proposal jintan hitam

44
PROPOSAL PENELITIAN I. Nama Peneliti : Yudhistira Pemana ( G0010200 ) ____________________________________________________________ ______ II. Judul Penelitian : Pengaruh ekstrak jintan hitam terhadap jumlah trombosit dan waktu pembekuan pada tikus yang diinduksi kuinin. ____________________________________________________________ ______ III. Bidang Ilmu : FARMAKOLOGI ____________________________________________________________ ______ BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Trombosit adalah sel darah yang dihasilkan oleh susmsum tulang dan berfungsi dalam pembentukan sumbat mekanik terhadap cedera

Upload: yusuf-budi-hermawan

Post on 11-Dec-2014

168 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

proposal penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: proposal jintan hitam

PROPOSAL PENELITIAN

I. Nama Peneliti : Yudhistira Pemana( G0010200 )

__________________________________________________________________

II. Judul Penelitian :

Pengaruh ekstrak jintan hitam terhadap jumlah trombosit dan waktu pembekuan pada

tikus yang diinduksi kuinin.

__________________________________________________________________

III. Bidang Ilmu : FARMAKOLOGI

__________________________________________________________________

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Trombosit adalah sel darah yang dihasilkan oleh susmsum tulang

dan berfungsi dalam pembentukan sumbat mekanik terhadap cedera

vascular.5 Jumlah trombosit normal yang terdapat dalam sirkulasi adalah

sekitar 150.000-400.000/mm3. Jika terjadi cedera vascular maka akan

terjadi 3 proses utama dalam menyebabkan hemostasis dan koagulasi : (1)

Vasokontriksi sementara; (2) Reaksi trombosit yang terdiri dari adhesi dan

agregasi trombosit (3) aktivasi factor-faktor pembekuan.24 Terdapat

beberapa kelainan jumlah atau fungsi trombosit yang dapat mempengaruhi

Page 2: proposal jintan hitam

koagulasi darah, salah satunya satunya adalah berkurangnya jumlah

trombosit lebih dari 100.000 mm3 atau yang disebut trombositopenia.

Jumlah trombosit yang berkurang ini dikarenakan berkurangnya produksi

atau meningkatnya penghancuran trombosit.24 Salah satu penyebab

trombositopenia di masyarakat yang mempengaruhi gangguan produksi

pada trombosit adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit demam

berdarah dengue adalah penyakit menular yang ditularkan melalui nyamuk

A. Aegypty dan paling sering terjadi kepada manusia dalam beberapa

tahun terakhir.

Menurut World Health Organization bahwa 2.5 miliar manusia

hidup di daerah berkembangnya virus dengue. Selama dua puluh lima

tahun terakhir ini penyebaran virus dengue semakin meningkat dan

menyebabkan penyakit endemic di Negara tropis khususnya Asia

Tenggara. Pada tahun 2007 di Asia Tenggara, terdapat peningktan

kejadian kasus dengue sekitar 18% dan peningkatan kasus dengue yang

meninggal sekitar 15% disbanding tahun 2006.26

Kasus infeksi dengue pertama kali ditemukan di Indonesia tahun

1968 di Jakarta dan Surabaya, dan terus meningkat sampai tahun 2010.

Jumlah kasus DBD pada tahun 2010 di Indonesia sebanyak 156.086 kasus

dengan jumlah kematian akibat DBD sebesar 1.358 orang. Dengan

demikian, angka insiden DBD pada tahun 2010 adalah 65,7 per 100.000

penduduk dan angka kematian kasus sebesar 0,87%.18 Kasus ini meningkat

Page 3: proposal jintan hitam

secara signifikan jika dibandingkan angka kejadian pada tahun 2008 yang

sebanyak 133.402 kasus dengan angka insiden 58,5/100.000.17

Selain karena infeksi virus, trombositopenia akibat gangguan

produksi juga disebabkan oleh depresi selektif megakariosit karena obat

dan Bone Marrow Failure. Selain itu juga terdapat destruksi trombosit

yang disebabkan oleh autoimun, induksi obat yang dapat menyebabkan

perdarahan.

