proposal aini

Download Proposal Aini

If you can't read please download the document

Upload: aab-thampoo-mas

Post on 09-Nov-2015

250 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tujuan pelaksanaan

TRANSCRIPT

25

MOTIVASI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) DALAM MEMILIH JURUSAN TARBIYAH(STUDI KASUS DI STAIN KEDIRI)

Proposal Tesis Ini Diajukan sebagaiSalah Satu Syarat Penyusunan Tesis

LULU AINI921.005.12.009

PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMSEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISTAIN KEDIRI2014MOTIVASI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) DALAM MEMILIH JURUSAN TARBIYAH(STUDI KASUS DI STAIN KEDIRI)

Konteks PenelitianBurhanudin Salam menyatakan pendapat mendasar tentang hubungan antara manusia dan pendidikan, dimana menurutnya dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena pendidikan menjadi kunci dari masa depan manusia. Manusia juga makhluk yang dikaruniai akal untuk berpikir, maka dengan adanya pendidikanlah akal manusia dapat dikembangkan dengan optimal. Sehingga hakikatnya adanya pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Burhanudin Salam, Pengantar Pedagogik: Dasar-dasar Ilmu Mendidik (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 4.

Dari sudut pandang usaha pengembangan kepribadian dan kemampuan yang dikaitkan dengan pendidikan tersebut sebenarnya setiap individu mempunyai dua sisi yang mendasari setiap keputusan dalam dirinya, yaitu sisi eksternal dan sisi internal. Sisi eksternal adalah kondisi yang nampak secara nyata dari seorang individu tersebut. Inilah kondisi fisik yang dapat diamati dengan mudah oleh orang lain. Sedangkan sisi internal merupakan kondisi di dalam diri individu yang tidak nampak bila dilihat orang lain. Kondisi internal ini turut memberi peran dalam aktivitas seseorang sehari-harinya, salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. 1Demikian juga apabila dihubungkan dengan kepentingan terhadap pendidikan tentu seseorang akan dihadapkan pada beberapa pilihan, termasuk untuk memilih pendidikan yang tepat bagi diri mereka masing-masing. Keputusan dalam memilih lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi ditentukan oleh berbagai alasan. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh, maka semakin kompleks alasan dari seseorang untuk menentukan pilihan pendidikan yang akan ditempuhnya.Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi dengan berbagai program yang ditawarkan, pada tingkat ini seseorang memilih secara lebih spesifik disiplin ilmu yang akan dipelajarinya. Jenjang perguruan tinggi ini juga yang kemudian akan memberikan pengalaman dan berbagai hubungan untuk menata masa depannya. Maka memilih jurusan dalam perguruan tinggi menjadi suatu hal yang penting untuk dipertimbangkan secara tepat. Martini dalam penelitiannya menjelaskan bahwa:

Pada dasarnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa memilih jurusan pada Perguruan Tinggi sebagai tempat kuliah diantaranya: faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi serta faktor psikologis. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jurusan adalah faktor keluarga, individual, pekerjaan, situasi ekonomi, motivasi, persepsi, keyakinan dan sikap serta minat. Martini, Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jurusan Akutansi Sebagai Tempat Kuliah di Perguruan Tinggi, (Universitas Budi Luhur Jakarta, Jakarta), 2.

Meskipun keseluruhan faktor tersebut berpengaruh dalam pemilihan jurusan, namun tentu tetap apa yang ada pada diri sendiri adalah faktor utama dalam menentukan berbagai pilihan tersebut. Seperti teori Rogers yang dijelaskan oleh George Boeree dalam bukunya Personality Theories bahwa setiap makhluk hidup tahu apa yang terbaik bagi dirinya. George Boeree, Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia (Jogjakarta: Primasophie, 2008), 290.Rogers menegaskan juga bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi akan menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu: tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan dasar (makanan, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan memerinci fungsi tubuh serta generasi. Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi diri sendiri. Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Ibid.Penjelasan dalam teori yang diungkapkan Rogers tersebut juga sejalan dengan teori kebutuhan dasar yang diungkapkan oleh Maslow. Dalam buku yang sama George menjelaskan teori Maslow tentang kebutuhan dasar manusia yang teratas yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri. Maslow menyebutkan kebutuhan tingkat ini salah satunya disebut dengan istilah motivasi pertumbuhan. Ibid., 257. Pada tingkat ini, kebutuhan yang dimaksudkan adalah mencakup hasrat untuk terus menerus mewujudkan potensi diri, keinginan untuk menjadi apa yang dia bisa. Kebutuhan ini lebih pada bagaimana menjadi sempurna dan diri sendiri dengan sebenar-benarnya.Dasar-dasar teori inilah yang menggambarkan urgensi faktor internal berupa motivasi diri menjadi salah satu faktor utama yang memiliki pengaruh besar dalam menentukan setiap pilihan hidup yang akan dijalani, termasuk untuk memilih pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Motivasi yang akan mengantarkan manusia pada pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan baik, serta pencapaian tujuan hidup dengan sempurna. Seperti pengertian motivasi menurut McDonald yang dikutip oleh Oemar Hamalik, bahwa motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), 173. Motivasi merupakan faktor penting pada mahasiswa dalam menentukan program studi yang mereka pilih. Arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Hal ini juga didukung oleh pendapat Mulyasa yang menyatakan bahwa :

