proposal alat gali muat

38
PROPOSAL KERJA PRAKTEK PENGAMATAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK PEMINDAHAN TANAH PENUTUP DI PT. OLEH : Nispu Andriadi NIM : 12.02.0018

Upload: anonymous-iyl0p3b0e

Post on 09-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

fff

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Alat Gali Muat

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT

UNTUK PEMINDAHAN TANAH PENUTUP

DI PT.

OLEH :

Nispu Andriadi

NIM : 12.02.0018

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN AKADEMI TEKNIK PEMBANGUNAN NASIONAL BANJARBARU

2015

Page 2: Proposal Alat Gali Muat

YAYASAN SWADIRI BHAKTIAKADEMI TEKNIK PEMBANGUNAN NASIONAL BANJARBARU

JURUSAN : T. Pertambangan Status Ijin Perpanjangan Dirjen Dikti No. 3437/D/T/K-XI/2010: T. Elektro Status Ijin Perpanjangan Dirjen Dikti No. 989/D/T/2007: T. Mesin Status Ijin Perpanjangan Dirjen Dikti No. 2393/D/T/K-XI/2010: T. Komputer Status Ijin Perpanjangan Dirjen Dikti No. 2392/D/T/K-XI/2010

Banjarbaru, 18 Agustus 2015Lampiran : 1 (satu) berkas proposalPerihal : Permohonan Praktek Kerja Lapangan

Kepada Yth :Manager PT. UP. Kepala Bagian HRD/Personaliadi-

Tempat

Dengan hormat,Dalam rangka menyelesaikan pendidikan program Diploma III pada Jurusan Teknik

Pertambangan Akademi Teknik Pembangunan Nasional maka mahasiswa(i) diwajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada perusahaan/kantor yang bergerak dalam bidang pertambangan.

Perusahaan yang Bapak pimpin kami nilai dapat menjadi tempat PKL yang baik. Oleh karena itu kami mohon kiranya Bapak dapat memberikan kesempatan praktek kepada mahasiswa(i) kami, yaitu:

No NAMA NIM JURUSAN

1 NISPU ANDRIADI 12 02 0018 TEKNIK PERTAMBANGAN

Demikian permohonan ini kami sampaikan, besar harapan kami kiranya mahasiswa tersebut dapat diterima dengan baik. Atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.

Akademi Teknik Pembangunan Nasional Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Rudy Hendrawan Noor, ST, MT. NIP. 19810306 200501 1 001

Tembusan Kepada Yth : - Direktur ATPN Banjarbaru - Kepala Bagian Akademik- Arsip

Alamat : Jl. Ir. PM Noor No.10 Simpang Empat Banjarbaru Telp. (0511) 4772943 Fax. (0511)4772163 e-mail : [email protected]

Page 3: Proposal Alat Gali Muat

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

I. LATAR BELAKANG

Sebagai syarat pemenuhan sistem kredit semester pada program studi teknik pertambangan

ATPN Banjarbaru yang sudah ditetapkan dalam kurikulum program studi, maka mahasiswa perlu

melaksanakan kerja praktek pada suatu perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh

selama perkuliahan.

Pengaplikasian ilmu tersebut jika hanya mengandalkan sarana dan prasarana fakultas dirasa

kurang memadai, sehingga diperlukan adanya pelaksanaan kerja praktek di perusahaan yang bergerak

di bidang usaha yang sesuai dengan penerapan ilmu pendidikan mahasiswa.

Secara umum, pelaksanaan kerja praktek ini merupakan modal awal bagi kami selaku

mahasiswa untuk mengenal serta mendapatkan pengalaman kerja pada perusahaan yang terkait, juga

memberikan sedikit masukan untuk kemajuan perusahaan. Dari alasan tersebut maka kami

berkeinginan untuk mengajukan proposal kerja praktek pada PT. Borneo Alam Semesta, dengan judul

yang telah kami sepakati dan konsultasikan. Jika pihak perusahaan berkeinginan untuk mengubah

judul proposal ini, kami tidak berkeberatan sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Judul yang diajukan adalah PENGAMATAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT

DAN ALAT ANGKUT UNTUK PEMINDAHAN TANAH PENUTUP DI PT. BORNEO ALAM

SEMESTA

Pemilihan judul di atas berdasarkan oleh keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang

produktivitas alat gali muat dan alat angkut untuk pemindahan tanah penutup serta hal-hal yang

mempengaruhinya pada PT. Borneo Alam Semesta.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud Kerja Praktek ini adalah mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang

didapatkan dari bangku perkuliahan secara langsung di lapangan, serta belajar bekerja dengan target

yang diinginkan oleh dunia industri.

