rangkaian aritmatika digital

23
BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA 6.1 Pendahuluan Pada saat ini banyak dihasilkan mesin-mesin berteknologi tinggi seperti komputer atau kalkulator yang mampu melakukan fungsi operasi aritmatik yang cukup kompleks (misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian pembandingan dan sebagainya) atau operasi logika (misalnya Or, And, Not, Nor, Nand, Exclusive-Or dan sebagainya), dengan ketelitian dan kecepatan yang sangat luar biasa. Untuk itu pada bab ini akan dibahas beberapa rangkaian digital yang dapat melakukan operasi aritmatika dalam bilangan biner. 6.2 Penjumlah Paruh (Half Adder) Bilangan biner hanya mempunyai dua bilangan yaitu 0 dan 1, untuk itu jika dua bilangan biner (masing- masing satu bit) yaitu antara yang dijumlahkan (augend) dan penjumlah (addend) dijumlahkan, maka diperoleh hasil jumlah (sum) dan luapan (overflow/carry) seperti ditunjukkan pada tabel 6.1 dibawah. Tabel 6.1 Penjumlahan Dua Bit Bilangan Biner Augend A Addend B Hasil Jumlah S Luapan (Overflow/Carry) C 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 106

Upload: kebunteh

Post on 14-Dec-2014

1.062 views

Category:

Documents


96 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkaian Aritmatika Digital

BAB VI

RANGKAIAN ARITMATIKA

6.1 Pendahuluan

Pada saat ini banyak dihasilkan mesin-mesin berteknologi tinggi seperti

komputer atau kalkulator yang mampu melakukan fungsi operasi aritmatik yang

cukup kompleks (misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian

pembandingan dan sebagainya) atau operasi logika (misalnya Or, And, Not, Nor,

Nand, Exclusive-Or dan sebagainya), dengan ketelitian dan kecepatan yang sangat

luar biasa. Untuk itu pada bab ini akan dibahas beberapa rangkaian digital yang

dapat melakukan operasi aritmatika dalam bilangan biner.

6.2 Penjumlah Paruh (Half Adder)

Bilangan biner hanya mempunyai dua bilangan yaitu 0 dan 1, untuk itu

jika dua bilangan biner (masing-masing satu bit) yaitu antara yang dijumlahkan

(augend) dan penjumlah (addend) dijumlahkan, maka diperoleh hasil jumlah

(sum) dan luapan (overflow/carry) seperti ditunjukkan pada tabel 6.1 dibawah.

Tabel 6.1 Penjumlahan Dua Bit Bilangan Biner

AugendA

AddendB

Hasil JumlahS

Luapan (Overflow/Carry)C

0 0 0 0

0 1 1 0

1 0 1 0

1 1 0 1

Dari tabel 5.1 tersebut dapat diperoleh persamaan kedua keluaran, yaitu :

Hasil Jumlah : BABAS atau BAS

Luapan (Overflow/Carry) : C = AB

Sehingga dari persamaan tersebut didapatkan rangkaian sebagai berikut :

106HALF

ADDER

S

Page 2: Rangkaian Aritmatika Digital

107

(a) Blok Diagram Penjumlah Paruh (Half Adder)

(b) Rangkaian Logika Penjumlah Paruh (Half Adder)

Gambar 6.1 Penjumlah Paruh (Half Adder)

6.3 Penjumlah Penuh (Full-Adder)

Penjumlah penuh (Full-Adder) merupakan rangkaian penjumlah yang 3 bit

bilangan biner A, B dan masukan luapan Cin dengan keluaran hasil jumlah (sum)

dan luapan (overflow/carry) Cout.

