ppt tht tonsiliis

50
PRESENTASI KASUS TONSILITIS KRONIS Pembimbing : dr. I Wayan Marthana, Sp. THT DEWI AGUSTINA 20090310200

Upload: dewi-agustina-jk

Post on 14-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tonsilitis

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUSTONSILITIS KRONIS Pembimbing : dr. I Wayan Marthana, Sp. THTDEWI AGUSTINA 20090310200KASUSAn. WSNama10 tahunUmurLaki-lakiJenis KelaminIslamAgamaJawaSuku BangsaSDPendidikan PelajarPekerjaanBantulAlamatAnamnesis dilakukan pada tanggal 4 April 2015 dari poli ANAK dikonsul ke THT RSUD Panembahan Senopati Bantul secara autoanamnesis dengan pasien dan aloanamnesis dengan ibu pasien.

ANAMNESISKeluhan UtamaKontrol rutin bronchitis dengan disertai batuk dan nyeri telan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Keluhan tambahan Ibu pasien mengatakan anaknya sering batuk berdahak (+), nyeri telan (+), demam (+) kambuh-kambuhan dan tidur sering mendengkur.

Pasien datang untuk kontrol rutin bronchitis di poli anak. Pasien mengeluhkan batuk berdahak dan nyeri telan yang dialami 3 hari sebelum masuk RS, pasien lalu di konsulkan ke poli THT. Ibu pasien juga mengatakan pasien sering demam. Gejala-gejala tersebut di alami kambuh-kambuhan. Pasien juga sering mendengkur jika tidur yang sudah dialami sejak masik kelas 1 SD. Menurut ibu pasien, tidak ada keluhan lain yang dirasakan, nafas berbau (-). Makanan dan minuman anaknya belum dijaga dengan baik, pasien sering jajan diluar. Pendengaran terganggu, nyeri telinga, dan pusing disangkal pasien. Riwayat alergi obat, cuaca dingin, dan makanan disangkal pasien. Pasien sudah kedua kali konsul ke dokter THT tentang gejala yang di alami pasien yang disebabkan oleh pembesaran amandel tersebut tapi ibu pasien masih ragu untuk dilakukan operasi. Riwayat penyakit sekarangkeluhan serupa (+), alergi (-), bronchitis (+) telah di diagnosis 6 bulan terakhir, asma (-), gangguan di telinga (-).Riwayat batuk (+), nyeri telan berulang (+), riwayat amandel membesar kambuh-kambuhan (+). keluhan serupa (+) kakak pertama pasien dan telah di lakukan operasi pengangkatan amandel saat kelas 2 SMA, alergi (-), asma (-), gangguan di telinga (-), DM (-), hipertensi (-)

RPKRPDSistem serebrospinal: demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-)Sistem respiratorius: batuk (+), pilek (-), hidung tersumbat (-),sekret (-) mendengkur (+)Sistem kardiovaskular : berdebar-debar (-), sesak nafas (-)Sistem gastrointestinal : sebah (-), nyeri ulu hati (-), diare (-)Sistem urogenitalia: BAK lancarSistem musculoskeletal : tidak ada hambatan gerakSistem integumentum : akral teraba hangat

ANAMNESIS SISTEMSTATUS GENERALISKeadaan umum : BaikKesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6Tanda-tanda vital:Tekanan darah : 110/70 mmHgNadi: 94 kali/menitSuhu: 36,2Pernafasan : 22 kali/menitBerat badan: 26,5 kg

Pemeriksaan fisikKepala : Normocephal, rambut hitam dengan distribusi merata.Mata: Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor kanan dan kiri, refleks cahaya +/+Hidung : tidak tampak kelainan, deviasi septum (-), sekret (-).Telinga : Normotia, serumen -/-, membran timpani perforasi -/-Mulut dan bibir : Tidak sianosis, mukosa tidak kering Leher : Trakea lurus di tengah, tidak teraba massaKGB:Submandibular: tidak terabaSupraklavikular: tidak terabaRetroaurikular: tidak terabaCervical: tidak teraba

Paru Inspeksi: simetris +/+, retraksi -/-.Palpasi: Vocal fremitus kedua thorax sama kuat.Perkusi: Sonor +/+.Auskultasi: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing-/-.Jantung Bunyi jantung I dan II regularAbdomenInspeksi: DatarAuskultasi: Bising usus (+) Palpasi: supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-)Perkusi: TimpaniEkstremitas: lengkap, tidak ada deformitas, tidak oedem, capillary refill 25% sampai < 50% tonsil menutupi orofaring, (batas medial tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai jarak pilar anterior-uvula)T3:> 50% sampai < 75% tonsil menutupi orofaring, (batas medial tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai jarak pilar anterioruvula)T4: >75%, tonsil menutupi orofaring (batas medial tonsil melewati jarak pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih).

TERAPITerapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur atau obat hisapTonsilektomi di lakukan bila terjadi infeksi berulang atau kronik, pasien merasa sangat terganggu dan gejala sumbatan atau kecurigaan neoplasma.

Tonsilitis AkutTonsilitis KronikOnset cepat, terjadi dalam beberapa hari, hingga beberapa mingguOnset lama, beberapa bulan hingga beberapa tahun (menahun)Penyebab kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, pneumokokus, streptokokus viridian, dan streptokokus piogenes.Penyebab tonsillitis kronik sama halnya dengan tonsillitis akut, namun kadang-kadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan gram negatifTonsil hiperemis & edemaTonsil membesar / mengecil tidak edemaKripte tidak melebarKripte melebarDetritus + / -Detritus +Obstruksi :

Hiperplasia tonsil dengan obstruksi.

