proposal dr wahyudi 2013

33
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA KOMPOSTER PORTABLE KECAMATAN WATES ERA 2013 MENUJU KULONPROGO GREEN AND CLEAN Oleh: WAHYUDI ISTIONO Team KKN TEMATIK Fakultas Kedokteran 1

Upload: tri-haryati-paramita

Post on 13-Aug-2015

142 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

grabah sampah komposter

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Dr Wahyudi 2013

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA KOMPOSTER PORTABLE

KECAMATAN WATES ERA 2013 MENUJU KULONPROGO GREEN AND CLEAN

Oleh:WAHYUDI ISTIONO

Team KKN TEMATIK

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Januari 2013

LEMBAR PENGESAHAN

1

Page 2: Proposal Dr Wahyudi 2013

1. Judul KKN-PPM : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Pembuatan Grabah Sampah Komposter Portable Untuk Mewujudkan Visi Program KGC (Kulonprogo Green And Clean)

1. Lokasi (Desa/Kec/Kab/Prop) : Kecamatan Wates, Pengasih, Temon2. Ketua

Nama : dr Wahyudi Istiono, M.KesJabatan/pangkat/gol : Lektor Alamat : Bagian IKM FK UGM

3. Lembaga/Pusat Studi/Fak/Jur Pengusul : FAKULTAS KEDOKTERAN4. Lembaga/institusi mitra

Nama Lembaga : Pemkab Kulon Progo

5. DPL yang diusulkan 1

Nama : dr. Wahyudi Istiono,M.KesFakultas : Kedokteran UGM

6. Jumlah Mahasiswa : 30 (orang) (per kecamatan)7. Biaya yang Diusulkan : Rp. 20.000.000,-

(Rp. 10.000.000 sampai Rp. 20.000.000)8. Jumlah Dana diusulkan (LPPM) : 9. Periode Pelaksanaan : Februari s.d April 201310. Sifat Usulan Kegiatan : Tematik11. Kegiatan KKN-PPM Sebelumnya :

Mengetahui

Yogyakarta, 11 Februari 2013

Wakil Dekan Ketua

Bidang Akademik, kemahasiswaan dan Alumni

Dr. Ova Emilia, M.Med Ed, Sp.OG (K),PhD dr. Wahyudi Istiono, M.KesNIP. 196402191990032001 NIP. 196205111999031001

1

2

Page 3: Proposal Dr Wahyudi 2013

1.Judul : : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Pembuatan Grabah Sampah

Komposter Portable Untuk Mewujudkan Visi Program KGC (Kulonprogo Green And Clean)

2.Analisis situasi

Mengelola sampah butuh strategi yang tepat. Sebab pertumbuhan penduduk yang menambah

keberadaan sampah hingga sempitnya keberadaan ruang telah menjadi persoalan pelik dan

menimbulkan dampak lingkungan serta sosial yang amat serius. Kasus sampah rumah tangga

secara nasional hampir sama, sebagaimana terjadi di daerah lain misalnya Jambi, sebagaimana

gambar dibawah ini (http://satker-plpjambi.blogspot.com/2010/11/pengelolaan-sampah-

rumah-tangga-warga.html):

Sampah warga sama seperti sampah-sampah kota pada umumnya. Sampah ini bercampur antara

sampah organik dengan sampah non organik. Warga belum memiliki kesadaran untuk

memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Sampah-sampah ini

dikumpulkan setiap dua hari sekali oleh petugas sampah.

Gambar sampah warga , Gambar samapah yang bisa dijual

Dilihat dari gambar di atas, sampah warga didominasi oleh sampah-sampah non organik. Sampah non organik yang paling banyak adalah sampah plastik. Dari setiap kelompok ini berdasarkan bisa tidaknya didaur ulang dapat dikelompokkan menjadi bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang.

Pembagian kelompok sampah warga

Contoh kelompok sampah tersebut adalah sebagai berikut:

A. Sampah Organik Bisa Didaur Ulang: kertas, kardus, koran, majalah, dll

3

Page 4: Proposal Dr Wahyudi 2013

B. Sampah Organik Tak Bisa Didaur Ulang: sisa makanan, daun, sisa sayuran, dll.

C. Sampah Non-organik Bisa Didaur Ulang: logam (besi, alumunium, tembaga), botol, bekas

botol minuman, kaleng, plastik, kaca, dll.

D. Sampah Non-organik Tak Bisa Didaur Ulang: plastik yang tidak bisa diaur ulang, baterai

bekas, dll.

Sampah-sampah yang bisa didaur ulang baik organik maupun non-organik bisa dijual. Saat ini

sudah ada pengepul barang-barang bekas yang datang ke lokasi pengelolaan sampah ini. Dalam

satu minggu minimal mereka bisa mendapatkan dana tambahan Rp. 50.000 dari barang bekas

daur ulang ini. Satu bulan berarti kira-kira Rp. 200.000. Jumlah ini justru lebih tinggi nilainya

daripada pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Sedangkan sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang seharusnya dibakar. Namun, saat

ini mereka belum memiliki incinerator untuk membakar sampah. Jika sampah ini dibakar

langsung akan diprotes warga, karena asapnya ke mana-mana dan masuk ke rumah-rumah

warga. Dengan incinerator, cerobong bisa dibuat tinggi sehingga asap bisa langsung ke udara.

