pmdm sektor pertanian mendorong swadaya, meningkatkan ... · petani desa tole, kecamatan towuti...

16
Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) untuk membajak sawahnya. PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan Produktivitas Laporan Utama > Hal 5 Memandirikan Pebisnis Rumahan Wawasan > Hal 7 Berbagai Manfaat Tanaman Obat Dokter Menjawab > Hal 11 Waspada, Demam Berdarah masih Mengintai! Informasi, Interaksi, Inspirasi KOMUNITAS > HAL 13 PKBM Amanagappa Pendidikan untuk Semua WAWASAN > HAL 8 Mengemas Produk Makanan Rumahan Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru. EDISI 15 I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - SOSOK > HAL 6 Suhaebah: “Manfaatkan Setiap Potensi, Sekecil Apapun Itu”

Upload: buikien

Post on 17-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) untuk membajak sawahnya.

PMDM Sektor PertanianMendorong Swadaya, Meningkatkan Produktivitas

Laporan Utama > Hal 5Memandirikan Pebisnis Rumahan

Wawasan > Hal 7 Berbagai Manfaat Tanaman

ObatDokter Menjawab > Hal 11

Waspada, Demam Berdarah masih Mengintai!

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s iKOMUNITAS > HAL 13

PKBM AmanagappaPendidikan untuk Semua

WAWASAN > HAL 8

Mengemas Produk Makanan Rumahan

Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.

E D I S I 1 5 I 2 0 1 5 I 1 6 H A L A M A ND i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k

- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

SOSOK > HAL 6

Suhaebah:“Manfaatkan Setiap Potensi, Sekecil Apapun Itu”

Page 2: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 20152 EDITORIAL

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Urusan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Sosial) | Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (Senior Manajer Komunikasi) | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: La Ode M. Ichman, Sohra, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Kontributor: Fitri Damayanti | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke: [email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi.

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

Pembaca yang budiman.Dengan berakhirnya siklus pertama

Program Mitra Desa Mandiri (PMDM), dua sektor perlu diberi catatan khusus, yakni sektor pertanian dan kesehatan. Ke-giatan-kegiatan yang dilaksanakan di dua sektor ini telah menumbuhkan partisipasi masyarakat, tujuan utama PMDM.

Di Desa Langkea Raya, Towuti, masya-rakat berswadaya membangun jalan tani sepanjang 1 kilometer dan lebar 4 meter. Mereka memberikan lahannya secara cuma-cuma karena sadar akan manfaat terbangunnya jalan tani tersebut.

Masih di kecamatan yang sama, di Desa Lioka, pembangunan bendungan dan re-habilitasi saluran irigasi dikerjakan oleh 27 warga tanpa bayaran. “Karena mereka amat bersemangat, lima hari bisa selesai semua. Petani ingin proyek ini cepat se-lesai dan bagus kualitasnya,” ujar Aliasar, Kepala Dusun Molindowe, Desa Lioka.

Di sektor kesehatan, partisipasi masya-rakat dalam pengadaan jamban keluarga di Desa Tole, Kecamatan Towuti, patut dicontoh. Awalnya, musyawarah desa ha-nya memprioritaskan 40 KK, tapi masya-rakat kemudian merasa jumlah penerima manfaat perlu ditambah. Maka dana yang diterima tiap kepala keluarga pun menyu-sut, namun warga bersedia mengeluarkan uang dari kantong sendiri.

Partisipasi masyarakat tersebut adalah bukti telah terjadinya perubahan pola pikir. Patut disimak usaha pembuatan tas dari tali kur oleh ibu-ibu di Desa Wasuponda. Per bulan, tiap ibu mampu menjual 4-5 tas dengan harga Rp250 ribu per buah. Hasil yang lumayan bagi kaum ibu yang hendak mengembangkan keterampilan.

Pembaca, paparan di atas hanya seke-lumit dari laporan utama Verbeek kali ini. Dengan gembira Redaksi senantiasa me-ngabarkan setiap kemajuan PMDM untuk Anda. Semoga laporan-laporan tersebut bisa lebih meneguhkan tekad kita dalam mewujudkan cita-cita bersama: kemandi-rian masyarakat di 38 desa di 4 kecamat-an terdampak operasi PT Vale.

Seperti yang sudah-sudah, kami juga menyuguhkan tulisan-tulisan lain yang menarik di berbagai rubrik. Selamat membaca.

Halaman Kurang Tebal Kehadiran tabloid Verbeek menurut saya

cukup memenuhi kebutuhan informasi pembaca. Namun dengan ketebalan hanya 16 halaman, ra-sanya kurang lengkap sebagai tabloid. Usul saya, jumlah halaman ditambah sehingga informasi yang disajikan lebih banyak dan beragam.

Ismail, Sorowako

Terima kasih atas masukan Pak Ismail. Saat ini, kami baru bisa mengakomodasi 16 halaman per edisi dengan titik berat berita seputar Program Terpadu Pengembangan Masyarakat PT Vale. Namun kami juga menyajikan variasi tulisan ringan untuk memberi warna pada tabloid ini.

Distribusi ke Fasilitas Umum Saya usul, Verbeek sebaiknya juga didistri-

busikan ke berbagai fasilitas umum di desa dan kecamatan, misalnya Puskesmas, pasar, dan tempat-tempat lain. Distribusi ke kantor-kantor desa tetap penting, tapi tidak semua masyarakat datang ke kantor desa, dan tidak setiap hari. Kalaupun ada warga yang datang ke kantor desa, mungkin mereka segan untuk mengambil Verbeek. Kalau tabloid ini diletakkan di fasilitas umum, pasti lebih banyak masyarakat yang membaca dan membawa pulang.

Ideham, Fasilitator PMDM Kecamatan Nuha

Terima kasih atas usul Pak Ideham. Selama ini kami sudah mendistribusikan tabloid Verbeek ke tempat-tempat umum, seperti Puskesmas dan rumah sakit, rumah makan dan kantin, bandara, dan sebagainya. Mungkin kami perlu mengubah persentase distribusi dengan memperbanyak porsi ke fasilitas umum dibandingkan fasilitas pemerintahan. Masukan Anda sangat bermanfaat.

Tulisan Seputar Pertanian Saya tertarik ketika melihat tabloid Verbeek

berserakan di atas meja salah satu Warnet di Malili. Lantas saya mengambil satu eksemplar dan mencoba membaca halaman demi halaman. Karena tertarik dengan beberapa tulisan, saya tergerak untuk ikut menulis.

Sebagai seorang pemerhati pertanian, bisakah saya memberi ulasan singkat beberapa topik di sektor pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah pemberdayaan PT Vale dan ditayangkan di Verbeek?

Menelusuri potensi sumber daya alam Luwu Timur berdasarkan peta agro ekologi zone (AEZ), sektor perkebunan akan menjadi tulang punggung perekonomian Luwu Timur, dengan catatan jika dikelola dengan baik. Peta tersebut menggambarkan kondisi lahan dan iklim Luwu Timur sangat sesuai untuk mengembangkan berbagai jenis komoditas perkebunan yang mempunyai pasar dan daya saing.

Daya tarik sektor pertanian di sekitar wi-layah PT Vale mungkin selama ini tertutupi oleh daya tarik sektor pertambangan. Tetapi saat ini telah terjadi perubahan. Masyarakat yang berprofesi sebagai karyawan atau peng-usaha atau pegawai negeri sipil sekarang menggarap lahan-lahan pertanian. Terutama di hari libur.

Topik yang dibahas oleh kebanyakan orang dalam berbagai pertemuan tidak lain adalah lada. Sampai-sampai ada anggapan jika tidak memiliki kebun lada gengsi sosial masyarakat akan turun. Begitu dahsyatkah pengaruh komoditas lada di wilayah ini?

Jika demikian, sudah sewajarnya Pemerin-tah Daerah Luwu Timur bersama PT Vale me-rinci dan menetapkan kawasan pengembang-an komoditas pertanian. Ini sebagai arahan bagi masyarakat untuk membudidayakaan komoditas perkebunan sesuai daya dukung lahan yang ada.

Sebagai gambaran, kakao pernah men-jadi primadona Sulawesi Selatan, termasuk Luwu Timur, melalui program perwilayahan komoditas yang dikenal dengan “Tri Kon-sep Pembangunan Sulsel”, yang tergabung dalam wilayah pengembangan Mandar-Luwu (Mandalu).

Bahrun Abidin, pemerhati pertanian Luwu Timur

Terima kasih atas inisiatif Pak Bahrun menulis untuk Verbeek. Silakan mengirimkan naskah melalui email [email protected] atau melalui surat ke Redaksi Verbeek, Kantor Departemen Communications & External Affairs, Jl. Ternate No. 44 Sorowako. Kami menunggu ulasan pertanian dari Anda. Tentu akan sangat berguna bagi pembaca Verbeek.

SURAT PEMBACA

Page 3: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 2015

LAPORAN UTAMA 3

Bendungan dan irigrasi di Dusun Molindowe, Desa Lioka, Kecamatan Towuti. Infrastruktur pertanian ini merupakan dukungan PMDM untuk kelompok tani di wilayah tersebut.

Jalan tani di Desa Wasuponda, Kecamatan Wasuponda membuka akses bagi warga untuk mengelola lahan tidur.

Mendorong Swadaya, Meningkatkan ProduktivitasKegiatan PMDM di sektor pertanian memberi manfaat bagi petani.

S iklus pertama PMDM (Program Mit-ra Desa Mandiri) telah tuntas de-ngan diselenggarakannya Musyawa-

rah Desa Serah Terima (MDST). Meskipun hingga kuartal pertama 2015, masih ada beberapa desa dan kecamatan yang be-lum melakukan MDST.

Catatan di sektor pertanian, pembu-atan jalan dan jembatan tani serta ban-tuan sarana pertanian menjadi kegiatan andalan.

