasi oleh

para peneliti perilaku konsumen. Model tahap-tahap itu paling serasi dengan

pembuatan keputusan yang kompleks, yakni membeli sesuatu yang mahal, produk

yang memerlukan keterlibatan lebih mendalam. Kita akan mempergunakan model

itu seperti dikemukakan dalam gambar 2.1 yang menunjukkan proses lima tahap

yang dilalui konsumen: pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa

penilaian alternatif, dan membuat keputusan membeli. Model ini menekankan

bahwa proses membeli dimulai jauh sebelum tindakan membeli itu dan

mempunyai konsekuensi yang panjang setelah membeli. Hal itu mendorong para

pemasar untuk memusatkan perhatiannya pada proses membeli daripada

keputusan membeli.

Model ini mempunyai implikasi bahwa para konsumen melalui lima tahap dalam

membeli sesuatu. Hal ini tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang

kurang memerlukan keterlibatan pembeli. Para konsumen bisa melompati

beberapa tahap atau urutannya tidak sesuai. Karena itu, seorang wanita yang

Pengenalan

masalah

Pencarian

infomasi

Penilaian

alternatif

Keputusan

membeli

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

12

berniat membeli merek pasta gigi yang sudah terbiasa dipergunakannya, akan

melalui tahap langsung dari mulai munculnya kebutuhan untuk membeli hingga

keputusan membeli pasta gigi, dan tahap pencarian informasi dan evaluasi

dilompati saja. Menurut Kotler, (1996:213) kita akan mempergunakan model

seperti gambar 2.1, karena model ini menunjukkan proses pertimbangan

selengkapnya muncul pada seorang konsumen menghadapi pembelian produk

yang baru memerlukan keterlibatan yang lebih mendalam.

1. Pengenalan masalah (program recognition). Proses pembeli dimulai dengan

pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan

antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang dinginkannya. Kebutuhan itu

dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Para

pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakkan kebutuhan

atau minat tertentu dalam konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen

untuk memperolah jawaban, apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah

yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul, dan bagaimana

kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk tertentu

itu.

2. Pencarian informasi. Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya

mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi.

Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan

kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak,

kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen

mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat

aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

13

Andaikata konsumen berusaha untuk menghimpun informasi lebih banyak,

kita dapat membedakan dua tingkat yaitu: konsumen yang mencari informasi

dalam ukuran sedang-sedang saja dan keadaan demikian disebut perhatian

yang meningkat. Sebarapa giat dia mencari informasi itu tergantung pada

kuat-lemahnya dorongan kebutuhannya, banyaknya informasi yang telah

dimilikinya, kemudahan memperopleh informasi tambahan, penilaiannya

terhadap informasi tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya dari kegiatan

mencari informasi itu. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi

meningkat tatkala konsumen mulai bergerak dari keputusan situasi

pemecehan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang lebih luas.

Menurut Kotler, (1996:214) yang menjadi pusat perhatian para pemasar

adalah sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan konsumen

dan pengaruh relatif dari setiap informasi itu terhadap rangkaian keputusan

membeli. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat

kelompok:

1. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan).

2. Sumber niaga (periklanan, petugas penjualan, penjual, bungkus dan

pameran).

3. Sumber umum (media massa, organisasi konsumen).

4. Sumber pengalaman (pernah menangani, menguji, mempergunakan

produk).

Sumber-sumber informasi ini memberikan pengaruh yang relatif berbeda-

beda sesuai dengan jenis produk dan cirri-ciri pembeli. Pada umumnya

dikatakan bahwa konsumen menerima sebagian besar informasi tentang

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

14

sebuah produk dari sumber-sumber yang bersifat niaga, yakni sumber-sumber

yang dikuasai oleh para pemasar. Namun sebaliknya penerimaan informasi

yang paling efektif cenderung datang dari sumber-sumber pribadi. Setiap

macam sumber bisa melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi

keputusan membeli. Informasi yang bersifat niaga biasanya berfungsi

pemberitahuan dan sumber pribadi berfungsi pengukuhan dan/atau penilaian.

Mengenai sumber informasi yang dipergunakan oleh konsumen, pemasar

perlu mengidentifikasi sumber-sumber itu dengan cermat dan menilai

pentingnya masing-masing sumber informasi itu. Konsumen perlu diminta

keterangannya tentang bagaimana mereka pertama kali mendengar mereka

dan apakah informasi yang masuk secara selanjutnya, dan pentingnya

beberapa sumber informasi yang berbeda secara relatif. Pemasar akan

memperoleh kesimpulan bahwa informasi ini penting dan mempunyai

pengaruh yang kritis dalam mempersiapkan komunikasi yang efektif terhadap

pasa sasaran.

3. Penilaian alternatif. Kita telah membahas bagaimana konsumen

mempergunakan informasi setelah sampai pada tahap seperangkat merek

yang memerlukan pilihan terakhir. Pertanyaannya adalah, bagaimana

konsumen memilih di antara beberap alternatef merek yang tersedia? Pemasar

perlu mengetahui bagaimana proses informasi konsumen tiba pada tahap

pemilihan merek. Hanya sayangnya tidak ada satu proses penilaian yang

sederhana dan tunggal yang dipergunakan oleh semua konsumen atau bahkan

oleh konsumen dalam semua situasi membeli. Terdapat beberapa proses

evaluasi keputusan. Model yang palin baru tentang proses evaluasi konsumen

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

15

adalah orientasi kognitif, yakni memandang konsumen sebagai pembuat

pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan

yang standard an rasional.

4. Keputusan membeli. Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen

membentuk pilihan mereka di antara beberapa merek yang tergabung dalam

perangkat pilihan. Konsumen, mungkin juga membentuk suatu maksud

membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun demikian,

dua faktor lainnya dapat mencampuri maksud membeli itu dengan keputusan

membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Maksud pembelian juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional yang tak terduga. Konsumen

membentuk suatu maksud membeli bedasarkan faktor-faktor seperti

pendapatan keluarga, harga dan keuntungan yang diharapkan dari produk itu.

Bila konsumen hampir tiba pada keputusan untuk membeli, maka faktor-

faktor situasi yang tak terduga itu mungkin muncul untuk mengubah maksud

pembelian.

Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau

membatalkan keputusan-membeli, banyak dipengaruhi oleh pandangan resiko

seseorang. Banyak pembelian yang melibatkan resiko yang akan

ditanggungnya. Para konsumen sama sekali tidak memperoleh kepastian

akibat dari pembelian yang dilakukannya. Hal ini menyebabkan tingkat

kecemasan tertentu pada pembeli. Besar kecilnya resiko yang di tanggapi

seseorang adalah berbeda-beda sesuai dengan besar uang yang dibelanjakan,

banyak ciri yang tidak pasti, dan tingkat kepercayaan diri konsumen. Seorang

konsumen mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mengurangi resiko,

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

16

seperti membatalkan keputusan, menghimpun informasi dari teman-teman,

dan memilih sebuah merek nasional dan ada jaminan. Pemasar harus

memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perasaan yang negatif

dalam diri konsumen dan menyediakan informasi dan pendukung lainnya

yang akan mengurangi perasaan ini.

Seorang konsumen yang memutuskan untuk melaksanakan maksudnya untuk

membeli sesuatu akan membuat lima sub keputusan membeli. Keputusan-

keputusan itu tidak selalu dilakukan menurut urutan tersebut. Sangat berbeda

halnya dengan pembelian produk keperluan sehari-hari, yang hanya

melibatkan sebagian kecil daripada keputusan-keputusan tersebut, dan bahkan

tidak begitu memerlukan perencanaan dan pertimbangan si pembeli. Kita

membuat perencanaan dan pertimbangan yang mendalam dalam memilih

sesuatu produk yang melibatkan pemecahan masalah kompleks, yang dalam

contoh ini adalah computer pribadi, untuk memberi gambaran secara utuh

tingkah laku yang mungkin muncul pada waktu membeli sesuatu.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

2.2.1 Faktor Budaya

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak bedasarkan naluri,

maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh

mendapatkan seperangkat nilai, presepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu

proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting

lainnya (Setiadi, 2008:11). Budaya diartikan sebagai komplek yang menyeluruh

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

17

yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, kebiasaaan dan

kapabilitas lainnya serta kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh individu sebagai

anggota masyarakat (Hawkins, et.al 2007:43 yang dikutip oleh Suryani,

2008:285). Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih kecil

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok

nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis (Setiadi,

2008:11).

2.2.1.1 Komponen-Komponen Budaya

Komponen-komponen budaya mencakup:

1. Nilai-nilai dan norma

Menurut Mowen dan Minor, (2002) yang dikutip oleh Suryani, (2008:288)

terdapat dua jenis norma yang umum, yaitu: norma yang dijalankan dan

norma kresive. Norma yang dijalankan (enacted norm) biasanya dinyatakan

dalam bentuk undang-undang, atau bentuk peraturan lainnya. Sedangkan

norma kresive (cresive norm) meskipun tidak tertulis secara formal namun

sangat kuat tertanam pada anggota masyarakat karena norma ini tertanam

secara budaya dan hanya dipelajari melalui interaksi yang luas dengan

anggota masyarakat yang menganut kebudayaan tersebut. Menurut Suryani,

(2008:288) terdapat tiga jenis norma kresive, yaitu:

a. Kebiasaan

Kebiasaan terkait dengan apa yang dilakukan oleh anggota masyarakat

yang dilakukan secara terus-menerus dan disepakati bersama. Kebiasaan

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

18

yang dilakukan menjelang pernikahan dan upacara pernikahan, kebiasaan

dalam menyambut kelahiran dan lain-lain.

b. Adat istiadat

Adat istiadat merupakan kebiasaan yang lebih menekankan pada aspek

moral perilaku. Biasanya terkait dengan kebiasaan yang boleh dan tidak

boleh yang berlaku di masyarakt.

c. Konvensi

Konvensi menekankan pada bagaimana bertindak dalam kehidupan sehari-

hari yang dilakukan oleh konsumen sebagai anggota masyrakat.

2. Mitos

Mitos merupakan kisah yang mengungkapkan nilai-nilai utama dan cita-cita

suatu masyarakat.

3. Simbol

Warna dalam konteks pemasaran sering digunakan sebagai simbol yang

menyiratkan makna tertentu menurut budaya tertentu.

4. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Dalam interaksi sosial

bahasa memainkan peran penting karena melalui bahasa inilah komunikasi

dapat terjadi. Anggota masyarakat dapat memahami apa yang diinginkan dan

diharapakan melalui bahasa yang disampaikan. Segala hal yang terkait

dengan kompenen kebudayaan sangat mungkin berubah dari waktu ke waktu.

Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan ekternal seperti perubahan

lingkungan sosial, teknologi, alam dan lain- lain akan sangat mungkin

berpengaruh terhadap budaya. Perubahan teknologi yang menggeser

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

19

kehidupan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industry telah

mengubah nilai-nilai, kebiasaan yang ada di masyarakat. Perkembangan

globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi terbukti telah mengubah

beberapa kebiasaan yang adadi masyarakat. Perubahan-perubahan ini akan

mempengaruhi perilaku masyarakat, termasuk perilaku pembelian.

5. Pengaruh etnis pada perilaku konsumen

Norma dan nilai kelompok-kelompok spesifik di dalam masyarakat yang

lebih luas disebut pola etnis. Konsumen individual mungkin dipengaruhi

sedikit atau secara luas oleh kelompok etnis. Kelompok etnis mungkin

terbentuk di sekitar kebangsaan, agama, sifat fisik, lokasi geografis, atau

faktor-faktor lain. Etnisitas adalah proses identifikasi kelompok di mana

orang menggunakan label etnis untuk mendefinisikan diri mereka sendiri dan

orang lain. Perspektif subjektifitas mencerminkan hubungan yang orang buat

mengenai diri mereka sendiri. Definisi objektivis berasal dri kategori sosio

budaya. Di dalam penelitian konsumen, etnisitas paling baik didefinisikan

sebagai semacam kombinasi dari keduanya, termasuk kekuatan atau

kelemahan afiliasi yang orang punyai dengan kelompok etnis. Hingga tingkat

di mana orang dalam kelompok etnis yang lain atau masyarakat yang lebih

besar, mereka merupakan kelompok etnis dan pangsa pasar yang berbeda

(Engel, Blackwell & Miniard, 1995 yang dikutip oleh Sunyoto, 2013:19).

2.2.2 Faktor Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan

lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotannya

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

20

mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa (Setiadi, 2008:12). Kelas sosial

didefinisikan sebagai pembagian anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu

hirarki kelas-kelas status yang berbeda, sehingga anggota dari setiap kelas yang

relatif sama mempunyai kesamaan. Dengan demikian terdapat penjejangan dalam

kelas sosial, mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.

Banyaknya jenjang (kelas sosial) di masyarakat ini relatif berbeda tergantung dari

kondisi ekonomi dan sosial yang ada di masyarakat tersebut dan kepentingan yang

melatarbelakangi (Suryani, 2013:198).

2.2.2.1 Variabel Kelas Sosial

Stratifikasi terjadi untuk mengembangkan dan melestariskan identitas sosial

kolektif di dalam dunia yang dicirkan oleh ketidaksamaan ekonomi yang mudah

menyebar. Identitas sosial dicapai dengan menetapkan batas-batas pada interaksi

di antara manusia dari status yang tidak sama. Sebuah penelitian yang berkenaaan

dengan pengukuran kelas di kota-kota besar dan secara nasional, gerakan di antara

kelas-kelas sosial, interaksi kelas sosial dengan variabel lain seperti jenis kelamin,

ras, etnisitas, dan pendidikan, serta efek kelas sosial pada kemiskinan dan

kebijakan ekonomi.

Berikut ini beberapa variabel kelas sosial (Engel, Blackwell & Miniard, 1995

yang dikutip oleh Sunyoto, 2013:22):

1. Variabel ekonomi

Pekerjaan, pendapatan, dan kekayaan mempunyai kepentingana kritis karena

apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukkan berapa

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

21

banyak yang harus dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga sangat penting

dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota keluarga.

Kekayaan biasanya adalah hasil dari akumulasi pendapatan masa lalu. Dalam

bentuk tertentu seperti pemilikan perusahaan atau saham dan obligasi,

kekayaan adalah sumber pendapatan masa datang yang memungkinkan

keluarga mempertahankan kelas sosialnya (yang tinggi) generasi ke generasi.

2. Variabel interaksi

Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi adalah inti dari kelas sosial. Orang

mempunyai prestise tinggi jika orang lain mempunyai sikap respek atau

menghormati mereka. Prestise adalah sentimen di dalam pikiran orang yang

mungkin tidak selalu mengetahui bahwa hal itu ada di sana. Untuk analis

konsumen, prestise dipelajari dengan dua cara, yaitu dengan menanyakan

orang mengenai sikap respek mereka terhadap orang lain dan dengan

memerhatikan perilaku mereka dalam hal-hal seperti peniruan gaya hidup dan

pemakaian produk.

3. Asosiasi

Asosiasi adalah variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari. Orang

yang mempunyai hubungan sosial yang erat dengan orang yang suka

mengerjakan hal-hal yang sama seperti yang mereka kerjakan, dengan cara

yang sama, dan dengan siapa mereka merasa senang.

4. Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses di mana individu belajar keterampilan, sikap dan

kebiasaan untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas bersangkutan.

Banyak penelitian sosiologis menyimpulkan bahwa perilaku dan nilai-nilai

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

22

kelas sosial dipelajari secara dini di dalam siklus kehidupan. Posisi kelas

orang tua jelas dibedakan pada anak-anak pada waktu mereka mencapai masa

remaja, bukan hanya untuk pola perilaku dasar, tetapi variabel kepribadian

yang bervariasi menurut kelas sosial seperti harga diri (self esteem).

5. Variabel politik

Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas adalah penting untuk mengerti

aspek politik dari sistem stratifikasi. Kekuasaan adalah potensi individu atau

kelompok untuk menjalankan kehendak mereka atas orang lain. Walaupun

merupakan pokok dalam analisis banyak teoretikus kelas sosial, variabel ini

kurang menarik minat langsung pemasar.

6. Kesadaran kelas

Kesadaran kelas mengacu pada tingkat di mana orang di dalam suatu kelas

sosial sadar diri mereka sebagai kelompok tersendiri dengan kepentingan

politik dan ekonomi bersama. Sementara orang menjadi semakin sadar

kelompok, mereka mungkin mengorganisasi partai politik, serikat pekerja,

dan asosiasi lain untuk memajukan kepentingan kelompok mereka.

7. Mobilitas dan suksesi

Mobilitas dan suksesi adalah konsep kembar yang berhubungan dengan

stabilitas atau instabilitas system stratifikasi. Susksesi mengacu kepada proses

anak-anak yang mewarisi posisi kelas orang tua mereka. Mobilitas mengacu

pada proses pergerakan naik atau turun yang berhubungan dengan orang tua

mereka. Jika mobilitas terjadi di dalam arah naik, kemungkinan ada

konsumen akan perlu belajar seperangkat perilaku konsumen yang baru

(produk dan mereka yang konsisten dengan situasi baru mereka).

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

23

2.2.2.2 Sifat Kelas Sosial

Sifat kelas sosial berdampak pada dinamika yang terjadi di masyarakat. Terdapat

dua sifat kelas sosial, yakni:

1. Hirarkis

Hirarkis artinya bahwa kelas sosial itu bersifat berjenjang, dari yang paling

rendah, menengah, dan tinggi. Meskipun sift hirarkis ini terjadi pada semua

masyarakat, namun banyaknya jenjang bervariasi antara masyarakat yang satu

dengan yang lain.

2. Dinamis

Kelas sosial bersifat dinamis, artinya bahwa kelas sosial seorang konsumen

dapat berubah menjadi lebih tinggi (naik), atau sebaliknya dapat mengalami

penurunan. Mobilitas kelas sosial di masyarakat sangat mungkin terjadi.

Perubahan kelas sosial ini akan diikuti dengan penyesuaian pola konsumsi

dan gaya hidup. Konsumen dari kelas sosial bawah yang karena kemampuan

dan ketekunannya meraih suskses, mendapatkan status sosial yang tinggi dan

didukung oleh kondisi ekonomi yang baik, akan menyesuaikan pola konsumsi

dan gaya hidupnya. Ketika konsumen berada di kelas sosial bawah, makan di

pinggir jalan sudah merasa nyaman, baju tanpa merek tidak menjadi masalah,

kini setelah kehidupannya membaik, dan kelas sosialnya meningkat, maka

tidak mau lagi makan di pinggir jalan, tetapi selalu mencari restoran yang

terkenal, berbelanja baju di butik, dan lain-lain.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

24

2.2.2.3 Penentu Kelas Sosial

Penentu kelas sosial menurut sosiolog Joseph Kahl dalam buku Consumer

Behavior oleh Engel, Blackwell & Miniard (1995) yang dikutip oleh Sunyoto,

(2013:24) meliputi pekerjaan, prestasi pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai,

dan kesadaran kelas.

1. Pekerjaan

Analisis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal

terbaik mengenai kelas sosial. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen

sangat memengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan satu-satunya basis

terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan, dan respek. Kapilitas

atau wirausaha adalah salah satu dari pekerjaan dengan efek yang lebih

langgeng atau kelas sosial keluarga karena kemungkinan pengembangan

simpanan modal yang akan meneruskan pendapatan untuk generasi masa

datang.

2. Prestasi pribadi

Status seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilannya yang

berhubungan dengan status orang lain di dalam pekerjaan yang sama.

Walaupun pendapatan bukanlah indicator yang biak untuk keseluruhan kelas

sosial pendapatan dapat berfungsi sebagai ukuran prestasi pribadi di dalam

surat pekerjaan. Duapuluh lima persen penghasil pendapatan puncak di dalam

pekerjaan apa pun mungkin juga merupakan yang paling dihormati sebagai

orang yang kompeten secara pribadi di dalam bidang mereka.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

25

3. Interaksi

Orang merasa paling senang jika mereka bersama orang dengan nilai dan

perilaku yang sama. Sosiolog yang menekankan analisis interaksi sosial

kadang disebut kelompok siapa-mengundang-siapa-untuk-makan malam. Di

dalam rancangan seperti ini keanggotaan kelompok dan interaksi dianggap

sebagai determinan utama dari kelas sosial seseorang. Walaupun mungkin

merupakan pengecekan keabsahan yang terbaik dalam penelitian kelas sosial,

interaksi bukan merupakan variabel yang sama bermanfaatnya, dalam

penelitian konsumen, dengan pekerjaan karena kesulitan dalam mengukur

interaksi sosial. Keintiman sosial adalah ekspresi kesamaan sosial walaupun

interaksi bersangkutan mungkin sulit diukur. Interaksi sosial biasanya terbatas

pada kelas sosial langsung seseorang, walaupun peluang ada untuk kontak

yang lebih luas.

4. Pemilikan

Pemilikan adalah simbol keanggotaan kelas, tidak hanya pemilikan, tetapi

sifat pilihan yang dibuat. Keputusan kepemilikan terpenting yang

mencerminkan kelas sosial suatu keluarga adalah pilihan di mana untuk

tinggal. Ini mencakupi baik jenis rumah dan lingkungan tetangga. Satu lagi

kepemilikan yang sangat penting adalah universitas tempat orang menuntut

ilmu. Individu kelas atas memilih seolah terbaik, yang pada gilirannya

mengukuhkan kesadaran dan kohesi kelas. Pemilikan lain yang berfungsi

sebagai indikator status sosial mencakupi keanggotaan dan klub, gaya perabot

yang disukai, busana, peralatan, dan jenis hiburan yang dipilih. Orang yang

tidak mempunyai pemilikan atau pengetahuan mengenai pemilikan tetapi

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

26

yang mencita-citakan kelas sosial yang lebih tinggi dapat belajar dengan rajin

guna mengetahui lebih banyak tentang kepemilikan dari kelas ini.

