prambanan klaten dalam angka

57
ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi Oleh : F A R I H I N NIRM: 05.6.106.09010.5.0072 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

Upload: nur-azizah-irawati

Post on 23-Jun-2015

1.097 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prambanan Klaten Dalam Angka

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK

DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2007

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

Fakultas Geografi

Oleh :

F A R I H I N

NIRM: 05.6.106.09010.5.0072

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2009

Page 2: Prambanan Klaten Dalam Angka

ii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK

DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2007

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh: FARIHIN

NIRM: 05.6.106.09010.5.0072 Telah dipertahankan di depan Team Penguji pada

Hari/Tanggal : Senin, 16 Maret 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Team Penguji Tanda tangan Ketua : Drs. Priyono, M. Si (……………) Anggota : Drs. H. Dahroni , M. Si (……………) Pembimbing I : Drs. Priyono, M. Si (.…………...)

Surakarta, 20 Mei 2009 Dekan Fakultas Geografi UMS

( Drs.H. Yuli Priyana, M. Si)

Page 3: Prambanan Klaten Dalam Angka

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Februari 2009

F a r i h i n

Page 4: Prambanan Klaten Dalam Angka

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

? Bapak dan Ibu tercinta

? Sahabat-sahabatku tersayang

? Almamaterku

Page 5: Prambanan Klaten Dalam Angka

v

MOTTO

Tidak ada pemberian ALLOH yang paling luas dan lebih baik dari pada

KESABARAN

( H.R. Bukhri Muslim)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

( Surat 94 : 6)

Isoho Rumongso Ojo Rumongso Isoh

Page 6: Prambanan Klaten Dalam Angka

vi

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten

dengan judul : ”Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Tahun 2007”, bertujuan : 1) Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan, 2) Mengetahui penyebaran tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data sekunder. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang diperlukan adalah jumlah penduduk tahun 2007, jumlah fasilitas sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, sarana keagamaan di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Metode analisa data dengan menggunakan tabulasi dan analisa diskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan mempunyai tiga kelas, yaitu rendah (jika kurang dari 1%.), sedang (jika 1 - 2 %) dan tinggi (jika lebih dari 2 %). 2) Desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk rendah adalah Randusari, Sengon, Cucukan, Sanggrahan, Bugisan dan Taji. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk sedang adalah Joho, Kotesan dan Geneng. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk tinggi adalah Kebondalem Kidul, Pereng, Kemudo, Tlogo, Kokosan, Kebondalem Lor dan Brajan.

Page 7: Prambanan Klaten Dalam Angka

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya, yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi

dengan judul : “ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN

PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007”.

Sungguh merupakan kebanggan kenangan yang amat berbahagia bagi

pribadi penulis atas terselesainya skripsi ini karena ini merupakan bagian akhir

dari syarat-syarat yang harus penulis penuhi dalam menempuh ujian kesarjanaan

pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Selain untuk memenuhi syarat-syarat guna menempuh ujian akhir, juga

disini penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah pengetahuan bagi

pembaca khususnya adik-adik mahasiswa dilingkungan Fakultas Geografi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan dan pertolongan oleh pihak - pihak lain, maka dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada :

1. Drs.H. Yuli Priyana, M.Si sebagai Dekan Fakultas Geografi Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin demi terselesaikannya

skripsi ini.

2. Drs. Priyono, M.Si selaku pembimbing utama skripsi yang di tengah

kesibukannya berkenang meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

petunjuk sehingga skripsi ini terselesaikan

3. Staf pengajar Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang

telah banyak membantu dan memberikan bekal pengetahuan kepada penulis

selama menempuh studi di Fakultas Geografi UMS.

4. Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian ini.

5. Seluruh staf perpustakaan UMS yang telah membantu dalam hal kepustakaan.

Page 8: Prambanan Klaten Dalam Angka

viii

6. Bapak dan Ibu tercinta, atas pengorbanan dan kasih sayang dan dukungannya

selama ini sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan.

7. Teman seperjuangan Wahid, Gatot, Purwanto, Imam, Erik, Udi, Umi yang

tergabung dalam G-8 kompak selalu.

8. Pak Carik “Marjuki” sebagai penggerak temen-temen untuk menyelesaikan

skripsi.

9. Semua pihak yang telah membantu baik secara material maupun immaterial

Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Harapan

penulis mudah - mudahan skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Februari 2009

Penulis

Page 9: Prambanan Klaten Dalam Angka

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………........

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..

HALAMAN PERNYATAAN….…………………………………………..

HALAMAN PERSEMBAHAN ………..………………………………….

HALAMAN MOTTO ………………………....…………………………...

ABSTRAK ……………………………………………………………….....

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...

DAFTAR ISI ……………………………………………………………......

DAFTAR TABEL …..……………………………………………………...

DAFTAR GAMBAR …..…………………………………………………...

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

xi

xii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….

1.1. Latar Belakang Penelitian ….........……………………......

1.2. Perumusan Masalah ………………………………………

1.3. Tujuan Masalah …………………………………………..

1.4. Kegunaan Penelitian ……………………………………...

1.5. Tinjauan Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya …….……..

1.6. Kerangka Pemikiran ………………………………………

1.7. Metode Penelitian ...............................................................

1.8. Batasan Operasional ………………………………………

1

1

5

5

5

5

11

13

14

BAB II DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN ……………………….

2.1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian........................................

2.1.1. Letak, Luas dan Batas …………………...................

2.1.2. Iklim.........................................…………………......

2.1.3. Geologi………………………………......................

2.1.4. Geomorfologi……………………….................

2.1.5. Tanah ..........................................................................

2.1.6. Penggunaan Lahan .....................................................

16

16

16

16

21

21

22

22

Page 10: Prambanan Klaten Dalam Angka

x

2.2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Kependudukan.......................

2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk...............................

2.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan jJenis

Kelamin ...…………………………………………...

2.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan...

2.2.4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata

Pencaharian …....………………………………........

2.3. Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi……………………

2.4. Sarana Transportasi………………………………………..

23

23

24

25

26

27

28

BAB III

BAB IV

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN SARANA

PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI DAERAH

PENELITIAN.…………………………………………………

3.1. Kebijaksanaan Pembangunan di Kecamatan Prambanan…..

3.2. Sarana dan Prasarana .............................................................

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK………………..

4.1. Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan

tahun 2007.............................................................................

4.2. Distribusi Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan

Prambanan..............................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN...................................................

DAFTAR PUSTAKA

29

29

33

39

39

41

43

Page 11: Prambanan Klaten Dalam Angka

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Perbandingan Penelitiaan Sebelumnya....................................... 11

Tabel 2.1. Curah Hujan di Kecamatan Prambanan Tahun 1996 - 2005...... 18

Tabel 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schemidt dan Ferguson.................. 19

Tabel 2.3 Penggunaan Lahan di Kecamatan Prambanan…….................... 23

Tabel 2.4. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin…….. 24

Tabel 2.5. Tingkat Pendidikan Penduduk……………………………….. 26

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007….. 27

Tabel 2.7. Jumlah Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi di Kecamatan

Prambanan Tahun 2007………………………………………..

27

Tabel 2.8. Sarana Transportasi di Kecamatan Prambanan Tahun 2007…. 28

Tabel 3.1. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Prambanan Tahun

2007……………………………………………………………

33

Tabel 3.3. Jumlah Prasarana Kesehatan di Kecamatan Prambanan

Kecamatan Prambanan 2007………………………………...

35

Tabel 3.4. Jumlah Prasarana Keagamaan di Kecamatan Prambanan

Kecamatan Prambanan 2007…………………………………..

37

Tabel 4.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Prambanan

Tahun 2006 ……………………………………………………

40

Page 12: Prambanan Klaten Dalam Angka

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian....................................................... 13

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kecamatan Prambanan........................... 17

Gambar 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson............. 19

Gambar 2.3. Tipe Iklim Berdasarkan Metode Koppen............................ 21

Gambar 3.1. Peta Fasilitas Pendidikan Prambanan…..……..……….…. 34

Gambar 3.2. Peta Prasarana Kesehatan Prambanan ………………..….. 36

Gambar 3.3. Peta Prasarana Keagamaan Prambanan ………………….. 38

Gambar 4.1. Peta Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Prambanan 42

Page 13: Prambanan Klaten Dalam Angka

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan di bidang sosial, kependudukan dan lingkungan hidup

turut ditingkatkan dan diarahkan agar pembangunan benar-benar bermanfaat dan

menyentuh semua sendi-sendi kehidupan di masyarakat. Pembangunan di suatu

wilayah harus senantiasa memperhatikan kondisi sosial masyarakat, tingkat

pendidikan, kepadatan penduduk serta berbagai faktor lain yang menyangkut

aspek sosial dan lingkungan hidup. Demikian pula pembangunan haruslah

senantiasa mempertimbangkan. Di era reformasi yang semakin global ini.

berbagai cara telah ditempuh untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

diantaranya adalah dengan perbaikan kualitas sumberial kependudukan serta

perbaikan kelestarian sumber daya alam bagi kelangsungan hidup generasi

berikutnya. Maka dari itu kiranya dipandang perlu untuk senantiasa mengkaji

kondisi sosial dan kependudukan masyarakat melalui pendalaman ilmu tentang

geografis baik menyangkut kependudukan maupun lingkungan hidup.

Indikator utama yang dapat memberikan gambaran tentang

kependudukan adalah kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk.

Kepadatan penduduk akan memberikan informasi tentang persebaran penduduk,

sedang laju pertumbuhan penduduk akan memberikan gambaran tentang

perubahan jumlah dari waktu ke waktu baik karena pertumbuhan alamiah maupun

karena migrasi (LPPWK, 1991).