Di Desa Kawata, Kecamatan Wasupon-da, para petani terbantu dengan pemba-ngunan jalan tani sepanjang 450 meter. Hasil panen mereka kini bisa diangkut de-ngan menggunakan mobil atau truk. Pem-buatan jalan tani dan plat duiker di Desa Kawata ini menelan anggaran Rp133 juta.

Di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, dana senilai Rp31 juta dimanfaatkan untuk membangun bendungan dan merehabi-litasi saluran irigasi. Sebanyak 30 hektar sawah di Dusun Molindowe mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut.

“Proyek ini dikerjakan sendiri oleh warga. Ada 27 orang yang kerja. Karena mereka semangat sekali, lima hari bisa selesai semua. Tenaga dan biaya makan tidak dibayar, sehingga bisa dibilang swa-daya masyarakat di proyek ini besar. Peta-ni ingin proyek ini cepat selesai dan bagus

kualitasnya,” tutur Aliasar, Kepala Dusun Molindowe, Desa Lioka.

Swadaya masyarakat juga tampak pada kegiatan pembangunan jalan tani dan sa-luran irigasi di Desa Langkea Raya, To-wuti. Jalan tani sepanjang 1 kilometer dan lebar 4 meter itu dibangun di atas lahan pribadi warga. “Mereka lepaskan lahannya untuk dijadikan jalan tani tan-pa kompensasi. Mereka sadar betul ka-lau kegiatan ini manfaatnya besar,” ujar M. Tajarianto, Kader Pemberdayaan Ma-syarakat Desa Langkea Raya.

Sebelum ada jalan tani, petani harus memikul pupuk, hasil panen, dan berba-gai perlengkapan bertani melalui jalur melingkar sejauh lebih dari tiga kilome-ter. Gerobak dorong tidak bisa melewati jalan setapak ini, karena terhalang pepo-honan dan kondisi tanah yang jelek. Kini puluhan hektar lahan tidur perlahan ter-buka dan tiang-tiang merica serta pohon cengkeh mulai berdiri.

Menghidupkan lahan tidurDi Desa Wasuponda, pembuatan jalan

tani sepanjang tiga kilometer di tiga dusun telah menghidupkan perkebunan cokelat, potensi terbesar daerah tersebut. “Sete-lah ada jalan tani, masyarakat juga bisa membuka usaha tambang batu gunung.

Semula tidak ada usaha itu,” ujar Marti-nus Tomana, Ketua Badan Permusyawa-ratan Desa Wasuponda.

Di Desa Tole, Kecamatan Towuti, sem-bilan kelompok tani merasakan manfa-at bantuan lima unit traktor tangan dari dana PMDM. Sebelum ada hand tractor, hanya 15 hektar sawah yang terbuka dan bisa digarap petani. “Sekarang kelompok saya saja sudah garap 42 hektar sawah. Lahan-lahan di sini sudah bukan lahan tidur lagi. Kalau terbuka semua, totalnya 500 hektar,” papar Tahir, Ketua Kelom-pok Tani Mario yang memiliki 29 anggota.

Jika dulu petani langsung menanam padi setelah sawah dibabat, kini mereka bisa menggembur-kan lahannya sebe-lum musim tanam dimulai. Proses ini memberi pengaruh besar pada produk-tivitas pertanian. “Sekarang setiap panen bisa dapat lima ton gabah ke-ring per hektar, dan bisa lebih sering panen. Dulu cuma tiga ton. Pada da-sarnya, tanah di

Tole subur sekali. Kalau bagus mengo-lahnya, hasilnya juga bagus,” tambah Tahir.

Meskipun lima unit traktor dirasa masih kurang, mereka bersyukur karena tidak perlu lagi mengeluarkan uang sewa trak-tor sekitar Rp800 ribu untuk menggarap satu hektar lahan. “Idealnya satu traktor itu untuk 10 hektar. Sekarang masih un-tuk 29 hektar,” kata Sukka, anggota Ke-lompok Tani Mario.

Karena keberadaan traktor sangat pen-ting, petani memiliki mekanisme pemeli-haraannya. Petani dikenakan biaya Rp.70 ribu untuk tiap hektar lahan yang digarap. Pengelolaan dan pemeliharaan alat dilaku-kan oleh pengurus kelompok tani.[]

Page 4: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 2015

LAPORAN UTAMA4

Posyandu Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, memberikan pelayanan kesehatan kepada warga dan balita di daerah tersebut. Setiap bulannya, sedikitnya ada 100 balita yang mendapat layanan kesehatan dan makanan tambahan.

Jalan beton Dusun Waru, Kecamatan Malili memberikan akses warga menuju posyandu setempat.

Membuka Akses dan Pola Pikir Hidup SehatBidang kesehatan PMDM terkait erat dengan kemandirian dan ekonomi masyarakat.

K egiatan PMDM di bidang kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan kolektif dan menanamkan pola pi-

kir serta perilaku hidup sehat di tengah masyarakat. Salah satunya pembangunan jamban keluarga sehat.

Ambil misal kegiatan di Desa Masiku, Kecamatan Towuti. Desa ini, yang terle-tak di perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, merupakan wilayah terjauh dari pusat Kecamatan Towuti. Tim Program Pengembangan Sosial PT Vale perlu menempuh empat jam perjalanan darat dari Sorowako ke Desa Masiku un-tuk menghadiri Musyawarah Desa Serah Terima awal Januari 2015.

Ketua BPD Desa Masiku, Sunardin, menjelaskan, desa tersebut dikelilingi

dan dibatasi Sungai Salu Bolu dan Sungai Tandalio. “Kedua sungai ini masih digu-nakan sebagai tempat MCK, dan masih ada sekitar 40 persen kepala keluarga di Desa Masiku yang belum punya jamban keluarga,” kata Sunardin.

Melalui pembangunan jamban keluar-ga sehat dengan pendanaan Rp3 juta per unit, sebanyak 12 kepala keluarga kini memiliki jamban yang dilengkapi septic tank pribadi. “Saya akan mengajak ma-syarakat bekerja sama agar tahun ini bisa memaksimalkan anggaran PMDM untuk membangun jamban lebih banyak lagi. Kegiatan ini sangat membantu rumah tangga miskin agar tidak lagi buang air di sungai,” tambah Sunardin.

Mengubah pola pikirKegiatan pengadaan jamban keluar-

ga yang juga patut dijadikan contoh ada di Desa Tole, Kecamatan Towuti. Hasil musyawarah desa awalnya mempriori-taskan pengadaan jamban untuk 40 KK. Menjelang pencairan dana, masyarakat merasa jumlah penerima manfaat perlu ditambah. Konsekuensinya, dana yang diterima tiap kepala keluarga menyusut. Ternyata, penyusutan itu bukan masalah bagi warga Desa Tole.

“Dana yang didapat per KK Rp670 ribu. Cuma cukup untuk beli semen 2 sak, pasir 1 kubik, sama 1 kloset. Tidak cukup un-tuk beli tegel, seng untuk atap, kayu-kayu untuk dinding. Jadi ada uang pribadi yang keluar,” kata H. Kartini, salah satu warga Desa Tole yang kini memiliki jamban di belakang rumahnya.

Ramli Rauf, Kader Pemberdayaan Ma-syarakat Desa Tole, melihat pembangun-an jamban ini sebagai salah satu pendo-rong perubahan pola pikir. “Sebenarnya,

secara ekonomi, masyarakat di sini mam-pu untuk membangun jamban keluarga. Namun masyarakat menganggap buang air besar dengan cara menggali lubang di halaman belakang rumah adalah hal wa-jar. Sekarang mereka sadar ada cara yang lebih baik dan lebih sehat,” kata Ramli.

Pembangunan jamban keluarga sehat juga dirasakan oleh warga di empat dusun di Desa Kawata, Kecamatan Wasuponda. “Masih banyak warga di sini yang mandi, mencuci, dan buang air di sungai. Saya ha-rap semua masyarakat punya jamban agar kebersihan sungai terjaga,” ujar Herlina, warga Desa Kawata.

Di desa tersebut, baru sekitar 200 KK dari total 476 KK yang memiliki jamban. Maka dana PMDM bidang kesehatan di Desa Kawata salah satunya dialokasikan untuk pengadaan 40 unit jamban kelu-arga dengan total anggaran Rp140 juta.

Layanan kesehatan dasarRevitalisasi Puskesmas Pembantu

(Pustu), Poskesdes, dan Posyandu juga menjadi fokus PMDM di bidang kesehatan. Di Desa Tabarano, Kecamatan Wasupon-da, PMDM memberi dukungan dana untuk pembuatan tanggul, drainase, pengadaan pipa air bersih, mobiler, dan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi Balita dan ibu hamil di Posyandu Nusa Indah.

“Tanggul itu penting sekali. Kalau tidak dibangun, Posyandu ini bisa runtuh kena longsor,” kata Syarifuddin, Ketua Komite Desa Wasuponda. Posyandu Nusa Indah melayani 130 Balita dan 77 ibu hamil.

Di Desa Wasuponda, dana bantuan PMDM kepada Posyandu Mawar diman-faatkan untuk pengadaan mobiler dan PMT setiap bulan. Hasilnya, kunjungan Balita di Posyandu tersebut meningkat.

“Dulu tidak sampai 50 Balita yang pe-riksa ke sini. Sekarang lebih dari 80 se-tiap bulan. Dulu orangtua juga memba-yar Rp2.000 per bulan untuk PMT. Ka-lau yang datang sedikit, dua bulan sekali baru PMT, itu pun kalau bisa. Sekarang PMT sudah rutin tiap bulan,” kata Lispa, bidan di Posyandu Mawar.

Di Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, PMDM mendukung pembangunan rumah bidan di Puskesdes Violet. Dengan rumah tersebut, warga tidak perlu lagi jauh-jauh ke Puskesmas untuk memeriksakan ke-luhan ringan atau mencari pertolongan dalam keadaan darurat.