Produk dan merek sering berusaha agar ditempatkan sebagai simbol status

sebagai produk yang digunakan oleh kelas menengah atas atau kelas atas.

Untuk orang yang berusaha agar dihubungkan dengan kelas-kelas itu,

pembelian mereka seperti ini mungkin sebagian didasarkan kepada hasrat

akan afialiasi atau identifikasi seperti ini.

5. Orientasi nilai

Nilai menunjukkan kelas sosial di mana seseorang termasuk di dalamnya.

Ketika sekelompok orang berbagai seperangkat keyakinan bersama yang

abstrak yang mengorganisiasi dan menghubungkan banyak sifat spesifik

adalah mungkin untuk menggolongkan individu di dalam kelompok dengan

tingkat di mana ia memiliki nilai ini. Kepercayaan ini mungkin mengacu

kepada nilai-nilai umum mengenai cita-cita politik, praktik keagamaan,

motivasi kerja, system ekonomi kapitalistis dan seterusnya.

6. Kesadaran kelas

Kelas sosial seseorang ditunjukkan hingga jangkauan tertentu dengan berapa

sadar orang bersangkutan akan kelas sosial di dalam suatu masyarakat.

Individu yang relatif sadar akan perbedaan kelas lebih mungkin berasal dari

kelas sosial yang lebih rendah mungkin lebih sadar akan realitas kelas sosial

secara keseluruhan. Ini mengesankan bahwa organisasi pemasaran dengan

target pasar di dalam kelas atas perlu lebih banyak mempelajari kelas sosial

dan mengembangkan strategi pemasaran bedasarkan perbedaan kelas sosial

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

27

yang lebih halus daripada perusahaan yang mengimbau kelas sosial yang

lebih rendah.

2.2.2.4 Pendapatan atau Kelas Sosial

Menurut Sunyoto, (2013:29) prosedur untuk pemangsaan pasar (proses

mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang

kuat secara khusus untuk mereka) mencakup langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi pemakaian kelas sosial dan produk

2. Perbandingan variabel kelas sosial untuk pemangsaan dengan variabel lain

(pendapatan, siklus hidup)

3. Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi di dalam target pasar.

4. Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan

bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.

2.2.3 Faktor-Faktor Sosial

Menurut Kotler, (1996:181) faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap

perilaku konsumen diantaranya: kelompok acuan, keluarga, peran dan status

dalam masyarakat.

2.2.3.1 Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku

seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok-kelompok primer, yang dengan

adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga

dan teman sejawat. Kelompok-kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

28

dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang

seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok

diasosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya

tidak disukai oleh individu.

Menurut Assel yang dikutip oleh Sutisna, (2002 :176) kelompok rujukan atau

kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai poin rujukan bagi

individu dalam membentuk kepercayaan, sikap dan perilakunya. Adapun jenis –

jenis kelompok referensi menurut Engel, et al (1994) yang dikutip Sutisna,

(2002:176) oleh:

1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder Kelompok primer merupakan

kelompok dengan interaksi yang tidak terbatas, sesama anggotanya sudah

saling mengenal dan memperlihatkan kesamaan yang mencolok dalam

kepercayaan dan perilaku. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok

yang interaksinya bersifat lebih sporadis, kurang komperhensif, dan kurang

berpengaruh dalam membentuk gagasan dan perilaku.

2. Kelompok Aspirasi dan Kelompok Disosiatif Kelompok aspirasi merupakan

kelompok yang didalamnya terdapat keinginan untuk mempergunakan norma,

nilai serta perilaku orang lain. Sedangkan kelompok disosiatif adalah

kelompok yang nilai – nilainya atau normanya berusaha dihindari oleh orang

lain.

3. Kelompok Formal dan Kelompok Informal Kelompok formal merupakan

kelompok yang memiliki peraturan – peraturan yang tegas, organisasi dan

strukturnya dimodifikasi secara tertulis dan hubungan antara anggotanya

didasarkan pada aturan yang telah ditetapkan. Sedangkan kelompok informal

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

29

merupakan kelompok dengan lebih sedikit struktur dan mungkin didasarkan

pada persahabatan atau persamaan – persamaan yang dimiliki anggotanya.

Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang

berhubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama.

4. Peran dan Status. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

hidupnya keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok

dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Sebuah peranan terdiri dari

aktifitas yang diperkirakan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan orang-

orang lain yang ada di sekelilingnya. Setiap peranan akan mempengaruhi

perilaku membelinya.

2.2.3.2 Faktor Yang Menentukkan Kekuatan Pengaruh Kelompok

Menurut Suryani, (2008:226) kelompok punya pengaruh kuat jika mampu:

1. Menginformasikan atau membuat individu lebih menyadari mengenai produk

atau merk tertentu. Suatu kelompok pembelanja mempunyai pengaruh yang

kuat dalam hal pemilihan merk kepada anggota yang tergabung dalam

kelompoknya, jika kelompok tersebut mempunyai informasi yang banyak dan

lengkap tentang berbagai merk dan dalam interaksi komunikasi tentang

pentingnya memilih merk dan informasi berbagai merk dan kinerjanya sering

terjadi anggota kelompok.

2. Memberikan kesempatan untuk membandingkan

Dalam interaksi, anggota kelompok akan saling berbagi pengalaman,

menyampaikan ide, dan bertanya kepada yang lainnya. Pengaruh kelompok

akan kuat jika dalam kelompok tersebut terdapat suasana untuk saling berbagi

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

30

pengalaman dan diskusi untuk membandingkan berbagai pilihan dan perilaku

belanja dan perilaku konsumsi.

3. Mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap

Kelompok yang mempunyai pengaruh kuat pada anggotanya untuk

menyesuaikan sikap dengan sikap yang dikembangkan oleh kelompok, akan

lebih berpengaruh dibandingkan kelompok yang lemah dalam mempengaruhi

perilaku anggotanya.

4. Melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang sama

dengan yang digunakan kelompok.

Kelompok yang mempunyai kekuatan dalam memberikan rekomendasi dan

bahkan mengharuskan anggotanya untuk menggunakan suatu produk tertentu

akan mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku konsumsi dan perilaku

belanja anggotanya, ssehingga secara langsung berpengaruh terhadap perilaku

konsumen.

2.2.4 Faktor Pengaruh Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan

tahapan daur hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian

dan konsep diri pembeli. Konsumsi seorang juga dibentuk oleh tahapan siklus

hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-

tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami

penambahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha

mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-

rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seorang akan

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

31

mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),

tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang) (Setiadi,

2008:13).

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh

kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang

secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga

mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah

karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya

terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu

variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. Bila jenis-

jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara

jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

a. Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.

Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam

siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan

atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Seorang

pekerja keras akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak makanan, dan

rekreasi permainan bowling. Para pemasar berusaha mengidentifikasi

kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap

produk dan jasa tertentu.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

32

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan

produk. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri

dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan

polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan

uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan

menabung.

d. Gaya Hidup

Gaya Hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh

kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan

“seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya

hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang (Setiadi,

2008:13). Konsep gaya hidup dan kepriadian sering kali disamakan, padahal

sebenarnya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukkan pada

bagaimana individu menjalankan kehidupannya. Gaya hidup merupakan pola

konsumsi yang mereflesikan pilihan individu dalam hal bagaimana mereka

menghabiskan uang dan waktunya (Solomon, 2011 yang dikutip oleh

Suryani, 2013:57).

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang

berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan

yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang

sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis-jenis

kepribadian dapat diklasfikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

33

jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek

(Sunyoto, 2013:31).

2.2.4.1 Teori-teori Kepribadian

Menurut Sunyoto, (2013:31-34) ada beberapa teori yang mengemukakan tentang

kepribadian seseorang, yaitu:

1) Teori psikoanalistis

Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud, yang menekankan pada sifat-

sifat kepribadian yang tidak disadari sebagai hasil dari konflik masa kanak-

kanak. Konflik itu diturunkan menjadi tiga komponen kepribadian yang

meliputi id, ego dan super ego. Id atau libido mengendalikan kebutuhan dan

kepentingan individu yang paling dasar seperti rasa lapar, haus, dan

pertahanan diri. Id adalah seluruh sumber kekuatan yang dibawa sejak lahir

yang mengendalikan perilaku. Sumber kekuatan itu bekerja hanya denga satu

prinsip, yaitu mengarahkan perilaku untuk mencapai kesenangan. Ego adalah

konsep diri individu dan manifetasi realitas tujuan, dan hal itu dikembangkan

dalam interaksi dengan dunia luar. Ego mengendalikan id untuk mencapai

tujuan yang secara sosial bisa diterima. Super ego tidak mengatur id tetapi

super ego sebagai pengendali dengan memberikan hukuman pada perilaku

yang tidak dapat diterima dengan menciptakan perasaan bersalah.

2) Teori sosial

Dari perspektif teori sosial, kepribadian dijelaskan dengan pola perilaku yang

konsisten yang memperlihatkan hubungan orang-orang dengan situasi sosial.

Dalam pandangan teori sosial, setiap orang berperilaku sesuai dengan

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

34

tuntutan sosial. Ketika dalam suatu masyarakat terdapat dogma-dogma yang

kuat sehingga mengungkung anggota masyarakatnya, maka tindakan perilaku

seseorang akan diarahkan oleh dogma-dogma itu. Penelitian teori sosial yang

berhubungan dengan pemasaran telah menggunakan skala “attention to social

comparison information (ATSCI)”. Skala tersebut menilai kecenderungan

konsumen untuk menyesuaiakan pada tekanan mempunyai skor yang tinggi

pada ATSCI menyatakan suatu kesadaran bagaimana orang lain bereaksi pada

perilaku mereka, dan akan cenderung untuk mengubah sikap mereka,

sehingga konsisten dengan norma-norma kelompok.

3) Teori konsep diri

Dalam pandangan teori konsep diri, manusia mempunyai pandangan dan

presepsi atas dirinya sendiri. Dengan demikian setiap individu berfungsi

sebagai subjek dan objek presepsi. Konsep diri yang dimiliki oleh seorang

individu adalah berupa penilaian-penilaian terhadap diri sendiri. Secara

umum konsep diri diatur oleh dua prinsip, yaitu keinginan untuk mencapai

konsistensi dan keinginan untuk meningkatkan harga diri (self esteem).

Pencapaian konsistensi berarti konsumen akan bertindak menurut konsep diri

yang sebenarnya. Perilaku pembelian konsumen diarahkan untuk pencapaian

konsep diri, itulah yang disebut sebagai keinginan untuk konsisten antara

konsep diri dan perilakunya. Konsep diri yang sebenarnya (actual self) dapat

diterapkan untuk pemasaran. Konsep actual self menyatakan bahwa

pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh konsep yang

dimiliki oleh mereka sendiri. Konsistensi diri dicapai dengan membeli produk

yang dirasakan oleh konsumen antara citra mereka dan citra diri.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

35

Komponen lain dari konsep diri, yaitu in deal self yang berhubungan self

esteem. Self esteem seseorang merupakan suatu sikap positif terhadap diri

sendiri. Orang dengan harga diri yang rendah tidak mempunyai harapan

bahwa mereka akan berusaha menghindari keadaan yang bisa memalukan,

kegagalan atau penolakan. Sebaliknya orang dengan harga diri tinggi

mengharapkan akan menjadi sukses, akan berani mengambil resiko dan

bersedia menjadi pusat perhatian.

4) Teori sifat pendekatan teori sifat (trait theory)

Kepribadian berusaha mengkalsifikasikan manusia menurut karakteristik atau

ciri-ciri dominan. Trait adalah setiap karakteristik yang berbeda dari satu

dengan yang lainnya, dan cirri atau sifat itu permanen dan konsisten. Teori

trait ini berusaha menjelaskan serangkaian kecenderungan sifat-sifat manusia.

Pendekatan kepribadian dengan teori sifat ini berusaha mengkuantitatifkan

karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh seseorang. Di samping itu

pendekatan ini bedasarkan diri-kepribadian dan penggunaannya untuk

pemasaran sering mengalami kesulitan untuk memprediksi perilaku

konsumen secara permanen.

Tabel 2.1 Ciri-ciri Kepribadian Seseorang

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Pendiam versus ramah

Bodoh versus cerdas

Tidak stabil versus stabil

Patuh versus agresif

Serius versus bersenang-senang

Bijaksana versus hati-hati

Pemalu versus tidak pemalu

Keras hati versus lembut

Penuh kepercayaan versus curiga

10

11

12

13

14

15

16

Praktis versus imajinatif

Rendah hati versus pulasan

Percaya pada diri sendiri versus menyalahkan diri

sendiri

Konservatif versus coba-coba

Bergantung pada kelompok versus mandiri

Tidak disiplin versus terkendali

Santai versus tertekan

Sumber: Sutisna, 2002 yang dikutip oleh Sunyoto, 2013:35

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

36

2.2.4.2 Nilai dan Gaya Hidup

Pengertian nilai dan gaya hidup adalah sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka anggap

penting dalam lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka

sendiri dan juga dunia sekitarnya (Sutisna, 2002 yang dikutip oleh Sunyoto,

2013:35). Henry Assael (1992) dalam bukunya Consumer Behavior and

Marketing Action dikutip oleh Sutisna (2002) yang dikutip oleh Sunyoto,

(2013:35) menyebutkan bahwa gaya hidup akan berkembang pada masing-masing

dimensi yaitu aktivitas, interest, dan opini tampak sebagai berikut:

Tabel 2.2 Inventory Gaya Hidup Aktivitas Interest Opini

Bekerja

Hobi

Peristiwa sosial

Liburan

Hiburan

Anggota klub

Komunitas

Belanja

Olahraga

Keluarga

Rumah

Pekerjaan

Komunitas

Rekreasi

Pakaian

Makanan

Media

Prestasi

Diri mereka sendiri

Masalah-masalah sosial

Politik

Bisnis

Ekonomi

Pendidikan produk

Masa depan

Budaya

Sumber: Sutisna, 2002 yang dikutip oleh Sunyoto, 2013:36

SRI Internasional telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup

ditinjau dari aspek nilai kultural, yaitu outer directed, inner directed, need driven.

Barikut ini table yang menunjukkan karakteristik konsumen dari ketiga aspek nilai

cultural di atas:

Tabel 2.3 Karakteristik Konsumen Bedasarkan Aspek Outer Directed, Inner

Directed, dan Need Driven Outer Directed Inner Directed Need Driven

Belongers:

Kelas menengah, mengahargai

rasa aman, stabil, identitas,

dan solidaritas kelompok,

tidak ambil resiko, ingin hura-

hura.

I-Am-Me:

Muda, idealis, menekankan

ekspresi diri, music keras,

busana mencolok, melawan

keompok outer directed.

Survivor:

(Orang yang bertahan hidup).

Wanita tua, pendidikan rendah

dan tidak sehat, atau keluarga

tidak mampu.

Emulators: Experiential: Sustainer:

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

37

Belanja terus, punya hutang,

frustasi dalam ambisinya.

Mengahargai pendidikan,

lingkungan dan pengalaman-

pengalaman.

Muda, berjuang mencari

tempat dalam masyarakat.

Achievers:

Lebih tua, matang, mampu,

berkeluarga yang memiliki

rumah. Emulator ingin masuk

kelompok ini.

Socially Conscious:

Paling tinggi pendidikan,

dewasa, gerakan flower power

sampai dengan politik, punya

jabatan berpengaruh tapi

sering protes dalam isu sosial

politik

Sumber: Sutisna, 2002 yang dikutip oleh Sunyoto, 2013:37

2.2.5 Faktor Psikologis

Menurut Kotler, (1996:196) faktor psikologis mencakup presepsi, motivasi,

pembelajaran, sikap, dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor

psikolgis mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

1. Motivasi

Menurut Suryani, (2008:27) motivasi berasal dari bahasa latin movere yang

artinya menggerakkan. Seorang konsumen tergerak untuk membeli sesuatu

produk karena ada sesuatu yang menggerakkan. Proses timbulnya dorongan

sehingga konsumen tergerak untuk membeli suatu produk itulah yang disebut

motivasi. Sedangkan yang memotivasi untuk membeli namanya motif.

2. Presepsi

Presepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan

suatu gambaran yang berarti di dunia ini. Orang dapat memiliki presepsi yang

berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses presepsi:

a. Perhatian yang selektif.

b. Gangguan yang selektif.

c. Mengingat kembali yang selektif.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

38

3. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul

dari pengalaman.

4. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu (Setiadi, 2008:15). Sikap adalah suatu kecenderungan yang

dipelajari untuk beraksi terhadap penawaran produk dalam situasi dan

kondisi tertentu secara konsisten. Sikap mempengaruhi kepercayaan, dan

kepercayaan mempengaruhi sikap (Sangadji & Sopiah, 2013:24).

2.2.5.1 Kepribadian

Kepribadian sering diartikan sebagai karakteristik individual yang merupakan

perpaduan dari sifat, tempramen, kemampuan umum dan bakat yang dalam

perkembangannya dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungannya.

Kepribadian juga dipandang sebagai karakteristik yang ada dalam diri individu

yang melibatkan berbagai proses psikologis yang akan menentukan

kecenderungan dan respon seseorang terhadap lingkungan (Suryani, 2013:47).

Kepribadian merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku

konsumen. Kepribadian adalah pola individu untuk merespons stimulus yang

muncul dari lingkungannya. Termasuk di dalam kepribadian adalah opini, minat,

dan prakarsa. Pembelajaran berdampak pada adanya perubahan. Seorang

individu/konsumen dikatakan belajar jika ada perubahan ke arah yang lebih baik

dalam tiga aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang bersifat relatif permanen

(Sangadji & Sopiah, 2013:24-25).

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

39

Terdapat beberapa karakteristik penting berkaitan dengan definisi kepribadian,

antara lain:

1. Kepribadian antar individu berbeda

Tidak ada dua individu yang memiliki kepribadian yang sama, oleh karena itu

dinyatakan bahwa kepribadian adalah unik, artinya khas pada individu

tertentu. Kekhasan ini terutama dalam hal karakteristik yang khususnya

membedakan dengan yang lain yang sifatnya relatif menonjol. Memang

sangat memungkinkan ditemukannya kemiripan antar individu, tetapi bila

ditelusur lebih lanjut pasti akan dijumpai adanya perbedaan tertentu apakah

dalam hal karakter, emosi ataupun kecenderungan-keenderungan untuk

melakukan perilaku tertentu.

2. Kepribadian terbentuk karena interaksi dengan lingkungan

Perkembangan individu mulai dari dalam kandungan, bayi, kanak-kanak,

remaja dewasa tidak pernah terlepas dari lingkungan dimana individu

melakukan interaksi. Oleh karena itu bagaimanapun juga lingkungan

memiliki peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian konsumen.

Lingkungan keluarga sebagai lingkungan primer, lingkungan sekolah,

lingkungan pergaulan dan lingkungan masyarakat luas berpengaruh terhadap

kepribadian konsumen.

3. Kepribadian bersifat relatif permanen

Diyakini oleh para pakar psikologi bahwa kepribadian individu bersifat relatif

permanen, oleh karena itu relatif sangat sulit untuk mengubah kepribadian,

jika kepribadian itu telah terbentuk pada diri individu. Suatu hal yang kurang

tepat apabila pemasar berusaha mengubah kepribadian konsumen. Yang dapat

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

40

dilakukan pemasar adalah bagaimana menciptakan produk atau jasa yang

sesuai dengan kenginan kelompok-kelompok konsumen yang memiliki

kepribadian yang relatif mirip tersebut.

4. Kepribadian dapat berubah

Meskipun kepribadian bersifat relatif permanen, tetapi dalam kondisi tertentu

kepribadian dapat berubah. Sebagai contoh adanya perubaha yang sangat

drastis dalam kehidupan seperti perpisahan, perubahan lingkungan yang

sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya, perceraian dan lain-lain dapat

mengubah kepribadian seseorang.

2.2.6 Faktor Situasi

2.2.6.1 Pengertian Pengaruh Situasi

Menurut Russell W.Belk (1974) yang di kutip Engel, Blackwell & Miniard (1995)

yang dikutip oleh Sunyoto, (2013:39) pengertian pengaruh situasi adalah sebagai

pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang

spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek.

Russell W.Belk (1974) yang dikutip oleh Sunyoto, (2013:39) mengusulkan bahwa

situasi konsumen dapat didefinisikan sepanjang garis lima karakteristik umum,

yaitu:

1. Lingkungan fisik

Adalah sifat nyata yang merupakan situasi konsumen. Ciri ini mencakup

lokasi geografis, dekor, suara, aroma, penyinaran, cuaca dan konfigurasi yang

terlihat dari barang dagangan atau bahan lain yang mengelilingi objek

stimulus.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

41

2. Lingkungan sosial

Adalah ada atau tidak adanya orang lain di dalam situasi bersangkutan.

3. Waktu

Adalah sifat sementara dari situasi seperti momen tertentu ketika perilaku

terjadi, misalnya jam, hari, bulan, tahun, musim. Waktu mungkin pula diukur

sehubungan dengan semacam kejadian masa lalu atau masa datang untuk

peserta situasi, misalnya waktu sejak pembelian terakhir, waktu hingga hari

pembayaran.

4. Tugas

Adalah tujuan atau sasaran tertentu yang dimiliki konsumen di dalam suatu

situasi. Sebagai contoh orang yang berbelanja hadiah perkawinan untuk

seorang teman berada di dalam situasi acuh tak acuh dibandingkan ia

berbelanja untuk pemakaian pribadinya sendiri.

