press release akhir tahun 2010

76
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN ( BAPEPAM-LK ) SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2010 Jakarta, 30 Desember 2010

Upload: datukbandaro

Post on 03-Aug-2015

173 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

stock exchange

TRANSCRIPT

Page 1: Press Release Akhir Tahun 2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN

( BAPEPAM-LK )

SIARAN PERS AKHIR TAHUN 2010

Jakarta, 30 Desember 2010

Page 2: Press Release Akhir Tahun 2010

DAFTAR ISI

I. KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010 …… 1 1. Indeks Harga Saham Gabungan ……………………….………………………..… 1 2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di BEI …………………………… 1 3. Transaksi Obligasi ……………………………………………………..………….… 1

II. PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010 …………………. 2 1. Perkembangan Emisi Efek ….……………………………………………………… 2 2. Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal …………………... 2 3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek …… 9 4. Perijinan Lainnya …………………………………...………………………………… 10 5. Persetujuan dan Pendaftaran ……...……………...………………………...……… 11

III. AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN ….……………………...…………………………………….. 11

1. Peraturan Menteri Keuangan ………………………………………………………. 12 2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan ………………………………….. 12 3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK ………………………………………..... 13 4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK ………………………….……………… 13 5. Penerbitan Surat Edaran ……………………………………………………………. 14 6. Persetujuan Bapepam-LK atas Perubahan Peraturan, Kebijakan, dan Anggaran Dasar SROs ……..………………………………………………….. 14 7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum ………………………………………….. 16

IV. AKTIVITAS PENGAWASAN ……………………………………………………..…….. 19 1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik ……………………….……. 19 2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek ……………………….…… 22 3. Pengawasan Perdagangan …………………….…………………………….…….. 22 4. Pengawasan terhadap Manajer Investasi ………………………………………… 23 5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Reksa Dana ………..… 23

V. PENEGAKAN HUKUM ………………………………………………………………… 24 1. Pemeriksaan dan Penyidikan ……………………………………………………… 24 2. Pengenaan Sanksi ………………………………………………………………….. 24 3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang

Pengelolaan Investasi ....................................................................................... 25 VI. KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS …................................... 26

1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-Line di Pasar Modal Indonesia .........................................................................…........... 26

2. Studi tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder ASEAN ........................ 27 3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa ........................ 27 4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN) ... 27 5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal ….................................. 28 6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana .................................................... 28 7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal ............. 28 8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong Perusahaan

Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia ……….……. 29 9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal ventura sebagai Alternatif Investasi .. 29 10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai

Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan ............................................ 29 11. Kajian Standar Akuntansi Internasional ............................................................... 29 12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) ……………………………….………. 30 13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS ………………………………………….. 30 14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7 …………………………………………………… 30

Page 3: Press Release Akhir Tahun 2010

15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) …………………… 31 16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assesment Program

(FSAP) ……………………………………………………………………………….. 31 17. Analisis Pelaksanaan Tata Kelola Yang Baik Bagi Emiten dan

Perusahaan Publik ………………………………………………………………….. 32 18. Kajian Lanjutan Praktik Backdoor Listing 2010 ………………………………….. 32 19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan ……………. 33 20. Kajian tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan

sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) ………………………………………… 33 21. Kajian Penyusunan Parameter untuk mengevaluasi Kegiatan Manajer

Investasi dalam Mengelola Nasabah ……………………………………………… 33 VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK …........................ 34

1. Penyempurnaan Proses Bisnis ……………………………………………………. 34 VIII. PASAR MODAL SYARIAH ……………………………………………………….……. 36

1. Implementasi Kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah ……………….. 36 2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal …………………………………. 37

IX. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK ….....................................................................................................……… 44 1. Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II Bapepam-LK ...… 44 2. Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan Bapepam-LK . 45 3. Edukasi dan Pelayanan Informasi Publik ...........................……………….……. 46 4. Pelayanan Pengaduan ....................................................................................... 48

X. PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK …………...….……………. 48 1. Perasuransian ................................................................................................. 48

a. Pemberian dan pencabutan Ijin Perusahaan Perasuransian ...…………… 49 b. Kekayaan, Investasi, Premi, dan Klaim Perusahaan Asuransi .................. 50 c. Pencatatan Produk Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran

dengan Bank (Bancassurance) .................................................................. 51 d. Pengesahan Cadangan Premi Perusahaan Asuransi Jiwa ....................... 51 e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris

Perusahaan Perasuransian ........................................................................ 52 f. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian .................................................. 52 g. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian ............................................. 52 h. Usaha Asuransi dengan Prinsip Syariah .................................................... 53

2. Dana Pensiun .................................................................................................. 54 a. Perkembangan Industri Dana Pensiun ....................................................... 54 b. Aktivitas pengawasan ................................................................................. 55

3. Pembiayaan dan Penjaminan ........................................................................ 55 a. Perusahaan Penjaminan .............................................................................. 55 b. Lembaga Pembiayaan Khusus ................................................................... 57 c. Lembaga Pembiayaan ............................................................................... 59 d. Pemeriksaan ............................................................................................... 62

XI. KERJASAMA KELEMBAGAAN ……………………………………………………… 63 1. Kerjasama Kelembagaan Domestik ………………………………………………. 63 2. Kerja Sama Kelembagaan Internasional …………………………………………. 64

XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI ….………………………. 72 XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR

MODAL ................................................................................................................... 72 XIV. PENUTUP ………………………………………………………………………………… 73

Page 4: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 1

I. KONDISI UMUM PASAR MODAL INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010

1. Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada akhir perdagangan hari Rabu, 29 Desember 2010, ditutup pada posisi 3.699,22 atau menguat sebesar 45,96% dibandingkan posisi penutupan pada hari perdagangan terakhir tahun 2009 yang berada pada posisi 2.534,36. Dengan demikian, IHSG Bursa Efek Indonesia merupakan indeks saham dengan kinerja terbaik pada tahun 2010, dibandingkan dengan indeks-indeks saham lain di kawasan Asia Pasifik. Tabel berikut menunjukkan perkembangan indeks saham di beberapa bursa utama di Asia Pasifik.

Indeks Negara 31 Desember

2009 29 Desember

2010 Perubahan

(%)

IHSG BEI Indonesia 2.534,36 3.699,22 45,96 Bangkok SET Thailand 734,54 1.034,59 40,85 Philippine SE Filipina 3.052,68 4.199,31 37,56 Korea Composite Korea Selatan 1.682,77 2.043,49 21,44 Bursa Malaysia KLCI Malaysia 1.272,78 1.524,34 19,77 Sensex 30 India 17.464,81 20.256,03 15,98 Straits Times Singapura 2.897,62 3.207,91 10,71 Taiwan SE/TAIEX Taiwan 8.188,11 8.866,35 8,28 Hang Seng Hongkong 21.872,50 22.969,30 5,02 Shenzhen Composite China 1.201,34 1.255,66 4,52 Nikkei 225 Jepang 10.546,44 10.344,54 –1,91 S&P/ASX 200 Australia 4.870,60 4.775,20 –1,96 Shanghai Composite China 3.277,14 2.751,53 –16,04

Sumber: BEI, Bloomberg

2. Nilai Kapitalisasi Pasar dan Transaksi Saham di Bursa Efek Indonesia Seiring penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham BEI juga mengalami peningkatan sebesar 60,63%, dari Rp 2.019,38 triliun pada akhir tahun 2009 menjadi Rp 3.243,77 triliun pada akhir perdagangan tanggal 29 Desember 2010. Total nilai transaksi saham di BEI sepanjang tahun 2010 hingga 29 Desember 2010 mencapai Rp 1.249,27 triliun. Angka ini meningkat sebesar 28,10% dari total nilai transaksi saham sepanjang tahun 2009 sebesar Rp 975,21 triliun. Demikian juga, nilai transaksi rata-rata harian mengalami peningkatan dari Rp 4,05 triliun per hari pada tahun 2009 menjadi Rp 5,12 triliun per hari pada tahun 2010. Dilihat dari nilai bersih transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing, sepanjang tahun 2009 terjadi aliran masuk dana asing (net inflow of foreign capital) sebesar Rp 13,78 triliun. Angka ini meningkat cukup signifikan sepanjang tahun 2010 menjadi Rp 26,74 triliun hingga 29 Desember 2010.

3. Transaksi Obligasi Berdasarkan data dari sistem Penerimaan Laporan Transaksi Efek (PLTE), total nilai pelaporan dan tingkat kepatuhan pelaporan partisipan periode 4 Januari s/d. 28 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Page 5: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 2

Total Nilai Pelaporan (Milyar Rp)

No. Instrumen Total Nilai Pelaporan

Rata-rata Nilai Pelaporan Harian

1. Surat Berharga Negara *) 1.497.805,18 6.113,49

2. Surat Utang Negara **) 1.465.267,35 5.980,68

3. Sukuk Negara (IFR) 12.690,54 51,80

4. Obligasi Negara Ritel 65.856,50 268,80

5. Sukuk Ritel (SR) 19.847,28 81,01

6. Obligasi Korporasi Konvensional 86.658,55 353,71

7. Obligasi Syariah & Sukuk Korporasi 2.097,45 8,56

8. Efek Beragun Aset (EBA) 174,00 0,71Catatan : *) Surat Berharga Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), ORI, SPN, SBSN **) Surat Utang Negara terdiri dari Obligasi Negara (FR & VR), SPN dan ORI

II. PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL DI TAHUN 2010

1. Perkembangan Emisi Efek.

No. Uraian 31 Des 2009 29 Des 2010 Δ %

1 Emisi Saham Perdana 12 emiten 22 emiten 83,33 2 Nilai Emisi Saham Perdana Rp.3,72 triliun Rp.29,30 triliun 687,37

3 Emisi HMETD 14 emiten 31 emiten 121,43 4 Nilai Emisi HMETD Rp. 10,83 triliun Rp.48,67 triliun 349,39

5 Emisi Obligasi Korporat 28 emiten 24 emiten -14,29

6 Nilai Emisi Obligasi Korporat Rp. 29,31 triliun Rp.34,70 triliun 23,53 7 Emisi Sukuk Korporat 8 emiten 2 emiten -75,00

8 Nilai Emisi Sukuk Korporat Rp. 1,78 triliun Rp. 700 miliar -60,67

Dalam periode yang sama, Bapepam-LK juga telah mengeluarkan 12 surat Pernyataan Efektif terkait dengan aksi korporasi berupa: - Penggabungan usaha (2 Pernyataan Pendaftaran); dan - Penawaran Tender (10 Pernyataan Pendaftaran).

2. Perkembangan Industri Pengelolaan Investasi Pasar Modal Industri pengelolaan investasi di tahun 2010 diawali dengan diberlakukannya 2 peraturan baru terkait Manajer Investasi, yaitu Peraturan Nomor V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Manajer Investasi dan Peraturan Nomor V.D.11 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajer Investasi. Menindaklanjuti hal tersebut maka selama tahun 2010 Bapepam-LK melakukan evaluasi terhadap capacity building seluruh Manajer Investasi yang telah

Page 6: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 3

mendapat izin dari Bapepam-LK. Adapun evaluasi tersebut mencakup antara lain perkembangan dana kelolaan, permodalan, kompetensi sumber daya manusia, kecukupan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan Manajer Investasi, strategi manajemen risiko atas pelaksanaan kegiatan Manajer Investasi, kecukupan fungsi-fungsi Manajer Investasi, dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC). Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui kesiapan Manajer Investasi terhadap pemenuhan Peraturan Nomor V.A.3 dan Peraturan Nomor V.D.11 serta Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 153/PMK.010/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek dimana Manajer Investasi diwajibkan untuk mempunyai modal disetor sebesar Rp. 25 miliar dengan ketentuan: a. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2010 wajib memiliki modal disetor paling

sedikit sebesar Rp10.000.000.000,00; b. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2011 wajib memiliki modal disetor paling

sedikit sebesar Rp20.000.000.000,00; c. paling lambat pada tanggal 31 Desember 2012 wajib memiliki modal disetor paling

sedikit sebesar Rp25.000.000.000,00. Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada Manajer Investasi, Bapepam-LK bekerja sama dengan Australasian Compliance Institute (ACI) melakukan workshop “Developing Compliance Plan for Investment Managers”. Dengan diadakannya workshop diharapkan terdapat peningkatan pemahaman Manajer Investasi atas strategi manajemen risiko dan strategi kepatuhan yang harus disusun oleh Manajer Investasi dalam rangka memenuhi Peraturan Nomor V.A.3 tentang Perizinan Perusahaan Efek Sebagai Manajer Investasi. Salah satu hasil dari serangkaian proses penataan Manajer Investasi yang telah dilakukan selama tahun 2010 tersebut adalah dengan dicabutnya Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi. Dengan demikian maka per tanggal 9 Desember 2010, perusahaan yang akan melakukan kegiatan usaha di bidang Manajer Investasi dapat kembali mengajukan permohonan izin usaha ke Bapepam-LK. Selanjutnya dari sisi produk pengelolaan investasi, selama tahun 2010 terjadi pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Melanjutkan tren pada tahun 2009 jumlah Reksa Dana sampai dengan tanggal 28 Desember 2010 mengalami peningkatan dari 672 Reksa Dana pada akhir Desember 2009 menjadi 714 Reksa Dana (termasuk di dalamnya 97 Reksa Dana Penyertaan Terbatas) atau mengalami peningkatan sebesar 6,25%. Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. NAB Reksa Dana (belum termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas) meningkat dari Rp 116,73 triliun pada akhir Desember 2009 menjadi Rp 142,81 triliun pada tanggal 28 Desember 2010 atau meningkat sebesar 22,34%. Sedangkan jumlah Unit Penyertaan Reksa Dana meningkat dari 69,98 miliar unit pada akhir Desember 2009 menjadi 81,59 miliar unit atau meningkat sebesar 16,6%. Dalam rangka meningkatkan kepastian hukum bagi Manajer Investasi yang melakukan pengelolaan Portofolio Efek untuk kepentingan nasabahnya (Kontrak Pengelolaan Dana), pada tahun 2010 Bapepam-LK telah menerbitkan Peraturan Nomor V.G.6 tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual. Peraturan ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi Manajer Investasi dalam memberikan jasa pengelolaan dana kepada para nasabah dengan berdasar pada prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko.

Page 7: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 4

Selain itu, dalam rangka pengembangan basis investor domestik, Bapepam-LK bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) secara konsisten memberikan pemahaman maupun sosialisasi kepada masyarakat pemodal khususnya yang berada di daerah-daerah yang berpotensi secara ekonomi. Sementara itu untuk menekan maraknya investasi ilegal sekaligus merintis pengawasan bersama terhadap produk-produk investasi keuangan, Bapepam-LK secara intens telah menjalin kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait seperti Bank Indonesia, Kepolisian, Kejaksaan, PPATK dan Kementerian Perdagangan.

Pengawasan Terhadap Reksa Dana Sampai dengan tanggal 28 Desember 2010, jumlah Reksa Dana yang ada mencapai 714 Reksa Dana, yang terdiri dari:

No Jenis Reksa Dana Jumlah Nilai Aktiva Bersih

1 Reksa Dana Pendapatan Tetap 101 Rp 26,392 triliun 2 Reksa Dana Saham 63 Rp 44,769 triliun 3 Reksa Dana Pasar Uang 27 Rp 7,388 triliun 4 Reksa Dana Campuran 93 Rp 17,743 triliun 5 Reksa Dana Terproteksi 282 Rp 42,120 triliun 6 Reksa Dana Indeks 1 Rp 0,177 triliun 7 Reksa Dana Syariah – Pendapatan Tetap 8 Rp 0,515 triliun 8 Reksa Dana Syariah – Saham 10 Rp 1,625 triliun 9 Reksa Dana Syariah – Campuran 16 Rp 0,901 triliun

10 Reksa Dana Syariah – Terproteksi 13 Rp 0,692 triliun 11 Reksa Dana Syariah – Indeks 1 Rp 0,080 triliun 12 Reksa Dana ETF 2 Rp 0,409 triliun 13 Reksa Dana Penyertaan Terbatas* 97 Rp 28,117 triliun

Total 714 Rp 170,928 triliun Catatan: a. Reksa Dana Penyertaan Terbatas merupakan Reksa Dana yang khusus

ditawarkan secara terbatas kepada Pemodal Profesional dan tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Penyertaan Terbatas dilaporkan setiap 3 bulan sekali.

b. Pada tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan pernyataan efektif terhadap Efek Beragun Aset (EBA) yang ketiga, yaitu EBA Danareksa BTN01 – KPR, yang diterbitkan oleh PT. Danareksa Investment Management. Seperti halnya 2 EBA sebelumnya, EBA kali ini juga merupakan transaksi sekuritisasi atas tagihan KPR milik PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. dengan total nilai sekuritisasi mencapai sekitar Rp 750 miliar.

Selama periode tahun 2010 Bapepam-LK juga telah memberikan:

- Pernyataan Efektif kepada 144 Reksa Dana yang meliputi 26 Reksa Dana Konvensional dan 118 Reksa Dana Terproteksi, dengan perincian sebagai berikut:

Reksa Dana Konvensional

No Nama Reksa Dana No Nama Reksa Dana

1 Fortis Maxi Saham 14 Lautandhana Liquid 2 Bahana Quant Strategy 15 Brent Value Fund 3 Si Dana Batavia CPI 16 Cipta Dinamika

Page 8: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 5

4 Danareksa Seruni Pasar Uang III 17 Danareksa Pendapatan Prima Plus 5 SAM Sukuk Syariah Sejahtera 18 Phillip Money Market Fund 6 SAM Syariah Berimbang 19 BNP Paribas Prima USD 7 Pasar Uang BNIS Pas 20 OSK Nusadana Alpha Sector Rotation 8 Natpac Dana Berimbang 21 BNP Paribas Pro Balance 9 Pratama Equity 22 BNP Paribas Prima Asia USD

10 Danareksa Mawar Fokus 10 23 Mandiri Investa Dana Pendapatan Optimal Seri 2

11 Mandiri Investa Optimal 24 AAA Equity Fund 12 Schroder 90 Plus Equity Fund 25 Batavia USD Balanced Asia

13 Danareksa Melati Pendapatan Tetap 26 First State Indonesian Money Market Fund

Reksa Dana Terproteksi

No Nama Reksa Dana No Nama Reksa Dana

1 Terproteksi Fortis Kapital VII 60 Terproteksi BNP Paribas Kapital IX

2 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 16 61 Terproteksi CIMB-Principal CPF XI

3 Danareksa Proteksi Melati Optima Syariah 62 Danareksa Proteksi Melati Optima XXII

4 Danareksa Proteksi Melati Optima XV 63 Danareksa Proteksi Melati Optima XXI

5 Recapital Proteksi III Seri 1 64 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 7

6 OSK Nusadana Capital Protected Fund II 65 Mandiri Investa Terproteksi

Pendapatan Berkala Seri 5

7 Recapital Proteksi IV Seri 1 66 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 4

8 NISP Proteksi Dinamis Seri 7 67 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 3

9 NISP Proteksi Dinamis Seri 8 68 Mandiri Investasi Terproteksi Seri 3

10 Terproteksi Schroder Regular Income Plan IX 69 Batavia Proteksi Ultima USD 2

11 Batavia Proteksi Prima I 70 BNIS Proteksi XXIII-ORI07 12 Si Dana Proteksi Batavia XIX 71 Mega Dana Terproteksi VII

13 AAA Reksa Premium Proteksi IV 72 OSK Nusadana Capital Protected Fund IV

14 Batavia Proteksi Utama 1 73 Batavia Proteksi Utama 6

15 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 17 74 Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 1

16 BNIS Proteksi XIX 75 Terproteksi BNP Paribas Selaras II

17 Bahana B Optima Protected Fund USD 1 76 Mandiri Investa Terproteksi

Pendapatan Berkala Dollar Seri 1

18 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 1 77 Mandiri Investa Terproteksi

Pendapatan Berkala Dollar Seri 8

19 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 18 78 NISP Proteksi Income Plus IX

20 Mandiri Terproteksi Dana 79 Lautandhana Proteksi Dollar

Page 9: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 6

Pendapatan Berkala 19

21 Schroder Regular Income Plan X 80 BNIS Proteksi XXII 22 Mandiri Investasi Terproteksi Seri 2 81 NISP Proteksi Dinamis Seri 15 23 Bahana B Optima Protected Fund 29 82 NISP Proteksi Dinamis Seri 12

24 Bahana B Optima Protected Fund 28 83 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 6

25 Schroder Regular Income Plan XI 84 CIMB-Principal CPF CB II 26 CIMB Islamic Sukuk II Syariah 85 Batavia Proteksi Utama 7 27 Fortis Kapital VIII 86 Batavia Proteksi Utama 3

28 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Seri 2 87 Terproteksi Schroder Regular Income

Plan XII

29 Danareksa Proteksi Melati Optima XIV 88 Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 2

30 Gani Proteksi 3 89 Batavia Proteksi Prima 3 31 Batavia Proteksi Utama 2 90 Bahana B Optima Protected Fund 32

32 Batavia Proteksi Ultima USD 1 91 Danareksa Proteksi Melati Optima XXIII

33 BNIS Proteksi XXI 92 HPAM Proteksi Dollar-1 34 Bahana Reksa Panin Terproteksi XII 93 Batavia Proteksi Utama 8

35 Mandiri Investasi Terproteksi Syariah Seri 1 94 BNP Paribas Protekplus XI

36 Mandiri Investa Terproteksi Pendapatan Berkala Syariah Seri 1 95 Nikko Terproteksi I

37 Lautandhana Proteksi Dinamis III 96 Nikko Terproteksi III

38 Bahana Reksa Panin Terproteksi XIII 97 Nikko Terproteksi III

39 Bahana B Optima Protected Fund 30 98 Bahana Reksa Panin Terproteksi A XVI

40 CIMB-Principal CPF X 99 Bahana Reksa Panin Terproteksi XV 41 NISP Proteksi Income Plus VIII 100 Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV 42 NISP Proteksi Dinamis Seri 11 101 Lautandhana Proteksi VII 43 NISP Proteksi Dinamis Seri 9 102 BNP Paribas Proteksi Selaras III 44 Premier Capital Protected I 103 Bahana A Opttima Protected Fund 38

45 Bahana B Optima Protected Fund 31 104 Bahana Reksa Panin Terproteksi A XVII

46 BNIS Proteksi XXI 105 Trim Terproteksi Prima IV 47 Terproteksi BNP Paribas Selaras 106 Mandiri Investa Terproteksi 2010 Seri 3

48 Bahana B Optima Protected Fund 35 107 Danareksa Melati Platinum Dollar Amerika Serikat

49 Bahana B Optima Protected Fund 34 108 Danareksa Proteksi Maxima II 50 Bahana B Optima Protected Fund 33 109 Danareksa Proteksi Maxima I

51 Bahana Optima Protected Fund USD 3 110 AAA Reksa Premium Proteksi V

52 Bahana Optima Protected Fund USD 4 111 AAA Reksa Premium Proteksi VI

53 Danareksa Proteksi Melati Optima XIX 112 Terproteksi CIMB-Principal CPF CB III

Page 10: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 7

54 CIMB-Principal CPF CB I 113 Bahana C Optima Protected Fund 37

55 Danareksa Proteksi Melati Optima XVIII 114 Lautandhana Proteksi VIII

56 Batavia Proteksi Utama 5 115 Danareksa Proteksi II 57 Batavia Proteksi Prima 2 116 HPAM Proteksi-2 58 Bahana B Optima Protected Fund 36 117 TRIM Terproteksi Lestari 4

59 OSK Nusadana Capital Protected Fund III 118 TRIM Terproteksi Prima V

- mencatatkan sebanyak 36 Reksa Dana Penyertaan Terbatas. - persetujuan untuk pembubaran 138 Reksa Dana, meliputi:

No Nama Reksa Dana No Nama Reksa Dana

1 Synergy Jiwasraya Terproteksi 70 Danareksa Proteksi Global Prospektif 2 BNIS Proteksi III 71 Fortis Protekplus IX 3 Danareksa Melati Dinamis 72 Mandiri Capital Protected Income Fund

9 4 BNI Dana Berbunga Dua 73 Mahanusa Dana Lestari 5 Si Dana Proteksi Batavia VI 74 Makinta Fleksi 6 Bahana Reksa Panin Terproteksi V 75 Jisawi Mix 7 Terproteksi Schroder Fixed Maturity

Plan VI 76 Optima Seimbang

8 Bahana Optima Protected Fund 11 77 Optima Likuid 9 Si Dana Batavia Saham 78 Telur Emas 10 BIG Dana Likuid 79 Valbury Terproteksi II 11 Danareksa Investasi Bersama 80 Capital Fleksi 12 Danareksa Proteksi Melati II 81 Star Fixed Income 13 BNIS Proteksi XVIII 82 Capital Equity Fund 14 Nikko Cemerlang Nusantara 83 Optima Dollar 15 Dhanawibawa Progresif 84 NISP Dana Mantab 16 Danareksa Proteksi Dinamis 85 NISP Dana Mantab 3 17 Mandiri Protected Extra 86 NISP Proteksi Dinamis Seri I 18 Schroder Regular Income Plan VI 87 NISP Proteksi Income Plus V 19 Si Dana Batavia Terproteksi Div. I 88 Terproteksi Si Dana Batavia IX 20 Si Dana Proteksi Batavia Div. IV 89 Panin Tetap Menghasilkan 21 Si Dana Proteksi Batavia Div. V 90 X-Tra Dana Tetap 22 Si Dana Proteksi Batavia Div. VI 91 NISP Proteksi Dinamis USD 23 Si Dana Proteksi Batavia DIV. X 92 Mandiri Dana Protected Berkala Seri 7 24 Si Dana Proteksi Batavia II 93 Mandiri Investa Optimal 25 Tiga Pilar Dana Fleksi 94 Batavia Obligasi 26 NISP Proteksi 95 Bahana Optima Protected Fund 18 27 Schroder Index Linked Fund II 96 Bahana Reksa Panin Terproteksi III 28 Si Dana Proteksi Nusantara Seri I 97 Cipta Proteksi I 29 Si Dana Kas Optimal 98 Bahana Reksa Panin Terproteksi X

