presus kompre
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fraktur terbukaTRANSCRIPT

OPEN FRACTURE OS
TIBIA ET FIBULA
DEXTRA 1/3 DISTAL
PRESENTASI KASUS
STASE KOMPREHENSIF
RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO

IDENTITAS PASIEN
Nama : sdr. Fer
Tg. masuk : 31/08/2015, pukul 07.00 WIB
Usia : 20 tahun
Alamat : Kertek, Wonosobo

ANAMNESIS
Pasien KLL tersenggol oleh box motor pada bagian betis
kanan. Saat tersenggol kakinya, pasien tidak jatuh dari
motor, kemudian langsung turun dari motor dan melihat
betisnya telah berdarah dan dirasa sangat sakit. Pasien lalu
ditolong oleh pengendara mobil untuk dibawa ke RS
terdekat.
Pasien datang dengan kondisi sangat kesakitan, masih
berbicara lancar saat ditanya, kedua mata terbuka saat
dipanggil, dan tangan dan kaki bergerak aktif.
Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung dan alergi
disangkal

SURVEY PRIMER
Kondisi umum : Kompos mentis // GCS: E4, V5, M6
Jalan napas
Tidak ditemukan sumbatan pada jalan napas. Suara napas normal.
Pernapasan
Inspeksi
• Tidak ditemukan jejas pada daerah thorax. Tak tampak retraksi pada dinding dada, gerakan kedua dinding dada simetris.
Palpasi
• Tidak ditemukan krepitasi pada daerah thorax.
Perkusi
• Suara seluruh lapangan paru sonor.
Auskultasi
• Vesikuler +/+, rhonki -/-, dan wheezing -/-.
Sirkulasi
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 60x/menit
Suhu : 36,7 ‘C

STATUS GENERALISATA
ORGAN DEXTRA SINISTRA
Kepala Normocephal
Mata Pucat (-), Ikterik (-),
Hemorhagic (-)
Pucat (-), Ikterik (-),
Hemorhagic (-)
Hidung Deformitas (-), Sekret (-),
Darah (-)
Deformitas (-), Sekret (-),
Darah (-)
Telinga Normotia (+), Sekret (-),
Darah (-), Membrana tympani
(utuh)
Normotia (+), Sekret (-),
Darah (-), Membrana tympani
(utuh)
Mulut Simetris (+), Gigi (lengkap), Lidah (dbn), faring hiperemis (-),
T1-T1
Lnn. para auricula Edema (-) Edema (-)
Lnn. Sub mandibulla Edema (-) Edema (-)
Cervical Simetris (+), Hipertrofi kel. Tiroid (-), nyeri gerak (-), nyeri
putar (-)
Thorak Simetris (+), vokal fremitus (simetris)
Pulmo Vesikuler (+), Rh (-),
Wheezing (-)
Vesikuler (+), Rh (-),
Wheezing (-)
Cor S1-S2 reguler, Bunyi tambahan (-), besar cor dalam batas
normal

STATUS
GENERALISATA
ORGAN DEXTRA SINISTRA
Abdomen Flat (+), Soefl (+), Peristaltik (dbn), Tympani (+), Nyeri tekan (-)
Liver Nyeri tekan (-), Tepi tumpul (-), Tepi rata (+), Hepatomegali (-)
Lien Tak teraba / Scufner 0
Ren Tak teraba (+), nyeri ketok (-) Tak teraba (+), nyeri ketok (-)
Extremitas superior Deformitas (-), Keterbatasan gerak
(-), Kekuatan otot (5-5-5-5),
CRT <2 dtk
Deformitas (-), Keterbatasan gerak
(-), Kekuatan otot (5-5-5-5),
CRT <2 dtk
Extremitas inferior Slide berikutnya Deformitas (-), Keterbatasan gerak
(-), Kekuatan otot (5-5-5-5),
CRT <2 dtk
Kaku kuduk Negatif
Reflek patologis Negatif
Reflek fisiologis Positif

STATUS LOKALIS
(CRURIS DEXTRA)
Look
Tampak luka terbuka pada daerah 1/3 distal cruris dextra disertai kerusakan jaringan otot dan pembuluh darah. Tampak deformitas berupa pembengkokan cruris dextra.
Feel
Nyeri
Teraba ujung pecahan tulang pada luka.
Move
Terdapat gangguan neurovaskular dengan gejala tidak dapat digerakannya jari-jari kaki.
Saturasi distal 95%, CRT< 2 detik.

