proposal penelitian: dampak pelemahan pasar saham china pada pasar saham indonesia - oleh arsyil...

Upload: arsyil-hendra-saputra-statistikawan

Post on 26-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    1/25

    PROPOSAL PENELITIAN

    DAMPAK PELEMAHAN PASAR SAHAM CHINA PADA

    PASAR SAHAM INDONESIA

    ARSYIL HENDRA SAPUTRA

    1406658023

    Program Pascasarjana Ilmu Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Indonesia

    Depok

    2015

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    2/25

    1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian

    Globalisasi yang tengah menjadi fenomena kehidupan masyarakat dunia, telah

    membawa dampak dan perubahan yang besar terhadap pola hubungan ekonomi antar

    negara. Perubahan kondisi ekonomi negara yang satu akan berpengaruh terhadap

    ekonomi negara lain. Berbagai peristiwa penting telah mewarnai dan membentuk arah

    ekonomi global, antara lain keruntuhan di pasar modal internasional pada bulan 1987,

    krisis finansial pada tahun 1998, dan krisis ekonomi global di tahun 2008. Semua itu

    secara terpisah maupun simultan menunjukkan bahwa perekonomian dunia semakin

    terhubung.

    Pasar modal Indonesia dalam memasuki globalisasi keuangan dunia, tentunya

    tidak dapat dipisahkan dari perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar modal global.

    Hal ini disebabkan setiap perubahan kondisi di pasar modal global akan direspon oleh

    pasar modal negara lain, termasuk Indonesia. Pasar modal di negara Indonesia

    merupakan pasar yang sedang berkembang dengan pesat. Pertumbuhan dari harga

    saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tercermin dalam pergerakan

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menunjukkan pertumbuhan yang jauh

    lebih baik dibandingkan regionalnya bahkan jika dibandingkan dengan beberapa Negara

    besar di dunia. Melihat pertumbuhan Pasar Modal Indonesia yang cukup pesat tersebut,

    ternyata pasar modal di Indonesia masih tergolong rentan terhadap kondisi makro

    ekonomi dunia secara umum.

    Gambar 1.1. Tren Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun ke Tahun

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    3/25

    2

    Mengingat Pasar Modal Indonesia masih dianggap sedang berkembang dengan

    baik, sehingga tidak dipungkiri bahwa investor asing ternyata tertarik untuk

    menginvestasikan dananya di Pasar Modal Indonesia. Sekalipun peranan dan jumlah

    investor domestik semakin meningkat akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat

    kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi follower pada investor asing

    atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku investor asing sebagai acuan

    (Cahyono, 2000). Berdasarkan data tahun 2013 dan 2014 yang ditunjukan pada Gambar

    2.3 dibawah ini, dijelaskan bahwa investor asing dominan dalam total nilai transaksi

    saham di Pasar Modal Indonesia. Tercatat pada 2014, transaksi saham yang terkait

    dengan investor asing di Pasar Modal Indonesia masih dominan yaitu sebesar 58,16%.

    Kondisi ini tentunya semakin menegaskan bahwa kondisi global memungkinkan untuk

    mempengaruhi pasar modal di Indonesia.

    Gambar 1.2. Komposisi Nilai Transaksi Saham di BEI Berdasarkan Jenis Investor

    Tahun 2013-2014

    Secara teoritis, pasar modal antar negara memiliki hubungan satu sama lain. Hal

    ini mungkin untuk diteliti karena sejak terbukanya pasar global atau sejak diizinkannya

    investasi asing untuk dilakukan di Indonesia, dimungkinkan ada penanaman modal

    asing sehingga timbul pengaruh baik perekonomian maupun antar bursa saham di tiap

    negara.

    Berdasarkan data yang diolah oleh International Monetary Fund (IMF), bahwa

    saat ini hanya terdapat beberapa negara saja yang mengontrol pertumbuhan ekonomi

    dunia. Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan komposisi Gross Domestic Product (GDP)

    negara tersebut dan dikomparasikan dengan GDP dunia. Adapun sepuluh besar dari

    perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.3. sebagai berikut.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    4/25

    3

    Sumber: IMF

    Gambar 1.3. 10 Negara Dengan GDP Terbesar di Dunia Tahun 2014

    Pada Gambar 1.3 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2014 negara China memiliki

    komposisi GDP yang dikomparasikan dengan GDP dunia yaitu 13,4%, yaitu terbesar

    kedua setelah Amerika Serikat. Hal ini menggambarkan bahwa negara China

    mempunyai kekuatan besar untuk mengontrol ekonomi dunia. Di samping itu,

    perubahan kondisi perekonomian China akan mempengaruhi pasar modal Amerika

    Serikat, dan pada akhirnya akan memberikan efek domino ke pasar modal negara lain.

    Dari data yang ada menunjukkan bahwa pasar saham China merupakan salah

    satu yang terbesar di dunia. Gambar 1.4 di bawah ini menunjukkan bahwa berdasarkan

    kapitalisasi pasar, pasar saham China (Shanghai SE, Shenzhen SE, dan Hong Kong

    Exchanges) menempati urutan kedua, di bawah pasar saham Amerika Serikat (NYSE).

    Selain dari nilai kapitalisasi pasar, berdasarkan jumlah perusahaan yang terdaftar di

    bursa saham, juga tercatat China menempati peringkat kedua setelah India, dengan total

    4538 perusahaan (per Mei 2015).

    Sumber: The Wall Street Journal, http://www.wsj.com/, data per Mei 2015.

