praktikum fisika dasar osiloskop

Upload: famanil-yulyentri

Post on 06-Feb-2018

362 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    1/20

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

    SEMESTER II

    2012

    Disusun Oleh :FAMANIL YULYENTRI

    11/313279/PA/13666

    GEOFISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    MEI 2012YOGYAKARTA

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    2/20

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

    OSILOSKOP II

    I. PENDAHULUAN

    Osiloskop adalah serangkaian alat elektronik untuk melihat bentuk sinyal

    tegangan, mengukur harga tegangan, dan mengukur durasi atau frekuensi bila

    sinyal tegangannya berulang secara periodic. Alat elektronik ini digunakan

    dimana-mana dalam berbagai macam bidang. Keunggulannya yaitu osiloskop

    dapat menunjukkan perilaku atau gerak mekanis dari suatu gelombang.

    Saat ini macam osiloskop yang beredar banyak sekali. Mulai dari yang

    paling sederhana hingga yang paling rumit. Pabrik-pabrik yang mengeluarkan

    dan memproduksi osiloskop pun tidak banyak. Tapi bagaimanapun beraneka-

    ragamnya osiloskop yang diproduksi mempunyai satu sifat dasar yang sama,

    yaitu semua osiloskop mampu menuliskan kelakuan tegangan listrik.Dalam melakukan suatu percobaan lain yaitu berkaitan dengan

    elektronika biasanya praktikan menggunakan alat ini sehingga pengetahuan

    penggunaan osiloskop ini sangat penting bagi para praktikan. Pada praktikum

    pertama ini, praktikan menggunakan osiloskop yang majemuk, yaitu hanya

    melukiskan satu peristiwa, namun pada saat yang sama dua peristiwa

    sekaligus.

    Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sempel data. Semakin

    tinggi sempel data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop

    pada umumnya juga mempunyai sempel data yang sangat tinggi, oleh karena

    itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal.jika sebuah osiloskop

    mempunyai sampai rate 10 sk/s (10 kilosample/second = 10.000 data per

    detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000 kali dalam

    sedetik.

    II. TUJUAN

    1) Mengoperasikan osiloskop berkas dua.

    2) Mengukur dua tegangan.

    3) Mengukur dua tegangan yang identik.

    4) Mengukur dua tegangan yang berbeda.

    5)

    Mengukur frekuensi.6) Mengamati beda fase.

    III. DASAR TEORI

    Osiloskop merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa tingkah

    laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar.

    Dalam osiloskop terhadap tabung panjang yang disebut tabung sinar katoda

    atau Cathode Ray Tube (CRT). Bagian-bagian pokok CRT seperti tampak pada

    gambar.1.

    Electron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang

    dilapisi zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai

    anoda. Arah electron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan yang

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    3/20

    mempengaruhi gerak electron magnetic. Umumnya osiloskop kearah anoda.

    Medan sinar katoda mengandung medan gaya listrik dihasilkan lempeng

    kapasitor yang dipasang secara vertical, maka akan terbentuk garis lurus

    vertical pada bidang atau dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng

    horizontal dipengaruhi tegangan periodic, maka electron yang padanya

    bergerak secara vertical kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap,sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoida.

    Keterangan:

    1. Pemanas atau filament

    2. Katoda

    3. Kisi pengatur

    4. Anoda pemusat

    5. Anoda pemercepat

    6. Pelat untuk simpanan horizontal

    7. Anoda untuk simpangan vertical

    8.

    Lapisan logam9. Berkas sinar katoda

    10.Layar fluorgensi

    IV. METODE PERCOBAAN

    A. Peralatan

    1. Osiloskop Trio CS-1022 26 MHz

    2. Dua buah osilator AG-202A

    3.