Geografi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

mencitrakan (fodescribe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala -

gejala kependudukan, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan

dan berusaha mencari fungsi dari unsur - unsur bumi dalam ruang dan waktu.

(Bintarto, 1977)

Salah satu objek kajian geografi adalah geosfer. Dimana penduduk

merupakan salah satu elemen dalam geografi, oleh karena itu informasi yang

lengkap mengenai keadaan, latar belakang dan keadaan sosial ekonomi, letak

Page 14: Prambanan Klaten Dalam Angka

2

geografis serta perkembangan penduduk suatu daerah yang berhasil akan sangat

berguna. Masalah kependudukan di suatu daerah antara lain masalah yang

berkaitan dengan jumlah, distribusi dan kepadatan penduduk baik di wilayah

pedesaan maupun di perkotaan.

Sebagaimana diketahui hasil penemuan mangenai masalah

kependudukan pada hakekatnya secara relatif dapat dikatakan sebagai bidang

yang masih baru. Kalau ditinjau lebih lanjut sebenarnya bidang itu sendiri

merupakan masalah yang benar-benar baru karena dalam perkembangan sejarah

sejak dulu kala sudah eksperimen untuk menghitung jumlah penduduk. (Barday,

1990).

Seiring dengan semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk

ditemukan bahwa distribusi penduduk secara keruangan di permukaan bumi tidak

merata. Secara umum penduduk hidup secara bergerombol pada suatu daerah

yang banyak sumber daya maupun fasilitas kehidupan. Dahulu manusia memilih

tinggal di tepi-tepi sungai untuk memudahkan aktifitas kehidupannya dalam

mencari sumber-sumber kehidupan. Sejalan dengan waktu hal itu berkembang

hingga pada kehidupan modern, di mana pusat-pusat sumber daya dan fasilitas

hidup selalu menjadi prioritas pilihan tempat tinggal. Akibatnya tiap kota di

negara berkembang dan negara yang maju mempunyai pola keruangan yang tidak

sama. Perbedaan ini disebabkan adanya berbagai unsur dan faktor lain seperti luas

daerah, topografi, budaya, politik dan sosial ekonomi. Perbedaan kepadatan

penduduk biasanya dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor antara lain faktor

fisiografi dimana penduduk selalu memilih tempat tinggal yang relatif baik, tanah

yang subur, air yang cukup serta iklim yang cocok faktor yang lain adalah faktor

hiologis dan kebudayaan.

Masalah kependudukan yang mempengaruhi pelaksanaan dan

pencapaian tujuan pembangunan di Indonesia adalah pola penyebaran dan

kepadatan penduduk serta mobilitas tenaga kerja yang kurang seimbang, baik dan

sisi antar pulau, antar daerah maupun antar daerah pedesaan dan perkotaan.

Masalah yang timbul berkaitan dengan jumlah adalah jumlah penduduk yang

tidak seimbang dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sehingga semakin

Page 15: Prambanan Klaten Dalam Angka

3

besar jumlah penduduk tetapi kesejahteraannya tidak semakin meningkat bahkan

cenderung menurun. Sedangkan masalah yang berkaitan dengan distribusi

penduduk adalah bahwa pola distribusi atau persebaran penduduk cenderung

mengelompok pada daerah-daerah yang mempunyai letak strategis seperti pusat

pemerintahan sehingga daerah-daerah pinggiran mengalami keterlambatan

pembangunan di bidang fisik, sosial dan ekonomi dan kesejahteraan penduduk.

Masalah yang berkaitan dengan kepadatan penduduk adalah terjadinya kepadatan

penduduk tinggi di pusat perkotaan akibat terjadinya urbanisasi penduduk

dikarenakan tidak meratanya pemenuhan pemerataan pembangunan di suatu

wilayah.

Sebagai akibat dari pertambahan penduduk yang begitu cepat akan

mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan

alam dan fasilitas kehidupan yang tersedia. Secara umum penduduk yang terlalu

padat akan memberi tekanan yang besar terhadap lingkungan sejalan dengan

timbulnya masalah perluasan pemukiman, meningkatnya kebutuhan akan

pekerjaan, pendidikan, pangan, pelayanan kesehatan dan menurunnya mutu itu

sendiri.

Dipandang dari berbagai masalah yang timbul sebagaimana dijelaskan,

maka kiranya kebijakan pemerintah di bidang kependudukan sangatlah perlu

untuk dicermati dengan baik. Kebijakan itu meliputi penyediaan lapangan kerja

penduduk yang menginginkan, memberi kesempatan pendidikan, meningkatkan

kesejahteraan, serta usaha-usaha lain yang diperlukan.

Adapun pentingnya masalah-masalah kependudukan seperti jumlah, pola

distribusi dan kepadatan penduduk perlu ditelaah dan dikaji ulang adalah agar

dapat diketahui penyebab terjadinya pola distribusi dan kepadatan penduduk yang

tidak merata serta untuk mengetahui kebijakan apa saja sang perlu diambil baik

oleh pemerintah sepertinya rencana umum tata ruang kota (RUTRK) maupun

pembinaan terhadap masyarakat agar pertumbuhan dan kepadatan penduduk dapat

terkendali dan terkontrol dengan baik sehingga pelaksanaan pembangunan dan

hasil-hasilnya dapat dinikmati masyarakat secara keseluruhan.

Page 16: Prambanan Klaten Dalam Angka

4

Hal demikian juga terjadi di wilayah Kecamatan Prambanan, yang

merupakan kota penghubung dengan antara Solo dan Yogyakarta. Di daerah ini

pusat sumber daya dan fasilitas sosial berada di wilayah Kecamatan Prambanan.

Demikian sekaligus kecamatan tersebut menjadi daerah dengan distribusi

penduduk cukup di wilayah Kabupaten Klaten.

Tingginya kepadatan penduduk seringkali menimbulkan permasalahan

dalam penataan keruangan akibat besarnya tekanan penduduk terhadap lahan.

Demikian halnya dengan Kecamatan Prambanan. Oleh karena itu upaya untuk

melakukan analisis kepadatan dan distribusinya dalam ruang menjadi penting,

sebagai upaya untuk melakukan proyeksi dan perencanaan pembangunan ke

depan. Dengan analisis ini, kecenderungan-kecenderungan arah dinamika

penduduk, pusat-pusat perkembangan dan besarnya kepadatan di suatu wilayah

disuatu waktu dapat diketahui, sehingga penentuan kebijakan-kebijakan

kependudukanpun dapat diputuskan sesuai kebutuhan. Selain itu kepadatan

penduduk dapat berakibat keamanan dan jaminan keselamatan yang lebih sulit di

kontrol oleh aparat keamanan. Terlebih lagi pada daerah-daerah yang penduduk

heterogen. Kecemburuan sosial terkadang begitu kental dengan psikologi sosial di

masyarakat pribumi. Oleh karena itu sangatlah dipandang perlu mengetahui

penyebab terjadinya pola distribusi dan kepadatan penduduk yang tidak merata,

kultur budaya dan sistem sosial yang kurang sesuai dengan karakteristik

masyarakat setempat serta kebijakan apa saja yang perlu diambil agar

pembangunan di wiliayah Klaten benar-benar merata sesuai dengan prinsip

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya sesuai dengan tujuan pembangunan

nasional. Hal demikian juga terjadi di Kabupaten Klaten. Pada daerah ini pusat

sumber daya dan fasilitas sosial berada di Kecamatan Prambanan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan

dengan judul “ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK KECAMATAN

PRAMBANAN TAHUN 2007”.

Page 17: Prambanan Klaten Dalam Angka

5

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut dapat

dirumuskan pearmasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat pertumbuhan penduduk yang ada di wilayah

Kecamatan Prambanan ?

2. Bagaimana penyebaran tingkat pertumbuhan penduduk di wilayah

Kecamatan Prambanan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan.

2. Mengetahui penyebaran pertumbuhan penduduk di Kecamatan

Prambanan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 Fakultas

Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Sebagai bahan tambahan bacaan dan pengetahuan pada perpustakaan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1.5. Tinjauan Pustaka Dan Penelitian Sebelumnya

Geografi mempelajari hubungan kausal gejala dipermukaan bumi yang

menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan

keruangan, ekologi dan regional. Dalam geografi terpadu untuk mendekati

masalah digunakan tiga pendekatan yaitu : analisa keruangan, analisa ekologi, dan

analisa komplek wilayah.

Analisa kompleks wilayah merupakan kombinasi antara analisa

keruangan dengan analisa ekologi. Pada analisa ini, wilayah-wilayah tertentu

didekati atau dihampiri dengan pengertian areal differrentation yaitu anggapan

Page 18: Prambanan Klaten Dalam Angka

6

bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada dasarnya suatu

wilayah berbeda dengan wilayah lainnya (Bintarto, dan Surastopo, 1979).

Dalam rangka memperjelas pemahaman kita tentang kepadatan dan pola

distribusi penduduk perlu dijelaskan tentang pengertian demografi atau ilmu

tentang kependudukan. Menurut Philips M. Hanser dan Dadley Duncan (1991)

dalam Dahroni dan Priyono (1995) dijelaskan bahwa demografi adalah ilmu yang

mempelajari tentang jumlah, perebaran teroterial, komposisi penduduk, serta

perubahan-perubahan dan sebab-sebab persebaran itu sendiri, yang biasa timbul

karena natalitas, mortalitas, gerak teroterial (migrasi), dan mobilitas sosial

(perubahan status).