Tujuan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

Page 4: Proposal Alat Gali Muat

1. Mengetahui dan mengenal jenis-jenis alat gali muat dan alat angkut pada PT. Borneo Alam

Semesta.

2. Mengetahui produktivitas alat gali muat dan alat angkut dalam pemindahan tanah penutup pada PT.

Borneo Alam Semesta.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan alat angkut dalam

pemindahan tanah penutup pada PT. Borneo Alam Semesta.

III. SIFAT DARI KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Sifat kegiatan kerja praktek yang dilakukan adalah saling mengisi, saling melengkapi dan saling

menguntungkan. Sehingga pelaksanaannya benar-benar mempunyai nilai tambah, bagi industri maupun

mahasiswa. Nilai tambah yang dimaksud adalah :

1. Bagi Industri

a. Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.

b. Dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam rekruitmen tenaga kerja.

2. Bagi Mahasiswa

Dapat memiliki pengetahuan mengenai dunia pertambangan terutama pada bidang

pemindahan tanah mekanis sehingga dapat mengetahui apa saja yang akan dilakukan pada dunia

kerja.

IV. BATASAN MASALAH

Kegiatan kerja praktek ini disesuaikan dengan masalah yang dipelajari dan dibahas, yaitu

sesuai dengan judul Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut untuk Pemindahan Tanah Penutup,

yaitu tentang hal-hal yang mempengaruhi produktivitas peralatan tersebut.

Page 5: Proposal Alat Gali Muat

V. METODE PENGAMBILAN DATA

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada dua, yaitu :

1. Observasi (Pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan mengamati kondisi dan kegiatan di lapangan, kemudian dilakukan

pengumpulan data yang terkait.

2. Metode Interview (wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator lapangan dan staf pada PT.

Borneo Alam Semesta.

3. Metode Pustaka

Metode ini dilakukan dengan studi literatur yang berhubungan dengan kegiatan pemindahan tanah

mekanis.

VI. DASAR TEORI

Pemindahan Tanah Mekanis adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan

penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting),

penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau

batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis. Yang dimaksud dengan tanah di sini adalah bagian

teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas.

Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak,

dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.

Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering

dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan

mekanis. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :

1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :

a. Tanah atas atau tanah pucuk (top soil).

b. Pasir (sand).

c. Lempung pasiran (sandy clay).

d. Pasir lempungan (clayey sand). 

2. Agak keras (medium hard digging), misalnya :

a. Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.

b. Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).

3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :

Page 6: Proposal Alat Gali Muat

a. Batu sabak (slate).

b. Material yang kompak (compacted material).

c. Batuan sedimen (sedimentary rocks).

d. Konglomerat (conglomerate).

e. Breksi (breccia).

4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rocks) yang

memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :

a. Batuan beku segar (fresh igneous rocks).

b. Batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks). 

Macam-macam material ini berpengaruh terhadap faktor pengisian (fill factor) dan faktor

pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang digali.

Alat berat yang umum dipakai dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis ada tujuh macam

yaitu, buldoser, power scrapper, alat pengangkut (hauling units), alat pemuat (loading units), alat

penggaru (rooters/ rippers), alat penggilas (rollers), graders.

Berdasarkan fungsinya, traktor dapat dibedakan menjadi Peralatan pekerjaan tanah, peralatan

pengangkut, peralatan fondasi, peralatan stone crusher, peralatan pengaspalan, dan peralatan lain-lain.

Mengingat ini merupakan alat berat yang digunakan sebagai pemindahan tanah mekanis, maka

peralatan yang dibahas hanya yang berkaitan dengan pemindahan tanah mekanis saja yaitu peralatan

pekerjan tanah dan peralatan pengangkut.

1. Peralatan Pekerjaan Tanah

Peralatan pekerjaan tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu : alat penggusur tanah,

alat penggali tanah, alat pemuat tanah, alat perata tanah, dan alat pemadat tanah.

a. Alat Penggusur Tanah

Secara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bulldozer (Buldoser)

dan scrapper.

1) Bulldozer

Buldoser-buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang

(Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor

Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak

utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi

sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah.

Page 7: Proposal Alat Gali Muat

Gambar 1. Crawler Tractor Dozer

Gambar 2.Wheel Tractor Dozer

2) Scrapper

Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat

yang ditentukan, kemudian muatan itu disebarkan dan diratakan. scrapper dapat digunakan

untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat di

antara bangunan beton, meratakan jalan raya.

