propio

Upload: mahfudziah-zy

Post on 14-Jul-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Mempelajari ilmu biologi memang tak luput dari kajian mengenai hewan atau tumbuhan. Adapun salah satu cabang ilmu biologi ini ada yang khusus mempelajari tentang perilaku hewan (Behaviour). Meskipun pengkajian perilaku merupakan cabang biologi yang relatif baru, dan cenderung relatif deskriptif serta tidak menyakinkan secara analitis dari pada cabang-cabang lain, namun secara faktualnya ilmu yang di dapat setelah mempelajari salah satu cabang ilmu biologi ini amatlah bermanfaat baik untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan dan juga sebagai cara untuk pengenalan kita terhadap organisme lain.

Atas dasar begitu pentingnya pemahaman akan salah satu cabang ilmu biologi ini, maka pada percobaan kali ini akan coba dipelajari mengenai bagaimana polapola perilaku hewan dan makanisme perilaku hewan tersebut terjadi.

1.2.Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:

a. Menegtahui Jenis-jenis perilaku hewan b. Faktor yang mempengaruhi perilaku hewan

PROPIORESEPTOR

Propioreseptor terdapat pada otot dan sendi-sendi yang memberikan informasi terhadap tempat-tempat tertentu pada tubuh tanpa harus menggunakan indera pengelihatan sebgai input ke sistem saraf. Posisi tubuh tertentu dapat dijaga secara spontan dengan menyertakan otot-otot antagonis dan propioreseptor. Indera atau sensasi sentuhan pada manusia mengandalkan mekanoreseptor yang sesungguhnya merupakan dendrit neuron sensoris yang dimodifikasi. Reseptor yang mendeteksi sentuhan lembut terletak didekat permukaan kulit reseptor-reseptor tersebut mentransduksikan sedikit input energi mekanis menjadi potensial reseptor. Reseptor yang merespon terhadap tekanan dan vibrasi yang kuat dalam tubuh berada dalam lapisan yang lebih dalam. Reseptor sentuhan lainnya mendeteksi pergerakan rambut. Suatu aktivitas yang dilakukuan sehari-hari berhubungan dengan keseimbangan tubuh terhadap gravitasi bumi (propioreseptor) mata/indera pengelihatan menjadi salah satu faktor pendukung utama berjalannya rangsangan,sehingga diteruskan kesistem saraf otak. Karena mata berfungsi untuk menerima rangsangan berupa cahaya dan akan diteruskan ke otak untuk kemudian diterima oleh efektor yang kemudian akan dapat mengendalikan sistem keseimbangan (Widiastuti, 2002).

Perilaku Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh akt ivit as mot or ik t idak dapat dip isahkan dar i fakt o r

lingkungan keseimbangan.

dan

s ist em

r egulas i

ya ngberperan

dalam

pembentukan

P ada posis i ber dir i se imbang, susunan sar af pusat ber fungs i unt u k me njaga pusat massa t ubuh ( cent er o f bo dy mass) dala m keadaan st abi l d engan bat as bidang t umpu t idak ber ubah kecuali t ubuh me mbe nt uk bat as bidang t umpu la in ( misa lnya : me langkah) . Pengo nt ro l

k eseimbangan pada t ubuh manus ia t er dir i dar i t iga ko mpo nen pent ing , ya it usist em info r mas i senso r ik ( visua l, vest ibu lar d an

so mat o sensor is) , cent r al processing dan efektor.

P ada sist em info r mas i, visua l ber peran da la m co nt r as sensit ifit y ( me mbedakan po ladan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagaiko nt ro l keseimbangan, pember i info r mas i, sert a me mpr ediks i dat angnya gangguan. Bagia nvest ibu lar ber fung s i sebagai pember i info r mas i ger akan dan po sis i kepala ke susunan sar af pusat unt uk r espo n sikap dan me mber i keput usan t ent ang

p er bedaan gambar an visual dangerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulitdi telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri staticmaupun dinamik.

Cent r al pro cessing ber fungs i unt uk me met akan lo kasi t it ik gr avit asi, me nat a r espo nsikap, sert a mengor ganisas ikan r espo n deng an

sensor imot or. S elain it u, efekt or ber fungsisebagai perangkat biomekanik

untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat,yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.

Po st ur adalah po sis i at au sikap t ubuh. Tubuh dapat me mbe nt uk banyak po st ur yang me mu ngk inkan t ubuh da la m po sis i ya ng nya ma n sela ma mungk in. P ada saat ber dir i t egak,hanya t er dapat ger akan kecil ya ng muncu l dar i t ubuh, yang biasa d i se but dengan ayunantubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakanyang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP) (Scribd, 2011) Ada dua macam reseptor dalam,yaitu: 1. Propioreseptor,yaitu kesadaran akan kedudukan tangan,perubahan posisi terhadap gravitasi bumi 2. Interoreseptor,yaitu reseptor yang menyampaikan informasi tentang keadaan alatalat dalam dan informasi tentang lingkungan dalam 3. Alat keseimbangan dalam juga termasuk ke dalam interoreseptor khusus yang terdapat dalam labirin(bagian telinga dalam)yaitu untuk gerakan kepala. Propioreseptoir atau yang sering disebut juga dengan indera otot,menunjukkan posisi relative berbagai bagian tubuh tanpa menggunakan fungsi penglihatan,indera dalam posisi ini penting dalam aktivitas fisik,seperti berjalan,berdiri,dan berjalan (Fradson,1993).

Sensasi dan persepsi yang dikembangkan di otak diawali oleh persepsi sensoris yaitu deteksi energi suatu stimulus oleh sel -sel sensoris. Sebagian besar reseptor sensoris adalah sel-sel atau neuron epitelium yang terspesialisasi yang terdiri dari sel itu sendiri atau bahkan kelompok dengan sel jenis lain di dalam organ sensori,seperti mata dan telinga. Reseptor sensoris lainnya yang disebut interoreseptor mendeteksi stimulus di dalam tubuh seperti tekanan darah dan posisi tubuh. Semua stoimulus mempersentasikan bentuk bentuk energi dan fungsi umum sel-sel reseptor adalah mengubah enegi stimulus menjadi perubahan dalam potensial membran dan kemudianmenghantarkan sinuak ke sistem saraf. Penginderaan akan digunakan langsung dengan sistem saraf sebagai sistem koordinasi tubuh. Organisme memiliki sensori terhadap perubahan lingkungannya dengan menggunakan berbagai organ sensorinya yang kemudian dihubungkan dengan sistem koordinasi untuk didasarinya. Sel-sel reeseptor menstranduksikan stimulus sistem saraf dalam bentuk arus sistem membran. Setiap rangsangan akan diterima oleh siuatu struktur protein yang berfungsi sebagai molekul reseptornya. Sel reseptor bersifat selektif. Rangsangan yang diterima akan diamplifikasi kekuataanya dengan menggunakan berbagai reaksi yang menggunakan enzim. Akhirnya pada posisi membran lainnya ,hasil dari amplifikasi stimulus dikomunikasikan ke sel saraf dalam bentuk sinyal saraf (Campbell, 2002).