Bantuan kepada Pustu diberikan un-tuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Desa Masiku yang berjarak tujuh kilometer dari Puskesmas Bantilang. Dana PMDM sebesar Rp16,6 juta dimanfa-atkan untuk pengadaan kelangkapan Pus-tu, yaitu panel surya, tangki air, dan mo-biler. Pengadaan panel surya dirasa perlu untuk membantu penerangan Pustu yang sebelumnya mengandalkan tenaga diesel.

Akses hidup sehatAir bersih menjadi syarat mutlak un-

tuk hidup sehat. Di Desa Wasuponda, te-patnya di Dusun Lembo Timur, Lembo Barat, dan Lembo Tengah, masyarakat mengalami kesulitan untuk mengakses air bersih selama delapan tahun terakhir. Air bersih hanya bisa didapat dari sumur gali yang kualitas airnya kerap tidak layak konsumsi karena keruh, berlumpur, dan berbau, apalagi ketika musim hujan tiba.

Melalui PMDM, masyarakat dan peme-rintah desa memasukkan kegiatan peng-adaan pipa air bersih sebagai usulan pri-oritas berdasarkan RPJMDes. Air bersih yang mengalir melalui pipa sepanjang tiga kilometer tersebut kini dinikmati masya-rakat melalui keran-keran air di permu-kiman hingga ke fasilitas umum seperti Posyandu.

Arnawati, warga Dusun Lembo Barat, bercerita, “Dulu saya pakai sumur, airnya sering merah warnanya. Tidak bisa di-minum. Pernah dulu sumur benar-benar kering sampai saya harus ambil air dari air terjun Matabuntu. Sekarang air lan-car, ada terus.”

Di Kelurahan Malili, Kecamatan Malili, masyarakat menyepakati pembuatan ra-bat beton sepanjang 131 meter di Dusun Waru. Akses jalan tersebut memudahkan warga untuk mengunjungi Posyandu yang berada di ujung rabat beton.

“Dulu ini jalan tanah, mau jalan kaki saja susah, apalagi kendaraan bermotor. Dengan masuknya dana PMDM, pemilik tanah bersedia bebaskan lahannya supa-ya akses terbuka,” kata Sutesman, Ketua Komite Desa Malili.

Penggarapan rabat beton juga dilaku-kan oleh tujuh orang warga desa selama 21 hari. Selain akses ke Posyandu, rabat beton tersebut dimanfaatkan warga seba-gai jalan pintas menuju pasar, kebun, dan rumah ibadah, serta memudahkan anak-anak pergi ke sekolah. (Laporan: Aswad-din, Andi Narwis)[]

Page 5: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 2015

LAPORAN UTAMA 5

Batu akik hasil kreasi kelompok usaha kerajinan A2D di Kecamatan Malili. Kelompok yang dimotori para pemuda ini mendapat bantuan PMDM berupa peralatan produksi.

Pujasera Wasuponda yang mengakomodasi pedagang kuliner rumahan.

Memandirikan Pebisnis RumahanUsaha kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan pendorong ekonomi.

A da tiga alasan untuk mengembang-kan usaha mikro, kecil, dan mene-ngah atau UMKM. Pertama, UMKM

menyerap banyak tenaga kerja sehingga bisa mengurangi jumlah kemiskinan. Ke-dua, UMKM memungkinkan pemerataan pembangunan, karena lokasi UMKM ba-nyak di pedesaan dan menggunakan sum-ber daya alam lokal. Kesenjangan antara kota dan desa perlahan dapat dikikis. Ke-tiga, UMKM pada akhirnya akan mening-katkan taraf ekonomi masyarakat.

Sektor ekonomi yang mendapat du-kungan pendanaan dari PMDM adalah UMKM dan industri kreatif. Usaha ru-mahan seperti produk kayu dan olahan pangan menjadi andalan sektor UMKM. Sementara industri kreatif yang ditekuni masyarakat di empat wilayah terdampak operasi PT Vale umumnya berupa usaha kerajinan tangan.

Usaha Mebel Mandiri di Desa Wasupon-da, misalnya. Usaha ini menerima pesanan lemari, kusen, dan daun pintu dari warga setempat. Sakka Palulungan mendirikan usaha tersebut pada 2007 dan kerap be-kerja sendirian. Karena itu dia menggagas pelatihan pembuatan mebel bagi pemuda yang belum memiliki pekerjaan. Delapan pemuda mengikuti pelatihan dan menda-pat dukungan dana PMDM.

Dari delapan peserta, empat di antara-nya direkrut Sakka menjadi pegawai de-ngan upah borongan Rp150.000 untuk me-ngerjakan satu daun pintu dan Rp500.000 untuk satu lemari. “Permintaan banyak. Se-lain dari warga, ada juga pesanan dari kan-tor desa, Posyandu, dan lain-lain,” kata Sak-

ka. Dengan tambahan tenaga kerja, Sakka kini bisa memenuhi lebih banyak pesanan. Lapangan kerja bagi pemuda pun terbuka.

Kuliner rumahanSejak 2012, pemerintah Kecamatan Wa-

suponda berencana membangun pusat jajanan untuk warganya, namun terken-dala dana. “Cuma Wasuponda yang eng-gak punya tempat nongkrong dan makan. Enggak seperti di kecamatan lain,” ujar Elvi Tomina, Sekretaris Komite Kecamat-an Wasuponda.

Sejak Program Terpadu Pengembang-an Masyarakat bergulir pada 2013, ren-cana lama itu kembali diangkat. Pada Ma-ret 2014, melalui musyawarah Kecamat-an Wasuponda, diputuskan agar proyek tersebut dieksekusi dengan biaya seki-tar Rp139,5 juta, yang dialokasikan dari dana PMDM Kecamatan. Maka berdirilah Pujasera Wasuponda di tepi jalan poros Sorowako-Malili, dekat Tugu Nanas Wa-suponda.

Pembangunan Pujasera melibatkan ka-rang taruna pembuat mebel dari Desa Ba-lambano, Kecamatan Wasuponda. Mereka yang membuat meja dan gerobak makan-an para penjual tampak seragam dan rapi.

Pada Januari 2014, Pujasera Wasupon-da dibuka dan langsung diisi oleh 10 pe-dagang makanan. Kios-kiosnya dibangun dengan sistem non-permanen, berdinding tripleks, beratapkan seng. Di bawah seng, ada terpal biru yang menyerap panas ma-tahari.

“Terpal itu swadaya pemilik kios. Ter-masuk kabel dan lampu-lampu di kios me-

reka,” tambah Elvi. Tidak ada pungutan biaya untuk membuka kios, hanya seba-tas iuran kebersihan Rp50.000 tiap bulan.

Para pemilik kios merasa senang de-ngan hadirnya pusat jajan tersebut. “Se-belumnya saya jualan di pasar, tempatnya kurang bagus. Kalau di sini tempatnya can-tik, yang beli juga banyak. Saya bersyukur sekali ada tempat seperti ini,” kata Eka Kar-lina, pedagang aneka makanan, mulai dari ayam goreng hingga rawon. Dalam sehari dia bisa menjual puluhan porsi.

Usaha camilan seperti keripik dan tortil-la juga punya pasar yang menjanjikan. Mi-salnya Yeni Rahmawati. Warga Dese Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, ini menjual keripik pisang dengan merek Rahma Keri-pik, diambil dari nama sapaannya.

Berawal dari resep pribadi yang disukai anggota keluarga, Rahma menjual keripik pisangnya empat tahun silam. Sekarang distribusinya sudah sampai Sorowako, Towuti, dan Malili, dengan angka penju-alan 200 bungkus per hari. Tiap bungkus ukuran satu ons dihargai Rp4.000. Usaha rumahan Rahma Keripik sudah mendapat izin resmi dari Dinas Koperindag Luwu Timur. PMDM mendukung usaha Rahma melalui bantuan alat produksi.

Industri kreatifIndustri kreatif adalah industri dari

pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan. Ada 15 subsektor industri kreatif yang dipetakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, salah satunya ada-lah industri kerajinan. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah kecil.

Usaha pembuatan tas berbahan tali kur di Desa Wasuponda, misalnya, bisa dika-tegorikan sebagai industri kreatif. Setiap penjual yang umumnya ibu rumah tangga itu bisa menjual 4-5 tas per bulan dengan harga Rp250 ribu per satu tas. Keteram-pilan membuat tas berbahan tali kur dida-pat dari pelatihan yang didukung PMDM. Selain mendapat penghasilan, kaum pe-rempuan punya kesempatan mengem-bangkan keterampilan tanpa meninggal-kan kewajiban mengurus rumah tangga.

Di Kecamatan Malili, masyarakat me-nangkap tren batu cincin yang sedang marak. Mereka mengalokasikan bantuan PMDM bagi lima kelompok UMKM kera-jinan batu akik untuk pengadaan mesin gerinda, pemoles, dan beberapa pera-latan lain.

“Alat yang kami usulkan ini serbaguna. Bukan hanya untuk batu cincin, tapi juga bisa untuk kerajinan besi dan kayu. Jadi misalnya nanti permintaan batu cincin redup, kami masih bisa fungsikan alat ini untuk membuat kerajinan yang lain,” kata M. Anis, perajin batu akik dari Kelompok A2D, Desa Baruga, Malili. Dalam sebulan, lebih dari 400 pesanan cincin mereka te-rima dengan harga Rp125.000 untuk tiap cincin berbahan batu lokal.[]

Page 6: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 20156 SOSOK

Suhaebah bersama Tim Social Development Program PT Vale ketika memonitor pelaksanaan aktivitas PMDM di Dusun Dandawasu, Desa Parumpanai, Kecamatan Wasuponda.

Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Parumpanai, Suhaebah:

“Manfaatkan Setiap Potensi, Sekecil Apa pun Itu”

B eberapa waktu lalu Badan Pember-dayaan Masyarakat dan Pemerin-tahan Desa (BPMPD) Kabupaten

Luwu Timur menggelar “Pemberdayaan Award” bagi para ketua TP PKK desa, ka-der Posyandu, kepala dusun, kepala ling-kungan, ketua RT, anggota Linmas, dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD). Setelah melalui sejumlah seleksi, Suhaebah terpilih sebagai Juara I KPMD Teladan dalam ajang tersebut.

Menjadi kader desa adalah panggilan hati ibu dua anak itu. Wilayah kerjanya di Desa Parumpanai, Kecamatan Wasupon-da, terbilang “keras”. Untuk menjangkau dusun tertentu, tak jarang dia harus me-lewati rawa dan menyusuri sungai yang terkenal sebagai sarang buaya. “Kalau kita tidak mengganggu, buaya-buaya itu juga tidak menganggu kita,” kata Suhae-bah santai, saat menemani Verbeek me-ngunjungi warga.

Tubuh Suhaebah mungil tapi gesit. Be-gitu sampai di tempat tujuan, perempu-an yang kerap disapa Ebah ini melompat dengan cekatan ke dermaga kayu, mem-bantu rekan-rekannya turun dari perahu, dan langsung berbaur dengan penduduk. Bertemu Ebah, kita seperti menatap se-mangat, kecintaan, dan hati yang tulus.

Bagaimana ceritanya Anda bisa menjadi seorang kader desa?

Menjadi kader desa bukan hal baru bagi saya. Meskipun saya masih aktif sebagai guru sampai sekarang, pemberdayaan masyarakat selalu menjadi ketertarikan terbesar saya. Sejak dulu saya sudah ak-rab dengan program CSR PT Vale. Saya pernah jadi pendamping saat program PT Vale masih Comdev namanya. Ketika PTPM diluncurkan, saya mendaftarkan diri menjadi KPMD dan lolos seleksi.

Jadi minat Anda lebih ke pemberdayaan atau pengajaran di kelas formal?

Saya suka mengajar, saya mencintai du-nia pendidikan. Dengan menjadi seorang kader desa, saya tetap bisa membagikan ilmu kepada masyarakat, membimbing mereka, sekaligus belajar banyak dari me-reka. Di bidang pemberdayaan, saya bisa mengajar dan mendapat kepuasan yang lebih besar. Ternyata memang ini minat dan panggilan hati saya yang sebenarnya.

Apa yang paling berkesan dari tugas Anda sebagai kader desa?

Saya itu akan terharu kalau ada ma-syarakat sudah sadar pentingnya keber-lanjutan. Misalnya, ada satu dusun diberi bantuan infrastruktur, lalu warga dusun itu membentuk tim sendiri untuk pemeli-haraan dan pengelolaan prasarana. Mere-

ka tarik iuran dan bikin panitia kecil yang diberi tanggung jawab. Itu artinya mere-ka sadar betul kalau mereka butuh prasa-rana itu untuk jangka panjang, sehingga benar-benar dijaga. Meskipun kecil, saya merasa punya peran menanamkan kon-sep keberlanjutan. Kalau sudah begitu senang rasanya menjadi kader.

Bagaimana Anda bisa terpilih sebagai penerima Pemberdayaan Award?

Awalnya kami, para KPMD dari 38 desa yang mendapat bantuan PTPM, mengikuti seleksi tertulis. Dari situlah penyaringan-nya. Yang lolos tes tertulis maju ke tes wawancara, dan terakhir tes presentasi inovasi. Dari tes-tes itu, saya dapat nilai tertinggi dan akhirnya menerima Pember-dayaan Award. Kami dites sejauh mana menguasai alur dan mekanisme PTPM, tugas dan fungsi para pelaku program, dan sebagainya.

Presentasi inovasi, maksudnya? Jadi kami diberi soal seputar pember-

dayaan dan kami diminta mencari solu-si atas masalah tersebut. Waktu itu saya diminta memecahkan masalah di tengah masyarakat yang mayoritas mengingin-kan dana pemberdayaan digunakan un-tuk pembangunan fisik dan tidak mau dikasih pelatihan. Para penguji dari BP-MPD mau dengar solusi dari saya bagai-mana caranya mengubah pola pikir ma-syarakat itu.

Apa solusi yang Anda tawarkan?Solusi saya adalah sosialisasi dampak.

Jadi para pelaku program, pemerintah, fasilitator, KPMD, dan pemberi dana, da-tang ke kelompok-kelompok masyarakat, seperti kelompok petani, kelompok ne-layan, kelompok perempuan, dan lain-lain. Kelompok itu perlu didatangi satu

per satu. Kita berdialog di rumah sawah, misalnya.

Di situ kita bisa jelaskan kepada me-reka bahwa sebenarnya tanaman cokelat atau tanaman padi mereka bisa panen se-kian ton, tapi sekarang hasil panen baru berapa ton. Kita ceritakan contoh-contoh sukses petani sawah atau kebun di daerah lain yang menggunakan teknologi perta-nian dan cara bertani yang baik. Nah, dari situ pelan-pelan kita buka wawasan pe-tani bahwa pelatihan itu sangat penting untuk meningkatkan produktivitas sawah atau kebun. Kita kupas semua dampak positif dari pelatihan, kita sosialisasikan manfaatnya kepada kelompok-kelompok itu. Menurut saya, model sosialisasi dam-pak begini perlu dikembangkan.

Jadi sebaiknya pelaku PTPM perlu melakukan sosialisasi dampak?

Jika memang ditemukan kasus di ma-syarakat yang sulit menerima kehadiran

PTPM, model itu bisa diterapkan. Jika masyarakat hanya diundang ke kantor desa atau kantar camat, mereka kadang malas datang. Atau jangan-jangan kita lupa mengundang mereka. Bagi masya-rakat yang kontra, sosialisasi massal ku-rang menyentuh. Kalau pelaku program yang mendatangi masyarakat, kita bisa diskusi dengan mereka, kita dengar me-reka, dan kemungkinan besar mereka juga mau mendengar kita.

Menurut Anda, apa definisi pemberdayaan masyarakat?

Membangun diri dan kelompok ma-syarakat dengan seluruh potensi yang dimiliki sampai benar-benar bisa man-diri. Masyarakat punya peran aktif mem-perbaiki tingkat kesehatan, pendidikan, dan ekonominya sendiri.

Dari mana sebaiknya kita mulai?Mulai dari diri saya sendiri, yaitu ber-

buat hal positif dan mengajak orang un-tuk melakukan hal yang sama. Misalnya sekarang saya membiasakan diri mena-nam sayur dan buah-buahan di rumah untuk dikonsumsi sendiri. Tetangga yang melihat lalu mulai tanya-tanya soal cara menanam tanaman konsumsi dan terta-rik untuk ikut berkebun juga. Hal seperti itu kelihatannya kecil dan sangat seder-hana, tapi coba kalau semua orang mau manfaatkan setiap potensi, sekecil apa-pun itu, pasti hasilnya besar.[]

Nama : Suhaebah, S.Pd.I

Tempat, tanggal lahir : Rewang, 13 April 1978

Alamat : Desa Parumpanai, KecamatanWasuponda

Email : [email protected]

Anak : Hilal Mauliyah Rusmadi (14 tahun), Nurul Qalbi Rusmadi (6 tahun)

Pendidikan : Fakultas Tarbiyah, Jurusan PAI STAIN Palopo

Pengalaman organisasi 1. Anggota PG. KOPEL Luwu Timur (2012-2013)

2. Anggota Pramuka Gudep 65-64 STAIN Palopo (1998-2001)

3. Pengurus Senat Mahasiswa STAIN Palopo (1998-2000)

4. Pengurus Cabang IMM Palopo (1997-2002)

5. Kader dan Pengurus IPM/IRM Cab. Padang Sappa (1990-1997)

Pekerjaan: 1. FD/KPMD PTPM PT VALE Desa Parumpanai (2013-sekarang)

2. Guru MTs dan SD Plus Ittihad Al-Ummah Ussu Kec. Malili (2013- sekarang)

Prestasi: 1. Pendamping Terbaik Program Desa Mandiri Pangan Kab. Luwu Timur 2010.

2. Penerima Pemberdayaan Award Kategori FD/KPMD PTPM Teladan 2014

Page 7: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 20157WAWASAN

• Tanaman kecil. Tanaman herbal berukuran kecil seperti lidah buaya, kro-kot, atau brotowali dapat ditanam di dalam pot untuk menciptakan suasana asri pada teras rumah. Lidah buaya dimanfaatkan untuk menghaluskan ku-lit, menghilangkan jerawat, dan menjaga kelembaban kulit. Tanaman krokot yang lebih dikenal sebagai hama sebenarnya punya manfaat kesehatan. Se-luruh bagian tanaman krokot yang segar atau yang telah dikeringkan dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit dan keluhan jantung berdebar. Sementara air rebusan batang brotowali dipakai untuk mengobati luka luar dan gatal-gatal.[]

• Tanaman bunga. Manfaatkan tanaman herbal yang memiliki bunga atau buah cantik seperti mahkota dewa, kumis kucing, atau tapak dara sebagai dekorasi utama taman Anda. Mahkota dewa berkhasiat menetralisir racun dalam tubuh dan melancarkan peredaran darah. Sementara kumis kucing bermanfaat meredakan demam dan nyeri saat buang air kecil. Tapak dara, atau sindapor, dengan bunga kecil berwarna putih, biru, merah muda, atau ungu, berkhasiat sebagai antioksidan hingga obat luka bakar.