Motivasi mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi. Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai. Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), 319-399.

Setiap mahasiswa memiliki dorongan yang kuat dalam penentuan pemilihan program studi yang akan mereka jalani. Dapat dikatakan bahwa semangat mahasiswa dalam memilih suatu program studi ditentukan oleh motivasi dari mahasiswa tersebut, semangat mahasiswa tidak akan tinggi jika mereka dipaksakan untuk memilih program studi yang tidak mereka inginkan. Jenjang perguruan tinggi memiliki berbagai jurusan, bahkan pada perguruan tinggi dengan label universitas mengelompokkan jurusan ke dalam fakultas. Demikian juga dengan perguruan tinggi agama Islam, di dalam lembaganya menyediakan pilihan jurusan baik tarbiyah, syariah, ushuludin, dan sebagainya. Dengan jurusan tersebut diharapkan dapat mengembangkan pendidikan Islam ke depan untuk menghadapi tantangan zaman.Esensi sebuah perguruan tinggi adalah melahirkan masyarakat akademik yang bergulat dengan ilmu pengetahuan. Sebagai tugas utamanya adalah memfasilitasi civitas akademika dalam menekuni disiplin keilmuan, mencetak mahasiswa dan lulusan yang memiliki kompetensi yang mampu bersaing menghadapi tantangan di tengah perkembangan teknologi dan kompetisi masa depan. Maka terkait dengan kepentingan tersebut, para mahasiswa yang memilih jurusan tarbiyah dengan harapan dapat mencapai tujuan dan memperoleh masa depan yang baik. Jurusan tarbiyah secara umum merupakan pilihan mahasiswa yang bercita-cita sebagai guru. Dengan menghubungkan antara jumlah mahasiswa yang lebih banyak memilih jurusan tarbiyah dengan tujuan profesi guru, maka tentu saja profesi guru ini menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai. Profesi guru menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa memperoleh masa depan yang baik. Asumsi tersebut muncul juga didasarkan pada pendapat Usman yang menyatakan masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru terbentuk generasi muda melalui pendidikan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila. Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia karena mengemban tugas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosydakarya, 2010), 7.Realitanya, pada saat ini seorang menjadi guru dikarenakan memiliki gaji dan tunjangan, baik dari pemerintah karena pemerintah mengutamakan kesejahteraan guru untuk menghasilkan guru-guru yang baik dan profesional. Penjelasan diatas membuat kita ragu dan bertanya-tanya apakah motivasi mahasiswa menjadi seorang guru karena ingin mencerdaskan kehidupan bangsa atau hanya karena ingin mendapatkan gaji dan tunjangan yang baik dari pemerintah. Hal tersebut perlu dibuktikan dengan tetap mengdepankan faktor-faktor lain yang menjadi latar belakang mahasiswa memilih jurusan tarbiyah, seperti kesesuaian dengan kemampuan, minat dan sebagainya.Berdasarkan konteks penelitian diatas yang menggambarkan beberapa alasan pentingnya ketepatan dalam memilih jurusan perkuliahan, Maka lebih lanjut untuk mengetahui data lapangan sebenarnya tentang apa sebenarnya alasan yang melatar belakangi seseorang menentukan jurusan kuliahnya termasuk di Perguruan Tinggi Agama Islam. Selanjutnya peneliti tertarik untuk menulis tesis dengan judul Motivasi Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam Memilih Jurusan Tarbiyah (Studi Kasus STAIN Kediri).

Fokus PenelitianBerdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti akan mengarahkan pembahasan pada beberapa fokus penelitian sebagai berikut:

Apakah faktor-faktor internal yang mempengaruhi mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam memilih jurusan tarbiyah ?Apakah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam memilih jurusan tarbiyah ?Apakah tujuan dari mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam memilih jurusan tarbiyah ?