STATUS LOKALIS

STATUS LOKALIS


PEMERIKSAAN
PENUNJANG

DIAGNOSIS KERJA
Open Fracture Os Tibia et Fibula Dextra 1/3 Distal Grade IIIA
Disertai Kerusakan Jaringan Otot, Vaskularisasi dan Jaringan
Kulit dengan Kontaminasi berat

TERAPI IGD
O2 3 liter/menit nasal canule
Infus RL 30 tpm
Injeksi Ketorolac 30 mg i.v.
Injeksi Ceftriaxone 1 gram i.v.
Injeksi Hipobac 1 gram i.v.

TINDAKAN
• Deberidement
• Irigasi luka dengan aquades
• Jahit situasional dan kontrol perdarahan
• Pasang balut bidai
• Konsul dr. Sp.OT rawat inap dan diprogramkan ORIF
surgery dan debridemen

DEFINISI OPEN
FRACTURE
Fraktur adalah suatu patahan pada
kontinuitas struktur tulang berupa retakan,
pengisutan ataupun patahan yang lengkap
dengan fragmen tulang bergeser.
Sedangkan open fracture adalah patah
tulang dimana terdapat kerusakan kulit
sehingga bakteri dari luar dapat
menginfeksi hematoma yang disebabkan
oleh patah tulang tersebut

KLASIFIKASI PATAH
TULANG TERBUKA:
MENURUT GUSTILO
Tipe I
Luka kecil kurang dan 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simpel, tranversal, oblik pendek atau komunitif
Tipe II
Laserasi kulit melebihi 1 cm tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi kulit. Terdapat kerusakan yang sedang dan jaringan
Tipe III
Terdapat kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neovaskuler dengan kontaminasi yang hebat. Dibagi dalam 3 sub tipe:
• tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah
• tipe IIIB : disertai kerusakan dan kehilangan janingan lunak, jaringan lunak tidak dapat menutup jaringan tulang yang patah
• tipe IIIC : disertai cedera arteri yang memerlukan repair segera

OPEN FRACTURE TIPE 1

OPEN FRACTURE TIPE 2

OPEN FRACTURE TIPE 3A

OPEN FRACTURE TIPE 3B

OPEN FRACTURE TIPE 3C

PENATALAKSANAAN
FRAKTUR TERBUKA
1. Obati sebagai suatu kegawatan
2. Evaluasi awal dan diagnosis kelainan yang mungkin akan
menjadi penyebab kematian
3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, di kamar
operasi dan setelah operasi
4. Segera lakukan debridement dan irigasi yang baik
5. Stabilisasi fraktur
6. ORIF (Open Reduction Internal Fixation) Surgery

Fracture type Clinical infection rates %24 Antibiotic choice Antibiotic duration
I 1.4 Cefazolin* Every 8 h for three doses
II 3.6 Pipercacillin/tazobactam† OR
Cefazolin and tobramycin
Continue for 24 h after wound
closure
IIIA 22.7
Pipercacillin/tazobactam OR
Cefazolin AND tobramycin‡
plus penicillin for anaerobic
bacteria if needed
Three days
IIIB 10-50
Pipercacillin/tazobactam OR
Cefazolin AND tobramycin plus
penicillin§ for anaerobic
bacteria if needed
Continue for three days after
wound closure
IIIC 10-50
Pipercacillin/tazobactam OR
Cefazolin AND tobramycin plus
penicillin for anaerobic bacteria
if needed
Continue for three days after
wound closure
*1-2 g intravenously (IV) every 8 h †3.375 g IV every 6 h ‡5.1 mg/kg IV every 24 h (recommend pharmacy to assist with monitoring levels) §2–4 million units IV every 4 h



KOMPLIKASI PATAH
TULANG TERBUKA
• Perdarahan, syok septik kematian
• Septikemi, toksemia oleh karena infeksi piogenik
• Tetanus
• Gangren
• Non union dan ma union
• Kekakuan sendi
• Perdarahan sekunder
• Osteomielitis kronik
• Delayed union

PERAWATAN LANJUT DAN REHABILITASI
PATAH TULANG TERBUKA
• Hilangkan nyeri
• Mendapatkan dan mempertahankan posisi yang memadai
dan flagmen patah tulang
• Mengusahakan terjadinya union
• Mengembalikan fungsi secara optimal dengan
mempertahankan fungsi otot dan sendi dan pencegahan
komplikasi.
• Mengembalikan fungsi secara maksimal dengan
fisioterapi.

TERIMA KASIH