ppt skripsi lengkap.pptx

58
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU BERGAMBAR DI TK ISLAM AL-MUTTAQIN KOTA JAMBI OLEH : SUDARMINI A12D312011

Upload: alifariga

Post on 19-Nov-2015

733 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

BAB II

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU BERGAMBAR DI TK ISLAM AL-MUTTAQIN KOTA JAMBIOLEH :SUDARMINIA12D312011

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAHPendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No : 58 Tahun 2009). Pendidikan memegang penting dalam memberikan pengalaman belajar bagi anak . Tujuannya adalah : Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun Fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, social-emosional, kognitif, bahasa, Fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.Berdasarkan keterangan Kepala TK dan beberapa orang guru bahwa kemampuan pra-membaca anak di TK AL MUTTAQIN masih kurang terutama medianya. Guru di TK AL MUTTAQIN mengusul agar mencoba dengan menggunakan kartu huruf bergambar sehingga anak dapat dengan cepat memahami dan mampu berbahasa dengan baik.Gambar banyak digunakan guru sebagai media dalam proses belajar mengajar , sebab mudah diperoleh tidak mahal dan efektif, serta menambah gairah dalam motivasi belajar anak. Maka peneliti ingin meneliti tentang : Upaya Meningkatkan Kemampuan Pra-Membaca Melalui Permainan Kartu Bergambar di TK Al Muttaqin Kota Jambi.

IDENTIFIKASASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang uraikan dapat di identifikasikan beberapa masalah yang dihadapi dalam mengembanganan kemampuan pra- membaca 1 Kemampuan pra-membaca anak yang masih relatip rendah2.Bagaimana cara meningkatkan minat pra-membaca pada anak usia dini3. Perlu adanya metode pembelajaran yang menarik untuk anak4. Pengunaan kartu bergambar yang menarik untuk meningkat kan

BATASAN MASALAHPenelitian ini dilakukan di TK AL-MUTTAQIN Jambi tahun pelajaraan 2013/2014 di sentra persiapan Metode pembelajaraan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah di khususkan dalam permainan kartu bergambar yang menggunakan alat peraga berupa foto, cerita bergambar, lukisan, kartu bergambar, dan simbol.Perkembangan kemampuan pra-membaca yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengungkapkan bahasa dengan berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis, berhitung.

RUMUSAN MASALAHBagaimana langkah-langkah permainan kartu bergambar untuk meningkatkandan kualitas dan hasil belajar pra-membaca di Kelompok B TK AL Muttaqin .Apakah melalui permainan kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan pra-membaca anak

TUJUAN PENELITIANBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan : Pengunaan permainan kartu bergambar untuk mengembangkan kemampuan pra-membaca anak di Kelompok B TK AL-Muttaqin.Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pra-membaca anak di TK AL-Muttaqin.

MANFAAT PENELITIANSecara teoritis hasil penelitian tentang pemanfaatan permainan kartu bergambar untuk mengembangkan kemampuan pra-membaca anak di TK AL-Muttaqin ini akan memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaraan di Taman Kanak-Kanak. Secara praktis dalam proses pelaksanaan PTK berlangsung akan meningkatkan kualitas proses pembelajaraan yang di lakukan oleh guru di TK AL -Muttaqin, sedangkan bagi anak Kelompok B di perkirakan akan mendapatkan hasil yaitu kemampuan akan meningkat. Dan sebagai bekal untuk memasuki pendidikan dasar nantinya.

DEFINISI OPERASIONALKemampuan pra-membaca yang diajarkan di Taman Kanak-Kanak Kelompok B pada penelitian ini sesuai dengan materi yang terdapat pada kurikulum Taman Kanak-Kanak 2004 yaitu kemampuan membaca permulaan (Pra-Membaca), sedangkan pelaksanannya menggunakan pendekatan tematik dan pembelajaraan yang berorietasi pada prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Yang dimaksud anak mampu dan membaca permulaan (Pra membaca) adalah anak dapat menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya atau permainan kartu bergambar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Terdapat beberapa definisi mengenai anak usia dini .Definisi yang pertama , anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir sampai berusia kurang lebih delapan tahun ( 0 8) . Sedangkan definisi yang kedua , menurut undang undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikanuntuk membantu pertumbuhab dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendididkan yang lebih lanjut..Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia nol sampai 6 atau 8 tahun yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PAUD

