ptk p de revisi 2

62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermanfaat. Menyadari betapa pentingnya agama, maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi nyata. Hal ini selaras dengan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu menghasilkan manusia yang selalu berupaya meyempurnakan iman, takwa dan akhlak, serta aktif membangun peradaban bangsa yang bermartabat 1 . Sejalan dengan arus perubahan, kemajuan Iptek, munculnya berbagai masalah sosial dan moralitas keagamaan, telah membawa banyak orang untuk mempertanyakan peran pendidikan khususnya pendidikan 1 Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran(Jakarta : Depdiknas, 2006) hlm.6 1

Upload: ika-oktavia

Post on 28-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjcbvjhdbcvjdhbcvjdv jn vjv hcdb hcd

TRANSCRIPT

Page 1: PTK P DE REVISI 2

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermanfaat. Menyadari betapa

pentingnya agama, maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan

setiap pribadi menjadi nyata. Hal ini selaras dengan tujuan Pendidikan

Agama Islam yaitu menghasilkan manusia yang selalu berupaya

meyempurnakan iman, takwa dan akhlak, serta aktif membangun peradaban

bangsa yang bermartabat1.

Sejalan dengan arus perubahan, kemajuan Iptek, munculnya berbagai

masalah sosial dan moralitas keagamaan, telah membawa banyak orang

untuk mempertanyakan peran pendidikan khususnya pendidikan agama

Islam. Tidak dipungkiri bahwa munculnya banyak kerusuhan, konflik dan

kekerasan untuk sebagian besar adalah cermin dari ketidakberdayaan

system pendidikan khususnya agama di negeri ini.

1 Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran(Jakarta : Depdiknas, 2006) hlm.6

1

Page 2: PTK P DE REVISI 2

Hal senada diungkap oleh Amin, Abdullah2, bahwa pembelajaran

pendidikan agama yang berjalan hingga sekarang lebih banyak terfokus

pada persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif semata.

Pendidikan agama terasa kurang terkait terhadap persoalan bagaimana

mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi “makna” dan

“nilai” yang diinternalisasikan dari diri peserta didik lewat berbagai cara,

media dan forum. Selanjutnya “makna” dan “nilai” yang telah terhayati

tersebut dapat menjadi sumber motivasi bagi peserta didik untuk bergerak-

berbuat-berperilaku secara konkrit agamis dalam wilayah kehidupan praktis

sehari-hari.

Selama ini, pembelajaran agama Islam berlangsung pasif, di mana

anak didik hanya mendengar dan menerima dari guru tanpa unsur

kreativitas. Guru lebih menanamkan pada memorisasi,menekankan hafalan

daripada penerapan dan pemikiran yang kritis.

Pengamatan yang dilakukan peneliti baik secara langsung maupun

wawancara dengan para guru di kelas VI SD Negeri 02 Galih Sari di

temukan bahwa banyak siswa yang masih berperilaku tidak terpuji dan

bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini sangat memprihatinkan,

memandang bahwa tahap sekolah dasar adalah tahap pembentukan

karakter anak untuk menuju kedewasaan nantinya. Disamping itu, dalam

2 Abdullah Amin.Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Rineka Cipta,2001) hlm.592

Page 3: PTK P DE REVISI 2

proses pembelajaran guru masih menggunakan metode yang konvensional,

sehingga siswa hanya menguasai ranah kognitif tanpa tersentuh ranah

afektif dan psikomotoriknya. Beberapa kejadian tersebut merupakan salah

satu kelemahan sistem pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam

sehingga yang seharusnya siswa berperilaku terpuji sebagai pengaruh

Pendidikan Agama Islam malah cenderung berperilaku tidak terpuji karena

pembelajaran yang dilakukan tidak bermakna bagi peserta didik itu sendiri3.

Berdasarkan kenyataan di atas, diperlukan model pembelajaran yang

tepat sehingga dapat menyentuh baik ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Dengan menemukan model pembelajaran yang tepat maka pembelajaran

akan menjadi bermakna dan berpengaruh terhadap perilaku anak sehari-

hari, sehingga anak-anak akan berperilaku terpuji atas dasar kesadaran diri.

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran. Namun, tidak semua model sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran, materi dan peserta didik. Khususnya pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang cenderung harus dapat mewujudkan perilaku

terpuji sesuai kandungan Al-Quran dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari.

Dari berbagai alasan tersebut salah satu alternatif model pembelajaran

yang ingin peneliti terapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah

model bermain peran . Bermain peran atau role playing merupakan salah

3 Tim Guru SDN 2 Galih Sari (Jurnal Harian SDN 2 Galih Sari, 2010) hlm. 37.3

Page 4: PTK P DE REVISI 2

satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-

masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal

relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik4.

Pengalaman belajar yang diperoleh dari model ini meliputi,

kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu

kejadian. Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi

hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan

mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat

mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai

strategi pemecahan masalah

Dari uraian yang telah di kemukakan di atas, maka peneliti

berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan

judul ” Upaya Meningkatkan Kebiasaan Perilaku Terpuji melalui Model

Bermain Peran pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas VI

Semester 2 SD Negeri 2 Galih Sari Kecamatan Lalan Kabupaten Musi

Banyuasin”.

