ppt selulitis preseptal fix

27
REFERAT SELULITIS PRESEPTAL Oleh : Faiza Rizandy Widiana 201410401011006 Melisa Indah Purnama 201410401011008 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014

Upload: maulidaangraini

Post on 24-Dec-2015

286 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

REFERAT

SELULITIS PRESEPTAL

Oleh :

• Faiza Rizandy Widiana 201410401011006• Melisa Indah Purnama 201410401011008

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

Anatomi dan Fisiologi Palpebra

Struktur Palpebra :• Lapisan kulit• Muskulus orbikularis

okuli• Jaringan areolar• Tarsus• Konjungtiva palpebra

Struktur palpebra :

Margo PalpebraMargo Palpebra

•Margo palpebra anterior-Bulu mata-Glandula Zeis-Glandula Moll• Margo palpebra inferior• Pungtum lakrimal

•Margo palpebra anterior-Bulu mata-Glandula Zeis-Glandula Moll• Margo palpebra inferior• Pungtum lakrimal

Septum OrbitalSeptum Orbital

Definisi Selulitis Preseptal

Definisi Selulitis Preseptal

Selulitis preseptal adalah inflamasi dan infeksi yang menyerang kelopak mata dan struktur periorbita anterior di septum orbita.

Selulitis preseptal adalah inflamasi dan infeksi yang menyerang kelopak mata dan struktur periorbita anterior di septum orbita.

Selulitis preseptal adalah infeksi pada jaringan lunak yang dapat menyerang anak-anak maupun dewasa.

Dalam selulitis preseptal, infeksi terlokalisir pada area inferior dari septum orbita.

EtiologiEtiologi

•Menyebar langsung dari sinusitis (kasus yang terbanyak)•Efek langsung dari terjadinya trauma ataupun infeksi pada kulit•Penyebaran bakteri dari lokal penyakit yang jauh seperti otitis media atau pneumonia (Abrams, 2007).

• Selulitis berasal dari tiga sumber primer :

Faktor ResikoFaktor Resiko

Faktor Resiko Presentasi

Konjungtivitis 74,1%

Infeksi pernafasan saluran atas 37,4%

Fokal lesi di wajah atau dekat orbita

25,2%

Sinusitis 24,2%

Infeksi pada gigi 19,4%

Trauma 10,8%

Alergi 3,6%

Hordeolum 3,6%

Lain-lain 6,5%

• Angka kejadian tertinggi pada anak yang telah umur 2 sampai 4 tahun.

• Pada penelitian pada pasien anak kebanyakan pasien mengalami selulitis preseptal 85-95% lebih banyak dibandingkan yang mengalami selulitis orbita yaitu 5-15%.

EpidemiologiEpidemiologi

• Klasifikasi infeksi orbita dibagi menjadi 4 stadium

KlasifikasiKlasifikasi

Gambar 4. Inflamasi pada infeksi orbita

Eritema dan edema kelopak

Keterbatasan gerak bola mata

proptosis Penurunan visus

Etiologi tersering

Selulitis preseptal

+ sampai +++

0 0 0 Sinusitis, bakterimia

Selulitis orbita

+++ + sampai ++ + sampai ++

0 sampai ++ Sinusitis

Abses orbita +++ +++ +++ 0 sampai +++

Sinusitis

Abses superiosteal

+++ +++ +++ 0 sampai +++

Sinusitis

Cavernosus sinus thrombhoplebitis

bilateral bilateral bilateral Terjadi bila bilateral

infeksi

Sumber : Schlossberg, 2008

1. Gejala Klinis1. Gejala Klinis

DiagnosisDiagnosis

> Nyeri> Edema dan Eritema Periorbita>Proptosis (-)Reflek Pupil (+) Tidak Terjadi gangguan ketajaman penglihatan

• Pemeriksaan tajam penglihatan • Pemeriksaan reaksi pupil pada pasien dengan

inflamasi di palpebra• Pemeriksaan gerakan bola mata• Pemeriksaa segmen anterior dan posterior.

2. Pemeriksaan Fisik

2. Pemeriksaan Fisik

• CT Scan• Pemeriksaan darah• Aspirasi Abses• Lumbal Pungsi

3. Pemeriksaan Penunjang3. Pemeriksaan Penunjang

Penatalaksanaan

•Pada AnakKebanyakan anak dirawat inap untuk pemberian antibiotik IV

selama 1-2 hari.Pemberian antibiotik, dengan pilihan antara lain :•Cefuroxime 30 mg/kg/dosis tiap 8 jam atau•Amoxycilin & asam klavunalat 30 mg/ kg/dosis tiap 8 jam•Jika alergi Penisilin atau Cephalosporin menggunakan

antibiotik : Clindamycin 10 mg/kg/dosis (maksimal 600 mg/dosis) tiap 6 jam.

