ptt case refrat rima fix

51
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 Rima Rahmadipta, S. Ked CASE REPORT “SEORANG WANITA 55 TAHUN DENGAN PERIAPPENDICULAR INFILTRAT” Pembimbing : dr. Saut Idoan Sijabat, Sp.B 1

Upload: rimarahmadipta

Post on 05-Jan-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

caese

TRANSCRIPT

Page 1: Ptt Case Refrat RIMA Fix

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Rima Rahmadipta, S. Ked

CASE REPORT“SEORANG WANITA 55 TAHUN DENGAN

PERIAPPENDICULAR INFILTRAT”

Pembimbing : dr. Saut Idoan Sijabat, Sp.B

1

Page 2: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Nama : Ny. W Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 55 Tahun Alamat : Ngrayun Agama : Islam Suku : Jawa Pekerjaan : Buruh tani Tanggal Masuk RS : 8 April 2015 Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2015 Tanggal Operasi : 9 April 2015

IDENTITAS PASIEN

Page 3: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Anamnesis dilakukan terhadap pasien di Bangsal Flamboyan pada tanggal 9 April 2015

Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah

ANAMNESIS

Page 4: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut

kanan bawah sejak 1 minggu SMRS

Nyeri yang dirasakan hilang timbul

terutama pada saat berjalan dan nyeri

terkadang menjalar ke ulu hati dan perut

bagian kiri

Nyeri -> pasien sulit tidur pada malam hari

Pasien mengeluh nafsu makan

menurun, mual, dan sedikit

demam

BAB dan BAK Normal

Sebelum masuk rumah sakit, pasien sudah berobat ke

mantri tetapi tidak ada perbaikan.

Page 5: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Riwayat Penyakit Dahulu riwayat asma : disangkal riwayat alergi : disangkal riwayat hipertensi : ya riwayat penyakit jantung/paru : disangkal riwayat diabetes mellitus : disangkal riwayat sakit ginjal/liver : disangkal

riwayat maag : ya riwayat operasi sebelumnya : disangkal riwayat sakit serupa : disangkal

Page 6: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Riwayat Penyakit Keluarga

riwayat alergi dalam keluarga : disangkalriwayat asma dalam keluarga : disangkalriwayat hipertensi dalam keluarga : ibu hipertensiriwayat dm dalam keluarga : disangkal

Page 7: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Anamnesis Sistem

sistem serebrospinal : pusing (-), demam (+) sistem respirasi : batuk (-), pilek (-), sesak napas

(-) sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), pucat (-) sistem digestivus : mual (+), muntah (-), BAB

lancar, sistem urogenital : BAK lancar, nyeri berkemih (-) sistem muskuloskeletal : nyeri sendi (-) dan nyeri otot (-)

Page 8: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Status General: Keadaan umum : Baik Status Gizi : Obesitas Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6

Vital Sign TD : 160/80mmhg Nadi : 90x/menit RR : 22x/menit suhu : 37,3oc per axilla

PEMERIKSAAN FISIK

Page 9: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Matakonjungtiva : anemis (-/-)sklera : ikterus (-/-)

pupil : reflek cahaya (+/+), isokor (+/+)palpebra : edema (-/-)

Kepala/LeherJejas (-), nyeri tekan (-), hematom (-), rhinorea (-), pembesaran kelenjar getah bening (-).

Page 10: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Paru

Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-)

Palpasi : fremitus (+/+) N, ketinggalan gerak(-)

Perkusi : sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler

Suara tambahan : Ronkhi (-/-) Whezing (-/-)

Jantung

- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak - Palpasi : ictus cordis teraba kuat angkat pd SIC V linea midclavicula sin- Perkusi : batas jantung normal- Auskultasi : bunyi jantung I-II irama reguler, bising jantung (-)

Page 11: Ptt Case Refrat RIMA Fix

PEMERIKSAAN ABDOMEN

• Inspeksi : Distensi (-)• Auskultasi : Peristaltik (+) • Perkusi : Timpani (+) pada 4 kuadran abdomen• Palpasi : nyeri tekan (+) pada titik Mc. Burney,

Rovsing sign (+), Psoas sign (+), Obturator sign (+), teraba massa pada regio iliaka kanan.