B.Rumusan Masalah

4 Mulyasa. Pembelajaran Kooperatif ( Jakarta : BumiAksara, 2003)hlm. 35.4

Page 5: PTK P DE REVISI 2

Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana disebutkan diatas

timbulah permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Kebiasaan Perilaku Terpuji siswa sebelum diterapkan

Model Bermain Peran pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Di Kelas VI Semester 2 SD Negeri 2 Galih Sari Kecamatan Lalan

Kabupaten Musi Banyuasin ?

2. Bagaimana Kebiasaan Perilaku Terpuji siswa sesudah diterapkan

Model Bermain Peran pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di

Kelas VI Semester 2 SD Negeri 2 Galih Sari Kecamatan Lalan

Kabupaten Musi Banyuasin ?

3. Apakah penerapan Model Bermain Peran dapat meningkatkan

Kebiasaan Perilaku Terpuji siswa pada Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di kelas VI Semester 2 SD SD Negeri 2 Galih Sari

Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin ?

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bahwa penerapan Model Bermain Peran dapat

meningkatkan Kebiasaan Perilaku Terpuji pada mata pelajaran Pedidikan

Agama Islam kelas VI SD Negeri 2 Galih Sari Kecamatan Lalan Kabupaten

Musi Banyuasin.

5

Page 6: PTK P DE REVISI 2

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan

kebiasaan perilaku terpuji dan menerapkannya di kehidupan

sehari-hari.

2. Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan ini, guru dapat lebih

terampil menggunakan Model Pembelajaran Bermain Peran, guru

akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentu sangat

bermanfaat bagi perbaikan proses belajar mengajar.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka

memperbaiki pembelajaran didalam kelas, peningkatan kualitas

sekolah dan bermanfaat bagi sekolah-sekolah lain.

D.Kajian Pustaka

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

6

Page 7: PTK P DE REVISI 2

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dalam

pembelajaran juga dibahas mengenai belajar, prestasi belajar, hasil belajar,

aktivitas, partisipatoris, motivasi dan minat belajar siswa 5.

2. Kebiasaan

Kata pembiasaan berasal dari kata dasar “biasa” yang berarti sebagai

sedia kala, sebagai yang sudah-sudah, tidak menyalahi adat, atau tidak

aneh. Kata “membiasakan” berarti melazimkan, mengadatkan, atau

menjadikan adat. Dan kata “kebiasaan” berarti sesuatu yang telah biasa

dilakukan, atau adat6. Jadi, kata pembiasaan berasal dari kata dasar “biasa”

yang memperoleh imbuhan prefiks “pe” dan sufiks “an”, yang berarti proses

membiasakan, yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu kebiasaan

atau adat.

Pembiasaan merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Pendekatan pembiasaan sangat penting dilakukan

terutama pada anak usia dini terutama sekolah dasar. Karena dengan

pendekatan pembiasaan siswa akan dengan rutin melakukan dan akhirnya

akan mencapai pemahaman7.

5 Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara,2010)6 Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)h.153.7 Harto, Kasinyo.Metodologi Pembelajaran Berbasis Active Learning.(Palembang :Grafika

Telindo Press,2009)7

Page 8: PTK P DE REVISI 2

3. Perilaku Terpuji

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk

hidup)yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua makhluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan, binatang sampai

dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing

– masing. Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya

adalah tindakan atau aktifitas manusia darimanusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya8.

Contoh perilaku terpuji yang dibahas dalam penalitian ini adalah tolong

menolong dalam kebaikan. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman dalam Al-Qur’an

yang artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya.” [Al-Ma’idah : 2]9

4. Model Pembelajaran Bermain Peran

Model pembelajaran Bermain Peran juga dikenal dengan nama model

pembelajaran Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara  berkelompok,

masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan scenario yang telah

disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprofisasi namun masih dalam

8 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja (Jakarta: Bina Aksara, 2003)hlm.1149 Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995)8

Page 9: PTK P DE REVISI 2

batas-batas skenario dari guru10. Dengan bermain peran siswa dapat

mengalami pengalaman langsung dengan memerankan scenario yang telah

dibuat, sehingga siswa lebih memahami dan pembelajaran menjadi lebih

bermakna.

5. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan

hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran-ukuran Islam11.

Menurut KTSP12 tujuan Pendidikan Islam adalah :

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan

budaya agama dalam komunitas sekolah.

10 Isjoni. Pembelajaran Kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta Didik (Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2010) hlm.49

11 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1994)hlm.1412 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta : Depdiknas,2006) hlm.6.

9

Page 10: PTK P DE REVISI 2

E. Kerangka Teori

Berdasarkan Kajian pustaka di atas, pembiasaan berasal dari kata

dasar “biasa” yang memperoleh imbuhan prefiks “pe” dan sufiks “an”, yang

berarti proses membiasakan, yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu

kebiasaan atau adat. Dalam pendidikan, jika siswa diberikan pembiasaan

pada suatu materi maka akan timbul kebiasaan yang relatif lama dan

melekat pada diri siswa.

Dalam materi perilaku terpuji pada mata pelajaran PAI, perilaku terpuji

yang akan diajarkan adalah tolong menolong dalam kebaikan diantaranya

mencontohkan mengenai tolong menolong Kaum muhajirin dan Kaum

Anshar13. Materi ini akan mudah diajarkan bila siswa dapat mempraktekkan

secara langsung peristiwa tolong menolong tersebut. Untuk itu model

pembelajaran bermain peran sangat tepat digunakan. Hal ini didukung

dengan pendapat Isjoni bahwa dengan bermain peran siswa dapat

mengalami pengalaman langsung dengan memerankan scenario yang telah

dibuat, sehingga siswa lebih memahami dan pembelajaran menjadi lebih

bermakna14.

