presentasi eliminasi urin

33
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urin Luna Yunita Handriani S. Delviani Dearesty Lakaba Sulfadly Fachri Kurnia Sri Ambari Sukma Rahayu Rahmat Nawir Cici Fitriani Kelompok 6

Upload: nurul-fitriyah-m

Post on 24-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pola eliminasi

TRANSCRIPT

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urin

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi UrinLuna YunitaHandriani S.DelvianiDearesty LakabaSulfadly FachriKurniaSri AmbariSukma Rahayu RahmatNawirCici FitrianiKelompok 6

Latar BelakangManusia merupakan mahluk hidup yang paling kompleks yang diciptakan tuhan YME.Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai kotoran yang tidak lagi bermanfaat bagi tubuh manusia itu n proses pengeluaran kotoran tersebut dinamakan eliminasi.

Ruang Lingkup PenulisanPresentasi ini menyajikan materi antara lain:Pengertian eliminasi urineSistem yang berperan dalam eliminasi urineProses BerkemihFaktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urineMasalah-masalah Eliminasi UrinePerubahan pola berkemihAsuhan keperawatan eliminasi

PembahasanDefinisiEliminasi urin adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh yang berupa cairan. Proses pengeluaran ini sangat tergantung pada fungsi-fungsi organ eliminasi seperti ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Sehingga urine dapat keluar dengan baik.

Siklus Eliminasi Urine

Ginjal menyaring produk limbah dari darah untuk membentuk urine.Ureter mentranspor urine dari ginjal ke kandung kemih.Kandung kemih menyimpan urine sampai timbul keinginan untuk berkemih.Urine keluar dari tubuh melalui uretra

Sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi urine

Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh serta penyaring darah untuk di buang dalam bentuk urine sebagai zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan menahannya agar tidak bercampur dengan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Ginjal7Ginjal organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, berukuran 12 cm x 7 cm dan berat 120-150 gram.

Pada bagian ginjal terdapat nefron (berjumlah kurang lebih satu juta) yang merupakan unit dari struktur ginjal. Melalui nefron urin disalurkan ke dalam bagian pelvis ginjal, kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih, dan terakhir uretra.

Kandung KemihKandung kemih merupakan sebuah kantong berfungsi menampung urine. Kandung kemih dapat menampung sekitar 600 ml urine. Dalam kandung kemih terdapat beberapa lapisan jaringan otot yang paling dalam, memanjang di tengah, dan melingkar yang disebut sebagai detrusor, berfungsi untuk mengeluarkan urine bila terjadi kontraksi.

UretraUretra merupakan organ yang berfungsi menyalurkan urine ke bagian luar. Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada pria. Pada pria, uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urin dan sistem reproduksi, berukuran panjang 13,7 16,2 cm, dan terdiri atas tiga bagian, yaitu prostat. Selaput (membran) dan bagian yang berongga (ruang). Pada wanita, uretra memiliki panjang 3,7 6,2 cm dan hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine ke bagian luar tubuh.

Proses BerkemihVolume urine Dinding kandung kemih meregangPusat mikturisi di medulla spinalis pars sakralisOtot detrusor berkontraksi secara teraturSfingter uretra interna berelaksasiUrine masuk ke uretra,Walaupun berkemih belum terjadi

Proses BerkemihSaat Kandung kemih berkontraksiImpuls saraf ke Medulla spinalisIndividu menyadari keinginan berkemihSfingter eksterna berelaksasiRefleks mikturisi menstimulasi otot detrusor berkontraksiPengosongan kandung kemih yang efisien

Faktor-faktor yang mempengaruhi Eliminasi UrinePertumbuhan dan PerkembanganSosiokultural budaya masyarakatPsikologisKebiasaan seseorangTonus ototIntake cairan makanan dan minumanKondisi penyakitPembedahanPengobatanPemeriksaan diagnostik

Masalah Eliminasi Urinepenumpukan urin dalam kandung kemih (bladder) dan ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan isinya. Normalnya adalah 250-450 ml. tanda-tanda klinis pada retensi:Ketidaknyamanan daerah pubisDistensi vesika urinariaKetidaksanggupan untuk berkemihSering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit unrine (25-50 ml)Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannyaMeningkatnya keresahan dan keinginan berkemihAdanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.Penyebab:Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinariaTrauma sumsum tulang belakangTekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang lemahSfingter yang kuatSumbatan (striktur ureta dan pembesaran kelenjar prostat).

