promkes komunitas

34
MAKALAH KOMUNITAS III “KONSEP PROMOSI KESEHATAN” OLEH : KELOMPOK 3 1. Annisa Khaidir 2. Amelia Ulfa 3. Elsa Abel Nuine 4. Gita Aprilonia 5. Refika Rahmi 6. Riki Alfitra 7. Sari Afma Yuliane 8. Sesar Fauza Fatimah 9. Yolanda Putri 10. Yendhika Ivo Apsectya TINGKAT : III (TIGA) PRODI : S1 KEPERAWATAN

Upload: gita-aprilonia

Post on 08-Jul-2016

358 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

komunitas III

TRANSCRIPT

Page 1: promkes komunitas

MAKALAH KOMUNITAS III

“KONSEP PROMOSI KESEHATAN”

OLEH :

KELOMPOK 3

1. Annisa Khaidir2. Amelia Ulfa3. Elsa Abel Nuine4. Gita Aprilonia5. Refika Rahmi

6. Riki Alfitra7. Sari Afma Yuliane8. Sesar Fauza Fatimah9. Yolanda Putri10. Yendhika Ivo Apsectya

TINGKAT : III (TIGA)

PRODI : S1 KEPERAWATAN

STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Page 2: promkes komunitas

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul Konsep Promosi Kesehatan. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu

tugas matakuliah Komunitas.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

beberapa pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga berhasil, terutama

kepada dosen pembimbing.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan

buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya menbangun demi kepentingan makalah penulis di masa mendatang.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan adannya makalah ini dapat

memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.

Bukittinggi, 25 April 2016

Penulis

i

Page 3: promkes komunitas

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Sejarah Promosi Kesehatan............................................................................ 3

B. Konsep Promosi Kesehatan............................................................................ 4

C. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan............................................................... 8

D. Strategi Promosi Kesehatan........................................................................... 11

E. ...........................................................................................Sasaran Promosi Kesehatan...............................................................................................................14

F. Strategi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)................................ 15

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 18

A. Kesimpulan.................................................................................................... 18

B. Saran............................................................................................................... 18

DARTAR PUSTAKA

ii

Page 4: promkes komunitas

iii

Page 5: promkes komunitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti

memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,

kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat

bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang

optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-

sama.

Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan

bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami

akan  membahas tentang “Promosi Kesehatan”

 Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan

upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma

sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan

mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui

kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif

dan preventif.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang

memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka

(Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to

improve, their health, WHO, 1986). Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan

dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan

belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal

ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang

menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu

sekaligus kolektif (Taylor, 2003 dalam notoatmodjo).

B. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui sejarah singkat promosi kesehatan

1

Page 6: promkes komunitas

2. Untuk mengetahui defenisi dari promosi kesehatan

3. Untuk mengetahui visi dan misi promosi kesehatan

4. Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan

5. Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan

6. Untuk mengetahui sasaran promosi kesehatan

7. Untuk mengetahui strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2

Page 7: promkes komunitas

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH SINGKAT PROMOSI KESEHATAN

Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai

dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi

Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun

1965. Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat

definisi serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada

waktu itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah

yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul

dan populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi),

Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.

Suatu ketika pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai

Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva datang melakukan kunjungan

ke Indonesia. Sebagai seorang direktur baru ia telah berkunjung kebeberapa negara

termasuk Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan

Kesehatan Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan

Dr.IB Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya

tersebut Dr.Ilona Kickbush mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada

waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan

lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush

mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.

Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama

kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion

(Promosi Kesehatan). Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya

ke Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh

pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu

kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva

lainnya, yaitu Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan

persiapan konfrensi jakarta. Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes

3

Page 8: promkes komunitas

berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya

di Indonesia.

Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di indonesiatersebut

dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO

baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi

unit Health Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami

perubahan menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE).

Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan

pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.

B. KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi

Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan

individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat

secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan

cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi

lingkungannya. Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk

hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari

social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggungjawab

pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat. (Keleher,et.al,

2007).

Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi

kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya

menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga

perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan

individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan

individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan

kesehatan individu dan masyarakat.

WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategi inti untuk

pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan

berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.

4

Page 9: promkes komunitas

Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian,

sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada

perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan

kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial

untuk meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007).

Sebagai bentuk kesinambungan promosi kesehatan maka langkah-langkah

peromosi kesehatan tidak bisa dilepaskan dari monitoring dan evaluasi. Suatu

monitoring adalah Berikut ini tipe-tipe evaluasi (Fertman & Allensworth, 2010) :

1. Formative evaluation, menekankan pada informasi dan materi-materi selama

program perencanaan dan pengembangan.

