[ppt]konsep budaya dalam antropologi - … · web viewkonsep budaya dalam antropologi tim dosen mk....

47
KONSEP BUDAYA DALAM KONSEP BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI ANTROPOLOGI Tim Dosen MK. Antropologi Tim Dosen MK. Antropologi Sosial Sosial

Upload: ngodieu

Post on 06-Mar-2019

276 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

KONSEP BUDAYA DALAM KONSEP BUDAYA DALAM ANTROPOLOGIANTROPOLOGI

Tim Dosen MK. Antropologi SosialTim Dosen MK. Antropologi Sosial

Konsep BudayaKonsep Budaya

Dalam antropologi masa kini terdapat dua Dalam antropologi masa kini terdapat dua aliran besar dalam mendefinisikan budaya:aliran besar dalam mendefinisikan budaya:

1.1. Aliran Aliran behavioralbehavioral : melihat budaya sebagai : melihat budaya sebagai a total way of lifea total way of life. . Tujuh unsur universal.Tujuh unsur universal.2.2. Aliran Aliran ideationalideational: melihat budaya sebagai : melihat budaya sebagai

sesuatu yang abstrak yang bersifat gagasan sesuatu yang abstrak yang bersifat gagasan atau pemikiran, yang berfungsi membentuk atau pemikiran, yang berfungsi membentuk pola perilaku yang khas suatu kelompok mapola perilaku yang khas suatu kelompok ma--syarakatsyarakat. . Dapat berbentuk:Dapat berbentuk: sistem pengetahusistem pengetahu--an, an, the state of mind,the state of mind, spirit, belief, meaning, spirit, belief, meaning, ethos, value, the capability of mindethos, value, the capability of mind dsb. dsb.

AliranAliran Behavioral BehavioralPada masa kini konsep ini masih digunakan oleh Pada masa kini konsep ini masih digunakan oleh para antropolog yang menekuni bidang studi evolusi para antropolog yang menekuni bidang studi evolusi kebudayaan dan ekologi manusia.kebudayaan dan ekologi manusia.Pemilahan konsep ini ke dalam tujuh unsur univer-Pemilahan konsep ini ke dalam tujuh unsur univer-sal tidak banyak lagi dibicarakan orang sebagai se-sal tidak banyak lagi dibicarakan orang sebagai se-suatu yang sangat berguna sebagai pisau analisis.suatu yang sangat berguna sebagai pisau analisis.

Merupakan metode pemilahan pada masa awal Merupakan metode pemilahan pada masa awal perkembangan antropologi. Pemilahan ini hanya perkembangan antropologi. Pemilahan ini hanya berguna dalam rangka kerja etnografi (kerja me-berguna dalam rangka kerja etnografi (kerja me-ngumpulkan data tentang sistem sosial-budaya dari ngumpulkan data tentang sistem sosial-budaya dari suatu suku bangsa selengkap-lengkapnya.suatu suku bangsa selengkap-lengkapnya.

BBudayaudaya Menurut AntropologiMenurut Antropologi

Terdapat ratusan definisi tentang kebudaya-Terdapat ratusan definisi tentang kebudaya-an, tetapi umumnya para antropolog generasi an, tetapi umumnya para antropolog generasi baru sepakat untuk memahami kebudayaan baru sepakat untuk memahami kebudayaan sebagai sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan, suatu sistem pengetahuan, gagasan, dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai landasan masyarakat yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi masyarakat itu pijak dan pedoman bagi masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku dalam dalam bersikap dan berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial di tempat mereka lingkungan alam dan sosial di tempat mereka berada.berada.

LanjutanLanjutanSebagai sistem pengetahuan dan gagasan, kebu-Sebagai sistem pengetahuan dan gagasan, kebu-dayaan yang dimiliki suatu masyarakat merupakan dayaan yang dimiliki suatu masyarakat merupakan kekuatan yang tidak tampak (kekuatan yang tidak tampak (invisible powerinvisible power), yang ), yang mampu menggiring dan mengarahkan manusia mampu menggiring dan mengarahkan manusia pendukung kebudayaan itu untuk bersikap dan pendukung kebudayaan itu untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan gagasan yang menjadi milik masyarakat tersebut, gagasan yang menjadi milik masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian dsb.baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian dsb.

Kebudayaan bukan hanya terbatas pada kegiatan Kebudayaan bukan hanya terbatas pada kegiatan kesenian, peninggalan sejarah atau upacara-kesenian, peninggalan sejarah atau upacara-upacara tradisional seperti yang dipahami oleh upacara tradisional seperti yang dipahami oleh banyak kalangan selama ini.banyak kalangan selama ini.

LanjutanLanjutan

Sebagai pedoman bagi manusia Sebagai pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, dalam bersikap dan berperilaku, maka pada dasarnya kebudayaan maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk mempunyai kekuatan untuk ”memaksa” manusia pendukung ”memaksa” manusia pendukung kebudayaan itu untuk mematuhi kebudayaan itu untuk mematuhi segala pola aturan yang telah segala pola aturan yang telah digariskan kebudayaan.digariskan kebudayaan.

Kebudayaan Kebudayaan VSVS Bukan Bukan KebudayaanKebudayaan

Manusia sebenarnya memiliki pelbagai Manusia sebenarnya memiliki pelbagai sistem pengetahuan dan gagasan, namun sistem pengetahuan dan gagasan, namun demikian perlu dibedakan dengan tegas demikian perlu dibedakan dengan tegas bahwa sistem pengetahuan dan gagasan bahwa sistem pengetahuan dan gagasan yang tidak mampu menjadi pengarah dan yang tidak mampu menjadi pengarah dan pedoman bagi sikap dan tingkah laku pedoman bagi sikap dan tingkah laku manusia, tidak dapat disebut sebagai manusia, tidak dapat disebut sebagai kebudayaan. Hal ini hanya dapat kebudayaan. Hal ini hanya dapat dikategorikan sebagai ”pengetahuan” saja.dikategorikan sebagai ”pengetahuan” saja.