Kepadatan penduduk adalah jumlah rata-rata penduduk pada setiap

wilayah satu kilometer persegi. Angka kepadatan penduduk tiap-tiap wilayah

biasanya tidak sama. Kepadatan penduduk secara aritmatik biasanya hanya

disebut sebagai kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk identik dengan

banyaknya penduduk atau rumah sebagai tempat tinggal yang padat atau rapat

dalam satu wilayah yang sempit atau kurang memadai. Kepadatan ini banyak

dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor intern daerah seperti

pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi (kelahiran lebih tinggi dibanding

kematian) dan daerah yang strategis maupun faktor eksternal seperti banyaknya

penduduk bermigrasi atau daerah disekitarnya yang kurang produktif.

Pertambahan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap tingkat

kepadatan penduduk di suatu wilayah tersebut. Hal ini terjadi karena penduduk

rertambah sedangkan ruang atau wilayah sifatnya tetap. Dengan tingkat kepadatan

penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan penyebaran penduduk yang merata,

maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah tertentu terutama di

daerah yang mempunyai daya tarik yang cukup kuat baik daya tarik ekonomi,

fasilitas sosial yang memadahi, jaminan keamanan, kond isi geografis yang bagus,

maupun dari aspek sosial. Hal ini menjadi masalah yang lazim bagi kehidupan

karena manusia mempunyai kecenderungan mencari tempat-tempat yang dekat

dengan sumber penghidupannya seperti dekat industri, dekat sungai, dekat jalan

raya dan lain sebagainya.

Page 19: Prambanan Klaten Dalam Angka

7

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk antara lain

adalah :

1. Daerah yang produktif

2. Sebagai pusat pemerintahan

3. Kesempatan lapangan kerja yang lebih baik

4. Tersedianya sarana prasarana yang memadahi seperti sarana pendidikan,

transportasi dan komunikasi, hiburan dan penerangan.

Menurut Malthus (1798) dalam Ida Bagus Mantra (1985), ada 3 macam

yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk, yaitu :

1. Kemelaratan (misery) yaitu sega la keadaan yang menyebabkan kematian

seperti penyakit, epidemi, bencana alam, kekurangan pangan, dan kelaparan.

2. Kejahatan (vice) yaitu segala jenis pencabutan jiwa sesama manusia, seperti

kelaparan, membunuh anak-anak tertentu atau pembunuhan orang-orang cacat

dan orang tua.

3. Pengekangan diri (moral restraints) yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu

seks dan penundaan perkawinan.

Demikian juga sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ninik Widiyanti

bahwa faktor penyebab meningkatnya jumlah penduduk perkotaan antara lain :

pertambahan alami penduduk daerah perkotaan itu sendiri, adanya daerah

pedesaan yang berubah menjadi daerah perkotaan serta adanya mobilitas

penduduk. Mobilitas penduduk horisontal atau geografis meliputi semua gerak

(movement) penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode waktu

tertentu. Batas wilayah pada umumnya menggunakan batas administrasi, misalkan

: Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan dan Pendukuhan.

Sedangkan menurut Lembaga Pengawas dan Pengembangan Wilayah

Kekotaan (LPPWK, 1991) faktor- faktor lain yang mempengaruhi persebaran dan

kepadatan penduduk yang mengelompok antara lain adalah interaksi dan

komunikasi masyarakat yang bersifat terbuka, akses sosial dan budaya yang dapat

masuk dan keluar dari daerah dengan mudah, serta didukung oleh fasilitas

ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, keagamaan yang memadai.

Page 20: Prambanan Klaten Dalam Angka

8

Adapun kepadatan penduduk klasifikasi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Kepadatan penduduk yang termasuk kompleks perkantoran dan sekolah yang

merupakan pusat kota.

2. Kepadatan penduduk yang termasuk sedang terdapat di sebagian besar daerah

kotamadya. Hal ini di sebabkan karena karakteristik daerah tersebut hampir

sama dengan daerah pusat kota. Selain sebab tersebut dikarenakan juga para

pendatang di daerah tersebut menginginkan harga tanah yang relatif murah.

3. Kepadatan penduduk termasuk rendah terdapat di daerah pinggiran kota.

Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, buruh bangunan dan

buruh industri. Banyak penduduk yang tidak sekolah. Kepadatan penduduk

yang termasuk rendah ini terdapat juga di daerah perkotaan terutama di bagian

tengah, karena banyak penduduk yang mengadakan migrasi keluar dan daerah

tersebut.

Kepadataan penduduk yang besar dengan jumlah penduduk serta

pertumbuhan yang tinggi akan dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain

masalah pangan, perumahan, pendidikan, masalah pekerjaan, masalah kesehatan,

masalah sosial dan sebagainya.

Usaha-usaha untuk mengendalikan jumlah kepadatan dan pertumbuhan

penduduk yang tinggi adalah sebagai berikut :

1. Adanya peningkatan di bidang pendidikan

2. Dengan program keluarga berencana

3. Adanya pembatasan tunjangan anak bagi pegawai negeri

4. Peningkatan di bidang kesehatan

5. Adanya aturan tentang umur perkawinan dan sebagainya

Perubahan dalam angka perkembangan penduduk secara alami

tergantung perbedaan antara angka kelahiran dan angka kematian, sejalan dengan

semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah

sumber daya alam yang ada sehingga tingkat kehidupan manusia semakin baik.

Hal ini sangat mempengaruhi tingkat penurunan mortalitas manusia seperti

banyak dikemukakan oleh para ahli demografi, bahwa ledakan penduduk yang

Page 21: Prambanan Klaten Dalam Angka

9

terjadi terutama karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat dan sementara

tingkat kelahiran belum dapat di kontrol dengan baik.

Selain karena faktor kelahiran dan kematian menurut Ida Bagus Mantra

(1985) pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh mobilitas

penduduk. Peranan mobilitas penduduk terhadap laju pertumbuhan penduduk

antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain berbeda-beda. Indonesia

secara keseluruhan tingkat pertumbuhan penduduknya lebih dipengaruhi oleh

tinggi rendahnya tingkat fertilitas dan mortalitas, karena migrasi netto hampir

tidak ada.

Penyajian atau presentation data dalam peta mempergunakan simbol-

simbol yang dapat dibagi berdasarkan bentuknya yaitu : simbol titik, simbol garis,

simbol area. Dalam desain simbol harus dapat menghubungkan data dengan

tingkatan ukuran data sehingga dalam legenda peta akan memberikan informasi

yang benar dan tepat.

Ninik Widiyanti (1982) dalam bukunya yang berjudul : “Ledakan

Penduduk Menjelang Tahun 2000”, mengatakan berpangkal pada titik perhatian

atas penduduk dan peningkatan pendapatan, maka masalah-masalah interen di

dalamnya adalah masalah kepadatan dan distribusinya (penyebaran penduduk),

angkatan kerja dan lapangan kerja, masalah pangan dan pendidikan, masalah

pengolahan sumber-sumber daya alam dan masalah pertumbuhan dan pembiayaan

pembangunan. Masalah peningkatan pendapatan dapat dipandang sebagai masalah

transformasi berbagai faktor produksi dan peningkatan pelayanan atau pemberian

jasa oleh penduduk di dalamnya dan akan dapat dicapai dengan perluasan

partisipasi penduduk dan peningkatan pembangunan.

Persebaran atau distribusi penduduk adalah penempatan rumah tinggal

atau pemadatan penduduk pada suatu wilayah atau tempat-tempat tertentu yang

membentuk pola yang tertentu pula. Distribusi penduduk dalam suatu wilayah

secara umum tidak sama tergantung pada letak yang strategis dari daerah tersebut.

Misalnya daerah perkotaan persebaran penduduknya lebih tinggi dibanding daerah

pedesaan atau daerah perindustrian lebih tinggi tingkat persebarannya dibanding

daerah pertanian dan sebagainya.

Page 22: Prambanan Klaten Dalam Angka

10

Pada daerah-daerah yang penduduknya padat dan persebarannya tidak

merata akan menghadapi masalah-masalah seperti masalah perumahan, masalah

pekerjaan, masalah pendidikan, masalah pangan, masalah keamanan dan

sebagainya. Sedangkan daerah yang jarang penduduknya akan menghadapi

masalah seperti kurangnya tenaga kerja, kesulitan pengembangan industri dan

sebagainya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk

mengatasi persebaran penduduk anatara lain adalah memperketat ijin urbanisasi

dari daerah jarang penduduk ke daerah padat penduduk, pembangunan perumahan

memperhatikan Rancangan Umum Tata Ruang Kota, pemberdayaan sumberdaya

di daerah pinggiran dan sebagainya. Selain itu perlu dibuka lapangan pekerjaan

baru di daerah-daerah yang kurang produktif sekaligus penyediaan sarana

prasarana yang memadai dan penyuluhan dan pembinaan bagi masyarakat di

daerah tersebut dan sekitarnya.

Azwar Suadi (1997) dalam penelitiannya yang berjudul : “Pertumbuhan

penduduk dan faktor- faktor yang mempengaruhi di Kecamatan Ayah Kabupaten

Kebumen”, bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk dan

mengetahui faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat

pertumbuhan penduduk di daerah penelitian

Metode yang digunakan adalah analisa data sekunder. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian tidak

menunjukkkan perbedaan yang menyolok namun ada kecenrungan mengalami

penurunan pada beberapa desa. Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

pertumbuhan di daerah penelitian adalah aksesibilitas, ketersediaan sarana sosial

ekonomi, pendidikan kesehatan, jaringan jalan dan sarana transportasi.

Dedy Handoko (2005) dalam penelitiannya yang berjudul : “Analisa

pertumbuhan penduduk di Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun 1997-

2002, bertujuan : mengetahui tingkat perbedaan pertumbuhan penduduk tahun

1997-2002 dan faktor- faktor ekonomi dan pendidikan yang berpengaruh terhadap

tingkat pertumbuhan di daerah penelitian.

