pt. adaro indonesia

26
LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN – PROPER 2013 PT. ADARO, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN INFORMASI UMUM PT. Adaro, perusahaan pertambangan batubara yang lokasinya berada di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong dan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu kabupaten Barito Timur dan Kabupaten barito selatan. PT. Adaro memiliki luas area produksi 35.800,8 Ha. Penambangan PT. Adaro terbagi menjadi 3 wilayah penambangan antara lain Paringin 10.602 Ha, Tutupan 15.077 Ha dan Wara 10.121 Ha. Produksi batubara rata-rata bulanan sebesar 3.486.026 ton dan target produksi batubara per tahun sebesar + 45 juta ton. Penambangan Batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka “Open-PIT”, dengan menggunakan peralatan seperti excavator/backhoe sebagai alat gali muat dan dump truck sebagai alat angkut. Kegiatan diawali pembersihan lahan (land clearing) dengan menggunakan bulldozer dan atau excavator kecil, peledakan tanah penutup dan atau pemindahan tanah penutup, pembersihan Batubara, pemuatan dan pengangkutan Batubara menuju ROM Stockpile. Kegiatan reklamasi dan revegetasi sesegera mungkin dilakukan setelah lahan tersebut tidak terganggu lagi (final). Setiap kegiatan ini memiliki perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi keberhasilan dan pelaporan sesuai dengan dokumen RKTTL (Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan). Dalam operasionalnya PT ADARO dapat membuktikan bahwa kegiatan yang dilakukan telah memenuhi kaedah-kaedah penambangan yang baik dan benar. PT ADARO berhasil membangun citra perusahaan tambang ramah lingkungan dengan mendapatkan predikat terbaik dalam evaluasi lingkungan, tiga tahun berturut-turut mendapat predikat HIJAU dan pada periode 2011-2012 mendapatkan predikat EMAS dalam evaluasi PROPER KLH.

Upload: hakiet

Post on 31-Dec-2016

330 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PT. Adaro Indonesia

LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN – PROPER 2013 PT. ADARO, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INFORMASI UMUM PT. Adaro, perusahaan pertambangan batubara yang lokasinya berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yang terdiri dari 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Balangan

dan Kabupaten Tabalong dan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu kabupaten Barito

Timur dan Kabupaten barito selatan.

PT. Adaro memiliki luas area produksi 35.800,8 Ha. Penambangan PT. Adaro terbagi

menjadi 3 wilayah penambangan antara lain Paringin 10.602 Ha, Tutupan 15.077 Ha

dan Wara 10.121 Ha. Produksi batubara rata-rata bulanan sebesar 3.486.026 ton dan

target produksi batubara per tahun sebesar + 45 juta ton.

Penambangan Batubara dilakukan dengan sistem tambang terbuka “Open-PIT”,

dengan menggunakan peralatan seperti excavator/backhoe sebagai alat gali muat dan

dump truck sebagai alat angkut. Kegiatan diawali pembersihan lahan (land clearing)

dengan menggunakan bulldozer dan atau excavator kecil, peledakan tanah penutup

dan atau pemindahan tanah penutup, pembersihan Batubara, pemuatan dan

pengangkutan Batubara menuju ROM Stockpile.

Kegiatan reklamasi dan revegetasi sesegera mungkin dilakukan setelah lahan tersebut

tidak terganggu lagi (final). Setiap kegiatan ini memiliki perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi keberhasilan dan pelaporan sesuai dengan dokumen RKTTL

(Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan).

Dalam operasionalnya PT ADARO dapat membuktikan bahwa kegiatan yang

dilakukan telah memenuhi kaedah-kaedah penambangan yang baik dan benar. PT

ADARO berhasil membangun citra perusahaan tambang ramah lingkungan dengan

mendapatkan predikat terbaik dalam evaluasi lingkungan, tiga tahun berturut-turut

mendapat predikat HIJAU dan pada periode 2011-2012 mendapatkan predikat EMAS

dalam evaluasi PROPER KLH.

Page 2: PT. Adaro Indonesia

STATUS PENAATAN PERIODE 2012-2013 A. Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan Kegiatan operasi penambangan PT. ADARO didukung dokumen AMDAL dengan

persetujuan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 434 tahun 2009, izin Lingkungan

dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 175

Tahun 2012.

No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/2012

Penaatan Temuan

1. Memiliki dokumen lingkungan/Izin Lingkungan.

Taat a) Perusahaan sudah memiliki dokumen AMDAL nomor 434 Tahun 2009 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup kegiatan integrasi areal penambangan dan peningkatan kapasitas produksi batubara menjadi 45 juta ton per tahun di tambang tutupan, wara dan paringin di kabupaten Tabalong dan kabupaten balangan, propinsi kalimantan selatan, serta kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah oleh PT. Adaro Indonesia Tanggal 15 Juli 2009

b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No 175 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan seluruh kegiatan produksi hingga 80.000.000 (delapan puluh juta) Ton pertahun tambang batubara di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, serta Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah oleh PT Adaro Indonesia

2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen lingkungan/izin lingkungan: A. Deskripsi kegiatan (luas area

dan kapasitas produksi) B. Pengelolaan lingkungan

terutama terutama aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3

Taat Telah melaksanakan ketentuan seperti yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan/Izin lingkungan

3. Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek pengendalian

Taat Telah melaporkan secara rutin pelaksanaan UKL-UPL

Page 3: PT. Adaro Indonesia

No. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/2012

Penaatan Temuan

pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3)