Page 11: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 8

30 NISP Proteksi Dinamis Seri 5 99 Optima Stabil 31 Premier Fixed 100 Jatim Treasury Fund 32 Terproteksi CIMB-Principal CPF V 101 Saham BUMN 33 Mandiri Capital Protected Income

Fund 15 102 Synergy Stabil

34 Portofolio Optimal 103 Bahana Reksa Panin Terproteksi IV 35 Mandiri Terproteksi Dana

Pendapatan Berkala 9 104 Si Dana Proteksi Nusantara Seri IV

36 Fortis Prima 105 Terproteksi Fortis Kapital III 37 Mandiri Capital Protected Income

Fund 14 106 MSAM Gemilang

38 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 14

107 Valbury Terproteksi I

39 Premier Optima 108 Brent Value Fund 40 Terproteksi Schroder Regular

Income Plan V 109 Batasa Equity Syariah

41 Schroder Dana Terpadu 110 Anam Pendapatan Kombinasi 42 Optima Obligasi 111 AAA Reksa Premium Proteksi II 43 Optima Pasar Uang 112 Berlian Dana Terproteksi 44 Jakarta Blue Chip 113 Berlian Dana Terproteksi II 45 Terproteksi CIMB-Principal CPF III 114 Danareksa Proteksi Global Prospektif

II 46 Mandiri Protected Regular Income

Fund 2 115 Danareksa Proteksi Melati Optima II

47 Bahana Optima Protected Fund 21 116 Danareksa Proteksi Melati Optima VII 48 Mandiri Capital Protected Income

Fund 8 117 Terproteksi Prima

49 Mandiri Capital Protected Income Fund 10

118 Si Dana Proteksi Nusantara Seri V

50 Mandiri Terproteksi Dana Pendapatan Berkala 15

119 Terproteksi CIMB-Principal CPF Climate Change

51 Terproteksi Ultima 120 NISP Proteksi Dinamis Seri 3 52 Mahanusa Dana Kapital 121 Danareksa Proteksi Melati Optima VI 53 Mahanusa Dana Ekuitas 122 Premier Capital Protected I 54 Terproteksi HPAM Proteksi-1 123 Mandiri Capital Protected Fund I 55 Terproteksi Si Dana Batavia VII 124 Samuel Dana Pasti 56 Optima Campuran Syariah 125 OSK Nusadana Capital Protected

Fund III 57 Optima Obligasi Syariah 126 OSK Nusadana Capital Protected

Fund IV 58 Mandiri Protected Regular Income

Fund 4 127 Save-2-Prosper

59 Mandiri Investa Dana Prima 128 Bangun Indonesia 60 Dana Tetap Arjuna 129 Danareksa Proteksi Melati Optima III 61 Si Dana Proteksi Nusantara Seri II 130 Trim Syariah Terproteksi Prima I 62 Trim Terproteksi Prima III 131 Batavia Proteksi Ultima USD 1 63 BNI Dana Lancar Dua 132 Ekofix

Page 12: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 9

64 Universitas Indonesia 133 Ekomix 65 BNIS Proteksi VIII 134 Batavia Proteksi Pertiwi Seri II 66 AAA Reksa Premium Proteksi III 135 Terproteksi BNP Paribas Kapital IX 67 Terproteksi Si Dana Batavia VIII 136 AIM Trust-JS Pro Kedua 68 Terproteksi Fortis Kapital VII 137 TFI [X]-tra Ordinary II 69 Pundi Reksa Dollar 138 TFI [X]-tra Ordinary III

3. Perijinan / Pencabutan Ijin Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek

No. Uraian Jumlah

1. Pemberian Ijin Usaha Baru untuk Perusahaan Efek - Perantara Pedagang Efek (PPE) - Penjamin Emisi Efek (PEE)

4 22

2. Pencabutan Ijin Usaha Perusahaan Efek

- Perantara Pedagang Efek (PPE) - Manajer Investasi (MI)

10 28

3. Pemberian Ijin Orang Perseorangan Baru untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI)

558 478

3644

4. Pencabutan Ijin Orang Perseorangan untuk Wakil PE - Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) - Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) - Wakil Manajer Investasi (WMI)

27 11

412

Catatan:

- Hingga akhir tahun 2010 total jumlah Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin usaha sebagai PPE dan PEE dari Bapepam-LK tercatat 157 Perusahaan Efek.

- Selama tahun 2010 Bapepam-LK mengeluarkan 2 ijin usaha baru untuk Perusahaan Efek yaitu: 1. PT Woori Korindo Securities Indonesia sebagai Penjamin Emisi Efek melalui

Kep-01/BL/PEE/2010 tanggal 18 Agustus 2010. 2. PT Valbury Asia Securities sebagai Penjamin Emisi Efek melalui Kep-

02/BL/PEE/2010 tanggal 24 Agustus 2010. dan mengeluarkan 2 ijin usaha untuk Perusahaan Efek baru yaitu: 1. PT Capital Bridge Indonesia sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-

01/BL/PPE/2010 tanggal 2 Nopember 2010. 2. PT Garuda Nusantara Capital sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-

02/BL/PPE/2010 tanggal 10 Nopember 2010. - Selama tahun 2010 Bapepam-LK telah mencabut ijin untuk Perusahaan Efek

sebagai berikut: 1. PT Capital One sebagai Perantara Pedagang Efek melalui Kep-27/BL/2010

tanggal 19 Februari 2010.

Page 13: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 10

2. PT. Eurocapital Peregrine Securities sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi melalui Kep-01/BL/PPE/S.5/2010, Kep-01/BL/PEE/S.5/2010, dan Kep-03/BL/MI/S.5/2010 tanggal 10 Juni 2010.

- Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak mengeluarkan izin baru Perusahaan Efek sebagai Manajer Investasi sejak bulan April 2007, berdasarkan SK Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-69/BL/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi.

- Di tahun 2010 juga tercatat 8 Manajer Investasi dicabut ijin usahanya oleh Bapepam-LK. Dengan demikian, total jumlah Manajer Investasi hingga akhir 2010 ini adalah 85 Manajer Investasi.

- Di tahun 2010, Bapepam dan LK mengeluarkan surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-541/BL/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang Pencabutan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi.

- Sampai dengan akhir 2010, Bapepam-LK telah memberikan ijin orang perseorangan sebagai WPPE dan WPEE sebanyak 7.282 ijin. Sedangkan total ijin orang perseorangan sebagai WMI yang telah dikeluarkan Bapepam-LK adalah sejumlah 1.878 ijin WMI (termasuk pencabutan ijin WMI secara keseluruhan sebanyak 17 orang dimana untuk tahun 2010 dilakukan pencabutan ijin WMI sebanyak 12 orang). Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaku pasar modal, dalam tahun 2010 ini Bapepam-LK telah melakukan kegiatan edukasi berupa pembekalan kepada Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek di 9 kota yang diikuti oleh WPE dari 108 Perusahaan Efek.

- Bapepam-LK terus meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan terhadap perubahan manajemen dan pengendali dari Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, antara lain melalui kegiatan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon Direktur, Komisaris, dan Pemegang Saham dari SRO, Perusahaan Efek, dan Manajer Investasi, dengan perincian sebagai berikut: a. SRO:

− Calon Komisaris PT KPEI pada tanggal 14 Mei 2010; − Calon Direktur PT KSEI pada tanggal 29 April 2010.

b. Perusahaan Efek: − Calon Direktur sebanyak 76 orang; − Calon Komisaris sebanyak 50 orang; − Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 5 Pihak.

c. Manajer Investasi: − Calon Direktur sebanyak 39 orang (23 orang disetujui, 7 orang belum dapat

disetujui, dan 9 orang masih dalam proses); − Calon Komisaris sebanyak 20 orang (9 orang disetujui, 4 orang belum dapat

disetujui, dan 7 orang masih dalam proses); − Calon Pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 3 pihak

4. Perijinan lainnya. a. Penasihat Investasi

Page 14: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 11

Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak memberikan ijin baru sebagai Penasihat Investasi dikarenakan sedang dilakukannya revisi peraturan terkait Perijinan Penasihat Investasi.

b. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Selama tahun 2010, Bapepam-LK memproses 2 pengajuan ijin baru APERD yaitu PT. Bank Chinatrust dan PT. Bank Windu Kentjana namun belum dapat mempertimbangkan kedua pengajuan ijin tersebut. Sementara itu pada periode yang sama 5 APERD mengembalikan ijin yaitu PT. Bank Bumiputera, Deutsche Bank A.G, PT. Bank Victoria Internasional, PT. Bank Mayapada, dan PT. RBS ABN Amro Bank sehingga jumlah seluruh APERD sampai dengan Desember 2010 sebanyak 22 Bank. Pemegang izin orang perseorangan sebagai Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) mengalami pertumbuhan dari 21.152 orang pada tahun 2009 menjadi 23.327 orang atau mengalami kenaikan sebesar 10,3%. Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pencabutan izin WAPERD dari tahun 1997-2002 secara keseluruhan sebanyak 2.248 orang atau sebesar 9,6% dari seluruh pemegang izin WAPERD, pencabutan ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketentuan Peraturan Nomor V.B.2 Tentang Permohonan Izin Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana.

5. Persetujuan dan Pendaftaran a. Sepanjang tahun 2010 ini, Bapepam-LK telah mengeluarkan Surat Tanda

Terdaftar (STTD) untuk 180 Profesi Penunjang Pasar Modal, dengan rincian: - 114 STTD Notaris; - 7 STTD untuk Konsultan Hukum - 34 STTD untuk Akuntan; dan - 25 STTD untuk Penilai.

Sehingga sampai dengan akhir bulan Desember 2010, jumlah profesi yang telah terdaftar di Bapepam-LK adalah 674 Konsultan Hukum, 1.345 Notaris, 572 Akuntan, dan 135 Penilai.

b. Untuk lembaga penunjang pasar modal, hingga akhir Desember 2010 terdapat data-data sebagai berikut:

- 20 bank telah memperoleh persetujuan sebagai Bank Kustodian; - 10 perusahaan sebagai BAE; - 14 in-house BAE; - 14 Wali Amanat;

Selama tahun 2010 Bapepam-LK tidak menerbitkan STTD sebagai Wali Amanat.

- 3 Pemeringkat Efek. Selama tahun 2010 telah bertambah 1 (satu) Perusahaan Pemeringkat Efek yaitu PT ICRA Indonesia.

III. AKTIVITAS PENGATURAN INDUSTRI PASAR MODAL & LEMBAGA KEUANGAN

Dalam kurun waktu 4 Januari 2010 hingga 29 Desember 2010, Bapepam-LK telah:

- memproses penerbitan 5 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga keuangan;

Page 15: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 12

- memproses penyempurnaan 2 peraturan Menteri Keuangan di bidang lembaga keuangan dan 1 peraturan Menteri Keuangan di bidang pasar modal;

- menerbitkan 4 peraturan baru di bidang pasar modal dan 1 peraturan baru di bidang lembaga keuangan;

- melakukan penyempurnaan atas 5 peraturan di bidang pasar modal; - menerbitkan 1 surat edaran di bidang pasar modal; - memberikan persetujuan terhadap perubahan 3 peraturan, 2 Anggaran Dasar,

dan 1 kebijakan SRO.

Berikut informasi lengkap mengenai penerbitan, penyempurnaan peraturan dan persetujuan atas perubahan peraturan dan anggaran dasar SRO:

1. Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan

No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010 tanggal 25 Januari 2010

Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Asuransi Dengan Prinsip Syariah

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.10/2010 tanggal 9 Februari 2010

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Lembaga Keuangan Non Bank

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari 2010

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon pengurus Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Calon Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.010/2010 tanggal 16 September 2010

Pemeriksanaan Perusahaan Perasuransian

5. Peraturan Ketua Nomor PER-03/BL/2010 tanggal 28 September 2010

Bentuk, Susunan, Dan Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Dan Laporan Kegiatan Usaha Semesteran Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur

2. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan

No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2010 tanggal 12 Februari 2010

Perubahan KMK Nomor 513/KMK.06/2002 Tentang Persyaratan Pengurus dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Pemberi Kerja dan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Lembaga Keuangan

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 tanggal 1 September 2010

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.010/2009 Tentang Pembinaan dan Pengawasan

Page 16: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 13

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

3. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 153/PMK.010/2010, 1 Oktober 2010.

Kepemilikan Saham Dan Permodalan Perusahaan Efek.

3. Penerbitan Peraturan Baru Bapepam-LK No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

1. Peraturan Nomor VI.C.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-412/BL/2010 tanggal 6 September 2010

Ketentuan Umum dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang

2. Peraturan Nomor IX.D.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-432/BL/2010 tanggal 1 Oktober 2010

Pengeluaran Saham Biasa Dengan Nilai Nominal Berbeda

3. Peraturan Nomor V.G.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-112/BL/2010 tanggal 16 April 2010.

Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual.

4. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep- 541/BL/2010 Tanggal 9 Desember 2010.

Pencabutan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-69/BL/2007 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai Manajer Investasi.

5. PER-02/BL/2010 tanggal 14 September 2010

Dana Pensiun Yang Wajib Memiliki Pengurus dan Pelaksana Tugas Pengurus Dana Pensiun Yang Lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

4. Penyempurnaan Peraturan Bapepam-LK No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

1. Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-26/BL/2010 tanggal 18 Februari 2010.

Perubahan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-479/BL/2009 tentang Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi.

2. Peraturan Nomor XI.B.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-105/BL/2010 tanggal 13 April 2010

Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik

3. Peraturan Nomor V.D.3 Lampiran Pengendalian Internal

Page 17: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 14

Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-548/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010

Perusahaan Efek Yang menjalankan Kegiatan Usaha Sebagai Perantara Pedagang Efek.

4. Peraturan Nomor V.D.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-549/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010

Pengendalian dan Perlindungan Efek Yang Disimpan Oleh Perusahaan Efek.

5. Peraturan Nomor V.D.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-550/BL/2010 tanggal 28 Desember 2010

Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan

5. Penerbitan Surat Edaran No. Nomor Keputusan/ Peraturan Tentang

1. Surat Edaran Nomor: SE-04/BL/2010, 21 Juli 2010.

Penjelasan Atas Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.G.6 Tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual.

6. Persetujuan atas Perubahan Peraturan, Kebijakan dan Anggaran Dasar SRO 1) Peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor VI tentang Kliring dan

Penjaminan Penyelesaian Transaksi Efek EBA dan Peraturan Nomor VII tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk KIK di Bursa Perubahan peraturan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) tersebut dilakukan untuk mengakomodasi surat Bapepam-LK Nomor S-33/BL.06/2009 tanggal 25 Februari 2009 perihal Perubahan Surat Edaran KPEI Menjadi Peraturan yang meminta KPEI untuk menjadikan Surat Edaran KPEI sebagai peraturan KPEI agar memiliki dasar hukum yang lebih kuat dan sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Surat Edaran KPEI tersebut adalah Surat Edaran Nomor: SE-001/DIR/KPEI/0209 tanggal 12 Februari 2009 tentang Pelayanan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Efek Beragun Aset di Bursa dan Surat Edaran Nomor: SE-002/DIR/KPEI/1207 tanggal 17 Desember 2007 perihal Pelaksanaan Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Perdagangan Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif di Bursa. Bapepam-LK memberikan persetujuan atas kedua peraturan tersebut melalui surat No. S-473/BL/2010 tanggal 20 Januari 2010.

2) Perubahan Proses Bisnis Penyelesaian Transaksi Bursa PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Sehubungan dengan rencana KPEI mengimplementasikan sistem Continous Settlement pada proses penyelesaian transaksi bursa, yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses tersebut, KPEI mengajukan perubahan proses bisnis penyelesaian transaksi bursa melalui surat Nomor: KPEI-1176/DIR/1209 tanggal 10 Desember 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Bisnis Proses Penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan

Page 18: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 15

implementasi sistem ini, Anggota Kliring (AK) memperoleh manfaat yaitu kepastian pemenuhan hak terima dana tanpa harus menunggu pembayaran dari AK serah dana apabila AK serah efek tersebut telah menyelesaikan seluruh kewajibannya di T+3 pagi. Bapepam-LK melalui surat nomor: S-1637/BL/2010 tanggal 22 Februari 2010 menyatakan tidak keberatan atas perubahan proses bisnis tersebut mengingat perubahan bisnis proses tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan mendukung pelaksanaan fungsi KPEI sebagai Central Counter Party (CCP).

3) Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.A.3 tentang Direktur Bursa Efek, melalui surat Nomor S-04790/BEI.HKM/09-2009 tanggal 14 September 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia dan terakhir melalui surat nomor S-06808/BEI.HKM/12-2009 tanggal 29 Desember 2009 perihal Permohonan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia, BEI mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam dan LK melalui surat Nomor: S-1457/BL/2010 tanggal 16 Februari 2010 perihal Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bursa Efek Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar BEI tersebut.

4) Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Dalam rangka menyesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor III.C.3 tentang Direktur Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Nomor III.C.8 tentang Komisaris Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), melalui surat Nomor: KSEI-1370/DIR/0709 tanggal 28 Juli 2009 perihal permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan terakhir melalui surat nomor Nomor: KSEI-1719/DIR/1010 tanggal 8 Oktober 2010 perihal permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT KSEI), KSEI mengajukan permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar. Bapepam-LK melalui surat Nomor S-10235/BL/2010 tanggal 10 November 2010 perihal persetujuan perubahan Anggaran Dasar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap perubahan Anggaran Dasar KSEI tersebut.

5) Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES), guna memperkuat dasar hukum pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini ditetapkan dalam Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan permohonan Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas melalui surat nomor: S-05583/BEI.PSH/10-2008 tanggal 28 Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-05366/BEI.PSH/08-2010 tanggal 27 Agustus 2010. Terhadap permohonan tersebut, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan melalui surat Nomor S-11058/BL/2010 tanggal 13 Desember 2010 perihal Persetujuan Perubahan Peraturan BEI Nomor II.A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

6) Persetujuan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa

Page 19: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 16

Dalam rangka harmonisasi peraturan pasca merger BEJ-BES, guna memperkuat dasar hukum pengaturan beberapa ketentuan yang selama ini ditetapkan dalam Surat Edaran atau Surat Keputusan Direksi, dan guna penyesuaian dengan kebutuhan dan dinamika pasar saat ini, BEI mengajukan permohonan Persetujuan atas Draft Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa melalui surat nomor: S-05626/BEI.ANG/10-2008 tanggal 29 Oktober 2008 dan terakhir melalui surat nomor: S-5331/BEI.ANG/08-2010 tanggal 26 Agustus 2010 perihal Permohonan Persetujuan Atas Konsep Final Perubahan Peraturan Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. Atas permohonan tersebut, Bapepam-LK telah memberikan persetujuan melalui surat Nomor S-11059/BL/2010 tanggal 13 Desember 2010 perihal Persetujuan Perubahan Peraturan BEI Nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa.

7. Litigasi dan Kegiatan Pelayanan Hukum Selama tahun 2010, Bapepam-LK menangani perkara-perkara di Pengadilan sebagai berikut: 1) Perkara Nomor: 331/Pdt.G/2008/PN.JKT.PST antara Rudi Wirawan Rusli

sebagai Pembanding melawan Ahmad Fuad Rahmany, cs sebagai Terbanding. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah memberikan putusan yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yaitu menyatakan gugatan Pembanding tidak dapat diterima.

2) Perkara Nomor: 142/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Euro Peregrine Sekurities sebagai Pemohon Kasasi melawan Menteri Keuangan RI Cq Bapepam-LK sebagai Termohon Kasasi. Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia telah memberikan putusan yang menyatakan menolak permohonan kasasi PT EPS.

3) Perkara Nomor: 159/G/2008/PTUN.JKT antara PT. Putra Mandiri Finance sebagai Pemohon Kasasi melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Termohon Kasasi. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

4) Perkara Nomor: 88/G/2008/PTUN.JKT antara Ketua Bapepam-LK sebagai Pemohon Kasasi melawan Soeseno Haryo Saputro sebagai Termohon Kasasi. Terhadap putusan tersebut, Bapepam-LK sedang mempersiapkan pengajuan permohonan Peninjauan Kembali.

5) Perkara Nomor: 794/PDT.G/2007/PN.JKT.SEL antara PT. Bank Global Internasional sebagai Pemohon Kasasi melawan Maria Susianti dan Uung sebagai Termohon Kasasi, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI Cq Direktur Perbankan dan Usaha Jasa Pembiayaan sebagai Turut Termohon Kasasi I, Gubernur Bank Indonesia sebagai Turut Termohon Kasasi II dan Bapepam-LK sebagai Turut Termohon Kasasi III. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung Republik Indonesia.

6) Perkara Nomor: 1356/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Para Nasabah PT Sarijaya Permana Sekuritas (PT SPS) sebagai Para Penggugat melawan PT Sarijaya Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI sebagai Tergugat II, Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat I, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat II. Para Penggugat mengajukan Banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

7) Perkara Nomor: 1604/PDT.G/2009/PN.JKT.SEL antara Nasabah PT SPS atas nama Rudy Setiawan, dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT SPS sebagai Tergugat I, Pemerintah RI Cq Menteri Keuangan RI sebagai Tergugat II,

Page 20: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 17

Bapepam-LK sebagai Tergugat III, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat I, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai Turut Tergugat II. Perkara tersebut masih dalam proses banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

8) Perkara Nomor: 192/PTUN.G/2009/PTUN-JKT antara PT CSM Corporatama sebagai Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara tersebut masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta.

9) Perkara Nomor: 182/Pdt.G/2010/PN.JKT Sel. antara Nasabah PT SPS atas nama Rudi Setiawan dkk. sebagai Para Penggugat melawan PT Sarijaya Permana Sekuritas sebagai Tergugat I, Yusuf Rusli sebagai Tergugat II, Zulpiyan Alamsyah sebagai Tergugat III, Teguh Jaya sebagai Tergugat IV, Herman Ramli sebagai Tergugat V, dan Bapepam-LK sebagai Turut Tergugat. Perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

10) Perkara Nomor: 135/Pdt.G/2010/PN.Jak.Sel antara Sdr. R.H Wuryanto Sutaryo melawan PT Semen Nusantara Cq PT Semen Holcim Tbk selaku Tergugat, Bapepam-LK selaku Turut Tergugat I, PT Bursa Efek Indonesia selaku Turut Tergugat II, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal selaku Turut Tergugat III. Perkara tersebut telah mendapatkan putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak diterima.

11) Perkara Nomor: 115/ G/2010/PTUN.JKT antara Rudi Wirawan Rusli sebagai Penggugat melawan Ketua Bapepam-LK sebagai Tergugat. Perkara tersebut sedang dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.

Bantuan Keterangan Ahli Atau Saksi

Selain menangani perkara-perkara baik perdata maupun tata usaha negara, Bapepam-LK juga melakukan kegiatan pelayanan hukum yaitu menjadi ahli atau saksi dari kasus-kasus perdata maupun pidana yang diproses baik di kepolisian, kejaksaan maupun di pengadilan. Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK melakukan kegiatan pelayanan hukum menjadi ahli/saksi dengan rincian sebagai berikut: 1) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT

Optima Kharya Capital Management, di Kepolisian Daerah Jawa Barat pada tanggal 12 Januari 2010.

2) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tanggal 12 Januari 2010.

3) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 14 Januari 2010.

4) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 9 Februari 2010.

5) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Investindo Sekuritas cabang Semarang, pada tanggal 17 Maret 2010.

6) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Management, di Badan Reserse Kriminal Polri pada tanggal 17 Maret 2010.

Page 21: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 18

7) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 5 April 2010.

8) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 22 April 2010.

9) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT DBS Vickers Indonesia Securities, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tanggal 17 Mei 2010.

10) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan PT Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 22 Juni 2010.

11) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), pada tanggal 24 Juni 2010.

12) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara Dana Pensiun PT Dirgantara Indonesia (IPTN), di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat pada tanggal 6 Juli 2010.

13) memberikan keterangan Saksi dalam perkara pidana asuransi terkait dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Maret 2010.

14) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan PT Banten Java Persada, Pengalihan Aset Eks Golden Key di Kejaksaan Agung pada tanggal 1 Februari 2010.

15) memberikan keterangan sebagai Saksi dalam perkara pidana terkait dengan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 7 Mei 2010.

16) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara perdata terkait dengan sengketa antara nasabah dengan PT Danareksa, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 26 Agustus 2010.

17) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Mandiri Sekuritas, di Polda Metro Jaya pada tanggal 24 September 2010.

18) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 22 Oktober 2010.

19) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Optima Kharya Capital Management dan PT Optima Kharya Capital Securities, di Kejaksaan Agung pada tanggal 4 November 2010.

20) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Asjaya Indosurya Securities, di Polda Metro Jaya pada tanggal 10 Nopember 2010.

21) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan PT Baliconsultant Insurance, di Polda Bali pada tanggal 22 Nopember 2010.

22) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana asuransi terkait dengan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), di Pengadilan Negeri Tangerang pada tanggal 29 Nopember 2010.

23) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Kembang 88 Multifinance, di Polresta Barelang pada tanggal 8 Desember 2010.

Page 22: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 19

24) memberikan keterangan sebagai Ahli dalam perkara pidana terkait dengan PT Investindo Nusantara Sekuritas, di Polrestabes Semarang pada tanggal 14 Desember 2010.

IV. AKTIVITAS PENGAWASAN

1. Pengawasan terhadap Emiten / Perusahaan Publik. Sepanjang tahun 2010, terdapat 123 aksi korporasi yang dilakukan Emiten/ Perusahaan Publik dengan rincian: a. 2 Penggabungan Usaha (merger). b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer). c. 12 emiten melakukan Transaksi Material. d. 2 emiten melakukan Perubahan Nama. e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. f. 53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur

Benturan Kepentingan. g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD. h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang

mengandung unsur Benturan Kepentingan. i. 8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham. j. 5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi. k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi.

Berikut informasi lengkap atas aksi korporasi Emiten dan Perusahaan Publik: a. 2 Penggabungan Usaha (Merger).

- PT Tri Polyta Tbk. merger dengan PT Chandra Asri. - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. merger dengan PT Multiphala Agrinusa dan

PT Bintang Terang Gemilang. b. 10 Penawaran Tender (Tender Offer), yaitu:

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. PT Mutiara Timur Pratama 6. PT Teijin Indonesia Fiber Tbk. 2. PT Meadow Indonesia 7. PT Allbond Makmur Usaha Tbk. 3. PT Ramba Energy Indonesia Limited 8. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 4. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 9. PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. 5. PT Kageo Igar Jaya Tbk. 10. PT Titan Kimia Nusantara Tbk.

c. 12 emiten melakukan Transaksi Material, dengan rincian:

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. PT Allbond Makmur Usaha Tbk. 7. PT Intiland Development Tbk. 2. PT Eterindo Wahanatama Tbk. 8. PT Petrosea Tbk. 3. PT Bumi Resources Tbk. 9. PT Sona Topas Toursm Industry

Tbk. 4. PT Indal Aluminium Industry Tbk. 10. PT Nusantara Infrastruktur Tbk. 5. PT Matahari Department Store Tbk. 11. PT Bank Mayapada Tbk. 6. PT Matahari Putra Prima Tbk. 12. PT Dharmindo Adhiduta Tbk.

d. 2 emiten melakukan perubahan nama, yakni:

Page 23: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 20

No. Nama Semula Nama Baru 1. PT Teijin Indonesia Fiber Tbk. PT Tifico Fiber Indonesia Tbk. 2. PT Kageo Igar Jaya Tbk. PT Champion Pacific Indonesia Tbk.

e. 6 emiten melakukan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, yaitu:

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. PT Barito Pasific Tbk. 4. PT Akasha Wira International Tbk. 2. PT Eterindo Wahanatama Tbk. 5. PT Indomobil Sukses Internasional

Tbk. 3. PT Cita Mineral Investindo Tbk. 6. PT Modern Internasional Tbk.

f. 53 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, yaitu:

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. PT Indonesia Prima Property Tbk. 28. PT Dynaplast Tbk. 2. PT Petrosea Tbk. 29. PT AKR Corporindo Tbk. 3. PT Indoexchange Tbk. 30. PT Central Proteinaprima Tbk. 4. PT Catur Sentosa Adiprna Tbk. 31. PT SMART Tbk. 5. PT Central Omega Resources Tbk. 32. PT Bayan Resources Tbk. 6. PT Bank Negara Indonesia (Pesero)

Tbk. 33. PT Barito Pacific Tbk.

7. PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.

34. PT HM Sampoerna Tbk.

8. PT Bank Permata Tbk. 35. PT Kimia Farma Tbk. 9. PT Bank OCBC NISP Tbk. 36. PT Indofarma Tbk. 10. PT Centrin Online Tbk. 37. PT Charoen Pokphand Indonesia

Tbk. 11. PT Jasa Marga Tbk. 38. PT BISI International Tbk. 12. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. 39. PT Astra Otoparts Tbk. 13. PT Sona Topas Tourism Industry

Tbk. 40. PT Sekar Bumi Tbk.

14. PT Matahari Department Store Tbk. 41. PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

15. PT Matahari Putra Prima Tbk. 42. PT Citra Tubindo Tbk. 16. PT Intiland Development Tbk. 43. PT Sucaco Tbk. 17. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. 44. PT Dharmindo Adhiduta Tbk. 18. PT First Media Tbk. 45. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. 19. PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk. 46. PT Keramika Indonesia Assosiasi

Tbk. 20. PT Bank Eksekutif Internasional Tbk. 47. PT Resources Alam Indonesia Tbk. 21. PT Star Pacific Tbk. 48. PT Indal Aluminium Industry Tbk. 22. PT Bumi Serpong Damai Tbk. 49. PT Bakrie Sumatera Plantations

Tbk. 23. PT Bank Himpunan Saudara 1906

Tbk. 50. PT Berlina Tbk

24. PT Bank Central Asia Tbk. 51. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 25. PT Sara Lee Body care Indonesia 52. PT Ciputra Surya Tbk.

Page 24: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 21

Tbk. 26. PT Bank Mayapada Tbk. 53. PT.Mandom Indonesia Tbk. 27. PT Nusantara Infrastruktur Tbk.

g. 11 emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yakni:

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. PT Indonesia Air Transport Tbk. 7. PT Tunas Baru Lampung Tbk. 2. PT Metrodata Electronik Tbk. 8. PT Bumi Resources Tbk. 3. PT Agis Tbk. 9. PT ATPK Reosurces Tbk. 4. PT Inter Delta Tbk. 10. PT Bukaka Teknik Utama Tbk. 5. PT Mobile 8 Telecom Tbk. 11. PT Indomobil Sukses Internasional

Tbk. 6. PT Teijin Indonesia Fiber Tbk.

h. 12 emiten melakukan Transaksi Material sekaligus Transaksi Afiliasi yang mengandung unsur Benturan Kepentingan.

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. PT Matahari Departement Store Tbk 7. PT Bank Mayapada Tbk 2. PT Matahari Putra Prima Tbk 8. PT Dharmindo Adhiduta Tbk 3. PT Intiland Development Tbk 9. PT Cipendawa Tbk 4. PT Petrosea Tbk 10. PT Pelat Timah Nusantara Tbk. 5. PT Sona Topas Toursm Industry Tbk. 11. PT Indomobil Sukses Internasional

Tbk. 6. PT Nusantara Infrastruktur Tbk. 12. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

i. 8 emiten melakukan Pembelian Kembali Saham, yakni:

No. Nama Perusahaan Keterangan

1. PT Jaya Real Property Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 2. PT Global Mediacom Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 3. PT Kalbe Farma Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 4. PT Argha Karya Prima Industry Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 5. PT Kageo Igar Jaya Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 6. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.2 7. PT Media Nusantara Citra Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.3 8. PT Global Mediacom Tbk. Melalui prosedur Peraturan XI.B.3

j. 5 emiten melakukan Pembelian Kembali Obligasi

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan

1. PT BNI Securities 4. PT Lautan Luas Tbk. 2. PT Bhakti Finance 5. PT Aetra Air Jakarta 3. PT Mobile 8 Telecom Tbk.

k. 2 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi, yakni PT Suryamas Duta Makmur Tbk. dan PT Holcim Indonesia Tbk.

Page 25: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 22

2. Uji Kepatuhan Perusahaan Efek dan Lembaga Efek Uji kepatuhan lembaga efek dilakukan melalui pemeriksaan rutin kepada para pelaku pasar modal khususnya Lembaga Efek. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tugas dan fungsi Bapepam-LK dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pasar modal. Pemeriksaan rutin bertujuan untuk memastikan kepatuhan Lembaga Efek terhadap peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku. Selama periode Januari hingga Desember 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap: - 34 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 14 Kantor Pusat PE Anggota Bursa, 15

Kantor Cabang PE Anggota Bursa, 4 PE Non Anggota Bursa dan 1 Kantor Cabang PE Non Anggota Bursa.

- 1 SRO, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Dalam melakukan uji kepatuhan PE, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi PE, pengendalian dan pengawasan internal, penyelenggaraan pembukuan, perlindungan aset-aset nasabah, Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) khususnya dalam hal kesesuaian dalam perhitungan dan penyajiannya. Sedangkan dalam pemeriksaan rutin SRO, pemeriksaan dilakukan terhadap antara lain organisasi, operasional, pelaporan dan pemeliharaan dokumen. Dari hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap 34 PE, 2 PE dikenakan sanksi penghentian sementara (suspensi) kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek, 12 PE diberikan teguran tertulis dan 20 PE masih dalam proses penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Disamping itu, pada periode yang sama, Bapepam-LK telah melakukan monitoring terhadap : - 14 Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 10 Kantor Pusat PE Anggota Bursa

dan 4 Kantor Cabang PE Anggota Bursa. - 10 Biro Administrasi Efek (BAE). - 10 Bank Kustodian (BK). Monitoring dilakukan guna memastikan bahwa perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan sebelumnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berkesinambungan hingga saat ini.

3. Pengawasan Perdagangan Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bapepam-LK secara rutin melakukan tugas pengawasan terhadap kegiatan pasar modal berupa pemantauan transaksi perdagangan saham harian terhadap 421 emiten dan 39 waran, serta perdagangan obligasi meliputi obligasi perusahaan (corporate bonds) sebanyak 287 seri dan Surat Berharga Negara sebanyak 95 seri disamping juga melakukan pengawasan terhadap perdagangan Kontrak Opsi Saham (KOS) dan Exchange Trade Funds (ETF). Selanjutnya Bapepam-LK juga telah melakukan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap dugaan transaksi tidak wajar. Penelaahan dan pemeriksaan teknis dilakukan guna memperoleh petunjuk awal yang memadai sehingga dapat dilanjutkan pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menyelesaikan penelaahan dan pemeriksaan teknis terhadap indikasi perdagangan tidak wajar atas sejumlah kasus dengan rincian:

Page 26: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 23

- 16 kasus dugaan pelanggaran pasal 91 dan 92 tentang perdagangan semu dan manipulasi pasar, dan

- 2 kasus dugaan Penggunaan Informasi Orang Dalam Dari keselurahan kasus tersebut, 10 memiliki petunjuk awal yang kuat untuk ditindaklanjuti menjadi pemeriksaan oleh Biro Pemeriksaan dan Penyidikan, sementara 4 kasus lainnya tidak ditemukan petunjuk lebih awal untuk diteruskan ke Biro Pemeriksaan dan Penyidikan. Adapaun saat ini, Bapepam-LK sedang melakukan penelaahan terhadap 4 kasus dugaan perdagangan tidak wajar.

4. Pengawasan Terhadap Manajer Investasi Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah mencabut 8 izin usaha Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi karena tidak memenuhi ketentuan sebagai Manajer Investasi, yaitu: a. PT. Brahma Capital; b. PT. Danpac Asset Management; c. PT. Eurocapital Peregrine Securities; d. PT. TDM Aset Manajemen; e. PT. AmCapital Indonesia; f. PT. Synergy Asset Management; g. PT. Masindo Artha Securities; h. PT. Majapahit Securities Tbk. (d/h PT. Asia Kapitalindo Securities, Tbk.).

5. Pengawasan terhadap Reksa Dana dan Agen Penjual Efek Reksa Dana Pada tahun 2010, Bapepam-LK melakukan pemeriksaan terhadap 28 Manajer Investasi. Dari 28 Manajer Investasi yang dilakukan pemeriksaan kepatuhan, 6 Manajer Investasi diberikan sanksi pembatasan kegiatan usaha dan 3 Manajer Investasi dilimpahkan kepada Biro Pemeriksaan dan Penyidikan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena diduga melakukan tindakan pelanggaran atas ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) oleh Manajer Investasi. Pemeriksaan kepatuhan terhadap APERD pada tahun 2010 dilakukan terhadap 21 APERD pada 3 kantor pusat dan 81 kantor cabang APERD yang berada di 18 kota yaitu Jakarta, Palu, Balikpapan, Semarang, Solo, Denpasar, Surabaya, Makasar, Bandung, Palembang, Yogyakarta, Jambi, Manado, Lampung, Malang, Batam, Pekanbaru, dan Banjarmasin. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan dipenuhinya Peraturan Bapepam-LK serta memastikan kecukupan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh APERD baik di kantor pusat maupun di kantor cabang. Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan, terdapat 2 APERD yang diberikan sanksi pembekuan kegiatan usaha, penutupan 1 kantor cabang sebagai penjual Reksa Dana, dan pemberian sanksi pembinaan. Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap 206 Reksa Dana termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan Reksa Dana Terproteksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap Reksa Dana, beberapa Manajer Investasi selaku pengelola Reksa Dana diberikan sanksi pembinaan berupa perintah untuk melakukan tindakan tertentu dalam rangka perbaikan pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemeriksaan kepatuhan terhadap Bank Kustodian selaku Bank Kustodian Reksa Dana dilakukan terhadap 1 Bank Kustodian. Selain itu Bapepam-LK juga melakukan pemeriksaan terhadap 2 Efek Beragun Aset (EBA) yang dilakukan terhadap pihak-pihak seperti Manajer Investasi selaku pengelola EBA, Bank Kustodian selaku

Page 27: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 24

administrator, dan servicer selaku pemberi jasa penagihan di 4 kantor cabang servicer. Dalam pemeriksaan EBA ditemukan beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan secara administrasi oleh Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan juga Servicer.

V. PENEGAKAN HUKUM

1. Pemeriksaan dan Penyidikan Sampai dengan diterbitkannya siaran pers ini, Bapepam-LK telah melakukan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal atas 129 kasus dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan melakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 Undang-undang Pasar Modal terhadap 12 kasus dugaan tindak pidana di bidang Pasar Modal. Kasus-kasus dugaan pelanggaran Pasar Modal yang ditangani Bapepam-LK adalah kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik, perdagangan Efek, dan pengelolaan investasi. Kasus-kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik antara lain dugaan pelanggaran atas ketentuan Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan, Transaksi Material, Keterbukaan Pemegang Saham Tertentu, Informasi atau Fakta Material Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, Penyajian Laporan Keuangan, Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan perdagangan Efek antara lain dugaan pelanggaran manipulasi pasar, perdagangan semu, dan perdagangan orang dalam. Kasus-kasus yang berkaitan dengan pengelolaan investasi antara lain pelanggaran perilaku oleh Manajer Investasi. Dari 129 kasus Pemeriksaan, 73 kasus telah selesai diproses dan sisanya masih dalam proses pengenaan sanksi maupun dalam proses pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya, dari 73 kasus yang telah selesai diproses tersebut, 33 kasus telah dikenakan sanksi oleh Bapepam-LK dalam bentuk sanksi administratif dan atau perintah untuk melakukan tindakan tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. Dalam rangka penegakan hukum, Bapepam-LK telah dan akan terus bekerjasama dengan aparat penegak hukum lainnya antara lain Kejaksaan Agung dan Kepolisian demi terciptanya kepastian hukum di bidang Pasar Modal.

2. Pengenaan Sanksi Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan upaya penegakan hukum, termasuk didalamnya menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi yang ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada institusi maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda, serta peringatan tertulis. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, Bapepam-LK selalu melakukan paparan publik (melalui press release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya terhadap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Adapun secara ringkas penetapan sanksi yang dilakukan sepanjang tahun 2010 adalah sebagai berikut: a. Sanksi Denda, dengan nilai total sebesar Rp. 12.849.500.000,00 dijatuhkan

kepada 420 Pihak: - 207 Emiten/PP dengan total denda sebesar Rp. 11.504.700.000,00. - 65 Manajer Investasi dengan total denda sebesar Rp. 414.500.000,00

Page 28: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 25

- 64 Perusahaan Efek dengan total denda sebesar Rp. 565.900.000,00 - 2 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara

Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp. 200.000,00 - 16 Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi

Efek dengan total denda sebesar Rp. 27.800.000,00 - 1 Perusahaan Pemeringkat Efek dengan total denda sebesar Rp. 1.800.000,00 - 1 Penerbit Efek Syariah dengan total denda sebesar Rp. 3.100.000,00 - 3 Bank Kustodian dengan total denda sebesar Rp. 6.700.000,00 - 5 Biro Administrasi Efek dengan total denda sebesar Rp. 25.100.000,00 - 1 Wakil Perantara Pedagang Efek dengan total denda sebesar Rp.

50.000.000,00 - 31 Akuntan Publik dengan total denda sebesar Rp. 119.900.000,00 - 24 Perusahaan Penilai dengan total denda sebesar Rp. 129.800.000,00

b. Pencabutan Izin Usaha dan Pencabutan Ijin Orang Perseorangan diberikan kepada 25 Pihak: - 2 Manajer Investasi - 1 Perantara Pedagang Efek - 1 Penjamin Emisi Efek - 13 Wakil Manajer Investasi - 4 Wakil Perantara Pedagang Efek - 4 Wakil Penjamin Emisi Efek

c. Pembekuan Izin Orang Perseorangan kepada 3 Pihak: - 1 Wakil Manajer Investasi - 2 Wakil Perantara Pedagang Efek

d. Peringatan Tertulis kepada 62 Pihak: - 11 Perusahaan Efek - 1 Direktur Manajer Investasi - 2 Wakil Perusahaan Efek - 47 Emiten dan Perusahaan Publik - 1 Akuntan Publik

e. Larangan melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal kepada 2 Pihak: - 1 Komisaris Utama MI - 1 Waki Perusahaan Efek

f. Perintah untuk membubarkan Reksa Dana yang dikelolannya,kepada 1 Pihak: - 1 Manajer Investasi.

g. Perintah untuk menyelesaikan permasalahan dengan nasabah KPD, kepada 1 Pihak: - 1 Manajer Investasi

h. Larangan menjadi Direktur dan/atau Komisaris pada Perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal, kepada 1 Pihak - 1 Orang

i. Larangan untuk melakukan tindakan pengendalian Perusahaan Efek, kepada 1 Pihak: - 1 Pemegang Saham,

3. Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi Dengan mempertimbangkan reaksi positif dari masyarakat dan mengingat keberadaan Satuan Tugas Penanganan Dugaan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana

Page 29: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 26

Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (“Satgas Waspada Investasi”) masih dibutuhkan pada tahun 2010 untuk menyelesaikan dan melanjutkan program-program yang telah ditetapkan, Satgas Waspada Investasi diperpanjang masa kerjanya berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-328/BL/2010 tanggal 21 Juli 2010. Saat ini keanggotaan Satgas Waspada Investasi terdiri dari perwakilan pejabat/pegawai pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) – Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri - Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) – Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Satgas Waspada Investasi memiliki 2 program kerja yaitu Program Pencegahan dan Program Penanganan. Program Pencegahan dilakukan melalui sosialisasi yang berupa Public Expose, penayangan iklan layanan masyarakat, penyebaran brosur dan poster, serta menyelenggarakan seminar/workshop di kota besar mengenai tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi. Tujuan pokok dari kegiatan pencegahan adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk penghimpunan dana dan pengelolaan investasi, baik yang legal maupun yang ilegal. Dengan demikian diharapkan akan timbul sikap kritis dan waspada pada masyarakat terhadap berbagai bentuk penawaran investasi. Penanganan atas kasus yang dilaporkan masyarakat diwujudkan dalam bentuk pertemuan antar instansi anggota Satgas Waspada Investasi untuk membahas kasus-kasus yang masuk, tindakan pemeriksaan atau penyidikan kasus, serta pemeriksaa/investigasi bersama atas suatu dugaan pelanggaran. Selama tahun 2010, sampai dengan akhir tahun Satgas Waspada Investasi telah melaksanakan 4 kali seminar/sosialisasi Waspada Investasi di 4 kota besar di Indonesia. Untuk lebih menyebarluaskan keberadaan Satgas Waspada Investasi dan program-programnya, sosialisasi juga dilaksanakan melalui talkshow Radio, penayangan iklan layanan masyarakat terkait Waspada Investasi di media cetak dan elektronik, serta 5 kali pameran/sosialisasi waspada investasi di pusat perbelanjaan. Dalam bidang penanganan kasus, selama tahun 2010 Satgas Waspada Investasi telah menangani 30 pengaduan masyarakat yang masuk.

VI. KAJIAN DAN SOSIALISASI KEBIJAKAN STRATEGIS

1. Studi tentang Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur On-line Trading di Pasar Modal Indonesia Perkembangan teknologi informasi dan tuntutan pelayanan cepat dan efisien merupakan bagian tantangan yang mesti dihadapi pelaku Pasar Modal. Perdagangan Efek melalui jaringan internet atau media lain yang memungkinkan investor menyampaikan order secara langsung kepada intermediari (disebut online trading) merupakan salah satu cara menjawab tantangan tersebut. Praktik online trading merupakan sesuatu yang lazim yang dilaksanakan di luar negeri, dan mendapat perhatian dan dukungan dari IOSCO melalui beberapa rekomendasi yang diterbitkannya sejak tahun 1998. Dalam menghadapi ketatnya persaingan on-line trading lintas negara maka menuntut kesiapan pelaku dan regulator. Hal ini akan diikuti dengan upaya penyiapan infrastruktur yang dibutuhkan pelaku dalam penerapan online trading. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan referensi dan

Page 30: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 27

acuan yang komprehensif terkait penerapan online trading di Indonesia berupa kesiapan pelaku, praktik yang umum dilakukan, rekomendasi lembaga internasional, praktik dan pengaturan di luar negeri, hambatan yang dihadapi, dan kebutuhan infrastruktur sistem dan regulasi.

2. Studi Tentang Kajian Inisiatif Integrasi Pasar Sekunder Asean Integrasi Pasar Sekunder Asean melalui ACE (Asean Common Exchange) Linkage merupakan strategi kerangka aliansi Bursa Efek di negara-negara anggota ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Phillipina, dan Vietnam) untuk menyediakan gateway yang memungkinkan Perusahaan Efek anggota Bursa Efek dari negara ASEAN dapat melakukan akses ke Bursa Efek domestik melalui pengembangan sistem order routing. Kajian yang mendalam perlu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri dalam rangka mewujudkan kerjasama bursa efek regional yang lebih baik bagi pengembangan pasar modal domestik di masa depan. Studi ini dimaksudkan untuk menganalisa manfaat dan biaya serta kesiapan inisitif ACE bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Pada akhirnya pasar modal Indonesia diharapkan dapat menghadapi persaingan regional dan global serta memiliki peran yang sangat diperhitungkan baik secara regional maupun global.

3. Studi tentang Pola Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Beberapa kasus yang terjadi dan juga perbedaan penafsiran atas beberapa ketentuan terkait dengan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa merupakan tantangan dan permasalahan yang berpotensi memberikan ketidakpastian hukum di Pasar Modal Indonesia. Tim reviu SRO yang terdiri dari Bapepam-LK dan SRO pada laporannya di tahun 2007 telah mengidentifikasikan kelemahan yang terjadi dalam proses penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa terutama dalam proses penanganan transaksi gagal bayar yang dilakukan oleh KPEI. Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji ulang peraturan terkait dengan praktik penjaminan Transaksi Bursa yaitu Peraturan Bapepam-LK Nomor: III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan Peraturan Nomor: III.B.7 tentang Dana Jaminan jika dibandingkan dengan praktik penjaminan saat ini dan untuk mendapatkan referensi yang komprehensif terkait pola penjaminan dan penanganan kegagalan penyelesaian Transaksi Bursa berupa rekomendasi lembaga internasional dan praktik di luar negeri. Hasil studi ini akan dijadikan sebagai salah satu acuan dan referensi dalam melakukan perubahan kedua peraturan Bapepam-LK di atas.

4. Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder Surat Berharga Negara (SBN) Dalam melakukan pengembangan pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN) Bapepam-LK perlu melakukan koordinasi dan pembahasan penyusunan kebijakan dengan semua pihak terkait khususnya BEI sehingga pengembangan pasar SBN dapat dilaksanakan secara komprehensif dan terkoordinasi. Koordinasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengaturan dan pengawasan perdagangan SBN. Pada tahun 2010, koordinasi pengembangan pasar SBN difokuskan pada upaya untuk mencapai efektifitas pengaturan dan pengawasan perdagangan SBN berupa pengembangan sistem pelaporan, perdagangan/kuotasi SBN melalui Centralized Trading Platform (CTP), pemantauan efektifitas implementasi peraturan X.M.3, dan pembahasan Global Master Repo Agreement (GMRA). Hasil koordinasi dan pembahasan dituangkan dalam satu bentuk Laporan Hasil Koordinasi Pengembangan Pasar Sekunder SBN yang disusun oleh Tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK.