Efisiensi penggunaan scrapper tergantung pada kedalaman tanah yang digali,

kondisi mesin, dan operator yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis scrapper

ada dua macam yakni scrapper yang ditarik buldoser dan scrapper yang memiliki mesin

penggerak sendiri.

Page 8: Proposal Alat Gali Muat

Gambar 3.Scrapper

b. Alat Penggali Tanah

Alat penggali sering juga disebut excavator; ada dua tipe excavator yaitu excavator

yang berjalan menggunakan roda kelabang (crawler excavator) dan excavator yang

menggunakan roda karet (wheel excavator).

Gambar 4.Excavator

c. Alat Pemuat (Loader)

Loader adalah alat pemuat hasil galian/gusuran dari alat berat lainnya seperti buldoser,

grader, dan sejenisnya. Pada prinsipnya loader merupakan alat pembantu untuk mengangkut

material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu loader dapat

digunakan sebagai alat pembersih lokasi (cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran,

menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement, dan lain-lain.

Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan

sebagai alat pengangkut maka loader dapat bekerja lebih baik dari buldoser, sebab dengan

Page 9: Proposal Alat Gali Muat

menggunakan loader tak ada material yang tercecer. Jenis loader ada dua, yaitu loader dengan

roda rantai (crawler loader) dan loader dengan roda karet (wheel loader).

Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan

adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu

sendiri, sebab ada kemungkinan loader dapat terjungkal ke depan, lebih-lebih jika digunakan

wheel loader.

Gambar 5.Jenis Loader

d. Alat Perata Tanah (Grader)

Alat perata tanah (grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara

mekanis, di samping itu grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain, misalnya untuk

penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurukan kembali galian tanah,

dan sebagainya.

Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh grader antara lain :

1) Perataan tanah (spreading)

2) Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada “pekerjaan tanah”

3) Pencampuran tanah/material (side cast/mixing)

4) Pembuatan parit (crowning ditching)

5) Pemberaian butiran tanah (scarifying)

Page 10: Proposal Alat Gali Muat

Gambar 6.Grader

e. Alat Pemadat Tanah

Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai, dan

sebagainya, tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Dalam skala kecil pemadatan tanah

dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan

sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna. Agar tanah benar-

benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah.

Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin

penggilas (roller). Klasifikasi roller yang dikenal antara lain :

1) Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri dan ada juga yang harus ditarik

traktor.

2) Berdasarkan bahan roda penggilasnya; ada yang terbuat dari baja (steel wheel) dan ada yang

terbuat dari karet (pneumatic).

3) Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen,

berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya.

4) Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (three wheel), roda dua

(tandem roller), dan three axle tandem roller.

Page 11: Proposal Alat Gali Muat

Gambar 7.Roller

2. Peralatan Pengangkut

Alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut adalah truk sebab mempunyai

kemampuan yang besar, dapat bergerak dengan cepat, punya kapasitas angkut yang besar, dan

biaya operasional yang rendah.

Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truk dapat digunakan dengan baik, efektif, dan

efisien adalah jalan angkut yang cukup rata, kuat, dan keras. Pada jalan angkut dengan kondisi

jelek, perlu penggunaan truk-truk cross countrying yang harga dan biaya operasionalnya lebih

tinggi jika dibandingkan dengan truk-truk biasa. Truk jenis ini dalam pekerjaan konstruksi

bangunan sipil dikenal dengan nama dump truck.

Dump truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis yang menyebabkan satu sisi

baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Jika

dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu end-dump

atau rear dump yaitu dump truck dengan cara pengosongan muatan ke belakang, side-dump yaitu

dump truck dengan cara pengosongan muatan ke samping, dan bottom-dump yaitu dump truck

dengan cara pengosongan muatan ke samping.

Page 12: Proposal Alat Gali Muat

Gambar 8.Pembagian Dump Truck Menurut Cara Pengosongan Muatan

Untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi, dan teratur, sebelum menjatuhkan

pilihan jenis alat yang akan digunakan, perlu dipelajari dan penelitian kondisi lapangan dimana

pekerjaan akan dilakukan. Komponen-komponen lapangan yang perlu diperhatikan adalah :

1. Jalan dan sarana angkutan.

Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk pengangkutan alat-alat

mekanis dan logistik menuju ke tempat kerja. Kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi

adalah :

a. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah ada.

b. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api.

c. Lokasi proyek dekat dengan sungai besar, sehingga memungkinkan transportasi lewat sungai.

d. Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan laut.

e. Belum ada jalur umum atau kereta api ke arah lokasi proyek, sehingga perlu pembuatan jalan

baru ke jalan umum terdekat yang sudah ada.