Tabel 6.2 Penjumlahan Tiga Bit Bilangan Biner

AugendA

AddendB

Carry inputCin

Hasil JumlahS

Luapan (Overflow/Carry)COut

0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1

Dari tabel 6.2 tersebut dapat diperoleh persamaan kedua keluaran, yaitu :

Hasil Jumlah

Luapan / Carry

Sehingga dari persamaan tersebut didapatkan rangkaian sebagai berikut :

A

B

MasukanC

Keluaran

Page 3: Rangkaian Aritmatika Digital

108

(a) Blok Diagram Full Adder

A

B

C in

Sum

Carry

Masukan

Keluaran

(b) Rangkaian Logika Full Adder

Gambar 6.2 Penjumlah Penuh (Full Adder)

S 3 S 0S 1S 2

B 3 A 3 B 2 A 2 B 1 A 1 B 0 A 0

C 0C 1C 2C 3C 4

Masukan

Keluaran

FA 0FA 1FA 2FA 3

Untuk mendapatkan jumlah bit yang lebih banyak, maka beberapa

Penjumlah Penuh (FA) diparalel. Misalnya bilangan biner 4-bit (A0, A1, A2, A3)

ditambah 4-bit (B0, B1, B2, B3) dengan keluaran (S0, S1, S2, S3) dan luapan C4,

FULLADDER

A

B

Cin

S

CoutKeluaranMasukan

Gambar 6.3 Penjumlah Paralel 4-Bit

Page 4: Rangkaian Aritmatika Digital

109

sehingga diperlukan 4 FA yang diparalel seperti ditunjukkan pada gambar 4.3,

yang menjumlahan tiap bit yang bersesuaian secara serentak relatif cepat, tetapi

dibatasi oleh luapan (carry) yang dihasilkan tiap bit, agar dapat dijumlahkan

dengan bit berikutnya dan diperoleh hasil penjumlahan yang benar, efek ini

dinamakan perambatan luapan (carry propagation atau carry ripple), yang

disebabkan oleh penundaan perambatan tiap FA. Contoh :

0 0 1 1 1

1 0 1 0 1 Yang dijumlah (Augend)

0 0 1 1 1 Penjumlah (Addend)

1 1 1 0 0 Hasil Jumlah

0 0 1 1 1 Luapan / Carry (ditambahkan ke posisi berikutnya)

Untuk mengatasinya, diperlukan rangkaian yang dapat mengetahui jika

terjadi luapan dan menjumlahkannya dengan bit berikutnya dengan waktu yang

lebih cepat dari penundaan perambatan tiap FA, yaitu Generator Look Ahead

Carry. Dalam penerapan penjumlahan menggunakan IC, biasanya sudah disertai

dengan Generator Look Ahead Carry, contohnya IC Penjumlah 4-bit adalah 7483.

6.4 Penjumlahan Sistem Komplemen Ke-2

Gambar 6.4 IC Penjumlah Paralel 4-Bit 7483

+

Page 5: Rangkaian Aritmatika Digital

110

Pada sistem bilangan biner untuk menyatakan bilangan negatif atau

pengurangan digunakan sistem komplemen ke-2, yaitu (yaitu dengan cara

menambah nilai sebenarnya dengan komplemen –1 (diperoleh dari membalik nilai

sebenarnya) dan ditambah 1 pada bit yg bernialai paling rendah. Disini bit tanda

negatif menggunakan biner 1, sedangkan besarannya dibalik (komplemen ke-1)

lalu ditambah 1 pada bit yang bernilai paling rendah (Least Significant Bit / LSB)

untuk mendapatkan komplemen ke-2.

Contoh : - 6 = 1 0110 nilai sebenarnya (True Magnitude Form / TMF)

1 1001 komplemen ke-1

1

1 1010 komplemen ke-2

Gambar 6.5 dibawah adalah contoh rangkaian penjumlah atau pengurang

untuk bilangan positif pada tertambah / terkurang dan bilangan negatif pada

penambah / pengurang dalam sistem komplemen ke-2 beserta bit tandanya, untuk

operasi penjumlahan menggunakan bit 0 dan untuk operasi pengurangan

menggunakan bit 1. Bentuk komplemen ke-1 menggunakan Gate Ex-Or sebagai

pembalik. Apabila hasil penjumlahan / pengurangan adalah positif, maka hasil

jumlah yang ditampilkan sudah benar, sedangkan apabila hasil penjumlahan /

pengurangan adalah negatif, maka hasil jumlah yang ditampilkan masih dalam

bentuk komplemen ke-2, agar mendapatkan hasil yang sesungguhnya dijadikan ke

komplemen ke-1 (dibalik) lalu ditambah 1 pada LSBnya, untuk itu diperlukan

rangkaian tambahan pada keluaran hasil jumlah / selisih, demikian juga apabila

diinginkan pada masukan tertambah / terkurang untuk bilangan negatif.

