ppt pcr kelompok 2 kelas 4 h

21
POLYMERASE CHAIN REACTION Disusun oleh : Afifah Tri Listianingtias 1304015018 Frisca Natalia Manungkalit 1304015207

Upload: suci-uci-syafitri

Post on 28-Sep-2015

311 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

biomol

TRANSCRIPT

POLYMERASE CHAIN REACTION

POLYMERASE CHAIN REACTION

Disusun oleh :

Afifah Tri Listianingtias1304015018

Frisca Natalia Manungkalit 1304015207

APA ITU PCR ?

Adalah sutau teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.

Teknik secara in vitro

Teknik ini dapat menghasilkan DNA dalam jumlah besar dalam waktu singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang menggunakan DNA.

OLYMERASE

HAIN

EACTION

KONSEP PCR

Konsep asli teknologi PCR mensyaratkan bahwa bagian tertentu sekuen DNA yang akan dilipatgandakan harus diketahui terlebih dahulu, untuk menyediakan primer, yaitu suatu sekuens oligonukleotida pendek yang berfungsi mengawali sintesis rantai DNA dalam reaksi berantai polimerasi.

Kunci utama pengembangan PCR adalah menemukan bagaimana cara amplifikasi hanya pada urutan DNA target dan meminimalkan amplifikasi urutan non-target.

PRINSIP KERJA PCR

DENATURASI

ANNEALING

EXTENSION

DENATURASI

92C

3

5

3

5

+

5

3

5

3

9296C . Ikatan hidrogen DNA terputus (denaturasi) dan DNA menjadi berberkas tunggal. DNA tidak stabil dan siap menjadi templat ("patokan") bagi primer.

BACK

ANNEALING

5

3

5

3

Forward primer

Reverse primer

menempel pada bagian DNA templat yang komplementer urutan basanya. Pada suhu 4560C. Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak terjadinya penempelan atau primer menempel di sembarang tempat.

BACK

EXTENSION

Taq

5

3

Taq

5

Atau pemajangan . Suhu untuk proses ini tergantung dari jenis DNA polimerase yang dipakai. Dengan Taq-polimerase, proses ini biasanya dilakukan pada suhu 76C.

BACK

KESELURUHAN PRINSIP PCR

DNA 1 copy

PCR

PROSES AMFIKASI SECARA EXPONENSIAL

DNA REPLICATION

YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES PCR

BAHAN

ALAT

Reagen khusus yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses PCR secara in vitro

BACK

Pasangan primer oligonukleotida sintetik mengapit urutan yang akan diamplifikasi

TEMED (N, N, NN Tetramethylethylenediamine, Ultra-Murni / BRL, # 5524UB)

Buffer PCR 5X (250 mM KCl, 50 mM Tris-HCl pH 8,3, 7,5 mM MgCl2)

Campuran dari empat dNTP (dGTP, dATP, dTTP, dCTP) masing-masing sebesar 2,5 mM. DNTP campuran dibuat dengan volume 10 mM larutan dari masing-masing empat dNTP terpisah yang digabung.

N, N-Methylenebisacrylamide (grade elektroforesis, Ultra-Pure/BRL, # 5516UB) Amonium persulfat (Ultra-Pure/BRL, # 5523UA)

Taq DNA Polymerase (AmpliTaqTM, Perkin-Elmer/Cetus)

Minyak mineral ringan

Akrilamida (grade elektroforesis)

Amonium persulfat (Ultra-Pure/BRL, # 5523UA)

Peralatan khusus yang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PCR

Mighty-small II SE-250 vertical gel electrophoresis unit (Hoefer)

Perkin-Elmer/Cetus Thermal Cycler

Sterile Thin-wall 0.5 ml Thermocycler microfuge tubes: (TC-5, Midwest Scientific)