1. menanamkan akhlak mulia dalam diri anak didik dan menjauhkan dari akhlak yang buruk2. menciptakan kebahagian dalam dirinya 3. selalu memperhatikannya baik ketika mereka sedang tidur maupun ketika sedang berkomunikasi ( berbicara )4. mengarahkan cara berinteraksi dengan manusia lainnya 5. memperhatikan cara berpakaian yang baik 6. mengarahkan bakat , mengebangkan kemampuan kemampuan dasar anak. ( Bahron Fathin 2006)

KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI

Menurut proses belajar yang dikembangkan oleh Robert M. Gagne (nasution, 1990 : 140) terdapat 4 fase dalam belajar :Fase Apprehending (pengenalan)Fase acquition (perolehan)Fase storage (penyimpanan)Fase Retraival (penampilan)Karakteristik kesulitan belajar khusus disebabkan disfungsinerologis mengalami kesulitan akademik gangguan verbal dan non-verbal mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis dan berhitung. Kesenjangan potensi ddengan prestasi yang dapat diperburuk oleh faktor lingkungan.

PERKEMBANGAN BAHASA PADA USIA DINIPada aspek perkembangan bahasa, kompetensi dan hasil yang di harapkan adalah anak mampu menggunakan bahasa sebagai pemahaman bahasa pasif dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar dengan baik.Terdapat beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan pada anak usia dini, yaitu sebagai berikut :Menumbuhkan rasa aman, istirahat dan makanan yang baikDatang ke dunia yang diprogram untuk meniruMenumbuhkan latihan dan rutinitasMemiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawabanCara berfikir anak berbeda dengan orang dewasaMenumbuhkan pengalaman langsungTrial and error, menjadi bagian pokok dalam belajarBermain merupakan dunia masa kanak-kanak.

PERKEMBANGAN BAHASA

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan mengunakan kata-kata, simbol, lambang , gambar, atau lukisan . Pengembangan teori kognisi ini adalah teori perkembangan moral dari Kohlberg dan teori perkembangan bahasa dari chomsky. Ia menyatakan perkembangan moral hanya melalui 2 fase, yaitu pemahaman bahwa perilakunya sudah diperoleh melalui konsekuensi yang didapat sebagai akibatnya, sedangkan anak yang lebih besar usianya akan menilai prilaku salah berdasarkan niat yang mendasari. Fokus prilaku anak terletak pada konsekuensi atau akibat. Sedangkan anak yang lebih tua usianya akan meniitikberatkan pada modtif yang mendasari prilaku tersebut.

PENGERTIAN MEMBACA

Membaca ialah kegiatan menyerap informasi yang diperoleh dari bahan visual/tertulis. Aktivitas ini melibatkan informasi visual (mata,tulisan,cahaya) dan informasi non visual (pengetahuan tentag bahasa, pengalaman membaca, dan wawancara tentang materi bacaan).Informasi visual diserap melalui mata untuk diteruskan pada otak. Otaklah yang menafsirkan dan mengolah apa yang ditangkap oleh mata.Kecerdasan linguistik-verbal dapat distimulasi dengan kegiatan menyimak bercerita, pembacaan buku, bercakap-cakap, proyek, bermain peran, curah gagasan(brainstorming), latihan, kuis, teka-teki, bercerita, bernyanyi, ulang-ucap, simak, kerjakan.

KONSEP PENGEMBANGAN PERMAINAN MEMBACAPerkembangan kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun ditandai oleh kemampuan sebagai berikut :Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasiMemiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, keadaan, kata tanya, dan kata sambungMenunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatuMampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhanaMampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar

Tahapan Perkembangan Membaca Secara khusus perkembangan kemampuan membaaca pada anak berlangsung dalam beberapa tahap sebagai berikut :1. Tahap Fantastik (megical stage)2. Tahapan Pembentukan Konsep Diri (Self Concept Stage)3. Tahap Membaca Gambar (bridging reading stage)4. Tahapan pengenalan bacaan (take-off reader stage)5. Tahap membaca lancar (independent reader stage)

PENDEKATAN PERMAINAN MEMBACAPendekatan whole linguistic adalah suatu pendekatan dalam mengembangkan, membaca permulaan dengan menggunakan seluruh kemampuan linguistic anak. Dalam perkembangan kemampuan membaca di TK, terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan melalui bentuk permainan. Metode sintetis Unsur huruf tidak akan memiliki makna apa-apa kalau tidak bergabung (sintetis) dengan unsur (huruf) lain, sehingga membentuk suatu kata, kalimat atau cerita yang bermakna.2. Metode global. Metode ini didasarkan pada teori ilmu jiwa keseluruhan (gestalt). Dalam metode ini anak pertama kali memakai segala sesuatu secara keseluruhan.

