ppt jurnal

25
PENGOBATAN DAN HASIL PENGOBATAN • Pengobatan pasien rawat jalan sudah mulai dilakukan pada 227 dari 300 kasus (75.7 %). • Terapi awal pada semua kasus terdiri dari antibiotik tanpa kortikosteroid. • Hal ini berdasarkan pengalaman pasien, gejala klinis dan jenis bakteri. • 213 kasus (71 %), Fortified antibiotics (kombinasi dari Ticarsillin, Gentamicin dan vancomycin) digunakan pada • sedangkan 29% kasus antibiotik yang dijual bebas atau tersedia secara komersial (terapi tunggal fluoroquinolone atau kombinasi dengan tobramycin dan/atau rifamycin) diberikan pada. • Lamanya pasien dirawat inap di rumah sakit adalah selama 9 hari (rentang waktu antara 3-60 hari)

Upload: bonajadoz

Post on 30-Oct-2014

41 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PPT JURNAL

PENGOBATAN DAN HASIL PENGOBATAN

• Pengobatan pasien rawat jalan sudah mulai dilakukan pada 227 dari 300 kasus (75.7 %).

• Terapi awal pada semua kasus terdiri dari antibiotik tanpa kortikosteroid.

• Hal ini berdasarkan pengalaman pasien, gejala klinis dan jenis bakteri.

• 213 kasus (71 %), Fortified antibiotics (kombinasi dari Ticarsillin, Gentamicin dan vancomycin) digunakan pada

• sedangkan 29% kasus antibiotik yang dijual bebas atau tersedia secara komersial (terapi tunggal fluoroquinolone atau kombinasi dengan tobramycin dan/atau rifamycin) diberikan pada.

• Lamanya pasien dirawat inap di rumah sakit adalah selama 9 hari (rentang waktu antara 3-60 hari)

Page 2: PPT JURNAL

Komplikasi

• Komplikasi keratitis bakteri terjadi pada 18 mata (6%). Diantaranya terdapat

• 9 kasus endotelitis, • 2 endophtalmitis, • 5 sinekia posterior, • 1 hifema, dan • 1 hipertoni okuler berat.

Page 3: PPT JURNAL

komplikasi berhubungan

• Kebanyakan komplikasi berhubungan dengan• riwayat keratopathy sebelumnya (delapan

mata), • terapi awal dengan kortikosteroid (5 mata), • terapi mandiri dengan obat anestesi (3 kasus). • Dua mata mengalami penetrating

keratoplasty dan dua mata dilakukan enukleasi.

Page 4: PPT JURNAL

Hasil penglihatan

• Rata-rata pasien di follow up selama 2,5 bulan, tetapi 17% pasien di follow up dengan waktu tidak lebih dari 1 minggu.

• Sebanyak 60 % pasien memiliki hasil penglihatan dengan ketajaman penglihatan yang lebih baik. Diantara beberapa hasil penelitian,

• sejumlah 35% kasus termasuk dalam kategori “buruk” dan

• 5% termasuk “sangat buruk” seperti yang ditunjukkan pada Table 4.

Page 5: PPT JURNAL

Hubungan penglihatan • Analisis statistik menyatakan bahwa kategori penglihatan

“sangat buruk” berhubungan signifikan dengan • riwayat ocular surface disease (p<0.0001)• riwayat penyakit sistemik (p<0.001)• lokasi infiltrat baik yang terletak difus, central, maupun

inferior (p<0.001)• inflamasi segmen anterior berat (p<0.001)• kedalaman infiltrat (p<0.001)

Tidak ada hubungan antara hasil penglihatan dengan• penggunaan lensa kontak• riwayat trauma kornea • pembedahan pada kornea• jumlah lesi, dan jenis bakteri.

Page 6: PPT JURNAL

seleksi dari logistic model• Prosedur seleksi dari logistic model tetap menggunakan

beberapa variabel 1. Permukaan2. kedalaman stroma3. pembentukan pembuluh darah baru pada kornea4. inflamasi segmen anterior berhubungan dengan hasil yang kurang baik.

Beberapa diantaranya5. permukaan infiltrat (p=0.0001) dan 6. kedalaman infiltrat (p=0.003) keduanya merupakan faktor yang paling penting untuk

memprediksi hasil penglihatan yang termasuk dalam kategori “sangat buruk”.

Page 7: PPT JURNAL

PEMBAHASAN• Penelitian ini diterapkan pada populasi umum

dengan keratitis bakterial dengan tingkat keparahan yang relatif luas seperti yang terlihat pada pusat oftalmik besar, termasuk perawatan pasien primer, sekunder dan tersier.

• Walaupun begitu, perlu kewaspadaan atau hati-hati dalam menafsirkan penelitian ini.

• Peneliti tidak melihat kasus keratitis bakteri yang berespon cepat dengan pengobatan dan karena itu tidak perlu dilakukan rujukan.

• Peneliti juga harus mengakui bahwa laporan epidemiologi keratitis bakteri pada penelitian ini khusus pada kota dan area di Paris, Prancis.