• Tanaman rimpang. Banyak tanaman yang dimanfaatkan umbi atau rimpang-nya sebagai obat. Yang paling populer adalah jahe yang punya khasiat menghi-langkan gatal tenggorokan, meredakan rasa mual, dan menambah daya tahan tubuh. Tanaman jahe dengan daun rindang dan tumbuh bergerombol sangat cocok untuk menghijaukan sudut taman. Tanaman rimpang lain adalah temu-lawak yang bisa dimanfaatkan sebagai obat jerawat dan ramuan penambah

nafsu makan. Rimpang kunyit yang berumur lebih dari satu tahun

biasa digunakan untuk meng-atasi perut kembung dan se-bagai salep untuk mengobati bengkak dan terkilir. Daun panjang yang dimiliki tanam-

an temulawak dan kunyit sa-ngat cocok untuk pagar hidup di tepian pekarangan.

• Tanaman rambat. Tentu Anda tidak asing dengan sirih. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan, menyembuhkan luka kulit, meringankan gangguan pencernaan, dan telah lama dikenal sebagai obat hidung berdarah atau mimi-san. Sementara sirih merah adalah tumbuhan merambat yang ditanam orang karena khasiat pengobatan dan keindahan daunnya. Tanaman asal Sulawe-

si ini dipercaya mampu menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, mencegah penyakit maag kambuh, mengo-

bati nyeri sendi, serta menghaluskan kulit. Dua jenis tanaman merambat ini bisa ditanam hingga menu-tupi kanopi garasi atau dirambatkan pada dinding pekarangan. Karena rasanya pahit, tanaman ini di-jauhi ulat sehingga Anda bisa menumbuhkan sirih

hingga tinggi menjulang tanpa takut gatal.

Berbagai Manfaat Tanaman ObatSelain menyehatkan, tanaman obat dapat mempercantik pekarangan dan punya nilai jual.

M enjaga kesehatan sudah seharus-nya menjadi bagian dari gaya hidup. Selain penting untuk mencegah ber-

bagai penyakit, juga penting untuk mening-katkan kepercayaan dan citra diri Anda.

Banyak cara untuk mengawali hidup sehat. Salah satunya dengan mulai mena-nam tanaman obat di pekarangan rumah yang memberi manfaat bagi kesehatan.

Kegiatan bercocok tanam tentu mem-buat Anda lebih bugar. Kehadiran tanam-an juga menjaga kualitas udara di sekitar hunian. Jika Anda punya niat membuka usaha kecil, budidaya tanaman obat bisa menjadi pilihan. Bahan-bahan herbal terse-but bisa dijual langsung di pasar. Anda juga bisa membuka warung kecil yang menjual teh herbal, jamu, jahe hangat, dan aneka minuman lain yang bahan bakunya dipe-tik sendiri dari kebun tanaman obat di be-lakang rumah.

Tanaman obat pada dasarnya tidak me-merlukan perawatan khusus, karena awal-nya berasal dari tanaman liar. Cukup de-

ngan menyiram tanam-an secara teratur dan menggemburkan se-dikit tanah, tanam-an obat bisa t u m b u h . Perawatan ekstra me-mang perlu di-lakukan jika Anda ingin memanfaatkan tanaman herbal dalam skala usaha.

Tanaman obat juga memiliki tampilan yang tidak kalah cantik dibanding tanaman hias lain. Tanaman kumis kucing dengan bunganya yang unik atau daun sirih me-rah dengan rona merah cantik di daunnya, bisa menjadi salah satu elemen dekorasi pekarangan Anda. Ada lagi bunga tapak dara yang sederhana dan mungil, yang co-cok sebagai penghias area taman.

Beberapa jenis tanaman obat berikut bisa Anda coba untuk ditanam di peka-rangan.

Daun Sirih

Mahkota Dewa Tapak Dara Kumis Kucing

Jahe Kunyit Lidah Buaya Krokot Brotowali

Page 8: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 20158 WAWASAN

thed

rum.

com

beha

nce.n

et

word

pres

s.com

huta

maki.

com

Pelatihan pengemasan lada yang diikuti petani lada di empat wilayah pemberdayaan PT Vale yang digelar pada pertengahan Desember 2014 silam.

bravesite.com

Mengemas Produk Makanan RumahanKemasan yang baik dan menarik akan meningkatkan mutu dan daya jual produk.

C oba bayangkan Anda disodori dua produk merica bubuk dalam botol plastik ukuran kecil. Satu diberi la-

bel yang mencantumkan merek, nama produsen, volume, komposisi, dan ber-bagai informasi lain dalam desain yang cantik. Sementara yang lain tidak dibe-ri label alias polos. Ketika diminta untuk memilih salah satu, besar kemungkinan Anda akan memilih produk dengan label yang mencantumkan berbagai informasi. Alasannya beragam, mulai dari profesio-nalitas si produsen hingga ketertarikan terhadap kemasan.

Kemasan merupakan salah satu faktor penting dalam persaingan usaha. Untuk memberi wawasan kepada para petani seputar teknik pengemasan, PMDM di

Kecamatan Towu-ti menggelar pela-tihan pengemas-an lada pada per-tengahan Desem-ber silam. Sebagai penghasil lada terbesar di Luwu Timur, bahkan di Sulawesi Selatan, petani lada putih di Towuti dibekali keterampilan lan-jut untuk mening-katkan harga jual komoditas.

“Kegiatan ini sejalan dengan visi ag-roindustri yang dicanangkan Kabupa-ten Luwu Timur. Kemasan sangat pen-ting untuk meningkatkan nilai jual, se-lain menambah ketahanan produk. Saat ini harga merica berkisar Rp140.000 per kilogram. Jika dikemas dengan baik dan menarik, tidak mustahil harganya men-capai Rp250.000 per kilo,” kata Camat Towuti Aswan Azis.

Pemateri didatangkan dari Asosia-si Pengusaha Industri Makanan Indo-nesia (Asperindo). “Jika dulu kemasan semata-mata untuk melindungi apa yang dijual, sekarang kemasan sudah menjual apa yang dilindungi,” kata Am-ran, pemateri dari Asperindo Makassar.Saat pelatihan, Amran memaparkan

komponen yang perlu dicantumkan da-lam label produk makanan. Komponen tersebut adalah:1. Nama produk. Misalnya “keripik pi-

sang”, “keripik singkong”, atau “lada bubuk”.

2. Merek dagang. Pelaku usaha kecil dan menengah kerap mengabaikan arti penting membangun merek. Pa-dahal sebuah merek akan memberi-kan identitas produk yang mudah di-kenali konsumen dan membedakan produk Anda dengan pesaing. Selain itu, merek dagang juga bisa mening-katkan penjualan jika dipersepsikan bagus oleh konsumen. Pembeli yang puas akan “mempromosikan” merek dagang Anda kepada calon pembeli lainnya melalui pemasaran dari mu-lut ke mulut. Ketika membuat kemas-an, cantumkan merek dagang dengan ukuran yang mudah ditangkap mata, misalnya lada bubuk dengan merek “Towuti” atau keripik pi-sang “Kress”.

3. Netto/volume ber-s i h .   B o b o t atau isi pro-duk murni,

tanpa memasukkan komponen bo-bot kemasan.

4. Komposisi. Cantumkan daftar ba-han yang digunakan dalam pembuat-an produk Anda. Tuliskan mulai dari bahan yang paling banyak digunakan hingga bahan dengan persentase pa-ling kecil.

5. Nama produsen. Nama perusahaan atau kelompok UKM yang membuat atau mengolah produk.

6. Distributor atau pengedar, bila ada. Anda perlu mencantumkan pi-hak-pihak tertentu, seperti penge-pak atau importir jika memang ada.

7. Nomor registrasi Dinas Kesehat-an sebagai bukti produk tersebut telah teruji dan dinyatakan aman un-tuk dikonsumsi.

8. Kode produksi. Keterangan tang-gal produksi dan angka atau huruf lain yang mencirikan produk dengan jelas.9. Tanggal kedaluwarsa. Kete-

rangan yang menyatakan batas maksimal produk masih layak

konsumsi.10. L o g o h a -lal. Produk yang telah mendapatkan sertifi-kasi “halal” dari Maje-lis Ulama Indonesia (MUI) harus men-cantumkan logo halal standar disertai no-mor sertifikasinya.

Membuat Kemasan MenarikDalam menghadapi persaingan pasar, pelaku bisnis makanan ringan mem-

butuhkan inovasi dan kreativitas untuk menampilkan produk secara berbeda dari produk lain. Misalnya dengan cara membuat inovasi bentuk dan desain kemasan produk yang jauh lebih menarik. Berikut beberapa tips membuat ke-masan produk dari bisnisukm.com yang bisa Anda coba. • Desain perlu dibuat inovatif, kreatif, serta mempermudah konsumen saat

membawa dan mengonsumsi produk, karena saat ini para konsumen mengutamakan kepraktisan.

• Pilih warna kemasan yang cerah dan menarik. Penggunaan warna yang menarik pada kemasan produk akan membuat kemasan terlihat lebih me-nonjol dari sisi pewarnaan.

• Cantumkan informasi singkat dan jelas tentang produk di dalam kemasan, misalnya petunjuk penggunaan dan manfaat mengonsumsi produk. Selain itu, penting juga bagi pelaku bisnis makanan untuk mencantumkan data legalitas dari lembaga pemerintahan yang berwenang, di antaranya Dinas Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan Makanan.

• Sesuaikan dengan target pasar. Kemasan yang Anda pilih jangan sampai memberatkan konsumen. Kemasan yang bagus tidak perlu mahal.[]

Page 9: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 20159KREASI

wanit

agay

a.com

indon

esiak

aya.c

omwo

rdpr

ess.c

om

Membuat dan Mengolah Mi RumahanMakanan favorit keluarga dalam versi yang lebih sehat.

S iapa tak suka makan mi? Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa senang sekali menyantap makanan pipih-panjang ini. Namun sebagian besar mi yang kita konsumsi adalah mi instan yang mengandung bahan pengawet dan tinggi

garam. Untuk hidup yang lebih sehat, saatnya beralih ke mi buatan sendiri. Anda bisa memilih bahan berkualitas, memasukkan lebih banyak sayur-sayuran hijau, dan menyajikannya sesuai selera keluarga.