Page 12: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Ekstremitas atas : edema tidak ditemukan, akral hangat. bawah : edema tidak ditemukan, akral hangat.

Page 13: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Parameter Hasil Nilai Normal

WBC 17,3 103 /µL 4.0 – 10.0 103 /µL

Lymph# 1,2. 103 /µl 0.8 – 4.0 103 /µL

Mid# 0,9. 103 /µL 0.1 – 0.9 103 /µL

Gran# 15,2 x 103 /µL 2.0 – 7.0 103 /µL

Lymph% 7,1% 20.0 – 40.0 %

Mid% 5,2% 3.0 – 9.0 %

Gran% 87,7% 50.0 – 70.0 %

HGB 13,1 gr/Dl 11.0 – 16.0 gr/dL

RBC 4,82 x 103 /µL 3.5 – 5.5 103 /µL

HCT 38,8 % 37.0 – 50.0 %

MCV 80,5 fL 82.0 – 95.0 fL

MCH 27,2 Pg 27.0 – 31.0 pg

MCHC 33,8 gr/dL 32.0 – 36.0 gr/dL

RDW – CV 13,6 % 11.5 – 14.5 %

RDW – SD 44,1 fL 35.0 – 56.0 fL

PLT 369 x 103 100 – 300 . 103

CT 9 menit 5-11 menit

BT 3 menit 1 – 5 menit

GDA 150 < 140 mg/dl

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 14: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Parameter Hasil Nilai Normal

DBIL 0,19mg/dl 0-0,35 mg/dl

TBIL 0.86 mg/dl 0,2- 1,2 mg/dl

SGOT 27,5 U/l 0-38 U/l

SGPT 12,4 U/l 0-40 U/l

LP 243 U/l 98-279 U/l

Gamma GT 33,4 U/l 10-54 U/l

TP 7 g/dl 6,6-8,3 g/dl

ALB 3,7 g/dl 3,5-5,5 g/dl

Glob 3,3 g/dl 2-3,9 g/dl

UREA 25,34 mg/dl 10-50 mg/dl

CREATININ 1, 01 mg/dl 0,7-1,4 mg/dl

UA 6,2mg/dl 3,4-7 mg/dl

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 15: Ptt Case Refrat RIMA Fix

PEMERIKSAAN ECG

ECG dalam batas normal

Page 16: Ptt Case Refrat RIMA Fix

PEMERIKSAAN USG ABDOMEN

Kesan : Terdapat abses pada appendiks

Page 17: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Diagnosis Kerja : Periappendicular Infiltrate Diagnosis Post Operasi : Periappendicular Infiltrate

Diagnosis Banding : Gastroenteritis, KET, Limfadenitis Mesenterica, Divertikulosis Meckel

Page 18: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Planning diagnosis :Pemeriksaan darah lengkap, USG Abdomen

Planning terapi : a.Medicamentosa:

Infus RL 20 tpmInj Ceftriaxone 2 x 1Inj Metronidazole 3 x 500Inj ketorolac 2 x 30 amp Inj ranitidin 2 x1 b. Operatif : Laparotomi appendektomi

PLANNING

Page 19: Ptt Case Refrat RIMA Fix

FOLLOW UP BANGSAL

1. H + 1 Pasien MRS (tanggal 9 April 2015)

S : Pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah, nyeri kadang menjalar hingga ulu hati, untuk berjalan terasa nyeri pada perut kanan bawah, mual dan muntah (-), BAB (+), BAK (+). O : KU : Baik TD : 160 / 80 N : 80x / menit S : 37,3 °C Status Lokalis Abdomen : Inspeksi : distensi (-) Auskultasi : peristaltik (+) N Palpasi : nyeri tekan pada titik Mc. Burney, teraba massa pada regio iliaka kanan. Perkusi : timpani pada 4 kuadran abdomen A : Susp. Periappendicular Infiltrat (PAI) P : USG Abdomen, Infus RL 20 tpm, persiapan operasi (puasa).