Tujuan PenelitianBerdasarkan fokus penelitian diatas, maka peneliti akan mengarahkan pembahasan pada beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

Mengetahui faktor-faktor internal yang mempengaruhi mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam memilih jurusan tarbiyah.Mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam memilih jurusan tarbiyah.Mengetahui tujuan dari mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam memilih jurusan tarbiyah.

Kegunaan PenelitianDiharapkan dengan mengetahui motivasi mahasiswa terhadap jurusan tarbiyah tetap dapat mempertahankan jumlah pemilihnya di Sekolah Tinggi Agama Islam di beberapa tempat. Kemudian harapannya juga dapat menambah khazanah kepustakaan tentang pengetahuan yang berkaitan dengan pentingnya maksimalisasi dan optimalisasi untuk menarik pemilih jurusan tarbiyah lebih bertanggung jawab atas pilihannya. Selain itu sebagai input bagi mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan, khususnya dunia pendidikan Islam, baik yang berada dalam jalur pendidikan formal, non formal maupun informal sebagai upaya dalam pencapaian tujuan pengembangan khazanah keilmuan Islam ke depan. Lebih lanjut kegunaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :Bagi Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti diharapkan mampu untuk mengambil manfaat yang dapat meningkatkan intelektual dan memperluas khasanah keilmuannya. Serta mampu berkomunikasi, menjelaskan, maupun mengembangkan konsep motivasi pemilihan jurusan tarbiyah pada lembaga pendidikan tinggi Islam.Bagi lembaga pendidikan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi lembaga pendidikan tinggi agama Islam dalam rangka mengetahui latar belakang motivasi mahasiswa memilih jurusan tarbiyah. Kemudian dapat menyusun strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi mahasiswa untuk mengambil jurusan tariyah. Leih detail lagi untuk dapat menyesuaika perkuliaha dengan tujuan mahasiswa yang memang sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk membentuk mahasiswa yang berkualitas baik dari sisi intelektual maupun kepribadiannya. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu bagi siapa saja yang membaca dan diharapkan bisa memberikan bahan pertimbangan untuk lebih memperhatikan pemilihan jurusan tarbiyah dalam perkembangan pendidikan pada sebuah lembaga pendidikan tinggi agama Islam.Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi landasan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dengan bahasan yang sama. Bahkan mampu menambah pembahasan yang lebih mendalam untuk meneliti dari segi faktor-faktor yang lain. Karena tidak hanya bahasan pada penelitian ini saja sebagai faktor yang mempengaruhi minat dalam pemilihan jurusan keagamaan. Maka peneliti selanjutnya dapat mengembangkan dan menambah pembahasan penelitian ini.Bagi peneliti selanjutnya juga hendaknya dapat lebih luas melakukan pembahsan dengan membandingkan motivasi pemilihan jurusan antara mahasiswa yang memilih jurusan tarbiyah dengan jurusan lain yang lebih sedikit peminatnya.

Penelitian TerdahuluBayu Rahman Abadi, Suwarno, dan Yuni Astuti melakukan penelitian yang berjudul Motivasi Mahasiswa Memilih Program Studi PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (Studi Kasus Mahasiswa Angkatan 2011/ 2012). Dalam penelitian tersebut menjelaskan motivasi mahasiswa memilih jurusan dengan berbagai indikator. Pertama yaitu tentang pemahamannya, mahasiswa memiliki pemahaman yang baik terhadap Jurusan dan atau Program studi PPKn sesuai dengan visi, misi, dan tujuan dari Jurusan dan atau Program studi PPKn. Mahasiswa memiliki pemahaman yang baik terhadap profesi guru sesuai dengan tugas dan fungsi guru, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi.

