proposal pemberian kuis fisika sma kls x

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas penting dalam pembangunan sektor pendidikan. Salah satu upaya penentu kebijakan dalam pendidikan adalah memperbaiki kurikulum pendidikan yang digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan. Kurikulum digunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan hasil revisi dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Selain berfokus pada pengembangan seluruh kompetensi peserta didik, KTSP juga mempunyai misi yang dapat dikembangkan oleh berbagai lembaga pendidikan diantaranya adalah menciptakan suasana yang kondusif guna menghasilkan peserta didik yang cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, kreatif, inovatif dan produktif serta memiliki keunggulan yang kompetitif dalam meningkatkan kompetensi peserta didik. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru memegang peranan penting karena guru akan melaksanakan proses belajar mengajar sebagai wujud dari implementasi kurikulum. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu membuat persiapan ataupun perencanaan sebaik mungkin agar keberhasilan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan peran penting tersebut, maka seorang guru dalam mengajar di depan kelas harus memperhatikan bagaimana cara atau strategi belajar mengajar 1

Upload: sultan-t

Post on 20-Jun-2015

970 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

proposal pemberian kuis untuk sma kelas x..........

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas penting dalam

pembangunan sektor pendidikan. Salah satu upaya penentu kebijakan dalam

pendidikan adalah memperbaiki kurikulum pendidikan yang digunakan sebagai acuan

dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan. Kurikulum digunakan saat ini adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan hasil revisi dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Selain berfokus pada pengembangan

seluruh kompetensi peserta didik, KTSP juga mempunyai misi yang dapat

dikembangkan oleh berbagai lembaga pendidikan diantaranya adalah menciptakan

suasana yang kondusif guna menghasilkan peserta didik yang cerdas, terampil, sehat

jasmani dan rohani, kreatif, inovatif dan produktif serta memiliki keunggulan yang

kompetitif dalam meningkatkan kompetensi peserta didik.

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru memegang

peranan penting karena guru akan melaksanakan proses belajar mengajar sebagai

wujud dari implementasi kurikulum. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu

membuat persiapan ataupun perencanaan sebaik mungkin agar keberhasilan

pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan peran penting tersebut, maka seorang guru dalam mengajar di

depan kelas harus memperhatikan bagaimana cara atau strategi belajar mengajar

1

Page 2: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

2

sehingga tercipta situasi belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan pokok bahasan

materi pelajaran yang akan diajarkan dan memperhatikan keragaman anak didik

dalam proses pembelajaran.

Berbagai fenomena yang telah dilihat sekarang ini banyak sekolah yang hasil

belajar siswanya memperihatinkan. Hasil belajar siswa tersebut disebabkan oleh

proses pembelajaran yang memakai sistem pembelajaran metode konvensional dan

kegiatan pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif dan metode

yang digunakan cenderung monoton (hanya memakai satu metode saja) hal tersebut

sangat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga ini akan menjadi catatan penting

bagi seorang guru terutama dibidang eksakta yang memerlukan perhatian agar siswa

menyenangi pelajaran yang menantang seperti Fisika.

Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mendukung perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi perlu terus dikembangkan. Salah satu cara yang

dapat ditempuh agar fisika terus berkembang adalah dengan menjadikan fisika

sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Meskipun fisika merupakan ilmu yang

berperan penting dalam perkembangan IPTEK dan dekat dengan kehidupan sehari-

hari siswa, tetapi fisika masih dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang susah

oleh sebahagian siswa. Hal ini juga terjadi di SMA Negeri 9 Makassar, sebagaimana

yang telah dikemukakan oleh guru bidang studi fisika SMA Negeri 9 Makassar

bahwa, ini terjadi karena model atau metode yang diterapkan guru tidak sesuai

dengan cara belajar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar fisika rendah

sedangkan pihak sekolah menginginkan nilai ketuntasan itu minimal 68.