    Gambar 1.4. Pasar Saham China Merupakan Terbesar Kedua di Dunia

    2,4%

    2,7%

    2,8%

    3,0%

    3,7%

    3,8%

    5,0%

    6,0%

    13,4%

    22,5%

    Russia

    India

    Italy

    Brazil

    France

    United Kingdom

    Germany

    Japan

    China

    United States

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    5/25

    4

    Berikutnya adalah menilai potensi pengaruh negara China terhadap

    perekonomian Indonesia. Berdasarkan Gambar 1.4 dapat dijelaskan bahwa Negara

    China merupakan negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar kedua Indonesia setelah

    Jepang.

    Sumber: BPS.

    Gambar 1.5. Perkembangan Perdagangan Luar Negeri Indonesia dengan

    Beberapa Negara Utama, 2013-2014 (Juta Dolar AS)

    Perubahan keadaan perekonomian di negara China tentu akan memberikan

    pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Indonesia. Apabila

    perekonomian negara China mengalami keadaan resesi, ini tentu akan menyebabkan

    nilai ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut ikut menurun, sebab konsumen dinegara tersebut dalam keadaan ekonomi yang sedang resesi tentu akan mengurangi

    tingkat pengeluarannya. Tentunya hal ini juga berdampak pada pertumbuhan laba

    perusahaan di Indonesia yang akhirnya berdampak juga pada pergerakan harga

    sahamnya.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    6/25

    5

    Sumber: Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor 2015 Jilid II, www.bps.go.id.

    Gambar 1.6. Nilai Defisit Terbesar Perdagangan Indonesia, 2013-2014 (Juta Dolar AS)

    Pentingnya menakar dampak pelemahan ekonomi China terhadap Indonesia

    dapat dicerminkan pada Tabel 1.2. Pada tahun 2014 defisit terbesar yang dialami oleh

    neraca perdagangan Indonesia adalah dengan negara China.

    1.2. Perumusan Masalah

    Dari data-data yang dijabarkan di atas ada dugaan bahwa ketika terjadi pelemahan pasar

    saham China kemungkinkan ada dampak terhadap kondisi pasar saham di Indonesia.

    Kausalitas dari pengaruh yang muncul dapat dijelaskan sebagaimana pada Gambar 1.7

    di bawah ini.

    Gambar 1.7 Kausalitas Dampak Pelemahan Pasar Saham China Terhadap Indonesia

    Ketika China mengalami pelemahan ekonomi maka akan membawa dampak

    kepada pasar sahamnya yang turut mengalami pelemahan pula. Kondisi tersebut

    membuat China yang merupakan salah satu negara mitra perdagangan ekspor-impor

    terbesar Indonesia akan memberikan dampak kepada kondisi ekonomi Indonesia,

    selanjutnyaakan membawa dampak terhadap kondisi pasar saham Indonesia.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    7/25

    6

    Gambar 1.7. Variabel Konstrak dari Penelitian

    Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh pelemahan pasar saham China

    terhadap kinerja pasar modal Indonesia. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis

    mencoba menganalisis dampak dari pelemahan indeks pasar saham China dapat

    mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia

    (BEI). Penulis menggunakan analisis dari pergerakan tiga bursa terbesar di China yang

    diduga dapat mempengaruhi indeks dari Bursa Efek Indonesia IHSG, yaitu

    sebagaimana pada tabel di bawah ini.

    Tabel 1.1. Nama Pasar dan Indeks Saham China Yang Diteliti

    No. Nama Pasar Saham China Nama Indeks Pasar

    1. Shanghai Stock Exchange SSE Composite Index

    2. Shenzhen Stock Exchange Shenzhen Composite Index

    3. Hong Kong Stock Exchange Hang Seng Index

    1.3. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya,

    maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

    1.

    Mengetahui pengaruh perubahan indeks SSE Composite, Shenzhen Composite,

    dan Hang Seng secara bersama-sama terhadap kondisi Pasar Modal Indonesia.

    2. Mengetahui pengaruh perubahan indeks SSE Composite terhadap kondisi Pasar

    Modal Indonesia.

    3. Mengetahui pengaruh perubahan indeks Shenzhen Composite terhadap kondisi

    Pasar Modal Indonesia.

    4. Mengetahui pengaruh perubahan indeks Hang Seng terhadap kondisi Pasar

    Modal Indonesia.

    5. Mengetahui dampak pelemahan tajam indeks SSE Composite, Shenzhen

    Composite, dan Hang Seng secara bersama-sama terhadap kondisi Pasar Modal

    Indonesia.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    8/25

    7

    6. Mengetahui dampak pelemahan tajam indeks SSE Composite terhadap kondisi

    Pasar Modal Indonesia.

    7.

    Mengetahui dampak pelemahan tajam indeks Shenzhen Composite terhadap

    kondisi Pasar Modal Indonesia.

    8.

    Mengetahui dampak pelemahan tajam indeks Hang Seng terhadap kondisi Pasar

    Modal Indonesia.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terhadap teori yang

    diuji mengenai pengaruh pelemahan indeks saham China terhadap kondisi pasar

    saham Indonesia, serta sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang serupa

    di masa yang akan datang.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat digunakan

    sebagai dasar pengambilan keputusan investasi bagi investor individual dan

    institusional dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

    1.5. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dari laporan penelitian ini selanjutnya diuraikan dalam lima bab

    yang terdiri dari:

    1.

    Bab I Pendahuluan: menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian ini,

    perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

    sistematika penulisan laporan penelitian.

    2.

    Bab II Tinjauan Pustaka: menguraikan tinjauan pustaka yang terdiri dari faktorpenentu utang dan hasil beberapa penelitian sebelumnya.