LanjutanLanjutanMereka yang memiliki pengetahuan dan gagas-Mereka yang memiliki pengetahuan dan gagas-an tentang disiplin dan keadaan sosial misalnya, an tentang disiplin dan keadaan sosial misalnya, tetapi tidak menjadikan pengetahuan dan gagas-tetapi tidak menjadikan pengetahuan dan gagas-an itu sebagai landasan dari sikap dan perilaku an itu sebagai landasan dari sikap dan perilaku mereka, maka pengetahuan dan gagasan tsb mereka, maka pengetahuan dan gagasan tsb tidak dapat dikatakan sebagai kebudayaan. Itu tidak dapat dikatakan sebagai kebudayaan. Itu hanya terbatas pada ”pengetahuan” dalam arti hanya terbatas pada ”pengetahuan” dalam arti khusus saja. khusus saja. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah sesuatu pengetahuan atau gagasan sudah sesuatu pengetahuan atau gagasan sudah menjadi kebudayaan suatu masyarakat, dapat menjadi kebudayaan suatu masyarakat, dapat dilihat dari sikap dan perilaku masyarakat itu dilihat dari sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri dalam kehidupan mereka sehari-hari.sendiri dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dua Tinjauan BerbedaDua Tinjauan Berbeda Goodenough (1961), ada perbedaan penting antara pola Goodenough (1961), ada perbedaan penting antara pola untukuntuk perilaku dengan pola perilaku dengan pola daridari perilaku:perilaku:Pertama, budaya digunakan untuk mengacu pada ”pola Pertama, budaya digunakan untuk mengacu pada ”pola kehidupan suatu masyarakat – kegiatan dan pengaturan kehidupan suatu masyarakat – kegiatan dan pengaturan material dan sosial yang berulang secara teratur” yang material dan sosial yang berulang secara teratur” yang merupakan kekhususan suatu kelompok manusia tertentu. merupakan kekhususan suatu kelompok manusia tertentu. Dalam pengertian ini, istilah budaya telah mengacu pada Dalam pengertian ini, istilah budaya telah mengacu pada kedalaman fenomena benda-benda dan peristiwa-peristiwa kedalaman fenomena benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang bisa diamati ”di sana” di dunia. yang bisa diamati ”di sana” di dunia.

Kedua, istilah budaya dipakai untuk mengacu pada sistem Kedua, istilah budaya dipakai untuk mengacu pada sistem pengetahuan dan kepercayaan yang disusun sebagai pengetahuan dan kepercayaan yang disusun sebagai pedoman manusia dalam mengatur pengalaman dan pedoman manusia dalam mengatur pengalaman dan persepsi mereka, menentukan tindakan, dan memilih persepsi mereka, menentukan tindakan, dan memilih diantara alternatif yang ada. Pengertian budaya yang diantara alternatif yang ada. Pengertian budaya yang demikian ini mengacu pada dunia gagasan.demikian ini mengacu pada dunia gagasan.

Alat Ukur Budaya??Alat Ukur Budaya??Budaya tidak terdiri dari benda-benda Budaya tidak terdiri dari benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang dapat kita dan peristiwa-peristiwa yang dapat kita amati, dihitung dan diukur. Budaya amati, dihitung dan diukur. Budaya terdiri dari gagasan-gagasan dan terdiri dari gagasan-gagasan dan makna-makna yang dimiliki bersama. makna-makna yang dimiliki bersama.

LanjutanLanjutanClifford Geertz, meminjam dari pakar Clifford Geertz, meminjam dari pakar filsafat Gilbert Ryle, memberikan contoh filsafat Gilbert Ryle, memberikan contoh yang menarik: kejapan mata (tidak yang menarik: kejapan mata (tidak disengaja) dengan kedipan mata yang disengaja) dengan kedipan mata yang disengaja. Sebagai peristiwa lahiriah, disengaja. Sebagai peristiwa lahiriah, keduanya mungkin serupa – pengukuran keduanya mungkin serupa – pengukuran keduanya tidak akan menemukan keduanya tidak akan menemukan perbedaan. Yang satu adalah tanda, kode perbedaan. Yang satu adalah tanda, kode yang mengandung makna yang sama bagi yang mengandung makna yang sama bagi orang Amerika (tetapi yang mungkin tdak orang Amerika (tetapi yang mungkin tdak akan bisa dimengerti oleh orang Eskimo akan bisa dimengerti oleh orang Eskimo atau Aborigin Australia.atau Aborigin Australia.

LanjutanLanjutan

Hanya dalam kesemestaan makna Hanya dalam kesemestaan makna yang dimiliki bersama bunyi-bunyi yang dimiliki bersama bunyi-bunyi dan peristiwa-peristiwa fisik bisa dan peristiwa-peristiwa fisik bisa dipahami dan meneruskan informasi. dipahami dan meneruskan informasi. Kita dapat mengukur sepuas hati Kita dapat mengukur sepuas hati tanpa bisa menangkap makna tanpa bisa menangkap makna kejapan mata dan membedakannya kejapan mata dan membedakannya dari kedipan.dari kedipan.

Manusia Dan KebudayaanManusia Dan KebudayaanManusia dan kebudayaan merupakan Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara itu pendukung kebudayaan sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri. adalah makhluk manusia itu sendiri. Sekalipun makhluk manusia akan mati, Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan pada keturunannya, diwariskan pada keturunannya, demikian seterusnya.demikian seterusnya.

Budaya Yang BerubahBudaya Yang Berubah

Selain kebudayaan harus melalui Selain kebudayaan harus melalui proses belajar mengajar yang terus proses belajar mengajar yang terus menerus tanpa henti-hentinya, dalam menerus tanpa henti-hentinya, dalam membicarakan kebudayaan, kita juga membicarakan kebudayaan, kita juga tidak dapat lepas dari sifat utama tidak dapat lepas dari sifat utama lainnya dari kebudayaan, yaitu sifat lainnya dari kebudayaan, yaitu sifat kebudayaan yang selalu berubah.kebudayaan yang selalu berubah.