B. Pengendalian Pencemaran Air Pengelolaan air limbah dari areal pertambangan sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tahapan awal adalah melakukan kajian pola aliran permukaan yang masuk ke areal tambang. Kajian dimaksudkan untuk menetapkan titik penaatan-titik penaatan air limbah yang akan dibuang ke lingkungan. Saat ini terdapat 21 (dua puluh satu) titik penaatan yang semuanya sudah mendapatkan izin pembuangan air limbah (IPAL) dari Bupati Tabalong, Bupati Balangan, Bupati Barito Selatan dan Bupati Barito Timur. Air limbah yang di buang melalui semua lokasi titik penaatan sudah dilakukan pengujian laboratorium eksternal setiap 1 (satu) bulan sekali. Hasil analisasi menunjukkan bahwa air limbah yang dibuang tersebut telah memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan. Kebijakan managemen ADARO terhadap pelaksanaan konservasi air juga termasuk sebagai salah satu bagian dalam efisiensi sumber daya. Beberapa aktivitas terkait konservasi air adalah sebagai berikut : Pengaspalan jalan mampu menghemat air untuk penyiraman, fasilitas pencucian alat berat dan angkutan karyawan yang menggunakan system sirkulasi tertutup, pemanfaatan air limbah setelah diolah dari IPAL digunakan sebagai supply kebutuhan air bersih masyarakat (yang sebelumnya diolah dengan fasilitas water treatment plan) dan pemanfaatan air limbah setelah diolah di unit IPAL untuk kolam budi daya ikan. Status Penaatan:

No. Pengelolaan Limbah Cair Penaatan Temuan

1. Ketaatan terhadap Izin Taat Perusahaan telah memiliki izin pembuangan air limbah ke badan air dari Bupati Tabalong, Bupati Balangan, Bupati Barito Selatan dan Bupati Barito Timur (Izin Terlampir pada Lampiran 2)

2. Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan

100% Perusahaan memiliki 21 (dua puluh satu) titik penaatan air limbah yang aktif dan seluruhnya sudah dilakukan pemantauan

3. Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu

100% Parameter yang dipantau sudah lengkap sesuai dengan parameter yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Kalsel No 036 Tahun 2008

4. Ketaatan terhadap pelaporan

100% Telah menyampaikan data bulan Juli 2012-Juni 2013

5. a. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu

100% Semua Parameter yang dipantau telah memenuhi BMAL

b. Pemenuhan Baku Mutu berdasarkan Pemantauan Tim PROPER

------ Tim Proper telah mengambil sampel air limbah dan seluruh parameternya telah memenuhi BMAL

6. Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis

Taat Sudah sesuai dengan ketentuan teknis yang dipersayaratkan

Page 4: PT. Adaro Indonesia

C. Pengendalian Pencemaran Udara Upaya pengendalian pencemaran udara dilakukan untuk mengurangi pencemaran dari aktivtas penambangan maupun aktivitas penunjang kegiatan penambangan. Dilakukan penyiraman jalan-jalan tambang untuk mengurangi polusi debu. Hasil pengukuran udara ambient setiap 6 bulan sekali masih memenuhi baku mutu kualitas udara yang ditetapkan. Sedangkan untuk kegiatan penunjang operasional seperti pembangkit listrik telah dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan yang berlaku. Status Penaatan:

No. Pengendalian Pencemaran Udara Penaatan Temuan 1. Ketaatan terhadap titik penaatan

pemantauan

100% Perusahaan memiliki 60 genset dan semuanya telah dipantau emisi sudah dipantau

2. Ketaatan terhadap pelaporan

100% Sudah melaporkan seluruh data pemantauan

3. Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu Emisi

100% Parameter yang dipantau dari semua sumber emisi sudah sesuai peraturan

4. Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu Emisi

100% Hasil pemantauan emisi seluruh sumber emisi telah memenuhi baku mutu emisi

5. Ketaatan terhadap ketentuan Teknis yang dipersyaratkan Taat Cerobong sudah dilengkapi dengan

sarana dan prasarana sampling D. Pengelolaan Limbah B3 Penyimpanan Sementara Limbah B3 Untuk menyimpan sementara timbulan limbah B3, PT. Adaro Indonesia memiliki 33 (tiga puluh tiga) tempat penyimpanan sementara limbah B3, yaitu: Pengelolaan Limbah

B3 No. SK/ No. Surat Masa Berlaku Keterangan

Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia-Kelanis

Kep. Bupati Barito Selatan No. 74 tahun 2012, 7 Maret 2012

5 tahun TPS limbah B3 cair

Pengumpulan sementara LB3 PT.Adaro (stok pile)

Kep. Bupato Barito Selatan No. 309 tahun 2011, 16 Juni 2011 (perubahan atas Kep. Bupati Barito Selatan No. 193 tahun 2010

5 Tahun TPS gudang LB3 padat dan cair

Penyimpanan/penampungan sementara LB3 PT. Bukit Makmur Mandiri Utama KM 34

Kep. Bupati Barito Timur No 200 Tahun 2011, 9 Agustus 2011

5 Tahun TPS gudang LB3 padat, lokasi kegiatan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama

Penyimpanan/penampungan sementara LB3 PT. Eka Dharma Jaya Sakti – Hauling Road KM 30

Kep. Bupati Barito Timur No 201 Tahun 2011, 9 Agustus 2011

5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Eka Dharma Jaya Sakti

Penyimpanan/penampungan sementara LB3 PT. Pamapersada Nusantara

Kep. Bupati Barito Timur No 202 Tahun 2011, 9 Agustus 2011

5 Tahun TPS gudang LB3 padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada

Page 5: PT. Adaro Indonesia

Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa

Berlaku Keterangan

Nusantara Km 35 Penampungan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Barito Timur No. 419 Tahun 2010, 15 Oktober 2010

5 Tahun TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Sapta Indra Sejati Km 35

Penampungan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Barito Timur No. 179 Tahun 2010, 31 Maret 2010

5 Tahun TPS gudang LB3 padat, lokasi kegiatan PT. Sapta Indra Sejati Km 35

Penyimpanan sementara LB3 PT. Asiadrill Bara Utama

Kep. Bupati Tabalong No. 01 Tahun 2012, 10 Januari 2012

5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Asiadrill Bara Utama Km 67

Penyimpanan sementara LB3 PT. Agrabudi Jalan Bedikari

Kep. Bupati Tabalong No. 02 Tahun 2012, 10 Januari 2012

5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Agrabudi Jalan Bedikari Km 69

Penyimpanan sementara LB3 PT. Bukit Makmur Mandiri Utama

Kep. Bupati Tabalong No. 03 Tahun 2012, 10 Januari 2012

5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Km 70

Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/277 Tahun 2011, 16 Juni 2011

5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Rahman Abdi Jaya Km 68

Penyimpanan sementara PLB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/277 Tahun 2011, 16 Juni 2011

5 Tahun TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 73

Penyimpanan sementara LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/278 Tahun 2011, 16 Juni 2011

5 Tahun TPS gudang LB3 cair, lokasi kegiatan PT. Rante Mutiara Insani Km 68

Penyimpanan LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Men LH No. 385 Tahun 2009, 9 Juli 2011

5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 35; PT. Pama persada Nusantara (Mega shop pama) Km 78; PT. Sapta Indra Sejati Km 76; PT.