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori di atas, maka diduga

model Bermain Peran dapat meningkatkan pembiasaan berperilaku terpuji

13 Mohammad Fauzi, Saya InginMenjadi Anak Saleh (Bandung :Grafindo,2008) hlm.10014 Isjoni. Pembelajaran Kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta Didik

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar.2010) hlm.4910

Page 11: PTK P DE REVISI 2

pada mata pelajaran Pedidikan Agama Islam kelas VI SD Negeri 2 Galih

Sari Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin.

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:

“Melalui Model Bermain Peran dapat meningkatkan Pembiasaan Perilaku

Terpuji pada mata pelajaran Pedidikan Agama Islam kelas VI SD Negeri 2

Galih Sari Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin”.

G.Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SDN 02 Galih Sari

yaitu terletak di desa Galih Sari kecamatan Lalan Kabupaten Musi

Banyuasin provinsi Sumatera selatan. Peneliti memilih Sekolah Dasar ini

karena sekolah ini tempat peneliti bertugas menjadi guru bidang study

Pendidikan Agama Islam.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester kedua tahun ajaran

2011/2012. Waktu penelitian ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai

dari tahap persiapn, pelaksanaan, dan penulisan laporan penelitian sejak

bulan Januari hingga bulan Maret pada semester II tahun pelajaran

2011/2012.

11

Page 12: PTK P DE REVISI 2

3. Subjek yang Diteliti

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil sebagai subjek

penelitian adalah siswa kelas VI SD N 02 Galih Sari, dengan jumlah siswa

sebanyak 19 orang.

4. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah menggunakan

pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus.

Menurut Arikunto15 terdapat empat tahapan penelitian tindakan yaitu

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan. (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Tahapan Penelitian Tindak Kelas

15 ? Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindak Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,2009)

12

Page 13: PTK P DE REVISI 2

1) Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian

tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak

yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan16.

Langkah awal kegiatan perencanaan tindakan diawali dengan

menganalisis kompetensi pembelajaran sebagimana yang tertuang dalam

kurikulum (analisis pengembangan tujuan, menetapkan materi pelajaran,

menelaah buku paket Agama Islam yang ada , menyusun RPP, membuat

media atau alat peraga pembelajaran, membuat instrumen data (misalnya

pedoman observasi, wawancara, angket).

2) Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas17. Dalam tahap ini guru

harus ingat dan berusaha mentaati apa yang telah dirumuskan dalam

rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak di buat- buat.

Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanan tindakan ini dilakukan

dalam 2 siklus penelitian dengan kegiatan utama pembelajaran adalah

16 Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindak Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,2009)17 Ibid.

13

Page 14: PTK P DE REVISI 2

dengan model pembelajaran bermain peran. Selama kegiatan pembelajaran,

kegiatan pengamatan dilakukan untuk melihat efek dari pemberian tindakan.

3) Tahap pengamatan

Menurut Arikunto 18 tahap pengamatan merupakan kegiatan

pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan berlangsung

bersamaan dengan proses pelaksanaan. Saat proses pembelajaran

berlangsung, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi

agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4) Tahap Refleksi

Menurut Arikunto19 refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru

sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti

untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Jadi refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan suatu

tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami

proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan.

Refleksi biasanya dibantu dengan diskusi di antara peneliti dan kolaborator.

Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar rencana perbaikan untuk

kegiatan pembelajaran berikutnya. Tahapannya meliputi analisis data,

18 Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindak Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,2009)19 Ibid.

14

Page 15: PTK P DE REVISI 2

memaknakan data, menyimpulkan kemudian merencanakan tindakan

selanjutnya.

5. Deskripsi per Siklus

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dalam beberapa

siklus. Jika siklus I berhasil, maka pemantapan dilakukan pada siklus II dan

tidak perlu dilakukan siklus III. Akan tetapi jika siklus I gagal maka dilakukan

siklus II, bila siklus II berhasil maka siklus III dilakukan sebagai pemantapan.

a. Siklus I

Pada siklus I terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh

peneliti, tahapan tersebut antara lain :

1) Perencanaan

a) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi:

Membuat skenario pelaksanaan tindakan yang tertuang dalam

RPP yang direncanakan dengan materi perilaku terpuji

b) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka

membantu siswa memahami konsep-konsep PAI dengan baik

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran bermain peran.

c) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana

belajar mengajar dengan model pembelajaran bermain peran.

15

Page 16: PTK P DE REVISI 2

d) Mendesain alat evaluasi untuk melihat penguasaan materi PAI

siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan pembelajaran dengan skenario model pembelajaran

bermain peran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun. Dalam setiap akhir pembelajaran diadakan tes sikap siswa. Pada

setiap akhir pembelajaran dilakukan proses evaluasi pembelajaran, evaluasi

tersebut dilakukan untuk melihat apakah ada atau tidak peningkatan

kebiasaan perilaku terpuji siswa. Alat evaluasi yang digunakan berupa

lembar pengamatan yang disusun oleh peneliti.