Page 31: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 28

5. Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Dalam rangka menindaklanjuti hasil review terhadap SRO yang dilakukan Bapepam-LK tahun 2007, dan dalam rangka meningkatkan efektifitas pengawasan Bapepam-LK dan SROs sejak tahun 2009 telah dicanangkan pengembangan infrastruktur Pasar Modal dari segala dimensi yang terkait dengan pasar sekunder. Pengembangan dilaksanakan oleh satu Tim dibawah koordinasi Bapepam-LK yaitu Tim Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal. Terdapat 3 kegiatan utama dan 9 proyek penunjang dalam rangka pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Proyek utama terdiri dari pengembangan Identitas Tunggal Pemodal (Single Investor Identity/SID), pengembangan Straight Through Processing (STP), dan pengembangan Data dan Informasi Warehouse. Sedangkan proyek penunjang merupakan kegiatan yang langsung terkait dan menjadi prasyarat suksesnya kegiatan utama di atas antara lain pelaporan Delivery Free of Payment (DFoP), kajian partisipasi kliring dan penjaminan dengan skema baru, pembentukan dana perlindungan pemodal, pelaporan MKBD dan penyusunan Pedoman Akuntasi Perusahaan Efek (PAPE). Pada tahun 2010 terdapat beberapa kegiatan penunjang yang sudah diimplementasikan antara lain analisis dormant account, pemberian fasilitas intraday dalam penyelesaian Transaksi Bursa oleh KPEI, dan pengembangan investor Area (AKSes). Disamping itu terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2010 namun berkelanjutan pada tahun 2011. Kegiatan pengembangan ini akan terus berlangsung sampai dengan tahun 2012.

6. Studi tentang Biaya dan Komisi Reksa Dana Dalam menjalankan aktivitasnya mengelola portofolio investasi para Pemegang Unit Penyertaan, Manajer Investasi memerlukan berbagai biaya operasional serta mengenakan biaya dan komisi tertentu kepada pemodal. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai praktik pengungkapan dan pengenaan biaya dan komisi Reksa Dana di pasar modal Indonesia yang ada saat ini. Selain itu, studi ini menghimpun pandangan pemodal Reksa Dana dan Manajer Investasi mengenai biaya dan komisi Reksa Dana. Regulasi yang dikeluarkan oleh negara-negara lain juga dibahas untuk dapat dibandingkan dengan praktik yang berlaku di Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan peraturan yang ada saat ini dalam rangka memperkuat industri Reksa Dana serta memastikan perlindungan terhadap pemodal Reksa Dana di pasar modal Indonesia.

7. Studi tentang Biaya Pemenuhan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Indonesia Pemodal wajib dilindungi dari kecurangan dan tindak pidana pasar modal serta mendapat jaminan atas penyampaian informasi material dan tepat waktu. Salah satu upaya perlindungan adalah melalui kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan. Khusus untuk Emiten dan Perusahaan Publik, kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan tersebut akan berlangsung selama perusahaan tersebut menggunakan dana masyarakat baik itu melalui penjualan bersifat ekuitas maupun utang. Kewajiban pemenuhan prinsip keterbukaan tersebut tentunya akan menimbulkan beban biaya bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Idealnya beban biaya yang harus ditanggung ini harus dipertimbangkan secara matang oleh Emiten dan Perusahaan Publik sebelum perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum dan juga menjadi pertimbangan bagi regulator sebelum mengeluarkan suatu peraturan sehingga ada keseimbangan antara manfaat yang diperoleh bagi dan biaya yang harus ditanggung oleh industri secara keselurahan. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi keterbukaan informasi apa saja

Page 32: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 29

yang harus ditanggung oleh Emiten dan Perusahaan Publik serta menghitung besarnya biaya yang harus ditanggung dalam rangka pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi tersebut.

8. Studi tentang Peran Regulator dan Pihak Terkait dalam Mendorong Perusahaan Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia Studi ini bertujuan untuk menyusun database perusahaan yang berpotensi melakukan IPO serta menetapkan skema sosialisasi bagi perusahaan yang berpotensi IPO. Dalam studi ini, selain studi kepustakaan, juga dilakukan studi lapangan dengan melakukan wawancara dan diskusi intensif dengan narasumber dan beberapa pihak terkait serta melakukan penyebaran kuesioner. Adapun responden penelitian ini adalah Perseroan Terbatas (PT) yang belum melakukan Initial Public Offering (IPO) atau belum masuk pasar modal Indonesia. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Bapepam-LK dalam membuat kebijakan pengembangan pasar modal Indonesia.

9. Studi tentang Potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai Alternatif Investasi Studi ini bertujuan untuk memetakan karakteristik Modal Ventura Indonesia sebagai sumber pembiayaan ekonomi dan melakukan kajian terhadap aspek potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai alternatif tujuan investasi dalam Lembaga Keuangan Indonesia. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi aspek-aspek pendukung yang mempengaruhi keputusan investasi guna pengembangan Perusahaan Modal Ventura baik dari sisi internal maupun sisi eksternal.

10. Studi tentang Potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai Penyelenggara Dana Pensiun Lembaga Keuangan Studi ini dilakukan untuk mengetahui potensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk bertindak sebagai pendiri Dana Pensiun, khususnya Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Selanjutnya, studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat BPD untuk menggunakan pengalaman mereka sebagai pengelola Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan keahlian mereka dalam mengelola keuangan. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mengembangkan industri Dana Pensiun di Indonesia.

11. Kajian Standar Akuntansi Internasional Program Konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi program nasional, dan ditargetkan bahwa program tersebut akan tercapai pada tahun 2012. Sebagai regulator di bidang Pasar Modal dan industri keuangan non bank, Bapepam-LK secara aktif turut mendukung upaya pencapaian target tersebut baik secara langsung dan tidak langsung. Salah satu hal yang dilakukan Bapepam-LK adalah melakukan kajian terhadap standar akuntansi internasional yang dijadikan dasar dalam menyusun PSAK revisi, yaitu International Accounting Standards (IAS) dan IFRS. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya Bapepam-LK juga telah melakukan kajian serupa, dan hasilnya menjadi kontribusi dalam merevisi PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 22 tentang Kombinasi Bisnis dan PSAK 53 tentang Pembayaran Berbasis Saham. Untuk tahun 2010 ini Bapepam-LK melakukan kajian terhadap IAS 33 tentang Earning per Share. Hasil kajian dimaksud nantinya diharapkan dapat digunakan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia sebagai bahan untuk merevisi PSAK 56 tentang Laba Per Saham. Selanjutnya, hasil PSAK 56 revisi tersebut

Page 33: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 30

akan dijadikan acuan dalam merevisi peraturan Bapepam-LK terkait, antara lain Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

12. Penyusunan Buletin Akuntansi Staf (BAS) BAS merupakan interpretasi dan praktik terhadap suatu ketentuan di bidang akuntansi dan auditing yang dilaksanakan oleh staf di biro teknis dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan tugasnya. Pada tahun 2010 dilakukan penyusunan 2 BAS yaitu BAS 12 dan BAS 13. BAS 12 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi oleh Emiten atas transaksi akuisisi suatu entitas yang merupakan entitas sepengendali dari pembeli siaga dalam penawaran umum terbatas yang dilakukan oleh Emiten tersebut. Sedangkan BAS 13 menyajikan pandangan staf mengenai perlakuan akuntansi atas menara telekomunikasi, apakah diperlakukan sebagai aset tetap atau properti investasi.

13. Sosialisasi Konvergensi PSAK ke IFRS Dalam rangka mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS, salah satu hal yang penting dilakukan adalah sosialisasi dari standar akuntansi yang telah berbasis IFRS kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah memberikan kesadaran dan pemahaman kepada peserta bahwa terdapat perubahan atas sejumlah standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2011. Sampai dengan akhir tahun 2010 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah menerbitkan 16 PSAK dan 7 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2010 serta beberapa standar akuntansi lainnya yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2012. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan SRO dan asosiasi industri. Adapun peserta yang menjadi target dari sosialisasi ini adalah perusahaan yang berada dalam ruang lingkup pengawasan Bapepam-LK, yang meliputi Emiten, Perusahaan Publik, Perusahaan Efek, Manajer Investasi, Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian dan Dana Pensiun. Di samping itu sosialisasi juga diberikan kepada pegawai Bapepam-LK dan SRO sebagai regulator yang mengawasi kepatuhan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Selama bulan Juli sampai dengan November 2010 telah dilaksanakan sebanyak 9 kali sosialisasi yaitu untuk Perusahaan Efek, Manajer Investasi dan Bank Kustodian, pegawai Bapepam-LK serta SRO, Emiten dan Perusahaan Publik, Perusahaan Pembiayaan dan Penjaminan, Perusahaan Perasuransian, dan Dana Pensiun. Program ini direncanakan akan berkelanjutan di tahun 2011, dengan materi sosialisasi berupa standar akuntansi yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2012.

14. Kajian Revisi Peraturan VIII.G.7 Peraturan Nomor VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-06/PM/2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (VIII.G.7) yang dikeluarkan pada tanggal 13 Maret 2000 merupakan pedoman penyajian laporan keuangan bagi Emiten dan Perusahaan Publik. Dalam perkembangannya, selama kurun waktu 2001-2010 telah banyak dilakukan revisi atas PSAK dan ISAK yang disesuaikan dengan standar akuntansi internasional, yaitu IAS/IFRS. Revisi atas PSAK yang paling signifikan dilakukan selama tahun 2009 dan 2010, sejalan dengan target pencapaian konvergensi di tahun 2012.

Page 34: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 31

Dengan adanya revisi atas PSAK dan ISAK menjadikan beberapa bagian dari peraturan VIII.G.7 tidak relevan lagi dengan perkembangan standar yang ada. Untuk itu perlu dilakukan kajian untuk melihat sejauh mana pengaruh dari perubahan standar akuntansi dimaksud terhadap peraturan VIII.G.7. Adapun fokus kajian pada tahun 2010 adalah untuk memetakan perubahan PSAK dan ISAK yang telah diterbitkan dan membandingkannya dengan peraturan VIII.G.7. Hasil kajian diharapkan akan mempermudah dalam proses revisi peraturan VIII.G.7 yang direncanakan di tahun 2011.

15. Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) Penyusunan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (PAPE) merupakan kegiatan pendukung Strategic Management Office (SMO) Bapepam-LK mengenai pengembangan infrastruktur Pasar Modal. Penyusunan dilatarbelakangi oleh adanya keberagaman pencatatan transaksi yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan Efek baik sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek maupun sebagai Manajer Investasi sehingga laporan keuangan Perusahaan Efek akan sulit diperbandingkan satu sama lain. Sejalan dengan program konvergensi PSAK ke IFRS, telah banyak standar akuntansi yang telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan standar akuntansi internasional. Hal yang paling berpengaruh terhadap Perusahaan Efek adalah diterbitkannya PSAK 50 dan PSAK 55 yang mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan terkait instrumen keuangan. Selain itu pencabutan beberapa PSAK berbasis industri seperti PSAK 42 tentang Akuntansi Perusahaan Efek yang selama ini dijadikan pedoman bagi Perusahaan Efek menyebabkan keberadaan PAPE semakin penting sebagai acuan. Kegiatan penyusunan PAPE dilakukan dengan membentuk tim yang anggotanya berasal dari Bapepam-LK, SRO serta IAI. Dalam penyusunan PAPE ini Tim dibantu oleh konsultan yang ditunjuk yaitu Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan. Sampai dengan akhir 2010 telah disusun draft PAPE, dan diharapkan draft ini akan diterbitkan sebagai peraturan pada tahun 2011.

16. Partisipasi Bapepam-LK dalam Forum Financial Sector Assessment Program (FSAP) Financial Sector Assessment Program (FSAP) merupakan joint program antara International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. FSAP digunakan sebagai diagnostic test untuk memetakan kondisi sistem keuangan suatu negara dan infrastrukturnya serta mengidentifikasi daya tahan/kerentanan sistem keuangan. FSAP merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh Indonesia sesuai dengan hasil G-20 Leaders Summit di Washington DC tanggal 15 November 2008. FSAP di Indonesia dilaksanakan berdasarkan permintaan dari Pemerintah Indonesia melalui surat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia kepada IMF dan World Bank pada tanggal 23 Desember 2008. Dengan pelaksanaan FSAP diharapkan dapat disusun rekomendasi sebagai dasar melakukan reformasi sektor keuangan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan FSAP telah dibentuk Tim Pendukung Pelaksanaan FSAP melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 110/KMK.01/2009 dan Nomor 11/18/KEP.GBI/2009 sebagaimana telah diperpanjang dengan SKB Nomor 73/KMK.01/2010 dan Nomor 12/9A/KEP.GBI/2010. Mengingat bahwa sebagian besar ruang lingkup FSAP di Kementerian Keuangan terkait dengan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non

Page 35: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 32

Bank, maka Bapepam-LK ditunjuk sebagai koordinator Tim FSAP Kementerian Keuangan. Ruang lingkup FSAP yang dilakukan di Kementerian Keuangan terdiri dari: 1. Formal Assessment:

a. International Organization of Securities Commissions Objectives and Principles of Securities Regulation (IOSCO), including government bond

b. Core Principles for Systematically Important Payment Systems for Securities Settlement Systems (CPSS-IOSCO)

2. Update: a. ROSC on Accounting and Auditing (AA) b. ROSC on Corporate Governance (CG)

3. Informal Assessment: a. IAIS Insurance Principles

Dalam pelaksanaan FSAP di Kementerian Keuangan, Tim FSAP telah melakukan self assessment atas materi yang dicakup dalam ruang lingkup di atas. Di samping itu, untuk memberikan penjelasan tentang pelaksanaan FSAP secara umum dan kemungkinan keterlibatan mereka dalam pelaksanaannya, Tim juga telah melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait seperti Emiten, SRO, Perusahaan Efek, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Pembiayaan, Manajer Investasi, Reksa Dana, Akuntan Publik, Konsultan Hukum, asosiasi terkait dan regulator. Selama tahun 2009-2010, pihak assessor telah melakukan beberapa kunjungan ke Indonesia untuk melakukan assessment dan mengadakan pertemuan baik dengan regulator maupun dengan pelaku pasar yang difasilitasi oleh Bapepam-LK. Sampai dengan akhir 2010, Tim FSAP World Bank telah mengirimkan beberapa draft reports terkait dengan hasil assessment yang dilakukannya, dan Tim FSAP telah memberikan tanggapan terhadap beberapa draft dimaksud. Adapun hasil FSAP yang telah dipublikasikan adalah summary hasil FSAP yang disusun IMF dalam bentuk Financial System Stability Assessment (FSSA) dan telah dibahas dalam IMF Board Meeting, yang dipublikasikan pada bulan September 2010. Sedangkan final report untuk ROSC CG telah dipublikasikan pada bulan Desember 2010.

17. Analisis Pelaksanaan Tata Kelola yang Baik bagi Emiten dan Perusahaan Publik Kegiatan analisis pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik bagi Emiten dan Perusahaan Publik dilakukan dalam rangka memperoleh gambaran mengenai sejauh mana Emiten dan Perusahaan Publik telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam pengelolaan perusahaan. Data yang digunakan bersumber dari Laporan Tahunan 2009 dengan menitikberatkan pada aspek-aspek yang dipersyaratkan dalam Peraturan No. X.K.6, seperti jumlah Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi, jumlah rapat dan frekuensi kehadiran Komisaris, jumlah rapat dan frekuensi kehadiran Dewan Direksi, Komite Audit dan komite lainnya, pengungkapan Komite Audit yang merupakan Komisaris Independen, Unit Internal Audit, struktur pemegang saham perseroan, serta keterbukaan informasi mengenai remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi.

18. Kajian Lanjutan Praktik Backdoor Listing 2010 Dalam Kajian ini dilakukan analisa terhadap Emiten yang melakukan praktik backdoor listing melalui RTO (Reverse Takeover) dengan pemenuhan kriteria berdasarkan referensi dari beberapa negara. Berdasarkan pengujian kriteria

Page 36: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 33

tersebut maka praktik backdoor listing melalui RTO telah dilakukan di Pasar Modal Indonesia. Praktik backdoor listing dilakukan melalui serangkaian aksi perusahaan seperti HMETD, Penggabungan dan Restrukturisasi utang. Selanjutnya, kajian ini merekomendasikan perlunya penyusunan peraturan khusus tentang backdoor listing melalui RTO dengan fokus pada kriteria sebagai kategori backdoor listing melalui RTO, penentuan besaran kriteria dan keterbukaan informasi disesuaikan dengan keterbukaan perusahaan yang melakukan IPO.

19. Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan Penyusunan Draft Peraturan Kepemilikan Saham oleh Karyawan yang dilakukan tahun 2010 merupakan tindak lanjut dari Penyempurnaan draft tahun 2006 dengan dukungan Kajian 2009 mengenai Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan. Penyempurnaan draft tersebut dilengkapi dengan naskah akademik dengan fokus pengaturan antara lain adalah pembatasan perusahaan yang eligible, perlunya pengajuan Pernyataan Penerbitan Program yang ditekankan pada aspek keterbukaan informasi.

20. Kajian Tentang Perilaku Perusahaan Efek yang Menjalankan Kegiatan Sebagai Perantara Pedagang Efek Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis penerapan Code of Conduct Perusahaan Efek mengacu kepada ketentuan International Organization of Securities Commissions (IOSCO), prinsip Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Code dari The Financial Markets Association – ACI Code of Conduct, serta ketentuan dari negara lain dan pengaturan berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). Dari kajian yang dilakukan diketahui bahwa: Prinsip IOSCO dan OECD telah diimplementasikan atau direfleksikan di peraturan Bapepam-LK, Pengaturan dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris telah mengacu UUPT dan implementasi kode etik yang masih bersifat umum. Kajian merekomendasikan bahwa guna meningkatkan integritas pasar maka perlu diatur secara khusus perilaku Direksi dan Dewan Komisaris untuk meminimalkan penyalahgunaan kewenangan, penyempurnaan kode etik Perusahaan Efek dan Wakil Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek serta perlunya Pendidikan berkelanjutan bagi Direksi dan Dewan Komisaris.

21. Kajian Penyusunan Parameter untuk Mengevaluasi Kegiatan Manajer Investasi (MI) dalam Mengelola Nasabah Kajian ini dilakukan dengan menggunakan parameter yang berkaitan dengan pemenuhan persyaratan perusahaan dalam melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi untuk mengevaluasi kegiatan MI dalam mengelola dana nasabah. Metode yang dilakukan dalam kajian ini adalah dengan mengambil data hasil assessment kegiatan Manajer Investasi oleh Tim Pemeriksa Biro Teknis. Kajian merekomendasi perlunya penerapan peraturan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi di perusahaan MI disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Selanjutnya perlu adanya kajian lebih lanjut untuk menentukan pemenuhan kriteria parameter yang lebih tepat sejalan dengan perkembangan perusahaan baik dari segi dana pengelolaan maupun bisnis conduct-nya.

Page 37: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 34

VII. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI BAPEPAM-LK Pelaksanaan kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan Bapepam-LK tidak terlepas dari program reformasi birokrasi Kementerian Keuangan yang diprioritaskan pada penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan manajemen sumber daya manusia. Melalui reformasi birokrasi, diharapkan Bapepam-LK mampu menciptakan aparatur negara yang bersih, profesional, dan bertanggung jawab serta menjadi regulator yang profesional, efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang prima Adapun kegiatan reformasi birokrasi Bapepam-LK sepanjang periode 1 januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :

1. Penyempurnaan Proses Bisnis Penyempurnaan proses bisnis difokuskan dan diarahkan pada upaya meningkatkan layanan publik. Bapepam-LK berusaha mengubah citra dari proses yang cenderung kurang memberi kepastian menuju proses yang pasti pada setiap tahapannya, sehingga publik mendapat kepastian mengenai waktu, persyaratan administrasi, dan biaya (jika ada). Sebagai organisasi yang pro publik, maka penyempurnaan proses bisnis di Bapepam-LK diarahkan untuk menghasilkan proses bisnis yang akuntabel dan transparan, serta mempunyai kinerja yang cepat dan ringkas. Untuk itu, Bapepam-LK senantiasa menyempurnakan Standard Operating Procedures (SOP) yang dapat menggambarkan setiap jenis keluaran pekerjaan secara komprehensif, melakukan analisis dan evaluasi jabatan pelaksana untuk memperoleh gambaran rinci mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan pelaksana, serta melakukan analisis beban kerja untuk dapat memperoleh informasi mengenai waktu dan jumlah pejabat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

a. Penyempurnaan Standard Operating Procedures (SOP) Untuk menunjang pelaksanaan tugas secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel, serta menindaklanjuti hasil penelaahan dan penilaian internal atas SOP, serta memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Keuangan, Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-71/BL/2007 tanggal 30 April 2007 tentang SOP di lingkungan Bapepam-LK dan telah disempurnakan dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-10/BL/2010 tanggal 13 Januari 2010, maka Bapepam-LK sebagai organisasi yang melayani publik senantiasa perlu melakukan penyempurnaan SOP yang ada. Adapun seluruh SOP yang disempurnakan secara garis besar berjumlah sebagai berikut:

Penyempurnaan SOP No. Unit

Revisi Usulan Baru

Jumlah

1. Sekretariat Badan = 16 SOP 6 SOP 22 SOP 2. Biro Pengelolaan Investasi = 2 SOP - 2 SOP

3. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa = - 1 SOP 1 SOP

4. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil = - 1 SOP 1 SOP

5. Biro Standar Akuntasi dan = - 5 SOP 5 SOP

Page 38: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 35

Keterbukaan 6. Biro Kepatuhan Internal. = - 2 SOP 2 SOP

Total = 18 SOP 15 SOP 33 SOP

Selanjutnya melalui persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, maka penyempurnaan SOP di lingkungan Bapepam-LK tersebut di atas akan ditetapkan dengan keputusan Ketua Bapepam-LK.

b. Analisis dan Evaluasi Jabatan Fungsional Pelaksana Berdasarkan Surat Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Nomor SR-34/SJ.2/2010 tanggal 22 September 2010 perihal Inventarisasi Jabatan Pelaksana, maka diminta kepada seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan agar mengevaluasi dan menyampaikan kembali inventarisasi jabatan pelaksana yang telah disusun pada tahun 2009 untuk disesuaikan dengan format yang telah disepakati. Selanjutnya Bapepam-LK telah melakukan penyesuaian terhadap Konsep jabatan fungsional pelaksana terutama dimaksud terhadap nama nomenklatur Jabatan Pelaksana. Konsep jabatan fungsional pelaksana di lingkungan Bapepam-LK yang telah disempurnakan telah disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan melalui surat Sekretaris Badan Nomor: S-418/BL.01/2010 tanggal 24 November 2010.

c. Pengukuran Beban Kerja Kegiatan Analisis Beban Kerja (ABK) pada tahun 2010 di Bapepam-LK merupakan kegiatan analisis lanjutan sebagaimana diamanatkan dalam Bab IV Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 yang secara garis besar tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan ABK dimulai dari pengumpulan data pada periode bulan Maret sampai dengan Juli 2010. Selanjutnya data beban kerja diolah menggunakan formulir berdasarkan ketentuan PMK tersebut dan hasilnya telah dipresentasikan di hadapan Forum Komunikasi Reformasi Birokrasi (FKRB) pada tanggal 28 September 2010. Pembahasan draft final laporan hasil ABK Bapepam-LK tahun 2010 yang melibatkan perwakilan analis ABK masing-masing unit eselon II di lingkungan Bapepam-LK telah dilaksanakan pada 26 November 2010. Dari hasil pengolahan data beban kerja dihasilkan besaran beban kerja, besaran efektivitas dan efisiensi unit, prestasi unit dan kebutuhan pegawai, sebagai berikut : 1). Total beban kerja Bapepam-LK selama tahun 2009 adalah 1,284,465.82

jam. Beban kerja tersebut di hitung berdasarkan jumlah pegawai yang aktif. Hasil pengolahan beban kerja Bapepam-LK secara umum menunjukkan prestasi unit yang sangat baik (A) dengan efisiensi dan efektifitas kerja unit sebesar 1,06.

2). Total kebutuhan pegawai Bapepam-LK berdasarkan beban kerja tahun 2009 adalah sebanyak 847 orang, sementara jumlah pegawai yang ada sebanyak 786 orang. Dengan demikian, terdapat kekurangan pegawai Bapepam-LK, berdasarkan ABK sebanyak 61 orang.

3). Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan dan kenaikan beban kerja adalah volume kerja dan perubahan organisasi disamping adanya

Page 39: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 36

perubahan standar norma waktu sebagai akibat perbaikan proses bisnis yang terus berjalan seiring dengan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan, termasuk Bapepam-LK.

