prosedur k3 khusus hivaids

Download Prosedur K3 Khusus HIVAIDS

If you can't read please download the document

Upload: goblinkscribd

Post on 27-Nov-2015

127 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Prosedur K3 Khusus untuk Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja

PREVENTION AND ALLEVIATION OF HIV/AIDS IMPACT IN INDONESIA R-4 KERJASAMA DEPNAKERTRANS DENGAN GF-ATM

PROSEDUR K3 KHUSUS
UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
DI TEMPAT KERJA

Metode Praktis

APAKAH PERLU PROGRAM K3 KHUSUS UNTUK PENANGGULANGAN HIV/AIDS DITEMPAT KERJA?

M E N G A P A?

LATAR BELAKANG

Kasus HIV/AIDS terbanyak:

Di dunia: umur 25 44 tahun

Di Indonesia: 87.9% berumur 20-49 tahun

Kejadian HIV/AIDS terus meningkat didunia - termasuk di Indonesia

Tempat kerja dapat menjadi tempat penularan

KASUS HIV/AIDS TERDAFTAR DI INDONESIA

(1987 2004)

Source: CDC Ministry of Health

SIFAT HIV/AIDS:

Penyakit Menular

Periode tanpa gejala sangat panjang (+ 10 tahun)

Belum ada vaksin

Menyebabkan Kematian

SIAPA SAJA BERISIKO TERINFEKSI HIV/AIDS?

SEMUA BERRISIKO:

Ada Kaitan dengan pekerjaan

Tidak ada kaitan dengan pekerjaan

PEKERJAAN BERRISIKO

MAMPENGARUHIGAYA HIDUP

PAJANAN DI TEMPAT KERJA

KESEHATAN

NON-KESEHATAN

CARA PENULARAN

PRINSIP:

Kontak dengan DARAH atau CAIRAN TUBUH TERTENTU dari penderita HIV/AIDS

Cairan Tubuh dan Risiko

Darah

Serum

Semen

Cairan Vagina

Cairan tubuh lain tidak berrisiko, kecuali bila sudah terkontaminasi dengan darah


Bagaimana AIDS ditularkan?

Hubungan seks (vaginal,anal, oral), dengan pasangan HIV/AIDS +.

Transfusi darah HIV+.

Melalui jarum suntik, alat tusuk lain (akupuntur, tindik, tato), pisau cukur, sikat gigi yang telah terkena darah pengidap HIV/AIDS.

Ibu terinfeksi HIV pada bayi yang dikandungnya, selama masa kehamilan, persalinan, melalui pemberian ASI.

DARAH

JARUM SUNTIK


HIV/AIDS tidak dapat ditularkan melalui :

Jabat tangan, mengobrol, memeluk, mencium pipi.

Batuk, bersin, air mata, keringat.

Makanan dan minuman, pemakaian WC bersama.

Gigitan serangga, nyamuk, dan binatang peliharaan.

BUTUH KEWASPADAAN TAPI BUKAN KEPANIKAN !

Sebagai pekerja:

Harus waspada terhadap semua potensi bahaya ditempat kerja

Seharusnya CARA KERJA AMAN sudah membudaya

Kewaspadaan diperlukan juga diluar tempat kerja

PENCEGAHAN UMUM TERHADAP INFEKSI HIV/AIDS

A B C - D

A - Anda menjauhi hubungan seks (Abstinentia).B - Bersikaplah saling setia

(Be Faithful).

C - Cegah dengan menggunakan kondom (Condom).D - Dihindari pemakaian narkoba suntik (Drugs).

Apa lagi yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV?

Menolak mendapat suntikan/tindakan medis lain dari alat suntik/medis yang diragukan ke sterilannya

Tidak menggunakan pisau cukur/ gunting kuku/sikat gigi/handuk bersama

Menghindari prosedur tatoo dsb.

Menghindari kontak langsung dengan darah/cairan tubuh orang lain

PROSEDUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KHUSUS HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

BUKAN FASILITAS KESEHATAN

MENOLONG KORBAN KECELAKAAN (DI TEMPAT KERJA)

Hindari kontak dengan darah korban (pakai sarung tangan/plastik)

Bila terjadi kontak langsung, jangan menyentuh mata atau mulut dengan tangan yang terkena darah.

Penolong harus segera mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah memberikan pertolongan.

Hindari kontak dengan darah,

Bercak darah dibersihkan dengan larutan khlorine 0,5% (1 bagian pemutih: 9 bagian air) dengan bahan yang mudah menyerap (kain, handuk, tissue)

Buang bahan yang terkontaminasi darah ke dalam kantong plastik atau tempat tahan tembus dan dibakar/dikubur.

Baju atau bahan-bahan yang terkena bercak darah harus dicuci dengan air panas dan detergent selama 30 menit.

MEMBERSIHKAN LOKASI KECELAKAAN

Penderita tidak sadar dan tidak bernafas harus segera mendapat pertolongan resusitasi mulut ke mulut.

Penolong tidak perlu takut melakukan ini, karena tidak terbukti terjadi penularan melalui ludah. tetapi sebaiknya penolong membersihkan mulut penderita dahulu bila ada darah.