3) Observasi

Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang

telah dibuat. Pelaksanaan observasi ini dilaksanakan oleh teman sejawat

yaitu guru kelas VI sebagai pengamat dalam proses pembelajaran.

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur keaktifan dan

kebiasaan perilaku terpuji siswa dalam proses pembelajaran menggunakan

model pembelajaran bermain peran.

Lembar observasi dibuat sedemikian rupa oleh peneliti dengan diukur

menggunakan indikator yang sesuai. Indikator yang diukur meliputi:

a. Kebiasaan Tolong Menolong dalam kebaikan dengan rentang skor

1-10.

16

Page 17: PTK P DE REVISI 2

b. Kebiasaan Gigih dalam kebaikan dengan rentang skor 1-10 dan

dituliskan dalam bentuk abjad.

4) Refleksi

Hasil (data) yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi

dianalisis dan dimaknai bersama dengan teman sejawat. Kelemahan-

kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus

akan menjadi bahan rekomendasi revisi kegiatan siklus berikutnya. Bentuk

antisipasi dilakukan dengan menugaskan siswa membaca materi

sebelumnya dan memberinya tugas mengenai materi berikutnya.

b. Siklus II (tahapan penelitian sama dengan siklus I).

c. Siklus III (tahapan penelitian sama dengan siklus I dan II),

6. Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan

nontes berupa observasi :

a) Tes

Tes digunakan untuk mengungkap data tentang hasil belajar siswa

pada setiap akhir pembelajaran di setiap siklus . Bentuk dari instrumen tes di

dalam penelitian ini adalah tes tertulis yaitu pilihan ganda. Banyak soal

berjumlah 10 butir.

17

Page 18: PTK P DE REVISI 2

b) Observasi

Observasi yang dilaksanakan menggunakan lembar pengamatan

terhadap kegiatan dalam pembelajaran dan pembiasaan perilaku terpuji

siswa. Data observasi ini jadikan sebagai bahan untuk refleksi setiap siklus.

Peneliti menggunakan lembar observasi sebagai instrument pengamatan.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan analisis deskriptis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk

mengolah data yang bersifat kualitatif, baik yang berhubungan dengan

keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran. Adapun data yang bersifat

kuantitatif dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif sederhana. Dalam

menganalisa data peneliti membandingkan hasil ulangan siswa sebelum

tindakan dengan hasil ulangan siswa setelah tindakan. Dari hasil analisis

data akan ditarik kesimpulan secara keseluruhan dengan menyatakan

kebenaran hipotesis tindakan yang telah ditetapkan.

Untuk menghitung tingkat keberhasilan menggunakan rumus20 :

P = X 100

Keterangan

20 ? Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara,2010), hlm.123.

18

Page 19: PTK P DE REVISI 2

P = persentase keberhasilan siswa

F = Jumlah skor yang diperoleh siswa

N = jumlah skor maksimun

Data hasil belajar siswa dianalisa secara deskriptif dengan

menggunakan analisa statistic deskriptif. Mencari nilai rata-rata siswa dan

persentase keberhasilan belajar yang mengacu pada KKM siswa.

1) Mencari nilai rata-rata siswa dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus :

Me =

Keterangan : Me = nilai rata-rata siswa

JN = Jumlah nilai seluruh siswa

S = Jumlah seluruh siswa

2) Persentase ketuntasan siswa yang memenuhi standar KKM, diperoleh

dengan rumus :

PK = x 100 %

19

Page 20: PTK P DE REVISI 2

Keterangan : PK : Persentase Ketuntasan

SK : Jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan

S : jumlah seluruh siswa.

3) Menghitung persentase setiap siklus. Untuk menghitung persentase

digunakan rumus:

Keterangan :

NP = Persentase

Me1 = Nilai rata-rata siklus 1

Me2 = Nilai rata-rata siklus 2

8. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini tercapai apabila

siswa kelas VI SD N 02 Galih Sari lebih dari 85% dapat mengalami

peningkatan kebiasaan perilaku terpuji.

H.Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari bab-bab

antara lain :

Bab I terdiri dari latar belakang, masalah, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, hipotesis,

20

Page 21: PTK P DE REVISI 2

metodologi penelitian, sistematika proposal, daftar pustaka dan jadwal

penelitian.

Bab II yaitu landasan teori berupa definisi pembelajaran, hasil dan

faktor yang mempengaruhi belajar, aktivitas, motivasi belajar, pembiasaan,

perilaku terpuji, model bermain peran beserta langkah-langkahnya, dan

Pendidikan Agama Islam.

Bab III yaitu setting wilayah penelitian SDN 2 Galih Sari Kecamatan

Lalan Kabupaten Musi Banyuasin, mengenai : sejarah berdiri, letak,

ketenagaan pendidikan, keadaan siswa, sarana prasarana dan struktur

organisasi sekolah.