METODE PERMAINAN MEMBACABerbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan guru antara lain :bercakap-cakapdemonstrasi (peragaan)resitasi ( penugasan)\berceritamembacakan cerita (story reading)mengungkapkan ceritabercerita dengan gambar seribercerita dengan oaoan flanelbercerita dengan sandiwara bonekabernyanyimengucap syairdramatisasikaryawisata

Strategi Pembelajaran Permainan Membacamenciptakan suasana kondusif, coccok serta memotivasi minat baca anak. Mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi anak. Menciptakan ruangan diluar maupun di dalam kelas yang dapat menumbuhkan kreatifitas, rasa aman, rasa nyaman, dan menyenangkan, serta kebebasan. Meja, kursi tidak memnuhi ruangan sehingga masih cukup ruang dan gerak bagi anak. Ruang gerak anak dapat dilakukan di lantai. Rak-rak dapat diletakkan sebagai penyekat ruangan. Papan pajangan harus ada di ruangan. Pajangan yang dipasang dapat meningkatkan budaya baca, tulis,misalnya abjad dengan benda benda, gambar yang dimulai huruf awal tertentu.

Identifikasi Kemampuan Permainan MembacaUntuk melaksanakan permainan membaca dan menulis prlu diidentifikasi kemampuan yang diharapkan. Kemampuan tersebut dipilih dan dikelompokkan agar memudahkan guru mengidentifikasi sebagai bentuk kemampuan yang mendasarai perkembangan kemampuan membaca.

Permainan membacaA. kemampuaan mendengarMenirukan kembali 2-4 urutan kataMengikuti beberapa perintah secara berurutan.Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, berapa, mengapa, dimana, dan bagaimana.b. Kemampuan melihat dan memahamiMenunjuk, menyebut, dan memperagakan gerakan-gerakan sederhana misalnya duduk, jongkok, lari, makan, dan sebagainya.Bercerita tentang kejadian sekitarnya secara sederhana.Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri 4-6 gambar.c. Kemampuan berbicara (berkomunikasi)Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, berapa, dimana, mengapa, dan bagaimana secara sederhana.Bicara lancar dengan kalimat sederhana.Bercerita tentang kejadian di sekitarnya secra sederhana.D. Membaca gambarMengurutkan dan menceritakan isi gambar seri.Menceritakan gambar yang dibuat sendiri.

PENELITIAN RELEVAN1. Siti Jenab (2009/2010)Melakukan penelitian dalam hal peningkatan kemampuan membaca permulaan anak didik TK melalui penerapan media gambar dan permainan kartu kata di TK harapan Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan partisipasi dan kemampuan membaca dalam permainan mencocokkan kartu dengan gambar. Permasalahan yang diajukan peneliti adalah, bagaimana mengingkatkan kemampuan membaca permulaan anak didik TK melalui penerapan media gambar dan permainan kartu kata dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca permulaan.Penelitian ini terjadi melalui dua siklus tindakan. Siklus I dititikberatkan pada partisipasi dan kemampuan membaca dalam permainan mencocokkan kartu huruf dengan gambar, dan siklus kedua pada peningkatan membaca.

2. Nurul Qomariah (2011-2012)Melakukan penelitian dalam hal penerapan bermain kartu bergambar untuk meningkatkan berbahasa pada anak di TK Wahid Hasyim Bangil, Kabupaten Pasuruan, jawa Timur.Penelitian ini difokuskan dengan hal kurangnya perbendaharaan kata, kelancaran bahasa, pembelajaran guru yang kurang menyenangkan. Permasalahan yang diajukan dan diteliti adalah bagaimana penerapan bermain kartu bergambar untuk meningkatkan kemam[uan berbahasa anak usi 5-6 tahun, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun melalui permainan kartu bergambar.Siklus I. Pada siklus I hasil aktivitas pembelajaran pada kemampuan berbahasa dengan nilai 60%. Pada siklus kedua, observasi pada kemampuan berbahasa meningkat menjadi 90%.Dari beberapa penelitian yang dikemukakan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan ini memiliki kajian yang sama sekali berbeda dalam hal ini, penelitian yang akan dikaji lebih difokuskan pada metode kartu bergambar dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak melalui metode kartu bergambar di TK Islam Al-Muttaqin.