Selain itu pembakaran bisa berlangsung sempurna dan mengurangi pencemaran udara.

Sampah organik diolah menjadi kompos. Kompos dapat diolah lagi menjadi pupuk organik

untuk dijual. Atau digunakan sendiri untuk menanam tanaman hias, tanaman apotik hidup, atau

tanaman sayuran/buah-buahan.

Proses Pengelolaan Sampah

Proses pengolahan sampah warga Gunung Batu kurang lebih sebagai barikut:

A. Pengumpulan Sampah Warga

Sampah warga dikumpulkan dari rumah ke rumah yang seluruhnya terdiri dari 6 RT. Sampah ini

dikumpulkan oleh petugas yang khusus setiap 2 hari sekali dengan menggunakan gerobak

sampah. Sampah-sampah ini dikumpulkan di tempat penampungan sementara. Petugas yang

terdiri dari dua orang bekerja dari pagi sampah menjelang sholat dhuhur.

4

Page 5: Proposal Dr Wahyudi 2013

Contoh Sampah Campur dan diangkut secara konvensional dengan gerobak dari rumah-rumah warga

B. pemilahan Sampah

Pemilahan sampah merupakan bagian yang cukup rumit. Banyak makan waktu dan tenaga,

problem pemisahan sampah perlu dimulai dengan memisahkan sampah organik dan non organik

sejak dari rumah-rumah. Hal ini perlu penyadaran yang terus menerus, mungkin perlu waktu

lama tetapi harus dimulai sejak dari sekarang. Mungkin sebagai perangsang bisa dengan

memberikan reward bagi warga yang mau memisahkan sampahnya. Rewardnya tidak perlu

mahal-mahal, misalnya warga yang mau memisahkan sampahnya diberi hadiah tanaman hias

atau tanaman-tanaman yang lain.

Gambar 1: Bentuk sampah RT yang belum terkelola

C. Pengomposan

Sampah-sampah organik yang tidak bisa didaur ulang diolah menjadi kompos dengan

menggunakan aktivator dan dengan pengembangan teknologi tempat komposter akan mengatasi

kesulitan tersebut.

5

Page 6: Proposal Dr Wahyudi 2013

KULON PROGO CLEAN AND GREEN berawal dari rumah

Salah satu upaya Pemkot Kulonprogo-DIY melalui Dinas Kebersihan Kota Kulonprogo

adalah membentuk kader lingkungan yang bisa mengangkat Kota Kulonprogo menjadi Clean

and Green butuh waktu untuk melihat hasil dari pengkaderan dengan gerakan aplikasi

pembuatan Grabah sampah komposter diharap mampu memberikan progres mengenai

kebersihan lingkungan .

Model pengelolaan sampah dengan cara penimbunan (open dumping) harus segera

ditinggalkan sebab tahun-tahun mendatang perlu pengelolaan sampah yang praktis dan efisien

khususnya terhadap sumber sampah dari rumah tangga yakni pengelolaan sampah organik

maupun anorganik hingga penanggkapan gas metan yang diproduksi oleh tumpukan sampah.

Pengelolaan dengan model komposter masih belum populer sebagian besar masih

menggunakan pola lama yakni mengubur sampah yang ada dengan tumpukan tanah maupun

pasir masih 95% yang menggunakan open dumping .Semakin bertambahnya penduduk di

Wilayah Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya di Kelurahan Wates,

akan memberikan dampak semakin tingginya timbulan sampah yang ada terutama timbulan yang

berasal dari pemukiman rumah tangga . Berdasarkan identifikasi permasalahan dan analisis

prasarana kota Kulonprogo sebagai kota Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) pengelolaan sampah yang ada saat ini masih memerlukan peningkatan baik berupa

peningkatan kualitas sarana dan prasarana persampahan maupun kualitas

pelayanannya.Identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :

(1). Tingkat pelayanan pengelolaan persampahan yang ada masih rendah yaitu kurang dari 80 %

(2). Kurang fasilitas pengumpul sampah

(3).Daya tampung tempat sampah di sudut-sudut kota Kulonprogo hanya mampu menampung

sifatnya ensidendal saja.

(4). Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

(5). Belum efektifnya sangsi terhadap pelanggaran hukum mengenai kebersihan.

(6). Masih minimnya penerimaan restribusi sampah

6

Page 7: Proposal Dr Wahyudi 2013

Secara garis identifikasi permasalahan digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2: Skema Identifikasi Masalah Lingkungan persampahan Saat ini Kota Kulonprogo DIY ( Sumber : dimodifikasi dan diadopsi Hari, 2009)

Untuk mengantisipasi permasalahan diatas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) antara lain :

(1). Meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan dengan menambah sarana dan prasarana

yang ada.