    3 buah Resistor (1 k

    9

    2 41 3

    10

    5 6 7

    8

    Gambar.1. Bagian-bagian pokok tabung sinar katoda

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    4/20

    4. 1 buah Capasitor (10

    5. 1 buah CT

    6. Kabel

    B. Skema Percobaan

    1. Percobaan pengoperasian osiloskop berkas dua

    2. Percobaan pengukuran dua tegangan

    GND OUT

    CH1

    CH2 GND

    Gambar.2. Rangkaian percobaan pengoperasian osiloskop berkas dua

    GND OUT

    CH1

    CH2 GND

    Gambar.3. Rangkaian percobaan pengukuran dua tegangan

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    5/20

    3. Percobaan pengukuran dua tegangan yang identic

    4. Percobaan pengukuran dua tegangan yang berbeda

    Cara 1

    GND OUT

    CH1

    CH2 GND

    Gambar.4. Rangkaian percobaan pengukuran dua tegangan yang identic

    ND OUT

    CH1

    CH2 GND

    R1 R2

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    6/20

    Cara 2

    Gambar.5. Rangkaian percobaan pengukuran dua tegangan yang berbeda

    menggunakan cara 1

    GND OUT

    CH1

    CH2GND

    Gambar.6. Rangkaian percobaan pengukuran dua tegangan yang berbeda

    menggunakan cara 2

    R1 R2

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    7/20

    Cara 3

    GND OUT

    CH1

    CH2 GND

    Gambar.7. Rangkaian percobaan pengukuran dua tegangan yang berbeda

    menggunakan cara 3

    R1 R2

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    8/20

    5. Percobaan pengukuran frekuensi

    GND OUT

    CH1

    CH2 GND

    Gambar.8. Rangkaian percobaan pengukuran frekuensi

    GND OUT

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    9/20

    6. Percobaan pengamatan beda fase

    C. Tata Laksana

    1) Pengukuran osiloskop berkas dua

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.2

    b. GND disambungkan pada osilator ke GND osiloskop

    c. Output disambungkan pada osilator ke CH2 (sinyal B)

    d. Output disambungkan pada CH1 osiloskop (sinyal A)

    e. F diatur hingga 50 Hz

    f. Dipasang sebesar 5 volt/DIV

    g.

    Saklar dikasar pada AC

    GND OUT

    CH1

    GND

    Gambar.9. Rangkaian percobaan pengamatan beda fase

    CH2

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    10/20

    h. Trigger time diatur dengan cara diubah-ubah

    2) Pengukuran dua tegangan

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.3

    b. Saklar dipasang pada AC

    c. F diatur sebesar 50 Hz

    d. Diatur sebesar 5 time/div pada CH1 (sinyal A)

    e. Diatur sebesar 2 volt/div pada CH2 (sinyal B)

    f. Output generator diatur untuk menghasilkan A sebesar 1

    3) Pengukuran dua tegangan yang identic

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.4

    b. F diubah menjadi 1 KHz

    c. CH1 diatur pada 5 volt/div

    d. CH2 diatur pada 5 volt/div

    e. Trigger time diubah dan disesuaikan dengan gambar

    dilayar positive atau negative

    f. Gelombang sinyal A dipastikan 1 cm pada garis tengah dan

    sinyal B dibawah garis tengah

    g.

    Sinyal A dilepaskan dari CH1, kemudian peredarannyadiamati

    h. Apabila sinyal B dilepaskan, amati perubahannya

    i. Setiap perubahan gelombangnya diamati

    4) Pengukuran dua tegangan yang berbeda

    Cara 1:

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.5

    b. Output pada asilator disambungkan ke R1 (1 k

    c. GND pada osilator dihubungkan ke R2 (1,5 K

    d.

    GND pada osilator dihubungkan ke GND osiloskop

    e. Output pada osilator dihubungkan ke CH2 (sinyal B)

    f. Resistor dihubungkan ke CH1

    g. Rangkaian diamati apakah sudah terpasang dengan benar

    atau tidak

    h. Gelombang pada layar diamati dan digambar

    Cara 2:

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.6

    b. GND pada osilator dihubungkan ke R2 (1,5 k

    c.