Bab IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan, meliputi hasil

pengolahan data mengenai meningkatkan pembiasaan perilaku terpuji

melalui model bermain peran pada pembelajaran PAI di kelas VI semester 2

SD Negeri 2 Galih Sari Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin. Bab V

yaitu penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

21

Page 22: PTK P DE REVISI 2

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Perilaku Terpuji

1. Pengertian Perilaku Terpuji

Imam Al-Ghazali menyebut perilaku ialah suatu sifat yang tertanam

dalam jiwa. Dari pada jiwa itu, timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah

tanpa melakukan pertimbangan fikiran.Sedangkan perilaku terpuji atau

akhlakul karimah adalah perilaku, perangai, ataupun adab yang didasarkan

pada nilai-nilai wahyu sebagaimana dipraktikkan oleh Nabi Muhammad

SAW. Perilaku terpuji terbukti efektif dalam menuntaskan suatu

permasalahan serumit apa pun21.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Terpuji

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terpuji terbagi

menjadi dua, yaitu 22:

a. Faktor Intern

21 Sudarsono, Munir. Ahlakul Karimah dalam Islam. (Jakarta : Gramedia,2002), hlm. 2122 Ibid.,hlm.24.

22

Page 23: PTK P DE REVISI 2

Faktor intern merupakan dorongan untuk melakukan perilaku terpuji

yang berasal dari dalam diri sendiri (tiap individu bersangkutan). Diantaranya

yang termasuk faktor intern adalah :

1. Dorongan hati nurani

2. Mengharap Ridha Allah

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan dorongan untuk melakukan perilaku terpuji

yang berasal dari luar diri sendiri atau dorongan dari luar individu

bersangkutan.

Diantaranya yang termasuk faktor ekstern adalah :

1. Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain

2. Mengharap pujian, atau karena takut mendapat cela

3. Mengharapkan pahala dan surga

4. Mengharap pujian dan takut azab Tuhan

3. Upaya Membentuk Perilaku Terpuji

Agar perilaku terpuji dapat terbentuk, maka kita harus berupaya untuk

membentuknya. Upaya tersebut dapat melalui 23:

a. Ilmu

Banyak membaca buku agar bisa mengambil keteladanan dari

sahabat-sahabat nabi dan mengikuti kajian-kajian Islam. Kemudian,

berusaha mengelompokkan nilai-nilai iman yang sudah kita ketahui ke dalam

23 Sudarsono, Munir. (Ahlakul Karimah dalam Islam. Jakarta : Gramedia,2002), hlm. 4323

Page 24: PTK P DE REVISI 2

perilaku kita sehari-hari. Dalam pembelajaran, tentu PAI merupakan peran

penting dalam khasanah ilmu yang membentuk perilaku terpuji, terutama

pada usia sekolah dasar.

b. Latihan ibadah,

Dengan latihan ibadah yang terus menerus atau melalui pembiasaan

maka perilaku terpuji akan terbentuk dan melekat pada diri individu, dan

akhirnya akan menjadi terbiasa tanpa perlu berfikir terlalu lama apabila ingin

melakukan perilaku terpuji.

Mengurangi maksiat, membentuk lingkungan yang baik, melatih amal

atau kerja kita, bergaul dengan orang-orang saleh, meninggalkan lingkungan

yang buruk, dan mengambil hal positif dari lingkungan di sekitar kita.

4. Bentuk-bentuk Perilaku Terpuji

Bentuk-bentuk perilaku tepuji dapat dibedakan menjadi dua, antara

lain24 :

a. Perilaku Terpuji Terhadap Allah SWT

Perilaku terpuji terhadap Allah SWT diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Taubat

24 http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/03/07/pengertian-akhlaq-macam-macam-akhlaq-terpuji-dan-penerapan-akhlaq-dalam-kehidupan-sehari-hari/

24

Page 25: PTK P DE REVISI 2

Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada

Pencipta adalah Taubat.Taubat secara bahasa berarti kembali pada

kebenaran.Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak

baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha

untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa.

Menurut Ibnu Katsir, taubat adalah Tobat adalah menjauhkan diri dari

perbuatan dosa dan menyesali atas dosa yang pernah dilakukan pada masa

lalu serta yakin tidak akan melakukan kesalahan yang sama pada masa

mendatang.Menurut A.Jurjani, tobat adalah kembali pada Allah dengan

melepaskan segala keterikatan hati dari perbuatan dosa dan melaksanakan

segala kewajiban kepada Tuhan. Menurut Hamka tobat adalah kembali ke

jalan yang benar setelah menempuh jalan yang sangat sesat dan tidak tentu

ujungnya. Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali kepada

sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali

perbuatan dosa yang sudah terlanjur dikerjakan serta berjanji tidak akan

mengulangi dosa yang pernah dilakukan.

2. Tawakkal

Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam

menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.

b. Perilaku Terpuji Terhadap Sesama Manusia

25

Page 26: PTK P DE REVISI 2

Perilaku terpuji terhadap sesama manusia sangat banyak macamnya.

Berikut adalah beberapa macamperilaku terpuji terhadap sesama manusia :

1. Husnuzzan

Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive

thinking.Lawan dari kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka

buruk ataup negative thinking.

2. Adil

Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya.Adil juga berarti

tidak berat sebelah,tidak memihak.Dengan demikian berbuat adil adalah

memerlukan hak dan kewajiban secara seimbang tidak memihak dan tidak

merugikan pihak manapun.Sebagai contoh seseorang yang adil akan

melaksanakan tugas sesuai fungsi dan kedudukannya,menghukum orang

yang bersalah melakukan tindak pidana,membarikan hak orang lain sesuai

dengan haknya tanpa mengurngi sedikitpun.

3. Kerjasama/ Tolong menolong

Kerjasama/tolong menolong merupakan sikap yang menggambarkan

bahwa manusia saling membutuhkan dan merupakan makhluk sosial.

