TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU SISWA KELAS 3-4

SD KALIBEROT TERHADAP BUANG AIR BESAR

SEMBARANGAN (BABS)

PRESENTED BYANDRYANSYAH : 20070310103FEBRIANA PUTRI NH : 20070310134EKA FITRIYANI : 20070310144

LATAR BELAKANG• Sanitasi saat ini merupakan salah satu tantangan yang

paling utama bagi negara berkembang, Demikian pula di Indonesia, laporan MDG ,70 juta orang masih mempraktikkan buang air besar sembarangan (BABS). Hasil Studi Indonesia Sanitation Development Program (ISSDP) tahun 2006 menunjukan bahwa 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka.

• Kondisi tersebut tentunya berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian berbagai penyakit berbasis sanitasi seperti diare. Menurut WHO, penyakit diare membunuh 1 anak di dunia setiap 15 detik Di Indonesia, angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per 1000 penduduk pada semua kelompok umur Kabupaten Bantul juga mempunyai angka kejadian diare yang cukup tinggi

TUJUAN PENELITIAN• Umum

 Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku siswa kelas 3 - 4 SD KALIBEROT SEDAYU BANTUL terhadap efek dari buang air besar sembarangan (BABS)

• Khusus

• Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan siswa kelas 3 - 4 SD KALIBEROT SEDAYU BANTUL terhadap efek dari buang air besar sembarangan (BABS)

• Mengetahui distribusi frekuensi sikap siswa kelas 3 - 4 SD KALIBEROT SEDAYU BANTUL terhadap efek dari buang air besar sembarangan (BABS)

• Mengetahui distribusi frekuensi perilaku siswa kelas 3 - 4 SD KALIBEROT SEDAYU BANTUL terhadap efek dari buang air besar sembarangan (BABS)

MANFAAT PENELITIAN1. Bagi Pengembangan Masyarakat

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang manfaat stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS).

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna bagi masyarakat khususnya bagi siswa SD dalam menurunkan penyakit diare

3. Bagi Program Kesehatan

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pikiran khususnya dalam menjalankan dan merencanakan rumusan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terutama Stop BABS

TEORI BLUM

STATUS KESEHATAN

HEREDITAS

• YANKES

PERILAKU

LINGKUNGAN

DEFINISI• STBM adalah sebuah pendekatan dalam pembangunan

sanitasi pedesaan. Sanitasi total berbasis masyarakat dilatar belakangi adanya kegagalan dalam program pembangunan sanitasi pedesaan.

• Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan (Kusnoputranto, 1997).

PENGETAHUANPengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).Ada enam tingkatan pengetahuan yaitu :1. Tahu2. Memahami3. Aplikasi 4. Analisis5. Sintesis6.Evaluasi 

SIKAPSecara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecendrungan untuk berrespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih), disamping itu komponen kognitif (pengetahuan tentang obyek itu) serta aspek konatif (kecenderungan bertindak). Dalam hal ini pengertian sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).

Tindakan atau PraktekSuatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt

behaviour). Untuk mewujudkannya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tingkatan tindakan, yaitu :

•Persepsi•Respon terpimpin•Mekanisme•Adaptasi

METODE PENELITIAN DESAIN PENELITIAN

• Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode cross sectional.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

• Penelitian ini dilakukan di SD Kaliberot, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Sampel terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan kelas 3-4 di SD Kaliberot dan memenuhi kriteria sampling.

Instrument

penelitian ini menggunakan kuesioner

Karakteristik yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: Usia, Pendidikan , Pengetahuan tentang Buang Air Besar Sembarangan

HASIL PENELITIAN

8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun

10.00%

42.50%

37.50%

10.00%

Distribusi Responden berdasar Umur

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasar Umur Persentase

HASIL PENELITIAN

Laki-laki Perempuan

45%55%

Distribusi Responden berdasar Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasar Jenis Kelamin Persentase

HASIL PENELITIAN

53%48%

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kelas

Kelas 3 Kelas 4

HASIL PENELITIAN

48%

40%

13%

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

HASIL PENILITIAN

33%

52%

15%

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Baik Cukup Kurang

HASIL PENILITIAN

53%

25%

23%

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

Baik Cukup Kurang

PEMBAHASAN

• Pada tingkat pengetahuan siswa (tabel 4.5) diperoleh data bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik (47.5%), kemudian tingkat pengetahuan sedang (40%) dan yang paling sedikit responden dengan tingkat pengetahuan kurang (12.5%).

• Hasil ini menunjukan bahwa pengetahuan siswa SD Kaliberot mengenai buang air besar sembarangan sudah cukup baik. Terbukti dari pengakuan siswa yang sudah melakukan buang air besar di jamban/wc.

PEMBAHASAN

• Dari hasil jawaban pertanyaan sikap (tabel 4.6), maka diperoleh hasil responden dengan sikap cukup sebanyak 21 (52.5%) sebagai sikap terbanyak dan responden dengan sikap paling sedikit adalah sikap kurang baik sebanyak 6 (15 %) , sedangkan responden dengan sikap baik sebanyak 13 (32.5%).

• Tingkat sikap siswa kelas 3-4 SD Kaliberot tentang buang air besar dalam kategori baik menjadi dominan dipengaruhi oleh ada nya faktor tertentu seperti segi motivasi yang membedakan dari pengetahuan nya. Atau faktor saat pengisian yang siswa cenderung menjawab ke arah yang dianggap nya lebih positif yaitu jawaban setuju dan kurang setuju.

PEMBAHASAN

• Dari hasil jawaban pertanyaan perilaku (tabel 4.7), maka diperoleh hasil responden dengan perilaku baik sebanyak 21 (52.5%) sebagai perilaku terbanyak dan responden dengan perilaku paling sedikit adalah perilaku kurang sebesar 9 (22.5%), sedangkan responden dengan perilaku cukup sebanyak 10 (25%).

• Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti walaupun stimulus nya sama bagi semua orang namun respons tiap orang

PEMBAHASAN

• Tingkat perilaku siswa kelas 3-4 SD Kaliberot terhadap buang air besar sembarangan dalam kategori baik menjadi dominan dipengaruhi oleh ada nya faktor tingkat pengetahuan yang juga di dominasi oleh kategori baik dan juga dipengaruhi oleh kebiasaan masing-masing anak dirumah yang secara lingkungannya tentu berbeda.

KESIMPULAN• Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

• Tingkat pengetahuan responden terhadap buang air besar sembarangan sebagian besar baik 50% (tabel 4.5), tetapi pada umumnya mereka tidak dapat mendiskripsikan cara penularan, kerugian kesehatan yang ditimbulkan akibat buang air besar sembarangan.

• Sikap responden terhadap buang air besar sembarangan sebagian besar cukup 52,5% (table 4.6). Untuk sikap umumnya siswa menyetujui adanya jamban/wc di setiap rumah, jadi setiap anggota keluarga dapat buang air besar pada tempatnya sehingga dapat mencegah penyakit yang disebabkan buang air besar sembarangan.

• Perilaku responden terhadap buang air besar sembarangan sebagian besar baik 52.5% (table 4.7).

SARAN• Dalam rangka meningkatkan peran serta siswa sekolah

dasar sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit kecacingan maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut:• Untuk Sekolah

• Upaya peningkatan pendidikan kesehatan di sekolah harus lebih ditingkatkan terutama mengenai bahaya buang air besar sembarangan, materi ataupun metode yang diberikan melalui program penyuluhan, agar tingkat pengetahuan siswa lebih tinggi, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pencegahan bahaya penyakit akibat buang air besar sembarangan.

SARAN

• Para guru agar meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan, dalam hal ini pendidikan tentang bahaya buang air besar sembarangan serta lebih memperhatikan kebiasaan siswa sehari-hari ketika berada di sekolah, seperti memperhatikan kebersihan tangan dan kuku siswa.

• Meningkatkan sarana dan prasarana ketersediaan jamban/wc di sekolah dan pengelolaan fasilitas tersebut.

5.2.2 Untuk Kementrian Kesehatan dan Instansi Terkait Lainnya

• Pemberian penyuluhan dan poster mengenai upaya kerugian akibat buang air besar sembarangan kepada tiap siswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan para siswa mengenai bahaya penyakit yang ditimbulkan akibat buang air besar sembarangan.

THANKS FOR YOUR ATTENTIONGIVE US SMILE AND SPIRIT