2. Process evaluation, berkenaan dengan evaluasi pada informasi sistematis yang

didapat selama implementasinya.

3. Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan

dicapai.

4. Outcome evaluation, menekankan apakah program ini dapat emmberikan hasil

sampai sejauh mana perubahan perilaku yang didapatkan.

C. VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN

Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang

jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang

ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-

program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi

kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun

1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara

ekonomi maupun sosial.

2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit

menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun

5

Page 10: promkes komunitas

program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang

harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan

merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian

suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Advokasi (Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada

para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang

spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk

mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai

dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat

dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)

Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama

dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait.

Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership)

dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan

kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor

kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah

kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang

penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)

Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara

serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian

keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan

keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka

6

Page 11: promkes komunitas

kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan

meningkat.

Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan

tanggungjawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan

juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung

oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan pengertian,

efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi,

kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat

penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan secara

nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu

Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam

lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh

pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti.

Setiap tahap perjalanan penyakit dapat menjadi awal bagi tahapan

selanjutnya. Untuk mencegah berjalannya penyakit ke tahapan yang lebih lanjut

lagi, diperlukan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yaitu pelayanan kesehatan

yang meliputi usaha-usaha berikut ini:

1. Pendekatan holistik yang melaksanakan pelayanan kesehatan untuk semua aspek

kehidupan pasien yang meliputi jasmani, mental, dan sosial.

2. Melihat faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penyakitnya, yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.

3. Memberikan pelayanan berdasarkan 5 tingkat pencegahan penyakit (five level of

prevention) dari Leavell & Clark, 1953 sesuai dengan pemanfaatannya, yaitu:

a) Promosi Kesehatan (health promotion). Pada tingkat ini dilakukan tindakan

umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan,

sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya

tahan manusia dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada

seseorang yang sehat. Misalnya, promosi kesehatan tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS), kesehatan olahraga, dan lain sebagainya.

7

Page 12: promkes komunitas

b) Perlindungan khusus (special protection), yaitu tindakan yang masih

dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit

penyakit pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah

pada penyakit tertentu.Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat

tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Misalmya, Pemberian

Imunisasi, Keluarga Berencana (KB).

c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),

merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan

penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.

d) Pembatasan cacat (disability limitation), dimana dilakukan penatalaksanaan

terapi yang adekuat pada pasien penyakit yang telah lanjut untuk mencegah

penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien serat mengurangi

kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul.

e) Rehabilitasi (rehabilitation). Tindakan ini dimaksudkan untuk mengembalikan

pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau

agar tidak menjadi beban orang lain.

4. Pelayanan rujukan

D. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang

penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan

kesadaran, kemauan dan kemampuan.

2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang

penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi)

yang tekanannya pada penyebaran informasi.

4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang

penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

8

Page 13: promkes komunitas

5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya

untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan

kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan

peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai

keadaan).

6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community

organization), pengembangan masyarakat (community development),

penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat

(community empowerment), dll.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo,

ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu: a).dimensi aspek

pelayanan kesehatan, dan b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi

kesehatan.

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi

menjadi dua aspek, yakni :

a) Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b) Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran

kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok

yang sakit.

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :

a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia. Dalam

pelaksanaan promosi kesehatan di keluarga sasaran utamanya adalah orang tua

(ibu), dimana ibu merupakan seseorang yang memberikan perilaku sehat kepada

anak-anaknya sejak lahir

9

Page 14: promkes komunitas

b) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.

Sasaran promosi kesehatan di sekolah adalah guru, karena guru merupakan

pengganti orang tua pada waktu di sekolah. Sekolah merupakan tempat utuk

memberikan perilaku kesehatan kepada anak. Sekolah dan lingkungan sekolah

yang sehat sangat tepat untuk berperilaku sehat bagi anak.

c) Pendidikan kesehatan di tempat kerja

 Sasaran promosi kesehatan adalah karyawan, yang berperan sebagai promotor

kesehatan adalah pemimpin perusahaan dan sektor kesehatan. Salah satunya

dengan memberikan fasilitas tempat kesehatan yang baik bagi prilaku sehat

karyawan atau pekerjanya.

d) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.

Di tempat-tempat umum (seperti pasar, terminal bus, stasiun) perlu

dilaksanakan promosi kesehatan, yaitu dengan cara menyediakan fasilitas yang

dapat mendukung perilaku sehat pengunjungnya, bisa dengan memberikan

poster dan selebaran mengenai cara-cara menjaga kebersihan.

e) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik,

dsb, merupakan tempat yang strategis untuk melakukan pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara individual oleh para

petugas kesehatan kepada pasien atau keluarga yang ada di tempat pelayanan

kesehatan tersebut.