Motivasi mahasiswa memilih Jurusan dan atau Program studi PPKn yang berasal dari faktor internal, yaitu: ketertarikan mahasiswa terhadap mata pelajaran PKn ketika duduk di bangku SMA, Keinginan menjadi guru PKn pada jenjang SMP, SMA, dan SMK. Motivasi eksternal mahasiswa memilih Jurusan dan atau Program studi PPKn, yaitu: keinginan untuk menjadi guru karena gaji yang layak dan tunjangan yang besar, orang tua mahasiswa menginginkan anaknya menjadi seorang guru. Bayu Rahman Abadi, Suwarno Winarno, Yuni Astuti, Motivasi Mahasiswa Memilih Program Studi PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (Studi Kasus Mahasiswa Angkatan 2011/ 2012), (Departemen Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Indonesia), diakses melalui pencarian jurnal Repository. Ismorning bin Ismail dalam tesisnya yang berjudul Kecenderungan Pelajar dalam Memilih Jurusan Sains di Kota Setar menjelaskan bahwa melalui pendekatan kuantitatif hasil kajian menunjukan dari segi faktor demografi dan bangsa mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan jurusan sains. Urutan kelahiran, tempat dibesarkan dan tempat sekolah rendah tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan jurusan sains. Dari segi faktor sosio-ekonomi keluarga, taraf pendidikan ibu dan pendapatan ibu bapak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan jurusan sains. Masalah taraf pendidikan bapak dan pekerjaan ibu bapak tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan jurusan sains.Dari segi faktor pencapaian akademik pelajar, pencapaian dalam mata pelajaran Bahasa Melayu, Bahasa Inggeris, Sains dan Matematik mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan jurusan sains. Dari segi pengaruh persekitaran pula, kawan, media dan motivasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan jurusan sains, manakala faktor keluarga, guru dan sekolah tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan jurusan tersebut. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan wacana tambahan yang berguna kepada para pegawai dan guru dalam merancang program-program dan aktivitas-aktivitas para pelajar memilih jurusan sains. Ismorning bin Ismail, Kecenderungan Pelajar dalam Memilih Jurusan Sains di Kota Setar, (Tesis , Universiti Utara Malaysia, Malaysia, 1997), iii.Kemudian Martini dalam tesis yang berjudul Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jurusan Akutansi Sebagai Tempat Kuliah di Perguruan Tinggi mendeskripsikan penelitiannya dengan indikator pengaruh budaya, sosial, pribadi dan psikologis baik secara parsial maupun simultan terhadap pemilihan jurusan akuntansi. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa budaya, pribadi dan psikologis tidak berpengaruh terhadap pemilihan jurusan akuntansi, sedangkan sosial berpengaruh terhadap pemilihan jurusan akuntansi. Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap pemilihan jurusan akuntansi dengan pengaruh sebesar 57,1%. Martini, Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jurusan Akutansi, 1.Ketiga penelitian tersebut menjelaskan tentang motivasi maupun latar belakang pemilihan jurusan berdasarkan berbagai faktor yang ada. Demikian juga menggunakan pendekatan masing-masing, sehingga dari ketiga penelitian tersebut dapat dikembangkan lagi melalui penelitian yang khusus mengarah kepada Perguruan Tinggi Agama Islam ini. Untuk memudahkan pemahaman ketiga penelitian tersebut dan kaitannya dengan penelitian ini, maka dapat dilihat melalui tabel berikut :

JudulPersamaanPerbedaanOriginalitasMotivasi Mahasiswa Memilih Program Studi PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (Studi Kasus Mahasiswa Angkatan 2011/ 2012)/ Bayu Rahman Abadi dkkPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi mahasiswa dalam memilih program studiPemilihan program studi yang diteliti pada mahasiswa fakultas sosial dengan terlebih dahulu menguji pemahaman mahasiswa tentang jurusan yang diambilnyaPenelitian tentang motivasi mahasiswa dalam memilih jurusan tarbiyah berangkat dari indikator tujuan dan faktor internal eksternal teori motivasiKecenderungan Pelajar dalam Memilih Jurusan Sains di Kota Setar/ Ismorning Bin IsmailPenelitian ini mengkaji kecenderungan dalam memilih jurusan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinyaPenelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan tingkat atas dengan pendekatan kuantitatif memilah faktor mana yang berpengaruh lebih besar dalam keputusan siswa memilih jurusan sainsPenelitian yang akan dilakukan pada mahasiswa perguruan tinggi dengan pendekatan kualitatifAnalisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jurusan Akutansi Sebagai Tempat Kuliah di Perguruan Tinggi/ MartiniPenelitian ini secara kualitatif mencoba menganalisa sebenarnya faktor apa yang mempengaruhi pemilihan jurusanPenelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jurusan akutansi secara kuantitatif, beberapa faktor umum diteliti sekaligusPenelitian yang mengarahkan secara kualitatif mengenai faktor apa yang sebenarnya mendorong mahasiswa memilih jurusan tarbiyah, khusus mengangkat pengaruh faktor psikologis berupa motivasiLandasan TeoriMotivasi termasuk ke dalam faktor psikologis, seperti halnya faktor lain motivasi menjadi aspek yang penting dalam menentukan suatu pilihan. Tentu masing-masing orang memiliki motivasi yang berbeda, tergantung kepada kondisi dan hal-hal yang mempengaruhi individu masing-masing. Pentingnya motivasi seperti halnya dinyatakan oleh Miles dan Klinger bahwa motivasi adalah topik penting bagi setiap orang yang bekerja untuk membentu orang, karena seseorang yang mempunyai motivasi rendah membutuhkan bantuan untuk memperoleh sesuatu yang mereka inginkan atau butuhkan dalam hidup. W. Miles Cox dan Eric Klinger, Handbook of Motivational Counseling: Concept, Aproaches and Assessement (England: John Wiley & Sons, Ltd, 2004), ix.