Pada kasus trombositopenia ini sangat dibutuhkan terapi untuk

meningkatkan produksi trombosit secara cepat, aman dan mudah

didapatkan di masyarakat secara umum. Salah satu terapi herbal yang

mudah didapat dan aman bagi tubuh adalah jinten hitam. Jinten hitam atau

Nigella Sativa adalah salah satu tanaman obat yang termasuk dalam family

Ranunculaceae. Biji dan minyaknya mempunyai aktivitas anti inflamasi,

analgesic, antipiretik, antimikroba, antineoplastik dan dapat menurunkan

tekanan darah serta meningkatkan respirasi.13 Biji Nigella sativa

mengandung 36-38% minyak konstan (fixed oil), protein, alkaloid,

saponin, dan 0.4-2.5% minyak esensial (essential oil).1 Di minyak

essensial, terdapat kandungan seperti thymoquinone, thymohydroquinone,

thymol, dan dihidrothymoquinone.24 Terdapat penelitian yang

membuktikan bahwa ekstrak nigella sativa pada konsentrasi tertentu dapat

menstimulasi proliferasi sel-sel hemopoetik di sumsum tulang. Mekanisme

stimulasi tersebut menunjukan peningkatan cukup bermakna pada jumlah

CFU ( Colony Forming cell Unit), dimana peningkatan tersebut

Page 4: proposal jintan hitam

melibatkan komponen hemapoetik.20 Dalam hubunganya dengan

trombopoesis, komponen yang berperan antara lain CFU Megakariosit,

dan MGF (Megakariosit Growth Factor ) atau trombopoetin.5

Dengan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian

pengaruh jinten hitam terhadap jumlah trombosit dan waktu pembekuan

(Clotting Time) tikus wistar model trombositopenia yang diinduksi oleh

quinine. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengungkap manfaat

jinten hitam sebagai obat herbal secara lebih jelas. Islam mengajarkan

bahwa dalam berobat hendaklah mencari obat atau dokter yang lebih baik.

Dalam etika kedokteran Islam diajarkan bila ada dua obat yang

kualitasnya sama maka pertimbangan kedua yang harus diambil adalah

yang lebih efektif dan tidak memiliki efek rusak bagi pasien. Itulah

sebabnya rasulullah menganjurkan kita untuk berobat pada ahlinya. Abu

Dawud, An Nasai dan Ibnu Majah meriwayatkan dari hadits ‘Amr Ibnu

Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya; katanya: Telah berkata Rasulullah

SAW: Barang siapa yang melakukan pengobatan, sedang pengobatannya

tidak dikenal sebelum itu, maka dia bertanggung jawab (atas

perbuatannya). Seorang dokter muslim akan selalu mempertimbangkan

penggunaan obat kepada pasiennya. Untuk penyakit sederhana obatnya

adalah obat sederhana (dengan makanan/obat alamiah). Tidak boleh

memberikan pasien dengan obat kompleks (obat kimia) sebelum

menggunakan obat sederhana dikarenakan obat kompleks bisa memiliki

sifat merusak tubuh pasien.

Page 5: proposal jintan hitam

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka diperoleh

rumusan masalah :

1. Apakah pemberian ekstrak jintan hitam dapat berpengaruh terhadap

jumlah trombosit dan waktu pembekuan (clotting time) pada tikus

yang diinduksi oleh kuinin ?

2. Apakah terdapat perbedaan jumlah trombosit dan waktu pembekuan

antara kelompok control, kelompok yang diinduksi dengan kuinin dan

kelompok yang diinduksi dengan kuinin dan diberi jintan hitam

dengan dosis bertingkat ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum :

Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui perbedaan jumlah

trombosit dan waktu pembekuan (clotting time) pada tikus yang

Page 6: proposal jintan hitam

diinduksi kuinin setelah diberi jinten hitam dengan dosis bertingkat

yaitu mg/ekor/hari, mg/ekor/hari, mg/ekor/hari dan mg/ekor/hari.

2. Tujuan Khusus :

Mengetahui pengaruh jinten hitam terhadap jumlah trombosit dan

waktu pembekuan (clotting time) pada tikus normal dan tikus

trombositopenia

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat member masukan dalam mengembangkan

penelitian tentang jinten hitam sebagai terapi herbal terhadap kasus

trombositopenia

2. Manfaat Praktis

Penelitian dapat memberikan informasi tentang jinten hitam yang

dapat digunakan untuk menstimulasi peningkatan kadar trombosit

pada hewan uji coba.

Page 7: proposal jintan hitam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Trombosit

Trombosit adalah fragmen-fragmen sel granular, berbentuk cakram

tidak berinti ; trombosit ini merupakan unsur selular sumsum tulang terkecil

dan penting untuk hemostasis dan system koagulasi.23 Trombosit dihasilkan

oeh sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Prekusor

megakariosit-megakarioblas muncul melalui proses differensiasi sel induk

hemopoietik. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti

endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan

penambahan lobus inti menjadi kelipatan keduanya. Pada berbagai stadium

( paling banyak stadium delapan), sitoplasma menjadi granular dan trombosit

dilepaskan. Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikel dalam

sitoplasma sel yang membentuk membrane pembatas trombosit. Tiap

megakariosit bertanggung jawab untuk menghasilkan sekitar 4000 trombosit.

