pola ekspresi emosi anak yatim piatu · pola ekspresi emosi anak yatim piatu ... daftar pustaka ......
TRANSCRIPT
POLA EKSPRESI EMOSI ANAK YATIM PIATU (Studi Kasus pada Dua Anak Yatim Piatu di Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Larisa Patrisia Prista
131114032
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
POLA EKSPRESI EMOSI ANAK YATIM PIATU (Studi Kasus pada Dua Anak Yatim Piatu di Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Larisa Patrisia Prista
131114032
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Ketika Tuhan beri mereka kepintaran, dan aku tidak. Aku sadar bahwa Tuhan
memberi aku semangat, dan kesempatan untuk bisa lebih baik dari yang terbaik.
Tuhan adalah segalanya, orang tua adalah yang terpenting, sahabat adalah
penyemangat, tetapi aku adalah pondasi dan penggerak dalam hidupku.
“Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan
kebohongan adalah jujur yang tertunda. Mengapa kalian pesimistis?”.
― Sujiwo Tejo,
“Hidup itu seperti pergelaran wayang, dimana kamu menjadi dalang atas naskah
semesta yang dituliskan oleh Tuhan mu”.
― Sujiwo Tejo
“Menjadi Sukses Cukup Berusaha, Berdoa, dan Bersyukur”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus sumber kekuatanku
Elisius Pujung dan Katrina sumber kebahagiaanku
Semua dosen dan teman angkatan 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
POLA EKSPRESI EMOSI ANAK YATIM PIATU DI YOGYAKARTA
(Studi Kasus pada Dua Anak Yatim Piatu di Yogyakarta)
Larisa Patrisia Prista
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) cara anak yatim piatu
mengekspresikan emosi positif; 2) cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi negatif;
3) pola-pola ekspresi emosi positif anak yatim piatu; 4) dampak yang ditimbulkan dari
ekspresi emosi positif anak; 5) pola-pola ekspresi emosi negatif anak yatim piatu; 6)
dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif anak; 7) cara mengatasi dampak
negatif dari pola ekspresi emosi negatif; 8) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola
ekspresi anak yatim piatu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Tempat
penelitian ini adalah salah satu Panti Asuhan Swasta di Yogyakarta. Sumber data
penelitian ini adalah dua anak yatim piatu. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, dan wawancara. Teknik analisa data kualitatif yang digunakan adalah
membuat verbatim, membuat koding verbatim, mengelompokkan tema, menyaring data,
dan interpretasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yatim piatu mampu mengekspresikan
emosi positif ketika mengalamai kejadian tertentu. Anak yatim piatu cenderung
mengekspresikan emosi positif dengan tertawa, bermain bersama teman, menyalurkan
bakat yang dimiliki. Cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi negatif dengan
menangis, menjauhi teman, menyendiri, raut wajah yang murung. Dampak bagi anak
yatim piatu ketika mengekspresikan emosi positif, anak yatim piatu menjadi lebih
termotivasi, merasa disayang. Dampak negatif dari pola ekspresi emosi negatif yaitu
menjadi pemurung, dan dijauhi oleh teman-teman. Faktor yang mempengaruhi pola
ekspresi emosi anak yatim piatu adalah dukungan dari dalam diri anak dan keadaan
lingkungan sekitar anak.
Kata Kunci: emosi, ekspresi emosi, pola ekspresi, anak yatim piatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
EMOTIONAL EXPRESSION PATTERNS OF ORPHANED CHILDREN
IN YOGYAKARTA
(Case Study on Two Orphaned children in Yogyakarta)
Larisa Patrisia Prista
Sanata Dharma University
2017
This study aims to determine: 1) how orphaned children express positive
emotions; 2) how orphaned children express negative emotions; 3) patterns of expression
of positive emotions among orphaned children; 4) the impact of a child's expression of
positive emotions; 5) patterns of expression of negative emotions orphaned children; 6)
the impact of negative emotional expression of children; 7) how to overcome the negative
effects of the pattern of expression of negative emotions; 8) The factors that influence the
expression pattern of orphaned children.
This type of research is qualitative research in the form of case studies. The place
of this study is one of the private orphanage in Yogyakarta. The data source of this
research is two orphaned children. Data collection techniques used were observation,
and interviews. Qualitative data analysis techniques used are making verbatim, making
verbatim coding, grouping theme, filtering the data, and interpreting.
The results showed that orphaned children are able to express positive emotions
when experiencing a particular event. Orphaned children tended to express positive
emotions by laughing, playing with friends, or equipping talents. How to orphaned
children express their negative emotions by crying, away from friends, alone, face
somber. The impact for orphaned children when expressing positive emotions, orphaned
children become more motivated, feel loved. The negative impact of the pattern of
expression of negative emotions that become moody, and shunned by friends. Factors
affecting the pattern of expression of emotions orphaned children is the support of the
child and the environment around the child.
Keywords: emotion, expression of emotion, expression patterns, the orphaned children.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang
selalu dilimpahkan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai dan
berjalan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena
itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus yang selalu campur tangan dalam hidup saya.
2. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
4. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan
dan konseling Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing
yang selalu bersedia membantu, mendampingi, memberi motivasi, dan
mendukung peneliti dengan waktu, pikiran, dan tenaga dalam proses
penulisan skripsi hingga selesai.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah
membimbing penulis selama empat tahun penulis menempuh pendidikan
di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Mas Moko yang selalu sabar membantu penulis dalam hal administrasi
selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
7. Elisius Pujung dan Katrina, orang tua yang selalu memberi dukungan dan
doa tanpa henti.
8. Dominikus, teman yang selalu mendampingi dalam proses penelitian
hingga selesai.
9. Fransiskus Kebry dan Gladiyo, abang dan adik yang selalu setia
mendukung dan mendoakan saya.
10. Fransiska Claudia Unsai yang selalu memberi dukungan dan doa untuk
saya.
11. Sta, Depi, Amiknah, Titin, Pinah, Niak, Plori, Yitno, Induch, yang setia
menghibur ketika mumet
12. Elizabeth Novenia dan Elliana Hastuti yang selalu memberi dukungan dan
terkadang mengajak saya pergi untuk menghilangkan penat.
13. Subjek penelitian saya yang bersedia menjadi responden dalam penelitian
saya.
14. Panti Asuhan yang bersedia memperbolehkan saya melakukan penelitian.
15. Semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut
andil dalam proses studi saya dari semester satu hingga tugas akhir saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan. Namun
demikian penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi dunia
Bimbingan dan Konseling serta memberikan referensi bagi
pendidik dan mahasiswa yang membacanya.
Penulis
Larisa Patrisia Prista
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................. Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ....... Error! Bookmark not defined.
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Batasan Masalah........................................................................................... 5
D. Fokus Penelitian ........................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
G. Definisi Istilah .............................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Pola Ekspresi Emosi ................................................................................... 10
1. Pengertian Pola Ekspresi Emosi ................................................................ 10
2. Bentuk-bentuk Emosi ................................................................................ 12
3. Pola Ekspresi Emosi Positif ....................................................................... 12
4. Pola Ekspresi Emosi Negatif ..................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
5. Aspek-aspek Kematangan Emosi .............................................................. 14
6. Perkembangan Emosi Pada Remaja .......................................................... 16
7. Bentuk-Bentuk Ekspresi Emosi ................................................................. 17
8. Faktor yang Mempengaruhi Ekspresi Emosi Positif dan Negatif.............. 19
9. Dampak Emosi Terhadap Kepribadian ...................................................... 21
B. Anak Yatim Piatu ....................................................................................... 25
C. Upaya Pengembangan Emosi Ke Arah Positif........................................... 25
1. Lingkungan Keluarga ................................................................................ 25
2. Lingkungan Pendidikan ............................................................................. 26
3. Lingkungan Masyarakat ............................................................................ 26
D. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 29
C. Responden Penelitian ................................................................................. 29
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 30
E. Keabsahan Data .......................................................................................... 33
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 36
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 36
B. Pembahasan ................................................................................................ 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 84
A. Simpulan .................................................................................................... 84
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 88
C. Saran ........................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
Lampiran ......................................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Panduan Pertanyaan Wawancara ........................................................ 31
Tabel 2. Tempat dan Jadwal Penelitian............................................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Verbatim Responden Tria....................................................... 91
Lampiran 2 : Verbatim Responden Wati ................................................... 104
Lampiran 3 : Verbatim Significant Other Teman Tria............................... 116
Lampiran 4 : Verbatim Significant Other (Pengasuh Panti Asuhan) untuk
Responden Tria .................................................................... 117
Lampiran 5 : Verbatim Teman Wati .......................................................... 119
Lampiran 6 : Verbatim Significant Other (Pengasuh Panti Asuhan) untuk
Responden Wati ................................................................... 121
Lampiran 7 : Hasil Observasi Responden Tria dan Wati ........................... 122
Lampiran 8 : Hasil Koding Responden Tria .............................................. 125
Lampiran 9 : Hasil Koding Responden Wati ............................................. 136
Lampiran 10 : Hasil Koding Significant Other Teman Tria ........................ 145
Lampiran 11 : Hasil Koding (Pengasuh Panti Asuhan) untuk Responden Tria
.............................................................................................. 146
Lampiran 12 : Hasil Koding Significant Other Teman Wati ....................... 148
Lampiran 13 : Hasil Koding (Pengasuh Panti Asuhan) untuk Responden Wati
.............................................................................................. 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Emosi terkait bagaimana anak bersikap dalam tingkah laku yang
dipengaruhi oleh pengalaman anak dalam menyesuaikan kondisi keadaan
mental dan fisik, seperti marah, sedih, gembira, bahagia dan sebagainya.
Sangat penting bagi orang tua, guru atau pengasuh seorang anak untuk
mampu memahami perkembangan emosi anak sejak dini. Banyak kita
dapati berbagai persoalan terkait dengan masalah emosi pada anak dan
merupakan suatu hal yang mendasar bagi kita semua bahwa emosi akan
memberikan pengaruh yang besar bagi tingkah laku, sikap/afektif anak
dalam kesehariannya. Sarwono (2010) mendefinisikan emosi sebagai
reaksi penilaian (positif atau negatif) yang kompleks dari sistem
syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya
sendiri. Definisi itu menggambarkan bahwa emosi diawali dengan
adanya suatu rangsangan, baik dari luar (benda, manusia, situasi,
cuaca), maupun dari dalam diri kita (tekanan darah, kadar gula, lapar,
ngantuk, segar dan lain-lain), pada indra-indra kita.
Dalam survei yang dilakukan oleh Goleman (2007), ada
kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang lebih
banyak mengalami kesulitan emosional dibandingkan generasi
sebelumnya. Mereka menampilkan sikap-sikap, seperti: (1) lebih kesepian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan pemurung, (2) lebih beringasan dan kurang menghargai sopan santun,
(3) lebih gugup dan mudah cemas, dan (4) lebih impulsif (mengikuti
kemauan naluriah atau instinktif tanpa pertimbangan akal sehat) dan
agresif.
Pikiran emosional jauh lebih cepat daripada pikiran rasional dan
langsung bertindak tanpa adanya pertimbangan. Pikiran emosional dapat
membaca realitas emosi (ia marah padaku, ia berdusta) dalam sekejap,
membuat penilaian singkat secara naluriah yang bisa menunjukkan apa
yang perlu dicurigai, siapa yang harus dipercaya, siapa yang menderita.
Pikiran emosional merupakan radar terhadap bahaya apabila menunggu
pikiran rasional untuk membuat keputusan-keputusan yang membuat
keliru. Penilaian-penilaian naluriah karena dibuat tanpa pikir panjang
maka dapat keliru atau salah arah. Paul Ekman (dalam Goleman, 2002),
berpendapat bahwa emosi menyiapkan kita untuk menanggapi peristiwa-
peristiwa mendesak tanpa membuang waktu untuk merenungkan apakah
kita harus bereaksi atau bagaimana kita harus merespon.
Peneliti melakukan observasi saat melaksanakan KKN pada bulan
Agustus selama satu bulan di Panti Asuhan di Yogyakarta, peneliti melihat
dua anak yatim piatu yang sering bersama dan mereka adalah kakak adik.
Terlihat bahwa responden Tria (nama samaran) sering menunggu
kakaknya pulang sekolah dan selalu ingin bersama kakaknya. Ketika
ditanya oleh peneliti, responden Tria mengatakan “iya aku mau deket terus
dengan mbak aku”. Ketika responden Tria ada masalah dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sebayanya, dan responden memarahi temannya kemudian kakak
responden langsung menasihati responden Tria. Ketika ada masalah
responden Wati (nama samaran) menjadi lebih diam dan menyendiri.
Ketika kejadian yang tertentu yaitu saat responden mengalami masalah
dengan temannya, responden Tria cenderung menjauhi dan tidak mau
berteman dengan temannya tersebut.
Berbeda dengan responden Wati, ketika mengalami masalah dengan
temannya, responden cenderung menenangkan diri kemudian ketika
responden merasa siap maka responden akan mengajak temannya untuk
menyelesaikan masalah yang mereka alami. Kedua responden yang dipilih
oleh peneliti berbeda dengan anak-anak yang berada di Panti Asuhan
tersebut. Jumlah anak yang tinggal di Panti sekitar lima puluh orang anak,
dan terdapat dua anak yang sudah tidak memiliki orang tua yaitu Tria dan
Wati. Perbedaan sikap yang terlihat antara Tria dan Wati dengan anak-
anak di Panti tersebut yaitu Tria dan Wati selalu mencari perhatian pada
orang-orang sekitarnya, bahkan orang-orang yang baru dikenal.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti peroleh, anak yatim piatu
memiliki pola ekspresi beragam. Ketika mengalami kejadian
menyenangkan, responden mengekspresikan emosi positif. Ketika
mengalami kejadian menyedihkan, responden mengekspresikan emosi
negatif. Ketika menegekspresikan emosi negatif pada kejadian tertentu,
dampak bagi teman-teman responden yaitu menjauhi responden. Berikut
hasil petikan wawancara yang peneliti peroleh dari responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
“Karena hanya aku yang boleh diperhatiin sama mbak aku. Kan
aku cuma punya dia, mereka punya keluarga banyak. Aku nggak
ada lagi. Kalo mbak aku dekat sama mereka nanti aku sama
siapa?”.
“Ya yang saya punya cuma dia, yang ngerti dan sayang sama saya
juga ctabeuma dia. Apalagi setelah saya tidak punya orang tua lagi,
hanya mbak yang saya punya”.
“Ya yang saya rasakan tentang mereka itu senang. Saya merasa
senang bisa punya teman, senang bisa punya orang lain yang masih
peduli dan sayang sama saya. Saya merasa dicintai juga mbak.
Apalagi setelah bapak pergi dan ibu meninggal, saya jadi yatim
piatu dan hanya punya kakak, simbah”.
Ketika anak yatim piatu mengalami kejadian tertentu, cenderung
mengekspresikan emosi positif atau ekspresi negatif. Seperti hasil petikan
wawancara berikut.
“Yang aku lakuin waktu senang itu ketawa sama teman, terus aku
kadang ngajak jajan atau tak jajanin, trus aku bantuin mereka kalo
mereka minta bantuan sama aku”.
“Cuma diem sih, kalo ditanya nggak jawab. Jawab ya sekali-sekali
tapi sinis”.
“Iya mba kesal. Jadinya aku menjauh dari dia”.
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa ada anak yatim
piatu yang mengekspresikan emosi negatif dengan menyendiri, menjauhi
teman yang memiliki masalah dengan responden dan menjawab
pertanyaan dengan nada yang sinis. Hal tersebut bisa mengakibatkan
responden dijauhi oleh teman-temannya dan hubungan dengan lingkungan
menjadi kurang baik. Anak yatim piatu ketika mengekspresikan emosi
positif dengan tertawa dan mau membantu temannya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti tertarik menggali pola
ekspresi emosi anak yatim piatu pada dua anak yatim piatu di Panti
Asuhan Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan observasi awal, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang akan dijadikan dasar untuk mengetahui lebih jauh pola
ekspresi emosi anak yatim piatu sebagai berikut:
1. Ada anak yatim piatu yang cenderung mengekspresikan emosi
secara negatif.
2. Kurangnya kemampuan anak yatim piatu mengekspresikan
emosi secara positif.
3. Kurangnya usaha-usaha anak yatim piatu untuk mengenal
emosinya.
4. Ditemukan dampak negatif dari emosi yang diekspresikan
secara negatif.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus diarahkan pada menjawab masalah-
masalah yang teridentifikasi di atas, khususnya pola ekspresi emosi anak
yatim piatu di Panti Asuhan Yogyakarta.
D. Fokus Penelitian
Dari latar belakang masalah dalam penelitian ini tersusun secara
operasional yang berbentuk pertanyaan. Setiap pertanyaan disusun dengan
mengaitkan tema yang sesuai, yakni “Pola Ekspresi Emosi Anak yatim
piatu”. Berikut ini adalah rumusan masalah yang disusun secara
operasional, yaitu:
1. Bagaimana cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi positif?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagaimana cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi negatif?
3. Bagaimana pola-pola ekspresi emosi positif anak yatim piatu?
4. Apa dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif anak?
5. Bagaimana pola-pola ekspresi emosi negatif anak yatim piatu?
6. Apa dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif anak
yatim piatu?
7. Bagaimana cara anak yatim piatu mengatasi ekspresi emosi
negatif?
8. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola ekspresi anak
yatim piatu?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan utama yang akan
dibahas adalah pola ekspresi emosi anak yatim piatu, dirinci dalam tujuan-
tujuan yang lebih khusus sebagai berikut:
1. Medeskripsikan cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi
positif?
2. Mendeskripsikan cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi
negatif?
3. Mendeskripsikan pola-pola ekspresi emosi positif anak yatim
piatu?
4. Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi
positif anak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
5. Mendeskripsikan pola-pola ekspresi emosi negatif anak yatim
piatu?
6. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif
anak yatim piatu?
7. Mendeskripsikan cara anak yatim piatu mengatasi ekspresi emosi
negatif?
8. Mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola
ekspresi emosi anak yatim piatu?
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini memerkaya pengetahuan tentang pola
ekspresi emosi anak yatim piatu. Memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu
bimbingan dan konseling sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama
tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan lebih mendalam.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat bagi pengelola
Panti Asuhan, dan pengasuh Panti Asuhan agar mampu menjadi bahan
refleksi untuk mengetahui pola ekspresi anak yatim piatu dan bisa
menambahkan pendampingan atau bimbingan kepada anak yatim piatu
yang memiliki pola ekspresi emosi positif atau negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
G. Definisi Istilah
Supaya tercapai kesepahaman antara pembaca dengan penulis tentang
isi skripsi ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana
seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan. Emosi
adalah menggerakkan atau bergerak. Kecenderungan bergerak
merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi memancing tindakan,
emosi menjadi akar dorongan untuk bertindak terpisah dari reaksi-
reaksi yang tampak di mata.
2. Emosi negatif adalah gejala yang menunjukkan perkembangan
perasaan yang merugikan. Misalnya sedih, menangis, marah,
kecewa, benci, dan lain-lain.
3. Emosi positif menurut adalah gejala yang menunjukkan
perkembangan yang menggembirakan. Emosi positif memperluas
dan membangun kemampuan intelektual, sosial, dan fisik. Jika
seorang anak terjamin keamanannya, mereka akan merasakan
munculnya emosi positif.
4. Ekspresi emosi adalah kecenderungan untuk berbagi emosi
melalui perilaku verbal atau non-verbal ketika individu tersebut
merasakan emosi tertentu. Ekspresi emosi mengacu pada
bagaimana seseorang menyampaikan pengalaman emosi melalui
kedua perilaku verbal dan nonverbal. ekspresi nonverbal
berhubungan dengan situasi budaya setempat dan perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
fisiologis banyak menentukan. Pengungkapan emosi seperti emosi
marah, sedih senang, takut, dan emosi lainnya yang diungkapkan
memlalui ekspresi wajah, gerak tangan, gerak tubuh, atau nada
suara.
5. Pola ekspresi dapat diartikan sebagai pandangan atau raut wajah
yang memperlihatkan suatu perasaan seseorang dan dilakukan
berulang-ulang.
6. Anak yatim piatu adalah seseorang anak yang tinggal di Panti
Asuhan serta tidak memiliki ibu dan ayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas landasan teori yang berkaitan dengan pola ekspresi
emosi, anak yatim piatu, upaya pengembangan emosi ke arah positif, dan
penelitian yang relevan.
A. Pola Ekspresi Emosi
1. Pengertian Pola Ekspresi Emosi
Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai
warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.
Warna afektif dapat diartikan sebagai perasaan-perasaan tertentu yang
dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu-situasi tertentu,
contohnya gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, tidak senang
dan sebagainya (Syamsu, 2006).
Chaplin (2011), menyatakan emosi sebagai satu keadaan yang
terangsang dari organisme, mencakup perubahan-perubahan yang
disadari, sifatnya mendalam, dan perubahan perilaku. Goleman
(2002), mendefinisikan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan
dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis
dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi
merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri
individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong berperilaku menangis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Emosi yang didefinisikan oleh dua tokoh diatas merujuk kepada
kejadian-kejadian fisiologis yang diakibatkan emosi. Sama halnya
dengan Az-Zahrani (2005), mengungkapkan bahwa emosi adalah satu
keadaan yang mengarah kepada pengalaman ataupun perbuatan yang
hadir karena suatu kejadian seperti takut, marah, cinta. Emosi
merupakan akibat dari kejadian-kejadian yang ada di luar fisiologis
setiap individu atau pengaruh dari lingkungan. Berdasarkan pengertian
di atas, maka dapat disimpulkan emosi adalah reaksi dari
rangsangan-rangsangan yang berupa pengalaman dari luar diri
individu dan rangsangan dari dalam berupa dinamika hormonal,
keadaan sadar dan tidak yang dimanifestasikan melalui perilaku
nampak.
Sementara menurut Goleman (2002), ekspresi emosi merupakan
keadaan kesiapan kita untuk menanggapi peristiwa-peristiwa mendesak
saat bereaksi dan merespon situasi. Ekspresi emosi adalah suatu bentuk
komunikasi kepada orang lain dari sebuah keadaan (emosi) perasaan
yang dialami, dan ditampilkan melalui ekspresi wajah, nada suara,
gerak atau isyarat tubuh dan sebagainya. Menurut Gunarsa (Safaria &
Saputra, 2009), pengungkapan emosi adalah suatu bentuk komunikasi
melalui perubahan raut wajah dan gerakan tubuh yang menyertai
emosi, sebagian luapan emosi, mengungkapkan, menyampaikan
perasaannya kepada orang lain, dan menentukan bagaimana perasaan
orang lain. Ketika individu tidak mempunyai saluran untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengungkapkan emosinya, maka ia akan mengungkapkannya melalui
sakit.
2. Bentuk-bentuk Emosi
Bentuk-bentuk emosi menurut Goleman (2007) sebagai berikut:
a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal
hati, terganggu, tersinggung, bermusuhan dan tindakan kekerasaan
serta kebencian patologis.
b. Kesedihan: pedih, muram, melankolis, mengasihi diri, kesedihan,
ditolak, dan depresi berat.
c. Rasa takut: tekun, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut,
waspada, tidak senang, fobia, dan panik.
d. Kenikmatan: bahagia, gembira, puas, terhibur, bangga, takjub,
terpsona, dan senang.
e. Cinta: persahabatan, penerimaa, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, dan kasmaran.
f. Terkejut: terpana dan takjub.
g. Jengkel: jijik, muak, dan benci.
h. Malu: rasa bersalah, malu, kesal hati, sesal, aib, dan hati hancur
lebur.
3. Pola Ekspresi Emosi Positif
Menurut Goleman (2007) salah satu perubahan biologis utama
akibat tibulnya kebahagiaan adalah meningkatnya kegiatan di pusat
otak yang menghambat perasaan negatif dan meningkatkan energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang ada, dan menenangkan perasaan. Tetapi tidak ada perubahan
dalam fisiologis seistimewa ketenangan, yang membuat tubuh pulih
lebih cepat dari rangsangan biologis emosi yang tidak mengenakkan.
Hal tersebut mengistirahatkan tubuhsecara menyeluruh, dan juga
kesiapan dan antusiasme menghadapi tugas-tugas dan berjuang
mencapaisasaran-sasaran yang lebih besar. Ketika seseorang
mengalami cinta, perasaan kasih sayang, secara fisiologis adalah lawan
mobilisasi “bertempur atau kabur” yang sama-sama dimilki oleh rasa
takut dan dan amarah. Pola parasimpatetik, yang disebut “respons
relaksasi”, adalah serangkaian reaksi di seluruh tubuh yang
membangkitkan keadaan menenangkan dan puas, sehingga
mempermudah melakukan tindakan.
4. Pola Ekspresi Emosi Negatif
Menurut Goleman (2007) bila darah amarah mengalir ke tangan,
mudahlah tangan menyambar senjata atau menghantam lawan, detak
jantung meningkat, dan membangkitkan gelombang energi yang cukup
kuat untuk bertindak dahsyat. Bila darah ketakutan mengalir ke otot-
otot rangka besar, seperti di kaki, kaki menjadi lebih mudah diajak
mengambil langkah lebih cepat dan wajah menjadi pucat seakan-akan
darah tersedot. Dalam waktu yang sama, tubuh membeku. Naiknya alis
mata sewaktu terkejut memungkinkan diterimanya bidang penglihatan
yang lebih lebar dan juga cahaya yang masuk ke retina. Reaksi ini
membuka kemungkinan lebih banyak informasi tentang peristiwa tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terduga, sehingga memudahkan memahami apa yang sebenarnya
terjadi dan menyusun rencana rancangan tindakan yang terbaik. Salah
satu fungsi pokok rasa sedih adalah untuk menolong menyesuaikan
diri akibat kehilangan sesuatu yang menyedihkan, seperti kematian
seseorang atau kekecewaan besar. Kesedihan menurunkan energi dan
semangat hidup untuk melakukan kegiatan sehari-hari, terutama
kegiatan dan kesenangan. Bila kesedihan semakin dalam dan
mendekati depresi, kesedihan akan memperlambat metabolisme tubuh.
5. Aspek-aspek Kematangan Emosi
Menurut Lazarus (1991) aspek-aspek kematangan emosi yaitu:
a. Mengontrol emosi
Seseorang yang matang emosinya tidak mudah marah, memilih
waktu dan tempat yang tepat dalam mengekspresikan emosi.
Individu mampu mengontrol emosi negatif saat kejadian tertentu.
Misalnya ketika ada teman yang mengganggu di kelas dan anak
tersebut tidak memarahi temannya karena berada di kelas.
b. Kemampuan beradaptasi
Mampu beradaptasi dengan lingkungan maupun orang lain.
Ketika seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar
dengan baik. Misalnya ketika seorang anak yang tinggal di tempat
yang baru, kemudian anak tersebut bisa bergaul dengan orang-
orang yang baru dikenal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Empati
Memberikan respon emosi yang kuat, mengenal dan
membedakan perasaan diri sendiri dan orang lain serta memahami
orang lain dalam situasi yang berbeda. Misalnya ketika teman
meminta bantuan ketika sulit mengerjakan tugas sekolah kemudian
membantu mengajarinya.
d. Koping
Kemampuan individu dalam menyelesaikan problem emosi.
Individu yang matang emosinya mempunyai kemampuan
mengatasi persoalan emosi secara tepat. Misalnya ketika seseorang
merasa jengkel terhadap temannya, kemudian tidak memarahinya
tetapi membicarakan secara baik-baik permasalahannya dan
menyelesaikannya.
e. Keterampilan Sosial
Individu yang matang emosinya mempunyai keterampilan
untuk menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain.
Keterampilan sosial adalah seseorang yang memiliki kemampuan
berinteraksi, berkomunikasi secara efektif baik secara verbal
maupun nonverbal, kemampuan menjalin hubungan baik dengan
orang lain digunakan seseorang untuk dapat berperilaku sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
6. Perkembangan Emosi Pada Remaja
Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan
emosional (Hurlock, 1993). Perubahan itu disebabkan oleh perubahan
jasmani, terutama perubahan hormon seks pada remaja. Hasil
penelitian lain membuktikan bahwa tidak hanya perubahan hormon
seks yang mempengaruhi emosi remaja, karena perubahan hormon
mencapai puncaknya pada permulaan masa remaja awal, sedangkan
perkembangan emosi mencapai puncaknya pada periode remaja akhir.
Oleh karena itu perubahan emosi tidak disebabkan oleh perubahan
hormon seks dalam tubuh saja, akan tetapi juga sebagai akibat dari
suasana masyarakat dan keadaan ekonomi lingkungan remaja. Bahkan
ada yang berpendapat bahwa pengaruh lingkungan lebih besar daripada
pengaruh hormon. Berdasarkan uaraian tersebut, penulis berpendapat
bahwa pekembangan emosi remaja yang ditandai dengan masa
perubahan-perubahan emosi disebabkan oleh perubahan hormon seks
dan lingkungan sekitar.
Hurlock menyatakan (1980) pola emosi pada remaja sama dengan
pola emosi pada masa kanak-kanak. Perbedaaanya terletak pada
rangsangan yang membangkitkan emosi dan khususnya pada
pengendalian latihan indivdu terhadap ungkapan emosi mereka,
misalnya perlakuan “anak kecil” membuat remaja sangat marah,
dibandingakan dengan hal-hal lain. Remaja biasanya tidak
mengungkapkan rasa amarahnya dengan cara yang meledak-ledak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
melainkan dengan menggerutu atau tidak mau berbicara. Ia tidak
mengeluh atau menyesali diri seperti yang dilakukan anak-anak,
namun terkadang dalam beberapa kasus seorang remaja juga dapat
mengalami regresi yaitu bertingkah laku seperti anak kecil, minta
perhatian atau marah-marah. Karena dengan tingkah lakunya
diharapkan orang lain akan menghiburnya atau lebih
memperhatikannya.
7. Bentuk-Bentuk Ekspresi Emosi
Sejumlah teoretikus mengelompokkan emosi dalam golongan-
golongan besar, meskipun tidak semua sepakat tentang golongan itu
(Ekman, 2008). Calon-calon utama dan beberapa anggota golongan
tersebut adalah:
a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati,
terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak
kekerasan, dan kebencian patologis.
b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani
diri, kesepian, ditolak, putus asa, jika menjadi patologis, akan
mengalami depresi.
c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut
sekali, khawatir, waspada, sedih, tidak tenang, fobia, dan panik.
d. Kenikmatan: bahagia, gembira, puas, riang, senang, terhibur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa
terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, sangat senang, mania.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
f. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
h. Malu: rasa bersalah, malu, kesal, sesal, hina, aib.
Alasan bahwa ada beberapa emosi inti, sampai tahap tertentu
bertumpu pada penemuan Ekman (2008) menyatakan bahwa ekspresi
wajah tertentu untuk keempat emosi (takut, marah, sedih, dan senang)
dikenali oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia dengan budaya masing-
masing, termasuk bangsa-bangsa buta huruf yang dianggap tidak
tercemar film dan televisi sehingga menandakan adanya universalitas
perasaan tersebut. Emosi merupakan kerangka kelompok atau dimensi,
dengan cara mengambil kelompok besar emosi seperti marah, sedih,
takut, bahagia, cinta, malu, dan sebagainya. Kelompok besar emosi
tersebut sebagai titik tolak bagi nuansa kehidupan emosional manusia
yang tidak habis-habisnya.
Masing-masing kelompok emosi mempunyai inti emosi dasar di
titik pusatnya. Titik pusat emosi adalah suasana hati yang secara taknis
lebih tersembunyi dan berlangsung jauh lebih lama daripada emosi. Di
luar suasana hati terdapat temperamen, yaitu kesiapan untuk
memunculkan emosi tertentu atau suasana hati tertentu yang membuat
orang menjadi murung, takut, atau bergembira. Di luar bakat
emosional seperti itu, ada juga gangguan emosi seperti depresi klinis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
atau kecemasan yang tidak kunjung reda yaitu ketika seseorang merasa
terus-menerus terjebak dalam keadaan yang menyedihkan.
8. Faktor yang Mempengaruhi Ekspresi Emosi Positif dan Negatif
Menurut Ekman (2008), wajah memang lebih sering bisa
memberikan pesan emosional yang salah dibandingkan suara,
meskipun itu tidak pernah bisa seluruhnya dihilangkan. Ketika
mendengarkan dan tidak berbicara, sebuah tanda yang halus dari
sebuah ekspresi bisa tertangkap. Sikap dan gerak tubuh juga
merupakan ekspresi dari keadaan emosi. Ekspresi sangat dipengaruhi
oleh keadaan kebudayaan dimana individu hidup dan pendidikan yang
didapat individu dari orang tuanya atau lingkungan sekitar.