    3. Bab III Metodologi Penelitian: menguraikan metodologi penelitian yang terdiri

    dari ruang lingkup, metode pengumpulan data, metode model penelitian, definisi

    variabel-variabel penelitian dan hipotesis.

    4.

    Bab IV Analisis dan Pembahasan: menguraikan hasil analisis dan pembahasan

    dari penelitian yang terdiri dari analisis pengujian model, analisis korelasi

    variabel, dan analisis hasil regresi.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    9/25

    8

    5. Bab V Kesimpulan dan Saran

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Teori Terkait Pasar Modal

    2.1.1. Pengertian dan Fungsi Pasar Modal

    Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan

    dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun

    (Samsul, 2006). Menurut Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995, definisi

    pasar modal (capital market) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

    umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

    diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

    Efek yang dimaksud dalam definisi UndangUndang Pasar Modal Nomor 8

    tahun 1995 adalah setiap surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga

    komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak kolektif,

    kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

    Efek efek yang terdapat dalam pasar modal diperdagangkan pada dua jenis

    pasar (Hidayat, 2010) :

    a. Pasar Perdana

    Pasar Perdana adalah pasar dimana emiten atau perusahaan menjual saham atau

    surat berharga lain kepada publik untuk pertama kalinya. Membeli saham di

    pasar perdana berarti membeli saham pada saat penawaran umum perdana alias

    initial public offering (IPO).

    b.

    Pasar Sekunder

    Setelah penjualan melalui pasar perdana berakhir, saham kemudian akan

    diperjualbelikan di pasar sekunder yaitu melalui bursa efek. Investor yang sudah

    memiliki saham di pasar perdana bisa menjual atau membeli lagi sahamtersebut, sedangkan bagi yang belum memiliki bisa membelinya di pasar

    sekunder.

    Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara, karena

    pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

    keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal

    menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak

    yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (issuer).

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    10/25

    9

    Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat

    menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

    sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut

    untuk keperluan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi

    perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal

    memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh imbalan (return) bagi

    pemilik dana, sesuai dengan karakterisktik investasi yang dipilih (Sekolah Pasar Modal,

    2012).

    2.1.2. Integrasi Pasar Modal

    Integrasi ekonomi dikatakan sebagai pengurangan atau penghapusan hambatan

    perdagangan serta koordinasi kebijakan moneter dan fiskal antar negara yang bertujuan

    untuk meningkatkan perdagangan negara-negara dalam sebuah perjanjian (Setiawan,

    2012). Sedangkan Bae (1995) menjelaskan bahwa pasar modal dikatakan terintegrasi

    secara internasional apabila aset-aset dengan karakteristik risiko yang identik memiliki

    harga yang sama walaupun diperdagangkan pada pasar modal yang berbeda.

    Secara teoritis pasar modal internasional yang terintegrasikan sepenuhnya

    (artinya tidak ada hambatan apapun untuk memiliki sekuritas di setiap pasar modal, dan

    juga tidak ada hambatan dalam capital inflow outflow) akan menciptakan biaya modal

    yang lebih rendah daripada seandainya pasar modal tidak terintegrasikan (Husnan,

    2005). Hal ini disebabkan karena para pemodal bisa melakukan diversifikasi investasi

    dengan lebih luas, bukan hanya antar industri tetapi juga antar negara. Karena risiko

    yang relevan bagi pemodal hanyalah risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan

    diversifikasi, maka semakin besar bagian risiko total yang bisa dihilangkan dengan

    diversifikasi semakin menarik diversifikasi internasional bagi para pemodal. Dengandemikian kecilnya yang ditanggung pemodal, maka tingkat keuntungan yang

    diisyaratkanpun akan lebih kecil. Dengan kata lain biaya modal akan lebih kecil.

    Menurunnya biaya modal tertentu akan membuat investasi makin

    menguntungkan, apabila hal-hal lain sama. Ini akan berarti bahwa investasi akan makin

    banyak dilakukan, penyerapan tenaga kerja akan makin besar, dan seterusnya. Dengan

    demikian nampaknya pasar modal internasional yang terintegrasi sepenuhnya akan

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    11/25

    10

    memberikan manfaat yang besar dibandingkan dengan seandainya tersegmentasi

    sepenuhnya (Husnan, 2005).

    Secara teoritis penghilangan hambatan bagi pemodal asing akan membuat pasar

    modal di seluruh dunia menjadi terintegrasikan secara penuh (fully integrated capital

    market) (Husnan, 2005). Maka pertimbangan risiko dan keuntungan akan dilakukan

    dalam lingkup dunia dan tidak lagi dalam batasan negara tertentu. Manfaat yang akan

    diperoleh adalah bahwa harga saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan

    dimana pasar modal semuanya tertutup (fully segmented markets). Menurut Husnan

    (2005), pasar modal Indonesia dikatagorikan sebagai pasar modal yang masih

    tersegmentasikan. Pasar modal yang tersegmentasikan ditafsirkan bahwa pembentukan

    harga saham di pasar modal tersebut dipengaruhi oleh kondisi bursa-bursa di luar

    negeri.

    2.1.3. Diversifikasi Internasional

    Diversifikasi adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam

    berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang

    berbeda, atau dikenal dengan strategi alokasi aset (asset allocation). Alokasi aset ini

    lebih fokus pada penempatan dana di berbagai instrumen investasi, bukan memfokuskan

    terhadap pilihan saham dalam portofolio. Dari hasil studi, perbedaan kinerja lebih

    banyak dikarenakan alokasi aset bukan karena pilihan investasi. Diversifikasi bertujuan

    untuk mengurangi tingkat risiko dan tetap memberikan potensi tingkat keuntungan yang

    cukup. Menurut Rodoni (2008) faktor yang penting dalam diversifikasi adalah korelasi

    yang rendah antara keuntungan. Semakin rendah korelasi ini, maka semakin besar

    manfaat diversifikasi portofolio.