Page 23: Prambanan Klaten Dalam Angka

11

Metode yang digunakan adalah analisa data sekunder. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian

menunjukkkan perbedaan yang menyolok namun dan kecenderungan mengalami

kenaikan pada beberapa desa. Faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat

pertumbuhan penduduk di daerah penelitian adalah ketersediaan fasilitas ekonomi.

Berdasarkan penelitian sebelumnya penulis mengacu keduanya dalam

hal analisa data. Adapun berbandingan penelitian ini dpat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian

Penulis Azwar Suadi (1997) Dedy Handoko (2005) Penulis (2009)

Judul Pertumbuhan penduduk dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen

Analisa pertumbuhan penduduk di Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun 1997-2002

Analisa Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Tahun 2007

Tujuan mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk dan mengetahui faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian

-mengetahui tingkat perbedaan pertumbuhan penduduk tahun 1997-2002 dan faktor-faktor ekonomi dan pendidikan yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan di daerah penelitian.

-mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan, -mengetahui penyebaran tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan.

Metode Analisa data sekunder Analisa data sekunder Analisa data sekunder

Hasil -tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian tidak menunjukkkan perbedaan yang menyolok namun ada kecenrungan mengalami penurunan pada beberapa desa. -Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan di daerah penelitian adalah aksesibilitas, ketersediaan sarana social ekonomi, pendidikan kesehatan, jaringan jalan dan sarana transportasi.

-tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian menunjukkkan perbedaan yang menyolok namun dan kecendrungan mengalami kenaikan pada beberapa desa. -Faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan penduduk di daerah penelitian adalah ketersediaan fasilitas ekonomi. Berdasarkan penelitian sebelumnya penulis mengacu keduanya dalam

-Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan mempunyai tiga kelas, yaitu rendah, sedang dan tinggi. -Desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk rendah adalah Randusari, Sengon, Cucukan, Sanggrahan, Bugisan dan Taji. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk sedang adalah Joho, Kotesan dan Geneng. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk tinggi adalah Kebondalem Kidul, Pereng, Kemudo, Tlogo, Kokosan, Kebondalem Lor dan Brajan

Page 24: Prambanan Klaten Dalam Angka

12

1.6. Kerangka Penelitian

Pola distribusi dan kepadatan penduduk yang terjadi di suatu daerah

selalu erat hubungannya dengan pertumbuhan penduduk di daerah tersebut.

Penduduk itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa sebab antara lain kesadaran dan

tingkat pendidikan yang rendah dan letak daerah yang strategis. Hal-hal ada

hubungannya dengan kepadatan penduduk antara lain adalah jumlah penduduk

menurut umur dan jenis kelamin, luas wilayah yang dalam hal ini luas desa /

kelurahan, mata pencaharian, tingkat pendidikan. Selain itu sebab terjadinya

kepadatan penduduk antara lain adalah tingginya tingkat fertilitas dan rendahnya

tingkat natalitas bayi, banyaknya penduduk yang datang bermigrasi, serta kurang

baiknya sistem tata kota yang dibuat oleh pemerintah daerah.

Sedangkan hal-hal yang berhubungan dengan pola distribusi penduduk

adalah daerah yang strategis dengan fasilitas yang cukup, lokasi pusat

perkantoran, perindustrian, perdagangan dan sebagainya serta daerah-daerah

disekitarnya yang kurang produktif.

Data yang berhubungan dengan penduduk baik tentang jumlah, tingkat

kepadatan pola distribusi yang tercatat berdasarkan pada unit-unit baik di tingkat

desa/kalurahan, kecamatan dan di BPS tingkat kabupaten. Penduduk itu sendiri

tidak selalu sejalan dengan batas-batas administrasi dalam arti tidak merata

seluruhnya sehingga sering terjadi kepadatan yang telah tertentu yang strategis

saja.

Kepadatan penduduk yang terjadi mungkin dipengaruhi oleh beberapa

letak daerah yang strategis baik dari aspek ekonomi, sosial maupun fasilitas

umum, sistem tata kota yang kurang baik dan sebagainya. Distribusi dipengaruhi

oleh faktor-faktor seperti kondisi daerah sekitar produktif, lapangan kerja yang

baik bagi masyarakat mereka berusaha menetap di daerah tersebut dan

sebagainya. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan tingkat kepadatan

penduduk dengan dari unit-unit administrasi. Dalam perencanaan pembangunan

jumlah dan kepadatan penduduk yang terdapat pada lokasi. Setelah pengumpulan

data sekunder selesai dilanjutkan dengan pengolahan data, klasifikasi data dan

pembuatan tabel, setelah itu dilanjutkan penggambaran peta yaitu memasukkan

Page 25: Prambanan Klaten Dalam Angka

13

data-data yang telah diolah dibuat dengan menggunakan simbol-simbol. Peta yang

dihasilkan adalah peta distribusi dan kepadatan penduduk dalam persebaran

tetangga terdekat.

Berdasarkan pada kajian teori yang telah disusun serta beberapa data

hasil survei yang diperoleh dapat disajikan alur penelitian serta kerangka berfikir

sebagai berikut :

Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian

Sumber: Penulis 2009

1.7. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data

sekunder dan analisis peta demografi dengan data pendukung dari hasil survei

untuk melengkapi hasil penelitian. Adapun langkah- langkah penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Pemilihan daerah

Pertumbuhan Penduduk

Faktor yang mempengaruhi

Fasilitas: - ekonomi dan sosial - pendidikan - kesehatan

- kelahiran / natalitas - kematian /mortalitas - migrasi

Page 26: Prambanan Klaten Dalam Angka

14

Pemilihan daerah penelitian adalah Kecamatan Prambanan. Adapun

pertimbangan dipilihnya Kecamatan Prambanan adalah:

1. Kecamatan ini mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang bervariasi.

2. Belum pernah ada penelitian tentang kepadatan penduduk di Kecamatan

Prambanan.

b. Adapun tahap-tahap kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

- Studi pustaka yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

- Studi peta, terutama yang ada hubungannya dengan daerah penelitian.

- Orientasi objek yang akan di teliti

2. Tahap kerja lapangan.

Pengumpulan data sekunder yang ada hubungannya dengan objek

penelitian, penduduk, jumlah penduduk, luas wilayah masing-masing desa,

mata pencaharian dan tingkat pendidikan.

3. Tahap pengolahan data

Data yang sudah terkumpul kemudian diolah, diklasifikasikan,

dievaluasi.

4. Analisis Data

Dalam tahap ini data yang digunakan adalah data sekunder kemudian

menggunakan analisis keruangan dalam unit kecamatan, sedang yang dianalisis

terdiri dari beberapa desa yaitu dengan membandingkan desa dengan desa yang

ada disekitarnya yang ada di Kecamatan Prambanan.

1.8. Batasan Operasional

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah masyarakat, termasuk di

dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat serta berhak

menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan NKRI, ciri utama

kepala desa dipilih oleh masyarakat.(BPS, 1995). Batas wilayah desa

secara administratif telah diatur menurut batas wilayah yang telah diatur

Page 27: Prambanan Klaten Dalam Angka

15

sebelumnya oleh Pemerintah Hindia Belanda. Batas wilayah ini biasanya

dapat berupa jalan, sungai atau dataran tinggi semacam pegunungan.

Distribusi penduduk adalah penyebaran penduduk di suatu wiIayah tertentu

berdasarkan pada titik-titik penggerombolan penduduk pada tempat-

tempat tertentu berdasarkan pada data geografis dan data monografis di

tempat tersebut. (Ida Bagus Mantra, 1985).

Kelurahan adalah satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang

mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat

dan tidak berhak menyelenggarakan rumah tangga sendir i. ciri utama

kepala kelurahan adalah sebagai pegawai negeri dan tidak diplih

rakyat.(BPS. 1995)

Kepadatan penduduk adalah penyebaran banyaknya penduduk persatuan wilayah,

untuk menghitung kepadatan penduduk digunakan rumus jumlah

penduduk dibagi luas wilayah. Jumlah penduduk yang digunakan

sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah

tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti : penduduk daerah

pedesaan, atau penduduk yang bekerja di bidang pertanian, sedangkan

sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah

pertanian, atau luas daerah pedesaan (Ida Bagus Mantra, 1985).

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik

Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang

berdomisilli kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

(BPS, 1995)

Page 28: Prambanan Klaten Dalam Angka

16

BAB II

DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN

2.1. Kondisi Fisik

2.1.1. Letak, Luas dan Batas

Daerah penelitian adalah di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Berdasarkan interpretasi Peta Topografi Lembar Klaten no. 49/XLI-B dan Lembar

Klaten no. 49/XLI-A skala 1 : 50.000, daerah penelitian terletak antara 110? 30’

BT dan 110? 45’ BT, serta 7? 30’ LS dan 7? 45’ LS. Secara administrasi daerah

penelitian berbatasan dengan:

- Sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Manisrenggo

- Sebelah selatan : berbatasan dengan Propinsi DIY

- Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Jogonalan dan Gantiwarno

- Sebelah barat : berbatasan dengan Propinsi DIY

Luas daerah penelitian adalah 24,43 km2 (Monografi Kecamatan

Prambanan Kabupaten Klaten Tahun 2007). Adapun untuk lebih jelasnya, letak

dan batas-batas daerah penelitian dapat dilihat pada Peta Administrasi Kecamatan

Prambanan (Gambar 2.1).

2.1.2. Iklim

Iklim merupakan keadaan cuaca suatu daerah dalam waktu yang lama

(Daljoeni, 1985 ). Iklim suatu daerah dicerminkan oleh suhu, tekanan udara

maupun oleh besarnya curah hujan. Berdasarkan data curah hujan dari Dinas

Pertanian Kabupaten Klaten tahun 1996 – 2005 besarnya curah hujan tahunan

rata-rata adalah 2.117,7 mm. Adapun persebaran curah hujan bulanan di daerah

penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.1.