Jadi ekspresi emosi dalam sikap dan gerak tubuh dapat berbeda-
beda antara satu individu dengan individu lainnya. Emosi marah
misalnya, ada individu yang mengekspresikannya dengan cara
mengepal-ngepalkan tangan, memukul meja, namun ada juga individu
yang marah dengan cara menarik-narik rambut orang lain. Pada anak-
anak terdapat suatu reaksi marah yang disebut temper-tantrums yakni
gerakan-gerakan berguling-guling di lantai (tanah). Ekspresi emosi
yang sedang jatuh cinta misalnya, dapat dilihat sikap dan gerak tubuh
yang gugup, banyak melakukan gerakan yang tidak perlu, sering
melakukan kesalahan gerak atau ketidakperluan gerak tertentu,
melakukan tatapan yang lebih sering, mencondongkan duduk ke arah
lawan bicara yang dicintainya, dan lain-lain. Saat merasakan emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
takut, kaki serta tangan gemetar, posisi tubuh membungkuk,
memalingkan badan atau wajah dari objek yang ditakuti. Planalp,
Safaria & Saputra (2009), memaparkan bentuk pengungkapan emosi
sebagai berikut:
a. Adanya isyarat raut muka, misalnya menangis ketika sedih
b. Adanya isyarat gerak (gesture), misalnya merangkul bahu
sahabat sebagai ungkapan rasa sayang
c. Pengungkapan kata-kata, misalnya menggerutu ketika
menemui teman yang mengingkari janji
d. Adanya kontrol, misalnya memikirkan waktu yang tepat untuk
mengungkapkan kemarahan kepada teman
Emosi marah, sedih, senang, takut, dan emosi lainnya sering
diungkapkan melalui ekspresi wajah, gerak tangan, tubuh, ataupun
nada suara. Ekspresi nonverbal banyak berhubungan dengan situasi
budaya setempat dan perubahan fisiologis banyak menentukan
kesehatan orang. Kaitan erat situasi budaya dan proses fisiologis
ini rnembuat emosi sebagai salah satu indikator kesehatan individu.
Untuk itu perlu diteliti pengungkapan dan pengartian emosi secara
nonverbal. Pengungkapan dan pengartian yang tepat akan
menunjang kesehatan dan hubungan antara manusia satu dengan
lainnya. Dicapainya dua hal penting dalam kehidupan manusia
akan menunjang kesejahteraan. Hal ini penting untuk menunjang
kerjasama di antara masyarakat dengan beda latar budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Faktor penyebab seseorang mengekspresikan emosi negatif
akibat tidak adanya pembelajaran atau bentuk pelatihan emosi dari
kedua orang tua atau orang terdekat saat awal perkembangan
emosi. Faktor lain yang bisa mempengaruhi perkembangan emosi
negatif anak yaitu faktor ekonomi yang tidak memadai. Emosi
seorang anak dapat diarahkan kepada pengungkapan ekspresi
emosi anak. Seseorang kadang masih dapat mengontrol keadaan
dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan
perubahan atau tanda-tanda kejasmanian seperti wajah memerah
ketika marah, air mata berlinang ketika sedih atau terharu.
9. Dampak Emosi Terhadap Kepribadian
a. Dampak emosi positif terhadap kepribadian
Satu hal penting dari kehidupan emosional para remaja adalah
kemampuan untuk memberi kasih sayangnya kepada orang lain.
Kemampuan untuk memberi kasih sayang sama pentingnya dengan
kemampuan untuk menerima. Cinta remaja terjadi apabila mereka
jatuh cinta terhadap lawan jenisnya dan mereka yakin bahwa
cintanya itu adalah cinta sejati. Kadang-kadang remaja
mengalihkan rasa cinta dan kasih sayangnya terhadap orang tua,
rumah, binatang piaraan. Perasaan untuk mencintai dan dicintai itu
sangat penting bagi para remaja, nampak dalam hal kesetiaannya
dan pembaktiannya terhadap teman. Keinginan untuk mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
hal-hal yang idealistis juga merupakan usaha untuk mencari dan
memberikan rasa cintanya.
Kebutuhan akan kasih sayang dapat diekspresikan jika
seseorang mencari pengakuan dan kasih sayang dari orang lain,
baik orang tua, teman dan orang dewasa lainnya. Kasih sayang
akan sulit untuk dipuaskan pada suasana yang mobilitas tinggi.
Kebutuhan akan kasih sayang dapat dipuaskan melalui hubungan
yang akrab dengan yang lain. Kasih sayang merupakan keadaan
yang dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh
hati, kegagalan dalam mencapai kepuasan kebutuhan kasih sayang
merupakan penyebab utama dari gangguan emosional (Yusuf,
2005).
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya
berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami
kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila ia
jatuh cinta dan cintanya itu mandapat sambutan oleh yang dicintai.
Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diri dengan
baik pada suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan yang
lebih baik dari orang lain atau berasal dari terlepasnya energi
emosional dari situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.
b. Dampak emosi negatif terhadap kepribadian
Sejak masa kanak-kanak, rasa marah telah dikaitkan dengan
usaha remaja untuk mencapai dan memiliki kebebasan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
soerang pribadi yang mandiri. Perasaan marah pada remaja
digunakan juga untuk menyatakan tuntutan dan minat-minatnya.
Tapi kemudian melalui berbagai pengalaman yang menentukan
rasa marah itu dinyatakan atau ditekan. Remaja lebih
mengidentifikasi apa yang menyebabkan kemarahannya daripada
mengatakan mengapa sesuatu hal membuatnya marah.
Setelah rasa marah, frustasi yang merupakan keadaan saat
individu mengalami hambatan-hambatan dalam pemenuhan
kebutuhannya, terutama bila hambatan tersebut muncul dari dirinya
sendiri. Konsekuensi frustasi dapat menimbulkan perasaan rendah
diri. Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol
dalam masa remaja awal. Remaja sangat peka terhadap ejekan-
ejakan yang dilontarkan kepada diri mereka.
Kesedihan akan muncul jika ejekan-ejekan itu datang dari
teman-teman sebaya, terutama pujian terhadap diri atau hasil
usahanya. Penampakan rasa gembira ini memang berbeda di antara
para remaja yang barangkali dipengaruhi oleh tipe kepribadian
mereka masing-masing. Bagi remaja yang ekstrovert, rasa gembira
akan lebih nampak dibandingkan dengan remaja yang introvert.
Perasaan-perasaan gembira yang didapat si remaja akibat
penghargaan terhadap dirinya dan hasil usahanya (prestasinya)
memegang peranan penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Perasaan yang sangat ditakuti atau frustasi oleh remaja di
antaranya tercermin pula bahwa mereka sangat takut terkucil atau
terisolir dari kelompoknya. Perasaan dibutuhkan dan berharga
menimbulkan kesukarelaannya untuk menyumbangkan sesuatu
kepada teman sepergaulannya. Perasaan yang sangat ditakuti oleh
remaja di antaranya tercermin pula bahwa mereka sangat takut
terkucil atau terisolir dari kelompoknya. Dalam hal emosi yang
negatif umumnya remaja belum dapat mengontrolnya dengan baik.
Sebagian remaja dalam bertingkah laku sangat dikuasai oleh
emosinya.
Kebiasaan remaja (dengan latihan) menguasai emosi-emosi
yang negatif dapat membuat mereka sanggup mengontrol emosi
dalam banyak situasi. Kesempurnaan dalam kontrol emosi
umumnya dicapai oleh remaja dalam tahapan remaja akhir.
Penguasaan emosi yang terlatih, remaja dapat mengendalikan
emosinya dapat mendatangkan kebahagiaan bagi remaja. Hurlock
(1993), berpendapat bahwa remaja dapat menghilangkan unek-
unek atau kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan oleh emosi yang
ada dengan cara mengungkapkan hal-hal yang menimbulkan
emosi-emosi itu dengan seseorang yang dipercayainya.
Menghilangkan kekuatan-kekuatan emosi yang terpendam tersebut
disebut emotional catharsis. Cara-cara yang ditempuh dalam usaha
menemukan atau membongkar kekuatan emosi yang terpendam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dapat dilakukan dengan cara bermain, bekerja dan lebih baik lagi
adalah dengan mengatakannya kepada seseorang yang dapat
menunjukkan gambaran masalah-masalah yang dihadapi remaja
yang bersangkutan.
10. Anak Yatim Piatu
Kata “yatim” berasal dari Bahasa Arab, bentuk jamaknya adalah
yatama atau aitam. Kata ini mencakup pengertian semua anak yang
bapaknya telah meninggal dunia, sedangkan “piatu” adalah seseorang
yang tidak memiliki ibu lagi karena telah meninggal dunia ketika ia belum
menginjak usia baligh (dewasa), baik ia kaya atau miskin, laki-laki atau
perempuan, maupun beragama islam maupun non muslim. Panti asuhan
adalah sebuah wadah yang menampung anak-anak yatim piatu. Didalam
panti asuhan, anak-anak yatim piatu (ataupun anak yang dititipkan
orangtuanya karena tidak mampu) biasanya tinggal, mendapatkan
pendidikan, dan juga dibekali berbagai keterampilan agar dapat berguna
dikehidupannya nanti.
11. Upaya Pengembangan Emosi Ke Arah Positif
Menurut Goleman (2007), upaya pengembangan emosi ke arah positif
sebagai berikut.
1. Lingkungan Keluarga
Mengekspresikan emosi dapat dilatihkan oleh lingkungan
tempat anak berkembang. Seorang anak pasti diberikan pelatihan
dan bimbingan secara khusus oleh orang tua akan emosi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dialami. Lingkungan keluarga yang mengajarkan emosi secara
positif kepada anak akan mampu memberikan dampak emosi anak
yang baik juga. Lingkungan tempat tinggal merupakan lingkungan
pertama seorang anak untuk mempelajari segala sesuatu, salah
satunya akan ekspresi emosi positif maupun negatif.
2. Lingkungan Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang
normatif, individu memberikan warna kehidupan sosial didalam
masyarakat dan kehidupan. Sekolah adalah tempat anak belajar
dalam banyak hal. Anak mulai belajar bagaimana mengeskpresikan
emosi ketika di sekolah bersama guru, dan teman-teman.
3. Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh
terhadap tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi anak.
Berbagai stimulus yang berasal dari lingkungan sekitar dapat
memicu anak dalam berekspresi atau mengekspresikan emosi.
Frekuensi dan intensitas ekspresi emosi anak sangan ditentukan
oleh kadar stimulus yang diterima. Anak juga akan belajar
mengekspresikan emosi di lingkungan masyarakat. Tidak hanya di
lingkungan keluarga, pendidikan, tetapi di lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
12. Penelitian yang Relevan
Menurut Goleman (2002), semua emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak, rencana-rencana seketika untuk mengatasi
masalah yang telah ditanamkan secara terus menerus oleh evolusi. Emosi
berujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis
dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi
merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam individu,
sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati
seseorang, sehingga secara fisiologis terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong berperilaku menangis. Seorang Anak Yatim piatu ketika
mengeskpresikan emosi secara positif atau negatif beragam, tergantung
dari kejadian yang dialami Anak. Ketika mengalami kejadian positif maka
Anak mampu mengekspresikan emosi secara positif dan ketika mengalami
kejadian negatif maka Anak mengekspresikan emosi secara negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi
penelitian, antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
responden penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan
data, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
metode studi kasus. Bogdan dan Tailor (Moleong, 2007) menjelaskan
bahwa penelitian yang menggunakan metode kualitatif menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif ini bersifat alamiah.
Peneliti tidak berusaha memanipulasi keadaan maupun kondisi
lingkungan penelitian melainkan melakukan penelitian terhadap suatu
keadaan pada situasi dimana keadaan tersebut memang ada. Penelitian
ini secara sengaja melihat dan membiarkan kondisi yang diteliti berada
dalam keadaan yang sebenarnya.
Metode penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan
studi yang mendalam tentang individu dan berjangka waktu relatif
lama, terus-menerus serta menggunakan objek tunggal, artinya kasus
dialami oleh satu orang. Dalam studi kasus ini peneliti mengumpulkan
data mengenai diri subjek dari keadaan masa sebelumnya, masa
sekarang dan lingkungan sekitarnya. Peneliti melakukan studi kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan landasan teori sebagai acuan ketika peneliti akan menggali
suatu hal yang berkaitan dengan subjek. Diharapkan dengan landasan
teori yang telah disebutkan pada bab sebelumnya dapat mendasari
setiap langkah yang dilakukan oleh peneliti, baik ketika melakukan
wawancara, ketika menggali data dari sumber lain yang terikat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini di salah satu Panti Asuhan Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan hingga peneliti mendapatkan data yang valid.
Waktu penelitian yang sudah dilakukan yaitu pada September 2016
sampai Juni 2017.
C. Responden Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Tria dan Wati (bukan nama
sebenarnya). Alasan memilih Tria dan Wati sebagai subyek penelitian
karena Tria dan Wati adalah seorang anak Yatim piatu dan tinggal di
salah satu Panti Asuhan Yogyakarta . Tria dan Wati adalah Anak
Yatim piatu di panti asuhan tempat peneliti mengambil data. Mereka
ketika di Panti sering bersama karena sang adik selalu ingin dekat
dengan kakaknya. Sebelumnya peneliti sudah terlebih dahulu untuk
meminta izin kepada Tria dan Wati untuk dijadikan subyek penelitian.
Setelah meminta izin kepada Tria dan Wati mereka akhirnya bersedia
untuk diajak bekerjasama dalam proses penelitian ini. Selain
responden Tria dan Wati, peneliti juga melakukan wawancara kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
teman Tria (L), teman Wati (M), dan pengasuh Panti Asuhan (N dan
O).
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik
observasi, dan wawancara. Observasi yang peneliti lakukan berarti
memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan
sistematis sasaran prilaku yang dituju. Dalam proses pelaksanaan
pengumpulan data, ada dua proses observasi yaitu observasi partisipan
dan observasi nonpartisipan (Sugiyono, 2011). Penelitian ini
menggunakan proses observasi dimana pengamat tidak bertindak
sebagai partisipan.
Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan
fokus permasalahan, sehingga data-data yang dibutuhkan dalam
peneitian dapat terkumpul.
1. Wawancara
Peneliti akan mengumpulkan data menggunakan teknik
wawancara dan observasi. Wawancara merupakan salah satu teknik
mendapatkan data dengan cara mengadakan percakapan secara
langsung antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dengan pihak yang diwawancarai dengan menjawab
pertanyaan yang diberikan. Teknik ini digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengetahui faktor terjadinya pola ekspresi emosi positif dan
negatif. Alasan peneliti memilih teman Tria (L) sebagai significant
other yaitu L adalah teman dekat Tria. Alasan peneliti memilih M
sebagai significant other yaitu M adalah teman dekat Wati dan
sering bersama dengan Wati di Panti. Alasan peneliti memilih
pengasuh sebagai significant other, karena pengasuh mengenal
dekat anak-anak di Panti.
Tabel 1.
Panduan Pertanyaan Wawancara
No Pertanyaan Peneliti Sub Pertanyaan
1. Bagaimana cara anak yatim
piatu mengekspresikan emosi
positif?
1. Coba kamu ceritakan bagaimana
kamu mengungkapkan rasa
bahagiamu ketika kejadian
tertentu?
2. Bagaimana cara anak yatim
piatu mengekspresikan emosi
negatif?
1. Coba kamu ceritakan,
bagaimana kamu
mengungkapkan emosimu
ketika sedang marah?
3. Bagaimana pola-pola ekspresi
emosi positif anak yatim piatu?
1. Coba ceritakan kejadian yang
menyenangkan dan membuatmu
bahagia?
2. Apa yang kamu pikirkan ketika
kamu mengalami hal-hal yang
menyenangkan tersebut?
3. Apa yang kamu rasakan ketika
mengalami kejadian tersebut?
4. Apa yang kamu lakukan ketika
kamu mengalami hal-hal yang
menyenangkan tersebut?
4. Apa dampak yang ditimbulkan
dari ekspresi emosi positif anak
yatim piatu?
1. Apa dampak yang kamu dapat
dari kejadian yang membuatmu
bahagia dan membuatmu
senang?
5. Bagaimana pola-pola ekspresi
emosi negatif anak yatim piatu?
1. Coba ceritakan kejadian yang
membuatmu sedih, marah, atau
kejadian yang kurang
menyenangkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
No Pertanyaan Peneliti Sub Pertanyaan
2. Apa yang kamu pikirkan ketika
kamu mengalami kejadian yang
kurang menyenangkan?
3. Apa yang kamu rasakan ketika
mengalami kejadian kurang
menyenangkan?
4. Apa yang kamu lakukan ketika
mengalami kejadian kurang
menyenangkan?
6. Apa dampak yang ditimbulkan
dari ekspresi emosi negatif anak
yatim piatu?
1. Apa dampak yang kamu dapat
ketika kamu mengalami
kejadian yang kurang
menyenangkan sehingga kamu
sedih?
7. Bagaimana cara mengatasi
dampak negatif dari pola
ekspresi emosi negatif anak
yatim piatu?
1. Hal kecil apa yang kamu
lakukan untuk mengatasi
dampak negatif dari ekspresi
negatif?
8. Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan
emosi anak Yatim piatu?
1. Apa saja hal atau kejadian yang
membuatmu bahagia atau
senang?
2. Apa saja hal atau kejadian yang
membuatmu sedih?
2. Observasi
Observasi yaitu peneliti mengamati dengan teliti dan sistematis
sasaran prilaku atau subjek yang dituju. Dalam proses pelaksanaan
pengumpulan data, ada dua proses observasi yaitu observasi
partisipan dan observasi nonpartisipan (Sugiyono, 2011).
Penelitian ini mengggunakan proses observasi dimana pengamat
bertindak sebagai nonpartisipan. Instrument utama dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti akan menggunakan
catatan, dan alat perekam suara. Observasi dilakukan saat
responden berada di Panti Asuhan dan berkegiatan di Panti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Keabsahan Data
Keabsahan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
triangulasi. Triangulasi merupakan upaya untuk mengecek kebenaran
data tertentu dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Peneliti
berusaha mencatat, mendokumentasikan dan menafsirkan setiap
jawaban dari hasil wawancara untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data, peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Pengujian kredibilitas pada triangulasi diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan waktu
(Sugiyono, 2011).
Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data untuk
menggabungkan teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.
Teknik triangulasi terdiri dari dua jenis, yaitu triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Triangulasi sumber berarti mengecek data yang
sudah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti mendapatkan data
dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama. Triangulasi teknik
berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Teknik triangulasi
yang peneliti gunakan adalah triangulasi sumber, menggunakan
observasi, dan wawancara. Observasi dilakukan tanpa batas waktu,
artinya dapat dilakukan waktu pagi, siang, dan juga sore hari dalam
waktu yang tepat dan baik untuk melakukan observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Analisis data
dilakukan dengan tujuan agar informasi yang dihimpun akan menjadi
jelas dan eksplisit. Teknik analisis data yang dipakai untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif model
interaktif (Miles dan Huberman, 1992) yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data (Data collection)
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumenstasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua
aspek yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan
data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa
adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena
yang ditemukan. Catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan,
komentar dan tafsiran peneliti tentang temuan yang ditemukan dan
merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahap
berikutnya. Untuk mendapatkan catatan ini, maka peneliti
melakukan wawancara beberapa informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan dan abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan
melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat,
menggolong-golongkan ke dalam pola-pola dengan membuat
transkip penelitian untuk mempertegas, memperpendek, membuat
fokus, membuang bagian yang tidak penting, dan mengatur agar
dapat ditarik kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusions/ Verifying)
Penarikan kesimpulan adalah uasaha untuk mencari atau
memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab
akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi
dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat
catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat,
selain itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikan. Hal tersebut
dilakukan agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data
tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik
menjadi kokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi data dan pembahasan berupa informasi-informasi
yang sudah diperoleh sebagai hasil penelitian. Untuk menjaga privasi
responden, maka nama dan beberapa informasi lainnya disamarkan.
A. Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan metode observasi, dan wawancara.
Penelitian dimulai dengan observasi dan melakukan pendekatan dengan
responden. Selanjutnya, peneliti menjelaskan topik penelitian yaitu pola
ekspresi emosi. Kemudian peneliti menanyakan kesediaan responden
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah menyatakan kesediaan
menjadi responden, langkah selanjutnya menentukan waktu dan tempat
yang tepat bertemu dengan responden untuk wawancara. Kemudian
peneliti menanyakan kesediaan teman dan pengasuh responden untuk
menjadi responden significant other. Setelah responden significant other
bersedia, langkah selanjutnya peneliti menentukan waktu dan tempat yang
tepat bertemu dengan responden significant other untuk wawancara.
Waktu dan pelaksanaan wawancara responden disesuaikan dengan waktu
luang dari masing-masing responden. Observasi dilakukan sebanyak tiga
kali dalam waktu berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 2.
Tempat dan Jadwal Penelitian
Inisial
Responden
Waktu Tempat Keterangan
Tria
Senin, 5 Juni 2017
13.00-15.00 WIB
Panti Asuhan Observasi pada
saat Tria pulang
sekolah
Selasa, 6 Juni 2017
12.00-13.00 WIB
Panti Asuhan Wawancara
Kamis, 8 Juni 2017
11.30-12.00 WIB
Panti Asuhan Wawancara
Jumat, 9 Juni 2017
12.00-13.00 WIB
Panti Asuhan Wawancara
Senin, 12 Juni 2017
13.00-15.20 WIB
Panti Asuhan Observasi pada
saat Tria pulang
sekolah dan
bermain bersama
teman
selasa, 13 Juni 2017
12.00-14.00 WIB
Panti Asuhan Observasi pada
saat Tria pulang
sekolah
Wati
Senin, 5 Juni 2017
13.00-15.00 WIB
Panti Asuhan Observasi pada
saat Wati pulang
sekolah
Selasa, 6 Juni 2017
13.15-14.20 WIB
Panti Asuhan Wawancara
Kamis, 8 Juni 2017
12.30-13.10 WIB
Panti Asuhan Wawancara
Jumat, 9 Juni 2017
13.30-14.30 WIB
Panti Asuhan Wawancara
Kamis, 8 Juni 2017
14.50-16.40 WIB
Panti Asuhan Observasi pada
saat Wati
bersama
temannya di panti
Jumat, 9 Juni 2017
15.00-16.50 WIB
Panti Asuhan Observasi pada
saat Wati
bersama
Temannya
L (teman
Tria)
Selasa, 13 Juni 2017
14.00-14.40 WIB
Panti Asuhan Wawancara
responden
significant other.
Teman Tria
M (teman
Wati)
Selasa, 13 Juni 2017
11.00-11.40 WIB
Panti Asuhan Wawancara
responden
significant other.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Inisial
Responden
Waktu Tempat Keterangan
Teman Wati
N
(pengasuh
Tria)
Selasa, 13 Juni 2017
14.15-15.30 WIB
Panti Asuhan Wawancara
responden
significant other.
Pengasuh, tentang
Tria.
O
(pengasuh
Wati)
Selasa, 13 Juni 2017
15.30-16.00 WIB
Panti Asuhan Wawancara
responden
significant other.
Pengasuh, tentang
Wati.
1. Deskripsi Umum Responden
a. Responden 1
Nama : Tria (nama samaran)
Alamat : Panti Asuhan di Yogyakarta
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 16 tahun
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Penampilan : Rambut sebahu, berperawakan sedang,
kulit sawo matang, bentuk wajah lonjong,
hidung sedang, berbadan sedang dan tinggi.
Ciri-ciri kepribadian : Banyak bicara, suka mendekati orang yang
baru dikenal, baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Responden 2
Nama : Wati (nama samaran)
Alamat : Panti Asuhan di Yogyakarta
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 19 tahun
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Agama : Islam
Penampilan : Rambut panjang, berperawakan sedang,
kulit sawo matang, bentuk wajah lonjong,
hidung sedang, berbadan sedang.
Ciri-ciri kepribadian : Ramah, suka bergaul, sopan, terkadang
suka menyendiri.
2. Hasil Penelitian
Dari hasil observasi, dan wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap kedua responden diperoleh hasil yang berkaitan dengan pola
ekspresi emosi anak yatim piatu.
a. Cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi positif.
Kedua responden memiliki beberapa cara mengekspresikan
emosi positif yang beragam. Ketika mengalami kejadian yang
menyenangkan, responden Tria cenderung tertawa, senyum-
senyum, mengajak temannya bermain kemudian mengajak
temannya jajan, dan berani mengungkapkan rasa sayang ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kakaknya dengan memeluk sang kakak. Seperti yang diutarakan
oleh responden:
“Saya cuma berdoa dan diam mba”. (TWHP1A01_140)
“Kalo aku senang aku senyum-senyum, aku ngajak teman-
teman kayak maen gitu”. (TWHT1A04_449-450)
“Ya aku kadang pegang tangan mbak, trus aku peluk dia.
Aku juga pernah bilang kalo aku sayang dia.”
(TWHK1A03_306-308)
Ketika responden Wati mengeskpresikan emosi positif dengan
menenangkan diri ketika ada masalah tertentu, ketika bahagia
responden tertawa, berdoa, bersikap lebih baik kepada temannya
bahkan sama orang yang tidak dikenal. Ketika ada masalah dengan
temannya, responden menenangkan diri beberapa saat. Setelah
responden tenang dan merasa siap untuk menyelesaikan
masalahnya kemudian baru responden membicarakan baik-baik
kepada temannya. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Ya aku gak ngomong sama dia sekitar tiga bulanan.
Pokoknya tak diamin terus selama tiga bulan. Tunggu hatinya
benar-benar siap buat ngobrol lagi tak tanya ngapa bisa
bilang kayak gitu, nanti ya akrab lagi kok.”
(WWHP1A01_099-103)
Dan ketika bahagia, responden Wati mampu
mengeskpresikan kebahagiaanya dengan tertawa bersama teman-
temannya dan tersenyum kepada orang yang dijumpai responden.
Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Kalo bahagia ya aku lebih ke tertawa kalo lagi main sama
teman, terus kalo ketemu orang yang dikenal aku senyumin
dan aku salim, ya aku berdoa juga mbak”.
(WWHK1A02_271-274)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
“Aku ketawa-ketawa nggak jelas, trus bersikap lebih baik
sama orang bahkan yang bukan teman aku. Kadang nyanyi-
nyanyi”. (WWHT1A03_385-387)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Responden Tria lebih ceria,
dan bermain bersama temannya. Sesuai dengan wawancara
terhadap responden Tria. Seperti yang diutarakan oleh significant
other:
“Dia ketawa-ketawa trus lebih girang atau semangat sih
mbak”. (WTT1A01_011-012)
“Trus kalo dia senang gitu ya lebih ceria dan jadi baik sama
teman-temannya”. (WTT1A02_035-036)
“Kalo lagi senang dia main-main gitu sama temannya trus
lebih ceria mbak”. (WPTT1A01_007-008)
Responden Wati juga mengekspresikan emosi positif dengan
lebih ceria dari biasanya dan tertawa bersama teman-temannya.
Sesuai dengan hasil wawancara terhadap responden Wati. Seperti
yang diutarakan oleh significant other:
“Kalo lagi senang gitu dia senyum-senyum trus lebih ceria
mbak”. (WTW1A01_010-011)
“Kalo dia lagi senang gitu ya ketawa-ketawa trus lebih ceria
mbak”. (WPTW1A01_005-006)
dan kutipan hasil observasi:
Responden Tria mau bermain dengan siapa saja ketika
suasana hatinya bahagia. Seperti hasil kutipan observasi berikut:
“Ketika senang responden mau bermain dengan siapa saja”.
(OT007/2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Responden Wati sangat senang mengikuti kegiatan menari.
Responden mengekspresikan kebahagiaanya dengan menari salah
satunya. Seperti hasil kutipan observasi berikut:
“Sangat senang mengikuti kegiatan menari meskipun
sedang berpuasa”. (OW005/2017)
Dari hasil wawancara, dan observasi dapat dipahami bahwa
kedua responden memiliki cara mengekspresikan emosi positif
yang berbeda. Responden Tria cenderung bersikap lebih baik
kepada temannya, mau memberi senyum kepada orang lain, dan
mengajak temannya bermain. Responden Tria juga
mengekspresikan emosi positif secara tertutup seperti berdoa.
Sedangkan responden Wati cenderung melakukan hobinya yaitu
menari, dan menenangkan diri sebelum menyelesaikan
masalahnya.
b. Cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi negatif.
Responden Tria cenderung mengekspresikan emosi negatif
dengan menjauhi temannya, ketakutan saat kondisi tertentu,
memiliki pikiran irasional seperti marah kepada Tuhan, menangis,
diam, dan murung. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Iya mba kesal. Jadinya aku menjauh dari dia”.
(TWHP2B01_034)
“Yang dipikirkan Cuma pingin marahin mba”.
(TWHP2B02_036)
“Iya kayak gak mau dekat lagi sama dia dan menjauh dari
dia”. (TWHP2B03_039-040)
“Menjauhi dia mba dan gak mau dekat-dekat sama dia”.
(TWHP2B04_046-047)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
“Saya ketakutan mba dan saya berpikir gak ada lagi yang
sayang sama saya”. (TWHP2B05_131-132)
“Saya sedih dan merasa kehilangan”. (TWHP2B06_136)
“Saya merasa kesepian mba dan marah sama Tuhan”.
(TWHP2B07_138)
Ketika kakak responden menasehati responden untuk
memaafkan temannya, responden tetap menjauhi temannya dan
tidak memaafkan temannya tersebut. Seperti yang diutarakan oleh
responden:
“Mbak aku bilangin ke aku kalo jangan kayak gitu, mereka
nggak akan merebut mbak dari kamu. Kata mbak aku gitu.
Tapi aku tetap menjauh dari dia”. (TWHK2B08_271-273)
“Saya nangis, murung, diam, trus marah-marah mbak. Tapi
waktu saya marah, mbak saya suka menahan saya”.
(TWHK2B09_314-316)
Pernah juga responden Tria mengekspresikan emosi negatif
dengan tindakan seperti mendorong temannya dan berbicara kasar
kepada temannya. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Saya pukul meja dikelas, waktu teman saya gangguin saya.
Trus saya pernah dorong teman saya yang mau merebut
mbak saya dari saya”. (TWHK2B10_318-320)
“Kayak pengen mukul gitu”. (TWHT2B11_396)
“Ya cuman itu, ntar kayak bicara yang nggak-nggak”.
(TWHT2B12_398)
“Kayak bicara kasar mbak”. (TWHT2B13_400)
“Kalo sedih aku diam, kalo ada yang tanya kamu kenapa
aku cuman diam nggak mau jawab. Ntar juga ada yang
ngerti kalo aku sedih trus diem. Kalo marah aku biasa cuma
tak pendam, kalo nggak tahan baru aku luapkan dengan
marah-marah, nangis”. (TWHT2B14_452-457)
Responden Wati dalam mengekspresikan emosi negatif
dengan menyendiri, menangis, menjawab temannya dengan nada
yang sinis, dan ada rasa ingin memarahi temannya dan berbicara
kasar. Seperti yang diutarakan oleh responden:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
“Iya mbak. Paling kalo menyendiri itu cuma bentar, abis itu
reda”. (WWHP2B01_081-082)
“Iya mbak soalnya kalo sedihkan susah. Aku kalo sedih
banget pasti nangis.” (WWHP2B02_151-152)
“Ya cara aku mbak, nangis, nulis diari, berdiam diri,
kadang tidur.” (WWHK2B03_266-267)
“Cuma diem sih, kalo ditanya nggak jawab. Jawab ya
sekali-sekali tapi sinis”. (WWHT2B04_354-355)
“Aku diem, nangis diam-diam, trus berdoa sih mbak”.
(WWHT2B05_383)
Ketika responden ingin marah dan berbicara kasar kepada
temannya, responden bisa mengendalikan keinginannya tersebut
dan memendam amarahnya. Sepreti yang dikatakan oleh
responden:
“Ya kadang pengen marah-marah dan ngomong kasar ke
temanku yang buat aku kesal. Tapi aku sadar di panti, harus
jaga sikap. Nggak enak sama teman-teman lain dan suster
disini”. (WWHT2B06_390-393)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Responden Tria
mengekspresikan emosi negatif dengan raut wajah yang murung
dan menjauhi temannya. Seperti yang diutarakan oleh significant
other:
“Dia kalo ada masalah biasanya diam mbak trus sama
mbaknya terus. Dia mukanya murung gitu kalo lagi punya
masalah”. (WTT2B01_003-005)
“Gak ada sih mbak. pokoknya dia itu kalo sedih atau ada
masalah lebih ke diam dan menjauh dari temannya yang
bermasalah sama dia”. (WTT2B02_031-034)
“Oh iya mbak. kalo dia lagi sedih gitu ya dia lebih diem dan
menyendiri mbak. trus nempel terus sama mbaknya disini”.
