rancang bangun prototipe perangkat lunak …ppta.stikom.edu/upload/upload/file/09410110028makalah...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN PROTOTIPE PERANGKAT LUNAK
PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN ANALISIS TEKNIKAL
DAN ANALISIS FUNDAMENTAL
1)
Reni Anggraeni
1)Program Studi Komputer Akuntansi STIKOM Surabaya, Email: [email protected]
Abstract The desire to obtain optimal and consistent profits while playing the stock is a goal to be
achieved by each player. When companies release information that resulted in the movement of
stock, this raises an effort by the players to make predictions for the stock to get optimum
benefit. Every effort taken by following the two major analysis of technical analysis and
fundamental analysis, each of which has unique characteristics. Investors tend to use one method
only. This raises the problem of distrust in society who would choose one method that might be a
company has a good stock price viewed through Technical Analysis but when observed through
a Fundamental Analysis in its financial statements the results do not show the excellent quality
of the company so that later result in losses in the future. The purpose of this final project is to
develop a prototype software design optimal portfolios based on fundamental technical analysis
for investors and prospective investors in order to obtain optimal benefits. Tests have shown that
the prototype software is capable of producing optimal portfolio and ratio analysis.
Keyword: Technical Analysis, Fundamental Analysis, Optimal Portfolio
Dalam berinvestasi, tujuan utamanya
tentu saja memperoleh keuntungan. Pada
kegiatan investasi saham di pasar modal,
apabila investor mengharapkan memperoleh
tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia
harus bersedia menangung risiko yang tinggi
pula. Untuk mengurangi risiko dengan
tingkat pengembalian tetap atau resiko tetap
dengan tingkat pengembalian maksimal,
para investor melakukan diversifikasi dalam
investasi mereka.
Saat perusahaan mengeluarkan
informasi yang mengakibatkan pergerakan
saham, hal ini menimbulkan upaya oleh
pemain saham untuk melakukan prediksi
demi mendapatkan keuntungan optimal.
Tiap upaya ditempuh dengan mengikuti dua
analisis besar yaitu analisis teknikal dan
analisis fundamental yang masing-masing
memiliki karekteristik yang unik.
Analisis Teknikal adalah suatu metode
analisis yang menggunakan pengujian atas
pergerakan harga di masa lampau untuk
tujuan prediksi (forecast) pergerakan harga
di masa yang akan datang (Hendarto, 2005).
Para analisnya menggunakan grafik untuk
menunjukkan indikasi pergerakannya
dimana mereka berharap mendapat sebuah
pola pergerakan harga sehingga dapat
diekploitasi untuk mendapatkan keuntungan.
Yang dilihat disini ialah faktor grafik dan
volume transaksi saja untuk diambil
keputusan jual atau beli saham dalam waktu
jam maupun harian. Sedangkan analisis
fundamental adalah metode analisis yang
didasarkan pada fundamental ekonomi suatu
perusahaan (Ulupui, 2009). Teknis ini
menitikberatkan pada rasio keuangan dan
kejadian-kejadian yang baik secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi
sebuah perusahaan. Analisis ini dipakai
untuk membuat keputusan perusahaan yang
ingin dibeli dalam jangka waktu yang
panjang.
Investor cenderung menggunakan
salah satu metode saja. Mereka hanya
menggunakan analisis teknikal atau analisis
fundamental saja sesuai kebutuhan masing
investasinya. Hal ini menimbulkan
permasalahan berupa ketidakpercayaan
dalam masyarakat yang akan memilih salah
satu metode bahwa mungkin saja sebuah
perusahaan memiliki harga saham yang baik
dilihat melalui Analisis Teknikal namun saat
diteliti melalui Analisis Fundamental dalam
laporan keuangannya hasilnya tidak
menunjukkan kualitas perusahaan yang
prima sehingga nantinya menimbulkan
kerugian di masa mendatang.
Berdasarkan permasalahan diatas,
maka dibuatlah aplikasi yang mampu
melakukan analisa portofolio yang optimal
namun juga mampu melihat dari segi
fundamentalnya. Diharapkan dengan adanya
sistem ini, investor dapat dengan yakin
menanamkan modalnya di perusahaan yang
akan menjadi pilihannya sehingga gol
berupa keuntungan yang optimal dapat
diperoleh.
LANDASAN TEORI
Perusahaan Terlikuid (LQ-45)
Berdasarkan penelitian Rahayu
(2007), perusahaan yang tergabung dalam
indeks LQ 45 adalah 45 perusahaan
terlikuid, yaitu mampu melunasi kewajiban-
kewajiban finansialnya pada saat jatuh
tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia.