+

Page 6: Rangkaian Aritmatika Digital

111

FA 4-Bit

A 3 A 2

S 3 S 2

0 Penjumlahan1 Pengurangan

B 0B 1B 2B 3A 0A 1

C 4

S 0S 1

Bit tanda

Tertambah / Terkurang Penambah / Pengurang

C 0

Hasil Jumlah / Selisih

Luapan /Pinjaman

Gambar 6.5 Penjumlah Komplemen Ke-2

6.5 Penjumlahan Serial

Kecepatan dalam menjumlahkan dua bilangan biner pada Penjumlah

Paralel relatif tinggi, karena semua bit dijumlahkan secara serentak. Tetapi

kecepatannya dibatasi oleh waktu perambatan luapan (carry), yang dapat diatasi

dengan menggunakan Generator Look Ahead Carry, untuk itu diperlukan

rangkaian tambahan sebanding dengan banyaknya bit yang dijumlahkan.

Pada Penjumlah Serial, proses penjumlahannya dilakukan seperti diatas

kertas, yaitu dijumlahkan per bit, sehingga rangkaiannya lebih sederhana tetapi

kecepatannya lebih rendah. Gambar 6.6 menunjukkan rangkaian Penjumlah

(Adder) Serial 4 bit yang menggunakan FF-D sebagai Register, Register A untuk

data yang dijumlahkan (Augend) dan juga sebagai hasil penjumlahan (Sum) serta

Register B untuk data penjumlahnya (Addend). Proses penjumlahannya dilakukan

di FA dimulai dari LSB yaitu A0, B0 dan keluaran Q dari FF carry yang sudah

direset sebelumnya. FF carry digunakan untuk menyimpan luapan/carry dari FA,

sehingga dapat dijumlahkan dengan bit berikutnya pada kedua Register.

Page 7: Rangkaian Aritmatika Digital

112

Gambar 6.6 Penjumlah Serial

Hasil jumlahnya (Sum) diberikan ke masukan D dari Register A3, dan

akan muncul pada keluaran A3 saat pemberian pulsa Clock. Demikian pula

keluaran B0 dihubungkan ke masukan D dari Register B3, dan akan muncul pada

keluaran B3 bersamaan dengan pemberian pulsa Clock. Dengan cara ini maka

Register B tetap setelah operasi pergeseran selesai.

Tabel 6.3 Proses Penjumlah Serial

Pulsa Clock

Register A Register B Carry in

(Keluaran Q)Keluaran

SumKeluaran

CarryA3 A2 A1 A0 B3 B2 B1 B0

Awal 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0

Pertama 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1

Kedua 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1

Ketiga 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0

Keempat 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0

Hasil Jumlah akhir

Page 8: Rangkaian Aritmatika Digital

113

Operasi Adder serial ini dapat dengan mudah dipahami dengan contoh

berikut, misalnya Augend = 0111 yang disimpan di Register A dan Addend =

0010 di Regsiter B, dengan mereset FF carry ke 0, sehingga Carry-in = 0 dan

urutan prosesnya ditunjukkan pada tabel 6.3 diatas.

Gambar 6.6 diatas juga bisa digunakan untuk pengurangan atau

penjumlahan dalam sistem komplemen ke-2, yaitu yang dikurangi (minuend)

disimpan di Register A dan pengurang (subtrachend) di Register B yang

menggunakan keluaran untuk dihubungkan ke FA agar diperoleh bentuk

komplemen ke-1 (kebalikannya) serta Carryin = 1 (bentuk komplemen ke-2)

sebelum dijumlahkan. Setelah itu dilakukan proses yang sama seperti

penjumlahan bilangan biner biasa.

6.6 Penjumlahan BCD (Binary Coded Decimal)

Pada sistem digital seringkali beroperasi dalam kode desimal yang

dikodekan dalam biner (Binary Coded Decimal/BCD) dari pada kode biner biasa.