2. Jenis vegetasi di lokasi proyek

Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di tempat kerja perlu diteliti, apakah lokasi tersebut

terdiri dari hutan besar, semak, rawa, pohon besar dengan akar yang kuat, dan sebagainya.

Dengan demikian dapat ditentukan jenis alat berat yang akan dipakai, berapa jumlahnya,

bagaimana cara pembersihannya, berapa lama alat itu akan dipakai, dan berapa ongkosnya.

3. Macam dan perubahan volume dari material.

Macam dan perubahan volume dari material di suatu lokasi perlu diketahui, sebab pada

dasarnya tiap macam tanah atau batuan memiliki sifat fisik dan mineral yang berbeda, sehingga

macam material yang terdapat di suatu lokasi proyek harus diketahui dengan tepat.

4. Daya dukung material setempat.

Page 13: Proposal Alat Gali Muat

Daya dukung material setempat sangat menentukan pemilihan jenis alat, sebab ketika alat

berat berada di atas tanah atau batuan, alat tersebut akan memberikan gaya tekan pada lapisan

tanah/batuan di mana alat itu berada. Tanah/batuan yang tertekan itu akan memberikan reaksi atau

perlawanan yang disebut daya dukung. Bila daya tekan lebih besar dari daya dukung material,

maka alat tersebut akan tenggelam/terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan

cara pengukuran langsung di lapangan menggunakan cone penetrometer.

5. Iklim.

Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang sangat lebat dapat

menghambat kelancaran pekerjaan, sebab tanah menjadi becek dan lengket yang mengakibatkan

alat tidak dapat bekerja secara maksimal, tetapi sebaliknya, pada musim kemarau akan

menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi klim setempat, diperlukan data curah

hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat.

6. Ketinggian dari permukaan laut.

Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin, sebab cara kerja mesin

dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat. Semakin tinggi lokasi proyek, kerapatan udara di

tempat itu semakin rendah. Berdasarkan pengalaman, tenaga diesel akan berkurang kira-kira 3%

setiap kenaikan 300 ft dari permukaan laut, hal ini akan menyebabkan turunnya produksi alat dan

dapat menambah ongkos untuk tiap satuan volume atau berat.

7. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan.

Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan perlu diperhitungkan, sebab kondisi jalan yang akan

dilalui sangat berpengaruh pada daya angkut dan kemampuan alat angkut yang dipakai. Jalur

jalan yang baik, membuat kapasitas angkut dari alat yang dipakai menjadi bedar, sebab alat

angkut dapat bergerak lebih cepat.

Kemiringan dan jarak angkut harus diukur dengan teliti, sebab akan menentukan cycle

time (waktu tempuh) dalam pengangkutan material tersebut. Kecerobohan penentuan kemiringan,

jarak angkut, dan kondisi jalan (lebar, kekuatan, dan kelas jalan) dapat menurunkan jumlah

material yang diangkut oleh alat angkut yang digunakan, hal ini akan menambah ongkos

pengangkutan.

8. Efisiensi kerja.

Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang atau mesin tak mungkin selamanya

mampu bekerja 60 menit selama satu jam, sebab pasti ada hambatanhambatan walau sekecil

apapun. Berdasarkan pengalaman lapangan, efisiensi kerja jarang dapat mencapai 83%.

9. Syarat penyelesaian pekerjaan.

Page 14: Proposal Alat Gali Muat

Syarat penyelesaian pekerjaan untuk mengetahui kapan pekerjaan itu telah dianggap

selesai. Biasanya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya ditempat-tempat

tertentu harus ditanami pohon, bunga, rumput dari jenis tertentu, dan sebagainya. Pekerjaan-

pekerjaan tersebut harus dihitung, karena menambah waktu kerja, peralatan, dan ongkos kerja.

10. Syarat penimbunan tanah.

Syarat penimbunan tanah untuk mengetahui bagian pekerjaan mana yang menghendaki

timbunan perlu diratakan, dipadatkan, atau persyaratan kelembaban tertentu supaya tidak terjadi

amblesan dan menjamin kemantapan lereng. Untuk itu ada kemungkinan dibutuhkan alat-khusus.