Interval waktu semnjak differensiasi sel induk manusia sampai produksi

trombosit berkisar 10 hari.5

Trombopoietin adalah pengatur utama produksi trombosit dan

dihasilkan oleh hati dan ginjal. Trombosit mempunyai reseptor untuk

trombopoietin (C-MPL) dan mengeluarkannya dari sirkulasi, karena itu kadar

trombopoietin tinggi pada trombositopenia akibat aplasia sum-sum tulang dan

Page 8: proposal jintan hitam

sebaliknya. Trombopoietin meningkatkan jumlah maturasi

megakariosit(Hoffbrand, et al, 2005). Konsentrasi normal trombosit dalam

darah ialah antara 150.000-350.000/μl.11

Trombosit mempunyai peranan penting dalam proses awal faal

koagulasi yang akan berakhir dengan pembentukan sumbat trombosit (platelet

plug).6 Proses koagulasi diawali dalam keadaan homeostasis dengan adanya

cedera vascular. Vasokontriksi merupakan respon segera terhadap cedera,

yang diikuti dengan adhesi trombosit pada kolagen di dinding pembuluh yang

terpajan dengan cedera. Setelah itu, ADP dan tromboksan A2 dilepas dan

menyebabkan agregasi trombosit pada tempat cedera vascular.23 ADP

menyebabkan trombosit membengkak dan mendorong membrane trombosit

pada trombosit yang berdekatan untuk melekat satu sama lain. Bersamaan

dengan itu, terjadi reaksi pelepasan lebih lanjut yang melepaskan lebih banyak

ADP dan tromboksan A2 yang menyebabkan agregasi trombosit sekunder.

Proses umpan balik positif terus terjadi sehinggga menyebabkan terbentuknya

massa trombosit untuk menyumbat daerah kerusakan endotel. Setelah agregasi

trombosit dan pelepasan tersebut, fosfolipid membrane (faktor trombosit dan

plathelet factor 3) tersedia untuk dua jenis reaksi kaskade koagulasi. Faktor III

trombosit, dari membrane trombosit berfungsi untuk mempercepat pembekuan

plasma. Dengan cara ini, terbentuklah sumbatan trombosit, kemudian segera

diperkuat oleh protein filamentosa yang dikenal sebagai fibrin.Produksi fibrin

dimulai dengan perubahan factor X menjadi Xa, seiring dengan terbentuknya

bentuk aktif suatu factor. Factor X dapat diaktivasi melalui dua rangkaian

Page 9: proposal jintan hitam

reaksi. Rangkaian pertama memerlukan factor jaringan atau tromboplastin

jaringan, yang dilepaskan oleh endotel pembuluh darah pada saat cedera.

Karena factor jaringan tidak terdapat dalam darah, maka factor ini merupakan

factor ekstrinsik koagulasi, dengan demikian disebut jalur ekstrinsik untuk

rangkaian ini.23

Rangkaian lainya yang menyebabkan aktivasi factor X adalah jalur

intrinsik, disebut demikian karena rangkaian ini menggunakan faktor-faktor

yang terdapat dalam system vascular plasma. Dalam rangkaian ini, terjadi

reaksi kaskade aktivasi satu prokoagulan menyebabkan aktivasi bentuk

pengganti. Aktivasi jalur intrinsic dimulai dengan aktivasi factor kontak

(contact factor), yaitu factor XII, HMWK, dan prekalikren. Selanjutnya

terjadi aktivasi factor XI, X, dan IX.6 Dari hal ini, koagulasi terjadi di

sepanjang apa yang dinamakan jalur bersama. Aktivasi factor X terjadi

sebagai akibat reaksi jalur intrinsic dan ekstrinsik. Pengalaman klinis

menunjukan bahwa kedua jalur tersebut berperan dalam hemostasis.12

Selanjutnya pada pembentukan fibrin berlangsung jika factor Xa, dibantu oleh

fosfolipid dari trombosit yang diaktivasi, memecah protrombin, membentuk

thrombin. Selanjutnya thrombin memecahkan fibrinogen membentuk fibrin.

Fibrin pada awalnya merupakan jeli yang dapat larut, distabilkan oleh factor

XIIIa dan mengalami polimerasi menjadi jalinan fibrin yang kuat, trombosit,

dan memerangkap sel-sel darah. Untaian fibrin kemudian memendek (retraksi

bekuan), mendekatkan tepi-tepi dinding pembuluh darah yang cedera dan

menutup daerah tersebut.23

Page 10: proposal jintan hitam

2. Trombositopenia

Trombositopenia adalah keadaan dimana jumlah trombosit dalam

darah kurang dari normal, sehingga jika terdapat perdarahan akibat rusaknya

jaringan darah akan sulit untuk membeku dan menghentikan perdarahan.

Penderita trombositopenia cenderung mengalami perdarahan yang berasal dari

venula-venula atau kapiler-kapiler kecil, bukan dari pembuluh darah yang

lebih besar seperti pada hemofilia. Akibatnya, timbul bintik-bintik perdarahan

di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan bercak-bercak kecil

berwarna ungu, sehingga penyakit ini disebut trmbositopenia purpura.

