profil muslim modern oleh nurhidayati dkk
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN AGAMA
PROFIL MUSLIM MODERN
I B PGSD
KELOMPOK 10 :
FINA HANDAYANI
NURHIDAYATI AMBARDI
VITTA ILVIANY
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH PROF.DR.HAMKA
BAB I
PENDAHULUAN
لئ اله و نبياء و المرسلين و ع نحمده ونستعينه و الصالة و السالم علئ اشرف الا الحمد هلل رب العالمين
صحبه اجمعين اما بعد
Segala puji bagi ALLAH SWT yang dengan nikmat dan karuniaNya sehingga
dengan nikmat tersebut kita dapat beribadah kepada ALLAH SWT dan dapat
menyelesaikan makalah agama pada materi terakhir ini yang insya ALLAH akan
kita bahas bersama-sama.
Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan pengikutnya.
Kami akan membahas Profil Masyarakat dan Muslim modern , Bagaimana
karakter mereka maupun sikap mereka terhadap modernitas ataupun teknolgi yang
semakin modern dan maju.
A. Latar belakang Masalah
Masa kini sudah tidak asing lagi dengan teknologi yang semakin maju sehingga
zaman kini menjadi modern serta karakter masyarakat maupun sikapnya menjadi
modern pula.
Alam tidak lagi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti
yang dialami masyarakat tradisional. Sebaliknya alam dikendalikan dengan
kemampuan pengetahuan mereka dalam menunjang kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat modern yang hidupnya mengalami gejala modernisasi yang ingin
kehidupannya dikendalikan oleh sumber daya manusia yang instan bukan lagi
dikendalikan oleh alam. Menjadikan masyarakat modern yang sebagian besar
masyarakatnya mempunyai karakter yang berbeda dengan masyarakat tradisional,
yang mana masyarakat modern mereka lebih cenderung individual tidak peka
terhadap keaadan sekitar.
B. Rumusan Masalah
Karakter Masyarakat Modern
Sikap Muslim terhadap Modernitas
Karakter Muslim Modern
BAB II
PEMBAHASAN
I. Karakter Masyarakat Modern
a. Berpikir Rasional
Masyarakat modern sangat percaya pada kekuatan akal manusia.
Manusia modern berfikir bahwa tidak ada sesuatu yang tidak
dapat dipertanyakan secara kritis dan rasional. Bila manusia
tradisional bisa dibungkam dengan otoritas, manusia modern
justru menuntut penjelasaan dan pembuktian rasional dari
siapapun juga, termasuk dari otoritas tertinggi sekalipun.
b. Terobsesi dengan Perubahan atau Kemajuan
Manusia sangat terobsesi untuk melakukan inovasi dan
perubahan di segala bidang, yang paling mencolok diantaranya
adalah perubahan dalam sarana komunikasi dan transportasi.
Pada masa kita sekarang, manusia dapat mengelilingi bumi tak
lebih dari satu hari saja, dan dapat berkomunikasi langsung
dengan semua manusia di belahan dunia. Manusia modern
sangat terobsesi pada kecepatan, efektifitas, dan kemudahan
dalam segala hal. Karena obsesi ini, waktu bagi mereka menjadi
sedemikian berarti.
c. Mengandalkan Sains dan Teknologi
Pengandalan akal dan obsesi akan perubahan dan kecdepatan
memnbuat manusia modern terus melakukan inovasi dan
pengembangan dalam bidang sains dan teknologi. Telah banyak
kemajuan sains dan teknologi yang dihasilkan, sampai-sampai
zaman modern disebut-sebut sebagai the age of science and
technology (zaman sains dan teknologi). Dengan sains dan
teknologi, manusia semakin tidak tergantung pada alam. Karena
cenderung lebih percaya pada sains, manusia modern
mempunyai ketergantungan pada sains. Manusia modern telah
mengeksplorasi dan mengeksploitasi alam secara besar-besaran
yang berdampak pada rusaknya ekosistem.