Page 20: Ptt Case Refrat RIMA Fix

2. H + 2 pasien post OP Laparotomi appendektomi ( tanggal 11 April 2015)

S : Pasien mengeluh meras nyeri pada bekas operasi, flatus (+), belum BAB, BAK (+), mual muntah (-), kembung (-). O : KU : Baik TD : 160/100 N : 84x / menit S : 36,5°C Status Lokalis : Perdarahan bekas operasi sedikit, jahitan (+), Drain : ± 2 cc Urine : ± 200 ccA : Post operasi hari ke 2 et causa Periappendicular InfiltrateP : Rawat Luka Infus RL 20 tpm Meropenem 2x1 Metronidazole 3x500 Ketorolac 2x30 Ranitidine 2x1

Page 21: Ptt Case Refrat RIMA Fix

3. H+3 Pasien post OP (tanggal 12 April 2015)

S : Pasien mengeluh nyeri pada bekas operasi, belum BAB, flatus (+), mual muntah (-)

O : KU : Baik TD : 180/100 mmHgN : 80x/minute S : 36°CStatus Lokalis :Luka sedikit nyeri, jahitan (+), perdarahan (-), pus (-), drainase

darah (+) ±1cc, urine normal. A : Post op hari ke 3 et causa Periappendicular Infiltrat P : Rawat Luka

Infuse 20 tpm Meropenem 2x1 Metronidazole 3x500 Ketorolac 2x30Ranitidine 2x1

Page 22: Ptt Case Refrat RIMA Fix

4. H+4 Post OP (tanggal 13 April 2015)

S : Pasien mengeluh sedikit nyeri bekas operasi, BAB (+), BAK (+)O : KU : Baik

TD : 170/100N : 80x / menitS : 36°CStatus Lokalis : Perdarahan pada bekas operasi (-), pus (-), jahitan (+),

drainase darah (-). A : Post operasi hari ke 4 et causa Periapendicular Infiltrat P : Rawat Luka

Rencana pulang Infus RL 20 tpm Meropenem 2x1 Metronidazole 3x500 Ketorolac 2x30 Ranitidine 2x1

Page 23: Ptt Case Refrat RIMA Fix

DEFINISIPeriappendicular Infiltrat (PAI) adalah

proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiceal mass). Umumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 24: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Appendiks merupakan organ yang berbentuk tabung dengan panjang kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm) dan berpangkal di caecum.

Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal.

Namun, pada bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya.

ANATOMI

Page 25: Ptt Case Refrat RIMA Fix
Page 26: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Letak basis appendiks berada pada posteromedial sekum pada pertemuan ketiga taenia coli kira-kira 1-2 cm di bawah ileum.

Dari ketiga taenia tersebut terutama taenia anterior yang digunakan sebagai penanda untuk mencari basis appendiks. Basis apendiks terletak di fossa iliaka kanan, bila diproyeksikan ke dinding abdomen, terletak di kuadran kanan bawah yang disebut dengan titik Mc Burney.

Page 27: Ptt Case Refrat RIMA Fix

POSISI LETAK APPENDIKS

Page 28: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum

Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendiks ialah Imunoglobulin A (Ig-A).

Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi yaitu mengontrol proliferasi bakteri, netralisasi virus, serta mencegah penetrasi enterotoksin dan antigen intestinal lainnya.

FISIOLOGI

Page 29: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur,

Anak < 1 tahun jarang Insiden tertinggi usia 20-30th

Insiden laki-laki perempuan sebanding, kecuali usia 20-30th insiden laki-laki lebih tinggi

EPIDEMIOLOGI

Page 30: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Obstruksi lumen (penyebab utama) Fecalith (penyebab tersering dari obstruksi appendiks) Penyebab lainnya adalah hipertrofi jaringan limfoid, diet

rendah serat, dan cacing usus termasuk ascaris.  

Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histolytica.

Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.

Konstipasi akan meningkatkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya akan mempermudah terjadinya apendisits akut.

ETIOLOGI

Page 31: Ptt Case Refrat RIMA Fix
Page 32: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Obstruksi lumen apendiks -> produksi mucus oleh mukosa terjadi bendungan yg semakin lama semakin banyak -> peningkatan intralumen -> appendiks hipoksia, menghambat aliran limfe, ulserasi mukosa, dan invasi bakteri -> infeksi -> edema appendiks dan iskemik -> sekresi mucus berlanjut, tekanan terus meningkat -> obs vena, edema bertambah, bakteri menembus dinding -> peradangan peritoneum nyeri kanan bawah -> appendisitis supuratif akut

Jika arteri terganggu -> infark -> gangrene ->Appendisitis gangrenosa

Dinding yg rapuh -> pecah -> appendisitis perforasi   Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang

berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut Periappendicular Infiltrat. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.