Dipilihnya perusahaan dalam indeks
LQ-45 karena perusahaan tersebut memiliki
kriteria:
1.Berada pada top 95% dari total rata-
rata tahunan nilai transaksi saham di pasar
reguler.
2.Berada di top 90% dari rata-rata
tahunan kapitalisasi pasar
3.Merupakan urutan tertinggi yang
mewakili sektornya dalam klasifikasi ndustri
BEJ sesuai dengan nilai kapitalisasi
pasarnya
4.Memiliki urutan tertinggi
berdasarkan frekuensi transaksi
5.Memiliki porsi yang sama dengan
sektor-sektor lainnya. (Rahayu, 2007)
Investor Dan Spekulan
Ada dua tipe pemain saham; Investor
dan Spekulan. Investor bertransaksi untuk
jangka panjang dan keputusannya (biasanya)
berbasis pada analisis fundamental
perusahaan. Di lain pihak, spekulan
bertransaksi untuk jangka pendek dan
utamanya berbasis pada momendan gerakan
harga (Subekti, 1999).
Seorang investor adalah seseorang
yang membeli sesuatu dengan harapan
bahwa sesuatu yang ia beli kelak di
kemudian hari akan mengalami kenaikan
nilai sehingga terdapat selisih lebih yang
merupakan bentuk keuntungan yang bakal ia
raih.
Periode waktu di dalam masa investasi
ini dapat dalam rentang waktu minggu,
bulan, atau bahkan beberapa tahun.
Beberapa investor memilih sekuritas (segala
perangkat investasi yang bisa
diperdagangkan) untuk rentang waktu yang
cukup lama dari mereka percaya bahwa
beberapa tahun ke depa apa yang mereka
beliatau apa yang mereka miliki akan
mengalami kenaikan nilai.
Biasanya seorang investor akan
melakukan riset yang cukup mendalam
sebelum ia memutuskan untuk melakukan
investasi. Jika dia ingin melakukan investasi
dengan membeli saham suatu erusahaan,
besar kemungkinan dia akan mempelajari
laporan keuangan perusahaan tersebut, track
record atau portofolio serta kinerja
perusahaan tersebut dalam meraih laba.
Seorang spekulan adalah seseorang
yang membeli atau menjual sesuatu dengan
tujuan untuk meraih keuntungan dalam
waktu singkat tanpa bermaksud untuk
memiliki sekuritas yang dia beli atau jual
untuk tujuan jangka panjang.
Seorang spekulan terkadang
menjalankan bisnisnya hanya dalam waktu
beberapa menit, jam, dan paling lama
munkin hanya dalam hitungan minggu.
Seorang trader yang melakukan aksi
jual.beli puluhan kali dalam satu hari
(intraday trader) bisa dikatakan sebagai
seorang spekulan.
Pengertian Investasi Saham
Investasi saham adalah pemilikan atau
pembelian saham-saham perusahaan oleh
suatu perusahaan lain atau perorangan
dengan tujuan untuk memperoleh
pendapatan tambahan diluar pendapatan dari
usaha pokoknya. Jadi saham merupakan
salah satu instrumen pasar modal yang
diperbandingkan di lantai bursa efek, yang
digunakan bagi perusahaan untuk
kelangsungan hidup perusahaan dalam
membutuhkan dana dari masyarakat
(Subroto, 1989).
Ada beberapa keuntungan, menurut
Buletin BES (1990), yang diperoleh seorang
investor dengan memiliki saham perusahaan
lain, yaitu :
1.Kemungkinan memperoleh deviden
yaitu sebagian keuntungan perusahaan yang
dibagikan kepada pemegang saham
2.Kemungkinan memperoleh capital
gain yaitu keuntungan yang diperoleh
pemegang saham dari hasil jual beli saham,
berupa selisih nilai jual yang lebih tinggi
dari nilai beli yang lebih rendah
3.Memiliki hak prioritas untuk
membeli bukti right yang dikeluarkan oleh
perusahaan
4.Kemungkinan memperoleh hak atas
saham bonus
5.Waktu kepemilikan tidak terbatas
dan berakhir pada saat investor menjual
kembali saham tersebut di bursa efek
6.Memiliki hak suara dalam rapat
umum pemegang saham
Dengan membeli saham suatu
perusahaan pada dasamya Anda telah
memiliki sebagian hak kepemilikan atas
perusahaan tersebut. Semakin ban yak
saham yang Anda beli maka semakin
banyak pula bagian kepemilikan Anda atas
perusahaan tersebut. Ketika perusahaan
yang sahamnya Anda beli membukukan
keuntungan maka Andapun berhak atas
keuntungan tersebut, yang dinyatakan dalam
deviden. Kepemilikan saham atas
perusahaan biasanya disebut sebagai ekuitas
(Hendarto, 2005).