(2). Mengupayakan penanganan sampah sedekat mungkin dari sumber sampah

(3). Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelalaan sampah.

(4). Mengupayakan peningkatan pendapatan dari restribusi sampah

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah tersebut masih memerlukan

kecenderungan pada penambahan sarana prasarana yang membutuhkan dana besar, sedangkan

kemampuan pembiayaan dari Pemerintah Kota Kulonprogo amat sangat terbatas. Pendidikan

kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah telah dilakukan oleh pemerintah terutama para

tokoh masyarakat melalui jalur pendidikan formal.

7

Identifikasi masalah lingkungan persampahan

saat ini di Kota Kulonprogo DIY

Pengelolaan persampahan masih rendah

Fasilitas pengumpul sampah masih kurang

Daya tampung berkemampuan terbatas

Kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan

Sangsi pelanggaran masih lemah

Peneriman restribusi sampah rendah

Page 8: Proposal Dr Wahyudi 2013

Secara garis besar untuk mengatisipasi persampahan di Lingkungan dapat digambarkan

diagram blok sebagai berikut :

Gambar 3: Skema cara mengatasi masalah persampahan yang harus dilakukan di Kota Kulonprogo DIY (Sumber : Modifikasi dan diadopsi Hari, 2009)

Kegiatan pelatihan kepada masyarakat untuk ditumbuh kembangkannya tentang kesadaran

masyarakat dalam mengatasi masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan mereka belum

diberikan ketrampilan khusus tentang Pembuatan Grabah Sampah Komposter Portable Rumah

Tangga dan penerapan teknologinya untuk menunjang kebersihan Program Kulonprogo Kota

sehat.

Berdasarkan studi eksplorasi /Wawancara dan observasi di lapangan oleh Tim KKN

LPPM akhir tahun 2012, kepada Kelurahan/masyarakat di Kota Kulonprogo Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sangat tertarik untuk diberikan

pelatihan sekaligus praktek lapangan terhadap kelanjutan program yang telah dilakukan

terutama menyentuh langsung kepada masyarakat yaitu ibu-ibu rumah tangga agar secepatnya

dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat kepada perwujudan dilapangan . Harapan terakhir

dari kepala kelurahan/masyarakat di Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

masalah kebersihan terutama pengelolaan sampah belum berhasil.

Ditinjau dari sisi daya dukung lingkungan kelurahan Wates di Kota

Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat potensial dilakukan

8

Cara alternatif mengatasi masalah persampahan yang harus dilakukan di Kota Kulomprogo

Menambah sarana/prasarana + pengelolaan persampahan yang ada

Upaya penanganan sampah sedekat mungkin dari sumber sampah

Mendorong peran serta masyarakat /swasta dalam pengelolaan sampah

Upaya peningkatan pendapatan restribusi persampahan yang riil

Page 9: Proposal Dr Wahyudi 2013

pengomposan baik secara individu pada setiap rumah tangga maupun

secara kolektif. Hal tersebut ditunjang dengan perlunya dibuat/didirikan unit

pengomposan kota di Kelurahan-kelurahan tersebut oleh Dinas Kebersihan

Kota, namun belum Melibatkan masyarakat . Terdapatnya rumah

pemoGrabahan hewan yang merupakan reduksi kotoran hewan dan

buangan limbah cair dan padatnya yang kecenderungan potensial untuk

dikomposkan.

Pengomposan secara individu menggunakan Grabah Sampah

Komposter Portabel rumah tangga juga sangat potensial dilakukan di tingkat

kelurahan-kelurahan di Kota Kulonprogo DIY mengingat masih terdapat

lingkungan pemukiman yang memiliki lahan yangcukup untuk dilakukan

pengomposan di lahan sendiri. Menurut kepala kelurahan/Masyarakat

program pengomposan di tingkat rumah tangga akan dilakukan secara

kolektif setiap lima rumah tangga diberikan satu Grabah sampah Komposter

rumah tangga.

Berkaitan dengan program penanganan persampahan tersebut .Pusat

Penelitian dan Pemukiman. Badan Penelitian dan pengembangan

Departemen PU mengenalkan alat pengelolaan sampah basah yang disebut

Grabah Sampah Komposter Rumah Tangga , Sosialisasi alat pengomposan

tersebut telah dilakukan melalui Dinas Kebersihan Daerah namun belum

menyeluruh . Pelatihan ketrampilan masyarakat di tingkat kelurahan-

kelurahan di Kota Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam

pembuatan Grabah Sampah Komposter rumah tangga dan Penerapan

teknologinya untuk menunjang keberhasilan program paradigma sehat Kota

Kulonprogo DIY ini diharapkan menunjang program departemen Pemukiman

dan Prasarana Wilayah tersebut.