Sleep apnea atau gangguan tidur.

Kegagalan untuk bernafas.

Corpulmonale.

Gangguan menelan.

Gangguan bicara.

Kelainan orofacial / dental yang menyebabkan jalan nafas sempit.

Infeksi

Tonsilitis kronika / sering berulang.

Tonsilitis dengan : Absces peritonsilar., Absces kelenjar limfe leher, Obstruksi Akut jalan nafas, Penyakit gangguan klep jantung.

Tonsilitis yang persisten dengan Sakit tenggorok yang persisten.

Tonsilolithiasis Carrier Streptococcus yang tidak respon terhadap terapi.

Otitis Media Kronik yang berulang.

Neoplasia atau suspek neoplasia benigna / maligna.

INDIKASI TONSILEKTOMIIndikasi Absolut

Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi jalan nafas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmonerAbses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis & drainaseTonsilitis yang menimbulkan kejang demamTonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi

Indikasi Relatif

Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil pertahun dengan terapi antibiotik adekuatHalitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medisTonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik B-laktamase resistenHipertrofil tonsil unilateral yang dicurigai keganasan

INDIKASI TONSILEKTOMIKONTRAINDIKASIKontraindikasi relatif

Palatoschizis

Radang akut, termasuk tonsilitis

Poliomyelitis epidemica

Umur kurang dari 3 tahun

Kontraindikasi absolut

Diskariasis darah, leukemia, purpura, anemia aplastik, hemofilia

Penyakit sistemis yang tidak terkontrol: DM, penyakit jantung, dan sebagainya.TEKNIK TONSILEKTOMIGuillotine

Tonsilektomi guillotine dipakai untuk mengangkat tonsil secara cepat dan praktis. Tonsil dijepit kemudian pisau guillotine digunakan untuk melepas tonsil beserta kapsul tonsil dari fosa tonsil. Sering terdapat sisa dari tonsil karena tidak seluruhnya terangkat atau timbul perdarahan yang hebat.

Teknik Diseksi

Kebanyakan tonsilektomi saat ini dilakukan dengan metode diseksi. Metode pengangkatan tonsil dengan menggunakan skapel dan dilakukan dalam anestesi. Tonsil digenggam dengan menggunakan klem tonsil dan ditarik kearah medial, sehingga menyebabkan tonsil menjadi tegang. Dengan menggunakan sickle knife dilakukan pemotongan mukosa dari pilar tersebut.

Teknik elektrokauter

Teknik ini memakai metode membakar seluruh jaringan tonsil disertai kauterisasi untuk mengontrol perdarahan. Pada bedah listrik transfer energi berupa radiasi elektromagnetik untuk menghasilkan efek pada jaringan. Frekuensi radio yang digunakan dalam spektrum elektromagnetik berkisar pada 0,1 hingga 4 Mhz. Penggunaan gelombang pada frekuensi ini mencegah terjadinya gangguan konduksi saraf atau jantung.

Radiofrekuensi

Pada teknik ini radiofrekuensi elektrode disisipkan langsung kejaringan. Densitas baru disekitar ujung elektroda cukup tinggi untuk membuka kerusakan bagian jaringan melalui pembentukan panas. Selama periode 4-6 minggu, daerah jaringan yang rusak mengecil dan total volume jaringan berkurang.

Skapel harmonik

Skapel harmonik menggunakan teknologi ultrasonik untuk memotong dan mengkoagulasi jaringan dengan kerusakan jaringan minimal.

Intracapsular partial tonsillectomy

Intracapsular tonsilektomi merupakan tonsilektomi parsial yang dilakukan dengan menggunakan microdebrider endoskopi. Microdebrider endoskopi bukan merupakan peralatan ideal untuk tindakan tonsilektomi, namun tidak ada alat lain yang dapat menyamai ketepatan dan ketelitian alat ini dalam membersihkan jaringan tonsil tanpa melukai kapsulnya.

Laser (CO2-KTP)

Laser tonsil ablation (LTA) menggunakan CO2 atau KTP (Potassium Titanyl Phosphat) untuk menguapkan dan mengangkat jaringan tonsil. Teknik ini mengurangi volume tonsil dan menghilangkan reses pada tonsil yang menyebabkan infeksi kronik dan rekuren.

KOMPLIKASIKomplikasi anestesiLaringospasmeGelisah pasca operasiMual muntahKematian saat induksi pada pasien dengan hipovolemiInduksi intravena dengan pentotal bisa menyebabkan hipotensi dan henti jantungHipersensitif terhadap obat anestesi.

Komplikasi BedahPerdarahan

NyeriNyeri pasca operasi muncul karena kerusakan mukosa dan serabut saraf glosofaringeus atau vagal.Komplikasi lainDemam, kesulitan bernapas, gangguan terhadap suara (1:10.000), aspirasi, otalgia, pembengkakan uvula, insufisiensi velopharingeal, stenosis faring, lesi dibibir, lidah, gigi dan pneumonia.PROGNOSISTonsilitis biasanya sembuh beberapa hari dengan beristirahat dan pengobatan suportif.Menangani gejala gejala yang timbul dapat membuat penderita lebih nyaman.Bila antibiotik di berikan untuk mengatasi infeksi, antibiotik harus di konsumsi,bahkan walaupun penderita telah mengalami perbaikan dalam waktu singkat