power poin membaca

39
SEKEDAR BERKENALAN Tidak ada yang tidak mungkin dihadapanNya. Itu karena kekuasanNya tidak bertepi dan tidak pernah mempunyai batas BEKALILAH DIRIMU DENGAN DUIT D : OA U : SAHA I : KHTIAR T : AWAKAL

Upload: rahmat-rahmat

Post on 05-Jul-2015

979 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Power poin membaca

SEKEDAR BERKENALAN

Tidak ada yang tidak mungkin dihadapanNya. Itu karena kekuasanNya tidak bertepi dan tidak pernah mempunyai batas

BEKALILAH DIRIMU DENGAN DUIT D : OA

U : SAHAI : KHTIART : AWAKAL

Page 2: Power poin membaca

BIODATA NAMA : RAHMAT,S.Pd

UNIT KERJA : SDN Semangat

Dalam 2

PANGKA : Penata III/c

BERTUGAS : - SDLBN Marabahan

- SDN Semangat

Bakti

- SDN Semangat

Dalam 2

Istri : Isnaniah

Anak : - Rusminah Volkanty

- M Adi Fajar Sholihin

Page 3: Power poin membaca

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIASEMBOYAN OLEH : RAHMAT,S,Pd

1

• Gunakan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar

2• Bahasa Indoensia

Mempersatukan Bangsa

3• Bahasa Indonesia

Jati Diri Bangsa

Page 4: Power poin membaca

sekilas silsilah bahasa indonesia

Pada tanggal, 28 Oktober 1928, seiring dengan Sumpah Pemuda maka diProklamirkanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa Persatuan. Menurut Chaer cikal bakal bahasa Indonesia bermuara dari bahasa Melayu yang berkedudukan sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan bahasa negara ... 2006)

Dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia karena sangat luas pemakaiannya yaitu sebagai sarana penghubung masyarakat yang berbeda-beda seperti orang ; Melayu, Dayak, Jawa, Bugis, Cina, Bali, Belanda, dan Arab serta banyak suku bangsa lainnya., yang telah mengubah wajah bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, menyebarnya bahasa Melayu sangat luas ini dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti berbahasa Melayu seperti ; prasasti Kedukan di Bukit Tinggi, Talang Tou di Palembang, Kota Kapur di Bangka Barat.

Page 5: Power poin membaca

1. Bahasa Nasional / Bahasa Kebangsaan : Bahasa yang diangkat oleh

suatu bangsa sebagai salah satu identitas kenasionalan bangsa.

(sikap dan pemikiran politik agar dikenal sebuah bangsa yang

berdaulat dan berpemerintahan sendiri)

2. Bahasa Negara : Bahasa yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai

alat komunikasi resmi kenegaraan (segala urusan kenegaraan,

administrasi kenegaraan dijalankan dengan bahasa kegaraan)

3. Bahasa Resmi : Bahasa yang ditetapkan untuk digunakan dalam suatu

kegiatan seperti : Konferensi, seminar, rapat dll.

4. Bahasa Persatuan : Bahasa yang digunakan dalam suatu

kebutuhan untuk mengikat dan mempererat persatuan sebagai satu

kesatuan bangsa. (dari ketiga bahasa yaitu bahasa nasional,

bahasa resmi, bahasa persatuan mengacu pada satu sistem

linguistik yang sama yaitu bahasa Indonesia)

BERDASARKAN SIKAP POLITIK

Page 6: Power poin membaca

1. Bahasa Melayu sudah merupakan Lingua Pranca, bahasa perhubungan dan perdagangan

2. Bahasa Melayu sederhana mudah dipelajari karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan bahasa.

3. Suku Jawa, suku Sunda, suku Dayak dan yang lainnya dengan suka rela menerima bahasa melayu menjadi bahasa Indondosia.

4. Bahasa Melayu mempuyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa Kebudayaan dalam arti luas. Bahasa Indonersia sekarang tentu tidak sepenuhnya sama dengan bahasa melayu yang dulu merupakan cikal bakal bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang tentu sudah banyak mengalami perkembangan nya atau adanya unsur-unsur serapan dari berbagai bahasa yang sesuai dengan kemajuan berbahasa.

Alasan Bahasa Melayu di Angkat menjadi Bahasa Indonesia

Page 7: Power poin membaca

Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisen sesuai dengan

etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan dan bahsa negara

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya

dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan intelektual serta kemampuan emosional dan sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk untuk

memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

7. khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan

Page 8: Power poin membaca

PPPPT (Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ) Bahasa memiliki tugas dan tanggung Jawab untuk meningkatkan kualitas guru bahasa dan tenaga kependidikan seperti ; kepala sekolah, pengawas, dan mengacuUU No 14 Th 2005 tentang guru dan dosen PPPPTK berusaha menghasilkan guru-guru yang kompten dan profesional.