Proses Proses IInternalisasi Kebudayannternalisasi KebudayanPada dasarnya ada dua cara proses belajar Pada dasarnya ada dua cara proses belajar yang dilalui manusia dalam rangka internalisasi yang dilalui manusia dalam rangka internalisasi kebudayaan.kebudayaan.

1)1) Melalui pewarisan (Melalui pewarisan (transmissiontransmission). Pewarisan ). Pewarisan nilai itu dilakukan dengan mengajarkan nilai itu dilakukan dengan mengajarkan pelbagai gagasan untuk dijadikan pedoman pelbagai gagasan untuk dijadikan pedoman dalam praktik kehidupan. dalam praktik kehidupan.

2)2) Manusia juga mengalami pelbagai proses Manusia juga mengalami pelbagai proses interaksi dengan lingkungan sekitarnya, baik interaksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya. lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya. Dari interaksi dengan lingkungannya itu Dari interaksi dengan lingkungannya itu manusia juga berupaya untuk manusia juga berupaya untuk menginternalisasikan bermacam-macam makna menginternalisasikan bermacam-macam makna yang ditangkapnya.yang ditangkapnya.

Pewarisan KebudayaanPewarisan Kebudayaan Sebagai suatu sistem, kebudayaan tidak diperoleh Sebagai suatu sistem, kebudayaan tidak diperoleh manusia begitu saja secara manusia begitu saja secara ascribedascribed, tetapi melalui , tetapi melalui proses belajar yang berlangsung tanpa henti, sejak proses belajar yang berlangsung tanpa henti, sejak dari manusia itu dilahirkan sampai dengan ajal dari manusia itu dilahirkan sampai dengan ajal menjemputnya. menjemputnya.

Proses belajar dalam konteks kebudayaan bukan Proses belajar dalam konteks kebudayaan bukan hanya dalam bentuk proses internalisasi dari sistem hanya dalam bentuk proses internalisasi dari sistem ”pengetahuan” yang diperoleh manusia melalui ”pengetahuan” yang diperoleh manusia melalui pewarisan atau transmisi dalam keluarga, lewat pewarisan atau transmisi dalam keluarga, lewat sistem pendidikan formal di sekolah atau lembaga sistem pendidikan formal di sekolah atau lembaga pendidikian formal lainnya, tetapi juga diperoleh pendidikian formal lainnya, tetapi juga diperoleh melalui proses balajar dari berinteraksi dengan melalui proses balajar dari berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosialnya.lingkungan alam dan sosialnya.

LanjutanLanjutan

Pewarisan kebudayaan makhluk Pewarisan kebudayaan makhluk manusia, tidak selalu terjadi secara manusia, tidak selalu terjadi secara vertikal atau kepada anak cucu vertikal atau kepada anak cucu mereka, melainkan dapat pula secara mereka, melainkan dapat pula secara horizontal yaitu manusia yang satu horizontal yaitu manusia yang satu dapat belajar kebudayaan dari dapat belajar kebudayaan dari manusia lainnya.manusia lainnya.

LanjutanLanjutanDalam proses kebudayaan, sistem pewarisan Dalam proses kebudayaan, sistem pewarisan dan interaksi manusia dengan lingkungan itu dan interaksi manusia dengan lingkungan itu selalu saling berhadapan. Keduanya bertemu selalu saling berhadapan. Keduanya bertemu dalam proses dialektika secara terus menerus. dalam proses dialektika secara terus menerus. Proses seperti itu tidak pernah berhenti dan Proses seperti itu tidak pernah berhenti dan berlangsung terus dlm kehidupan masyarakat.berlangsung terus dlm kehidupan masyarakat.

Gagasan-gagasan baru yang muncul sebagai Gagasan-gagasan baru yang muncul sebagai hasil dialektika itulah yang kemudian menjadi hasil dialektika itulah yang kemudian menjadi milik masyarakat, dan hal inilah yang kemudian milik masyarakat, dan hal inilah yang kemudian menjadi pengarah dan pedoman bagi sikap dan menjadi pengarah dan pedoman bagi sikap dan perilaku warga masyarakat pendukung kebuda-perilaku warga masyarakat pendukung kebuda-yaan itu. Oleh karena itu, berubah adalah sifat yaan itu. Oleh karena itu, berubah adalah sifat utama dari kebudayaan.utama dari kebudayaan.

Karakteristik KebudayaanKarakteristik Kebudayaan1.1. Kebudayaan adalah milik bersama: Tidak mungkin Kebudayaan adalah milik bersama: Tidak mungkin

ada kebudayaan tanpa masyarakatada kebudayaan tanpa masyarakat2.2. Kebudayaan adalah hasil belajar (bukan sebagai Kebudayaan adalah hasil belajar (bukan sebagai

warisan biologis): kebudayaan sebagai “warisan warisan biologis): kebudayaan sebagai “warisan sosial” (Ralph Linton) sosial” (Ralph Linton) → → melalui prosesmelalui proses enkulturasi.enkulturasi.

3.3. Kebudayaan didasarkan pada lambang.: Kebudayaan didasarkan pada lambang.: kebudayaan diteruskan melalui komunikasi kebudayaan diteruskan melalui komunikasi gagasan, emosi, dan keinginan yang gagasan, emosi, dan keinginan yang diekspresikan dalam bahasa.diekspresikan dalam bahasa.

4.4. Kebudayaan adalah terpadu (integrasi kebu-Kebudayaan adalah terpadu (integrasi kebu-dayaan): semua aspek kebudayaan berfung-si dayaan): semua aspek kebudayaan berfung-si sebagai kesatuan yang integral.sebagai kesatuan yang integral.