Page 3: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

3

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari guru mata Pelajaran Fisika kelas X di

SMA Negeri 9 Makassar terlihat bahwa rata-rata perolehan nilai siswa pada tahun

2009/2010 adalah 65 dari 42 siswa dengan 16 siswa yang mendapat nilai dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berarti 38% siswa yang tidak tuntas atau

tidak mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 26 orang atau persentase

sekitar 62%. Dari data ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa kelas X

masih tergolong rendah berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditetapkan oleh sekolah yaitu 68

Masalah pembelajaran di sekolah adalah banyaknya siswa yang memperoleh

hasil belajar rendah dan kurang menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru. Hal

ini terbukti bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai. Untuk mencapai tujuan

tersebut maka guru harus berusaha meningkatkan aktivitas, minat dan perhatian siswa

dalam belajar. Selain itu perlu juga diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

baik dalam diri siswa misalnya, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif,

kemampuan afektif, maupun faktor lain, misalnya kurikulum dan proses belajar

mengajar.

Fenomena yang terjadi selama ini bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran

Fisika sangat rendah. Hal ini disebabkan karena siswa menganggap bahwa Fisika

sebagai mata pelajaran yang susah dan sulit untuk dipahami yang akan berimbas

terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Keadaan tersebut harus diperbaiki dengan

cara memperbaharui proses belajar mengajar baik dari segi penyediaan media yang

Page 4: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

4

tepat maupun penggunaan metode pembelajaran yang relevan dengan kondisi

sekarang ini sehingga siswa dapat merasa senang mengikuti pelajaran.

Dari pendapat di atas berarti pemilihan metode mengajar yang tepat

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya proses

belajar mengajar fisika.

Seperti yang dijelaskan oleh guru bidang studi fisika SMA Negeri 9 Makassar

bahwa siswa itu dituntut untuk menguasai materi yang telah diajarkan. Jadi salah satu

cara siswa untuk menguasai materi tersebut adalah dengan mengulang

pelajaran/materi yang telah diberikan oleh guru baik di sekolah maupun di rumah.

Untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat mengulang materi yang telah

diajarkan maka guru hendaknya memberikan salah satu jenis tagihan kepada siswa

yaitu dengan memberikan kuis pada setiap awal pembelajaran jadi, siswa betul-betul

akan mempelajari materi yang telah diberikan karena pada setiap pertemuan akan

diberikan kuis, hal ini akan mendorong siswa atau memotivasi untuk memperhatikan

guru pada saat mengajar dan aktif dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar fisika.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sardiman (dalam Seven Riandy,

2007:3) motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar. Dengan demikian siswa

akan lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru. Selain itu kuis yang

diberikan kepada siswa dapat digunakan untuk mendiagnosis bagian-bagian yang

belum dipahami oleh siswa sekaligus untuk mengukur hasil belajar siswa selama

proses belajar mengajar.

Page 5: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

5

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul:

“Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pemberian Kuis Pada Setiap Awal

Pembelajaran Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan

permasalahan penelitian yaitu “ Pemberian kuis yang bagaimana pada setiap awal

pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri

9 Makassar? “

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah : “ Untuk mengetahui pemberian kuis yang bagaimana pada setiap awal

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA

Negeri 9 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada:

1. Sekolah, dalam hal ini Kepala SMA Negeri 9 Makassar sebagai bahan

pertimbangan dalam pengelolaan proses pembelajaran dan dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam usaha peningkatan kualitas

sekolah.

Page 6: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

6

2. Guru, dalam hal ini guru bidang studi fisika di SMA Negeri 9 Makassar

sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,

dengan memberikan kuis pada setiap awal pembelajaran untuk melihat

hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa, penelitian ini merupakan media siswa untuk lebih memahami

dan mendalami materi pelajaran fisika serta lebih aktif belajar, bersikap

positif, bertanggungjawab dan senang belajar fisika yang pada gilirannya

meningkatkan hasil belajar.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

menerapkan salah satu cara dengan memberikan kuis pada setiap awal

pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran

fisika.

Page 7: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Belajar, Mengajar, dan Hasil Belajar

a. Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungannya untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan

sikap (Winkel dalam Purwanto, 2009:39). Perubahan itu diperoleh melalui usaha atau

bukan karena kematangan, menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan

hasil pengalaman.