HIPOTESIS TINDAKANRumusan hipotesis tindakan ini adalah melalui pemanfaatan metode kartu bergambar, maka dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di kelompok B TK Islam Al-Muttaqin.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

TEMPAT WAKTI PENELITIANPeneltian ini di TK Islam Al-Muttaqin yang letaknyadi jl selamet Riyadi Kota Jambi. Tempat relatif stretigis, berada di tengah kota dan di pinggir jalan serta transpotarinya mudah di jangkau.

JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan tindakan kelas (PTK), karena penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pada penelitian tindakan yang meliputi penyusunan recana, melaksanakan tindakan,melakukan ananlisis dan refleksi terhadap hasil observasi dari analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus yang berikutnya berdasarkan hasil analisis dan refleksinyang dibuat sebelunya.

SUBJEK PENELITIANSubjek penetian adalah guru dan anak didik yang berusia 5-6 tahun pada kelompok B TK Al-Muttaqin kota Jambi, tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah peserta 10 orang anak.

PROSEDUR PENELITIANPelakasanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini melalui tiga tahapan siklus, ketiga tahapan tersebut terdiri dari perencanaan (planning), tahap pelaksaan (actin), tahap pengamatan (observasi), serta tahap analisi dan refleksi (reflecting).

KONDISI AWALSelama penelitian mengajar di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Muttaqin, Dalam penelitian tindakan kelas setiap tahap dan siklus selalu berolaborasi antara peneliti dengan guru dan anak didik dalam proses pembelajaaraan.

Siklus 1 1. Perencanaan tindakan , sebagai berikut :Memepersiapkan media operasional awal untuk mengetahui sejauh mana timgkat pra-membaca sebelum melakukan proses tindakan dan sumber pembelajaraan.Mempersiapkan skenario proses observasi mulai dari respons, pertayaan langsung , menyimak , melihat dan membaca.Seting kelas pembelajaraan persiapan pra- membaca Seting kelas semenarik mungkin yang dapat menstimulus anak dalam mengembangkan sikap sikap positif.Mempersiapkan waktu belajar.Waktu keseluruhan yang di butuhkan dalam pembelajaraan dengan kartu bergambar ini direncanakan kurang lebih 30 menit.Membuat rencana pembelajaraan Menyusun Rancangan Kegiatan Hariaan ( R K H ) dan membuat lembar Observasi .

2. Pelaksanaan Tindakan Peneliti mengkondisikan kelas untuk dapat mengobservasi anak sebelum masuk proses pembelajaraan inti untuk mengetahui kondisi tingakat persiapan pra membaca kartu bergamabr.Peneliti membuka kegiatan dengan doa dan salam.Peneliti memperlihatkan kartu bergamabar yang akan di guanakan untuk persiapan pra membaca.Peneliti mulai menerangkan dan memperlihatkan kartu bergambar yang ada tulisannya dibawah gambar sambil menyebut/ membacanya.Peneliti mengulas kartu bergambar.Penliti nengulas ulang kartu bergambar untuk mengetahui sejauh mana anak menyerap dari gambar tadi yang sudah di perlihatkan. Di akhir kegiatan ini , peneliti mekalukan review kegiatan anak selama proses kegiatan pra-membaca dengan kartu bergambar . Peneliti mengarahkan pada anak kearah poin-poin positif pada kartu bergambar dengan cara percakapan dan mengobservasikan keaktifan anak yang di bantu guru kelas.Implemetasi atau pelaksanaan tindakan digambarkan sebagai berikut:Waktu : 2 bulanTempat : Ruang Kelas BPelaksanaan : Penelitian / guru

3. Pengamatan Tindakanpengamatan dalam tindakan ini diuraikan sebagai berikut : Waktu : Setiap pelaksaan siklussTempat : Ruang pelaksanaan tindakanPelaksaan : PenelitiInstrumen : Lembar observasi

4. RefleksiGambaran pelaksanaan refleksi sebagai berikut : Waktu : Setiap penerapan tindakan Tempat : Kelas B Bahan : Hasil pengamatan Pelaksaan : Peneliti.

Siklus II1. Perencanaana). Mengidentifikasikan kembali faktor-faktor penyebab dan segaja perilaku anak yang mengidetifikasikan kurang meningkatnya kemampuan membaca berbahasa.b). Merumuskan kembali alternatif tindakan pembelajaraan dengan pengunaan kegiatan bercerita sebagai upaya mengikatkan kemapuan membaca berbahasa pada anak.c). Menyusun rancangan tindakan pembelajaraan penggunaan kegiatan bermain kartu bergambar yang dapat meningkatkan kemapuan membaca berbahasa pada anak.