Page 6: PT. Adaro Indonesia

Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa

Berlaku Keterangan

Widya Sapta Colas Km 30; PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Km 34; PT. Lintas Kalimantan Utama Km 38; PT. Putra Sarana Transborneo Km 70; PT. Bhakti Mandiri Putera Tanjung Km 68; PT. Tarkindo Utama Km70; PT. Pamapersada Nusantara Wara Km 73.

Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Tabalong No. 188.45/376/2010, tanggal 31 Agustus 2010

5 Tahun TPS gudang LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Pamapersada Nusantara Km 73; PT. Pamapersada Nusantara LW tutupan Baru Km 73; PT. Adaro Indonesia Km73; PT. united tractors Km 73;’ PT. Rante Mutiara Insani TPS VIII, IX, X Km 68

Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Tabalong No. 188/45/291/2012, tanggal 7 Mei 2012

5 Tahun TPS LB3 cair dan padat, lokasi kegiatan PT. Rachman Abdijaya-Tambang ROM XIX dan PT. CBML-North Tambang

Penyimpanan Sementara LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep. Bupati Barito Timur No. 358 Tahun 2012, tanggal 19 September 2012

5 tahun TPSLB3 cair dan padat dilokasi PT. Puninar Mitra Abadi

Penyimpanan Sementara LB3

PT. Adaro Indoensia No. 1257/Al-AEA/III/2013, tanggal 18 Maret 2013

- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Balangan, untuk lokasi workshop PT. Pamapersada Nusantara

Page 7: PT. Adaro Indonesia

Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa

Berlaku Keterangan

PT. Adaro Indoensia No. 1258/Al-AEA/III/2013, tanggal 18 Maret 2013

- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Tabalong, untuk lokasi workshop PT. Rante Mutiara Insani, PT. Anugrah Jalan Berdikari dan medis PT. Adaro Indonesia

PT. Adaro Indoensia No. 1395/Al-AEA/III/2013, tanggal 25 Maret 2013

- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Barito Timur, untuk lokasi workshop PT. Saptaindra Sejati KM 35 Pasar Panas

PT. Adaro Indoensia No. 1402/Al-AEA/III/2013, tanggal 25 Maret 2013

- Permohonan Izin TPS LB3 ke Bupati Tabalong, untuk lokasi workshop PT. Trakindo Utama

Pemanfaatan limbah B3 Dalam upaya melakukan 4R, yaitu reduce, reuse, recycle dan recovery PT. Adaro Indonesia memanfaatan terhadap timbulan limbah B3 berdasarkan izin pemanfaatan terhadap limbah B3 yang diperoleh. Izin pemanfaatan limbah B3 yang diperoleh adalah berupa pelumas bekas sebagai campuran bahan peledak (ANFO-Emulsi)

Pengelolaan Limbah B3 No. SK/ No. Surat Masa

Berlaku Keterangan

Pemanfaatan LB3 PT. Adaro Indonesia

Kep Men LH No. 20 Tahun 2010, tanggal 15 Januari 2010

5 Tahun Komposisi pemanfaatan pelumas bekas untuk ANFO sebesar ± 50% pelumas bekas dan ± 50% solar

Pengelolaan Limbah B3 melalui pihak ketiga berizin Selain kegiatan pengelolaan limbah B3 melalui pemanfaatan, PT. Adaro Indonesia juga melakukan pengelolaan dengan cara pengiriman ke pihak ketiga yang telah mendapat izin dari KLH atau pengelola limbah B3 berizin. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpanan limbah B3 melebihi waktu 90 hari. Seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan dan perizinan yang diperolah.

Page 8: PT. Adaro Indonesia

Pencatatan Kegiatan Pengelolaan limbah B3 dalam lembar kegiatan Pengelolaan Limbah B3 Sesuai dengan perizinan yang diperoleh PT. Adaro Indonesia, baik melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup , Bupati Barito Selatan, Bupati Barito Timur, Bupati Tabalong, maka setiap kegiatan pengelolaan masing-masing jenis limbah B3, mulai dari penyimpanan sementara di TPS limbah B3 berizin, kegiatan pemanfaatan di wilayah opersional PT. Adaro Indonesia, pengelolaan secara internal sampai dengan pengiriman limbah B3 ke pengelola limbah B3 berizin akan dicatat dalam lembar kegiatan pengelolaan limbah B3, yaitu Neraca Limbah B3.

Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Neraca Limbah B3 Periode 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2013)

Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan

Limbah Dikelola

Limbah Belum

Dikelola Perlakuan

A. Sumber Dari Proses Produksi - Ton - - - - B. Sumber Dari Luar Proses Produksi

Oli bekas

Ton 5,521.508 1) 54.915

2) 104.671

3) 5,361.922

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Dimanfaatkan untuk ANFO kegiatan sendiri

3) Diserahkan ke PT. Alp Petro Industry, transporter PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

4) CV Vanista Limbah Gemilang Kode Manifes WF 0000001

Baterai Bekas

Ton 62.935 1) 6.29 2) 56.645

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Non Ferindo Utama, transporter PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Filter Bekas

Ton 699.705 1) 123.542 2) 576.163

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode

Page 9: PT. Adaro Indonesia

Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan

Limbah Dikelola

Limbah Belum

Dikelola Perlakuan

Manifest KQ 0000001

Grease Bekas

Ton 51.111 1) 2.489 2)