(WPTT2B01_004-006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Responden Wati mengekspresikan emosi negatif dengan
raut wajah yang murung, dan menangis. Seperti yang diutarakan
oleh significant other:
“Yang Wati lakukan kalo lagi ada masalah itu mbak diem
dan murung. Pernah juga dia nangis waktu ibuknya
meninggal. Soalnya pas dia di panti kan waktu itu. Dia kalo
lagi sedih juga lebih suka menyendiri”. (WTW2B01_005-
009)
dan kutipan hasil observasi:
Responden Tria menjauhi temannya ketika ada masalah
dengan temannya. Seperti hasil kutipan observasi berikut:
“Responden tidak menyukai salah satu temannya dan
cenderung menjauhinya”. (OT002/2017)
Responden Wati menyendiri dan menangis ketika
mengekspresikan emosi negatif. Seperti hasil kutipan observasi
berikut:
“Ketika sedih responden menyendiri, menangis”
(OW007/2017)
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa responden Tria cenderung mengekspresikan emosi negatif
dengan menjauhi teman yang tidak disukainya, memiliki raut
wajah yang murung, pernah mendorong teman yang mengganggu
responden, dan adanya ketakutan dalam diri saat ibu responden
meninggal. Sedangkan responden Wati cenderung
mengekspresikan emosi negatif dengan menangis, menyendiri, dan
berbicara dengan nada tinggi kepada temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Pola-pola ekspresi emosi positif anak yatim piatu.
Responden Tria dan responden Wati memiliki pola ekspresi
emosi beragam. Responden Tria berpikir bahwa temannya baik
karena mau berteman dengannya, ketika responden Tria berpikir
bahwa temannya baik, responden Tria merasa senang, kemudian
yang responden Tria lakukan saat itu adalah berperilaku baik juga
kepada temannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil
wawancara dengan responden.
“Yang saya pikirkan tentang mereka itu, mereka baik sama
saya dan mereka mau juga berteman sama saya”.
(TWHK3C01_205-207)
“Ya baik mbak, mau nemenin saya, mau menjadikan saya
teman. (TWHK3C02_209-210)
Responden Tria merasa senang karena memiliki teman,
merasa senang ada yang peduli kepadanya, dan merasa dicintai.
Ketika tidak ada orang tua lagi kasih sayang dan perhatian yang
responden Tria harapkan. Seperti yang dikatakan oleh responden:
“Ya yang saya rasakan tentang mereka itu senang. Saya
merasa senang bisa punya teman, senang bisa punya orang
lain yang masih peduli dan sayang sama saya. Saya merasa
dicintai juga mbak. Apalagi setelah bapak pergi dan ibu
meninggal, saya jadi yatim piatu dan hanya punya kakak,
simbah”. (TWHK3C03_213-218)
“Aku merasa lega dan senang mbak”. (TWHK3C04_311)
“saya berpikir kalo mereka baik dan mau menerima saya
walaupun saya sederhana. Dan mereka mau main kerumah
saya”. (TWHT3C05_344-346)
“Aku merasa senang karena mereka baik dan mau
menerima aku mbak. ya bahagia mbak mereka udah mau
berkunjung kerumah aku”. (TWHT3C06_348-350)
“Saya juga baik sama mereka mbak”. (TWHT3C07_353)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Responden Wati berpikir bahwa responden harus
mengembangkan bakat dan responden merasa percaya pada
kemampuan dirinya, yang responden Wati rasakan saat itu adalah
senang, kemudian yang responden Tria lakukan saat itu adalah
terus mengemangkan bakatnya. Responden Wati sangat senang
ketika mampu melakukan hal yang disukai seperti menari dan
berpikir untuk terus mengambangkan bakatnya. Seperti yang
dikatakan oleh responden:
“Merasa senang mbak”. (WWHP3C01_033)
“Ya terharu kok bisa, padahal dari SD saya tu paling benci
dengan nari”. (WWHP3C02_035-036)
“Yang saya pikirkan saat itu. Kok bisa ya saya sering dan
bisa menari padahal dulu saya gak suka nari. Nggak
nyangka aja mbak”. (WWHK3C03_170-172)
“Saya merasa bangga sama diri saya dan saya senang mbak
bisa nari itu hehe. Saya juga merasa teman-teman saya mau
mendukung saya dan itu membuat saya senang”.
(WWHK3C04_174-177)
“aku harus semangat dan harus bisa mengembangkan bakat
nari aku mbak”. (WWHK3C05_182-183)
Selain itu, responden juga merasa disayang dan
diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya, dan responden berpikir
bahwa temannya baik, kemudian yang responden lakukan adalah
bersikap baik juga kepada temannya, menjaga perasaan temannya,
dan tidak mau membuat temannya sedih, mencoba untuk jujur,
saling menjaga rahasia, saling mengerti dan tidak cemburu. Seperti
yang dikatakan oleh responden:
“Ya aku merasa disayang mbak. Aku merasa diperhatiin
sama mereka”. (WWHK3C06_199-200)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
“Aku berpikir kalo mereka teman yang baik mbak. mereka
juga mau berteman sama aku bukan karena ada maunya”.
(WWHK3C07_202-204)
“Yang mereka lakukan ya itu mbak mau menerima saya
sebagai teman mereka”. (WWHK3C08_208-209)
“Ya aku juga baik sama mereka mbak. Aku juga bakalan
nolong mereka kalo mereka butuh bantuan aku”.
(WWHK3C09_212-214)
“Ya saya merasa senang berteman sama mereka, asik, trus
bangga bisa punya teman baik”. (WWHT3C10_313-314)
“Menjaga perasaaanya”. (WWHT3C11_317)
“Ya aku nggak mau buat mereka sedih atau kecewa sama
aku. Aku juga harus baik sama mereka. Mencoba untuk
jujur, saling menjaga rahasia, saling mengerti, tidak
cemburu”. (WWHT3C12_318-321)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Responden Tria menyapa
temannya sambil tersenyum dan tertawa bersama temannya.
Seperti yang diutarakan oleh significant other:
“Ya kalo berpas-pasan dia menyapa sambil senyum, trus
ketawa-ketawa sama temannya mbak”. (WPTT3C01_013-
014)
dan responden Wati mampu menyalurkan bakat yang
dimiliki. Seperti yang diutarakan oleh significant other:
“Bahagia sih mbak, soalnya kan dia suka nari jadi dia paling
sering ikut acara gitu trus ikut ngisi acara dengan nari”.
(WTW3C01_020-022)
dan kutipan hasil observasi:
“Ketika senang responden mau bermain sama siapa saja”.
(OT007/2017)
“Sangat senang mengikuti kegiatan menari meskipun
sedang berpuasa”. (OW005/2017)
“semangat menjalankan aktivitas sehari-hari dan mau
bergaul dengan siapa saja”. (OW002/2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa responden Tria merasa senang ketika orang sekitarnya
memperhatikan dan menyayanginya, responden berpikir bahwa
orang sekitarnya baik dan peduli, yang responden Tria lakukan
adalah bersikap baik kepada mereka dan menyayangi mereka.
Sedangkan responden Wati merasa senang ketika mampu
melakukan kegiatan yang disenanginya yaitu menari, responden
berpikir bahwa dengan menari responden lebih bahagia, kemudian
yang dilakukan responden Wati adalah berusaha mengembangkan
bakatnya. Selain itu, Responden Wati sangat senang memiliki
banyak teman yang perhatian kepadanya, responden berpikir
bahwa temannya baik, kemudian yang responden lakukan adalah
bersikap baik juga kepada temannya, menjaga perasaan temannya,
dan tidak mau membuat temannya sedih, mencoba untuk jujur,
saling menjaga rahasia, saling mengerti dan tidak cemburu.
d. Apa dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif anak
yatim piatu.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif kedua
responden beragam. Ketika suasana hati positif, responden Tria
lebih bahagia, terkadang responden Tria mengajak temannya jajan,
mengucapkan terimakasih kepada orang yang baik kepadanya,
mendoakan orang yang berperilaku baik kepada responden. Hal ini
dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
“Ketika dapat kiriman uang dari rumah, terus aku beli mie
ayam sama mba, trus kalo minta apa diturutin”.
(TWHP4D01_058-060)
“Ketika senang dapat kiriman uang itu aku ajak teman jajan
atau makan mie ayam”. (TWHP4D02_069-070)
Responden Tria juga mengucapkan terimakasih kepada
orang terdekatnya dan mendoakan. Seperti yang diutarakan oleh
responden:
“Saya bahagia terus saya mengucapkan terimakasih sama
orang tua angkat saya karena udah baik”.
(TWHP4D03_119-120)
“saya mendoakan mereka dan mengucapkan makasih
karena mau berteman sama saya dan saya selalu menuruti
nasihat mbak saya dan nasihat simbah”.
(TWHK4D04_228-231)
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif pada
responden Wati yaitu semakin bisa menerima diri, semakin mampu
mengetahui bakat yang dimiliki, lebih semangat dalam
menjalankan aktifitas, teman responden Wati juga memberi
semangat dan dukungan kepada responden. Hal ini dapat dilihat
dari kutipan hasil wawancara dengan responden. Responden Wati
memiliki semangat untuk mengembangkan bakat menarinya.
Responden juga mendapat dukungan dan motivasi dari orang
terdekatnya. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Berusaha lebih baik lagi, sekarang kan sudah SMK. Di
sekolah kan gak ada ekstra nari, kalo pulang kebetulan
SMP ada nari pasti saya ikut biar tau lagi dan gak lupa”.
(WWHP4D01_043-046)
“Lebih bisa menerima diri, lebih bisa dan mengetahui apa
bakatnya dan pengen mengembangkan dan lebih
bersemangat jalani hari-hari”. (WWHP4D02_128-131)
“Orang lain bangga dan senang dan mereka lebih
menyemangati dan memotivasi”. (WWHP4D03_133-134)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Selain itu, responden Wati lebih bersemangat sekolah dan
semangat dalam melakukan aktifitas. Seperti yang diutarakan oleh
responden:
“Ya lebih semangat mbak kalo kesekolah dan melakukan
aktivitas”. (WWHT4D04_323-324)
“Mereka juga lebih semangat lebih deket lagi”.
(WWHT4D05_326)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Dampak bagi teman
responden Tria yaitu temannya senang bermain bersama Tria
ketika Tria bersikap baik kepada temannya. Seperti yang
diutarakan oleh significant other:
“Dampaknya, ya temannya senang dan mau main sama dia
mbak”. (WPTT4D01_060-061)
“Ya jadi punya teman, bukan hanya sama mbaknya aja
terus”. (WPTT4D02_063-064)
Dampak bagi responden Wati yaitu responden lebih ceria
dan bercanda bersama temannya. Seperti yang diutarakan oleh
significant other:
“Dia ya kalo lagi senang gitu dia lebih ceria itu mbak, trus
bercanda-bercanda sama teman-teman disini. Jadi makin
baik mbak”. (WTW4D01_037-039)
dan kutipan hasil observasi:
“Ketika senang responden mau bermain sama siapa saja”.
(OT007/2017)
Responden Wati lebih bersemangat menjalankan aktifitas
dan mau bergaul dengan siapa saja. Seperti kutipa hasil observasi:
“semangat menjalankan aktifitas sehari-hari dan mau
bergaul dengan siapa saja”. (OW002/2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa dampak internal yang ditimbulkan dari ekspresi emosi
positif pada responden Tria adalah lebih bahagia dan bersikap lebih
baik kepada temannya, dampak eksternal yang ditimbulkan adalah
teman Tria lebih senang ketika berada didekat Tria. Pada
responden Wati dampak internal yang ditimbulkan dari ekspresi
emosi positif yaitu responden lebih bersemangat terutama dalam
mengembangkan bakat yang dimiliki. Sedangkan dampak eksternal
yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif yaitu teman
responden Wati memberi dukungan dan motivasi kepada
responden.
e. Pola-pola ekspresi emosi negatif anak yatim piatu.
Pola-pola ekspresi emosi negatif pada dua responden yaitu
responden Tria merasa kehilangan, sedih, galau dan merasa takut.
Responden Tria berpikir sudah tidak ada lagi yang sayang
kepadanya, dan responden Tria berpikir akan kesepian nantinya.
Tindakan yang responden Tria lakukan adalah curhat kepada sang
kakak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan
responden.
“Merasa kehilangan, terpukul, sedih, galau, sama takut
mba”. (TWHP5E01_086-087)
“Yang dipikirkan udah gak ada mama, trus kesepian, terus
papa juga kan udah gak ada”. (TWHP5E02_092-093)
“Saya curhat sama mba, terus nangis”. (TWHP5E03_095)
Selain itu, responden merasa tidak suka ketika ada orang
lain yang lebih dekat dengan sang kakak. Responden Tria tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
suka kasih sayang sang kakak dibagi kepada orang lain. Responden
berpikir bahwa temannya mau merebut sang kakak dan berpikir
bahwa temannya jahat, responden merasa benci, kesal dan marah,
yang responden lakukan saat itu adalah menjauhi temannya.
Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Ada mbak. Aku paling nggak suka kalo ada orang yang
mendekati mbak aku di panti ini. Mereka nggak boleh lebih
deket sama mbak aku. Hanya aku yang boleh lebih deket”.
(TWHK5E04_238-241)
“Aku merasa kesal dan marah mbak. Kok mereka tega sih
sama aku”. (TWHK5E07_262-263)
“Ya marahin mereka, trus bilang jangan terlalu dekat sama
mbak aku. Kalo mereka nggak dengar ya aku jauhin”.
(TWHK5E08_265-267)
“Yang aku pikirkan tentang dia, L itu kayak jadi orang yang
jahat, perebut milik orang lain, yang aku pikirkan cuma
nggak mau temenan lagi sama L udah males mau deket
sama dia. Saya juga mau dia cepat-cepat keluar dari panti”.
(TWHT5E09_374-378)
“Yang pertama aku lakukan itu bilang sama dia pelan-pelan,
tapi kalo dia nggak dengerin aku marah”.
(TWHT5E12_392-394)
Sedangkan responden Wati merasa tidak ada gunanya lagi
sekolah jika yang dibanggakan sudah tidak ada lagi, responden
Wati berpikir bahwa Tuhan tega mengambil orang yang dia
sayang, yang responden lakukan hanya diam, menangis dan
terkadang merenung. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil
wawancara dengan responden.
“Buat apa saya sekolah kalo yang dibanggain aja udah gak
ada”. (WWHP5E01_060-061)
“Ya cuma diam, nangis, kadang merenung”.
(WWHP5E03_066)
“Saya berpikir kok Tuhan tega ambil mama dari kami.
Nanti siapa lagi yang sayang sama aku dan adek”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(WWHK5E04_225-227)
“Saya merasa sedih dan kecewa”. (WWHK5E05_229)
“Ya kecewa mbak, belum sempat minta maaf dan ngomong
sama mama”. (WWHK5E06_231-232)
“Saya nangis dan murung aja mbak. Masih nggak nyangka
kok cepet banget. Aku kan belom sempet bahagiain mama”.
(WWHK5E07_234-236)
“Ya jelek-jelekin aku mbak, padahal apa yang dia ceritain
gak benar. Aku kan nggak suka“. (WWHK5E08_243-244)
Selain itu, responden merasa sakit hati, kesal, kecewa dan
marah ketika bermasalah dengan temannya. yang responden
lakukan saat itu adalah tidak berbicara dengan temannya beberapa
waktu, dan curhat kepada teman dekatnya tentang masalah yang
responden Wati alami. Seperti yang diutarakan responden:
“Saya merasa kesal dan marah mbak. sakit hati aja digituin
mbak”. (WWHK5E09_249-251)
“Aku diemin dan menjauh beberapa minggu. Trus waktu
agak tenang, aku tanyain kok koe tega sih kayak gituin aku.
Trus akhirnya kita baikan sih mbak”. (WWHK5E11_256-
259)
“Kecewa berat, dan rasanya malas sama dia”.
(WWHT5E12_337)
“Mmmmm campur aduk tidak menentu, ada rasa kecewa
juga ada rasa kayak nggak pernah dihargai, kenapa kok bisa
dia kayak gitu padahal itu semua tulisan ditonton orang
lain. Aku kan jadi merasa malu juga”. (WWHT5E13_339-
343)
“Diem, trus cerita sama temen-temen sekolah maksudnya
sahabat dekat. Kenapa dia bisa nulis seperti itu, kan dibaca
banyak orang. Trus dia nggak merasa bersalah”.
(WWHT5E14_347-350)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Responden Tria terlihat
murung dan tidak banyak bicara ketika ada masalah, dan menjauhi
teman yang bermasalah dengannya. Terkadang responden Tria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
memarahi temannya seperti berbicara dengan nada tinggi. Seperti
yang diungkapkan significant other:
“Iya mbak, murung gitu. Diam dan gak banyak bicara kayak
biasanya. Diajak ngomong gak mau”. (WTT5E01_007-008)
“Dia kalo nggak suka atau benci sama temannya dia lebih
menjauh mbak. pernah sih liat dia marahin temannya tapi
cuma ngomong gitu, gak sampai mukul mbak”.
(WTT5E02_015-018)
“Ya nggak mau gabung sama teman-temannya kayak biasa.
Dia jadi murung gitu mbak kalo ada masalah”.
(WPTT5E01_010-011)
“Nggak mbak, soalnya ada mbaknya disini. Paling kalo dia
nggak suka sama temannya dia jauhin trus diemin”.
“Dia marahin, dia bilang jangan gangguin dia. Pakai
nada yang agak tinggi gitu mbak”. (WPTT5E03_049-050)
Responden Wati ketika bermasalah dengan temannya juga
menjauhi temannya beberapa waktu dan lebih diam dari biasanya.
Seperti yang diungkapkan significant other:
“Ya menjauh dari temannya dan lebih diam dari biasanya.
Nggak ngomong sama temannya”. (WPTW5E01_016-017)
dan kutipan hasil observasi:
“Responden tidak menyukai salah satu temannya dan
cenderung menjauhinya”. (OT002/2017)
“Ketika sedih responden menyendiri, menangis,
menulis diari. Dengan begitu responden menjadi lebih
tenang”. (OW007/2017)
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa responden Tria cenderung memiliki pola ekspresi emosi
negatif seperti merasa tidak suka jika temannya ada yang
mendekati sang kakak, tidak mau kasih sayang sang kakak
diberikan kepada orang orang lain, menjauhi teman yang tidak
disukai, sulit memaafkan teman yang bermasalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
responden. Sedangkan responden Wati memiliki pola ekspresi
emosi negatif seperti merasa kecewa kepada temannya sehingga
yang responden Wati lakukan menjauhinya beberapa waktu,
responden Wati terkadang menangis, dan berdiam diri dan tidak
mau bergabung dengan temannya yang lain.
f. Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif anak yatim
piatu.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif kedua
responden beragam. Responden Tria curhat atau menceritakan
masalahnya kepada sang kakak, ketika mengalami kejadian yang
menyedihkan reesponden Tria menjadi lebih pendiam dan
terkadang iri melihat teman-temannya yang masih memiliki orang
tua, setelah memarahi temannya responden menyesali
perbuatannya dan meminta maaf. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
hasil wawancara dengan responden.
“Iyalah mba, males. Terus aku kan curhat sama mba aku.
Dia suruh aku memaafkan L, kalo dimaafin dia masih kayak
gitu didiemin aja kata mba aku”. (TWHP6F01_049-052)
“Efeknya apa ya. Efeknya aku jadi pendiam waktu itu mba,
dan aku kadang iri melihat teman-temanku masih punya
orang tua”. (TWHP6F02_107-109)
“Aku menjauh dari mereka maksudnya mbak”.
(TWHK6F03_269)
“Aku kadang menyesal karena marahin temanku. Jadi
kadang aku minta maaf”. (TWHK6F04_323-324)
“Iya mbak, kalo dia masih bersikap baik ke aku ya aku
minta maaf sama dia”. (TWHK6F05_326-327)
Responden Tria merasa bersalah setelah memarahi
temannya. seperti yang diutarakan oleh responden:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
“Dampaknya ya setelah marah-marah itu kayak, apa ya saya
tu kayak orang jahat. Tega banget, tapi sebenarnya aku
nggak tega. Aku terpaksa. Aku merasa bersalah sih mbak”.
(TWHT6F06_407-410)
“Ya dia cuma diam, takut trus nanti ngadu sama mbak-
mbaknya. Trus ntar mbak-mbaknya juga marahin aku”.
(TWHT6F07_412-414)
Dampak terhadap responden Wati yaitu sering menangis,
tidak bersemangat melakukan aktifitas ketika kehilangan orang tua,
dari kejadian yang membuat responden Wati sedih membuatnya
semakin kuat, dampak bagi temannya yaitu terkadang kesal dengan
sikap responden Wati yang tiba-tiba berdiam diri. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan responden.
“Mereka jadi kebingungan ngeliat saya trus mereka
menjauh dulu tapi ada juga yang mendekat, menghibur, ada
juga yang sebal sama saya karena perubahan sikap”.
(WWHP6F03_141-144)
“Dampaknya kalo aku diam atau nangis buat aku lebih
tenang. Abis itu kejadian sedih itu buat aku makin kuat
mbak”. (WWHK6F04_286-288)
“Dampaknya buat orang lain mereka kadang kesal sama
saya kalo saya tiba-tiba diamin, tapi kadang ada juga yang
menghibur saya”. (WWHK6F06_293-295)
“Pengen emosi terus kalo liat orangnya. Intinya udah males
sama dia. Pokoknya udah berpikir yang negatif-negatif
sama dia”. (WWHT6F07_357-359)
“Ya masih ada rasa kecewa walaupun sedikit mbak.
soalnya kejadian itu buat aku malu dan sakit hati”.
(WWHT6F09_371-372)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other:
“Dampaknya ya temannya kesal mbak kalo dia diemin gitu.
Apalagi kalo murung, temannya jadi takut mendekati dia.
Cuma kadang ada yang usil gangguin dia pas lagi murung”.
(WPTT6F01_043-046)
“Ya dia dijauhi temannya mbak”. (WPTT6F02_052)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
“Dampaknya kita jadi takut buat dekat sama dia jadi
didiemin aja. Nanti juga kalo dia mulai baikan ya kayak
biasa lagi”. (WTW6F01_015-017)
“Ya kalo sedih kan dia murung trus diem aja. Ya mereka
juga bingung trus diemin dia juga mbak. kayak nggak
mendekati dia dulu. Tapi ada juga yang menghibur dia”.
(WPTW6F01_026-029)
dan kutipan hasil observasi:
“Teman responden terlihat kurang nyaman ketika
responden bersikap kurang baik kepadanya”. (OT005/2017)
“Ketika sedih responden menyendiri, menangis,
menulis diari. Dengan begitu responden menjadi lebih
tenang”. (OW007/2017)
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif
responden Tria adalah responden lebih menjauhi teman yang tidak
disukainya, ada juga teman yang menajuhi responden Tria karena
sikapnya, terkadang responden merasa bersalah atas perbuatan
yang dilakukannya, responden pernah merasa iri kepada teman-
temannya yang masih memiliki orang tua. Sedangkan responden
Wati lebih menyendiri, menangis, terkadang teman responden
merasa kesal terhadap sikap responden Wati, responden Wati juga
memiliki pikiran yang negatif tentang temannya karena perbuatan
temannya tersebut.
g. Cara mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emosi negatif.
Cara responden mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi
emosi negatif beragam. Responden Tria mencoba memaafkan
temannya, responden Tria juga berusaha menghibur diri ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sedang sedih, responden juga menceritakan masalahnya kepada
sang kakak agar responden mendapat solusi. Hal ini dapat dilihat
dari kutipan hasil wawancara dengan responden.
“Iya mba. Aku coba memaafkan”. (TWHP7G01_054)
“Ya aku diajak kepantai mbak sama temanku waktu aku
sedih itu. Ngilangin rasa marah dan sedih”.
(TWHP7G02_145-146)
“Ya paling aku diem aja mba, trus kekamar yang lain cari
temen yang lain, atau beli ekrim, jajan”. (TWHP7G03_152-
153)
“Ya susah mbak. Aku menjauh dari mereka, trus aku diemin
juga mereka. Waktu itu mulai berkurang waktu mereka
minta maaf, trus mbak aku kasi nasehat sama aku”.
(TWHK7G04_277-280)
Responden mulai mampu memaafkan temannya dan
menceritakan masalahnya kepada sang kakak dan mendengarkan
saran dari sang kakak. Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Awalnya susah mbak. Tapi lama-lama aku mulai
memaafkan mereka”. (TWHK7G05_282-283)
“Awalnya aku curhat sama mbak M, bilang kalo aku nggak
suka si L udah merebut dia dari aku. Trus mbak M suruh
diemin trus suruh aku minta maaf aja walaupun yang salah
bukan aku tapi aku suruh minta maaf biar akur jadi teman.
Tapi udah minta maaf dan jadi teman to, trus dia ntar
ngulangin lagi mbak. aku udah mencoba baikan sama dia
tapi dianya kayak gitu lagi”. (TWHT7G06_421-428)
Responden Wati lebih mendoakan orang tuanya yang sudah
tidak ada walaupun responden merasa kehilangan dan sangat
bersedih, responden berusaha memaafkan temannya. seperti yang
diutarakan oleh responden:
“Iya mbak, saya juga mendoakan biar tenang”.
(WWHP7G01_072)
“Kalo marah bisa dikontrol, tapi kalo sedih masih sedikit.
Untuk yang sedih belom bisa mbak perlu latihan”.
(WWHP7G03_147-149)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
“Iya mbak aku maafkan, karena dia juga udah minta maaf
sama aku”. (WWHK7G04_261-262)
“Biar bisa maafin dia itu, aku diam dulu. Ntah berapa
lamanya pokoknya diam dulu trus kalo udah siap baru
ngobrol lagi. Ngobrol itu kok bisa kayak gini. Kan dia
jelasin, yaudah aku bisa maafin. Walaupun belum
sepenuhnya”. (WWHT7G06_365-369)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other:
“Dia biasanya curhat dulu sama mbaknya trus baru dia
selesain masalahnya”. (WTT7G01_021-022)
“Ya setau aku mbak dia curhat sama teman dekatnya yang
disekolah, trus dia lebih menyendiri biar menenangkan diri
kalo lagi sedih gitu”. (WTW7G01_026-028)
“Ya nari juga kayaknya mbak, dia isi kegiatan nari biar dia
gak terlalu sedih”. (WTW7G02_030-031)
“Dia biasanya curhat sama pengasuh, trus tulis di buku diari
atau nggak isi kegiatan menari di sekolah”.
(WPTW7G01_032-034)
dan kutipan hasil observasi:
“Responden mulai memaafkan teman yang dijauhinya”.
(OT009/2017)
“Ketika sedih responden menyendiri, menangis,
menulis diari. Dengan begitu responden menjadi lebih
tenang”. (OW007/2017)
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa cara responden mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi
emosi negatif berbeda. Responden Tria menghibur diri dengan
bermain bersama temannya ketika responden sedang sedih,
responden mencoba memaafkan temannya walaupun awalnya
sedikit sulit, responden juga selalu menceritakan masalahnya
kepada sang kakak agar mendapat solusi. Sedangkan responden
Wati mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emsoi negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dengan berdoa, berdiam diri, mencoba memaafkan temannya yang
berbuat salah kepada responden.
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak yatim
piatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak
yatim piatu beragam. Pada responden Tria memiliki banyak teman
membuatnya lebih senang, berada dirumah membuat responden
lebih senang karena bisa dekat dengan keluarga, tetapi di panti
responden juga senang karena bisa dekat dengan sang kakak. Ada
salah satu faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif
responden Tria yaitu ketika salah satu temannya yang responden
anggap selalu berusaha mendekati orang-orang terdekat responden,
perasaan tidak suka muncul. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil
wawancara dengan responden.
“Dirumah mba. Banyak temen, deket sama orang tua, bisa
jalan kemana-mana, kalo di panti agak terbatas”.
(TWHP8H01_002-004)
“Di panti itu senang karena bisa dekat sama mba aku, bisa
dekat sama mba-mba yang baik disini, yang paling dekat
kayak mba Siska, mba Amel, mba Lia. Itu yang aku paling
deket dan buat aku senang disini”. (TWHP8H02_020-024)
“Ada mba, jadi si L itu emang banyak musuhnya dan
banyak yang ga suka sama dia. Soalnya dia suka merebut
milik orang lain. Misalnya aku dekat sama mba Siska, trus
dia ikut-ikutan dekat sama mba Siska”. (TWHP8H03_028-
032)
Faktor lain yang mempengaruhi pola ekspresi emosi
responden Tria yaitu ketika kehilangan orang yang disayang yaitu
orang tua responden. Seperti yang diutarakan oleh responden:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
“Yang dirumah ada mba. Ketika saya SD kelas tiga saya
ditinggal mama meninggal. Sedih banget. Biasanya ada
yang manjain, terus ada yang ajak jalan kemana-mana terus
gak ada”. (TWHP8H04_081-084)
“Ya waktu mama meninggal mbak menyedihkan sekali. aku
merasa nggak ada lagi yang sayang sama aku. Tapi waktu
aku sedih teman-teman aku ngajak kepantai jadinya sedih
aku hilang. Trus akhirnya aku merasa masih ada yang
sayang sama aku”. (TWHT8H16_357-361)
Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif
responden juga ketika memiliki teman dan bisa bermain bersama
teman-teman, ketika diperhatikan oleh orang terdekat. Seperti yang
diutarakan oleh responden:
“Di rumah, banyak teman, terus bisa kemana-mana”.
(TWHP8H07_161)
“Iya mba senang banget, itu terakhir kali dirayakan bareng
temen-temen. Trus didoakan juga waktu itu”.
(TWHP8H08_183-184)
“Yang buat aku senang? Itu ketika aku main sama teman-
teman aku kepantai trus disini aku bisa dekat sama mbak-
mbak di panti. Itu tu buat aku ki bahagia mbak. Bisa dekat
sama orang aku merasa disayang”. (TWHK8H09_190-194)
“Yang buat aku senang ketika aku sama teman-teman
piknik ke pantai baron setelah menang lomba terus mampir
kerumah aku trus tak kenalin sama keluargaku. Trus aku
senang karena teman-teman pada tau sama suster dengan
keluarga aku”. (TWHT8H15_337-341)
Ketika orang terdekat responden lebih dekat dengan orang
lain maka responden merasa tidak suka dan ketika responden
mendapat nilai sekolah yang rendah dan merasa sedih karena
belum bisa membahagiakan orang terdekat karena nilai rendah.
Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Karena hanya aku yang boleh diperhatiin sama mbak aku.
Kan aku cuma punya dia, mereka punya keluarga banyak.
Aku nggak ada lagi. Kalo mbak aku dekat sama mereka
nanti aku sama siapa?”. (TWHK8H10_245-248)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
“Iya punya mbak, tapi kan mbak aku gak boleh lebih deket
sama orang lain. Kan beda mbak”. (TWHK8H11_251-252)
“Ya yang saya punya cuma dia, yang ngerti dan sayang
sama saya juga Cuma dia. Apalagi setelah saya tidak punya
orang tua lagi, hanya mbak yang saya punya”.
(TWHK8H13_300-303)
“Dia suka mau merebut orang-orang yang dekat sama aku
mbak. jadi kalo aku dekat sama mbak ini dia juga mau
dekat-dekat. Benci deh pokoknya mbak. ntar aku dekat
sama mbak M dia juga dekat-dekat trus ntar kalo aku dekat
orang lain dia ikutan terus”. (TWHT8H17_367-371)
Responden Wati senang ketika bisa berada di panti karena
belajar menghargai orang lain, bisa bergabung dengan berbagai
agama, dan bisa ketemu teman-teman berbagai daerah. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pola ekspresi positif responden Wati
juga ketika bisa menyalurkan bakat yang dimilki seperti menari,
responden senang ketika memiliki banyak teman. Ada salah satu
faktor yang mempengaruhi pola ekspresi negatif responden Wati
yaitu ketika kehilangan orang yang disayang atau kehilangan orang
tua dan responden Wati merasa sedih. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan hasil wawancara dengan responden. Faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi emosi responden Wati ketika bisa
tinggal di panti dan banyak hal yang responden dapatkan, ketika
responden mampu menyalurkan bakat yang dimiliki, ketika
responden memiliki banyak teman membuat responden senang.
Seperti yang diutarakan oleh responden:
“Kalo kejadian yang menyenangkan waktu disini tu, waktu
SMP ya nari di pernikahan bu Nana trus nari di Gunung
Gambar, abis nari di Gunung Gambar dapat job lagi tu main
jatilan”. (WWHP8H02_011-014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
“Kalo kejadian yang sedih itu waktu sudah di panti itu kelas
satu SMP, mama meninggal terus belum sempat minta
maaf. Itu yang paling menyedihkan”. (WWHP8H03_056-
058)
“Yang buat saya bahagia mbak? Ya itu, saya bisa ikut nari
mbak dan mengisi acara dengan menari. Senang deh mbak”.
(WWHK8H06_159-161)
“Ya baik mbak. Mau berteman sama aku. Jadi kalo aku tu
ada masalah mereka bantuin. Misalnya aku berantem sama
teman panti, mereka yang dengerin curhatan aku”.
(WWHK8H08_193-196)
“Kejadian senang sih pasti nari mbak. Bisa
mengembangkan bakat nari itu senang banget”.