Berkaitan dengan pengertian motivasi Hamzah B. Uno mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), 1. Dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang ini menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan tersebut. Tingkah laku seseorang yang didasari oleh motivasi akan memiliki tema atau kecenderungan yang sama dengan motivasi yang mendasarinya.Perumusan makna motivasi di atas mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu :Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam organisme manusia.Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu menjadi suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan perilaku yang bermotif.Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki motivasi mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah suatu tujuan. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), 74.

Dalam penelitian ini, motivasi didasarkan kepada dua faktor utama yang mempengaruhinya, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Adapun kedua faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut :Faktor InternCita-cita/ aspirasi

Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Bumi Aksara, 2003), 27-39.Keinginan

Keinginan ini merupakan kebutuhan setiap manusia, untuk mempertahankan hidup seseorang mau mengerjakan apapun saja. Dalam berbagai kondisi, manusia memiliki berbagai macam keinginan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi keinginan untuk mempertahankan hidup, akan suatu baranga, keinginan sebuah penghargaan, pengakuan, bahkan keinginan untuk berkuasa. Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2011), 116-118.Kemampuan

Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi. Hamalik, Proses Belajar, 27-39.Kondisi Siswa

Kondisis siswa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat.Faktor EksternLingkungan

Seperti halnya faktor yang lain, dari segi ekstern berupa kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, 319-339.Media yang ada di sekitar

Bentuk media sosial yang dapat diterima siswa juga dapat mempengaruhi pilihan akan jurusan perkuliahan yang ingin diambil. Akses akan media seperti koran, majalah, televisi yang diterimanya menjadi pengaruh yang tidak dapat diabaikan dalam membangun motivasinya untuk kuliah.

Kelompok

Teman bergaul anak semasa tingkat menengah juga menjadi motivasi tersendiri bagi mahasiswa ketika memasuki lingkungan perkuliahan. Demikianlah teman yang dapat juga ikut memotivasi siswa dalam menentukan pilihan jurusan perkuliahannya.Background Pendidikan

Motivasi mahasiswa dalam menentukan jurusan juga dipengaruhi oleh lembaga pendidikan yang sebelumnya dia tempuh, termasuk bagaimana nila-nilai yang diperoleh pada mata pelajaran tertentu yang meguatkan diri seseorang dalam memilih jurusan perkuliahan secara mantap dan keyakinan penuh.Secara teori, selain faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi terdapat materi penting yang menjadi teori dasar yaitu teori yang menjadi dasar munculnya motivasi tersebut. Teori tersebut adalah Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow.

Menurut Maslow, seseorang akan termotivasi oleh 5 (lima) kebutuhan umum dari tingkat paling bawah yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman/ kemanan, kebutuhan sosial, harga diri dan aktualisasi diri. Max A. Eggert, The Motivation PocketBook (England: Management Pocketbooks Ltd, 1999), 11. Kelima kebutuhan ini juga yang dalam motivasi seseorang termasuk mahasiswa menjadi dasar pengaruh yang besar dalam penentuan terhadap suatu pilihan. Dalam memilih jurusan perkuliahan pun demikian, alasan mahasiswa lebih banyak yang memilih jurusan tarbiyah terkait dengan kebutuhan yang ingin mereka masing-masing penuhi sesuai kondisinya.

Metode PenelitianPendekatan dan Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dimana penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 193. Ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah: (1) Mempunyai latar alami sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrumen kunci; (2) Penelitiannya bersifat deskriptif; (3) Lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk; (4) Dalam menganalisis data cenderung secara induktif; (5) Makna merupakan hal yang esensial dalam penelitian kualitatif. Imron Arifin, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Ilmu Sosial Dan Keagamaan (Malang: Kalimasahada, 1996), 49-50.

Dikatakan studi kasus karena sasaran dan fokus kasusnya yang unik. Kesimpulan Merriam seperti yang dikutip oleh Ulfatin menyatakan bahwa studi kasus dapat didefinisikan sebagai proses menginvestigasi terhadap peristiwa-peristiwa yang aktual sebagai unit analisis. Hasil dari investigasi itu adalah deskripsi kasus yang rinci, intensif, dan menyeluruh. Nurul Ulfatin, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan: Teori Dan Aplikasinya (Malang: Bayu Media, 2013), 49. Studi kasus penelitian kualitatif umumnya bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dari objek yang diteliti. Sehingga dengan jenis penelitian ini, dapat diambil sebuah kesimpulan yang utuh dari motivasi mahasiswa dalam memilih jurusan tarbiyah pada perguruan tinggi agama Islam. Jenis penelitian ini ditentukan berdasarkan kebutuhan terhadap penggalian data dalam penelitian pada mahasiswa perguruan tinggi agama Islam ini.