    Dampak globalisasi yang terjadi pada abad 21 terhadap ekonomi menyebabkanpengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistem ekonomi global. Melalui semangat

    globalisasi inilah para investor di berbagai negara melakukan diversifikasi internasional

    yang menyebabkan adanya portofolio internasional. Diversifikasi internasional

    memberikan manfaat lebih besar bagi inverstor dibanding hanya berinvestasi pada pasar

    lokal. Dalam jangka panjang, kontribusi return melalui diversifikasi internasional yang

    diperoleh investor akan lebih tinggi dibanding investasi yang hanya dilakukan pada

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    12/25

    11

    pasar lokal. Dengan melakukan diversifikasi internasional, investor akan memiliki

    manfaat pengurangan risiko pada tingkat keuntungan tertentu.

    2.1.4.

    Teori Efek Domino (Contagion Effect Theory)

    Rigobon (2002) mengemukakan tiga definisi contagion. Pertama, contagion

    dapat diinterprestasikan sebagai terjadi krisis di suatu negara dan krisis yang terjadi di

    negara tersebut menimbulkan serangan spekulasi pada negara lain. Sebagai contoh

    adalah serangan besar-besaran yang menyebabkan Brazil menderita pada akhir 1998

    setelah Rusia jatuh. Kedua, contagion dalam arti restriktif merupakan tranmisi dari

    suatu shock meliwati lintas batas negara atau secara umum terjadi korelasi yang

    signifikan antar negera yang terjadi di luar hubungan fundamental antara negara dan di

    luar common shocks. Contagion dalam arti restriktif biasanya disebut sebagai excess co-

    movement dan umumnya dijelaskan oleh herd behavior. Ketiga, contagion dalam arti

    sangat restriktif yaitu suatu fenomena yang terjadi ketika korelasi antar lintas negara

    meningkat selama periode krisis dibandingkan pada saat perekonomian normal.

    Menurut Trihadmini (2011), terdapat empat kriteria yang dapat digunakan untuk

    menditeksi ada tidaknya contagion effect, yaitu berdasarkan korelasi harga aset,

    conditional probability dari krisis mata uang, terjadinya tranmisi dari perubahan

    volatilitas dan adanya pergerakan aliran modal.

    Teori domino adalah fenomena perubahan berantai berdasarkan prinsip geo-

    strategis. Pola perubahan dianalogikan seperti domino China (mahyong) yang berdiri

    tegak, apabila domino paling awal dijatuhkan, ia akan menimpa domino terdekat, dan

    proses ini akan berlanjut hingga ke keping domino terakhir. Menutur para ahli, efek

    domino terjadi karena adanya teori pasar kuat mempengaruhi pasar yang lebih lemah

    (Wijayanti, 2013). Menurut Dornbusch, et al. (2000), penyebab terjadinya contagionterdiri dari beberapa penyebab seperti fundamental dan prilaku investor.

    2.2. Gambaran Pasar Modal Indonesia

    2.2.1. Bursa Efek di Indonesia

    Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995, Bursa Efek adalah pihak yang

    menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    13/25

    12

    penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek

    diantara mereka.

    Di Indonesia hanya ada satu bursa yaitu PT Bursa Efek Indonesia. PT Bursa

    Efek Indonesia adalah gabungan dari PT. Bursa Efek Jakarta dan PT. Bursa Efek

    Surabaya yang merger pada tahun 2007. PT Bursa Efek Indonesia bersifat swasta dan

    merupakan SRO (Self Regulatory Organization) yaitu merupakan lembaga atau

    organisasi yang bisa mengatur dirinya sendiri dan berwenang untuk mengeluarkan

    peraturan bagi kegiatan usahanya. Di Pasar Modal Indonesia, SRO terdiri dari: PT

    Bursa Efek Indonesia sebagai fasilitator, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)

    sebagai lembaga kliring dan penjaminan, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

    (KSEI) sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian.

    2.2.2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

    Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan transparan bagi investor tentang

    perkembangan Pasar Modal Indonesia, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham

    melalui media cetak dan elektronik. Salah satu indikator pergerakan harga saham

    tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG diperkenalkan pertama

    kali pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat

    di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai

    100. Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten

    (Buku Panduan Indeks, 2010).

    IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan

    indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek

    Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa

    perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jikajumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif

    kecil, sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham

    perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.

    Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mngetahui indeks harga

    saham gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini, caranya hampir

    sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi harus menjumlahkan

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    14/25

    13

    seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung indeks harga saham

    gabungan (IHSG) adalah sebagai berikut.

    IHSG=(Ht/Ho) x 100%

    dengan:

    Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku

    Ho= Total harga semua saham pada waktu dasar

    Dari harga indeks inilah kita bisa mengetahui apakah kondisi pasar sedang

    ramai, lesu, atau dalam keadaan stabil. Angka IHSG menunjukan di atas 100 berarti

    kondisi pasar sedang ramai, sedangkan pada saat IHSG menunjukan dibawah 100

    berarti kondisi pasar sedang lesu, IHSG menunjukan nilai 100 berarti pasar dalam

    keadaan stabil.

    2.2.3. Keterbukaan Pasar Modal Indonesia

    Keterkaitan Pasar Modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri dimulai setelah

    diperbolehkannya para investor asing untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.

