preskas mata (giant papillary conjuntivitis

5/13/2018 Preskas Mata (Giant Papillary Conjuntivitis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/preskas-mata-giant-papillary-conjuntivitis 1/49



Identitas Pasien

Nama : Nn. NA

Jenis Kelamin : Wanita

Usia : 22 tahun

Suku : Jawa

Agama : Islam

Status marital : Belum menikah

Pendidikan : Perguruan Tinggi



Identitas Pasien

Pekerjaan : Karyawan swasta

Alamat : Dasana Indah Blok S5

No.10 RT.008/RW. 004

Kecamatan Kelapa Dua

Kabupaten Tangerang

Nomor RM : 589756

Tanggal Pemeriksaan : 11 November 2011



Anamnesa(Autoanamnesa)

Keluhan Utama:

Kedua mata merah sejak 2 minggu sebelum berobat

ke Poliklinik Mata RS Polri.

Keluhan Tambahan:

Kedua mata terasa gatal dan perih.

Kedua mata mengeluarkan kotoran yang lengket.,

berwarna putih.

Penglihatan terasa kotor.



Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Mata pada tanggal 11

November 2011 dengan keluhan kedua mata merah

sejak 2 minggu sebelumnya. Kedua mata merah

secara mendadak setelah menggunakan kontak

lensa (pasien pertama kali menggunakan kontak

lensa). Kedua mata merah dirasakan terus-menerus

dan semakin lama semakin buruk.




Pasien juga mengeluhkan kedua mata terasa gatal

dan perih. Gatal dirasakan semakin hebat ketika

terpapar angin.

Hal ini juga disertai dengan keluarnya kotoran mata

yang lengket, berwarna putih, terutama di pagi hari.

Pasien juga merasakan penglihatannya terasa kotor

(seperti kelilipan).




Pasien mengaku masih tetap menggunakan lensa

kontak walaupun kedua matanya sakit, dan berhenti

menggunakannya sejak 2 hari sebelum datang ke

Poliklinik Mata. Selama 2 hari terakhir, pasien

mengenakan kacamata.

Pasien menyangkal adanya demam, rasa silau,gangguan penglihatan yang mendadak, atau infeksi

saluran nafas menjelang timbulnya gejala.




Pasien telah mencoba menggunakan tetes mata

yang dibeli di warung, tetapi tidak membaik.



Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat gangguan serupa disangkal.

Riwayat trauma dan infeksi mata disangkal.

Riwayat pembedahan pada mata disangkal.

Riwayat pemakaian kacamata :

Pasien sebelumnya menggunakan kacamata dengan

ukuran mata kiri S - 0,25 dan mata kanan S - 0,25

sejak tahun 2009. Namun hanya digunakan apabila

pasien belajar atau menggunakan komputer.



Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat alergi:

± Pasien mengaku sering mengalami gatal-

gatal dan kemerahan pada kulit bila terkena

udara dingin sejak kecil.

± Pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat.



Riwayat Penyakit Keluarga

o Riwayat penyakit mata serupa disangkal.

o Riwayat penyakit alergi disangkal.



Pemer iksaan Fisik

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 16 x/menit

Suhu : afebris



Pemer iksaan Oftalmologi

Okuler Dekstra Okuler Sinistra

Visus

5/6F S -050 5/5 5/5 E

DE (-)

Kedudukan bola mata ortoforia

Tekanan intraokular N/pal N/pal

Gerak bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Palpebra super ior Tenang Tenang

Palpebra infer ior Tenang Tenang





Konjungtiva tarsalissuper ior

Hiperemis (+), edema

(+), papil (+)


(+), papil (+)

Konjungtiva tarsalisinfer ior


(+)


(+)

Konjungtiva bulbiHiperemis (+), Injeksikonjungtival (+)

Hiperemis (+), Injeksikonjungtival (+)

Kornea Jernih Jernih

Bilik mata depanJernih, kedalamansedang

Jernih, kedalamansedang





Ir is Coklat tua, kripta (+) Coklat tua, kripta (+)

Pupil

Letak sentral, bulat,

refleks cahaya

langsung/tidak

langsung +/+

Letak sentral, bulat,

refleks cahaya

langsung/tidak

langsung +/+

Lensa Jernih Jernih



Mata Kanan



Mata Kiri



Resume

Pasien wanita, berusia 22 tahun, datang ke Poliklinik Mata

dengan keluhan kedua mata merah sejak 2 minggu

sebelumnya. Kedua mata merah setelah menggunakanlensa kontak (pertama kali menggunakan lensa kontak).

Keluhan yang menyertai : rasa gatal, perih, penglihatan

terasa kotor (seperti kelilipan), dan mengeluarkan sekret

yang lengket berwarna putih, terutama di pagi hari.