5. Keadaan anteseden

Adalah suasana hati sementara, misalnya kecemasan, kesenangan,

kegairahan, atau kondisi sementara, misalnya uang kontan yang tersedia,

keletihan, yang dibawa oleh konsumen ke dalam situasi tersebut. Keadaan

anteseden berbeda dengan keadaan singkat yang terjadi sebagai respons

terhadap suatu situasi dan juga dari ciri individu yang kekal, misalnya

kepribadian.

2.2.6.2 Macam-macam Situasi Konsumen

Menurut Flemming Hansen (1972) yang dikutip oleh Engel, Blackwell & Miniard

(1995) yang dikutip oleh Sunyoto, (2013:41) ada tiga macam situasi konsumen,

yaitu:

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

42

1) Situasi Komunikasi

Pengertian dari situasi komunikasi adalah sebagai latar di mana konsumen

dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi

mencakup percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang

lain seperti wiraniaga atau sesama konsumen. Komunikasi non pribadi akan

melibatkan spektrum luas stimulus seperti iklan dan program serta publikasi

yang berorientasi konsumen.

2) Situasi pembelian

Situasi ini mengacu pada latar di mana konsumen memperoleh produk dan

jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Situasi pembelian ini

meliputi lingkungan informas, dan lingkungan ritail.

a. Lingkungan informasi

Menurut James R. Bettman (1975) yang dikutip oleh Sunyoto, (2013:42),

lingkungan informasi ini mengacu pada keseluruhan jajaran data yang

berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan

informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika

konsumen terlibat dalam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan.

Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencakup

ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara di mana

informasi disajikan dan diorganisasikan.

b. Lingkungan ritail

Sifat dari lingkungan ritail atau lingkungan eceran sering kali di acu

sebagai store atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar karena

dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

43

yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai kemampuan

untuk menciptakan lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan

kepada konsumen tepay di tempat yang benar. Lingkungan eceran ini

meliputi bermacam elemen, termasuk tata ruang toko, ruang lorong,

penempatan dan bentuk peraga, warna, penyinaran, kehadiran dan

volume music di dalam toko, aroma dan temperatur. Walaupun banyak

dari penelitian yang mendokumentasikan pengaruh faktor ini bersifat

pribadi, studi yang diterbitkan secara terhadap berakumulasi di dalam

bidang ini.

3) Situasi pemakaian

Situasi pemakaian (usage situasion) mengacu pada latar di mana konsumsi

terjadi. Tetapi konsumsi produk sering terjadi di latar yang sangat jauh baik

secara fisik maupun temporal, dari latar di mana produk diperoleh. Bahkan

jika situasi pembelian dan situasi pemakaian berbeda, yang belakangan masih

dapat memiliki pengaruh yang kuat karena konsumen memperhitungkan

situasi pemakaian yang dimaksudkan selama pengambilan keputusan (John

L.Stanton dan P.Greg Boner, 1980 yang dikutip oleh Sunyoto, 2013:43).

2.2.7 Faktor Keluarga

2.2.7.1 Pengertian Keluarga

Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang

perilakunya sangat memengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan

membeli (Anwar P.M., 1998 yang dikutip oleh Sunyoto, 2013:37). Keluarga

sering dibedakan dengan rumah tangga. Rumah tangga umumnya digunakan

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

44

untuk istilah yang lebih luas. Rumah tangga terdiri dari siapa saja yang tinggal

bersama dalam satu rumah (tempat tinggal). Dari aspek formalitas atau legalitas

keluarga dipandang sebagai berkumpulnya dua orang atau lebih dan saling

berinteraksi yang ada suatu ikatan perkawinan ataupun adopsi (Suryani,

2013:179).

Menurut Burgess dkk yang dikutip oleh Suryani, (2008:237) mendefinisikan

keluarga bedasarkan pada orientasi terhadap tradisi, yakni:

1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu

rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah,mereka tetap men

ganggap rumah tangga sebagai rumah mereka.

3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam

peran-peran sosial seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan

perempuan, saudara dan saudari.

4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang

diambil dari masyarakat dengan beberapa cirri unik tersendiri (Friedman,

1998 yang dikutip oleh Suryani, 2013:179).

Konsep tentang keluarga di Indonesia lebih luas. Para pakar membagi istilah

keluarga dalam dua kategori, yaitu : keluarga inti dan keluarga besar. Keluarga

inti digunakan untuk menggantikan terminology nuclear family, sedangkan

keluarga besar digunakan untuk menggantikan istilah ex-tended family. Keluarga

yang diperluas dalam beberapa kelompok masyarakat juga digunakan untuk

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

45

menunjuk pada individu-individu yang mempunyai kekerabatan kuat karena

hubungan darah dan tinggal dalam satu kompleks tertentu atau terpisah. Guna

memudahkan dalam kajian keluarga di dalam buku ini, yang dimaksud dengan

keluarga adalah suami-istri, anak-anak dan pembantu/orang tua yang tinggal

dalam satu rumah (tempat tinggal).

2.2.7.2 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Keluarga

Variabel yang dimaksud memengaruhi keluarga di sini adalah variabel sosiologis,

di mana keluarga dalam mengambil keputusan dapat dimengerti dengan baik

dengan mempertimbangkan dimensi sosiologis seperti kohesi, adaptasi, dan

komunikasi (Engel, Blackwell & Miniard, 1995 yang dikutip oleh Sunyoto,

2013:38).

1. Kohesi adalah pertalian emosi yag dimiliki para anggota keluarga satu sama

lain. Di samping itu kohesi merupakan ukuran seberapa dekat yang dirasakan

oleh para anggota keluarga terhadap satu sama lain pada tingkat emosi.

Kohesi juga dapat merefleksikan perasaan keterkaitan dengan atau

keterpisahan dari anggota lain dalam keluarga.

2. Kemampuan beradaptasi adalah kemampuan sistem perkawinan atau keluarga

untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peranan, dan kaidah

hubungan sebagai respons terhadap stress situasional dan perkembangan.

Kemampuan keluarga dalam beradaptasi adalah ukuran seberapa baik

keluarga dapat memenuhi tantangan yang disajikan oleh kebutuhan yang

berubah.

3. Komunikasi adalah dimensi yang memudahkan, yang kritis bagi gerakan pada

dua dimensi yang lain. Keterampilan berkomunikasi yang positif,

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

46

memungkinkan keluarga untuk berbagi satu sama lain kebutuhan dan

preferensi mereka yang berubah sebagaimana berhubungan dengan kohesi

dan kemampuan beradaptasi. Keterampilan komunikasi yang negative, seperti

pesan ganda, ikatan ganda, kritik, meminimumkan kemampuan keluarga

untuk berbagai perasaan, sehingga membatasi gerakan pada dimensi kohesi

dan kemampuan beradaptasi.

2.2.7.3 Peranan Individu dalam Pembelian Keluarga

Keputusan pembelian keluarga melibatkan setidaknya lima perana yang dapat

didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak atau

anggota lain di dalam rumah tangga. Peranan ganda maupun actor ganda adalah

normal.

1. Penjaga pintu (gatekeeper)

Perannya adalah mengatur dan mengendalikan informasi yang akan masuk ke

keluarga. Yang berperan sebagai penjaga pintu ini berperan untuk menerima,

meneruskan atau menolak/mengehentikan informasi yang akan disampaikan

kepada anggota keluarga.

2. Pemberi pengaruh (influencer)

Perannya adalah member pengaruh kepada anggota keluarga yang lain, untuk

mengambil keputusan. Individu yang opininya dicari sehubungan dengan

kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk

atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

47

3. Pengambil keputusan (decider)

Orang dengan wewenang dan atau kekuasaan keuangan untuk memilih

bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana

yang akan dipilih.

4. Pembeli (buyer)

Orang yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko,

menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk ke rumah dan

seterusnya.

5. Pemakai (user)

Perannya memakai produk atau menggunakan produk/jasa yang dibeli.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahuu mengenai keputusan pembelian sudah pernah dilakukan oleh

beberapa peneliti. Prisca Andini (2012) menunjukkan bahwa keputusan pembelian

konsumen berpengaruh signifikan teradap kualitas produk, harga, promosi

kesadaran merek, citra merek, kepribadian merek dan popularitas. Artinya,

keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor yang timbul dari dalam benak

konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus mengerti apa keinginan

konsumen untuk suatu produk yang akan mereka konsumsi.

Dwi Cahyono (2005) penelitian ini juga melakukan hal yang serupa, yaitu

mengenai keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode studi kasus dimana data diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada 100

responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sebelas

Maret yang pernah membeli atau memakai Aqua. Sedangkan yang menjadi

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

48

sampelnya adalah sebagian Mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang pernah

membeli atau memakai Aqua. Teknik dalam pengambilan sampel adalah non

probability sampling dengan type convenience sampling. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi

pustaka. Selanjutnya dari data yang diperoleh dilakukan uji validitas, uji

reliabilitas, uji regresi linier berganda, uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.

Didin Kartikasari (2012) Penelitian ini menggunakan explanatory research

dengan latar belakang bahwa untuk mencapai tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui dan menjelaskan pengaruh Perilaku Konsumen terhadap Keputusan

Pembelian, dan pengujian hipotesis. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : Variabel Independen yaitu budaya, sosial, pribadi dan psikologis, untuk

variabel dependen yaitu Struktur Keputusan Pembelian.

Nyoman Daisy Widyanti (2012) hasil dari penelitian ini bahwa terdapat tujuh

faktor yang membentuk keputusan membeli produk blackberry pada mahasiswa

universitas Surabaya, yaitu: (1) status simbol, (2) keluarga, (3) kelompok

referensi, (4) desain, (5) keuntungan, (6) kemudahan, dan (7) keunikan.

Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Hasil

Prisca(2012) Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Keputusan Pembelian

Mobil Hyundai i20

(Studi Kasus pada

Konsumen Mobil

Hyundai i20 di

Semarang)

Keputusan

pembelian

konsumen, kualitas

produk, harga,

promosi kesadaran

merek, citra merek,

kepribadian merek,

popularitas

tujuh variabel independen

kualitas produk, harga,

promosi, kesadaran merek,

citra merek, kepribadian

merek, dan popularitas

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

keputusan pembelian

konsumen

Cahyono(2005) Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi

keputusan pembelian

harga, kualitas,

merek, promosi,

distribusi dan

Faktor harga, kualitas,

merek, promosi dan

distribusi secara bersama-

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

49

minuman air mineral

Aqua (Studi Kasus

Mahasiswa

Universitas Sebelas

Maret Surakarta)

keputusan

pembelian

sama maupun secara parsial

berpengaruh secara

signifikan terhadap

keputusan pembelian

minuman air mineral

Aqua.Harga merupakan

faktor yang paling dominan

mempengaruhi keputusan

pembelian minuman air

mineral Aqua.

Widyanti(2012) Faktor yang

membentuk

keputusan membeli

pada produk

blackberry pada

mahasiswa

universitas Surabaya

Faktor keputusan

membeli, produk

blackberry,

mahasiswa

Terdapat tujuh faktor yang

membentuk keputusan

membeli produk blackberry

pada mahasiswa universitas

Surabaya, yaitu: (1) status

simbol, (2) keluarga, (3)

kelompok referensi, (4)

desain, (5) keuntungan, (6)

kemudahan, dan (7)

keunikan

Kartikasari(2012) Pengaruh perilaku

konsumen terhadap

keputusan pembelian

(penelitian pada

mahasiswa

administrasi bisnis

angakatan 2012/2013

fakultas ilmu

administrasi

universitas brawijaya

yang mengkonsumsi

produk mie instan

merek indomie

Perilaku konsumen

dan keputusan

pembelian

Perilaku Konsumen yang

terdiri dari variabel budaya ,

sosial, pribadi dan psikologis

secara bersama – sama

memiliki pengaruh terhadap

Keputusan Pembelian .

Perilaku Konsumen yang

terdiri dari variabel budaya

dan pribadi secara parsial

tidak mempengaruhi

Keputusan Pembelian ,

sedangkan variabel sosial ,

psikologis secara parsial

mempengaruhi Keputusan

Pembelian.

Sumber: data sekunder yang diolah, 2015

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis

pertautan antara variabel yang diteliti. Model perilaku konsumen memfokuskan

pada faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor-faktor sosial, faktor pengaruh

pribadi, faktor psikologis, faktor situasi, dan faktor keluarga. Sebelum melakukan

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

50

keputusan pembelian untuk menonton film di bioskop para konsumen memulai

dengan pengenalan masalah.

Menurut Kotler, (1996:213) Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah

atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya

dan keadaan yang dinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan

dari dalam diri pembeli atau dari luar. Dalam kasus terdahulu, kebutuhhan

seseorang yang normal adalah: lapar, haus, akan meningkat hingga mencapai satu

ambang rangsang dan berubah menjadi satu dorongan. Bedasarkan

pengalamannya yang sudah-sudah, seseorang telah belajar bagaimana mengatasi

dorongan ini dan dia didorong kea rah satu jenis obyek yang dia ketahui akan

memuaskan dorongan itu.

Konsumen yang ingin menonton di bioskop setelah mencari pengenalan masalah

dilanjutkan dengan pencarian informasi. Menurut Kotler, (1996:213) Seorang

konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak

mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat,

dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan

membeli obyek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam

ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi

lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.

Kita telah membahas bagaimana konsumen mempergunakan informasi setelah

sampai pada tahap seperangkat merek yang memerlukan pilihan terakhir. Pemasar

perlu mengetahui bagaimana proses informasi konsumen tiba pada tahap

pemilihan merek. Hanya sayangnya tidak ada satu proses penilaian yang

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

51

sederhana dan tunggal yang dipergunakan oleh semua pkonsumen atau bahkan

oleh konsumen dalam semua situasi membeli. Terdapat beberapa proses evaluasi

keputusan. Model yang palin baru tentang proses evaluasi konsumen adalah

orientasi kognitif, yakni memandang konsumen sebagai pembuat pertimbangan

mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan yang sadar dan

rasional.

Keputusan membeli. Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen

membentuk pilihan mereka di antara beberapa merek yang tergabung dalam

perangkat pilihan. Konsumen, mungkin juga membentuk suatu maksud membeli

dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun demikian, dua faktor

lainnya dapat mencampuri maksud membeli itu dengan keputusan membeli.

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Didin Kartikasari (2012) Hasil dari

penelitian menunjukan bahwa : Perilaku Konsumen (X) yang terdiri dari variabel

budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3) dan psikologis (X4) secara bersama – sama

memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y). Perilaku Konsumen yang

terdiri dari variabel budaya (X1) dan pribadi (X3) secara parsial tidak

mempengaruhi Keputusan Pembelian (Y), sedangkan variabel sosial (X2),

psikologis (X4) secara parsial mempengaruhi Keputusan Pembelian (Y). Dilihat

dari hasil penelitian terdahulu bahwa sosial, psikologis mempengaruhi keputusan

pembelian. Jadi bisa dikatakan bahwa memang benar keputusan pembelian

dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas model kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

52

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Keputusan pembelian

a. Kebiasaan menonton (X1.1)

b. Pengaruh lingkungan (X1.2)

c. Tempat tinggal (X1.3)

a. Kelas sosial menengah-atas

(X2.1)

b. Status pekerjaan (X2.2)

c. Status pendapatan (X2.3)

d. Status sosial (X2.4)

a. Pengaruh keluarga (X3.1)

b. Referensi sahabat karib (X3.2)

c. Referensi tetangga (X3.3)

d. Referensi kelompok agama

(X3.4)

e. Status dan peranan (X3.5)

a. Pengaruh usia (X4.1)

b. Keadaan ekonomi (X4.2)

c. Kepribadian (X4.3)

d. Konsep diri (X4.4)

a. Motivasi (X5.1)

b. Kepercayaan diri (X5.2)

c. Sikap (X5.3)

d. Proses belajar (X5.4)

a. Lokasi geografis (X6.1)

b. Referensi orang lain (X6.2)

c. Waktu (X6.3)

d. Suasana hati (X6.4)

a. Pengaruh ayah (X7.1)

b. Pengaruh ibu (X7.2)

c. Pengaruh kakak dan adik

(X7.3)

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

53

2.5 Hipotesis

Menurut Mamang & Sopiah, (2013,298) hipotesis merupakan anggapan

sementara tentang suatu fenomena tertantu yang akan diselidiki. Bedasarkan

jenisnya hipotesis dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah hipotes kerja atau

hipotesis alternatif. Bedasarkan hal-hal yang telah diungkapkan di awal, maka

hipotesis untuk penelitian ini, yaitu:

Ha1 : Setidak-tidaknya terdapat satu faktor yang mempengaruhi keputusan

remaja untuk menonton film di bioskop.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut E.G. Carmines, dan R.A. Zeller (2006) yang dikutip oleh Sangadji &

Sopiah (2010:26) penelitian ini jika ditinjau dari pengukuran dan analisis data

penelitian yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Jika dilihat

dari karakteristiknya penelitian ini menurut Cooper & Schindler dalam Jogiyanto,

(2007:12) penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian explanatory research.

Explanatory Research adalah riset yang mencoba menjelaskan fenomena yang

ada. Menurut Singarimbun dan Effendi, (2000:5) penelitian eksplanatori yaitu tipe

penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel penelitian dan menguji

hipotesis yang sudah dirumuskan sebelumnya.

3.2 Definisi Konseptual

1. Faktor Budaya

Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, presepsi, keinginan dan

perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan

lembaga penting lainnya.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

55

a. Kebiasaan menonton (X1.1)

b. Pengaruh lingkungan (X1.2)

c. Tempat tinggal (X1.3)

2. Faktor Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relative homogen dan

bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan

keanggotannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

a. Kelas sosial menengah-atas (X2.1)

b. Status pekerjaan (X2.2)

c. Status pendapatan (X2.3)

d. Status sosial (X2.4)

3. Faktor-faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen

diantaranya: kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Pengaruh keluarga (X3.1)

b. Referensi sahabat karib (X3.2)

c. Referensi tetangga (X3.3)

d. Referensi kelompok agama (X3.4)

e. Status dan peranan (X3.5)

4. Faktor Pengaruh Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur

dan tahapan daur hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi, gaya hidup, serta

kepribadian dan konsep diri pembeli.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

56

a. Pengaruh usia (X4.1)

b. Keadaan ekonomi (X4.2)

c. Kepribadian (X4.3)

d. Konsep diri (X4.4)

5. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mencakup presepsi, motivasi, pembelajaran, sikap, dan

kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikolgis mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

a. Motivasi (X5.1)

b. Kepercayaan diri (X5.2)

c. Sikap (X5.3)

d. Proses belajar (X5.4)

6. Faktor Situasi

Pengaruh situasi adalah sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus

untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen

dan karakteristik objek.

a. Lokasi geografis(X6.1)

b. Referensi orang lain (X6.2)

c. Waktu (X6.3)

d. Suasana hati (X6.4)

7. Faktor Keluarga

Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang

perilakunya sangat memengaruhi dan menentukan dalam pengambilan

keputusan membeli.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

57

a. Pengaruh ayah (X7.1)

b. Pengaruh ibu (X7.2)

c. Pengaruh kakak dan adik (X7.3)

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dan atau kontrak dengan cara memberikan arti atau melakukan spesifikasi

kegiatan maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

konstak atau variabel (Sangadji & Sopiah, 2010:134). Definisi operasional dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Faktor Budaya

(X1)

kumpulan nilai-nilai dasar,

presepsi, keinginan dan

perilaku yang dipelajari oleh

seorang anggota masyarakat

dari keluarga dan lembaga

penting lainnya.

a. Kebiasaan menonton

(X1.1)

b. Pengaruh lingkungan

(X1.2)

c. Tempat tinggal (X1.3)

Ordinal

Faktor Kelas Sosial

(X2)

kelompok-kelompok yang

relative homogen dan bertahan

lama dalam suatu masyarakat,

yang tersusun secara hierarki

dan keanggotannya

mempunyai nilai, minat dan

perilaku yang serupa.

a. Kelas sosial menengah-

atas (X2.1)

b. Status pekerjaan (X2.2)

c. Status pendapatan (X2.3)

d. Status sosial (X2.4)

Ordinal

Faktor-faktor sosial

(X3)

berpengaruh terhadap perilaku

konsumen diantaranya :

kelompok acuan, keluarga,

peran dan status dalam

masyarakat.

a. Pengaruh keluarga (X3.1)

b. Referensi sahabat karib

(X3.2)

c. Referensi tetangga (X3.3)

d. Referensi kelompok

agama (X3.4)

e. Status dan peranan (X3.5)

Ordinal

Faktor Pengaruh

Pribadi (X4)

Keputusan pembelian juga

dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti umur dan

tahapan daur hidup, pekerjaan

dan situasi ekonomi, gaya

hidup, serta kepribadian dan

konsep diri pembeli.

a. Pengaruh usia (X4.1)

b. Keadaan ekonomi (X4.2)

c. Kepribadian (X4.3)

d. Konsep diri (X4.4)

Ordinal

Faktor Psikologis

(X5)

Faktor psikologis mencakup

presepsi, motivasi,

pembelajaran, sikap, dan

a. Motivasi (X5.1)

b. Kepercayaan diri (X5.2)

c. Sikap (X5.3)

Ordinal

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

58

kepribadian. Sikap dan

kepercayaan merupakan faktor

psikolgis mempengaruhi

keputusan pembelian

konsumen.

d. Proses belajar (X5.4)

Faktor Situasi (X6) sebagai pengaruh yang timbul

dari faktor yang khusus untuk

waktu dan tempat yang

spesifik yang lepas dari

karakteristik konsumen dan

karakteristik objek.

a. Lokasi geografis(X6.1)

b. Referensi orang lain

(X6.2)

c. Waktu (X6.3)

d. Suasana hati (X6.4)

Ordinal

Faktor Keluarga

(X7)

suatu unit masyarakat yang

terkecil yang perilakunya

sangat memengaruhi dan

menentukan dalam

pengambilan keputusan

membeli.

a. Pengaruh ayah (X7.1)

b. Pengaruh ibu (X7.2)

c. Pengaruh kakak dan adik

(X7.3)

Ordinal

Sumber: Data diolah. 2015

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Menurut Sangadji & Sopiah, (2010:185) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang menonton film pada hari sabtu

dan minggu pada bulan Desember 2015 di bioskop 21 central plaza dan XXI

Boemi Kedaton yang berada di Kota Bandar Lampung.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini mengambil 70 remaja dari usia 12-21 tahun. Menurut

Sugiyono, (2012:130) bila dalam peneliatian akan melakukan analisis dengan

korelasi, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang

diteliti. Maka jumlah variabel yang akan diteliti ada 7 dikalikan dengan 10, jadi

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

59

sampel yang akan diambil adalah 70 responden. Sampel adalah sebagian dari

populasi itu (Sugiyono, 2012:389).

