ppt a11 sk 3

48
ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Upload: deasy07

Post on 08-Dec-2015

253 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

frakturcollum femoris

TRANSCRIPT

Page 1: PPT A11 SK 3

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Page 2: PPT A11 SK 3

SKENARIO 3BLOK MUSKULOSKELETAL

Page 3: PPT A11 SK 3

Kelompok A-11Ketua : Farhan Fauzan (1102014093)

Sekretaris : Firdausina Ardian Vega (1102014102)

Anggota : Asep Aulia Rachman (1102014041)

Desi Tahari (1102014068)

Dira A.N. (1102014077)

Erina Febriani W. (1102014085)

Hanna Kumari Dharaindas (1102014120)

Ilenia L.H. (1102014126)

Ivan Prayoga (1102014135)

Page 4: PPT A11 SK 3

SKENARIOSeorang perempuan berusia 60 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri

panggul kanannya setelah jatuh di kamar mandi. Sejak terjatuh tidak mampu berdiri karena rasa nyeri yang sangat pada panggul kanannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit berat, merintih kesakitan, compos mentis. Tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 104x/menit, frekuensi napas 24x/menit. Terdapat hematom pada art. coxae dextra, posisi tungkai atas kanan sedikit fleksi, abduksi dan eksorotasi. Ditemukan krepitasi tulang dan nyeri tekan juga pemendekan ekstremitas. Gerakan terbatas karena nyeri. Neurovascular distal baik. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan fraktur femuris tertutup. Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi.

Page 5: PPT A11 SK 3

KATA SULIT1.Hematom : Pengumpulan setempat ekstravasasi darah, biasanya membeku, di dalam organ, ruang, atau jaringan

2.Neurovascular : Berhubungan dengan elemen syaraf dan elemen vascular atau berhubungan dengan syaraf yang mengendalikan caliber pembuluh darah

3.Krepitasi : Bunyi yang terdengar akibat pergesekan antara ujung patahan tulang

4.Compos mentis : Keadaan sadar

5.Fraktur : Pemecahan/ patahnya suatu bagian terutama tulang

Page 6: PPT A11 SK 3

PERTANYAAN1.Apa yang dimaksud dengan pemendekan ekstremitas dan mengapa dapat terjadi?

2.Apa yang dimaksud keadaan umum sakit berat?

3.Mengapa pada pasien terjadi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan?

4.Mengapa terjadi hematom?

5.Bagaimana penanganan pertama fraktur?

6.Mengapa neurovaskular distal dikatakan baik padahal pada kondisi hematom?

Page 7: PPT A11 SK 3

◦7.Apakah ada hubungan antara fraktur dengan usia dan jenis kelamin?

◦8.Apa saja penyakit tulang yang umum terjadi di usia lanjut?

◦9.Apa perbedaan fraktur terbuka dan tertutup?

◦10.Apa saja faktor risiko terjadinya fraktur?

◦11.Bagaimana klasifikasi fraktur?

◦12.Pemeriksaan apa saja yang dapat mendiagnosis fraktur?

◦13.Bagian ekstremitas apa saja yag terganggu pada kasus ini?

◦14.Mengapa dokter menyarankan operasi, operasi apa yang disarankan dokter dan apaka ada cara lain selain operasi dan berisikokah pasien yang berusia lanjut jika dilakukan operasi?

Page 8: PPT A11 SK 3

JAWABAN1.Karena posisi fleksi pada tulang yang fraktur

Posisi fraktur – p. tungkai atas jadi sedikit fleksi

2.Rasa nyeri dalam skala 8-10

3.Karena pasien sedang kesakitan

4.Karena ada pecahnya pembuluh darah

Pasien jatuh – tulang patah – fragmen tulang mengenai pembuluh darah – pembuluh darah pecah – menggumpal di jaringan (hematom)

5.Balut bidai, dilakukan imobilisasi, diberi analgesik, kompres air dingin untuk mengurangi rasa yeri

6.Saat terjadi penyumbatan di bagian pembuluh darah , darah tersebut akan melewati jalur lain, sehingga neurovascular distal dapat dikatakan baik meskipun terjadi hematom