3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat

dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari

Leavel and Clark.

a) Promosi Kesehatan.

b) Perlindungan khusus (specific protection).

c) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).

d) Pembatasan cacat (disability limitation)

e) Rehabilitasi (rehabilitation).

10

Page 15: promkes komunitas

E. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Strategi merupakan cara untuk mencapai/mewujudkan visi dan misi

pendidikan/promosi kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Berikut adalah

beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam promosi kesehatan :

1. Strategi Global (Global Strategy)

a) Advokasi (advocacy)

Adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan di berbagai sector

sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang

kita inginkan.

b) Dukungan sosial (social support)

Tujuannya adalah untuk mencari dukungan social melalui tokoh-tokoh

masyarakat untuk mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Misalnya : dukungan sosial

berupa seminar, bimbingan kepada tokoh masyarakat.

c) Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Suatu kegiatan promosi kesehatan promosi kesehatan yang diberikan secara

langsung dapat membuat masyarakat mewujudkan kemampuannya untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka. Misalnya : penyuluhan

kesehatan 

2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (OttawaCharter)

Konfrensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986 telah

menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya adalah rumusan

strategi promosi kesehatan yang telah dikelompokkan menjadi lima bagian

diantaranya :

a) Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy).

Healthy public policy adalah suatu strategi promosi kesehatan yang

ditujukan kepada para penentu atau pembuat kebijakan agar mereka

11

Page 16: promkes komunitas

mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau

menguntungkan kesehatan. Dengan kata lain, agar kebijakan dalam bentuk

peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu

berwawasan atau berorientasi kepada kesehatan publik. Misalnya, ada

peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak

lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan rumah sakit dan

sebagainya. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik harus

memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan kesehatan masyarakat

(Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

b) Lingkungan yang medukung (supportive environment)

Hendaknya setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat harus

memperhatikan dampak pada lingkungan sekitar agar mempermudah

promosi kesehatan. Lingkungan yang dimaksud di sini bukan saja

lingkungan fisik, tetapi lingkungan non fisik yang kondusif terhadap

kesehatan masyarakat (Mubarak dan Nurul, 2009).

 Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum termasuk

pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana dan prasarana atau

fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat atau

sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan

yang mendukung bagi kesehatan tempat-tempat umum antara lain;

tersedianya tempat sampah, buang air besar atau kecil, air bersih, ruangan

bagi perokok dan non perokok serta lain sebagainya. Jadi, para pengelola

tempat-tampat umum seperti pasar, terminal, stasiun kereta api, bandara,

pelabuhan, mall harus menyediakan sarana-sarana untuk mendukung

perilaku sehat bagi pengunjungnya. (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

c) Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya, bahwa dalam

pelayanan kesehatan itu ada provider dan customer. Penyelenggara

(penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah, sedangkan swasta dan

masyarakat adalah pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.

12

Page 17: promkes komunitas

Pemahaman semacam ini harus diubah dan dioreintasikan bahwa

masyarakat bukan hanya sekedar pengguna atau penerima pelayanan

kesehatan, tetapi sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan baik

pemerintah ataupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan

masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima

pelayanan kesehatan tetapi sekaligus sebagai penyelenggra kesehatan

masyarakat. Dalam mereorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi

kesehatan sangatlah penting (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

d) Keterampilan individu (personal skill).

 Diharapkan tiap-tiap individu yang berada di masyarakat mempunyai

pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam memelihara kesehatannya,

mengenai penyebab penyakit, mencegah penyakit, meningkatkan

kesehatannya dan mampu mencari pengobatan yang layak jika mereka atau

anak-anak mereka sedang sakit (Mubarak dan Nurul, 2009).

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari

individu, keluarga dan kelompok-kelompok. Jadi, kesehatan masyarakat

akan terwujud apabila kesehatan individu, keluarga serta kelompok dapat

terwujud. Strategi untuk mewujudkan keterampilan individu (personnel

skill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting.

Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelhara dan

meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman-

pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara

kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke

fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan dan sebagainya.

Metode dan tekhnik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual

daripada massa (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

e) Gerakan masyarakat (community action).