Biasanya perdarahan akan terjadi jika jumlah trombosit pada darah turun di

bawah 50.000/ml.11

Penyebab trombositopenia ini biasanya akibat berkurangnya

produksi trombosit dan meningkatnya penghancuran trombosit. Penurunan

produksi trombosit dapat dijumpai pada kondisi yang mengganggu atau

menghambat fungsi sumsum tulang. Seperti, anemia aplastik, mielofibrosis,

karsinoma metastatic, leukemia akut, dan pada keadaan defisiensi, seperti

difensiasi vitamin B dan asam folat juga dapat mempengaruhi produksi

trombosit. Keadaan yang disebabkan oleh splenomegali, sirosis hati , limfoma

dan penyakit mieloproliferatif dapat meyebabkan trombositopenia karena

penghancuran atau penyimpanan yang berlebihan. Trombosit juga dapat

dihancurkan oleh produksi antibody yang diinduksi oleh obat-obatan, seperti

quinidin, emas atau oleh autoantibody. Antibody ini ditemukan pada penyakit

Page 11: proposal jintan hitam

lupus eritematosus, leukemia limfositik kronis, limfoma tertentu dan purpura

trombositopenik idiopatik (ITP).23

Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit yang juga

dapat menyebabkan trombositopenia. Penyakit ini merupakan penyakit

menular yang berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dan biasanya

sering ditemukan pada daerah tropis. Penyakit DBD ini dapat menyebabkan

trombositopenia melalu mekanisme: (1) Supresi sumsum tulang. (2) Destruksi

dan pemendekan masa hidup trombosit. Gambaran sumsum tulang pada fase

awal infeksi menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit.

Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan proses hematopoiesis

termasuk megakariopoiesis. Kadar trombopoietin dalam darah pada saat

terjadi trombositopenia justru menunjukkan kenaikan, hal ini menunjukkan

terjadinya stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme kompensasi terhadap

keadaan trombositopenia.27 Destruksi trombosit disebabkan karena infeksi

virus mempengaruhi system imun. Sensitisasi trombosit oleh autoantibody

menyebabkan disingkirkanya trombosit oleh makrofag system retikuloendotel,

khususnya limpa. Masa hidup trombosit normal yang semula selama 7 hari

tetapi pada keadaan ini, masa hidupnya akan memendek menjadi beberapa

jam 5

Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968

di Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang

(41,3%). Selanjutnya sejak saat itu penyakit DBD cenderung menyebar ke

seluruh tanah air Indonesia dan mencapai puncaknya pada tahun 1988 dengan

Page 12: proposal jintan hitam

insidens rate mencapai 13,45 % per 100.000 penduduk (Siregar, 2004).

Jumlah kasus DBD terus meningkat pada setiap tahunya. Pada tahun 2010 di

Indonesia dilaporkan sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah kematian akibat

DBD sebanyak 1.358 orang, dan mempunyai angka insidensi sebesar 65,7 per

100.000 penduduk.18 Kasus ini terus meningkat secara signifikan jika

dibandingkan angka kejadian pada tahun 2008 yang sebanyak 133.402 kasus

dengan angka insiden 58,5/100.000.17

3. Waktu Pembekuan (Clotting Time)

Waktu pembekuan adalah pemeriksaan untuk menentukan lamanya

darah untuk membeku, yang hasilnya akan menjadi ukuran aktivitas factor-

faktor pembekuan darah, terutama factor yang membentuk tromboplastin atau

factor yang berasal dari trombosit.8 Beberapa cara telah dipakai untuk

menentukan waktu pembekuan, cara yang paling banyak dipakai adalah

dengan menempatkan darah dalam tabung gelas reaksi yang bersih, kemudian

menggoyangkan tabung itu setiap 30 detik sampai terbentuk bekuan. Dengan

cara ini, waktu pembekuan normal adalah berkisar selama 6-10 menit.11 Jika

terdapat abnormalitas pada hasilnya, maka itu menunjukan adanya indikasi

kelainan pada jumlah dan fungsi trombosit.

4. Kuinin

Kuinin atau kina adalah alkaloid penting yang diperoleh dari kulit

pohon sinkona. Kina bekerja sebagai skiontosida darah dan gametosida

terhadap plasmodium vivax dan plasmodium malariae. Obat ini bekerja

Page 13: proposal jintan hitam

dengan menghambat heme polymerase, sehingga mengakibatkan penumpukan

at sitotoksik yaitu heme. Sebagai skizontosida, kina kurang efektif dan lebih

toksik dibanding klorokuin, tetapi kina mempunyai fungsi tersendiri dalam

penanganan malaria berat pada daerah plasmodium falciparum yang resisten

terhadap klorokuin.28 Kuinin diabsorbsi dengan cepat pada penggunaan oral

atau intra muskular. Kadar puncak dalam plasma dicapai 1-3 jam setelah

pemberian oral dan waktu paruh sekitar 11 jam.16 Dosis oral pada kuinin

adalah 10 mg/kg berat badan/8 jam selama 4 hari kedua. Intra vena 20 mg/kg

berat badan dalam >4 jam dan dilanjutkan 10 mg/kg dalam >4 jam diberikan

setiap 8 jam sehingga pasien dapat minum obat atau selama 5-7 hari.