• Bila kegagalan respon terapi antibiotik IV dalam 24 – 48 jam. Terapi yang diberikan berupa terapi pada selulitis orbita.

Pilihan antibotiotik oral antara lain :• Cephalexin 20 mg/kg/dosis ( maksimal 50 mg/dosis)• Amoxycilin & asam klavunalat 25 mg/ kg/dosis (maksimal 500

mg/dosis)• Jika alergi Penisilin atau Cephalosporin menggunakan

antibiotik Erythromycin 10 mg/kg/ dosis atau 20 mg/kg/ dosis ( maksimal 500 mg/dosis) atau Roxithromycin 4 mg/kg/dosis (maksimal 150 mg/dosis) (Anson, 2012).

• Pada Dewasa • Untuk Selulitis preseptal ringan

Antibiotik Oral : Amoxicilin/ Clavunate 250 - 500 mg PO atau Ceflaclor 250 - 500 mg PO atau Trimethoprim / Sulfamethoxazole PO untuk pasien dengan alergi penisilin.

• Untuk Selulitis preseptal sedang - beratIntravena : Cefurotaxime1 gr IV tiap 8 jam atau Ampisilin atau Sulbactam 1,5- 3 g IV tiap 6 jam

Prognosis

• Dengan diagnosis dan tatalaksana yang cepat, prognosis kesembuhan tanpa komplikasi sangat baik.

• Faktor resiko yang dapat memperburuk prognosis pasien adalah :– Usia diatas 7 tahun– Abses subperiosteal– Nyeri kepala dan demam yang menetap setelah

pemberian antibiotik IV.– Pasien yang memiliki resiko terjadinya infeksi

tunggal (imunokompromais)

• Selulitis preseptal adalah infeksi yang terjadi pada jaringan lunak pada daerah orbita. Selulitis dapat terjadi pada anak dan dewasa, kasus tersering selulitis preseptal terjadi pada anak.

• Selulitis preseptal dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

• Penegakan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang antara lain : pemeriksaan darah, Aspirasi abses, lumbal pungsi (jika diperlukan) .

• Penatalaksanaan selulitis preseptal dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk menangani infeksinya serta mencegah perkembangan untuk menjadi komplikasi.

• Penanganan yang tepat dan cepat, prognosis kesembuhan baik tanpa terjadi komplikasi

Daftar Pustaka• Abrams. 2007. American Ophtometric Association. New York : Holt,

Rinehart and Winston.• Coombes, AGA, et al. 2003. Preseptal Cellulitis in systemic onset Juvenile

Idiopathic Arthristis, pp. 259• Anson K, Emma Best, Justi Mora. 2012, Eye infection. Journal of Starship

Children’s Health Clinical Guidelines, pp. 1-2• Carlisle Robert, George. 2006, Preseptal and Orbita Cellulitis. Clinical Review

Article by Hospital Physician, pp. 15-18• Fida, Monika et al. 2013. Commonj Eye Infection : Preseptal Selulitis. Journal

by Intech. Chapter 6. Springer Science and Business media : Berlin.• Kansky, Jack J. 2009. Clinical Ophtalmology 3rd edition. London : Butler and

Tamer.• Kwitko. 2012. Preseptal Cellulitis. Journal by Medscape : Drugs and Disease.

• Liu, Eddie. 2014. An Interesting Case of Preseptal Cellulitis. Case Report by Meds.

• Mallika et al. 2011. Orbita and Preseptal Cellulitis. Major Review by Kerala Journal of Ophtalmology.

• Marshal. 2013. Periorbita Cellulitis. Guidelines by Nottingham University Hospitals.

• Rabinowitz dan Scott. 2009. Oculoplastics and Orbits : Aestethic and Functional Oculofacial volume 3. Chapter 10.

• Rassbach, Carrie. 2011. Periorbita and Orbita Cellulitis. Summary by Pediatric Hospitalist.

• Paul, John, 2007. Vaughan and Asbury’s Anatomi dan Embriologi Mata. Dalam : Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : EGC

• Paul, John, 2010. Vaughan and Asbury’s General Ophtalmologi 18th edition. New York : McGraw-Hill Medical.

• Schlossberg, David. 2008. Clinical Infectious Disease. Cambridge : Cambridge University Press

Terima Kasih