program studi teknik geodesi dan geomatika fakultas ilmu ...program studi teknik geodesi dan...

1
PENDAHULUAN KESIMPULAN Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian 1 Pentingnya DTM untuk perencanaan pembangunan. Akuisisi data untuk pembuatan DTM dapat dilakukan dengan menggunakan UAV LiDAR dan TLS. Kelebihan LiDAR dalam pemetaan area yang luas tetapi memiliki keterbatasan untuk area dengan kanopi lebat. Kelebihan TLS dalam pemetaan area secara detail tetapi memiliki keterbatasan jangkauan pemindaian untuk area yang luas. Kombinasi kedua metode akuisisi data diharapkan dapat menghasilkan titik awan yang lebih padat pada area dengan kanopi lebat Kombinasi kedua metode diharapkan memberikan gambaran permukaan tanah yang lebih baik pada area dengan kanopi lebat. 2 4 3 DAFTAR PUSTAKA UTAMA 5 1. Pembuatan DTM dengan kombinasi data airborne LIDAR dan TLS dilakukan dengan : Akuisisi data titik awan menggunakan airborne LIDAR dan TLS. Registrasi seluruh titik awan hasil pemindaian. Filtering titik awan yang tidak diperlukan. Registrasi ulang dengan titik awan hasil proses filtering. Pembuatan permukaan untuk DTM. Pembuatan kontur. Kombinasi data airborne LIDAR dan TLS terlihat seperti Gambar 6(b). 2. Kombinasi data LiDAR dan TLS dapat meningkatkan kualitas DTM sehingga lebih menggambarkan permukaan tanah pada area berkanopi lebat dikarenakan adanya perbedaan sebagai berikut : Pemindaian LIDAR meliputi pengukuran jarak dan sudut. Penelitian kali ini menggunakan metode pulse time of flight (ToF) dengan persamaan : = 2 =jarak antara sensor dengan objek =kecepatan cahaya =waktu tempuh laser dari diemisikan sampai kembali ke sensor Beberapa parameter yang diukur untuk setiap objek yaitu : Jarak () Sudut horizontal () Sudut vertikal (Δ) Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan data adalah Maptek i-Site, ArcGIS, dan Global Mapper Kombinasi titik awan dari airborne LIDAR dan TLS dilakukan dengan alat global registration dan dilanjutkan dengan proses filtering menggunakan alat filter vegetation dan minimum separation Proses pembentukan permukaan menjadi DTM digunakan alat topographic triangulation dan fusion surface dengan konsep TIN (Triangulated Irregular Network). DTM selanjutnya digunakan untuk pembentukan kontur Gambar 2 Titik Awan LIDAR Gambar 3 Titik Awan TLS Gambar 1 Skema Penelitian Gambar 6 Perbandingan DTM sebelum (a) dan setelah (b) kombinasi (a) (b) Data yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut : Gambar 7 Garis kontur interval 1 m Gambar 8 Perbandingan garis kontur sebelum (coklat) dan setelah (biru) kombinasi Gambar 9 Perbandingan titik awan sebelum (e) dan setelah (f) kombinasi (e) (f) Gambar 5 Titik Awan hasil registrasi dengan nilai RMSE rata rata 2,5 cm Gambar 4 Peta Garis Gumilar, I., Basith, M.N.A., Abidin, H.Z., Haerani, N. (2016). AIP Conference Proceeding 1730, 050001 (2016); doi: 10.1063/1.4947397 Gumilar, I., Abidin, H.Z., Putra, A. D., and Haerani, N. (2014). American Institute of Physics Conference Proceedings 1658, 050008 (2014); doi: 10.1063/1.4915047 METODE DAN DATA HASIL Sebelum Kombinasi Setelah Kombinasi Titik awan Jumlah titik awan lebih renggang yaitu 328.2061 titik 25 Jumlah titik awan yang lebih pada yaitu 2113.328 titik per 25 Permukaan Nilai standar deviasi dari selisih tinggi antara permukaan yang hanya dihasilkan dari data LIDAR dan kombinasi dengan data TLS sebesar 0,727786712 m. Luas permukaan hasil interpolasi antar titik awan lebih besar. Luas permukaan hasil interpolasi antar titik awan lebih kecil. Kontur Kontur pada area dengan kanopi padat relatif kurang menggambarkan keaadaan aslinya. Kontur pada area dengan kanopi padat dapat lebih menggambarkan permukaan pada keadaan aslinya. Standar Deviasi Selisih Tinggi Permukaan 0.727786712 m Standar Deviasi Selisih Jumlah Titik Awan per 25 Rata-Rata Jumlah Titik Awan Sebelum Kombinasi per 25 Rata-Rata Jumlah Titik Awan Setelah Kombinasi per 25 1469.801 328.2061 2113.328 Tabel 1 Selisih tinggi permukaan dan kepadatan titik awan sebelum dan setelah kombinasi Pembimbing 2 : Dr. Ir. Wedyanto Kuntjoro, M.Sc. Pembimbing 1 : Dr. Irwan Gumilar, S.T., M.Si. Putra Dwipriadi 151 16 064 KOMBINASI DATA LIDAR DAN TLS DALAM PEMBUATAN DTM ITB KAMPUS JATINANGOR

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Ilmu ...Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian 1 •Pentingnya DTM untuk perencanaan pembangunan

PENDAHULUAN

KESIMPULAN

Program Studi Teknik Geodesi dan GeomatikaFakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

1• Pentingnya DTM untuk perencanaan pembangunan.