Ekskresinya terutama melalui ginjal, sebagian besar sebagai

metabolitnya. Efek samping yang terjadi adalah reaksi neurotoksik.7 Efek

toksiknya adalah hemolitik intravaskuler, hemolitik anemia, trombositopenia,

pansitopenia, dan gagal ginjal.4 Banyak obat lain yang menyebabkan

terjadinya trombositopenia selain kuinin seperti obat anti kanker, asam

valporat karena efek mielosupresif sedangkan obat yang lain, heparin dan

quinine dapat menyebabkan trombositopenia akibat reaksi imun.27 Tetapi

sampai sekarang quinine adalah obat yang paling sering ditemukan

menyebabkan trombositopenia atau DIT (drug induced trombositopenia).2

Pada DIT terjadi 2 mekanisme major untuk menyebabkan

terjadinya trombositopenia yaitu : (1) pengurangan jumlah produksi trombosit

dengan supresi sumsum tulang belakang dan (2) destruksi trombosit yang

biasanya karena mekanisme imun.14,22,30 Pada kuinin mekanisme yang terjadi

Page 14: proposal jintan hitam

adalah drug dependent antibody, yaitu quinine berinteraksi secara non covalent

dengan membrane glikoprotein trombosit dan pada akhirnya terbentuk

antibody igG yang spesifik untuk kuinin yang terikat pada permukaan

trombosit dan menyebabkan aktivasi trombosit.19,31 Biasanya pada DIT

menunjukan manifestasi penurunan trombosit dari yang sedang sampai berat

(trombosit <50.000/ul).10

5.) Jinten Hitam (Nigella Sativa)

Jinten hitam atau nigella sativa adalah salah satu tanaman obat yang

termasuk dalam famili Ranunculacae dan umumnya tanaman ini tumbuh di

benua eropa (tepatnya di dataran Eropa Timur bagian tengah ). Tanaman jinten

hitam juga banyak ditemukan di sepanjang dataran negara pakistan sampai

dengan india.13 Tanaman jintan hitam memiliki kelopak bunga kecil,

berjumlah lima, berbentuk bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai agak

tumpul, pangkal mengecil membentuk sudut yang pendek dan besar. Terdapat

juga mahkota bunga yang berwarna putih kekuningan, agak memanjang, lebih

kecil dari kelopak bunga, berbulu jarang dan pendek. Buah jintan hitam seperti

polong, bulat panjang, dan coklat kehitaman. Bijinya kecil, bulat hitam, jorong

bersusut tiga tidak beraturan dan sedikit berbentuk kerucut, panjang 3 mm,

serta berkelenjar.15

Biji atau minyak dari jintan hitam mempunyai aktivitas antiinflamasi,

analgesik, anti piretik, antimikroba dan anti neoplastik. Selain itu minyak jintan

hitam juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan respirasi. Pemberian

ekstrak biji jintan hitam dapat menginduksi perubahan pada hemogram

Page 15: proposal jintan hitam

termasuk peningkatan PCV (Packed Cell Volume) dan hemoglobin, penurunan

kadar kolestrol, trigliserid dan glukosa.1 Kandungan kimia dari biji dan daun

jintan hitam adalah minyak astiri, minyak lemak, melantin (saponin), nigelin

(zat pahit), zat samak, nigelon, thymoquinone.13 Biji jinten hitam juga

mengandung protein, ion kalsium, zat besi, ion natrium, dan kalium. 14

Menurut penelitian Ghosheh OA et al, (1999), komponen utama dari

biji nigella sativa dan yang paling aktif adalah thymoquinone,

dihydrothymoquinone, thymol, dan thymohydroquinone. Pada beberapa

komponen aktif ini thymoquinone mempunyai efek anti oksidan yang paling

besar. Karena efek antioksidanya, thymoquinone mengoksidasi LDL. LDL

yang teroksidasi ini, bersama dengan protein perangsang kinetika monosit dan

megakariosit (monocyte and megakaryocyte chemotactic protein-1)