Resume

Pasien tetap menggunakan lensa kontak walaupun

kedua matanya sakit sampai 2 hari sebelum berobat ke

Poliklinik. 2 hari terakhir pasien mengenakan kacamata.Pasien sudah mencoba menggunakan tetes mata, tetapi

tetap tidak membaik.

Keluhan yang mungkin berkaitan : fotofobia (-),

gangguan penglihatan mendadak (-), demam (-), infeksi

saluran nafas menjelang timbulnya gejala (-)



Resume

Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit serupa,

infeksi, trauma, atau pembedahan pada mata

sebelumnya.

Pasien mempunyai riwayat penggunaan kacamata

sebelumnya (OD S -0,25, OS S -0,25).

Pasien juga memiliki riwayat dermatitis alergi bila

terkena udara dingin.



Resume

Pada pemeriksaan fisik didapatkan:

Keadaan Umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 82x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : afebris



Resume

Pada pemeriksaan oftalmologi didapat:

Posisi kedua mata ortoforia

Gerakan bola mata baik ke segala arah

Visus : VOD : 5/6F S -050 5/5

VOS : 5/5 E

Palpebra superior dan inferior ODS tenang

Konjungtiva tarsalis superior dan inferior ODS hiperemis

(+), edema (+), dan ditemukan papil (+).



Resume

Konjungtiva bulbi ODS hiperemis dan terdapat injeksi

konjungtival

Kornea ODS jernih

Bilik mata depan ODS jernih, kedalaman sedang

Iris berwarna coklat, kripta +

Pupil ODS isokor, bulat, refleks cahaya langsung (+/+),refleks cahaya tidak langsung (+/+)

Lensa ODS jernih



Diagnosis Kerja

Giant Papillary conjunctivitis ODS



Penatalaksanaan

1. Saran Pemer iksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

± Hitung Jenis Leukosit

Pemeriksaan kadar Ig-E pada air mata

Pemeriksaan histopatologik kerokan

konjungtiva. ± Dapat ditemukan sel plasma, sel mast, limfosit, dan

basofil



Penatalaksanaan

2. Rencana Terapi

± Cendo Lyteers 3 x 1 tetes / hari

± Patanol (Olapatadine HCl) 2 x 1 tetes / hari

3. Rencana Edukasi

± Menghentikan penggunaan lensa kontak

± Kompres air dingin pada kedua mata selama 10

menit beberapa kali sehari



Prognosis

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Functionam : Bonam

Quo ad Sanactionam: Dubia ad Bonam



Tinjauan Pustaka



KONJUNGTIVA

Konjungtiva merupakan

membran mukosa transparan

yang menutupi sklera dan

kelopak mata bagian belakang.

Tiga bagian konjungtiva:

Konjungtiva tarsal (palpebral)

Konjungtiva bulbar

Konjungtiva fornises atau

forniks

Arteri dan vena konjungtiva

Pembuluh limfatik konjungtiva

Saraf kranial V1 (Nervus

Trigeminal divisi opthalmikus)



KONJUNGTIVA

Fungsi konjungtiva:

Melindungi mata melalui mekanisme pertahanan

nonspesifik berupa barier epitel dan mekanisme

pertahanan spesifik berupa mekanisme imunologis

seperti sel mast, leukosit, dan adanya jaringan

limfoid pada mukosa dan antibodi IgA.

Memproduksi air mata.



KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva.

Konjungtivitis dibedakan berdasarkan penyebab, yaitu: Konjungtivitis viral

Konjungtivitis bakterial

Konjungtivitis fungus dan parasit Konjungtivitis alergi

Konjungtivitis lainnya (toksik, trauma, dan lainnya)



KONJUNGTIVITIS

Klinis Virus Bakteri Parasit Alergi

Lainnya

(Toksik)

Injeksikonjungtiva

Sedang,umum

Mencolok,umum/ lokal

Ringan-

sedang,

lokal

Ringan-

sedang,

umum

Ringan-sedang

Air mata Banyak Sedang Sedikit Sedang Sedang

Gatal Sedikit Sedikit Tidak gatal Mencolok -

EksudatSedikit ,

jarang, air

Mengucur,

purulen atau

mucopurulen

Sedikit

Sedikit ,

berserabut,

lengket(putih)

Tidak ada

Adenopatipreaurikular lazim jarang lazim Tidak ada Tidak ada

Pewarnaan

usapan

Monosit,

limfositBakteri PMN

Biasanya

negatifeosinofil -

Penyakit yang

menyertai

Sewaktu-

waktuJarang Tidak ada Tidak ada Tidak ada



GIANT PAPILLARY CONJUNCTIVITIS



Giant Papillary Syndrome

Salah satu jenis konjungtivitis alergi yang sering

terjadi pada pengguna lensa kontak, pasien

yang terekspos dengan simpul jahitan setelah

pembedahan pada mata, atau pasien dengan

prostesis okular.