Kehadiran PenelitiDalam penelitian ini kehadiran peneliti sangat diperlukan, selain itu peneliti sendiri yang bertindak sebagai instrumen penelitian. Dimana peneliti bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, pengumpulan data, menganalisis data, menafsirkan data dan akhirnya peneliti juga menjadi pelapor hasil penelitian.

Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan sangat diutamakan dalam penelitian kualitatif karena mengumpulkan data harus dilakukan dalam situasi yang sesungguhnya. Dengan kata lain, peneliti harus menguasai teori, konsep, paradigma dan sebagainya yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 288. Hal ini dikarenakan agar dapat lebih dalam memahami latar belakang penelitian dan konteks penelitian. Dengan kehadiran peneliti juga dapat mengukur seberapa data yang dibutuhkan dan terkait dengan penelitian dapat diperoleh dan dikembangkan dengan lebih maksimal namun tetap terarah.

Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di STAIN Kediri, dimana lembaga pendidikan ini merupakan Sekolah Tinggi Agama Islam yang memiliki jurusan keagamaan dengan pengembangan berbagai program studi. Apabila dilihat dari sudut pandang kebutuhan penelitian ini, maka perguruan tinggi tersebut merepresentasikan lebih banyak mahasiswa memilih jurusan tarbiyah. Selain itu, jurusan tarbiyah di STAIN Kediri mampu mempertahankan eksistensinya dalam menarik minat mahasiswa baru sebagai jurusan yang paling banyak diminati.

STAIN Kediri merupakan salah satu perguruan tinggi yang representatif untuk dilakukan penelitian ini, karena tepat di Kediri bahkan bagi daerah sekitar seperti Nganjuk, menjadi satu-satunya perguruan tinggi negeri. Sehingga apabila dibandingkan dengan perguruan tinggi Islam di derah Kediri, STAIN Kediri adalah lokasi penelitian yang paling tepat dan mudah dijangkau.

Sumber DataSumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manusia (human) dan bukan manusia. Sumber data manusia berfungsi sebagai subjek atau informan kunci (key informant) dan data yang diperoleh melalui informan berupa soft data (data lunak). Sedangkan sumber data bukan manusia berupa dokumen yang relevan dengan fokus penelitian, seperti gambar, foto, catatan atau tulisan yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Data yang diperoleh melalui dokumen bersifat hard data (data keras). S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2003), 55.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa sumber data yang terkait dengan fokus penelitian yang diambil. Kelompok sumber data dalam penelitian kualitatif dikelompokkan sebagai berikut:Narasumber (informan)

Pemilihan informan dilakukan yaitu pertama teknik sampling purposive digunakan untuk menseleksi dan memilih informan dengan pertimbangan tertentu, misalnya informan tersebut dianggap paling tahu, memiliki posisi penting sehingga memudahkan peneliti. Kedua, snowball sampling adalah teknik bola salju yang digunakan untuk mencari informasi secara terus menerus dari informan satu ke informan yang lainnya, sehingga data yang diperoleh semakin banyak, lengkap dan mendalam. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2007), 300.Jadi penentuan narasumber dalam penelitian ini ditentukan setelah di lapangan, selain narasumber utama yaitu mahasiswa. Selanjutnya sumber data data berkembang sesuai dengan kebutuha penelitian sehingga semakin lengkap sampai pada ttik tertentu dimana data mencapai titik jenuh dan tidak lagi menemukan hasil data yang baru terkait dengan penelitian ini.Peristiwa atau aktivitas

Peristiwa digunakan peneliti untuk mengetahui proses bagaimana sesuatu secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Contohnya kegiatan rapat, sosialisasi program-program yang dijalankan, dan lain-lain. Peneliti akan melihat secara langsung peristiwa yang terjadi terkait dengan perkuliahan di STAIN Kediri untuk dijadikan data berupa catatan peristiwa yang terjadi di perguruan tinggi tersebut.Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen dalam penelitian ini bisa berupa catatan tertulis, rekaman, gambar atau benda yang berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan Jurusan Tarbiyah STAIN Kediri.