Orientasi Nilai BudayaOrientasi Nilai BudayaKonsep “orientasi nilai budaya” (value Konsep “orientasi nilai budaya” (value orientation) digunakankan oleh Florence orientation) digunakankan oleh Florence Kluckhohn dan Fred Strodbeck dalam Kluckhohn dan Fred Strodbeck dalam buku mereka “Variations in Value buku mereka “Variations in Value Orientation (1961). Di Indonesia konsep ini Orientation (1961). Di Indonesia konsep ini dikembangkan oleh dikembangkan oleh Koentjaraningrat pada Koentjaraningrat pada akhir dasawarsa 1960-an. akhir dasawarsa 1960-an. Berasal dari konsep “value” yang dikem-Berasal dari konsep “value” yang dikem-bangkan oleh Clyde Kluckhohn, suami dari bangkan oleh Clyde Kluckhohn, suami dari Florence Kluckhohn, di Universitas Florence Kluckhohn, di Universitas Harvard USA.Harvard USA.

KonsepKonsep Value ( Value (nilainilai))Konsep “Konsep “valuevalue” dijelaskan sbb: “Sebuah nilai ” dijelaskan sbb: “Sebuah nilai adalah sebuah konsepsi, eksplisit atau adalah sebuah konsepsi, eksplisit atau inplisit, yang khas milik seseorang individu inplisit, yang khas milik seseorang individu atau suatu kelompok, tentang yang atau suatu kelompok, tentang yang seharusnya diinginseharusnya diingin--kan yang mempengaruhi kan yang mempengaruhi pilihan yang tersedia dari bentuk-bentuk, pilihan yang tersedia dari bentuk-bentuk, cara-cara, dan tujuan-tujuan tindakan”cara-cara, dan tujuan-tujuan tindakan”Di sini perlu diingat bahwa “hal yang seharusDi sini perlu diingat bahwa “hal yang seharus--nya diinginkan” nya diinginkan” ((the desirable)the desirable)adalah berbeda adalah berbeda dari “hal yang diinginkan” (dari “hal yang diinginkan” (the desiredthe desired). ).

LanjutanLanjutanNilai merupakan kriteria dalam menentukan Nilai merupakan kriteria dalam menentukan tentang apa yang seharusnya diinginkan tentang apa yang seharusnya diinginkan seseorang sebagai anggota suatu masyaraseseorang sebagai anggota suatu masyara--kat, bukan tentang apa yang diinginkannya. kat, bukan tentang apa yang diinginkannya. ContohnyaContohnya, ada banyak keluarga dalam , ada banyak keluarga dalam masyarakmasyarakaat Batak yang ingin memiliki anak t Batak yang ingin memiliki anak laki-laki. Ini bukan nilai, bukan laki-laki. Ini bukan nilai, bukan thethe desirabledesirable . . Ini hanya suatu keinginan, tapi kalau masyaIni hanya suatu keinginan, tapi kalau masya--rakat Batak mengatakan bahwa setiap rakat Batak mengatakan bahwa setiap keluarga seharusnya ingin punya anak laki-keluarga seharusnya ingin punya anak laki-laki, maka ini barulah nilai. Ini adalah laki, maka ini barulah nilai. Ini adalah the the desirable.desirable...

LanjutanLanjutanSebagai konsepsi, nilai adalah abstrak, sesuatu Sebagai konsepsi, nilai adalah abstrak, sesuatu yang dibangun dan berada di dalam pikiran atau yang dibangun dan berada di dalam pikiran atau budi, tidak dapat diraba dan dilihat secara langsung budi, tidak dapat diraba dan dilihat secara langsung dengan pancaindra.dengan pancaindra.Nilai yang dianut seseorang atau suatu masyaraNilai yang dianut seseorang atau suatu masyara--kat, biasanya berbentuk samar-samar, Nilai tsb kat, biasanya berbentuk samar-samar, Nilai tsb tidak diungkapkan dalam bentuk verbal secara tidak diungkapkan dalam bentuk verbal secara komplit dan tepat oleh pemiliknya. Dia lebih implisit komplit dan tepat oleh pemiliknya. Dia lebih implisit dari pada eksplisit. Dia berbentuk ide, atau pemikirdari pada eksplisit. Dia berbentuk ide, atau pemikir--an yang abstrak dan sangat umum (an yang abstrak dan sangat umum ( intangibleintangible))..Nilai hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan dari Nilai hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat manusia. Ucapan, perbuatan, dan materi adalah manusia. Ucapan, perbuatan, dan materi adalah manifestasi dari nilai.manifestasi dari nilai.

LanjutanLanjutanNamun demikiann, setelah melakukan penilaian Namun demikiann, setelah melakukan penilaian yang mendalam, satu nilai dari suatu masyarakat yang mendalam, satu nilai dari suatu masyarakat dapat dirumuskan dalam bentuk kata-kata oleh dapat dirumuskan dalam bentuk kata-kata oleh sang peneliti. Kemudian makna yang diperoleh sang peneliti. Kemudian makna yang diperoleh sang peneliti ini diajukan kepada anggota sang peneliti ini diajukan kepada anggota masyarakat tersebut untuk diuji kebenarannya. masyarakat tersebut untuk diuji kebenarannya. Apakah kesimpulan peneliti tentang nilai yang Apakah kesimpulan peneliti tentang nilai yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata tersebut benar diungkapkan dalam bentuk kata-kata tersebut benar atau tidak. Sang pemiliknya (anggota masyarakat) atau tidak. Sang pemiliknya (anggota masyarakat) dapat memberikan persetujuan atau penolakan.dapat memberikan persetujuan atau penolakan. Metode ini disebut Metode ini disebut verbalizability verbalizability (suatu cara untuk (suatu cara untuk menguji kebenaran dari kesimpulan tentanmenguji kebenaran dari kesimpulan tentangg suatu suatu nilai yang diperoleh seorang peneliti dari suatu nilai yang diperoleh seorang peneliti dari suatu masyarakat) masyarakat)

LanjutanLanjutan

Untuk memperoleh nilai yang terkandung Untuk memperoleh nilai yang terkandung dalam suatu ucapan atau suatu perbuatan, dalam suatu ucapan atau suatu perbuatan, seseorang harus melakukan penafsiran seseorang harus melakukan penafsiran (interpretasi) dan penarikan kesimpulan (interpretasi) dan penarikan kesimpulan (inferensi). (inferensi). MisalnyaMisalnya, ucapan “orang harus , ucapan “orang harus menghormati orang tua” bukanlah sebuah menghormati orang tua” bukanlah sebuah nilai, tapi manifestasi dari suatu nilai yang nilai, tapi manifestasi dari suatu nilai yang diungkapkan dalam kata-kata. diungkapkan dalam kata-kata.