Kemungkinan lain, timbunan disyaratkan harus rapi dan dapat segera ditanami. Hal-hal di atas

akan menambah waktu kerja, alat, dan ongkos, oleh sebab itu syarat penimbunan harus dicermati

agar semua jenis pekerjaan yang dipersyaratkan dapat diperhitungkan dengan teliti.

11. Waktu.

Waktu berkaitan dengan alat berat yang digunakan, sebab pekerjaan yang dilakukan

menggunakan alat berat harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh

sebab itu kapasitas harian yang sudah ditentukan harus dipenuhi, sebab ongkos sewa alat berat

umumnya dihitung dalam satuan jam sehingga biaya sewa sangat tinggi.

12. Ongkos produksi.

Ongkos produksi yang harus diperhitungkan dengan cermat meliputi :

a. Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga pinjaman.

b. Ongkos operasional, misalnya upah, ongkos pemeliharaan alat, service alat, pembelian suku

cadang, BBM, dan sebagainya.

c. Ongkos pengawasan, misalnya gaji mandor, teknisi, direksi, dan lain-lain.

d. Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian, jamuan untuk tamu, dan sejenisnya.

Berikut ini akan dibahas mengenai produktivitas beberapa peralatan mekanis, antara lain

produktivitas bulldozer, backhoe, power shovel, loader, dan dump truck.

1. Backhoe

Backhoe adalah alat yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan

tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya dan juga sebagai alat muat. Untuk menghitung

produksi backhoe faktor yang mempengaruhinya antara lain kapasitas bucket, dalam galian, jenis

material yang digali, sudut swing dan keadaan medan kerja. Perhitungan produksi backhoe yang

diamati secara langsung, yaitu sebagai berikut.

Q=q ×3600CT

× E

Dimana produksi per siklus adalah :

Page 15: Proposal Alat Gali Muat

q=q1× K

Keterangan:

Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

CT = Cycle time (detik)

E = Efisiensi kerja

q1 = Kapasitas bucket (m3)

K = Bucket fill factor

Bucket fill factor merupakan faktor pengisi bucket pada alat gali muat. Berikut ini

merupakan tabel bucket fill factor berdasarkan materialnya.

2. Power Shovel

Power shovel merupakan alat mekanis yang sejenis seperti backhoe, hanya saja digunakan

untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan tempat alat tersebut berada.

Perhitungan produksi power shovel hampir sama dengan dengan perhitungan produksi backhoe,

yaitu sebagai berikut.

Q=q ×3600CT

× E

Dimana produksi per siklus adalah :

q=q1× K

Dengan waktu edar (cycle time)

CT=waktumenggali × waktuberputar (terisi )× waktumemuat ×waktu ber putar (kosong )

Keterangan :

Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

CT = Cycle time (detik)

E = Efisiensi kerja

Page 16: Proposal Alat Gali Muat

q1 = Kapasitas bucket (m3)

K = Bucket fill factor

3. Loader

Sama halnya dengan backhoe dan power shovel, loader juga berfungsi sebagai alat muat.

Hanya saja, karena ukuran bucket-nya yang cenderung lebar, alat ini juga berfungsi untuk

membuat timbunan material. Produksi loader untuk membuat timbunan suatu material

dirumuskan sebagai berikut.

Q=q ×3600CT

× E

Dimana produksi per siklus adalah :

q=q1× K

Dengan waktu edar (cycle time)

CT = D1000 VF

60

+ D1000 VR

60

+Z

Keterangan :

Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

CT = Cycle time (detik)

E = Efisiensi kerja

q1 = Kapasitas bucket (m3)

K = Bucket fill factor

D = Jarak untuk memuat (m)

VF = Kecepatan berangkat berisi muatan (km/jam)

VR = Kecepatan kembali (km/jam)

Z = Waktu tunda (menit)

4. Dump Truck

Dump truck merupakan salah satu jenis alat angkut, sering digunakan untuk mengangkut

tanah, endapan bijih, batuan, dan lain-lain. Karena kecepatannya yang tinggi (pada jalur yang

baik), maka truk memiliki produksi yang tinggi. Produktivitas truk ditentukan oleh waktu

siklusnya, dimana dalam satu siklus waktu truk tersebut terdiri dari waktu pemuatan, waktu

pengangkutan, waktu penumpahan material, waktu perjalanan kembali dan waktu manuver.

Produktivitas dump truck dapat dirumuskan sebagai berikut.