Page 8: PPT JURNAL

Bimodalitas• Profil usia pada pasien sebanding dengan laporan

sebelumnya. • Bimodalitas dalam distribusi usia pasien dapat dikaitkan

dengan 1. penggunaan contact lenses (CL) terkait dengan keratitis2. trauma kornea pada kelompok usia muda3. predisposisi ocular surface disease, 4. dan penyakit kelopak mata dalam kelompok usia yang

lebih tua.

Keratitis bakteri jarang terjadi tanpa adanya faktor predisposisi.

Page 9: PPT JURNAL

Rangkaian peristiwa • Rangkaian peristiwa dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari keratitis bakteri adalah keratitis terkait CL.

• Namun, beberapa kasus mungkin termasuk infiltrat steril seperti inflamasi terkait lensa kontak yang membaik dengan penghentian penggunaan lensa kontak

• Proporsi infeksi terkait CL lebih penting daripada persentase dalam rangkaian peristiwa besar lainnya di mana sekitar 20-30% dari keratitis infeksius yang terkait dengan penggunaan lensa kontak.

Page 10: PPT JURNAL

Contak Lense

• Dalam beberapa tahun terakhir, telah ada peningkatan yang stabil dalam jumlah pemakai CL

• Selanjutnya, penggunaan CL sekarang menjadi faktor predisposisi utama yang menyebabkan infeksi korneayang merupakan masalah kesehatan masyarakat di Amerika Serikat dan Eropa Barat.

• Penggunaan CL lunak (soft CL) telah sangat meningkatkan risiko keratitis bakteri, yang diperkirakan 10-20 kali lebih tinggi dengan menggunakan disposable CL dalam pemakaian jangka waktu lama.

• Telah dilaporkan banyak efek patologik akibat pemakaian CL, yang paling penting yaitu CL dapat menginduksi hipoksia dan hiperkapnia pada kornea.

Page 11: PPT JURNAL

• Riwayat ocular surface disease merupakan penyebab paling umum kedua dari keratitis bakteri, laporan yang ada sebanyak 21% dari kasus.

• Hubungan antara keratitis bakteri dan bahaya yang terjadi pada kornea merupakan hal yang umum terjadi

• tetapi hal tersebut juga dapat menyebabkan kemungkinan kontaminasi dari tetes mata selama penggunaan dalam waktu yang lama dan resistensi mikroba akibat penggunaan antibiotik.

Page 12: PPT JURNAL

• Selain itu, peneliti mengamati bahwa pasien yang menderita gejala kronis mengalami keterlambatan rujukan. Situasi ini sangat sering terjadi berkaitan dengan tajam penglihatan yang buruk.

• Masalah ini dahulu pernah diangkat oleh Musch et al yang menunjukkan bahwa infeksi pada pasien yang mengalami ulkus dengan riwayat operasi mata sebelumnya, dan adanya kelainan patologis mata sebelumnya

• mungkin berada dalam kelompok risiko tinggi untuk hasil visual yang buruk.

Page 13: PPT JURNAL

Predisposisi CL

• Trauma kornea akut terdapat pada 15% kasus. Trauma mata adalah faktor predisposisi yang paling umum pada pasien muda di tahun 1980-an.

• Namun, studi terbaru menunjukkan penurunan ulkus kornea setelah trauma, yang merupakan faktor predisposisi umum di daerah pedesaan atau negara berpenghasilan rendah yang berjumlah hingga 77,5% kasus.

Page 14: PPT JURNAL

Kultur bakteri• Kultur bakteri positif sebesar 68% dan sebanding

dengan laporan sebelumnya. • Namun, peneliti harus menunjukkan bahwa

tingkatan ini mungkin telah menurun dengan penggunaan anestesi topikal sebelum dilakukan corneal scraping.

• Spektrum mikroorganisme yang mengakibatkan keratitis bakteri biasanya sangat dipengaruhi oleh

1. penggunaan lensa kontak atau 2. penyakit atau cedera kornea yang telah ada

sebelumnya.

Page 15: PPT JURNAL

Organisme

• Organisme yang paling umum ditemukan pada ulkus kornea adalah Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas, dan Serratia species.

• Coagulase negative Staphylococcus adalah organisme yang paling umum terisolasi pada corneal scraping (21,8%).

• Saat ini, bakteri seperti Coagulase negative Staphylococcus makin bertambah dalam isolat dari keratitis bakteri dan telah menjadi bakteri patogen yang paling berperan atas kejadian keratitis di rumah sakit.

• Temuan yang sama baru-baru ini diamati oleh Vajpayee di India, di Eropa, dan di Amerika Serikat.

Page 16: PPT JURNAL
Page 17: PPT JURNAL

Beberapa organisme• Beberapa organisme multipel telah dilaporkan tedapat pada keratitis

mikroba yang berhubungan dengan penggunaan CL. • Peneliti menemukan pergeseran sedang ke arah prevalensi yang lebih

tinggi dari bakteri Gram negatif dibandingkan dengan prevalensi dari yang tidak memakai CL dan peneliti mengkonfirmasi hasil dari penelitian sebelumnya.

• Hasil penelitian ini menetapkan bahwa bakteri Gram negatif lebih sering berhubungan dengan pemakaian soft CL.