    Diperkenalkannya investor asing ke pasar tentu saja berfungsi sebagai katalis yang

    mendorong investasi lokal. Investasi asing berpengaruh dalam melihat perusahaan yang

    memberikan informasi keuangan paling transparan dan valuasi terbaik. Masuknya dana-

    dana asing ke pasar-pasar baru, berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi

    pertumbuhan dan struktur pasar.

    Dalam beberapa tahun terakhir, peranan investor domestik makin meningkat,

    akan tetapi terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi follower

    pada investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku investor

    asing sebagai acuan (Cahyono, 2000). Sehingga saat investor asing melepas sahamnya,

    investor domestik pun akan ikut melepas sahamnya sehingga indeks dapat berpotensiturun.

    Investor asing menanamkan modalnya pada bursa seluruh dunia sehingga antara

    bursa-bursa di dunia mempunyai keterkaitan secara global. Kejadian dan dinamika

    harga saham antara satu bursa dengan bursa yang lain saling mempengaruhi terutama

    dengan bursa dari negara-negara berdekatan,

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    15/25

    14

    2.3. Gambaran pasar Modal China

    2.3.1. Bursa Efek di China

    Di China, 3 bursa efek terbesarnya yaitu Shanghai Stock Exchange, Shenzhen Stock

    Exchange, dan Hongkong Stock Exchannge.

    1. Shanghai Stock Exchange(SSE)

    Bursa Efek Shanghai (Shanghai Stock Exchange; SSE) adalah bursa efek

    terbesar di China. Ia terletak di kota Shanghai, China. Bursa ini didirikan pada

    26 November 1990 dan mulai beroperasi pada 19 Desember tahun itu juga.

    Bursa saham ini merupakan organisasi nirlaba yang dikelola oleh China

    Securities Regulatory Commission (CSRC).

    Indeks pasar saham utama SSE adalah SSE Composite (dikenal sebagai

    "Shanghai Composite"), yang merupakan indikator paling sering digunakan

    untuk mencerminkan kinerja pasar SSE. Pada Mei 2012, sejumlah 932

    perusahaan mencatatkan sahamnya di SSE. Pada Desember 2011, harga saham-

    saham di SSE mencapai AS$2,3 triliun dalam kapitalisasi pasar global.

    2. Shenzhen Stock Exchange

    Bursa Efek Shenzhen (Shenzhen Stock Exchange) adalah salah satu dari tiga

    bursa efek di China selain Bursa Efek Shanghai dan Bursa Efek Hong Kong.

    Bursa Efek Shenzhen merupakan bursa saham terbesar ke-9 di Asia menurut

    kapitalisasi pasar. Bursa saham Shenzhen berpusat di Shenzhen, China.

    3. Hong Kong Exchange

    Bursa Efek Hong Kong (Hong Kong Exchange : HKEX) adalah bursa efek di

    Hong Kong. Dengan kapitalisasi pasar total lebih dari HK$13,33 triliun

    (US$1,71 trilyun) pada Desember 2006, Bursa Efek Hong Kong berada pada

    urutan ke-7 di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar.

    2.3.2. Indeks Pasar Saham China

    1. SSE Composite Index

    Indeks SSE disusun dan diterbitkan oleh Shanghai Stock Exhange. Indeks SSE

    adalah indeks statistik otoritatif yang banyak diikuti di dalam dan luar negeri

    untuk mengukur kinerja Pasar Modal China. Indeks seri SSE terdiri dari 75

    indeks, termasuk 69 indeks saham, 5 indeks obligasi dan 1 indeks dana, meliputi

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    16/25

    15

    beberapa seri seperti ukuran pasar, sektor, gaya, strategi dan seri tematik dan

    menjadi sistem indeks yang terus menerus ditingkatkan.

    SSE Composite Index mengambil 19 Desember 1990 sebagai hari dasar

    dan total kapitalisasi pasar dari semua saham yang tercatat di hari yang sama

    dengan periode dasar, dengan dasar 100 poin. Indeks SSE diterbitkan dari

    tanggal 15 Juli 1991 dan adalah indeks yang paling banyak digunakan di Pasar

    Modal China. Indeks seri SSE mengukur tren pasar di Pasar Modal Shanghai

    pada umumnya atau dari dimensi yang berbeda dan dapat merefleksikan kinerja

    dan pergerakan harga perusahaan di beragam industri. Indeks SSE menawarkan

    kepada investor tolak ukur yang berbeda untuk analisis portofolio. Pasar modal

    diatur untuk memainkan peran yang semakin penting dalam perekonomian

    nasional, indeks SSE secara bertahap akan menjadi barometer perekonomian

    China (www.sse.com).

    2. Shenzhen Composite Index

    The Indeks Komponen Shenzhen (SZSE) merupakan indeks 40 saham yang

    diperdagangkan di Bursa Efek Shenzhen.

    3. Hang Seng Index

    Indeks Hang Seng Index (HSI) adalah sebuah indeks pasar saham berdasarkan

    kapitalisasi di Bursa Saham Hong Kong. Indeks ini digunakan untuk mendata

    dan memonitor perubahan harian dari perusahaan-perusahaan terbesar di pasar

    saham Hong Kong dan sebagai indikator utama dari performa pasar di Hong

    Kong. Ke-34 perusahaan tersebut mewakili 65% kapitalisasi pasar di bursa ini.