    Output pada osilator dihubungkan ke R1 (1 kd. R2 dihubungkan ke CH2 (sinyal B)

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    11/20

    e. R1 dihubungkan ke GND pada osiloskop

    f. Resistor dihubungkan ke CH1

    g. Rangkaian diperhatikan apakah sudah terbasang dengan

    benar atau belum

    h. Gelombang pada layar diamati dan digambar

    Cara 3:

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.7

    b. Output pada asilator disambungkan ke R1 (1 k

    c. R1 dihubungkan dengan CH1 (sinyal A)

    d. GND dihubungkan pada osilator ke R2 (1,5 k

    e. R2 dihubungkan ke CH2 (sinyal B)

    f. GND dihubungkan ke osiloskop

    g. Rangkaian diamati apakah sudah terpasang dengan benar

    h. Gelombang pada layar diamati dan digambar

    5)

    Pengukuran frekuensi

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.8

    b. Output pada osilator 1 dihubungkan ke CH2

    c. GND pada osilator 1 dihubungkan pada osiloskop

    d. Output pada osilator 2 dihubungkan pada CH1 (sinyal A)

    e. GND pada osilator 2 dihubungkan ke GND pada osiloskop

    f. Pada pengukuran ini yang diubah adalah frekuensinya

    g. Frekuensi diatur dengan perbandingan yang sudah

    ditentukan

    h. Diatur 5 volt/div pada sinyal A

    i.

    Diatur 5 volt/div pada sinyal Bj. Rangkain diperhatikan dan diamati apakah sudah

    terpasang dengan benar

    k. Gelombang pada layar diamati dan digambar

    6) Pengamatan beda fase

    a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.9

    b. Yang diukur adalah beda fase menggunakan transformator

    c. Output pada osilator dihubungkan ke transformator

    d. GND pada osilator dihubungkan ke transformator

    e. Dihubungkan ke R1

    f.

    GND dihubungkan pada osiloskop

    g. Dihubungkan ke C

    h. C dihubungkan ke CH2 (sinyal B)

    i. Dihubungkan ke CH1 (sinyal A)

    j. Mode diubah ke X-Y

    k. Volt/div diatur menjadi 5 pada sinyal A

    l. Volt/div diatur menjadi 5 pada sinyal B

    m. F diatur sebesar 50 Hz

    n. Rangkaian diamati apakah sudah benar

    o. Gelombang pada layar osiloskop diamati dan digambar

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    12/20

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Grafik dan Perhitungan

    1. Pengoperasian Scope Berkas Dua

    Grafik 1.1 Pengoperasian Scope Berkas Dua

    Grafik 1.2 Pengoperasian Scope Berkas Dua

    Grafik 1.3 Pengoperasian Scope Berkas Dua

    2. Pengukuran Dua Tegangan

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 5 mS

    Frekuensi : 20 x 10 Hz

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 5 mS

    Frekuensi : 20 x 10 Hz

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 5 mS

    Frekuensi : 50 x 1

    Hz

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    13/20

    Grafik 2.1 Pengukuran Dua Tegangan

    Grafik 2.2 Pengukuran Dua Tegangan

    3. Pengukuran Dua Tegangan yang Identik

    Grafik 3.1 Pengukuran Dua Tegangan yang Identik

    4. Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda

    Cara 1

    Grafik 4.1 Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda menggunakan

    cara 1

    Cara 2

    Volts/div : CH1 : 1 V

    CH 2: 0.5 V

    Sweep time/div : 5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mSFrekuensi : 50 x 1 Hz

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    14/20

    Grafik 4.2 Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda mengguakancara 2

    Cara 3

    Grafik 4.3 Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda menggukana

    cara 3

    Cara Kapasitor

    Grafik 4.4 Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda cara

    mengguanakan cara Kapasitor

    5. Pengukuran Frekuensi

    Perbandingan 1:1

    Grafik 5.1 Pengukuran Frekuensi perbandingan 1:1

    Perbandingan 1:2

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    : 2 div2 : 4 div

    Volts/div : CH1 : 1 V

    CH2 : 2 VSweep time/div : 5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    : 1 div

    Volts/div :1 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : O1: 30 Hz

    O2: 30 Hz

    T1 : 6 x 0.5 = 3

    T2 : 6 x 0.5 = 3

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    15/20

    Grafik 5.2 Pengukuran Frekuensi perbandingan 1:2

    Perbandingan 1:3

    Grafik 5.3 Pengukuran Frekuensi perbandingan 1:3

    Perbandingan 2:3

    Grafik 5.4 Pengukuran Frekuensi perbandingan 2:3

    6. Pengukuran Beda Fase

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/ div : 0.5 mSFrekuensi : 20 x 1 Hz