Retensi Urine

Inkontinensia UrineInkontinensia urin merupakan kehilangan kontrol berkemih yang bersifat sementara atau menetap. Klien tidak dapat mengontrol sfingter uretra eksterna. Merembesnya urine dapat berlangsung terus menerus atau sedikit sedikit (Potter dan Perry, 2005). Tipe Inkontinensia UrineInkontinensia DoronganInkontinensia totalInkontinensia stressInkontinensia refleksInkontinensia fungsional

Inkontinensia DoronganInkontinensia dorongan merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urin tanpa sadar, terjadi segera setelah merasa dorongan yang kuat setelah berkemih. (Hidayat, 2006).Tipe Inkontinensia Urine

Inkontinensia totalInkontinensia total merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urin yang terus menerus dan tidak dapat diperkirakan. Kemungkinan penyebab inkontinensia total antara lain: disfungsi neorologis, kontraksi independen dan refleks detrusor karena pembedahan, trauma atau penyakit yang mempengaruhi saraf medulla spinalis, fistula, neuropati (Hidayat, 2006). Tipe Inkontinensia Urine

Inkontinensia stressMenurut Hidayat (2006) inkontinensia tipe ini ditandai dengan adanya urin menetes dengan peningkatan tekanan abdomen, adanya dorongan berkemih, dan sering miksi. Inkontinensia stress terjadi disebabkan otot spingter uretra tidak dapat menahan keluarnya urin yang disebabkan meningkatnya tekanan di abdomen secara tiba-tiba. Peningkatan tekanan abdomen dapat terjadi sewaktu batuk, bersin, mengangkat benda yang berat, tertawa (Panker, 2007). Tipe Inkontinensia Urine

Inkontinensia refleksInkontinensia refleks merupakan keadaan di mana seseorang mengalami pengeluaran urin yang tidak dirasakan, terjadi pada interval yang dapat diperkirakan bila volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu. Inkontinensia tipe ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kerusakan neurologis (lesi medulla spinalis). Inkontinensia refleks ditandai dengan tidak adanya dorongan untuk berkemih, merasa bahwa kandung kemih penuh, dan kontraksi atau spasme kandung kemih tidak dihambat pada interval teratur (Hidayat, 2006).

Tipe Inkontinensia Urine

Inkontinensia fungsionalInkontinensia fungsional merupakan keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran urin secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan. Keadaan inkontinensia ini ditandai dengan tidak adanya dorongan untuk berkemih, merasa bahwa kandung kemih penuh, kontraksi kandung kemih cukup kuat untuk mengeluarkan urin (Hidayat,2006).

Tipe Inkontinensia Urine

EnurisisEnurisis Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang di akibatkan tidak mempunyai mongontrol spinter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak atu pada oarang jompo, umumnya pada malam hari.Faktor penyebab enurisis:Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari kondisi normalAnak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan berkemih tidak diketahui, yang mengakibatkan terlambatnya bangun tidur untuk ke kamar mandi.Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besarSuasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang tua).Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa dibantu atau mendidiknyaInfeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologis sistem perkemihanMakanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau makanan pemedasAnak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi

Perubahan Pola Eliminasi UrineFrekuensiUrgensyDysuriaPolyuriaUrinary suppresion

Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Urine Pengumpulan Urin Untuk Bahan Pemeriksaan.Pengambilan urin biasa merupakan pengambilan urin dengan mengeluarkan urin secara biasa, yaitu buang air kecil.

Pengambilan urin steril merupakan pengambilan urin dengan menggunakan alat steril, di lakukan dengan kateterisasiPengambilan urin selama 24 jam merupakan pengambilan urin yang di kumpulkan dalam waktu 24 jam, bertujuan untuk mengetahui jumlah urin selama 24 jam dan mengukur berat jenis, asupan dan output, serta mengetahui fungsi ginjal.