Yang memerlukan 4 bit kode biner untuk menyatakan tiap digit desimal dalam

kode BCD. Misalnya desimal 478 dalam kode BCD adalah :

4 7 8 Kode Desimal

0100 0111 1000 Kode BCD

Ada beberapa prosedur dalam menjumlahkan dua bilangan BCD, yaitu :

Jumlahkan kelompok kode BCD untuk tiap posisi digit desimal

Apabila hasil jumlahnya (sum) 9 atau kurang, itu adalah hasil

penjumlahan bentuk BCD yang benar

tetapi apabila hasil jumlahnya lebih besar dari 9, maka perlu dikoreksi,

yaitu menambahkan faktor koreksi (0110) pada hasil penjumlahan

tersebut dan ini menghasilkan luapan (carry) untuk dijumlahkan

dengan kode BCD berikutnya.

Page 9: Rangkaian Aritmatika Digital

114

Tabel 6.4 Hasil Penjumlahan Dua Bilangan BCD

Hasil Jumlah BCD Tanpa Koreksi

Heksa desimal

Hasil Jumlah BCD Terkoreksi BCD

C4 S3 S2 S1 S0 Cn 3 2 1 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 10 0 0 1 0 2 0 0 0 1 0 20 0 0 1 1 3 0 0 0 1 1 30 0 1 0 0 4 0 0 1 0 0 40 0 1 0 1 5 0 0 1 0 1 50 0 1 1 0 6 0 0 1 1 0 60 0 1 1 1 7 0 0 1 1 1 70 1 0 0 0 8 0 1 0 0 0 80 1 0 0 1 9 0 1 0 0 1 90 1 0 1 0 A 1 0 0 0 0 100 1 0 1 1 B 1 0 0 0 1 110 1 1 0 0 C 1 0 0 1 0 120 1 1 0 1 D 1 0 0 1 1 130 1 1 1 0 E 1 0 1 0 0 140 1 1 1 1 F 1 0 1 0 1 151 0 0 0 0 10 1 0 1 1 0 161 0 0 0 1 11 1 0 1 1 1 171 0 0 1 0 12 1 1 0 0 0 181 0 0 1 1 13 1 1 0 0 1 19

S1S0

S3S2

00 01 11 10

00 0 0 0 0

01 0 0 0 0

11 1 1 1 1

10 0 0 1 1

Persamaan Koreksi = C4 + S2S3 + S1S3

= C4 + S3 (S1 + S2)

(a) K’map Untuk Persamaan Koreksi (Penambah 0110)

harus dikoreksi

tanpa koreksi

Page 10: Rangkaian Aritmatika Digital

115

(b) Rangkaian Penjumlah BCD

Gambar 6.7 Penjumlah BCD

Rangkaian Adder BCD harus mampu mendeteksi hasil jumlahnya kurang

dari 9 (1001), lebih besar dari 9 atau lebih besar dari 15, untuk dikoreksi menjadi

bilangan BCD yang benar. Untuk mendapatkan rangkaian pengkoreksinya tabel

6.4 menunjukkan semua kemungkinan hasil penjumlahan dua bilangan BCD. Dari

Tabel 6.4 tersebut tampak bahwa yang harus dikoreksi adalah hasil penjumlahan

10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19. Dari sini jika dimasukkan pada K’map

diperoleh rangkaian pengkoreksi seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.7.b.

Page 11: Rangkaian Aritmatika Digital

116

6.7 Perkalian Bilangan Biner

Perkalian dalam bilangan biner dikerjakan seperti menggunakan kertas

dan pensil, yaitu dengan melakukan penjumlahan dan penggeseran berturut-turut

seperti contoh berikut :

1011 Yang dikalikan (Multiplicand) = 111101 Pengali (Multiplier) = 131011

0000 1011 1011 10001111 Hasil Perkalian (Product) = 143

Proses pengulangan bit bilangan Pengali berturut-turut dimulai dari LSB.

Jika bit Pengali adalah 1, bilangan yang dikalikan ditulis, tetapi apabila bit

Pengali adalah 0, maka ditulis 0. Baris berikutnya digeser kekiri satu bit dari baris

sebelumnya. Apabila semua bit Pengali sudah habis lalu dijumlahkan untuk

memperoleh hasil perkalian akhir.