Menurut Slameto (2003:2), “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.“

Menurut pandangan Skinner (dalam Dimyati, 2009:9), belajar adalah suatu

perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaiknya bila

ia tidak belajar maka responnya menurun.

7

Page 8: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

8

Menurut Thorndike (dalam Suciati, 2001:3), belajar adalah proses interaksi

antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respon

(yang juga bias berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan). Menurut Thorndike

perubahan tingkah laku itu boleh berwujud sesuatu yang kongkrit (dapat diamati) atau

yang non kongkrit atau tidak dapat diamati.

Subino (dalam Purwanto, 2009:43) Pada umumnya tujuan pendidikan dapat

dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan perilaku yaitu

perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan dalam aspek-

aspek itu menjadi hasil dari proses belajar.

b. Mengajar

Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar

menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan

harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh siswa.

Oleh karena itu rumusan pengertian mengajar tidak sederhana. Dalam arti

membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam

perbuatan mengajar itu sendiri. Seseorang berpandangan bahwa mengajar hanya

sekedar menyampaikan pelajaran. Selain itu mengajar juga merupakan penanaman

pengetahuan pada peserta didik.

Page 9: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

9

Menurut Ali (2008:12), mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam

rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai

dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Menurut Sardiman (2010:47), mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha

untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan

memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.

Menurut William H. Burton (dalam Ali, 2008:13), berpandangan bahwa,

“Mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan,

pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”.

Menurut De Queliy dan Gazali (dalam Slameto, 2003:30), “Mengajar adalah

menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat”.

Dalam hal ini pengertian waktu yang singkat sangat penting. Guru kurang

memperhatikan bahwa diantara siswa ada perbedaan individual, sehingga

memerlukan pelayanan yang berbeda-beda. Bila semua siswa dianggap sama

kemampuannya, maka bahan pelajaran yang diberikan akan sama pula. Hal itu

bertentangan dengan kenyataan.

Selanjutnya, menurut Gagne dan Brings (dalam Ali, 1987:73) berpendapat

bahwa mengajar bukan upaya guru menyampaikan bahan sesuai tujuan. Hal ini

berarti bahwa upaya guru hanya merupakan serangkaian peristiwa terjadi yang dapat

mempengaruhi siswa belajar. Rangkaian peristiwa tersebut diperbuat guru dengan

harapan dapat memberi kemungkinan terjadinya proses belajar, sehingga kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan berbagai strategi dan metode

Page 10: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

10

pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam

hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan

kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati,

toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta

meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

mengajar adalah memberikan sesuatu dengan cara membimbing dan membantu

kegiatan belajar kepada seseorang (siswa) dalam mengembangkan potensi intelektual,

emosional dan spritualnya sehingga dapat berkembang secara optimal.

c. Hasil belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa

jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan

hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi

yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena

pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang

termasuk pendidikan.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil“ dan “belajar“. Pengertian hasil (product) menunjuk

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan

yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi

Page 11: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

11

barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi

istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam

siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah

mengalami belajar siswa perilakunya dibandingkan sebelumnya.

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi

hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi

tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Winkel (dalam Purwanto, 2009:45).

Menurut Arikunto (dalam Ekawarna, 2009:41) yang dimaksud dengan hasil

belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran

yang dilakukan oleh guru, hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka,

huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang, dan sebagainya.

Begitu pula menurut Hamalik (dalam Ekawarna, 2009:41) hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sedangkan menurut Djamarah

(dalam Ekawarna, 2009:42) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-

kesan yang mengakibatkan perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil dari

aktivitas belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf. Perubahan

sebagai hasil dari proses belajar juga dapat ditunjukkan dalam bentuk seperti

Page 12: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

12

perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang

belajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku

yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan

diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar

mengusahakan perubahan perilaku dalam domain-domain tersebut sehingga hasil

belajar merupakan perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Domain-domain dalam perilaku kejiwaan bukanlah kemampuan tunggal.

Untuk kepentingan pengukuran hasil belajar domain-domain disusun secara hirarkhis

dalam tingkat-tingkat mulai dari yang paling rendah dan sederhana hingga yang

paling tinggi dan kompleks. Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi

kemampuan hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam

domain afektif hasil belajar meliputi level: penerimaan, partisipasi, penilaian,

organisasi dan karakterisasi. Sedangkan domain psikomotorik terdiri dari level:

persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan

kreativitas.