• Akuisisi data untuk pembuatan DTM dapat dilakukan dengan menggunakan UAV LiDAR dan TLS.• Kelebihan LiDAR dalam pemetaan area yang luas tetapi memiliki keterbatasan untuk area dengan kanopi lebat.

• Kelebihan TLS dalam pemetaan area secara detail tetapi memiliki keterbatasan jangkauan pemindaian untuk area yang luas.• Kombinasi kedua metode akuisisi data diharapkan dapat menghasilkan titik awan yang lebih padat pada area dengan kanopi lebat• Kombinasi kedua metode diharapkan memberikan gambaran permukaan tanah yang lebih baik pada area dengan kanopi lebat.

2

4

3

DAFTAR PUSTAKA UTAMA5

1. Pembuatan DTM dengan kombinasi data airborne LIDAR dan TLSdilakukan dengan :

• Akuisisi data titik awan menggunakan airborne LIDAR dan TLS.• Registrasi seluruh titik awan hasil pemindaian.• Filtering titik awan yang tidak diperlukan.• Registrasi ulang dengan titik awan hasil proses filtering.• Pembuatan permukaan untuk DTM.• Pembuatan kontur.

Kombinasi data airborne LIDAR dan TLS terlihat seperti Gambar6(b).

2. Kombinasi data LiDAR dan TLS dapat meningkatkan kualitas DTM

sehingga lebih menggambarkan permukaan tanah pada area

berkanopi lebat dikarenakan adanya perbedaan sebagai berikut :

• Pemindaian LIDAR meliputi pengukuran jarakdan sudut. Penelitian kali ini menggunakanmetode pulse time of flight (ToF) denganpersamaan :

𝑅 =𝑐𝑡

2𝑅 =jarak antara sensor dengan objek𝑐 =kecepatan cahaya𝑡 =waktu tempuh laser dari diemisikan

sampai kembali ke sensor Beberapa parameter yang diukur untuk setiapobjek yaitu :• Jarak (𝑅)• Sudut horizontal (𝜙)• Sudut vertikal (Δ)

• Perangkat lunak yang digunakan untukpengolahan data adalah Maptek i-Site, ArcGIS, dan Global Mapper

• Kombinasi titik awan dari airborne LIDAR dan TLS dilakukan dengan alat global registration dan dilanjutkan dengan proses filtering menggunakan alat filter vegetation dan minimum separation

• Proses pembentukan permukaan menjadiDTM digunakan alat topographic triangulation dan fusion surface dengankonsep TIN (Triangulated Irregular Network).

• DTM selanjutnya digunakan untukpembentukan kontur

Gambar 2 Titik Awan LIDAR Gambar 3 Titik Awan TLS

Gambar 1 Skema Penelitian

Gambar 6 Perbandingan DTM sebelum (a) dan setelah (b) kombinasi

(a) (b)

Data yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 7 Garis kontur interval 1 m

Gambar 8 Perbandingan garis kontur sebelum (coklat) dan setelah(biru) kombinasi

Gambar 9 Perbandingan titik awan sebelum (e) dan setelah (f) kombinasi

(e) (f)

Gambar 5 Titik Awan hasil registrasidengan nilai RMSE rata rata 2,5 cm

Gambar 4 Peta Garis

• Gumilar, I., Basith, M.N.A., Abidin, H.Z., Haerani, N. (2016). AIP Conference Proceeding 1730, 050001 (2016); doi: 10.1063/1.4947397• Gumilar, I., Abidin, H.Z., Putra, A. D., and Haerani, N. (2014). American Institute of Physics Conference Proceedings 1658, 050008 (2014); doi: 10.1063/1.4915047

METODE DAN DATA HASIL

Sebelum Kombinasi Setelah Kombinasi

Titik awanJumlah titik awan lebih renggangyaitu 328.2061 titik 25 𝒎𝟐

Jumlah titik awan yang lebih pada yaitu2113.328 titik per 25 𝒎𝟐

Permukaan

Nilai standar deviasi dari selisih tinggi antara permukaan yang hanya dihasilkan

dari data LIDAR dan kombinasi dengan data TLS sebesar 0,727786712 m.

Luas permukaan hasil interpolasiantar titik awan lebih besar.

Luas permukaan hasil interpolasi antar titikawan lebih kecil.

KonturKontur pada area dengan kanopipadat relatif kurangmenggambarkan keaadaan aslinya.

Kontur pada area dengan kanopi padatdapat lebih menggambarkan permukaanpada keadaan aslinya.

Standar Deviasi

Selisih Tinggi

Permukaan

0.727786712 m

Standar

Deviasi Selisih

Jumlah Titik

Awan per 25

𝒎𝟐

Rata-Rata Jumlah

Titik Awan

Sebelum

Kombinasi per 25

𝒎𝟐

Rata-Rata

Jumlah Titik

Awan Setelah

Kombinasi per

25 𝒎𝟐

1469.801 328.2061 2113.328

Tabel 1 Selisih tinggi permukaan dan kepadatan titik awan sebelum dan setelah

kombinasi

Pembimbing 2 :Dr. Ir. Wedyanto Kuntjoro, M.Sc.

Pembimbing 1 :Dr. Irwan Gumilar, S.T., M.Si.

Putra Dwipriadi151 16 064

KOMBINASI DATA LIDAR DAN TLSDALAM PEMBUATAN DTM ITB KAMPUS JATINANGOR