ppt kasus 4

23
KELOMPOK IX MO FORENSIK PENGGUGURAN KANDUNGAN KRIMINALIS

Upload: raden-rainy-febriani

Post on 15-Sep-2015

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kandungan

TRANSCRIPT

Slide 1

KELOMPOK IXMO FORENSIKPENGGUGURANKANDUNGANKRIMINALISLAPORAN KASUSPerkiraan kronologi kasusASPEK HUKUMPs 346 KUHP : Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lambat empat tahun.Ps 347 KUHP : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.Ps 348 KUHP : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.Ps 349 KUHP : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346 ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.HR 1 November 1987 : Penguguran dalam kandungan hanya dapat dipidana apabila pada waktu perbuatan itu dilakukan, kandungannya hidup. Undang-undang tidak mengenal suatu dugaan menurut hukum, darimana dapat disimpulkan bahwa ada kehidupan atau kepekaan hidup.Ps 299 KUHP : Barangsiapa menganjurkan/merawat/memberi obat kepada seorang wanita dengan memberi harapan agar gugur kandungannya, dihukum maksimum empat tahun.Ps 535 KUHP : Barangsiapa mempertunjukkan secara terbuka alat/cara menggugurkan kandungan, dihukum maksimum tiga bulan.UU RI no. 23 Tahun 1992, Pasal 15 :1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) hanya dapat dilakukan :berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut; oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli; dengan persetujuan ibu hamil yang bersngkutan atau suami atau keluarganya; pada sarana kesehatan tertentu. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

UU RI no. 36 Tahun 2009, Pasal 75 :(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan: a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. UU RI no. 36 Tahun 2009 , Pasal 76 :Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan: a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis; b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri; c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri. UU RI no. 36 Tahun 2009, Pasal 77 :Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan. PROSEDUR MEDIKOLEGALProsedur medikolegal yang dilakukan pada kasus ini adalah :1. Pelaporan2. Penyelidikan3. Penyidikan 4. Pemberkasan Perkasa5. Pengadilan6. Vonis HukumDasar prosedur medikolegal adalah - Kewajiban dokter membantu peradilan ---> KUHP Pasal 133,134,137.- Tidak menolak untuk menjadi sanksi/ahli ---> KUHP Pasal 120, 168, 170- Bentuk Bantuan Dokter bagi Peradilan ---> KUHP Pasal 184, 186, 187, - Sanksi bagi Pelanggar Kewajiban Dokter ---> KUHP Pasal 216, 222PEMERIKSAAN MEDISBuktiAlat yang digunakan untuk suctionBotol berisi darah dan jaringan hasil suction Lakukan pemeriksaan golongan darah/DNA

Tersangka-AnamnesisRiwayat kehamilan ibu tersebutAktivitas yang dilakukan beberapa hari terakhirTrauma-Tanda kehamilanPayudara membesarAreola mammae mengalami hiperpigmentasiPerubahan hormonal; Terjadi peningkatan estrogen dan progesteroneTerdapat bekas suntikan atau luka lecet di perut Pada vagina ada luka terbuka, lecet, memar dan bahan kimiaMulut rahim mengeluarkan darah dan lukaUterus masih membesar, terdapat luka terbuka, memar dan krepitasi. Dilihat apakah ada tanda-tanda kehamilan atau persalinan dalam waktu dekat-Usaha penghentian kehamilan1. Cek genitalia interna dan eksterna serta perut bagian bawah untuk melihat adanya tanda-tanda kekerasan seperti luka pada jalan lahir atau ada sisa jaringan yang tertinggal2. Kekerasan luar; Pemijatan/pengrutan perut bagian bawah atau melakukan gerakan fisik berlebihan. Periksa apakah ada perdarahan, lebam atau memar karena kekerasan langsung pada perut atau uterus dan pengaliran listrik pada serviks3. Kekerasan dalam; Memanipulasi vagina dan serviks uteri dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio. Manipulasi uterus dengan memcahkan selaput amnion.4. Obat/zat tertentu; Jamu perangsang kontraksi uterus

-Komplikasi abortus (1)1. Perdarahan akibat luka jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal, diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera setelah tindakan atau lama setelah tindakan.2. Shock akibat reflex vasovagal atau neurogenik.3. Emboli cairan amnion4. Emboli udara pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus5. Inhibisi vagus, jika dilakukan abortus tanpa anestesi pada ibu yang stress, gelisah dan panic.6. Keracunan obat/zat abortivum7. Infeksi dan sepsis yang tidak segera timbul pasca tindakan tetapi memerlukan waktu8. Tersengat arus listrikPEMERIKSAAN LABORATORIUMKESIMPULANVisum et repertumBagian Ilmu Kedokteran ForensikFakultas Kedokteran Universitas IndonesiaJl. Salemba Raya 6 Telp. 3106197, Fax. 3154626, Jakarta 10430Nomor: 1435-SK.III/VER/3-11 Jakarta, 17 Oktober 2013Lamp: Satu sampul tersegel---------------------------------------------------------------------------------Perihal: Hasil Pemeriksaan atas pasien Rini--------------------------------------------------------- PROJUSTITIAVisum Et RepertumYang bertanda tangan di bawah ini, Roni, dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resort Jakarta Timur No. Pol: A/053/Ver/LK/X/2011 tertanggal 15 Oktober 2013, maka pada tanggal enam belas Oktober tahun dua ribu tiga belas, pukul sepuluh lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RSCM Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan pemeriksaan atas pasien yang menurut surat permintaan tersebut adalah :Nama: Rini-----------------------------------------------------------------------------Umur: 17 tahun--- -----------------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin: Perempuan -----------------------------------------------------------------------------------Warga negara: Indonesia ------------------------------------------------------------------------------------Agama: -------------------------------------------------------------------------------------------------Alamat: -------------------------------------------------------------------------------------------------Hasil PemeriksaanI. Pemeriksaan LuarPasien tampak gelisah, pucat, dan berkeringat---------------------------------Terlihat adanya tanda kehamilan seperti perubahan payudara, pigmentasi, hormonal, dan miPayudara membesar-----------------------------------------------------------------------------------Terlihat adanya usaha penghentian kehamilan yaitu kekerasan pada genitalia eksterna daan daerah perut bagian bawah--------------------------------------------------------------------Pemeriksaan Dalam Pada uterus adanya pembesaranTerlihat adanya kekerasan pada genitalia interna dan juga terlihat pucat dan memarPada pemeriksaan secara mikroskopik didapatkan sel-sel trofoblast, kerusakan jaringan dan sel radang PMN------------------Pada pemeriksaan toksikologi diketahui adanya obat yang dapat mengakibatkan abortus----------------------------------------------------KesimpulanPada pemeriksaan perempuan 17 tahun ini, ditemukan tanda-tanda kehamilan dan usaha penghentian kehamilan-----------------------Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP-------------------------------------------------------Dokter yang memeriksa,

dr. Roni, SpF NIP 031246KESIMPULANDAFTRA PUSTAKAStaf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Hukum Acara Pidana, Prosedur Medikolegal, dan Kejahatan terhadap Tubuh dan Jiwa Manusia. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1994.Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997.Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 2000.

TERIMAKASIH