Page 13: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

13

2. Penilaian Melalui Pemberian kuis

Istilah penilaian merupakan kata kerja dari nilai yang bukan lagi istilah baru

bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran. Pada akhir suatu

program pendidikan, pengajaran atau pelatihan pada umumnya diadakan penilaian

dengan memberi tes. Tujuannya tiada lain untuk mengetahui apakah suatu program

pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh peserta atau

belum. Angka atau nilai tertentu biasanya dijadikan patokan untuk menentukan

penguasaan program tersebut. Jika dianggap telah menguasai maka ia dinyatakan

lulus.

Untuk mencapai hasil penelitian ini maka kuis merupakan salah satu metode

belajar untuk mendapatkan umpan balik dari siswa. Dalam kamus Inggris Indonesia

kuis artinya menguji, memeriksa, atau perajin cerdas tangkas.

Berbagai macam tugas/karya kegiatan yang harus dilakukan dan ditunjukkan

oleh siswa sebagai manipulasi keterampilan hasil belajar. Dengan demikian, jenis

atau tipe tagihan, dimaksudkan sebagai harapan muncul dan terukur kemampuan

(kompetensi) tertentu dari siswa. Ada beberapa alternatif jenis tagihan yang bisa

digunakan diantaranya adalah pemberian kuis.

Pemberian kuis yang dimaksudkan dalam pengajaran fisika adalah pemberian

soal-soal kepada siswa setelah mengikuti proses pembelajaran sebagai suatu penilaian

atau evaluasi. Secara garis besar penilaian ini dibagi atas dua (1) penilaian proses

belajar-mengajar, (2) penilaian hasil belajar. Pemberian kuis digolongkan sebagai

penilaian proses belajar. Penilaian proses belajar ini dilakukan pada setiap awal

Page 14: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

14

pembelajaran kecuali pada pertemuan pertama. Tujuan penilaian proses belajar

mengajar ini adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menguasai materi

yang lalu. Dengan penelitian proses belajar ini secara langsung dapat diketahui siswa

yang belum mengerti atau masih mengalami kesulitan belajar. Pada dasarnya

penilaian proses belajar ini nilainya tidak diambil lain halnya dengan penilaian hasil

belajar yang dikemas dalam bentuk kuis maka soal-soal yang diberikan harus

dikerjakan oleh setiap siswa, tidak boleh bekerja sama sebab merupakan perlombaan

dan waktunya ditentukan.

Berdasarkan Pemberian kuis ini Depdikbud (2005:11) menjelaskan bahwa:

Kuis hanya membutuhkan waktu singkat kurang lebih sepuluh menit dan

menanyakan hal-hal yang prinsip saja dan bentuknya berupa isian singkat.

Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai untuk mengetahui penguasaan

pelajaran yang lalu secara singkat. Apabila ada bagian pelajaran yang belum

dikuasai, sebaiknya guru menjelaskan kembali secara singkat.

Pemberian kuis yang dimaksud dalam penelitian ini, berarti sesuatu yang

wajib diterima dan dilakukan oleh siswa atas perintah guru. Adapun istilah kuis

dalam Badudu (1996:732) adalah pertanyaan-pertanyaan untuk menguji.

Sehubungan dengan pemberian kuis ini menurut Hamzah (dalam Sumarni,

2007:9), menjelaskan bahwa:

Dengan memberikan kuis pada pertemuan-pertemuan tertentu, mahasiswa

diharapkan untuk lebih bersemangat, sungguh-sungguh atau lebih aktif dalam

mengikuti perkuliahan. Pemberian kuis ini diharapkan dapat mendorong

mahasiswa dalam mempersiapkan diri di rumah untuk belajar sebelum masuk

kelas.