Prosedur Pengumpulan DataPenelitian ini menggunakan beberapa prosedur atau teknik dalam mengumpulkan data yaitu sebagai berikut :

Studi Dokumentasi

Menurut Robert K. Yin informasi dokumenter relevan untuk setiap topik studi kasus, informasi yang berupa dokumen dalam berbagai bentuk hendaknya menjadi rencana-rencana pengumpulan data yang eksplisit. Dokumen yang ada mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber yang lain. Robert K. Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), 103-104. Dengan adanya dokumen menjadi lebih akurat dalam memperoleh data tentang lembaga, penelitian ini dapat diperoleh untuk data tentang jurusan tarbiyah STAIN Kediri. Selain itu dapat berupa rincian lain yang melengkapi bukti data jumlah mahasiswa tarbiyah lebih banyak dan sebagainya.Wawancara

Salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting adalah wawancara, menurut Yin wawancara merupakan sumber informasi yang esensial bagi studi kasus. Hal ini karena umumnya wawancara merupakan sumber bukti berkenaan dengan urusan kemanusiaan. Ibid., 109-111. Penelitian ini mengedepankan wawancara dengan mahasiswa sebagai informan utama dalam mengetahui kedalaman fokus penelitian. Selanjutnya dapat meluas seperti yang telah dijelaskan pada sumber data diatas, sesuai dengan kebutuhan penelitian.Observasi

Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat berupa observasi langsung dan observasi partisipan. Ibid., 112-113. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi langsung dengan harapan mengetahui kegiatan perkuliahan secara langsung dan mengaitkannya dengan tujuan jurusan tarbiyah yang telah direncanakan. Tidak menutup kemungkinan karena peneliti juga merupakan alumni dari perguruan tinggi yang merupakan lokasi penelitian, maka penelitian ini juga menggunakan observasi langsung.

Analisis DataTeknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yang memuat gambaran yang sistematis dan aktual, yaitu melalui tiga cara :

Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan tentu jumlahnya sangat banyak, maka perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya serta membuang data yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 338. Selama pengumpulan data berlangsung sudah terjadi tahapan reduksi, selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, menulis memo). Proses ini berlanjut sampai pasca pengumpulan data di lapangan, bahkan pada akhir pembuatan laporan sehingga tersusun lengkap.Dalam hal ini peneliti melakukan pemisahan dan pemilahan dari semua data yang diperoleh selama proses penelitian di STAIN Kediri dengan menulis kembali data-data yang mendukung tema penelitian dan memilah data-data yang tidak berkaitan dengan tema penelitian. Selain itu peneliti juga menyederhanakan dan mengganti kata-kata yang belum baku menjadi baku dan tersusun dalam kalimat yang terstruktur.Penyajian Data

Tahap selanjutnya setelah data direduksi adalah menyajikan daa tersebut menjadi berupa tabel, grafik, deskripsi maupun bentuk lainnya. Maka data tersebut dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan lebih mudah dipahami. Dengan penyajian data menurut Sugiyono akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah disusun dan dipahami tersebut. Ibid., 341. Dalam hal ini peneliti berupaya untuk melakukan penyusunan data yang dperoleh dari lapangan diawali dari data yang bentuknya paling kompleks menjadi lebih sederhana dan sistematis.Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Kegiatan analisis pada tahap ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan adalah kegiatan menyimpulkan makna-makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya. Sejak pengumpulan data peneliti berusaha mencari makna atau arti dari simbol-simbol, mencatat, keteraturan pola, penjelasan-penjelasan, dan alur sebab akibat yang terjadi. Sehingga dalam penelitian ini saat mencapai tahap verifikasi diharapkan dapat mencapai suatu kesimpulan yang sistematis dan sesuai dengan fokus penelitian yang telah direncanakan.

Pengecekan Keabsahan TemuanPengecekan keabsahan data dilakukan agar memperoleh data yang valid dan dipercaya oleh semua pihak. Menurut Sugyono ada enam tehnik yang dapat digunakan untuk menguji kredibilitas data yaitu dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif member check. Ibid., 121. Dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga diantara enam cara pengecekan keabsahan data tersebut, yaitu:

Triangulasi

Dalam penelitian kualitattif membutuhkan bukti untuk menguatkan dan meluruskan arti hasil penelitian agar lebih dapat meyakinkan lagi sesuai dengan arah penelitiannya, kemudian hal ini dalam penelitian kualitatif disebut dengan triangulasi. Triangulasi merupakan tahapan pengecekan kembali apa yang telah didapatkan dalam penelitian, selain itu melalui triangulasi penelitian dapat lebih dikembangkan lagi. Robert E. Stake, Qualitative Research: Studying How Things Work (Unites States: Guilford, 2010), 123-124.Hal ini dilakukan dengan mengecek hasil wawancara dengan mahasiswa serta jurusan tarbiyah STAIN Kediri, serta masyarakat yang berhubungan dengan motivasi mereka memilih jurusan tarbiyah sebagai pilihan utama. Selain itu data yang diperoleh juga dicek dengan data yang diperoleh dari hasil observasi serta dokumentasi.Diskusi Teman Sejawat

Diskusi ini diperlukan guna memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang data yang akan diperoleh. Cara ini digunakan dengan mengajak beberapa mahasiswa jurusan lain, sesama peneliti, dan dosen pembimbing dengan membahas masalah mengenai motivasi mahasiswa memilih jurusan tarbiyah.

