ppt blok 22-poliomielitis

25
Poliomielitis Krisna Lalwani 102011301 E5

Upload: chatrine-ng

Post on 06-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

poli

TRANSCRIPT

PoliomielitisKrisna Lalwani

102011301E5

Skenario 12 Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun

dibawa ibunya kepuskesmas karena kaki kanannya tidak dapat digerakkan sejak 2 hari yang lalu.

Mind Map

Anak laki-laki berusia 7 tahun tidak dapat menggerakkan kaki

kanannya sejak 2 hari yang lalu

Anamnesis

Pemeriksaan

Fisik Lab

Working diagnosis

Differential diagnosis

Etiologi Patofisiologi

Epidemiologi

Prognosis

Medika dan non medika

mentosa

Anamnesis Autoanamnesis/Alloanamnesis

Identitas pasien: laki-laki ,7 tahun Keluhan utama : tidak dapat menggerakkan

kaki kanannya sejak 2 hari yang lalu Keluhan penyerta : -• Riwayat penyakit dahulu: -• Riwayat kehamilan dan kelahiran: -• Riwayat imunisasi: hanya imunisasi polio 2

kali• Riwayat penyakit dalam keluarga: -• Riwayat sosial dan lingkungan:-

Kesadaran Tanda-tanda vital Antropometri Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan Fisik

Hasil: Kesadaran: compos mentis Dinding faring hiperemis TTV: dalam batas normal kecuali suhu 380C Refleks tendon (-) Kekuatan motorik (-) Sensorik (+) Kaku kuduk (+) Lumpuh flasid (+) Sulit mengangkat kepala dan kaki pada posisi

terlentang

Pemeriksaan Fisik

Darah rutin Isolasi spesimen : tinja, apus tenggorok,

LCS Serologi : serum darah

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis

Working Diagnosis Poliomielitis

Differential Diagnosis Sindrom Guillain-Barre (SGB) Miasthenia Gravis Hipokalemi Periodik Paralisis Poliomiositis

Sindrom Guillain-Barre Demielinisasi saraf motorik terkadang saraf

sensoris. Mengenai semua umur .bkn herediter Infeksi menyebabkan gejala saluran cerna

(Campilobacter sp) atau saluran pernapasan atas

Kelemahan dari tungkai bawah dan progresif melibatkan tubuh, tungkai atas, dan akhirnya otot-otot bulbar (ascending)

Simetris

Differential Diagnosis

Miastenia Gravis Dimulai anak yang lebih tua( belasan tahun) Akut, progresif dan fatal Ptosis, diplopia, kelemahan extremitas,

leher, wajah dan rahang

Differential Diagnosis

Hipokalemi Periodik Paralisis K+ << sehingga terjadi paralisis

Differential Diagnosis

Polimiositis Inflamasi miopati subakut Jarang pada anak-anak Et causa virus ataupun bakteri dan parasit

Differential Diagnosis

Poliomielitis: Penyakit infeksi akut Otot-otot yang disuplainya menjadi paralisis

(2-6hr) Demam, sakit tenggorok, sakit kepala,

mual, muntah, anoreksia, dan nyeri abdomen

Otot anggota gerak bawah yang asimetris

Working Diagnosis

Enterovirus : virus RNA, famili Picornaviridae

Diinaktifkan : panas, formaldehid, klorinasi, dan sinar ultraviolet.

Etiologi

Enterovirus tersebar di seluruh dunia, selama bulan-bulan musim hangat pada daerah yang bermusim.

Dilaporkan terjadi bayi muda dibandingkan anak yang lebih tua

Penyebaran infeksi sosioekonomi rendah, higiene buruk, meningkat penyebaran fecal-oral dari agen penyakit

Epidemiologi

Patofisiologi

VirusOral (orofaring/tr

digestivus)Pembuluh darah

Sawar darah otakSistem saraf pusat

Kerusakan

Medika Mentosa Dasar-dasar menejemen : mencegah

komplikasi Analgesik, sedatif, antipiretik Bentuk paralitik: rawat inapNon Medika Mentosa Istirahat Mandi air panas Terapi fisik seperti gerakan pasif

Penatalaksanaan

Komplikasi Deformitas Tulang Abnormalitas Neurologis Komplikasi respiratory

Komplikasi

Vaksin polio hidup yang dilemahkan yang diberikan secara oral (oral polio vaccine[OPV]):

• 2 dosis interval 6 minggu dimulai usia 2 bulan (biasanya usia antara 2 dan 4 bulan)

• Dosis ketiga (booster1) usia 6 dan 18 bulan (biasanya pada usia 6 bulan) dan dosis dosis keempat (booster#2) saat masuk sekolah (usia 4-6 tahun).

Pencegahan

Vaksin polio yang diinaktifkan (inactivated polio vaccine [IPV]):

• 2 dosis (0,5 ml subkutis)• Interval 4 sampai 8 minggu,usia 2 tahun

dengan dosis ketiga diberikan 6 sampai 12 bulan

• Booster (usia 4-6 tahun)

Pencegahan

Dubia Ad Bonam

Prognosis

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka diagnosis kerja dapat ditegakkan bahwa anak laki-laki berusia 7 tahun tersebut menderita poliomielitis.

Kesimpulan