3.Permasalahan Mitra

Masalah yang dihadapi permasalahan mitra di Kelurahan Wates kota

Kulonprogo merupakan wilayah berbasis masyarakat dengan heterogenitas

sebagai sumber sampah baik sampah organik maupun sampah non organik

9

Page 10: Proposal Dr Wahyudi 2013

baik tingkat rumah tangga (RT) ataupun tingkat rukun warga (RW) yang

banyak menghasilan sampah dapur atau sampah basah hasil dari hasil

buangan warga RT/RW dimana penanganan sampah dibuang sembarangan

sehingga menimbulkan pandangan yang kurang higenis dan menimbulkan

bau yang kurang sedap bahan sumber penyakit maka diperlukan cara

teknologi yang terbaik untuk penanganan pembuangan sampah. Sehingga

perlu memanfaatkan sampah rumah tangga dikelola secara baik dengan

Grabah Sampah Komposter Portable

Sebagaimana permasalahan yang dihadapi di Kelurahan Wates

Kulonprogo diantaranya adalah:

1. Bagaimana mengenalkan program penanganan sampah terutama

dengan teknologi Grabah komposter kepada seluruh tokoh

masyarakat di wilayah kelurahan Wates kota Kulonprogo DIY ?

2. Bagaimana memberikan ketrampilan cara pemisahan sampah basah

dengan sampah kering yang akan menentukan kecepatan dan kualitas

pengomposan bagi seluruh tokoh masyarakat di wilayah kelurahan

Wates kota Kulonprogo DIY ?

3. Bagaimana memberikan ketrampilan cara pembuatan Grabah sampah

komposter kepada seluruh tokoh masyarakat di wilayah kelurahan

Wates kota Kulonprogo DIY

4. Bagaimana memberikan ketrampilan penerapan teknologi

pengomposan dengan metode teknologi Grabah Sampah Komposter

Portable kepada seluruh tokoh masyarakat di wilayah kelurahan Wates

kota Kulonprogo DIY ?

4.Solusi Yang Ditawarkan

Untuk mendukung realisasi program Pengelolaan Sampah

dilaksanakan dengan metode kegiatan ceramah dan tanya jawab praktek

demo di masyarakat dalam pembuatan secara swadaya Grabah Sampah

Komposter Portable dan praktek di rumah-rumah dalam pemilahan sampah,

penanaman sampah komposter dan pengomposan.

10

Page 11: Proposal Dr Wahyudi 2013

Gambar 5 : grabah sampah dengan pemasangan portable ( Sumber : Modifikasi dari Hari R, 2009 )

Secara garis besar solusi yang ditawarkan yang berkaitan dengan

program ramah sampah KGC untuk menunjang visi program KGC

(Kulonprogo Green And Clean) disusun sebagai berikut:

Gambar 6 : Skema Program Ramah Sampah Untuk menunjang KGC (Kulonprogo Green And Clean), (Modifikasi, Hari,2009)

11

Program Ramah sampah

Trampil membuat tong sampah Komposter skala rumah tanggaTrampil memisahkan sampah baah dan sampah keringPandai merawat alat tong sampah komposterTrampil menjelaskan kepada mayarakat tentang tong sampah komposter

Pentransferan Ilmu dan Ketrampilan Kepada Masyarakat Luas

Seluruh masyarakat memiliki budaya ramah sampah

Kulonprogo Bersih dan sehat

Seluruh tokoh masyarakat kelurahan Wates Kulonprogo

Menunjang Program KGC (Kulonprogo Green And Clean)

Solusi yang ditawarkan

Solusi yang ditawarkan

Page 12: Proposal Dr Wahyudi 2013

4.3.Solusi Potensi Ekonomi Produk Mitra

Manfaat secara ekonomis yang dapat diperoleh bila menggunakan

rancangan Grabah Sampah Komposter yang ditawarkan adalah sebagai

berikut :

Pertama, Trampil membuat grabah sampah komposter skala rumah tangga

dan dapat diperjual belikan sebagai bentuk ketrampilan khusus

Kedua, Memiliki ketrampilan dalam memilah sampah basah yang

dimanfatkan sebagai kompos dan dapat dijual sebagai pupuk tanaman dan

sampah kering atau plastik yang dapat dijual dan di daur ulang kembali

sebagai barang yang bermanfaat

Ketiga, sebagai contoh, saat ini sudah ada pengepul barang-barang bekas yang datang ke

lokasi pengelolaan sampah Rumah Tangga, . Dalam satu RW, tiap satu minggu minimal mereka

bisa mendapatkan dana tambahan Rp. 50.000 dari barang bekas daur ulang ini. Satu bulan berarti

kira-kira Rp. 200.000. Jumlah ini justru lebih tinggi nilainya daripada pengolahan sampah

organik menjadi kompos.