SEKEDAR PENGANTAR

Page 9: Power poin membaca

Permendiknas

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa memiliki tugas dan

tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas guru bahasa dan

tenaga kependidikan seperti kepala sekolah, Permendiknas

nomon 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia. Selanjutnya disebutkan pula bahwa ruang

lingkup pembelajaran bahasa meliputi empat aspek

keterampilan berbahasa,yaitu: mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis.

Page 10: Power poin membaca

MEMBACA

MEMBACA NYARING

MEMBACA DALAM HATI

MEMBACA EKSTENSIF

MEMBACA INTENSIF

MEMBACA - SUEVEI

MEMBACA - SEKILAS MEMBACA - DANGKAL

MEMBACA EKSTENSIF

MEMBACA EKSTENSIF

MEMBACA - TELITI

MEMBACA - PEMAHAMAN

MEMBACA - KRITIS

MEMBACA – IDE-IDE

MEMBACA - BAHASA

MEMBACA - SASTRA

Page 11: Power poin membaca

Hakikat Membaca

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar

berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa

Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik

secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajarannya

keempat aspek keterampilan berbahasa disajikan dalam porsi

yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu.

Bahan pembelajaran pemahaman diambil dari bahan

mendengarkan dan membaca, yang meliputi pengembangan

kemampuan untuk menyerap gagasan, pendapat,

pengalaman, pesan, dan perasaan yang dilisankan atau

ditulis. Bahan pemahaman tersebut mencakup pula karya

sastra, baik asli Indonesia maupun terjemahan (daerah/asing).

Page 12: Power poin membaca

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang

berhubungan dengan keterampilan berbahasa yang lain.

Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan

memerlukan strategi. Hal ini didukung oleh beberapa

definisi berikut ini. Hodgson (dalam Tarigan, 1985:7)

mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang

dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh

pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.

Depdikbud (1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah

proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang

dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang

bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian

terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.

Thorndike (1967:127) berpendapat bahwa membaca

merupakan proses

berpikir atau bernalar.

Page 13: Power poin membaca

Syafi’ie (1999:6–7) menyebutkan, hakikat membaca adalah:

(1) Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata,

kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami

secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.

(2) Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-

baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat

ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap

bacaan.

(3) Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan

makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang telah dipunyai.

(4) Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan

memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.

(5) Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi

dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai

sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.

(6) Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinyasesuai dengan sistem

tulisan yang digunakan.

(7) Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan.

Page 14: Power poin membaca

Tujuan Membaca

Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama

dalam membaca yaitu :

a. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa

penasaran tentang suatu topik.

b. Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu

tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya,

mengetahui cara kerja ala-talat rumah tangga).

c. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan

teka-teki.

d. Berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat

atau untuk memahami surat-surat bisnis.

e. Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau

apa yang tersedia.

f. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana

dilaporkan dalam koran, majalah, laporan).

g. Memperoleh kesenangan atau hiburan.

Page 15: Power poin membaca

Menurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada dua

macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan

2) membaca dalam hati.

Membaca dalam hati terdiri atas:

(a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi:

- M survey - M sekilas - M dangkal

(b) membaca intensif, yang terdiri dari : - telaah isi - telaah bahasa.

= Membaca telaah isi terdiri dari : - M teliti – M pemahaman

- M kritis – M ide-ide.

= Membaca telaah bahasa terdiri dari : - M bahasa – M sastra.

Jenis membaca menurut Nurhadi (1987:143) ada tiga macam :

1. M literal 2. M kritis 3. M kreatif.

Pada materi ini jenis membaca yang akan dibahas adalah

1. M nyaring 2. membaca 3. ekstensif, 4. intensif.

Berikut ini akan dibahas satu persatu jenis-jenis membaca tsb

Page 16: Power poin membaca

Membaca Nyaring

Membaca nyaring (membaca bersuara) adalah suatu kegiatan membaca yang

merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap isi yang

berupa informasi bagi pengarang (Kamidjan, 1969:9).

Tarigan (1985:22) berpendapat bahwa membaca nyaring adalah

suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca

bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta

memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang.

Jadi, membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses melisankan sebuah

tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat,

yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca.