KOMPONEN PENTING PCR

DNA cetakan

Molekul deoksi-ribonukleotida

DNA Polymerase

DNA primase

DNA helikase dan DNA girase

DNA ligase

Single strand binding protein (SSB

APLIKASI PCR

Isolasi Gen

DNA Sequencing

Identifikasi Forensik

Diagnosa Penyakit

ISOLASI GEN

BACK

Dari sekian panjang DNA genome, bagian yang menyandikan protein inilah yang disebut gen, sisanya tidak menyandikan protein atau disebut junk DNA, DNA sampah yang fungsinya belum diketahui dengan baik. Para ahli seringkali membutuhkan gen tertentu untuk diisolasi. Sebagai contoh, dulu kita harus mengekstrak insulin langsung dari pancreas sapi atau babi, kemudian menjadikannya obat diabetes, proses yang rumit dan tentu saja mahal serta memiliki efek samping karena insulin dari sapi atau babi tidak benar-benar sama dengan insulin manusia. Berkat teknologi rekayasa genetik, kini mereka dapat mengisolasi gen penghasil insulin dari DNA genome manusia, lalu menyisipkannya ke sel bakteri (dalam hal ini E. coli) agar bakteri dapat memproduksi insulin. Hasilnya insulin yang sama persis dengan yang dihasilkan dalam tubuh manusia, dan sekarang insulin tinggal diekstrak dari bakteri, lebih cepat, mudah, dan tentunya lebih murah ketimbang cara konvensional yang harus mengorbankan sapi atau babi. Untuk mengisolasi gen, diperlukan DNA pencari atau dikenal dengan nama probe yang memiliki urutan basa nukleotida sama dengan gen yang kita inginkan. Probe ini bisa dibuat dengan teknik PCR menggunakan primer yang sesuai dengan gen tersebut.

DNA SEQUENCING

BACK

Urutan basa suatu DNA dapat ditentukan dengan teknik DNA Sequencing, metode yang umum digunakan saat ini adalah metode Sanger (chain termination method) yang sudah dimodifikasi menggunakan dye-dideoxy terminator, dimana proses awalnya adalah reaksi PCR dengan pereaksi yang agak berbeda, yaitu hanya menggunakan satu primer (PCR biasa menggunakan 2 primer) dan adanya tambahan dideoxynucleotide yang dilabel fluorescent. Karena warna fluorescent untuk setiap basa berbeda, maka urutan basa suatu DNA yang tidak diketahui bisa ditentukan.

IDENTIFIKASI FORENSIK

BACK

Seseorang yang terlibat kejahatan (baik pelaku maupun korban), atau korban kecelakaan/bencana kadang sulit dilakukan. Jika identifikasi secara fisik sulit atau tidak mungkin lagi dilakukan, maka pengujian DNA adalah pilihan yang tepat. DNA dapat diambil dari bagian tubuh manapun, kemudian dilakukan analisa PCR untuk mengamplifikasi bagian-bagian tertentu DNA yang disebut fingerprints alias DNA sidik jari, yaitu bagian yang unik bagi setiap orang. Hasilnya dibandingkan dengan DNA sidik jari keluarganya yang memiliki pertalian darah, misalnya ibu atau bapak kandung. Jika memiliki kecocokan yang sangat tinggi maka bisa dipastikan identitas orang yang dimaksud.Banyak orang yang juga yang memanfaatkan pengujian ini untuk menelusuri orang tua sesungguhnya dari seorang anak jika sang orang tua merasa ragu.

DIAGNOSA PENYAKIT

BACK

Penyakit Influenza A (H1N1) yang sebelumnya disebut flu babi sedang mewabah saat ini, bahkan satu fase lagi dari fase pandemi. Penyakit berbahaya seperti ini memerlukan diagnosa yang cepat dan akurat. PCR merupakan teknik yang sering digunakan. Teknologi saat ini memungkinkan diagnosa dalam hitungan jam dengan hasil akurat. Disebut akurat karena PCR mengamplifikasi daerah tertentu DNA yang merupakan ciri khas virus Influenza A (H1N1) yang tidak dimiliki oleh virus atau makhluk lainnya.

EVALUASI PCR

KELEBIHAN

Memiliki spesifisitas tinggi

KELEMAHAN

Sangat mudah terkontaminasi

Sangat cepat, dapat memberikan hasil yang sama pada hari yang sama

Dapat membedakan varian mikroorganisme

Mikroorganisme yang dideteksi tidak harus hidup

Mudah di set up

Biaya peralatan dan reagen mahal

Interpretasi hasil PCR yang positif belum tervalidasi untuk semua penyakit infeksi (misalnya infeksi pasif atau laten)

Teknik prosedur yang kompleks dan bertahap membutuhkan keahlian khusus untuk melakukannya.