4.4.Solusi Nilai Tambah Produk Dari Sisi Ipteks

Nilai tambah produk dari sisi Iptek aktualisasinya memiliki nilai tambah sebagai

berikut :

(a).Berdasarkan konstruksi dan bahan baku Grabah sampah komposter yang dikembangkan

memliki konstruksi yang sangat sederhana karena menggunakan bahan baku lokal ,

kesederhanaan konstruksi bertujuan agar pemakai dapat mengoperasikan merawat dan mudah

dicontoh oleh orang lain, sedangkan bahan baku menggunakan bahan baku lokal sehingga

kerusakan yang mungkin timbul terjadi atau membuat lagi dapat dilakukan dengan mudah

digunakan.

12

Page 13: Proposal Dr Wahyudi 2013

(b). Ditinjau dari konsep sistim kerja dari Grabah sampah komposter diharapkan mampu

mendorong industri kecil untuk membuat peralatan lainnya yang sejenis dengan Grabah

komposter skala rumah tangga yang lebih besar

(c). Temuan Alat teknologi tepat guna yang diadopsi dari rancang oleh TIM LPM Universitas

Nusa Cendana dan dikembangkan tim KKN FK UGM dengan bersama Industri rekan dapat

dikembangkan secara akademis utamanya untuk kegiatan penelitian dan Pengabdian

Masyarakat Perguruan Tinggi masa akan datang khususnya teknologi Grabah sampah komposter

skala rumah tangga

Pemanfaatan teknologi tepat guna yang dikembangkan berupa Grabah sampah

komposter mendatangkan nilai tambah dalam bentuk efisiensi tenaga, waktu dan biaya yang

dapat disetarakan dengan keuntungan financial tersebut dapat dibuat sendiri karena teknologinya

sederhana dan dengan biaya yang terjangkau, karena bahan yang dibutuhkan mudah didapat

dipasaran, Sehingga sangat memungkinkan pengusaha kecil masyarakat Grabahkoh masyarakat

atau rekan membuat dalam jumlah yang banyak baik digunakan dilingkungan sendiri maupun

dipasarkan diluar lingkungan Selain itu memproduksi memproduksi alat teknologi tersebut

dalam jumlah yang besar merupakan penciptaan lapangan kerja baru.. Dari sisi IPTEKS

teknologi ini merupakan teknologi tepat guna (TTG) yang memberikan pola pikir baru dalam

kajian ilmiah yang ingin mendalami model tipe komposter yang merupakan degradasi sampah

4.5. Dampak Sosial Secara Nasional.

Dampak sosial dengan tempat sampah Grabah komposter dalam tatanan dan sistim

budaya yang ada di masyarakat saat ini, mulai manampakkan perubahan yang cukup

menggembirakan. Dengan adanya teknologi tepat guna atau alat ini, secara bertahap diharapkan

dapat mendorong untuk mengubah pola kerja konvensional menjadi pola kerja yang lebih

produktif dalam pengelolaan sampah skala rumah tangga di Kelurahan Wates Kulonprogo DIY

Penggunaan Grabah sampah Komposter skala rumah tangga ini akan menaikkan

efisiensi kerja, karena kapasitas kerja yang dapat dicapai dapat mempersingkat pola kerja pola

lebih cepat dalam memproduksi sampah dan tidak menimbulkan bau atau pengaruh linggkungan

. Bila penggunaan Grabah sampah komposter tidak menutup kemungkinan alat ini dapat pula

digunakan secara nasional khususnya pengelolaan sampah dapur atau sampah rumah tangga

sebagai sumber sampah

13

Page 14: Proposal Dr Wahyudi 2013

5.Target Luaran

Adapun metode kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan IPTEKS tentang Pelatihan

pengelolaan Sampah Komposter terhadap masyarakat di wilayah kelurahan Wates Kota

Kulonprogo dilakukan dengan memperbaikan kegiatan program sebagai berikut :

No Kegiatan Program Pengelolaan

Sampah

Metode Media

1 Pengenalan teknologi sampah

Komposter RT

Ceramah dan

Demonstrasi

Contoh-contoh

pengelolaan sampah

2 Pengenalan bahan pembuatan

Komposter RT

Demonstrasi

Praktek

Bahan dan Alat alat

komposter

3 Teori dan Praktek aplikasi Grabah

Sampah Komposter Skala RT

Demonstrasi

Praktek

Bahan dan Alat alat

kerja komposter

4 Teori Praktek Pembuatan

Kompos dg Kompoater

Demonstrasi

Praktek

Hasil Kompos

Rumah Tangga

5 Evaluasi hasil luaran pelatihan Dokumentasi

Instrumen Evaluasi

Dokumentasi/

Instrumen

Adapun gambaran pembuatan Grabah sampah yang dimaksudkan adalah bahan yang harus

disediakan dalam pembuatan Grabah grabah sampah komposter portable adalah :

a. Badan Grabah (tabung plastik bekas) berkapasitas kurang lebih 70 liter s/d 100 liter satu

buah

b. Pipa aerasi dari bahan PVC o sepanjang 2 m

c. Kerikil o 1 -2 cm sebanyak kurang lebih 0,16 m3

d. Perlengkapan seperti mur, baut dan lain sebagainya secukupnya. Gambaran ditail sebagai

berikut (terlampir)