Membaca nyaring (membaca bersuara) adalah suatu kegiatan membaca yang

merupakan alat bagi pembaca bersama orang lain untuk menangkap isi yang

berupa informasi bagi pengarang (Kamidjan, 1969:9). Tarigan (1985:22)

Page 17: Power poin membaca

Membaca nyaring pada hakikatnya adalah proses melisankan

sebuah tulisan dengan memperhatikan suara, intonasi, dan

tekanan secara tepat, yang diikuti oleh pemahaman makna

bacaan oleh pembaca.

Membaca nyaring memerlukan beberapa keterampilan antara lain:

(1) penggunaan ucapan yang tepat;

(2) pemenggalan frasa yang tepat;

(3) penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat;

(4) Penguasaan tanda bacaa dengan baik

(5) penggunaan suara yang jelas

(6) Penggunaan ekspresi yang tepat

(7) pengaturan kecepatan membaca

(8) Pengaturan ketepatan pernafasan

(9) pemahaman bacaan

(10) pemilikan rasa percaya diri.

Page 18: Power poin membaca

Jenis-jenis MembacaMenurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu:

1)membaca nyaring

2) membaca dalam hati.

Membaca dalam hati terdiri atas:

(a) Membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi:

- M survey - M sekilas - M dangkal

(b) membaca intensif, yang terdiri dari:

- Membaca telaah isi terdiri dari: - M teliti - M pemahaman - M kritis - M ide-ide.

- Membaca telaah bahasa terdiri dari: - M bahasa

- M sastra.

Page 19: Power poin membaca

Jenis-jenis MembacaMenurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada dua

macam, yaitu: 1) M nyaring 2) M dalam hati.

Membaca dalam hati terdiri atas:

(a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi:

- M sekilas - M membaca - M dangkal, dan

(b) membaca intensif, yang terdiri dari:

=. M telaah isi terdiri dari: - M teliti - M pemahaman - M kritis - M ide-ide.

= Membaca telaah bahasa terdiri dari: - membaca bahasa

- membaca sastra.

Jenis membaca menurut Nurhadi (1987:143) ada tiga :

1. M literal 2. M kritis 3. M kreatif.

Page 20: Power poin membaca

Dalam membaca nyaring, pembaca memerlukan

beberapa Keterampilan antara lain:

(1) Penggunaan ucapan yang tepat

(2) Pemenggalan frasa yang tepat

(3) Penggunaan intonasi, nada, dan tekanan yang tepat

(4) Penguasaan tanda baca dengan baik

(5) Penggunaan suara yang jelas

(6) Penggunaan ekspresi yang tepat

(7) Pengaturan kecepatan membaca

(8) Pengaturan ketepatan pernafasan

(9) pemahaman bacaan

(10) pemilikan rasa percaya diri.

Page 21: Power poin membaca

Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan

secara luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam

dan waktu yang digunakan cepat dan singkat.

Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi

yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang singkat

dan cepat. Broughton (dalam Tarigan, 1985:31) menyebutkan

bahwa yang termasuk membaca ekstensif adalah;

1.M survey, 2. M sekilas 3.M dangkal.

Yang termasuk membaca ekstensif akan diuraikan satu persatu.

1) M survey merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk

mengetahui gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan.

Kegiatan membaca survey ini misalnya melihat judul, pengarang,

daftar isi, dll

2) M sekilas atau skimming adalah M dengan cepat untuk mencari

mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Dalam hal ini

pembaca melakukan kegiatan membaca secara cepat untuk

mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.

Page 22: Power poin membaca

Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara

teliti dan seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci.

Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk

menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis.

Tarigan (1990:35) mengutip pendapat Brook

menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama,

telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan.

Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca

pemahaman. Berikut ini akan diuraikan tentang membaca

pemahaman.

Page 23: Power poin membaca

Membaca Pemahaman

Menurut Tarigan (1990: 37) ada tiga jenis keterampilan membaca

Pemahaman yaitu: 1) membaca literal,

2) membaca kritis,

3) membaca kreatif.

Masingmasing jenis keterampilan membaca tersebut mempunyai

ciri-ciri tersendiri. Oleh karena itu, dalam hubungannya dengan

pengajaran membaca, tiga keterampilan membaca pemahaman

ini perlu diajarkan secara terus-menerus.

Page 24: Power poin membaca

Yang termasuk membaca pemahaman

1) Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal

menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya,

pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak

jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan

(Reading The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam

lagi, yaitu makna di balik baris-baris.

Yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain keterampilan:

1) mengenal kata, kalimat, dan paragraf

2) mengenal unsur detail, unsur perbandingan, dan unsur utama

3) mengenal unsur hubungan sebab akibat

4) menjawab pertanyaan (apa,siapa, kapan, dan di mana)

5) menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur

sebab akibat.