d. Cenderung Materialis
Masyarakat modern cenderung materialis dan mengabaikan
yang spiritual. Manusia modern cenderung pada konsumerisme
dan hedonisme. Modernisme sendiri telah ditopang oleh mesin
ekonomi yang disebut kapitallisme, yang telah mengiringi
manusia modern untuk berorientasi pada materi. Di tengah
orientasi materi ini, tak jarang muncul kehampaan spiritual
dalam diri manusia modern. Mereka pun rentan terjangkit
penyakit kejiwaan, seperti kecemasan, kesepian, kebosanan, dan
prilaku menyimpang. Dengan bantuan teknologi di segala aspek
kehidupan, manusia modern ternyata justru terjebak dalam
rantai ketergantungan pada alat yang turut membuatnya terasing
dari kualitas dan kemampuan jiwa dan raganya sendiri.
e. Terobsesi dengan Kebebasan
Manusia modern pada dasarnya mengangungkan kebebasan.
Obsesi akan kebebasan inilah yang menyuburkan individualism
dalam masyarakat modern. Manusia modern telah
mengembangkan konsep hak sedemikian rupa untuk mnjamin
terciptanya kebebasan individu dalam hal apapun, seperti
berpendapat, beragama, dsb.
f. Memberikan Penghargaan dan Imbalan berdasarkan Prestasi
Manusia modern tidak memberikan imbalan berdasarkan kasta
atau status social namun berdasarkan pengetahuan, pengalaman,
dan hasil kerja.
Karakteristik Masyarakat Modern lain diantaranya:
Masyarakat cenderung instan
Masyarakat yang serba diburu waktu
Masyarakat yang berubah dari sifat kolektif ke individualistic
Meniru gaya hidup masyarakat global (kekinian)
Ingin melakukan banyak hal sekaligus atau dalam satu
waktu(cepat/instan)
Tingkat stress masyarakat modern lebih banyak di banding
masyarakat tradisional.
Tingkat kriminalitas meningkat
Kekerasan dalam masyarakat tinggi
Berpikir lebih objektif dan rasional
II. Sikap Muslim terhadap Modernitas
Menghadapi modernisasi seorang muslim mempunyai sikap yang berbeda-
beda ada yang sepenuhnya menolak menganggap bahwa modernitas
bertentangan dengan Islam sebagaimana yang mereka pahami, ada yang
menerima secara selektif dan ada yang menerima sepenuhnya. Berdasarkan
perbedaan sikap ini, meraka dapat dikelompokkan menjadi 3:
1. Kelompok Tradisionalis, kelompok ini berpegang teguh pada tradisi dan
melihat modernitas sebagai nsesuatu yang tidak penting untuk di ikuti
2. Kelompok Modernis, yang bersikap sangat terbuka pada modernitas dan
melihatnya penting atau harus diikuti. Kelompok ini memandang bahwa
tradisi dan modernitas cukup kompatibel.
3. Kelompok Neomodernis, kelompok ini bersikap selektif dalam menyikap
modernisasi. Mereka menyadari bahwa modernisasi memiliki sisi positif
yang bisa atau penting diikuti namun juga memiliki sisi negative yang
harus ditinggalkan.
Sikap kaum muslimin juga harus mengkaji dunia barat (modern) secara
objektif dengan gagasan dan ajaran-ajarannya dalam sejarah keagamaannya
sendiri, bila tidak dikaji secara objektif maka keberhasilannya dalam
menghadapi dunia lebih modern merupakan suatu yang mustahil bahkan
untuk kelangsungan hidupnya saja pun akan sangat meragukan.
Sikap muslimin terhadap modernitas antara lain menyikapinya secara positif
dan tidak menyalahi syariat, memanfaatkannya sebagai sarana dakwah virtual
yang bermanfaat bagi kaum muslimin lainnya dan menjadikannya ladang
pahala dengan adanya teknologi yang semakin maju dan modern, contohnya :
mengeshare tutorial sholat nabi dan juga bisa membuat video tentang cara
bersuci ke youtube yang bisa dilihat orang banyak lalu dipraktikkan.
Disamping itu juga sikap kaum muslim terhadap modernitas mengkaitkan
yang baik antara pranata-pranata barat (modern) dengan tradisi islam melalui
sumber al quran dan sunnah.