Komposter ini dapat dioperasikan secara individu di rumah-rumah dan dapat menampung

sampah dapur selama kurang lebih 7 bulan bagi keluarga yang beranggotakan 5-6 orang .Proses

pengomposan berlangsung selama 3 – 5 bulan setelah komposter kurang lebih 1 m 2 . Adapun

solusi yang ditawarkan kepada mitra Kelurahan .................. Kota Kulonprogo dapat disusun

melalui beberapa hal penting diantaranya sebagai berikut :

14

Page 15: Proposal Dr Wahyudi 2013

1) Pengelolaan Sampah dengan Grabah Komposter.

Menyikapi kondisi tersebut diatas diperlukan suatu upaya dengan melakukan rancangan

teknologi tempat sampah komposter sebagai pendukung permasalahan sampah khususnya

wilayah kelurahan .................. Kulonprogo DIY untuk melakukan pengurangan sampah

semaksimal mungkin dari sumbernya dalam hal ini dilingkungan RT/RW. Adapun teknologi

yang digunakan merupakan inovasi IPTEKS memperhatikan aspek yang ramah lingkungan akan

yang membantu kesulitan masyarakat bahkan Pemerintah Daerah / PEMDA berupa Grabah

sampah komposter skala rumah tangga

Untuk menjawab permasalahan demi mitra di masyarakat di kelurahan ..................

tersebut maka diberikan solusi agar mitra masyarakat dikelurahan .................. dapat

berkontribusi ditawarkan suatu solusi dengan memanfaatkan sampah sebagai kompos dengan

alat komposter

Pengelolaan sampah yang baik akan menciptakan lingkungan kota yang sehat dan bersih

yang akan menunjang perolerahan piala Adipura bagi kota yang bersangkutanya diharapkan

semua fihak dapat ikut bersama-sama mengelola sampah secara sederhanan yaitu

mengelola/memanfaatkan kembali sampah dapur menjadi kompos dengan komposter rumah

tangga.

2) Metode Penyuluhan pengelolaan sampah dengan Komposter

Untuk mengantisipasi permasalahan diatas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh

TIM KKN FK UGM di Kulonprogo

(1). Meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan dengan menambah sarana dan prasarana

yang ada.

(2). Mengupayakan penanganan sampah sedekat mungkin dari sumber sampah

(3). Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah.

(4). Mengupayakan peningkatan pendapatan dari restribusi sampah

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh TIM KKN FK LPPM UGM tersebut masih

memerlukan kecenderungan pada penambahan sarana prasarana yang membutuhkan dana besar,

sedangkan kemampuan pembiayaan dari Pemerintah Kota Kulonprogo amat sangat terbatas.

Pendidikan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah telah dilakukan oleh pemerintah

15

Page 16: Proposal Dr Wahyudi 2013

terutama para tokoh masyarakat melalui jalur pendidikan non formal dalam hal ini Ibu-Ibu PKK

di kelurahan ..................Kulonprogo

Adapun metode kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan IPTEKS tentang Pelatihan

pengelolaan Sampah Komposter terhadap ibu-ibu PKK dikelurahan dilakukan dengan

memperhaikan kegiatan program sebagai berikut :

No Kegiatan Program Pengelolaan

Sampah

Metode Media

1 Pengenalan teknologi sampah

Komposter RT

Ceramah dan

Demonstrasi

Contoh-contoh

pengelolaan sampah

2 Pengenalan bahan pembuatan

Komposter RT

Demonstrasi

Praktek

Bahan dan Alat alat

komposter

3 Teori dan Praktek aplikasi Grabah

Sampah Komposter Skala RT

Demonstrasi

Praktek

Bahan dan Alat alat

kerja komposter

4 Teori Praktek Pembuatan

Kompos dg Komposter

Demonstrasi

Praktek

Hasil Kompos

Rumah Tangga

5 Evaluasi hasil luaran pelatihan

terhadap Masyarakat atau ibu-ibu

PKK

Dokumentasi

Instrumen Evaluasi

Dokumentasi/

Instrumen

3) Model Pengkomposan hasil buangan sampah RT

Ditinjau dari sisi daya dukung lingkungan kelurahan Wates di Kota Kulonprogo Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat potensial dilakukan pengomposan baik secara individu pada

setiap rumah tangga maupun secara kolektif. Hal tersebut ditunjang dengan perlunya

dibuat/didirikan unit pengomposan kota di Kelurahan-kelurahan tersebut oleh Dinas Kebersihan

Kota, namun belum Melibatkan masyarakat . Terdapatnya rumah pemoGrabahan hewan yang

merupakan reduksi kotoran hewan dan buangan limbah cair dan padatnya yang kecenderungan

potensial untuk dikomposkan. Didalamnya sampah rumah tangga dari dapur-dapur rumah tangga