Pemberian kuis dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa agar lebih bergairah dan menekuni materi pelajaran fisika selama

Page 15: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

15

berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Selain dari itu dapat juga dijadikan

sebagai alat ukur untuk meninjau kembali sejauh mana kemampuan siswa dalam

menerima materi pelajaran fisika.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka diharapkan metode pemberian kuis

pada awal pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik yang telah diberikan di atas maka hipotesis

tindakan penelitian ini sebagai jawaban dari permasalahan yang diajukan adalah

“Jika pada proses pembelajaran fisika digunakan pemberian kuis maka hasil belajar

fisika siswa kelas X SMA Negeri 9 Makassar dapat meningkat”.

Page 16: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Variabel Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)

yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Siswa Kelas X SMA Negeri 9

Makassar dengan memberi kuis di awal pembelajaran.

2. Variabel penelitian

Pada penelitian ini hanya terdiri atas dua variabel yakni hasil belajar fisika

siswa dan pemberian kuis.

B. Definisi Operasional Variabel.

Untuk memberikan batasan ruang lingkup penelitian serta untuk menghindari

beda penafsiran tentang variabel dalam penelitian, maka dirumuskan definisi

operasional sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor hasil

tes belajar pada akhir setiap siklus.

2. Pemberian kuis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu

bentuk jenis tagihan yang hanya membutuhkan waktu singkat kurang

16

Page 17: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

17

lebih 10 menit yang menanyakan hal-hal yang prinsip saja yang

dilaksanakan pada awal pembelajaran.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 9 Makassar yang terletak di jalan

Karunrung Raya No. 37 Makassar. Subjek penelitian ini adalah siswa pada satu kelas

yaitu Kelas X pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 40

orang. Yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dan peneliti sebagai guru fisika di

kelas tersebut. Karakteristik siswa yang diteliti dalam penelitian ini yakni tujuan

meningkatkan hasil belajar fisika dengan memberikan kuis pada setiap awal

pembelajaran.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar

observasi, angket dan tes hasil belajar.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Baik

siklus I maupun siklus II dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Kegiatan-kegiatan

pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I jika masih terdapat sesuatu yang

tidak diharapkan. Pelaksanaan penelitian dilakukan karena adanya permasalahan

yang dialami dalam pembelajaran, kemudian dilakukan perencanaan tindakan untuk

mengatasi permasalahan tersebut, yang dilanjutkan dengan upaya pelaksanaan

Page 18: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

18

tindakan dan observasi pelaksanaan. Hasil observasi selanjutnya direfleksi untuk

mengetahui hasil pelaksanaan tindakan.

Rancangan penelitian ini mengikuti model Kemmis dan Mc Taggart (1989)

yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu (1) rencana, (2) tindakan, (3)

observasi, dan (4) refleksi. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pelaksanaan Tindakan

dan Observasi

Pelaksanaan Tindakan

dan Observasi

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

Kemmis & Mc Taggart (dalam Ekawarna, 2008:16)

Siklus II

Perencanaan Tindakan Lanjutan

Hasil

Siklus I

Refleksi

Perencanaan tindakan

Hasil

Refleksi

Belum Tercapai

Tercapai

Page 19: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

19

Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam

pelaksanaan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Gambaran kegiatan siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan selama 4 minggu sebanyak 4 kali pertemuan

atau 8 jam pelajaran dengan alokasi waktu 8 x 40 menit.

a. Tahap perencanaan tindakan (Planning)

Tahap perencanaan tindakan dalam siklus I, peneliti melakukan kegiatan

sebagai berikut :

1) Menelaah materi pelajaran Fisika kelas X SMA semester ganjil agar dapat

diketahui materi apa yang akan diajarkan.

2) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai rencana

teknis penelitian.

3) Menentukan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan siklus I

melalui pemberian kuis pada setiap awal pembelajaran.

4) Peneliti melaksanakan diskusi awal dengan guru mata pelajaran Fisika

lainnya di lokasi penelitian, untuk membahas materi yang akan diajarkan

dalam penelitian.

5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang akan digunakan selama proses belajar-mengajar

berlangsung dalam penelitian ini.

Page 20: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

20

6) Mengembangkan alat bantu pengajaran (media pembelajaran) yang sesuai

dengan materi yang akan diajarkan.

7) Membuat format observasi untuk merekam bagaimana kondisi belajar

mengajar di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.

8) Membuat soal-soal kuis yang akan diberikan kepada siswa dalam

pembelajaran.