Tahap-tahap PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat berjalan dengan sistematis dan lebih memudahkan serta menghemat waktu, maka untuk memenuhi tujuan tersebut peneliti membuat tahapan penelitian sebagai berikut:

Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menentukan tema penelitian. Bagi peneliti tema penelitian adalah kunci utama untuk melakukan penelitian. Selain itu tema penelitian akan mempermudah peneliti untuk menentukan judul dan juga menentukan lokasi penelitian yang mana data akan diperoleh.Setelah itu penentuan judul dan lokasi penelitian. Judul serta lokasi penelitian keduanya saling terkait, mengingat peneliti juga mencamtumkan lokasi penelitian dalam judul. Lokasi penelitian ditentukan dengan melakukan survei pendahuluan, yaitu untuk menentukan lokasi penelitian yang tepat dan sesuai dengan tema penelitian yang diambil.Peneliti mengawali penelitian dengan membuat proposal penelitian yang diseminarkan di STAIN Kediri. Setelah proposal disetujui peneliti melanjutkan tahapan penelitian ini dengan meminta surat izin penelitian yang ditandatangani oleh Direktur Pascasarjana STAIN Kediri, kemudian peneliti menyerahkan surat penelitian tersebut ke pihak STAIN Kediri.Tahap pelaksanaan

Pencarian data

Setelah surat penelitian masuk dan disetujui oleh pihak STAIN Kediri, peneliti langsung melakukan penelitian yaitu mencari data terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Akan tetapi sebelum terjun ke lapangan, peneliti membuat transkrip wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi yang sesuai dengan pokok permasalahan.Mengkaji kembali data-data yang dihasilkan.

Setelah mendapatkan data terkait fokus permasalahan, peneliti tidak langsung memasukkan data mentah tersebut. Akan tetapi peneliti melakukan pengkajian ulang terhadap data-data yang sudah dihasilkan, yaitu mana data yang paling sesuai dengan fokus penelitian dan teruji validitasnya. Tahap analisis data

Data yang sudah terkumpul dan telah direduksi, maka akan dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dengan menerangkan proses berfikir induktif yaitu berangkat dari faktor- faktir khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit kemudian dari faktor-faktor atau peristiwa yang khusus dan konkrit kemudian itu ditarik generalisasi yang bersifat umum. Setelah itu dilakukan penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Daftar Pustaka

Abadi, Bayu Rahman, Suwarno Winarno, Yuni Astuti. Motivasi Mahasiswa Memilih Program Studi PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (Studi Kasus Mahasiswa Angkatan 2011/ 2012), (Departemen Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Indonesia), diakses melalui pencarian jurnal Repository.

Arifin, Imron. Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Ilmu Sosial Dan Keagamaan. Malang: Kalimasahada, 1996.

B. Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2008.

Boeree, George. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Jogjakarta: Primasophie, 2008.

Cox, W. Miles, Eric Klinger. Handbook of Motivational Counseling: Concept, Aproaches and Assessement. England: John Wiley & Sons, Ltd, 2004.

Eggert, Max A. The Motivation PocketBook. England: Management Pocketbooks Ltd, 1999.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara, 2003.

--------, Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.

Ismail, Ismorning bin. Kecenderungan Pelajar dalam Memilih Jurusan Sains di Kota Setar. Tesis , Universiti Utara Malaysia, Malaysia, 1997.

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki Press, 2010.Martini, Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jurusan Akutansi Sebagai Tempat Kuliah di Perguruan Tinggi. Universitas Budi Luhur Jakarta, Jakarta.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2003.

Salam, Burhanudin. Pengantar Pedagogik: Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers, 2010.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Stake, Robert E. Qualitative Research: Studying How Things Work. Unites States: Guilford, 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2007.

Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana, 2011.

Ulfatin, Nurul. Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan: Teori Dan Aplikasinya. Malang: Bayu Media, 2013.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosydakarya, 2010.

Yin, Robert K. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.