    A. Pembahasan

    1. Pengoperasian Scope Berkas Dua

    Pada eksperimen ini untuk pengoperasi scope berkas dua

    setelah mengikuti tata laksana yang ada dan skema yang ada maka

    dilayar scope akan tampil dua grafik (berkas dua) yang memiliki

    bentuk dan kelakuan yang sama. Dapat dilihat pada grafikgelombang siosinida yang dihasilkan sama. Hal ini disebabkan

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : O1 : 30 Hz

    O2 : 60 Hz

    T1 : 6 x 0.5 = 3T2 : 3 x 0.5 = 1.5

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : O1 : 30 HzO2 : 90 Hz

    T1 : 6 x 0.5 = 3

    T2 : 2 x 0.5 = 1

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mSFrekuensi : O1 : 20 Hz

    O2 :30 Hz

    T1 : 9 x 0.5 = 4.5

    T2 : 6 x 0.5 = 3

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    16/20

    kedua input berasal dari sumber yang sama yaitu osilator. Pada

    CH1 atau sinyal A dihubungkan ke output osilator begitu juga pada

    CH2 atau sinyal B dihubungkan pada output osilator. Pada

    eksperimen ini menghasilkan gelombang berjalan. Ini merupakan

    percobaan yang pertama dari pengoperasian scope berkas dua.

    Dengan mengatur volt/div = 5 pada CH1 (sinyal A) dan CH2 (sinyalB) dan memiliki frekuensi 50 Hz. Dengan mode di auto dan

    geserlah coupling pada AC. Maka terbentuklah dua grafik (berkas

    dua) sesuai dengan gambar grafik yang ada. Pada eksperimen ini

    juga berarti dapat membuktikan pada tujuan pertama

    mengoperasikan scope berkas dua.

    2. Pengukuran Dua tegangan

    Untuk eksperimen kedua ini mengukur dua tegangan pada

    CH1 (sinyal A) dan CH2 (sinyal B), perlu dibuat dalam keadaan

    atau kondisi yang sama antara CH1 dan CH2. Caranya dengan

    memberikan tegangan frekuensi yang sama pada CH1 dan CH2

    sebesar 50 Hz untuk kedua sinyal tersebut. Dengan kondisi yang

    sama, akan mengakibatkan terbentuknya kedua berkas yang sama,

    akan mngakibatkan terbentuknya kedua berkas yang sama dan

    berkelakuan sama pula. Ketika volt/div pada CH2 (sinyal B)

    divariasikan dari 1 ke volt grafik Yb akan semakin membesr.

    Perbesaran ini akan sebanding dengan perbandingan terhadap

    nilai awal. Artinya grafik Yb berada di tempat semula. Skala

    perbandingan yang dihasilkan antara Ya dan Yb adalah 2. Dengan

    factor perbesaran gambar Yb terhadap Ya (antara gelombang atas

    dengan yang bawah) dapat dihitung sebagai berikut:

    Keterangan:

    Ya = Amplitudo Gelombang Atas = 2

    Yb = Amplitudo Gelombang Bawah = 4

    Hal ini sesuai dengan prinsip untuk mencari tegangan pada

    scope yaitu volt = volt/div x amplitude dimana tegangan input

    pada eksperimen ini adalah tetap sama.

    3. Pengukuran Dua Tegangan yang Identik

    Pada eksperimen ini digunakan volts/div sebesar 1 volt,

    sweep time/div sebesar 5 ms dan frekuensi 50x1. Dalam pengukuran

    dua tegangan yang identic ini, pengoperasian scope berkas dua lebih

    diuji sehingga dapat lebih diperjelas kegunaan scope yang

    menampilkan dua berkas. Pada pengukuran dua tegangan yang

    identic ini berkas yang ditampilkan di layar sama besarnya, input

    tegangan yang dipasang pun sama besarnya. Kedua hal ini tidak

    terlihat pengaruhnya karena tegangannya sama. Dan jika sinyal A

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    17/20

    dibuang/dihilangkan, berkas pada layar tidak akan sama lagi, karena

    pada A tidak ada tegangan yang masuk.