Pengertian Portofolio
Portofolio adalah sekumpulan efek
atau aset lain yang dimiliki pemodal
perorangan atau lembaga. Tujuan dari
portofolio adalah untuk mengurangi risiko
dengan penganekaragaman efek (Ardiyos,
2001) .
Pembentukan portofolio berangkat
dari usaha diversifikasi investasi guna
mengurangi risiko. Investor melakukan
diversifikasi dalam berbagai portofolio
dikarenakan hasil yang diharapkan dari tiap
jenis sekuritas dapat saling menutup.
Model Indeks Tunggal
William Sharpe (1963)
mengembangkan model yang disebut
dengan model indeks tunggal (single-index
model). Model ini dapat digunakan untuk
menyederhanakan perhitungan di model
Markowitz dengan menyediakan parameter-
parameter input yang dibutuhkan di dalam
model Markowitz. Di samping itu, model
indeks tunggal dapat juga digunakan untuk
menghitung return ekspektasian dan risiko
portofolio.
Model indeks tunggal didasarkan pada
pengamatan bahwa harga dari suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks
pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa
kebanyakan saham cenderung mengalami
kenaikan harga jika indeks harga saham
naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jikan
undeks harga saham turun, kenanyakan
saham mengalami penurunan harga. Hal ini
menyarankan bahwa return-return dari
sekuritas mungkin berkorelasi karena
adanya reaksi umum (common response)
terhadap perubahan-perubahan nilai pasar
(Hartono, 2009)
Beta
Beta merupakan suatu pengukur
volatilitas (voaltility) return suatu sekuritas
atau return portofolio terhadap return pasar.
Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas
return sekuritas ke-i dengan return pasar.
Beta portofolio mengukur volatilitas return
portofolio dengan return pasar. Dengan
demikian Beta merupakan pengukur risiko
sistematik (systematic risk) dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap
risiko pasar.
Mengetahui Beta suatu sekuritas atau
Beta suatu portofolio merupakan hal yang
penting untuk menganalisis sekuritas atau
portofolio tersebut. Beta suatu sekuritas
menunjukkan risiko sistematiknya yang
tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi.
Untuk menghitung Beta portofolio, maka
Beta masing-masing sekuritas perlu dihitung
terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan
rata-rata tertimbang dari Beta masing-
masing sekuritas. Mengetahui Beta masing-
masing sekuritas juga berguna untuk
memasukkan sekuritas tersebut kedalam
portofolio yang akan dibentuk.
Beta historis dpata dihitung dengan
menggunakan data historis berupa data pasar
(return-return sekuritas dan return pasar),
data akuntansi (laba-laba perusahaan dan
laba indeks pasar) atau data fundamental
(menggunakan variabel-variabel
fundamental). Beta yang dihitung dengan
data akuntansi disebut dengan Beta
akuntansi dan Beta yang dihitung dengan
data fundamental disebut dengan Beta
fundamental (Hartono, 2009).
Portofolio Optimal dengan Single Index
Model Perhitungan untuk menentukan
portofolio optimal akan sangat dimudahkan
jika hanya didasarkan pada sebuah angka
yang dapat menentukan apakah suatu
sekuritas dapat dimasukkan ke dalam
portofolio optimal tersebut. Angka tersebut
adalah rasio antara ekses return dengan Beta
(excess return to beta ratio). Rasio ini
seperti pada rumus:
���� = �(��) ��
��
Dimana notasinya:
ERBi = excess return to beta
sekuritas ke i
E(Ri) = return ekspektasian
berdasarkan model indeks tunggal untuk
sekuritas
ke-i
RBR = return aktiva bebas risiko
βi = Beta sekuritas ke-i
Excess return didefinisikan sebagai
selisih return ekspektasian dengan return
aktiva bebas risiko. Excess return to beta
berarti mengukur kelebihan return relatip
terhadap satu unit risiko yang tidak dapat
didiversifikasikan yang diukur dengan Beta.
Rasio ERB juga menunjukkan hubungan
antara dua faktor penentu investasi, yaitu
return dan risiko.
Portofolio yang optimal akan berisi
dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai
rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva
dengan rasio ERB yang rendah tidak akan
dimasukkan ke dalam portofolio optimal.
Dengan demikian diperlukan sebuah titik
pembatas (cut-off point) yang menentukan
batas nilai ERB berapa yang dikatakan
tinggi. Besarnya titik pembatas ini dapat
ditentukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Urutkan sekuritas-sekuritas
berdasarkan nilai ERB terbesar ke
nilai ERB terkecil. Sekuritas-
sekuritas dengan nilai ERB
terbesarmerupakan kandidat untuk
dimasukkan ke portofolio optimal.
2. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-
masing sekuritas ke-i sebagai
berikut:
�� = ��(��) − ���� × ��
(���)�
dan
�� = ��
�
(���)�
Dimana notasinya:
(���)� = varian dari kesalahan residu
sekuritas ke-i yang juga merupakan
risiko unik atau risiko tidak
sistematik.
3. Hitung nilai Ci
�� = ��
� ∑ ������
1 + ��� ∑ ��
����
Dimana notasinya:
��� = varian dari return indeks pasar
Ci adalah nilai C untuk sekuritas ke-i
yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1
sampai dengan Ai dan nilai B1 sampai
dengan Bi. Misalnya nilai C3 menunjukkan
nilai C untuk sekuritas ke-3 yang dihitung
dari kumulasi A1, A2, A3 dan B1, B2, B3.
Dengan mensubtitusikan nilai Ai dan
Bi di rumus di atas, maka rumus Ci menjadi:
�� =��
� ∑"�#��$ − ���% × ��
����
����
1 + ��� ∑ ��
�
����
����
4. Besarnya cut-off point (C*) adalah
nilai Ci dimana nilai ERB terkhir kali
masih lebih besar dari nilai Ci.
Sekuritas-sekuritas yang membentuk
portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas
yang mempunya nilai ERB lebih besar atau
sama dengan nilai ERB di titik C*.
Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB
lebih kecil dengan ERB titik C* tidak
diikutsertakan dalam pembentukan
portofolio optimal (Hartono, 2009).
Laporan Keuangan
Analisis keuangan sangat tergantung
pada laporan keuangan. Laporan keuangan
diharapkan bisa memberi informasi
mengenai perusahaan, dan digabungkan
dengan informasi yang lain, seperti
informasi industri, kondisi ekonomi, bisa
memberi gambaran yang lebih baik
mengenai prospek dan resiko keuangan
(Halim, 2009).
Analisis Rasio Keuangan Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun
dengan menggabung-gabungkan angka-
angka di dalam atau antara laporan rugi-laba
dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu
diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan
hilang.
Pada dasarnya analisis rasio bisa
dikelompokkan kedalam lima macam
kategori, yaitu:
1.Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.
2.Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana
efektivitas penggunaan aset dengan melihat
tingkat aktivitas aset.
3.Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
4.Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (profitabilitas).
Keempat rasio tersebut ingin melihat
prospek dan risiko perusahaan pada masa
yang mendatang. Faktor prospek dalam rasio
tersebut akan mempengaruhi harapan
investor terhadap perusahaan pada masa-
masa mendatang (Halim, 2009).
Gambaran Umum Sistem
Sistem yang akan dikembangkan
berdasarkan pada Model Prototipe Perangkat
Lunak Portofolio Optimal Keuangan
Berdasarkan Analisis Teknikal dan Analisis
Fundamental Bagi Investor seperti yang
terlihat pada Gambar 3. Penyelesaian
masalah dapat dilakukan dengan melakukan
analisis baik dari segi Teknikalnya maupun
Fundamentalnya. Single Index Model
digunakan untuk melakukan analisis dari
segi teknikalnya, lalu dilanjutkan dengan
melakukan analisis rasio untuk dapat dilihat
dari segi fundamentalnya.
Proses penentuan portofolio optimal
dimulai dengan pengolahan data awal
berupa harga saham dan indeks pasar
(IHSG). Dari kedua data tersebut dan
dengan menggunakan metode yang ada,
maka dilakukan proses-proses secara
bertahap sesuai dengan langkah-langkah
pada metode yang digunakan untuk
mengelola data tersebut. Hasil dari proses
optimasi ini berupa kombinasi saham-saham
yang telah dimasukkan ke dalam proses
perhitungan, sehingga hasil yang diharapkan
berupa komposisi saham dari portofolio
optmal yang terbentuk sesuai dengan
metode yang digunakan. Lalu komposisi
saham ini akan dilihat laporan keuangannya
untuk diteliti menggunakan Analisis Rasio
sehingga dapat membantu investor untuk
mengetahui perusahaan-perusahaan terbaik
bersadarkan Analisis Teknikal dan Analisis
Fundamental.
masukan berupa data-data historis
perusahaan yang diolah menggunakan
Single Index Model yang nantinya akan
menghasilkan portofolio optimal yang
dilanjutkan untuk digunakan sebagai acuan
perusahaan yang akan diteliti dengan
menggunakan Analisis Rasio. Proses ini
membutuhkan inputan berupa data
perusahaan, data laporan keuangan (laporan
neraca dan laporan laba rugi), dan data
pimpinan perusahaan yang dianalisis. Maka
sistem akan menghasilkan output berupa
hasil berupa Analisis Rasio.