VIII. PASAR MODAL SYARIAH

1. Implementasi kebijakan Pengembangan Pasar Modal Syariah Dalam rangka pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia dan untuk lebih mendorong akselerasi pertumbuhan industri Pasar Modal Syariah di Indonesia, kegiatan pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2010 difokuskan pada tiga hal utama yaitu Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, Pengembangan Produk Syariah, dan Sosialisasi tentang Prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. a. Pengembangan Kerangka Hukum Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di

Pasar Modal Dalam rangka pengembangan kerangka hukum Pasar Modal Syariah, Bapepam-LK secara berkelanjutan melakukan pemantauan terhadap implementasi peraturan terkait dengan penerapan prinsip syariah di Pasar Modal. Bapepam-LK saat ini sedang melakukan revisi Peraturan Nomor IX.A.13 yang bertujuan untuk menyederhanakan peraturan berdasarkan Efek yang diterbitkan melalui Pasar Modal. Revisi dilakukan dengan membagi (split) Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah menjadi 5 (lima) peraturan baru. Selain itu, Bapepam-LK juga sedang menyusun Master Plan Pengembangan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank (2010-2015) termasuk didalamnya Penyusunan Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah. Penyusunan tersebut bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia sehingga dapat mendorong akselerasi pertumbuhan industri Pasar Modal Syariah di Indonesia dan menjadi panduan untuk menjamin terlaksananya kebijakan yang telah ditetapkan secara tepat waktu, tepat sasaran, efisien dan efektif.

b. Pengembangan Produk Syariah di Pasar Modal Sebagai salah satu implementasi upaya strategi pengembangan produk berbasis syariah di Pasar Modal, Bapepam-LK pada tahun 2010 telah menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) periodik sebanyak 2 kali yaitu melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-208/BL/2010 pada tanggal 27 Mei 2010 dan melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP 523/BL/2010 tanggal 29 November 2010. Efek yang termasuk dalam DES periodik terakhir terdiri dari 11 SBSN, 31 Sukuk, 49 Reksa Dana dan 221 saham yang termasuk dalam kategori Efek Syariah. Disamping penerbitan DES periodik tersebut, Bapepam-LK juga secara berkelanjutan menerbitkan DES insidentil terkait dengan Emiten yang melakukan Penawaran Umum Saham. Penerbitan DES insidentil ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi Reksa Dana Syariah dan investor lainnya yang memilih produk syariah untuk melakukan pemesanan Efek tersebut pada masa penawaran pasar perdana. Selain penerbitan Daftar Efek Syariah (DES), saat ini Bapepam-LK telah menyelesaikan kajian pengembangan produk terkait Sekuritisasi Aset yaitu Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset Syariah (KIK-EBA Syariah).

Page 40: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 37

Kajian ini bertujuan untuk mengkaji tentang penerapan aspek syariah yang menyangkut pengaturan, pengawasan, mekanisme dan struktur sekuritisasi aset serta kemungkinan penerbitannya di Pasar Modal Indonesia. Hasil kajian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi regulator dalam rangka menyusun kebijakan terkait dengan pengembangan produk syariah di bidang Pasar Modal khususnya menyangkut Sekuritisasi Aset Syariah (EBA Syariah) sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan dan sarana investasi bagi investor di Pasar Modal. Bapepam-LK juga telah menyelesaikan kajian Pasar Sekunder untuk Efek Syariah di Pasar Modal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perdagangan Efek Syariah di Pasar Modal yang sesuai dengan prinsip syariah. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pimpinan Bapepam-LK dalam rangka melakukan pengaturan mekanisme perdagangan Efek Syariah di Pasar Modal.

c. Sosialisasi Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal Sosialisasi penerapan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal merupakan program berkelanjutan yang dilakukan oleh Bapepam-LK dalam rangka akselerasi pengembangan Pasar Modal Syariah. Program tersebut diselenggarakan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait baik internal Bapepam-LK maupun pihak eksternal. Program Sosialisasi yang telah dilaksanakan selama Tahun 2010 antara lain sebagai berikut: 1). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka

pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Seminar Pasar Modal Syariah “Potensi Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia” pada tanggal 6 Juli 2010;

2). Kegiatan sosialisasi ke masyarakat khususnya terkait Reksa Dana Syariah yang diadakan di Banjarmasin, Solo, Batam, Surabaya dan Manado;

3). Diskusi Terbatas dengan Manajer Investasi dan Penjamin Emisi Efek; 4). Kegiatan sosialisasi kepada civitas akademika (kampus) baik yang

diadakan di Bapepam-LK maupun melalui kunjungan langsung ke kampus-kampus di daerah antara lain Yogjakarta, Purwokerto, Semarang, Gresik dan Bandung;

5). Sosialisasi melalui kegiatan acara pameran Investor Summit yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10-11 November 2010; dan

6). Melakukan kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam rangka pengembangan Pasar Modal Syariah dengan mengadakan Edukasi dan Sosialisasi Pasar Modal Syariah yang diselenggarakan di Jakarta, Makassar dan Yogyakarta pada bulan Desember 2010.

2. Perkembangan Produk Syariah di Pasar Modal Selama tahun 2010 terdapat 3 sukuk yang diterbitkan oleh 2 Emiten yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK dengan total nilai emisi dari penerbitan sukuk tersebut sebesar Rp 700,00 miliar. Secara kumulatif, sampai dengan Desember 2010 jumlah sukuk yang telah diterbitkan mencapai 46 sukuk, meningkat sebesar 6,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai 43 sukuk. Sementara total nilai emisi sukuk mencapai Rp 7,71 triliun pada Desember 2010, meningkat 9,98 % dibanding akhir tahun 2009 yang mencapai Rp 7,01 triliun. Selanjutnya, jumlah sukuk yang masih beredar (outstanding) sampai dengan 29 Desember 2010 mencapai 31 sukuk dengan nilai Rp 6,01 triliun. Proporsi jumlah

Page 41: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 38

sukuk mencapai 14,83% dari total Jumlah Efek bersifat utang yang beredar, hal ini meningkat jika dibandingkan dengan akhir tahun 2009 yang baru mencapai 12,12%. Namun dari sisi nilai, proporsi sukuk dari total Efek bersifat utang yang beredar tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 3%. Dalam periode yang sama, terdapat 6 Reksa Dana Syariah yang memperoleh pernyataan Efektif dari Bapepam-LK. Secara kumulatif sampai dengan 28 Desember 2010 terdapat 48 Reksa Dana Syariah, meningkat sebesar 6,5 % dibanding akhir tahun 2009 yang berjumlah 46 Reksa Dana. Proporsi jumlah Reksa Dana Syariah mencapai 7,8% dari total Reksa Dana yang aktif, menurun dibandingkan akhir tahun 2009 yang mencapai 8,2%. Ditinjau dari Nilai Aktiva Bersih (NAB), total NAB Reksa Dana Syariah pada Desember 2010 mencapai Rp 5,17 triliun, meningkat 9,71 % dari NAB akhir tahun 2009 sebesar Rp 4,63 triliun. Proporsi NAB Reksa Dana Syariah terhadap total NAB Reksa Dana sebesar 3,56 %, menurun dibandingkan pada akhir tahun 2009 yang mencapai 4,09%.

Sukuk yang masih Beredar Per 29 Desember 2010

No Nama Sukuk Struktur/ Akad

Nama Penerbit Efek

Tanggal Efektif

Tanggal Jatuh

Tempo Nilai Nominal

(Rp)

1 OS Ijarah Indosat Tahun 2005

Ijarah PT Indosat Tbk 13-Jun-05

21-Jun-11

285.000.000.000

2 OS Ijarah PLN I Tahun 2006

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

12-Jun-06

21-Jun-16

200.000.000.000

3 Sukuk Ijarah Indosat II Tahun

2007

Ijarah PT Indosat Tbk 29-Mei-07

29-Mei-14

400.000.000.000

4 Sukuk Ijarah Berlian Laju

Tanker Tahun 2007

Ijarah PT Berlian Laju Tanker Tbk

5-Jul-07 5-Jul-12 200.000.000.000

5 Sukuk Mudharabah I Adhi

Tahun 2007

Mudharabah PT Adhi Karya (Persero) Tbk

6-Jul-07 6-Jul-12 125.000.000.000

6 Sukuk Ijarah PLN II Tahun 2007

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

10-Jul-07 10-Jul-17

300.000.000.000

7 Sukuk Ijarah Indosat III Tahun

2008

Ijarah PT Indosat Tbk 27-Mar-08

9-Apr-13 570.000.000.000

8 Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008

Mudharabah PT Mayora Indah Tbk

28-Mei-08

5-Jun-13 200.000.000.000

Page 42: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 39

9 Sukuk Ijarah I Summarecon

Agung Tahun 2008

Ijarah PT Summarecon Agung Tbk

13-Jun-08

25-Jun-13

200.000.000.000

10 Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri

I Tahun 2008

Ijarah PT Aneka Gas Industri

26-Jun-08

8-Jul-13 160.000.000.000

11 Sukuk Ijarah Metrodata

Eletronics I Tahun 2008

Ijarah PT Metrodata Electronics Tbk

26-Jun-08

4-Jul-13 90.000.000.000

12 Sukuk Subordinasi Mudharabah Bank Muamalat Tahun

2008

Mudharabah PT Bank Syariah Muamalat

Indonesia Tbk

30-Jun-08

10-Jul-18

314.000.000.000

13 Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri

A

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

31-Des-08

9-Jan-14 293.000.000.000

14 Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri

B

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

31-Des-08

9-Jan-16 467.000.000.000

15 Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun

2009 Seri A

Ijarah PT Matahari Putra Prima Tbk

1-Mar-09 14-Apr-12

90.000.000.000

16 Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun

2009 Seri B

Ijarah PT Matahari Putra Prima Tbk

1-Mar-09 14-Apr-14

136.000.000.000

17 Sukuk Ijarah Berlian Laju

Tanker II Tahun 2009 Seri A

Ijarah PT Berlian Laju Tanker Tbk

15-Mei-09

28-Mei-12

45.000.000.000

18 Sukuk Ijarah Berlian Laju

Tanker II Tahun 2009 Seri B

Ijarah PT Berlian Laju Tanker Tbk

15-Mei-09

28-Mei-14

55.000.000.000

19 Sukuk Ijarah I Bakrieland

Development Th. 2009 seri A

Ijarah PT Bakrieland Development

Tbk

29-Jun-09

7-Jul-11 60.000.000.000

20 Sukuk Ijarah I Bakrieland

Development Th. 2009 seri B

Ijarah PT Bakrieland Development

Tbk

29-Jun-09

7-Jul-12 90.000.000.000

Page 43: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 40

21 Sukuk Ijarah Salim Ivomas Pratama I

tahun 2009

Ijarah PT Salim Ivomas Pratama

20-Nov-09

1-Des-14 278.000.000.000

22 Sukuk Ijarah Pupuk Kaltim I Tahun 2009

Ijarah PT Pupuk Kalimantan

Timur (Persero)

24-Nov-09

4-Des-14 131.000.000.000

23 Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun

2009 Seri A

Ijarah PT Indosat Tbk 30-Nov-09

8-Des-14 28.000.000.000

24 Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun

2009 Seri B

Ijarah PT Indosat Tbk 30-Nov-09

8-Des-16 172.000.000.000

25 Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I

Tahun 2009 Seri A

Ijarah PT Mitra Adiperkasa Tbk

8-Des-09 16-Des-12

96.000.000.000

26 Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I

Tahun 2009 Seri B

Ijarah PT Mitra Adiperkasa Tbk

8-Des-09 16-Des-14

39.000.000.000

27 Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010

Seri A

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

31-Des-09

12-Jan-17

130.000.000.000

28 Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010

Seri B

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

31-Des-09

12-Jan-20

167.000.000.000

29 Sukuk Ijarah Titan Nusantara I Tahun

2010

Ijarah PT Titan Petrokimia Nusantara

2-Jun-10 2-Jun-15 200.000.000.000

30 Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri

A

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

30-Jun-10

8-Jul-15 160.000.000.000

31 Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 Seri

B

Ijarah PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero)

30-Jun-10

8-Jul-22 340.000.000.000

Jumlah 6.021.000.000.000

Page 44: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 41

Sukuk Yang Sudah Dilunasi Pada Tahun 2010 Per 29 Desember 2010

Tanggal No Nama Sukuk Struktur/

Akad Nama Penerbit

Efek Tanggal Efektif Jatuh

Tempo

Nilai Nominal (Rp)

1 OS Mudharabah Indosat Tahun 2002

Mudharabah PT Indosat Tbk 30-Okt-02 6-Nov-07 175.000.000.000

2 OS Berlian Laju Tanker Syariah Mudharabah Th.

2003

Mudharabah PT Berlian Laju Tanker Tbk

12-Mei-03 28-Mei-08 60.000.000.000

3 OS Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003

Mudharabah PT Bank Bukopin Tbk 30-Jun-03 10-Jul-08 45.000.000.000

4 OS I Subordinasi Bank Muamalat Tahun 2003

Mudharabah PT Bank Syariah Muamalat Indonesia

Tbk

30-Jun-03 15-Jul-09 200.000.000.000

5 OS Mudharabah Ciliandra Perkasa Tahun

2003

Mudharabah PT Ciliandra Perkasa 18-Sep-03 26-Sep-08 60.000.000.000

6 OS Mudharabah Bank Syariah Mandiri Tahun

2003

Mudharabah PT Bank Syariah Mandiri

22-Okt-03 31-Okt-08 200.000.000.000

7 OS Mudharabah PTPN VII Tahun 2004

Mudharabah PT PTPN VII (Persero)

18-Mar-04 26-Mar-09 75.000.000.000

8 OS Ijarah I Matahari Putra Prima Tahun 2004

Ijarah PT Matahari Putra Prima Tbk

28-Apr-04 11-Mei-09 150.000.000.000

9 OS Ijarah Sona Topas Tourism Industry Tahun

2004

Ijarah PT Sona Topas Tourism & Industry

Tbk

14-Jun-04 25-Jun-09 52.000.000.000

10 OS Citra Sari Makmur I Syariah Ijarah Tahun

2004

Ijarah PT Citra Sari Makmur 30-Jun-04 9-Jul-09 100.000.000.000

11 OS Ijarah Indorent I Tahun 2004

Ijarah PT CSM Corporatama

1-Nov-04 11-Nov-09 100.000.000.000

12 OS Ijarah Berlina I Tahun 2004

Ijarah PT Berlina Tbk 2-Des-04 15-Des-09 85.000.000.000

13 OS Ijarah I HITS Tahun 2004

Ijarah PT Humpus Intermoda

Transportasi Tbk

10-Des-04 17-Des-09 92.000.000.000

14 OS Ijarah Apexindo Pratama Duta I Tahun

2005

Ijarah PT Apexindo Pratama Duta Tbk

30-Mar-05 8-Apr-10 240.000.000.000

15 OS Ijarah I Ricky Putra Globalindo Tahun 2005

Ijarah PT Ricky Putra Globalindo Tbk

7-Jul-05 12-Jul-10 60.400.000.000

Jumlah 1.694.400.000.000

Page 45: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 42

Profil Reksa Dana Syariah Tahun 2010 Per 22 Desember 2010

No Nama Reksadana Manajer Investasi Bank Kustodian Tanggal Efektif Jenis Total NAV

1 PNM SYARIAH PT. PNM Investment Management

Deutsche Bank AG 15-May-00 Campuran 102,561,002,277.17

2 DANAREKSA SYARIAH BERIMBANG

PT. Danareksa Investment Management

Standard Chartered Bank 24-Nov-00 Campuran 51,136,237,306.39

3 BNI DANA SYARIAH PT. BNI Securities PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 21-Apr-04 Pendapatan

Tetap 27,349,501,256.17

4 BNI DANAPLUS SYARIAH PT. BNI Securities PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 21-Apr-04 Campuran 29,522,814,595.26

5 PNM AMANAH SYARIAH PT. PNM Investment Management

Deutsche Bank AG 26-Aug-04 Pendapatan

Tetap 111,115,307,416.36

6 MANDIRI INVESTA SYARIAH BERIMBANG

PT. Mandiri Manajemen Investasi

Deutsche Bank AG 14-Oct-04 Campuran 158,940,219,878.23

7 BIG DANA MUAMALAH PT. Bhakti Asset Management

PT. BNI (Persero), Tbk. 29-Oct-04 Pendapatan

Tetap 109,254,295,323.47

8 I-HAJJ SYARIAH FUND PT. Insight Investments Management

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 13-Jan-05 Pendapatan

Tetap 123,352,159,617.60

9 AAA AMANAH SYARIAH FUND PT. Andalan Artha Advisindo Sekuritas

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 17-Jun-05 Campuran 29,393,229,221.59

10 CAPITAL SYARIAH FLEKSI PT. Recapital Asset Management

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 08-Aug-05 Campuran 19,886,348,639.15

11 IPB SYARIAH PT. Kresna Graha Sekurindo, Tbk.

PT. BRI (Persero), Tbk. 14-Dec-05 Campuran 35,387,502,632.49

12 DANAREKSA INDEKS SYARIAH PT. Danareksa Investment Management

Standard Chartered Bank 17-Mar-06 Indeks 184,775,174,110.55

13 MEGA DANA SYARIAH PT. Mega Capital Indonesia

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 11-Sep-06 Campuran 9,779,946,939.95

14 CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC BALANCED GROWTH SYARIAH

PT. CIMB-Principal Asset Management

Deutsche Bank AG 12-Sep-06 Campuran 7,922,690,798.52

15 EURO PEREGRINE SYARIAH BALANCED PLUS

PT. Eurocapital Peregrine Securities

Standard Chartered Bank 29-Nov-06 Campuran 1,166,240,734.53

16 TRIM SYARIAH BERIMBANG PT. Trimegah Securities, Tbk.

Deutsche Bank AG 26-Dec-06 Campuran 64,195,257,250.55

17 TRIM SYARIAH SAHAM PT. Trimegah Securities, Tbk.

Deutsche Bank AG 26-Dec-06 Saham 152,954,621,174.45

18 SYARIAH BATASA KOMBINASI PT. Batasa Capital Deutsche Bank AG 29-Mar-07 Campuran 26,178,631,249.62

19 SYARIAH BNP PARIBAS PESONA AMANAH

PT. BNP Paribas Investment Partners HSBC 09-Apr-07 Campuran 175,585,564,060.00

20 MEGA DANA OBLIGASI SYARIAH

PT. Mega Capital Indonesia

Standard Chartered Bank 21-May-07 Pendapatan

Tetap 34,229,488,928.23

21 BATAVIA DANA SAHAM SYARIAH

PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen

PT. Bank Permata, Tbk. 16-Jul-07 Saham 43,048,976,499.96

22 PNM EKUITAS SYARIAH PT. PNM Investment Management HSBC 26-Jul-07 Saham 101,752,114,990.00

23 CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC EQUITY GROWTH SYARIAH

PT. CIMB-Principal Asset Management

Deutsche Bank AG 06-Aug-07 Saham 112,319,728,890.07

24 MANDIRI INVESTA ATRAKTIF-SYARIAH

PT. Mandiri Manajemen Investasi

Deutsche Bank AG 19-Dec-07 Saham 679,056,888,210.26

25 SYARIAH BNP PARIBAS EQUITRA AMANAH

PT. BNP Paribas Investment Partners HSBC 24-Mar-08 Saham 20,794,098,707.00

Page 46: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 43

26 CIPTA SYARIAH BALANCE PT. Ciptadana Asset Management

Deutsche Bank AG 16-Apr-08 Campuran 31,190,086,450.69

27 CIPTA SYARIAH EQUITY PT. Ciptadana Asset Management

Deutsche Bank AG 16-Apr-08 Saham 44,541,107,730.89

28 BNIS SAHAM SYARIAH PT. BNI Securities PT. Bank Mega, Tbk. 04-Jul-08 Saham 0 *)

29 BATAVIA PROTEKSI SYARIAH MATARAM

PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen

PT. Bank Permata, Tbk. 20-Aug-08 Terproteksi 0 *)

30 MEGA DANA SAHAM SYARIAH PT. Mega Capital Indonesia

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 03-Sep-08 Saham 14,639,361,116.94

31 SYARIAH BATASA SUKUK PT. Batasa Capital PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 03-Sep-08 Pendapatan

Tetap 13,771,280,832.49

32 MANDIRI INVESTA DANA SYARIAH

PT. Mandiri Manajemen Investasi

Deutsche Bank AG 22-Dec-08 Pendapatan

Tetap 36,295,073,353.65

33 MANULIFE SYARIAH SEKTORAL AMANAH

PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia

HSBC 16-Jan-09 Saham 408,328,333,746.00

34 CIMB ISLAMIC SUKUK I SYARIAH

PT. CIMB-Principal Asset Management

Deutsche Bank AG 01-Feb-09 Terproteksi 64,206,743,080.19

35 MANDIRI SYARIAH TERPROTEKSI PENDAPATAN PRIMA 1

PT. Mandiri Manajemen Investasi

Standard Chartered Bank 27-Feb-09 Terproteksi 523,885,175,519.87

36 MANDIRI SYARIAH TERPROTEKSI PENDAPATAN PRIMA 3

PT. Mandiri Manajemen Investasi

HSBC 27-Feb-09 Terproteksi 253,945,455,265.00

37 MANDIRI SYARIAH TERPROTEKSI PENDAPATAN PRIMA 2

PT. Mandiri Manajemen Investasi

HSBC 27-Feb-09 Terproteksi 133,835,661,779.00

38 SCHRODER SYARIAH BALANCED FUND

PT Schroder Investment Management Ind.

Deutsche Bank AG 22-Apr-09 Campuran 154,265,994,886.80

39 TRIM SYARIAH TERPROTEKSI PRIMA I

PT. Trimegah Securities, Tbk.

PT. Bank Permata, Tbk. 19-May-09 Terproteksi 0 *)

40 TRIM SYARIAH TERPROTEKSI PRIMA II

PT. Trimegah Securities, Tbk.

PT. BNI (Persero), Tbk. 19-May-09 Terproteksi 31,691,240,607.22

41 MANDIRI AMANAH SYARIAH PROTECTED DOLLAR FUND

PT. Mandiri Manajemen Investasi

HSBC 01-Jul-09 Terproteksi 70,678,776,197.92

42 MANDIRI AMANAH SYARIAH PROTECTED RUPIAH FUND

PT. Mandiri Manajemen Investasi

HSBC 01-Jul-09 Terproteksi 111,912,668,771.00

43 LAUTANDHANA PROTEKSI SYARIAH I PT. Lautan Dana PT. Bank

Permata, Tbk. 03-Aug-09 Terproteksi 38,361,647,965.12

44 DANAREKSA PROTEKSI MELATI OPTIMA SYARIAH

PT Danareksa Investment Management

PT Citibank N.A. 20-Jan-10 Terproteksi 99,329,830,490.25

45 SAM SUKUK SYARIAH SEJAHTERA

PT Samuel Aset Manajemen

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 20-Jan-10 Pendapatan

Tetap 23,991,270,122.87

46 SAM SYARIAH BERIMBANG PT Samuel Aset Manajemen

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. 20-Jan-10 Campuran 104,087,734,578.26

47 CIMB ISLAMIC SUKUK II SYARIAH

PT. CIMB-Principal Asset Management

Deutsche Bank AG 22-Mar-10 Terproteksi 57,787,536,579.44

48 MANDIRI INVESTASI TERPROTEKSI SYARIAH SERI 1

PT. Mandiri Manajemen Investasi

HSBC 22-Apr-10 Terproteksi 371,390,862,227.26

49 MANDIRI INVESTA TERPROTEKSI PENDAPATAN BERKALA SYARIAH SERI 1

PT. Mandiri Manajemen Investasi

HSBC 22-Apr-10 Terproteksi 78,438,060,007.00

Total 5,078,231,942,015.43 Sumber : e-monitoring reksa dana (diolah) Keterangan : *) data tidak ada di e-monitoring Reksa Dana

Page 47: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 44

IX. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN & PELAYANAN PUBLIK

1. Peningkatan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK Dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2010, Biro Kepatuhan Internal telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan kepatuhan pelaksanaan tugas Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK yaitu: a. Pelaksanaan 11 Penelaahan dan Penilaian pelaksanaan tugas Unit Eselon II di

lingkungan Bapepam-LK, dengan rincian 7 penelaahan dan penilaian pelaksanaan tugas telah disampaikan ke Ketua dan 4 penelaahan dan penilaian pelaksanaan tugas masih dalam proses penyusunan laporan.

b. Pelaksanaan audit khusus pada beberapa unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK terkait dugaan pelanggaran disiplin dan kode etik pegawai.

c. Pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil penelaahan dan penilaian yang dilakukan oleh Biro Kepatuhan Internal pada tahun 2009.

d. Pelaksanaan Survei Kepuasan Stakeholder Bapepam-LK 2010 dilakukan terhadap pelayanan yang diberikan secara triwulanan. Sampai dengan triwulan III 2010, jumlah kuestioner yang dikirim kepada responden adalah sebanyak 1.476 kuestioner, sementara hasil kuestioner yang telah diisi dan diterima adalah sebanyak 244 kuestioner. Hasil survey baru akan ditabulasi pada triwulan IV tahun 2010 dan akan dilaporkan dalam Laporan Hasil Survei Tahun 2010.

e. Pelaksanaan pengelolaan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Bapepam-LK yang meliputi beberapa kegiatan utama, yaitu: 1) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-One Bapepam-LK antara Ketua

dengan Menteri Keuangan. 2) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two Bapepam-LK antara Ketua

dengan Para Pimpinan Unit Eselon II di lingkungan Bapepam-LK. 3) Penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu-Three Bapepam-LK antara Para

Pimpinan Unit Eselon II dengan Para Pimpinan Unit Eselon III di lingkungan Bapepam-LK.

4) Penandatanganan Kontrak Kinerja seluruh pejabat dan pelaksana di lingkungan Biro Kepatuhan Internal sebagai pilot project Bapepam-LK.

5) Pelaporan secara berkala (triwulanan) Capaian IKU Depkeu-One dan Depkeu-Two Bapepam-LK termasuk penyampaian capaian IKU Kontrak Kinerja Bapepam-LK kepada Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka) selaku Strategic Management Office (SMO) Departemen Keuangan.

6) Pelaksanaan Refinement Balanced Scorecard Depkeu-One dan Depkeu-Two Bapepam-LK.

f. Pelaksanaan pengelolaan manajemen risiko Bapepam-LK yang meliputi beberapa kegiatan utama, yaitu: 1) Sosialisasi penerapan PMK Nomor 191/PMK.09/2008 tentang penerapan

manajemen risiko di lingkungan Departemen Keuangan kepada koordinator dan administrator di setiap unit Eselon II, pejabat unit eselon III dan sebagian pejabat unit eselon IV.