9) Merancang dan membuat soal, baik soal latihan di kelas maupun soal

tugas pekerjaan rumah.

10) Membuat tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar Fisika siswa

setelah diajar dengan memberikan kuis di awal pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini berlangsung selama 4 minggu atau 4

kali pertemuan, setiap minggunya 1 kali pertemuan dengan lama waktu setiap

pertemuan (tatap muka) adalah 2 x 40 menit.

Secara umum, tindakan yang dilakukan untuk setiap pertemuan (kegiatan

pembelajaran) pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

1) Pada pertemuan pertama guru mengajarkan materi dengan rencana

pembelajaran kepada siswa lalu pada akhir pelajaran siswa diberikan PR

dan diberitahukan tentang pemberian kuis dan materi yang akan dipelajari

selanjutnya.

Page 21: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

21

2) Pada pertemuan kedua guru memberikan kuis kurang lebih 10 menit pada

setiap awal pembelajaran tentang materi sebelumnya.

3) Pada pertemuan selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran sama pada

pertemuan pertama dan kedua.

4) Melakukan observasi pada setiap pertemuan bersama dengan satu orang

observer yakni seorang dari rekan guru bidang studi Fisika. Ada 9

(sembilan) indikator yang menjadi jurnal ketika melakukan observasi

yang meliputi aspek sikap dan kemampuan siswa dalam proses

pembelajaran. Sembilan indikator tersebut adalah:

a) Kehadiran siswa mengikuti kuis dan pelajaran.

b) Siswa yang memperhatikan materi yang diberikan oleh guru.

c) Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pemberian materi

pelajaran.

d) Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal.

e) Siswa yang menjawab ketika diajukan pertanyaan tentang materi

pelajaran.

f) Siswa yang meminta untuk dijelaskan ulang suatu konsep yang telah

dibahas.

g) Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis.

h) Siswa yang menjawab dengan benar soal di papan tulis.

i) Siswa yang menanggapi jawaban dari siswa lain.

5) Siswa diberi kesempatan tentang materi yang belum dimengerti.

Page 22: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

22

6) Menjelaskan hal yang ditanyakan oleh siswa.

7) Agar siswa lebih memahami konsep yang diberikan, terampil dan kritis

dalam menyelesaikan soal, maka siswa diberi tugas berupa soal latihan

dan dikerjakan di kelas. Selain itu, memberikan pertanyaan-pertanyaan

lisan untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan dapat mereka

pahami dengan baik.

8) Memantau keaktifan dan kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran

berdasarkan pedoman observasi.

9) Mengambil tugas, memeriksa dan memberikan umpan balik.

10) Tugas yang telah diperiksa dikembalikan pada siswa dilengkapi dengan

umpan balik berupa menuliskan jawaban yang benar. Selain itu, soal yang

banyak siswa yang kurang tepat menjawabnya dibahas bersama di dalam

kelas.

11) Memberikan tes diakhir pokok bahasan yang menjadi penutup siklus I.

c. Tahap observasi dan evaluasi (Obersvation and Evaluation)

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selain itu, memberikan

evaluasi tes hasil belajar setelah 4 kali pertemuan pada siklus I yang telah disediakan,

jenis tes berupa uraian yang terdiri atas item soal yang mewakili seluruh materi yang

telah dibahas. Menganalisis data hasil observasi dan tes untuk mengetahui skor akhir

yang diperoleh siswa setelah mengikuti beberapa kali pertemuan.

Page 23: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

23

d. Tahap refleksi (Reflection)

Hasil yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam

tahap ini, demikian pula dengan evaluasinya.

Pada tahap ini dilakukan refleksi atau menelaah kembali penelitian ini

berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Melibatkan siswa dalam penelitian dengan meminta tanggapan mereka mengenai

proses pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal apa yang menurut mereka perlu

ditingkatkan, baik segi model pembelajaran yang digunakan maupun teknik penyajian

informasi yang dilakukan oleh peneliti. Mendiskusikan hasil refleksi yang telah

dibuat bersama dengan observer yakni rekan rekan guru mata pelajaran Fisika. Dari

hasil diskusi yang diperoleh, peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat sejauh

mana faktor-faktor yang diselidiki pada data observasi telah tercapai. Hal-hal yang

masih belum berhasil pada siklus ini akan ditindak lanjuti pada siklus II dan hal-hal

yang sudah dianggap benar dipertahankan.