    4. Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda

    Dalam eksperimen pengukuran dua tegangan yang identic

    ini digunakan 3 cara dan satu cara kapasitor. Pada cara satu untukdapat mengukur tegangan yang ada pada rangkaian ini, pertama perlu

    ditinjau lebih dahulu skema rangkaian tersebut. Jika dianalisa, terlihat

    bahwa Ya mewakili R1 dan R2 karena melewati keduanya. Dan Yb

    mewakili resistor. R1 pada ujung Ya terdapat nilai V total atau Vpp

    karena sudah melewati kedua resistor (R1 dan R2). Sedangkan pada

    ujung Ya hanya memiliki nilai V2 karena hanya melewati resistor R2.

    Lalu menggunakan persamaan sederhana, dapat diketahui nilai V1

    melalui persamaan Vpp=V1+V2. Pada cara pertama, didapatkan:

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    Ya : 2

    Yb : 5

    CH 1 R2 V2

    CH 2 R1 + R2 V1 + V2 = Vpp

    V1 = Vpp + V2

    Dengan meninjau rangkaian yang ada, dapat diketahui

    bahwa rangkaian dua ini merupakan kebalikan dari rangkaian satu.

    Pada rangkaian ini yang Ya terhubung pada kedua resistor (R1 dan

    R2) sedangkan ujung Yb hanya terhubung pada R2. Selain itu, hal inidapat dibuktikan melalui bentuk gelombang yang tampak pada layar

    scope. Gelombang CH1 pada rangkaian dua berbentuk lebih kecil

    dibandingkan dengan pada rangkaian satu dan gelombang CH2

    berbentuk lebih kecil dibandingkan dengan pada rangkaian dua.

    Namun, nilai V1 dan V2 ini tidak mempengaruhi nilai Vpp karena

    untuk mencari Vpp adalah menjumlahkan V1 dan V2. Pada cara dua,

    didapatkan:

    Volts/div : 1 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    Ya : 3

    Yb : 5

    CH 1 R1 V1

    CH 2 R1 + R2 V1 + V2 = Vpp

    V2 = Vpp V1

    Pada cara ketiga, konsep yang terdapat pada rangkaian ini

    masih sama seperti rangkaian-rangkaian sebelumnya. Skema

    menunjukan bahwa Ya mewakili R1 dan Yb mewakili R2. Ujung Ya

    bernilai V1 dan ujung Yb bernilai V2, sehingga dapat diperoleh Vpp

    dan penjumlahan keduanya. Pada cara ketiga, didapatkan:Volts/div : 1 V

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    18/20

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    Ya : 3

    Yb : 2

    : 2

    : 4CH 1 R1 V1

    CH 2 R2 V2

    Untuk cara keempat, mode yang digunakan berbeda dengab

    eksperimen-eksperimen sebelumnya yaitu penggeseran dari normal

    ke X-Y, sebenarnya hal ini untuk mempermudahkan kita untuk

    menghitung beda fase nya. Tapi tidak menuntut kemungkinan dengan

    mode Normal tidak dapat menghitung beda fase. Tegangan pada

    ujung-ujung C sama dengan tegangan total V. demikian pula besar

    tegangan pada ujung-ujung R adalah pengukuran besar arus yang

    melalui saluran rangkaian, dan yang melalui kapasitor C. Pada cara

    keempat ini, didapatkan:

    Volts/div : CH 1 : 1 V

    CH 2 : 2 V

    Sweep time/div : 0.5 mS

    Frekuensi : 50 x 1 Hz

    : 1

    5. Pengukuran frekuensi

    Pada eksperimen pengukuran frekuensi ini, digunakan duabuah osilator dimana yang dihubungkan ke scope agar dapat terlihat

    perbedaan masukan antara osilator pertama dan kedua yang akan

    ditampilkan pada layar. Pada eksperimen ini digunakan empat

    perbandingan masukkan frekuensi, yaitu 1:1, 1:2. 1:3, dan 2:3,

    sehingga input yang dimasukkan adalah 30 Hz:30 Hz, 30 Hz:60 Hz, 30

    Hz:90 Hz, dan 20 Hz:30 Hz. Dengan begitu dapat dilihat perbedaan

    yang sangat jelas sehingga pengukuran frekuensi pun dapat dilihat

    dan diukur dengan jelas. Pada berkas yang dihasilkan di layar,

    dihitung jarak antara puncak gelombang, yang disebut T1(jarak antar

    puncak pada gelombang pertama CH1 ) dan T2(jarak antar puncak

    pada gelombang kedua CH2). T1dan T2dihitung dengan rumus:

    Setelah keempat perbandingan diuji, didapatkan hasil

    sebagai berikut:

    1:1

    T1= 6 x 0.5 = 3T2= 6 x 0.5 = 3

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    19/20

    1:2

    T1= 6 x 0.5 = 3

    T2= 3 x 0.5 = 1.5

    1:3

    T1= 6 x 0.5 = 3T2= 2 x 0.5 = 1

    2:3

    T1= 9 x 0.5 = 4.5

    T2= 6 x 0.5 = 3

    Sedangkan akan didapatkan hasil yang jika diuji

    menggunakan rumus berikut:

    Maka, didapatkan:

    1:1

    T1= 1/30 = 0.033

    T2= 1/30 = 0.033

    1:2

    T1= 1/30 = 0.033

    T2= 1/60 = 0.016

    1:3

    T1= 1/30 = 0.033

    T2= 1/90 = 0.011

    2:3

    T1= 1/20 = 0.050

    T2= 1/30 = 0.033

    6. Pengukuran Beda fase

    Pengukuran beda fase ini berbeda dengan eksperimen-eksperimen sebelmnya. Pada eksperimen ini menggunakan trafo

    sebagai transformator. Namun pada eksperimen ini juga digunakan

    scope, osilator, resistor, dan kapasitor, sama seperti eksperimen-

    eksperimen sebelumnya. Besaran input tegangan, time, dan frekuensi

    divariasikan hingga dihasilkannya berkas berupa lingkaran atau elips

    pda layar. Namun pada saat diuji, berkas yang didapatkan tidak jelas

    dan tidak berbentuk. Hal ini terjadi karena adanya distorsi. Distorsi

    adalah peristiwa kesalahan yang diakibatkan oleh alat ataupun

    praktikan.

    VI. KESIMPULAN

  • 7/21/2019 Praktikum Fisika Dasar Osiloskop

    20/20

    A. Pada praktikum osilokop, perlu diperhatikan lebih mendalam terutama

    mengenai kalibrasi alat serta cara menggunakan scope. Karena beberapa

    peralatan elektronika terkadang cukup sensitive saat digunakan sehingga

    dapat memberikan hasil yang kurang objektif.

    B. Manfaat utama osiloskop yang memiliki dua electron dan dua lubang

    input yaitu mampu menampilkan secara tepat berkas-berkas yangmewakili tegangan dari dua sumber berbeda baik yang identic maupun

    yang berbeda.

    C. Semakin kecil setelah volts/div, maka berkas yang dihasilkan akan

    semakin besaramplitudonya, begitu juga sebaliknya.

    D. Osiloskop dapat digunakan untuk mengetahui suatu frekuensi sumber

    yang belum diketahui dengan menetapkan frekuensi standard dari

    sumber lain.

    E. Pada Pengukuran Beda Fase terjadi distorsi yang dikarenakan kesalahan

    pada alat, baik pada osiloskop, generator, resistor, kapasitor, ataupun

    trafo yang digunakan.

    VII. DAFTAR PUSTAKA

    Staf Laboratorium Fisika Dasar. 2011. Panduan Praktikum Fisika

    Dasar II. Yogyakarta : Laboratorium Fisika Dasar UGM.

    id.wikipedia.org/wiki/osiloskop

    VIII. PENGESAHAN

    Yogyakarta, 23 Mei 2012Asisten, Praktikan,

    (Arief Gunawan) (Famanil Yulyentri)

    11/313279/PA/13666