III. Karakteristik Muslim Modern
1. Taat beragama. Firman Allah di Al Quran
( 65وما خلقت الجن و النس ال ليعبدون )سورة الذاريات :
Karakter muslim modern dengan taat beragama sangat
penting karena untuk mencapainya hidup yang tentram dan
sejahterta. Agama pun menjadi landasan kehidupan kita
dalam hal apapun baik dalam social, politik maupun
akademik. Taat Bergama mencakup salimul aqidah, salimul
aqidah iyalah aqidahnya yang lurus yang selamat, bersih dari
kesyirikan ataupun menyekutukan ALLAH, karakteristik
muslim modern ini walaupun ia mengikuti perkembangan
teknologi yang semakin maju namun karakter ini akan terus
melekat dalam dirinya, inilah karakter muslim modern.
2. Harus berakhlak mulia. Inilah misi diturunkannya rasulullah. Misi
menegakkan akhlak mulia. Di Al Quran Allah menekankan akhlak mulia
ini tak hanya dengan manusia, tapi juga dengan hewan dan lingkungan.
Boleh seorang muslim mengikuti teknologi yang semakin modern namun
berakhlaq mulia pun.
3. Berilmu pengetahuan dan wawasan yang luas. Menuntut ilmu adalah
kewajiban hingga liang lahat. Tentu yang dimaksud adalah ilmu yang
bermanfaat. Ijtihad: usaha (inovasi dan kreatifitas) oleh
ulama. Masyarakat pembelajar muncul ulama-ulama yang menjadi
rujukan. Semuanya lahir dari komunitas yang memiliki komitmen
pembelajar. Jika seorang muslim modern tidak mempunyai karakter ini
maka dia akan dibodohi oleh teknologi yg semakin canggih.
4. Moderat. Menyeimbangkan hajat hidup di dunia dengan akhirat. Rasul
suatu hari mendengarkan 3 sahabat yang berbincang: Sahabat
pertama: Tahajud lalu; sahabat kedua: puasa lalu; sahabat ketiga: Tak mau
kawin. Rasul tidak menyetujuinya. Harus ada hal lainnya. Cara berpikir
dan bersikap yang moderat. Sikap moderat ini mengajarkan kita bahwa
kita menyeimbangkan keperluan dunia dan akhirat.
5. Terbuka. Muslim dulu (jamanRasul) bisamerespon terhadap budaya-
budaya lainnya dengan sikap selektif di zaman modern ini, memilah milih
budaya-budaya barat (modern) yang sisi positifnya bisa diikuti dan sisi
negatifnya sebaliknya daripada itu.
6. Dinamis. Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Apa yang kita bangun
selama ada manfaat untuk peradaban akan diberi pahala oleh Allah SWT.
Dan karakter muslim modern disamping dinamis ia juga bisa bermanfaat
bagi muslim lainnya.
7. Mutsaqoful Fikri. Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu
8. menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi di
sekitarnya. Mengikuti perkembangan teknologi namun memilah milih
yang mana baik baik dia dan orang lain.
9. Qodirun ‘alal kasbi. Mampu berusaha sehingga menjadikan seorang yang
berwija mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam
memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat modern pada umumnya berpikir rasional mereka sangat
percaya pada kekuatan akal manusia, manusia modern juga sangat terobsesi
untuk melakukan inovasi dan perubahan di segala bidang. Manusia modern
sangat terobsesi pada kecepatan, efektifitas, dan kemudahan dalam segala hal.
Karena obsesi ini, waktu bagi mereka menjadi sedemikian berarti. Mereka
cenderung mengandalkan sains dan teknologi, materialis, terobsesi dengan
kebebasan.
Cara kaum muslim menyikapi modernitas harus selektif, karena
modernitas memiliki sisi positif dan negatif. Kita juga harus mengkaji
modernitas secara objektif dan tidak menyalahi syariat serta memanfaatkan
teknologi untuk kegiatan yang bermanfaat bagi sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. KITAB PENDIDIKAN AGAMA (YUSRON RAZAK DKK)
2. KITAB NEOMODERNISME ISLAM (FAUZAN)
3. KITAB ALQURAN