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental

sampling. Sampling accidental adalah teknik penentuan sampel bedasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau accidental bertemu dengan

peneliti dan digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui cocok

dengan sebagai sumber data (Sugiyono, 2012:122).

3.6 Sumber Data

Dintinjau dari sumbernya penelitian ini menggunakan sumber data primer.

Menurut Sangadji & Sopiah, (2010:171) Data Primer merupakan sumber data

penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui

perantara). Sumber penelitian primer diperoleh para peneliti untuk menjawab

pertanyaan penelitian.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan

observasi, adapun pengertiannya di bawah ini:

1. Menurut Sangadji & Sopiah, (2010:151) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Jenis kuisioner yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

60

2. Observasi menurut Indriantoro yang dikutip oleh Sangadji & Sopiah,

(2010:152) adalah proses pencatatan pola prilaku subyek (orang), obyek

(benda), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Jadi, observasi dilakukan

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Jika

ditinjau dari tekniknya observasi ini diambil dengan teknik observasi langsung.

Menurut Sangadji & Sopiah, (2010:153) Penggunaan teknik observasi

langsung memampukan peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku

atau kejadian secara detail. Peneliti dalam observasi langsung tidak bisa

memanilpulasi kejadian yang diamati.

3.8 Skala Pengukuran

Data yang di analisis dalam peneitian ini merupakan data primer, yaitu data yang

diperoleh secara langsung dari responden melalui penyebaran kuisioner.

Instrumen penelitian dibangun dari variabel-variabel penelitian dan diadaptasi dan

digunakan sebagai rujukan yang memberikan gambaran kondisi empiris. Skala

pengukuran yang digunakan untuk mengukur instrumen penelitian adalah skala

Likert 5 point, mulai dari interval 1-5 atau mulai dari sangat tidak setuju-sangat

setuju (Sangadji & Sopiah, 2010:248).

Menurut Jogiyanto, (2007:64-65) Skala adalah suatu alat mekanisme yang dapat

digunakan untuk membedakan invidual-individual ke dalam variabel-variabel

yang akan digunakan di dalam riset. Ditinjau dari tipenya, penelitian ini

menggunakan tipe interval. Interval, yaitubernilai klasifikasi, order (ada

urutannya), dan berjarak (perbedaan dua nilai berarti). Ditinjau dari metode

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

61

penskalaan digunakan skala rating (rating scale) dengan pendekatan skala likert

(likert scale). Skala rating digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu

variabel. Skala likert digunakan untuk mengukur respons subyek ke dalam 5 poin

skala dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan

adalah tipe interval.

Tabel 3.2 Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian

Jawaban Skor Penilaian

- Sangat Setuju 5

- Setuju 4

- Cukup Setuju 3

- Tidak Setuju 2

- Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sangadji & Sopiah, (2010:144).

3.8.1 Cara Penghitungan MSI (Method of Successive Interval)

Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data

interval. Data ordinal sebenarnya adalah data kualitatif atau bukan angka

sebenarnya. Data ordinal menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif.

Dalam contoh dibawah ini, misalnya:

1. Angka 1 mewakili “sangat tidak setuju”

2. Angka 2 mewakili “ tidak setuju”

3. Angka 3 mewakili “netral”

4. Angka 4 mewakili “setuju”

5. Angka 5 mewakili “sangat setuju”

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

62

Dalam banyak prosedur statistik seperti Regresi, Korelasi Pearson, Uji t dan lain

sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu, jika kita hanya

mempunyai data berskala ordinal; maka data tersebut harus diubah kedalam

bentuk interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Kecuali

jika kita menggunakan prosedur, seperti Korelasi Spearman yang mengijinkan

data berskala ordinal; maka kita tidak perlu mengubah data yang sudah ada

tersebut. Bagaimana proses mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala

interval, menurut Al Rasyid, (1993:131) ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan, yaitu:

1. Menghitung frekuensi

2. Menghitung proporsi

3. Menghitung proporsi kumulatif

4. Menghitung nilai z

5. Menghitung nilai densitas fungsi z

6. Menghitung scale value

7. Menghitung penskalaan

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Validitas Kuesioner

Menurut Ghozali, (2005:45) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Menurut Rusli, (2014:203) Formula untuk menghitung

koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coefficient

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

63

dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson

ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala

pengukuran interval. Formulanya:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁.∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)

√[(𝑁.∑ 𝑋− (∑ 𝑋)].[(𝑁.∑ 𝑋2

− (∑ 𝑌)2]……[(𝑁.∑ 𝑋7

− (∑ 𝑌)7]

..............(1)

Di mana:

rxy = Koefisien Korelasi

N = Jumlah Sampel

X1 = Variabel Faktor Budaya, Faktor Kelas Sosial, Faktor-faktor Sosial,

Faktor Pengaruh Pribadi, Faktor Psikologis, Faktor Situasi, Faktor Keluarga

Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table

untuk degree of freedom (df)= n-2.

Tabel 3.3 Pre-Test 30 Responden Validitas

Variabel ITEM PEARSON

CORRELATION

r tabel keterangan

Faktor Kebudayaan 1 X1.1 0.685 0,1982 VALID

Faktor Kebudayaan 2 X1.2 0.795 0,1982 VALID

Faktor Kebudayaan 3 X1.3 0.685 0,1982 VALID

Faktor Kelas Sosial 1 X2.1 0.437 0,1982 VALID

Faktor Kelas Sosial 2 X2.2 0.787 0,1982 VALID

Faktor Kelas Sosial 3 X2.3 0.838 0,1982 VALID

Faktor Kelas Sosial 4 X2.4 0.773 0,1982 VALID

Faktor sosial 1 X3.1 0.448 0,1982 VALID

Faktor sosial 2 X3.2 0.527 0,1982 VALID

Faktor sosial 3 X3.3 0.712 0,1982 VALID

Faktor sosial 4 X3.4 0.283 0,1982 VALID

Faktor sosial 5 X3.5 0.616 0,1982 VALID

Faktor Pengaruh Pribadi 1 X4.1 0.706 0,1982 VALID

Faktor Pengaruh Pribadi 2 X4.2 0.692 0,1982 VALID

Faktor Pengaruh Pribadi 3 X4.3 0.638 0,1982 VALID

Faktor Pengaruh Pribadi 4 X4.4 0.548 0,1982 VALID

Faktor Psikologis 1 X5.1 0.840 0,1982 VALID

Faktor Psikologis 2 X5.2 0.810 0,1982 VALID

Faktor Psikologis 3 X5.3 0.628 0,1982 VALID

Faktor Psikologis 4 X5.4 0.722 0,1982 VALID

Faktor Situasi 1 X6.1 0.790 0,1982 VALID

Faktor Situasi 2 X6.2 0.653 0,1982 VALID

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

64

Faktor Situasi 3 X6.3 0.620 0,1982 VALID

Faktor Situasi 4 X6.4 0.601 0,1982 VALID

Faktor Keluarga 1 X7.1 0.845 0,1982 VALID

Faktor Keluarga 2 X7.2 0.893 0,1982 VALID

Faktor Keluarga 3 X7.3 0.785 0,1982 VALID

Sumber: kuesioner, data diolah 2016

3.9.2 Uji Realibilitas

Menurut Ghozali, (2005:41) Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil. Pengukuran reabilitas dapat dilakukan dengan cara, yaitu:

One Shot atau pengukuran sekali saja

Disini ppengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistic Cronbach

Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0.06 (Nunnaly, 1967 yang dikutip oleh Ghozali, 2005:42).

Tabel 3.4 Pre-Test 30 Responden Realibilitas

Variabel ITEM Cronchbach

alpha

Rentang

nilai

Interpretasi

reliabilitas

Keterangan

Faktor Kebudayaan

X1.1 0.543 0,40-0,60 Sedang Realibel

X1.2

X1.3

Faktor Kelas Sosial

X2.1

0.670

0,80-1,00

Sangat

tinggi

Realibel X2.2

X2.3

X2.4

Faktor sosial

X3.1

0.360

0,10-0,30

Cukup

Realibel

X3.2

X3.3

X3.4

X3.5

Faktor Pengaruh Pribadi

X4.1

0.539

0,40-0,60

Tinggi

Reliabel X4.2

X4.3

X4.4

Faktor Psikologis

X5.1

X5.2

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

65

X5.3 0.741 0,60-0,80 Tinggi Reliabel

X5.4

Faktor Situasi

X6.1

0.583

0,40-0,60

Sedang

Reliabel X6.2

X6.3

X6.4

Faktor Keluarga

X7.1

0.792

0,80-1,00

Sangat

tinggi

Reliabel X7.2

X7.3

Sumber: kuesioner, data diolah 2016

3.9.3 Analisis Faktor

Menurut Suliyanto, (2005) yang dikutip oleh http://repository.usu.ac.id (diakses

pada tanggal 21 Januari 2016 pukul 19.38 WIB) analisis faktor merupakan suatu

teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel

secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan

antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit

dari pada variabel yang diteliti. Hal ini berarti, analisis faktor dapat juga

menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian.

Menurut Hair, (2010) yang dikutip oleh http://repository.usu.ac.id (diakses pada

tanggal 21 Januari 2016 pukul 19.38 WIB) analisis faktor adalah suatu teknik

interdependensi (interdependence technique), dimana tidak ada pembagian

variabel menjadi variabel bebas dan variabel tergantung dengan tujuan utama

yaitu mendefinisikan struktur yang terletak di antara varaibel-variabel dalam

analisis. Analisis ini menyediakan alat-alat untuk menganalisis struktur dari

hubungan interen atau korelasi di antara sejumlah besar variabel dengan

menerangkan korelasi yang baik antara variabel, yang diasumsikan untuk

merepresentasikan dimensi-dimensi dalam data.

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

66

Jadi analisis faktor ingin menemukan suatu cara meringkas (summarize) informasi

yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate

(factor). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur lewat data

summarization atau lewat data reduction (pengurangan data). Analsis faktor

mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel atau responden dengan cara

melihat korelasi antar variabel atau responden dengan cara melihat korelasi antar

variabel atau korelasi antar responden. Sebagai contoh kita mempunyai data 100

responden dengan 10 karakteristik. Jika tujuan kita adalah meringkas

karakteristik, maka analisis faktor berupa matrik korelasi variabel. Ini merupakan

bentuk dari analisis faktor yang disebut dengan R factor analysis (Ghozali,

2005:253).

3.9.3.1 Tujuan Analisis Faktor

Menurut Hair, (2010) yang dikutip oleh http://repository.usu.ac.id (diakses pada

tanggal 21 Januari 2016 pukul 19.38 WIB) pada dasarnya, tujuan analisis faktor

adalah:

1. Data Sumarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel

dengan melakukan uji korelasi.

2. Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, maka dilanjutkan dengan

proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk

menggantikan sejumlah variabel tertentu.

Tujuan umum dari teknik analisis faktor adalah menemukan suatu cara untuk

mereduksi informasi yang terkandung di dalam sejumlah variabel-variabel

original ke dalam set variabel yang lebih kecil dari dimensi-dimensi gabungan dan

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

67

baru. Untuk menemukan tujuan tersebut, ada 4 hal yang mendukung yaitu

mengkhususkan unit analisis, mencapai ringkasan data atau pengurangan data,

pemilihan variabel, dan menggunakan hasil analisis faktor dengan teknik-teknik

multivariat yang lain.

3.9.3.2 Fungsi Analisis Faktor

Menurut Suliyanto, (2005) yang dikutip oleh http://repository.usu.ac.id (diakses

pada tanggal 21 Januari 2016 pukul 19.38 WIB) terdapat 3 fungsi analisis faktor,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi

dari serangkaian variabel.

2. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan

variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkorelasi.

3. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak

untuk dianalisis multivariat lainnya.

3.9.3.3 Penentuan Jumlah Faktor

Untuk menentukan banyaknya jumlah faktor yang terbentuk dalam analisis faktor

dapat dilakukan beberapa pendekatan berikut:

1. Penentuan berdasarkan Apriori.

Dalam metode penentuan ini, jumlah faktor telah ditentukan sebelumnya oleh

peneliti.

2. Penentuan berdasarkan Eigenvalue

Untuk menentukan jumlah faktor yang terbentuk dapat didasarkan pada

eigenvalue. Jika suatu variabel memiliki eigenvalue > 1, dianggap sebagai

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

68

suatu faktor, sebaliknya jika suatu variabel hanya memiliki eigenvalue < 1,

tidak dimasukkan dalam model.

3. Penentuan berdasarkan Scree Plot

Scree plot pada dasarnya merupakan grafik yang menggambarkan hubungan

antara faktor dengan eigenvalue, pada sumbu Y menunjukkan eigenvalue,

sedangkan pada sumbu X menunjukkan jumlah faktor. Untuk dapat

menentukan berapa jumlah faktor yang diambil, ditandai dengan slope yang

sangat tajam antara faktor yang satu dengan faktor berikutnya.

4. Penentuan berdasarkan persentase varian (percentage of variance)

Persentase varian menunjukkan jumlah variasi yang berhubungan pada suatu

faktor yang dinyatakan dalam persentase. Untuk dapat menentukan berapa

jumlah faktor yang diambil, harus memiliki nilai persentase varian > 0,5.

Untuk mengetahui peranan masing-masing variabel dalam suatu faktor dapat

ditentukan dari besarnya loading variabel yang bersangkutan. Loading dengan

nilai terbesar berarti mempunyai peranan utama pada faktor tersebut. Variabel

yang memiliki nilai loading < 0,5 dianggap tidak memiliki peranan yang berarti

terhadap faktor yang terbentuk sehingga variabel tersebut dapat diabaikan dalam

pembentukan faktor.

3.9.3.4 Penamaan Faktor Yang Terbentuk

Menurut repository.usu.ac.id(diakses pada tanggal 21 Januari 2016 pada pukul

19.38 WIB) untuk menamai faktor yang telah dibentuk dalam analisis faktor,

dapat dilakukan dengan cara berikut.

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

69

1. Memberikan nama faktor yang dapat mewakili nama-nama variabel yang

membentuk faktor tersebut.

2. Memberikan nama faktor berdasarkan variabel yang memiliki nilai factor

loading tertinggi. Hal ini dilakukan apabila tidak dimungkinkan untuk

memberikan nama faktor yang dapat mewakili semua variabel yang

membentuk faktor tersebut.

3.9.3.5 Asumsi Analisis Faktor

Prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, artinya variabel yang

memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor, sedangkan variabel yang ada

dalam suatu faktor akan memiliki korelasi yang lemah dengan variabel yang

terdapat pada faktor yang lain. Karena prinsip utama analisis faktor adalah

korelasi, maka asumsi dalam analiss faktor berkaitan erat dengan korelasi berikut:

a. Indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi

parsialnya secara keseluruhan harus kecil.

Hal ini dapat diidentifikasi dengan nilai Kiser Meyer Olkin measure of

sampling adequency (KMO). KMO merupakan sebuah indeks perbandingan

jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien parsialnya secara

keseluruhan. Jika jumlah kuadrat koefisien korelasi parsial di antara seluruh

pasangan variable bernilai kecil dibandingkan dengan jumlah kuadrat

koefisien korelasi, maka akan menghasilkan nilai KMO yang mendekati satu.

Nilai KMO yang kecil menunjukkan bahwa analis faktor bukan merupakan

pilihan yang tepat. Untuk dapat dilakukan analisis faktor, nilai KMO

diangggap cukup apabila nilai KMO > 0,5.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

70

b. Indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi

parsialnya secara keseluruhan harus kecil.

Hal ini dapat diidentifikasi dengan nilai Measure of Sampling Adequency

(MSA). MSA adalah sebuah indeks perbandingan jarak antara koefisien

korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya secara parsial setiap

item/variabel. Untuk dapat dilakukan analisis faktor, nilai MSA dianggap

cukup apabila nilai MSA > 0,5. Apabila ada item/variabel yang tidak

memiliki nilai MSA > 0,5, variabel tersebut harus dikeluarkan dari analisis

faktor secara bertahap satu persatu.

3.9.3.6 Langkah-langkah Analisis Faktor

Langkah-langkah dalam analisis faktor adalah sebagai berikut:

a. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) dan Ukuran Kecukupan Sampling

Setelah data kuesioner diubah menjadi skala interval, uji pertama yang

dilakukan adalah mencari nilai KMO dan MSA. Syarat yang diberikan nilai

KMO dan MSA harus > 0,5. Jika nilai KMO dan MSA < 0,5 maka indikator

yang tidak memenuhi syarat harus di reduksi dan dilakukan pengujian ulang

sampai semua indikator memenuhi syarat dan bisa dilanjutkan ke tahap

selanjutnya.

b. Estraksi Faktor

Penentuan jumlah faktor yang ditentukan untuk mewakili variabel-variabel

yang akan dianalisis didasarkan pada besarnya eigenvalue serta persentase

total variannya. Hanya faktor yang memiliki eigenvalue sama atau > 1 yang

dipertahankan dalam model analisis faktor, sedangkan yang lainnya

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

71

dikeluarkan dari model. Presentase varian menunjukkan jumlah variasi yang

berhubungan pada suatu faktor yang dinyatakan dalam presetase. Untuk dapat

menentukkan berapa jumlah faktor yang diambil, harus memiliki nilai

presentase varian > 5. Gunanya pengujian ini adalah untuk mengetahui

berapa banyak faktor yang terbentuk dari indikator-indikator yang di uji.

c. Rotasi faktor

Hasil dari ekstraksi faktor dalam matriks faktor mengidentifikasikan

hubungan antar faktor dan variabel individual, namun dalam faktor-faktor

tersebut banyak variabel yang berkorelasi sehingga sulit diinterpretasikan.

Melalui rotasi faktor matriks, faktor matriks ditransformasikan ke dalam

matriks yang lebih sederhana sehingga mudah diinterpretasikan. Rotasi faktor

menggunakan prosedur varimax. Nilai yang paling besar masuk ke dalam

faktor-faktor yang terbentuk.

d. Interpretasi faktor

Setelah diperoleh sejumlah faktor yang valid, selanjutnya hal yang harus

dilakukan adalah menginterpretasikan nama-nama faktor, mengingat faktor

merupakan sebuah konstruk dan sebuah konstruk menjadi berarti jika dapat

diartikan. Interpretasi faktor dapat dilakukan dengan mengetahui indikator-

indikator yang membentuknya, karena sifatnya subjektif, hasil bisa berbeda

jika dilakukan orang lain.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Bioskop di Indonesia

Bioskop (Belanda: bioscoop dari bahasa Yunani βιος, bios (yang artinya hidup)

dan σκοπος (yang artinya "melihat") adalah tempat untuk menonton pertunjukan

film dengan menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar

menggunakan proyektor. Bioskop pertama di Indonesia berdiri pada

Desember 1900, di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat, karcis kelas I harganya

dua gulden(perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak. Bioskop zaman dulu

bermula di sekitar Lapangan Gambir (kini Monas). Bangunan bioskop masa itu

menyerupai bangsal dengan dinding dari gedek dan beratapkan kaleng/seng.

Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu kemudian dibawa keliling ke kota

yang lain. Bioskop ini di kenal dengan nama Talbot (nama dari pengusaha

bioskop tsb). Bioskop lain diusahakan oleh seorang yang bernama Schwarz.

Tempatnya terletak kira-kria di Kebon Jahe, Tanah Abang. Sebelum akhirnya

hancur terbakar, bioskop ini menempati sebuah gedung di Pasar Baru. Ada lagi

bioskop yang bernama Jules Francois de Calonne (nama pengusahanya) yang

terdapat di Deca Park. De Calonne ini mula-mula adalah bioskop terbuka di

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

73

lapangan, yang pada zaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. De Calonne

adalah cikal bakal dari bioskop Capitol yang terdapat di Pintu Air.

Bioskop-bioskop lain seperti, Elite di Pintu Air, Rex di Kramat Bunder, Cinema

di Krekot, Astoria, Capitol di Pintu Air, Centraal diJatinegara, Rialto di Senen dan

Tanah Abang, Surya di Tanah Abang, Thalia di Hayam Wuruk, Olimo, Orion di

Glodok, Al Hambra di Sawah Besar, Oost Java di Jl. Veteran, Rembrant di Pintu

Air, Widjaja di Jalan Tongkol/Pasar Ikan, Rivoli di Kramat, Chatay di jl gunung

sahari dan lain-lain merupakan bioskop yang muncul dan ramai dikunjungi setelah

periode 1940-an.

Film-film yang diputar di dalam bioskop tempo dulu adalah film gagu alias bisu

atau tanpa suara. Biasanya pemutaran di iringi musik orkes, yang ternyata jarang

"nyambung" dengan film. Beberapa film yang kala itu yang menjadi favorit

masyarakat adalah Fantomas, Zigomar, Tom MIx, Edi Polo, Charlie Caplin, Max

Linder, Arsene Lupin, dll. Di Jakarta pada tahun 1951 diresmikan bioskop

Metropole yang berkapasitas 1.700 tempat duduk, berteknologi ventilasi peniup

dan penyedot, bertingkat tiga dengan ruang dansa dan kolam renang di lantai

paling atas. Pada tahun 1955 bioskop Indra di Yogyakarta mulai mengembangkan

kompleks bioskopnya dengan toko dan restoran.