2. Gambaran kegiatan siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan tindakan I, apabila terdapat hal-

hal yang perlu diperbaiki maka perlu untuk dilakukan siklus II sebagai kelanjutan

dari penyempurnaan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I.

Siklus II dilaksanakan selama 4 (empat) minggu sebanyak 4 kali pertemuan (8

jam pelajaran). Prosedur kegiatan pada siklus II relatif sama dengan prosedur

kegiatan pada siklus I. Hal-hal yang masih Belum berhasil diperbaiki pada siklus II

Page 24: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

24

ini sehingga diharapkan hasil yang siklus II diinginkan dapat tercapai. Adapun

kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan tindakan (Planning)

Sebelum memulai pelaksanaan siklus II terlebih dahulu diadakan pengkajian

pada hasil yang telah diperoleh selama siklus I, termasuk tanggapan-tanggapan yang

dikemukakan oleh para siswa yang pada umumnya menginginkan cara pembelajaran

yang sama dengan pembelajaran pada siklus I.

b. Tahap pelaksanaan tindakan (Action)

1) Pada pertemuan pertama guru mengajarkan materi dengan rencana

pembelajaran kepada siswa lalu pada akhir pelajaran siswa diberikan PR

dan diberitahukan tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.

2) Pada pertemuan kedua guru memberikan kuis kurang lebih 10 menit pada

setiap awal pembelajaran tentang materi sebelumnya.

3) Pada pertemuan selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran sama pada

pertemuan pertama dan kedua.

4) Melakukan observasi pada setiap pertemuan bersama dengan satu orang

observer yakni seorang dari rekan guru bidang studi Fisika. Ada 9

(sembilan) indikator yang menjadi jurnal ketika melakukan observasi

yang meliputi aspek sikap dan kemampuan siswa dalam proses

pembelajaran. Sembilan indikator tersebut adalah:

a) Kehadiran siswa mengikuti kuis dan pelajaran.

Page 25: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

25

b) Siswa yang memperhatikan materi yang diberikan oleh guru.

c) Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pemberian materi

pelajaran.

d) Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal.

e) Siswa yang menjawab ketika diajukan pertanyaan tentang materi

pelajaran.

f) Siswa yang meminta untuk dijelaskan ulang suatu konsep yang telah

dibahas.

g) Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis.

h) Siswa yang menjawab dengan benar soal di papan tulis.

i) Siswa yang menanggapi jawaban dari siswa lain.

12) Siswa diberi kesempatan tentang materi yang belum dimengerti.

13) Menjelaskan hal yang ditanyakan oleh siswa.

14) Agar siswa lebih memahami konsep yang diberikan, terampil dan kritis

dalam menyelesaikan soal, maka siswa diberi tugas berupa soal latihan

dan dikerjakan di kelas. Selain itu, memberikan pertanyaan-pertanyaan

lisan untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan dapat mereka

pahami dengan baik.

15) Memantau keaktifan dan kesungguhan siswa dalam proses pembelajaran

berdasarkan pedoman observasi.

16) Mengambil tugas, memeriksa dan memberikan umpan balik.

Page 26: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

26

17) Tugas yang telah diperiksa dikembalikan pada siswa dilengkapi dengan

umpan balik berupa menuliskan jawaban yang benar. Selain itu, soal yang

banyak siswa yang kurang tepat menjawabnya dibahas bersama di dalam

kelas.

18) Guru menjelaskan materi pokok secara rinci dengan memberikan

motivasi kepada siswa misalnya dalam mengerjakan PR sehingga siswa

terbiasa belajar di rumah.

19) Lebih memperketat pengawasan kepada siswa yang sering melakukan

kegiatan kurang positif di dalam kelas dan memberikan sanksi kepada

siswa yang masih melakukan hal tersebut, seperti mengerjakan soal di

papan tulis.

20) Pelaksanaan atau pemberian kuis diperbanyak.