2) Pelaporan profil risiko Bapepam-LK kepada Menteri Keuangan c.q Inspektur Jenderal Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.

3) Analisa efektifitas rencana mitigasi risiko dan berkoordinasi dengan Itjen terkait pengembangan manajemen risiko di lingkungan Kementerian Keuangan.

Page 48: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 45

g. Peningkatan Capacity Building pegawai di Biro Kepatuhan Internal melalui: 1) Workshop mengenai Risk Management for Securities Regulator yang

diselenggarakan oleh Asian Development Bank, di Manila, Philipina dari tanggal 17-21 Mei 2010 yang diikuti oleh 3 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal.

2) Study Visit ke Australian National Audit Office, Australian Prudential Regulation Authority and Australian Securities and Investments Commission di Sidney, Australia dari tanggal 20 s.d. 24 September 2010 yang diikuti oleh 5 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal.

3) International Workshop for Internal Auditor yang diselenggarakan oleh Institute Internal Auditor (IIA) di Kuala Lumpur, Malaysia dari tanggal 3 s.d. 8 Oktober 2010 yang diikuti oleh 6 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal.

4) Internal Audit Quality Assurance yang diselenggarakan oleh M I S Training Institute di London, UK dari tanggal 13 sampai 15 Desember 2010 yang diikuti oleh 2 orang pegawai Biro Kepatuhan Internal.

5) Pelatihan dan seminar di dalam negeri yang terkait dengan internal audit bagi para pegawai di Biro Kepatuhan Internal Pelatihan Audit Kinerja untuk Sektor Publik.

2. Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia di lingkungan Bapepam-LK Program Kerja Strategis yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Ikut berpartisipasi dalam Rekrutmen CPNS Kementerian Keuangan lulusan S1/S2

T.A. 2010 yang diselenggarakan Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan: 1). Melaksanakan Program Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal dan Program

Penjajakan Minat dan Karir di Universitas terkemuka di Indonesia. 2). Menugaskan pejabat dan pegawai Bapepam-LK menjadi Tim Wawancara

Seleksi Penerimaan CPNS T.A. 2010. b. Melaksanakan Program Orientasi bagi Pegawai baru lulusan S1/S2:

1). Melaksanakan Program Secondment Tahap III bagi Pegawai lulusan S1/S2 Penerimaan T.A 2008.

2). Melaksanakan Seminar Secondment Tahap III “Concluding The Experience: Owning Your Future” bagi Pegawai lulusan S1/S2 Penerimaan T.A 2008.

3). Melaksanakan Program Orientasi bagi pegawai baru lulusan S1/S2 Penerimaan T.A 2010.

4). Melaksanakan program Magang bagi pegawai baru lulusan S1/S2 Penerimaan T.A. 2010.

c. Melaksanakan Assessment Center: 1). Penyusunan dan penetapan Standar Kompetensi Jabatan Eselon II, III dan IV

di lingkungan Bapepam-LK. 2). Melaksanakan Assessment Center untuk pejabat Eselon IV bekerja sama

dengan Biro SDM, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan. 3). Menugaskan pegawai Bagian Kepegawaian untuk mengikuti Pelatihan

Assessor Internal yang diselenggarakan oleh Biro SDM, Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan.

4). Menugaskan pegawai Bagian Kepegawaian dalam kegiatan magang Assessment Center dengan supervisi dari Associate Assessor Kementerian Keuangan.

d. Melaksanakan Capacity Building Program (Program Pembelajaran dan Pengembangan): 1). Capacity Building melalui pelatihan, seminar dan internship:

Page 49: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 46

- Melaksanakan Pelatihan HR for Non HR Managers. - Melaksanakan Pelatihan Atitude Change. - Melaksanakan Pelatihan Leadership Transformation. - Melaksanakan Seminar Organizational Development and Change

Management. - Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kerja sama Tim Para Pejabat di

lingkungan Bapepam-LK. - Melaksanakan Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa

bekerjasama dengan LKPP. - Menugaskan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan oleh BPPK. - Menugaskan pegawai untuk mengikuti pelatihan, seminar dan internship di

luar negeri, yang merupakan hasil kerja sama Bapepam-LK dengan beberapa institusi di negara lain seperti Australia, USA, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, India, UEA, China, Singapura, serta beberapa organisasi internasional seperti IOSCO, APEC, OECD, ADB, dan World Bank.

2). Capacity Building melalui pendidikan formal: - Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Diploma III dan IV di

STAN. - Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Strata 2 baik di dalam

maupun luar negeri melalui program ADS dari Pemerintah Australia dan PPSDM dari BPPK Kementerian Keuangan.

- Menugaskan pegawai untuk melanjutkan pendidikan Strata 3 di Australia melalui program ADS dan ALA dari Pemerintah Australia.

3. Edukasi dan Pelayanan Informasi Publik a. Bidang Pasar Modal

Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah menerima 22 kunjungan dari Perguruan Tinggi/Sekolah. Bapepam-LK telah menerbitkan surat keterangan riset kepada 54 pihak yang telah melakukan penelitian tentang pasar modal di Bapepam-LK, serta melayani 349 pihak yang datang langsung ke Bapepam-LK untuk mendapatkan informasi dan penjelasan, 631 pertanyaan masyarakat mengenai pasar modal melalui telepon dan 269 pertanyaan melalui email. Selama tahun 2010, Bapepam-LK juga telah mengirimkan pembicara atau narasumber dalam kuliah umum sebanyak 1 kali, seminar sebanyak 5 kali, workshop sebanyak 3 kali (terdiri dari workshop wartawan 1 kali, dan workshop Pasar Modal 2 kali), serta telah berpartisipasi dalam pameran pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebanyak 3 kali, dan layanan Pojok Informasi Pasar Modal di kampus yang sedang mengadakan seminar sebanyak 3 kali. Dalam rangka sosialisasi dan edukasi pasar modal dan lembaga keuangan non-bank, dalam tahun 2010 ini Bapepam-LK telah melaksanakan kegiatan Roadshow Campus to Campus untuk memperkenalkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non-bank kepada civitas akademika yakni: - Universitas Negeri Lampung, Bandar Lampung; - Universitas Tanjungpura, Pontianak; - Universitas Tadulako, Palu; - Universitas Sam Ratulangi, Manado; - STIE Musi, Palembang; - Universitas Bangka Belitung, - Universitas Mulawarman, Banjarmasin; - Universitas Islam Negeri Syarif Kasim, Pekan Baru, Riau;

Page 50: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 47

- Universitas Fajar, Makasar;

Kegiatan Penyuluhan Pasar Modal

Kunjungan ke Bapepam

38%

Seminar dan Kuliah Umum

12%Workshop Pasar Modal

5%

Roadshow to Campus & to

School17%

Roadshow Mall to Mall, Pameran,

dan Stand Informasi Pasar

Modal21%

Talkshow7%

Dalam rangka menyampaikan konsep akhir rencana perubahan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) Perusahaan Efek dan hasil simulasi penghitungan MKBD seluruh Perusahaan Efek, Bapepam-LK kembali melakukan sosialisasi mengenai rencana perubahan MKBD tersebut kepada para Anggota Bursa pada tanggal 14 Juli 2010.

b. Bidang Dana Pensiun Terkait dengan aktivitas pelayanan kepada masyarakat dan stakeholder dana pensiun, sepanjang tahun 2010 telah dilaksanakan kegiatan layanan informasi kepada yang meliputi, antara lain: - melayani 45 permintaan data dan 254 permohonan informasi mengenai hal-hal

terkait dengan dana pensiun. Permintaan data umumnya datang dari berbagai institusi di luar Bapepam-LK seperti Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bappenas, dan Dana Pensiun, mahasiswa, wartawan majalah dan surat kabar. Sedangkan permohonan layanan informasi mengenai hal-hal terkait dana pensiun umumnya datang dari konsultan hukum, Dana Pensiun, dan masyarakat umum. Jumlah permintaan layanan informasi terbanyak datang melalui telepon dan email, khususnya mengenai permasalahan seputar aplikasi Data Digital Dana Pensiun (D3P) versi 4.0 yang baru saja dipublikasikan.

- melaksanakan kegiatan pembinaan (edukasi) di bidang akuntansi dana pensiun dan cara penggunaan aplikasi D3P versi 4.0. kepada para pegawai dana pensiun. Aplikasi D3P adalah aplikasi yang dirancang untuk dana pensiun guna melakukan pengiriman data laporan berkala dana pensiun secara elektronik. Laporan berkala dana pensiun tersebut terdiri atas laporan keuangan, laporan investasi, laporan teknis dan laporan aktuaris.

- melaksanakan kegiatan sosialisasi di 6 kota di Indonesia (Jakarta, Batam, Pekanbaru, Semarang, Solo dan Kupang). Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan program pensiun pada pekerja di daerah tersebut yang belum memiliki program pensiun di perusahaannya.

c. Layanan Khusus tentang Informasi Reksa Dana Di bidang pelayanan informasi kepada masyarakat mengenai industri pengelolaan investasi, Bapepam-LK telah menyediakan website Pusat Informasi Reksa Dana (www.bapepam.go.id/reksadana) dan Aplikasi Industri Reksa Dana/ARIA (www.bapepam.go.id/aria). Pusat Informasi Reksa Dana ditujukan untuk menyediakan segala informasi yang berkaitan dengan industri Reksa Dana

Page 51: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 48

sehingga seluruh pihak, terutama para investor dan publik mudah mendapatkan informasi atau referensi tentang industri Reksa Dana beserta perkembangannya. Selain itu website ini juga akan terus mengembangkan dirinya dengan menyajikan bahan-bahan edukasi dan sosialisasi, sehingga di masa mendatang keinginan untuk menciptakan investor yang “well-informed” dapat segera terwujud. Sedangkan Aplikasi Industri Reksa Dana (ARIA) merupakan sistem yang dikembangkan oleh Bapepam-LK dan didukung oleh PT. KSEI untuk mempermudah pelaporan dan pengawasan industri Reksa Dana secara elektronik. Pelaporan dimaksudmeliputi data Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD), profil Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), dan profil Bank Kustodian. Sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Bapepam-LK No. V.B.4 tentang Perilaku Agen Penjual Efek Reksa Dana dan Peraturan Bapepam-LK No. V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan di Bidang Pasar Modal, Bapepam-LK dan KSEI telah mengembangkan aplikasi lebih lanjut dari ARIA untuk pengembangan Sistem Database Investor Reksa Dana guna memperoleh informasi mengenai perkembangan jumlah investor riil Reksa Dana serta pemetaan profil investor Reksa Dana.

4. Pelayanan Pengaduan a. Bidang Pasar Modal

Pada tahun 2010 Sekretariat Badan melalui Sub Bagian Pengaduan telah menerima sejumlah 167 pengaduan. Dengan rincian, pengaduan secara langsung sebanyak 39 pengaduan, melalui surat, email, dan faksimil sebanyak 89 pengaduan, dan melalui telepon sebanyak 39 pengaduan. Dimana seluruh pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Bapepam-LK melalui biro teknis terkait. Adapun pengaduan masyarakat yang masuk tersebut mayoritas terkait dengan kasus PT. Optima Kharya Capital Securities (PT. OKCS). Selain itu secara khusus, Bapepam-LK juga menerima 10 pengaduan nasabah Perusahaan Efek, dimana telah diselesaikan penanganan 14 pengaduan, 7 diantaranya merupakan penyelesaian pengaduan yang diterima pada tahun 2009. Saat ini masih ditangani sejumlah 3 pengaduan.

b. Bidang Dana Pensiun Bapepam-LK menangani 49 pengaduan terkait dana pensiun. Pengaduan tersebut terdiri atas 10 pengaduan secara langsung dan 39 pengaduan secara tidak langsung. Pengaduan secara tidak langsung ini jenisnya terdiri dari surat langsung, surat tembusan, telepon dan email.

X. PENGAWASAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

1. Perasuransian Sampai dengan 29 Desember 2010, terdapat 376 perusahaan perasuransian di Indonesia yang terdiri dari 142 perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi serta 234 perusahaan penunjang usaha asuransi. Struktur pasar perasuransian secara lengkap disajikan dalam tabel berikut:

Perusahaan Jumlah Perusahaan Asuransi dan Reasuransi 142

Perusahaan Asuransi Jiwa 46

Page 52: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 49

Perusahaan Asuransi Umum 87Perusahaan Penyelenggara Program Asuransi dan

Jamsostek 2

Perusahaan Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan TNI/Polri 3

PerusahaanReasuransi 4Perusahaan Penunjang Usaha Perasuransian 234

Perusahaan Pialang Asuransi 136Perusahaan Pialang Reasuransi 24Perusahaan Konsultan Aktuaria 28Perusahaan Penilai Kerugian 28Perusahaan Agen 18

TOTAL 376

a. Pemberian dan pencabutan Ijin Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan izin baru kepada 15 perusahaan perasuransian serta melakukan pencabutan izin usaha terhadap 17 perusahaan perasuransian dengan rincian sebagai berikut: Pemberian Izin Perusahaan Perasuransian

No Nama Perusahaan Jenis Usaha 1 PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin Asuransi Jiwa Syariah 2 PT Asuransi Jaya Proteksi Takaful Asuransi Umum Syariah 3 PT Sehati Mitra Realita Indonesia Pialang Asuransi 4 PT Penta Pro Indonesia Pialang Asuransi 5 PT Anugrah Medal Broker Pialang Asuransi 6 PT Andromeda International Pialang Asuransi 7 PT Cipta Colemont Asia Reinsurance Broker Pialang Reasuransi 8 PT United Pialang Reasuransi Pialang Reasuransi 9 PT Best One Asia Reinsurance Brokers Pialang Reasuransi 10 PT Quattro Asia Consulting Konsultan Aktuaria 11 PT Tiara Pertiwi Agen 12 PT Dial Agency Agen 13 PT Ernest Lentera Indonesia Agen 14 PT Rezeki Andriyani Perkasa Agen 15 PT Eka Agency Management Agen

Pencabutan Izin Perusahaan Perasuransian

No Nama Perusahaan Jenis Usaha 1 PT Asuransi Jiwa Bumi Masyarakat Mandiri Asuransi Jiwa 2 PT Andika Raharja Putera Asuransi Umum 3 PT Asia Reliance General Insurance Asuransi Umum 4 PT Pacific International Indonesia Insurance Asuransi Umum 5 PT Global Inti Caraka Pialang Asuransi 6 PT Asia Ins Direct Broker Pialang Asuransi 7 PT Marga Insurance Broker Pialang Asuransi 8 PT CIB Indonesia Ins Broker Pialang Asuransi 9 PT Serpihan Pialang Asuransi Pialang Asuransi

10 PT Dana Landung Perkasa Pialang Asuransi

Page 53: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 50

11 PT Mitra Suksestama Pialang Asuransi 12 PT Pratama Karya Insurance Broker Pialang Asuransi 13 PT Siusar Insurance Service Company Pialang Asuransi 14 PT Malindo International Insurance Broker Pialang Asuransi 15 PT Surya Sejahtera Makmur Perdana Pialang Reasuransi 16 PT Jasa Aktuaria Mandiri Utama Konsultan Aktuaria 17 PT Bintang Kencana Sejahtera Agen

b. Kekayaan, Investasi, Premi, dan Klaim Perusahaan Asuransi Selama lima tahun terakhir, kekayaan yang dimiliki dan investasi yang dihasilkan oleh perusahaan asuransi selalu mengalami pertumbuhan. Premi yang didapat juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Meningkatnya pendapatan premi perusahaan asuransi diimbangi dengan meningkatnya klaim yang dibayarkan. Data mengenai pertumbuhan kekayaan, investasi, premi, dan klaim secara lengkap disajikan dalam tabel berikut:

Data Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransian dalam Triliun Rupiah

2005 2006 2007 2008 2009 Triwulan III

2010 *Kekayaan 76.3 96.0 131.9 137.2 181.8 214.9

% Growth 17% 12% 19% 17% 33% 18%Investasi 60.3 79.3 111.8 114.6 157.0 187.4

% Growth 20% 14% 17% 19% 37% 19%Premi 38.4 44.1 64.5 74.1 86.8 100.9

% Growth 18% 3% 14% 25% 17% 16%Klaim 18.9 22.4 29.2 41.6 51.2 66.5

% Growth 36% 1% 21% 6% 23% 30%

* Premi dan Klaim sampai dengan September 2010 yang disetahunkan

Portofolio Investasi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Per 30 September 2010

dalam Triliun Rupiah No. Jenis Investasi PAJ PAK&PR Jumlah %

1 Deposito Berjangka & Sertifikat Deposito 17.73 11.64 29.36 15.7%

2 Saham 33.88 6.39 40.27 21.5%

3 Obligasi & MTN 10.44 2.33 12.77 6.8%

4 SUN 23.64 2.06 25.70 13.7%

5 SBI 6.56 0.51 7.07 3.8%

6 Reksadana 51.49 5.58 57.07 30.5%

7 Penyertaan Langsung 7.13 2.93 10.06 5.4%

8 Bangunan, Tanah dengan Bangunan 2.20 0.22 2.42 1.3%

9 Pinjaman Hipotik 0.14 0.02 0.15 0.1%

10 Pinjaman Polis 2.18 - 2.18 1.2%

Page 54: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 51

11 Pembiayaan Murabahan 0.01 0.00 0.01 0.0%

12 Pembiayaan Mudharabah 0.00 - 0.00 0.0%

13 Investasi Lain 0.21 0.07 0.28 0.1%

Total Investasi 155.61 31.74 187.35 100.0%

c. Pencatatan Produk Baru dan Persetujuan Kerjasama Pemasaran dengan

Bank (Bancassurance) Selama tahun 2010, terdapat 524 produk baru yang telah dicatat oleh Bapepam-LK dan satu produk yang dihentikan pemasarannya. Rincian pencatatan produk asuransi baru adalah sebagai berikut:

Perusahaan Konvensional Syariah Jumlah Asuransi Jiwa 354 65 419 Asuransi Kerugian 92 13 105

Total 446 78 524

Selain melakukan pencatatan produk baru, tahun ini Bapepam-LK juga telah memberikan persetujuan pemasaran produk asuransi melalui kerjasama dengan bank (bancassurance) dengan rincian sebagai berikut:

Perusahaan Konvensional Syariah Jumlah Asuransi Jiwa 49 8 57 Asuransi Kerugian 4 0 4 Total 53 8 61

d. Pengesahan Cadangan Premi Perusahaan Asuransi Jiwa Dalam rangka kepentingan perpajakan, selama tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan pengesahan cadangan premi kepada perusahaan asuransi jiwa dengan rincian sebagai berikut:

Page 55: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 52

Pengesahan Cadangan Premi Keterangan

Tahun 2008 Tahun 2009 Total

Jumlah Perusahaan Asuransi Jiwa 4 22 26

e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian, dengan rincian sebagai berikut:

Perusahaan Direksi Komisaris Jumlah Asuransi Jiwa 52 39 91 Asuransi Kerugian 73 67 140 Asuransi Sosial 0 0 0 Reasuransi 5 4 9 Pialang Asuransi 32 30 62 Pialang Reasuransi 4 2 6 Agen 0 0 0 Penilai Kerugian 1 0 1 Perusahaan Agen 8 8 16

Total 175 150 325

f. Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan rutin terhadap 40 perusahaan (100% dari target) dan pemeriksaan khusus terhadap 11 perusahaan (137,50% dari yang dicadangkan). Rincian pelaksanaan pemeriksaan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Target/ Keterangan Dicadangkan

Realisasi Persentase

Pemeriksaan Rutin 40 40 100,00% Asuransi Jiwa 11 11 100,00% Asuransi Kerugian 16 16 100,00% Reasuransi 1 1 100,00% Pialang Asuransi 12 12 100,00%

Pemeriksaan Khusus 8 11 137,50% Total 48 51 106,25%

g. Sanksi terhadap Perusahaan Perasuransian Selama tahun 2010, masih banyak perusahaan perasuransian yang dikenakan sanksi karena belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Rincian pengenaan, pencabutan dan pembatalan sanksi terhadap perusahaan perasuransian adalah sebagai berikut:

Jenis Sanksi Total Asuransi Jiwa

Asuransi Umum

Pialang Asuransi

Pialang Reasuransi

Konsultan Aktuaria

Penilai Kerugian

Pengenaan SP 1 188 37 74 55 10 4 8 SP 1 dan Terakhir 25 2 1 17 2 3   

Page 56: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 53

SP 2 41 5 14 15 3 4 SP 2 dan Terakhir 9 1 6 2   

SP 3 35 4 10 14 3 4 Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha

22 1 3 12 2 4 

Penegasan SPKU 13 2 9 2   

Pencabutan SP 1 57 10 25 13 1 4 4 SP 1 dan Terakhir 2 2   

SP 2 11 2 2 7   SP 2 dan Terakhir 4 4   SP 3 6 2 3 1   Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha

5 1 4   

h. Usaha Asuransi dengan Prinsip Syariah Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah mencerminkan kondisi yang relatif menjanjikan. Sampai dengan tahun 2010 total pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah sampai adalah sejumlah 46 perusahaan. Adapun rincian perkembangan jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut:

NO KETERANGAN 2006 2007 22000088 22000099 22001100**))

1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2 2 2 2 3

2. Perusahaan Asuransi Kerugian Syariah 1 1 1 1 2

3. Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah 9 13 13 17 18

4. Perusahaan Asuransi Kerugian yang memiliki Unit Syariah 15 19 19 19 20

5. Perusahaan Reasuransi yang memiliki Unit Syariah 3 3 3 3 3

T O T A L 30 38 38 42 46 *) data per 14 Desember 2010

Selain dari jumlah pelaku usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah yang berkembang cukup pesat, selama tahun 2010 pangsa pasar usaha asuransi dan reasuransi dengan prinsip syariah juga mengalami peningkatan yang cukup pesat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Page 57: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 54

No Keterangan

2008 2009 2010*) 2008 2009 2010*) 2008 2009 2010*)Seluruh Asuransi Jiwa 53,989.55 60,467.97 53,339.51 39,204.77 38,099.64 31,441.21 101,678.16 136,780.60 170,193.1 Asuransi Jiwa Syariah 1,154.00 1,929.37 1,804.84 312.21 596.45 705.33 1,151.48 2,120.10 2,999.7

Persentase Asuransi Jiwa Syariah 2.14% 3.19% 3.38% 0.80% 1.57% 2.24% 1.13% 1.55% 1.76%

Seluruh Asuransi Kerugian & Reasuransi 25,557.73 24,940.37 21,362.76 10,978.68 12,352.23 10,989.83 34,411.09 40,163.64 44,746.0 Asuransi Kerugian & Reasuransi Syariah 496.84 449.52 440.80 180.10 236.37 297.03 701.81 902.62 1,119.2 Persentase Asuransi Kerugian dan Reasuransi Syariah 1.94% 1.80% 2.06% 1.64% 1.91% 2.70% 2.04% 2.25% 2.50%

Seluruh Asuransi 79,547.28 85,408.34 74,702.28 50,183.45 50,451.86 42,431.04 136,089.25 176,944.24 214,939.03 Asuransi Syariah 1,650.84 2,378.89 2,245.64 492.31 832.82 1,002.36 1,853.29 3,022.72 4,118.92 Persentase Asuransi Syariah 2.08% 2.79% 3.01% 0.98% 1.65% 2.36% 1.36% 1.71% 1.92%

*) Data sampai dengan 30 September 2010

I

II

III

Premi Bruto (Milyar Rp) Klaim (Milyar Rp) Kekayaan (Milyar Rp)

2. Dana Pensiun A. Perkembangan Industri Dana Pensiun

a. Sepanjang tahun 2010 tidak ada pengesahan pembentukan dana pensiun baru. Meski demikian, ada beberapa permohonan pembentukan dana pensiun yang masuk di tahun 2010 dan sampai dengan Siaran Pers ini disusun permohonan tersebut masih diproses. Kondisi sebaliknya, sepanjang tahun yang sama terdapat 4 pengesahan pembubaran dana pensiun, yang terdiri dari 3 Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan 1 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dari ke 3 DPPK tersebut 2 diantaranya menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan 1 menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Dengan bubarnya ke-4 dana pensiun tersebut, maka jumlah dana pensiun yang masih beroperasi saat ini menjadi 272 dana pensiun, terdiri dari 208 DPPK PPMP, 40 DPPK PPIP dan 24 DPLK.

b. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per tanggal 30 Juni 2010), jumlah kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun adalah sebanyak Rp120,15 trilyun atau meningkat 6,79% dibandingkan dengan kekayaan (aktiva bersih) dana pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, pada posisi tersebut jumlah kekayaannya adalah sebesar Rp103,95 trilyun atau meningkat 6,59% dibandingkan dengan kekayaan DPPK per tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah kekayaan per tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp16,19trilyun atau meningkat sebesar 8,01% dari jumlah kekayaan DPLK per tanggal 31 Desember 2009.

c. Berdasarkan laporan keuangan Dana Pensiun Semester I 2010 (posisi per tanggal 30 Juni 2010), jumlah investasi dana pensiun adalah sebanyak Rp115,56 triliun atau meningkat 6,94% dibandingkan dengan investasi dana pensiun per tanggal 31 Desember 2009. Untuk DPPK, jumlah investasi pada posisi tersebut adalah sebesar Rp 99,53 triliun atau meningkat 6,78% dibandingkan dengan nilai investasi DPPK per tanggal 31 Desember 2009. Sedangkan untuk DPLK jumlah investasinya per tanggal 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp 16,03 triliun atau meningkat sebesar 7,95% dari nilai investasi DPLK per tanggal 31 Desember 2009.