Page 17: Proposal Alat Gali Muat

P=C ×60CT

× Et × M

Dimana C adalah produksi dump truck per siklus

C=n × q1× K

Keterangan :

P = Produksi per jam (m3/jam)

Et = Efisiensi kerja dump truck

M = Jumlah truk untuk total produksi alat angkut

C = Produksi per siklus

n = Jumlah siklus untuk pengisian dump truck

q1 = Kapasitas bucket loader (m3)

K = Bucket fill factor

Untuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor yang secara

langsung dapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi :

1. Tahanan gali (Digging Resistance)

Tahanan gali (Digging Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang dialami

oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebab timbulnya atahanan ini

adalah:

a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dn kekerasan butiran

tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi.

b. Kekerasan dari material yang digali.

c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali.

d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu sendiri.

e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat muat,

misalnya power shovel, clamshell, dragline, dan sejenisnya).

Besarnya tahanan gali (DR) tidak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu biasanya

langsung ditentukan di tempat.

2. Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance)

Tahanan guling/tahanan gelincir (rolling resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala

gaya-gaya luar yang berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas

suatu jalur. Bagian yang mengalami rolling resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian

Page 18: Proposal Alat Gali Muat

luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, di antaranya yang terpenting

adalah :

a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan). Semakin keras dan mulus atau rata

jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil.

b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, maka

yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan,

apakah ban luar masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan ban itu. Jika

menggunakan Crawler yang berpengaruh adalah kondisi jalan. Besarnya RR dinyatakan dalam

pounds (lbs) dan rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan

beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan tertentu.

Gambar 9.Arah Tahanan Gulir (RR)

3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Grade resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak

kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan

positif, grade resistance (GR) akan melawan gerak kendaraan, tetapi sebaliknya jika jalan itu

turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan.

Gambar 10.Tahanan Kemiringan (GR)

Page 19: Proposal Alat Gali Muat

Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor, yaitu :

a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %)

b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton)

Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut : “Tiap kemiringan 1%

besarnya tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang

digunakan untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung

untuk tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya”.

4. Koefisien Traksi

Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh

kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT

adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan untuk

menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan, tepat sebelum roda itu selip. Jika

terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin

tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal.

Besarnya CT tergantung pada:

a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan bentuk kembangannya; untuk crawler truk tergantung

pada keadaan dan bentuk truknya.

b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata, bergelombang, dan sebagainya).

c. Berat kendaran yang diterima oleh roda.

5. Rimpull

Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau

bapenggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya

dinyatakan dalam satuan kg atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak

selip, atau CT mampu menghindari selip, maka besarnya rimpull maksimum yang dapat diberikan

oleh mesin/ban kendaraan adalah fungsi dari tenaga mesin (dalam Horse Power) daverseneling

antara mesin dan rodanya.

Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/(Kecepatan mesin dalam mph)

Keterangan rumus :

RP = Rimpull (Kekuatan tarik kendaraan) lbs

HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP

375 = Angka konversi

Efisiensi mesin = 80 – 85%

Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama dengan

tenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT. Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT.

Page 20: Proposal Alat Gali Muat

6. Percepatan

Percepatan (acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk mempercepat kendaraan

dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran pada

jalur tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung pada

beberapa faktor yaitu:

a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama waktu yang

dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya.

b. Kelebihan rimpull; semakin besar kelebihan rimpull pada suatu kendaraan, maka semakin

cepat kendaraan itu dapat dipercepat.

Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus

Hukum Newton.

F=(W x a)

G

a = (F x g)

W

Keterangan Rumus :

F = Kelebihan Rimpul (lbs)

G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2

W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs)

a = Percepatan (ft/ det2)

7. Elevasi Letak Proyek

Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh

tekanan dan temperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama

dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk

selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang

sebesar ±3%; sedangkan pada mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.

8. Efisiensi Operator

Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu

berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca,

kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan perangsang

dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat.

Dalam bekerja, seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh,

sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pengantian komponen yang

Page 21: Proposal Alat Gali Muat

rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya. Beberapa pengertian untuk menentukan

kondisi alat dan efisiensi pengunaannya, antara lain :

a. Avability Index (AI)

Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi dari alat tersebut

sesungguhnya.

AI = W

W +Rx 100 %

Keterangan Rumus :

AI = Ability Index (%)

W = Jumlah Jam Kerja (jam)

R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)

b. Physical Avaibility (PA)

Adalah suatu cara untuk mengetahui tentang kondisi fisik dari alat yang digunakan.

PA = W +S

W +R+Sx 100 %

Keterangan Rumus :

PA = Physical Avaibility (%)

W = Jumlah Jam Kerja (jam)

R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)

S = Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakan

c. Use Of Ability (UA)

Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat

alat itu digunakan.