PATOFISIOLOGI

Page 33: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Periappendicular Infiltrat : tahap patologi apendisitis yang dimulai dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama -> merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi.

Jika tidak terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan mengurai diri secara lambat. 

Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi akut. 

Page 34: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Periappendicular Infiltrat didahului App Akut dengan massa yg nyeri pd regio iliaka kanan (massa periappendicular).

Gejala klasik appendisitis :- nyeri samar2, tumpul -> nyeri visceral daerah epigastrium sekitar umbilicus disertai mual, muntah, anoreksia, dmam.- dlm beberapa jam, nyeri pindah ke kanan bawah ke titik Mc. Burney, nyeri lebih tajam, lebih jelas -> nyeri somatik- rangsangan peritoneum -> mengeluh nyeri perut pada wkt batuk / berjalan

MANIFESTASI KLINIS

Page 35: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Titik Mc Burney : 1/3 jarak umbilicus – SIAS dextra

Page 36: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Anamnesis Untuk menegakkan diagnosis pada apendisitis didasarkan atas

anamnesis ditambah dengan pemeriksaan laboratorium sarta pemeriksaan penunjang lainnya. Gejala appendisitis ditegakkan dengan anamnesis, ada 4 hal penting yaitu :◦ Nyeri mula – mula di epigastrium ( nyeri visceral ) yang beberapa waktu

kemudian menjalar ke perut kanan bawah.◦ Muntah oleh karena nyeri visceral◦ Demam ◦ Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak

sakit, menghindarkan pergerakan pada daerah perut.

Pemeriksaan fisik Inspeksi : terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan

memegang perut, tampak kesakitan, penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendikuler.

Auskultasi : Peristaltik usus sering normal. Peristaltic dapat hilang pada ileus paralitik karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.

DIAGNOSIS

Page 37: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Palpasi Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal

yaitu:◦ Nyeri tekan (+) Mc. Burney

Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran bawah atau titik Mc Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.◦ Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum

Rebound tenderness (nyeri lepas tekan) adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan melihat mimik wajah) di abdomen kanan bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan, setelah sebelumnya dilakukan penekanan yang perlahan dan dalam dititik Mc Burney.◦ Defans muskuler(+) karena rangsangan M.Rektus Abdominis

Defans muskuler adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal. Pada appendiks letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang ada nyeri pinggang.

Perkusi : timpani pada ke 4 kuadran abdomen (+)

Pemeriksaan khusus/tanda khusus Rovsing sign Penekanan perut kiri bawah terjadi nyeri perut kanan bawah, karena tekanan

merangsang peristaltic dan udara usus, sehingga menggerakkan peritoneum sekitar appendix yang meradang (somatic pain)

Blumberg sign Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada kuadran kiri bawah atau kolateral dari

yang sakit kemudian dilepaskan tiba-tiba, akan terasa nyeri pada kuadran kanan bawah karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan.

Psoas sign Dilakukan dengan rangsangan muskulus psoas. Cara memeriksa : Pasien miring

kekiri, paha kanan dihiperekstensikan pemeriksa, psoas sign (+) bila terasa nyeri perut kanan bawah.

Page 38: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Cara memeriksa psoas sign

Cara memeriksa : Pasien miring kekiri, paha kanan dihiperekstensikan pemeriksa, psoas sign (+) bila terasa nyeri perut kanan bawah.

Page 39: Ptt Case Refrat RIMA Fix

•Obturator signDilakukan dengan menyuruh pasien tidur telentang, lalu dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul atau articulation coxae. Obturator sign (+) bila terasa nyeri di perut kanan bawah.

Page 40: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Pemeriksaan laboratorium◦ Pemeriksaan darah : pada laboratorium darah terdapat leukositosi

ringan ( 10.000 – 18.000/mm3) yang didominasi >75% oleh sel Polimorfonuklear (PMN), netrofil (shift to the left) dimana terjadi pada 90% pasien. Hal ini biasanya terdapat pada pasien dengan akut appendisitis dan apendisitis tanpa komplikasi. Sedangkan leukosit >18.000/ mm3 meningkatkan kemungkinan terjadinya perforasi apendiks dengan atau tanpa abses. Pada periappendicular infiltrate terdapat peningkatan LED.