merangsang regenerasi darn pengumpulan monosit dan megakariosit untuk

bermigrasi ke ruang endothelium dan berubah, masing-masing menjadi

makrofag dan trombosit aktif. 22,25 Hal ini diperkuat dari hasil penelitian pada

cancer and Immuno Biological Laboratory.2 yang mengemukakan bahwa pada

konsentrasi tertentu jintan hitam dapat menstimulasi sumsum tulang dan sel

imun. Mekanisme stimulasi tersebut menunjukan peningkatan yang cukup

bermakna pada jumlah CFU ( Colony Forming cell Unit), dimana peningkatan

tersebut melibatkan komponen-komponen hemopoietik yang juga berhubungan

dengan trombopoiesis.21

Page 16: proposal jintan hitam

B. KERANGKA PEMIKIRAN

= Memacu

= Menghambat

Ekstrak Jintan Hitam

Thymoquinone

Efek Antioksidant

Quinin dosis toksik

Penurunan produksi trombosit

Destruksi trombosit

Clotting time memanjang

Stimulasi sumsum tulang

Trombositopenia

Aktivasi Trombosit dan Makrofag

Tikus

Trombosit meningkat

Clotting time normal

Page 17: proposal jintan hitam

C. HIPOTESIS

Ekstrak jintan hitam atau nigella sativa dapat mempengaruhi jumlah

trombosit dan waktu pembekuan (clotting time ) pada tikus trombositopenia

yang diinduksi oleh kuinin.

Page 18: proposal jintan hitam

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium pre-test and post-test

control group design.

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di laboratorium farmakologi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

C. SUBYEK PENELITIAN

Subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus wistar

jantan usia dua sampai tiga bulan dengan berat badan 150-300 gram. Sampel

yang digunakan sebanyak 50 ekor dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 10 ekor tikus. Jumlah ini diperhitungkan menurut

rumus federer 26 yaitu :

(k-1) (n-1) ≥ 15

Keterangan :

k : Jumlah kelompok

n : Jumlah sampel dalam kelompok

Page 19: proposal jintan hitam

D. TEKNIK SAMPLING

Penelitian ini menggunakan random sederhana sebagai teknik

sampling.

E. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian ini adalah the post tes only control group design

(Taufiqqurohman, 2003).

K : (X) O

P1 : (X1) O1

P2 : (X2) O2

P3 : (X3) O3

P4 : (X4) O4

Keterangan :

K : Kelompok kontrol, terdiri dari 10 ekor tikus

P1 : Kelompok perlakuan 1, terdiri dari 10 ekor tikus

P2 : Kelompok perlakuan 2, terdiri dari 10 ekor tikus

P3 : Kelompok perlakuan 3, terdiri dari 10 ekor tikus

P4 : Kelompok perlakuan 4, terdiri dari 10 ekor tikus

X : Tidak diberi perlakuan

X1 : Pemberian quinin dosis 100mg/kg/bb

X2 : Pemberian quinin oral dosis 100mg/kg/bb dan ekstrak jintan hitam

oral dosis 2 X 0.067 ml per hari

Page 20: proposal jintan hitam

X3 : Pemberian quinin oral dosis 100mg/kg/bb dan ekstrak jinten hitam

oral dosis 2 X 0.134 ml per hari

X4 : Pemberian quinin oral dosis 100mg/kg/bb dan ekstrak jinten hitam

oral dosis 2 X 0.268 mml per hari

O : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok kontrol

O1 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok

perlakuan 1

O2 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok

perlakuan 2

O3 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok

perlakuan 3

O4 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok

perlakuan 4

F. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas : Ekstrak jintan hitam (Nigella Sativa)

Variabel terikat : Hitung trombosit dan waktu pembekuan

(clotting time)

Variabel luar :

Variabel luar dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel luar yang dapat dikendalikan : Usia, jenis kelamin, berat badan,

jenis makanan.

Varibel luar yang tidak dapat dikendalikan : Kondisi psikologis tikus

Page 21: proposal jintan hitam

G. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel bebas : Ekstrak jintan hitam (Nigella Sativa )

Dosis dari ekstrak jintan hitam yang direkomendasikan adalah 2.5

ml-5 ml untuk sediaan cair, 2-3x per hari dapat diberikan sebelum maupun

sesudah makan.14 Pada penelitian ini akan diambil nilai tengah dari dosis

tersebut, sehingga didapatkan hasil 3.75 ml.

Dosis pada manusia tersebut dikonversikan ke tikus, yaitu :

1) Perbandingan konversi manusia ke tikus adalah 1 : 0.018

Dosis pada manusia = 3.75 ml

Dosis tikus = 3.75 X 0.018

= 0.067 ml

Jadi didapat dosis pertama 2 X 0.067 ml/ekor/hari, dosis kedua dua

kali dosis pertama 2 X 0.134 ml/ekor/hari dan dosis ketiga dua kali dari

dosis kedua 2 X 0.268 ml/ekor/hari.

2. Variabel terikat : Hitung trombosit dan waktu pembekuan (clotting time )

A. Hitung trombosit

Hitung trombosit diperoleh dari jumlah yang diperoleh dari

pengambilan darah subyek penelitian sebelum, selama dan sesudah

pemberian jintan hitam. Setiap 5 hari sekali tikus diambil darah untuk

dilihat jumlah trombosit dengan menggunakan Hematology Analyzer

B. Waktu pembekuan (clotting time)

Waktu pembekuan (clotting time) diperoleh dari pengukuran darah

subyek penelitian sebelum, selama, dan sesudah pemberian angkak

Page 22: proposal jintan hitam

dengan cara memotong ekor tikus, lalu darah diteteskan pada objek

glass dan ditunggu sampai membeku kemudian dicatat lamanya waktu

pembekuan.