16

Page 29: Prambanan Klaten Dalam Angka

17

Page 30: Prambanan Klaten Dalam Angka

18

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten tahun 1996 – 2005

diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulanan tahun 1996 – 2005 yang paling

rendah terjadi pada bulan September sebesar 24,21 mm, sedang rata-rata curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 363,1 mm. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Curah Hujan di Kecamatan Prambanan Tahun 1996 - 2005

Bl/Th 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jumlah Rata2 Januari 434,2 438,2 225,2 420,1 311,3 355,7 274,8 343,8 284,8 312,6 3.401 340,1 Februari 280 419,3 363,9 436,1 324,8 481,7 195,7 578,3 231 320,5 3.631 363,1 Maret 406,2 374,8 334,9 145,5 482,5 291,4 423,8 17,17 293,2 226,9 2.996 299,6 Aplil 301,9 165,8 143,3 157,7 364 227,9 221,7 285,3 121,5 76,17 2.065 206,5 Mei 146,4 108,2 813,8 150 104 110,2 144,9 107,8 21,42 91,38 933,9 93,39 Juni 0,36 110,6 18,9 35 242 72,15 22,23 105,2 35,67 4,12 646,2 64,62 Juli 0 10,14 17,88 23,9 213,5 46,46 11,92 44 27,15 0 395 39,5 Agustus 0 0 61,41 24 83,43 28,46 49,92 3,58 0 0 250,8 25,08 September 0 19,4 29,44 0 67,87 5,8 39,38 59,83 0 22,42 244,1 24,41 Oktober 16,7 154,6 254,8 20 301,6 293,3 253,8 295,4 29 96,8 1.718 171,8 Nopembr 201,4 468,5 298,9 140,3 221,1 240,2 271,3 222,8 197,1 169,9 2.433 243,3 Desember 309 232 334,2 264,3 228,3 274,7 100,7 94,33 298,1 328,2 2.464 246,4 jumlah 1.964 2.502 2.164 1.817 2.944 2.428 2.010 2.157 1.539 1.651 21.177 2.117,7 BK 5 3 3 5 0 3 4 3 6 4 36 3,6 BB 6 8 8 7 10 8 8 8 6 5 74 7,4

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Klaten Tahun 1996 - 2005

Schmidt dan Ferguson (1951), menentukan tipe curah hujan

mendasarkan pada perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dengan rata-rata

bulan basah dikalikan 100 % dan dapat diformulasikan sebagai berikut :

Rata-rata bulan kering Q = ----------------------------- x 100%

Rata-rata bulan basah

- Bulan kering, jika besarnya curah hujan bulanan < 60 mm

- Bulan lembab, jika besarnya curah hujan bulanan 60-100 mm

- Bulan basah, jika besarnya curah hujan bulanan > 100 mm

Berdasarkan data curah hujan yang ada, diketahui bahwa jumlah bulan

kering rata-rata 3,6 bulan dalam setahun, jumlah bulan basah 7,4 bulan dalam

setahun. Dari data tersebut, maka nilai Q sebesar 48,6 %. Untuk lebih

memperjelas keterangan di atas digunakan grafik yang menunjukan bulan kering

terhadap bulan basah di daerah penelitian seperti pada Gambar 2.2. Dari Gambar

tersebut dapat diketahui bahwa di daerah penelitian masuk dalam klasifikasi tipe

iklim C.

Page 31: Prambanan Klaten Dalam Angka

19

Gambar 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson

Berdasarkan besarnya nilai Q tersebut Schmidt dan Ferguson membagi

tipe curah hujan sebagai berikut :

Tabel 2.2. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson Tipe Curah Hujan Nilai Q (%) Keterangan

A 0 < Q <14,3 Sangat basah B 14,3 = Q < 33,3 Basah C 33,3 = Q < 60 Agak basah D 60 = Q < 100 Sedang E 100 = Q < 167 Agak kering F 167 = Q < 300 Kering G 300 = Q < 700 Sangat kering H 700 = Q Luar biasa kering

Sumber: Schmidt dan Ferguson (1951)

Tipe iklim di suatu tempat menurut Koppen ditetapkan berdasarkan

curah hujan rata-rata tahunan dan curah hujan terkering. Suhu udara di daerah

penelitian tidak didapatkan, maka untuk penentuan temperatur rata-rata tahunan

tersebut didasarkan formula Dames (1955) sebagai berikut :

T = 26,3 – 0,6 H

T = Temperatur rata-rata tahunan (?C)

H = Tinggi tempat dinyatakan dalam ratusan meter.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12

0

Jum

lah

rata

-rat

a bu

lan

kerin

g (m

m)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

700

300

167

100

60

33,3

14,3%

Jumlah rata-rata bulan basah (mm)

0 %

H G

F E

D C

B A

Nilai Q = 48,6 %

Page 32: Prambanan Klaten Dalam Angka

20

Daerah penelitian mempunyai ketinggian tempat 106 – 109 meter di atas

permukaan air laut (dpal), sehingga suhu daerah penelitian dapat diketahui sebagai

berikut :

Suhu daerah yang tertingi adalah :

T = 26,3 - (0,6)? C

T = 26,3 - (0,6.109/100)

T = 26,3 – ( 0,6. 1,09)

T = 26,3 – 0,654

T = 25,6 ?C

Suhu daerah yang terendah adalah :

T = 26,3 - (0,6)? C

T = 26,3 - (0,6.106/100)

T = 26,3 – ( 0,6. 1,06)

T = 26,3 – 0,636

T = 25,7 ?C

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka temperatur rerata tahunan di

daerah penelitian berkisar antara 25,65? C. Dalam pembagian iklim menurut

Koppen, daerah penelitian termasuk tipe iklim Am (hujan tropis). Ciri daerah

yang beriklim hujan tropis (A) adalah termperatur terdingin lebih besar dari 16?

C, dan curah hujan tahunan lebih besar dari 20t atau 20t + 14 untuk daerah yang

periode hujan jatuh pada musim panas. Curah hujan dalam persamaan diukur

dalam milimeter, t adalah temperatur udara dalam derajad Celcius. Indeks m di

belakang huruf A menunjukan iklim tropis yang mempunyai periode kering

pendek (Curah hujan < 60 mm).

Page 33: Prambanan Klaten Dalam Angka

21

Af

Am

Aw

Gambar 2.3. Tipe Iklim Menurut Koppen di Daerah Penelitian.

2.1.3. Geologi

Pembahasan geologi daerah penelitian antara lain berupa struktur dan

jenis batuan. Daerah penelitian merupakan daerah yang berada pada struktur

gunung berapi. Jenis batuan yang menyusun daerah penelitian adalah batuan beku.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Surakarta skala 1 : 100.000, Kecamatan

Prambanan Kabupaten Klaten mempunyai batuan vulkanik yang pembentukannya

berasal dari aktivitas gunung berapi api Merapi. Batuan yang menyusun daerah

penelitian terdiri breksi, lava dan tuff. Persebaran batuan vulkanik ini tersebar rata

di seluruh daerah penelitan.

2.1.4. Geomorfologi

Menurut A.J. Pannekoek (1949 dalam Wiwin Haryani, 2002)

mengatakan bahwa Pulau Jawa merupakan jalur geosinklinal muda dan jalur

orogenesa yang banyak ditumbuhi gunung berapi dan mempunyai zona-zona

pokok yang memanjang sepanjang Pulau Jawa. Zone tersebut berbeda-beda baik

yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Adapun zona-zona

tersebut antara lain :

1. Zona selatan : berupa plato, berlereng miring ke arah selatan menuju

Samudra Hindia dan sebelah utara berbentuk tebing patahan.

2. Zona tengah : di Jawa Timur, sebagian Jawa Barat dan di Jawa Tengah

merupakan depresi yang di tempati oleh rangkaian gunung berapi dan

rangkaian penggunaan.

Cur

ah h

ujan

bul

an

terk

erin

g (m

m)

1000 1500 2000 2500

60

20

40

24,21

2.117,7

Curah hujan tahunan rata-rata (mm)

Page 34: Prambanan Klaten Dalam Angka

22

3. Zona utara : zona ini merupakan penggunaan lipatan berupa bukit-bukit

rendah atau pegunungan yang berbatasan dengan daerah dataran aluvial.

Berdasarkan pada pembagian di atas daerah penelitian termasuk

dalam zone tengah, dimana daerahnya merupakan bagian dari lereng bawah

vulkan. Daerah ini memunyai topografi datar hingga berombak hingga

bergelombang dengan kemiringan lereng 3-15 %. Proses geomorfologi yang

terjadi di daerah penelitian meliputi erosi maupun pelapukan. Erosi yang

berkembang adalah erosi lembar, percik dan alur, sedangkan pelapukan yang

terjadi adalah pelapukan fisik dan organik. Adapun kemiringan lereng daerah

penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.5.

2.1.5. Tanah

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang mampu menumbuhkan

tanaman dan memiliki sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasat hidup

yang bertindak terhadap batuan hidup dan relief tertentu selama jangka waktu

tertentu pula ( Jamulyo dan Suratman Woro, 1993).

Jenis tanah daerah penelitian berdasarkan peta tanah Kabupaten Klaten

skala 1 : 50.000 daerah penelitian mempunyai satu macam jenis tanah, yaitu :

Regosol kelabu

Tanah regosol kelabu tua mempunyai tekstur geluh berpasir hingga

pasir, struktur tanah tunggal pada bagian atas dan granuler kasar pada

bagian bawah, konsistensi tanah dalam keadaan basah dan dalam keadaan

lembab tidak lekat dalam keadaan kering lepas-lepas. pH tanah 5,8

mempunyai permeabilitas cepat – sangat cepat, mempunyai warna kelabu.