Di Indonesia awal Orde Baru dianggap sebagai masa yang menawarkan kemajuan

perbioskopan, baik dalam jumlah produksi film nasional maupun bentuk dan

sarana tempat pertunjukan. Kemajuan ini memuncak pada tahun 1990-an. Pada

dasawarsa itu produksi film nasional 112 judul. Sementara sejak tahun 1987

bioskop dengan konsep sinepleks (gedung bioskop dengan lebih dari satu layar)

semakin marak. Sinepleks-sinepleks ini biasanya berada di kompleks pertokoan,

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

74

pusat perbelanjaan, atau mal yang selalu jadi tempat nongkrong anak-anak muda

dan kiblat konsumsi terkini masyarakat perkotaan. Di sekitar sinepleks itu tersedia

pasar swalayan, restoran cepat saji, pusat mainan, dan macam-macam. Sinepleks

tidak hanya menjamur di kota besar, tetapi juga menerobos kota kecamatan

sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang memberikan masa bebas pajak

dengan cara mengembalikan pajak tontonan kepada "bioskop depan". Akibatnya,

pada tahun 1990 bioskop di Indonesia mencapai puncak kejayaan: 3.048 layar.

Sebelumnya, pada tahun 1987, di seluruh Indonesia terdapat 2.306 layar.

4.1.2 Sejarah Bioskop di Bandar Lampung

Bioskop ada tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi juga mulai ada di kota-kota

kecil selain di Pulau Jawa seperti halnya di Kota Bandar lampung yang sudah ada

beberapa gedung bioskop. Sejarah bioskop di Kota Bandar Lampung jika ditelaah

dari beberapa masyarakat di Kota Bandar Lampung yang sejak tahun 60-an ada di

Kota ini. Awal mula Bioskop di Kota Bandar Lampung sekitar tahun 1960-an dan

mulai berkembang pada tahun 1980-an. Ada beberapa sejarah bioskop di Kota

Bandar Lampung, yaitu:

1. Biskop King

Gedung bioskop paling Hits di tahun 80'an yang terletak di Jalan Teuku

Umar, Tanjung Karang, bersinggungan dengan pemukiman padat penduduk

Gunung Sari. Berada di kawasan ramai pinggir jalan. Kata 'KING' cukup

familiar bagi warga yang sejak tahun 80an sudah tinggal di Bandar Lampung.

Mulai dari King Supermarket and Departement Store, Lorong King hingga

Bioskop King. Kini keriuhan suasana Bioskop kala itu tak dapat lagi di

jumpai bahkan bangkai bangunan pun tak lagi dapat di lihat karena telah

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

75

berganti dengan Gedung Juang dan rapatnya rumah penduduk Gunung Sari

yang khas hingga kini.

2. Bioskop Sederhana dan Bioskop Raya

Konon bioskop Sederhana dan bioskop Raya ini kerap jadi sasaran kalangan

menengah ke bawah karena harga tiket yang lebih murah di banding Bioskop

King. Bioskop Raya bersebelahan dengan Bioskop Sederhana. Terletak di

kawasan Pasar Bawah sebutan kala itu, yang bersentuhan dekat dengan areal

Stasiun Kereta Api Tanjang Karang sejak dulu. Baik Bioskop Sederhana dan

Bioskop Raya kini telah hilang tak lagi berbekas karena telah berubah

menjadi gedung besar bangunan pusat perbelanjaan modern - Ramayana dan

terminal angkutan umum plus pasar sayur los bawah Ramayana. Bioskop

Sederhana hanya tinggal nama dan cerita. Beberapa penduduk asli yang

tinggal dekat dengan stasiun kereta api sejak dulu menceritakan betapa

ramainya suasana Bioskop Sederhana dan lingkungan sekitar kala itu, jika

malam minggu sekitar Bioskop Raya dan Sederhana berubah menjadi pasar

malam.

3. Bioskop Golden

Di awal tahun 1980, bioskop Golden adalah pusat hiburan menonton film

paling 'happening'. Berjarak tak jauh dari lokasi Bioskop King dan Bioskop

Sederhana, bioskop Golden menawarkan suasana lebih ramai. Bagaimana

tidak, terletak di sebuah jalan padat kendaraan areal Pasar Tengah

(sebutannya) dengan bangunan tinggi mencorong dan paling kinclong kala

itu, plus pusat perbelanjaan bernama 'DIAMOND' menjadikan Bioskop

Golden sebagai pusat paling glamour di kawasan Tanjung Karang. Terlebih

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

76

ada banyak hotel hotel kecil bagi pelancong dahulu dan masih ada hingga

kini. Bioskop Golden kini hanya tinggal wujud gedung dengan tampilan toko

toko baju.

4. Biskop Odeon

Setelah kejayaan Bioskop King, Bioskop Sederhana, bioskop Raya dan

Bioskop Golden perlahan runtuh. Hadirlah gedung bioskop Odeon atau yang

akrab di sebut warga Bioskop Bambu Kuning, karena berada dalam satu

gedung dengan pusat perbelanjaan bernama sama dengan kawasannya Bambu

Kuning. Bioskop ini terus hidup hingga awal tahun 2000. Dengan harga tiket

Rp.3.000 jadi sebuah hiburan mewah anak SMA kala itu.

5. Bioskop Jayapura

Selain kawasan Tanjung Karang, Way Halim adalah sebuah wilayah di Kota

Bandar Lampung yang juga ramai. Bermula dari ragam areal perumahan

menjadikan Way Halim sebagai kawasan padat pemukiman. Bioskop

Jayapura adalah salah satu hiburan di Way Halim sejak tahun 1990-an.

Menyajikan film film khas Indonesia kala itu. Kini Bioskop Jayapura masih

menyisakan bentuk megah gedung masa lalu dengan berganti menjadi toko

waralaba.

6. Bioskop Cahaya

Berjarak sekitar 100 meter dari Bioskop Jayapura. Dahulu Bioskop Cahaya

Way Halim dan Jayapura yang sama sama terletak di jalan Ki Maja itu jadi

pusat hiburan di Way Halim. Kini gedung Bioskop Way Halim yang

bentuknya sedikit lebih kecil dari bioskop Jayapura telah beralih fungsi

menjadi toko ragam elektronik.

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

77

7. Bioskop Kemiling

Meski kala itu Kemiling tak seramai Tanjungkarang atau Way Halim, tapi di

kawasan Kemiling memiliki bangunan Bioskop yang juga tak kalah megah

pada masanya. Kini gedung Bioskop telah berubah fungsi menjadi toko

waralaba.

8. Bioskop Apolo

Nama Bioskop ini langsung jadi perhatian warga di kawasan Panjang,

kawasan penduduk dengan sektor industri pabrik paling banyak di Kota

Bandar Lampung sejak dulu. Bioskop Apolo terletak di pinggir jalan tak jauh

dari terminal Kendaraan dalam dan antar kota.

9. Bioskop 21 Artomoro 1

Sebelum bangunan Departemen Store CENTRAL PLAZA (CP) saat ini,

dahulu adalah bangunan megah di pusat kota bernama Artomoro -

Departement Store. Dengan sarana dan fasilitas paling lengkap di Bandar

Lampung kala itu. Di tahun 1980 hingga 1990an, Serangan film film

Hollywood berkualitas dapat di simak di teater 21 Artomoro.

10. Bioskop 21 Artomoro 2

Seolah melengkapi hingar bingar Trend film film Hollywood kala itu,

bioskop 21 hadir di gedung cabang Artomoro departement store. Terletak di

pinggir jalan utama kawasan Teluk Betung dan bersebelahan dengan pesisir

teluk lampung. Kini gedung megah pada masanya itu telah jadi gudang

dengan hamparan belukar tak terawat. Meski wilayah sekitar masih jadi

wilayah padat aktivitas.

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

78

11. Bioskop Queen

Nama bioskop ini seolah ingin melengkapi kehadiran Bioskop King yang

terletak di Tanjungkarang. Bertempat di jalan Ikan Kakap, Bioskop Queen

adalah Bioskop paling pertama hadir di kawasan Teluk Betung. Berdiri pada

awal tahun 1970-an menjadikan Bioskop Queen sebagai pusat keramaian

paling bergengsi kala itu. Kala melihat bangunan Bioskop Queen dari dekat

kita akan merasakan betapa megahnya dunia hiburan perfilman hadir di Teluk

Betung saat itu.

12. Bioskop Mega Ria

Bertempat di lokasi padat penduduk dan aktivitas di Teluk Betung

menjadikan Bioskop Mega Ria sebagai Bioskop tertua kedua di Bandar

Lampung setelah Bioskop Queen. Dulu selain suasana ramai karena tontonan

film film Indonesia ternama di masanya, bioskop Mega Ria juga kerap

disebut sebagai Bioskop Cimeng, begitu sebutannya hingga kini. Kejayaan

Bioskop Cimeng masih dapat di saksikan dari kokohnya bangunan Gedung

yang kini berada dekat dengan keramaian pasar tradisional dan pemukiman

padat.

13. Bioskop KIM JAYA

Selain peninggalan gedung gedung lampau, kemegahan dan kejayaan

kawasan Teluk Betung pada masanya juga dapat dilihat dari gedung Bioskop

Kim Jaya yang sampai kini masih berdiri kokoh di pinggir jalan utama di

Teluk Betung. Dahulu Kim Jaya adalah tempat menyaksikan film film

romantis khas tahun 80 dan 90an hingga film film laga dan mafia mafia ala

Tionghoa. Kini meski bentuk gedung masih membekas sebagai gedung

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

79

bioskop lengkap dengan tata letak loket dan jarak pajang poster film, tapi

aktivitas pemutaran film sudah tidak lagi terjadi. Bahkan seorang penjaga

yang saya temui di sana mengatakan sedang di lakukan bertahap peremajaan

gedung dan alih fungsi menjadi gedung serba guna atau hall event.

14. Bioskop XXI Boemi Kedaton dan 21 Central Plaza

Cinema 21 kini telah resmi memperluas jangkauannya di wilayah Lampung.

Berlokasi di Boemi Kedaton Mall lantai 3, Jl. Teuku Umar No. 1 / Jl. Sultan

Agung No. 1, Bandar Lampung, Boemi Kedaton XXI pada hari Jumat, 23

Januari 2015 sudah beroperasi. Seperti diketahui, Boemi Kedaton XXI

merupakan bioskop Cinema 21 kedua di Lampung, dimana sebelumnya sudah

ada Central yang berada di Central Plaza Lantai 2, Jl. Kartini No. 21.

Kehadiran Boemi Kedaton XXI diharapkan bisa menampung rasa 'haus'

pecinta film di wilayah Lampung, untuk dapat menikmati tontonan yang

berkualitas khas Cinema XXI. Selain itu, tentunya Boemi Kedaton XXI juga

bisa menawarkan opsi lain bagi masyarakat yang kini tidak dibatasi harus ke

Central untuk mendapatkan pengalaman menonton yang maksimal.

Demi menyambut kehadiran Cinema XXI terbaru di wilayah Lampung, pihak

Cinema 21 menawarkan harga yang bersahabat bagi Anda yang ingin

menonton di Boemi Kedaton XXI. Tiket pertunjukkan 2D Rp. 35.000,-

(Senin s/d Kamis), Rp 40.000,- (Jumat), dan Rp. 50.000,-

(Sabtu/Minggu/Libur). Sedangkan untuk tiket 3D Rp 35.000 (Senin s/d

Kamis); Rp 40.000,- (Jumat); dan Rp 50.000,- (Sabtu/Minggu/Libur). Untuk

memuaskan hasrat kuliner para penonton, Boemi Kedaton XXI yang mampu

menampung total penonton sebanyak 1019 orang ini tentunya juga dilengkapi

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

80

dengan Cafe yang menyediakan menu-menu yang menggugah selera. Cinema

21, merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai

kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Lebih dari 27 tahun, Cinema

21 berkomitmen untuk senantiasa memberikan pengalaman dan kenikmatan

nonton terbaik untuk masyarakat Indonesia. Sampai dengan Januari tahun ini,

Cinema 21 memiliki total 755 layar tersebar di 33 kota di 144 lokasi di

seluruh Indonesia.

4.2 Karakteristik Responden

Beberapa karakteristik responden yang dapat digambarkan bedasarkan hasil

kuesioner yang telah diberikan kepada 70 orang yang menonton di bioskop di

Kota Bandar Lampung meliputi usia, jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Masing-

masing karakteristik tersebut dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:

1. Distrbusi Responden Bedasarkan Usia

Pengelompokkan responden bedasarkan usia ini penting bagi pihak penjual

sebagai salah satu faktor acuan untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat

untuk mempengaruhi keputusan pembelian. Pengelompokkan responden

bedasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Responden Bedasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase

12-15 tahun 2 2,86%

16-18 tahun 23 32,86%

19-21 tahun 45 64,28%

Jumlah 70 100%

Sumber: Kuesioner, data diolah 2016

Bedasarkan tabel 4.1 di atas maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden

yang pernah menonton di bioskop dari 70 responden yang menjadi sampel adalah

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

81

responden yang berusia antara 19-21 tahun, yaitu sebesar 45 responden dengan

presentase 64,28%. Kelompok usia diatas terdiri dari mahasiswa, karyawan, dan

pengusaha memiliki keinginan relatif besar dam didukung oleh kemampuan

keuangan (financial) yang cukup memadai (yang diperoleh dari keluarga atau

dengan bekerja). Sedangkan pada usia responden dengan usia 16-18 tahun dengan

jumlah responden 23 orang dengan presentase 32,86%. Kemudian responden

dengan usia 12-15 tahun ada 2 orang dengan presentase 2,86%, dimana umumnya

pada usia ini adalah pelajar. Pada umumnya mereka lebih cenderung

mengonsumsi suatu produk karena ajakan dari keluarga. Mengingat pelajar belum

mempunyai penghasilan yang tetap atau belum bekerja.

2. Distrbusi Responden Bedasarkan Pekerjaan

Pengelompokkan responden bedasarkan jenis pekerjaan ini dilakukan karena

hubungan dengan tingkat pendapatan, aktivitas, dan waktu luang yang dimiliki

oleh responden. Pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Distribusi Responden Bedasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase

Mahasiswa/Pelajar 69 98,58%

Karyawan 1 1,42%

Lainnya - -

Jumlah 70 100%

Sumber: Kuesioner, data diolah 2016

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang hampir keseluruhanya

adalah mahasiswa/pelajar dengan presentase sebesar 98,58% dan 1 orang

mewakili sebagai karyawan dengan presentase (1,42%). Mahasiswa/pelajar lebih

cenderung memakai, membeli atau menggunakan produk atau jasa yang baru.

Mengingat remaja sangat ingin menonjolkan gaya hidupnya yang rata-rata kelas

menengah-atas. Remaja juga lebih cepat mengetahui hal baru apa saja yang

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

82

sedang ramai diperbincangkan oleh khalayak ramai. Tapi terdapat perbedaan

antara remaja awal dengan akhir, yaitu remaja awal suka menonton film.

3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengelompokkan responden bedasarkan jenis kelamin ini penting bagi pihak

penjual sebagai salah satu faktor acuan untuk menyusun strategi pemasaran yang

tepat untuk membentuk keputusan pembelian. Pengelompokkan responden

bedasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 Distribusi Responden Bedasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Perempuan 38 54,29%

Laki-laki 32 45,71%

Jumlah 70 100%

Sumber: Kuesioner, data diolah 2016

Dilihat dari tabel 4.3 bahwa perempuan merupakan responden terbanyak yaitu 38 orang

dengan presentase 54,29%. Sedangkan laki-laki mempunyai 32 orang yang dijadikan

responden dengan presentase 45,71%. Jumlah responden bedasarkan jenis kelaminnya

bedasarkan jenis kelaminnya merupakan hasil dari penyebaran kuesioner secara acak.

Dari jumlah di atas walaupun responden perempuan yang lebih banyak dari laki-laki,

namun baik perempuan dan laki-laki sama-sama menonton di bioskop.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Deskripsi Distribusi Jawaban Responden

Reponden penelitian ini telah memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan

yang terkait dengan tema penelitian. Jawaban-jawaban tersebut dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

83

1. Variabel Faktor Kebudayaan

Distribusi jawaban responden variabel kualitas dapat dilihat pada tabel-tabel

dibawah ini:

Tabel 4.4 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan Menonton di

Bioskop

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1,4

Tidak Setuju 23 32,9

Netral 22 31,4

Setuju 19 27,1

Sangat Setuju 5 7,1

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Jika dilihat dari jawaban para responden yang lebih banyak mengatakan tidak

setuju. Mereka yang mengatakan tidak setuju beralasan karena menonton di

bioskop bukan menjadi kebiasaan melainkan mereka mendapat ajakan dari teman-

teman terdekat mereka. Jika dikaitkan dengan distribusi responden berdasarkan

pekerjaan responden yang hampir keseluruhannya adalah mahasiswa atau pelajar.

Hal itu disebabkan karena remaja yang memilki hobi, gaya hidup, dan kelas sosial

yang berbeda. Teknologi yang sangat mendukung memudahkan remaja untuk

mengunduh film sendiri di rumah. Namun dapat disimpulkan bahwa bedasarkan

jawaban responden menonton bukan yang mereka biasa lakukan melainkan unutk

memenuhi gaya hidup mereka menonton bioskop merupakan kebiasaan yang

mereka lakukan, karena remaja ingin selalu mengetahui hal yang baru yang

sedang ramai diperbincangkan orang banyak.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

84

Tabel 4.5 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Lingkungan

Masyarakat

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 14 20

Netral 28 40

Setuju 25 35,7

Sangat Setuju 3 4,3

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Bedasarkan jawaban responden yang menjawab tidak setuju dan netral mereka

berpendapat bahwa lingkungann masyarakat tidak mempunyai pengaruh dalam

membentuk keputusan remaja dalam menonton di bioskop, tetapi dibandingkan

indikator lain yang terdapat di variabel kebudayaan indikator lingkungan

masyarakat paling banyak mendapat jawaban setuju dan sangat setuju. Menurut

responden yang keseluruhannya adalah remaja tidak setuju dengan lingkungan

masyarakat yang mempengaruhi untuk menonton di bioskop, karena keseharian

mereka berada di sekolah atau di kampus pengaruh yang didapat dari temen

sebaya lebih cepat untuk membentuk keputusan remaja untuk menonton film di

bioskop. Namun disisi lain ada responden yang setuju bahwa lingkungan

masyrakat mempengaruhi mereka untuk menonton di bioskop, karena jika

dibandingkan dengan indikator tempat tinggal dan kebiasaan lebih banyak

responden yang menjawab setuju bahwa lingkungan masyarakat memberikan

pengaruh paling besar.

Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Tempat Tinggal

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 3 4,3

Tidak Setuju 27 38,6

Netral 17 24,3

Setuju 15 21,4

Sangat Setuju 8 11,4

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

85

Indikator tempat tinggal menempati posisi pertama dengan jawaban tidak setuju

tersebesar dibandingkan dengan indikator lainnya yang ada di variabel

kebudayaan. Rata-rata jawaban responden yang tidak setuju dan netral, mereka

beralasan kalau menonton di bioskop tidak dibentuk karena jarak tempat tinggal

dan bioskop yang berdekatan. Jarak yang jauh pun mereka sanggup untuk

menjangkaunya karena menonton merupakan salah satu gaya hidup remaja.

Namun disisi lain alasan responden yang menjawab setuju dan sangat setuju

karena responden merasa jarak dari tempat tinggal mereka ke bioskop sangat

dekat dan tidak perlu memerlukan perjalanan jauh.

2. Variabel Faktor Kelas Sosial

Distribusi jawaban responden mengenai variabel faktor kelas sosial dapat dilihat

pada tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kelas Sosial

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 6 8,6

Tidak Setuju 31 44,3

Netral 19 27,1

Setuju 11 15,7

Sangat Setuju 3 4,3

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Bedasarkan tabel diatas responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

menempati posisi terbesar di variabel kelas sosial ini, menurut responden kelas

sosial adalah bukanlah faktor yang membentuk untuk menonton film di bioskop.

Harga tiket yang cukup mahal untuk kalangan remaja tidak menjadi perbedaan

kelas sosial, karena rata-rata remaja akan menonton tanpa harus melihat

perbandingan kelas sosial yang ada. Lain hal dengan responden yang menjawab

setuju dan sangat setuju, bedasarkan data distribusi responden mengenai jenis

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

86

pekerjaan mereka yang rata-rata masih kuliah atau bersekolah sangat setuju bahwa

kelas sosial sangat berpengaruh dalam pemebentukkan keputusan menonton,

karena untuk menonton di bioskop memerlukan uang yang tidak sedikit dan

sangat susah untuk jangkau bagi remaja yang tidak berasal dari kelas sosial

menengah-atas.

Tabel 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status Pekerjaan

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 5 7,1

Tidak Setuju 33 47,1

Netral 20 28,6

Setuju 12 17,1

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Sebagian besar responden berpendapat bahwa setuju bahwa status pekerjaan

merupakan faktor yang membentuk mereka untuk menonton film di bioskop,

karena keseluruhan responden remaja dengan status pekerjaan yang masih

mahasiswa/pelajar memudahkan mereka untuk menonton kapanpun. Namun bagi

responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju mereka beralasan

bahwa keputusan mereka untuk menonton hanya mencari hiburan, mengikuti

perkembangan zaman, ajakan dari teman-teman sebaya tanpa melihat apa status

yang mereka sandang.