Jika mi yang Anda makan umumnya berwarna kuning, mari bereksperimen dengan warna lain. Tapi jangan gunakan pewarna sintetik. Jauh lebih sehat jika Anda menggunakan pewarna alami, yaitu sayur-sayuran. Soal rasa, mi rumahan tidak kalah lezat dengan mi instan atau mi yang dihidangkan di warung-warung makan. Selamat mencoba!

Mi HijauBahan:

— 400 gr tepung terigu protein tinggi (misalnya merek Cakra Kembar) — 100 gr tepung sagu — 4 sdm minyak goreng — 2 butir telur ayam — ½ ikat daun bayam, blender dengan 50 ml air — 2 sdt garam

Cara membuat:1. Aduk tepung terigu, minyak goreng sambil masukkan telur sedikit demi

sedikit, lalu masukkan bayam, uleni hingga kalis (ditarik tidak putus).2. Giling adonan dengan gilingan mi dari ketebalan paling besar (nomor

1) hingga ketebalan nomor 6. Giling 2-3 kali untuk setiap nomor, sambil ditabur tepung sagu agar adonan tidak lengket.

3. Potong adonan menggunakan mesin pemotong mi, taburkan sisa tepung sagu agar tidak menempel.

4. Rebus mi dalam air mendidih hingga matang dan siap digunakan. Mi CakalangSetelah Anda selesai membuat mi sendiri, saatnya mengolah mi sesuai se-

lera keluarga. Salah satunya membuat mi cakalang yang lezat.Sajikan selagi panas sebagai pengganti nasi atau hidangan selingan saat cuaca dingin.

Bahan: — 250 gram ikan cakalang — 200 gram mi hijau — 1 ikat sawi — 50 gram tauge — 2 batang daun bawang — 2 batang seledri — 50 gram cabai rawit — 8 siung bawang putih, cincang — 2 sdm cuka — Garam, lada, kecap asin, minyak wijen secukupnya — 1 liter air

Cara membuat:1. Kukus cakalang, suwir, sisihkan.2. Rebus tauge dan sawi sebentar.3. Tumis bawang putih (sisakan sedikit untuk sambal) sampai harum, beri

sedikit ikan cakalang, masukan air dan masak sampai mendidih.4. Rebus mi sebentar, tiriskan.5. Masukkan minyak wijen, kecap asin, lada ke dalam mangkuk. Masukkan

mi, aduk rata.6. Susun di atas mi: sawi, tauge, daun bawang, seledri, dan cakalang suwir.7. Haluskan cabai rawit bersama sisa bawang putih, beri cuka dan garam.

Siram dengan sedikit kuah kaldu rebusan cakalang. Hidangkan mi caka-lang dengan sambal cuka.[]

Page 10: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 201510 AHA !

Pesta Kembang Api di Menara Eifel, Paris, Perancis.

Wiki

pedia

WikipediaKembang

ApiCina kuno yang menemukannya. Bangsa Italia yang mengembangkannya.

K embang api selalu digunakan untuk perayaan hari-hari besar. Pendar cahayanya yang warna-

warni memang membuat suasana se-makin meriah. Seperti apa perkem-bangan kembang api dari zaman ke zaman? Yuk kita simak.

Masyarakat Cina kuno diyakini sebagai bangsa pertama yang mem-perkenalkan kembang api. Ketika itu terjadi pada tahun 200 SM. Me-reka membuatnya dari bahan batang

bambu yang diisi serpihan batu bara yang dipanaskan. Namun jangan di-bayangkan kembang api kuno Cina itu seperti yang ada saat ini. Bentuk-nya lebih mirip percikan api dengan ketinggian hanya setengah meter. Ketika itu, penggunaan kembang api bukan untuk perayaan hari-hari be-sar. Namun diyakini dapat mengusir roh jahat.

Perkembang-an kembang api kemudian ber-lanjut pada tahun 600-800 Masehi. Masih di masya-rakat Cina, ketika itu mereka meng-gunakan campur-an garam, bele-rang, batubara, dan bubuk mesiu untuk membuat-

nya. Masa itu juga sekaligus menandai perkembangan bubuk mesiu untuk keperluan senjata hingga puncaknya terjadi pada 1046.

Kini kembang api terbuat dari tiga komponen utama yang juga menjadi syaratnya untuk dapat menyala dan memancarkan cahaya, yakni terjadi-nya oksidasi dan adanya bahan ki-mia. Kembang api dapat memancar-

kan cahaya warna-warni karena ra-gam bahan kimia yang dikandungnya. Misalnya strontium dan litium yang menghasilkan warna merah, tembaga menghasilkan percikan warna biru, magnesium menghasilkan warna pu-tih dan perak, kalsium menghasilkan warna oranye, sodium menghasilkan warna kuning, dan terakhir warna hi-jau dari pembakaran barium.

Bangsa Cina diyakini sebagai pe-nemu kembang api. Namun bangsa Italia yang pertama kali memperke-nalkan tabung kembang api yang mi-rip corong es krim yang terbuat dari gulungan kertas pada tahun 1830. Kini bahan baku kembang api terbu-at campuran garam, sodium salisilat, barium, bubuk besi dan potassium. Bahan-bahan itu yang juga membu-at kembang api mengeluarkan caha-ya warna-warni dan bunyi dentuman ketika ditembakan.

Fakta-fakta1. Marco Polo diyakini

orang pertama yang memperkenalkan bu-buk mesiu ke daratan Eropa. Dia mempero-leh bubuk mesiu per-tamanya setelah me-ngunjungi Cina pada 1295.

2. Kandungan kimianya yang tinggi dan beragam membu-at kembang api termasuk barang dengan kan-dungan bahan beracun dan berbahaya. Le-dakan kembang api juga mengeluarkan asap kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

3. Saat ini ada kembang api yang ramah ling-kungan. Kembang api itu dikembangkan Divisi Piroteknik Teknologi dan Prototipe Angkat-an Bersenjatan Amerika Serikat. Bahan yang digunakan adalah sodium dan potassium pe-riodate yang menggantikan barium yang di-anggap lebih berbahaya bagi kesehatan dan tidak ramah lingkungan. Bahkan saat ini di-kembangkan kembang api berbahan nitrogen yang lebih aman.

4. Amerika Serikat telah menggunakan kembang api untuk perayaan Hari Kemerdekaannya se-jak 1777.

5. Penelitian menyebutkan, tidak semua orang dan makhluk hidup menyukai kembang api. Satwa, terutama anjing, kucing, dan burung dapat membuat mereka fobia suara dan ke-takutan karena dentuman dan kilatan cahaya kembang api.

6. Kembang api juga dapat melukai. Suhu per-cikannya mencapai 982 derajat Celsius. Pene-litian Komisi Keamanan Produk Konsumen di Amerika Serikat, sebanyak 8.700 orang terlu-ka (2012) dan melonjak 11.300 orang (2013) akibat kembang api.

Membuat Kembang Api dalam PiringApa yang terjadi bila kamu mencampurkan susu cair, pewarna makanan dan setetes sabun pen-

cuci piring? Kejutan! Ajak teman-temanmu untuk membuat eksperimen kecil ini di rumah. Mereka pasti terkagum-kagum. Sekaligus kamu bisa menguak rahasia sains di balik susu, sabun, dan pe-warna makanan.

Bahan:• Susu cair• Piring• Pewarna makanan (empat warna: merah, kuning, hijau, dan biru)• Sabun cair pencuci piring• Cotton bud

Percobaan:Tuangkan susu ke dalam piring. Teteskan secara berurutan dan berdekatan empat pewarna ma-

kanan (kuning, biru, merah, dan hijau) ke dalam susu. Lalu gunakan cotton bud untuk menyentuh (bukan diaduk) bagian tengah susu. Lihat, apa yang terjadi!

Kemudian tambahkan tetesan sabun pencuci piring cair. Celupkan lagi cotton bud yang sebelumnya sudah dicelupkan ke sabun pencuci piring cair ke dalam susu. Tunggu 10-15 detik. Dan yang terjadi seperti kembang api di dalam piring! Berbagai warna bercampur dan bergolak seperti mendidih.

Sekarang coba lagi dengan cotton bud baru dengan dicelupkan ke dalam cairan pencuci piring. Lalu celupkan lagi ke dalam susu, tapi di bagian lain. Warnanya berpindah mengikuti cotton bud.

Mengapa hal itu terjadi?Susu terdiri dari air, lemak, dan protein. Dua komponen terakhir memiliki kandungan yang sen-

sitif terhadap perubahan bila tercampur bahan lain. Kembang api di piring itu terjadi karena kan-dungan kimia dalam sabun yang memiliki senyawa polar (larut dalam air) sekaligus senyawa non-polar (tidak larut dalam air). Senyawa ini kemudian melemahkan unsur kimiawi yang mengikat protein dan lemak dalam susu.

Pencampuran senyawa yang berbeda itu membuat terjadinya gejolak dalam susu. Secara perla-han gejolak itu akan berhenti begitu senyawa itu telah bercampur sempurna.[]

Ilustrasi pertunjukan kembang api dari novel Ming Dynasty (1628-1643) karya Jin Ping Mei.

Marco Polo

Page 11: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 201511DOKTER MENJAWAB

Pemeriksanaan jentik nyamuk oleh Tim Dinas Kesehatan Luwu Timur ke rumah-rumah warga. Kegiatan ini dapat mengantisipasi merebaknya wabah demam berdarah.

Ilustrasi Pencegahan Demam Berdarah

Waspada, Demam Berdarah Masih Mengintai!