Pada sistem digital, proses penjumlahannya dilakukan tiap dua bilangan

dan hasil penjumlahan akhirnya ditempatkan pada Penyimpan (Register). Untuk

efisiensi, apabila bit Pengali bernilai 0 tidak diperlukan penulisan 0 sehingga

tidak berakibat pada hasil akhir. Contoh yang lalu dapat dituliskan sebagai berikut

:

Multiplicand : 1011

Multiplier : 1101

1011 Bit pertama Multiplier = 1, Multiplicand ditulis

Multiplicand digeser kekiri satu bit (10110)

1011 Bit kedua Multiplier = 0, hasil yang ditulis Multiplicand

yang baru digeser kekiri satu bit (101100)

+101100 Bit ketiga Multiplier = 1, tulis Multiplicand yang baru

101111 Jumlahkan

Multiplicand yang baru digeser kekiri satu bit (1011000)

+1011000 Bit keempat Multiplier = 1, tulis Multiplicand yang baru

10001111 Jumlahkan untuk mendapat Hasil Perkalian akhir

X

+

X

Page 12: Rangkaian Aritmatika Digital

117

(Product) = 143

Proses perkalian ini dapat diterapkan seperti ditunjukkan pada gambar 6.8

dengan 3 Register, yaitu Register X digunakan untuk menyimpan bit-bit

Pengali/Multiplier yang merupakan Register geser kanan, Register B digunakan

untuk menyimpan bit-bit yang dikalikan / Multiplicand yang merupakan Register

geser kiri dan Register A / Accumulator digunakan untuk menyimpan Hasil

Perkalian (Product).

Operasi rangkaian Perkalian dapat dijelaskan dengan gambar 6.9 dibawah

yang menunjukkan isi semua Register dan keluaran Adder oleh setiap pemberian

pulsa Clock. Langkah-langkah prosesnya sebagai berikut :

1. Reset Register A (00000000), set yang dikali (Multiplicand) pada Register B

(00001011) dan Pengali (Multiplier) pada Register X (1101), sehingga

keluaran Adder adalah hasil penjumlahan isi Register A dan B yaitu 00001011,

yang ditunjukkan pada gambar 6.9(a).

2. Pada pulsa Clock pertama, LSB Pengali (keluaran X0) adalah 1, sehingga pulsa

Clock tersebut keluar pada Gate And dan sisi positifnya menyebabkan Register

A berisi data dari keluaran Adder yang berasal dari penjumlahan isi Register B

dengan isi Register A yaitu 00001011. Sedangkan sisi negatif pulsa Clock

menyebabkan isi Register B bergeser kekiri menjadi 00010110 dan isi Register

X bergeser kekanan menjadi 0110, sehingga keluaran Adder adalah hasil

penjumlahan isi Register A (00001011) dan isi Register B (00010110) yaitu

00100001. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 6.9(b).

3. Pulsa Clock kedua, LSB Pengali (keluaran X0) adalah 0, sehingga keluaran

Gate And juga 0 dan isi Register A tetap. Sedangkan sisi negatif pulsa Clock

menyebabkan isi Register B bergeser kekiri menjadi 00101100 dan isi Register

X bergeser kekanan menjadi 0011, keluaran Adder adalah hasil penjumlahan

isi Register A (00001011) dan isi Register B (00101100) yaitu 00110111, yaitu

gambar 6.9(c).

Page 13: Rangkaian Aritmatika Digital

118

Gam

bar

6.8

Ran

gkai

an P

enga

li B

ilan

gan

Bin

er

Page 14: Rangkaian Aritmatika Digital

119

4. Pulsa Clock ketiga, LSB Pengali (keluaran X0) adalah 1, sehingga sisi positif

pulsa Clock menyebabkan Register A berisi data dari keluaran Adder yang

berasal dari penjumlahan isi Multiplicand dengan isi Register A (Accumulator)

yaitu 00110111. Sedangkan pada sisi negatif pulsa Clock menyebabkan isi

Register B bergeser kekiri menjadi 01011000 dan isi Register X bergeser

kekanan menjadi 0001, menyebabkan keluaran Adder adalah hasil

penjumlahan isi Register A (00110111) dan isi Register B (01011000) yaitu

10001111. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 6.9(d).