Tabel 4.9 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status Pendapatan

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 3 4,3

Tidak Setuju 28 40

Netral 22 31,4

Setuju 17 24,3

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

87

Bedasarkan tabel di atas responden menjawab tidak setuju status pendapatan

meruapakan hal yang membentuk mereka untuk menonton, karena jika kita lihat

kembali kepada karakteristik responden mengenai jenis pekerjaan, responden

yang hampir keseluruhannya adalah mahasiswa/pelajar yang belum mempunyai

penghasilan sendiri tidak setuju bahwa pendapatan mempengaruhi mereka untuk

menonton. Mahasiswa atau pelajar masih bisa pergi ke bioskop untuk menonton

tanpa harus mempunyai penghasilan sendiri. Indikator ini adalah indikator yang

memiliki jawaban setuju dan sangat setuju terbanyak jika dibandingkan dengan

indikator lain yang ada di faktor kelas sosial. Kesetujuan mereka terhadap status

pendapatan sangat berbanding terbalik dengan indikator lainnya yang ada di

variabel faktor kelas sosial.

Tabel 4.10 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status Sosial

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 6 8,6

Tidak Setuju 29 41,4

Netral 22 31,4

Setuju 12 17,1

Sangat Setuju 1 1,4

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Rata-rata jawaban responden tidak setuju dan netral, beralasan kalau status

mereka yang di masyarakat tidak mempengaruhi mereka untuk menonton di

bioskop. Namun disisi lain alasan responden yang menjawab setuju beralasan

bahwa status mempengaruhi pembentukkan keputusan untuk menonton di bioskop

karena lingkungan masyarakat adalah indikator yang sangat mempengaruhi

mereka dalam pembentukkan keputusan pembelian.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

88

3. Variabel Faktor-faktor Sosial

Distribusi jawaban responden variabel faktor-faktor sosial dapat dilihat pada

tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Keluarga

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 5 7,1

Tidak Setuju 29 41,4

Netral 21 30

Setuju 12 17,1

Sangat Setuju 3 4,3

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Responden yang menjawab setuju berpendapat keluarga memiliki pengaruh yang

cukup besar dalam membentuk keputusan mereka untuk menonton di bioskop

tetapi masih ada yang lebih berpengaruh dari keluarga. Sedangkan alasan mereka

tidak menyetujui pernyataan ini karena keluarga mereka tidak memiliki pengaruh,

kebanyakan dari mereka menonton di bioskop bersama dengan teman sebaya atau

sahabat karib, karena orang tua yang mempunyai kesibukan sendiri sehingga

waktu yang dimiliki juga tidak banyak.

Tabel 4.12 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi Sahabat

Karib

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 9 12,9

Netral 13 18,6

Setuju 38 54,3

Sangat Setuju 10 14,3

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Responden yang hampir keseluruhannya adalah mahasiswa bedasarkan distribusi

jenis pekerjaan, mereka beralasan sangat setuju jika sahabat karib mempengaruhi

selama menjalani kuliah, karena bangku perkuliahan hampir sama dengan sekolah

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

89

sebelumnya. Di sekolah selalu bisa bermain bersama karena mempunyai waktu

belajar, istirahat dan pulang yang sama menjadikan intesitas pertemuan mereka

rutin berbeda dengan perkuliahan jadwal yang keluar terkadang berbeda dengan

teman-teman yang lain. Mereka yang menjawab tidak setuju ini kemungkinan

adalah remaja yang tidak mempunyai sahabat karib, atau remaja yang mempunyai

kepribadian tertutup sehingga mereka lebih suka menyendiri daripada mecari

teman sebanyak-banyaknya.

Tabel 4.13 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi Tetangga

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 25 35,7

Netral 22 31,4

Setuju 17 24,3

Sangat Setuju 6 8,6

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Referensi tetangga mempunyai keterkaitan dengan indikator lingungan

masyarakat tetapi di variabel faktor-faktor sosial indikator ini tidak menempati

posisi pertama, karena responden merasa lingkungan pertemanan lebih

mempengaruhi pembentukkan keputusan mereka untuk menonton film di bioskop.

Para responden yang menjawab setuju dan sangat setuju, karena mereka hidup

bermasyarakat dan mempunyai tetangga terkadang tetangga memberikan

informasi dan referensi tentang film yang sedang bermain di bioskop. Namun ada

juga sebagian responden yang tidak setuju dengan referensi tetangga membentuk

keputusan mereka untuk menonton di bioskop, karena referensi sahabat karib

lebih mempengaruhi dibandingkan tetangga.

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

90

Tabel 4.14 Deksripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi Kelompok

Agama

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 4 4,7

Tidak Setuju 27 38,6

Netral 15 21,4

Setuju 20 28,6

Sangat Setuju 4 5,7

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Beberapa responden setuju jika kelompok keagamaan memiliki pengaruh untuk

remaja dalam pembentukkan keputusan untuk menonton di bioskop. remaja yang

aktif dengan kegiatan organisasi pasti akan mendapatkan masukan dan saran dari

teman-teman yang ada di lingkungan organisasinya. Rata-rata jawaban remaja

tidak setuju mereka berpendapat bahwa kelompok keagamaan tidak mempunyai

pengaruh dalam pembentukan keputusan untuk menonton di bioskop, karena

sangat tidak mungkin ada kelompok agama yang menyarankan temannya untuk

menonton, mereka lebih member saran untuk ke hal yang lebih religious.

Tabel 4.15 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Status dan Peranan

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2,9

Tidak Setuju 26 37,1

Netral 20 28,6

Setuju 13 18,6

Sangat Setuju 9 12,9

Total 70 100%

Sumber: data diolah,2016

Status dan peranan para remaja di masyarakat sangat mempengaruhi dalam

pembentukan keputusan untuk menonton di bioskop. Status dan peranan yang

mereka miliki adalah mahasiswa atau pelajar sehingga mereka tidak

mementingkan status dan peranan yang mereka miliki. Bagi responden yang

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

91

menjawab tidak setuju mereka beralasan status dan peranan sangat tidak

mempengaruhi dalam pembentukan keputusan untuk menonton.

4. Variabel Faktor Pengaruh Pribadi

Distribusi jawaban responden mengenai variabel faktor pengaruh pribadi dapat

dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 4.16 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Usia

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 4 5,7

Tidak Setuju 12 17,1

Netral 26 37,1

Setuju 22 31,4

Sangat Setuju 6 8,6

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Responden yang menjawab tidak setuju mereka beralasan bahwa menonton

bioskop bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan mereka mempunyai

uangyangcukup dan film yang sesuai dengan usia mereka. Beberapa pendapat

responden setuju mengenai usia mempengaruhi mereka untuk menonton di

bioskop, karena keberadaan bioskop yang ada di mall cendrung menjadi tempat

bagi remaja untuk bermain bersama teman-temannya. Mall yang banyak

dikunjungi oleh remaja menjadi mereka setuju bahwa usia mempengaruhi

pembentukkan keputusan untuk menonton.

Tabel 4.17 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Keadaan Ekonomi

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 17 24,3

Netral 12 17,1

Setuju 32 45,7

Sangat Setuju 9 12,9

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

92

Menurut responden ekonomi mereka sangat mempengaruhi mereka untuk

menonton di bioskop, karena untuk satu tiket bioskop memerlukan uang sekitar

Rp.30.000,- sampai dengan Rp.60.000,-. Responden yang menjawab setuju tidak

ada masalah dengan harga tiket bioskop yang cukup mahal karena uang saku yang

mereka peroleh dari orang tua mereka juga cukup banyak. Indikator keadaan

ekonomi mendapatkan presentase terbesar dibandingkan dengan indikator lainnya

yang ada di variabel faktor pengaruh pribadi. Namun disisi lain responden yang

menjawab tidak setuju mungkin lebih menyetujui pernyataan lain, karena mereka

tidak menghiraukan keadaan ekonomi. Bisa jadi yang menjawab tidak setuju

adalah karyawan atau mahasiswa yang mempunyai penghasilan cukup.

Tabel 4.18 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kepribadian

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1,4

Tidak Setuju 28 40

Netral 28 40

Setuju 11 15,7

Sangat Setuju 2 2,9

Total 70 100%

Sumber: data diolah 2016

Responden yang menjawab setuju bahwa menonton di bioskop bisa menunjukkan

kepribadian mereka diperkuat dengan anggapan bahwa sifat kepribadian dari satu

orang ke orang lain sangat berbeda, jika dilihat dari distribusi responden

bedasarkan jenis pekerjaan yang rata-rata adalah mahasiswa atau pelajar, ke 13

orang ini mempunyai kepribadian yang hampir sama. Mereka lebih suka

menonton film dibandingkan melakukan aktifitas lain. Responden yang memiliki

kepribadian yang berbeda pasti akan memiliki keinginan atau cara mereka untuk

memenuhi keinginannya berbeda-beda. Bagi responden yang menjawab tidak

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

93

setuju mereka berpendapat bahwa kepribadian bukan dilihat dari keputusan

mereka untuk menonton di bioskop melainkan sifat bawaan yang ada sejak kecil.

Mereka yang menjawab tidak setuju mempunyai kepribadian yang berbeda

dengan responden yang menjawab setuju, bisa saja mereka mempunyai

kepribadian yang suka berjalan-jalan bukan menonton dibioskop.

Tabel 4.19 Deskripsi Jawabann Responden Mengenai Konsep Diri

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2,9

Tidak Setuju 28 40

Netral 22 31,4

Setuju 11 15,7

Sangat Setuju 7 10

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Konsep mengenai kepribadian ini, yaitu konsep diri memunculkan konsistensi

pada responden. Konsistensi yang dimaksud disini adalah jika seorang responden

mempunyai spesifikasi diri sangat tinggi maka ia harus mengkonsumsi barang

atau jasa yang berkualitas. Bioskop menyajikan film dengan kualitas tinggi,

fasilitas yang sangat memadai, misalnya saja sofa yang nyaman, ruangan yang

dingin, dan tersedia kamar kecil. Tidak hanya itu bioskop juga menyajikan mini

café untuk konsumen jika ingin membeli sesuatu untuk dimakan ketika sedang

menonton film. Namun responden lain yang tidak setuju dengan konsep diri

memicu mereka untuk menonton di bioskop, karena ekspetasi mereka terhadap

dirinya sendiri tidak terlalu besar sehingga mereka tidak mengingkan sesuatu yang

khusus, jika kebanyakan orang menonton di bioskop mungkin mereka lebih suka

untuk enunggu film itu tayang di televisi tanpa harus pergi ke bioskop.

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

94

5. Variabel Faktor Psikologis

Deeskripsi jawaban responden mengenai variabel faktor psikologis dapat dilihat pada

tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 4.20 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Motivasi

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 1 1,4

Tidak Setuju 16 22,9

Netral 22 31,4

Setuju 23 32,9

Sangat Setuju 8 11,4

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Bagi responden yang tidak setuju mereka beralasan bahwa keinginan untuk

menonton tidak didasari oleh motivasi dari orang lain atau pun film yang akan

mereka tonton melainkan ajakan teman-teman sekolah atau teman-teman

perkuliahan. Jika dibandingkan dengan responden yang menjawab tidak setuju

lebih banyak responden yang menjawab setuju bahwa motivasi bisa menjadikan

mereka untuk menonton di bioskop. Indikator motivasi merupakan indikator yang

memiliki jawaban setuju terbanyak kedua setelah indikator proses belajar.

Motivasi di dalam diri remaja bisa saja dipengaruhi oleh berbagai macam hal,

ajakan teman yang bisa menjadi faktor utama ataupun cerita-cerita teman mereka

mengenai film sehingga si pendengar merasa termotivasi ingin menonton.

Tabel 4.21 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Kepercayaan Diri

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 20 28,6

Netral 27 38,6

Setuju 17 24,3

Sangat Setuju 6 8,6

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

95

Pada zaman sekarang untuk kalangan remaja jika mereka tidak pernah menonton

di bioskop atau tidak mengetahui perkembangan film membuat mereka

ketinggalan zaman dan tidak mempunyai kepercayaan diri karena ketika

berkumpul bersama dengan teman-teman ia tidak mengetahui apa yang sedang

diperbincangkan. Lain hal jika mereka mengetahui segalanya pasti mereka sangat

percaya diri ketika bercerita tentang film-film yang sedang popular sekarang. Di

indikator kepercayaan diri jawaban setuju dan tidak setuju hanya berbeda sedikit

jumlahnya, artinya responden tidak begitu mementingkan kepercayaan diri dalam

hal menonton bioskop karena mereka hanya sekedar ingin menonton film yang

baru saja rilis dan penasaran dengan alur carita film tersebut.

Tabel 4.22 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Sikap

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 23 32,9

Netral 21 30

Setuju 19 27,1

Sangat Setuju 7 10

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Diantara indikator lain, indikator sikap mempunyai jumlah jawaban tidak setuju

terhadap sikap yang membuat mereka memutuskan untuk menonton. Mereka

beralasan sikap bukan sepenuhnya yang menetukkan melainkan ajakan dari teman

yang paling besar pengaruhnya. Teman-teman yang secara tiba-tiba mengajak dan

kita harus mengikutinya karena ingin menjaga kesolidaritasan kepada mereka.

Sedangkan bagi mereka yang menjawab setuju, mereka suka menonton di bioskop

apalagi dengan sajian film-film yang bagus, itu akan menentukkan sikap mereka

untuk pergi menonton di bioskop.

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

96

Tabel 4.23 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Proses Belajar

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 7 10

Netral 19 27,1

Setuju 33 47,1

Sangat Setuju 11 15,7

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Remaja yang usianya masih 19-21 tahun adalah responden terbanyak selama

melakukan penelitian. Pada seusia ini mereka masih memerlukan bimbingan

orang tua ataupun orang-orang terdekat, karena pada seusia ini mereka rentan

terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang mudah masuk ke pikiran mereka.

Menonton di bioskop bukan suatu hal yang baru lagi, karena memang bioskop

sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Sebelum remaja melakukan keputusan

untuk menonton pasti ada proses yang mereka lewati, mereka melakukan

pengamatan yang biasanya dilihat dari orang tuanya lalu mereka baru bisa

melakukan keputusan untuk menonton atau tidak.

6. Variabel Faktor Situasi

Distribusi jawaban responden mengenai variabel faktor situasi dapat dilihat pada

tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 4.24 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Lokasi Geografis

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 3 4,3

Tidak Setuju 19 27,1

Netral 24 34,3

Setuju 20 28,6

Sangat Setuju 4 5,7

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

97

Indikator lokasi geografis memiliki jawaban tidak setuju terbesar jika

dibandingkan dengan indikator lainnya yang ada di variabel faktor situasi.

Responden beralasan lokasi geografis terutama rumah mereka tidak berpengaruh

karena bioskop bisa saja dekat dengan sekolah atau kampus para responden. Jadi,

memang lokasi geografis tidak mempengaruhi pembentukkan keputusan mereka

unutk menonton di bioskop. Tetapi bagi responden yang menjawab setuju mereka

beralsan bahwa jarak yang dekat memudahkan mereka untuk menjangkau bioskop

bahwa lokasi geografis tidak mempengaruhi mereka untuk menonton di bioskop.

Khususnya di Kota Bandar Lampung yang hanya mempunyai dua bioskop saja,

jadi mau tidak mau bagi responden yang rumahnya cukup jauh dari bioskop harus

menempuh perjalanan yang lumayan jauh.

Tabel 4.25 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Referensi Orang Lain

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 6 8,6

Netral 13 18,6

Setuju 39 55,7

Sangat Setuju 12 17,1

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Banyaknya responden yang menjawab setuju dikarenakan mereka yang rata-rata

adalah pelajar dan mahasiswa memiliki pertemanan yang luas. Luasnya

pertemenan mereka sangat mempengaruhi segala sikap yang akan mereka ambil.

Mereka biasanya sangat mendengarkan anjuran dari teman-teman sebaya mereka.

Informasi yang terbaru sangat mudah mereka dapatkan dari teman sebaya mereka.

Oleh karena itu referensi dari orang lain sangat banyak responden yang menjawab

setuju. Alasan yang mereka berikan pun beragam, misalnya saja karena mereka

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

98

tidak ingin ketinggalan dari teman-temannya jadi ketika temannya memberikan

saran untuk menonton pasti mereka segera pergi untuk menonton.

Tabel 4.26 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Waktu

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 6 8,6

Netral 10 14,3

Setuju 38 54,3

Sangat Setuju 16 22,9

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Indikator waktu menempati posisi pertama dalam keputusan remaja untuk

menonton di bioskop. Berdasarkan jenis pekerjaan responden hampir

keseluruhannya adalah pelajar dan mahasiswa mereka tidak mempunyai waktu

yang bebas untuk menonton. Jika dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti pelajar atau mahasiswa mulai ramai ketika jam penanyangan kedua

dan ketiga, karena itu adalah waktu mereka pulang sekolah atau selesai jam

kuliah. Pengamatan yang dilakukan melihat ada beberapa remaja yang menonton

seusai pulang sekolah tanpa pulang terlebih dahulu ke rumah mereka masing-

masing.

Tabel 4.27 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Suasana Hati

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 6 8,6

Netral 11 15,7

Setuju 27 38,6

Sangat Setuju 26 37,1

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

99

Responden yang lebih banyak menjawab setuju terhadap suasana hati membentuk

keputusan mereka untuk menonton di bioskop. Suasana hati sangat mempengaruhi

karena bagi remaja yang masih memiliki emosi yang labil kadang-kadang berubah

tergantung suasana hati yang sedang mereka rasakan. Pada pagi hari remaja setuju

untuk menonton tapi berbeda dengan siang hari yang tiba-tiba saja tidak setuju

dan membatalkan untuk menonton di bioskop. Hal ini sangat berpengaruh

terhadap keputusan remaja, karena jika remaja memiliki suasan hati yang buruk

pasti dia akan merasa tidak enak unutk melakukan apapun dia lebih memilih

untuk menyendiri.

7. Variabel Faktor Keluarga

Distribusi jawaban responden mengenai variabel faktor keluarga dapat dilihat

pada tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 4.28 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Ayah

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Tidak Setuju 2 2,9

Tidak Setuju 32 45,7

Netral 23 32,9

Setuju 11 15,7

Sangat Setuju 2 2,9

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Menurut para responden, ayah tidak menjadi faktor yang mempengaruhi mereka

dalam pembentukan keputusan untuk menonton di bioskop. Alasan yang mereka

berikan bahwa ayah tidak mempunyai banyak waktu untuk mereka ajak menonton

di bioskop, dikarenakan ayah sibuk dengan pekerjaan yang mereka lakukan

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

100

sehari-hari. Jika pada akhir pekan ayah beralasan ingin beristirahat karena pada

hari senin akan kembali beraktifitas seperti sediakala.

Tabel 4.29 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Ibu

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 33 47,1

Netral 22 31,4

Setuju 12 17,1

Sangat Setuju 3 4,3

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Mereka beralasan ibu tidak bisa mempengaruhi mereka untuk menoton, karena

terkadang ada ibu dari repsponden yang bekerja sehingga mereka tidak

mempunyai banyak waktu untuk menonton bersama anaknya. Tetapi ada juga ibu

yang sibuk dengan urusan di rumah, misalnya saja membereskan rumah, memasak

dan lain-lain. Ada juga alasan ibu yang ingin beristirahat pada akhir pekan karena

akan bekerja kembali pada hari normal.

Tabel 4.30 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Pengaruh Kakak dan

Adik

Jawaban Frekuensi Presentase

Tidak Setuju 10 14,3

Netral 18 25,7

Setuju 23 32,9

Sangat Setuju 19 27,1

Total 70 100%

Sumber: data diolah, 2016

Responden sangat banyak menyetujui pernyataan bahwa kakak dan adik yang

mempengaruhi mereka untuk menonton. Jika dibandingkan dengan pengaruh ayah

dan ibu, seorang kakak dan adik memberikan pengaruh yang sangat banyak.

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

101

Waktu yang dimiliki oleh kakak dan adik juga lebih banyak jika dibandingkan

dengan ibu dan ayah. Kakak dan adik bisa memberikan pangaruh kapan saja

karena keadaan mereka yang tinggal serumah jadi bisa memudahkan kapan saja

kakak atau adik akan memberikan pengaruh yang cukup banyak untuk si

responden.

4.4 Analisis Faktor

Analisis faktor ingin menemukan suatu cara meringkas (summarize) informasi

yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate

(factor). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur lewat data

summarization atau lewat data reduction (pengurangan data). Analsis faktor

mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel atau responden dengan cara

melihat korelasi antar variabel atau responden dengan cara melihat korelasi antar

variabel atau korelasi antar responden. Variabel yang dianalisis dalam penelitian

ini adalah kebudayaan (pengaruh lingkungan, tempat tinggal, kebiasaan), kelas

sosial (kelas sosial, status pekerjaan, status pendapatan, status sosial), sosial (

pengaruh keluarga, referensi sahabat karib, referensi tetangga, referensi kelompok

agama, status dan peranan), pengaruh pribadi (usia, keadaan ekonomi,

kepribadian, konsep diri), Psikologis (motivasi, kepercayaan diri, sikap, proses

belajar), Situasi (lokasi geografis, referensi orang lain, waktu, suasana hati) dan

Keluarga (ayah, ibu, kakak dan adik).

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

102

4.4.1 Uji Interdependensi Variabel

Pada tahap ini dilakukan pengujian keterkaitan antar variabel. Variabel-variabel

tertentu yang tidak mempunyai korelasi dengan variabel yang lain dikeluarkan

dari analisis. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0. Analisis

dilakukan melalui pengamatan terhadap matriks korelasi, nilai determinasi, nilai

Kaiser-Mayer-Olkin (KMO), dan hasil uji barlett’s.