LanjutanLanjutanContoh lainContoh lain::

PPerbuatan “membungkuk ketika berjalan di depan erbuatan “membungkuk ketika berjalan di depan orang tua” bukanlah sebuah nilai,tapi manifestasi orang tua” bukanlah sebuah nilai,tapi manifestasi dari suatu nilai yang diungkapkan dalam bentuk dari suatu nilai yang diungkapkan dalam bentuk perilaku. perilaku. “ “ Sebuah keris yang indah dan bertuah” bukanlah Sebuah keris yang indah dan bertuah” bukanlah nilai kultural,nilai kultural, tapi manifestasi dari suatu nilai yang tapi manifestasi dari suatu nilai yang diwujdiwujuudkan dalam bentuk materi. dkan dalam bentuk materi. Tugas dari seorang peneliti antropologi adalah Tugas dari seorang peneliti antropologi adalah mengorek atau mencari nilai-nilai yang dihargai oleh mengorek atau mencari nilai-nilai yang dihargai oleh suatu masyarakat melalui ucapan, perilaku, dan suatu masyarakat melalui ucapan, perilaku, dan hasil kelakuan anggota masyarakat tersebut.hasil kelakuan anggota masyarakat tersebut.

Peneliti VS NilaiPeneliti VS Nilai

Jadi untuk menangkap nilai yang hidup Jadi untuk menangkap nilai yang hidup dalam suatu masyarakat, seorang peneliti dalam suatu masyarakat, seorang peneliti tidak cukup hanya mengamati dan mencatat tidak cukup hanya mengamati dan mencatat ucapan, perbuatan, atau materi yang ucapan, perbuatan, atau materi yang dihasilkan oleh anggota masyarakat tersebut, dihasilkan oleh anggota masyarakat tersebut, tapi dia harus pandai pengorek dan tapi dia harus pandai pengorek dan menemukan konsepsi yang tersembunyi di menemukan konsepsi yang tersembunyi di bawah permukaan ucapan, perbuatan, dan bawah permukaan ucapan, perbuatan, dan materi tersebut.materi tersebut.

LanjutanLanjutan

Robert Bellah, dalam bukunya Robert Bellah, dalam bukunya Tokugawa Tokugawa ReligionReligion (1957/1970), mengupamakan (1957/1970), mengupamakan ucapan, perbuatan dan materi tersebut ucapan, perbuatan dan materi tersebut sebagai “sebagai “the huskthe husk” (kulit luar), atau sesuatu ” (kulit luar), atau sesuatu yang nyata, yang terlihat (yang nyata, yang terlihat (tangibletangible), dan yang ), dan yang ada di permukaan. Sedangkan nilai yang ada di permukaan. Sedangkan nilai yang tersembunyi di bawah kulit tersebut tersembunyi di bawah kulit tersebut disebutnya sebagai “disebutnya sebagai “the kernelthe kernel” (inti). Nilai ini ” (inti). Nilai ini tidak terlihat dan tidak teraba (tidak terlihat dan tidak teraba (intangibleintangible).).

LanjutanLanjutan

Metode penafsiran dan penyimpulan dalam Metode penafsiran dan penyimpulan dalam kajian tentang nilai disebut sebagai metode kajian tentang nilai disebut sebagai metode verstehenverstehen,lawannya adalah metode ,lawannya adalah metode erklarenerklaren..

Dengan demikian, kajian tentang nilai Dengan demikian, kajian tentang nilai memerlukan tenaga peneliti yang benar-memerlukan tenaga peneliti yang benar-benar mempunyai kemampuan, baik dalam benar mempunyai kemampuan, baik dalam penguasaan konsep maupun dalam penguasaan konsep maupun dalam keterampilan metodologis.keterampilan metodologis.

Pengunaan konsep nilai yg salahPengunaan konsep nilai yg salahBanyak para akhli limu sosial sering mengBanyak para akhli limu sosial sering meng--gunakan konsep nilaigunakan konsep nilai secara kasar atau secara kasar atau kurang tajam, bahkan membingungkankurang tajam, bahkan membingungkan::

Linton dalam bukunya “Linton dalam bukunya “Study of ManStudy of Man” (1936) ” (1936) menyamakan konsep nilai dengan sikap atau menyamakan konsep nilai dengan sikap atau sikap mental. sikap mental.

Sebagian sarjana lain menyamakan konsep Sebagian sarjana lain menyamakan konsep nilai tersebut dengan kode moral, kepercayanilai tersebut dengan kode moral, kepercaya--an yang dipegang teguh, aspirasi kebudayaan yang dipegang teguh, aspirasi kebudaya--an, bahkan sampai kepada sangsi.an, bahkan sampai kepada sangsi.

LanjutanLanjutan

Satu kecenderungan umum yang lain adalah Satu kecenderungan umum yang lain adalah menyamakan konsep nilai dengan konsep menyamakan konsep nilai dengan konsep budaya (budaya (cultureculture). Ini jelas tidak betul. Budaya ). Ini jelas tidak betul. Budaya adalah sesuatu yang lebih luas dari pada adalah sesuatu yang lebih luas dari pada nilai. nilai. Jika kita menerima pandangan bahwa budaJika kita menerima pandangan bahwa buda--ya adalah suatu sistem ideasional, maka ya adalah suatu sistem ideasional, maka nilai, bersama dengan konsep-konsep sejenis nilai, bersama dengan konsep-konsep sejenis seperti seperti ethosethos, kepercayaanm , kepercayaanm worldviewworldview adalah unsur dari budaya.adalah unsur dari budaya.