Hujan kembali mengguyur wilayah Luwu Timur.Hujan merupakan salah satu faktor pemicu datangnya penya-

kit, terutama Demam Berdarah Dengue (DBD). Catatan Rumah Sakit Inco, pada semester pertama 2014 terdapat 32 pen-derita DBD di wilayah Kecamatan Nuha, 17 penderita di Kecamatan Towuti, dan 32 penderita di Kecamatan Wasuponda.

Penyakit DBD merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Habitat hidup nyamuk ini di air tergenang yang tidak kontak langsung dengan tanah (bak mandi, kaleng bekas, ban bekas, dan tempat apapun yang me-nampung air tergenang dalam waktu yang cukup lama).

Program pemberantasan sarang nya-muk (PSN) dengan gerakan kebersihan di masing-masing rumah dan lingkung-an masih merupakan cara terbaik un-tuk membasmi vektor nyamuk demam berdarah. Sedangkan pengasapan (fog-ging) hanya dilakukan bila terjadi keja-dian luar biasa (outbreak), itupun hanya untuk membunuh nyamuk dewasa.

Berikut beberapa hal yang penting di-ketahui terkait dengan DBD.

Apa yang dimaksud demam dengue?

Infeksi Dengue disebabkan oleh virus. Biasanya muncul dalam bentuk demam yang terkadang diikuti perdarahan di hi-dung, gusi atau kulit, muntah hitam se-perti kopi, dan tinja berwarna hitam yang menandakan adanya perdarahan serius pada pencernaan. Infeksinya dapat me-nyebabkan kerusakan, bahkan pecahnya dinding pembuluh darah sehingga darah/plasma merembes ke organ lain. Penderi-ta demam dengue tidak berisiko mening-

gal, tetapi jika demam berlanjut menja-di Demam Berdarah (DHF) atau dengue shock syndrome (DSS) dapat mengakibat-kan kematian.

Apa tanda-tanda demam dengue? Demam tinggi mendadak sekitar 39-

40ºC yang disertai sakit kepala hebat (umumnya di dahi), sakit di belakang mata, ngilu dan nyeri pada badan/per-sendian, bercak merah atau ungu pada kulit, serta mual atau muntah. Demam akan berlangsung selama 5-7 hari. Pada beberapa pasien, panas akan turun di hari ke-3 atau ke-4, tetapi hari berikutnya naik lagi. Untuk memastikannya sebaiknya di-lakukan diagnosis medis, karena gejala

tersebut tidak dialami oleh semua penderita.

Bagaimana seseorang dapat terkena demam dengue?

Akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfek-si. Ciri nyamuk jenis ini ada-lah badan dan kakinya ber-bintik-bintik putih, berkem-bang biak di air jernih yang tergenang dan hanya mampu terbang sejauh 100-200 meter.

Bagaimana pengobatan demam dengue? Dapatkah disembuhkan?

Penyakit akibat virus tidak ada obat-nya. Antibiotik tidak dapat membantu. Parasetamol (yang dapat dibeli tanpa re-sep) adalah obat pilihan utama untuk menurunkan panas dan sakit sendi. me-ngonsumsi aspirin dan brufen, karena bisa meningkatkan risiko perdarahan, juga obat-obat yang berpotensi menu-runkan trombosit.

Kapan seharusnya penderita demam dengue menemui dokter?

Umumnya perkembangan ke arah DHF atau DSS terjadi setelah 3-5 hari demam. Pada saat itu, biasanya demam menurun. Hal ini dapat mengecoh kita yang me-nyangka penyakit tersebut menuju ke-sembuhan, padahal tahap ini paling ber-bahaya dan harus diwaspadai.

Cermati gejala-gejala seperti tersebut di atas dan bawa segera penderita ke ru-mah sakit jika ada gejala berupa nyeri hebat pada perut dan muntah-muntah berkepanjangan. Biasanya akan terlam-bat jika kita menunggu sampai terjadi perdarahan. Jenis dengue yang paling berbahaya adalah sindrom DSS. Tanda-tandanya adalah rasa sangat haus, kulit

pucat dan dingin (karena tekanan darah sangat ren-dah), gelisah, dan lemah.

Apakah Demam Dengue memiliki efek jangka panjang?

Kebanyakan penderita sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Sebagian penderi-ta akan merasa lelah untuk beberapa minggu. Namun jika gejala masih menetap setelah masa tersebut, se-gera hubungi dokter.

Di mana habitat nyamuk Aedes aegypti?

Di dalam rumah antara lain di kloset dan di tem-pat-tempat yang gelap. Di luar rumah, nyamuk me-nyukai tempat yang di-ngin dan terlindung ma-

tahari serta berkembang biak di air yang tergenang dan terbuka. Telur nyamuk berkembang menjadi larva dan nyamuk dewasa dalam 10 hari. Buang atau kubur tempat yang kerap dipakai berkembang biak, antara lain tong, drum, pot, baskom, ember, vas bunga, batang/daun tanam-an, bekas piring, tangki, botol buangan, kaleng, ban bekas, dll. Gunakan Temep-hos (sejenis insektisida/abate) pada pe-nampungan air yang tidak bisa ditutup dengan rapat untuk mematikan larva nyamuk.

Bagaimana menghindari gigitan nyamuk agar terhindar dari dengue?

Kenakan pakaian yang melindungi se-luruh tubuh atau losion anti-nyamuk (cek aturan penggunaannya pada anak-anak dan orang tua), terutama pada pagi hari (jam 06.00-10.00) dan sore hari (15.00-18.30). Gunakan kelambu untuk melin-dungi anak-anak dan orang tua saat ti-dur siang.

Apakah yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah dengue?

Lakukan 3M+, yaitu “Menguras” dan menyikat tempat penampungan air, “Me-nutup” tempat penampungan air, dan “Mendaur” ulang barang bekas yang ber-potensi menampung air. Plus mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan me-melihara ikan pemakan jentik, memasang kasa, mengatur ventilasi, serta pencaha-yaan di dalam ruangan.

Jika terjadi kasus DBD, apa yang perlu kita lakukan?

3M+ tetap menjadi langkah pokok. Untuk memperlambat penyebaran dapat dilakukan thermal fogging menggunakan insektisida yang mampu membunuh nya-muk dewasa. Namun fogging hanya akan efektif dilakukan sebelum epidemi dan jika dijalankan setiap 3-4 hari sekali. Cara ini boros waktu dan biaya. Karena itu, upaya pencegahan kolektif oleh masya-rakat dengan membersihkan lingkungan rumah lebih efektif dan hemat biaya.[]

Page 12: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 201512 PEMDA MENYAPA

Wakil Bupati HM. Thorig Husler ketika pencanangan gerakan perbaikan irigrasi di Kecamatan Tomoni, Maret 2015.

Tim Penilai Sekolah Sehat ketika mengunjungi TK Sorowako sebagai salah satu peserta Lomba Sekolah Sehat 2015.

Luwu Timur Dapat Dana Jides Rp13 Miliar

P emerintah Kabupaten Luwu Timur tahun ini mendapatkan suntikan dana Rp13,2 miliar untuk perba-

ikan jaringan irigasi desa (Jides). Penca-nangan gerakan perbaikan Jides ini di-lakukan Wakil Bupati Lutim, HM Thorig Husler, di area persawahan kelompok tani Nadi Sari 2 Desa Margomulyo, Kecamatan Tomoni Timur.

“Tahun ini, dana perbaikan Jides di se-luruh wilayah Luwu Timur dialokasikan untuk lahan seluas 12.000 hektar. Dibia-yai APBN melalui Direktorat Jendral Pra-sarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ke-menterian Pertanian,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan

(PPP), Muharif, pada peletakan batu per-tama perbaikan Jides, akhir Januari lalu.

Menurut Muharif, program peningkat-an produksi pertanian, khususnya tanam-an pangan, terus menjadi prioritas peme-rintah. Salah satu hal pokok yang berdam-pak langsung bagi peningkatan produksi

adalah ketersedian pasokan air. Karena itu, perbaikan sarana irigasi mulai saluran primer, sekunder, sampai tersier, sangat penting dilakukan. “Diharapkan melalui program ini, indeks pertanaman dapat meningkat menjadi minimal 200 persen per tahun,” tandasnya.

Produksi pertanian di Lutim dari ta-hun ke tahun terus meningkat. Produk-si tahun 2012 mencapai 204.670 ton, kemudian 2013 mencapai 263.818 ton atau naik 32,6%. “Produksi yang dica-pai di tahun 2013 tertinggi di seluruh wilayah Sulawesi Selatan,” papar Muha-rif. Selanjutnya, di tahun 2014 produksi mencapai 269.842 ton atau naik 2,43%. Tahun 2015, produksi pertanian ditar-getkan mencapai 296.826,3 ton atau naik 10% dari 2014.

Muharif optimistis target tersebut da-pat dicapai, meski ada sejumlah perma-salahan yang harus segera ditangani. Misalnya, benih yang masih rendah mu-tunya, kecukupan dan ketepatan waktu distribusi pupuk, dan ketaatan petani terhadap hasil tudang sipulung.

Husler mengatakan, program Jides di-lakukan serentak di seluruh Indonesia, dicanangkan Presiden RI Joko Widodo di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Ba-rat. “Patut disyukuri kita mendapatkan anggaran yang cukup signifikan bila di-bandingkan tahun sebelumnya yang ha-nya Rp1 miliar. Saya berharap kelompok tani pelaksana dapat memanfaatkan ke-giatan ini dengan baik dan tepat sasar-an,” ujarnya. (Humas Lutim)[]

Lomba Sekolah Sehat Se-Luwu Timur

L omba Sekolah Sehat dan UKS bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman. Ajang ini, yang diadakan mu-

lai tingkat kecamatan hingga nasional, su-dah masuk ke tahap penilaian tingkat ka-bupaten. Penilaian tingkat kecamatan, un-tuk Nuha telah dilakukan Januari lalu, dan terpilih empat sekolah yang mewakili tiap jenjang pendidikan. Empat sekolah terse-but adalah TK Sorowako, SD YPS Singkole, SMP YPS Singkole, dan SMK Budi Utomo.