Context Diagram
Context diagram dari sistem Prototipe
Perangkat Lunak Portofolio Optimal
Berdasarkan Analisis Teknikal dan
Fundamental Bagi Investor ini merupakan
sistem manufaktur perusahaan digambarkan
pada Gambar 1
Suku Bunga BIData Harga Saham
Data Harga IHSG
Laporan Hasil Analisa Rasio
Grafik Portofolio Saham Optimal
Laporan Portofolio Saham Optimal
Data Laporan Keuangan
Data Direktur
Data Komisaris
Data Jabatan
Data Periode LQ 45
Data Perusahaan0
Aplikasi Penentuan
Portofolio Optimal
+
Investor
Yahoo
Finance
Bursa Efek Indonesia
BI
Gambar 1. Context Diagram
Diagram Berjenjang Sistem
Gambaran secara umum proses aliran data
yang terjadi dalam sistem dari tingkat
tertinggi sampai tingkat terendah adalah
seperti digambarkan pada Gambar 2
Aplikasi Penentuan
Portofolio Optimal
Proses
Maintenance Data
Sub Proses
Perhitungan
Portofolio Optimal
Menganalisis
Laporan
Keuangan
Perusahaan
Inout Data
Perusahaan
Input Data Periode
LQ45
Input Data
Jabatan
Input Data
Komisaris
Pencocokan
Tanggal
Perhitungan SIM
Hitung SIM
Cetak Laporan
SIM
Menganalisis
Menggunakan
Analisis Rasio
Input Data
Direktur
Input Data
Laporan keuangan
Input Data Suku
Bunga SBI
Input Data IHSG
Input Data Harga
Saham
Cetak Laporan
Analisis Rasio
Gambar 2 Diagram Berjenjang Sistem
Data Flow Diagram
DFD Level 0 pada Gambar 3
menjelaskan bagaimana Rancang Bangun
Prototipe Perangkat Lunak Penentuan
Portofolio Optimal Berdasarkan Analisis
Teknikal Dan Analisis Fundamental yang
dibangun. Dapat dijelaskan lebih detail
dengan adanya sistem basis data. Terdapat 3
proses di dalam sistem yaitu Proses
Maintenance Data, Sub Proses Perhitungan
Portofolio Optimal, serta Sub Proses
Perhitungan Analisa Rasio.
Suku Bunga BI
Baca Data Perusahaan
Baca Data Laporan Keuangan
Baca Data Direksi
Baca Data Komisaris
Baca Data Jabatan
Portofolio Saham Optimal
Laporan Hasil Analisa Rasio
Laporan Portofolio Saham Optimal
Grafik Portofolio Saham Optimal
Baca Data Suku Bunga SBI
Baca Data Perusahaan
Baca Data Periode LQ 45
Baca Data IHSG
Baca Data Harga Saham
Input Data Laporan Keuangan
Input Data Direksi
Input Data Komisaris
Input Data Jabatan
Input Data Suku Bunga SBI
Input Data Perusahaan
Periode LQ45
Input Data IHSG
Input Data Harga Saham
Data Harga Saham
Data Harga IHSG
Data Perusahaan
Data Periode LQ 45
Data Jabatan
Data Komisaris
Data Direktur
Data Laporan Keuangan
Bursa
Efek
Indonesia
Investor
Yahoo
Finance
1
Proses Maintenance Data
+1 Harga Saham
2 IHSG
3Periode
LQ45
4 Perusahaan
5 Suku Bunga SBI
6 Jabatan
7 Komisaris
8 Direksi
9Laporan
Keuangan
2
Sub Proses
Perhitungan
Portofolio
Optimal+
3
Sub Proses
Perhitungan
Analisa Rasio
+
BI
Gambar 3 DFD Level 0
ERD
ERD terdiri dari conceptual data model dan
physical data model. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5:
a. CDM
Gambar 4. CDM
Jabatan_Komisaris
Perusahaan_LaporanKeuangan
Perusahaan_PeriodeLQ45Perusahaan_HargaSaham
Perusahaan_Direksi
Perusahaan_Komisaris
Jabatan_Direksi
Harg a Saham
Periode
Hrg SahamIHSG
NoIHSG
Tang galIHSG
Hrg IHSG
Periode LQ45
No
TglAwal
TglAkhir
Perusahaan
ID_Perusahaan
NamaPerusahaan
Alamat
NoTelpon
Faksimile
Bisnis
ProfilPerusahaan
LQ45
Suku Bung a SBI
NoSukuBung a
Tgl
SukuBungaSBI
Jabatan
Jabatan
Tingkatan
TipeJabatan
Komisaris
NamaKomisaris
KeteranganKomis
Direksi
NamaDirektur
KeteranganDir
Laporan Keuangan
KodeLaporan
PeriodeTahun
AktivaLancar
HutangLancar
Persediaan
Penjualan
Piutang Usaha
Harg aPokokPenjualan
AktivaTetap
TotalAktiva
TotalHutang
LabaSebelumBung adanPajak
ByBung a
BySewa
LabaBersih
ModalSaham
Harg aPasarSaham
EarningSaham
b. PDM
Gambar 5. PDM
IMPLEMENTASI
Untuk menghasilkan portofolio
optimal, dibutuhkan data saham. Kegiatan
input saham dilakukan secara otomatis
dengan cara download melalui internet.
