puasa syawwal

Upload: hnmuslim

Post on 07-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Presentasi mengenai puasa syawal

TRANSCRIPT

Puasa Syawwal

Bulan SyawwalBulan Syawwal Di Masa JahiliahDi masa Jahiliah bulan Syawwal dianggap bulan sial untuk mengadakan pernikahan, hal ini disebabkan adanya wabah Thaun dan yang terkena saat itu mereka yang mengadakan pernikahan di bulan Syawwal.

Keyakinan ini dirubah oleh Rasul saw, dengan;Allah berfirman: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Qs.Al-Hadid, 22)

Rasul saw menikahi Aisyah ra di bulan Syawwal, sebagaimana dikatakan oleh Aisyah ra; Rasul saw menikahiku di bulan Syawwal dan memboyong ke rumahnya di bulan Syawwal. (HR. Nasai, Shahih)Puasa Enam Hari SyawwalAbu Ayyub al-Anshari ra, Rasul saw : Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawwal maka seakan-akan berpuasa satu tahun. (HR.Muslim, 2/822)Kedudukan HaditsHadits yang serupa dengan ini juga dikeluarkan oleh beberapa ulama seperti Imam Ahmad dalam kitabnya al-Musnad, 5/417, Thurmudzi,1164, Abu Daud, 2433, Ibnu Majah, Tahbrani dan lainnya dari riwayat sahabat yang berbeda seperti; Abu Hurairah ra, Aisyah ra, Tsauban ra, Barra bin Azib ra dan Jabir bin Abdullah ra.Sebagaian besar ulama (jumhur) menshahihkan hadits ini.Ada beberapa ulama yang menganggap hadits ini lemah seperti Sufyan Ibnu Uyainah rhm.Imam Ahmad rhm mengatakan; Riwayat hadits ini masih diperselisihkan tapi para ulama telah mengamalkan isinya.

Hukum berpuasa Enam hari SyawwalImam Syafii, Ahmad, Daud, Malikiyyah dan Hanafiyyah: Sunnah.Dalil;Hadits Abu Ayyub al-Anshari ra di atas Dan apabila sudah jelas adanya sebuah hadits (Shahih) maka tidak ditinggalkan karena adanya sebagian atau semua orang yang meninggalkannya

Abu Hanifah, Malik dan Tsauri rhm: Makruh, Abu Yusuf: Makruh bila dilakukan secara ber-urutan.Dalil:Hadits Abu Ayyub al-Anshari ra dianggap lemah atau masih diperselisihkan Imam Malik rhm mengatakan dalam kitabnya al-Muwattha; : Saya tidak pernah melihat seorang-pun dari golongan ahli ilmu berpuasa, Mereka berkata: Makruh, agar supaya tidak dikira wajib.

Dalam riwayat lain dikatakan Imam Malik rhm berpuasa Syawwal. Ibnu Rajab rhm mengatakan: Imam Malik rhm melarang untuk berpuasa jika orang itu beranggapan puasa tersebut wajib tapi jika tidak maka tidak mengapa baginya untuk melakukannya. Begitu pula seorang ulama tidak baik untuk melakukannya tanpa memberi penjelasan kepada kaumnya tentang hukum puasa tersebut.

Cara Melakukannya:Imam Syafii dan Ibnu Mubarak rhm: Yang lebit utama dengan cara ber-urutan dimulai dari hari kedua di bulan Syawwal.Allah swt berfirman: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Qs.Alu Imran, 133)Abu Hurairah ra, Rasul saw: Barangsiapa puasa enam hari setelah idul fitri secara berurutan maka seakan-akan berpuasa satu tahun. (HR. Thabrani, dalam sanadnya ada rawi bernama Yahya bin Said al-Maazini, matruk)