Page 58: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 55

d. Pada posisi per tanggal 30 Juni 2010, investasi dana pensiun pada Surat Berharga Negara menempati urutan teratas dengan nilai sebesar Rp 29,50 trilyun (25,52% dari total investasi dana pensiun), diikuti oleh obligasi korporasi sebesar Rp26,51 triliun (22,94% dari total investasi dana pensiun) dan deposito berjangka sebesar Rp24,92 triliun (21,57% dari total investasi dana pensiun).

e. Bila dikaitkan dengan Pasar Modal, nilai penempatan investasi dana pensiun per tanggal 30 Juni 2010 di Pasar Modal (termasuk surat berharga negara) besarnya mencapai Rp79,73 triliun (68,99% dari total investasi dana pensiun). Sedangkan di Pasar Uang, nilai penempatan investasi dana pensiun adalah sebesar Rp28,44 trilyun (24,61% dari total investasi dana pensiun).

B. Aktivitas Pengawasan dan Pengembangan Sepanjang tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai kegiatan terkait pengawasan dan pengembangan industri dana pensiun yang meliputi, antara lain: a. kegiatan survey mengenai penerapan manajemen dan pengendalian dana

pensiun. Survey dilakukan terhadap 55 dana pensiun yang dipilih sesuai dengan rencana kegiatan analisis SPERIS (Sistem Pemeringkatan Risiko) tahun 2010. Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan analisis SPERIS pada periode yang sama.

b. melaksanakan 55 kegiatan analisis SPERIS. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rencana kegiatan analisis SPERIS tahun 2010 sebanyak 55 kegiatan.

c. berkaitan dengan kewajiban pengurus untuk memiliki sertifikat penguasaan pengetahuan dasar di bidang dana pensiun, hasil pemantauan atas kewajiban tersebut, diketahui bahwa sampai dengan Desember 2010, jumlah Jumlah pengurus yang telah memiliki sertifikat tersebut adalah sebanyak 94% dari total pengurus dana pensiun.

d. pelaksanaan kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan dana pensiun telah menyelesaikan sebanyak 450 rekomendasi dan/atau saran yang dituangkan pemeriksa di dalam laporan hasil pemeriksaan. Sampai dengan bulan Desember 2010, jumlah dana pensiun yang sedang dalam pemantauan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi adalah sebanyak 134 dana pensiun.

e. kegiatan pemeriksaan langsung berbasis risiko terhadap 44 dana pensiun, terdiri dari 40 DPPK dan 4 DPLK.

3. Pembiayaan dan Penjaminan a. Perusahaan Penjaminan

Perusahaan Penjaminan adalah perusahaan yang kegiatan utamanya untuk menjamin pemenuhan kewajiban finansial Penerima Kredit dan/atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank atau lembaga keuangan lainnya berdasarkan perjanjianyang telah disepakati. Adapun dasar hukum Perusahaan Penjaminan adalah Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjaminan (Perpres) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 222/PMK.010/2008 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit dan Perusahaan Penjaminan Ulang Kredit. Saat ini di Indonesia terdapat 3 (tiga) Perusahaan Penjaminan, yaitu Perum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo), PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia (PT PKPI) dan PT Jamkrida Jatim. Selain itu, terdapat pula 11 kantor cabang dan 6 kantor anak cabang Perusahaan Penjaminan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Page 59: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 56

Adapun data perkembangan kinerja keuangan industri Perusahaan Penjaminan sampai dengan periode bulan November 2010 disajikan dalam Grafik 1 dan Grafik 2 sebagai berikut:

Grafik 1 Perkembangan Neraca Keuangan Perusahaan Penjaminan

Periode 2009 – November 2010 (dalam juta rupiah)

 Berdasarkan data pada tabel tersebut diketahui bahwa total aset Perusahaan Penjaminan pada periode November 2010 sebesar Rp2,00 triliun atau meningkat 19,63% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang tercatat sebesar Rp1,67 triliun. Selain itu, total kewajiban Perusahaan Penjaminan pada periode yang sama diketahui sebesar Rp0,25 triliun atau naik 12,48% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yaitu sebesar Rp0,23 triliun. Di lain pihak, nilai ekuitas Perusahaan Penjaminan mencapai Rp1,74 triliun atau meningkat 20,75% dibandingkan dengan periode bulan Desember 2009, yang tercatat sebesar Rp1,44 triliun. Adapun data perkembangan kinerja operasional industri Perusahaan Penjaminan sampai dengan periode bulan November 2010 disajikan dalam Grafik 2 sebagai berikut:

Grafik 2 Perkembangan Outstanding Penjaminan Perusahaan Penjaminan

Periode 2010 – November 2010 (dalam miliar rupiah)

 

Page 60: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 57

Berdasarkan Grafik 2 tersebut, dapat diketahui bahwa pada bulan November 2010 industri Perusahaan Penjamin secara total memiliki nilai outstanding penjaminan sebesar Rp63,85 triliun, yang terdiri dari penjaminan usaha produktif sebesar Rp14,40 triliun (meningkat 95,83% dari periode bulan Desember 2009, yaitu tercatat sebesar Rp7,35 triliun) dan penjaminan bukan usaha produktif yang sebesar Rp49,44 triliun (meningkat 16,36% dari periode bulan Desember 2009, yaitu tercatat sebesar Rp42,49 triliun). Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Penjaminan, pada tahun 2010 telah dilakukan pemeriksaan terhadap kantor pusat PT Jamkrida Jatim, PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia, kantor Pusat Perum Jamkrindo, dan kantor cabang Perum Jamkrindo di Pekanbaru, Surabaya, Bali, dan Palembang. Selanjutnya, terkait penyempurnaan ketentuan Perusahaan Penjaminan, Biro Pembiayaan dan Penjaminan sedang melakukan pembahasan untuk menyempurnakan PMK Nomor 222/PMK.010/2008 terutama terkait dengan ketentuan modal disetor minimum, kegiatan usaha Perusahaan Penjaminan, penguatan ketentuan prudential, dan optimalisasi kegiatan pembinaan dan pengawasan. Terkait upaya penyusunan RUU Usaha Penjaminan, Biro Pembiayaan dan Penjaminan pun sedang melakukan penyusunan naskah akademik dan draft awal RUU tentang Usaha Penjaminan. Upaya penyempurnaan peraturan ini diharapkan akan memberikan suatu perangkat hukum yang lebih kuat terhadap industri Perusahaan Penjaminan di masa yang akan datang.

b. Lembaga Pembiayaan Khusus Pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) Dalam rangka mendorong pengembangan ekspor nasional, Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat telah membentuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang LPEI pada tanggal 12 Januari 2009. Dengan adanya Indonesia Eximbank ini berarti Indonesia memiliki suatu bank exim atau sering juga dikenal dengan istilah Export Credit Agency (ECA) dalam format yang sama dengan yang dimiliki oleh negara lain, yaitu lembaga yang dapat memberikan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi terkait ekspor. Modal awal Indonesia Eximbank ditetapkan paling sedikit Rp 4 triliun yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang tertanam pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI). Sebagai lembaga yang merupakan kepanjangan tangan Pemerintah, Indonesia Eximbank diharapkan dapat membantu memberikan pembiayaan di area yang tidak dimasuki oleh bank atau lembaga keuangan (fill the market gap), seperti pemberian fasilitas pembiayaan kepada pembeli di luar negeri untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia (buyer’s credit). Selain itu, Indonesia Eximbank juga dapat menerima penugasan khusus dari Pemerintah untuk menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, baik oleh lembaga keuangan komersial maupun oleh Indonesia Eximbank sendiri, tetapi dinilai perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional (national interest account/NIA). Untuk mendukung peran strategis tersebut di atas, Indonesia Eximbank mempunyai sifat sovereign status sehingga dapat mengakses sumber pendanaan di pasar keuangan global dengan biaya yang relatif lebih rendah. Pada tahun 2010, untuk meningkatkan peran Indonesia Eximbank dalam pemberian fasilitas asuransi dan penjaminan terkait ekspor, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 Tentang Perubahan Atas

Page 61: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 58

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.010/2009 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Perubahan-perubahan mendasar yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan dimaksud, antara lain yaitu: 1). Meningkatkan nilai retensi sendiri untuk setiap penutupan Asuransi atau

Penjaminan dari sebelumnya sebesar 2,5 0/00 dari Modal menjadi sebesar 10% dari Modal;

2). Meingkatkan jumlah retensi sendiri untuk seluruh aktivitas Asuransi dan Penjaminan dari sebelumnya paling tinggi 10% dari Modal menjadi paling tinggi 2 kali Modal;

3). Menambahkan ketentuan mengenai batas maksimum retensi sendiri penutupan Asuransi dan Penjaminan; dan

4). Menambahkan ketentuan mengenai manajemen risiko dalam pelaksanaan kegiatan Asuransi dan Penjaminan oleh Indonesia Eximbank.

Selain itu, dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.010/2010 tersebut juga dituangkan mengenai kebijakan transisi bagi Indonesia Eximbank dalam menerapkan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif atas piutang pembiayaannya. Selama tahun 2010, telah dilakukan pula kajian mengenai skema Penugasan Khusus kepada Indonesia Eximbank (National Interest Account) yang melibatkan beberapa stakeholders di Kementerian Keuangan di antaranya Direktorat Sistem Penganggaran (DJA), Direktorat Sistem Manajemen Investasi (DJA), Direktorat Penyusunan APBN (DJA), Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal (BKF), Direktorat Barang Milik Negara II (DJKN), Biro Hukum (Setjen Kemenkeu), dan Indonesia Eximbank sendiri. Adapun perkembangan kegiatan Indonesia Eximbank selama tahun 2010 (per 30 November 2010) yaitu total aset sebesar Rp17,78 triliun, outstanding pembiayaan (termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah) sebesar Rp13,39 triliun, dan nilai pertanggungan Asuransi sebesar Rp1,35 miliar dengan nilai retensi sendiri sebesar Rp405 juta.

Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia, Pemerintah mendorong peran serta pihak swasta termasuk lembaga keuangan multilateral melalui mekanisme Public Private Partnership (PPP). Peran serta pihak swasta tersebut diperlukan untuk memobilisasi sumber-sumber pendanaan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Untuk mendukung keterlibatan pihak swasta dalam pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan yang merupakan penyempurnaan dari Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Selanjutnya, Menteri Keuangan pada tanggal 27 Mei 2009 telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.010/2009 tentang Perusahaan Pembiayaan Infrasruktur yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009. Sampai dengan tahun 2010, terdapat 2 (dua) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Indonesia Infrastructure Finance. PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF) diberikan izin usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur pada tanggal 6 Agustus 2010dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-439/KM.10/2010. Selanjutnya, dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, telah diterbitkan Peraturan Ketua Bapepam LK Nomor

Page 62: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 59

Per-03/BL/2010 Tentang Bentuk, Susunan, Dan Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan dan Laporan Kegiatan Usaha Semesteran Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur. Adapun perkembangan kegiatan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur sampai dengan triwulan III 2010 adalah total aset sebesar Rp1,75 triliun dan nilai outstanding pembiayaan sebesar Rp613,39 miliar.

c. Lembaga Pembiayaan Kelembagaan 1) Jumlah perusahaan

Pada akhir 2010, Bapepam-LK membina dan mengawasi 192 perusahaan pembiayaan yang membawahi 2.602 kantor cabang di seluruh Indonesia. a) Izin baru

Sepanjang tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan 7 izin usaha baru sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Izin Usaha

1 PT Jasra International Multifinance KEP-124/KM.10/2010 tanggal 1 Maret 2010

2 PT Sarana Global Finance Indonesia KEP-205/KM.10/2010 tanggal 19 April 2010

3 PT PPA Finance KEP-319/KM.10/2010 tanggal 15 juni 2010

4 PT SMFL Leasing Indonesia KEP-336/KM.10/2010 tanggal 6 juli 2010

5 PT Central Santosa Finance KEP-523/KM.10/2010 tanggal 3 September 2010

6 PT IBJ Verena Finance KEP-594/KM.10/2010 tanggal 25 Oktober 2010

7 PT Maxima Inti Finance KEP-635/KM.10/2010 tanggal 30 November 2010

b) Pencabutan Sedangkan untuk kegiatan pembinaan, telah dicabut 12 perusahaan pembiayaan sepanjang tahun 2010. Daftar perusahaan pembiayaan yang telah dicabut adalah sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Pencabutan Izin Usaha

1 PT Mandiri Intifinance Tbk. KEP-85/KM.10/2010 tanggal 19 Januari 2010

2 PT Artha Sedaya Finance KEP-91/KM.10/2010 tanggal 28 Januari 2010

3 PT Primadana Putra Finance KEP-123/KM.10/2010 tanggal 1 Maret 2010

4 PT Hana Risjad Finance KEP-216/KM.10/2010 tanggal 27 April 2010

5 PT Suprawira Finance KEP-233/KM.10/2010 tanggal 19 Mei 2010

6 PT Arthasaka Inti Finance KEP-232/KM.10/2010 tanggal 19 Mei 2010

Page 63: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 60

7 PT Pacific International Finance KEP-335/KM.10/2010

tanggal 6 Juli 2010

8 PT Ometraco Multiartha KEP-389/KM.10/2010 tanggal 29 Juli 2010

9 PT Perdana Cipta Multi Finance KEP-392/KM.10/2010 tanggal 29 Juli 2010

10 PT Alindo Internusa Finance KEP-390/KM.10/2010 tanggal 29 Juli 2010

11 PT SMBC Indonesia Finance KEP-546/KM.10/2010 tanggal 20 September 2010

12 PT Sarijaya Multidana Finance KEP-547/KM.10/2010 tanggal 20 September 2010

c) Kantor cabang Untuk perizinan pembukaan kantor cabang, telah diberikan izin pembukaan kantor cabang baru sebanyak 415 kantor cabang bagi 34 perusahaan selama tahun 2010.

d) Perubahan anggaran dasar Selama tahun 2010, 29 perusahaan pembiayaan telah melakukan perubahan modal dan 5 perusahaan pembiayaan telah berganti nama. Bapepam-LK juga telah memproses 57 permohonan perubahan pengurus, 139 permohonan perpindahan alamat baik kantor pusat maupun kantor cabang.

Perkembangan Industri Lembaga Pembiayaan Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas lembaga pembiayaan, Bapepam-LK telah memantau perkembangan industri perusahaan pembiayaan setelah sukses melewati krisis keuangan global pada tahun sebelumnya. Dari data perusahaan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa industri perusahaan pembiayaan selama tahun 2010 menunjukkan kinerja yang sangat bagus dengan rata-rata pertumbuhan aset setiap bulannya sebesar 2,64%. Pada akhir tahun 2010 total aset industri Perusahaan Pembiayaan mencapai Rp 226 triliun atau naik sebesar 29,77% dari aset tahun 2009. (data Oktober 2010)

Page 64: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 61

Grafik 1 Total Aset Perusahaan Pembiayaan periode 2006 - 2010

(dalam triliun rupiah)

Sepanjang tahun 2010, penyaluran piutang pembiayaan menunjukkan kinerja yang menggembirakan dengan rata-rata pertumbuhan bulanan sebesar 2,39% sehingga nilai piutang pembiayaan sebesar Rp 180 triliun atau sekitar 80% dari total aset industri pada akhir tahun 2010. Sebagaimana periode-periode sebelumnya, piutang pembiayaan yang disalurkan oleh industri Perusahaan Pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan konsumen sebesar Rp 125 triliun dan sewa guna usaha sebesar Rp 53 triliun. Sedangkan nilai anjak piutang dan usaha kartu kredit relatif stagnan dengan hanya menguasai nilai pembiayaan masing-masing sebesar Rp 2 triliun dan Rp 1 triliun (data Oktober 2010).

Grafik 2 Piutang Pembiayaan per Jenis Usaha (dalam triliun rupiah)

Sepanjang tahun 2010, sumber pendanaan yang digunakan oleh Perusahaan Pembiayaan terutama berasal dari pinjaman sebesar Rp 136 triliun atau sebesar 67% dari total pendanaan, penerbitan obligasi sebesar Rp 19 triliun, dan modal sendiri sebesar Rp 47 triliun.

Page 65: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 62

Grafik 3 Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan

(dalam triliun rupiah)

*) data Oktober 2010

Pelaksanaan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Pembiayaan Selama tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper) terhadap 161 calon direksi dan calon komisaris perusahaan pembiayaan yang mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan dengan rincian sebagai berikut: - 108 calon direksi; dan - 53 calon komisaris Dari jumlah tersebut, 8 orang calon direksi dan 4 orang calon komisaris dinyatakan tidak lulus penilaian kemampuan dan kepatutan.

d. Pemeriksaan Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Pasal 36 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, maka Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan. Pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penyampaian Laporan Keuangan Audit Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah memberikan sanksi berupa Surat Peringatan Pertama sampai dengan Surat Peringatan Ketiga dan Pembekuan Kegiatan Usaha terhadap Perusahaan Pembiayaan karena belum menyampaikan Laporan Keuangan Audit tahun 2009 sampai dengan selambat-lambatnya akhir April tahun 2010 sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Rincian jumlah Perusahaan Pembiayaan yang telah dikenakan sanksi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Page 66: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 63

No Jenis Sanksi Jumlah Perusahaan 1. Surat Peringatan Pertama 26 2. Surat Peringatan Kedua 4 3. Surat Peringatan Ketiga 2 4. Pembekuan Kegiatan Usaha 1

Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.010/2008 tentang Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan dinyatakan bahwa Menteri berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Pembiayaan dan berdasarkan kewenangan tersebut Menteri melakukan pemeriksaan terhadap Perusahaan Pembiayaan. Pada tahun 2010, Bapepam-LK telah melakukan pemeriksaan terhadap 60 Perusahaan Pembiayaan berdasarkan hasil analisis atas laporan periodik Perusahaan Pembiayaan, surat pengaduan dari masyarakat, dan hasil monitoring atas pemenuhan ketentuan Perusahaan Pembiayaan yang telah diperiksa pada tahun 2009. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kebenaran laporan periodik, menilai kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku di bidang Perusahaan Pembiayaan, dan memastikan bahwa laporan periodik sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166//PMK.010/2008 tentang Pemeriksaan Perusahaan Pembiayaan. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi : - Aspek kelembagaan; - Aspek penyelenggaraan usaha (operasional); - Aspek keuangan.

Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan Sebagai tindak lanjut atas pemeriksaan yang telah dilakukan selama tahun 2010 terhadap 60 Perusahaan Pembiayaan, Bapepam-LK telah memberikan sanksi berupa Surat Peringatan Pertama sampai dengan Ketiga, Pembekuan Kegiatan Usaha, dan Pencabutan Izin Usaha terhadap Perusahaan Pembiayaan yang telah melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang Perusahaan Pembiayaan. Rincian jumlah Perusahaan Pembiayaan yang telah dikenakan sanksi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: No Jenis Sanksi Jumlah Perusahaan 1. Surat Peringatan Pertama 11 2. Surat Peringatan Kedua 1 3. Surat Peringatan Ketiga 1 4. Pembekuan Kegiatan Usaha 1 5. Pencabutan Izin Usaha*) -

XI. KERJASAMA KELEMBAGAAN

1. Kerjasama Kelembagaan Domestik a. Penyelengaraan Annual Report Award 2009

Annual Report Award (ARA) diselenggarakan atas kerjasama Bapepam-LK, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Komite Nasional Kebijakan Governance

Page 67: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 64

(KNKG), Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, PT Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia. ARA 2009 merupakan penyelenggaraan yang kesembilan sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002. Jumlah peserta ARA 2009 diikuti oleh 176 perusahaan. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 17,4% dibandingkan peserta ARA 2008 yang berjumlah 163 peserta. Pada tahun ini terdapat 44 perusahaan yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ARA. Tema yang diangkat pada penyelenggaraan ARA tahun ini adalah “Transparansi Informasi untuk Pertumbuhan Bisnis yang Berkelanjutan”. Adapun kriteria penilaian menyangkut hal-hal seperti penyajian profil perusahaan, penerapan good corporate governance, analisa dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan, dan informasi keuangan. Penyusunan kriteria dan proses penilaian dilakukan oleh dewan juri, yang diketuai Bapak Mar’ie Muhammad. Pengumuman pemenang serta penyerahan penghargaan ARA 2009 dilaksanakan pada tanggal 22 September 2010, bertempat di Ballroom I Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

2. Kerjasama Kelembagaan Internasional a. Kontribusi Bapepam-LK di Association of South East Asia Nations (ASEAN)

Bapepam-LK terlibat dan berkontribusi aktif dalam forum ASEAN, khususnya yang menyangkut bidang pasar dan lembaga keuangan. Kerjasama internasional melalui forum ASEAN ini juga merupakan salah satu prioritas utama dalam hubungan kelembagaan luar negeri di Bapepam-LK. Adapun kontribusi Bapepam-LK di ASEAN sepanjang tahun 2010 ini adalah sebagai berikut: 1) ASEAN Finance Ministers’ Meeting (AFMM) dan ASEAN Finance and Central

Bank Deputies’ Meeting (AFDM). Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya ini dihadiri oleh para Menteri Keuangan, Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral dari negara-negara ASEAN. Perwakilan Bapepam-LK turut hadir dalam 14th AFMM/AFDM yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 April 2010 di Nha Trang, Vietnam. Selain itu, telah dilaksanakan pula Joint Seminar of ASEAN Central Bank and Finance Minister Deputies on ASEAN Financial Integration pada tanggal 18-19 Maret 2010, yang merupakan forum dialog dan diskusi antara para Deputi Bank Sentral dan Kementerian Keuangan dengan para pelaku swasta dalam merumuskan tujuan AEC 2015, khususnya di bidang integrasi moneter dan keuangan.

2) Working Committee on Capital Market Development (WC-CMD) Bapepam-LK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan terlibat langsung di forum WC-CMD ini. Forum ini merupakan salah satu bentuk fasilitasi dalam rangka pengembangan pasar modal ASEAN adalah untuk memperdalam pasar finansial dan pencapaian kolaborasi lintas batas pasar modal di antara negara-negara anggota ASEAN. Bapepam-LK telah secara aktif mengikuti 2 sidang WC-CMD yang diselenggarakan hingga tengah tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal 13 Januari 2010 dan 29-30 Juli 2010, di Singapura.

3) Working Committee on Financial Service Liberalisation (WC-FSL) Bapepam-LK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan terlibat langsung di forum WC-FSL ini. Forum ini ditujukan untuk membahas perkembangan liberalisasi jasa keuangan ASEAN menuju integrasi ekonomi ASEAN 2015 dan isu-isu lain yang menyertainya. Bapepam-LK telah berpartisipasi aktif dalam 2 (dua) pertemuan WC-FSL Meeting hingga tengah tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal 16-17 Juni 2010, di Bali, dan 2-3 Agustus

Page 68: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 65

2010, di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, Bapepam-LK juga aktif dalam memberikan masukan dalam forum tersebut, seperti pada 29th WC-FSL Meeting yang diselenggarakan pada tangal 2 Desember 2010, di Cebu, Philipina, meskipun saat itu perwakilan Bapepam-LK tidak dapat mengirimkan wakilnya dalam pertemuan tersebut.

4) ASEAN Capital Market Forum (ACMF) ACMF merupakan forum harmonisasi peraturan dalam rangka mencapai integrasi pasar modal di kawasan ASEAN pada tahun 2015 sesuai yang diamanatkan dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. Bapepam-LK menghadiri 12th ACMF Meeting yang diselenggarakan pada tanggal 25 Februari 2010 di Thailand. Selain itu, Bapepam-LK menghadiri pula ACMF Working Group (WG) Meeting yang dilaksanakan sebelumnya pada tanggal 14-15 Januari 2010 di Singapura. Adapun hasil pertemuan WG inilah yang nantinya akan menjadi agenda pada 12th ACMF Meeting. Adapun untuk pertemuan 13th ACMF Meeting tanggal 21 Oktober 2010, dimana saat itu Bapepam-LK juga mengirimkan perwakilan di dalamnya, kembali diadakan ACMF Working Group (WG) Meeting yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 4-6 Oktober 2010. Bapepam-LK pun saat itu hadir dalam ACMF WG Meeting tersebut. Selanjutnya, pada tanggal 26 November 2010, Bapepam-LK telah menghadiri ACMF Group of Expert (GOE) Meeting di Singapura yang merupakan forum konsultasi antara anggota ACMF dengan tim expert ACMF. Bapepam-LK juga telah menyelenggarakan seminar terkait Regional Capital Market Integration dalam kerangka kerjasama ASEAN Capital Market Forum (ACMF) pada tanggal 14 Desember 2010, di Hotel Borobudur, Jakarta. Adapun seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait rencana integrasi pasar modal di kawasan ASEAN, serta mendapatkan masukan dan persiapan dari pelaku industri pasar modal Indonesia terhadap rencana integrasi pasar modal ASEAN tersebut.

5) ASEAN Insurance Regulator Meeting (AIRM) AIRM merupakan pertemuan regulator asuransi di kawasan ASEAN dalam rangka membahas isu-isu yang terkait dengan industri asuransi saat ini. Pertemuan ini merupkana pertemuan tahunan yang hasilnya akan dilaporkan dalam AFDM/AFMM Meeting. Pada forum ini, Bapepam-LK telah menghadiri 13th ASEAN Insurance Regulator Meeting yang diselenggarakan di Makaty City, Philipina, pada tanggal 24-26 November 2010.