Proses download dilakukan oleh Admin
dengan menekan menu Download Harga
Saham. Tampilan dari menu Download
Harga Saham tampak pada Gambar 6.
Gambar 6. Menu Download Harga Saham
Form Analisis Single Index Model
Form Analisis Single Index Model
berfungsi sebagai form penghitungan
portofolio optimal dengan metode Single
Index Model. Tampilan Form Master
Pengguna dapat dilihat pada Gambar 7
Gambar 7 Form Analisis Single Index
Model
Untuk melakukan cetak laporan,
maka dapat dilakukan dengan menekan
tombol Cetak Laporan. Tampilan dari
laporan hasil Form Analisis Single Index
Model dapat dilihat pada Gambar 8
Gambar 8 Laporan Analisa Teknikal
Form Input Variabel Analisis Rasio
Untuk melakukan kegiatan analisis
rasio diperlukan nilai-nilai yang harus
diinputkan oleh Admin. Kegiatan ini
dilakukan oleh Admin. Ia memasukkan nilai
yang diperoleh dari file yang didownload
dari situs Bursa Efek Indonesia. Tampilan
Form Input Variabel Analisis Rasio dapat
dilihat pada Gambar 9
JABATAN = JABATAN
ID_PERUSAHAAN = ID_PERUSAHAAN
ID_PERUSAHAAN = ID_PERUSAHAAN
ID_PERUSAHAAN = ID_PERUSAHAAN
ID_PERUSAHAAN = ID_PERUSAHAAN
ID_PERUSAHAAN = ID_PERUSAHAAN
JABATAN = JABATAN
HARGA_SAHAM
PERIODE DateTime
ID_PERUSAHAAN Text(20)
HRGSAHAM Currency
IHSG
NOIHSG Long Integer
TANGGALIHSG DateTime
HRGIHSG Currency
PERIODE_LQ45
NO LongInteger
ID_PERUSAHAAN Text(20)
TGLAWAL DateTime
TGLAKHIR DateTime
PERUSAHAAN
ID_PERUSAHAAN Text(20)
NAMAPERUSAHAAN Text(255)
ALAMAT Text(255)
NOTELPON Text(255)
FAKSIM ILE Text(255)
EMAIL Text(255)
BISNIS Text(255)
PROFILPERUSAHAAN Text(255)
LQ45 Text(5)
SUKU_BUNGA_SBI
NOSUKUBUNGA Long Integer
TGL DateTime
SUKUBUNGASBI Long Integer
JABATAN
JABATAN Text(255)
TINGKATAN Long Integer
TIPEJABATAN Text(255)
KOMISARIS
NAMAKOM ISARIS Text(255)
ID_PERUSAHAAN Text(20)
JABATAN Text(255)
KETERANGANKOMIS Text(255)
DIREKSI
NAMADIREKTUR Text(255)
JABATAN Text(255)
ID_PERUSAHAAN Text(20)
KETERANGANDIR Text(255)
LAPORAN_KEUANGAN
KODELAPORAN Text(255)
ID_PERUSAHAAN Text(20)
PERIODETAHUN Long Integer
AKTIVALANCAR Currency
HUTANGLANCAR Currency
PERSEDIAAN Currency
PENJUALAN Currency
PIUTANGUSAHA Currency
HARGAPOKOKPENJUALAN Currency
AKTIVATETAP Currency
TOTALAKTIVA Currency
TOTALHUTANG Currency
LABASEBELUM BUNGADANPAJAK Currency
BYBUNGA Currency
BYSEWA Currency
LABABERSIH Currency
MODALSAHAM Currency
HARGAPASARSAHAM Currency
EARNINGSAHAM Currency
Gambar 9. Form Input Variabel Analisis
Rasio
Form Analisis Rasio
Form Analisis Rasio merupakan form
yang melakukan perhitungan berdasarkan
Analisis Rasio. Tampilan dari form Analisis
Rasio tampak pada Gambar 8. From ini
melakuakn perhitungan terhadap laporan
keuangan yang telah dimasukkan oleh
Admin.