48.622

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Kaleng cat,thinner, solvent

Ton 15.423 1) 1.633 2) 13.79

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Majun bekas

Ton 56.148 1) 10.376

2) 45.772

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Serbuk gergaji bekas

Ton 3.169 1) 0.374 2) 2.795

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Cartridge/ Pita Printer bekas

Ton 0.999 1) 0.53 2) 0.469

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. PPLI , Kode Manifest AA 0000001

Lampu TL

Ton 0.775 1) 0.389 2) 0.385

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. PPLI, Kode Manifest AA 0000001

Drum eks Fuel

Ton 0.005 1) 0.057 2) 0.062

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode

Page 10: PT. Adaro Indonesia

Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan

Limbah Dikelola

Limbah Belum

Dikelola Perlakuan

Manifest KQ 0000001

Air Aki Bekas

Ton 4.466 1) 0.002 2) 4.464

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Solar Bekas

Ton 1.739 1) 0.53 2) 1.209

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Drum eks Grease

Ton 6.651 1) 1.231 2) 5.42

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Tinta Toner Bekas

Ton 0.599 1) 0.096 2) 0.503

0 Di serahkan ke PPLI kode manifest AA 0000001

Hose Bekas

Ton 29.255 1) 3.006 2)

26.249

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Monitor TV, Komputer bekas

Ton 0.152 1) 0.063 2) 0.089

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Di serahkan ke PPLI kode manifest AA 0000001

Kawat Las bekas

Ton 9.34 1) 0.033 2) 9.433

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Drum eks Ton 3.175 1) 1.675 0 1) Disimpan di TPS

Page 11: PT. Adaro Indonesia

Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan

Limbah Dikelola

Limbah Belum

Dikelola Perlakuan

chemical 2) 1.5 LB3 2) Diserahkan ke PT.

Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Sarung tangan bekas

Ton 64.92 1) 0.453 2)

65.372

0 1) Disimpan di TPS LB3

2) Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Soda Ash sisa

Ton 0.005 0.005 0 Diserahkan ke PT. Maju Asri Jaya Utama, Kode Manifest KQ 0000001

Sludge oil trap

Ton 189.316 1) 77.14 2)

112.176

0 Dikirim ke PPLI kode manifest AA 0000001

Limbahmedis Ton 0.172 1) 0.068

2) 0.007 0 Dikirim ke PPLI

kode manifest AA 0000001

TOTAL Ton 6,721.566 6,721.566

0

Persentase % 100 Catatan : 4.22% limbah B3 masih disimpan di TPS LB3, 1.56% limbah B3 dimanfaatkan untuk ANFO, 94.22% limbah B3 diserahkan ke pihak ketiga yang berizin. Secara umum 100% limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan persyaratan dalam izin Kesimpulan Berdasarkan uraian pengelolaan limbah B3 diatas, maka dapat diambil kesimpulan: Perusahaan telah melakukan penaatan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan persyaratan dalam izin.

Page 12: PT. Adaro Indonesia

E. Pengendalian Kerusakan Lingkungan Rekapitulasi Penilaian

No. Tahapan Lokasi Nilai Total

KRITERIA PENILIAI

Keterangan

Tidak Potensi Rusak

(X ≥ 80)

Potensi Rusak Ringan

(55 < X < 80)x

Potensi Rusak Berat

(X < 55)

1. Penambangan Pit Wara 93 √ aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis: Upaya

pengendalian erosi terlihat adanya galur-galur erosi.

2. Penimbunan Disposal North 2 Tutupan

89 √ aspek manajemen aspek kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencana Untuk aspek Teknis: Upaya

pengendalian erosi terdapat adanya galur-galur erosi.

3. Reklamasi Disposal North 2 Tutupan

96 √ aspek manajemen aspek kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencana Untuk aspek Teknis: semua

aspek telah memenuhi ketentuan

4. Penambangan Pit North Tutupan

88 √ aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis: terdapat

potensi longsor sedang dan terlihat adanya alur-alur didinding lereng

5. Pembersihan Lahan

Pit North Tutupan 100

√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan

6. Pengupasan Tanah Pucuk

Pit North Tutupan 100

√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan

7.

Reklamasi Disposal South ½ Tutupan

100

√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.

8. Penimbunan Disposal

South ½ 93

√ aspek manajemen telah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian

Page 13: PT. Adaro Indonesia

No. Tahapan Lokasi Nilai Total

KRITERIA PENILIAI Keterangan Tutupan kerusakan lingkungan

Untuk aspek Teknis: terlihat adanya alur-alur didinding lereng

9.

Reklamasi Disposal HW1 South Tutupan

96

√ aspek manajemen kemajuan luasan dan jadwal belum sesuai dengan rencanatelah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan Untuk aspek Teknis semua

memenuhi ketentuan

10.

Penimbunan Disposal HW1 South Tutupan

100

√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.

11.

Reklamasi

Disposal Inpit Backfill South Tutupan

100

√ Sudah memenuhi semua ketentuan kriteria pengendalian kerusakan lingkungan.

JUMLAH DATA 11 11 0 0 TAAT Evaluasi aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek manajemen dan aspek tekins. Hasil penilaian untuk semua lokasi memperoleh nilai total > 80, sehingga masuk kategori TAAT terhadap kriteria kerusakan lahan, Rincian sebagai berikut : Aspek Manajemen :

K1 (Perencanaan); o Telah memiliki Peta Triwulanan Rencana dan Realisasi dengan skala 1 :

2000, dan ditandatangani oleh KTT o Untuk target rencana beberapa aktivitas Penimbunan dan Reklamasi

kemajuan luasan di lapangan belum sesuai dengan rencana. K2 (Kontinyuitas) : Semua lokasi yang dinilai sudah memenuhi kriteria

penilaian Aspek Teknis :

K3 (Potensi Longsor) dari lokasi yang dinilai ada satu lokasi penambangan terdapat adanya potensi longsor sedang,

K4 (Pengendalian batuan potensi asam) semua lokasi yang dinilai telah memenuhi aspek kriteria penilaian,

K5 (Indikasi Erosi) sebagian lokasi yang dinilai belum memenuhi aspek kriteria adanya indikasi erosi

K6 (Kebencanaan) semua lokasi yang dinilai telah memenuhi aspek kebencanaan.

Page 14: PT. Adaro Indonesia

F. Pasca Tambang Rencana program pasca tambang PT Adaro Indonesia telah dituangkan dalam

dokumen Rencana Pasca Tambang yang telah disetujui oleh Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Program Pascatambang PT adaro Indonesia diantaranya:

1. Melakukan reklamasi lahan bekas tambang

1.1 Penataan timbunan tanah penutup,pengendalian erosi dan sedimentasi

Reklamasi lahan Adaro direncanakan setiap tahun dan lima tahunan

disesuaikan dengan perencanaan tambang pada saat penambangan batubara

masih berlangsung.Sedangkan pada masa pascatambang, reklamasi lahan

ditujukan untuk menata kembali lahan bekas tambang sesuai peruntukannya

dan disesuaikan dengan rencana pasca tambang. Reklamasi pasca tambang

dilakukan pada area lahan bekas fasilitas tambang,jalan tambang,lahan bekas

tambang permukaan dan bekas kolam pengendapan.

1.2 Melakukan penanaman kembali

Daerah revegetasi adalah tempat pembuangan overbuden, kemudian ditanami

berbagai jenis tanaman. Revegetasi yang dilakukan adalah melakukan

pembibitan berbagai jenis tanaman yang bekerja sama dengan masyarakat

setempat serta yang disiapkan oleh Adaro sendiri. Revegetasi dilakukan

setelah lokasi ditata dan dihampar dengan top/sub soil

1.3 Pencegahan dan penanganan air asam tambang

Pengelolaan air asam tambang di PT Adaro Indonesia dilakukan dengan 2 cara

yaitu:

Penutupan (mengisolasi) batuan yang berpotensi menimbulkan air

asam tambang dengan batuan yang bersifat netral (menggunakan

metode dry cover)

Sebagian lubang tambang diupayakan ditimbun kembali dengan tanah

penutup

Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir

sebaran mineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air asam

dan menghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran

sulfida ditutup dengan bahan impermeable antara lain lempung, serta

Page 15: PT. Adaro Indonesia

dihindari terjadinya proses pelarutan,baik oleh air permukaan maupun

air tanah.

Adaro telah melakukan studi potensi air asam tambang dengan

melakukan pemboran inti lengkap yang dilakukan bersamaan dengan

pemboran geotehnik.

1.4 Pekerjaan sipil untuk mendukung kegiatan pascatambang

Lokasi bekas wilayah operasional akan dimanfaatkan sebagai lokasi kegiatan

produktif dalam rangka menunjang perekonomian masyarakat. Rencana

pascatambang disesuaikan dengan tataruang yang berlaku. Adapun rencana

lokasi lahan pascatambang dibagi menjadi zone-zone:

Zone lindung dan penyangga: hutan produksi

Zone pemanfaatan : lapangan tembak,area pemancingan,tambak,area

pemukiman,area perkemahan,perkebunan kelapa sawit,perkebunan

karet

Zona wisata:wisata air,taman wisata,motorcros

Zona keanekaragaman hayati; flora dan fauna

Selain itu perusahaan juga telah melakukan penelitian kesesuaian lahan

dimana hasil penelitian merekomendasikan pengembangan pertanian yaitu

pertanian pangan dan holtikultura,perkebunan, peternakan dan kehutanan yang

bernilai ekonomi tinggi, berkelanjutan dan ramah lingkungan serta berdampak

pada perbaikan kondisi ekologis di sekitarnya.

Dari beberapa area yang rencana direklamasi tidak semua pit bekas tambang

direklamasi namun akan dijadikan sebagai danau buatan. Kegiatan yang telah

dilakukan untuk mendukung rencana tersebut telah dilakukan kajian hidrologi

dan hidrogeologi, kajian micro-hydropower , kajian budidaya ikan nila dan

udang dll serta pembuatan plot-plot percontohan. Plot percontohan yang ada

saat ini berupa kolam peternakan udang, bumi perkemahan, perkebunan kelapa

sawit dan perkebunan karet.

2. Pemeliharaan dan Perawatan

Pemeliharaan dan perawatan diperlukan dalam menunjang keberhasilan

reklamasi lahan tapak bekas tambang,bekas kolam pengendapan,fasilita

pengolahan dan fasilitas penunjang. Kegiatan yang dilakukan untuk

pemeliharaan dan perawatan diantaranya dengan membangun sarana

Page 16: PT. Adaro Indonesia

pengendali erosi, perawatan tanaman, pengkayaan tanaman,pengendalian

hama dan penyakit dll.

3. Sosial dan Ekonomi

Fokus dari kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat adalah

pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai strategi menuju masyarakat

mandiri. Program pascatambang untuk bidang sosial dan ekonomi adalah

mengefektifkan dan mengintensifkan program

G. Community Development/Coorporate Social Responsibility a. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahapan yang penting dalam program CSR agar

program tersebut dapat terencana dengan baik dalam jangka mencapai tujuan yang

efektif atau tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. PT. Adaro

Indonesia dalam perencanaannya programnya berbasis pada beberapa kegiatan

pertama, musyawarah di tingkat desa yang melibatkan masyarakat sehingga tergali

kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Namun kegiatan ini kadang bias elitis karena tidak

dihadiri oleh segenap lapisan masyarakat namun hanya dihadiri oleh tokoh tokoh

masyarakat. Oleh karena itu PT. Adaro Indonesia tidak hanya menggunakan

musyawarah desa sebagai basis perencanaan program. Kedua, sumber data

perencanaan yang digunakan salahsatunya adalah pemetaan sosial, namun pemetaan

sosial yang ada belum mengacu pada Peraturan Menteri KLH No. 5 Tahun 2011

mengenai PROPER point Comdev. Pemetaan Sosial yang ada pada lebih kepada

Identifikasi Potensi SDA dan SDM (Sumber Laporan Sosia; mapping Adaro

kerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat, 2010) sehingga masih harus

melakukan kegiatan Sosial Mapping yang komprehensif yang meliputi 1; peta

jaringan antar aktor individu dan institusi , 2; deskripsi kekuatan dan kepentingan

antar aktor individu dan institusi, 3; analisis kekuatan dan kepentingan antar aktor dan

individu, 4; identifikasi potensi, 5;Identifikasi masalah sosial, 6; Identifikasi

Kelompok Rentan, 7; Rekomedasi program berdasar kepada identifikasi kebutuhan

masyarakat. Ketiga, Adanya kemitraan dengan Pemerintah untuk membentuk Tim

Perumus dalam perencanaan, pengawasan CSR melalaui SK Bupati 188.45/87/Kaum

Tahun 2012. Merupakan sistem yang positif untuk mensinegiskan Program CSR

dengan Pemerintah dan CSO supaya tranparan, akuntabel dan tidak overlaping dengan

Page 17: PT. Adaro Indonesia

pemerintah dan tidak menggantikan peran pemerintah. Oleh karena itu perlu

dioptimalkan peranannya dan dikuatkan mekanisme keanggotaaan pengurus sehingga

tidak terjadi krisis kaderasisasi.

b. Pelaksanaan

Kebijakan CSR PT. Adaro Indonesia dilaksanakan melalui lima pilar program,

meliputi Program Ekonomi, Program Pendidikan, Program Kesehatan, Program Sosial

Budaya dan Program Lingkungan.

Paradigma Pemberdayaan melalui Pengembangan Kapasitas dan kemandirian

sudah menjadi mainstreaming dari Program CSR PT. Adaro. Hal ini dibuktikan

dengan design program yang mengutamakan partisipasi masyarakat. Program ini

sangat positif terutama pada pilar program ekonomi seperti Gerbang Aman, yang

merupakan program pembangunan desa terintegrasi yang di dalamnya diintegrasikan

Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, Pengembangan Kelembagaan Ekonomi,

Pelayanan Publik, Kemitraan dan Bimtek.

Strategi implementasi program dilaksanakan dengan beberapa variasi yaitu

dilaksanakan oleh Tim CSR Adaro, Konsultan, Masyarakat Setempat, Kontraktor,

Tim Katarak, Lembaga Swadaya Masyarakat.

c. Evaluasi

Program CSR yang telah direalisasikan dilakukan monitoring dan evaluasi

sesuai jadwal yang telah dirancang sebelumnya. Monitoring dan Evaluasi program

CSR Adaro meliputi aspek; Realisasi kemajuan program, Proses pelaksanaan

program, Dampak pelaksanaan program, Respon masyarakat terhadap pelaksanaan

program, Waktu pelaksanaan program, Pencapaian sasaran program.

Monev dilakukan dengan pelibatan pemerintah daerah dan masyarakat hal ini

dilakukan terutama bagi program-program yang sinergis dengan pemerintah. Waktu

Pelaksanaan Monev meliputi:

1. Pra-monitoring (pemantauan sebelum program dilaksanakan)

2. On going-monitoring (pemantauan dilaksanakan ketika program dilaksanakan)

3. Post-monitoring (pemantauan setelah program dilaksanakan)

Laporan CSR disusun dengan bahan data monev yang telah diolah. Laporan CSR

dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: Pertama; Laporan compliance / pemenuhan

kewajiban terhadap pemerintah daerah disusun dan dilaporkan setiap triwulan,

Page 18: PT. Adaro Indonesia

semester, dan tahunan (mengikuti pemerintah). Kedua,Laporan publikasi merupakan

laporan untuk stakeholders/ laporan umum yang diperuntukkan untuk konsumsi

public dan bersifat publikasi bisa berupa laporan keberlanjutan dengan standard GRI,

laporan tahunan kegiatan CSR dengan outline yang disepakati. Ketiga, Laporan

progres dan hasil; dibuat sebagai laporan internal yang berisi tentang kegiatan dan

perkembangan program CSR, dibuat setiap bulan, triwulan, dan tahunan

Review manajemen dilakukan berdasarkan pelaporan hasil dimana selanjutnya akan

digunakan untuk penentuan program berikutnya.

1. Struktur dan Kapasitas Organisasi

a. Model struktur organisasi

Struktur organisasi perusahaan untuk menjalankan program CSR PT. Adaro

Indonesia dapat dikatakan baik dan kuat karena merupakan struktur sendiri dan

bukan additional Job. Struktur yang ada merupakan struktur kombinasi yang tidak

hanya mentitik beratkan pada aspek sektoral program namun juga aspek region.

Struktur ini dapat dijadikan panutan bagi perusahaan-perusahaan lain dalam

mengembangkan CSRnya. Titik berat sektoral program dipimpin oleh Manager CSR

yang dibawahnya ada CSR Superintendent dan kelengkapan sektoral, administrasi dan

monitoring evaluasi officer. Kelengkapan sektoral terdiri dari CSR Officer Bidang

Ekonomi, CSR Officer Bidang Pendidikan, CSR Officer Bidang Kesehetan dan CSR

Officer Bidang Lingkungan. Untuk Monitoring dan Evaluasi diperkuat dengan CSR

Officer bidang Monitoring dan Evaluasi. Kelengkapan sektoral tersebut didukung

dengan strukrur CSR Officer bidang Administrasi.

Page 19: PT. Adaro Indonesia

Hal yang menarik adalah pada implementasi program ada struktur yang

berbasis pada koordinasi wilayah yang sinergis dengan struktur kelengkapan yang

berbasis sektoral. Struktur tersebut di bawah pimpinan Manager CSR Project yang

dibawahanya ada satu Superintendent CSRP dan dua divisi kewilayahan yaitu CSRP

Officer Wilayah I dan CSRP Officer Wilayah II. Catatan yang perlu digarisbawahi

bahwa masing-masing Officer Wilayah tersebut membawahi satu Kabupaten yang

terdiri dari puluhan desa oleh karena itu diperlukan strategi yang efektif agar

pengorganisasian implementasi program dapat bejalan efektif.

b. Kompetensi SDM

Kompetensi SDM dari Departemen CSR sangat memperkuat kapasitas

kelembagaan CSR PT. Adaro karena didalamnya mempunyai latarbelakang ilmu

yang relevan dengan pekerjaan CSR dengan Strata 1 yang lebih dominan. Dalam

grafik di bawah ini menunjukan bahwa secara jumlah staff CSR yang ada sangat

memadai yaitu 20 orang. Dari dua puluh orang tersebut yang paling banyak adalah

sarjana.

Page 20: PT. Adaro Indonesia

Tidak dipungkiri karena struktur yang ada bersifat kombinasi yang

menitikberatkan pada aspek sektoral maka latarbelakang ilmu yang ada pada staff

CSR didasarkan pada relevansi dengan program yang ada sesuai dengan divisi

sektoralnya. Hal ini sangat mendukung inovasi, kreatifitas dan kapasitas

pengembangan program sesaui dengan sektornya masing-masing.

Selain didukung latarbelakang pendidikan yang relevan dengan sektor

pengembangan program yang ada. Staff CSR yang ada dibekali dengan training yang

mendukung kegiatan-kegiatan CSR. Training yang paling banyak diikuti adalah basic

training, yang merupakan training level dasar, sedangkan training fasilitator masih

sedikit. Trainng fasilitator ini penting karena untuk menunjang kompetensi dalam

mengorganisasikan masyarakat.

Page 21: PT. Adaro Indonesia

c. Roadmap pengembangan kompetensi SDM

Staff CSR PT. Adaro mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan

kompetensi dirinya.

Roadmap pengembangan kompetensi SDM belum teridentifikasi dengan jelas. Di

dalam dokumen belum terlihat tahapan linear dari segi pendidikan atau pelatihan dan

juga prestasi dalam pengembangan kompetensi SDM. Di sisi lain untuk peningkatan

karir dari staff Departemen CSR, diselenggarakan oleh Departemen HRD terutama

berkaitan dengan pengembangan departemen dan perubahan organisasi. Untuk

menilai kinerja staff dilakukan dengan lembar penilaian kerja.

Page 22: PT. Adaro Indonesia

2. Anggaran

Anggaran CSR dihitung berdasarkan rasio net profit perusahaan. Sejak tahun

2009-2013, perusahaan menurut manager CSR, Adaro menganggarkan dana CSR

lebih dari satu persen dari profit.

EKONOMI PENDIDIKAN KESEHATAN SOSBUD LINGKUNGAN SPECISL PROJRCT OPERASIONAL1 2009 7.650.000.000 6.763.000.000 3.575.000.000 5.545.000.000 - 6.786.941.444 332.000.000 30.651.941.444 2 2010 5.700.000.000 4.075.000.000 5.525.000.000 6.697.500.000 - 9.800.000.000 827.500.000 32.625.000.000 3 2011 5.770.000.000 4.622.000.000 4.811.000.000 10.064.000.000 - 9.500.000.000 758.000.000 35.525.000.000 4 2012 6.650.000.000 8.842.000.000 5.287.000.000 11.838.000.000 - 2.872.500.000 760.500.000 36.250.000.000 5 2013 5.775.000.000 6.906.000.000 4.767.000.000 13.181.000.000 2.670.500.000 2.000.000.000 950.500.000 36.250.000.000

ALOKASI PERBIDANG (Rp)TahunNo. Jumlah

Trend anggaran CSR Adaro walaupun berdasarkan net profit perusahaan tetapi

tidak terpengaruh oleh kondisi ketika harga batubara jatuh. Hal ini menunjukkan

bahwa koitmen Adara dalam upaya untuk mewujudkan tanggungjawab sosial cukup

baik. Jumlah total anggaran perbidang dari mulai tahun 2009 sd 2013 mengalami

kenaikan yang signifikan ) dari Rp. 30.651.941.444 meningkat sampai dengan

Page 23: PT. Adaro Indonesia

36.250.000.000 walaupun pada tahun 2012 dan 2013 sama, dikarenakan harga

batubara turun.

3. Social Mine Closure

Dalam rangka persiapan penutupan tambang selain Adaro melakukan

reklamasi bekas tambang agar kembali hijau dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

dan pemerintah. Adaro juga menyiapkan program ekonomi yang harapannya ketika

tambang ditutup masyarakat tetap dapat menghidupi dirianya sendiri karena hidup

sebelumnya memang tidak menggantungkan pada perusahaan. Program Gerbang

Aman yang menitik beratkan pada Pembangunan Desa yang Terintegarsi menujukkan

bahwa sektor pertanian dan perkebunan menjadi titik tolak utama pengembangan

program.

Exit strategy yang dikembangkan salah satunya dengan mengembankan aspek

kelembagaan ekonomi sehingga masyarakat mempunya akses secara financial.

Lembaga ekonomi yang dikembangkan oleh Adaro digarap secara serius hal ini

sangat positif karena dengan profesionalitas kelembagaan mampu secara dinamis

berkembang sampai pasca tambang. Adapun catatan temuan lapangan terkait dengan

program yang dikembangkan di masyarakat untuk mengantisipasi pasca tambang

adalah sebagai berikut :

1. Koperasi Simpan Pinjam, sampling KSP Banua Bauntung yang sekarang

sudah mandiri terbukti dengan modal awal 100 juta pada tahun 2005, sekarang

berkembang 1,9 M. Memberikan pinjaman kepada pengusaha mikro, untuk <

2 juta tanpa agunan, dengan jumlah nasabah sekitar 3000 orang.

2. Pengembangan Kebun Karet Unggul, Memanfaatkan Institusi Pesantren untuk

Pemberdayaan Masyarakat, sampling mitra Pesantren Nurul Muhibin

( Pimpinan Ponpes H. Syahril Hasyim, H. tersebut memberikan manfaat tidak

hanya untuk operasional pondok, namun juga RT Miskin sekitar untuk dapat

bekerja di kebun tersebut.

3. Rumah Asap Karet, sangat positif karena ada value added dijual dalam bentuk

slide tidak lome, namun perlu ada exit strategy ketika harga karet turun.

Page 24: PT. Adaro Indonesia

4. Yayasan Adaro Mandiri positif untuk menyiapkan institusi pasca tambang

utamanya CSR, namun perlu ada grand design yang terintegrasi dengan Bina

Desa, KSP dll

5. Pola Pemberdayaan Kelompok Ternak dengan mendekatkan pada mitra pasar

dapat menjadibenchmark bagi program yang lainnya.

4. Konflik

Dalam setiap pengelolaan operasional perusahaan apalagi perusahaan tambang

tidak imun dari konflik. Perusahaan mengakui bahwa konflik dengan masyarakat

senantiasa hadir dalam masa operasional tambang. Konflik tersebut salah satunya

adalah tuntutan masyarakat untuk bekerjan di Adaro.

Perusahaan dalam mengatasi hal ini cukup persuasif, pernah suatu ketika para

pemuda yang bekerja sebagai petani karet menuntut agar supaya dipekerjakan di

Adaro. Pihak Adaro dalam hal ini Manager CSR berusaha untuk mengajak dialog

dengan para petani tersebut. Mereka diajak untuk mengkalkulasi sesuai dengan

kualifikasi mereka keuntungan dan kerugian ketika bekerja di Adaro dibanding

bekerja perkebunan karet. Setelah dskusi tersebut mereka sadar bahwa lebih

menguntungkan bekerja sebagai petani karet mengingat tambang tidak selamanya

berada disitu. Mereka hanya silau dengan kegagahan para karyawan yang memakai

seragam Adaro, akhirnya dari pihak Adaro memberikan seragam petani yang mirip

dengan Adaro supaya mereka semangat dalam bekerja sebagai Petani Karet.

Selain konflik mengenai tuntutan untuk bekerja di Adaro, konflik yang lain

yang sering muncul adalah terkait dengan tanah atau lahan. Dalam hal ini perusahaan

berpegang pada aspek litigasi atau hukum yang menjadi dasar kepemilikan atau asset

perusahaan. Namun demikian apabila terjadi konflik dengan masyarakat dengan

persuasif dan mendasarkan pada SOP yang ditangani oleh ditangani oleh External

Relation Departemen.

5. Kemitraan dengan Pemerintah

Adanya kemitraan dengan Pemerintah untuk membentuk Tim Perumus dalam

perencanaan, pengawasan CSR melalaui SK Bupati 188.45/87/Kaum Tahun 2012.

Merupakan sistem yang positif untuk mensinegiskan Program CSR dengan

Pemerintah. Hal ini terbukti dengan program yang ada baik program Ekonomi,

Page 25: PT. Adaro Indonesia

pendidikan, kesehatan, lingkungan saling dikoordinasikan. Dalam sebuah konsep

program yang ada antara Adaro dan Pemerintah berkoordinasi baik dalam substansi

program maupun kewilayahan yang menggunakan anggaran masing-masing.

Salah satunya adalah program di bidang kesehatan yaitu Program Sadar

Kehamilan, Sadar Kesehatan Ibu dan Balita serta upaya untung mendorong

munculnya Bidan Desa yang berasal dari Desa setempat dengan Program Beasiswa

Bidan. Program program tersebut merupakan ide bersama antara pemerintah dan

Adaro yang kemudian implementasinya dan penganggarannya terfragmentasi untuk

wilayah pengembangan masyarak Adaro dibiayai oleh Adaro sedangkan diluar Adaro

dibiayai APBD.

6. Kemitraan dengan LSM, CBO

Kemitraan yang dijalin oleh Adaro dengan LSM sangat baik, beberapa hal yang

perluh dicontoh adalah kolaborasi LSM Pusaka dengan CSR Adaro dalam

mengembangkan minat baca dan pengembangan ketrampilan berbasis lingkungan

dengan membangun Rumah Belajar Saraba Kawa. Rumah Belajar tersebut menempati

ruangan stadioan yang sudah tidak dimanfaatkan yang dahulunya dimanfaatkan untuk

nongkrong, minum-minuman keras,pacaran dsb. Skarang disulap enjadi Rumah

Belajar dengan koleksi bahan bacaan yang baru dan sistem pembelajaran yang

inovatif, menyenangkan sehingga rumah belajar ini tiap hari ramai dikunjungi anak-

anak muda sepulng dari sekolah.

Kemitraan dengan Sanggar Tari Suluh Benua yang menunjang pelestarian budaya

tradisional tari-tarian adat Kalimantan. Kegiatan ini rutin dilakukan dan diikuti oleh

anak-anak dan remaja yang semngat berlatih menari. Kemitraan yang dilakukan

dengan memberikan bantuan sarana prasarana, ruang untuk menyajikan tarian di

perusahaan ketika ada event.

7. Kontribusi perusahaan dalam MDGs

Kontribusi dalam MDGs cukup signifikan baik dalam Program Pendidikan

dengan memberikan Beasiswa anak miskin berprestasi, bantuan sarana dan prasarana

sekolah, pengembangan kompetensi guru. Hal ini semakin mendorong salah satu

indikato MDGs untuk mencapai angka pemenuhan pendidikan dasar yan meningkat,

Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan untuk memenuh Kebutuhan

Kaum Perempuan diwujudkan dalam Program Sadar Kehamilan, Sadar Kesehatan Ibu

Page 26: PT. Adaro Indonesia

dan Balita serta upaya untung mendorong munculnya Bidan Desa yang berasal dari

Desa setempat dengan Program Beasiswa Bidan yang diutamakan dari Anak Dukun,

Desa Setempat, Kemauan Belajar dan siap mengabdi di desanya. Hal ini sangat

relevan untuk mewujudkan indikator MDGs untuk mengurangi Angka kematian Ibu

melahirkan, Angka gizi buruk.

Di samping itu Adaro juga mempunyai perhatian dalam program penanggulangan

HIV dan AIDS. Program ini mendapat apreasiasi sebagai Pemenang MDGs Award

tahun 2013 lingkup nasional.