Page 25: Power poin membaca

2) Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk

mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan

makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat.

Mengolah bahan bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca

seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat (makna

baris-baris bacaan, tetapi juga menemukan makna antar baris dan

makna di balik baris. Yang diajarkan dalam M kritis antara lain :

1) menemukan informasi faktual (detail bacaan)

2)menemukan ide pokok yang tersirat

3) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat;

4) menemukan suasana (mood);

5) membuat kesimpulan

6) menemukan tujuan pengarang

7) memprediksi(menduga) dampak

8) membedakan opini dan fakta

9) membedakan realitas dan fantasi

10) mengikuti petunjuk 1

11) menemukan unsur propaganda

12) menilai keutuhan dan keruntutan gagasan

13) menilai kelengkapan dan kesesuaian antargagasan

14) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan

15) membuat kerangka bahan bacaan

16)menemukan tema karya sastra.

Page 26: Power poin membaca

3) Kemampuan membaca kreatif

merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca

seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna

tersurat, makna antarbarisdan makna di balik baris tetapi juga

mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk

kepentingan sehari-hari.

Beberapa keterampilan membaca kreatif yang perludilatihkan

antara lain keterampilan:

1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya;

2) membuat resensi buku

3) Memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan

dalam buku

4) Mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk

naskah drama dan sandiwara radio

5) mengubah puisi menjadi prosa

6) mementaskan naskah drama yang telah dibaca

7) membuat kritik balikan dalam bentuk esai atau artikel populer.

Page 27: Power poin membaca

SQ3R

SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson

(guru besar psikologi dari Ohio State University), tahun 1941

a. S (Survey)

Survey (menyelidiki) atau prabaca adalah teknik untuk mengenal

bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk

mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca

dengan maksud untuk:

1) mempercepat menangkap arti

2) mendapat abstrak

3) mengetahui ide-ide yang penting

4) melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut

5) mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan

6) memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami

lebih mudah. Dalam kegiatan survey (prabaca) ini dilakukan

dalam beberapa menit tujuannya untuk mengenal keseluruhan

anatomi buku.

Page 28: Power poin membaca

Survey artikel

ini dapat dilakukan dengan tahapan:

1) membaca judul

2) membaca semua sub judul

3) mengamati tabel

4) membaca kata pengantar

5) Membaca kalimat pertama subbab

6) memilih bagian yang perlu atau tidak perlu untuk dibaca.

Kegiatan pertama yang perlu dilakukan pada saat survey buku adalah

memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang

terkandung di dalamnya. Lalu melihat nama penulis dan atributnya yang

biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktualisasinya, lihat

tahun penerbitannya. Kalau ada baca juga sampul buku bagian belakang yang

memuat pesan penerbit mengenai hal penting dari buku.

Sesudah itu kegiatan yang perlu dilakukan adalah:

1) telusuri daftar isi

2) baca kata pengantar

3)lihat tabel, grafik, dan lain-lain

4) lihat apendiks

5) telusuri indeks.

Page 29: Power poin membaca

b. Q (Question) Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang isibacaan, misalnya dengan mengubah judul dan subjudul menjadi

Sebuah pertanyaan. Kita dapat menggunakan 5W+1H

(What, Who, Where, When, Why,dan How)

c. R (Read) Read (membaca) merupakan langkah ketiga, bukan langkah

pertama atau satu-satunya langkah. Pada langkah ketiga ini membaca

mencari jawaban berdasarkan pertanyaan-pertanyaan.

Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok

d. R (Recite atau Recall) Pada kegiatan recite atau recall (mendaras)

kita berusaha untuk memperkokoh perolehan kita dari membaca.

Pada kegiatan ini apa yang telah diperoleh dihubungkan dengan informasi

yang diperoleh sebelumnya dan kita bersiap diriuntuk pembacaan selanjutnya.

e. R (Revie ) Review atau mengulangi merupakan kegiatan untuk melihat

Kembali keseluruhan isi buku. Kegiatan ini bertujuan untuk menelusuri

kembali judul dan subjudul-subjudul atau bagian-bagian penting

lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat

kembali. ini berusahalah untuk memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh,

dan kokoh atas bahan.