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau, mampu

memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi

13

Page 18: promkes komunitas

promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada

gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi

kesehatan harus mendorong serta memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat

dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat

di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk

kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta

meningkatkan kesehatan mereka (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

F. SASARAN PROMOSI KESEHATAN

Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam

tiga kelompok sasaran, yaitu :

1. Sasaran Primer (primary target.

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala

keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk

masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja

dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan

masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh

agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh

penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan

promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau

kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat

sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat

keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini

dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang

dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh

14

Page 19: promkes komunitas

bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi

advokasi (advocacy)

G. STRATEGI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Ditinjau dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari dalam promosi kesehatan, pada

pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah strategi atau upaya peningkatan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai suatu bentuk operasional setidaknya

merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia. Strategi tersebut dikembangkan

dalam pertemuan baik internal, pusat penyuluhan kesehatan maupun eksternal secara

lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan organisasi profesi, FKM UI dan LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat).

Adapun beberapa hal yang disarikan tentang pokok-pokok promosi kesehatan

(health promotion) atau PHBS yang merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia

ini adalah bahwa:

1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi: Proses pemberdayaan

masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the

process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari

Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/

Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan

merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.

2. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan (dapat dikatakan) menekankan pada upaya

perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya

perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya

mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap

perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.

3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai

perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif

(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif. Promosi

Kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau menjual

yang bersifat persuasif, karena sesungguhnya “kesehatan” merupakan “sesuatu”

15

Page 20: promkes komunitas

yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan

masyarakat.

4. Pendidikan/penyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif,

sedangkan pada promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya

pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata

primer (di promosi kesehatan selanjutnya digunakan istilah gerakan pemberdayaan

masyarakat), perlu dibarengi atau didahului dengan upaya advokasi, terutama

untuk strata tertier (yaitu para pembuat keputusan atau kebijakan) dan bina suasana

(social support), khususnya untuk strata sekunder (yaitu mereka yang

dikategorikan sebagai para pembuat opini). Maka dikenalah strategi ABG, yaitu

Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan/pemberdayaan Masyarakat.

5. Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan, masalah diangkat dari apa yang ditemui

atau dikenali masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja yang

dirasa penting/perlu diatasi oleh masyarakat); Pada PHBS, masyarakat diharapkan

dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai dengan sekitar 10 perilaku

sehat (health oriented). Masyarakat diajak untuk mengidentifikasi apa dan

bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali keadaan diri dan

lingkungannya serta mengukurnya seberapa sehatkah diri dan lingkungannya itu.

Pendekatan ini kemudian searah dengan paradigma sehat, yang salah satu dari tiga

pilar utamanya adalah perilaku hidup sehat.

6. Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di

masyarakat (melalui pendekatan edukatif), sedangkan pada PHBS/promosi

kesehatan dikembangkan adanya 5 tatanan: yaitu di rumah/tempat tinggal (where

we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-

tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where

we get health services). Dari sini dikembangkan kriteria rumah sehat, sekolah

sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dan lain-lain yang mengarah pada

kawasan sehat seperti : desa sehat, kota sehat, kabupaten sehat, sampai ke

Indonesia Sehat.

7. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi

oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat

16

Page 21: promkes komunitas

(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan

masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas

program dan lintas sektor.

8. Sebagaimana pada Pendidikan dan Penyuluhan, Promosi Kesehatan sebenarnya

juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti

hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil

kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat.

Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti:

advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain. Karena dituntut

untuk dapat mengukur hasil kegiatannya, maka promosi kesehatan mengaitkan

hasil kegiatan tersebut pada jumlah tatanan sehat, seperti: rumah sehat, sekolah

sehat, tempat kerja sehat, dan seterusnya.

17

Page 22: promkes komunitas

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya

 Visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : “Meningkatnya

kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik

fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.”

 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo,

ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu: dimensi aspek

pelayanan kesehatan, dan dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi

kesehatan.

Advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan

masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global

Pendidikan atau Promosi Kesehatan

B. SARAN

Dalam mewujudkan promosi kesehatan yang bisa meningkatkan dan

memelihara kesehatan masyarakat dibutuhkan kerja sama antara unsur-unsur yang

meliputi pemerintah, petugas kesehatan dan masyarakat itu sendiri. Dengan

demikian, taraf kesehatan masyarakat bisa dipelihara atau bahkan ditingkatkan

dengan baik.

18

Page 23: promkes komunitas

DAFTAR PUSTAKA

1. Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B. 2007. Understanding Health Promotion.

Victoria, Australia : Oxford University Press.

2. Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.(2009).Ilmu Kesehatan Masyarakat :

Teori dan Aplikasi.Salemba Medika : Jakarta.

3. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Rineka Cipta.

4. Notoatmodjo, Soekidjo.(2010).Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Rineka Cipta :

Jakarta