3. Variabel luar

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan

1. Usia

Usia tikus pada penelitian ini adalah dua sampai tiga bulan.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin tikus yang akan digunakan adalah jantan

3. Berat badan

Berat badan pada tikus yang akan digunakan penelitian adalah

150-300 gram

4. Jenis makanan

Makananya berupa pellet dan minuman dari air PAM.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan : kondisi psikologis tikus

Kondisi psikologis tikus dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,

pemberian perlakuan yang berulang kali, dan perkelahian antar tikus

dapat mempengaruhi kondisi psikologis dari tikus.

H. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

A. Alat yang digunakan adalah :

1. Alat dan bahan pengambilan darah :

i. Eppendorf

Page 23: proposal jintan hitam

ii. EDTA

iii. Gunting

iv. Kapas alkohol

2. Alat dan bahan pemeliharaan tikus serta sonde lambung untuk pemberian

jintan hitam.

3. Alat untuk mengukur jumlah trombosit yaitu Hematology analyzer.

4. Alat untuk mengukur waktu pembekuan (clotting time ) yaitu objek glass,

lidi dan stopwatch.

B. Bahan penelitian :

1. Kuinin

2. Ekstrak jintan hitam

3. Makanan hewan percobaaan (pellet)

4. Aquades

5. Hewan uji coba ( 50 ekor tikus galur wistar)

I. Cara Kerja

1. Sebelum perlakuan

a. Kandang tikus disiapkan, 1 kandang 1 kelompok tikus.

b. Tikus diadaptasikan di lingkungan selama 7 hari.

c. Tikus sebanyak 50 di kelompokan secara acak menjadi 5 kelompok

berbeda.

Page 24: proposal jintan hitam

2. Perlakuan

a. Kelompok kontrol hanya diberi diet standart dan air minum selama

penelitian berjalan sebagai kontrol

b. Kelompok perlakuan 1 diberi diet standar dan diinduksi oleh kuinin.

c. Kelompok perlakuan 2 diberi diet standar dan diinduksi oleh kuinin dan

diberi ekstrak jintan hitam 2 x 0.067 ml/hari/ekor

d. Kelompok perlakuan 3 diberi standar, diinduksi oleh kuinin dan diberi

ekstrak jintan hitam 2 x 0.134 ml/hari/ekor

e. Kelompok perlakuan 4 diberi standar, diinduksi oleh kuinin dan diberi

ekstrak jintan hitam 2 x 0.268 ml/hari/ekor

3. Setelah perlakuan

Setiap hari ke 7 diperiksa darah dari tikus, diperiksa trombosit dan

waktu pembekuanya.

Page 25: proposal jintan hitam

Tikus galur wistar

Trombositopenia

Kuinin 100 mg/kg/bb/hari

Normal (kontrol, 10 ekor)

Trombositopenia + ekstrak jintan hitam 2 x 0.067 ml/hari 10 ekorTrombositopenia 10 ekorTrombositopenia + ekstrak jintan hitam 2 x 0.134 ml/hari 10 ekorTrombositopenia + ekstrak jintan hitam 2 x 0.268 ml/hari 10 ekor

Hitung trombosit dan waktu pembekuan (clotting time)

Analisis statistik

J. ALUR PENELITIAN

Page 26: proposal jintan hitam

K.ANALISIS DATA

Data berupa jumlah penghitungan trombosit dan waktu pembekuan

(clotting time) dari masing-masing kelompok ditabulasi dan dianalisis dengan

menggunakan analisis data yang sesuai yaitu One Way Anova dilanjutkan dengan

LSD untuk melihat perbedaan antar masing-masing kelompok dan uji beda Paired

T Test untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah perlakuan dari tiap-tiap

kelompok.

Page 27: proposal jintan hitam

L. JADWAL PENELITIAN

No

.Kegiatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

3 14

1 Mahasiswa

mengumpulkan

topik                            

2 Dibahas tim skripsi                            

3 Bimbingan dan

konsultasi                            

4 Proposal siap                            

5 Ujian proposal                            

6 Pengumpulan data                            

7 Penulisan skripsi                            

8 Ujian skripsi                            

Page 28: proposal jintan hitam

M. DAFTAR PUSTAKA

1. Ali B.H. dan Blunden G.2003. Pharmacological and toxicological properties of

nigella sativa. www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?