LanjutanLanjutanYYang membedakan nilai (ang membedakan nilai (valuevalue) dari kepercayaan ) dari kepercayaan ((beliefbelief) : Nilai mengacu kepada kategori “) : Nilai mengacu kepada kategori “goodgood” dan ” dan ““badbad”, dan “”, dan “rightright” dan “” dan “wrongwrong”; sedangkan keperca”; sedangkan keperca--yaan mengacu kepada kategori “yaan mengacu kepada kategori “truetrue” dan “” dan “falsefalse”, ”, dan “dan “correctcorrect” dan “” dan “incorrectincorrect”. ”. Kepercayaan dalam pengertian populer sering juga Kepercayaan dalam pengertian populer sering juga diartikan sebaga diartikan sebaga the desirablethe desirable yang disetujui dan yang disetujui dan diperintahkan oleh Tuhan. Jdiperintahkan oleh Tuhan. Jaadi bagaimanapun, di bagaimanapun, dalam hal tertentu nilai dan kepercayaan memdalam hal tertentu nilai dan kepercayaan mem--punyai suatu titik persamaan. Dua-duanya punyai suatu titik persamaan. Dua-duanya mengandung pemikiran tentang standar dan alat mengandung pemikiran tentang standar dan alat pengukuran.pengukuran.

Konsep “Orientasi Nilai” (Konsep “Orientasi Nilai” (Value Value OrientationOrientation))

Value OrientationValue Orientation sebagai sebuah sebagai sebuah konsep, di satu pihak tampak lebih khusus konsep, di satu pihak tampak lebih khusus dari pada konsep “dari pada konsep “valuevalue” (nilai), karena ” (nilai), karena ditujukan kepada hal-hal yang sudah ditujukan kepada hal-hal yang sudah tertentu. Namun di pihak lain konsep ini tertentu. Namun di pihak lain konsep ini tampak lebih luas, karena di samping tampak lebih luas, karena di samping menyangkut hal-hal yang seharusnya menyangkut hal-hal yang seharusnya diinginkan juga menyangkut hal-hal yang diinginkan juga menyangkut hal-hal yang seharusnya tidak diinginkan.seharusnya tidak diinginkan.

LanjutanLanjutanDikatakan oleh C. Kluckhohn bahwa orientasi nilai Dikatakan oleh C. Kluckhohn bahwa orientasi nilai adalah suatu konsepsi yang umum dan adalah suatu konsepsi yang umum dan terorganisasi tentang alam, tentang tempat terorganisasi tentang alam, tentang tempat manusia dalam alam, tentang hubungan manusua manusia dalam alam, tentang hubungan manusua dengan manusia, dan tentang dengan manusia, dan tentang the desirablethe desirable dan dan non disarable.non disarable.Di sini konsepsi tersebut ditempatkan Di sini konsepsi tersebut ditempatkan dalam konteks hubungan manusia dengan lingdalam konteks hubungan manusia dengan ling--kungannya dan hubungan manusia antar manusia.kungannya dan hubungan manusia antar manusia.

Orientasi nilai, sebagai sebuah konsepsi memOrientasi nilai, sebagai sebuah konsepsi mem--pengaruhi perilaku mjanusia dalam berhubungan pengaruhi perilaku mjanusia dalam berhubungan dengan alam dan dengan manusia yang lain.dengan alam dan dengan manusia yang lain.

Definisi “Orientasi Nilai”Definisi “Orientasi Nilai”Secara formal orientasi nilai dapat didefinisikan Secara formal orientasi nilai dapat didefinisikan sebagai:sebagai:

“ “.......... satu konsepsi yang umum dan bersistem .......... satu konsepsi yang umum dan bersistem (mempengaruhi perilaku) tentang alam, tentang (mempengaruhi perilaku) tentang alam, tentang tempat manusia dalam alam, tentang hubungan tempat manusia dalam alam, tentang hubungan manusia dengan manusia, dan tentang yang manusia dengan manusia, dan tentang yang seharusnya diinginkan dan tidak seharusnya seharusnya diinginkan dan tidak seharusnya diinginkan, sebagaimana mereka itu dapat diinginkan, sebagaimana mereka itu dapat dikaitkan dengan hubungan manusia-lingkungan dikaitkan dengan hubungan manusia-lingkungan dan antar manusia”dan antar manusia”

Selanjutnya di Indonesia Koentjaraningrat Selanjutnya di Indonesia Koentjaraningrat mengembangkan konsep ini dengan nama mengembangkan konsep ini dengan nama “orientasi nilai budaya”.“orientasi nilai budaya”.

KERANGKA ORIENTASI NILAI BUDAYAKERANGKA ORIENTASI NILAI BUDAYAMASALAH HIDUPMASALAH HIDUP

ORIENTASI NILAI BUDAYAORIENTASI NILAI BUDAYA

Hakikat dan sifat Hakikat dan sifat hiduphidup

Hidup adalah Hidup adalah burukburuk

Hidup adalah Hidup adalah baikbaik

Hidup adalah buruk Hidup adalah buruk tapi hrs diperbaikitapi hrs diperbaiki

Hakikat kerjaHakikat kerja Kerja adalah untuk Kerja adalah untuk hiduphidup

Kerja adalah Kerja adalah untuk mencari untuk mencari

kedudukankedudukan

Kerja adalah untuk Kerja adalah untuk menambah mutu menambah mutu karyakarya

Hakikat kedudukan Hakikat kedudukan manusia dlm ruang manusia dlm ruang

waktuwaktuMasa laluMasa lalu Masa kiniMasa kini Masa depanMasa depan

Hakikat hubungan Hakikat hubungan manusia dgn alammanusia dgn alam Tunduk kpd alamTunduk kpd alam

Mencari keselaras Mencari keselaras an hidup dengan an hidup dengan alamalam

Menguasai alamMenguasai alam

Hakikat hubungan Hakikat hubungan manusia dgn manumanusia dgn manu--

siasia

Memandang kpd Memandang kpd tokoh-tokoh atastokoh-tokoh atas--anan

Mementingkan ra-Mementingkan ra-sa ketergantung-sa ketergantung-an pd sesamaan pd sesama

Mementingkan ra-Mementingkan ra-sa tdk tergantung sa tdk tergantung pada sesamapada sesama