(WWHT8H14_378-380)
Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif saat
kehilangan orang tua, dan kejadian yang responden tidak suka
ketika ada masalah dengan temannya. seperti yang diutarakan oleh
responden:
“Kalo kejadian yang sedih itu waktu sudah di panti itu kelas
satu SMP, mama meninggal terus belum sempat minta
maaf. Itu yang paling menyedihkan”. (WWHP8H03_056-
058)
“Waktu teman ada ngomong yang enggak-enggak tentang
aku”. (WWHP8H04_096-097)
“Sedih kan waktu mama meninggal mbak. udah nggak ada
lagi orang tua. Waktu itu sedih banget mbak”.
(WWHK8H09_221-223)
“Buat marah ada mbak. waktu temenku menceritakan
tentang aku ke orang lain yang jelek-jelek”.
(WWHK8H10_239-241)
“Kalo yang kesal itu pada saat ada acara sama frater itu,
suruh menulis pendapatnya itu teman-temannya itu gimana.
Lah saat itu temenku bilang kalo aku omong kosong
padahal kalo dia curhat itu sama aku terus dari awal sampai
akhir kok bisa bilang kayak gitu. Itu paling kesel”.
(WWHT8H13_330-335)
Selain dalam wawancara, ungkapan tersebut dapat juga
dilihat dalam hasil significant other. Menurut significant other
yang merupakan teman dan pengasuh, repsonden Tria cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tidak suka ketika orang yang dekat dengannya lebih dekat dengan
orang lain, dan ketika diganggu oleh temannya. responden Tria
senang ketika temannya dekat dengannya dan memiliki teman
baru, responden Tria juga senang ketika bisa dengan dengan sang
kakak di panti. Seperti yang diungkapkan oleh significant other:
“Ya yang aku tau mbak dia gak suka ada orang lain yang
dekat sama mbaknya. Hanya dia doang yang boleh dekat
sama mbaknya”. (WTT8H01_027-029)
“Nggak ada sih mbak. ya yang paling dia nggak suka itu
kalo orang yang dia dekat trus didekati sama orang lain
mbak. trus kayak iri gitu”. (WPTT8H01_024-026)
“Siapa yang dia sayang nggak boleh didekati sama orang
lain”. (WPTT8H02_028-029)
“Apa ya mbak. kayaknya sih ya Cuma itu. Orang yang dia
sayang nggak boleh diambil orang atau didekati orang
melebihi dia yang dekat sama mbaknya misalnya. Trus dia
nggak suka digangguin”. (WPTT8H03_032-037)
“Ya di gangguin waktu belajar atau diajak bicara waktu lagi
sedih mbak”. (WPTT8H04_039-040)
Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif
responden Wati ketika mampu menyalurkan bakat yang dimiliki,
dan faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emsoi negatif saat
responden mengingat orang tua yang sudah tidak ada. Seperti yang
diungkapkan oleh significant other:
“Yang buat senang kayaknya nari gitu mbak, trus nggak tau
mbak. kalo nilai dia bagus dia senang mbak”.
(WTW8H01_042-044)
“Yang buat dia senang setau aku ya mbak, kalo ikut tampil
nari trus ngisi acara”. (WPTW8H01_008-009)
“Yang aku tau sih, yang buat dia sedih kalo ingat-ingat
orang tuanya yang udah meninggal”. (WPTW8H02_020-
021)
dan kutipan hasil observasi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
“Responden tidak menyukai salah satu temannya dan
cenderung menjauhinya”. (OT002/2017)
“Sangat senang mengikuti kegiatan menari meskipun
sedang berpuasa”. (OW005/2017)
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan
bahwa faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi kedua
responden beragam. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi
emosi positif responden Tria ketika memiliki teman dan bisa
bermain bersama teman-teman, ketika diperhatikan oleh orang
terdekat. Responden Tria senang ketika memilki teman dan
diperhatikan orang-orang terdekatnya. Faktor yang mempengaruhi
pola ekspresi emosi negatif responden Tria ketika orang terdekat
lebih dekat dengan temannya atau orang lain, ketika kehilangan
orang tua, hal tersebut yang mempengaruhi pola ekspresi emosi
responden Tria. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi
positif responden Wati ketika bisa tinggal di panti dan banyak hal
yang responden dapatkan, ketika responden mampu menyalurkan
bakat yang dimiliki, ketika responden memiliki banyak teman
membuat responden senang. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif responden saat
kehilangan orang tua dan ketika ada masalah dengan temannya. hal
tersebut yang mempengaruhi pola ekspresi emosi responden. Hal
ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Pembahasan
Hal yang dibahas dalam bagian ini berkaitan dengan masalah
penelitian yakni cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi positif, cara
anak yatim piatu mengekspresikan emosi negatif, pola-pola ekspresi emosi
positif anak yatim piatu, dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi
positif anak yatim piatu, pola-pola ekspresi emosi negatif anak yatim
piatu, dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif anak yatim
piatu. cara mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emosi negatif, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi anak yatim piatu.
1. Cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi positif
Cara mengekspresikan emosi positif anak yatim piatu beragam.
Ketika mengalami kejadian yang menyenangkan, responden Tria
cenderung tertawa, senyum-senyum, mengajak temannya bermain
kemudian mengajak temannya jajan, dan berani mengungkapkan rasa
sayang ke kakaknya dengan memeluk sang kakak. Seperti yang
diungkapkan oleh responden Tria.
“Kalo aku senang tu ntar aku senyum-senyum, ntar aku ngajak
teman-teman maen”.
“Ya aku kadang pegang tangan mbak, trus aku peluk dia. Aku juga
pernah bilang kalo aku sayang dia”.
“Kalo bahagia ya aku lebih ke tertawa kalo lagi main sama teman,
terus kalo ketemu orang yang dikenal aku senyumin dan aku salim,
ya aku berdoa juga mbak”.
Ketika responden Wati mengeskpresikan emosi positif dengan
menenangkan diri ketika ada masalah tertentu, ketika bahagia
responden tertawa, berdoa, bersikap lebih baik kepada temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
bahkan sama orang yang tidak dikenal. Responden mampu
mengekspresikan emosi positif. Ketika responden Wati memiliki
masalah, terkadang responden mampu untuk menenangkan diri agar
tidak meluapkan emosi negatif. Seperti yang dikatakan oleh responden
Wati.
“Aku gak ngomong sama dia sekitar tiga bulanan. Pokoknya tak
diamin terus selama tiga bulan. Tunggu hatinya benar-benar siap
buat ngobrol lagi tak tanya ngapa bisa bilang kayak gitu, nanti ya
akrab lagi kok”. (WWHP1A01_099-103).
Peneliti menemukan hasil wawancara bahwa anak yatim piatu
mampu mengekspresikan emosi positif dan beragam cara yang
dilakukan saat mengekspresikan emosi positif. Hal ini sesuai dengan
teori yang diungkapkan oleh Goleman (2002), bahwa emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar
dan dalam diri individu, sebagai contoh emosi gembira mendorong
perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat
tertawa, emosi sedih mendorong berperilaku menangis. Ketika
mengalami kejadian tertentu anak yatim piatu mampu
mengekspresikan emosi positif seperti tertawa, atau ceria. Terlihat
ketika responden bermain bersama teman-teman di panti.
2. Cara anak yatim piatu mengekspresikan emosi negatif
Cara mengekspresikan emosi negatif anak yatim piatu beragam.
Responden Tria cenderung mengekspresikan emosi negatif dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menjauhi temannya, ketakutan saat kondisi tertentu, memiliki pikiran
irasional seperti marah kepada Tuhan ketika responden kehilangan
orang tua, menangis, diam, dan murung. Seperti yang diungkapkan
oleh responden Tria.
“Yang dipikirkan cuma marah mba”.
“kayak gak mau dekat lagi sama dia dan menjauh dari dia”.
“Saya takut mba dan saya berpikir gak ada lagi yang sayang sama
Saya”.
Responden Wati dalam mengekspresikan emosi negatif dengan
menyendiri, menangis, menjawab temannya dengan nada yang sinis,
dan ada rasa ingin memarahi temannya dan berbicara kasar. Seperti
yang diungkapkan oleh responden Wati.
“Ya cara aku mbak, nangis, nulis diari, berdiam diri”.
“kalo ditanya nggak jawab. Jawab ya sekali-sekali tapi sinis”.
Responden Tria cenderung mengekspresikan emosi negatif dengan
menjauhi teman yang bermasalah dengan responden, murung,
responden Tria juga pernah mendorong temannya ketika temannya
mengganggu responden Tria, dan juga adanya ketakutan didalam diri
responden saat kehilangan orang tua. Responden Wati cenderung
mengekspresikan emosi negatif dengan menangis, menyendiri, dan
terkadang menjawab temannya dengan nada yang sedikit tinggi.
Peneliti menemukan hasil wawancara bahwa anak yatim piatu mampu
mengekspresikan emosi positif dan beragam cara yang dilakukan saat
mengekspresikan emosi positif. Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Goleman (2002), mendefinisikan bahwa emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi terhadap
rangsangan dari luar dan dalam diri individu, sebagai contoh
emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,
sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong
berperilaku menangis. Responden mampu mengeskpresikan emosi
negatif dengan berbagai cara seperti menangis, serta raut wajah yang
murung.
3. Pola-pola ekspresi emosi positif anak yatim piatu
Responden Tria dan responden Wati memiliki pola ekspresi emosi
beragam. Ketika mengalami kejadian tertentu responden Tria berpikir
bahwa temannya baik karena mau berteman dengannya, ketika
responden Tria berpikir bahwa temannya baik, responden Tria merasa
senang, kemudian yang responden Tria lakukan saat itu adalah
berperilaku baik juga kepada temannya. Seperti yang diungkapkan
oleh responden Tria.
“Yang saya pikirkan tentang mereka itu, mereka baik sama saya
dan mereka mau juga berteman sama saya”.
“Ya baik mbak, mau nemenin saya, mau menjadikan saya
teman”.
“Ya yang saya rasakan tentang mereka itu senang. Saya merasa
senang bisa punya teman, senang bisa punya orang lain yang masih
peduli dan sayang sama saya. Saya merasa dicintai juga mbak.
Apalagi setelah bapak pergi dan ibu meninggal, saya jadi yatim
piatu dan hanya punya kakak, simbah”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Responden Wati berpikir bahwa responden harus mengembangkan
bakat dan responden merasa percaya pada kemampuan dirinya, yang
responden Wati rasakan saat itu adalah senang, kemudian yang responden
Wati lakukan saat itu adalah terus mengembangkan bakatnya. Seperti yang
diungkapkan oleh responden Tria.
“Yang saya pikirkan saat itu. Kok bisa ya saya sering dan bisa
menari padahal dulu saya gak suka nari”.
“aku harus semangat dan harus bisa mengembangkan
bakat nari aku mbak“.
“Ada mbak, saya punya teman yang baik di sekolah yang perhatian
sama saya. Itu membuat saya senang”.
“Ya baik mbak. Mau berteman sama aku hehe. Jadi kalo aku tu ada
masalah mereka bantuin. Misalnya aku berantem sama teman
panti, mereka yang dengerin curhatan aku”.
Responden Tria merasa senang ketika orang sekitarnya
memperhatikan dan menyayanginya, responden berpikir bahwa orang
sekitarnya baik dan peduli, yang responden Tria lakukan adalah
bersikap baik kepada mereka dan menyayangi mereka. Sedangkan
responden Wati merasa senang ketika mampu melakukan kegiatan
yang disenanginya yaitu menari, responden berpikir bahwa dengan
menari responden lebih bahagia, kemudian yang dilakukan responden
Wati adalah berusaha mengambangkan bakatnya. Selain itu,
Responden Wati sangat senang memiliki banyak teman yang perhatian
kepadanya, responden berpikir bahwa temannya baik, kemudian yang
responden lakukan adalah bersikap baik juga kepada temannya,
menjaga perasaan temannya, dan tidak mau membuat temannya sedih,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mencoba untuk jujur, saling menjaga rahasia, saling mengerti dan tidak
cemburu.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan Hurlock (1980)
pola emosi pada remaja sama dengan pola emosi pada masa kanak-
kanak. Perbedaaanya terletak pada rangsangan yang membangkitkan
emosi dan khususnya pada pengendalian latihan indivdu terhadap
ungkapan emosi mereka, misalnya perlakuan “anak kecil” membuat
remaja sangat marah, dibandingakan dengan hal-hal lain. Remaja
biasanya tidak mengungkapkan rasa amarahnya dengan cara yang
meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu atau tidak mau
berbicara. Ia tidak mengeluh atau menyesali diri seperti yang
dilakukan anak-anak, namun terkadang dalam beberapa kasus seorang
remaja juga dapat mengalami regresi yaitu bertingkah laku seperti
anak kecil, minta perhatian atau marah-marah. Karena dengan tingkah
lakunya diharapkan orang lain akan menghiburnya atau lebih
memperhatikannya.
Pola ekspresi emosi positif anak yatim terlihat ketika responden
Tria merasa senang ketika memiliki teman, merasa senang ketika ada
yang peduli kepadanya, dan merasa dicintai. Ketika perasaan senang
responden Tria berpikir bahwa orang-orang yang peduli kepadanya
baik serta mau menerima responden, dan yang responden lakukan
adalah bersikap baik kepada orang-orang yang memperhatikannya.
Responden Wati sangat senang ketika mampu melakukan hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
disukai seperti menari dan berpikir untuk terus mengambangkan
bakatnya. Selain itu, responden juga merasa disayang dan diperhatikan
oleh orang-orang disekitarnya, dan responden berpikir bahwa
temannya baik, kemudian yang responden lakukan adalah bersikap
baik juga kepada temannya.
4. Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif anak yatim piatu
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif kedua
responden beragam. Ketika suasana hati positif, responden Tria lebih
bahagia, terkadang responden Tria mengajak temannya jajan,
mengucapkan terimakasih kepada orang yang baik kepadanya,
mendoakan orang yang berperilaku baik kepada responden. Seperti
yang diungkapkan oleh responden Tria.
“Ketika senang dapat kiriman uang itu aku ajak teman jajan atau
makan mie ayam”.
“Ya, saya mendoakan mereka dan mengucapkan makasih karena
mau berteman sama saya dan saya selalu menuruti nasihat mbak
saya dan nasihat simbah”.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif pada
responden Wati yaitu semakin bisa menerima diri, semakin mampu
mengetahui bakat yang dimiliki, lebih semangat dalam menjalankan
aktifitas, teman responden Wati juga memberi semangat dan dukungan
kepada responden. Seperti yang diungkapkan oleh responden Wati.
“Lebih bisa menerima diri, lebih bisa dan mengetahui apa bakatnya
dan pengen mengembangkan dan lebih bersemangat jalani hari
hari”.
“Orang lain bangga dan senang dan mereka lebih menyemangati
dan memotivasi”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dampak internal yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif pada
responden Tria adalah lebih bahagia dan bersikap lebih baik kepada
temannya, dampak eksternal yang ditimbulkan adalah teman Tria lebih
senang ketika berada didekat Tria. Pada responden Wati dampak
internal yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif yaitu responden
lebih bersemangat terutama dalam mengembangkan bakat yang
dimiliki. Sedangkan dampak eksternal yang ditimbulkan dari ekspresi
emosi positif yaitu teman responden Wati memberi dukungan dan
motivasi kepada responden. Sesuai dengan teori yang diungkapkan
Yusuf (2005) Kebutuhan akan kasih sayang dapat diekspresikan jika
seseorang mencari pengakuan dan kasih sayang dari orang lain, baik
orang tua, teman dan orang dewasa lainnya. Kasih sayang akan sulit
untuk dipuaskan pada suasana yang mobilitas tinggi. Kebutuhan akan
kasih sayang dapat dipuaskan melalui hubungan yang akrab dengan
yang lain.
Kasih sayang merupakan keadaan yang dimengerti secara
mendalam dan diterima dengan sepenuh hati, kegagalan dalam
mencapai kepuasan kebutuhan kasih sayang merupakan penyebab
utama dari gangguan emosional. Rasa gembira akan dialami apabila
segala sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja akan
mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau
bila ia jatuh cinta dan cintanya itu mandapat sambutan oleh yang
dicintai. Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dengan baik pada suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan
yang lebih baik dari orang lain atau berasal dari terlepasnya energi
emosional dari situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.
5. Pola-pola ekspresi emosi negatif anak yatim piatu
Pola-pola ekspresi emosi negatif pada dua responden yaitu
responden Tria merasa kehilangan, sedih, galau dan merasa takut.
Responden Tria berpikir sudah tidak ada lagi yang sayang kepadanya,
dan responden Tria berpikir akan kesepian nantinya. Tindakan yang
responden Tria lakukan adalah curhat kepada sang kakak. Seperti yang
diungkapkan oleh responden Tria.
“Yang dipikirkan udah gak ada mama, trus kesepian, terus papa
juga kan udah gak ada”.
“Saya curhat sama mba, terus nangis”.
“Ya marahin mereka, trus bilang jangan terlalu dekat sama mbak
aku. Kalo mereka nggak dengar ya aku jauhin”.
Sedangkan responden Wati merasa tidak ada gunanya lagi sekolah
jika yang dibanggakan sudah tidak ada lagi, responden Wati berpikir
bahwa Tuhan tega mengambil orang yang dia sayang, yang responden
lakukan hanya diam, menangis dan terkadang merenung. Seperti yang
diungkapkan oleh responden Wati.
“Buat apa saya sekolah kalo yang dibanggain aja udah gak ada”.
“Waktu itu campur aduk, sedih, kecewa, apalagi tu belum sempat
minta maaf sama mama”.
“Ya cuma diam, nangis, kadang merenung”.
Responden Tria cenderung memiliki pola ekspresi emosi negatif
seperti merasa tidak suka jika temannya ada yang mendekati sang
kakak, tidak mau kasih sayang sang kakak diberikan kepada orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
orang lain, menjauhi teman yang tidak disukai, sulit memaafkan teman
yang bermasalah dengan responden. Sedangkan responden Wati
memiliki pla ekspresi emosi negatif seperti merasa kecewa kepada
temannya sehingga yang responden Wati lakukan menjauhinya
beberapa waktu, responden Wati terkadang menangis, dan berdiam diri
dan tidak mau bergabung dengan temannya yang lain.
Sesuai dengan teori Hurlock (1980) pola emosi pada remaja sama
dengan pola emosi ada masa kanak-kanak. Perbedaaanya terletak pada
rangsangan yang membangkitkan emosi dan khususnya pada
pengendalian latihan indivdu terhadap ungkapan emosi mereka,
misalnya perlakuan “anak kecil” membuat remaja sangat marah,
dibandingakan dengan hal-hal lain. Remaja biasanya tidak
mengungkapkan rasa amarahnya dengan cara yang meledak-ledak,
melainkan dengan menggerutu atau tidak mau berbicara. Ia tidak
mengeluh atau menyesali diri seperti yang dilakukan anak-anak,
namun terkadang dalam beberapa kasus seorang remaja juga dapat
mengalami regresi yaitu bertingkah laku seperti anak kecil, minta
perhatian atau marah-marah. Karena dengan tingkah lakunya
diharapkan orang lain akan menghiburnya atau lebih
memperhatikannya.
Pola ekspresi emosi negatif anak yatim piatu berbeda. Responden
Tria tidak suka jika orang lain lebih dekat dengan sang kakak sehingga
Tria berpikir bahwa temannya ingin merebut sang kakak dan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
responden lakukan adalah menjauhi temannya dan benci kepada
temannya. Pada responden Wati, pola ekspresi emosi negatif ketika
memiliki masalah dengan temannya, responden merasa kecewa dan
berpikir bahwa temannya tega melakukan hal tersebut, kemudian yang
responden lakukan adalah menjauhi temannya beberapa waktu. Ketika
responden Wati sudah mulai siap untuk menyelesaikan masalahnya
maka responden Wati baru mengajak temannya untuk berbicara dan
menyelesaikan masalah yang terjadi.
6. Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif anak yatim
piatu
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif kedua
responden beragam. Responden Tria ketika bermasalah dengan
temannya Tria menjauhi temannya tersebut, ketika ibu responden
meninggal reesponden Tria menjadi sedih dan tidak bisa menerima
kepergian ibunya saat itu, responden Tria juga merasa bersalah setelah
memarahi temannya, dampak bagi temannya saat itu hanya diam.
Seperti yang diungkapkan oleh responden Tria.
“Aku menjauh dari mereka maksudnya mbak”.
“Dampaknya ya setelah marah-marah itu kayak, apa ya saya tu
kayak orang jahat. Tega banget, tapi sebenarnya aku nggak tega.
Aku terpaksa. Aku merasa bersalah sih mbak.
“kalo dia masih bersikap baik ke aku ya aku minta maaf sama dia”.
“dia cuma diam, takut trus nanti ngadu sama mbak-mbaknya. Trus
ntar mbak-mbaknya juga marahin aku”.
Dampak terhadap responden Wati ketika kejadian tertentu yaitu
sering menangis, kecewa kepada temannya ketika ada masalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
responden, tidak bersemangat melakukan aktifitas ketika kehilangan
orang tua, dari kejadian yang membuat responden Wati sedih
membuatnya semakin kuat, dampak bagi temannya yaitu terkadang
kesal dengan sikap responden Wati yang tiba-tiba berdiam diri. Seperti
yang diungkapkan oleh responden Wati.
“Dampaknya buat orang lain mereka kadang kesal sama saya kalo
saya tiba-tiba diamin, tapi kadang ada juga yang menghibur saya”.
“Mereka jadi kebingungan ngeliat saya trus mereka menjauh dulu
tapi ada juga yang mendekat, menghibur, ada juga yang sebal sama
saya karena perubahan sikap”.
“Dampaknya buat orang lain mereka kadang kesal sama saya kalo
saya tiba-tiba diamin, tapi kadang ada juga yang menghibur saya”.
“Ya masih ada rasa kecewa walaupun sedikit mbak. soalnya
kejadian itu buat aku malu dan sakit hati”.
“dampaknya kalo aku diam atau nangis buat aku lebih tenang. Abis
itu kejadian sedih itu buat aku makin kuat mbak”.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif responden
Tria adalah responden lebih menjauhi teman yang tidak disukainya,
ada juga teman yang menajuhi responden Tria karena sikapnya,
terkadang responden merasa bersalah atas perbuatan yang
dilakukannya. Sedangkan responden Wati lebih menyendiri, menangis,
terkadang teman responden merasa kesal terhadap sikap responden
Wati, responden Wati juga memiliki pikiran yang negatif tentang
temannya karena perbuatan temannya tersebut. Sesuai dengan teori
yang dikatakan Hurlock (1993) yang berpendapat bahwa remaja dapat
menghilangkan unek-unek atau kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan
oleh emosi yang ada dengan cara mengungkapkan hal-hal yang
menimbulkan emosi-emosi itu dengan seseorang yang dipercayainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Menghilangkan kekuatan-kekuatan emosi yang terpendam tersebut
disebut emotional catharsis.
Cara-cara yang ditempuh dalam usaha menemukan atau
membongkar kekuatan emosi yang terpendam itu dapat dilakukan
dengan cara bermain, bekerja dan lebih baik lagi adalah dengan
mengatakannya kepada seseorang yang dapat menunjukkan gambaran
masalah-masalah yang dihadapi remaja yang bersangkutan.Rasa sedih
merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja
awal. Remaja sangat peka terhadap ejekan-ejakan yang dilontarkan
kepada diri mereka. Kesedihan akan muncul jika ejekan-ejekan itu
datang dari teman-teman sebaya, terutama pujian terhadap diri atau
hasil usahanya. Penampakan rasa gembira ini memang berbeda di
antara para remaja yang barangkali dipengaruhi oleh tipe kepribadian
mereka masing-masing.
7. Cara mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emosi negatif
Cara responden mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emosi
negatif beragam. Responden Tria mencoba memaafkan temannya,
responden Tria juga berusaha menghibur diri ketika sedang sedih,
responden juga menceritakan masalahnya kepada sang kakak agar
responden mendapat solusi. Seperti yang diungkapkan oleh responden
Tria.
“Aku coba memaafkan”.
“aku diajak kepantai mbak sama temanku waktu aku sedih itu.
Ngilangin rasa marah dan sedih”.
“Awalnya aku curhat sama mbak M, bilang kalo aku nggak suka si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
L udah merebut dia dari aku. Trus mbak M suruh diemin trus suruh
aku minta maaf aja walaupun yang salah bukan aku tapi aku suruh
minta maaf biar akur jadi teman. Tapi udah minta maaf dan jadi
teman to, trus dia ntar ngulangin lagi mbak. aku udah mencoba
baikan sama dia tapi dianya kayak gitu lagi”.
Responden Wati lebih berdoa ketika sedang bersedih, memaafkan
temannya. Seperti yang diungkapkan oleh responden Wati.
“Iya mbak aku maafkan, karena dia juga udah minta maaf sama
aku”.
“nari juga mbak hehe. Sama berdoa juga”
“Ya yang biar bisa maafin dia itu, aku diam dulu. Ntah berapa
lamanya pokoknya diam dulu trus kalo udah siap baru ngobrol lagi.
Ngobrol itu kok bisa kayak gini. Kan dia jelasin, yaudah aku bisa
maafin. Walaupun belum sepenuhnya”.
Cara responden mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi emosi
negatif berbeda. Responden Tria menghibur diri dengan bermain
bersama temannya ketika responden sedang sedih, responden mencoba
memaafkan temannya walaupun awalnya sedikit sulit, responden juga
selalu menceritakan masalahnya kepada sang kakak agar mendapat
solusi. Sedangkan responden Wati mengatasi dampak negatif dari pola
ekspresi emsoi negatif dengan berdoa, berdiam diri, mencoba
memaafkan temannya yang berbuat salah kepada responden. Sesuai
dengan teori yang dikatakan Hurlock yang berpendapat bahwa remaja
dapat menghilangkan unek-unek atau kekuatan-kekuatan yang
ditimbulkan oleh emosi yang ada dengan cara mengungkapkan hal-hal
yang menimbulkan emosi-emosi itu dengan seseorang yang
dipercayainya. Ketika responden menceritakan masalahnya kepada
orang terdekat maka responden akan mendapat solusi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
permasalahan yang dialami dan responden merasa lega karena tidak
menyimpan masalah itu sendiri. Tetapi cara responden Wati mengatasi
dampak negatif dari pola ekspresi emosi negatif tidak sesuai dengan
teori yang diungkapkan Hurlock yang berpendapat bahwa remaja dapat
menghilangkan unek-unek atau kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan
oleh emosi yang ada dengan cara mengungkapkan hal-hal yang
menimbulkan emosi-emosi itu dengan seseorang yang
dipercayainya.Responden Wati lebih menyimpan masalahnya sendiri
dan mencari jalan keluar permasalahan yang dialaminya sendiri dan
setelah merasa siap maka responden akan memaafkan temannya dan
menyelesaikan permasalahannya.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak yatim
piatu
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak yatim
piatu beragam. Pada responden Tria memiliki banyak teman
membuatnya lebih senang, berada dirumah membuat responden lebih
senang karena bisa dekat dengan keluarga, tetapi di panti responden
juga senang karena bisa dekat dengan sang kakak. Ada salah satu
faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif responden Tria
yaitu ketika salah satu temannya yang responden anggap selalu
berusaha mendekati orang-orang terdekat responden, perasaan tidak
suka muncul. Seperti yang diungkapkan oleh responden Tria.
“Dirumah mba, hehe. Banyak temen, deket sama orang tua, bisa
jalan kemana-mana, kalo di panti agak terbatas”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
“Di panti itu senang karena bisa dekat sama mba aku, bisa dekat
sama mba-mba yang baik disini”.
“Ada mba, jadi si L itu emang banyak musuhnya dan banyak yang
ga suka sama dia. Soalnya dia suka merebut milik orang lain.
Misalnya aku dekat sama mba Siska, trus dia ikut-ikutan dekat
sama mba Siska”.
Responden Wati senang ketika bisa berada di panti karena belajar
menghargai orang lain, bisa bergabung dengan berbagai agama, dan
bisa ketemu teman-teman berbagai daerah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi positif responden Wati juga ketika bisa
menyalurkan bakat yang dimiliki seperti menari, responden senang
ketika memiliki banyak teman. Ada salah satu faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi negatif responden Wati yaitu ketika
kehilangan orang yang disayang atau kehilangan orang tua dan
responden Wati merasa sedih. Seperti yang diungkapkan oleh
responden Wati.
“Yang buat aku bahagia itu, bisa lebih memahami keadaan luar,
lebih bisa menghargai satu sama lain, bisa bergabung dengan
berbagai agama, bisa melanjutkan sekolah, bisa ketemu teman
teman dari berbagai daerah”.
“Kalo kejadian yang sedih itu waktu sudah di panti itu kelas satu
SMP, mama meninggal terus belum sempat minta maaf. Itu yang
paling menyedihkan”.
“Temennya itu lebih bisa menerima apa adanya itu kayak teman
teman di sekolah, lebih pengertian, lebih asik, biasanya kalo di
panti kan bosen, kalo ketemu teman-teman di luar kan lebih seru
karena jarang ketemu”.
Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi kedua responden
beragam. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif
responden Tria ketika memiliki teman dan bisa bermain bersama
teman-teman, ketika diperhatikan oleh orang terdekat. Responden Tria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
senang ketika memilki teman dan diperhatikan orang-orang
terdekatnya. Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif
responden Tria ketika orang terdekat lebih dekat dengan temannya
atau orang lain, ketika kehilangan orang tua, hal tersebut yang
mempengaruhi pola ekspresi emosi responden Tria.
Faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi positif responden
Wati ketika bisa tinggal di panti dan banyak hal yang responden
dapatkan, ketika responden mampu menyalurkan bakat yang dimiliki,
ketika responden memiliki banyak teman membuat responden senang.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif
responden saat kehilangan orang tua dan ketika ada masalah dengan
temannya. hal tersebut yang mempengaruhi pola ekspresi emosi
responden. Sesuai dengan teori yang dikatakan Ekman (2008),
Ekspresi sangat dipengaruhi oleh keadaan kebudayaan dimana
individu hidup dan pendidikan yang didapat individu dari orang tuanya
atau lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Bagian
kesimpulan memuat kesimpulan penelitian. Bagian keterbatasan penelitian
memuat keterbatasan peneliti dalam menggali lebih dalam lagi informasi
dari responden. Bagian saran memuat masukan untuk peneliti lain supaya
dapat melakukan penelitian yang lebih baik dari peneliti ini.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan
penelitian yang berkaitan dengan pola ekspresi emosi anak Yatim piatu
adalah:
1. Cara mengekspresikan emosi positif anak yatim piatu beragam.
Ketika mengalami kejadian yang menyenangkan, anak yatim piatu
cenderung tertawa, senyum-senyum, mengajak temannya bermain,
dan berani mengungkapkan rasa sayang kepada kakaknya dengan
memeluk sang kakak. Ada pula anak yatim piatu yang
mengeskpresikan emosi positif dengan menenangkan diri ketika
ada masalah tertentu, ketika bahagia mengekspresikan dengan
tertawa, berdoa, bersikap lebih baik kepada temannya bahkan sama
orang yang tidak dikenal. Ketika mengalami kejadian tertentu,
anak yatim piatu mampu mengekspresikan emosi positif seperti
tertawa, atau ceria seperti bermain bersama teman-teman di Panti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Cara mengekspresikan emosi negatif anak yatim piatu beragam.
Ada anak yatim piatu yang cenderung mengekspresikan emosi
negatif dengan menjauhi temannya, ketakutan saat kondisi tertentu,
memiliki pikiran irasional seperti marah kepada Tuhan ketika
kehilangan orang tua, menangis, diam, dan murung. Anak yatim
piatu dalam mengekspresikan emosi negatif dengan menyendiri,
menangis, menjawab temannya dengan nada yang sinis, dan ada
keinginan untuk memarahi temannya dan berbicara kasar.
3. Anak yatim piatu memiliki pola ekspresi emosi positif beragam.
Ketika mengalami kejadian tertentu anak yatim piatu cenderung
berpikir bahwa temannya baik karena mau berteman dengannya,
ketika anak yatim piatu berpikir bahwa temannya baik, maka anak
yatim piatu merasa senang, kemudian yang dilakukan saat itu
adalah berperilaku baik juga kepada temannya. anak yatim piatu
cenderung berpikir untuk terus mengembangkan bakat dan merasa
percaya pada kemampuan dirinya, yang anak yatim piatu rasakan
saat itu adalah senang, kemudian terus mengembangkan bakatnya.
4. Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif anak yatim
piatu beragam. Ketika mengalami kejadian tertentu, anak yatim
piatu cenderung lebih bahagia, terkadang mengajak temannya
bermain, mengucapkan terimakasih kepada orang yang baik
kepadanya, mendoakan orang yang berperilaku baik kepadanya.
Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi positif pada anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
yatim piatu beragam, seperti semakin bisa menerima diri, semakin
mampu mengetahui bakat yang dimiliki, lebih semangat dalam
menjalankan aktifitas, dampak bagi orang lai yaitu temannya juga
memberi semangat dan dukungan kepada anak yatim piatu
tersebut. Dampak internal yang ditimbulkan dari ekspresi emosi
positif pada anak yatim piatu adalah lebih bahagia dan bersikap
lebih baik kepada temannya, dampak eksternal yang ditimbulkan
adalah temannya lebih senang ketika berada didekat anak yatim
piatu.