USGMerupakan pemeriksaan yang akurat untuk menentukan diagnosis appendisitis. Tekniknya tidak mahal, dapat dilakukan dengan cepat, tidak invasif, tidak membutuhkan kontras dan dapat digunakan pada pasien yang sedang hamil karena tidak mengganggu paparan radiasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 41: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Scoring AppendisitisSkor Alvarado

Page 42: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Keterangan Alvarado score : Interpretasi dari Modified Alvarado Score : 1 – 4 : sangat mungkin bukan appendisitis

akut 5 – 7 : sangat mungkin appendisitis akut 8 – 10 : pasti appendisitis akut Penanganan berdasarkan skor Alvarado

: 1 – 4 : observasi 5 – 7 : antibiotik 8 – 10 : operasi dini

Page 43: Ptt Case Refrat RIMA Fix

◦ Gastroenteritis Pada gastroenteritis, mual-muntah dan diare mendahului rasa sakit. Sakit perut lebih

ringan dan tidak berbatas tegas. Hiperperistaltik sering ditemukan. Panas dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan appendisitis.

◦ Limfadenitis mesenterica Biasanya didahului oleh enteritis atau gastroenteritis. Ditandai dengan nyeri perut

yang samar-samar terutama disebelah kanan, dan disertai dengan perasaan mual-muntah.

◦ Peradangan pelvis Tuba Fallopi kanan dan ovarium terletak dekat appendiks. Radang kedua organ ini

sering bersamaan sehingga disebut salpingo-ooforitis atau adnesitis. Untuk menegakkan diagnosis penyakit ini didapatkan riwayat kontak seksual. Suhu biasanay lebih tinggi daripada appendisitis dan nyeri perut bagian bawah lebih difus. Biasanya disertai dengan keputihan. Pada colok vaginal jika uterus diayunkan maka akan terasa nyeri.

DIAGNOSIS BANDING

Page 44: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Kehamilan Ektopik Adanya riwayat terhambat menstruasi dengan keluhan yang tidak menentu. Jika

terjadi ruptur tuba atau abortus diluar rahim dengan perdarahan akan timbul nyeri yang mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin akan terjadi syok hipovolemik. Pada pemeriksaan colok vaginal didapatkan nyeri dan penonjolan kavum douglas, dan pada kuldosentesis akan di dapatkan darah.

Diverticulitis Meckel Meskipun diverculitis biasanya terletak di perut bagian kiri, tetapi kadang-kadang

dapat juga terjadi di sebelah kanan. Jika terjadi peradangan dan ruptur pada diverticulum gejala klinis akan sukar dibedakan dengan gejala-gejala appendisitis.

Batu ureter atau batu ginjal Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke inguinal kanan

merupakan gambaran yang khas. Hematuria sering ditemukan. Foto polos abdomen atau urografi intravena dapat memastikan penyakit tersebut.

Page 45: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Perforasi Faktor yang mempengaruhi tingginya insidens perforasi pada orangtua adalah

gejalanya yang samar, keterlambatan berobat, adanya perubahan anatomi apendiks berupa penyempitan lumen dan arteriosklerosis.

Insidens tinggi pada anak disebabkan oleh dinding apendiks yang masih tipis, anak kurang komunikatif sehingga memperpanjang waktu diagnosis dan proses pendindingan kurang sempurna akibat perforasi yang cepat dan omentum anak belum berkembang.

Perforasi apendiks akan mengakibatkan peritonitis purulenta : - demam tinggi, - nyeri makin hebat yang meliputi seluruh perut dan perut menjadi tenggang dan kembung.- nyeri tekan dan defans muskuler terjadi di seluruh perut, peristaltik usus dapat menurun sampai menghilang akibat adanya ileus paralitik.

Perlu dilakukan laparotomi dengan insisi yang panjang, supaya dapat dilakukan pencucian rongga peritoneum dari pus maupun pengeluaran fibrin yang adekuat secara mudah serta pembersihan kantong nanah.Akhir-akhir ini, mulai banyak dilaporkan pengelolaan apendisitis perforasi secara laparoskopi apendiktomi.Pada prosedur ini, rongga abdomen dapat dibilas dengan mudah. Hasilnya dilaporkan tidak berbeda jauh dibandingkan dengan laparotomi terbuka.