Page 9: PPT A11 SK 3

7.Ada, karena pada lansia konsi tulang kurang baik sehingga cenderung rapuh, dan pada jenis kelamin berpengaruh juga terutama pada wanita saat menopouse yaitu hormon estrogen

8.Osteoporosis. gout arthritis, osteo arthritis, osteomalasia

9.Fraktur terbuka yaitu fraktur yang menyebabkan pendarahan menembus kulit, dapat terjadi komplikasi spt osteo sarcoma. Fraktur tertutup yaitu fraktur di tulang tidak sampai menembus kulit

10.Aktivitas, penyakit, dan warna kulit

Page 10: PPT A11 SK 3

11.Menurut garden, fraktur terbagi berdasarkan :

•Luas dan garis fraktur

•Tempat

•Bentuk dan jumlah garis patah

•Posisi fragmen

•Hubungan fraktur dengan dunia luar

•Bentuk garis fraktur dan hubngan dengan mekanisme trauma

•Kedudukan tulang

12.Inspeksi – apakah terjadi pembengkakakan

Palpasi – apakah terjadi pembengkakam, defekasi, pemendekan ekstremitas

13.Ekstremitas bawah bagian dextra, articulatio coxae dextra, articulatio genus

14.Berisiko, tetapi secara medis dilihat dari kondisi

Page 11: PPT A11 SK 3

HIPOTESISFraktur adalah pemecahan/ patahnya suatu bagian terutama tulang. Faktor-faktornya antara lain aktivitas yang dilakukan pasien, penyakit, warna kulit, usia dan jenis kelamin. Fraktur dapat menyebabkan hematom karena adanya pemecahan pembuluh darah yang menyebabkan darah menggumpal di jaringan. Meskipun terjadi hematom, neurovascular distal tetap baik karena saat terjadi penyumbatan di bagian pembuluh darah, darah tersebut akan melewati jalur lain. Pada pasien dilakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi apakah terjadi pembengkakan dan defekasi, sehingga dilakukan penanganan diantaranya balut bidai, imobilisasi, pemberian analgesik, kompres air dingin bahkan tindakan operasi.

Page 12: PPT A11 SK 3

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Os Coxae & Os Femur

LO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis

LO 1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis

LO 1.3. Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Fraktur

LO 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Fraktur

LO 2.2. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Fraktur

Page 13: PPT A11 SK 3

SASARAN BELAJARLI 3. Memahami dan Menjelaskan Fraktur Femoris

LO 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Fraktur Femoris

LO 3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Fraktur Femoris

LO 3.3. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Fraktur Femoris

LO 3.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Fraktur Femoris

LO 3.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Fraktur Femoris

LO 3.6.Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Fraktur Femoris

LO 3.7. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Fraktur Femoris

LO 3.8. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Fraktur Femoris

LO 3.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Fraktur Femoris

Page 14: PPT A11 SK 3

LI 1.Memahami dan Menjelaskan Anatomi Os Coxae & Os FemurLO 1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis

1.OS FEMUR

Femur adalah tulang paling panjang dan paling berat pada tubuh. Femur terdiri dari corpus dan 2 ujung, superior atau maksimal dan inferior dari caput, collum dan dua trochanter (major dan minor). Caput femoris yang bulat merupakan duapertiga sferis yang ditutupi oleh kartilago articularis, kecuali untuk bagian depresi atau cekungan yang terletak dimedial, fovea capitis femoris. Collum femoris berbentuk trapezoid, dengan ujung sempitnya yang menopang caput dan dasarnya yang lebih luas berlanjut dengan korpus.

Page 15: PPT A11 SK 3
Page 16: PPT A11 SK 3

2. OS COXAE

Os Coxae adalah tulang panggul besar dan rata yang terbentuk melalui fusi tiga tulang primer-ilium, ischium, dan pubis.