5. Pola-pola ekspresi emosi negatif pada anak yatim piatu yaitu
merasa kehilangan, sedih, galau dan merasa takut. Ketika
mengalami kejadian tertentu anak yatim piatu berpikir sudah tidak
ada lagi yang sayang kepadanya, dan berpikir akan kesepian.
Tindakan yang dilakukan adalah curhat atau menceritakan
permasalahan yang dialami kepada orang terdekat. Ada pula anak
yatim piatu yang merasa tidak ada gunanya lagi sekolah jika yang
dibanggakan sudah tidak ada lagi, berpikir bahwa Tuhan tega
mengambil orang yang dia sayang, kemudian yang dilakukan
hanya berdiam diri, menangis dan terkadang merenung.
6. Dampak yang ditimbulkan dari ekspresi emosi negatif anak yatim
piatu beragam. Anak yatim piatu cenderung curhat atau
menceritakan masalahnya kepada orang terdekat, ketika mengalami
kejadian yang menyedihkan anak yatim piatu menjadi lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pendiam dan terkadang iri melihat teman-temannya yang masih
memiliki orang tua, setelah memarahi temannya anak yatim piatu
menyesali perbuatannya dan meminta maaf. Dampaknya yaitu
sering menangis, tidak bersemangat melakukan aktifitas ketika
kehilangan orang tua, dari kejadian yang membuat anak yatim
piatu sedih membuatnya semakin kuat, dampak bagi temannya
yaitu terkadang kesal dengan sikap anak yatim piatu yang tiba-tiba
berdiam diri.
7. Cara anak yatim piatu mengatasi dampak negatif dari pola ekspresi
emosi negatif beragam. Terdapat anak yatim piatu yang mencoba
memaafkan temannya, ada juga yang berusaha menghibur diri
ketika sedang sedih, menceritakan masalahnya kepada orang
terdekat agar mendapat solusi, berdoa ketika sedang bersedih, dan
memaafkan temannya.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola ekspresi emosi anak yatim
piatu beragam. terdapat anak yatim piatu yang lebih senang ketika
memiliki banyak teman., lebih senang ketika berada di rumah
karena bisa dekat dengan keluarga. Ada salah satu faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi emosi negatif anak yatim piatu yaitu
ketika salah satu temannya yang selalu berusaha mendekati orang-
orang terdekat anak yatim piatu, perasaan tidak suka muncul. Anak
yatim piatu senang ketika bisa berada di Panti, karena belajar
menghargai orang lain, bisa bergabung dengan berbagai agama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dan bisa ketemu teman-teman berbagai daerah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi positif anak yatim piatu juga ketika
bisa menyalurkan bakat yang dimiliki seperti, anak yatim piatu
senang ketika memiliki banyak teman. Ada salah satu faktor yang
mempengaruhi pola ekspresi negatif anak yatim piatu yaitu ketika
kehilangan orang yang disayang atau kehilangan orang terdekat
atau kehilangan orang tua.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan dan kekurangan. Peneliti sadar
bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.
Adapun keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Data masalah penelitian belum tergali lebih dalam.
2. Responden sulit berbahasa Indonesia sehingga responden
cukup sulit menjelaskan ketika wawancara berlangsung.
3. Kurang menggunakan pedoman observasi yang tepat.
4. Tempat penelitian yang cukup jauh sehingga peneliti dan
responden sulit mencari waktu luang untuk wawancara.
C. Saran
Saran peneliti ditujukan kepada peneliti selanjutnya supaya
memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Saran peneliti berupa:
1. Diperlukan menggali data lebih dalam.
2. Diperlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zahrani, M.S. (2005). Konseling Terapi (terj). Jakarta: Gema Insani Press.
Chaplin, J. P. (2011). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Djamal, (2015). Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ekman, Paul. (2008). Membaca Emosi Orang. Yogyakarta: Think Yogyakarta.
Gunawan, Imam. (2015) Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Prakti Moleong,
(2007). Ed. Revisi Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdak.
Jakarta: Bumi Aksara.
Goleman, Daniel. (2002). Emotional Inteligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Goleman, Daniel. (2007). Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional
Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Gross, J.J. (1998). The Emerging Field Of Emotion Regulation. An Intergrative
Review. Review Of General Psychology.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. (1993). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Julianti, Indah. (2005). Yatim piatu. Jurnal diambil pada tahun 2016.
journalindahjuli.com/yatim-piatu.
Keltner, D., Kring, A.M., Bonanno, A. (1999). Facial expressian and personal
adjustment. Current Directions in Psychological Science. Fleeting signs
of the course of life.
Lazarus, R.S. (1991). Emotion and Adaptation. New York: Oxford University
Press.
Moh. Ali dan Moh. Asrori. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta. PT. Bumi Aksara.
Moleong. (2007). Ed. Revisi Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Syamsu, Yusuf. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sarwono, W Sarwito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada.
Safira, T. & Saputra. (2009). Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksa.
Seligman E.P. Martin. (2005). Menciptakan kebahagiaan dengan psikologi
positif. Bandung: Mizan Media Utama (MMU).
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1998).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Yusuf, Syamsu. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Gunawan. (2005). PADU. Pembelajaran Khistik. Jurnal Anak Usia Dini.
Jakarta: PLS Ditjen Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 1 : Verbatim Responden Tria
Hasil Wawancara 6 Juni 2017
1. Peneliti Selamat siang, bagaimana tadi sekolahnya?
2. Tria Siang mba, tadi abis selesai UKK bahasa inggris.
Agak sulit mba.
3. Peneliti Oh, tadi abis selesai UKK. Agak sulit? Tapi semalam
belajar?
4. Tria Iya mba, soalnya susah. Bukan pelajaran kesukaan
saya juga. Iya belajar kok semalam mba
5. Peneliti Oh, sukanya pelajaran apa?
6. Tria Sukanya pelajaran matematika mba.
7. Peneliti Oh matematika. Selain itu?
8. Tria Enggak ada mba
9. Peneliti Oh enggak ada.
10. Tria Iya mba
11. Peneliti Oh iya, kalo boleh tau udah berapa lama tinggal di
panti?
12. Tria Udah sebelas bulan mba tinggal disini
13. Peneliti Hampir setahun ya?
14. Tria Iya mba hehe
15. Peneliti Bagaimana rasanya tinggal di panti?
16. Tria Kalau disini itu banyak teman, nyaman, asik, terus
bisa belajar bersama.
17. Peneliti Oh iya. Senang dirumah atau di panti?
18. Tria Dirumah mba, hehe. Banyak temen, deket sama orang
tua, bisa jalan kemana-mana, kalo di panti agak
terbatas.
19. Peneliti Nanti libur semester pulang ke rumah?
20. Tria Iya mba, pulang soalnya liburnya lama.
21. Peneliti Mulai libur kapan?
22. Tria Mulai 18 Juni, 17 pembagian rapor. Tapi aku pulang
tgl 20 atau 21 mba.
23. Peneliti Pulangnya sendirian?
24. Tria Iya mba, soalnya mba aku PKL
25. Peneliti Oh udah PKL. Gak apa ya pulang sendiri
26. Tria Iya gak apa mba hehe
27. Peneliti Oke kalo gitu. Mbak mau minta Tria cerita dong, hal-
hal atau kejadian apa yang membuat Tria itu bahagia
atau senang, entah di rumah atau disini?
28. Tria Yang di panti aja ya mba?
29. Peneliti Iya gak apa
30. Tria Di panti itu senang karena bisa dekat sama mba aku,
bisa dekat sama mba-mba yang baik disini, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
paling dekat kayak mba Siska, mba Amel, mba Lia.
Itu yang aku paling deket dan buat aku senang disini.
31. Peneliti Oh iya. Mmm disini Tria pernah mengalami kejadian-
kejadian yang membuat Tria merasa sedih atau kesal
atau marah?
32. Tria Ada mba, jadi si L itu emang banyak musuhnya dan
banyak yang ga suka sama dia. Soalnya dia suka
merebut milik orang lain. Misalnya aku dekat sama
mba Siska, trus dia ikut-ikutan dekat sama mba Siska
33. Peneliti Oh, jadi Tria merasa kesal?
34. Tria Iya mba kesal
35. Peneliti Terus apa yang Tria pikirkan saat itu?
36. Tria Yang dipikirkan cuma marah mba
37. Peneliti Oh iya. Terus bagaimana perasaan Tria saat itu?
38. Tria Iya kayak gak mau dekat lagi sama dia dan menjauh
dari dia.
39. Peneliti Oh kamu merasa gak mau dekat lagi dan merasa ingin
menjauhi dia?
40. Tria Iya mba abis kesal
41. Peneliti Terus yang kamu lakukan apa ketika kamu merasa
kesal?
42. Tria Menjauhi dia mba dan gak mau dekat-dekat sama dia
43. Peneliti Oh jadi kamu menjauhi dia?
44. Tria Iyalah mba, males. Terus aku kan curhat sama mba
aku. Dia suruh aku memaafkan L, kalo dimaafin dia
masih kayak gitu didiemin aja kata mba aku.
45. Peneliti Oh mba kamu memberi saran seperti itu?
46. Tria Iya mba. Aku coba memaafkan
47. Peneliti Ya bagus kalo gitu. Nah tadi kan kejadian yang buat
kamu kesal, sekarang kejadian yang buat kamu
senang nyaman apa?
48. Tria Ketika dapat kiriman uang dari rumah, terus aku beli
mie ayam sama mba, trus kalo minta apa diturutin
49. Peneliti Oh jadi Tria senang ketika dapat kiriman uang lalu
bisa beli mie ayam, dan diturutin apa yang Tria minta
50. Tria Iya mba hehe
51. Peneliti Trus perasaan Tria saat itu?
52. Tria Senang sama gembira mba
53. Peneliti Ketika Tria senang dan gembira, yang Tria lakuin
apa?
54. Tria Ketika senang dapat kiriman uang itu aku ajak teman
jajan atau makan mie ayam
55. Peneliti Oh seru ya bisa makan atau jajan bareng teman
56. Tria Iya mba seru hehe
57. Peneliti Tria juga punya teman banyak di sekolah maupun di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
panti ya?
58. Tria Iya mba banyak
59. Peneliti Berarti makin betah ya disini?
60. Tria Iya mba makin betah dan nyaman
61. Peneliti Mungkin Tria punya cerita lain yang membuat Tria
kesal, mungkin sampai nangis? Kalo ada coba
diceritakan
62. Tria Yang dirumah ada mba. Ketika saya SD kelas tiga
saya ditinggal mama meninggal. Sedih banget.
Biasanya ada yang manjain, terus ada yang ajak jalan
kemana-mana terus gak ada.
63. Peneliti Perasaan Tria saat itu?
64. Tria Merasa kehilangan, terpukul, sedih, galau, sama takut
mba.
65. Peneliti Mba bisa merasakan apa yang Tria rasakan saat itu
66. Tria Iya mba makasih
67. Peneliti Apa yang Tria pikirkan saat itu?
68. Tria Yang dipikirkan udah gak ada mama, trus kesepian,
terus papa juga kan udah gak ada
69. Peneliti Oh iya. Yang kamu lakukan saat itu apa?
70. Tria Saya curhat sama mba, terus nangis.
71. Peneliti Tapi yang sayang sama Tria masih banyak, iya kan?
72. Tria Iya mba. Ada tetangga yang menganggap anak dan
dekat. Punya orang tua angkat di rumah mba setelah
orang tua gak ada.
73. Peneliti Oh jadi Tria sekarang punya orang tua angkat di
rumah?
74. Tria Iya mba mereka baik
75. Peneliti Oh gitu. Terus efeknya apa ketika Tria sedih dan
kehilangan?
76. Tria Efeknya apa ya. Efeknya aku jadi pendiam waktu itu
mba, dan aku kadang iri melihat teman-temanku
masih punya orang tua.
77. Peneliti Oh gitu ya. Sekarang Tria merasakan apa?
78. Tria Sekarang saya sudah mulai terbiasa dan banyak yang
sayang sama saya mba.
79. Peneliti Oh syukurlah.
80. Tria Iya mba.
81. Peneliti Dari kejadian yang membuat Tria bahagia tadi.
Efeknya apa buat Tria?
82. Tria Yang senang tadi ya mba?
83. Peneliti Iya
84. Tria Saya bahagia terus saya mengucapkan terimakasih
sama orang tua angkat saya karena udah baik.
85. Peneliti Oh begitu ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
86. Tria Iya mba.
87. Peneliti Kamu ada yang ingin diceritakan lagi mungkin,
kejadian yang membuatmu sangat sedih atau sangat
bahagia?
88. Tria Ada mba, sangat sedih dan tidak bisa menerima ketika
mama meninggal itu. Jadi jam 9 malam aku baru
tidur. Trus aku dibangunin dan baru tidur setengah
jam, dapat kabar mama meninggal. Trus aku kaget,
masa udah gak ada.
89. Peneliti Yang kamu pikirkan saat itu?
90. Tria Saya takut mba dan saya berpikir gak ada lagi yang
sayang sama saya
91. Peneliti Ketika kamu takut dan berpikir gak ada yang sayang
lagi sama kamu, yang kamu rasain saat itu apa?
92. Tria Saya sedih dan merasa kehilangan
93. Peneliti Selain itu ada lagi?
94. Tria Saya merasa kesepian mba
95. Peneliti Yang kamu lakukan saat itu?
96. Tria Saya cuma nangis dan diam mba
97. Peneliti Hal-hal kecil yang Tria lakukan agar bisa bahagia dan
senang ketika sedih, marah, takut, merasa kehilangan,
itu apa?
98. Tria Ya aku diajak kepantai mbak sama temanku waktu
aku sedih itu. Ngilangin rasa marah dan sedih.
99. Peneliti Kamu sering melakukan itu?
100. Tria Iya mba sering aku lakukan.
101. Peneliti Kalo di panti, punya masalah atau sedih. Yang Tria
lakukan biar gak sedih dan gak marah lagi apa?
102. Tria Ya paling aku diem aja mba, trus kekamar yang lain
cari temen yang lain, atau beli ekrim, jajan.
103. Peneliti Marah-marah gitu gak kalo lagi kesal?
104. Tria Iya kadang-kadang marah mbak. Tapi suka ditahan
sama mbak aku
105. Peneliti Oh iya. Kalo di panti yang buat kamu semangat apa?
106. Tria Bisa dekat sama mba aku, punya teman.
107. Peneliti Kalo di rumah?
108. Tria Di rumah, banyak teman, terus bisa kemana-mana.
109. Peneliti Kalo di sekolah?
110. Tria Di sekolah pingin dapat juara dikelas, dan pingin
membahagiakan orang tua.
111. Peneliti Oh jadi kamu pingin dapat juara dan pingin
membahagiakan orang tua sehingga buat kamu
semangat ya belajar disekolah
112. Tria Iya mba hehe
113. Peneliti Hal-hal yang menyenangkan kamu berarti banyaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
di rumah atau di panti, atau di sekolah?
114. Tria Di rumah mba hehe
115. Peneliti Di rumah selain, banyak teman, bisa kemana-mana,
ada lagi yang membuat bahagia Tria?
116. Tria Ada mba, waktu aku kelas 6 SD, pas aku ulang tahun.
Terus pada ke masjid baca AlQuran. Teman-temanku
pada keluar, trus aku belum datang. Pas aku datang
lampu dimatikan trus aku dikasi kue sama kado.
117. Peneliti Wahh senang banget ya
118. Tria Iya mba senang banget, itu terakhir kali dirayakan
bareng temen-temen. Trus didoakan juga waktu itu.
119. Peneliti Dirumah juga?
120. Tria Dirumah sama mama papa yang angkat
121. Peneliti Oh sama orang tua angkat ya
122. Tria Iya mba
123. Peneliti Berarti kalo pulang ke rumah orang tua angkat?
124. Tria Iya kadang kesana, kadang ketempat simbah aku
125. Peneliti Oh kadang tempat simbah?
126. Tria Iya mba hehe
127. Peneliti Rumahnya jauhan?
128. Tria Enggak mbak cuman deket
129. Peneliti Oh deketan rumahnya, berarti enak ya bisa main
kerumah simbah. Kamu masih ada yang mau
diceritakan?
130. Tria Iya mba enak hehe. nggak deh mbak udah. hehe
131. Peneliti Oke kalo gitu mungkin kamu mau lanjut tidur siang
hehe. Kan lagi puasa ya
132. Tria Hehe iya mba.
133. Peneliti Yasudah, makasih ya atas waktunya.
134. Tria Iya sama-sama mba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Wawancara Hari Kedua Tria 8 juni 2017
1. Peneliti Selamat siang Tria. Bagaimana kabarnya?
2. Tria Baik mbak hehehe.
3. Peneliti Wah syukurlah kalo gitu.
4. Tria Iya mbak. Tadi berangkat dari jogja jam berapa mbak?
5. Peneliti Jam sepuluh Tria.
6. Tria Oh iya mbak.
7. Peneliti Oke langsung aja ya. Kemarin Tria udah ceritain sama
mbak kejadian-kejadian yang membuat Tria sedih atau
senang, nah mungkin Tria bisa menceritakan lebih dalam
kejadian-kejadian yang membuat Tria senang itu apa?
8. Tria Oh iya mbak. Yang buat aku senang?
Itu ketika aku main sama teman-teman aku kepantai trus
disini aku bisa dekat sama mbak-mbak di panti. Itu tu buat
aku ki bahagia mbak. Bisa dekat sama orang aku merasa
disayang.
9. Peneliti Oke. Bagaimana kamu ketika senang atau bahagia itu?
10. Tria Yang aku lakuin maksudnya mbak?
11. Peneliti Iya
12. Tria Yang aku lakuin waktu senang itu ketawa sama teman,
terus aku kadang ngajak jajan atau tak jajanin, trus aku
bantuin mereka kalo mereka minta bantuan sama aku.
13. Peneliti Oh gitu. Ketika bahagia itu yang kamu pikirkan tentang
teman kamu itu apa?
14. Tria Yang saya pikirkan tentang mereka itu, mereka baik sama
saya dan mereka mau juga berteman sama saya.
15. Peneliti Baik sama kamu gimana?
16. Tria Ya baik mbak, mau nemenin saya, mau menjadikan saya
teman.
17. Peneliti Oke, terus yang kamu rasakan tentang mereka apa?
18. Tria Ya yang saya rasakan tentang mereka itu senang. Saya
merasa senang bisa punya teman, senang bisa punya orang
lain yang masih peduli dan sayang sama saya. Saya merasa
dicintai juga mbak. Apalagi setelah bapak pergi dan ibu
meninggal, saya jadi Yatim piatu dan hanya punya kakak,
simbah.
19. Peneliti Tapi kamu masih punya keluarga yang lain?
20. Tria Ya ada sih mbak, tapi yang dekat Cuma mbak aku sama
simbah.
21. Peneliti Oke, setelah itu apa yang kamu lakukan terhadap mereka?
22. Tria Apa ya mbak?
23. Peneliti Ya ketika kamu bahagia punya mereka dan merasa
dicintai, kamu melakukan apa terhadap mereka?
24. Tria Ya, saya mendoakan mereka dan mengucapkan makasih
karena mau berteman sama saya dan saya selalu menuruti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
nasihat mbak saya dan nasihat simbah.
25. Peneliti Oke. Kamu sudah menceritakan kejadian atau peristiwa
yang membuat kamu senang. Sekarang mbak minta kamu
menceritakan kejadian atau peristiwa yang membuatmu
sedih atau marah
26. Tria Apa ya mbak
27. Peneliti Ya apa aja
28. Tria Ada mbak. Aku paling nggak suka kalo ada orang yang
mendekati mbak aku di panti ini. Mereka nggak boleh
lebih deket sama mbak aku. Hanya aku yang boleh lebih
deket.
29. Peneliti Tapi nggak apa mereka deket?
30. Tria Ya nggak papa, tapi nggak boleh lebih deket. Kesel.
31. Peneliti Kenapa nggak boleh?
32. Tria Karena hanya aku yang boleh diperhatiin sama mbak aku.
Kan aku cuma punya dia, mereka punya keluarga banyak.
Aku nggak ada lagi. Kalo mbak aku dekat sama mereka
nanti aku sama siapa?
33. Peneliti Tapi kamu waktu itu bilang, kalo kamu punya banyak
teman juga di panti?
34. Tria Iya punya mbak, tapi kan mbak aku gak boleh lebih deket
sama orang lain. Kan beda mbak.
35. Peneliti Oh gitu. Waktu temenmu deketin mbak mu yang kamu
pikirkan tentang mereka apa saat itu?
36. Tria Ya aku berpikir mereka mau merebut mbak aku dari aku.
37. Peneliti Merebut gimana?
38. Tria Ya merebut mbak. Mereka mau ambil mbak aku dari aku.
39. Peneliti Terus kamu merasakan apa tentang mereka saat itu?
40. Tria Aku merasa kesal dan marah mbak. Kok mereka tega sih
sama aku.
41. Peneliti Yang kamu lakuin apa saat itu?
42. Tria Ya marahin mereka, trus bilang jangan terlalu dekat sama
mbak aku. Kalo mereka nggak dengar ya aku jauhin
43. Peneliti Jauhin gimana?
44. Tria Aku menjauh dari mereka maksudnya mbak
45. Peneliti Terus mbak kamu bagaiamana saat itu?
46. Tria Mbak aku bilangin ke aku kalo jangan kayak gitu, mereka
nggak akan merebut mbak dari kamu. Kata mbak aku gitu.
Tapi aku tetap kesal mbak.
47. Peneliti Trus bagaimana cara kamu saat itu menghilangkan rasa
marah atau kesal kamu terhadap mereka?
48. Tria Ya susah mbak. Aku menjauh dari mereka, trus aku diemin
juga mereka. Waktu itu mulai berkurang waktu mereka
minta maaf, trus mbak aku kasi nasehat sama aku.
49. Peneliti Kamu saat itu bisa memaafkan mereka?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
50. Tria Awalnya susah mbak. Tapi lama-lama aku mulai
memaafkan mereka.
51. Peneliti Terus sekarang kalau ada yang dekat sama mbak kamu,
nggak apa?
52. Tria Ya nggak apa mbak asal mbak aku nggak direbut aja
53. Peneliti Direbut gimana?
54. Tria Diambil mbak. Jadi mereka deket banget terus mbak aku
jadi jauh sama aku. Ya itu aku nggak mau.
55. Peneliti Oh gitu. Apa udah pernah mbak kamu jauh sama kamu?
56. Tria Nggak pernah sih mbak. Cuma dulu aja waktu mbak
tinggal di panti duluan, aku dirumah.
57. Peneliti Oh itu jauhan tempat tinggal. Kamu sayang sama mbak
kamu?
58. Tria Sayang banget mbak.
59. Peneliti Apa yang membuat kamu begitu sayangnya sampai orang
lain nggak boleh dekat sama mbak?
60. Tria Ya yang saya punya cuma dia, yang ngerti dan sayang
sama saya juga Cuma dia. Apalagi setelah saya tidak
punya orang tua lagi, hanya mbak yang saya punya.
61. Peneliti Oke. Gimana sih cara kamu kasi tau ke mbak kalo kamu
sayang sama dia?
62. Tria Ya aku kadang pegang tangan mbak, trus aku peluk dia.
Aku juga pernah bilang kalo aku sayang dia. Hehe
63. Peneliti Oh gitu. Ketika kamu melakukan itu, apa yang kamu
rasakan?
64. Tria Aku merasa lega dan senang mbak.
65. Peneliti Oke, waktu kamu mengalami kejadian tidak
menyenangkan kamu melakukan apa biasanya?
66. Tria Saya nangis, murung, diam, trus marah-marah mbak. Tapi
waktu saya marah, mbak saya suka menahan saya.
67. Peneliti Waktu marah-marah, tindakan apa yang kamu lakukan?
68. Tria Saya pukul meja dikelas, waktu teman saya gangguin saya.
Trus saya pernah dorong teman saya yang mau merebut
mbak saya dari saya.
69. Peneliti Oh gitu, apa yang kamu rasakan setelah melakukan hal itu?
70. Tria Aku kadang menyesal karena marahin temanku. Jadi
kadang aku minta maaf.
71. Peneliti Kadang?
72. Tria Iya mbak, kalo dia masih bersikap baik ke aku ya aku
minta maaf sama dia.
73. Peneliti Oke. Masih ada lain mungkin?
74. Tria Apa ya mbak. Itu aja deh mbak. Aku mau nyuci dulu.
75. Peneliti Nyuci baju?
76. Tria Iya hehe.
77. Peneliti Oke kalo gitu, samapai ketemu besok lagi ya. Makasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
udah mau cerita.
78. Tria Iya mbak. Sama-sama. Daa mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Wawancara Hari Ketiga Tria 9 juni 2017
1. Peneliti Selamat siang Tria. Bagaimana kabar hari ini?
2. Tria Siang mbak. baik dong hehe.
3. Peneliti Syukurlah ya.
4. Tria Iya mbak. lagi ya mbak?
5. Peneliti Iya nggak apa kan?
6. Tria Nggak papa kok mbak. hehe
7. Peneliti Nah kemarin kan udah cerita nih kejadian senang dan
menyebalkan. Nah kayaknya masih ada ya cerita kejadian
yang menyenangkan di panti?
8. Tria Iya mbak ada. Kalo kejadian senang yang di panti itu bisa
menjadi anak mandiri, disiplin, dan menghemat uang
mbak, dan dekat sama kakak disini.
9. Peneliti Oh oke, ada lagi?
10. Tria Yang buat aku senang ketika aku sama teman-teman
piknik ke pantai baron setelah menang lomba terus mampir
kerumah aku trus tak kenalin sama keluargaku. Trus aku
senang karena teman-teman pada tau sama suster dengan
keluarga aku. Udah.
11. Peneliti Oke, yang Tria pikirkan tentang mereka saat itu apa?
12. Tria saya berpikir kalo mereka baik dan mau menerima saya
walaupun saya sederhana. Dan mereka mau main kerumah
saya.
13. Peneliti Oh oke. Yang Tria rasakan saat itu?
14. Tria Aku merasa senang karena mereka baik dan mau
menerima aku mbak. ya bahagia mbak mereka udah mau
berkunjung kerumah aku
15. Peneliti trus apa yang Tria lakukan ketika mereka baik sama Tria?
16. Tria Saya juga baik sama mereka mbak hehe.
17. Peneliti Oh oke kalo gitu. Nah kalo kejadian yang menyebalkan
atau menyedihkan di panti mungkin, coba ceritakan deh
18. Tria Ya waktu mama meninggal mbak menyedihkan sekali. aku
merasa nggak ada lagi yang sayang sama aku. Tapi waktu
aku sedih teman-teman aku ngajak kepantai jadinya sedih
aku hilang. Trus akhirnya aku merasa masih ada yang
sayang sama aku.
19. Peneliti Oh oke, kalau di panti kejadian menyedihkan atau
menyebalkan ada? Kalo ada bisa ceritakan?
20. Tria Yang buat kesal itu ya cuma L mbak.
21. Peneliti Coba Tria ceritakan apa sih yang buat Tria kesal sama L?
22. Tria Dia suka mau merebut orang-orang yang dekat sama aku
mbak. jadi kalo aku dekat sama mbak ini dia juga mau
dekat-dekat. Benci deh pokoknya mbak. ntar aku dekat
sama mbak M dia juga dekat-dekat trus ntar kalo aku
dekat orang lain dia ikutan terus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
23. Peneliti Trus apa yang Tria pikirkan tentang dia saat itu sehingga
kamu kesal sama dia?
24. Tria Yang aku pikirkan tentang dia, L itu kayak jadi orang yang
jahat, perebut milik orang lain, yang aku pikirkan cuma
nggak mau temenan lagi sama L udah males mau deket
sama dia. Saya juga mau dia cepat-cepat keluar dari panti.
25. Peneliti Sampai sekarang?
26. Tria Sampai sekarang masih benci sama dia mbak.
27. Peneliti Apa sih yang kamu rasakan saat itu tentang dia?
28. Tria Saya merasa itu, kan tadinya mau maafin tapi udah terlalu
jadinya saya merasa kesal jadinya nggak bisa dan nggak
senang sama dia. Dia udah ngerebutin orang-orang yang
dekat sama aku. Saya juga merasa kalo dia itu pengecut,
kalo didepan baik dibelakang sukanya merebut dan suka
nyeritain kejelakan orang.
29. Peneliti Oh ya tadi Tria bilang kalo Tria berpikir dia perebut dan
buat Tria kesal. Yang Tria lakukan apa saat itu terhadap
dia?
30. Tria Yang pertama aku lakukan itu bilang sama dia pelan-pelan,
tapi kalo dia nggak dengerin aku marah.
31. Peneliti Trus marah kamu itu seperti apa?
32. Tria Kayak pengen mukul gitu.
33. Peneliti Selain itu?
34. Tria Ya cuman itu, ntar kayak bicara yang nggak-nggak.
35. Peneliti Nggak-nggak gimana?
36. Tria Kayak bicara kasar mbak.
37. Peneliti Selain itu?
38. Tria Udah.
39. Peneliti Udah berapa kali kamu melakukan itu sama dia?
40. Tria Udah banyak.
41. Peneliti Dampak apasih yang kamu rasakan atau alami dari
masalah kamu itu?
42. Tria Dampaknya ya setelah marah-marah itu kayak, apa ya saya
tu kayak orang jahat. Tega banget, tapi sebenarnya aku
nggak tega. Aku terpaksa. Aku merasa bersalah sih mbak.
43. Peneliti Dampaknya buat orang lain atau buat L apa?
44. Tria Ya dia cuma diam, takut trus nanti ngadu sama mbak-
mbaknya. Trus ntar mbak-mbaknya juga marahin aku.
45. Peneliti Dampak buat teman-teman kau yang lain?
46. Tria Nggak ada sih mbak.
47. Peneliti Nah, kamu kan sama L kurang akur. Nah bagaimana cara
biar mengurangi rasa marah atau rasa jengkel kamu sama
dia? Hal kecil yang kamu lakukan apa?
48. Tria Awalnya aku curhat sama mbak M, bilang kalo aku nggak
suka si L udah merebut dia dari aku. Trus mbak M suruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
diemin trus suruh aku minta maaf aja walaupun yang salah
bukan aku tapi aku suruh minta maaf biar akur jadi teman.
Tapi udah minta maaf dan jadi teman to, trus dia ntar
ngulangin lagi mbak. aku udah mencoba baikan sama dia
tapi dianya kayak gitu lagi.
49. Peneliti Oke kalo gitu kamu sudah mencoba ya buat baikan sama
dia.
50. Tria Iya mbak udah tapi dia kayak gitu lagi.
51. Peneliti Nah ada lagi nggak kejadian yang buat kamu senang
banget? Kalo ada coba cerita
52. Tria Ada mbak, waktu semester satu itu kan nerima raport. Trus
latian nari, trus aku disuruh ikut nari trus aku tampil diliat
banyak orang. Aku senang. Trus aku nerima raport dapat
nilai bagus trus aku dibelikan sepatu sama simbahku, kalo
nggak remidi aku dibelikan sepatu sama baju.
53. Peneliti Oh gitu hehe.
Nah kalo kejadian sedih mungkin ada lagi?
54. Tria Ada mbak, kalo UKK dapat nilai rendah atau nggak tuntas
itu sedih banget karena nggak bisa membahagiakan orang
tua dan suster. Suster udah berusaha biar anak-anak rajin
belajar tapi malah malas belajar.
55. Peneliti Oh oke. Nah kalo kamu lagi senang gitu kamu
meluapkannya gimana?
56. Tria Kalo aku senang tu ntar aku senyum-senyum, ntar aku
ngajak teman-teman kayak maen gitu.
57. Peneliti Kalo sedih atau kesal?
58. Tria Kalo sedih aku diam, kalo ada yang tanya kamu kenapa
aku cuman diam nggak mau jawab. Ntar juga ada yang
ngerti kalo aku sedih trus diem. Kalo marah aku biasa
cuma tak pendam, kalo nggak tahan baru aku luapkan
dengan marah-marah, nangis, gitu mbak.
59. Peneliti Seberapa besar sih marah kamu terhadap L?
60. Tria Delapan mbak.
61. Peneliti Kamu tadi juga bilang ada rasa ingin memaafkan dan
baikan. Nah seberapa besar rasa ingin memaafkan kembali
dan baikan lagi sama dia?
62. Tria Iya ada mbak, enam
63. Peneliti Oh oke. Dari kejadian-kejadian yang kamu udah ceritakan
sama mbak. kamu lebih mudah mengekspresikan emosi
marah atau senang?
64. Tria Senang mbak. karena kalo yang marah-marah itu ntar
dimarahin sama mbak-mbak disini atau sama suster. Ntar
jadi masalah kalo aku sering marah-marah.