LanjutanLanjutanKerangka di atas dibuat berdasar pada asumsi Kerangka di atas dibuat berdasar pada asumsi yang dipakai dalam penelitian komparatif tentang yang dipakai dalam penelitian komparatif tentang orientasi nilai yang dilakukan oleh Kluckhohn dan orientasi nilai yang dilakukan oleh Kluckhohn dan Strodtbeck:Strodtbeck:

1.1. Semua masyarakat dalam semua kurun waktu Semua masyarakat dalam semua kurun waktu menghadapi sejumlah masalah tertentu yang menghadapi sejumlah masalah tertentu yang harus mereka selesaikan. Ada lima masalah pokok harus mereka selesaikan. Ada lima masalah pokok yang secara universal dihadapi manusia yaitu:yang secara universal dihadapi manusia yaitu:

Persoalan mengenai sifat dasar manusiaPersoalan mengenai sifat dasar manusia Persoalan manusia dengan alamPersoalan manusia dengan alam Persoalan titik masa yang menjadi perhatian kehidupan Persoalan titik masa yang menjadi perhatian kehidupan

manusiamanusia Persoalan mengenai kegiatan manusia.Persoalan mengenai kegiatan manusia. Persoalan hubungan antara manusia dengan Persoalan hubungan antara manusia dengan

sesamanya.sesamanya.

LanjutanLanjutan1.1. Meskipun terdapat berbagai macam variasi Meskipun terdapat berbagai macam variasi

jalan penyelesaian terhadap setiap masalah di jalan penyelesaian terhadap setiap masalah di atas, namun jalan penyelesaian yang sangat atas, namun jalan penyelesaian yang sangat mungkin tidaklah bersifat random maupun mungkin tidaklah bersifat random maupun terbatas, tapi mempunyai variasi yang jelas.terbatas, tapi mempunyai variasi yang jelas.

1.1. Semua alternatif dalam penyelesaian masalah Semua alternatif dalam penyelesaian masalah terdapat dalam semua masyarakat dalam terdapat dalam semua masyarakat dalam semua waktu. Yang berbeda hanya semua waktu. Yang berbeda hanya preferensinya. Setiap masyarakat mempunyai preferensinya. Setiap masyarakat mempunyai sejumlah variasi pilihan atau pilihan pengganti, sejumlah variasi pilihan atau pilihan pengganti, di samping pilihan dominan atas orientasi-nilai.di samping pilihan dominan atas orientasi-nilai.

Kebudayaan Ind Masa KiniKebudayaan Ind Masa KiniMasyarakat Indonesia sekarang sedang bergerak Masyarakat Indonesia sekarang sedang bergerak dari masyarakat agraris tradisional yang penuh dari masyarakat agraris tradisional yang penuh dengan nuansa spiritualistik menuju masyarakat dengan nuansa spiritualistik menuju masyarakat industrial modern yang materialistik.industrial modern yang materialistik.

Warna kehidupan masyarakat industrial sudah Warna kehidupan masyarakat industrial sudah terasa dalam denyut jantung kehidupan terasa dalam denyut jantung kehidupan masyarakat, walaupun corak kehidupan agraris masyarakat, walaupun corak kehidupan agraris tradisional tidak lenyap sama sekali. Dalam tradisional tidak lenyap sama sekali. Dalam terminologi Durkheim keadaan bangsa Indonesia terminologi Durkheim keadaan bangsa Indonesia ini dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang ini dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang sedang bergerak dari bentuk masyarakat yang sedang bergerak dari bentuk masyarakat yang penuh solidaritas organik.penuh solidaritas organik.

LanjutanLanjutan

Dalam masyarakat seperti itu Dalam masyarakat seperti itu kemungkinan akan muncul fenomena kemungkinan akan muncul fenomena kegalauan budaya (pada tingkat kegalauan budaya (pada tingkat individual) yang disebut oleh individual) yang disebut oleh Durkheim (1951) dengan istilahDurkheim (1951) dengan istilah anomieanomie. Pada tingkat sosial Victor . Pada tingkat sosial Victor Turner (1976) menyebutnya sebagai Turner (1976) menyebutnya sebagai fenomena liminalityfenomena liminality..

LanjutanLanjutanMasyarakat yang mengalami fenomena anomie Masyarakat yang mengalami fenomena anomie seperti itu akan ” ”tidak berada di sini dan tidak pula seperti itu akan ” ”tidak berada di sini dan tidak pula berada di sana” , tidak dalam budaya tradisional berada di sana” , tidak dalam budaya tradisional yang sudah mulai ditinggalkannya, dan tidak pula yang sudah mulai ditinggalkannya, dan tidak pula dalam budaya modern yang sedang dicicipinya.dalam budaya modern yang sedang dicicipinya. Untuk tetap bertahan dan berpegang teguh pada Untuk tetap bertahan dan berpegang teguh pada kehidupan tradisional tidak mungkin lagi karena kehidupan tradisional tidak mungkin lagi karena dianggap tidak cocok dan ketinggalan zaman, tetapi dianggap tidak cocok dan ketinggalan zaman, tetapi untuk meninggalkannya secara keseluruhan jugfa untuk meninggalkannya secara keseluruhan jugfa tidak mungkin, karena model kehidupan unia baru tidak mungkin, karena model kehidupan unia baru pun belum jelas dalam sistem gagasan mereka. pun belum jelas dalam sistem gagasan mereka. Akibat perilaku masyarakat menjadi sangat ambigu Akibat perilaku masyarakat menjadi sangat ambigu atau mendua.atau mendua.

LanjutanLanjutan

Konsep pewarisan nilai luhur yang selama Konsep pewarisan nilai luhur yang selama menjadi slogan politik kebudayaan kita menjadi slogan politik kebudayaan kita harus dikaji ulang. Pewarisan nilai budaya harus dikaji ulang. Pewarisan nilai budaya harus dipahami sebagai suatu proses harus dipahami sebagai suatu proses yang rumit dan tidak sederhana, karena yang rumit dan tidak sederhana, karena menyangkut semua dimensi dinamika menyangkut semua dimensi dinamika kehidupan masyarakat. Terdapat kendala-kehidupan masyarakat. Terdapat kendala-kendala yang membutuhkan kecermatan kendala yang membutuhkan kecermatan yang mendalam dalam proses pewarisan yang mendalam dalam proses pewarisan nilai budaya itu.nilai budaya itu.