UA = W

W +Sx 100 %

UA menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan itu.

d. Effective Utilization (EU)

Pengertian EU sebenarnya sama saja dengan pengertian efisiensi kerja, yaitu menunjukkan

berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia itu dapat dimanfaatkan untuk bekerja

secara produktif.

EU = W

W +R+Sx 100 %

9. Faktor pengembangan atau pemuaian (Swell Factor)

Page 22: Proposal Alat Gali Muat

Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi

dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara

butirannya sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka

terjadilah pengembangan atau pemuaian volume.

Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3, jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%, ini

terjadi karena tanah yang digali mengalami pengembangan dan pemuaian dari volume semula

akibat ruang antar butirannya yang membesar. Faktor pengembangan dan pemuaian volume

material perlu diketahui, sebab pada waktu penggalian material volume yang diperhitungkan

adalah volume dalam kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada

waktu perhitungan penangkutan material, volume yang dipakai adalah volume material setelah

digali, jadi material telah mengembang sehingga volumenya bertambah besar.

Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu mengangkut

material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan dengan faktor

pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya. Tetapi

sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dengan alat pemadat

mekanis, maka volume material tersebut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena material

menjadi benar-benar padat, jika 1 m3 tanah dalam kondisi Bank Yard dipadatkan, maka

volumenya menjadi sekitar 0,9 m3 tanah mengalami penyusutan sekitar 10%.

Untuk menunjukan hubungan antara material dalam kondisi yang berbeda-beda di atas,

dikenal beberapa istilah berikut:

Percent Swell=( V loose

V undisturbel

−1)× 100 %

Swell Factor=(V undisturbed

V loose)× 100 %

Shrinka≥Factor=(1−V compacted

V undisturbel)×100%

Rumus di atas berdasarkan perubahan volume pada material, jika berdasarkan densitasnya

maka diperoleh rumus sebagai berikut :

Percent Swell=(Weight∈Ba nk−LooseWeightLooseWeight )×100 %

Page 23: Proposal Alat Gali Muat

Swell Factor= Loose WeightWeight∈Bank

Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada, biasanya dianggap sama dengan percent

swell.

Gambar 11.Perubahan Kondisi Material

10. Berat material

Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada :

a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimilikinya

b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari

jalur jalan yang dilalui

c. Membatasi volume material yang diangkut.

Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas

alat muat maupun alat angkut.

Match factor adalah cara yang digunakan untuk menentukan faktor kesuaian alat. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui kebutuhan alat gali muat dan alat angkut dalam kegiatan pemindahan

tanah mekanis.

Match Factor yang baik adalah bernilai 1, yang artinya antara alat gali muat dan alat angkut

matching/singkron atau kedua-duanya sama sibuknya atau tidak ada yang menunggu. Apabila bernilai

lebih dari 1 berarti alat angkut akan sering menganggur. Namun apabila bernilai kurang dari 1, alat

gali muat yang lebih sering menganggur. Adapun perhitungan match factor dirumuskan sebagai

berikut.

MF= Na× CtmNm×Cta

Dimana :

Page 24: Proposal Alat Gali Muat

MF = Match Factor

Na = Jumlah alat angkut (unit)

Nm = Jumlah alat gali muat (unit)

Cta = Cycle time alat angkut (menit)

Ctm = Cycle time alat gali muat (menit)

Dalam kegiatan penambangan, truk bergerak dari shovel ke dumping dan kembali. Kadang-

kadang mereka berhenti untuk istirahat sejenak atau secara teratur berganti shift. Pada kondisi lain

mereka menunggu di shovel dan antri di fuel station. Situasi ini disebabkan variasi dari waktu muat,

waktu berangkat, waktu buang, waktu kembali dan berbagai interval waktu antara truk-truk tiba di

area tersebut. Adanya perbaikan jalan dan pekerjaan sesuatu oleh alat lain disepanjang jalan tempuh

juga ikut mempengaruhi variasi tersebut.

Waktu tunggu ini akan mengurangi kapasitas operasi. Hal ini akan meningkat jika adanya

penambahan unit truk pada suatu sistem yang ada dan tidak ada perubahan yang dibuat pada sistem

tersebut. Contohnya jika tidak ada perubahan pada jarak tempuh truk, penambahan unit tersebut akan

menyebabkan produktivitas truk menurun dan produktivitas shovel meningkat.