65. Peneliti Oke masih ada lagi?
66. Tria Nggak ada mbak. udah heehe. Udah banyak itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
67. Peneliti Hehe, oke. Kamu mau lanjut aktivitas yang lain?
68. Tria Iya mbak, mau kesekolah kembalikan kunci.
69. Peneliti Oh oke kalo gitu. Makasih ya atas waktunya.
70. Tria Iya mbak sama-sama. Daa mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 2 : Verbatim Responden Wati
Hasil Wawancara 6 Juni 2017
1. Peneliti Selamat siang Wati. Bagaiamana kabarnya hari ini?
2. Wati Kabarnya baik mbak, mbak gimana?
3. Peneliti Oh syukurlah. Mbak juga baik.
4. Wati Bagus deh mbak. Hehe
5. Peneliti Tadi bagaimana sekolahnya? UKK ya?
6. Wati Ya baik aja mbak. UKK nya udah selesai mbak dari
tanggal dua kemarin.
7. Peneliti Oh udah selesai?
8. Wati Iya mbak, jadi tadi menunggu yang remedial.
9. Peneliti Oh menunggu yang remedi. Mulai sekolah dari jam
berapa?
10. Wati Dari jam tujuh mbak, sampai jam setengah satu. Di
sekolah Cuma nonton film, trus bersih-bersih kelas,
trus belajar di perpus. Trus udah.
11. Peneliti Katanya mau PKL ya nanti?
12. Wati Iya mbak besok PKL
13. Peneliti Mulai PKL kapan?
14. Wati Tanggal 12 juni 2017 mbak
15. Peneliti Bentar lagi ya? Sudah siap?
16. Wati Apanya?
17. Peneliti PKL nya
18. Wati Siap gak siap, harus siap hehe
19. Peneliti Harus siap dan semangat ya
20. Wati Iya mbak hehe
21. Peneliti Kelompoknya berapa orang?
22. Wati Sebelas orang mbak
23. Peneliti Wah banyak juga ya. Tapi kenal semua kan ya?
24. Wati Kenal mbak, disana nanti shift-shift an gitu.
25. Peneliti Berarti bagian admnistrasi atau gimana?
26. Wati Pembukuan dua orang, yang lain lebih ke PJ
27. Peneliti Kalau Wati bagian apa?
28. Wati Belum dibagi hehe
29. Peneliti Sudah gak sabar?
30. Wati Iyalah mbak, biar bisa jalan-jalan juga hehe
31. Peneliti Kok jalan-jalan?
32. Wati Kalo ditempat PKL kan diluar mbak jadi gak kayak di
panti, biar gak bosan juga. Liat suasana baru hehe
33. Peneliti Oh hehe. Hmmm selama sekolah di SMK seru gak?
34. Wati Ya ada serunya ada gaknya.
35. Peneliti Serunya apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
36. Wati Serunya kalo ada kegiatan mbak
37. Peneliti Gak seru itu kalo apa?
38. Wati Gak seru kalo ada praktek akuntansi, gak seimbang
sama istirahatnya jadi males
39. Peneliti Oh gitu. Kalo boleh tau di panti udah berapa lama?
40. Wati Lima tahun jalan mbak
41. Peneliti Oh jalan lima tahun? Lama juga ya
42. Wati Iya mbak hehe
43. Peneliti Dari SMP berarti?
44. Wati Iya dari SMP mbak.
45. Peneliti Betah?
46. Wati Ya sebenarnya enggak tapi gatau kenapa bisa sampai
sekarang. Ya betah gak betah deh mbak
47. Peneliti Tapi disini banyak teman ya?
48. Wati Banyak mbak
49. Peneliti Teman dekat?
50. Wati Teman dekat kalo di panti cuma satu dua. Teman
dekatku malahan banyakan dari luar.
51. Peneliti Oh banyak diluar ya.
52. Wati Iya mbak.
53. Peneliti Oh iya, Wati mungkin bisa ceritain kejadian apa yang
membuat Wati senang atau bahagia. Bisa di rumah
atau di panti.
54. Wati Yang buat aku bahagia itu, bisa lebih memahami
keadaan luar, lebih bisa menghargai satu sama lain,
bisa bergabung dengan berbagai agama, bisa
melanjutkan sekolah, bisa ketemu teman-teman dari
berbagai daerah.
55. Peneliti Oh gitu. Mungkin ada kejadian atau peristiwa yang
menyenangkan dalam hidup Wati.
56. Wati Kalo kejadian yang menyenangkan waktu disini tu,
waktu SMP ya nari di pernikahan bu Nana trus nari di
Gunung Gambar, abis nari di Gunung Gambar dapat
job lagi tu main jatilan
57. Peneliti Oh, jadi dengan mengembangkan hobi Wati menjadi
senang dan bahagia?
58. Wati Iya mbak senang banget
59. Peneliti Sudah berapa lama ikut nari?
60. Wati Nari tu, sebenarnya dari SMP tapi terakhir nari bulan
apa itu waktu di Kelor
61. Peneliti Terakhir kemarin nari apa?
62. Wati Topeng ireng mbak
63. Peneliti Senang ya banyak teman yang ikut nari juga
64. Wati Senang mbak hehe
65. Peneliti Selain itu ada kejadian yang membuat Wati senang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
66. Wati Gak ada mbak
67. Peneliti Oh gak ada. Terus ketika Wati senang tadi, apa yang
Wati pikirkan saat itu?
68. Wati Mmmmm bisa gak ya lebih berkembang lagi bakat aku
69. Peneliti Terus perasaan Wati bagaimana?
70. Wati Senang mbak
71. Peneliti Selain senang?
72. Wati Ya terharu kok bisa, padahal dari SD saya tu paling
benci dengan nari.
73. Peneliti Oh ya?
74. Wati Iya mbak tapi sekarang malah suka
75. Peneliti Oh bagus dong ya. Tadi kan Wati merasa senang, dan
berpikir kok bisa atau gak nyangka bisa suka menari,
nah yang Wati lakukan saat itu apa?
76. Wati Berusaha lebih baik lagi, sekarang kan sudah SMK. Di
sekolah kan gak ada ekstra nari, kalo pulang kebetulan
SMP ada nari pasti saya ikut biar tau lagi dan gak lupa
77. Peneliti Jadi Wati sering ikut latihan nari gitu?
78. Wati Iya mbak kalo gak ada jam tambahan
79. Peneliti Teman-teman panti juga banyak yang ikut?
80. Wati Banyak mbak
81. Peneliti Oh banyak ya.
82. Wati Iya mbak hehe
83. Peneliti Nah tadi kan kejadian yang menyenangkan nih,
sekarang Wati mungkin bisa menceritakan kejadian
yang membuat Wati sedih atau marah
84. Wati Kalo kejadian yang sedih itu waktu sudah di panti itu
kelas satu SMP, mama meninggal terus belum sempat
minta maaf. Itu yang paling menyedihkan
85. Peneliti Terus yang Wati pikirkan saat itu apa?
86. Wati Buat apa saya sekolah kalo yang dibanggain aja udah
gak ada
87. Peneliti Trus perasaan Wati bagaimana?
88. Wati Waktu itu campur aduk, sedih, kecewa, apalagi tu
belum sempat minta maaf sama mama
89. Peneliti Trus yang Wati lakukan saat itu?
90. Wati Ya Cuma diam, nangis, kadang merenung
91. Peneliti Iya, mbak bisa merasakan apa yang Wati rasakan saat
itu. Kesedihan saat itu berlangsung lama?
92. Wati Lumayan mbak
93. Peneliti Lumayan ya?
94. Wati Iya mbak, saya juga mendoakan kok biar tenang
95. Peneliti Yang sayang sama Wati juga banyak
96. Wati Iya mbak banyak, ada Allah, yang kedua keluarga,
yang ketiga suster karena suster yang ngerawat disini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
yang nyekolahin
97. Peneliti Kalo selama di Panti ada gak kejadian yang membuat
Wati kesal atau sebal?
98. Wati Enggak ada mbak
99. Peneliti Berarti selama disini Wati merasa nyaman?
100. Wati Iya mbak. Paling kalo kesal itu cuma bentar, abis itu
reda
101. Peneliti Waktu Wati kesal itu Wati ngapain?
102. Wati Ya kalo ada orang yang tanya dan ajak bercanda aku
hanya diam mbak
103. Peneliti Wati tapi keliatannya senang punya banyak teman ya
104. Wati Iya senang mbak hehe. Di SMK juga banyak teman,
tapi teman cewek. Kalo disekolahan lain banyak teman
cowok hehe
105. Peneliti Ohh gitu hehe. Selain kejadian tadi yang buat buat
Wati kesal, ada gak kejadian lain yang menyebalkan
mungkin bagi Wati
106. Wati Kalo yang buat sakit hati itu ada
107. Peneliti Apa?
108. Wati Waktu teman ada ngomong yang enggak-enggak
tentang aku
109. Peneliti Trus Wati menanggapinya gimana?
110. Wati Ya aku gak ngomong sama dia sekitar tiga bulanan.
Pokoknya tak diamin terus selama tiga bulan. Tunggu
hatinya benar-benar siap buat ngobrol lagi tak tanya
ngapa bisa bilang kayak gitu, nanti ya akrab lagi kok
hehe
111. Peneliti Oh gitu. Mungkin ada hal-hal kecil yang Wati lakukan
biar enggak sedih lagi atau gak marah lagi?
112. Wati Biasanya cari teman yang lain dulu, yang asik-asik
nantikan kalo udah asik main kan biasanya bisa agak
hilang rasa benci ke seseorang hehehe atau jalani hobi
aku
113. Peneliti Jadi Wati lebih nyaman?
114. Wati Iya mbak
115. Peneliti Efek dari masalah Wati tadi buat pelajarannya ada
gak?
116. Wati Kalo pelajaran gak ada mbak
117. Peneliti Wati lebih nyaman di panti apa di sekolah?
118. Wati Di sekolah hehe
119. Peneliti Kok bisa?
120. Wati Temennya itu lebihb bisa menerima apa adanya itu
kayak teman-teman di sekolah, lebih pengertian, lebih
asik, biasanya kalo di panti kan bosen, kalo ketemu
teman-teman di luar kan lebih seru karena jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
ketemu
121. Peneliti Oh gitu ya. Mmmm tadi kan Wati cerita hal-hal
menyenangkan yang pernah Wati alami. Nah dampak
yang Wati rasakan ketika mengalami kejadian itu apa?
122. Wati Lebih bisa menerima diri, lebih bisa dan mengetahui
apa bakatnya dan pengen mengembangkan dan lebih
bersemangat jalani hari-hari
123. Peneliti Trus dampak bagi orang lain apa?
124. Wati Orang lain bangga dan senang dan mereka lebih
menyemangati dan memotivasi
125. Peneliti Kalo kejadian yang menyedihkan tadi, dampaknya
bagi Wati apa?
126. Wati Waktu paling parah-parahnya itu, waktu mau ngapa-
ngapain itu gak mau, kayak apa-apa malas. Itu sekitar
tiga minggu. Paling sering nangis.
127. Peneliti Kalo dampak buat orang lain apa?
128. Wati Mereka jadi kebingungan ngeliat saya trus mereka
menjauh dulu tapi ada juga yang mendekat,
menghibur, ada juga yang sebal sama saya karena
perubahan sikap
129. Peneliti Selama di panti berarti Wati semakin mampu
mengontrol marah atau sedihnya?
130. Wati Kalo marah bisa dikontrol, tapi kalo sedih masih
sedikit. Untuk yang sedih belom bisa mbak perlu
latihan
131. Peneliti Oh gitu ya.
132. Wati Iya mbak soalnya kalo sedihkan susah. Aku kalo sedih
banget pasti nangis hehe
133. Peneliti Oh iya gak apa.
134. Wati Iya mbak hehe.
135. Peneliti Yasudah, kamu mau tidur siang atau piket gitu?
136. Wati Tidur siang enggak mbak, piket nanti sore hehe
137. Peneliti Yasudah, kita akhiri dulu aja ya Wati
138. Wati Iya mbak
139. Peneliti Makasih atas waktunya ya
140. Wati Iya mbak sama-sama. Makasih juga udah datang jauh-
jauh hehe
141. Peneliti Iya gak apa. sampai ketemu besok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Wawancara Hari Kedua Wati
1. Peneliti Selamat siang Wati. Gimana kabar hari ni?
2. Wati Siang mbak. Baik kok mbak.
3. Peneliti Syukurlah. Tadi disekolah ngapain aja?
4. Wati Nungguin yang remedi, terus ada persiapan PKL besok
mbak.
5. Peneliti Oh gitu. Kamu sudah siap berarti ya?
6. Wati Iya siap mbak hehe.
7. Peneliti Oke langsung aja ya. Kemarin kan kamu udah ceritain ke
mbak, kejadian yang membuatmu sedih maupun senang.
Nah, sekarang mbak boleh dengerin kamu cerita lagi
kejadian yang membuatmu bahagia itu apa? bisa dirumah
atau dimana aja
8. Wati Yang buat saya bahagia mbak? Ya itu, saya bisa ikut nari
mbak dan mengisi acara dengan menari. Senang deh
mbak.
9. Peneliti Oh oke. Kapan itu?
10. Wati Itu dari saya SMP mbak. Teragntung kalo ada yang
nawarin nari ya saya ikut, tapi ijin di suster dulu hehe.
11. Peneliti Oh gitu, suster selalu ijinin?
12. Wati Iya mbak hehe.
13. Peneliti Nah, ketika kamu bahagia itu, apa sih yang kamu pikirkan
saat itu?
14. Wati Yang saya pikirkan saat itu. Kok bisa ya saya sering dan
bisa menari padahal dulu saya gak suka nari. Nggak
nyangka aja mbak hehe.
15. Peneliti Oke. Perasaan kamu saat itu bagaimana?
16. Wati Saya merasa bangga sama diri saya dan saya senang mbak
bisa nari itu hehe. Saya juga merasa teman-teman saya
mau mendukung saya dan itu membuat saya senang.
17. Peneliti Oh oke. Yang kamu lakukan saat itu ketika kamu merasa
senang, bangga dan kamu berpikir nggak nyangka, yang
kamu lakukan apa?
18. Wati Apa ya mbak? Mmmm aku harus semangat dan harus bisa
mengembangkan bakat nari aku mbak.
19. Peneliti Oh oke kalo gitu. Kamu pasti bisa ya.
20. Wati Iya mbak hehe.
21. Peneliti Nah selain itu ada kejadian yang buat kamu senang?
22. Wati Ada mbak, saya punya teman yang baik di sekolah yang
perhatian sama saya. Itu membuat saya senang.
23. Peneliti Mereka baik? Coba kamu ceritakan baik yang seperti apa?
24. Wati Ya baik mbak. Mau berteman sama aku hehe. Jadi kalo
aku tu ada masalah mereka bantuin. Misalnya aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
berantem sama teman panti, mereka yang dengerin
curhatan aku. Ya gitudeh mbak.
25. Peneliti Oh gitu. Trus bagaiamana perasaan kamu tentang
mereka?
26. Wati Ya aku merasa di sayang mbak. Aku merasa diperhatiin
sama mereka.
27. Peneliti Trus yang kamu pikirkan tentang mereka apa?
28. Wati Aku berpikir kalo mereka teman yang baik mbak. mereka
juga mau berteman sama aku bukan karena ada maunya
hehe.
29. Peneliti Oh oke. Yang mereka lakukan apa sih sehingga kamu
berpikir mereka baik dan merasa disayang?
30. Wati Yang mereka lakukan ya itu mbak mau menerima saya
sebagai teman mereka.
31. Peneliti Terus yang kamu lakukan terhadap mereka apa?
32. Wati Ya aku juga baik sama mereka mbak. Aku juga bakalan
nolong mereka kalo mereka butuh bantuan aku.
33. Peneliti Oke. Baiklah. Apa masih ada lagi?
34. Wati Itu aja deh mbak. hehe
35. Peneliti Oke, itu tadi kan yang senang ya. Sekarang kamu bisa
menceritakan ke mbak kejadian atau peristiwa yang
membuatmu sedih atau marah atau kesal?
36. Wati Sedih kan waktu mama meninggal mbak. udah nggak ada
lagi orang tua. Waktu itu sedih banget mbak.
37. Peneliti Yang kamu pikirkan apa saat itu?
38. Wati Saya berpikir kok Tuhan tega ambil mama dari kami.
Nanti siapa lagi yang sayang sama aku dan adek.
39. Peneliti Yang kamu rasakan apa saat itu?
40. Wati Saya merasa sedih dan kecewa.
41. Peneliti Kecewa gimana?
42. Wati Ya kecewa mbak, belum sempat minta maaf dan
ngomong sama mama.
43. Peneliti Yang kamu lakukan saat itu?
44. Wati Saya nangis dan murung aja mbak. Masih nggak nyangka
kok cepet banget. Aku kan belom sempet bahagiain
mama.
45. Peneliti Oh oke kalo gitu. Masih ada lagi hal menyedihkan atau
membuatmu marah?
46. Wati Buat marah ada mbak. waktu temenku menceritakan
tentang aku ke orang lain yang jelek-jelek.
47. Peneliti Itu dia menceritakan gimana?
48. Wati Ya jelek-jelekin aku mbak, padahal apa yang dia ceritain
gak benar. Aku kan nggak suka.
49. Peneliti Trus kamu berpikir apa tentang dia?
50. Wati Aku berpikir kalo dia kok tega ya gituin aku. Padahal aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
nggak pernah jahatin dia kok.
51. Peneliti Yang kamu rasakan tentang dia saat itu apa?
52. Wati Ah saya merasa kesal dan marah mbak. sakit hati aja
digituin mbak. coba kalo mbak digituin gimana rasane.
53. Peneliti Oh iya mbak bisa rasain kok. Trus yang kamu lakukan
terhadap dia apa saat itu?
54. Wati Ya aku menjauh dan diemin dia mbak.
55. Peneliti Hanya itu?
56. Wati Ya aku diemin dan menjauh beberapa minggu. Trus
waktu agak tenang, aku tanyain kok koe tega sih kayak
gituin aku. Trus akhirnya kita baikan sih mbak.
57. Peneliti Berarti kamu memaafkan dia?
58. Wati Iya mbak aku maafkan, karena dia juga udah minta maaf
sama aku.
59. Peneliti Oke. Itu kan tadi Wati udah cerita hal-hal yang membuat
sedih dan senang. Nah gimana sih cara Wati ketika sedih
itu meluapkannya?
60. Wati Ya cara aku mbak, nangis, nulis diari, berdiam diri,
kadang tidur hehe.
61. Peneliti Itu aja?
62. Wati Oh ada, nari juga mbak hehe. Sama berdoa juga deh
63. Peneliti Trus kalo bahagia?
64. Wati Kalo bahagia ya aku lebih ke tertawa kalo lagi main sama
teman, terus kalo ketemu orang yang dikenal aku
senyumin dan aku salim, ya aku berdoa juga mbak.
65. Peneliti Oh gitu ya. Hhe. Ketika kamu melakukan itu kamu
merasa gimana?
66. Wati Saya merasa lega aja sih mbak. tapi kalo di panti saya
nggak mungkin marah-marah sampai pukul-pukulan
soalnya disini kan ada suster dan harus saling menjaga
perasaan.
67. Peneliti Oke mbak paham. Nah dari kejadian yang membuatmu
sedih tadi, kamu merasakan apa sih dampak buat kamu?
68. Wati Dampak buat aku mbak?
69. Peneliti Iya efeknya apasih buat kamu?
70. Wati Oh dampaknya kalo aku diam atau nangis buat aku lebih
tenang. Abis itu kejadian sedih itu buat aku makin kuat
mbak hehe.
71. Peneliti Kuat?
72. Wati Iya aku jadi terbiasa ngalami hal-hal sedih itu mbak.
73. Peneliti Oh kalau dampak buat orang lain apa menurut kamu?
74. Wati Dampaknya buat orang lain mereka kadang kesal sama
saya kalo saya tiba-tiba diamin, tapi kadang ada juga yang
menghibur saya.
75. Peneliti Oh oke kalo gitu. Masih ada lagi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
76. Wati Apa ya mbak. kayaknya itu aja deh.
77. Peneliti Oke kalo gitu.
78. Wati Eh iya mbak. aku mau siap-siap dulu, nanti ada acara
buka bersama disekolahan.
79. Peneliti Oh oke kalo gitu nggak apa. kamu siap-siap dulu aja.
80. Wati Oke mbak. Pamit ya.
81. Peneliti Oke. Mbak juga sekalian pamit kalau gitu. Makasih ya.
82. Wati Oke mbak. hati-hati dijalan. daa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Wawancara Hari Ketiga Wati
1. Peneliti Siang Wati. Gimana kabarnya hari ni?
2. Wati Siang mbak. alhamdulilah baik mbak.
3. Peneliti Puasa?
4. Wati Iya dong mbak hehe.
5. Peneliti Oke langsung aja ya. Kemarin kan kamu udah cerita nih
kejadian apa aja yang buat kamu sedih atau senang.
Mungkin kamu ada cerita lagi atau ingin menceritakan
kejadian kemarin. Mungkin cerita kemarin kamu kurang
puas hehe. Coba kamu ceritakan?
6. Wati Hhehehe. Gimana mbak mulainya.
7. Peneliti Ya kamu bisa mulai darimana aja. Senyamanannya kamu.
8. Wati Oke. Cerita bahagia aja ya mbak. misalnya pas kumpul
bareng temen disekolah.
9. Peneliti Kumpul gimana?
10. Wati Main trus cerita-cerita sama mereka.
11. Peneliti Oh iya. Trus yang Wati pikirkan tentang mereka apa?
12. Wati Bisa nggak ya gini selamanya.
13. Peneliti Iya. Bagaimana perasaan Wati saat itu?
14. Wati Ya saya merasa senang berteman sama mereka, asik, trus
bangga bisa punya teman baik.
15. Peneliti Yang Wati lakukan ketika Wati pingin kayak gitu terus
sama mereka trus merasa senang.
16. Wati Menjaga perasaaanya.
17. Peneliti Menjaga perasaan seperti apa?
18. Wati Ya aku nggak mau buat mereka sedih atau kecewa sama
aku. Aku juga harus baik sama mereka. Mencoba untuk
jujur, saling menjaga rahasia, saling mengerti, tidak
cemburu.
19. Peneliti Dampaknya buat Wati apa?
20. Wati Ya lebih semangat mbak kalo kesekolah dan melakukan
aktivitas.
21. Peneliti Trus buat orang lain atau teman Wati?
22. Wati Mereka juga lebih semangat lebih deket lagi.
23. Peneliti Yang senang udah, kalo yang sedih atau buat Wati kesal
atau marah? Coba ceritakan sama mbak.
24. Wati Kalo yang kesal itu pada saat ada acara sama frater itu,
suruh menulis pendapatnya itu teman-temannya itu
gimana. Lah saat itu temenku bilang kalo aku omong
kosong padahal kalo dia curhat itu sama aku terus dari
awal sampai akhir kok bisa bilang kayak gitu. Itu paling
kesel.
25. Peneliti Saat itu yang Wati pikirkan tentang dia apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
26. Wati Kecewa berat, dan rasanya malas sama dia.
27. Peneliti Perasaan Wati gimana?
28. Wati Mmmmm campur aduk tidak menentu, ada rasa kecewa
juga ada rasa kayak nggak pernah dihargai, kenapa kok
bisa dia kayak gitu padahal itu semua tulisan ditonton
orang lain. Aku kan jadi merasa malu juga.
29. Peneliti Yang Wati lakukan?
30. Wati Saat itu?
31. Peneliti Iya
32. Wati Diem, trus cerita sama temen-temen sekolah maksudnya
sahabat dekat. Kenapa dia bisa nulis seperti itu, kan
dibaca banyak orang. Trus dia nggak merasa bersalah.
33. Peneliti Ketika kecewa Wati melampiaskannya dengan cara yang
seperti apa?
34. Wati Cuma diem sih, kalo ditanya nggak jawab. Jawab ya
sekali-sekali tapi sinis.
35. Peneliti Trus menurut Wati, dampaknya apa bagi Wati?
36. Wati Pengen emosi terus kalo liat orangnya. Intinya udah males
sama dia. Pokoknya udah berpikir yang negatif-negatif
sama dia.
37. Peneliti Dampaknya buat dia apa?
38. Wati Sempat kebingungan, trus cuek. Dia juga tidak merasa
bersalah.
39. Peneliti Hal-hal apa yang Wati lakukan biar Wati nggak lagi
kecewa sama dia?
40. Wati Ya yang biar bisa maafin dia itu, aku diam dulu. Ntah
berapa lamanya pokoknya diam dulu trus kalo udah siap
baru ngobrol lagi. Ngobrol itu kok bisa kayak gini. Kan
dia jelasin, yaudah aku bisa maafin. Walaupun belum
sepenuhnya.
41. Peneliti Belum sepenuhnya memaafkan itu gimana?
42. Wati Ya masih ada rasa kecewa walaupun sedikit mbak.
soalnya kejadian itu buat aku malu dan sakit hati.
43. Peneliti Oke bagaiamana cara kamu memaafkan dia?
44. Wati Ya aku agak susah mbak. tapi aku coba memaafkan dia.
Setiap orang pasti punya salah.
45. Peneliti Oke kalo gitu. Nah kalo kejadian senang ada lagi? Atau
kejadian menyebalkan ada lagi?
46. Wati Kejadian senang sih pasti nari mbak hehe. Bisa
mengemangkan bakat nari itu senang banget. Kalo sedih
ya mama meninggal.
47. Peneliti Kamu kalo sedih biasanya ngapain? Atau kamu marah,
kamu ngapain biasanya?
48. Wati Aku diem, nangis diam-diam, trus berdoa sih mbak.
49. Peneliti Kalo lagi bahagia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
50. Wati Aku ketawa-ketawa nggak jelas, trus bersikap lebih baik
sama orang bahkan yang bukan teman aku. Kadang
nyanyi-nyanyi hehehe.
51. Peneliti Kalo kamu lagi marah ada nggak tindakan-tindakan yang
kamu pingin lakukan?
52. Wati Ya kadang pengen marah-marah dan ngomong kasar ke
temanku yang buat aku kesal. Tapi aku sadar di panti,
harus jaga sikap. Nggak enak sama teman-teman lain dan
suster disini.
53. Peneliti Oke kalo gitu. Masih ada lagi cerita yang kamu mau
tambah atau kamu kurang puas tadi ceritanya?
54. Wati Udah puas mbak. udah banyak dari kemarin-kemarin kan
cerita terus sama mbak hehe.
55. Peneliti Oh oke kalo gitu.
56. Wati Mbak aku mau siap-siapin barang buat PKL besok.
Banyak banget yang harus dibawa.
57. Peneliti Oke kalo gitu. Makasih ya udah nyempatin waktunya buat
cerita. Selamat PKL.
58. Wati Iya mbak makasih juga udah mau dengerin ehehe. Daa
mbak. hati-hati pulang jogjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 3 : Verbatim Significant other Teman Tria
Wawancara teman Tria tgl 13 juni 2017
1. Peneliti Bagaimana kabar hari ini?
2. L Kabar baik mbak
3. Peneliti Oke langsung aja ya, kamu sama Tria lumayan dekat?
4. L Lumayan mbak hehe
5. Peneliti Oh iya, bagaiamana sih kalo Tria di panti? Kalo dia
punya masalah dia biasanya ngapain?
6. L Dia kalo ada masalah biasanya diam mbak trus sama
mbaknya terus. Dia mukanya murung gitu kalo lagi punya
masalah.
7. Peneliti Oh gitu. Murungnya gimana?
8. L Iya mbak, murung gitu. Diam dan gak banyak bicara
kayak biasanya. Diajak ngomong gak mau.
9. Peneliti Oh gitu. Trus kalo Tria lagi senang atau bahagia gitu dia
ngapain biasanya?
10. L Dia ketawa-ketawa trus lebih girang atau semangat sih
mbak.
11. Peneliti Oh gitu. Tria pernah gak sih marah-marah sama
temannya?
12. L Dia kalo nggak suka atau benci sama temannya dia lebih
menjauh mbak. pernah sih liat dia marahin temannya tapi
Cuma ngomong gitu, gak sampai mukul mbak.
13. Peneliti Kalo dia ada masalah gitu, dia menyelesaikannya
gimana?
14. L Dia biasanya curhat dulu sama mbaknya trus baru dia
selesain masalahnya.
15. Peneliti Tria pernah membuat masalah disini?
16. L Nggak pernah sih mbak.
17. Peneliti Biasanya kalo dia lagi sedih atau murung yang
menyebabkan itu apa?
18. L Ya yang aku tau mbak dia gak suka ada orang lain yang
dekat sama mbaknya. Hanya dia doang yang boleh dekat
sama mbaknya.
19. Peneliti Oh gitu ya. Ada lagi?
20. L Gak ada sih mbak. pokoknya dia itu kalo sedih atau ada
masalah lebih ke diam dan menjauh dari temannya yang
bermasalah sama dia. Trus kalo dia senang gitu ya lebih
ceria dan jadi baik sama teman-temannya.
21. Peneliti Oh gitu. Okelah makasih ya.
22. L Hehe iya mbak sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 4 : Verbatim Significant other (Pengasuh Panti Asuhan) untuk
Responden Tria
Wawancara Pengasuh tentang Tria 13 juni 2017
1. Peneliti Selamat siang N, abis ngapain tadi?
2. N Siang mbak, abis masak tadi mbak. hehe
3. Peneliti Oh masak buat makan siang ya?
4. N Iya mbak. hehe gimana mbak?
5. Peneliti Oke kalo gitu langsung aja ya. Mbak mau tanya nih kalo
Tria dipanti gimana sih? Terutama kalo dia lagi ada
masalah atau lagi senang gitu?
6. N Oh iya mbak. kalo dia lagi sedih gitu ya dia lebih diem
dan menyendiri mbak. trus nempel terus sama mbaknya
disini. Kalo lagi senang dia main-main gitu sama
temannya trus lebih ceria mbak.
7. Peneliti Oh gitu. Menyendiri gimana?
8. N Ya nggak mau gabung sama teman-temannya kayak
biasa. Dia jadi murung gitu mbak kalo ada masalah.
9. Peneliti Oh gitu. Kalo ceria gitu gimana dia?
10. N Ya kalo berpas-pasan dia menyapa sambil senyum, trus
ketawa-ketawa sama temannya mbak.
11. Peneliti Oh gitu ya. Pernah marah-marah gitu nggak sama
temannya?
12. N Nggak mbak, soalnya ada mbaknya disini. Paling kalo dia
nggak suka sama temannya dia jauhin trus diemin.
13. Peneliti Oh gitu. Dia kalo sedih gitu pernah nangis gitu?
14. N Pernah mbak, waktu dia kangen sama orang tuanya sih.
15. Peneliti Oh gitu ya. Selain itu ada nggak?
16. N Nggak ada sih mbak. ya yang paling dia nggak suka itu
kalo orang yang dia dekat trus didekati sama orang lain
mbak. trus kayak iri gitu.
17. Peneliti Iri gimana?
18. N Siapa yang dia sayang nggak boleh didekati sama orang
lain.
19. Peneliti Oh gitu ya. Apasih yang biasanya buat dia kurang senang
gitu?
20. N Apa ya mbak. kayaknya sih ya Cuma itu. Orang yang dia
sayang nggak boleh diambil orang atau didekati orang
melebihi dia yang dekat sama mbaknya misalnya. Trus
dia nggak suka digangguin.
21. Peneliti Oh gitu ya. Digangguin gimana?
22. N Ya di gangguin waktu belajar atau diajak bicara waktu
lagi sedih mbak.
23. Peneliti Oh gitu ya. Mmm dampaknya apasih kalo dia lagi sedih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
gitu? Dampak buat teman-temannya
24. N Dampaknya ya temannya kesal mbak kalo dia diemin
gitu. Apalagi kalo murung, temannya jadi takut
mendekati dia. Cuma kadang ada yang usil gangguin dia
pas lagi murung.
25. Peneliti Trus yang dia lakukan waktu temannya usil gangguin dia
waktu lagi murung apa?
26. N Dia marahin, dia bilang jangan gangguin dia. Pakai nada
yang agak tinggi gitu mbak.
27. Peneliti Oh gitu ya. Dampaknya buat dia?
28. N Ya dia dijauhi temannya mbak.
29. Peneliti Oh gitu. Kalo lagi sedih atau punya masalah, dia ngapain
aja biar dia nggak sedih lagi?
30. N Setau aku mbak, dia curhat sama mbaknya sih.
31. Peneliti Oh itu aja?
32. N Iya mbak.
33. Peneliti Kalo dampak bagi temannya apa, waktu dia lagi senang
tadi?
34. N Dampaknya, ya temannya senang dan mau main sama dia
mbak.
35. Peneliti Kalo dampak buat dia?
36. N Ya jadi punya teman, bukan hanya sama mbaknya aja
terus hehe.
37. Peneliti Kalo yang buat dia senang apa biasanya?
38. N Kalo temannya mau dekat sama dia dan punya teman
baru.
39. Peneliti Itu aja?
40. N Itu aja mbak yang aku tau.
41. Peneliti Oh okelah kalo gitu. Makasih ya atas waktunya.
42. N Hehe iya mbak sama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 5 : Verbatim Teman Wati
Wawancara teman Wati tgl 13 juni 2017
1. Peneliti Selamat siang M, bagaiamana kabarnya hari ini?
2. M Selamat siang mbak. kabar baik kok mbak
3. Peneliti Oke baiklah. Langsung aja ya bagaimana sih Wati kalo
panti atau disekolah? Misalnya pas dia lagi ada masalah
atau lagi senang, yang dia lakukan apa?