KOMPLIKASI

Page 46: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Appendicular infiltrat Appendicular infiltrat adalah Appendicular

infiltratadalah infiltrat/massa yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus atau usus besar.

Umumnya massa Appendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum.

Massa Appendix lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang.

Page 47: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Pada massa periapendikuler yang perdindingannya belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus ke seluruh rongga peritoneum, jika perforasi, diikuti peritonitis purulenta generalisata. Oleh karena itu disarankan massa periapendikuler yang masih bebas (mobile) segera dioperasi.

Pada massa periapendikuler yang terfiksir dan perdindngan sempurna, pada dewasa dirawat dahulu dan diberi antibiotik sambil diawasi suhu tubuh, ukuran massa dan luasnya peritonitis. Bila sudah tidak ada demam, massa periapendikuler hilang dan leukosit normal, (yang disebut stadium afroid) penderita dapat dioperasi elektif 2-3 bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin.

PENATALAKSANAAN

Page 48: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Apendektomi direncanakan pada infiltrat apendikuler tanpa pus yang ditenangkan. Sebelumnya pasien diberi antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang yaitu sekitar 6-8 minggu, dilakukan apendektomi.

Pasien dilakukan terapi konservatif dan baru dilakukan laparotomi appendiktomi setelah 6 minggu. Terapi konservatif dilakukan sampai pada stadium tenang (afroid).

Stadium Afroid (tenang) yaitu pada saat massa mengecil/ hilang, nyeri tekan hilang, suhu normal, dan LED < 30 mm/ jam.

Terapi konservatif kemudian operasi elektif (Infiltrat): -     Bed rest total posisi Fowler (anti Trandelenburg) -     Diet rendah serat -     Antibiotika yang massif, Metronidazol. -     Monitor :  Infiltrat, tanda2 peritonitis(perforasi), suhu tiap 6 jam,

LED, AL -> bila baik -> mobilisasi -> pulang

Page 49: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Pembedahannya adalah dengan apendektomi, yang dapat dicapai melalui insisi Mc Burney . Tindakan pembedahan pada kasus apendisitis akut dengan penyulit peritonitis berupa apendektomi yang dicapai melalui laparotomi.

Page 50: Ptt Case Refrat RIMA Fix

Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat.

PROGNOSIS

Page 51: Ptt Case Refrat RIMA Fix

De Jong,.W., Sjamsuhidajat, R., 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta. Schwartz, Spencer, S., Fisher, D.G., 1999. Principles of Surgery sevent edition. Mc-

Graw Hill a Division of The McGraw-Hill Companies. Enigma an Enigma Electronic Publication.

Tzanakis NE, Efstathiou SP, Danulidis K, et al. A new approach to accurate diagnosis of acute appendicitis. World J Surg. Sep 2005;29(9):1151-6, discussion 1157. 

Alvarado A. A practical score for the early diagnosis of acute appendicitis. Ann Emerg Med. May 1986;15(5):557-64

Bickell NA, Aufses AH, Rojas M. How time affects the risk of rupture in appendicitis. J Am Coll Surg. Mar 2006;202(3):401-6.

Abou-Nukta F, Bakhos C, Arroyo K, et al. Effects of delaying appendectomy for acute appendicitis for 12 to 24 hours. Arch Surg. May 2006;141(5):504-6; discussioin 506-7. 

Liang MK, Lo HG, Marks JL. Stump appendicitis: a comprehensive review of literature. Am Surg. Feb 2006;72(2):162-6.

Mansjoer,A., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Owen TD, Williams H, Stiff G, Jenkinson LR, Rees BI. Evaluation of the Alvarado score in acute Appendicitis. Retrieved at June 25th 2007. From: http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1294889&blobtype=pdf

Jaffe BM, Berger DH. The Appendix. In: Schwartz’s Principles of Surgery Volume 2. 8th edition. Ed: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. New York: McGraw Hill Companies Inc. 2005:1119-34

   

DAFTAR PUSTAKA