Page 17: PPT A11 SK 3
Page 18: PPT A11 SK 3

LO 1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis

Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. Tulang panjang memiliki 2 struktur, yaitu tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta merupakan tulang padat, yang terdiri atas serat kolagen yang tersimpan dalam lapisan – lapisan tipis yang disebut lamel. Sedangkan untuk tulang spongiosa terdiri atas daerah yang saling berhubungan dan tidak padat

Page 19: PPT A11 SK 3

Tulang terdiri atas dua bagian yakni, diaphysis dan epiphysis. Diaphyisis lebih banyak disusun oleh tulang kompakta, sedangkan bagian epiphysis lebih banyak disusun oleh tulang spongiosa karena dapat melakukan pemanjangan (pertumbuhan).

Page 20: PPT A11 SK 3

Tulang kompakta memiliki lamellae yang tersusun dalam tiga gambaran umum yakni :

1.Lamelae sirkumfleksia sejajar terjadap permukan bebas periosteum dan endoosteum.

2.System Havers (osteon) sejajar terhadap sumbuh sejajar tulang kompakta. Lapisan lamellar 4-20 tersusun secara konsentris disekitar ruang vascular.

3.System intersisial adalah susunan tidak teratur dari lamel – lamel, secara garis besar membentuk segitiga dan segiempat.

Pada tulang kompakta juga terdapat kanal Havers, kanal Volkman, lacuna dan kanalikuli

Page 21: PPT A11 SK 3
Page 22: PPT A11 SK 3

Sel-sel pada tulang spongiosa adalah :•Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid

•Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang.

•Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting.

•Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.

Page 23: PPT A11 SK 3
Page 24: PPT A11 SK 3

LO 1.3. Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi

Articulatio Coxae•Tulang: Antara caput femoris dan acetabulum

•Jenis sendi: enatrhosis spheroidea

•Penguat sendi: terdapat pada tulang rawan pada fasies lunata

• Ligamentum:

Lig. Iliofemorale berfungsi mempertahankan art. Coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi untuk mempertahankan posisi tegak.

Lig. Ischiofemorale berfungsi untuk mencegah rotasi interna

Lig. Pubofemorale berfungsi mengcegah abduksi, ekstensi dan rotasi eksterna.

Selain itu diperkuat juga oleh lig. Transversum acetabuli dan lig. Cavitisfemoris

Page 25: PPT A11 SK 3

LI 2.Memahami dan Menjelaskan FrakturLO 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Fraktur

Fraktur didefinisikan sebagai gangguan pada kontinuitas tulang, tulang rawan (sendi), dan lempeng epifisis. (Kapsel, 2014)

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. (Patofisiologi Lorraine, 2005)

Page 26: PPT A11 SK 3

LO 2.2. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Fraktur

a.Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).

1) Faktur Tertutup (Closed)

2) Fraktur Terbuka (Open/Compound)

b.Berdasarkan komplit atau fraktur inkomplet

1) Fraktur Komplit

2) Fraktur Inkomplit

• Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)

• Buckle atau Torus Fraktur,

• Green Stick Fraktur

Page 27: PPT A11 SK 3

c.Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma

1) Fraktur Transversal

2) Fraktur Oblik

3) Fraktur Spiral

4) Fraktur Kompresi

5) Fraktur Avulsi

d.Berdasarkan jumlah garis patah

1)Fraktur Komunitif

2)Fraktur Segmental

3)Fraktur Multiple

Page 28: PPT A11 SK 3

e.Berdasarkan pergeseran fragmen tulang

1)Fraktur Undisplaced (tidak bergeser)

2)Fraktur Displaced (bergeser)

• Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan overlapping).

• Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).

• Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).

f.Berdasarkan posisi frakur Sebatang tulang

1)1/3 proksimal

2)1/3 medial

3)1/3 distal

Page 29: PPT A11 SK 3

g.Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.

h.Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang. Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu: 1)Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak sekitarnya.

2)Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.

3)Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.

4)Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.

Page 30: PPT A11 SK 3

LI 3.Memahami dan Menjelaskan Fraktur Femoris

LO 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Fraktur Femoris

Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok.