21.6. Penggunaan Lahan

Berdasarkan peta penggunaan lahan dan dari data monografi Kecamatan

Prambanan tahun 2007, daerah penelitian mempunyai berbagai macam

penggunaan lahan. Untuk lebih jelasnya luas masing-masing penggunaan lahan di

daerah penelitian disajikan dalam Tabel 2.3.

Page 35: Prambanan Klaten Dalam Angka

23

Table 2.3. Penggunaan Lahan di Kecamatan Prambanan

Penggunaan Lahan Luas ( ha) (%)

1. Sawah 610 25,0

2. Tegal 540 22,1

3. Pemukiman 1038 42,5

4. Kebun campuran 23 0,9

5. Lainnya 232 9,5

Jumlah 2.443 100.0

Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan Tahun 2007

2.2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Kependudukan

Pembahasan mengenai kondisi sosial ekonomi dan kependudukan dalam

bab ini meliputi jumlah penduduk, distribusi dan kepadatan penduduk dan

komposisi penduduk yang meliputi komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian penduduk.

2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk 43.985 jiwa terdiri dari laki – laki sebanyak 21.694

rjiwa dan perempuan sebanyak 22.291 jiwa dan mempunyai luas wilayah

1.877,72 ha. Dengan demikian kepadatan penduduk di Kecamatan Prambanan

adalah 2.342 jiwa / km2. Hal ini berarti tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan

Prambanan termasuk kepadatan tinggi.

Hal ini mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Sukamto

(1982), yang mengatakan bahwa kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi

tiga, yaitu :

1. Tidak padat, jika jumlah penduduk 500 jiwa / km2.

2. Kepadatan sedang, jika jumlah penduduk antara 500-1000 jiwa / km2.

3. Kepadatan tinggi, jika jumlah penduduk dengan kepadatan lebih dari 1000

jiwa / km2.

Page 36: Prambanan Klaten Dalam Angka

24

2.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat

memberikan gambaran tentang keadaan penduduk saat ini dan dapat digunakan

untuk memprediksi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Adapun

komposisi penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut :

Tabel 2.4. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Umur Laki- laki Perempuan Jumlah % 0-4 1.832 1.879 3.704 7,5 5-9 2.107 1.963 4.070 8,3

10-14 2.238 2.280 4.518 9,2 15-19 2.553 2.420 4.973 10,1 20-24 1.971 1.971 3.942 8,0 25-29 1.845 2.060 3.905 7,9 30-34 1.850 2.242 4.092 8,3 35-39 1.758 2.062 3.820 7,8 40-44 1.658 1.698 3.356 6,8 45-49 1.281 1.345 2.626 5,3 50-54 902 1.100 2.002 4,1 55-59 898 1.041 1.939 3,9 60-64 796 1.082 1.878 3,8 65+ 1.808 2.516 4.324 8,7

Jumlah 23.479 25.652 49.149 100,0 Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kelompok umur yang

belum produktif, yaitu yang berumur 0-14 tahun dan yang berumur > 60 tahun

berjumlah 18.494 jiwa. Dari data tersebut maka untuk mengetahui tingkat

ketergantungan penduduk (dependency ratio) adalah sebagai berikut :

P (0-14)+ P (>60) DR = ---------------------- X 100 P (15-60)

Dimana;

DR : Dependency Ratio ( angka ketergantungan)

P : Penduduk

Page 37: Prambanan Klaten Dalam Angka

25

Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung angka ketergantungan di

Kecamatan Prambanan sebagai berikut :

18.494 DR = ----------------- X 100 30.655 = 60,3 %

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut berarti usia ketergantungan di

Kecamatan Prambanan adalah sebesar 60,3 yang berarti setiap 100 orang

produktif harus menanggung sebanyak 60 orang yang belum dan yang sudah tidak

produktif lagi.

Memperhatikan jumlah penduduk menurut jenis kelamin diketahui

bahwa jumlah penduduk laki- laki dan perempuan mempunyai selisih jumlah yang

cukup besar. Dari data jumlah penduduk laki- laki dan perempuan dapat dicari

rumus :

Jumlah penduduk laki- laki Sex ration = ------------------------------- X 100 sehingga didapat, Jumlah penduduk perempuan 23.479 = --------- X 100 25.652

= 91,5

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Sex ratio

penduduk di Kecamatan Prambanan adalah 91,5. Hal ini berarti setiap 100 orang

penduduk perempuan terdapat 92 penduduk laki- laki.

2.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan penduduk dapat mencerminkan tingkat kecerdasan, sehingga

dapat dipakai sebagai indikator kemajuan dalam suatu masyarakat. Tingkat

pendidikan penduduk di Kecamatan Prambanan berdasarkan data Kecamatan

Prambanan dalam angka dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut :

Page 38: Prambanan Klaten Dalam Angka

26

Tabel 2.5. Tingkat Pendidikan Penduduk

No Tingkat pendidikan Jumlah %

1 Tamat Akademi / PT 1.101 2,9

2 Tamat SLTA 15.095 39,6

3 Tamat SLTP 11.585 30,4

4 Tamat SD 6.480 17,0

5 Tidak/ belum tamat SD 3.886 10,2

Jumlah 38.146 100,0

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

penduduk yang paling besar adalah tamatan SLTA, yaitu sebesar 15.095 orang

(39,6 %) sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk yang tamatan Akademi /

PT sebesar orang 1.101 (2,9 %).

Berdasarkan data tersebut juga dapat diketahui secara keseluruhan

tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Prambanan berdasarkan klasifikasi

Dirjen Pembangunan Desa (1973 dalam Bayu Setiawan Prabhowo 2003), yaitu:

a. Pendidikan rendah, jika tamatan SD ke atas < 30 %.

b. Pendidikan sedang, jika tamatan SD ke atas 30-60 %.

c. Pendidikan tinggi, jika tamatan SD ke atas > 60 %.

Berdasarkan klasifikasi tersebut maka tingkat pendidikan penduduk

Kecamatan Prambanan yang lulus SD ke atas secara keseluruhan adalah 72,2 %,

sehingga termasuk dalam tingkat pendidikan tinggi.

2.2.4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dimaksudkan untuk

mengetahui sebaran dari aktivitas mata pencaharian yang dipilih penduduk

Kecamatan Prambanan. Adapun secara lengkap jenis mata pencaharian penduduk

di daerah penelitian dapat dilihat pad tabel 2.6. sebagai berikut :

Page 39: Prambanan Klaten Dalam Angka

27

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007

No Mata Pencaharian Jumlah (orang) %

1 Petani 876 2,4

2 Pengusaha 301 0,8

3 Buruh industri 5.698 15,5

4 Pedagang 3.932 10,7

5 Pegawai negri dan TNI 782 2,1

6 Pensiunan 464 1,3

7 Angkutan 489 1,3

8 Lain- lain 9.215 25,1

Jumlah 36.757 100,0

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mata pencaharian

terbanyak di daerah penelitian adalah lain- lain, yaitu sebesar 9.215 orang (25,1 %)

disusul kemudian buruh industri sebesar 5.698 orang (15,5 %).

2.3. Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi

Dalam upaya pengembangan wilayah sektor ekonomi telekomunikasi

merupakan salah satu sektor yang sangat vital. Jumlah ketersediaan fasilitas

telekomunikasi yang ada di Kecamatan Prambanan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7. Jumlah Ketersediaan Fasilitas Telekomunikasi di Kecamatan

Prambanan Tahun 2007.

No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah

1. Wartel 36

2. Telepon rumah 541

3. Warpostel 1

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007

Page 40: Prambanan Klaten Dalam Angka

28

2.4. Sarana Transportasi

Transportasi adalah pemindahan fisik baik benda maupun manusia dari

suatu tempat ke tempat lain. Adanya suatu sarana transportasi dalam suatu tempat

/ ruang akan memberikan pengaruh terhadap perubahan fisik maupun sosial dari

suatu wilayah.

Tabel 2.8. Sarana Transportasi di Kecamatan Prambanan Tahun 2007.

No Jenis alat transportasi Jumlah

1. Becak 34

2. Motor 6.910

3. Mobil 530

4. Dokar 8

5. Truk 94

Jumlah 7.576

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2007

Page 41: Prambanan Klaten Dalam Angka

29

BAB III

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN SARANA PRASARANA SOSIAL

EKONOMI DI DAERAH PENELITIAN

3.1. Kebijaksanaan Pembangunan di Kecamatan Prambanan

Perkembangan pembangunan Kecamatan Prambanan di masa yang akan

datang tidaklah hanya melanjutkan dan penegasan kembali strategi dan kebijakan

yang tertuang di dalam rencana umum tata ruang kota (RUTRK) tetapi

merupakan penjabaran lebih lanjut dari srategi dan kebijaksanaan pembangunan di

Kecamatan Prambanan. Penjabaran strategi dan kebijaksanaan tersebut mendasari

dan mendukung rencana teknik ruang kota kawasan Prambanan yang diinginkan.

Terkait dengan rencana tata ruang Kecamatan Prambanan kebijaksanaan dan

strategi pembangunan yang diterapkan diarahkan pada bidang-bidang seperti :

a. Kependudukan

- Mengarahkan pola persebaran jumlah penduduk sehingga tidak memberikan

beban terlalu besar di wilayah tertentu tanpa menyebabkan kehilangan dan

atau penurunan intensitas kegiatan pada daerah tersebut.