Page 30: Power poin membaca

Skimming

Skimming merupakan tindakan untuk mengambil intisari

atau saripati dari suatu hal. Oleh karena itu,

skimming merupakan cara membaca hanya untuk

mendapatkan ide pokok, yang dalam hal ini tidak selalu

di awal paragraf, karena kadang ada di tengah, ataupun

di akhir paragraf. Pada kegiatan skimming ini, kita dapat

melompati bagian-bagian, fakta-fakta, dan detail-detail

yang tidak terlalu dibutuhkan, sehingga kita hanya

memusatkan perhatian dan

Page 31: Power poin membaca

Skanning

Skanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu

Informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung ke masalah

yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu.

Skanning sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya untuk mencari: nomor telepon, arti kata pada kamus,

Entri pada indeks, angka-angka statistik, acara siaran TV,

dan melihat daftar perjalanan.

Gerakan mata dalam skanning tidak jauh berbeda dengan

skimming. Untuk mengetahui tempat informasi tertentu, bantuan

yang baik adalah judul-judul bab dan subjudulnya.

Jika yang dicari itu suatu angka, gerakan mata dengan cepat

dan berhentilah pada setiap angka yang kiranya mirip, jika kiranya

bukan, jangan ditunda lagi, teruskan bergerak ke bawah.

Page 32: Power poin membaca

Tahap-tahap Membaca

Tahap I

Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan

baik atau bahan yang mungkin telah diingat. Bahan-bahan

tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian, serangkaian

kalimat tindakan ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal

yang telah dialami. Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk

mengembangkan atau meningkatkan responsi-responsi visual

yang otomatis terhadap gambaran gambaran huruf yang akan

dilihat pada gambaran cetakan. Selain itu harus benar-benar

memahami bahwa kata-kata tertulis itu mewakili atau

menggambarkan bunyi-bunyi.

Page 33: Power poin membaca

Tahap II

Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing

yang telah diketahui menjadi bahan dialog atau paragraf yang

beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing dalam

membaca

bahan yang baru disusun.

Tahap III

Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang

masih asing atau belum biasa. Beberapa percobaan informal

telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami sedikit kesulitan

bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi

sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata

biasa.

Pada tahap ini pembaca acapkali teks-teks tata bahasa berisi

paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang sesuai buat bacaan.

Page 34: Power poin membaca

Tahap IV

Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang

membaca menganjurkan penggunaan teks-teks sastra

yang telah disederhanakan atau majalah-majalah

sebagai bahan bacaan.

Tahap V

Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam

pengertian bahan bacaan tidak dibatasi (Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).

Page 35: Power poin membaca

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

proses pemahaman. Faktorfaktor tersebut adalah :

1) faktor kognitif

2) faktor afektif

3) faktor teks bacaan

4) faktor penguasaan bahasa

Page 36: Power poin membaca

keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:

(a) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;

(b) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur

linguistik yang formal

(c) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning

(Broghton (et al) 1978:90 dalam Tarigan 1979:11). Ketetampilan

A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang

disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu

lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam

hubungan berpola yang teratur rapi. Keterampilan

B Merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tandatanda hitam di atas kertas – yaitu gambar-gambar berpola tersebut-dengan bahasa.

Adalah tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar

memperoleh serta memahami bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas sekali

terlihat terjadi antara unsur-unsur dari pola-pola tersebut di atas kertas dan

unsur-unsur bahasa yang formal. Keterampilan ketiga atau

C yang mencakup keseluruhan keterampilan M, pada hakikatnya merupakan

keterampilan intelektual; ini merupakan kemampuan atau abilitas utk

menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa

yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna yang dilambangkan

oleh kata-kata tersebut (Broghton (et al)

Page 37: Power poin membaca

Karakteristik Pembelajaran Membaca

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar

di lakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik atau murid. Konsep pembelajaran

menurut Corey (1986:195) dalam Sagala (2003:61) adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola

untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu

dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons

Terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset

khusus dari pendidikan. Pembelajaran membaca mengandung

arti karena setiap kegiatan membaca dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan membaca dan

memperoleh nilai-nilai yang baru. Proses pembelajaran

membaca pada awalnya meminta guru untuk mengetahui

kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa.

Page 38: Power poin membaca

Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Membaca

Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam penyajian

Pembelajaran membaca, guru sebaiknya memperhatikan

hal-hal berikut: (1) Pemeriksaan awal.

(2) Persiapan lingkungan.

(3) Persiapan siswa.

(4) Penyajian bahan pengajaran.Broghton (et.al) 1978:211 dalam Tarigan 1978:12 – 13

menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam menetapkan bahan pembelajaran membaca.

a. Sesuai dengan atau dapat menunujang tercapainya

tujuan pembelajaran.

b. Sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa

pada umumnya.

c. Terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.

d. Mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.

Page 39: Power poin membaca