6) Kunjungan ke Bapepam-LK Sehubungan dengan kerjasama internasional Bapepam-LK dalam forum ASEAN, terdapat beberapa kali kunjungan ke Bapepam-LK sebagai berikut: - Kunjungan Prof. Andrew Sheng pada tanggal 25 Maret 2010, terkait

dengan pemaparan mengenai rencana integrasi finansial di ASEAN, khususnya peran regulator; dan

- Kunjungan Financial Secretary of Hong Kong Special Administrative Region Government (HKSARG) pada tanggal 23 Maret 2010, terkait diskusi mengenai kondisi perekonomian di Indonesia dan kawasan ASEAN.

- Kunjungan ASEAN Secretariat (ASEC) dan ASEC’s Consultant for the Establishment of Macroeconomic and Finance Surveillance Office (MFSO) pada tanggal 27 April 2010, terkait dengan diskusi tindak lanjut pembentukan MFSO.

Page 69: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 66

- Kunjungan Small Working Group (SWG) on ASEAN Exchange Linkage pada tanggal 18-19 Juni 2010, terkait dengan rencana pembentukan Exchange Linkage di antara Bursa-Bursa di kawasan ASEAN.

7) Lain-Lain: Bapepam-LK telah memberikan masukan atas rancangan Peraturan Presiden tentang Peningkatan Daya Saing, Pemanfaatan dan Pemenuhan Komitmen ASEAN tahun 2015 Periode 2010-2011. Selain itu Bapepam-LK telah memberikan masukan atas safeguard pasar keuangan Indonesia dan implementasi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community-AEC). Pada tanggal 30 November 2010, Bapepam-LK telah menghadiri 7th ASEAN Finance Ministers Seminar, di Kuala Lumpur, Malaysia. Adapun pertemuan yang dihadiri oleh berbagai Menteri Keuangan di negara-negara anggota ASEAN ini bertujuan untuk mempromosikan ASEAN sebagai kawasan tujuan investasi. Ketua Bapepam-LK ikut mendampingi Menteri Keuangan RI hadir dalam acara tersebut.

b. Kontribusi Bapepam-LK di ASEAN+3 (China, Jepang, dan Korea) 1) ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies’ Meeting (AFDM+3)

Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya ini dihadiri oleh para Menteri Keuangan, Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral dari negara-negara ASEAN+3. Perwakilan Bapepam-LK turut hadir dalam AFDM+3 yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 April 2010 di Nha Trang, Vietnam, bersamaan dengan AFMM dan AFDM. Selain itu, Bapepam-LK juga telah mengirimkan wakilnya untuk menghadiri AFDM+3 yang diselenggarakan pada tanggal 23-24 November 2010, di Xian, China.

2) Asian Bond Market Initiative (ABMI) ABMI merupakan kerangka kerjasama kerjasama ASEAN+3 yang bertujuan untuk mengembangkan pasar obligasi yang efisien dan lancar (liquid) di kawasan Asia. ABMI terdiri dari 4 Task Force (TF), yaitu TF 1: Promoting The Issuance of Local Currency-Denominated Bonds (Supply-Side), TF 2: Promoting The Issuance of Local Currency-Denominated Bonds (Demand-Side); TF 3: Improving The Regulatory Framework, dan TF 4: Improving The Related Infrastructure for The Bond Markets. Adapun saat ini ABMI telah berhasil membentuk suatu dana penjaminan bagi obligasi swasta melalui mekanisme Credit Guarantee and Investment Fund (CGIF), dimana Bapepam-LK bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) terkait erat dan terlibat dalam diskusi pembentukannya. CGIF Technical Working Group (TWG) telah melakukan 4 kali pertemuan hingga tengah tahun 2010 ini, yaitu pada tanggal 21-22 Januari 2010, di Thailand, tanggal 14-15 Juni 2010, di Bali, 23-25 Agustus di Beijing, China, dan 28-30 September 2010 di Tokyo, Jepang. Terkait dengan forum ABMI ini pula, Bapepam-LK telah menerima kunjungan dari pihak Nomura Research Institute (NRI) pada tanggal 13 April 2010 guna membahas ASEAN Technical Assistance (TA) for Bond Market Development, dan pada tanggal 2 September 2010, Bapepam-LK telah menghadiri ASEAN+3 Workshop on Improving Liquidity of Bond Market di Manila, Philipina. Selanjutnya, sebagai forum bagi para ahli pasar obligasi di kawasan ASEAN+3 memberikan opini dan rekomendasi mengenai pengembangan pasar obligasi di kawasan ASEAN+3 dalam ABMI, maka dibentuklah suatu prakarsa baru dalam kerangka kerjasama ASEAN+3 di bawah TF 3, yaitu ASEAN Bond Market Forum (ABMF). Bapepam-LK telah menghadiri pertemuan perdana dari

Page 70: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 67

ABMF ini yang diselenggarakan pada tanggal 28-30 September 2010, yang kemudian diikuti dengan 2nd ASEAN+3 Bond Market Forum pada tanggal 13-14 Desember 2010, di Manila, Philipina.

3) ASEAN Infrastructure Financing Mechanism (AIFM) AIFM dimaksudkan untuk memanfaatkan kelebihan dana baik pemerintah maupun swasta yang ada di kawasan bagi pengadaan proyek-proyek infrastruktur di negara-negara ASEAN melalui mekanisme ASEAN Infrastructure Fund (AIF). Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam forum ini dengan menghadiri pertemuan Task Force (TF) yang diselenggarakanpada tanggal 26-27 Januari 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.

4) Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) CMIM merupakan fasilitas bantuan keuangan di kawasan ASEAN+3 yang ditujukan untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran dan likuiditas jangka pendek serta untuk melengkapi fasilitas pendanaan internasional lain yang telah ada. Adapun focal point untuk kerjasama terkait CMIM ini berada pada Bank Indonesia, namun Bapepam-LK pun secara aktif memberikan kontribusi berupa material dan opini atas berbagai hal yang terkait dengan bidang tugas dan kewenangannya.

5) Technical Working Group on Economic and Financial Monitoring (ETWG) ETWG dibentuk dalam rangka memperkuat mekanisme pengawasan di kawasan ASEAN+3, khususnya dalam peranan mengembangkan dan memperkenalkan Early Warning System (EWS) sebagai deteksi awal atas kondisi perekonomian suatu negara.

c. Kontribusi Bapepam-LK di International Organizations of Securities Commissions (IOSCO) Keanggotaan Bapepam-LK sebagai regulator pasar modal Indonesia di dalam IOSCO sudah dimulai sejak tahun 1984. IOSCO menjadi forum utama bagi interaksi dan kerja sama antar pengawas pasar modal sedunia dan sekarang beranggotakan lebih dari 170 institusi yang terdiri dari badan pemerintah, SRO, dan institusi lain yang terkait dengan pasar sekuritas. Sebagai organisasi yang menghimpun para regulator sekuritas, IOSCO mempunyai beberapa tujuan, yaitu melindungi investor, menciptakan dan menjaga pasar yang wajar, efisien, dan transparan, serta mengurangi risiko sistemik. Untuk mencapai tujuan tersebut IOSCO telah menetapkan 30 prinsip IOSCO yang berisi mengenai prinsip-prinsip bagi Regulator (badan pemerintah dan SRO), Emiten, Perusahaan Efek dan Manajer Investasi, Skema Investasi Kolektif, dan pasar sekunder. IOSCO juga merupakan forum yang melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kapasitas para anggotanya melalui pelatihan dan/atau seminar yang diselenggarakan setiap tahunnya. Bapepam-LK telah menghadiri IOSCO Asia-Pacific Regional Committee (APRC) Mobile Seminar Training Program yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juni-2 Juli 2010 di Chinese, Taipei. Selain itu, Bapepam-LK telah menghadiri IOSCO APRC Meeting pada tanggal 27-30 Oktober 2010, di Taiwan dan menghadiri 2010 IFIE/IOSCO Global Investor Education Conference, pada tanggal 8-9 November 2010, di Mesir. Selain berbagai pertemuan rutin yang dihadiri terkait kerjasama dalam kerangka IOSCO ini, Bapepam-LK juga menghadiri Seminar on Trading Book Issues and Market Infrastucture yang diselenggarakan pada tanggal 16-18 November 2010, di Madrid, Spanyol dan 3rd Training Seminar Implementing IOSCO Principles Issuers Collective Investment Schemes and Enforcement, pada tanggal 30 November- 2 Desember 2010, di Rio De Janeiro, Brasil.

Page 71: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 68

d. Kontribusi Bapepam-LK di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Didirikan pada tahun 1989, APEC bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di Asia Pasifik. APEC saat ini memiliki 21 anggota, kebanyakan adalah negara yang memiliki garis pantai ke Samudra Pasifik. Bapepam-LK ikut berpartisipasi dalam berbagai program dan/atau seminar yang diselenggarakan oleh APEC sebagai berikut: 1) APEC Financial Regulators’ Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on

Regulation of New Product, pada tanggal 8-12 Maret 2010, di China; 2) APEC Financial Regulators’ Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on

Operational Risk, pada tanggal 12-16 April 2010, di Bali; 3) APEC Financial Regulators’ Training Initiative (FRTI) Regional Seminar on Risk

Management for Securities Regulator, pada tanggal 17-21 Mei 2010, di Filipina; 4) Pilot Placement Program in APEC, pada tanggal 22 Maret-19 April 2010, di

Malaysia; dan 5) APEC FRTI Regional Seminar on Market Supervision pada tanggal 13-17

Desember 2010, di Malaysia.

e. Kontribusi Bapepam-LK di Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) OECD merupakan organisasi internasional yang membantu pemerintah di berbagai negara dalam mengatasi permasalahan di bidang ekonomi, sosial dan tata kelola, seiring dengan globalisasi. Beberapa pertemuan OECD yang dihadiri oleh Bapepam-LK antara lain adalah: 1) The Meeting of Steering Group of Corporate Governance, pada tanggal 20-21

April 2010 di Paris, Perancis; 2) Working Group Meeting on the Asian Roundtable on Corporate Governance,

pada tanggal 25-26 Mei 2010, di Kuala Lumpur, Malaysia, 3) OECD Corporate Governance Committee, pada tanggal 16-17 November

2010, di Paris, Prancis; 4) OECD-Asia Regional Seminar: Enhancing Transparency and Monitoring of

Insurance Market pada tanggal 23-24 September 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia; dan

5) The Asian Roundtable on Corporate Governance pada tanggal 16-17 Desember 2010, di Shanghai, China.

Selain menghadiri pertemuan, Bapepam-LK telah berpartisipasi memberikan masukan atas updating APEC Individual Action Plan (IAP) tahun 2010 untuk Indonesia dan memberikan jawaban atas kuesioner yang terkait dengan OECD Project on National Pension Awareness Programme.

f. Kontribusi Bapepam-LK di Asian Development Bank (ADB) Bapepam-LK telah mengikuti seminar dan/atau workshop dan/atau konferensi yang diselenggarakan baik oleh ADB, maupun kerjasama yurisdiksi tertentu dengan pihak ADB. Hingga tengah tahun 2010 ini, Bapepam-LK telah turut berpartisipasi dalam kegiatan ADB sebagai berikut: 1) Regional Conference on Enhancing Social Protection in Asia-Pacific, pada

tanggal 21-22 April 2010, di Filipina; dan 2) Asia-Pacific Finance and Development Center (AFDC) Workshop on

Developing Corporate Bond Market, pada tanggal 26-29 Juli 2010, di Shanghai, China.

Page 72: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 69

g. Kontribusi Bapepam-LK di World Trade Organizations (WTO) Bapepam-LK telah berpartisipasi dalam organisasi WTO dengan melakukan pembahasan perkembangan posisi Indonesia (khususnya liberalisasi jasa keuangan non-bank) dan mengikuti Sidang Jasa WTO yang diselenggarakan di Jenewa setiap tahunnya. WTO sendiri adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan "aturan perdagangan" di antara anggotanya. Bapepam-LK telah berpartisipasi aktif untuk WTO dengan kegiatan dan menghadiri berbagai pertemuan sebagai berikut: 1) WTO Services Week, pada tanggal 1-11 Februari 2010, di Jenewa; dan 2) Pengisian Kuesioner Subsidi yang didistribusikan oleh Working Party on

General Agreement on Trade in Services (GATS) Rules. Di samping pertemuan-pertemuan di atas, Bapepam-LK juga secara rutin ikut hadir dalam rapat-rapat koordinasi antar depertemen terkait pembahasan mengenai liberalisasi bidang jasa dalam forum WTO bersama dengan Kementerian Perdagangan RI dan/atau Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

h. Kontribusi Bapepam-LK di G-20 G-20 atau Kelompok 20 Ekonomi Utama adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Dua Puluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat pula pertemuan yang teratur untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu negara tertentu saja. Kontribusi Bapepam-LK dalam forum G-20 ini hingga tengah tahun 2010 adalah dengan turut serta menghadiri G-20 Finance and Central Bank Deputies Meeting, and International Conference on Enhancing Micro Insurance Market and Expert Roundtable on the G-20 Financial Inclusion Process, pada tanggal 19-20 Mei 2010, di Berlin, Jerman. Bapepam-LK berperan secara aktif memberi masukan kepada BKF selaku koordinator kegiatan G-20 untuk Indonesia. Masukan tersebut khususnya terkait kebijakan Bapepam-LK dalam rangka mendukung perekonomian Indonesia yang diwujudkan dengan pemenuhan Framework for Strong, Sustainable, and Balance Growth. Bapepam-LK saat ini aktif pula memberikan kontribusinya dengan mendukung berbagai Working Group (WG) di bawah forum G-20 ini, yaitu WG on Enhancing Sound Regulation and Strengthening Transparency, dan WG on Reinforcing International and Promoting Integrity in Financial Market. Pada tanggal 4-5 September 2010, Bapepam-LK telah menghadiri the G20 Finance and Central Deputies’ Meeting di Gwangju, Korea.

i. Kontribusi Bapepam-LK di Financial Sector Assessment Program (FSAP) FSAP merupakan joint program antara International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, sesuai hasil G-20 Leaders Summit pada tanggal 15 November 2008 di Washington DC. FSAP ini digunakan sebagai mekanisme dalam memetakan kondisi sistem keuangan Indonesia dan infrastrukturnya, serta mengidentifikasi daya tahan sistem keuangan. Pada akhirnya, diharapkan dapat disusun

Page 73: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 70

rekomendasi sebagai dasar melakukan reformasi sektor keuangan dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Ruang lingkup FSAP yang dilakukan Kementerian Keuangan meliputi: 1) Formal Assessment

- IOSCO Principles - Core Principles for Systematically Important Payment System for Securities

Settlement System (CPSS-IOSCO) 2) Update

- Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) on Accounting and Auditing (AA)

- Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC) on Corporate Governance (CG)

3) Informal Assessment: IAS Insurance Principles Tim FSAP Kementerian Keuangan sendiritelah melakukan self assessment atas berbagai materi yang dicakup dalam ruang lingkup di atas. Hingga tengah tahun 2010 ini, Tim FSAP World Bank juga telah mengirimkan beberapa draft reports terkait dengan hasil assessment yang dilakukannya.

j. Kontribusi Bapepam-LK di Berbagai Kerjasama Multilateral Lainnya Kontribusi Bapepam-LK dalam berbagai kerjasama multilateral lainnya adalah dengan menghadiri berbagai forum multilateral, antara lain: 1) Roundtable on Solvency Requirements for Takaful Islamic Insurance, pada

tanggal 21-23 Februari 2010, di Dubai; 2) Orientation Course on Islamic Capital Market, pada tanggal 7-11 Maret 2010, di

Teheran, Iran; 3) The 5th Asian Forum of Insurance Regulators; 4) Rapat persiapan sidang Foreign Investment Protection and Promotion

Agreement (FIPPA) Indonesia-Kanada, pada tanggal 19-20 April 2010, di Solo, Indonesia; dan

5) International Financial Reporting Standards (IFRS) Regional Policy Forum, pada tanggal 12-13 Mei 2010 di Berlin, Jerman.

6) Bapepam-LK telah menghadiri Knowledge Sharing Program for Indonesia 2010, tanggal 3-13 Oktober 2010, di Korea Selatan.

7) Bapepam-LK telah menerima kunjungan delegasi Financial Supervisory Service (FSS) pada tanggal 8-9 Desember 2010, terkait diskusi mengenai sistem pengawasan keuangan yang terintegrasi.

8) Conference on The Financial Reform: An Emerging Market Perspective, pada tanggal 2-3 September 2010.

9) IMF/World Bank Annual Meeting, 8-11 Oktober 2010 di Washington, USA. 10) FSA Annual International Seminars, pada tanggal 30 November-2 Desember

2010, di London, Inggris. 11) D-8 Meeting on Development of Islamic Financial Services Industries, pada

tanggal 28 Oktober 2010, di Kuala Lumpur, Malaysia. 12) IOPS Annual Meeting, pada tanggal 1-5 November 2010, di Australia. 13) The 3rd International Accounting Conference, pada tanggal 26-28 Oktober

2010, di Bali, Indonesia. 14) 5th Asian Bond Market Summit, pada tanggal 26 November 2010, di

Singapura. 15) Study Visit ke Australian Transaction Reports and Analysis Centre

(AUSTRAC), Sydney, Australia, pada tanggal 5-8 Oktober 2010. 16) Conference on the Financial Reform: An Emerging Market Perspective pada

tanggal 2-3 September 2010 di Seoul, Korea Selatan.

Page 74: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 71

k. Kerja Sama Bilateral 1) Fokus kerjasama Bapepam-LK dengan Japan International Cooperation (JICA)

telah disepakati dirubah dari ”Study on Equity Market for SMEs” menjadi “Study on Legal Framework of MFI” mulai Juli 2010. Pada tahun 2010, Bapepam-LK dan JICA melakukan kegiatan antara lain: a) Penyelenggaraan survey terhadap kondisi dan minat UKM untuk

mendapatkan akses pembiayaan melalui Pasar Modal Indonesia bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 26-30 April 2010 di kota Kudus, Pemalang dan Solo

b) Pengiriman wakil Bapepam-LK untuk mengikuti Stock Exchange Development for ASEAN countries di Tokyo Jepang, 30 Mei - 16 Juni 2010

c) Penyelenggaraan “In-Country Training for SMEs” pada tanggal 11-12 Februari 2010 di Bandung bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian

d) Penyelenggaraan Study Meeting on Regulating Microfinance Institutions in Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2010 di Hotel Borobudur, Jakarta

2) Kerjasama Bapepam-LK dengan Securities and Exchange Organization (SEO) of Iran Pengiriman perwakilan Bapepam-LK ke 2nd International Orientation Course on Islamic Capital Markets, 7-9 Maret 2010 di Teheran,Iran

3) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australian Securities and Investment Commission (ASIC) a) Kunjungan Ms. Joanna Bird (perwakilan dari ASIC) ke Bapepam-LK dalam

rangka Partnership Program tentang Development of Strategic Policy Scoping Mission pada tanggal 2010

b) Pengiriman wakil Bapepam-LK ke ASIC Summer School 2010 & Secondment on Subjects: media, complaints management, investor education, external dispute resolution, audit, and accounting surveillance yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari - 12 Maret 2010

c) Workshop Investment Management kerjasama Bapepam-LK dengan ASIC di Hotel Borobudur pada tanggal 8 Juni 2010 dan 4 Agustus 2010

d) Pengembangan Kapasitas pegawai Bapepam-LK dalam bidang Investment Management Compliance dan Surveillance

e) Penyusunan materi investor education dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat atas investasi di pasar modal

f) Secondment pegawai Bapepam-LK dalam rangka Audit Surveillance ke ASIC selama 3 bulan, mulai tanggal 25 Oktober 2010 - 21 Januari 2011 di Australia

4) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australasian Compliance Institute (ACI) a) Penyelenggaraan Compliance Training for Indonesian Investment

Managers: Developing Compliance Arrangements pada tanggal 20 – 30 September 2010

b) Penyelenggaraan Compliance Training for Indonesian Broker-Dealer: Developing Compliance Arrangements pada tanggal 22 November – 2 Desember 2010

5) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) a) Konsultan Change Management and Human Resources untuk program

pengembangan pegawai Bapepam-LK b) Konsultan untuk melaksanakan fungsi Auditor Surveillance di Bapepam-LK

Page 75: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 72

6) Kerjasama Bapepam-LK dengan Australian Prudential Regulation Authority (APRA) a) Pengiriman wakil Bapepam-LK ke APRA dalam rangka Secondment on

Risk Based Supervision (PAIRS/SOARS) tanggal 31 Mei - 11 Juni 2010, 4 Oktober – 26 November 2010, dan 6 – 17 Desember 2010 di Sydney

b) Bapepam-LK telah menerima kunjungan Mr. Charles Watts Littrell, Executive General Manager, Policy, Research and Statistics of APRA dalam rangka mendiskusikan rencana kerjasama Bapepam-LK dan APRA untuk periode Government Partnership Fund II (GPF II) pada tanggal 4 November 2010

7) Lain-lain a) Administrasi program hibah ADB TA 7000-INO:Strengthening Regulation

and Governance dan TA No 7466: Strengthening Indonesia’s Capital Market b) Melayani permintaan informasi publik dari regulator asing seperti misalnya

ASIC, SEO Iran, ADB, SEC US, serta dari pihak asing lainnya c) Pengurusan keberangkatan pegawai Bapepam-LK ke luar negeri dalam

rangka dinas luar d) Menerima kunjungan dari pihak AFD (Agence De Francais Development)

pada tanggal 5 Januari 2010 e) Menerima kunjungan dari Nomura Research Institute, Jepang, perihal

ASEAN - TA for Bond Market Development and JICA Seminar pada tanggal 13 April 2010

f) Menerima kunjungan Menteri Keuangan Kanada ke Bapepam-LK pada hari Selasa, 9 November 2010

XII. PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI Dukungan teknologi informasi terhadap upaya pelayanan publik terus menerus ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan dengan telah tersedianya Sistem Pengaduan Online (investor complaint), Aplikasi Industri Reksa Dana, Laporan Elektronik Biro Administrasi Efek, dan telah diluncurkannya kembali website Reksa Dana dengan tampilan yang lebih baik. Di samping itu, Bapepam-LK juga telah mengembangkan Sistem Informasi Penanganan Keberatan dan Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Perusahaan Efek secara Elektronik (Laporan Kegiatan Bulanan Perantara Pedagang Efek dan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Efek) yang akan diujicobakan pada tahun 2011. Untuk membantu mempermudah dan memperlancar proses pemeriksaan dan penyidikan, Bapepam-LK telah mengembangkan Sistem Administrasi Pemeriksaan, Sistem Administrasi Penyidikan, dan Database Pihak yang Pernah Diperiksa. Untuk menunjang pengawasan Emiten, Bapepam-LK sedang mengembangkan Sistem Informasi Emiten. Berkaitan dengan pembangunan data warehouse pasar modal, Bapepam-LK bekerjasama dengan SRO.

XIII. DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN PASAR

MODAL Dukungan pemerintah terhadap upaya pengembangan industri pasar modal Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan baik dengan penerbitan kebijakan yang mendukung penguatan industri ini seperti dukungan terhadap peningkatan efisiensi

Page 76: Press Release Akhir Tahun 2010

Halaman 73

dan daya saing pasar modal dan peningkatan kualitas pengawasan dan pengaturan, kunjungan ke Bursa Efek, maupun dengan melakukan dialog dengan pelaku pasar. Beberapa bentuk dukungan dimaksud antara lain: 1. Berkenannya Bapak Presiden RI didampingi Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian dan Menteri Keuangan untuk membuka trading hari pertama perdagangan di tahun 2010 dan melakukan Temu Wicara dengan segenap Pelaku Pasar Modal Indonesia, tepatnya pada tanggal 4 Januari 2010. Direncanakan pula bahwa pada tanggal 3 Januari 2011 mendatang, Presiden RI berkenan hadir untuk meresmikan pembukaan perdagangan Efek hari pertama di Bursa Efek Indonesia dan berdialog dengan pelaku pasar modal Indonesia;

2. Berkenannya Menteri Keuangan hadir dan sekaligus meresmikan penyelenggaraan Investor Summit dan Capital Market Expo pada tanggal 10 November 2010.

XIV. PENUTUP

Cukup banyak pelajaran yang dapat dipetik selama tahun 2010 ini. Telah banyak pula upaya yang telah kita laksanakan bersama dan kita yakini telah mampu mengembalikan kepercayaan publik pasca krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 yang lalu. Namun, masih banyak lagi yang harus kita kerjakan bersama-sama untuk terus berbenah diri dalam menghadapi tahun mendatang, khususnya dalam menentukan arah kebijakan yang lebih kondusif bagi pengembangan industri pasar modal nasional. Hal ini memerlukan dukungan, integritas dan komitmen dari Pemerintah serta seluruh pelaku pasar modal Indonesia.

Akhirnya kata, dalam menjalani tugas yang kita emban bersama di tahun 2011 mendatang, mari kita bersama membulatkan tekad untuk berperan aktif memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi kemajuan industri pasar modal dan industri jasa keuangan non-bank di negeri kita.

Jakarta, 30 Desember 2010 A. Fuad Rahmany Ketua Bapepam-LK