2. Pelaksanaan Penelitian sebagai pelaksana tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan guru berdasarkan recana pembelajaraan hasil refleksi pada siklus pertama.3. Pengamatan Peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaraan.4. Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaansiklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus ketiga.

Siklus III1. Perencanaan Peneliti membuat rencana pembelajaraan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.2. Pelaksanaan Guru melaksanakan pembelajaraan berdasarkan rencana pembelajaraan hasil refleksi pada siklus kedua.3. Pengamatan Peneliti dan guru melakikan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaraan.4. Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap siklus ketiga dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaraan berdasarkan tindakan dalam peningkatan kemampuan membaca berbahasa anak melalui metode kartu bergambar.

INSTRUMEN PENELITIAN1. ObservasiMelalui format observasi data yang didapat kegiatan anak yang diamati selama proses kegiatan untuk memamtau tentang tumbuhnya kemampuan membaca berbahasa anak dan perubahann-perubahan dalam pra-membaca dan hasilnya ditulis dalam lembar observasi. Agar kegiatan observasi dapat berjalan sesuai rencana dan sistematis sebaiknya guru menyiapkan format observasi, antara lain :A. Lembar skala (Terlampir)B. Lembar Percakapan (Terlampir)Lembar penilaian langsung ini dilakukan langsung oleh peneliti.2. DokumentasiBerupa foto pembelajaraan yang sedang berlangsung.(Terlampir).

TEKNIK PENGUMPULAN DATAAdapun teknik dan alat pengumpulan data adalah 1. Teknik ObservasiObservasi data yang didapat darikegiatan anak yang diamati selama proses belajar berlansung dengan observasi terkontrol misalnya seorang anak yang ingin diketahui reaksi dan sikap terhadap dampak dari metode kartu bergamabar untuk mengembangakan kemampuan bahasa anak yang sesuai dengan indicator kemampuan bahasa tersebut, sehingga reaksi-reaksi dan perubahan-perubahan yang akan diperlihatkan anak timbul karena rangsangan, dan pernyatan-pernyatan jiwa yang spontan seperti menunjukkan sikap saling membantu sesama teman.

2. LEMBAR PERCAKAPANDilakukan untuk keaktifan anak dalam kegiatan setelah pembelajaran berlangsung, percakapan yang dilakukan untuk mendapat informasi tentang pengetahuan anak mengenai gambar yang di tampilkan.

SimbolIndikator BahasaMau membaca gambar dan menghubungkan benda dengan kataMau membaca gambar dan menghungkan benda dengan kata namun tidak mau membacanyaMau membaca gambar namun tidak mau menghubungkan benda dan membacanyaBelum mau membaca gamabar dan menghubungkan benda dan membuat kalimat.

3. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari observasi belajar mengajar akan secara kuantitaif,Adapun data yang digunakan sebagai bahan untuk menentukaan tindakan berikut yaiti observasi, hasil belajar anak, dan wawancara anak yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari tindakan yang dilakukan dan pengaruhnya terhadap peningkatan mutu pembelajaraan hasil analisis ini akan dimasukkan dalam laporan penelitian, yang berupa :1. Tekhnik DokumentasiBerupa foto hasil pembelajaran yang sedang berlangsung2. Lembar PercakapanDilakukan untuk tanggapan keaktifan anak dalam kegiatan setelah pembelajaran berlangsung, percakapan yang di lakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai permainan kartu.

Ket :Belum Berkembang (BB) = Mulai Berkembang (MB) = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) = Berkembang Sangat Baik (BSB) =

NoAspek Skala Sikap yang Di Nilai1Mendengarkan penjelasan guru2Dapat mengunakan kartu bergamabar3Berlatih menirukan kata menggunakan kartu baegambar4Dapat menirukan kata dengan kartu bergambar5Mengajukan pertanyaan kepada guru6.Mengerjakan tes evaluasi/ latihan

KRITERIA KEBERHASILAN PTKCara pencatatan hasil penilaian harian pelaksanaan sebagai berikut :Anak yang belum berkembang (BB) yang diberi tanda satu bintang ()Anak yang sudah milai berkembang (MB) mendapat dua tanda bintang()Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) mendapat tanda tiga bintang ()Anak yang berkembang sangat baik (BSB) mendapat tanda empat bintang ()Penggunaan tanda bintang merupakan simbol, untuk menunjukkan tingkat pencapaian perkembangan peserta didik dan hanya menjadi catatan guru.