    HSI dimulai pada 24 November 1969 dirangkum dan dirawat oleh HSI

    Services Limited, yang merupakan anak perusahaan penuh dari Hang Seng

    Bank, bank terbesar ke-2 di Hong Kong berdasarkan kapitalisasi pasar.Perusahaan ini bertanggung jawab untuk membuat, menerbitkan, dan mengatur

    Indeks Hang Seng dan beberapa indeks saham lainnya, seperti Hang Seng

    Composite Index, Hang Seng HK MidCap Index, dll.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    17/25

    16

    III.METODOLOGI PENELITIAN

    3.1.Kerangka Berfikir

    Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang,

    yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makro ekonomi secara

    umum. Pasar Modal Indonesia melalui fasilitator yaitu PT Bursa Efek Indonesia

    merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Biasanya untuk

    bursa-bursa saham yang berdekatan lokasinya, seringkali memiliki investor yang sama.

    Perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain. Dalam hal ini,

    biasanya bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil.

    Investor asing menginvestasikan modalnya pada bursa seluruh dunia sehingga

    antara bursa-bursa di dunia mempunyai keterkaitan secara global. Kejadian dan

    dinamika harga saham antara satu bursa dengan bursa yang lain saling mempengaruhi,

    terutama dengan bursa dari negara-negara berdekatan misalnya crash yang terjadi di

    beberapa bursa negara-negara di Eropa akan mengakibatkan crash pada bursa-bursa di

    negara-negara Asia termasuk Indonesia.

    Berdasarkan beberapa studi empiris yang ada, kemudian disusun kerangka

    konseptual untuk melihat hubungan-hubungan antara variabel penelitian seperti terlihat

    pada Gambar 3.1 berikut:

    Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

    3.2. Data Penelitian

    Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh

    dari berbagai sumber, dimana data yang diperoleh tidak diperoleh secara langsung dari

    objek yang diteliti.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    18/25

    17

    Adapun indeks pasar saham di Indonesia yang diteliti adalah Indeks Harga

    Saham Gabungan (IHSG). Sedangkan indeks pasar saham di China yang diteliti

    meliputi:

    1.

    Shanghai Composite Index,

    2.

    Shenzhen Composite Index, dan

    3. Hang Seng Index.

    Dalam penelitian ini data-data diperoleh melalui website-website terkait dan

    literatur- literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan jenis data

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yakni data yang

    menekankan pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan

    melakukan analisis data dengan prosedur statistik..

    3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini, digunakan pengukuran variabel sebagai berikut:

    No. Variabel Definisi Pengukuran

    1 RIHSGt Perubahan harga IHSG selama periode

    t dan t-1

    Ln(IHSGt-IHSGt-1)

    2 RSSEt Perubahan harga SSE Composite

    Index selama periode t dan t-1.

    Ln(SSEt-SSEt-1)

    3 RSZSEt Perubahan harga SZSE Composite

    Index selama periode t dan t-1.

    Ln(RZSEt-RZSEt-1)

    4 RHSIt Perubahan harga HSI selama periode t

    dan t-1.

    Ln(HSIt-HSIt-1)

    5 DRIHSGt Nilai dummy ketika terjadi pelemahan

    tajam IHSG pada periode t

    1, jika RIHSGt 5%

    0, lainnya6 DRSSEt Nilai dummy ketika terjadi pelemahan

    tajam SSE Composite Index pada

    periode t.

    1, jika RSSEt 5%

    0, lainnya

    7 DRSZSEt Nilai dummy ketika terjadi pelemahan

    tajam SZSE Composite Index pada

    periode t.

    1, jika RSZSEt 5%

    0, lainnya

    8 DRHSIt Nilai dummy ketika terjadi pelemahan 1, jika RHSIt 5%

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    19/25

    18

    tajam HSI pada periode t.

    0, lainnya

    3.3. Pemodelan Regresi dan Hipotesis Penelitian

    Model regresinya adalah sebagai berikut:

    = +++++

    ++

    Selain itu juga diujikan apakah perubahan pasar modal China mempengaruhi pasar

    modal Indonesia setelah periode tertentu. Model regresinya:

    = ++++

    ++ +

    Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

    1. Pengaruh SSE Composite Index, SZSE Composite Index, dan HSI Secara

    Bersama-Sama Terhadap IHSG

    H0 : = = = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan SSE Composite Index,

    SZSE Composite Index, dan HSI secara bersama-sama terhadap IHSG)

    H1: Minimal ada satu 0, i=1,2,3 (Ada pengaruh signifikan SSE Composite

    Index, SZSE Composite Index, dan HSI secara bersama-sama terhadap IHSG)

    2.

    Pengaruh SSE Composite Index Terhadap IHSG

    H0 : = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan SSE Composite Index Terhadap

    IHSG)

    H1: 0(Ada pengaruh signifikan SSE Composite Index Terhadap IHSG)

    3.

    Pengaruh SZSE Composite Index Terhadap IHSG

    H0 : = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan SZSE Composite Index Terhadap

    IHSG)

    H1: 0(Ada pengaruh signifikan SZSE Composite Index Terhadap IHSG)

    4. Pengaruh HSI Terhadap IHSG

    H0: = 0(Tidak ada pengaruh signifikan HSI Terhadap IHSG)

    H1: 0(Ada pengaruh signifikan HSI Terhadap IHSG)

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    20/25

    19

    5. Dampak Pelemahan Tajam SSE Composite Index, SZSE Composite Index,

    dan HSI Secara Bersama-Sama Terhadap IHSG

    H0 : = = = 0 (Tidak ada dampak pelemahan tajam signifikan SSE

    Composite Index, SZSE Composite Index, dan HSI secara bersama-sama

    terhadap IHSG)