LanjutanLanjutan

Kendala pertamaKendala pertama menyangkut penentuan menyangkut penentuan nilai-nilai yang perlu diwariskan, yang nilai-nilai yang perlu diwariskan, yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi sesuai dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan. Bangsa bangsa Indonesia di masa depan. Bangsa Indonesia yang mempunyai ratusan ke-Indonesia yang mempunyai ratusan ke-lompok etnik dengan beragam kebudaya-lompok etnik dengan beragam kebudaya-annya mempunyai sistem nilai budayanya annya mempunyai sistem nilai budayanya sendiri-sendiri. Bukan hal yang mudah sendiri-sendiri. Bukan hal yang mudah untuk menentukan nilai mana yang akan untuk menentukan nilai mana yang akan diwariskan.diwariskan.

LanjutanLanjutan

Kendala keduaKendala kedua adalah menyangklut ”agen” yang adalah menyangklut ”agen” yang bertugas untuk mewariskan nilai-nilai luhur itu. bertugas untuk mewariskan nilai-nilai luhur itu. Apakah ”agen” yang akan mewariskan nilai itu Apakah ”agen” yang akan mewariskan nilai itu sendiri memahami benar keunggulan nilai budaya, sendiri memahami benar keunggulan nilai budaya, dan meyakininya sebagai ”suatu” yang patut untuk dan meyakininya sebagai ”suatu” yang patut untuk diwariskan. Hal itu hanya dapat dibuktikan dari diwariskan. Hal itu hanya dapat dibuktikan dari sikap dan perilaku para ”agen” itu sendiri.sikap dan perilaku para ”agen” itu sendiri.

Pewarisan akan lebih mudah dilakukan jika diiringi Pewarisan akan lebih mudah dilakukan jika diiringi dengan praktik kehidupan. Di sinilah pentingnya dengan praktik kehidupan. Di sinilah pentingnya pelaksanaan hukum (pelaksanaan hukum (law enforcement orderlaw enforcement order) dalam ) dalam praktik kehidupan masyarakat.praktik kehidupan masyarakat.

LanjutanLanjutanKendala ketigaKendala ketiga, proses globalisasi yang telah kita , proses globalisasi yang telah kita rasakan denyutnya dalam arah kehidupan bangsa rasakan denyutnya dalam arah kehidupan bangsa itu, selain telah membentuk corak budaya itu, selain telah membentuk corak budaya masyarakat yang mengarah pada gagasan yang masyarakat yang mengarah pada gagasan yang relatif sama (relatif sama (borderlessborderless), tetapi juga telah ), tetapi juga telah menumbuhkan gelombang perlawanan pada menumbuhkan gelombang perlawanan pada sebagian masyarakat (Feathrstonhe, 1995 dalam sebagian masyarakat (Feathrstonhe, 1995 dalam Sairin 2002).Sairin 2002).Munculnya kelompok-kelompok sosial baru dengan Munculnya kelompok-kelompok sosial baru dengan sistem nilainya sendiri, menjadi kenyataan yang sistem nilainya sendiri, menjadi kenyataan yang tidak bisa dihindari. Hal ini menyebabkan nilai tidak bisa dihindari. Hal ini menyebabkan nilai budaya yang ingin diwariskan akan mendapatkan budaya yang ingin diwariskan akan mendapatkan respon yang beragam pula, dan bahkan kemung-respon yang beragam pula, dan bahkan kemung-kinan akan berbeda antara satu kelompok masya-kinan akan berbeda antara satu kelompok masya-rakat kepada kelompok lainnya, dan mungkin saja rakat kepada kelompok lainnya, dan mungkin saja hal ini dapat mengganggu keutuhan bangsa.hal ini dapat mengganggu keutuhan bangsa.

LanjutanLanjutan

Dalam keadaan seperti itu masyarakat Dalam keadaan seperti itu masyarakat cnderung untuk memungut simbol-simbol cnderung untuk memungut simbol-simbol budaya dunia baru yang diambil secara budaya dunia baru yang diambil secara sepotong-sepotong, sementara memilih sepotong-sepotong, sementara memilih sebagian simbol-simbol tradisional untuk sebagian simbol-simbol tradisional untuk tetap dipertahankan. Masyarakat cende-tetap dipertahankan. Masyarakat cende-rung mengadopsi kedua sistem budaya itu rung mengadopsi kedua sistem budaya itu secara bersamaan, walaupun yang secara bersamaan, walaupun yang diambil umumnya hanya unsur-unsur yang diambil umumnya hanya unsur-unsur yang dipandang bermanfaat guna kepentingan dipandang bermanfaat guna kepentingan tertentu saja.tertentu saja.

Budaya Dan GlobalisasiBudaya Dan GlobalisasiAkibat Globalisasi:Akibat Globalisasi:Mentalitas nerabas: menghindari kerja keras, Mentalitas nerabas: menghindari kerja keras, tidak disiplin, tidak bertanggungjawab.tidak disiplin, tidak bertanggungjawab.Dengan mentalitas nerabas itu secara perla-Dengan mentalitas nerabas itu secara perla-han membawa masyarakat kepada menipis- han membawa masyarakat kepada menipis- nya bahkan hilangnya rasa malu (shameless).nya bahkan hilangnya rasa malu (shameless).Perilaku konsumtif dan luarnegri Perilaku konsumtif dan luarnegri mindedminded..Krisis nilai dan orientasi nilai, identitas: Krisis nilai dan orientasi nilai, identitas: reidentifikasi dan revitalisasi unsur budaya et-reidentifikasi dan revitalisasi unsur budaya et-nik muncul di berbagai belahan dunia: Bosnia.nik muncul di berbagai belahan dunia: Bosnia.