• Namun, berlawanan dengan dugaan sebelumnya, ternyata perbandingan bakteri Gram negatif lebih rendah dibandingkan dengan bakteri Gram positif.

• Sekitar dua pertiga dari keratitis bakteri terkait CL yang berhubungan dengan coccus Gram positif, yaitu seperti staphylococci dan streptococci serta

• sepertiga berkaitan dengan Gram negatif, terutama Pseudomonas aeruginosa, Serratia marcescens, dan Serratia liquefaciens.

Page 18: PPT JURNAL

HASIL KULTUR• Contact lens (CL) dan / atau kasus yang dilakukan kultur

menunjukkan hasil positif pada 83,6% kasus, • sementara corneal scraping positif sebanyak 64,7%

pada pemakai CL. • Namun, interpretasi dari kultur pada kasus dan CL

termasuk sulit karena survei terbaru menunjukkan bahwa 81% dari kasus CL terkontaminasi,

• yaitu sebanyak 77% terkontaminasi oleh bakteri, • 24% oleh jamur, dan 20% oleh protozoa. • Selain itu, bakteri yang diisolasi serupa dengan bakteri

pada corneal scraping hanya terdapat dalam 14 kasus (25%).

Page 19: PPT JURNAL

Kultur yang diperoleh

• Kultur yang diperoleh dari lensa kontak dan kasus (dari corneal scraping) menghasilkan organisme Gram negatif dalam jumlah yang sangat banyak,

• sedangkan kultur dari kornea menghasilkan organisme Gram positif yang tinggi.

• Hasil ini menunjukkan bahwa lensa kontak dan kasus yang ada cenderung mengandung bakteri Gram negatif.

• Tetapi, organisme penyebab adalah bakteri Gram positif yang merupakan organisme yang penting berperan pada kejadian keratitis terkait penggunaan lensa kontak.

Page 20: PPT JURNAL

Menariknya

• Menariknya, peneliti menemukan bahwa peradangan pada segmen anterior berhubungan dengan bakteri Gram negatif yang lebih banyak dibandingkan dengan peradangan yang terkait dengan bakteri Gram positif.

• Hal ini dapat disebabkan oleh patogenisitas yang lebih tinggi dari Gram negatif dibandingkan dengan bakteri Gram positif.

Page 21: PPT JURNAL

• Tidak mengherankan, • tingkat keparahan dari tanda-tanda yang ada (permukaan dan kedalaman infiltrat, adanya

pembuluh darah baru pada kornea, dan adanya inflamasi bilik anterior

secara signifikan terkait dengan efek dari keratitis bakteri seperti yang sudah ditunjukkan sebelumnya.

Page 22: PPT JURNAL

faktor risiko sistemik

• Di sisi lain, faktor risiko sistemik (yaitu, diabetes mellitus, rheumatoid arthritis, status immunologis) dan riwayat ocular surface disease,

• yang dilaporkan sebagai faktor risiko potensial oleh beberapa penulis, juga ditemukan menjadi faktor prognostik dalam penelitian ini.

• Sebaliknya, penggunaan CL tidak berhubungan dengan hasil klinis yang tergolong"sangat buruk".

Page 23: PPT JURNAL

tiga perempat

• Lebih dari tiga perempat dari kasus dirawat secara rawat jalan. Karena rumah sakit yang digunakan peneliti adalah pusat akademik, semua pasien telah dikelola menggunakan standar universal,

• yaitu dilakukan pretreatment cultures dan diberikan fortified antibiotics spektrum luas. Sebagian besar pasien (71%) menerima terapi kombinasi dengan fortified antibiotics,

• sedangkan sisanya dengan antibiotik spektrum luas menggunakan fluoroquinolones.

• Proporsi ulkus yang parah berkaitan dengan komplikasi atau dengan hasil visual yang sangat buruk relatif rendah (5%) dan serupa dengan kelompok besar lainnya di mana monoterapi dengan antibiotik fluoroquinolones dibandingkan dengan fortified antibiotics.

Page 24: PPT JURNAL

Data ini

• Data ini mungkin harus membawa kita untuk memperluas penggunaan fluoroquinolones

• bahkan jika penelitian ini menunjukkan bahwa organisme Gram positif mendominasi dalam kejadian keratitis terkait CL. Namun,

• peneliti percaya bahwa resistensi yang muncul dari organisme Gram positif terhadap fluoroquinolones generasi kedua menunjukkan perlunya melakukan pretreatment cultures dari ulkus kornea pada semua pasien atau

• menggunakan quinolon generasi ketiga atau keempat yang ditandai dengan profil Gram positif.

Page 25: PPT JURNAL

Peneliti melaporkan

• Peneliti melaporkan seri substantif pertama dari pasien Perancis dengan ulkus kornea bakteri.

• Meskipun tidak sepenuhnya mewakili dari keseluruhan populasi

• penelitian ini membahas mendalam tentang spektrum dari keratitis bakterial

• Hasil penelitian ini menekankan pentingnya staphylococci sebagai penyebab utama infeksi kornea

• perlu dilakukan peningkatan pendidikan publik tentang penggunaan lensa kontak yang tepat.