    H1: Minimal ada satu 0, i=1,2,3 (Ada dampak pelemahan tajam signifikan

    SSE Composite Index, SZSE Composite Index, dan HSI secara bersama-sama

    terhadap IHSG)

    6. Dampak Pelemahan Tajam SSE Composite Index Terhadap IHSG

    H0 : = 0 (Tidak ada dampak pelemahan tajam signifikan SSE Composite

    Index Terhadap IHSG)

    H1 : 0 (Ada dampak pelemahan tajam signifikan SSE Composite Index

    Terhadap IHSG)

    7. Dampak Pelemahan Tajam SZSE Composite Index Terhadap IHSG

    H0 : = 0 (Tidak ada dampak pelemahan tajam signifikan SZSE Composite

    Index Terhadap IHSG)

    H1: 0(Ada pengaruh signifikan SZSE Composite Index Terhadap IHSG)

    8.

    Dampak Pelemahan Tajam HSI Terhadap IHSG

    H0 : =0 (Tidak ada dampak pelemahan tajam signifikan HSI Terhadap

    IHSG)

    H1: 0(Ada dampak pelemahan tajam signifikan HSI Terhadap IHSG)

    3.4. Metode Analisis Data

    3.4.1. Analisis Deskriptif Statistik

    Analisis deskriptif membahas mengenai deskriptif data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan) serta melakukan

    pengukuran pemusatan dan penyebaran untuk memperoleh informasi yang lebih

    menarik, berguna dan lebih mudah dipahami. Tujuan penggunaan analisis deskriftif ini

    adalah mengetahui adanya dugaan awal pengaruh perubahan dan dampak pelemahan

    tajam pasar saham China terhadap pasar bursa Indonesia.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    21/25

    20

    3.4.2. Analisis Inferensi Statistik

    Analisis inferensi statistik pada penelitian ini antara lain:

    1.

    Analisis Regresi Berganda

    Analisis regresi berganda bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh dua

    variabel independen atau lebih terhadap satu variabel dependen atau untuk

    membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel

    independen (X) atau lebih terhadap sebuah variabel dependen (Y).

    Model regresi berganda sebagai berikut:

    Y = +X,+X,++X,

    a)

    Uji Kecocokan Model

    Uji kecocokan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji F. Pada

    tahapan ini dilakukan pengujian terhadap variabel bebas (X) secara bersama-

    sama terhadap variabel terikat (Y). Dengan demikian akan dapat diketahui

    model hubungan fungsional antara variabel tidak bebas dengan variabel

    bebasnya yang terbentuk pada penelitian ini. Jika hasil perhitungan

    menunjukkan bahwa nilai probabilitas (P value) < alpha 0,05, maka H0ditolak

    dan H1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model

    regresi dapat menerangkan variabel terikat secara bersama-sama.

    b) Uji Koefisien Variabel Independen

    Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu masing-masing

    variabel bebas dalam penelitian mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat

    dalam penelitian. Dasar pengambilan keputusan adalah : Ho ditolak atau H1

    diterima jika nilai signifikan t ataup value< 5%..

    Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama

    mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan adalah :Ho ditolak atau Ha diterima jika signifikan F ataup value< 5%.

    c) Uji Asumsi Klasik

    Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang

    digunakan benar-benar menunjukan hubungan yang signifikan dan representatif.

    Jenis uji asumsi klasik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

    Uji Normalitas

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    22/25

    21

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

    tidak.

    a.

    Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

    diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

    b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

    garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

    Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi yang

    digunakan atas korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik

    seharusnya bebas multikolinearitas atau tidak terjadi kolerasi antara variabel

    independen. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan

    lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih besar

    dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

    multikolinearitas pada data yang akan di olah.

    Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

    autokorelasi pada model ini akan digunakan ujiDurbin-Watson (DW-Test). Jika

    nilai DW-Test lebih lebih besar dari batas atas (du), maka tidak terjadi

    autokorelasi. Untuk menguji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan

    statistik d dariDurbin-Watson (DW test) dimana angka-angka yang diperlukan

    dalam metode tersebut adalah dL (angka yang diperoleh dari tabel DW batas

    bawah), dU (angaka yang diperoleh dari tabel DW batas atas), 4-dL dan dU.

    Jika nilainya mendekati 2 maka tidak terjadi autokorelasi, sebaliknnya jika

    mendekati 0 atau 4 terjadi autokorelasi (+/-).

    Uji Heteroskedatisitas

    Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

    terjadi kesamaan variance atau residual satu pengamatan yang lain. Jika

    variancedari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut

    heteoskedatisitas, sebaliknya jika tetap disebut Homokesdatisitas. Dasar

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    23/25

    22

    analisis yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedatisitas adalah sebagai

    berikiut:

    a.

    Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

    yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

    mengidentifikasikan telah terjadi heterokesdatisitas.

    b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

    angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskerdatisitas.

    IV.

    DAFTAR PUSTAKA

    Annuar, M.N. and Shamr:her, M. (1993). Capital Structure, Capital Market Review,1(2), 171-177.

    Ariff, M (1998). Stock Pricing in Malaysia - Corporate Financial & InvestmentManagement. UPM Press.

    Auerbach, A. J. (1985). Real Determinants of Capital Structure in Friedman, B. (ed.),

    Corporate Structures in the United States, Chicago: University of ChicagoPress.

    Barclay, M. J. and Smith, C. W. (1996). On Financial Architecture: Leverage, Maturityand Priority, Journal of applied Corporate Finance, 8, 4, 4-17.