21) Pemberian contoh soal mulai dari soal yang sederhana sampai pada soal

rumit.

22) Menjelaskan materi dalam bentuk perbaikan dan umpan balik terhadap

soal PR.

23) Memberikan tes diakhir pokok bahasan yang menjadi penutup siklus II.

c. Tahap observasi dan evaluasi (Observasion and Evaluation)

Secara umum tahap observasi dan evaluasi siklus II pada dasarnya sama

dengan kegiatan observasi dan evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut:

Page 27: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

27

1) Mengganti perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan proses

pembelajaran sesuai dengan lembar observasi dan evaluasi yang telah

dibuat.

2) Mengadakan evaluasi berupa tes hasil belajar sebagai tes akhir setelah

melaksanakan pembelajaran, untuk mengetahui tingkah keberhasilan

siswa dalam pembelajaran.

3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pendapatnya mengenai pelaksanaan tindakan.

d. Tahap refleksi (Reflection)

Pada tahap analisis dan refleksi, data yang telah diperoleh sebagai hasil

observasi dan evaluasi pada siklus II, selanjutnya dianalisis dan dikaji sebagaimana

pada siklus II, untuk menentukan tingkat keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian

tujuan akhir dari pelaksanaan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber data

Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X SMA

Negeri 9 Makassar dengan jumlah 40 orang yang terdiri dari orang siswa

laki-laki dan orang siswa perempuan.

2. Jenis data

Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif berupa hasil catatan harian,

angket, tanggapan dan saran siswa. Data kuantitaif berupa tes hasil belajar.

Page 28: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

28

3. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data disesuaikan dengan data yang diperoleh:

a. Data tentang hasil belajar siswa sambil dengan menggunakan tes hasil

belajar fisika pada setiap siklus.

b. Data tentang kondisi pembelajaran selama tindakan penelitian diambil

dengan catatan harian selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Data tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang

digunakan dengan memberikan pertanyaan tentang metode pengajaran

yang digunakan.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi dianalisis secara kualitatif.

Sedangkan data hasil belajar Fisika siswa dianalisis secara kuantitatif dengan

menggunakan statistik deskriptif yang meliputi skor rata-rata, presentase, stándar

deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum yang dicapai setiap siklus.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar siswa adalah

berdasarkan teknik kategorisasi skala lima. Menurut Depdikbud bahwa skor stándar

umum yang digunakan adalah skala lima yaitu pembagian tingkat penguasaan yang

terbagi atas lima kategori, yaitu :

1. 85-100 dikategorikan “sangat tinggi”

2. 65-84 dikategorikan “tinggi”

3. 55-64 dikategorikan “sedang”

Page 29: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

29

4. 35-54 dikategorikan “rendah”

5. 0-34 dikategorikan “sangat rendah”

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar fisika

peserta didik, maka diadakan penelitian tindakan yang berorientasi pada

pembelajaran dengan melalui pemberian kuis pada setiap awal pembelajaran. Untuk

mengukur peningkatan hasil belajar fisika peserta didik, ditandai dengan

peningkatan skor yang diperoleh peserta didik pada tes setiap akhir siklus dengan

standar ketuntasan secara individual 68 dari skor ideal 100 dan ketuntasan kelas 68%.

Page 30: Proposal Pemberian Kuis Fisika Sma Kls x

30

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Sinar

Baru Algesindo

Badudu. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Depdikbud. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarata: Direktorat pendidikan Lanjutan

Pertama.

Djabbar, Asriyani. 2008. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pemberian

kuis setiap awal pembelajaran pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3

Sungguminasa. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dimyati dan mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

Ekawarna. 2009. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Riandi, Seven. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Fsika Siswa kelas XI IPA3 SMA

negeri 3 Makassar Melalui Pemberian Kuis Dalam Pembelajaran. Skripsi.

Universitas negeri Makassar.

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Suciati dan Irawan Prasetya. 2001. Teori Belajar Dan Motivasi. Jakarta: PAU-PPAI,

Universitas Terbuka.

Sumarni. 2006. Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode

Pemberian Kuis Di Awal Pembelajaran. Skripsi. FMIPA UNM.

30