Resusitasi dengan alat hanya dibenarkan bagi penolong yang sudah dilatih khusus

RESUSITASI (PERNAFASAN BUATAN)

DUKUNGAN SARANA PERUSAHAAN

Penambahan perlengkapan P3K:

Sarung tangan

Larutan Pemutih

Tempat cuci tangan dengan air mengalir

FASILITAS KESEHATAN & PERUSAHAAN YANG ADA PELAYANAN KESEHATAN

PROSEDUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KHUSUS HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

Fasilitas pelayanan kesehatan

Pekerja fasilitas pelayanan kesehatan paling berrisiko terinfeksi HIV/AIDS

Bila tidak bekerja sesuai standar PENCEGAHAN BAKU/STANDARD PRECAUTION dapat merupakan sumber penularan baik bagi pekerja maupun pasien

WHO: Dari 35 juta pekerja kesehatan

3 juta terpajan patogen darah:

2 juta terpajan virus HBV

0,9 juta terpajan virus HBC

170,000 terpajan virus HIV/AIDS

Dapat terjadi: 15,000 HBC, 70,000 HBB & 1000 kasus HIV

Lebih dari 90% terjadi di negara berkembang

KEWASPADAAN BAKU

Mencuci tangan sebelum/sesudah kontak dengan pasien

Tidak menutup jarum suntik dengan 2 tangan

Pembuangan benda tajam dalam tempat khusus

Sarung tangan bila akan kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit luka & mukosa

Memakai APD bila kemungkinan terciprat

Langsung membersihkan darah dll

Sistem pembuangan sampah/limbah yang aman

Pengumpulan, insinerasi, enkapsulasi dan penguburan yang aman memerlukan biaya

Perlu ada sistem l pengelolaan limbah

Masalah Pengelolaan Sampah di Negara-negara Berkembang

Sumber: Mujeeb et al 2003

ADD PHOTO OF WASTE

In countries with limited resources, the practice of collecting, selling and reusing syringes and hypodermic needles is a long-standing, logical response to scarcity and economics. Unfortunately, the individuals who scavenge landfills and public dumps for them, as well as the patients who buy the cheaper reprocessed product, are at increased risk of infection with bloodborne pathogens. To date, attempts to discourage this practice have been universally unsuccessful.Most developing country governments are overburdened and under funded. As such, solutions to this problem that require functioning national systems for the management of medical waste and/or increased spending are unlikely to be implemented in the near future (Mujeeb et al 2003).1 Thus, alternatives that recognize the economic value of used syringes are more likely to be successful in addressing this serious problem. Potential options include discarding the needles after decontamination and then either recycling the plastic syringe or reprocessing it according to recommended infection prevention practices.
1 While switching to autodisable syringes prevents reuse of the syringe, in many countries doing this will be expensive and logistically will take years to accomplish.

Kesimpulan:

Pencegahan Penularan adalah tanggung jawab setiap orang

We know we can reduce the risk of acquiring an infection while working in healthcare by using barriers and using PPE to make our job a less risky business.

PROSEDUR K3 KHUSUS HIV/AIDS - PASCAPAJANAN

Pertolongan pertama pascapajanan terhadap darah orang lain?

Darah dikeluarkan dari tempat yang tertusuk atau terkena benda tersebut.

Cuci dengan air dan sabun (untuk mata dan mulut hanya dengan air).

Oleskan cairan antiseptik misalnya betadine pada area luka (kecuali pada mata dan mulut ).

Konsultasi dengan tenaga medis untuk menilai risiko.

Penilaian Risiko bagi penolong kecelakaan

Nilai risiko penularan:

Sumber pajanan

Cara terpajan

Jenis luka yang terjadi

Risiko penularan setelah terluka dengan sumber terkontaminasi:

Hepatitis B: 27 - 37: 100

Hepatitis C : 3 10 : 100

HIV/AIDS : 4 : 1000

Penularan akibat terciprat sudah dapat terjadi pada 0.00000001 ml drh

TES HIV PASCA PAJANAN

Tergantung hasil penilaian risiko

Bila dinilai berisiko:

Lakukan pemeriksaan HIV, bila bersedia untuk mengetahui status awal (Konseling/ VCT)

Bila hasil awal negatig - Lakukan pemeriksaan ulang setelah 3 bulan/6 bulan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan (serokonversi)

Penatalaksanaan Pascapaparan

Pertimbangan Pemberian obat Pascapaparan (Post-exposure prophylaxis (PEP) :

Menilai risikoSumber cairan atau bendaCara terpajan (tertusuk, terciprat)Status HIV /HBV/HCV dari sumber pajanan

Tes HIV pada petugas kesehatan untuk data basisImunisasi HBV atau kadar imunoglobulin

Program Prosedur K3 Khusus

Sistem pelaporan yang jelas mengenain data kecelakaan yang disebabkan karena terpajan oleh darah atau cairan tubuh.

Prosedur pertolongan pertama yang mencakup pencegahan penularan HIV

Sistem rujukan yang jelas bagi pekerja terpajan darah.

Terima kasih

16/12/13

16/12/13