4. Gigih

Gigih merupakan sikap mental yang menggambarkan kesungguhan

dan keuletan dalam mencapai tujuan. Gigih atau kerja keras serta optimis

26

Page 27: PTK P DE REVISI 2

termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif dalam

segala usaha.

5. Rela berkorban

Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi

sesuatu atau demi seseorang.Semua ini apabila dengan maksud atau

dilandasi niat dan tujuan yang baik.

6. Tata krama

Tata karma terhadap sesama makhluk Allah SWT ini sangat

dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah salah satu anjuran Allah

kepada kaumnya.

7. Ridho/ Ikhlas

Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha

artinya menerima dengan senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah

SWT.Yakni berupa ketentuan yang telah ditetapkan baik berupa nikmat

maupun saat terkena musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak mudah

bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang

diberikan olaeh Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab dia

berkeyakinan bahwa semua berasal dari Allah SWT,manusia hanya

berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya putus

asa.Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.

27

Page 28: PTK P DE REVISI 2

8. Sabar

Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak

disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada

Allah SWT.

9. Bijaksana

Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang

dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu

permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada

orang lain.

10. Qanaah

Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan

menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan..

B. Kebiasaan

Dalam kehidupan sehari-hari pembiasaan itu sangat penting, karena

banyak orang yang berbuat atau bertingkah laku hanya karena kebiasaan

semata- mata. Tanpa itu hidup seseorang akan berjalan lambat sekali,

sebab sebelum melakukan sesuatu ia harus memikirkan terlebih dahulu apa

yang akan dilakukan. Pembiasaan ini akan memberikan kesempatan kepada

peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik secara

individual maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari-hari25.

25 http://unicahyadotcom.wordpress.com/2011/09/17/metode-pembiasaan-dalam-pendidikan-agama-islam/diakses tanggal 12 Februari 2012

28

Page 29: PTK P DE REVISI 2

Dalam penelitian ini, kebiasaan yang dimaksudkan adalah kebiasaan

perilaku terpuji. Jika perilaku terpuji dilakukan dengan terus menerus maka

tanpa berfikir siswa akan terbiasa melakukan perilaku terpuji di manapun

dan kapanpun mereka berada.

C. Metode Bermain Peran

1. Pengertian Metode Bermain Peran

Menurut Mulyasa26 terdapat empat asumsi yang mendasari

pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan prilaku dan nilai sosial,

yang kedudukannya sejajar dengan model model mengajar lainnya. Ke

empat asumsi tersebut sebagai berikut :

Secara implisit bermain peran mendukung suatu situasi belajar

berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi “

disini pada saat ini “. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik

dimungkinkan menciptakan analogi mengenai situasi kehidupan nyata.

Terhadap analogi yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik

dapat menampilkan respon emosional sambil belajar dari respons orang lain.

26 Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004),hlm 141

29

Page 30: PTK P DE REVISI 2

Bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk

mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin

pada orang lain. Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang

bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan

kegiatan utama dan integral dari pembelajaran.

Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat

diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses

kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa

saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang di perankan.

Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang

lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat

dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab itu,

model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru yang terlalu

mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model bermain

peran dapat mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan

masalah sambil menyimak secara seksama. Bagaimana orang lain berbicara

mengenai masalah yang sedang dihadapi.

Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang

tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan sistem keyakinan dapat

diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan,

denagan demikian para peserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang

30

Page 31: PTK P DE REVISI 2

sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu

dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit

untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya. Terdapat tiga hal yang

menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model

pembelajaran, yakni : (1) kualitas pemeranan (2) analisis dalam diskusi (3)

pandangan peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan

dengan situasi kehidupan nyata.

2. Prosedur Pelaksanaan Metode Bermain Peran

Menurut Shaftel27 mengemukakan sembilan tahap bermain peran yang

dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran : (1) menghangatkan suasana

dan memotivasi peserta didik, (2) memilih partisipan/ peran (3) menyusun

tahap-tahap peran (4) menyiapkan pengamat (5) pemeranan (6) diskusi dan

evaluasi (7) pemeranan ulang (8) diskusi dan evaluasi tahap dua (9)

membagi pengalaman dan kesimpulan. Kesembilan tahap tersebut dijelaskan

sebagai berikut.

Menghangatkan suasana kelompok, termasuk mengantarkan peserta

didik terhadap masalah pembelajaran yang perlu dipelajari.. Masalah dapat di

angkat dari kehidupan peserta didik, agar dapat merasakan masalah itu hadir

dihadapkan mereka. Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi

27 Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. (Bandung: Remaja Rosdakarya)hlm. 141

31

Page 32: PTK P DE REVISI 2

peserta didik agar tertarik pada masalah karena itu tahap ini sangat penting

dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan.

Memilih peran dalam pembelajaran. Tahap ini peserta didik dan guru

mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka,

bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan,

kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk

menjadi pemeran.

Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap-tahap ini para pemeran

menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini,

tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk

bertindak dan berbicara secara spontan.

Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan secara

matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta

didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif

mendiskusikannya.

Tahap pemeran, pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi

secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing. Mereka berusaha

memainkan setiap peran seperti benar-benar dialaminya. Adakalanya para

peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah

memakan waktu yang terlalu lama. Dalam hal ini guru perlu menilai kapan

bermain perlu dihentikan.