Page 31: PPT A11 SK 3

LO 3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Fraktur Femoris

Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

A.)Cedera Traumatik

Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh : 1.Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya.

2.Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.

3.Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.

Page 32: PPT A11 SK 3

B.)Fraktur Patologik

1.Tumor Tulang ( Jinak atau Ganas ) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan progresif.

2.Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.

3.Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.

C.)Secara Spontan

Disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.

Page 33: PPT A11 SK 3

LO 3.3. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Fraktur Femoris

Pertumbuhan

Kejadian patah tulang pinggul 2-3 kali lebih besar pada orang berkulit putih disbanding yang tidak, terutama karena peningkatan kejadian osteoporosis pada orang bekulit putih.

Page 34: PPT A11 SK 3

Jenis Kelamin

Angka kejadian fraktur pada tulang pinggul 2-3 kali lebih banyak pada wanita daripada laki-laki. Setidaknya 75% fraktur tulang pinggul terjadi pada wanita. Resiko fraktur tulang pinggul pada wanita dan laki – laki adalah 15% dan 5%. Fraktur kolum femur biasanya terjadi pada wanita daripada laki-laki dengan rasio 4:1, dimana fraktur intertrochanterica biasanya terjadi pada wanita dengan rasio 5:1.

Page 35: PPT A11 SK 3

LO 3.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Fraktur Femoris

Page 36: PPT A11 SK 3

LO 3.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Fraktur Femoris

•Spasme otot

•Deformitas disebabkan karena pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai

•Pembengkakan lokal dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagi akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti faktur

•Pemendekan tulang terjadi karena kontrakasi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur

•Nyeri hebat di tempat fraktur

•Tidak bisa menggerakkan ekstremitas bawah

•Rotasi luar dari kaki lebih pendek

Page 37: PPT A11 SK 3

•Krepitasi

•Pergerakan abnormal

•Rontgen abnormal

•Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah,

bengkak/edema , kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas, echimosis (memar)

Page 38: PPT A11 SK 3

LO 3.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Fraktur Femoris a. Anamnesis

Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan trauma, arah trauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut

Page 39: PPT A11 SK 3

b. PemeriksaanUmum

Dicari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pada fraktur multipel, fraktur pelvis, fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka yang mengalami infeksi

c. Pemeriksaan Fisik

Menurut Rusdijas (2007), pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk fraktur adalah: •Look (inspeksi): bengkak, deformitas, kelainan bentuk.

• Feel/palpasi: nyeri tekan, lokal pada tempat fraktur.

•Movement/gerakan: gerakan aktif sakit, gerakan pasif sakit krepitasi

Page 40: PPT A11 SK 3

d. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah “pencitraan” menggunakan sinar Rontgen (X-ray) untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang, oleh karena itu minimal diperlukan 2 proyeksi yaitu antero posterior (AP) atau AP lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) atau indikasi untuk memperlihatkan patologi yang dicari, karena adanya superposisi. Untuk fraktur baru indikasi X-ray adalah untuk melihat jenis dan kedudukan fraktur dan karenanya perlu tampak seluruh bagian tulang (kedua ujung persendian).

Page 41: PPT A11 SK 3

LO 3.7. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Fraktur Femoris

1. Proteksi saja tanpa reposisi dan imobilisasi

2. Imobilisasi luar tanpa reposisi

3. Reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi

4. Reposisi dengan traksi terus-menerus selama masa tertentu

5. Reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar

Page 42: PPT A11 SK 3

6 . Reposisi secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang secara operatif

7 . Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna

Page 43: PPT A11 SK 3

LO 3.8. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Fraktur Femoris

1.Malunion :Suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.

2.Non-union :Kegagalan pada proses penyambungan tulang sehingga tulang tak dapat menyambung.

3.Delayed union :Proses penyembuhan tulang berjalan dalam waktu lama dari waktu yang diperkirakan.

4. Infeksi :Paling sering menyertai fraktur terbuka tetapi sudah jarang dijumpai dapat melalui logam bidai.

5.Cidera vaskuler dan saraf :Kedua organ ini dapat cidera akibat ujung patahan tulang yang tajam.