Persiapan Alat dan Bahan : Botol penampung beserta penutup Etiket khusus Prosedur kerja (untuk pasien mampu buang air kecil sendiri)Cuci tanganJelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di lakukanBagi pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri, maka bantu untuk buang air kecil. Keluarkan urin, kemudian tampung ke dalam botol. Bagi pasien yang mampu untuk buang air kecil sendiri, maka anjurkan pasien untuk buang air kecil dan biarkan urin yang pertama keluar dahulu. Kemudian anjurkan menampung urin ke dalam botolCatat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaanCuci tangan

Menolong Buang Air Kecil dengan Menggunakan Urineal

Menolong buang air kecil dengan menggunakan urineal merupakan tindakan membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri di kamar kecil di lakukan dengan menggunakan alat penampung (urineal). Hal tersebut di lakukan untuk menampung urin dan mengetahui kelainan dari urin (warna dan jumlah).

Persiapan alat dan bahan urineal pengalas tisu

Prosedur kerjacuci tanganjelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di lakukan pasang alas urineal di bawah glutea lepas pakaian bawah pasienpasang urineal di bawah glutea/ pinggul atau di antara kedua paha anjurkan pasien untuk berkemihsetelah selesai, rapikan alat cuci tangan, catat warna, dan jumlah produksi urine.

Melakukan Kateterisasi Kateterisasi merupakan tindakan memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi, sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya, eliminasi, sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya, kateterisasi terbagi menjadi dua tipe indikasi, yaitu tipe intermitent (straight kateter) dan tipe indwelling (falley kateter)

Persiapan alat dan bahan

Sarung tangan sterilKateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis) Duk steril Minyak pelumas / jelly Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat) Spuit yang berisi cairanPerlak dan alasnya Pinset anatomi Belgkok urineal bag sampiran

Prosedur kerja (Wanita) Cuci tangan Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukanAtur ruanganPasang perlak / alas Gunakan sarung steril Pasang duk steril Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (+ 3 kali hingga bersih) Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan bagian dalam Kateter diberi minyak pelumas pada ujungnya, lalu asupan pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas, asupan (2,5 5 cm) atau hingga urine keluar Setelah selesai, isi balon dengan cairan akuades atau sejenisnya dengan menggunakan spuit untuk yang dipasang tetap. Bila tidak dipasang tetap, tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi ke arah samping Rapikan alat Cuci tangan

Prosedur kerja (Pria)Cuci tanganJelaskan prodesurAtur ruangan/ pasang sampiranPasang perlak/alasGunakan sarung sterilPasang duk sterilPegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preptium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat/savlon.Beri minyak pelumas atau jeli pada ujung kateter (kurang lebih 12,5-17,5 cm), lalu masukkan pelan-pelan (kurang lebih 17,5 -20 cm) sambil anjurkan untuk menarik napas.Jika tertahan jangan dipaksa/tegangkan.Setelah kateter mask, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk yang dipasang tetap, dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam.Sambung kateter dengan urobag dan fiksasi ke arah paha/abdomenRapikan alatCuci tangan

Menggunakan Kondom KateterMenggunakan kondom kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan kondom kateter pada pasien yang tidak mampu mengontrol berkemih. Cara ini bertujuan agar pasien dapat berkemih dan mempertahankannyaAlat dan bahan

Sarung tanganAir sabunPengalasKondom kateterUrine bagSampiran

Prosedur KerjaCuci tanganJelaskan prosedurAtur ruangan/pasang sampiranPasang perlak/alasGunakan sarung tanganAtur posisi pasien dengan telentangBersihkan daerah genetalia dengan sabun dan bilas dengan air hingga bersih kemudian keringkanLakukan pemasangan kondom dengan menyisakan 2,5-5 cm ruang antara glans penis dengan ujung kondomLekatkan batang penis dengan perekat elastis, tapi jangan terlalu ketatHubungkan ujung kondom kateter dengan saluran urobagRapikan alatCuci tangan

ASUHAN KEPERAWATAN.docx

ReferensiAlimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia.Salemba Medika:Jakarta.

Marilyn.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta

Rahardjo Pudji.2001.Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2.

Potter Perry.2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2.EGC: Jakarta.

Wartonah, Tarwoto.2003. Kebutuhan Dasar Manusia, Salemba Medika : Jakarta.

PertanyaanApakah suhu dapat mempengaruhi keinginan untuk berkemih? Mengapa! (dilla)Bagaimana Proses eliminasi urine pada pemasangan kateter? (tuti)Sebutkan Larutan organik dan larutan anorganik yang tergandung dalam urine? (syahrul)Apa Dampak dari menahan kemih? (arma)Apa Efek dari pemasangan kateter? (reski purnamasari)Apa Dampak dari pemasangan kateter yang tidak tepat pada wanita? (munawarah)