4. M Yang Wati lakukan kalo lagi ada masalah itu mbak diem
dan murung. Pernah juga dia nangis waktu ibuknya
meninggal. Soalnya pas dia di panti kan waktu itu. Dia
kalo lagi sedih juga lebih suka menyendiri. Kalo lagi
senang gitu dia senyum-senyum trus lebih ceria sih mbak.
5. Peneliti Oh gitu. Kalo dia ada masalah gitu, dampaknya apa bagi
orang lain atau bagi kalian teman-temannya?
6. M Dampaknya kita jadi takut buat dekat sama dia jadi
didiemin aja. Nanti juga kalo dia mulai baikan ya kayak
biasa lagi.
7. Peneliti Trus dia selama di panti lebih sering bersedih atau
bahagia?
8. M Bahagia sih mbak, soalnya kan dia suka nari jadi dia
paling sering ikut acara gitu trus ikut ngisi acara dengan
nari gitu.
9. Peneliti Oh gitu ya. Kalo misalkan dia ada masalah gitu, gimana
dia menyelesaikannya? Atau kalo dia lagi sedih gimana
sih dia biar gak sedih lagi?
10. M Ya setau aku mbak dia curhat sama teman dekatnya yang
disekolah, trus dia lebih menyendiri biar menenangkan
diri kalo lagi sedih gitu.
11. Peneliti Ada lagi?
12. M Ya nari juga kayaknya mbak, dia isi kegiatan nari biar dia
gak terlalu sedih.
13. Peneliti Ohh ada lagi?
14. M Nggak ada sih mbak.
15. Peneliti Kalo dia lagi senang gitu dia gimana sih biasanya?
16. M Dia ya kalo lagi senang gitu dia lebih ceria itu mbak, trus
bercanda-bercanda sama teman-teman disini. Jadi makin
baik deh mbak.
17. Peneliti Oh gitu. Tau gak yang buat dia senang itu apa sih selama
ini?
18. M Yang buat senang kayaknya nari gitu mbak, trus nggak
tau mbak. kalo nilai dia bagus dia senang kok mbak.
19. Peneliti Oh gitu ya. Masih ada lagi?
20. M Gak ada mbak itu aja.
21. Peneliti Okelah kalo gitu. Makasih ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
22. M Iya mbak sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 6 : Verbatim Significant Other (Pengasuh Panti Asuhan) untuk
Responden Wati
Wawancara Pengasuh tentang Wati 13 juni 2017
1. Peneliti Oke langsung aja ya. Nah tadi kan mbk tanya tentang
Tria, sekarang mbak mau tanya kalo Wati di panti kayak
gimana sih? Kalo dia lagi senang gitu dia ngapain aja?
2. O Kalo dia lagi senang gitu ya ketawa-ketawa trus lebih
ceria mbak. itusih mbak.
3. Peneliti Oh gitu ya, yang buat dia senang gitu apa sih?
4. O Yang buat dia senang setau aku ya mbak, kalo ikut tampil
nari trus ngisi acara gitu.
5. Peneliti Oh itu aja?
6. O Iya itu aja.
7. Peneliti Kalo dia lagi sedih atau marah dia ngapain?
8. O Kalo dia sedih ya diem aja, trus murung, pernah itu
nangis mbak waktu mamanya meninggal.
9. Peneliti Oh diemnya gimana?
10. O Ya menjauh dari temannya dan lebih diam dari biasanya.
Nggak ngomong sama temannya.
11. Peneliti Oh gitu ya. Yang buat dia sedih atau marah biasanya apa?
12. O Yang aku tau sih, yang buat dia sedih kalo ingat-ingat
orang tuanya yang udah meninggal.
13. Peneliti Hanya itu aja?
14. O Iya mbak.
15. Peneliti Oke trus dampaknya apa sih buat temannya kalo dia sedih
gitu?
16. O Ya kalo sedih kan dia murung trus diem aja. Ya mereka
juga bingung trus diemin dia juga mbak. kayak nggak
mendekati dia dulu. Tapi ada juga yang mnghibur dia.
17. Peneliti Oh gitu. Kalo sedih atau marah gitu, dia biasanya ngapain
biar nggak sedih lagi?
18. O Dia biasanya curhat sama pengasuh, trus tulis di buku
diari atau nggak isi kegiatan menari di sekolah.
19. Peneliti Oh gitu ya. Hanya itu aja?
20. O Iya mbak itu aja.
21. Peneliti Oh okedeh kalo gitu. Makasih ya atas waktunya.
22. O Iya mbak. sama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 7 : Hasil Observasi Responden Tria dan Wati
Hari/tanggal Responden Deskripsi Interpretasi
Senin, 5 Juni
2017 13.00-
15.00 WIB
Tria Observasi dilakukan di panti.
Terhadap responden Tria,
rambut sebahu, kulit sawo
matang, bentuk wajah
lonjong, hidung sedang,
berbadan sedang dan tinggi.
Ketika responden pulang
sekolah bersama temannya
terlihat responden menyapa
suster dan menyalami suster.
Responden juga menyapa ibu
yang membantu di dapur
panti dan menyapa pengasuh.
Tria saat itu sedang berpuasa
sehingga tidak mengambil
jatah makan siang.
Responden mengganti
pakaian, setelah itu sembari
menunggu sang kakak pulang
sekolah peneliti mengobrol
sebentar bersama responden
dan temannya.
Ramah dan
memiliki tata
krama yang
baik.
Senin, 5 Juni
2017 13.00-
15.00 WIB
Wati Observasi dilakukan di panti
ketika responden pulang
sekolah. Terhadap responden
Wati memiliki rambut yang
panjang, berperawakan
sedang, kulit sawo matang,
bentuk wajah lonjong, hidung
sedang, berbadan sedang.
Saat pulang sekolah
responden pulang bersama
seorang temannya yang
merupakan anak panti juga.
Terlihat responden menyapa
suster dan menyalami.
Kemudian responden
menyapa ibu yang membantu
memasak di dapur panti dan
Ramah dan
memiliki tata
krama yang
baik.
Memiliki
semangat
menjalankan
aktivitas
sehari-hari
dan mau
bergaul
dengan siapa
saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
menyapa pengasuh panti.
Responden terlihat lemas
karena sedang berpuasa dan
berjalan kaki dari sekolah ke
panti sekitar 10 menit.
Meskipun begitu, reponden
tetap semangat untuk
mengikuti kegiatan di panti
seperti piket. Responden juga
terlihat mengobrol dengan
teman-teman di panti.
Kamis, 8
Juni 2017
14.50-16.40
WIB
Wati Observasi dilakukan di panti.
Responden terlihat sedang
berdua bersama adiknya.
Responden mengingatkan
adiknya untuk tetap semangat
puasa. Ketika responden
ingin bergabung dengan
teman lain, sang adik
mengikutinya terus. Saat
responden ingin latihan
menari, sang adik juga ingin
ikut dan melihat. Terlihat
responden sangat senang
menari.
Memberi
semangat
kepada
adiknya.
Sangat
senang
mengikuti
kegiatan
menari
meskipun
sedang
berpuasa.
Jumat, 9 Juni
2017 15.00-
16.50 WIB
Wati Observasi dilakukan di panti.
Responden terlihat sedang
sendiri setelah piket.
Responden terlihat sedang
memiliki masalah dan hanya
murung, menangis dan
menulis di buku. Ketika sang
adik datang untuk
menanyakan, responden
hanya diam. Setelah beberapa
menit, responden
memberitahu sang adik
bahwa responden sedang
merindukan orang tuanya
yang sudah tidak ada. Setelah
itu sang adik meninggalkan
responden sendirian agar
responden bisa menenangkan
diri. Ketika teman responden
menyapanya, responden
hanya diam dan memberi
Ketika sedih
responden
menyendiri,
menangis,
menulis
diari.
Dengan
begitu
responden
menjadi
lebih tenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
senyum kecil.
Senin, 12
Juni 2017
13.00-15.20
WIB
Tria Observasi dilakukan di panti.
Responden terlihat bermain
bersama temannya. Tetapi
responden terlihat menjauhi
salah satu temannya, ketika
temannya yang lain ingin
bermain bersama teman yang
dijauhi reponden, temannya
tersebut langsung diajak pergi
bermain ketempat lain.
Terlihat teman yang dijauhi
tersebut hanya diam. Ketika
sang kakak mengetahui hal
tersebut, sang kakak langsung
menegur responden untuk
tidak melakukan hal tersebut.
Ketika sang kakak meminta
responden minta maaf kepada
temannya, responden
mengatakan bahwa masih
tidak suka sama sikap
temannya tersebut.
Responden tidak mau
nantinya orang yang dekat
dengannya lebih dekat
dengan temannya tersebut.
Responden mengatakan
bahwa nanti dia akan
memaafkannya. Dia akan
mencobanya.
Responden
tidak
menyukai
salah satu
temannya
dan
cenderung
menjauhinya.
Responden
juga mau
mendengar
nasehat sang
kakak.
selasa, 13
Juni 2017
12.00-14.00
WIB
Tria Observasi dilakukan di panti.
Responden terlihat senang
dan bermain bersama
temannya. Terlihat responden
bersikap biasa saja terhadap
teman yang dijauhinya.
Responden juga mau
berbicara kepada temannya
yang dijauhi tersebut
walaupun terlihat responden
berbicara tidak senyaman
berbicara dengan temannya
yang lain. Responden terlihat
mulai memaafkan temannya
dengan mencoba bergaul.
Ketika
senang
responden
mau bermain
sama siapa
saja.
Responden
mulai
memaafkan
teman yang
dijauhinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 8 : Hasil Koding Responden Tria
Lembar Koding Wawancara
Responden Tria
No
Urut
Data Teks Koding
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
Oh iya. Senang dirumah atau di panti?
Dirumah mba, hehe. Banyak temen, deket sama orang
tua, bisa jalan kemana-mana, kalo di panti agak
terbatas.
Nanti libur semester pulang ke rumah?
Iya mba, pulang soalnya liburnya lama.
Mulai libur kapan?
Mulai 18 Juni, 17 pembagian rapor. Tapi aku pulang
tgl 20 atau 21 mba.
Pulangnya sendirian?
Iya mba, soalnya mba aku PKL
Oh udah PKL. Gak apa ya pulang sendiri
Iya gak apa mba hehe
Oke kalo gitu. Mbak mau minta Tria cerita dong,
hal-hal atau kejadian apa yang membuat Tria itu
bahagia atau senang, entah di rumah atau disini?
Yang di panti aja ya mba?
Iya gak apa
Di panti itu senang karena bisa dekat sama mba aku,
bisa dekat sama mba-mba yang baik disini, yang
paling dekat kayak mba Siska, mba Amel, mba Lia.
Itu yang aku paling deket dan buat aku senang disini.
Oh iya. Mmm disini Tria pernah mengalami
kejadian-kejadian yang membuat Tria merasa
sedih atau kesal atau marah?
Ada mba, jadi si L itu emang banyak musuhnya dan
banyak yang ga suka sama dia. Soalnya dia suka
merebut milik orang lain. Misalnya aku dekat sama
mba Siska, trus dia ikut-ikutan dekat sama mba Siska
Oh, jadi Tria merasa kesal?
Iya mba kesal
Terus apa yang Tria pikirkan saat itu?
Yang dipikirkan cuma marah mba
Oh iya. Terus bagaimana perasaan Tria saat itu?
Iya kayak gak mau dekat lagi sama dia dan menjauh
TWHP8H01_002-
004
TWHP8H02_020-
024
TWHP8H03_028-
032
TWHP2B01_034
TWHP2B02_036
TWHP2B03_039-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
036
037
038
039
040
041
042
043
044
045
046
047
048
049
050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
061
062
063
064
065
066
067
068
069
070
071
072
073
074
075
076
077
078
079
080
081
dari dia.
Oh kamu merasa gak mau dekat lagi dan merasa
ingin menjauhi dia?
Iya mba abis kesal
Terus yang kamu lakukan apa ketika kamu
merasa kesal?
Menjauhi dia mba dan gak mau dekat-dekat sama dia
Oh jadi kamu menjauhi dia?
Iyalah mba, males. Terus aku kan curhat sama mba
aku. Dia suruh aku memaafkan L, kalo dimaafin dia
masih kayak gitu didiemin aja kata mba aku.
Oh mba kamu memberi saran seperti itu?
Iya mba. Aku coba memaafkan
Ya bagus kalo gitu. Nah tadi kan kejadian yang
buat kamu kesal, sekarang kejadian yang buat
kamu senang atau nyaman apa?
Ketika dapat kiriman uang dari rumah, terus aku beli
mie ayam sama mba, trus kalo minta apa diturutin
Oh jadi Tria senang ketika dapat kiriman uang
lalu bisa beli mie ayam, dan diturutin apa yang
Tria minta
Iya mba hehe
Trus perasaan Tria saat itu?
Senang sama gembira mba
Ketika Tria senang dan gembira, yang Tria lakuin
apa?
Ketika senang dapat kiriman uang itu aku ajak teman
jajan atau makan mie ayam
Oh seru ya bisa makan atau jajan bareng teman
Iya mba seru hehe
Tria juga punya teman banyak di sekolah maupun
di panti ya?
Iya mba banyak
Berarti makin betah ya disini?
Iya mba makin betah dan nyaman
Mungkin Tria punya cerita lain yang membuat
Tria kesal, mungkin sampai nangis? Kalo ada
coba diceritakan
Yang dirumah ada mba. Ketika saya SD kelas tiga
saya ditinggal mama meninggal. Sedih banget.
Biasanya ada yang manjain, terus ada yang ajak jalan
kemana-mana terus gak ada.
Perasaan Tria saat itu?
Merasa kehilangan, terpukul, sedih, galau, sama takut
mba.
Mba bisa merasakan apa yang Tria rasakan saat
040
TWHP2B04_046-
047
TWHP6F01_049-
052
TWHP7G01_054
TWHP4D01_058-
060
TWHP1A01_066
TWHP4D02_069-
070
TWHP8H04_081-
084
TWHP5E01_086-
087
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
082
083
084
085
086
087
088
089
090
091
092
093
094
095
096
097
098
099
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
itu
Iya mba makasih
Apa yang Tria pikirkan saat itu?
Yang dipikirkan udah gak ada mama, trus kesepian,
terus papa juga kan udah gak ada
Oh iya. Yang kamu lakukan saat itu apa?
Saya curhat sama mba, terus nangis.
Tapi yang sayang sama Tria masih banyak, iya
kan?
Iya mba. Ada tetangga yang menganggap anak dan
dekat. Punya orang tua angkat di rumah mba setelah
orang tua gak ada.
Oh jadi Tria sekarang punya orang tua angkat di
rumah?
Iya mba mereka baik
Oh gitu. Terus efeknya apa ketika Tria sedih dan
kehilangan?
Efeknya apa ya. Efeknya aku jadi pendiam waktu itu
mba, dan aku kadang iri melihat teman-temanku
masih punya orang tua.
Oh gitu ya. Sekarang Tria merasakan apa?
Sekarang saya sudah mulai terbiasa dan banyak yang
sayang sama saya mba.
Oh syukurlah.
Iya mba.
Dari kejadian yang membuat Tria bahagia tadi.
Efeknya apa buat Tria?
Yang senang tadi ya mba?
Iya
Saya bahagia terus saya mengucapkan terimakasih
sama orang tua angkat saya karena udah baik.
Kamu ada yang ingin diceritakan lagi mungkin,
kejadian yang membuatmu sangat sedih atau
sangat bahagia?
Ada mba, sangat sedih dan tidak bisa menerima
ketika mama meninggal itu. Jadi jam 9 malam aku
baru tidur. Trus aku dibangunin dan baru tidur
setengah jam, dapat
kabar mama meninggal. Trus aku kaget, masa udah
gak ada.
Yang kamu pikirkan saat itu?
Saya takut mba dan saya berpikir gak ada lagi yang
sayang sama saya
Ketika kamu takut dan berpikir gak ada yang
sayang lagi sama kamu, yang kamu rasain saat itu
apa?
TWHP5E02_092-
093
TWHP5E03_095
TWHP6F02_107-
109
TWHP4D03_119-
120
TWHP8H05_124-
129
TWHP2B05_131-
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
Saya sedih dan merasa kehilangan
Selain itu ada lagi?
Saya merasa kesepian mba
Yang kamu lakukan saat itu?
Saya cuma nangis dan diam mba
Hal-hal kecil yang Tria lakukan agar bisa bahagia
dan senang ketika sedih, marah, takut, merasa
kehilangan, itu apa?
Ya aku diajak kepantai mbak sama temanku waktu
aku sedih itu. Ngilangin rasa marah dan sedih.
Kamu sering melakukan itu?
Iya mba sering aku lakukan.
Kalo di panti, punya masalah atau sedih. Yang
Tria
lakukan biar gak sedih dan gak marah lagi apa?
Ya paling aku diem aja mba, trus kekamar yang lain
cari temen yang lain, atau beli ekrim, jajan.
Marah-marah gitu gak kalo lagi kesal?
Iya kadang-kadang marah mbak. Tapi suka ditahan
sama mbak aku
Oh iya. Kalo di panti yang buat kamu semangat
apa?
Bisa dekat sama mba aku, punya teman.
Kalo di rumah?
Di rumah, banyak teman, terus bisa kemana-mana.
Kalo di sekolah?
Di sekolah pingin dapat juara dikelas, dan pingin
membahagiakan orang tua.
Oh jadi kamu pingin dapat juara dan pingin
membahagiakan orang tua sehingga buat kamu
semangat ya belajar disekolah
Iya mba hehe
Hal-hal yang menyenangkan kamu berarti
banyaknya di rumah atau di panti, atau di
sekolah?
Di rumah mba hehe
Di rumah selain, banyak teman, bisa kemana-
mana, ada lagi yang membuat bahagia
Tria?
Ada mba, waktu aku kelas 6 SD, pas aku ulang tahun.
Terus pada ke masjid baca AlQuran. Teman-temanku
pada keluar, trus aku belum datang. Pas aku datang
lampu dimatikan trus aku dikasi kue sama kado.
Wahh senang banget ya
Iya mba senang banget, itu terakhir kali dirayakan
bareng temen-temen. Trus didoakan juga waktu itu.
TWHP2B06_136
TWHP2B07_138
TWHP1A02_140
TWHP7G02_145-
146
TWHP7G03_152-
153
TWHP1A03_155-
156
TWHP8H06_159
TWHP8H07_161
TWHP8H08_183-
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
Oke langsung aja ya. Kemarin Tria udah ceritain
sama mbak kejadian-kejadian yang membuat Tria
sedih atau senang, nah mungkin Tria bisa
menceritakan lebih dalam kejadian-kejadian yang
membuat Tria senang itu apa?
Oh iya mbak. Yang buat aku senang?
Itu ketika aku main sama teman-teman aku kepantai
trus disini aku bisa dekat sama mbak-mbak di panti.
Itu tu buat aku ki bahagia mbak. Bisa dekat sama
orang aku merasa disayang.
Oke. Bagaimana kamu ketika senang atau bahagia
itu?
Yang aku lakuin maksudnya mbak?
Iya
Yang aku lakuin waktu senang itu ketawa sama
teman, terus aku kadang ngajak jajan atau tak jajanin,
trus aku bantuin mereka kalo mereka minta bantuan
sama aku.
Oh gitu. Ketika bahagia itu yang kamu pikirkan
tentang teman kamu itu apa?
Yang saya pikirkan tentang mereka itu, mereka baik
sama saya dan mereka mau juga berteman sama saya.
Baik sama kamu gimana?
Ya baik mbak, mau nemenin saya, mau menjadikan
saya teman.
Oke, terus yang kamu rasakan tentang mereka
apa?
Ya yang saya rasakan tentang mereka itu senang.
Saya merasa senang bisa punya teman, senang bisa
punya orang lain yang masih peduli dan sayang sama
saya. Saya merasa dicintai juga mbak. Apalagi setelah
bapak pergi dan ibu meninggal, saya jadi Yatim piatu
dan hanya punya kakak, simbah.
Tapi kamu masih punya keluarga yang lain?
Ya ada sih mbak, tapi yang dekat Cuma mbak aku
sama simbah.
Oke, setelah itu apa yang kamu lakukan terhadap
mereka?
Apa ya mbak?
Ya ketika kamu bahagia punya mereka dan
merasa dicintai, kamu melakukan apa terhadap
mereka?
Ya, saya mendoakan mereka dan mengucapkan
makasih
karena mau berteman sama saya dan saya selalu
menuruti nasihat mbak saya dan nasihat simbah.
TWHK8H09_190-
194
TWHK1A04_199-
202
TWHK3C01_205-
207
TWHK3C02_209-
210
TWHK3C03_213-
218
TWHK4D04_228-
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
Oke. Kamu sudah menceritakan kejadian atau
peristiwa yang membuat kamu senang. Sekarang
mbak minta kamu menceritakan kejadian atau
peristiwa yang membuatmu sedih atau marah
Apa ya mbak
Ya apa aja
Ada mbak. Aku paling nggak suka kalo ada orang
yang mendekati mbak aku di panti ini. Mereka nggak
boleh lebih deket sama mbak aku. Hanya aku yang
boleh lebih deket.
Tapi nggak apa mereka deket?
Ya nggak papa, tapi nggak boleh lebih deket. Kesel.
Kenapa nggak boleh?
Karena hanya aku yang boleh diperhatiin sama mbak
aku. Kan aku cuma punya dia, mereka punya keluarga
banyak. Aku nggak ada lagi. Kalo mbak aku dekat
sama mereka nanti aku sama siapa?
Tapi kamu waktu itu bilang, kalo kamu punya
banyak teman juga di panti?
Iya punya mbak, tapi kan mbak aku gak boleh lebih
deket sama orang lain. Kan beda mbak.
Oh gitu. Waktu temenmu deketin mbak mu yang
kamu pikirkan tentang mereka apa saat itu?
Ya aku berpikir mereka mau merebut mbak aku dari
aku.
Merebut gimana?
Ya merebut mbak. Mereka mau ambil mbak aku dari
aku.
Terus kamu merasakan apa tentang mereka saat
itu?
Aku merasa kesal dan marah mbak. Kok mereka tega
sih sama aku.
Yang kamu lakuin apa saat itu?
Ya marahin mereka, trus bilang jangan terlalu dekat
sama mbak aku. Kalo mereka nggak dengar ya aku
jauhin
Jauhin gimana?
Aku menjauh dari mereka maksudnya mbak
Terus mbak kamu bagaiamana saat itu?
Mbak aku bilangin ke aku kalo jangan kayak gitu,
mereka nggak akan merebut mbak dari kamu. Kata
mbak aku gitu. Tapi aku tetap kesal mbak.
Trus bagaimana cara kamu saat itu
menghilangkan rasa marah atau kesal kamu
terhadap mereka?
Ya susah mbak. Aku menjauh dari mereka, trus aku
TWHK5E04_238-
241
TWHK5E05_243
TWHK8H10_245-
248
TWHK8H11_251-
252
TWHK5E06_255-
256
TWHK5E07_262-
263
TWHK5E08_265-
267
TWHK6F03_269
TWHK2B08_271-
273
TWHK7G04_277-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
diemin juga mereka. Waktu itu mulai berkurang
waktu mereka minta maaf, trus mbak aku kasi nasehat
sama aku.
Kamu saat itu bisa memaafkan mereka?
Awalnya susah mbak. Tapi lama-lama aku mulai
memaafkan mereka.
Terus sekarang kalau ada yang dekat sama mbak
kamu, nggak apa?
Ya nggak apa mbak asal mbak aku nggak direbut aja
Direbut gimana?
Diambil mbak. Jadi mereka deket banget terus mbak
aku jadi jauh sama aku. Ya itu aku nggak mau.
Oh gitu. Apa udah pernah mbak kamu jauh sama
kamu?
Nggak pernah sih mbak. Cuma dulu aja waktu mbak
tinggal di panti duluan, aku dirumah.
Oh itu jauhan tempat tinggal. Kamu sayang sama
mbak kamu?
Sayang banget mbak.
Apa yang membuat kamu begitu sayangnya
sampai orang lain nggak boleh dekat sama mbak?
Ya yang saya punya cuma dia, yang ngerti dan sayang
sama saya juga Cuma dia. Apalagi setelah saya tidak
punya orang tua lagi, hanya mbak yang saya punya.
Oke. Gimana sih cara kamu kasi tau ke mbak kalo
kamu sayang sama dia?
Ya aku kadang pegang tangan mbak, trus aku peluk
dia. Aku juga pernah bilang kalo aku sayang dia.
Hehe
Oh gitu. Ketika kamu melakukan itu, apa yang
kamu rasakan?
Aku merasa lega dan senang mbak.
Oke, waktu kamu mengalami kejadian tidak
menyenangkan kamu melakukan apa biasanya?
Saya nangis, murung, diam, trus marah-marah mbak.
Tapi waktu saya marah, mbak saya suka menahan
saya.
Waktu marah-marah, tindakan apa yang kamu
lakukan?
Saya pukul meja dikelas, waktu teman saya gangguin
saya. Trus saya pernah dorong teman saya yang mau
merebut mbak saya dari saya.
Oh gitu, apa yang kamu rasakan setelah
melakukan hal itu?
Aku kadang menyesal karena marahin temanku. Jadi
kadang aku minta maaf.
280
TWHK7G05_282-
283
TWHK8H12_288-
289
TWHK8H13_300-
303
TWHK1A05_306-
308
TWHK3C04_311
TWHK2B09_314-
316
TWHK2B10_318-
320
TWHK6F04_323-
324
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
313
314
315
316
317
318
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
Kadang?
Iya mbak, kalo dia masih bersikap baik ke aku ya aku
minta maaf sama dia.
Nah kemarin kan udah cerita nih kejadian senang
dan menyebalkan. Nah kayaknya masih ada ya
cerita kejadian yang menyenangkan di panti?
Iya mbak ada. Kalo kejadian senang yang di panti itu
bisa menjadi anak mandiri, disiplin, dan menghemat
uang mbak, dan dekat sama kakak disini.
Oh oke, ada lagi?
Yang buat aku senang ketika aku sama teman-teman
piknik ke pantai baron setelah menang lomba terus
mampir kerumah aku trus tak kenalin sama
keluargaku. Trus aku senang karena teman-teman
pada tau sama suster dengan keluarga aku. Udah.
Oke, yang Tria pikirkan tentang mereka saat itu
apa?
saya berpikir kalo mereka baik dan mau menerima
saya walaupun saya sederhana. Dan mereka mau
main kerumah saya.
Oh oke. Yang Tria rasakan saat itu?
Aku merasa senang karena mereka baik dan mau
menerima aku mbak. ya bahagia mbak mereka udah
mau berkunjung kerumah aku
Trus apa yang Tria lakukan ketika mereka baik
sama Tria?
Saya juga baik sama mereka mbak hehe.
Oh oke kalo gitu. Nah kalo kejadian yang
menyebalkan atau menyedihkan di panti
mungkin, coba ceritakan deh
Ya waktu mama meninggal mbak menyedihkan
sekali. aku merasa nggak ada lagi yang sayang sama
aku. Tapi waktu aku sedih teman-teman aku ngajak
kepantai jadinya sedih aku hilang. Trus akhirnya aku
merasa masih ada yang sayang sama aku.
Oh oke, kalau di panti kejadian menyedihkan atau
menyebalkan ada? Kalo ada bisa ceritakan?
Yang buat kesal itu ya cuma L mbak.
Coba Tria ceritakan apa sih yang buat Tria kesal
sama L?
Dia suka mau merebut orang-orang yang dekat sama
aku mbak. jadi kalo aku dekat sama mbak ini dia juga
mau dekat-dekat. Benci deh pokoknya mbak. ntar aku
dekat sama mbak M dia juga dekat-dekat trus ntar
kalo aku dekat orang lain dia ikutan terus.
Trus apa yang Tria pikirkan tentang dia saat itu
TWHK6F05_326-
327
TWHT8H14_332-
335
TWHT8H15_337-
341
TWHT3C05_344-
346
TWHT3C06_348-
350
TWHT3C07_353
TWHT8H16_357-
361
TWHT8H17_367-
371
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
400
401
402
403
sehingga kamu kesal sama dia?
Yang aku pikirkan tentang dia, L itu kayak jadi orang
yang jahat, perebut milik orang lain, yang aku
pikirkan cuma nggak mau temenan lagi sama L udah
males mau deket sama dia. Saya juga mau dia cepat-
cepat keluar dari panti.
Sampai sekarang?
Sampai sekarang masih benci sama dia mbak.
Apa sih yang kamu rasakan saat itu tentang dia?
Saya merasa itu, kan tadinya mau maafin tapi udah
terlalu jadinya saya merasa kesal jadinya nggak bisa
dan nggak senang sama dia. Dia udah ngerebutin
orang-orang yang dekat sama aku. Saya juga merasa
kalo dia itu pengecut, kalo didepan baik dibelakang
sukanya merebut dan suka nyeritain kejelakan orang.
Oh ya tadi Tria bilang kalo Tria berpikir dia
perebut dan buat Tria kesal. Yang Tria lakukan
apa saat itu terhadap dia?
Yang pertama aku lakukan itu bilang sama dia pelan-
pelan, tapi kalo dia nggak dengerin aku marah.
Trus marah kamu itu seperti apa?
Kayak pengen mukul gitu.
Selain itu?
Ya cuman itu, ntar kayak bicara yang nggak-nggak.
Nggak-nggak gimana?
Kayak bicara kasar mbak.
Selain itu?
Udah.
Udah berapa kali kamu melakukan itu sama dia?
Udah banyak.
Dampak apasih yang kamu rasakan atau alami
dari masalah kamu itu?
Dampaknya ya setelah marah-marah itu kayak, apa ya
saya tu kayak orang jahat. Tega banget, tapi
sebenarnya aku nggak tega. Aku terpaksa. Aku
merasa bersalah sih mbak.
Dampaknya buat orang lain atau buat L apa?
Ya dia cuma diam, takut trus nanti ngadu sama mbak-
mbaknya. Trus ntar mbak-mbaknya juga marahin aku.
Dampak buat teman-teman kau yang lain?
Nggak ada sih mbak.
Nah, kamu kan sama L kurang akur. Nah
bagaimana cara biar mengurangi rasa marah atau
rasa jengkel kamu sama dia? Hal kecil yang kamu
lakukan apa?
Awalnya aku curhat sama mbak M, bilang kalo aku
TWHT5E09_374-
378
TWHT5E10_380
TWHT5E11_382-
388
TWHT5E12_392-
394
TWHT2B11_396
TWHT2B12_398
TWHT2B13_400
TWHT6F06_407-
410
TWHT6F07_412-
414
TWHT7G06_421-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
404
405
406
407
408
409
410
411
412
413
414
415
416
417
418
419
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
433
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
444
445
446
447
448
449
nggak suka si L udah merebut dia dari aku. Trus
mbak M suruh diemin trus suruh aku minta maaf aja
walaupun yang salah bukan aku tapi aku suruh minta
maaf biar akur jadi teman. Tapi udah minta maaf dan
jadi teman to, trus dia ntar ngulangin lagi mbak. aku
udah mencoba baikan sama dia tapi dianya kayak gitu
lagi.
Oke kalo gitu kamu sudah mencoba ya buat
baikan sama dia.
Iya mbak udah tapi dia kayak gitu lagi.
Nah ada lagi nggak kejadian yang buat kamu
senang banget? Kalo ada coba cerita
Ada mbak, waktu semester satu itu kan nerima raport.
Trus latian nari, trus aku disuruh ikut nari trus aku
tampil diliat banyak orang. Aku senang. Trus aku
nerima raport dapat nilai bagus trus aku dibelikan
sepatu sama simbahku, kalo nggak remidi aku
dibelikan sepatu sama baju.
Oh gitu hehe. Nah kalo kejadian sedih mungkin
ada lagi?
Ada mbak, kalo UKK dapat nilai rendah atau nggak
tuntas itu sedih banget karena nggak bisa
membahagiakan orang tua dan suster. Suster udah
berusaha biar anak-anak rajin belajar tapi malah
malas belajar.
Oh oke. Nah kalo kamu lagi senang gitu kamu
meluapkannya gimana?
Kalo aku senang tu ntar aku senyum-senyum, ntar
aku ngajak teman-teman kayak maen gitu.
Kalo sedih atau kesal?
Kalo sedih aku diam, kalo ada yang tanya kamu
kenapa aku cuman diam nggak mau jawab. Ntar juga
ada yang ngerti kalo aku sedih trus diem. Kalo marah
aku biasa cuma tak pendam, kalo nggak tahan baru
aku luapkan dengan marah-marah, nangis, gitu mbak.
Seberapa besar sih marah kamu terhadap L? Dari
skala 1 sampai 10
Delapan mbak.
