proyek kemakmuran hijau filesalah satu dari ketiga proyek compact adalah proyek kemakmuran hijau...

16
PROYEK KEMAKMURAN HIJAU PENGUMUMAN UNDANGAN PENGAJUAN PERNYATAAN BERMINAT BAGI KEMITRAAN Mempromosikan Industri Kakao yang Lestari Dan Peningkatan Pendapatan Pekebun Rakyat di Indonesia (Kemitraan Kakao Lestari) Versio 01 - 1 July 2014

Upload: dangxuyen

Post on 08-Jun-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROYEK KEMAKMURAN HIJAUPENGUMUMAN UNDANGAN PENGAJUAN PERNYATAAN BERMINAT BAGI KEMITRAAN

Mempromosikan Industri Kakao yang Lestari Dan Peningkatan Pendapatan Pekebun Rakyat di Indonesia (Kemitraan Kakao Lestari)

Versio 01 - 1 July 2014

2

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N

This document was produced with the support provided by the American people through the Millennium Challenge Corporation. The information, opinions and conclusions here do not represent the standing of the

Millennium Challenge Corporation or U.S. Government.

3

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N Hibah KemitraanFasilitas Kemakmuran Hijau

PENGUMUMAN

Undangan Pengajuan Pernyataan Minat bagi Kemitraan untuk Mempromosikan Industri Kakao yang Lestari dan Peningkatan Pendapatan Pekebun Rakyat di Indonesia

Pada bulan November 2011, Pemerintah Amerika Serikat, melalui Millennium Challenge Corporation (MCC), mengadakan perjanjian dengan Pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia lewat pertumbuhan ekonomi (Program Compact). Pemerintah Indonesia lantas mendirikan Millennium Challenge Account - Indonesia (MCA-Indonesia) guna mengelola dan melaksanakan Compact beserta ketiga proyeknya atas nama Pemerintah Indonesia. Compact mulai berjalan mulai tanggal 2 April 2013 hingga tanggal 2 April 2018.

Salah satu dari ketiga proyek Compact adalah Proyek Kemakmuran Hijau yang mencanangkan dua tujuan, yaitu meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbasis lahan dengan cara mengembangkan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil atau memperbaiki praktik-praktik tata guna lahan dan pengelolaan sumber daya alam.

Fasilitas Kemakmuran Hijau merupakan kegiatan pokok Proyek Kemakmuran Hijau dan merupakan suatu fasilitas pendanaan yang akan melakukan investasi pada proyek-proyek pengembangan rendah-karbon dalam dua bidang tematik: energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam, termasuk pertanian yang lestari. Salah satu prioritas utama Fasilitas Kemakmuran Hijau adalah memperoleh dukungan dana baru/tambahan dari sektor swasta atau penyandang dana lain dengan cara mengadakan perjanjian-perjanjian Hibah Kemitraan yang menyediakan hibah atas asas pendanaan bersama. Hibah Kemitraan tersebut bertujuan mempromosikan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, termasuk praktik-praktik pertanian yang lestari serta tata guna lahan yang lebih baik pada bentang alam ataupun rantai nilai yang menjadi sasaran proyek. Informasi rinci tentang tujuan Proyek Kemakmuran Hijau beserta keempat kegiatannya tersedia pada http://gp.mca-indonesia.go.id/about-gp/.

Dalam rangka Fasilitas Kemakmuran Hijau, MCA-Indonesia mengeluarkan Undangan Pernyataan Minat untuk mendapatkan mitra-mitra potensial serta mengembangkan perjanjian kemitraan untuk mendapatkan dukungan dana dari sektor swasta atau penyandang dana lain guna mendukung pembangunan sektor kakao yang lestari di Indonesia dengan perhatian khusus pada partisipasi efektif para produsen kecil. Kakao merupakan tanaman produksi yang penting di Indonesia, sehingga meningkatkan produksinya sembari memperbaiki hasil pekebun rakyat guna meningkatkan pendapatan mereka dalam rangka menanggapi tumbuhnya permintaan dan menjaga posisi Indonesia sebagai sumber jangka panjang yang lestari dalam pasar global pun telah ditetapkan sebagai prioritas oleh MCA-Indonesia dan Pemerintah Indonesia. Guna mencapai tujuan-tujuan tersebut, sangatlah penting untuk menyesuaikan berbagai intervensi proyek dengan kebutuhan dan keadaan produsen kecil, dan untuk bekerja sama, berbagi tanggung jawab, dan memberikan dukungan di sepanjang rantai nilai kakao. Inilah yang menjadi hakikat pendekatan kemitraan dalam melakukan investasi pada sektor kakao.

Undangan Pernyataan Minat ini ialah langkah pertama MCA-Indonesia mengembangkan perjanjian Kemitraan Kakao Lestari. Pihak yang tertarik dapat mengirimkan Pernyataan Minat sesuai dengan petunjuk rinci yang tertuang dalam Lampiran 1-2. Pernyataan Minat berikut Konsep Proyek (Concept Note) terkait harus memberikan paparan singkat sebuah pendekatan sekaligus menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kriteria dasar kelayakan dan syarat-syarat pendanaan bersama seperti yang telah dijabarkan pada Bab IV dan V di bawah ini. Setelah penerimaan, penyaringan, dan penilaian Pernyataan Minat (yang terdiri dari Surat Pengantar dan Konsep Proyek), MCA-Indonesia

4

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N akan memilih Kemitraan potensial yang memenuhi syarat minimum untuk mengembangkan dan menyerahkan usul-usul Kemitraan yang lengkap. Hanya mereka yang menanggapi Pernyataan Minat ini dan yang pengajuannya memenuhi syarat minimum akan dipertimbangkan untuk diundang mengirimkan proposal lengkap Kemitraan. Pada langkah kedua, Kemitraan potensial yang diundang akan diminta menyusun dan mengajukan proposal yang lebih rinci sesuai syarat dan petunjuk lebih lanjut yang akan diberikan MCA-Indonesia bersama-sama dengan undangan untuk mengajukan sebuah usul Kemitraan yang lengkap. Informasi (dan tanggapan) yang terkumpul dari proses Pernyataan Minat ini diharapkan akan memberikan kejelasan bagi kriteria proposal final dan persyaratannya.

Semua pengajuan yang gagal memenuhi syarat-syarat minimum akan ditolak dan tidak akan dikaji lebih lanjut. MCA-Indonesia akan memberi pemberitahuan secara tertulis kepada pemohon Kemitraan potensial. Para sponsor Pernyataan Minat yang ditolak dipersilakan berpartisipasi dalam Undangan Pernyataan Minat lainnya di masa mendatang berdasarkan proposal baru.

Undangan Pernyataan Minat bukan merupakan komitmen pendanaan dari pihak MCA-Indonesia, dan penerimaan sebuah Pernyataan Minat tidak mewajibkan MCA-Indonesia untuk menyediakan dana. Kemitraan potensial yang mengajukan Pernyataan Minat menanggung segala biaya dan pengeluaran terkait penyusunan dan pengajuan Pernyataan Minat.

Dalam rangka mendukung Kemitraan Kakao Lestari, MCA-Indonesia mencanangkan hibah yang berkisar antara US$ 1 juta sampai dengan US$ 10 juta per proyek Kemitraan. Kemitraan potensial harus memperoleh dukungan sumber daya dari sektor swasta dengan rasio sedikitnya 1:1 (artinya, Kemitraan potensial atau sumber daya dari mitra potensial paling tidak harus menyamai jumlah hibah yang akan disediakan oleh MCA-Indonesia). Dengan semua faktor dipersamakan, Kemitraan potensial yang sepakat untuk menyediakan porsi pendanaan bersama yang lebih tinggi akan diutamakan dibandingkan Kemitraan yang menawarkan porsi pendanaan bersama yang lebih rendah. Pendanaan bersama dari Kemitraan potensial diharapkan diberikan dalam bentuk tunai atau pembayaran langsung berdokumentasi untuk membiayai pengeluaran yang tercantum dalam setiap Perjanjian Kemitraan yang kelak akan dibuat. Kontribusi dalam bentuk “natura” atau nontunai juga dapat diterima, tetapi tidak akan mengurangi jumlah pendanaan bersama 1:1 yang perlu dipenuhi sebagai syarat minimum.

Undangan Pernyataan Minat ini khusus berhubungan dengan sektor kakao; namun pihak-pihak yang tertarik perlu memperhatikan bahwa dalam waktu dekat MCA-Indonesia akan mengadakan Undangan Pernyataan Minat dan/atau proposal untuk kemitraan yang memperoleh sumber daya tambahan baru dari sektor swasta dan pihak-pihak berkepentingan lain yang memenuhi syarat pada rantai nilai pertanian lainnya, dan juga pada proyek-proyek tata guna lahan dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik di 24 kabupaten sasaran Proyek Kemakmuran Hijau.

1. Latar BelakangSalah satu bidang yang menjadi fokus Hibah Kemitraan ialah penyelenggaraan investasi pada proyek-proyek pengembangan rantai nilai pertanian yang memperoleh dukungan sumber daya dari sektor swasta dan promosi tata guna lahan dan pengelolaan sumber daya alam yang lestari di wilayah fokus geografis Proyek Kemakmuran Hijau serta rantai nilai sasaran pada tanaman produksi utama Indonesia, seperti kakao, kopi, kelapa sawit, karet, rempah-rempah dan mete. Kemitraan potensial dalam kategori Pengembangan Rantai Nilai Berkelanjutan (Sustainable Value Chain Development - SVCD) diharapkan dapat mengatasi kebutuhan para pekebun rakyat untuk terus meningkatkan produktivitas tanaman tunai mereka, supaya dapat menutup kesenjangan antara hasil pekebun rakyat dan norma industri. Komponen-komponen penting pada sebagian besar proposal proyek adalah kombinasi bahan tanam dan praktik pemeliharaan tanaman yang lebih baik, tingkat input bahan kimia yang mencukupi, pendampingan teknis dan pelatihan, hubungan dengan pasar yang adil dan efisien, dan investasi pada usaha suplai dan pascapanen guna mengatasi kebutuhan kapasitas atau efisiensi yang ada. Kemitraan SVCD tidak perlu bekerja dalam/menggarap semua rantai nilai; mereka hanya perlu fokus pada mata rantai lemah yang akan berdampak paling besar dalam peningkatan pendapatan dan perbaikan masalah-masalah kelestarian.

Selain modal sektor swasta yang berarti, untuk mencapai tujuan-tujuan Proyek Kemakmuran Hijau secara menyeluruh, Kemitraan SVCD hendaknya mencakup kegiatan yang berdampak besar terhadap pendapatan pekebun rakyat, pelepasan gas rumah kaca (contohnya pengurangan pembukaan hutan, pengurangan pembakaran dan pembukaan lahan, peningkatan pemulsaan,

5

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N dan pengomposan) dan sekuestrasi karbon (misal tanaman penutup tanah, tumbuhan peneduh, dan peningkatan pemanfaatan hutan kritis).  Kemitraan SVCD juga harus merangkul para petani, organisasi, atau badan usaha yang telah bersertifikat atau tengah berupaya mendapatkan sertifikat sebagai alat yang transparan untuk mengukur dan memastikan kelestarian dan penerimaan masyarakat terhadap produksi dan sumber daya alam lainnya.

II. Konteks Sektor KakaoDiperkirakan terdapat 1 juta pekebun rakyat yang menanam kakao di atas lahan seluas sekitar 1,8 juta hektare, sehingga kakao merupakan tanaman produksi yang penting di Indonesia serta menjadi salah satu penggerak ekonomi utama di beberapa provinsi sasaran Proyek Kemakmuran Hijau berikut kabupaten-kabupaten terkaitnya, terutama di Sulawesi. Indonesia merupakan penghasil biji kakao terbesar ke tiga dalam pasar dunia, sementara dalam beberapa tahun terakhir tingkat permintaan melewati tingkat suplai.

Meskipun angka-angka dalam ramalan suplai/permintaan masih mengundang polemik, banyak pemimpin industri khawatir bahwa kekurangan tersebut bisa mencapai 1 juta ton apabila keadaan tidak berubah. Di Indonesia, hasil tanam terhitung rendah dan produksi malah mengalami penurunan yang terutama diakibatkan oleh penuaan tanaman dan serangan hama penyakit. Selain itu, menurunnya minat petani muda untuk bekerja secara jangka panjang di sektor kakao mengancam kelestarian produksi kakao. Seiring dengan menurunnya pendapatan petani, mereka tidak memiliki insentif atau sumber daya untuk melakukan investasi guna mempertahankan apalagi meningkatkan panen. Mereka acap kali beralih ke tanaman yang lebih menguntungkan, meskipun menimbulkan dampak negatif jangka panjang terhadap lingkungan hidup.

Pada 2009, setelah menyadari peranan vital kakao dan kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia, Pemerintah Indonesia memprakarsai Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Kualitas Kakao (Gernas Kakao) untuk meningkatkan 460.000 hektare tanaman kakao melalui peremajaan, rehabilitasi, dan intensifikasi yang ditopang oleh kegiatan-kegiatan seperti peningkatan kualitas dan penempatan petugas lapangan untuk membantu petani. Pemerintah daerah telah melaksanakan program serupa, misalnya di Sulawesi Barat yang juga menjadi provinsi sasaran Proyek Kemakmuran Hijau. Di Sulawesi Barat, gubernurnya mencanangkan Gerakan Peremajaan Kakao sebagai upaya untuk memulihkan kejayaan kakao Sulawesi Barat. Selain itu, pemangku kepentingan utama lainnya di sektor kakao Indonesia juga telah mengembangkan sejumlah kemitraan publik-swasta, seperti Cocoa Sustainability Partnership (CSP) dan Kelompok Kerja Kakao di bawah Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro).

Bertolak dari konteks tersebut dan berdasarkan pemahaman bahwa peningkatan permintaan dunia atas kakao merupakan kesempatan yang harus dikejar, MCA-Indonesia, bersama dengan Pemerintah Indonesia memprioritaskan rantai nilai kakao dan menjadikan peningkatkan hasil dan pendapatan pekebun rakyat sebagai perhatian Fasilitas Kemakmuran Hijau sekaligus salah satu Undangan Pernyataan Minat yang dibuka pada kesempatan awal (yang kebetulan juga menjadi pokok bahasan permohonan ini) dalam kategori kemitraan SVCD. Menciptakan sektor kakao yang lestari agar pekebun rakyat maupun pengolah merasakan manfaat yang sama rata membutuhkan tanggung jawab dan sumber daya bersama dari sektor swasta dan sektor publik.

Pada Februari 2014, sebuah kajian pra-kelayakan atas sektor kakao secara umum serta atas dua jenis pendampingan teknis dan pelatihan (sekolah lapangan petani dan pusat pengembangan kakao) yang tengah diterapkan dalam proyek-proyek pengembangan rantai nilai kakao di Indonesia dan Afrika telah rampung dan hasilnya kini bisa diakses pada portal Kemakmuran Hijau di http://gp.mca-indonesia.go.id/wp-content/uploads/2014/04/FINAL-NREL-Cacao-Intensification-Report.pdf. Industri pada umumnya sepakat bahwa praktik pertanian yang baik dan perbaikan bahan tanam serta pupuk, yang diiringi pelatihan dan pendampingan teknis yang efektif, berpotensi untuk melipatgandakan, bahkan membuat hasil kakao berlipat tiga. Akan tetapi, tantangannya adalah memastikan bahwa pada praktiknya tersedia insentif untuk mengajak petani melakukan investasi tani dan bahwa bahan-bahan tersedia untuk mencapai dan mempertahankan tingkat keluaran yang lebih tinggi. Insentif tersebut tergantung pada harga, keadaan, dan risiko yang melekat pada pemasaran kakao mereka, dan faktor-faktor tersebut pada akhirnya dipengaruhi oleh rantai nilai pascaproduksi (dan pascapanen).

6

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N Konsep Proyek atau Concept Note yang diajukan sebagai bagian dari Pernyataan Minat ini hendaknya menunjukkan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai tantangan yang dihadapi oleh sektor ini secara menyeluruh, termasuk dampak mereka terhadap insentif produsen. Konsep Proyek sebaiknya dapat secara bernas menyajikan bagaimana usulan proyek akan mengatasi tantangan-tantangan tersebut di titik mana pun di sepanjang rantai nilai. Praktik-praktik terbaik, catatan pengalaman, dan penerapan pendekatan inovatif yang dapat direplikasi akan menjadi elemen-elemen yang penting pada pengajuan usul Kemitraan.

III. Fokus Geografis Proyek Kemakmuran HijauProyek Kemakmuran Hijau telah menetapkan dan menyeleksi 10 provinsi dan 24 kabupaten yang berpotensi memenuhi syarat untuk menerima pendanaan dari Fasilitas Kemakmuran Hijau. Di antara ke-24 kabupaten yang diseleksi, 13 telah menandatangani nota kesepahaman dengan MCA-Indonesia dan provinsi-provinsi terkait.

Proses penandatanganan nota kesepahaman dengan 11 kabupaten kandidat yang tersisa tengah berjalan, oleh karena itu mereka secara formal belum memenuhi syarat untuk berpartisipasi hingga pengkajian lebih lanjut yang nantinya, antara lain, akan berujung dengan perundingan dan pelaksananaan suatu Nota Kesepahaman untuk masing-masing kabupaten. Akan tetapi, terkait Undangan Pernyataan Minat ini, Kemitraan-Kemitraan potensial yang melibatkan kabupaten mana saja di antara 24 kabupaten tersebut akan dianggap memenuhi syarat, namun dengan catatan bahwa perjanjian-perjanjian Hibah Kemitraan akan ditandatangani hanya apabila ada sebuah Nota Kesepahaman yang sedang berjalan dengan kabupaten terkait pada saat proposal Hibah Kemitraan diberikan.

Daftar provinsi dan kabupaten sasaran tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Selain itu, peta kabupaten-kabupaten tersebut, rincian proses penyeleksian kabupaten, dan format (template) Nota Kesepahaman yang berisi berbagai tanggung jawab dan manfaat bagi masing-masing pihak tersedia di portal Kemakmuran Hijau di http://gp.mca-indonesia.go.id/gp-facility/partnership-grant/cocoa-partnership/geographic-focus/.

Bagi MCA-Indonesia, melaksanakan kegiatan di seluruh 10 provinsi dan 24 kabupaten yang menjadi sasaran merupakan prioritas mengingat mereka telah melewati seleksi kabupaten dan proses Nota Kesepahaman (sebagaimana dirujuk di atas). Akan tetapi, apabila keberhasilan proyek serta kemampuan untuk memperoleh sejumlah besar dana padanan dari sektor swasta tergantung pada bagian atau porsi proyek yang berjalan di suatu kabupaten yang bertetangga dengan sepuluh provinsi sasaran, maka proyek demikian bisa saja menjadi pertimbangan MCA-Indonesia. Kabupaten baru tambahan yang akan dilibatkan dalam proyek harus melalui proses seleksi seperti yang telah diterapkan pada 24 kabupaten sasaran di atas.

Provinsi Kabupaten1. Jambi (1) Merangin, (2) Muaro Jambi, (3) Kerinci, (4) Tanjung Jabung Timur

2. Sulawesi Barat (5) Mamuju, (6) Mamasa

3. Nusa Tenggara Barat (7) Lombok Tengah, (8) Lombok Timur, (9) Lombok Utara

4. Nusa Tenggara Timur (10) sumba Timur, (11) sumba Barat, (12) sumba Tengah, (13) sumba Barat Daya

5. Sumatera Barat (14) solok selatan*, (15) Pesisir selatan*

6. Sulawesi Selatan (16) Luwu Utara*, (17) Luwu Timur*

7. Sulawesi Tenggara (18) Kolaka Utara*, (19) Kolaka*

8. Kalimantan Barat (20) Kapuas Hulu*, (21) sintang*

9. Kalimantan Utara (22) Malinau*

10. Kalimantan Timur (23) Mahakam Ulu*, (24) Berau*

* Nota kesepahaman dan kajian lainnya sedang diproses

7

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N IV. Syarat Pendanaan BersamaPernyataan Minat ini mensyaratkan agar usulan kemitraan mampu menunjukkan bagaimana sumber daya Kemakmuran Hijau akan digunakan untuk memperoleh sumber daya tambahan dari sektor swasta dan sumber daya keuangan dari pihak-pihak berkepentingan lain yang memenuhi syarat dengan rasio minimum 1:1 dalam bentuk tunai atau pembayaran langsung berdokumentasi. Kontribusi dalam bentuk nontunai selain dana padanan minimal 1:1 tersebut akan dipertimbangkan. Rincian sumber dana hendaknya diserahkan sebelum hibah diberikan. Jumlah minimum permintaan hibah adalah US$ 1 juta dan jumlah maksimumnya adalah US$ 10 juta untuk setiap proyek Kemitraan.

V. Syarat Kelayakan untuk Pernyataan Minat Kemitraan Kakao LestariMelalui Pernyataan Minat Kemitraan Kakao Lestari ini, MCA-Indonesia berupaya mengembangkan kemitraan baru dan inovatif dengan sektor swasta dan pemangku kepentingan lainnya di sektor kakao di Indonesia. MCA-Indonesia menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan kehadiran di lapangan serta pengalaman yang diperlukan agar suatu kemitraan berhasil tidak bersandar pada suatu organisasi atau pemohon potensial saja. Selain itu, syarat MCA-Indonesia berupa dana padanan baru dengan perbandingan minimum 1:1 dari Kemitraan potensial serta tujuan-tujuan yang ada dapat membutuhkan sumber daya dan masukan dari berbagai pihak atau pemangku kepentingan. Oleh karena itu, MCA-Indonesia mendukung dan menganjurkan pengajuan-pengajuan dari Kemitraan potensial yang mencakup/melibatkan struktur dan susunan dalam bentuk konsorsium.

MCA-Indonesia akan menyaring semua Pernyataan Minat yang diajukan berikut Konsep Proyek terkait sesuai dengan seperangkat kriteria kelayakan seperti yang terdapat di bawah ini. Sebuah Pernyataan Minat akan maju ke tahap berikut apabila memenuhi semua kriteria kelayakan organisasi dan proyek yang ditulis dalam Bab V-A dan V-B di bawah ini, dan apabila Persyaratan Minat tersebut memenuhi syarat-syarat minimum Konsep Proyek yang tertera dalam Bab V-C. Semua Pernyataan Minat yang memenuhi syarat-syarat minimum dapat diundang oleh MCA-Indonesia untuk menyusun dan mengajukan proposal lengkap. Untuk proposal lengkap akan ada kriteria penilaian tambahan yang lebih spesifik yang akan bertolak dari dan dikembangkan berdasarkan kriteria awal di bawah ini. Hanya mereka yang menanggapi Pernyataan Minat ini dan yang pengajuannya memenuhi syarat kelayakan yang akan dipertimbangkan untuk diundang mengajukan proposal lengkap Kemitraan.

A. Kelayakan Keorganisasian Para mitra proyek atau organisasi utama (dalam sebuah konsorsium) harus:

1. Sebuah badan hukum yang tercatat di Indonesia dan berwenang menyelenggarakan semua kegiatan yang bertalian dengan maksud kemitraan. Mitra bisa berupa perusahaan multinasional atau nasional, bank/lembaga keuangan internasional dan nasional, organisasi nonpemerintah dan yayasan internasional dan nasional, atau asosiasi dagang atau keprofesian. Organisasi nonpemerintah atau yayasan nirlaba internasional harus memiliki kantor yang mapan atau kantor perwakilan di Indonesia sesuai dengan Perpres No. 80 Tahun 2011.

2. Menunjukkan rekam jejak kinerja yang teruji dalam mengelola dan melaksanakan proyek-proyek pengembangan rantai nilai kakao. Diutamakan yang berpengalaman mengelola dan/atau melakukan partisipasi dalam proyek-proyek dengan syarat/susunan hibah pendamping atau pendanaan bersama lainnya.

3. Tidak tergolong Non-Eligible Project Partners sebagaimana diperinci dalam http://gp.mca-indonesia.go.id/gp-facility/partnership-grant/cocoa-partnership/non-eligibility-criteria/.

B. Kelayakan Proyek Proyek/kegiatan yang diusulkan oleh Kemitraan potensial haruslah:1. Memenuhi tujuan-tujuan dan syarat-syarat Proyek Kemakmuran Hijau sebagaimana ditetapkan

dalam Compact (lihat http://www.mcc.gov/documents/agreements/compact-indonesia.pdf).2. Memenuhi kategori SCVD dan tujuan-tujuan Kemitraan Kakao Lestari seperti yang ditetapkan

dalam Bab I dan II di atas.3. Memiliki dana pendamping minimum dengan perbandingan 1:1, yaitu sebesar 1 dolar AS (dalam

bentuk tunai atau pembayaran langsung berdokumentasi) dari organisasi Mitra Utama (dan/atau konsorsium yang mereka wakili) untuk setiap 1 dolar AS dari MCA-Indonesia. Ukuran mininum proyek adalah US$ 2 juta - dana pendamping US$ 1 juta dari MCA-Indonesia terhadap kontribusi Kemitraan sebesar US$ 1 juta.

8

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N 4. Telah menyelenggarakan implementasi untuk sebagian besar proyek (dan dana-bersama berlaku) di 24 kabupaten sasaran Proyek Kemakmuran Hijau. Keseimbangan suatu proyek bisa terjadi di sebuah kabupaten yang berdekatan, apabila kabupaten yang berdekatan tersebut diterima seperti yang tertuang di atas.

5. Dilaksanakan dalam jangka waktu Compact (per 1 April 2018).6. Mengamalkan Environment and Social Management System (ESMS) Framework dan Social and

Gender Integration Plan (SGIP) MCA-Indonesia (Lihat http://gp.mca-indonesia.go.id/about-gp/economic-rate-of-return-safe-guard/).

7. Tidak membuka hutan alam non-kritis untuk menggarap sebuah perkebunan, kebun, atau ladang. Tidak berpotensi menimbulkan ancaman bahaya lingkungan hidup, kesehatan, atau keselamatan yang signifikan sebagaimana ditetapkan dalam MCC Environmental Guidelines. Sebuah daftar lengkap proyek-proyek yang tidak memenuhi syarat disajikan dalam daftar Non-Eligible Project (http://gp.mca-indonesia.go.id/gp-facility/partnership-grant/cocoa-partnership/non-eligibility-criteria/).

C. Isi Konsep ProyekSetelah memenuhi syarat-syarat kelayakan keorganisasian dan proyek sebagaimana digariskan dalam Bab V-A dan V-B di atas, Konsep Proyek, yang diajukan dalam rangka Pernyataan Minat dan tidak boleh melebihi 20 halaman Konsep Proyek hendaknya dengan bernas mengatasi dan menjawab keenam (ke-6) kategori permasalahan di bawah ini. Konsep Proyek yang tidak memenuhi syarat isi minimum seperti yang diuraikan di bawah ini tidak akan diundang untuk mengajukan sebuah proposal penuh yang rinci (lihat Lampiran 2 untuk petunjuk tambahan).

1. Latar Belakang Pemikiran dan Tujuan• Bagaimana proposal proyek bersinergi dengan dan mendukung tujuan-tujuan promosi industri

kakao lestari dan peningkatan pendapatan pekebun rakyat di Indonesia (Kemitraan Kakao Lestari), maupun tujuan-tujuan Proyek Kemakmuran Hijau yang lebih luas.

• Bagaimana proposal proyek akan mengoptimalkan produktivitas kakao dalam kaitannya dengan usaha pekebun rakyat, dan, khususnya, bagaimana ia akan meningkatkan hasil tanpa terus-menerus membebani sumber daya keuangan dan tenaga kerja rumah tangga.

• “Business case” dan diskusi tentang alasan dana hibah dibutuhkan, termasuk diskusi soal keberlanjutan berbagai usulan inovasi serta berbagai hubungan komersial yang akan diandalkan oleh usaha pertanian untuk memperoleh pendapatan.

• Bagaimana proyek akan memberikan kontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung, atas pengurangan emisi gas rumah kaca dan/atau peningkatan sekuestrasi karbon; sebagai sebuah kontribusi kepada tujuan-tujuan Proyek Kemakmuran Hijau.

• Kerangka logika (Logical framework) atau kerangka hasil (Result framework) - termasuk uraian yang ringkas dan jelas tentang permasalahan dan bagaimana usulan intervensi akan mengatasi permasalahan tersebut, menegaskan tujuan-tujuan, keluaran-keluaran, capaian-capaian harapan, dan asumsi-asumsi, selain memberikan bukti yang mendukung asumsi-asumsi pokok, seperti asumsi di balik keputusan petani untuk mengadopsi/menerapkan teknik dan input baru. (Lihat contoh logika proyek di http://gp.mca-indonesia.go.id/gp-facility/partnership-grant/cocoa-partnership/sample-of-project-logic/).

2. Pendekatan• Uraian usul pendekatan dan alat-alat, termasuk kemungkinan penggunaan sertifikasi pihak

ketiga sebagai alat untuk mencapai produksi kakao yang lestari dan menguntungkan, dan memberikan verifikasi berkurangnya perambahan ke wilayah lindung/hutan.

• Diskusi tentang bagaimana usul pendekatan/kegiatan mempertimbangkan praktik-praktik terbaik, catatan pengalaman, dan penerapan pendekatan-pendekatan inovatif yang bisa diadopsi dan direplikasi (yaitu, rehabilitasi wilayah-wilayah yang ada yang tengah produksi, perluasan perkebunan menggunakan pola wanatani (agroforestry), atau peningkatan penggunaan lahan kritis).

• Uraian yang jelas tentang bagaimana hasil-hasil terkait proyek akan dipasarkan, yaitu apakah lewat saluran pemasaran yang ada saat ini atau yang tengah diusulkan, dan tentang cara proyek mempromosikan/membina harga-harga kepada produsen sebagai cermin perbaikan kualitas dan kelestarian.

• Peranan-peranan tertentu para mitra, bila relevan, pada fungsi-fungsi pemasokan input dan pemasaran.

9

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N 3. Penerima Manfaat• Uraian penerima manfaat yang menjadi sasaran menurut kabupaten, ukuran ladang dan

peranan kakao dalam usaha rumah tangga, dijabarkan menurut gender dan kelompok masyarakat/suku secara proporsional.

• Pemetaan perkumpulan tani, koperasi, dan pemangku kepentingan lainnya yang bergiat di wilayah tersebut.

• Berbagai usulan tindakan untuk mendukung partisipasi setara kelompok perempuan, minoritas etnik dan kelompok rentan lainnya, memberi manfaat-manfaat yang setara atas hasil investasi, dan mempromosikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga.

• Jaminan bahwa tidak ada kelompok masyarakat yang akan menanggung risiko yang timpang sebagai akibat dari investasi dan kegiatan.

4. Analisis Anggaran dan Keuangan• Perkiraan anggaran, termasuk informasi tentang apa saja yang akan dibiayai oleh hibah

Kemitraan MCA-Indonesia dan apa saja yang akan dibiayai oleh dana pendamping yang sebagai kontribusi usulan kemitraan; dijabarkan menurut periode tahunan.

• Analisis keuangan awal yang menyajikan biaya proyek sepanjang waktu, serta arus kas untuk para Mitra Proyek serta perubahan-perubahan dalam pendapatan dan biaya bagi para penerima manfaat utama (petani).

5. Rencana Pelaksanaan• Rencana pelaksanaan awal termasuk tonggak capaian utama (milestone) yang akan dikaitkan

dengan pencairan dana.

6. Monitoring dan Evaluasi• Rencana awal monitoring dan evaluasi (monev), termasuk indikator-indikator keluaran dan

capaian yang jelas berikut target-target mereka. Panduan mengembangkan Rencana Monev tersedia di sini: http://www.mcc.gov/documents/guidance/policy-050112-monitoring-and-evaluation.pdf.

• Saran pertanyaan-pertanyaan penelitian yang bisa ditelaah untuk evaluasi dampak usul proyek, misal: n efektivitas satu jenis modalitas pelatihan dibandingkan yang lainn efektivitas seperangkat input atau gabungan input dibandingkan yang lain n peranan/dampak kerja sama petani pada mata rantai terpilih dalam rantai nilai n hubungan antara produktivitas kakao dan perambahan hutan serta faktor-faktor utama

dalam persoalan mana pun yang menunjukkan bahwa hubungan penting kedua hal tersebut.

n dampak perubahan dalam produktivitas kakao terhadap campuran kegiatan dalam usaha pekebun raykat, khususnya keseimbangan kegiatan pertanian dan non-pertanian

n dampak perubahan dalam produktivitas kakao terhadap penggunaan serta jenis pekerja non-keluarga (upah) yang dikaryakan dalam usaha pekebun rakyat

n Para pemohon yang dipilih untuk mengajukan proposal lengkap mungkin akan diharapkan menyerahkan uraian berisi garis besar awal saran topik-topik penelitian, termasuk bukti pustaka tentang nilai penting permintaan yang diajukan berikut pernyataan yang jelas tentang hipotesis dan usul metodologi.

• Meskipun belum diwajibkan pada tahap Pernyataan Minat ini, MCA-Indonesia menggunakan Analisis Ekonomi (AE) dalam mengevaluasi usulan proyek pada tahap proposal lengkap. MCA-Indonesia mensyaratkan bahwa agar layak mendapatkan dana Proyek Kemakmuran Hijau, usulan proyek harus memiliki Tingkat Pengembalian Ekonomi (Economic Rate of Return – ERR) sebesar paling tidak 10%.

10

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N VI. Isi PermohonanPernyataan Minat Kemitraan Kakao Lestari harus mencakup dokumen-dokumen sebagai berikut:

A. Surat Pengantar yang isinya Pernyataan Berminat pemohon untuk bermitra dengan MCA-Indonesia dalam Kemitraan Kakao Lestari, termasuk nilai kontribusi dana pendamping dalam Dolar AS. Silakan gunakan format (template) yang disediakan dalam Lampiran 1.

B. Konsep Proyek yang menguraikan usul kemitraan dan pendekatan proyek, maksimal 20 halaman. Silakan gunakan format yang disediakan dalam Lampiran 2.

Kedua dokumen tersebut harus ditulis dalam bahasa Inggris.

VII. Informasi Jadwal dan Penyerahan

Pernyataan Minat yang lengkap (Surat Pengantar dan Konsep Proyek sesuai dengan Bab VI di atas) diserahkan dalam bentuk cetak, dan/atau salinan elektronik, dan sudah harus diterima oleh MCA-Indonesia paling lambat 15 Agustus 2014, pukul 12:00 WIB.

• Salinan cetak Pernyataan Minat yang telah rampung agar dikirim kepada:

MCA-Indonesia Gedung MR21, Lantai 11 Jalan Menteng Raya no 21 Jakarta 10340, Indonesia

Mohon cantumkan “ Pernyataan Minat Kemitraan Kakao Lestari” di sisi kiri atas amplop.

• Salinan elektronik Pernyataan Minat yang telah rampung agar dikirim lewat surat elektronik (e-mail) ke: [email protected]

Mohon cantumkan “ Pernyataan Minat Kemitraan Kakao Lestari” di baris subjek surat elektronik.

11

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N

Permohonan dan/atau tanggapan terkait Undangan Pernyataan Minat ini dapat diajukan kepada surat elektronik di atas, yaitu paling lambat pada 17 Juli 2014. MCA-Indonesia akan menanggapi semua permohonan, dan tanggapan akan dipublikasikan di portal Kemakmuran Hijau di http://gp.mca-indonesia.go.id/contact-us/paling lambat 24 Juli 2014.

Kepada:Millennium Challenge Account-IndonesiaGedung MR21, Lantai 11Jalan Menteng Raya no 21Jakarta 10340, Indonesia

u.p. Direktur Proyek Kemakmuran Hijau

[Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun]

Dengan hormat,

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, [nama organisasi, cantumkan para anggota konsorsium, bila relevan], adalah [jenis organisasi] yang beralamat di [alamat lengkap organisasi, termasuk lokasi negara].

Bersama ini kami menyatakan minat kami untuk bermitra dengan MCA-Indonesia dalam Kemitraan untuk Mempromosikan Industri Kakao yang Lestari dan Meningkatkan Pendapatan Pekebun Rakyat di Indonesia. Jumlah biaya proyek yang diusulkan dalam rangka Kemitraan ini adalah [sisipkan jumlah] dolar AS. Dari jumlah tersebut, kami akan memberi kontribusi sebesar [sisipkan jumlah] dolar AS. Sebanyak (US$ -sisipkan jumlah- dalam tunai, ditambah US$ -sisipkan jumlah- dalam bentuk natura), sementara sisa biaya sebanyak US$[sisipkan jumlah] kiranya akan didanai oleh hibah Kemitraan MCA-Indonesia.

Kami tentu saja bersedia untuk membahas segala hal terkait Pengajuan Pernyataan Berminat kami, bila diperlukan.

Hormat kami,

[Tanda Tangan Perwakilan Pemohon]

[Nama & Jabatan Perwakilan Pemohon]

Lampiran 1 | surat Pengantar - surat Pernyataan Berminat

PERNYATAAN BERMINAT UNTUK MENJALIN KEMITRAANDalam Rangka Mempromosikan Industri Kakao yang Lestari dan Peningkatan

Pendapatan Pekebun Rakyat di Indonesia (Kemitraan Kakao Lestari)

12

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N Lampiran 2 | Konsep Proyek

PENJALINAN KEMITRAAN DALAM RANGKA MEMPROMOsIKAN INDUsTRI KAKAO YANG LEsTARI

DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PEKEBUN RAKYAT DI INDONEsIA

A. ORGANISASI (atau ORGANISASI UTAMA, apabila melakukan pengajuan sebagai Konsorsium)1. Nama Organisasi

2. Alamat Organisasi

Alamat Pos

Telepon / Faks

Laman (website)

3. Pencatatan Negara(Mohon sebutkan negara tempat organisasi Anda tercatat)

4. Jenis Organisasi(perusahaan swasta, bank/ lembaga keuangan, asosiasi dagang/ keprofesian, LSM/ yayasan, atau lainnya - mohon disebut)

5. Uraian Organisasi (Informasi singkat mengenai struktur organisasi, tujuan organisasi, usaha inti, dan kegiatan reguler)

B. NARAHUBUNG (ORANG YANG BISA DIHUBUNGI)1 Nama Kepala Organisasi

Jabatan

Alamat Pos

Telepon / Faks

surat elektronik (e-mail)

2 Nama Narahubung untuk Pernyataan Minat ini

Jabatan

Alamat Pos

Telepon / Faks

surat elektronik (e-mail)

C.ANGGOTA-ANGGOTA KONSORSIUM (apabila melakukan pengajuan sebagai Konsorsium)1. Nama Organisasi

Alamat Pos

Telepon / Faks

Laman (website)

surat elektronik (e-mail)

Jenis Organisasi(perusahaan swasta, bank/ lembaga keuangan, asosiasi dagang/ keprofesian, LSM/ yayasan, atau lainnya - mohon disebut)

Uraian Organisasi (Informasi singkat mengenai usaha inti, kegia-tan-kegiatan atau proyek-proyek yang per-nah/ sedang digarap)

Nama Narahubung untuk Pernyataan Minat ini(Nama, sebutan/jabatan, telepon, pos-el)

13

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N

2 Nama Organisasi

Alamat Pos

Telepon / Faks

Laman (website)

surat elektronik (e-mail)

Jenis Organisasi(perusahaan swasta, bank/ lembaga keuangan, asosiasi dagang/ keprofesian, LSM/ yayasan, atau lainnya - mohon disebut)

Uraian Organisasi (Informasi singkat mengenai usaha inti, kegia-tan-kegiatan atau proyek-proyek yang per-nah/ sedang digarap)

Nama Narahubung untuk Pernyataan Minat ini(Nama, sebutan/jabatan, telepon, pos-el)

1.2 Kelayakan KeorganisasianMohon uraikan atau beri kelengkapan informasi/ dokumen ihwal kepatuhan Pemohon terhadap syarat Kelayakan Keorganisasian berikut ini:

1. Pemohon mesti sebuah badan hukum yang tercatat di Indonesia dan berwenang menyelenggarakan semua kegiatan yang bertalian dengan maksud kemitraan. Organisasi nonpemerintah atau yayasan nirlaba internasional harus memiliki kantor yang mapan atau kantor perwakilan di Indonesia sesuai dengan Perres No. 80 Tahun 2011.

2. Pemohon mesti mempertunjukkan tapak kinerja yang teruji dalam mengelola dan melaksanakan proyek-proyek pengembangan rantai nilai kakao. Pengalaman dalam mengelola dan/atau melakukan partisipasi dalam proyek-proyek dengan syarat/ susunan hibah pendamping atau pendanaan bersama lainnya diutamakan.

3. Pemohon tidak tercakup dalam Mitra Proyek Non-Layak sebagaimana diperinci dalam http://gp.mca-indonesia.go.id/gp-facility/partnership-grant/cocoa-partnership/non-eligibility-criteria/

1. Judul Proyek

2. Lokasi

3. Jangka Waktu/Kerangka Waktu

4. Taksiran Jumlah Biaya Proyek (Termasuk pajak)

Us$ ______________________(Jumlah Biaya)

2. USULAN PROYEK2.1 Penjelasan Umum

14

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N

5. struktur Pendanaan (Mohon uraikan struktur dana-bersama atau penyebaran biaya proyek, dan se-butkan jumlah yang akan disediakan oleh organisasi/ konsorsium Anda, jumlah yang diminta dari MCA-Indonesia, serta pendan-aan lainnya bila relevan; termasuk pajak)

Us$ ______________________(Organisasi/ konsorsium Anda)

Us$ ______________________(diminta dari MCA-Indonesia)

Us$ _____________________ (Organisasi Lainnya –bila relevan. Mohon sebutkan juga nama-nama mereka)

2.2 UraianMohon uraikan usul proyek dalam kaitannya dengan elemen-elemen penting di bawah ini. Panjang bagian ini agar tidak melebihi lima belas (15) halaman.

1.Latar Belakang Pemikiran dan Tujuan• Bagaimana proposal proyek bersinergi dengan dan mendukung tujuan-tujuan promosi

industri kakao lestari dan peningkatan pendapatan pekebun rakyat di Indonesia (Kemitraan Kakao Lestari), maupun tujuan-tujuan Proyek Kemakmuran Hijau yang lebih luas.

• Bagaimana proposal proyek akan mengoptimalkan produktivitas kakao dalam kaitannya dengan usaha pekebun rakyat, dan, khususnya, bagaimana ia akan meningkatkan hasil tanpa terus-menerus membebani sumber daya keuangan dan tenaga kerja rumah tangga.

• “Kasus usaha” dan diskusi tentang alasan dana hibah dibutuhkan, termasuk diskusi soal keberlanjutan berbagai usulan inovasi serta berbagai hubungan komersial yang akan diandalkan oleh usaha pertanian untuk memperoleh pendapatan.

• Bagaimana proyek akan memberikan kontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung, atas pengurangan emisi gas rumah kaca dan/atau peningkatan sekuestrasi karbon; sebagai sebuah kontribusi kepada tujuan-tujuan Proyek Kemakmuran Hijau.

• Kerangka logika (Logical framework) atau kerangka hasil (Result framework) - termasuk uraian yang ringkas dan jelas tentang permasalahan dan bagaimana usulan intervensi akan mengatasi permasalahan tersebut, menegaskan tujuan-tujuan, keluaran-keluaran, capaian-capaian harapan, dan asumsi-asumsi, selain memberikan bukti yang mendukung asumsi-asumsi pokok, seperti asumsi di balik keputusan petani untuk mengadopsi/menerapkan teknik dan input baru.

2. Pendekatan• Uraian usul pendekatan dan alat-alat, termasuk kemungkinan penggunaan sertifikasi pihak

ketiga sebagai alat untuk mencapai produksi kakao yang lestari dan menguntungkan, dan memberikan verifikasi berkurangnya perambahan ke wilayah lindung/hutan.

• Diskusi tentang bagaimana usul pendekatan/kegiatan mempertimbangkan praktik-praktik terbaik, catatan pengalaman, dan penerapan pendekatan-pendekatan inovatif yang bisa diadopsi dan direplikasi (yaitu, rehabilitasi wilayah-wilayah yang ada yang tengah produksi, perluasan perkebunan menggunakan pola wanatani, atau peningkatan penggunaan lahan kritis).

• Uraian yang jelas tentang bagaimana hasil-hasil terkait proyek akan dipasarkan, yaitu apakah lewat saluran pemasaran yang ada saat ini atau yang tengah diusulkan, dan tentang cara proyek mempromosikan/membina harga-harga kepada produsen sebagai cermin perbaikan kualitas dan kelestarian.

• Peranan-peranan tertentu para mitra, bila relevan, pada fungsi-fungsi pemasokan input dan pemasaran.

15

FAs

ILIT

As

KE

MA

KM

UR

AN

HIJ

AU

| P

EN

GA

JUA

N P

ER

NYA

TAA

N B

ER

MIN

AT

BA

GI K

EM

ITR

AA

N

3. Penerima Manfaat• Uraian penerima manfaat yang menjadi sasaran menurut kabupaten, ukuran ladang dan

peranan kakao dalam usaha rumah tangga, dijabarkan menurut gender dan kelompok masyarakat/suku secara proporsional.

• Pemetaan perkumpulan tani, koperasi, dan pemangku kepentingan lainnya yang bergiat di wilayah tersebut.

• Berbagai usulan tindakan untuk mendukung partisipasi setara kelompok perempuan, minoritas etnik dan kelompok rentan lainnya, memberi manfaat-manfaat yang setara atas hasil investasi, dan mempromosikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga.

• Jaminan bahwa tidak ada kelompok masyarakat yang akan menanggung risiko yang timpang sebagai akibat dari investasi dan kegiatan.

4. Analisis Anggaran dan Keuangan• Perkiraan anggaran, termasuk informasi tentang apa saja yang akan dibiayai oleh hibah

Kemitraan MCA-Indonesia dan apa saja yang akan dibiayai oleh dana pendamping yang sebagai kontribusi usulan kemitraan; dijabarkan menurut periode tahunan.

• Analisis keuangan awal yang menyajikan biaya proyek sepanjang waktu, serta arus kas untuk para Mitra Proyek serta perubahan-perubahan dalam pendapatan dan biaya bagi para penerima manfaat utama (petani).

5. Rencana Pelaksanaan• Rencana pelaksanaan awal termasuk tonggak capaian utama yang akan dikaitkan dengan

pencairan pembayaran.

6. Monitoring dan Evaluasi (Monev)• Rencana awal monitoring dan evaluasi (monev), termasuk indikator-indikator keluaran dan

capaian yang jelas berikut target-target mereka. • Saran pertanyaan-pertanyaan penelitian yang bisa ditelaah untuk evaluasi dampak usul

proyek

3. INFORMASI LAINNYA Mohon cantumkan di sini informasi terkait lainnya yang bisa membantu MCA-Indonesia memeriksa lebih baik Pernyataan Minat dan Konsep Proyek Anda (maksimal 2 halaman).

This document was produced with the support provided by the American people through the Millennium Challenge Corporation. The information, opinions and conclusions here do not represent the standing of the Millennium Challenge

Corporation or U.S. Government.

Millennium Challenge Account - Indonesia

MR 21 Building, 11th Floor, Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta 10340Tel. +6221 39831971 | Fax: +6221 39831970

[email protected] | www.mca-indonesia.go.id