Gambar 8. Form Analisis Rasio
Untuk mencetak laporan maka
dapat dilakukan dengan menekan tombol
Cetak Laporan yang terletak pada bagian
bawah form. Bentuk dari laporan Analisis
Rasio ini tampak seperti pada Gambar 4.9
Gambar 4.9 Laporan Analisis Rasio
Uji Coba & Evaluasi
Lingkungan Uji Coba
Uji coba yang dilakukan meliputi
pengujian nilai yang keluar apakah akurat
atau tidak serta karena hasil yang
dikeluarkan berupa hasil prediktif maka
dilakukan juga pengujian kebenaran hasil
dibandingkan dengan data historis pada
periode selanjutnya. Untuk analisis teknikal
yang menggunakan Single Index Model
pengujian kebenaran hasil dilakukan dengan
membandingkan tiap perusahaan pada
urutan ranking yang palinng tinggi apakah
punya risiko dan return yang terbaik pada
periode 6 bulan setelahnya.
Sedangkan untuk analisis fundamental
yang menggunakan Analisis Rasio,
pengujian dilakukan dengan melihat
pergerakan periode laporan keuangan
selanjutnya selama satu tahun apakah trend
analisis rasio tidak memiliki perubahan yang
signifikan.
A. Pengujian Keakuratan Hasil Output
Program
Selanjutnya yang dibandingkan adalah
hasil portofolio optimal beserta dengan
prosentase besar investasi yang sebaiknya
dimasukkan dengan menggunakan program
dibandingkan dengan menggunakan
Microsoft Excel. Tabel 1 menunjukkan hasil
Expexted Rerutn, besar nilai ERB, besar
nilai variabel C, besar nilai Wi (proporsi
saham) berdasarkan hasil output program.
Sedangkan Tabel 2 menunjukkan hasil
Expexted Rerutn, besar nilai ERB, besar
nilai variabel C, besar nilai Wi (proporsi
saham) berdasarkan hasil perhitungan
manual menggunakan Excel.
Tabel 1 Hasil Output Perhitungan
Proporsi Saham Menggunakan Program
Sumber: Hasil Output Program
Tabel 2 Hasil Perhitungan Proporsi
Saham Menggunakan Excel
Sumber: Hasil Perhitungan Excel
Hasil dari uji coba yang dilakukan
pada perangkat lunak menunjukkan bahwa
aplikasi ini sudah menghasilkan output
analisis teknikal dengan menggunakan
metode Single Index Model sesuai dengan
yang diharapkan.
Pengujian Hasil Output Program
Pengujian hasil output yang
analisisnya menggunakan metode Single
Index Model dilakukan dengan
membandingkan tiap perusahaan pada
urutan ranking perusahaan optimal yang
paling tinggi apakah punya risiko dan return
yang terbaik pada periode 6 bulan
setelahnya.
Tampak pada Tabel 3 merupakan
perhitungan return dan risiko yang
dilakukan terhadap hasil saham yang
menurut perhitungan Single Index Model
merupakan saham yang optimal.
Perhitungan return dan risiko dilakukan
pada periode setelah perhitungan yaitu
antara tanggal 1 Januari 2010 sampai 31
Juni 2010. Hal ini untuk membuktikan kalau
perusahaan yang dianggap optimal menurut
perhitungan program merupakan perusahaan
yang memiliki return dan risiko yang paling
baik.