- Memberikan kemudahan-kemudahan dalam pembangunan fisik dan

penegasan- penegasan kegiatan yang ada di suatu kawasan.

- Memberikan pengaturan, penyuluhan kesadaran tentang cara hidup bersih,

sehat, rapi dan indah.

b. Perumahan

- Meningkatkan perkembangan penyediaan rumah, khususnya rumah yang sehat

dan layak huni.

- Memberikan perhatian pada perbaikan perumahan kumuh dan perumahan

golongan ekonomi lemah.

- Memberikan arahan terhadap perkembangan pembangunan perumahan yang

di bangun oleh masyarakat.

29

Page 42: Prambanan Klaten Dalam Angka

30

c. Industri

- Meningkatkan laju pertumbuhan industri menengah ke bawah melalui

pembinaan yang saling terkait dan berhubungan dengan kegiatan lainnnya.

- Mengembangkan konsep pengembangan industri rumah tangga yang sehat

- Tidak memperpanjang ijin usaha dan lokasi industri yang banyak

menimbulkan polusi.

- Mengembangkan program percontohan dan penyuluhan bagi industri limbah

rumah tangga.

d. Perdagangan dan jasa

- Mengembangkan berbagai kegiatan perdagangan dan jasa dalam berbagai

kegiatan perdagangan dan jasa dalam berbagai macam komoditi dengan

berbagai skala pelayanan internasional, regional dan lokal termasuk pedagang

kaki lima dan informal lainnya.

- Mengembangkan pusat-pusat perdagangan partai besar dan grosir.

- Memberikan kemudahan-kemudahan bagi sektor swasta untuk

mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa.

e. Jaringan utilitas

- Meningkatkan jaringan utilitas dengan menambah kapasitas pelayanan hingga

menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Kecamatan Prambanan.

- Memperbanyak sistem jaringan utilitas yang bersifat pelayanan umum

khususnya untuk golngan ekonomi lemah dan sektor informal.

- Deversifikasi penyediaan sumber-sumber sistem jaringan utilitas yang ada di

masyarakat harus dibina dan dikembangkan supaya lebih efektif dan efisien.

f. Sistem jaringan jalan

- Penyusunan peraturan dan pengaturan yang berkaitan dengan pengembangan

khusus tentang pengembangan sistem jaringan jalan sistem lalu- lintas yang

ada di Kecamatan Prambanan.

Page 43: Prambanan Klaten Dalam Angka

31

- Mengembangkan sistem jaringan terpadu dengan program / proyek baik dari

Departemen Pekerjaan Umum (DPU) atau Bina Marga.

- Peningkatan fungsi dan fisik jalan-jalan utama yang ada di Kecamatan

Prambanan.

- Mengembangkan sistem angkutan kota yang saling mengisi antar kawasan

yang ada di wilayah Kecamatan Prambanan.

- Mengembangkan sistem terminal terpadu di seluruh wilayah perkotaan di

Kecamatan Prambanan.

- Penataan dan pengembangan sistem jaringan lalu lintas dan perparkiran.

- Menyediakan prasarana lalu- lintas seperti ; rambu-rambu lalu- lintas, marka

jalan, lampu pengatur lalu- lintas dan tempat-tempat pemberhentian bis dan

angkutan umum.

g. Jaringan irigasi

- Pemantauan, pengawasan dan penertiban penggunaan tanah pada daerah

pengairan, termasuk di dalamnya daerah sempadan sungai.

- Peningkatan dan perluasan kegiatan penghijauan kembali kawasan tangkapan

air.

- Pengawasan, pemanfaatan dan pemeliharaan saluran irigasi pada masing-

masing daerah irigasi waduk / bendungan berfungsi jaringan dapat

berkelanjutan.

- Peningkatan peran serta lembaga- lembaga petani dan lembaga swadaya

masyarakat di dalam pengelolan jaringan irigasi.

h. Jaringan telekomunikasi

- Pengembangan pelayanan sistem jaringan komunikasi sejalan dengan

perkembangan kegiatan sosial-ekonomi di masing-masing wilayah kecamatan.

- Peningkatan pelayanan sistem jaringan komunikasi pada wilayah kecamatan

yang cepat perkembangannya.

- Pemenuhan kebutuhan sistem jaringan komunikasi pada pusat pemerintahan

dan pusat kegiatan ekonomi.

Page 44: Prambanan Klaten Dalam Angka

32

i. Jaringan kelistrikan

- Pemenuhan kapasitas daya pasang pada pusat pemerintahan, pusat kegiatan

industri, pariwisata dan jasa-jasa lainnya.

- Perluasan jaringan pelayanan pada kawaan-kawaan perkembangan

permukiman baru.

- Pengupayaan peningkatan kapasitas daya tersedia melalui pencarian sumber

daya energi listrik.

- Pengembangan lampu penerangan jalan pada kawasan perkotaan, pusat

kegiatan industri dan pariwisata.

j. Fasilitas kesehatan

- Meningkatkan pelayanan kesehatan.

- Melengkapi sarana dan prasarana kesehatan

- Membangun dan merehabilitasi sarana kesehatan yang rusak / yang belum

tersedia.

- Meningkatkan strata puskesmas non perawatan menjadi puskesmas perawatan

(rawat inap).

- Memanfaatkan Posyandu sebagai alternatif sebagai sarana pembinaan

kesehatan masyarakat.

- Memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan tanaman obat di pekarangan

sebagai penaggulangan awal pengobatan (P3K) sebelum mendapatkan

perawatan yang intensif.

k. Fasilitas olah raga dan rekreasi

- Menyediakan sarana olah raga baik di lingkungan pendidikan (sekolah)

maupun dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan.

- Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat untuk turut mendukung dan

memelihara fasilitas umum berupa taman rekreasi atau obyek wisata yang

sudah ada.

- Menyediakan sarana olah raga dan fasilitas rekreasi / taman hiburan yang

terpusat baik di kota Kabupaten maupun kota kecamatan.

Page 45: Prambanan Klaten Dalam Angka

33

3. 2. Sarana dan Prasarana

3.2.1. Fasilitas Pendidikan

Pesebaran jumlah sekolah berakibat peningkatan kualitas hidup karena

dengan adanya tempat untuk melakukan kegiatan sekolah setelah tercapai. Jumlah

sekolah yang ada di Kecamatan Prambanan ditunjukan pada tabel 3.1 sebagai

berikut:

Tabel 3.1. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Prambanan Tahun 2007

No. Desa TK SD SMP SMA Jumlah 1. Kebondalem Kidul 2 2 - - 4

2. Pereng 1 1 1 - 3

3. Kotesan 1 1 - - 2

4. Sengon 3 3 - - 6

5. Cucukan 2 2 - - 4

6. Sanggrahan 1 2 1 - 4

7. Geneng 1 2 - - 3

8. Kemudo 3 2 - - 5

9. Taji 3 2 - - 5

10 Tlogo 3 3 - - 6

11. Bugisan 3 2 - - 5

12. Kokosan 1 2 - - 3

13. Kebondalem Lor 1 2 - 1 4

14. Brajan 2 2 - - 4

15. Randusari 2 2 - - 4

16. Joho 1 2 - - 3

Jumlah 30 32 2 1 65 Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan (2007)

Tingginya tingkat pengetahuan penduduk membuat pengetahuan tentang

perbaikan kualitas hidup semakin baik. Perbaikan kualitas hidup, salah satunya

adanya pengetahuan tentang rumah sehat. Pemahaman ini akan membuat

penduduk di daerah penelitian mengerti akan kualitas permukiman dalam upaya

meningkatkan kualitas hidupnya.

Page 46: Prambanan Klaten Dalam Angka

34

Page 47: Prambanan Klaten Dalam Angka

35

3.2.2. Fasilitas Kesehatan

Sarana kesehatan merupakan suatu kondisi dimana manusia membangun

lingkungannya dengan memperlihatkan kesehatan meliputi rumah sakit,

Puskesmas dan klinik kesehatan serta tersedianya ahli medis. Pelayanan kesehatan

di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3. Jumlah Prasarana Kesehatan di Kecamatan Prambanan Kecamatan

Prambanan 2007 No Desa Puskesmas PKM

Pembantu Posyandu Rumah

bersalin Poli

klinik Apotik Jumlah

1. Kebondalem Kidul - - 4 1 1 1 7

2. Pereng - - 3 - - - 3

3. Kotesan - - 3 - - - 3

4. Sengon - 1 4 - - - 5

5. Cucukan - - 4 - - - 4

6. Sanggrahan - - 3 - - - 3

7. Geneng - - 5 - - - 5

8. Kemudo 1 - 5 - - - 6

9. Taji - - 3 - - 1 4

10 Tlogo - - 5 - 1 2 8

11. Bugisan - - 6 1 - - 7

12. Kokosan - - 4 - - - 4

13. Kebondalem Lor 1 - 4 1 - - 6

14. Brajan - - 4 - - - 4

15. Randusari - 1 4 - - - 5

16. Joho - - 3 - - - 3

Jumlah 2 2 64 3 2 4 77 Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan (2007)

Berdasarkan tabel 3.3 di atas terlihat bahwa untuk menunjang kesehatan

masyarakat paling tidak disetiap kecamatan memiliki satu buah Puskesmas

dengan demikian dapat menunjukan bahwa masyarakat telah memperlihatkan arti

penting kesehatan baik itu lingkungan maupun dirinya sendiri.