BAB IVHASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Kondisi Awal

Aspek ke 1 Mendengarkan penjelasan guru, anak yang berkembang sangat baik 1 anak berarti sudah memahami sesuai dengan indikator, yang mulai berkembang 2 anak juga dan anak yang sudah dapat memahami tetapi belum melaksanakan, yang belum berkembang 9 anak tetapi masih butuh bimbingan.Aspek ke 2 Menghubungkan benda dengan kata, 1 anak yang berkembang sangat baik, anak yang mulai berkembang 5 anak berarti sudah dapat memahami tetapi belum dapat melaksanakan, yang belum berkembang 6 anak berarti yang masih membutuhkan bimbingan dan arahan.Aspek ke 3, Menyebutkan tulisan sederhana, yang berkembang sangat baik 1 sudah memahami sesaui dengan indikator, yang mulai berkembang 6 anak yang berarti anak sudah dapat memahami tetapi belum melaksanakan, anak yang belum berkembang 5 anak hal ini dapat diartikan masih membutuhkan bimbingan dan arahan.Aspek ke 4, Mengelompokan kata-kata sejenis yang berkembang sangat baik 1 anak dapat diartikan bahwa anak sudah memahami sesuai dengan indikator, yang berkembang sesuai harapan 5 anak yang berarti sudah cukup memahami sesuai dengan indikator, anak mulai berkembang 6 yang berarti anak sudah memahami tetapi belum melaksanakan, yang belum berkembang 4 anak hal ini diartikan masih butuh bimbingan dan arahan.

Pertemuan Pada Siklus Ke I Pertemuan Ke I Selasa 13 Mei 2014Berdasarkan hasil observasi didapat kesimpulan :Aspek ke 1 Membaca gambar sederhana, anak yang berkembang sangat baik (BSB) 1 anak, yang berkembang sesuai harapan 1 anak, yang berarti sudah cukup memahami sesuai indikator, anak mulai berkembang (BM) 4 anak, yang diartikan sudah memahami tetapi belum melaksanakan, yang belum berkembang (BB) 6 anak masih butuh bimbingan dan arahan.Aspek ke 2 Menghubungkan benda dengan kata, yang (BSB) 1 anak, yang (BM) 7 anak, yang berarti sudah memahami tetapi belum bisa melaksanakan, yang (BB) 4 anak, masih butuh bimbingan dan arahan.Aspek ke 3 Menyebutkan tulisan sederhana, yang (BSB) 1anak yang berarti sudah memahami sesuai indikator, yang (BSH) 1 anak, yang berarti sudah cukup memahami sesuai dengan indikator, yang (MB) 5 anak, yang berarti sudah memahami tetapi belum melaksanakan, yang (BB) 5 anak, yang berarti masih butuh bimbingan dan arahan.Aspek ke 4 Menglompkkan kata sejenis, yang (BB) 1 anak, yang dapat diartikan bahwa anak sudah memahami sesuai indikator, yang (BSH) 1 anak, yang berarti sudah cukup memahami sesuai indikator, yang (MB) 5 anak, yang beratisudah memahami tetapi belum melaksanakan, yang (BB) 5 anak, hal ini diartikan masih butuh bimbingan dan arahan.

2. Deskripsi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi didapat kesimpulan :Aspek ke I menunjukkan Membaca gambar sederhana, anak yang berkembang sangat baik (BSB) 9 anak, yang diartikan anak sudah dapat memahami sesuai dengan indikator, yang berkembang sesuai harapan 3 anak berarti sudah cukup memahami sesuai indikator.Aspek ke 2 Menghubungkan benda dengan kata, berkembang sangat sangat baik(BSB) 7 anak, yang anak berarti anak sudah memahami seperti yang di sesuaikan dalam indikator, anak yang berkembang sesuai harapan(BSH) 5 anak, yang berarti anak sudah cukup memahami sesuai dengan indikator.Aspek ke 3, Menyebutka tulisan sederhana, yang berkembang sangat baik(BSB) 6 anak, yang diartikan sudah memahami sesuai dengan indikator, anak yang berkembang sesuai harapan(BSH) 5 anak, yang berarti anak sudah cukup memahami yang sesuai dengan indikator, yang mulai berkembang 1 anak sudah memahami tetapi belum melaksanakan.Aspek ke 4 Mengelompokkan kata yang sejenis, anak yang berkembang sangat baik (BSB) 9 anak yang diartikan sudah memahami sesuai dengan indikator, yang berkembang sesuai harapan (BSH) 3 anak yang berarti anak sudah cukup memahami sesuai indikator.