Waqi dan Imam Ahmad rhm: Dilakukan dengan cara terpisah-pisah selama bulan SyawwalMamar dan Abdurrazzak rhm: Sebaiknya tidak dilakukan setelah ied karena di hari-hari itu adalah hari makan dan minum, tapi hendaknya dilakukan tiga hari sebelum atau setelah Ayyamu al-Bith.Ada yang mengatakan: Dilakukan kapan saja selama bulan Syawwal tapi dilarang untuk melakukannya di hari kedua sebab jika dilakukannya seperti mencampur antara yang wajib dan sunnah, tapi pendapat ini lemah, karena Rasul saw pernah bersabda: Jika kamu sudah berbuka maka berpuasalah. (HR.Ibnu Rajab dari Imran bin Hushain ra) Usamah bin Zaid ra dahulu berpuasa di bulan-bulan Haram, maka Rasul saw berkata kepadanya: Puasalah di bulan Syawwal dan tinggalkan bulan-bulan Haram, kemudian beliau selalu berpuasa di bulan Syawwal hingga wafat. (HR.Ibnu Majah)Hal Berkaitan Dengan Puasa SyawalBerniat karena puasa syawwal termasuk puasa yang Muqayyad (tertentu)Hafsah ra, Rasul saw: Siapa yang tidak berniat untuk berpuasa sebelum datangnya waktu fajar maka tidak ada puasa baginya. (HR.Nasai, Shahih) Tidak Sempurna Enam hari ( )Tidak harus menyempurnakan puasa enam hari di bulan Syawwal, siapa yang dapat melakukan dengan sempurna maka itulah yang terbaik tapi bila tidak maka tidak mengapa, Rasul saw bersabda: Orang yang berpuasa sunnah adalah pemimpin dirinya jika mau dia berpuasa dan bila tidak maka baginya untuk berbuka. (al-Majmu, 6/395, dengan sanad yang baik)Bagi Yang BerhutangSepakat bagi yang berhutang diutamakan untuk membayar hutangnya terlebih dahulu baru berpuasa syawwal.Bagaimana bila berpuasa Syawwal baru meng-Qadha ?Keutamaan puasa Syawwal tidak diperoleh baginya, Dalilnya: Riwayat Abu Ayyub ra. . Tidak mengapa dan memperoleh pahala sebagaimana yang disebutkan dalam hadits. Dalilnya:Secara Bahasa , . Terkadang dikatakan mengikuti walau dilakukan puasa Ramadhan setelah melakukannya (puasa Syawwal), sebagaimana sholat sunnah rawatib yang dilakukan setelah sholat fardhu.Tujuan puasa enam hari untuk menyempurnakan bilangan satu tahun, dan itu dapat dicapai baik dilakukan sebelum atau setelah gadha.Allah swt memberikan keluasan dalam meng-Gadha berbeda dengan puasa syawwal Maka hendaklah di gadha di hari-hari lain, Allah swt menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan..(Qs.Al-Bagarah)

Tidak ada dalil yang menghilangkan kemuliaan syawwal . .Mendahulukan fardhu lebih utama daripada menyibukkan diri dengan amalan sunnah, akan tetapi puasa enam kemudian meng-gadha setelahnya akan mendapatkan kemuliaan karena tidak ada dalil yang meniadakannya.Aisyah ra: Aku memiliki hutang Ramadhan dan aku tidak dapat menggadhanya kecuali di bulan Syaban. (HR.Bukhari)Tidak boleh digabungWajib + Wajib = BatalWajib + Sunnah = WajibSunnah + Sunnah = SunnahPuasa qadha tidak dapat digabung dengan puasa sunnah Syawwal, jika seseorang berniat untuk menggodha puasa Ramadhan dan sekaligus diniatkan untuk puasa Syawwal maka hanya terhukumi sebagai puasa Qadha saja.

Keutamaannya: Seakan-akan berpuasa satu tahun .Satu kebaikan dilipat gandakan hingga sepuluh kali lipat, maka Ramadhan dengan sepuluh bulan dan enam hari Syawwal seperti dua bulan maka semuanya terhitung satu tahun penuhTsauban ra, Rasul saw bersabda: { }Barangsiapa yang berpuasa enam hari setelah idul fitri seakan-akan berpuasa satu tahun (Siapa yang melakukan dengan satu kebaikan maka baginya sepuluh kali lipat). (HR.Ibnu Majah,Ibnu Khuzaimah)

Puasa Syawwal dan Syaban kedudukannya seperti sholat Rawatib, dikatakan dalam beberapa riwayat: Sungguh ibadah-ibadah fardhu menjadi sempurna dengan ibadah-ibadah sunnah. Salah satu ciri diterimanya ibadah, seseorang mendapat kemudahan untuk beribadah setelah beribadah. Pahala kebaikan adalah kebaikan setelahnya, barangsiapa yang melakukan suatu kebaikan kemudian diikuti dengan kebaikan setelahnya itu merupakan tanda diterimanya kebaikan yang pertama.Sebagai tanda syukur atas karunia Allah swt karena dapat beribadah di bulan Ramadhan dan mendapat ampunan dari-Nya.Ketika Rasul saw mendirikan sholat hingga kakinya berdarah, Aisyah ra bertanya; Mengapa kamu lakukan itu semua ya Rasul, bukankah dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni ?, beliau menjawab: Tidakkkah aku pantas menjadi hamba yang bersyukur ? (HR.Bukhari) Ibadah yang biasa dilakukan di bulan Ramadhan tidak berhenti dengan berlalu bulan Ramadhan.Mendorong seseorang untuk mensegerakan membayar hutang Ramadhannya. Para ulama salaf bila mereka dapat bangun malam maka sebagai tanda syukurnya mereka berpuasa di siang harinya, begitu pula sebaliknya