Page 48: Prambanan Klaten Dalam Angka

36

Page 49: Prambanan Klaten Dalam Angka

37

3.2.3. Fasilitas Keagamaan

Banyaknya fasilitas keagamaan menunjukkan dapat menunjukkan

religiusitas penduduk di daerah yang bersangkutan. Semakin banyak sarana

ibadah menunjukkan bahwa religiusitas penduduk di daerah tersebut semakin

tinggi. Adapun banyaknya sarana keagamaan dapat dilihat pada table 3.4 sebagai

berikut:

Tabel 3.4. Jumlah Prasarana Keagamaan di Kecamatan Prambanan Kecamatan

Prambanan 2007

No. Desa Masjid Mushola Gereja Vihara Jumlah 1. Kebondalem Kidul 6 9 3 - 18

2. Pereng 11 2 1 - 14

3. Kotesan 4 6 - 1 11

4. Sengon 8 4 1 - 13

5. Cucukan 6 5 - - 11

6. Sanggrahan 4 8 1 - 14

7. Geneng 3 4 - - 7

8. Kemudo 6 11 2 1 20

9. Taji 4 2 - - 6

10 Tlogo 8 10 - - 18

11. Bugisan 8 7 - - 15

12. Kokosan 4 5 - - 9

13. Kebondalem Lor 5 9 1 - 15

14. Brajan 5 5 1 - 11

15. Randusari 9 5 - - 14

16. Joho 9 5 1 - 15

Jumlah 100 97 11 2 219 Sumber : Monografi Kecamatan Prambanan (2007)

Page 50: Prambanan Klaten Dalam Angka

38

Page 51: Prambanan Klaten Dalam Angka

39

BAB IV

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK

4.1. Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan tahun 2007

Hasil pengumpulan data sekunder dapat diketahui pertumbuhan

penduduk tiap-tiap desa yang ada di Kecamatan Prambanan dengan mendasarkan

rumus sebagai berikut :

Pt = Po (1+r)t

3.699 = 3.011 (1+r)5

3699 (1+r)5 = -------- 3011 = 1,2284

5 log (1+r) = log 1,2284

= 0,0894

log (1+r) = 0,0894 -------- 5 log (1+r) = 0,0179

1+r = inv. 0,0179

= 1,0420

r = 1,0420 – 1

= 0,0420 atau 4,2 %

39

Page 52: Prambanan Klaten Dalam Angka

40

Tabel 4.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Prambanan Tahun

2007

No. Desa Jumlah penduduk

2002 (jiwa)

Jumlah penduduk

2007 (jiwa)

Pertumbuhan penduduk

(%)

Tingkat pertumbuhan

1. Kebondalem Kidul 3.011 3.699 4,2 Tinggi

2. Pereng 1.521 1.721 2,5 Tinggi

3. Kotesan 2.188 2.311 1,1 Sedang

4. Sengon 3.968 3.741 -1,1 Rendah

5. Cucukan 2.363 2.100 -2,3 Rendah

6. Sanggrahan 2.315 2.254 -0,5 Rendah

7. Geneng 2.150 2.263 1,0 Sedang

8. Kemudo 4.088 4.777 3,2 Tinggi

9. Taji 2.527 2.643 0,9 Rendah

10 Tlogo 3.589 4.684 5,4 Tinggi

11. Bugisan 3.210 3.300 0,6 Rendah

12. Kokosan 1.861 2.275 4,0 Tinggi

13. Kebondalem Lor 3.106 4.142 5,9 Tinggi

14. Brajan 2.874 3.335 3,0 Tinggi

15. Randusari 2.972 2.969 -0,2 Rendah

16. Joho 2.799 2.935 1,0 Sedang

Jumlah 44.542 49.149 2,0

Sumber : BPS Kabupaten Klaten (2007) dan Hasil Perhitungan

Pertumbuhan penduduk dapat diklasifikasikan menjadi rendah, sedang

dan tinggi. Hal ini mengacu pada pendapat yang dikemukakan Salladin (1980)

yang mengatakan :

1. Pertumbuhan penduduk dikatakan rendah, jika kurang dari 1%.

2. Pertumbuhan penduduk dikatakan sedang, jika 1 – 2 %.

3. Pertumbuhan penduduk dikatakan tinggi, jika lebih dari 2 %.

Berdasarkan perhitungan pertumbuhan penduduk di atas, pertumbuhan

penduduk di Kecamatan Prambanan termasuk tinggi.

Page 53: Prambanan Klaten Dalam Angka

41

Berdasarkan data pertumbuhan penduduk di atas dapat dijelaskan bahwa

daerah yang mempunyai pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Desa

Kebondalem Lor, yaitu 5,9 % dan yang mempunyai pertumbuhan terendah atau

pengurangan adalah Desa Sanggrahan, yaitu -0,5 %.

Kebondalem Lor mempunyai kepadatan tertinggi karena dekat dengan

lokasi wisata dan jalan raya yang menghubungkan Klaten dengan Yogya dan

dekat fasilitas- fasilitas sosial dan ekonomi akan meningkatkan mobilitas

masyarakat dan menimbulkan sarana prasarana publik. Sanggrahan mempunyai

pertumbuhan terendah karena lokasinya jauh dari fasilitas sosial ekonomi dan jauh

dari jalan raya.

4.2. Distribusi Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Prambanan

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari 16 desa di

Kecamatan Prambanan mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah 6 desa

bahkan di antaranya mengalami penurunan jumlah penduduk, 3 desa mempunyai

tingkat pertumbuhan sedang dan 7 desa mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi.

Jadi berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan

penduduk di Kecamamatan Prambanan dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Desa yang mengalami pertumbuhan penduduk rendah.

Desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk rendah adalah

Randusari, Sengon, Cucukan, Sanggrahan, Bugisan dan Taji

b. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk sedang adalah Joho,

Kotesan dan Geneng.

c. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk tinggi adalah Kebondalem

Kidul, Pereng, Kemudo, Tlogo, Kokosan, Kebondalem Lor dan Brajan

Adapun untuk jelasnya pertumbuhan penduduk Kecamatan Prambanan dapat

dilihat pada gambar 4.1.

Page 54: Prambanan Klaten Dalam Angka

42

Page 55: Prambanan Klaten Dalam Angka

43

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan

melalui pengamatan, pengumpulan dokumentasi dan analisa data monografi di

Kecamatan Prambanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Prambanan mempunyai tiga kelas,

yaitu rendah, sedang dan tinggi.

2. Desa yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk rendah (jika kurang

dari 1%.) adalah Randusari, Sengon, Cucukan, Sanggrahan, Bugisan dan

Taji. Desa yang mempunyai pertumbuhan penduduk sedang (jika 1 – 2 %)

adalah Joho, Kotesan dan Geneng. Desa yang mempunyai pertumbuhan

penduduk tinggi (jika lebih dari 2 %) adalah Kebondalem Kidul, Pereng,

Kemudo, Tlogo, Kokosan, Kebondalem Lor dan Brajan

B. Saran - saran

1. Pertumbuhan penduduk dan persebarannya dalam ruang jarang memiliki

pola yang sama. Hal ini, perlu dipahami mengingat seringnya para

pengambil kebijakan melakukan generalisasi tentang hal itu tanpa

menyadari adanya keragaman situasi. Pengambilan kebijaksanaan

pembangunan perkotaan dan pedesaan berdasarkan ukuran (jumlah

penduduk) atau penyeragaman kebijaksanaan sering kurang bermakna

tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu karakteristik pemukiman,

kegiatan, maupun fungsi- fungsi yang melekat padanya.

2. Pemerintah perlu memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota

(RUTRK) sebagai kebijakan yang menetapkan lokasi kawasan yang harus

dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk kawasan

produksi dan pemukiman, pola jarinagn sarana prasarana dan wilayah-

wilayah di dalam kota yang diprioritaskan pengembangannya dalam kurun

waktu tertentu sesuai rencana. Pemerintah dalam memberikan ijin

pendirian bangunan baik perkantoran, pertokoan, pabrik, maupun pusat

43

Page 56: Prambanan Klaten Dalam Angka

44

pelayanan masyarakat lainnya hendaklah memperhatikan sistem tata kota

agar tidak terjadi pola distribusi atau pertumbuhan penduduk yang hanya

mengelompok pada daerah-daerah tertentu saja.

Page 57: Prambanan Klaten Dalam Angka

45

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Klaten Dalam Angka. Klaten : BPS

Anonim, 2007. Kecamatan Prambanan Dalam Angka. Klaten: BPS

Adhit Setiatmoko, 2001. Evaluasi Lahan Untuk Permukiman Studi Kasus di

Kecamatan Gondanrejo Kabupaten Sragen. Skripsi S-1. Surakarta :

Fakultas Geografi UMS.

Bintarto, R. 1975. Pengantar Geografi Pembangunan. Yogyakarta : P.T. P.B.

Bintarto, R. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. Yogyakarta : U.P Spring.

Bintarto, R. 1977. Suatu Pengantar Geografi Desa. Yogyakarta : U.P Spring.

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta :

LP3S.

Daljoeni, 1982. Pengantar Geografi. Bandung : Iluni.

Djemabut Blaang, 1977. Perumahan Dan Permukiman. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Dahroni, 1997. Geografi Permukiman. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas

Geografi UMS.

Hasan Shadily, 1980. Kamus Istilah. Jakarta : Gramedia.

Ida Bagus Mantra, 1983. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta : Nur Cahya.

Mamat Ruhimat, 1987. Pola Permukiman Di Kabupaten Subang. Skripsi S-1.

Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.

Nafik Istiqomah, 1999. Pola Persebaran Permukiman Di Daerah Kabupaten

Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Analisis

Kuantitatif. Skripsi S-1. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.

Nursid Sumaatmadja, 1982. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Bandung : Tarsito.

Wahyudi Dwi Pramono, 1986. Analisis Geomorfologi untuk Perluasan

Permukiman di Kecamatan Semarang Selatan Kotamadya Semarang.

Skripsi S-1.Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.