5. Pulsa Clock ketiga, LSB Pengali (keluaran X0) adalah 1, sehingga sisi positif

pulsa Clock menyebabkan Register A berisi data dari keluaran Adder yaitu

penjumlahan isi Register B dengan isi Register A yaitu 100011111. Sedangkan

pada sisi negatif pulsa Clock menyebabkan isi Register B bergeser kekiri

menjadi 10110000 dan isi Register X bergeser kekanan menjadi 0000,

menyebabkan keluaran Adder adalah hasil penjumlahan isi Register A

(10001111) dan isi Register B (10110000) yaitu 00111111. Kondisi ini

ditunjukkan pada gambar 6.9(e). Jadi Hasil perkalian (product) disimpan di

Register A (Accumulator).

Register A Register B Register X

Page 15: Rangkaian Aritmatika Digital

120

00000000 00001011 1101 Sebelum pulsaClock pertama

Hasil Jumlah00001011

(a)

Register A Register B Register X00000000 00001011 1101 Setelah pulsa

Clock pertamaHasil Jumlah

00001011

(b)

Register A Register B Register X00000000 00001011 1101 Setelah pulsa

Clock keduaHasil Jumlah

00001011

(c)

Register A Register B Register X00000000 00001011 1101 Setelah pulsa

Clock ketigaHasil Jumlah

00001011

(d)

Register A Register B Register X

00000000 00001011 1101 Setelah pulsaClock keempat

Hasil Jumlah

00001011

(e)

Gambar 6.9 Isi Register Pada Proses Perkalian 1011 Dengan 1101

6.8 Permasalahan

Page 16: Rangkaian Aritmatika Digital

121

6.8.1 Tunjukkanlah bagaimana Full Adder disusun dari Half Adder !

6.8.2 Dari gambar 6.5, berapakah keluaran FA untuk menjumlahkan :

(a) 7 + (– 7) (b) 5 + 10 (c) 5 + (-10) (d) 10 + (-5)

6.8.3 Ubahlah gambar 6.5 sehingga dapat digunakan untuk menjumlahkan dua

bilangan negatif dan hasil jumlahnya dalam bentuk TMF !

6.8.4 Rancanglah rangkain Look Ahead Carry untuk Adder 4-bit yang membang-

kitkan Carry C3 agar bisa dijumlahkan dengan MSB FA yang didasarkan

oleh nilai A0, B0, A1, B1, A2 dan B2 (Petunjuk : mulai dengan menulis

ekspresi C1 dalam fungsi A0, B0 dan C0, lalu tuliskan ekspresi C2 dalam

fungsi A1, B1 dan C1, kemudian substitusilah C1 kedalam ekspresi C2.

Tulislah ekspresi C3 dalam fungsi A2, B2 dan C2, lalu substitusilah ekspresi

C2 kedalam C3. Sederhanakan ekspresi akhir C3 dalam bentuk hasil

penjumlahan dari hasil perkalian (Sum Of Product / SOP) dan buatlah

rangkaiannya !

6.8.5 Berapakah waktu penundaan perambatan maksimum untuk Adder 8-bit

yang tersusun dari Gate-Gate logika, apabila waktu penundaan perambatan

tiap Gate adalah 20 ndetik ?

6.8.6 Penjumlah serial gambar 6.6 mempunyai waktu penundaan propagasi FA

adalah 50 ndetik dan FF adalah 20 ndetik, hitunglah frekuensi maksimum

pulsa Clock !

6.8.7 Gambarkanlah urutan keadaan tiap FF dan keluaran FA pada Penjumlah

serial gambar 6.6 untuk menjumlahkan 10 dan 7 ! Serta bagaimanakah

caranya apabila digunakan untuk penjumlahan 10 dan – 7 ?

6.8.8 Rancanglah Penjumlah BCD 3 digit dan tentukanlah keluaran Sum untuk

menjumlahkan kode BCD 376 dan 469 !

6.8.9 Tunjukkanlah isi Register A, B dan X serta keluaran Adder S0 – S7 setelah

tiap pulsa setelah proses perkalian 0111 (Multiplicand) dan 1001

(Multiplier) dengan menggunakan rangkaian Pengali gambar 6.8 !