Kamu tadi juga bilang ada rasa ingin memaafkan
dan
baikan. Nah seberapa besar rasa ingin memaafkan
kembali dan baikan lagi sama dia? Skala 1 sampai
10
Iya ada mbak, enam
Oh oke. Dari kejadian-kejadian yang kamu udah
ceritakan sama mbak. kamu lebih mudah
428
TWHT8H18_434-
439
TWHT8H19_442-
446
TWHT1A06_449-
450
TWHT2B14_452-
457
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
450
451
452
453
mengekspresikan emosi marah atau senang?
Senang mbak. karena kalo yang marah-marah itu ntar
dimarahin sama mbak-mbak disini atau sama suster.
Ntar jadi masalah kalo aku sering marah-marah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 9 : Hasil Koding Responden Wati
Responden B. Wati
No
Urut
Data Teks Koding
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
036
037
038
039
Oh iya, Wati mungkin bisa ceritain kejadian
apa yang membuat Wati senang atau bahagia.
Bisa di rumah atau di panti.
Yang buat aku bahagia itu, bisa lebih memahami
keadaan luar, lebih bisa menghargai satu sama lain,
bisa bergabung dengan berbagai agama, bisa
melanjutkan sekolah, bisa ketemu teman-teman
dari berbagai daerah.
Oh gitu. Mungkin ada kejadian atau peristiwa
yang menyenangkan dalam hidup Wati.
Kalo kejadian yang menyenangkan waktu disini tu,
waktu SMP ya nari di pernikahan bu Nana trus nari
di Gunung Gambar, abis nari di Gunung Gambar
dapat job lagi tu main jatilan
Oh, jadi dengan mengembangkan hobi Wati
menjadi senang dan bahagia?
Iya mbak senang banget
Sudah berapa lama ikut nari?
Nari tu, sebenarnya dari SMP tapi terakhir nari
bulan apa itu waktu di Kelor
Terakhir kemarin nari apa?
Topeng ireng mbak
Senang ya banyak teman yang ikut nari juga
Senang mbak hehe
Selain itu ada kejadian yang membuat Wati
senang?
Gak ada mbak
Oh gak ada. Terus ketika Wati senang tadi, apa
yang Wati pikirkan saat itu?
Mmmmm bisa gak ya lebih berkembang lagi bakat
aku
Terus perasaan Wati bagaimana?
Senang mbak
Selain senang?
Ya terharu kok bisa, padahal dari SD saya tu paling
benci dengan nari.
Oh ya?
Iya mbak tapi sekarang malah suka
Oh bagus dong ya. Tadi kan Wati merasa
WWHP8H01_004-
008
WWHP8H02_011-
014
WWHP3C01_033
WWHP3C02_035-
036
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
040
041
042
043
044
045
046
047
048
049
050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
061
062
063
064
065
066
067
068
069
070
071
072
073
074
075
076
077
078
079
080
081
082
083
084
085
senang, dan berpikir kok bisa atau gak nyangka
bisa suka menari, nah yang Wati lakukan saat
itu apa?
Berusaha lebih baik lagi, sekarang kan sudah
SMK. Di sekolah kan gak ada ekstra nari, kalo
pulang kebetulan SMP ada nari pasti saya ikut biar
tau lagi dan gak lupa
Jadi Wati sering ikut latihan nari gitu?
Iya mbak kalo gak ada jam tambahan
Teman-teman panti juga banyak yang ikut?
Banyak mbak
Oh banyak ya.
Iya mbak hehe
Nah tadi kan kejadian yang menyenangkan nih,
sekarang Wati mungkin bisa menceritakan
kejadian yang membuat Wati sedih atau marah
Kalo kejadian yang sedih itu waktu sudah di panti
itu kelas satu SMP, mama meninggal terus belum
sempat minta maaf. Itu yang paling menyedihkan
Terus yang Wati pikirkan saat itu apa?
Buat apa saya sekolah kalo yang dibanggain aja
udah gak ada
Trus perasaan Wati bagaimana?
Waktu itu campur aduk, sedih, kecewa, apalagi tu
belum sempat minta maaf sama mama
Trus yang Wati lakukan saat itu?
Ya cuma diam, nangis, kadang merenung
Iya, mbak bisa merasakan apa yang Wati
rasakan saat itu.Kesedihan saat itu berlangsung
lama?
Lumayan mbak
Lumayan ya?
Iya mbak, saya juga mendoakan kok biar tenang
Yang sayang sama Wati juga banyak
Iya mbak banyak, ada Allah, yang kedua keluarga,
yang ketiga suster karena suster yang ngerawat
disini yang nyekolahin
Kalo selama di Panti ada gak kejadian yang
membuat Wati kesal atau sebal?
Enggak ada mbak
Berarti selama disini Wati merasa nyaman?
Iya mbak. Paling kalo kesal itu cuma bentar, abis
itu reda
Waktu Wati kesal itu Wati ngapain?
Ya kalo ada orang yang tanya dan ajak bercanda
aku hanya diam mbak
WWHP4D01_043-
046
WWHP8H03_056-
058
WWHP5E01_060-
061
WWHP5E02_063-
064
WWHP5E03_066
WWHP7G01_072
WWHP6F01_074-
076
WWHP2B01_081-
082
WWHP1A01_084-
085
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
086
087
088
089
090
091
092
093
094
095
096
097
098
099
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
Wati tapi keliatannya senang punya banyak
teman ya
Iya senang mbak hehe. Di SMK juga banyak
teman, tapi teman cewek. Kalo disekolahan lain
banyak teman cowok hehe
Ohh gitu hehe. Selain kejadian tadi yang buat
buat Wati kesal, ada gak kejadian lain yang
menyebalkan mungkin bagi Wati
Kalo yang buat sakit hati itu ada
Apa?
Waktu teman ada ngomong yang enggak-enggak
tentang aku
Trus Wati menanggapinya gimana?
Ya aku gak ngomong sama dia sekitar tiga
bulanan. Pokoknya tak diamin terus selama tiga
bulan. Tunggu hatinya benar-benar siap buat
ngobrol lagi tak tanya ngapa bisa bilang kayak
gitu, nanti ya akrab lagi kok hehe
Oh gitu. Mungkin ada hal-hal kecil yang Wati
lakukan biar enggak sedih lagi atau gak marah
lagi?
Biasanya cari teman yang lain dulu, yang asik-asik
nantikan kalo udah asik main kan biasanya bisa
agak hilang rasa benci ke seseorang hehehe atau
jalani hobi aku
Jadi Wati lebih nyaman?
Iya mbak
Efek dari masalah Wati tadi buat pelajarannya
ada gak?
Kalo pelajaran gak ada mbak
Wati lebih nyaman di panti apa di sekolah?
Di sekolah hehe
Kok bisa?
Temennya itu lebih bisa menerima apa adanya itu
kayak teman-teman di sekolah, lebih pengertian,
lebih asik, biasanya kalo di panti kan bosen, kalo
ketemu teman-teman di luar kan lebih seru karena
jarang ketemu
Oh gitu ya. Mmmm tadi kan Wati cerita hal-hal
menyenangkan yang pernah Wati alami. Nah
dampak yang Wati rasakan ketika mengalami
kejadian itu apa?
Lebih bisa menerima diri, lebih bisa dan
mengetahui apa bakatnya dan pengen
mengembangkan dan lebih bersemangat jalani
hari-hari
WWHP8H04_088-
090
WWHP8H04_096-
097
WWHP1A02_099-
103
WWHP7G02_107-
110
WWHP8H05_119-
123
WWHP4D02_128-
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
Trus dampak bagi orang lain apa?
Orang lain bangga dan senang dan mereka lebih
menyemangati dan memotivasi
Kalo kejadian yang menyedihkan tadi,
dampaknya bagi Wati apa?
Waktu paling parah-parahnya itu, waktu mau
ngapa-ngapain itu gak mau, kayak apa-apa malas.
Itu sekitar tiga minggu. Paling sering nangis.
Kalo dampak buat orang lain apa?
Mereka jadi kebingungan ngeliat saya trus mereka
menjauh dulu tapi ada juga yang mendekat,
menghibur, ada juga yang sebal sama saya karena
perubahan sikap
Selama di panti berarti Wati semakin mampu
mengontrol marah atau sedihnya?
Kalo marah bisa dikontrol, tapi kalo sedih masih
sedikit. Untuk yang sedih belom bisa mbak perlu
latihan
Oh gitu ya.
Iya mbak soalnya kalo sedihkan susah. Aku kalo
sedih banget pasti nangis hehe
Oke langsung aja ya. Kemarin kan kamu udah
ceritain ke mbak, kejadian yang membuatmu
sedih maupun senang. Nah, sekarang mbak
boleh dengerin kamu cerita lagi kejadian yang
membuatmu bahagia itu apa? bisa dirumah
atau dimana aja
Yang buat saya bahagia mbak? Ya itu, saya bisa
ikut nari mbak dan mengisi acara dengan menari.
Senang deh mbak.
Oh oke. Kapan itu?
Itu dari saya SMP mbak. Teragntung kalo ada yang
nawarin nari ya saya ikut, tapi ijin di suster dulu
hehe.
Oh gitu, suster selalu ijinin?
Iya mbak hehe.
Nah, ketika kamu bahagia itu, apa sih yang
kamu pikirkan saat itu?
Yang saya pikirkan saat itu. Kok bisa ya saya
sering dan bisa menari padahal dulu saya gak suka
nari. Nggak nyangka aja mbak hehe.
Oke. Perasaan kamu saat itu bagaimana?
Saya merasa bangga sama diri saya dan saya
senang mbak bisa nari itu hehe. Saya juga merasa
teman-teman saya mau mendukung saya dan itu
membuat saya senang.
WWHP4D03_133-
134
WWHP6F02_137-
139
WWHP6F03_141-
144
WWHP7G03_147-
149
WWHP2B02_151-
152
WWHK8H06_159-
161
WWHK3C03_170-
172
WWHK3C04_174-
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
Oh oke. Yang kamu lakukan saat itu ketika
kamu merasa senang, bangga dan kamu
berpikir nggak nyangka, yang kamu lakukan
apa?
Apa ya mbak? Mmmm aku harus semangat dan
harus bisa mengembangkan bakat nari aku mbak.
Oh oke kalo gitu. Kamu pasti bisa ya.
Iya mbak hehe.
Nah selain itu ada kejadian yang buat kamu
senang?
Ada mbak, saya punya teman yang baik di sekolah
yang perhatian sama saya. Itu membuat saya
senang.
Mereka baik? Coba kamu ceritakan baik yang
seperti apa?
Ya baik mbak. Mau berteman sama aku hehe. Jadi
kalo aku tu ada masalah mereka bantuin. Misalnya
aku berantem sama teman panti, mereka yang
dengerin curhatan aku. Ya gitudeh mbak.
Oh gitu. Trus bagaiamana perasaan kamu
tentang mereka?
Ya aku merasa disayang mbak. Aku merasa
diperhatiin sama mereka.
Trus yang kamu pikirkan tentang mereka apa?
Aku berpikir kalo mereka teman yang baik mbak.
mereka juga mau berteman sama aku bukan karena
ada maunya hehe.
Oh oke. Yang mereka lakukan apa sih sehingga
kamu berpikir mereka baik dan merasa
disayang?
Yang mereka lakukan ya itu mbak mau menerima
saya sebagai teman mereka.
Terus yang kamu lakukan terhadap mereka
apa?
Ya aku juga baik sama mereka mbak. Aku juga
bakalan nolong mereka kalo mereka butuh bantuan
aku.
Oke. Baiklah. Apa masih ada lagi?
Itu aja deh mbak. hehe
Oke, itu tadi kan yang senang ya. Sekarang
kamu bisa menceritakan ke mbak kejadian atau
peristiwa yang membuatmu sedih atau marah
atau kesal?
Sedih kan waktu mama meninggal mbak. udah
nggak ada lagi orang tua. Waktu itu sedih banget
mbak.
WWHK3C05_182-
183
WWHK8H07_188-
190
WWHK8H08_193-
196
WWHK3C06_199-
200
WWHK3C07_202-
204
WWHK3C08_208-
209
WWHK3C09_212-
214
WWHK8H09_221-
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
Yang kamu pikirkan apa saat itu?
Saya berpikir kok Tuhan tega ambil mama dari
kami. Nanti siapa lagi yang sayang sama aku dan
adek.
Yang kamu rasakan apa saat itu?
Saya merasa sedih dan kecewa.
Kecewa gimana?
Ya kecewa mbak, belum sempat minta maaf dan
ngomong sama mama.
Yang kamu lakukan saat itu?
Saya nangis dan murung aja mbak. Masih nggak
nyangka kok cepet banget. Aku kan belom sempet
bahagiain mama.
Oh oke kalo gitu. Masih ada lagi hal
menyedihkan atau membuatmu marah?
Buat marah ada mbak. waktu temenku
menceritakan tentang aku ke orang lain yang jelek-
jelek.
Itu dia menceritakan gimana?
Ya jelek-jelekin aku mbak, padahal apa yang dia
ceritain gak benar. Aku kan nggak suka.
Trus kamu berpikir apa tentang dia?
Aku berpikir kalo dia kok tega ya gituin aku.
Padahal aku nggak pernah jahatin dia kok.
Yang kamu rasakan tentang dia saat itu apa?
Ah saya merasa kesal dan marah mbak. sakit hati
aja digituin mbak. coba kalo mbak digituin gimana
rasane.
Oh iya mbak bisa rasain kok. Trus yang kamu
lakukan terhadap dia apa saat itu?
Ya aku menjauh dan diemin dia mbak.
Hanya itu?
Ya aku diemin dan menjauh beberapa minggu.
Trus waktu agak tenang, aku tanyain kok koe tega
sih kayak gituin aku. Trus akhirnya kita baikan sih
mbak.
Berarti kamu memaafkan dia?
Iya mbak aku maafkan, karena dia juga udah minta
maaf sama aku.
Oke. Itu kan tadi Wati udah cerita hal-hal yang
membuat sedih dan senang. Nah gimana sih
cara Wati ketika sedih itu meluapkannya?
Ya cara aku mbak, nangis, nulis diari, berdiam diri,
kadang tidur hehe.
Itu aja?
Oh ada, nari juga mbak hehe. Sama berdoa juga.
WWHK5E01_225-
227
WWHK5E02_229
WWHK5E03_231-
232
WWHK5E04_234-
236
WWHK8H10_239-
241
WWHK5E05_243-
244
WWHK5E06_249-
251
WWHK5E07_254
WWHK5E08_256-
259
WWHK7G04_261-
262
WWHK2B03_266-
267
WWHK7G05_269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
Trus kalo bahagia?
Kalo bahagia ya aku lebih ke tertawa kalo lagi
main sama teman, terus kalo ketemu orang yang
dikenal aku senyumin dan aku salim, ya aku
berdoa juga mbak.
Oh gitu ya. Hhe. Ketika kamu melakukan itu
kamu merasa gimana?
Saya merasa lega aja sih mbak. tapi kalo di panti
saya nggak mungkin marah-marah sampai pukul-
pukulan soalnya disini kan ada suster dan harus
saling menjaga perasaan.
Oke mbak paham. Nah dari kejadian yang
membuatmu sedih tadi, kamu merasakan apa
sih dampak buat kamu?
Dampak buat aku mbak?
Iya efeknya apasih buat kamu?
Oh dampaknya kalo aku diam atau nangis buat aku
lebih tenang. Abis itu kejadian sedih itu buat aku
makin kuat mbak hehe.
Kuat?
Iya aku jadi terbiasa ngalami hal-hal sedih itu
mbak.
Oh kalau dampak buat orang lain apa menurut
kamu?
Dampaknya buat orang lain mereka kadang kesal
sama saya kalo saya tiba-tiba diamin, tapi kadang
ada juga yang menghibur saya.
Oke langsung aja ya. Kemarin kan kamu udah
cerita nih kejadian apa aja yang buat kamu
sedih atau senang. Mungkin kamu ada cerita
lagi atau ingin menceritakan kejadian kemarin.
Mungkin cerita kemarin kamu kurang puas
hehe. Coba kamu ceritakan?
Hhehehe. Gimana mbak mulainya.
Ya kamu bisa mulai darimana aja.
Senyamanannya kamu.
Oke. Cerita bahagia aja ya mbak. misalnya pas
kumpul bareng temen disekolah.
Kumpul gimana?
Main trus cerita-cerita sama mereka.
Oh iya. Trus yang Wati pikirkan tentang
mereka apa?
Bisa nggak ya gini selamanya.
Iya. Bagaimana perasaan Wati saat itu?
Ya saya merasa senang berteman sama mereka,
asik, trus bangga bisa punya teman baik.
WWHK1A03_271-
274
WWHK6F04_286-
288
WWHK6F05_290
WWHK6F06_293-
295
WWHT8H11_305-
306
WWHT8H12_308
WWHT3C10_313-
314
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
316
317
318
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
Yang Wati lakukan ketika Wati pingin kayak
gitu terus sama mereka trus merasa senang? Menjaga perasaaanya.
Menjaga perasaan seperti apa?
Ya aku nggak mau buat mereka sedih atau kecewa
sama aku. Aku juga harus baik sama mereka.
Mencoba untuk jujur, saling menjaga rahasia,
saling mengerti, tidak cemburu.
Dampaknya buat Wati apa?
Ya lebih semangat mbak kalo kesekolah dan
melakukan aktivitas.
Trus buat orang lain atau teman Wati?
Mereka juga lebih semangat lebih deket lagi.
Yang senang udah, kalo yang sedih atau buat
Wati kesal atau marah? Coba ceritakan sama
mbak.
Kalo yang kesal itu pada saat ada acara sama frater
itu, suruh menulis pendapatnya itu teman-
temannya itu gimana. Lah saat itu temenku bilang
kalo aku omong kosong padahal kalo dia curhat itu
sama aku terus dari awal sampai akhir kok bisa
bilang kayak gitu. Itu paling kesel.
Saat itu yang Wati pikirkan tentang dia apa?
Kecewa berat, dan rasanya malas sama dia.
Perasaan Wati gimana?
Mmmmm campur aduk tidak menentu, ada rasa
kecewa juga ada rasa kayak nggak pernah dihargai,
kenapa kok bisa dia kayak gitu padahal itu semua
tulisan ditonton orang lain. Aku kan jadi merasa
malu juga.
Yang Wati lakukan?
Saat itu?
Iya
Diem, trus cerita sama temen-temen sekolah
maksudnya sahabat dekat. Kenapa dia bisa nulis
seperti itu, kan dibaca banyak orang. Trus dia
nggak merasa bersalah.
Ketika kecewa Wati melampiaskannya dengan
cara yang seperti apa? Cuma diem sih, kalo ditanya nggak jawab. Jawab
ya sekali-sekali tapi sinis.
Trus menurut Wati, dampaknya apa bagi
Wati?
Pengen emosi terus kalo liat orangnya. Intinya
udah males sama dia. Pokoknya udah berpikir yang
negatif-negatif sama dia.
WWHT3C11_317
WWHT3C12_318-
321
WWHT4D04_323-
324
WWHT4D05_326
WWHT8H13_330-
335
WWHT5E09_337
WWHT5E10_339-
343
WWHT5E11_347-
350
WWHT2B04_354-
355
WWHT6F07_357-
359
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
340
341
342
Dampaknya buat dia apa?
Sempat kebingungan, trus cuek. Dia juga tidak
merasa bersalah.
Hal-hal apa yang Wati lakukan biar Wati
nggak lagi kecewa sama dia?
Ya yang biar bisa maafin dia itu, aku diam dulu.
Ntah berapa lamanya pokoknya diam dulu trus
kalo udah siap baru ngobrol lagi. Ngobrol itu kok
bisa kayak gini. Kan dia jelasin, yaudah aku bisa
maafin. Walaupun belum sepenuhnya.
Belum sepenuhnya memaafkan itu gimana?
Ya masih ada rasa kecewa walaupun sedikit mbak.
soalnya kejadian itu buat aku malu dan sakit hati.
Oke bagaiamana cara kamu memaafkan dia?
Ya aku agak susah mbak. tapi aku coba
memaafkan dia. Setiap orang pasti punya salah.
Oke kalo gitu. Nah kalo kejadian senang ada
lagi? Atau kejadian menyebalkan ada lagi?
Kejadian senang sih pasti nari mbak hehe. Bisa
mengemangkan bakat nari itu senang banget. Kalo
sedih ya mama meninggal.
Kamu kalo sedih biasanya ngapain? Atau kamu
marah, kamu ngapain biasanya?
Aku diem, nangis diam-diam, trus berdoa sih
mbak.
Kalo lagi bahagia?
Aku ketawa-ketawa nggak jelas, trus bersikap lebih
baik sama orang bahkan yang bukan teman aku.
Kadang nyanyi-nyanyi hehehe.
Kalo kamu lagi marah ada nggak tindakan-
tindakan yang kamu pingin lakukan?
Ya kadang pengen marah-marah dan ngomong
kasar ke temanku yang buat aku kesal. Tapi aku
sadar di panti, harus jaga sikap. Nggak enak sama
teman-teman lain dan suster disini.
WWHT6F08_361-
362
WWHT7G06_365-
369
WWHT6F09_371-
372
WWHT7G07_374-
375
WWHT8H14_378-
380
WWHT2B05_383
WWHT1A04_385-
387
WWHT2B06_390-
393
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 10 : Hasil Koding Significant Other Teman Tria
Significant Other (teman Tria)
No
Urut
Data Teks Koding
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
024
026
027
028
029
030
031
032
034
035
036
Oh iya, bagaiamana sih kalo Tria di panti? Kalo dia
punya masalah dia biasanya ngapain?
Dia kalo ada masalah biasanya diam mbak trus sama
mbaknya terus. Dia mukanya murung gitu kalo lagi
punya masalah.
Oh gitu. Murungnya gimana?
Iya mbak, murung gitu. Diam dan gak banyak bicara
kayak biasanya. Diajak ngomong gak mau.
Oh gitu. Trus kalo Tria lagi senang atau bahagia
gitu dia ngapain biasanya?
Dia ketawa-ketawa trus lebih girang atau semangat sih
mbak.
Oh gitu. Tria pernah gak sih marah-marah sama
temannya?
Dia kalo nggak suka atau benci sama temannya dia
lebih menjauh mbak. pernah sih liat dia marahin
temannya tapi cuma ngomong gitu, gak sampai mukul
mbak.
Kalo dia ada masalah gitu, dia menyelesaikannya
gimana?
Dia biasanya curhat dulu sama mbaknya trus baru dia
selesain masalahnya.
Tria pernah membuat masalah disini?
Nggak pernah sih mbak.
Biasanya kalo dia lagi sedih atau murung yang
menyebabkan itu apa?
Ya yang aku tau mbak dia gak suka ada orang lain yang
dekat sama mbaknya. Hanya dia doang yang boleh
dekat sama mbaknya.
Oh gitu ya. Ada lagi?
Gak ada sih mbak. pokoknya dia itu kalo sedih atau ada
masalah lebih ke diam dan menjauh dari temannya yang
bermasalah sama dia.
Trus kalo dia senang gitu ya lebih ceria dan jadi baik
sama teman-temannya.
WTT2B01_003-
005
WTT5E01_007-
008
WTT1A01_011-
012
WTT5E02_015-
018
WTT7G01_021-
022
WTT8H01_027-
029
WTT2B02_031-
034
WTT1A02_035-
036
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 11 : Hasil Koding (Pengasuh Panti Asuhan) untuk Responden Tria
Significant Other (pengasuh Tria)
No
Urut
Data Teks Koding
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
024
026
027
028
029
030
031
032
034
035
036
037
038
039
040
Oke kalo gitu langsung aja ya. Mbak mau tanya
nih kalo Tria dipanti gimana sih? Terutama kalo
dia lagi ada masalah atau lagi senang gitu?
Oh iya mbak. kalo dia lagi sedih gitu ya dia lebih diem
dan menyendiri mbak. trus nempel terus sama
mbaknya disini. Kalo lagi senang dia main-main gitu
sama temannya trus lebih ceria mbak.
Oh gitu. Menyendiri gimana?
Ya nggak mau gabung sama teman-temannya kayak
biasa. Dia jadi murung gitu mbak kalo ada masalah.
Oh gitu. Kalo ceria gitu gimana dia?
Ya kalo berpas-pasan dia menyapa sambil senyum,
trus ketawa-ketawa sama temannya mbak.
Oh gitu ya. Pernah marah-marah gitu nggak sama
temannya?
Nggak mbak, soalnya ada mbaknya disini. Paling kalo
dia nggak suka sama temannya dia jauhin trus diemin.
Oh gitu. Dia kalo sedih gitu pernah nangis gitu?
Pernah mbak, waktu dia kangen sama orang tuanya
sih.
Oh gitu ya. Selain itu ada nggak?
Nggak ada sih mbak. ya yang paling dia nggak suka
itu kalo orang yang dia dekat trus didekati sama orang
lain mbak. trus kayak iri gitu.
Iri gimana?
Siapa yang dia sayang nggak boleh didekati sama
orang lain.
Oh gitu ya. Apasih yang biasanya buat dia kurang
senang gitu?
Apa ya mbak. kayaknya sih ya Cuma itu. Orang yang
dia sayang nggak boleh diambil orang atau didekati
orang melebihi dia yang dekat sama mbaknya
misalnya. Trus dia nggak suka digangguin.
Oh gitu ya. Digangguin gimana?
Ya di gangguin waktu belajar atau diajak bicara waktu
lagi sedih mbak.
Oh gitu ya. Mmm dampaknya apasih kalo dia lagi
sedih gitu? Dampak buat teman-temannya
Dampaknya ya temannya kesal mbak kalo dia diemin
WPTT2B01_004-
006
WPTT1A01_007-
008
WPTT5E01_010-
011
WPTT3C01_013-
014
WPTT5E02_017-
019
WPTT8H01_024-
026
WPTT8H02_028-
029
WPTT8H03_032-
037
WPTT8H04_039-
040
WPTT6F01_043-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
041
042
043
044
045
046
047
048
049
050
051
052
053
054
055
056
057
058
059
060
061
062
063
064
gitu. Apalagi kalo murung, temannya jadi takut
mendekati dia. Cuma kadang ada yang usil gangguin
dia pas lagi murung.
Trus yang dia lakukan waktu temannya usil
gangguin dia waktu lagi murung apa?
Dia marahin, dia bilang jangan gangguin dia. Pakai
nada yang agak tinggi gitu mbak.
Oh gitu ya. Dampaknya buat dia?
Ya dia dijauhi temannya mbak.
Oh gitu. Kalo lagi sedih atau punya masalah, dia
ngapain aja biar dia nggak sedih lagi?
Setau aku mbak, dia curhat sama mbaknya sih.
Oh itu aja?
Iya mbak.
Kalo dampak bagi temannya apa, waktu dia lagi
senang tadi?
Dampaknya, ya temannya senang dan mau main sama
dia mbak.
Kalo dampak buat dia?
Ya jadi punya teman, bukan hanya sama mbaknya aja
terus hehe.
Kalo yang buat dia senang apa biasanya?
Kalo temannya mau dekat sama dia dan punya teman
baru.
046
WPTT5E03_049-
050
WPTT6F02_052
WPTT4D01_060-
061
WPTT4D02_063-
064
WPTT8H05_066-
067
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 12 : Hasil Koding Significant Other Teman Wati
Significant Other (teman Wati)
No
Urut
Data Teks Koding
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
024
026
027
028
029
030
031
032
034
035
036
037
038
039
040
Oke baiklah. Langsung aja ya bagaimana sih yang
Wati lakukan saat di panti atau di sekolah?
Misalnya pas dia lagi ada masalah atau lagi senang,
yang dia lakukan apa?
Yang Wati lakukan kalo lagi ada masalah itu mbak
diem dan murung. Pernah juga dia nangis waktu
ibuknya meninggal. Soalnya pas dia di panti kan waktu
itu. Dia kalo lagi sedih juga lebih suka menyendiri.
Kalo lagi senang gitu dia senyum-senyum trus lebih
ceria sih mbak.
Oh gitu. Kalo dia ada masalah gitu, dampaknya
apa bagi orang lain atau bagi kalian teman-
temannya?
Dampaknya kita jadi takut buat dekat sama dia jadi
didiemin aja. Nanti juga kalo dia mulai baikan ya
kayak biasa lagi.
Trus dia selama di panti lebih sering bersedih atau
bahagia?
Bahagia sih mbak, soalnya kan dia suka nari jadi dia
paling sering ikut acara gitu trus ikut ngisi acara
dengan nari gitu.
Oh gitu ya. Kalo misalkan dia ada masalah gitu,
gimana dia menyelesaikannya? Atau kalo dia lagi
sedih gimana sih dia biar gak sedih lagi?
Ya setau aku mbak dia curhat sama teman dekatnya
yang disekolah, trus dia lebih menyendiri biar
menenangkan diri kalo lagi sedih gitu.
Ada lagi?
Ya nari juga kayaknya mbak, dia isi kegiatan nari biar
dia gak terlalu sedih.
Ohh ada lagi?
Nggak ada sih mbak.
Kalo dia lagi senang gitu dia gimana sih biasanya?
Dia ya kalo lagi senang gitu dia lebih ceria itu mbak,
trus bercanda-bercanda sama teman-teman disini. Jadi
makin baik deh mbak.
Oh gitu. Tau gak yang buat dia senang itu apa sih
selama ini?
Yang buat senang kayaknya nari gitu mbak, trus nggak
WTW2B01_005-
009
WTW1A01_010-
011
WTW6F01_015-
017
WTW3C01_020-
022
WTW7G01_026-
028
WTW7G02_030-
031
WTW4D01_037-
039
WTW8H01_042-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
041 tau mbak. kalo nilai dia bagus dia senang kok mbak. 044
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 13 : Hasil Koding (Pengasuh Panti Asuhan) untuk Responden Wati
Significant Other (pengasuh Wati)
No
Urut
Data Teks Koding
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
024
024
026
027
028
029
030
031
032
033
Oke langsung aja ya. Nah tadi kan mbk tanya
tentang Tria, sekarang mbak mau tanya kalo
Wati di panti kayak gimana sih? Kalo dia lagi
senang gitu dia ngapain aja?
Kalo dia lagi senang gitu ya ketawa-ketawa trus lebih
ceria mbak. itusih mbak.
Oh gitu ya, yang buat dia senang gitu apa sih?
Yang buat dia senang setau aku ya mbak, kalo ikut
tampil nari trus ngisi acara gitu.
Oh itu aja?
Iya itu aja.
Kalo dia lagi sedih atau marah dia ngapain?
Kalo dia sedih ya diem aja, trus murung, pernah itu
nangis mbak waktu mamanya meninggal.
Oh diemnya gimana?
Ya menjauh dari temannya dan lebih diam dari
biasanya. Nggak ngomong sama temannya.
Oh gitu ya. Yang buat dia sedih atau marah
biasanya apa?
Yang aku tau sih, yang buat dia sedih kalo ingat-ingat
orang tuanya yang udah meninggal.
Hanya itu aja?
Iya mbak.
Oke trus dampaknya apa sih buat temannya kalo
dia sedih gitu?
Ya kalo sedih kan dia murung trus diem aja. Ya
mereka juga bingung trus diemin dia juga mbak.
kayak nggak mendekati dia dulu. Tapi ada juga yang
mnghibur dia.
Oh gitu. Kalo sedih atau marah gitu, dia biasanya
ngapain biar nggak sedih lagi?
Dia biasanya curhat sama pengasuh, trus tulis di buku
diari atau nggak isi kegiatan menari di sekolah.
WPTW1A01_005-
006
WPTW8H01_008-
009
WPTW2B01_013-
014
WPTW5E01_016-
017
WPTW8H01_020-
021
WPTW6F01_026-
029
WPTW7G01_032-
034
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lembar Persetujuan Menjadi Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi:
Nama : Larisa Patrisia Prista
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Judul Penelitian : Pola Ekspresi Emosi Anak Yatim Piatu (Studi Kasus pada
Dua Anak Yatim piatu Di Yogyakarta)
Saya mendapatkan penjelasan bahwa penelitian ini tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap diri saya. Data mengenai diri saya akan dijaga
kerahasiaanya oleh peneliti. Semua data yang mencantumkan identitas saya hanya
akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan
akan segera di musnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan
data-data penelitian.
Demikian tanpa ada unsur pemaksaan dari siapapun dan dengan sukarela
saya berperan serta dalam penelitian ini.
Yagyakarta, Juni 2017
(Responden Tria)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lembar Persetujuan Menjadi Informan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi:
Nama : Larisa Patrisia Prista
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Judul Penelitian : Pola Ekspresi Emosi Anak Yatim Piatu (Studi Kasus pada
Dua Anak Yatim Piatu Di Yogyakarta)
Saya mendapatkan penjelasan bahwa penelitian ini tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap diri saya. Data mengenai diri saya akan dijaga
kerahasiaanya oleh peneliti. Semua data yang mencantumkan identitas saya hanya
akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan
akan segera di musnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan
data-data penelitian.
Demikian tanpa ada unsur pemaksaan dari siapapun dan dengan sukarela
saya berperan serta dalam penelitian ini.
Yagyakarta, Juni 2017
(Responden Wati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI