ppt refrat

26
PERAN TONSIL PADA TUBUH MANUSIA

Upload: nanda-cendikia

Post on 03-Oct-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

saaf

TRANSCRIPT

PERAN TONSIL PADA TUBUH MANUSIA

PERAN TONSIL PADA TUBUH MANUSIA

Imunologi TonsilSecara mikroskopik tonsil mengandung 3 unsur utama Jaringan ikat/trabekulaFolikel germinativumJaringan interfolikulermerupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit, 0,1-0,2 % dari keseluruhan limfosit tubuh (orang dewasa). Proporsi limfosit B dan T pada tubuh adalah 50%:50%, sedangkan di darah 55-57%:15-30%.

terdapat sistem imun kompleks : sel M (sel membrane), makrofag, sel dendrit dan APCs (antigen precenting cells) yang berperan dalam proses transportasi antigen ke sel limfositsel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan selpembawa IgGPada dasar dari kripte tonsiler ada microphore cell (sel M) dengan sistem tubulovesicular untuk transport antigen

Di dalam tonsil, antigen dibawa pada sel yang memproses antigen, yang merupakan sel yang serupa dengan makrofag, yang mempresentasiken ke sel T helper dan sel B. Hal ini akan menjadi konstituen utama dari pusat germinal yang ada di tonsil.Pada kondisi yang tepat sel B tersebut yang memiliki reseptor, seperti antibodi, dapat mengkombinasi dengan determinan antigen yang akan mengalami stimulasi untuk membelah diri. Mereka kemudian migrasi melalui limfa dan darah, menjalani differensiasi lebih lanjut untuk differensiasi, untuk mengkolonisasi berbagai struktur sekretori, seperti usus, saluran pernafasan, kelenjar saliva, dan payudara.

Mayoritas dari limfosit MALT mensekresikan imunoglobulin A (IgA), berbentuk dimer, dengan dua molekul yang digabungkan dengan rantai J, juga disekresikan oleh sel plasma. IgA dimer melewati sel epitelial untuk mencapai permukaan mukosa, selama proses ini kemudian diselubungi dengan sekretorik piece yang melindungi molekul dari tercerna enzim. IgA berkombinasi dengan pathogen atau molekul lain, untuk mencegah perlekatan, dan absorbsi atau membuatnya tidak berdampak, sehingga dapat diserap, kemudian ditransport sebagai kompleks imun atau melawan sistem retikulo-endothelial.

Dimer IgA disekresikan oleh sel plasma yang terikat pada reseptor membran dan permukaan internal dari sel epithel. Mereka diendositosis dan ditransport melewati sel menuju permukaan luminal dimana vesikel bergabung dengan membran plasma, melepaskan IgA dimer dan komponen sekretorik berasal dari pembelahan reseptor. Hal ini mungkin melindungi imunoglobulin dari digesti enzimatik.

Sel yang memproduksi imunoglobulin G pada tonsila palatina dan nasoparingeal dengan imunosit IgA menunjukkan sekitar 30-35%. IgG dan IgA keluar menuju sekresi faringeal dengan merembes diantara sel epithel, dimana meningkat ketika terjadi inflamasi.Tonsil mengandung 109 sel limfoid, dimana 50% nya adalah sel T. Banyak darinya terlibat dalam meregulasi respon antibodi, yang akan berperan sebagai promotor (T helper) atau supresor (T supresor).

Natural Killer Cell pada Tonsil dalam Menghmbat Transformasi Epstein Barr Virus (EBV)sel NK dapat mencegah transformasi sel B oleh EBV melalui sekresi dari sitokin antiviral IFN-c, dan sel NK dari tonsil dan nodus limfatikus menghasilkan sitokin ini 5 kali lipat dibandingkan dari pembuluh darah perifer

Data ini menunjukkan spesialisasi sel NK dari tonsil, lokasi masuknya EBV dimukosa, dapat distimulasi secara efisien oleh sel dendritik yang teraktivasi EBV, dan membatasi transformasi sel B diinduksi EBV hingga kontrol imun spesifik oleh komponen lain dari sisem imun ditegakkanSel NK dapat terlibat dalam fase awal respon imun spesifik terhadap EBV. Sel NK merupakan limfosit innate yang berperan penting dalam mengontrol infeksi dan pengawasan imun terhadap tumor.

setelah infeksi virus mereka diperkirakan menghambat beban virus hingga sel T spesifik virus dapat mengeliminasi infeksi atau mengontrol titer viral dalam jumlah yang rendah.sel NK menghasilkan sitokin seperti IFN-c, berproliferasi dan meningkatkan sitotoksisitasnya setelah aktivasi dari DC myeloid dan plasmasitoid. Selanjutnya, DC mengaktivasi sel NK sesaat setelah infeksi dalam rangka menghambat replikasi patogen hingga sistem imun adaptif menghasilkan kontrol imun jangka panjang.

Sel NK secara signifikan menghambat transformasi sel B oleh EBV. Sel NK tonsiler lebih efisien dalam menghambat transformasi sel B yang diinduksi EBV secara in vitro dibandingkan dari sel NK perifer dan mensekresikan IFN-c dalam jumlah besar, yang terbukti cukup untuk membatasi transformasi sel B oleh EBV yang disebabkan sekresi IFN-c oleh sel NK teraktivasi sel DC, yang mengalami maturasi ketika terpapar EBV, yang juga dapat menimbulkan sekresi oleh sel NK untuk melindungi terhadap transformasi. Hal yang berlawanan pada hipotesis jika sel NK mengontrol patogen melalui sitotoksisitas spontan yang merupakan ide penamaan subset limfosit innate ini, menunjukkan jika respon sel NK membutuhkan aktivasi oleh DC dan dimediasi oleh sitokin.

TONSILITIS AKUT

EtiologiGrup A Streptococcus beta hemolitikusPneumokokus,Stafilokokus Haemophilus influenzae

PatofisiologiInfeksi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya lekosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritusDetritus ini merupakan kumpulan lekosit, bakteri yang mati, dan epitel yang terlepas

Perbedaan strain atau virulensi dari penyebab tonsilitis dapat menimbulkan variasi dalam fase patologi sebagai berikut:Peradangan biasa pada area tonsil saja Pembentukan eksudatSelulitis pada tonsil dan daerah sekitarnyaPembentukan abses peritonsilarNekrosis jaringan

Gejala dan TandaNyeri tenggorokan, nyeri waktu menelanDemam, rasa nyeri pada sendi-sendi, tidak nafsu makan dan nyeri pada telingaAdenopati servikalis disertai nyeri tekanPada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna, atau tertutup oleh membrane semu.Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan.

PenatalaksanaanTirah baring, pemberian cairan adekuat serta diet ringanAnalgetik oral Antibiotik : penisilin atau eritromisin

TONSILITIS KRONIS

Adalah peradangan kronis Tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinisMembesar disertai dengan hiperemi ringan yang mengenai pilar anterior dan apabila tonsil ditekan keluar detritusFaktor predisposisi : rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisk dan pengobatan tonslitis akut yang tidak adekuat

EtiologiGrup A Streptococcus beta hemolitikusPneumococcusStreptococcus viridansStreptococcus piogenes

Gambaran KlinisNyeri tenggorok, rasa mengganjal pada tenggorokan, tenggorokan terasa kering, nyeri pada waktu menelanBau mulut, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di sendi-sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia)

Tonsilitis kronis hipertrofikans,Ditandai adanya pembesaran tonsil dengan hipertrofi dan pembentukan jaringan parut. Kripta mengalami stenosis, dapat disertai dengan eksudat, seringnya purulen keluar dari kripta tersebut.Tonsilitis kronis atrofikans,Ditandai dengan tonsil yang kecil (atrofi), di sekelilingnya hiperemis dan pada kriptanya dapat keluar sejumlah kecil sekret purulen yang tipis.

PenatalaksanaanAntibotika spektrum luas, antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektanPengangkatan tonsil (tonsilektomi)

KomplikasiRhinitis kronis, Sinusitis atau Otitis media secara perkontinuitatumEndokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis, irdosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria dan furunkulosis

Tonsilofaringitis Difterika