    Barclay, M. J. and Smith, C. W. (1999). The Capital Structure Puzzle: Another Look atthe Evidence, Journal of Applied Corporate Finance, 12(1), 8-20.

    Barclay, M. J., Smith, C. W., and Watts, R. L. (1995). The Determinants of CorporateLeverage and Dividend Policies, Journal of Applied Corporate Finance, 7(4), 4-

    19.

    Baskin, J. (1989). An Empirical Investigation of the Pecking Order Hypothesis,Financial Management I(1), 26-35.

    Berger, P. G., Ofek, E. nd Yermack, D. L.(1997). Managerial Entrenchment andCapital Structure Decisions, Journal of Finance, 52, 4, 1411-1438.

    Bradley, M., Jarrell, G. A. and Kim, E. H. (1984). On the Existence of Optimal CapitalStructure Theory and Evidence, Journal of Finance, 39 (July), 857-878.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    24/25

    23

    Castanias, R. (1983). Bankruptcy Risk and Optimal Capital Structure, Journal ofFinance, 1617-1635.

    Chirinko, R. S. and Singha, A. R. (2000). Testing Static Tradeoff Against Pecking

    Order Models of Capital Structure: A Critical Comment, Journal of FinancialEconomics, 58, 417-425.

    Chittenden, F. Hall, G. and Hutchinson, P.(1996). Small Firm Growth, Access toCapital Markets and Financial Strcture: Revie of Issues and an ErrpiricalInvesigation, Small Business Economics, 8, 59-67.

    Chung, K. H. (1993). Asset Characteristics and Corporate Debt Policy: An EmpiricalTest, Journal of Business Finance and Accounting, 20(1), 83-98.

    Crutchley, C. E. and Hansen, R. S. (1989). A Test of the Agency Theory of Managerial

    Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividend, FinancialManagement, 18(4), 36116.

    DeAngelo, H. and Masulis, R.W.(1980). Optimal Capital Structure Under Corporateand Personal Taxation, Journal of Financial Economics, 8(1), 3-29.

    Ferri, Micheal G. and Jones, Wesley H. (1979). Determinants of Financial Structure:a New Methodological Approach, The Journal of Finance, 34(3), 631.

    Harris, M. and Raviv, A. (1991). The Theory of Capital Structure, Journal of Finance,XLVL(1), 297-355.

    Jensen, M.C. and Meckling, W.H. (1976). Theory of the Finn: Managerial Behavior,Agency Costs and Capital Structure, Journal of Financial Economics.

    Kester, C. W. (1996). Capital and Ownership Structure: A Comparison of UnitedStates and Japanese Manufacturing Corporations, Financial Management, 5-16.

    Lasfer, M. A. (1995). Agency Costs, Taxes and Debt: The U. K. Evidence, EuropeanFinancial Management, 1, 3, 265-285.

    Michaelas, N., Chittenden, F. and Poutziouris, P. (1999). Financial Policy and CapitalStructure Choice in U. K. SMEs: Empirical Evidence from Company PanelData, Small Business Economics, 12, 113-130.

    Modigliani, F. and Miller, M. H. (1958). The Cost of Capital, Corporation Finance andThe Theory of Investment, .American Economic Review, XLVIII(3), 261-297.

    Modigliani, F. and Miller, M. H. (1963). Corporate Income Taxes and the Cost ofCapital: A Correction, Americcm Economic Review, 53(3), 433-443.

  • 7/25/2019 Proposal Penelitian: Dampak Pelemahan Pasar Saham China Pada Pasar Saham Indonesia - Oleh Arsyil Hendra Sa

    25/25

    Moh'd, M. A., Perry, L. G., and Rimbey, James N (1998). The Impact of OwnershipStructure on Corporate Debt Policy: A Tune-Series Cross-Sectional Analysis,Financial Review, 33(3), 85-99.

    Myers, S. C. (1977). Determinants of Corporate Borrowing, Journal of FinancialEconomics, 5, 147-175.

    Myers, S. C. (1984). The Capital Structure Puzzle, The Journal of Finance, XXXIX(3),575-592.

    Myers, S. C. and Majluf, N. S. (1984). Corporate Financing and Investment DecisionsWhen Firms Have Information that Investors Do not Have, The Journal ofFinancial Economics, 13, 187-221.

    Pandey, I.M., Chotigeat, T. and Ranjit, M, K. (2000). Capital Structure Choices in an

    Emerging Capital Market: Case of Thailand, Management and Change, 4, 1, 1-14.

    Rajan, R. G. and Zingales, Luigi (1995). What Do We Know about Capital Structure?Some Evidence from International Data, Journal of Finance, 50, 5, 1421-1460.

    Remmers, L., Stonehill, A., Wright, R. and Beekhuisen, T. (1974). Industry and Size asDebt Ratio Determinants in Manufacturing Internationally, FinancialManagement (Summer), 24-32.

    Stohs, M. H. and Mauer, D. C. 1996). The Determinants of Corporate Debt MaturityStructure, Journal of Business, 69, 3, 279-312.

    Thies, C. F. and Klock, M. S.(1992). Determinants of Capital Structure, Review ofFinancial Economics, 1(2), 40-53.

    Titman, S. and Wessels, R. (1988). The Determinants of Capital Structure Choice, TheJournal of Finance, XLIII, 1, 1-19.

    Van der Wijst, N. and Thurik, R. (1993). Determinants of Small Firm Debt Ratios: AnAnalysis of Retail Panel Data , Small Business Economics, 5, 55-65.

    Wald, John K. (1999). How Firm Characteristics Affect Capital Structure: AnInternational Comparison, Journal of Financial Research, 22(2), 161-187.