Pengomposan secara individu menggunakan Grabah Sampah Komposter rumah tangga

juga sangat potensial dilakukan di tingkat kelurahan-kelurahan di Kota Kulonprogo DIY

mengingat masih terdapat lingkungan pemukiman yang memiliki lahan yang cukup untuk

dilakukan pengomposan di lahan sendiri. Menurut kepala kelurahan/Masyarakat program

16

Page 17: Proposal Dr Wahyudi 2013

pengomposan di tingkat rumah tangga akan dilakukan secara kolektif setiap lima rumah tangga

diberikan satu Grabah sampah Komposter rumah tangga

Terkait dengan program tersebut maka luaran dalam kegiatan ini difokuskan pada

rancangan pembuatan tekonologi Grabah sampah komposter sebagai berikut dibawah ini :

1) Mengelola Sampah dengan Grabah Sampah Komposter Portable Skala RT

Gambar 7: Bentuk Rancangan Luaran Tempat Sampah Grabah Sampah komposter yang Diusulkan

17

PENGKOMPOSAN SECARA INDIVIDUAL

PENGKOMPOSAN SECARA KOLEKTIF

Tempat sampah basah

Bak sampah Komunual

Gerobak sampah basahDIKEMBANGKAN DENGAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN

GRABAH SAMPAH KOMPOSTER PORTABLE RUMAH TANGGA

DikeLolaRT/RW

Grabah Komposter

Lubang Drain

Tanah

Lubang

Penutup

CARA PEMSANGAN GRABAH KOMPOSTER

UNTUK RUMAH TANGGA

Sampah basah

Kerikil

Lapisan tanah

Page 18: Proposal Dr Wahyudi 2013

(Sumber Temuan Modifikasi : diadopsi DPU,1977), modifikasi dengan Grabah ayaman bambu bulat atau selang berlubang

2) Bentuk kompos hasil pengolahan dari Komposter

Pembuatan kompos organik dari bahan sampah rumah tangga atau dapur

dengan mekanisme kerja sebagai berikut:

(1). Pisahkan sampah dapur atas sampah basah yang mudah membusuk

dan sampah kering sejak awal pada tingkat rumah tangga.

(2). Kantong Plastik untuk tempat sampah basah tidak boleh dimasukkan

kedalam Grabah sampah Komposter (hanya sampah basah saja yang

masuk dalam Grabah sampah komposter).

(3).Grabah Sampah Komposter harus ditutup rapat setelah pengisian . Hal

ini untuk memudahkan membuka dan menutup Grabah, tutup dapat

disesuaikan menurut keinginan sejauh dapat tertutup rapat.

(4).Didalam Grabah sampah Komposter dapat tumbuh belatung yang tidak

berbahaya dan akan hilang setelah pengisian tiga bulan.

Gambar 8: Target Nilai Tambah Perlunya Pengkomposan hasil buangan sampah RT(Sumber : Modifikasi diadopsi , Hari R, 2009)

3) Ketrampilan kepada masyarakat

Ketrampilan dimaksudkan bahwa para tokoh masyarakat kelurahan

Wates ini dapat melakukan aplikasi nyata akibat dari metode penyuluhan

18

Page 19: Proposal Dr Wahyudi 2013

atau pelatihan yang dilakukan oleh TIM KKN LPPM UGM. Melalui teori dan

praktek dengan metode ceramah dan tanya jawab.

Gambar : 9. Bentuk target luaran ketrampilan yang perlu diaplikasikan kepada masyarakat

( Sumber : Modifikasi diadopsi Hari. R, 2009)

6.Kelayakan

6.1. Kualifikasi Tim pelaksana

Pelaksana adalah mahasiswa KKN LPPM UGM tahun 2012 yang

konsentrasinya pada masyarakat pasar, dilanjutkan oleh mahasiswa

KKN tahun 2013 di kecamatan yang sama di lingkungan rumah

tangga dilingkungan RT/RW. Kegiatan ini di dampingi oleh DPL

pengusul tema.

19

Page 20: Proposal Dr Wahyudi 2013

6.3. Jadwal kegiatan

Untuk menunjang keberhasilan program kegiatan Pengelolaan Sampah

disusunlah jadwal rencana kerja sebagai berikut:

No

Rencana Kerja Jadwal Kerja (mingguan)1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pembekalan Program Pengelolaan Sampah Komposter portabel

x

2 Survei Lokasi RW/RT untuk menentukan program Pengelolaan Sampah Komposter Portabel wilayah Kelurahan Wates

x

3 Menjelaskan desain teknologi tepat guna Komposter Portabel untuk mentransfer teknologi yang akan diterapkan

x

4 Metode pelatihan penyuluhan warga masyarakat RW/RT di kelurahan Wates Kota Kulonprogo dan penerapan Grabah sampah Komposter

x x x

5 Evaluasi hasil program Pengelolaan Sampah komposter portabel pada RW/RT dikelurahan Wates Kulonprogo

X

6 Pelaporan hasil kegiatan program Pengelolaan Sampah sebagai pertanggung jawaban ke Bupati, Dinas terkait, LPPM

X

7. Biaya Pekerjaan

Biaya pekerjaan program dalam pelaksanan Pengelolaan Sampah

disusun sebagai berikut:

1. BIAYA MATERIALNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)

1 Grabah komposter 80 mg (model)@ Rp 100.000,- (LPPM)

8 unit 800.000,- 800.000,-

20

Page 21: Proposal Dr Wahyudi 2013

2 Swadaya masyarakat @ Rp 100.000,- (seratus rumah)

100 unit

8.000.000,- 8.000.000,-

3 Fasilitasi Mitra KKN ? ? ?Jumlah (1)

2. Peralatan Penerapan IPTEKSNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Peralatan Cor semen untuk Grabah

Komposter 1 pk 1000.000,00 1.000.000.00

2 Gergaji khusus pipa PVC/ selang plastik

1 pk 100.000,00 100.000,00

3 Penggaris Siku 1 pk 90.000,00 90.000,004 Senter 1 pk 70.000,00 70.000,005 Palu besi 1 pk 200.000,00 200.000,006 Palu Plastik 1 pk 100.000,00 100.000,007 Meteran 1 pk 70.000,00 70.000,008 Lem Khusus PVC/ selang 1 pk 80.000,00 100.000,009 Sekop/Lempak 1 pk 100.000,00 100.000,0010 Cater / Pisau 1 pk 100.000,00 200.000.0011 Gergaji khusus Pipa PVC 1 pk 200.000,00 800.000,0012 Kodak digital 1 bh 3.000.000,00 3000.000,0013 Pencil 1 pk 30.000,00 30.00014 Spidol besar /Snomen 1 pk 100.000 100.000,00Jumlah (2) 5.960.000,00

3. Bahan untuk Penerapan IPTEKSNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)

1 Semen/ tanah liat 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,002 Bambu/Pring 20 lj 100.000,00 200.000,003 Pipa Paralon/PVC 1 Pk 1.000.000,00 1000.000,004 Kerikil ( Batu Kerikil ) 1 Pk 100.000,00 100.000,00Jumlah (3) 2.300.000,00

4. PerjalananNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Transport Pimp Lurah/Pemda

Kulonprogo2 or 1.000.000,00 2.000.000,00

2 Transport Peserta Pelatihan 1 pk 500.000,00 500.000,003 Transport Tim IPTEKS 3 or 500.000,00 1.500.000,004 Transport Pembantu 1 pk 500.000,00 500.000,005 Transport Tenaga Administrasi 1 pk 500.000,00 500.000,00Jumlah (4) 5.000.000,00

21

Page 22: Proposal Dr Wahyudi 2013

5. Pelatihan /PenyuluhanNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Pelatihan untuk Ibu-Ibu PKK 1 pk 2.000.000 2.000.000,00Jumlah (5) 2.000.000,00

6. Pemasangan dan Praktek pembuatan alat komposterNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Pelatihan untuk Ibu-Ibu PKK 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,002 Tim Pelatih/penyuluh LPM UGM 1 pk 1.000,000,00 1.000,000,003 Tim Pihak kelurahan/staf 1 pk 1.000,000,00 1.000,000,004 Tim Administrasi pelatihan 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,005 Tim Laboran dalam pelatihan 1 pk 1000.000,00 1000.000,00Jumlah (6) 5.000.000,00

7. Uji Sampah / pembuatan KomposNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Uji remuk sampah 1 pk 3.000.000,00 3.000.000,002 Uji Bau sampah 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,003 EM4 1 pk 2.000.000,00 2.000.000,004 Pemilahan sampah 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,005 Uji kompos 1 pk 1.000.000,00 1.000.000,00Jumlah (7) 9.000.000,00

8. Publikasi Ilmiah, buku panduan, pustakaNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)1 Jurnal/refensi Teknologi 1 pk 4.000.000,00 4.000.000,002 Buku Panduan tentang sampah @

Rp10.000,-1 pk 4.000.000,00 4.000.000,00

Jumlah (8) 8.000.000,00

9. Lain-lainNo Uraian Sat Jumlah (Rp) Total (Rp)

1 Seminar dan Konsumsi 1 Pk 2.000.000,00 2.000.000,002 Piagam Peserta Pelatihan 1 pk 300.000,00 300.000,003 Laporan /Penggadan laporan 1 pk 500.000,00 500.000,004 Kertas Kwarto / Folio HVS 1 pk 1.000.000,00 140.000,005 Tip Ek 2 bh 2.500,00 5.000,006 Cuci Film 2 rl 50.000,00 100.000,007 Disket 2 kt 50.000,00 100.000,00Jumlah (9) 3.150.000,00

22