4.4.2 Nilai Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) dan Ukuran Kecukupan Sampling

Nilai KMO yang dihasilkan adalah sebesar 0,547. Berdasarkan syarat ketentuan

analisis faktor nilai tersebut lebih dari 0,5 sehingga nilai dianggap mencukupi

kriteria yang dibutuhkan. Karena KMO > 0,5 yang berarti memberikan informasi

bahwa antar indikator telah menunjukkan korelasi yang signifikan. Hal ini dapat

dilihat dari Bartlett’s Test of Sphericity yang mempunyai signifikan < Alpha 5%

(0,000 < 0,05), maka proses ini dapat dilanjutkan.

Pengujian awal interdependensi variabel-variabel adalah pengukuran kecukupan

sampling (Measure Of Sampling atau MSA) melalui korelasi anti image. MSA

merupakan indeks yang dimiliki setiap variabel yang menjelaskan apakah sampel

yang diambil dalam penelitian cukup untuk membuat variabel-variabel yang ada

saling terkait secara parsial. Variabel-variabel yang memiliki MSA kecil (<0,5)

dikeluarkan dari analisis.

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

103

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .547

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 618.503

Df 351

Sig. .000

Gambar 4.1 Uji KMO and Bartlett’s Test Ke-1

Pada pengujian pertama mendapatkan nilai KMO yang sudah mencukupi syarat,

yaitu 0,547>0,5, tetapi nilai MSA masih banyak yang belum memenuhi syarat

sehingga harus dilakukan pengujian ulang kembali.

Tabel 4.31 Anti Image Matrix Pengujian Ke-1

Indikator MSA

Kebiasaan (X1.1) 0,624

Pengaruh Lingkungan Masyarakat (X1.2) 0,436

Tempat Tinggal (X1.3) 0,564

Kelas Sosial Menengah-Atas (X2.1) 0,316

Status Pekerjaan (X2.2) 0,542

Status Pendapatan (X2.3) 0,486

Status Sosial (X2.4) 0,844

Pengaruh Keluarga (X3.1) 0,609

Referensi Sahabat Karib (X3.2) 0,551

Referensi Tetangga (X3.3) 0,540

Referensi Kelompok Keagamaan (X3.4) 0,548

Status dan Peranan (X3.5) 0,680

Usia (X4.1) 0,506

Keadaan Ekonomi (X4.2) 0,401

Kepribadian (X4.3) 0,392

Konsep diri (X4.4) 0,449

Motivasi (X5.1) 0,609

Kepercayaan Diri (X5.2) 0,607

Sikap (X5.3) 0,700

Proses Belajar (X5.4) 0,698

Lokasi Geografis (X6.1) 0,517

Referensi Orang Lain (X6.2) 0,470

Waktu (X6.3) 0,548

Suasana Hati (X6.4) 0,641

Pengaruh Ayah (X7.1) 0,420

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

104

Pengaruh Ibu (X7.2) 0,443

Pengaruh Kakak dan Adik (X7.1) 0,554

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.31 nilai MSA dari masing-masing indikator masih banyak

nilai MSA < 0,5. Indikator pengaruh lingkungan masyarakat, kelas sosial

menengah ke atas, status pendapatan, keadaaan ekonomi, kepribadian, konsep

diri, referensi orang lain, pengaruh ayah dan pengaruh ibu harus direduksi karena

sehingga nilai MSA nya <0,5 dan harus dilakukan pengujian ulang.

KMO and Bartlett’s Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .690

Bartlett’s Test of Sphericity Approx. Chi-Square 325.761

Df 153

Sig. .000

Gambar 4.2 Uji KMO and Bartlett’s Test Ke-2

Pada pengujian kedua nilai KMO sebesar 0,690 > 0,5 nilai KMO yang sudah

memenuhi syarat sehingga bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya, tetapi pada nilai

MSA masih ada yang < 0,5 sehingga pengujian dilakukan kembali dengan

mereduksi nilai yang < 0,5.

Tabel 4.32 Anti Image Matrix Pengujian Ke-2

Indikator MSA

Kebiasaan (X1.1) 0,760

Tempat Tinggal (X1.3) 0,700

Status Pekerjaan (X2.2) 0,746

Status Sosial (X2.4) 0,811

Pengaruh Keluarga (X3.1) 0,605

Referensi Sahabat Karib (X3.2) 0,448

Referensi Tetangga (X3.3) 0,762

Referensi Kelompok Keagamaan (X3.4) 0,683

Status dan Peranan (X3.5) 0,742

Usia (X4.1) 0,593

Motivasi (X5.1) 0,745

Kepercayaan Diri (X5.2) 0,810

Sikap (X5.3) 0,676

Proses Belajar (X5.4) 0,656

Lokasi Geografis (X6.1) 0,650

Waktu (X6.3) 0,555

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

105

Suasana Hati (X6.4) 0,680

Pengaruh Kakak dan Adik (X7.3) 0,565

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.32 nilai MSA dari indikator referensi sahabat karib masih <

0,5, karena syarat agar bisa menlanjutkan ke tahap selanjutnya harus > 0,5

sehingga indikator yang nilai MSA nya masih <0,5 direduksi dan dilakukan

pengujian ulang.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .706

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 299.410

Df 136

Sig. .000

Gambar 4.3 KMO and Bartlett’s

Tabel 4.33 Anti Image Matrix

Indikator MSA

Kebiasaan (X1.1) 0,753

Tempat Tinggal (X1.3) 0,772

Status Pekerjaan (X2.2) 0,788

Status Sosial (X2.4) 0,811

Pengaruh Keluarga (X3.1) 0,650

Referensi Tetangga (X3.3) 0,737

Pengaruh Kelompok Keagamaan (X3.4) 0,702

Status dan Peranan (X3.5) 0,748

Usia (X4.1) 0,553

Motivasi (X5.1) 0,738

Kepercayaan Diri (X5.2) 0,804

Sikap (X5.3) 0,675

Proses Belajar (X5.4) 0,676

Lokasi Geografis (X6.1) 0,652

Waktu (X6.3) 0,541

Suasana Hati (X6.4) 0,661

Pengaruh Kakak dan Adik (X7.3) 0,554

Sumber: data diolah, 2016

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

106

Berdasarkan tabel 4.33 nilai MSA dan nilai KMO sudah memenuhi syarat

indikator nilai MSA dan KMO > 0,5 sehingga proses selanjutnya yaitu ekstraksi

faktor dapat dilakukan.

4.4.3 Uji Bartlett’s

Diperoleh hasil dari pengujian ketiga dengan nilai Bartlett’s Test Of Sherecity

adalah 299.410, angka tersebut sudah diatas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah

0,05 (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel saling

berkorelasi. Selain itu, hasil Bartlett’s Test Of Sherecity mempunyai keakuratan

(signifikan) yang tinggi (0,000) sehingga variabel dan sampel yang ada secara

keseluruhan bisa dianalisis lebih lanjut.

4.4.4 Ekstraksi Faktor

Statistik awal pada page menunjukan hasil ekstraksi yang memungkinkan metode

yang digunkan dalam melakukan ekstraksi adalah Principal Component Anlysis

(PCA) yang diketahui dapat memaksimalkan presentase varian yang mampu

dijelaskan oleh model. Untuk menentukan jumlah faktor yang mampu dan layak,

secara empirik data dapat dilihat.

1. Eigen Value suatu faktor yang besarnya ≥ 1%

2. Faktor dengan presentase varian > 5%

Eigen value, presentase varian dan presentase kumulatif dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

107

Tabel 4.34 Penentu Faktor untuk Analisis Selanjutnya

Faktor Eigen Value % Varian Presentase Kumulative

1 4.037 23.745 23.745

2 2.138 12.578 36.323

3 1.521 8.949 45.272

4 1.291 7.592 52.864

5 1.159 6.818 59.682

6 1.042 6.132 65.814

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan tabel 4.32 diketahui bahwa faktor 1 sampai 6 memenuhi ketentuan

untuk dapat diterima atau layak karena memiliki eigen of value yang besarnya

>1% presentase varian >5%. Sehingga analisis dapat dilanjutkan dari ketujuh

faktor tersebut.

4.4.5 Rotasi Faktor

Dilihat dari analisis faktor yang telah dilakukan terdapat enam faktor yang

membentuk keputusan menonton di bioskop pada konsumen Bioskop Di Kota

Bandar Lampung. Tabel 4.31 adalah matrix faktor setelah rotasi yang diketahui

setiap item > 0,5. Hal ini berarti dapat dikatakan setiap indikator bisa mewakili

faktor yang dibentuk. Dengan demikian 27 indikator tersebut telah direduksi

menjadi 6 faktor, yaitu:

1. Faktor 1 diberi nama faktor status. Faktor status terdiri dari kebiasaan

menonton, status pekerjaan, status dan peranan, usia. Pada nilai loading

paling tinggi diwakili oleh status pekerjaan. Responden yang rata-rata

memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa/pelajar mengedepankan gaya

hidup yang mereka miliki. Mengingat usia responden yang masih sangat

muda pasti mereka akan peka akan lingkungan sekitar apalagi mengenai

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

108

perkembangan yang ada di lingkungannya. Film-film yang terbaru akan

mereka buru untuk ditonton karena mereka tidak ingin ketinggalan dari

teman-temannya, itu pula yang membentuk kebiasaan mereka untuk

menonton. Keputusan konsumen untuk menonton yang dibentuk oleh status

pekerjaan menandakan bahawa status yang mereka miliki mempunyai

pengaruh yang cukup besar.

2. Faktor 2 diberi nama faktor pribadi. Faktor pribadi terdiri dari indikator

motivasi, waktu dan suasana hati. Pada nilai loading paling tinggi diwakili

oleh indikator waktu. Menurut Jeffrey, et.al (1996) yang dikutip oleh Suryani,

(2008:27) proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan mau

harapan yang tidak terpenuhi menyebabkan timbulnya ketegangan. Motivasi

seorang responden untuk menonton di bioskop disebabkan berbagai macam

dorongan. Salah satu motivasi yang timbul dari konsumen adalah

ketersediaan waktu mereka untuk menonton. Waktu yang mereka punya

sangat terbatas mengingat responden yang masih remaja mempunyai rutinitas

yang wajib mereka jalani. Misalnya saja sekolah atau kuliah, bagi remaja

yang masih sekolah ada beberapa remaja yang setelah pulang sekolah ada

kegiatan belajar tambahan. Bagi anak kuliahan karena waktu perkuliahan

mereka tidak menentuk bisa saja pagi tapi juga siang atau sore hari.

3. Faktor ke 3 diberi nama faktor lingkungan dan orang terdekat. Faktor usia dan

pendapatan terdiri dari indikator tempat tinggal, pengaruh keluarga, lokasi

geografis, pengaruh kakak dan adik. Pada nilai loading paling tinggi diwakili

oleh indikator pengaruh kakak dan adik. Pengaruh kakak dan adik merupakan

faktor ketiga yang mempengaruhi pembentukkan keputusan remaja untuk

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

109

menonton di bioskop. Menonton di bioskop bukan saja didasari oleh

keinginan semata, melainkan karena adanya ajakan atau referensi yang

diterima oleh responden dari orang-orang terdekat mereka, yaitu kakak dan

adik. Kakak dan adik adalah orang terdekat yang setiap hari mereka temui,

lebih banyak waktu yang berkualitas yang mereka punyai. Selain pengaruh

yang banyak dari kakak dan adik, lokasi geografis dan tempat tinggal juga

faktor yang mendukung. Dekatnya jarak bioskop dari rumah mereka

memudahkan responden untuk pergi ke bioskop bersama kakak atau adiknya.

4. Faktor ke 4 diberi nama faktor referensi. Faktor referensi terdiri dari indikator

referensi tetangga dan referensi kelompok keagamaan. Pada nilai loading

paling tinggi diwakili oleh referensi kelompok keagamaan. Kelompok

keagamaan merupakan faktor yang mempengaruhi remaja dalam

pembentukkan keputusan untuk menonton di bioskop. Responden yang rata-

rata adalah remaja akhir mempunyai pertemanan yang cukup luas, misalnya

saja yang suka mengikuti berbagai macam organisasi baik di sekolah maupun

di lingkungan rumah. Salah satunya adalah kelompok keagamaan yang bisa

mereka ikuti baik di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan rumah.

Interaksi yang intensif membuat mereka mendapatkan banyak manfaat dan

referensi dalam pengambilan keputusan untuk menonton di bioskop.

5. Faktor ke 5 diberi nama faktor sikap. Faktor ini terdiri dari status sosial,

kepercayaan diri dan sikap. Pada nilai loading paling tinggi diwakili oleh

sikap. Sikap merupakan faktor yang mempengaruhi remaja dalam

pembentukkan keputusan remaja untuk menonton di bioskop. Remaja yang

mempunyai sikap untuk kegiatan sehari-hari pasti akan konsisten dengan

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

110

keputusan yang sudah mereka pilih. Sikap mereka untuk menonton juga bisa

di dukung oleh status sosial yang mereka sandang. Status sosial di masyarakat

membuat mereka mempunyai keprcayaan diri untuk menunjukkan jati diri

yang mereka miliki.

6. Faktor ke 6 diberi nama faktor pembelajaran. Faktor ini hanya terdiri dari

indikator proses belajar. Proses belajar sangat mempengaruhi remaja dalam

pembentukkan keputusan untuk menonton di bioskop. Pada seusia remaja

mereka membutuhkan banyak pembelajaran tidak hanya belajar di

lingkungan sekolah tetapi juga dalam berbagi hal. Pembelajaran juga bisa

mereka dapatkan pada keputusan mereka untuk menonton, pada proses untuk

menonton mereka melakukan perjalanan untuk sampai ke bioskop pada saat

perjalan menuju bioskop pasti mereka mendapatkan beberapa pembelajaran

yang bermanfaat untuk mereka. Ketika sudah sampai di bioskop mereka

diajarkan untuk membudayakan antri dalam pembelian tiket untuk menonton

setalah itu mereka mendapatkan pelajaran dari film yang mereka tonton.

Nilai-nilai yang terkandung dalam film tersebut akan menjadi pembelajaran

bagi mereka.

Tabel 4.35 Komponen Matriks setelah Rotasi

Indikator Faktor loading Identifikasi faktor

Kebiasaan menonton (X1.1)

Status pekerjaan (X2.2)

Status dan peranan (X3.5)

Usia (X4.1)

0,690

0,724

0,715

0,611

Faktor 1

Motivasi (X5.1)

Waktu (X6.3)

Suasana hati (X6.4)

0,661

0,779

0,662

Faktor 2

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

111

Tempat tinggal (X1.3)

Pengaruh keluarga (X3.1)

Lokasi Geografis (X6.1)

Pengaruh kakak dan adik (X7.3)

0,430

0,658

0,361

0,833

Faktor 3

Referensi tetangga (X3.3)

Referensi kelompok agama

(X3.4)

0,664

0,801

Faktor 4

Status sosial (X2.4)

Kepercayaan diri (X5.2)

Sikap (X5.3)

0,633

0,498

0,813

Faktor 5

Proses belajar (X5.4) 0,755 Faktor 6

Sumber : data diolah 2016

4.4.6 Pembahasan Hasil Analisis Faktor

Pembahasan hasil analisis faktor dalam penelitian ini adalah mengenai indikator-

indikator dari variabel faktor kebudayaan, faktor kelas sosial, faktor-faktor sosial,

faktor pengaruh pribadi, faktor psikologis, faktor situasi, dan faktor keluarga.

Dalam penjelasan ini yang pertaman akan dijelaskan variabel faktor kebudayaan

dalam mempengaruhi pembentukkan keputusan remaja dalam menonton di

bioskop.

4.4.6.1 Faktor Status

Faktor status merupakan nama faktor baru yang telah dirotasi. Faktor status terdiri

dari indikator kebiasaan menonton, status pekerjaan, status dan peranan, usia.

Faktor status digunakan karena status sangat berpengaruh terhadap pembentukkan

keputusan remaja, meingat bahwa remaja mengedepankan gaya hidup mereka.

Maka status yang mereka sandang sangat mempengaruhi. Bedasarkan faktor

status terdapat nilai loading yang paling tinggi adalah status pekerjaan. Berikut ini

adalah penjelasan dari masing-masing faktor:

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

112

a. Kebiasaan menonton

Faktor pertama yang muncul setalah dilakukannya analisis faktor adalah

kebiasan menonton. Menonton merupakan hal yang biasa dilakukan,

menonton bisa melalui berbagai macam alat dan bisa juga melakukannya

dimanapun. Menonton yang sering dilakukan adalah menonton tv, menonton

tv biasanya dilakukan di rumah dan hampir setiap hari kita lakukan. Selain itu

juga kita bisa menonton lewat gadget yang punya, memang harganya lebih

mahal karena kita harus mengisi pulsa terlebih dahulu tapi jarang yang

melakukan hal ini hanya beberapa orang saja yang suka menonton lewat

gadget. Bagi remaja menonton film di bioskop merupakan hal wajib yang

harus mereka lakukan jika ada film terbaru. Mereka ingin selalu menjadi yang

tahu segalanya mengenai perkembangan zaman yang ada dengan mengatahui

segalanya akan memudahkan mereka untuk mendapatkan teman.

b. Status pekerjaan

Status pekerjaan dalam faktor kelas sosial mempengaruhi pembentukkan

keputusan remaja untuk menonton di bioskop. Menurut Engel, Blackwell &

Miniard (1995) yangdikutip oleh Sunyoto, (2013, 24) pekerjaan yang

dilakukan konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka. Jika dilihat

dari nilai loadingnya indikator status pekerjaan menjadi peringkat kedua di

faktor pertama. Selain pendapatan status pekerjaan lebih mempengaruhi

pembentukkan. Remaja yang masih berstatus sebagai mahasiswa/belajar

sangat mengedepankan gaya hidup mereka agar sesuai dengan status

pekerjaan yang mereka sandang. Sebagai mahasiswa yang mengikuti

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

113

perkembangan zaman mereka harus juga mengetahui segala sesuatu yang

baru di dunia perfilman.

c. Status dan peranan

Responden yang rata-rata adalah remaja sangat memainkan status dan

peranan yang mereka punya. Menurut Kotler, (1996:186) setiap peranan

membawa satu status yang mencerminkan peghargaan umum yang diberikan

sesuai dengan itu oleh masyarakatnya. Statusnya sebagai mahasiswa

membuat mereka memiliki peranan yang cukup baik di lingkungan

masyarakat. Mereka menjadi panutan bagi anak-anak yang masih kecil,

terkadang ada juga remaja yang bisa menjadi inspirasi bagi beberapa orang

yang melihat dari sudut pandang lain. Remaja yang suka menonton di

bioskop bisa menjadi contoh yang baik karena selain memainkan status

sebagai mahasiswa atau pelajar mereka juga mencoba untuk membantu

memajukkan Negara yang mereka cintai. Tanpa kita sadari dengan kita

menonton di bioskop itu bisa memajukan film-film yang ada di Indonesia,

khususnya film yang diciptakan oleh anak dalam negeri. Ini bisa menjadi

contoh yang baik bagi lingkungan masyarakat sekitar jika kita dari sisi

positifnya menonton film.

d. Usia

Remaja yang menjadi fokus dalam penelitian ini mempunyai rentang usia 12-

15 tahun, 16-18 tahun dan 19-21 tahun. Usia yang masih sangat muda,

dengan usia yang masih sangat muda mereka senang untuk mencari hal-hal

yang baru. Dalam keputusan pembelian bagi remaja setalah mereka

menemukan apa yang mereka mau pasti mereka akan mencari informasi.

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

114

Menurut Kotler, (1996:188) orang membeli suatu barang dan jasa yang

berubah-ubah selama hidupnya. Sekarang mereka mencari hiburan dengan

menonton tetapi akan berbeda nanti jika usia mereka sudah bertambah

mungkin mereka akan mecari sesuatu yang berbeda tidak lagi menonton di

bioskop. Diusia yang masih muda mereka mempunyai semangat yang sangat

bagus sampai-sampai mereka melakukan keputusan membeli setalah

mengetahui segala sesuatunya tentang barang atau jasa yang akan mereka

beli.

4.4.6.2 Faktor Pribadi

Faktor pribadi merupakan nama faktor baru yang telah dirotasi. Faktor pribadi

terdiri dari indikator motivasi, waktu, suasana hati. Faktor pribadi digunakan

karena pribadi sangat berpengaruh terhadap pembentukkan keputusan remaja,

meingat bahwa remaja ingin selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Maka dari itu

kepriadian sangat berpengaruh untuk menentukkan keputusan apa yang akan

mereka ambil. Bedasarkan faktor pribadi terdapat nilai loading yang paling tinggi

adalah waktu. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing faktor:

a. Motivasi

Motivasi yang berbeda-beda dari konsumen satu ke konsumen lainnya akan

mempengaruhi pola konsumsi sautu produk atau jasa. Menurut Jeffrey, et al

(1996) yang dikutip oleh Suryani, (2008:27) proses motivasi terjadi karena

adanya kebutuhan, keinginan maupun harapan yang tidak terpenuhi

menyebabkan timbunya ketegangan. Hal ini terjadi pada remaja yang ingin

menonton film di bioskop karena dipengaruhi oleh faktor pribadi. Ada remaja

yang ingin menonton di bioskop karena motivasi yang dia dapat dari dalam

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

115

diri, tetapi ada juga motivasi yang dia dapat dari luar diri. Teman salah

satunya yang dapat memberikan motivasi paling kuat untuk remaja. Remaja

yang gampang dipengaruhi dengan mudah menerima motivasi yang diberikan

oleh teman sebayanya. Tetapi bagi konsumen yang tidak menonton di

bioskop mereka sama-sama mempunyai motivasi yang sama , yaitu menonton

film tetapi cara mereka berbeda ada yang menonton di bioskop dan ada juga

yang hanya menonton di rumah lewat berbagai media.

b. Waktu

Selain motivasi di dalam faktor pribadi juga terdapat indikator waktu. Waktu

merupakan faktor yang di dapatkan setelah melakukan rotasi. Remaja yang

ingin menonton di bioskop harus menyesuaikan waktu yang mereka miliki.