Db=PubMed&Cmd=ShowDetailView&TermToSearch (2 Februari 2013)

2. Anonim. (2004). Nigella sativa. www.wikipwdia.com (15 Maret 2013)

3. Aster RH, Bougie DW. Drug-induced immune thrombocytopenia. N Engl J Med.

2007;357: 580-587

4. Aster RH.1993 Quinine-sensitivity: a new cause of the hemolytic uremic. Annals

of Internal Medicine 119: 243-224

5. A.V. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss. (2005). Kapita Selekta Hematologi.

Jakarta: EGC

6. Bakta IM (2006). Hematologi Klinik Ringkas (Edisi I). Jakarta: EGC

7. Ernst M. 1991. Dinamika Obat. Ed ke-5. Widianti MB dan Ranti AS,

penerjemah.Bandung: ITB. Terjemahan dari : Arzneimittelwirkungen,s Vollig.

8. Gandasoebrata. R .(2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: Jakarta

9. Ghosesh OA, Houdi AA, Crooks PA. High Performance liquid chromatographic

analysis of the pharmacologically active quinones and related compounds in the

oil of the black seed (nigella sativa L). J pharm Biomed Anal 1999;19: 757-62.

10. Greinacher A, Eichler P, Lubenow N, Kiefel V. Drug-Induced and drug-

dependent immune thrombocytopenias. Rev Clin Exp Hematol. 2001;5(3):166-

200.

11. Guyton, A.C & Hall. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi XI). Jakarta:

EGC

12. Handin RJ: Bleeding. In Braunwald E et al, editors: Harisson’s principles of

internal medicine, ed 15, New York, 2001, McGraw-Hill.

13. Hargono D. 1952. Tanaman Obat Indonesia Jilid I. Depkes RI. Hal 65

14. Hendrik. 2005. Habbatus sauda’ , Thibbun Nabawiy Dalam Menangani Berbagai

Penyakit dan Memelihara kesehatan Tubuh. Surakarta: Pustaka Al Ummat, pp:

77-110

Page 29: proposal jintan hitam

15. Hilman RS, Ault KA, Rinder HM. Hematology in clinical practice. New York,

NY: McGraw Hill; 2005

16. Hutapea, JR. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III): Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI. Hal 163-165

17. Kakkilaya BS. Antimalarial drugs. Dr B.S. Kakkilaya’s Malaria Web Site.

www.geocities.com/HotSprings/Resort/5403/Antimalaria. (10 Maret 2013)

18. Karyanti MR, Hadinegoro SR. (2009) Perubahan Epidemiologi Demam Berdarah

Dengue Di Indonesia. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo FKUI Jakarta.

19. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2010.

Jakarta Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011

20. Kenney B, Stack G. Drug-Induced Thrombocytopenia. Arch Pathol Lab Med.

2009: 133

21. Medenica, Radjko D. (1996). Use of Nigella sativa to increase immune function.

www.glonds.net/natumed-co-za/nigella_sativa.asp. (10 Maret 2013)

22. Nurhidayat, N. (2002). Angkan Meningkatkan Jumlah Trombosit, Hikmah

suplemen, Pikiran Rakyat Khusus Keluarga.

www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/21/hikmah/lainya05.htm (10 Februari

2013).

23. Patmode NM, Gandhi Pj. Drug –Induced thrombocytopenia in the coronary care

unit. J Thromb Thrombolysis. 2000;10:155-167

24. Price & Wilson. (2006). PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta: EGC.

25. Ragheb A, Attia A, Eldin SW, Elbarbry F, Gazarin S, Shoker A. (2009). The

Protective of thymoquinone, an anti-oxidant and anti inflammatory Agent, againts

Renal Injury: A review. Saudi J kidney Dis Transpl 2009; 20 (5): 741-752

26. Ria Puspitawati, Harun A. Gunawan, Dewi F. Suniarti dan Aynie Yuunita. 2008.

Pengaruh Musik Terhadap Penurunan Kadar Mineral Permukaan Email Pada

Kondisi Defisiensi Protein. Makara, Kesehatan 12(1):1-7

27. Sapir DG, Schimmer B. Dengue fever: new paradigms for changing

epidemiology. Emerging themes in Epidemiology 2005;2-1 – 10.

Page 30: proposal jintan hitam

28. Setiabudy RD.2007. Hemostasis dan Trombosis. Ed ke-3. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

29. Suhendro. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta

30. Tracy JW, Webster LT. Drugs Used In Chemotherapy of Protozoa Infections.

Dalam: Hardman JG, Gilman AG, Limbird LE. Penyunting. Goodman &

Gilman’s the Pharmalogical Basis of Therapheutics. Edisi ke-9. New york: Mc

Milan 1996. H. 965-85

31. Visentin GP, Liu CY. Drug-Induced Thrombocytopenia. Hematol Oncol Clin

North Am. 2007;21:685-696, vi.

32. Wedner H.J. Drugallergy: Danile P. Stites et al. Medical Immunology,

4th.Appleton & Lange: Houston-Texas 1997 : 433-443.

.