6. Fat-embolic syndrome/embolik lemak

Terjadi setelah 24-48 jam setelah cidera, ditandai distress pernapasan, tachikardi, tachipnoe, demam, edema paru, dan akhirnya kematian.

Page 44: PPT A11 SK 3

7.Gangren gas :Yang berasal dari infeksi yang disebabkan oleh bacterium saphrophystik gram positif anaerob antara lain clostridium weichii/clostridium perfingers. Clostridium biasanya akan tubuh pada luka dalam yang mengalami penurunan suplai O2 karena trauma otot.

8.Reflek symphathetic dystrophy :Karena tidak stabilnya vasomotor yang mengakibatkan tidak normalnya sistem saraf simpatik yang hiperaktif sehingga menyebabkan terjadinya perlukaan.

9.Thrombo embolic complication :Terjadi pada individu yang immobilisasi dalam waktu yang lama.

10. Pressure sore (borok akibat tekanan) :Akibat gips/bidai yang memberi tekanan setempat sehingga terjadi nekrosis pada jaringan superficial

Page 45: PPT A11 SK 3

11.Osteomyelitis :Infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum/korteks tulang dapat berupa hematogenous. Pathogen masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus atau selama operasi.

12.Nekrosis avaskuler :Fraktur mengganggu aliran darah ke salah satu fragmen sehingga fragmen tersebut mati. Sering terjadi pada fraktur caput femoris.

13.Kerusakan arteri :Ditandai adanya denyut, bengkak, pucat pada baigan distal fraktur, nyeri, pengisian kapiler yang buruk. Kerusakan arteri dapat disertai cidera pada kaki, saraf dan otot visera (thoraks dan abdomen).

14.Syock :Perdarahan selalu terjadi pada tempat fraktur dan perdarahan ini dapat hebat sehingga terjadilah syock.

15. Syndrome compartment :Terjadi saat satu atau lebih compartement ekstremitas meningkat, saat peningkatan tekanan jaringan pada ruangan tertutup diotot yang berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga menyebabkan aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot, ditandai dengan edema, tidak adanya denyut, nyeri terutama ketika area luka ditinggikan atau digerakkan, pucat atau cyanosis, kaku dan paresis.

Page 46: PPT A11 SK 3

LO 3.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Fraktur Femoris

Dilaporkan tingkat mortality pada fraktur tulang pinggul adalah 15-20%, pada pasien yang lanjut usia meningkat sampai 36%. Penundaan operasi juga berefek pada mortality. Pasien yang operasinya ditunda hingga 2 hari atau lebih, memiliki tingkat mortality 17% lebih tinggi.

Morbiditas yang terkait dengan fraktur tulang pinggul dari imobilisasi adalah deep vein thrombosis, emboli paru, pneumonia. Morbidity dari operasi adalah komplikasi anastesi, infeksi pascaoperasi, hilangnya fiksasi, malunion atau nonunion. Sebanyak 20% pasien kembali ke UGD karena morbiditas dari fraktur tulang pinggul. Penundaan operasi selama 2 hari juga dapat meningkatkan morbidity dan mortality.

Fraktur tulang pinggul yang terjadi akinat trauma dikaitkan dengan cedera tulang dan jaringan lunak, intra-abdominal dan intra-pelvic, kehilangan darah, cedera pada kepala dan leher dan cedera pada ekskremitas yang lain.

Page 47: PPT A11 SK 3

DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko,V.P. (2008). Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 11. Jakarta:EGC

Paulsen, F. and J.Waschke (2012). “Sobotta: Atlas Anatomi Manusia”. EGC: Jakarta

Sjamsuhidajat,R. (2010). “Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-DeJong Edisi 3). EGC: Jakarta

Syamsir, HM. 2011. Kinesiologi Gerak Tubuh Manusia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Bagian Anatomi.

(http://emedicine.medscape.com/article/825363-overview#a9)

Page 48: PPT A11 SK 3

WASALAMUALAIKUM WR.WB