Estimasi waktu tunggu ini merupakan hal yang penting dalam merancang dan memilih alat

untuk pit baru serta estimasi dari waktu tempuh truk baik bermuatan maupun kosong. Estimasi waktu

tunggu merupakan subjek tulisan ini. Cara yang biasa dipakai adalah simulasi dengan nomor acak dan

teori tunggu (queueing theory).

Sistem simulasi didefinisikan sebagai teknik menyelesaikan masalah dengan mengikutsertakan

perubahan dari model dinamis suatu sistem. Model simulasi berupa diskret, berlanjut atau kombinasi

keduanya dalam dimensi waktu dan nilai variabel.

Waktu siklus truk adalah waktu yang dibutuhkan truk untuk melengkapi satu siklus produksi.

Satu siklus tersebut meliputi manuver dan muat, berangkat bermuatan, manuver dan dumping,

kembali kosong, tunggu dan tunda. Produktivitas truk berdasarkan rata-rata aktual muatan dan rata-

rata waktu siklus.

Keserasian antara shovel dan truk penting dalam menghasilkan muatan dan waktu muat.

Metode manuver dan memuat mempengaruhi waktu manuver dan waktu muat. Kondisi jalan angkut

meliputi jarak, kemiringan jalan, rolling resistance, belokan, batas kecepatan mempengaruhi waktu

tempuh. Waktu angkut juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan perilaku operator, perbaikan jalan

dan perawatan truk. Kondisi lokasi dumping, luas area akan mempengaruhi waktu putar dan waktu

buang. Sistem pengangkutan skala besar merupakan kegiatan yang sangat kompleks, membutuhkan

sinkronisasi dari alat muat dan alat angkut. Untuk menganalisanya, perlu menguji secara detail unsur-

Page 25: Proposal Alat Gali Muat

unsur dalam waktu siklus truk. Analisa ini berdasarkan studi lapangan dan pengalaman. Waktu siklus

untuk truk dapat digambarkan secara matematis sebagai berikut.

LCT =STL+¿+TL+STD+DT +TE+ AD

Dimana :

LCT = Cycle time untuk haul unit (menit)

STL = Spot time di loader (menit)

LT = Load time untuk haul unit (menit)

TL = Travel time dengan muatan (menit)

STD = Spot time di dumping area (menit)

DT = Dumping time (menit)

TE = Travel time tanpa muatan (menit)

AD = Rata-rata keterlambatan waktu pada haul cycle (menit)

VII. TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Kegiatan kerja praktek ini bertempat di wilayah di PT. Borneo Alam Semesta Site Jorong,

Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

VIII. JADWAL KERJA PRAKTEK

Kegiatan Kerja Praktek (KP) ini, kami ajukan selama 8 minggu

Dari 1 September 2015 s/d 31 Oktober 2015

No Kegiatan

1 September 2015 s/d 31 Oktober 2015

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi lapangan

2 BAB I

3 BAB II

4 BAB III

5 BABPENUTUP

6 Konsultasi

7 Analisa

Page 26: Proposal Alat Gali Muat

Keterangan :

....Warna Menunjukan Pelaksanaan Kegiatan Praktek lapangan

Page 27: Proposal Alat Gali Muat

IX. PENUTUP

Demikian proposal kerja praktek ini kami buat dengan tema yang diusulkan sebagai

bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat menerima dan memberikan kesempatan untuk

melaksanakan kerja praktek. Mengenai topik tidak menutup kemungkinan usulan dari

perusahaan. Atas perhatian pihak perusahaan kami ucapkan terima kasih.

Page 28: Proposal Alat Gali Muat

CURRICULUM VITAE

Nama : Nispu Andriadi

Tempat, TanggalLahir : Ribang, 28 January 1994Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Banjar

Pekerjaan : Mahasiswa Akademi Teknik

Pembangunan Nasional (ATPN)

Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Pendidikan : Sedang Menempuh Program Studi

Teknik Pertambangan di

AkademiTeknik PembangunanNasional

(ATPN)

Kontak Personal : + 6287815993149

Email : [email protected]

Alamat Rumah : Desa Ribang, RT 02 ,Kec. Muara Uya ,Kab.

Tabalong ,Prov. Kalimantan Selatan

Alamat Kampus : Akademi Teknik Pembangunan Nasional

(ATPN)Jl.Ir. P.M. NoorNo. 10 Simpang

EmpatBanjarbaru

No. Telp. Kampus : (0511)4772943

EmailKampus : a tpn_banj a rbar u @ y a h o o. c om

Website : www.atpn -bjb.a c .id

Banjarbaru, 8 Agustus 2015

Nispu AndriadiNIM.12.02.18