Tabel 3 Perhitungan Return & Risiko
Sumber: Hasil Perhitungan Excel
Nilai return dan risiko pada Tabel 4.5
menunjukkan bahwa perusahaan yang
merupakan portofolio optimal dengan
prosentase investasi terbesar yaitu UNVR
(34,19%) memiliki besar return yang lebih
tinggi sebesar 12.55% dengan risiko yang
lebih rendah yaitu sebesar 8.49%. dengan
demikian tingkat return lebih tinggi sebesar
4.06% dibanding dengan risikonya. Begitu
pula dengan perusahaan HEXA dengan
prosentase investasi sebesar 9.14% memiliki
return yang lebih tinggi (6.49%) dan risiko
yang lebih rendah (6.44%) memiliki selisih
ID ExReturn ERB Ci Wi
UNVR 0.02669 0.08498 0.0054 34.19%
HEXA 0.09585 0.06911 0.01346 9.14%
PGAS 0.06791 0.06539 0.02267 19.02%
AALI 0.07387 0.05664 0.03001 16.08%
PTBA 0.08708 0.05576 0.03485 13.49%
BRPT 0.10731 0.04447 0.03573 1.77%
UNTR 0.07298 0.04305 0.03722 5.90%
ELTY 0.09206 0.03814 0.03726 0.14%
LSIP 0.06263 0.03767 0.03731 0.27%
ID ExReturn ERB Ci Wi
UNVR 0.02669 0.08498 0.0054 34.19%
HEXA 0.09585 0.06911 0.01346 9.14%
PGAS 0.06791 0.06539 0.02267 19.02%
AALI 0.07387 0.05664 0.03002 16.08%
PTBA 0.08708 0.05576 0.03486 13.49%
BRPT 0.10731 0.04447 0.03573 1.77%
UNTR 0.07298 0.04305 0.03722 5.90%
ELTY 0.09206 0.03814 0.03726 0.14%
LSIP 0.06263 0.03767 0.03731 0.27%
Perusahaan Prosentase Investasi Return Risiko
UNVR 34.19% 12.55% 8.49%
HEXA 9.14% 6.49% 6.44%
PGAS 19.02% 0.35% 9.55%
AALI 16.08% -5.69% 8.52%
PTBA 13.49% -0.16% 10.19%
BRPT 1.77% -5.84% 10.90%
UNTR 5.90% 2.77% 9.44%
ELTY 0.14% -13.32% 19.64%
LSIP 0.27% -1.41% 10.92%
return yang lebih tinggi (0.05%). Bila
dibandingkan dengan perusahaan ELTY
dengan tingkat return yang rendah sebesar -
13.32% dan memiliki risiko yang lebih besar
yaitu 19.64% namun diikuti pula dengan
tingkat prosentase investasi yang paling
kecil yaitu sebesar 0.14%.
Sebuah portofolio dikatakan optimal
bila berisi nilai rasio ERB yang tinggi. Rasio
ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke
dalam portofolio optimal. Hal ini telah
sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan
oleh Hartono pada bukunya yang berjudul
Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Kusumarsono Hendarto, 2005, Belajar
Trading Pahami Trading Sebeum
Anda Memulai, Andi Offset,
Jakarta.
Gitosudarmo, Indriyo, 2000, Manajemen
Keuangan. BPFE, Yogyakarta.
Ulupui, I G. K. A., 2009, Analisis Pengaruh
Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas, Dan Profitabilitas
Terhadap Return Saham (Studi
Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Dengan Kategori
Industri Barang Konsumsi Di BEJ),
Jurnal Ekonomi & Akuntansi
Universitas Udayana, Bali.
Glenn Curtis, 2010, Blending Technical And
Fundamental Analysis, 26 Agustus
2010, URL:
http://www.investopedia.com/articl
es/trading/07/technical-
fundamental.asp.
Mariana Sri Rahayu, 2007, Analisis
Pengaruh Eva Dan Mva Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta,
Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia.
Febrianto, Rahmat & Erna Widiastuty, 2006,
Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana
Yang Lebih Bermakna Bagi
Investor, Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Volume 9 (Nomor2),
Halaman 200 sd 215.
Baridwan, Zaki, 1999, Intermediate
Accounting, BPFE, Yogyakarta.
Subroto, B., 1986, Akuntansi Keuangan
Intermediate, BPFE, Jogjakarta.
Ardiyos, 2001, Kamus Ekonomi: Istilah
Pasar Modal & Perdagangan
International, Citra Harta Prima,
Jakarta.
Subekti, Surono. 1999. Kiat Bermain
Saham. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Luciana, S A. dan Kristijadi., 2003, Analisis
rasio keuangan untuk memprediksi
kondisi financial distress
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta,
Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia (JAAI).
Indonesia Stock Exchange, 2007, Mengenal
Saham, 14 Agustus 2010, URL:
http://www.idx.co.id/MainMenu/Ed
ucation/WhatisEquities/tabid/88/lan
g/id-ID/language/en-
US/Default.aspx.
E. A. Koetin. 1993. Analisis Pasar Modal,
Penerbit Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta: Cetakan Pertama.
Jogiyanto Hartono, 2009, Teori Portofolio
dan Analisis Saham, BPFE
Jogjakarta, Jogjakarta.
PT BES Sie Promoso Dan Pemasaran, 1990,
Buletin BES: Investasi Untuk
Keuntungan, Surabaya
William Sharpe, 1963, A Simplified Model
For Portofolio Analysis,
Management Science 9.
Elton E. J., Martin J. Grubber, 1994,
Modern Portfolio Theory and
Investment Analysis, Singapore:
John Wiley & Sons, Inc., Fourth
edition.
Mamduh M. Hanafi, Abdul Halim, 2009,
Analisis Laporan Keuangan, Unit
Penerbitan dan Percetakan Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,
Jogjakarta
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan,
Rajawali Pers, Jakarta