Etiologi

Iritasi atau trauma mekanik dan stimulus antigenik

pada konjungtiva tarsal

Reaksi hipersensitifitas terhadap coating lensa

kontak atau cairan pembersih lensa kontak

Respon otoimun (autoimmune) oleh jaringan limfoid

terhadap alergen pada permukaan lensa (mukus,

protein, bakteri, debris atau airborne pollutant)



Patofisiologi

Allergen

Respon alergi

Aktivasi

Phospholipase A2

Degranulasi sel mast Pelepasan histamin

Peningkatan

permibilitas kapiler

Menghasilkansirkulasi limfosit (SelT, eosinofil, dan

monosit)

Menginduksipembebasan asam

arakidonat

Mengkatalisasi jalur siklooksigenase dan

lipoksigenase

Menghasilkan

mediator inflamasi(tromboxane,

leukotriene, danprostaglandin)

Keadaan tidaknyaman dan

pembentukan papil

Kemerahan, edema konjungtiva,

dan peningkatan sekresi mukoid



Epidemiologi

Prevalensi 20 % pada penguna lensa kontak

hydrogel dan 5 % pada pengguna lensa kontak

rigid.

Pria dan wanita memiliki kerentanan yang sama

Lebih agresif pada anak-anak yangmenggunakan lensa kontak



Gejala

Gejala muncul umumnya setelah beberapa bulan

atau tahun setelah menggunakan lensa kontak,

namun dapat juga muncul mendadak.

Mata merah

Gatal segera setelah melepaskan lensa kontak

Akumulasi sekret

Pandangan kabur ringan



Gejala

Tahap lanjut:

± Adanya sensasi benda asing (seperti

kelilipan)

± Sering tergesernya lensa kontak ketika

mengedip

± Pandangan kabur

± Jumlah sekresi mukus yang berlebihan



Tanda

Hiperemis pada

konjungtiva tarsalis

superior dan/atauinferior

Papil dengan diameter

0,3 mm atau lebih padakonjungtiva tarsalis

superior



Tidak ada konjungtivitis Konjungtivitis r ingan



Konjungtivitis sedang Konjungtivitis berat



Diagnosis Banding

Konjungtivitis virus atau bakteri

Konjungtivitis vernal

Konjungtivitis atopik



Tatalaksana

Pemeriksaan penunjang:

Pemeriksaan kadar Ig-E pada air mata

Pemeriksaan histologik kerokan konjungtiva

Pada umumnya netrofil dan limfosit ditemukan pada

epitelium dan substansia propria, dimana sel mast

dan sel plasma hanya ada pada substansia propria

(tidak pada epitelium). Pada GPC ditemukan pada

epitelium.



Medikamentosa

Penggunaan lensa kontak

± Harus dihentikan selama 2 - 4 minggu

± Mengganti lensa kontak menjadi disposable (harian

atau mingguan)

± Meningkatkan higienitas lensa kontak

Pada kasus sedang, digunakan mast cell stabilizers dan

anti-histamin (Olopatadine dan Ketotifen) yang diberikan

sebanyak 2x/hari selama 8 sampai 12 minggu.



Medikamentosa

Pada kasus berat diberikan obat anti

inflamasi non-steroid (NSAID) atau steroid.

Steroid menjadi pilihan karena

keefektifannya mengatasi inflamasi akut.

Contoh : Loteprednol



Prognosis

Prognosis dari GPC baik. Kira-kira 80%

dapat kembali dengan nyaman

menggunakan lensa kontak setelah

menerima pengobatan.

Ptosis dan penurunan toleransi

penggunaan lensa kontak dapat terjadi.



Referensi

Riodan-Eva P dan Whitcher J. Vaughan and Asbury¶s General Opthalmology.

Edisi ke 17. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008

Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009

Barry A Weissman. Giant Papillary Conjunctivitis. 2011 [dikutip 2011

November 15 ]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/1191641-overview#aw2aab6b2b4aa

Chris Lievens. Living Library : Giant Papillary Conjunctivitis. 2001 [dikutip 2011

November 15 ]. Available from: http://www.opt.indiana.edu/aocle/livlib/gpc.htm

Handbook of Ocular Disease Management: Giant Papillary Conjunctivitis. 2001

[dikutip 2011 November 15 ]. Available from:

http://cms.revoptom.com/handbook/SECT16a.HTM



TERIMA KASIH

preskas mata (giant papillary conjuntivitis

Documents