3. Deskripsi Siklus III

aspek ke I menunjukkan membaca gambar sederhana, anak yang berkembang sangat baik (BSB) 11 anak berarti anak sudah memahami seperti yang diharapkan dalam indikator, yang berkembang sesuai harapan (BSH) 1 anak yang berarti anak sudah cukup memahami sesuai dengan indikator.Aspek ke 2 menghubungkan benda degan kata, berkembang sangat baik (BSB) 12 anak berarti anak sudah memahami seperti yang diharapkan sesuai dengan indikator.Aspek ke 3 menyebutkan tulisan sederhana, yang berkembang sangat baik (BSB) 10 anak, yang berarti sudah memahami seperti yang diharapkan sesuai indikator, yang berkembang sesuai harapan (BSH) 2 anak, yang berarti anak cukup memahami sesuai dengan indikator.Aspek ke 4, mengeompokkan kata yang sejenis, anak yang berkembang sangat baik (BSB) 12 anak, yang berarti anak sudah memahami sesuai dengan indikator.

Berdasarkan pengamatan anak dalam pembelajaraan pada siklus III sudah berjalan dengan baik, selain hal-hal yang positif yang telah dicapai dari pencapaian siklus I, siklus II siklus III peneliti yakin bahea upaya meningkatakan pra-membaca melalui permainan kartu bergambar.

Analisis Dataa. Pertemuan Pertama (Kondisi Awal)Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan 6 mei 2014 deskripsi hasil yang diperoleh pada pertemuan pertama pada kondisi awal ini kelihatan anak masih rendah dalam kegiatan pra-membaca adalah sebagai berikut :Aspek ke 1, membaca gambar sederhana yang mulai berkembang sangat baik (BSB) 1 anak, (MB) 4 anak, yang berada kategori belum berkembang (BB) 7 anak.Aspek ke 2, menghubungkan benda dengan kata, yang berkembang sangat baik (BSB) 1 anak, (MB) 5 anak, yang berada kategori belum berkembang (BB) 6 anak.Aspek ke 3, Menyebutkan tulisan sederhana, anak yang berada kategori yang mulai berkembang sangat baik (BSB) 1 anak, yang (MB) 6 anak yang berada pada ketegori belum berkembang (BB) 5 anak.Aspek ke 4, Mengelompokkan kata sejenis, yang berada pada kategori yang berkembang sangat baik (BSB) 1 anak yang mulai berkembang (MB) 5 anak, yang berada kategori belum berkembang (BB) 6 anak.

Hasil Analisis Siklus IIBerdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan peneliti mendapatkan anak merasa tertarik dan berminat mengikuti kegiatan pra-membaca namun masih ada beberapa anak yang masih belum berminat untuk mengikuti pembelajaran pramembaca yang disampaikan dalam pembelajaran di siklus II peneliti juga melibatkan anak secara spontanitas dan menyiapkan media yang menarik dan melibatkan anak dengan menyiapkan kartu bergambar untuk pra-membaca. Peneliti memberi motivasi berupa pujian bagi anak yang mampu dan memberi bimbingan bagi anak yang belum memahami.

Hasil Analisis Siklus IIIBerdasrkan data yang diperoleh pada siklus I dan II tentang upaya meningkatkan kemampuan pra-membaca melalui permainan kartu bergambar peneliti mencari tema-tema pra membaca untuk permainan kartu bergambar anak dan selalu melibatkan anak dalam kegiatan pra-membaca yang telah peneliti siapkan. Pada siklus III peneliti juga melibatkan anak dalam permainan kartu bergambar, kemudian peneliti memberi motivasi berupa pujian bagi anak yang mamou dan selalu membimbing bagi anak yang belum memahami.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat hasil pembelajaran anak sudah ada yang berkembang sangat baik pada siklus ketiga ini cukup membanggakan, anak tetap dalam bimbingan dan arahan dari 4 aspek anak berkembang sangat baik.Melalui siklus I terlhat upaya meningkatkan kemampuan pra-membaca melalui permainan kartu bergambar belum berkembang sangat baik, karena masih banyak anak yang belum dapat menerapkan pra-membaca dan permainan kartu bergambar. Tingkat keberhasilan pada siklus I pertemuan ke 1,2,dan 3 sudah terjadi peningkatan tetapi belum maksimal 3, sedangkan pada siklus pertemuan 1,2 dan ke 3 bahwa dengan mengunakan metode permainan kartu bergambar anak dapat berkembang sangat baik dan begitu juga pada siklus ke III hal in anak yang memperoleh belum berkembang sangat berkurang, sesuai dengan prosedur penilain anak berkembang sangat baik (BSB).Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas menggunkan permainan kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan pra-membaca anak dan dapat membiak sunbangan positif terhadap peningkatan belajar.

Pembahasansetelah melihat kondidi awal tentang pramembaca di TK Islam Al-Muttaqin Kota Jambi peneliti melakukan tindakan untuk meningkatkan pra-membaca anak dalam metode permainan kartu bergambar. Dengan memiliki minat pra-membaca yang tinggi anak mampu mengidentifikasikan.Dari hasil yang diperoleh maka dilakukan perbaikan pada siklus II dan siklus III dengan mencari tema permainan kartu bergambar yang menarik pula tentunya yang disajikan kepada anak sehingga anak juga tertarik untuk melakukan permainan kartu bergambar yang disajikan oleh guru untuk dapat diingat kemudian, terutrama dalam pra-membaca bukan hanya permainan kartu bergambarnya saja tetapi bagaimana pra-membaca yang baik dan benar.Berdasarkan perkembangan penilaian pada kondisi awal, siklus I, siklus II, siklus III, terjadi perkembangan dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya terjadi peningkatan pada arah yang diharapkan.

BAB VPENUTUP

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraiakan pada BAB I sampai BAB IV, makaa dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, Taman Kanak-Kanak merupakan Pendidikan Anak Usia Dini berumur 5-6 tahun, yang merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar penegmbangan keaksaraan salah satunya adalah kemampuan pra-membaca.Setelah data direkduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan kesimpulan data,kesimpulan data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberibkemungkinan adanya suatu penarikan kesim pulan dan pengambilan Kemampuan pra-membaca melalui permainan kartu bergambar di Taman Kanak-Kanank Islam Al-Mutaqin Kota Jambi dapat ditingkatkan melalui permainan kartu bergambar. Terbukti adanya peningkatan dalam setiap sikuis yaitu pada Siklus I pertemuan 1,2,3 sudah terjadi peningkatan mulai berkembang( MB).Pada siklus II pertemuan 1,2,3 terjadi peningkatan dan berkembang sesuai harapan (BSH). Pada siklus III pertemuan 1,2,3 terbukti dengan mengunakan kartu bergambar dapat mengembangkan kemampuan pra-membaca dan ternyata hasilnya sanagt baik (BSB).

ImplikasiDalam kemampuan pra-membaca anak usia dini masih banyak belajar tentang berbagai hal dalam pembelajaraan.Anak belajar mengamati dan mengenal beberapa huruf. Anak belajar dari berbagai bacaan dan huruf-huruf yang susah di bacanya, akan diterima oleh anak penagaruh positif dan negatif. Pada umunya anak usia dini suka bermain dengan teman sebayanya, anak juga dapat merasakan kesusahan teman dalam pra-membacanya.

SaranBerdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran yang ingin peneliti uraikan sebagai berikut:Agar pembelajaran lebih kondusif dan menarik minat anak, sebaiknya guru kreatif dalam merancang pembelajaran, hendaknya guru mampu mengunakan bergagai macam metode dalam memberikan kegiatan pembelajaran, dengan begitu anak tidak akan merasa jenuh dalam belajara serta tujuan belajar akan tercapai secara optimal. Pihak sekolah sebaiknya menyediakan media-media dan alat-alat untuk permainan kartu bergambar, bagi pembaca diharapkan dapat mengunakan skiripsi ini sebagai sumbaer ilmu pengetahuan guna menambah wawasan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran yang ingin peneliti uraikan sebagai berikut:Agar pembelajaran lebih kondusif dan menarik minat anak, sebaiknya guru kreatif dalam merancang pembelajaran, hendaknya guru mampu mengunakan bergagai macam metode dalam memberikan kegiatan pembelajaran, dengan begitu anak tidak akan merasa jenuh dalam belajara serta tujuan belajar akan tercapai secara optimal. Pihak sekolah sebaiknya menyediakan media-media dan alat-alat untuk permainan kartu bergambar, bagi pembaca diharapkan dapat mengunakan skiripsi ini sebagai sumbaer ilmu pengetahuan guna menambah wawasan.

TERIMA KASIH