Menonton di bioskop bukan hal yang baru melainkan ada beberapa remaja

yang menjadikan itu kebiasaan mereka. Menonton bioskop berbeda dengan

menonton tv pada umumnya. Kita bisa kapan saja untuk menonton televisi

tetapi kita tidak bisa menonton bioskop kapan saja, karena ada waktu

penayangan yang dijadwalkan. Seperti pada observasi yang peneliti lakukan

waktu untuk menonton di bioskop dibagi menjadi lima waktu.

Bagi remaja yang ingin menonton di bioskop mereka harus menyesuaikan

waktu penayangan film. Responden yang hampir keseluruhannya adalah

remaja yang masih duduk di bangku sekolah maupun perkuliahan harus bisa

menyesuaikan waktu jika ingin menonton di bioskop. Rata-rata remaja

sekolah menonton sehabis mereka pulang sekolah sekitar jam 14.00 WIB,

karena mereka harus bersekolah terlebih dahulu. Berbeda dengan remaja yang

sudah duduk di bangku perkuliahan mereka bisa kapan saja untuk menonton

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

116

karena mereka jadwal perkuliahan tidak menentu. Ada beberapa remaja yang

memang mencari waktu untuk menonton tapi ada juga beberapa remaja yang

kebetulan waktu mereka pas dengan jadwal penayangan jadi mereka

memtuskan untuk menontondi bioskop.

c. Suasana hati

Suasana hati menempati posisi kedua pada nilai loading setelah waktu yang

menempati posisi pertama. Faktor pribadi yang dicirikan dengan suasana hati

yang dipunyai oleh para konsumen yang ingin menonton film di bioskop.

Menonton bioskop bukan saja dipengaruhi oleh faktor-faktor yang muncul

dari luar diri, tetapi juga muncul dari dalam diri konsumen. Suasana hati

merupakan faktor yang muncul dari dalam diri konsumen. Remaja yang

memiliki emosi yang kurang konsisten atau kadang-kadang bisa berubah

sewaktu-waktu. Emosi ini mempengaruhi merreka untuk menonton.

Jika suasan hati sedang baik mereka akan semangat untuk pergi menonton di

bioskop. Rasa senang ini bisa dipicu oleh hal-hal yang di sekitarnya, misalnya

saja keluarga dan teman-teman mereka. Tetapi berbanding terbalik jika

suasana hati sedang tidak bagus, karena yang mereka rasakan hanyalah

amarah dan malas untuk diajak menonton di bioskop. Remaja yang masih

memiliki emosi yang labil membuat mereka bisa berubah sewaktu-waktu

dalam pengambilan keputusan.

4.4.6.3 Faktor Lingkungan dan Orang Terdekat

Faktor orang terdekat didapati setalah melakukan rotasi analisis faktor. Selain

teman-teman yang sering memberikan referensi untuk menonton orang-orang

terdekat juga memberikan referensi dan pengaruh yang sangat besar. Faktor orang

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

117

terdekat terdiri dari beberapa indikator yang pertama adalah tempat tinggal,

pengaruh keluarga, lokasi geografis dan pengaruh kakak dan adik. Selain faktor

pribadi, faktor orang terdekat juga memberikan pengaruh yang sangat besar bagi

remaja untuk membentuk keputusan menonton di bioskop. Faktor orang terdekat

didominasi oleh pengaruh kakak dan adik. Berikut ini penjelasan dari masing-

masing indikator:

a. Tempat tinggal

Menonton bioskop bisa kapan saja dilakukan oleh para konsumennya.

Konsumen yang memang sangat tertarik untuk menonton bioskop tidak

begitu memikirkan hal-hal yang terlalu jauh. Mereka hanya memikirkan harus

menonton di bioskop dengan rencana yang sudah dibuat. Dibalik itu semua

ada juga konsumen yang memikirkan banyak hal dalam pembuatan keputusan

untuk menonton film di bioskop. Rata-rata remaja memikirkan harga tiket

yang cukup mahal bagi mereka yang tidak mempunyai banyak uang. Namun

selain itu juga remaja memikirkan hal lain selain uang yang mereka miliki.

Jarak yang biasanya menjadi penghalang bagi mereka untuk tidak menonton

bioskop, karena ada beberapa remaja yang mengeluhkan akses yang jauh

untuk sampai di bioskop. Bagi remaja yang memiliki kendaraan pribadi jarak

tidak menjadi pengahalang, tetapi bagi remaja yang tidak memiliki kendaraan

sangat sulit untuk mengakses bioskop dengan jarak yang jauh. Tempat tinggal

sangat menentukkan keputusan remaja, karena dengan jarak yang dekat

mereka bisa dengan mudah untuk pergi ke bioskop.

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

118

b. Pengaruh keluarga

Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak memiliki ikatan batin yang

kuat. Remaja yang masih dalam pengawasan orang tua sangat dijaga dan

lindungi olh orang tuanya. Tidak hanya soal keselamatan tetapi juga segala

sesuatunya yan berhubungan dengan anaknya. Remaja yang masih sangat

muda membutuhkan perhatian yang besar agar mereka tidak salah dalam

mempresepsikan sesuatu yang baru mereka ketahui. Orang tua yang tidak

hanya memberikan perhatian mereka juga sering mengajak anak-anak mereka

untuk jalan-jalan. Salah satu tujuan orang tua mengajak anaknya adalah

bioskop. Mungkin bagi sebagian orang menonton bioskop merupakan hal

yang biasa. Tetapi keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar, karena

ayah dan ibu yang sering mengajak anaknya menonton di bioskop.

c. Lokasi geografis

Lokasi geografis sama halnya dengan jarak tempat tinggal remaja. Remaja

yang ingin menonton di bioskop harus bisa menyesuaikan waktu

keberangakatan mereka sampai waktu jadwal penayangan film di bioskop.

Bagi remaja yang merasa lokasi geografisnya sangat jauh dengan bioskop

mereka tidak akan terlalu sering untuk menonton bioskop berbeda dengan

remaja yang memiliki lokasi geografis yang dekat dengan bioskop mereka

akan merasa senang jika bisa pergi ke bioskop sesering mungkin.

d. Pengaruh kakak dan adik

Selain ibu dan ayah, kakak dan adik juga mempunyai pengaruh yang sangat

besar. Bisa dibuktikan dengan penempatan pertama nilai loading tertinggi

pada faktor ketiga. Bagi remaja yang mempunyai kedekatan dengan kakak

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

119

atau adiknya pasti akan mendapatkan pengaruh yang besar dalam

pengambilan keputusan untuk menonton di bioskop. Pertemuan yang

intensitas dengan kakak atau adik akan mempunyai pengaruh yang sangat

besar. Misalnya saja kakak baru menonton film terbaru yang sedang ada di

bioskop pasti kakak akan bercerita kepada adiknya bahwa ada film baru yang

sedang main di bioskop pasti si adik akan tertarik dan melakukan keputusan

untuk menonton di bioskop.

4.4.6.4 Faktor Referensi

Faktor referensi merupakan nama faktor baru yang telah dirotasi. Faktor referensi

terdiri dari indikator referensi tetangga dan referensi kelompok keagamaan. Faktor

referensi digunakan karena status sangat berpengaruh terhadap pembentukkan

keputusan remaja, meingat bahwa remaja sangat mendengarkan apa yang

disarankan oleh teman mereka. Bedasarkan faktor status terdapat nilai loading

yang paling tinggi adalah status pekerjaan. Berikut ini adalah penjelasan dari

masing-masing faktor:

a. Referensi tetangga

Tidak hanya di sekolah mereka bisa mempunyai teman, tetapi di lingkungan

rumah mereka juga mempunyai banyak teman. Waktu yang mereka miliki

untuk bermain juga lebih banyak mereka dapatkan di lingkungan rumah,

karena sehari-hari setelah selesai beraktifitas pasti mereka mencari teman

sebayanya di lingkungan rumah. Ketika mereka berinteraksi mulailah muncul

pengaruh atau referensi berbagai hal. Menonton bioskop bukan hal baru bagi

kalangan remaja, mereka pasti akan mengikuti perkembangan film-film yang

ada di bioskop. Misalnya saja ketika sedang bermain bersama salah satu

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

120

temannya menceritakan pengalamannya ketika menonton suatu film di

bioskop. Bagi teman-temannya yang mendengar cerita tersebut pasti mereka

tergerak untuk ikut melakukan hal yang sama dengan apa yang diceritkan

oleh para tetangganya.

Menurut model keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Kotler,

(1996:213) seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan

atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan

konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu

tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen

itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha

untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi

sehubungan dengan kebutuhan itu.

b. Referensi kelompok keagamaan

Referensi kelompok keagamaan menempati peringkat pertama pada nilai

loading faktor keempat. Keputusan remaja untuk menonton banyak di

putuskan karena adanya referensi dari orang-orang terdekat mereka. Bagi

remaja yang aktif baik dilingkungan rumah maupun sekolah pasti lebih

banyak memiliki teman. Kelompok keagamaan merupakan organisasi yang

ada di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah responden. Responden

yang aktif dilingkungan organisasi pasti akan mendapatkan pengaruh yang

cukup besar, karena mereka akan berinteraksi setiap hari muncullah referensi

dari percakapan tersebut.

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

121

4.4.6.5 Faktor Sikap

Faktor sikap didapati setalah melakukan rotasi analisis faktor. Pengaruh dalam diri

yang memberikan sikap apa yanga harus mereka lakukan untuk menonton di

bioskop. Faktor sikap terdiri dari beberapa indikator yang pertama adalah status

sosial, kepercayaan diri dan sikap. Selain faktor referensi, faktor sikap juga

memberikan pengaruh yang sangat besar bagi remaja untuk membentuk keputusan

menonton di bioskop. Faktor sikap didominasi oleh indikator sikap. Berikut ini

penjelasan dari masing-masing indikator:

a. Status sosial

Faktor pertama yang muncul setalah dilakukannya analisis faktor adalah

indikator status sosial. Status sosial merupakan posisi individu dalam

masyarakat, kedudukan individu dari aspek legal dan profesi seseorang.

Wajar jika responden memilih untuk menonton di bioskop dibandingkan di

rumah atau membeli vcd karena mereka ingin menunjukkan apa yang mereka

miliki. Kepemilikan mencirikan status sosial mereka, kepemilikan materi

yang mereka punyai. Responden yang memiliki status sosial yang bagus di

masyarakat akan lebih mengendepankan merek suatu produk ataupun jasa,

karena itu akan menunjukkan status sosial yang mereka punyai.

Bagi remaja yang hidup di era gloalisasi dengan teknologi yang sangat

canggih. Mereka lebih mengedepankan gaya hidup yang mengikuti trend

masa kini atau yang biasa disebut kekinian. Bagi remaja yang selalu

mengikuti perkembangan zaman mereka akan merasa tidak percaya diri bila

ketinggalan hal yang sedang ramai diperbincangkan. Misalnya saja seperti

menonton di bioskop merupakan gaya hidup yang biasa dilakukan oleh para

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

122

remaja kelas sosial menengah-atas. Perkembangan film pada saat ini juga

merupaka faktor utama remaja mengikuti perjalanan perfilman. Remaja ingin

selalu mengetahui film apa yang sedang hits di dunia perfilman.

b. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri muncul ketika seorang remaja puas akan hasil yang dia

dapatkan atau sesuatu yang menurutnya bagus dan banyak mendapatkan

pujian dari orang lain itu akan meningkatkan kepercayaan diri seorang

remaja. Kepercayaan meruapakan perasaan yang muncul dari diri seseorang

ketika puas dengan produk yang gunakan.

c. Sikap

Menurut Kotler, (1996:204) sikap menyebabkan orang berperrilaku secara

tetap terhadap suatu obyek yang sama. Sikap berguna untuk menghemat

tenaga dan pikiran. Jika teori ini dikaitkan dengan sikap yang diambil remaja

memang benar adanya, bahwa sikap yang muncul dari dalam diri remaja tidak

perlu yang lama dan buang-buang tenaga dan pikiran. Ketika remaja ingin

menonton maka sikap yang dikeluarkan akan sama dengan yang mereka

inginkan tanpa pikir panjang. Pada umumnya sikap tidak gampang berubah,

ini pula yang menjadikan suatu proses pendewasaan bagi remaja agar mereka

tidak labil akan keputusan yang dibuat. Sikap juga yang menentukkan

keputusan apa yang akan remaja ambil. Maka dari itu pihak bioskop selalu

konsisten terhadap pelayanan yang mereka berikan agar tidak mengubah

sikap dari para konsumen yang akan menonton di bioskop.

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

123

4.4.6.6 Faktor pembelajaran

Faktor didapati setalah melakukan rotasi analisis faktor. Pengaruh dalam diri

yang memberikan pembelajaran bagi remaja yang menonoton di bioskop apa

manfaat yang mereka dapatkan setelah menonton di bioskop. Faktor pembelajaran

hanya terdiri dari indikator proses belajar. Selain faktor sikap, faktor pembelajaran

juga memberikan pengaruh yang sangat besar bagi remaja untuk membentuk

keputusan menonton di bioskop. Berikut ini penjelasan dari masing-masing

indikator:

a. Proses belajar

Remaja yang membuat keputusan untuk menonton di bioskop pasti sudah

melalui proses belajar karena menurut Kotler, (1996:202) sewaktu orang

berbuat mereka belajar. Proses belajar yang didapatkan dari sebelum mereka

menonton sampai film yang di tonton pun memberikan pembelajaran yang

bermanfaat. Sewaktu mereka berproses untuk menonton mereka harus

membeli tiket terlebih dahulu, di dalam pembelian tiket mendapatkan

pembelajaran bahwa kita harus membudayakan antri. Kemudian ketika

menonton di bioskop mereka akan mendapatkan pembelajaran dari film yang

mereka tonton, karena film pasti mempunyai pesan moral yang ingin

disampaikan kepada para penonton tersebut. Berikut iniadalah gambar dari

pembentukkan faktor setelah rotasi:

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

124

Gambar 4.4

Faktor-Faktor yang Terbentuk Setelah Rotasi

Keputusan Pembelian

Faktor

Status

Faktor

Pribadi

Faktor Lingkungan

dan Orang Terdekat

Faktor

Referensi

Faktor

Sikap

Faktor

Pembelajaran

an

a. Kebiasaan

menonton

b. Status

pekerjaan

c. Status dan

peranan

d. Usia

a.

a. Motivasi

b. Waktu

c. Suasana

hati

a. Tempat

tinggal

b. Pengaruh

keluarga

c. Lokasi

geografis

d. Pengaruh

kakak

dan adik

e.

a. Referensi

tetangga

b. Referensi

kelompok

agama

a. Status

sosial

b. Kepercay

aan diri

c. Sikap

d.

a. Proses belajar

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis mengadakan pembahasan penelitian mengenai “Faktor-Faktor

yang Membentuk Keputusan Remaja dalam Menonton di Bioskop (Studi pada

Remaja di Kota Bandar Lampung). Maka penulis dalam bab ini akan menarik

kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis

kemukakan dalam bab selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ada 6 faktor yang membentuk

keputusan remaja untuk menonton di bioskop, yaitu:

1. Faktor pertama diberi nama faktor status. Faktor status terdiri dari kebiasaan

menonton, status pekerjaan, status dan peranan, usia, dimana responden yang

rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa/pelajar

mengedepankan gaya hidup yang mereka miliki. Usia yang masih sangat

muda juga mempengaruhi mereka, karena banyak manfaat positif yang akan

didapat.

2. Faktor kedua adalah faktor pribadi, faktor pribadi terdiri dari indikator

motivasi, waktu dan suasana hati dan didominasi oleh indikator waktu. Hal

ini yang berarti waktu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap

Page 149: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

126

keputusan remaja untuk menonton di bioskop, karena waktu yang dimiliki

oleh para remaja sangat terbatas mereka menghabiskan hari-harinya untuk

bersekolah, maka dapat disimpulkan mereka sangat setuju jika waktu

merupakan indikator yang mempengaruhi pembentukkan keputusan remaja.

3. Faktor ketiga diberi nama dengan faktor lingkungan dan orang terdekat.

Faktor lingkungan dan orang terdekat diwakili oleh indikator pengaruh kakak

dan adik. Kakak dan adik memiliki pengaruh yang cukup besar bagi remaja,

karena jika teman-teman mereka tidak bisa diajak untuk menonton alternatif

orang yang dapat diajak menonton adalah kakak dan adik.

4. Faktor keempat adalah faktor referensi. Faktor referensi diwakili oleh

indikator referensi kelompok keagamaan. Hal ini menandakan bahwa remaja

yang sangat mudah menerima pengaruh yang datang dari lingkungan luar.

Remaja yang aktif mengikuti organisasi eksternal pasti akan mendapatkan

informasi baru dan referensi untuk menonton di bioskop. Maka dapat

disimpulkan bahwa faktor referensi mempengaruhi pembentukkan keputusan

remaja untuk menonton di bioskop.

5. Faktor kelima diberi nama faktor sikap. Faktor sikap terdiri dari indikator

status sosial, kepercayaan diri dan sikap. Sikap sangat ditentukkan dari

pandangan konsumen terhadap bioskop. Sikap yang terbentuk membuat

remaja mengambil keputusan untuk pergi menonton di bioskop, karena

menurut remaja jika mereka menonton di bioskop dapat meningkatkan

kepercayaan dirinya.

6. Faktor keeam diberi nama faktor pembelajaran. Faktor ini hanya terdiri dari

indikator proses belajar. Proses belajar tidak hanya didapat ketika kita

Page 150: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

127

menonton saja, tetapi bisa juga didapat dalam proses ketika kita ingin

menonton. Rasa ingin tahu dan pengalaman yang dimiliki oleh konsumen

membuat mereka ingin tahu bagaimana rasanya menonton dan ketika mereka

ingin menonton pengalaman yang membantu mereka untuk melakukan

keputusan menonton di bioskop.

5.2 Saran

Beberapa saran yang di berikan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai informasi bagi perusahaan

yang menjalankan Bioskop untuk mampu mempertahankan faktor status,

faktor pribadi, faktor lingkungan dan orang terdekat, faktor referensi, faktor

sikap, dan faktor pembelajaran.

2. Pihak perusahaan harus lebih memahami perilaku konsumen agar lebih

meningkatkan niat konsumen untuk mengujungi boskop..

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian karena

penelitian ini hanya ditinjau dari perspektif remaja yang berusia 12-21 tahun

dan perlu ditambahkan lagi variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

Page 151: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, Harun. 1993. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.

Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran.

Andini, Prisca. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Mobil Hyundai i20 (Studi pada Konsumen Mobi Hyundai

i20 di Semarang). Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Universitas Diponogoro.

Cahyono, Dwi. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Minuman Air Mineral Aqua (Studi Kasus Mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta). Surakarta: Fakultas Ekonomi,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogro.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39908/4/Chapter%20II.pdf

(diakses pada tanggal 21 Januari 2016 pada pukul 19.38 WIB)

https://id.wikipedia.org (diakses pada tanggal 06 Oktober 2015 pukul 08.02 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Bioskop (diakses pada tanggal 1 Januari 2016 pukul

20.20 WIB)

Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

pengalaman. Yogyakarta: Penerbit BPFE-Yogyakarta.

Kartikasari, Didin, Zainul Arifin dan Kadarisman Hidayat. 2012. Pengaruh

Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada

Mahasiswa Administrasi Bisnis Angkatan 2012/2013 Fakultas Ilmu

Administrasi Fakultas Brawijaya yang Mengkonsumsi Produk Mie

Instan Merek Indomie). Malang: Fakultas Ilmu Administrasi,

Universitas Brawijaya.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran.

Jakarta:Erlangga.

Kotler, Philip. 1996. Manajemen Pemasaran-analisis, perencanaan, dan

pengendalian. Jakarta:Erlangga.

Page 152: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK KEPUTUSAN …digilib.unila.ac.id/21383/2/SKRIPSI FULL.pdf · dimana responden yang rata-rata memiliki status pekerjaan sebagai mahasiswa atau pelajar

Rahmawati, Meidya. 2009. Analisis Faktor Atribut Produk Pada Pengguna

Ponsel Merek Nokia(Studi pada Mahasiswa S1 Reguler Angkatan

2005-2007 FISIP UNILA). Skripsi. Lampung: Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. Universitas Lampung.

Rusli, Muhammad. 2014. Pengelolaan Statistik yang menyenangkan.

Yogyakarta:GRAHA ILMU.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan

Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta:ANDI.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen-Pendekatan

Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta:ANDI.

Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen: konsep dan implikasinya untuk

strategi dan penelitian pemasaran. Jakarta: Kencana.

Setiawan, Budi. 2015. Teknik Praktis Analisis Data Penelitian Sosial & Bisnis

dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2000. MetodePenelitian Survei. Jakarta:

LP3ES.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2013. Perilaku Konsumen (Panduan Riset Sederhana untuk

Mengenali Konsumen). Jakarta: CAPS (Center of Academic

Publishing Service).

Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen; Implikasi pada Strategi Pemasaran.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryani, Tatik. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet Implikasinya pada

Strategi Pemsaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widyanti, Nyoman Daisy. 2012. Faktor yang Membentuk Keputusan Membeli

Produk Blackberry pada Mahasiswa Universitas Surabaya. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1. Surabaya:

Fakultas Psikologi. Universitas Surabaya.

www.duniaindra.com/2015/01/menyimak-kejayaan-bioskop-bioskop-di.html

(diakses pada tanggal 1 Januari 2016 pukul 20.17 WIB)

www.jadwal21.com (diakses pada tanggal 07 oktober 2015 pukul 08.07 WIB)