32

Page 33: PTK P DE REVISI 2

Diskusi dan evaluasi pembelajaran, diskusi akan mudah dimulai jika

pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran, baik secara

emosional maupun secara intelektual.

Pemeranan ulang, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi

mengenai alternatif pemeranan. Mungkin ada perubahan peran watak yang

dituntut. Perubahan ini memungkinkan adanya perkembangan baru dalam

upaya pemecahan masalah. Setiap perubahan peran akan mempengaruhi

peran lainnya.

Diskusi dan evaluasi tahap dua, diskusi dan evaluasi pada tahap ini

sama seperti pada tahap enam, hanya dimaksudkan untuk menganalisis hasil

pemeranan ulang, dan pemecahan masalah pada tahap ini mungkin sudah

lebih jelas.

Membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan, tahap ini tidak

harus menghasilkan generalisasi secara langsung karena tujuan utama

bermain peran ialah membantu para peserta didik untuk memperoleh

pengalaman berharga dalam hidupnya melalui kegiatan interaksional dengan

temannya. Pada tahap akhir para peserta didik saling mengemukakan

pengalaman hidupnya dalam berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan

sebagainya. Semua pengalaman peserta didik dapat diungkap atau muncul

secara spontan.

33

Page 34: PTK P DE REVISI 2

BAB III

SETTING WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah SD Negeri 2 Galih Sari

Pendidikan merupakan suatau kebutuhan pokok bagi masyarakat kita

yang sedang menuju pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Oleh karena

itu seyogyanya pemerintah menyusun dan semua pihak untuk mencukupi

sarana dan prasarana pendidikan di seluruh tanah air. Salah satunya

didirikan SD Negeri 2 Galih Sari oleh pihak pemerintah setempat dan

masyarakat desa,demikian hasil keputusan musyawarah desa pada waktu

itu28.

Dengan bermodalkan semangat dari beberapa unsur yang ada

dimasyarakat desa Galih Sari ,maka didirikanlah SD Negeri 2 Gali Sar di atas

tanah seluas 2000 m² pada tahun 1989. Proses belajar mengajar di SD

28 Dokumentasi SD Negeri 2 Galih Sari (2010)34

Page 35: PTK P DE REVISI 2

Negeri 2 Galih Sari berlangsung lancer hingga sekarang. SD Negeri 2Galih

Sari memiliki NPSN 10605163 dan NSS.101110105163.

B. Letak Geografis SD Negeri 2 Galih Sari

SD Negeri 2 Galih Sari berlokasi di jalan Primer 12 Desa Galih Sari

Karang Agung Tengah Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin,

dibangun diatas tanah milik sendiri yang merupakan hibah pemerintah. SD

Negeri 2 Galih Sari terletak di daerah transmigrasi. Oleh karena itu, siswa

yang bersekolah di sekolah tersebut berasal dari beragam suku bangsa.

Berdasarkan letak geografis, letak SD Negeri 2 Galih Sari sangat

strategis. SD Negeri 2 Galih Sari berada di pinggir jalan utama dan posisinya

di tengah desa, sehingga mudah terjangkau oleh siswa. Namun SD Negeri 2

Galih Sari termasuk sekolah yang berada di daerah perairan. Untuk keluar

masuk desa Galih Sari, maka penduduk setempat menggunakan speed boat.

Sebenarnya untuk masuk ke Desa Tersebut sudah bias menggunakan motor

atau maobil, akan tetapi bila hujan turun tanah akan sangat lengket dan licin

sehingga tidak bisa di lewati kendaraan.

Sekalipun demikian pihak sekolah masih tetap senantiasa

melaksanakan berbagai upaya agar lokasi sekolah aman dan nyaman untuk

tempat kegiatan belajar mengajar ,seperti penghijauan disekitar halaman

sekolah ,dan meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah.

C. Batas-Batas SD Negeri 2 Galih Sari

35

Page 36: PTK P DE REVISI 2

SD Negeri 2 Galih Sari memiliki batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan utama yaitu Jl. Primer 12

2. Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman penduduk

3. Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk

4. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk

D. Visi SD Negeri 2 Galih Sari

Terwujudnya ahlak dan prestasi berwawasan global yang sesuai

dengan ajaran agama29.

E. Misi SD Negeri 2 Galih Sari

1) Menanamkan keyakinan melalui pengalaman ajaran agama

2) Mengoptimalkan proses pembelajaran

3) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif inovatif sesuai

dengan bakat minat dan potensi siswa30

F. Tujuan Umum SD Negeri 2 Galih Sari

1) Siswa beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia.

2) Siswa sehat jasmani dan rohani.

29 Dokumentasi SD Negeri 2 Galih Sari (2010)30 Ibid.

36

Page 37: PTK P DE REVISI 2

3) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan

ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi.

4) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan

kebudayaannya.

5) Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan

diri secara terus menerus.

G. Subyek Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki subyek. Dalam penelitian ini, subyeknya

adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Galih Sari yang berjumlah 19 siswa.

Penelitian dilakukan pada saat pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

materi perilaku terpuji yang meliputi perilaku gigih dan tolong menolong.

H. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan antara 2 sampai 3 siklus. Bila siklus 1 berhasil

maka penelitian hanya sampai siklus 2, namun jika siklus 1 tidak berhasil

maka penelitian dilakukan hingga siklus 3. Data tersebut disajikan dalam

tabel berikut :

Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Per Siklus

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

37

Page 38: PTK P DE REVISI 2

27 Maret 2012 3 April 2012 10 April 2012

Sumber : Dokumentasi SD Negeri 2 Galih Sari

I. Data Keadaan Guru

Tenaga guru di SD Negeri 2 Galih Sari berjumlah 8 orang dengan

rincian 6 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Pendidikan guru SD Negeri

2 Galih Sari pun beragam, akan tetapi sebagian besar sudah mencapai

jenjang S1.

Berikut disajikan data keadaan guru SD Negeri 2 Galih Sari :

Tabel 2

Data Keadaan Guru SD 2 Negeri Galih Sari Tahun 2011/2012

No Nama Guru L/P Ijazah Pangkat/Jabatan Gol Ket

1 Nurul Azis, A.Ma L D II Kepala Sekolah III/D PNS

2 Sugeng, S.Pd L S 1 Guru Kelas III/D PNS

3 Cawan S.H, S.Pd L S 1 Guru Kelas III/D PNS

4 Sri Sumarni, S.Pd P S 1 Guru Kelas III/D PNS

5 Tajudin, S.Pd.SD L S 1 Guru Kelas III/D PNS

6Bambang Rahwana, S.Pd.

L S 1 Guru Kelas II/B PNS

7 I Ketut Tambun L SPG Guru Kelas - GTT

8 Pina Pusari P SMA Mulok - GTT

Sumber : Dokumentasi SD Negeri 2 Galih Sari

38

Page 39: PTK P DE REVISI 2

J. Data Keadaan Siswa

Jumlah siswa SDN KPS 6 Tahun Pembelajaran 2011/2012 berjumlah

97 orang siswa yang terdiri dari 56 orang siswa laki-laki dan 41 orang siswi

perempuan. Dikarenakan lokasi sekolah yang dekat dengan PT sawit, maka

para orang tua siswa sebagian besar bekerja sebagai buruh di PT sawit.

Sebagian lainnya wali murid bekerja sebagai petani dan pedagang31.

Data keadaan siswa SD Negeri 2 Galih Sari tersebut disajikan dalam

tabel berikut :

Tabel 3

Jumlah Siswa SD Negeri 2 Galih Sari Tahun 2011/2012

No. KelasJumlah Siswa Jumlah Siswa

L + PL P

1 I 13 9 22

2 II 8 2 10

3 III 7 10 17

4 IV 9 4 13

5 V 8 8 16

6 VI 11 8 19

Jumlah 56 41

Sumber : Dokumentasi SD Negeri 2 Galih Sari

31 Dokumentasi SD Negeri 2 Galih Sari (2010)39

Page 40: PTK P DE REVISI 2

K. Data Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di SD Negeri 2 Galih Sari cukup memadai, tiap

tahun dilakukan perbaikan dan pembaharuan baik sarana maupun

prasarana. Hal ini dilakukan demi kelancaran proses belajar dan mengajar di

SD Negeri 2 Galih Sari.

Gedung yang permanen membuat siswa lebih tenang dan terlindung

saat belajar. Selain itu prasarana seperti alat-alat olah raga dan kesenian

yang cukup lengkap menjadikan siswa dan guru lebih kreatif.

Tabel 4

Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 2 Galih Sari

Tahun 2011/2012

No. Sarana dan Prasarana JumlahKeadaan

Baik Rusak

1 Ruang Perpustakaan 1 1 -

2 Ruang Kepsek 1 1 -

3 Ruang Guru 1 1 -

4 WC 4 4 -

5 Bola Sepak 1 1 -

6 Keyboard 1 1 -

7 Pianika 12 12 -

8 Gitar 1 1 -

9 Mobiler 100 100 -

40

Page 41: PTK P DE REVISI 2

10 Lemari 7 7 -

11 Printer 1 1 -

Sumber : Dokumentasi SD Negeri 2 Galih Sari

Sumber: Dokumentasi MTs Ilham Palembang Tahun Pembelajaran

2009/2010.

I. Daftar Pustaka

Amin, Abdullah. 2001.Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dkk.. 2009. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Departemen Agama RI,1995. Alquran Dan Terjemahannya, Jakarta:

Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995

41

Page 42: PTK P DE REVISI 2

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :

Depiknas

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Harto, Kasinyo.2009.Metodologi Pembelajaran Berbasis Active

Learning.Palembang :Grafika Telindo Press.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif meningkatkan kecerdasan

komunikasi antar peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Mulyasa. 2003. Pembelajaran Kooperatif . Jakarta : BumiAksara.

Poerwadarminta.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Tim Guru SDN 2 Galih Sari.2010. Jurnal Harian SDN 2 Galih Sari.

Galih Sari

Sudarsono, 2003.Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja Jakarta: Bina

Aksara

42

Page 43: PTK P DE REVISI 2

http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-

bermain-peranan-role-playing-method/

J. Jadwal Kegiatan

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Bulan

Desembe

r

Januari Februari Maret

1 Persiapan

Proposal

√ √

2 Pengumpulan √

43

Page 44: PTK P DE REVISI 2

data

3 Pelaksanaan

penelitian

√ √ √

4 Pengolahan dan

analisa data

√ √

5 Penyelesaian

laporan akhir

44