Sulhaeni, Kepala Sekolah TK Soroako, menyatakan rasa bangga dengan terpilih-nya sekolah binaannya menjadi salah satu kandidat yang diperhitungkan untuk mewa-kili perlombaan serupa di tingkat provin-si. “Kegiatan lomba ini adalah bagian dari acara tahunan pemerintah, namun untuk tingkat taman kanak-kanak baru kali ini diadakan. Guru-guru dan kami yang ada di sekolah ini cukup bangga karena bisa ter-pilih untuk mewakili Nuha di tingkat keca-matan. Bisa dibilang kami adalah pionir,” ungkap Sulhaeni.

Penilaian Lomba Sekolah Sehat, yang dilakukan pada 12 Februari 2015, melibat-kan tim gabungan dari Satuan Kerja Peme-rintah Daerah (SKPD) Luwu Timur, seperti Dinas Kesehatan, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP), Dinas Penididikan, dan Sekertariat Daerah seba-gai ketua tim.

“Indikator peni-laian yang diberikan kepada setiap seko-lah, secara garis be-sar, meliputi bidang pendidikan, kese-hatan khususnya UKS, keagamaan, lingkungan, keber-sihan, dan lain-lain. Indikator tersebut diberikan langsung dari pusat. Setelah kami melakukan pe-nilaian dan memi-lih empat sekolah sebagai wakil dari Kecamatan Nuha, maka Pemerintah Kabupaten perlu memverifikasi se-kaligus menilai ke-empatnya sebagai kandidat yang akan mewakili Luwu Ti-mur,” kata Meira-ni Tenriawaru, Camat Nuha dan pembina Lomba Sekolah Sehat.

Meirani berharap pembenahan ling-kungan dan UKS di sekolah bukan hanya dalam rangka penilaian untuk keperlu-an lomba saja. “Saya sudah beritahukan

kepada seluruh sekolah agar tetap mem-pertahankan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman untuk seterusnya. Saya akan tetap melakukan pembina-an dan pemantauan ke sekolah-seko-lah yang sudah memiliki UKS dan men-

jadikan mereka sebagai percontohan,” tambahnya.

Meirani optimistis dari Kecamatan Nuha akan ada sekolah yang bisa mewa-kili Luwu Timur dalam Lomba Sekolah Sehat hingga tingkat provinsi.[]

Page 13: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 201513KOMUNITAS

Berdiri sejak tahun 2006, PKBM Amanagappa memberikan keterampilan menjahit bagi ibu-ibu di Kecamatan Towuti dan sekitarnya. Pengurus dan anggota PKMB Amanagappa.

Fatima, instruktur sekaligus pendiri PKBM Amanagappa.

PKBM Amanagappa

Pendidikan untuk SemuaTidak semua orang bisa menikmati pendidikan. Bagi mereka yang punya keterbatasan, komunitas belajar mandiri menjadi solusinya.

S ore itu, 20 perempuan mengikuti kursus menjahit di teras sebuah ru-mah di Desa Wawodula, Kecamatan

Towuti. Meski ada yang tampak kesulitan untuk sekadar memasang benang di mesin jahit, ragu-ragu menggunting pola, mere-ka semua tampak bersemangat. “Banyak yang baru pertama kali pakai mesin jahit. Malah dulu saking tidak tahu cara pakai mesin jahit, saya bahkan tidak bisa meng-goyangkan mesinnya,” kata Malasari, salah satu peserta sambil tertawa lebar.

Begitulah keseharian di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Amanagap-pa. PKBM adalah lembaga yang dibentuk masyarakat untuk masyarakat dan berge-rak di bidang pendidikan. Kelas menjahit diikuti oleh mayoritas ibu rumah tangga, meskipun beberapa remaja mengikuti kur-sus life skill tersebut.

Tiga hari dalam seminggu, mereka mengikuti kelas selama 90 menit sejak pukul dua siang. Untuk bisa menguasai ke-terampilan menjahit dasar, peserta perlu mengikuti kelas selama tiga bulan.

Bukan hanya kelas belajar usaha dan pemberdayaan perempuan, PKBM Amana-gappa juga menyelenggarakan Kejar Paket A, Paket B, Paket C, mendirikan pendidikan anak usia dini, kursus akademik bagi siswa SD hingga SMA, keaksaraan fungsional da-sar atau kelas pemberantasan buta huruf, dan membuka taman bacaan masyarakat. “Syarat mendirikan PKBM harus ada mi-nimal tiga program. Kalau syarat itu ter-penuhi, izin dari dinas pendidikan baru bisa keluar,” kata Roslina, ketua sekaligus penggagas PKBM Amanagappa.

Masyarakat luasKegiatan belajar di PKBM Amanagappa

berlangsung setiap hari. Bahkan di akhir pekan, anak-anak usia sekolah mengi-kuti les akademik dan kursus kompu-ter. PKBM merupakan wadah pendidikan non-formal dengan tujuan memperluas jangkauan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang tidak dapat mengak-ses pendidikan formal karena berbagai keterbatasan.

Salah satu keterbatasan yang kerap menghalangi masyarakat mengakses pen-didikan adalah ketidakmampuan eko-nomi. Karena itu, kelompok masyarakat yang mendapat pendidikan non-formal di PKBM Amanagappa sama sekali tidak dipungut bayaran.

Untuk menjalankan kegiatan opera-sional, institusi yang berdiri sejak 2006 itu menggandeng berbagai pihak. Misal-nya untuk kebutuhan tenaga pengajar, mereka bekerja sama dengan yayasan bimbingan belajar setempat yang juga punya misi sama.

Khusus untuk kelas menjahit, PKBM yang berlokasi di Jl. Terong No. 10 Wa-wondula itu mendapat bantuan empat unit mesin jahit dari Program Mitra Desa Mandiri PT Vale. Bantuan senilai Rp15 juta itu diberikan akhir 2014. “Kami ha-rapkan setelah mengikuti pelatihan ini akan terbentuk kegiatan-kegiatan usaha. Potensinya besar. Meskipun sudah ba-nyak penjahit di Wawondula, tapi tetap kewalahan karena permintaan masyara-kat tinggi sehingga sering sekali pelang-gan ditolak oleh penjahit,” kata Roslina.

Pemberdayaan perempuanKeberadaan kelas non-formal untuk

belajar usaha merupakan usulan yang di-gali dari para ibu, terutama anggota Tim Penggerak PKK Desa Wawondula, peserta Kejar Paket C, dan ibu-ibu rumah tangga. “Kami mau sekali pintar menjahit. Kan ba-gus kalau perempuan punya banyak ke-terampilan. Minimal bisa menjahit baju sendiri dan baju keluarga. Syukur kalau nanti bisa buka rumah jahit juga,” kata Lilis, salah satu peserta kursus.

Instruktur kelas menjahit di PKBM Amanagappa adalah seorang perempu-

an berusia 65 ta-hun, Fatima. Dia belajar menjahit sejak masih ber-usia 14 tahun dan sudah puluhan ta-hun membuka ru-mah jahit. Menu-rut Fatima, bela-kangan ini profesi penjahit lebih di-kuasai kaum pria sementara perem-puan banyak yang m e n g h a b i s k a n waktunya dengan mengurus keluar-ga.

“Anak dan ke-luarga memang urusan utama. Tapi bagi saya, itu bukan alasan bagi perempuan un-tuk berhenti me-nambah keteram-pilan. Keahlian seperti menjahit sangat bisa dipel-ajari sambil jaga anak. Semua orang bisa, asal ada ke-mauan,” kata Fati-ma, ibu 9 anak dan

nenek dari 27 cucu itu.Nama Amanagappa diambil dari seo-

rang pemimpin besar Wajo yang menyu-sun kitab hukum pelayaran dan perda-gangan pada 1679. “Amanna Gappa itu tokoh yang punya peran besar terhadap masyarakat, bahkan terhadap Indone-sia. Kami ingin mengambil semangat itu dan berbuat sebanyak mungkin untuk komunitas kami, mulai dari komuni-tas perempuan hingga anak-anak, pe-muda, dan Lansia. Untuk semua orang yang mau belajar bersama kami,” ujar Roslina.[]

Page 14: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 201514 EVENT

Pendampingan Kelompok Laika Tani di Desa Matano, Kecamatan Nuha, sebagai bagian dari program pertanian berkelanjutan PTPM.

Bersama-sama Meningkatkan Kapasitas PetaniTim Koordinasi PTPM dan BP4K menyinergikan program kerja sektor pertanian.

S ektor pertanian menjadi salah satu fokus implementasi PTPM. Guna menyinergikan program kerja sek-

tor ini, Tim Koordinasi PTPM dan unit kerja Pemerintah Kabupaten Luwu Ti-mur menggelar “Lokakarya Rencana Kerja Program Pertanian Berkelanjut-an 2015”, bertempat di Gedung Otuno, Sorowako, 11-12 Januari silam.

Peserta lokakarya dari Tim Koordi-nasi PTPM, Badan Pelaksana Penyuluh-an Pertanian, Perikanan dan Kehutanan tingkat kabupaten (BP4K) dan tingkat kecamatan (Balai Penyuluhan Pertani-an, Perikanan dan Kehutanan) plus Ba-dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pe-merintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Luwu Timur. Kegiatan juga menghadir-kan pendiri sekaligus Ketua Kelompok Joglo Tani (Yogyakarta) T.O Suprapto dan A+ CSR Indonesia sebagai fasilitator.

Kepala BP4K Kabupaten Luwu Timur, Nursih Hariani, mengatakan, penyuluhan petani menjadi fokus kerja sektor per-tanian sesuai fungsi lembaga. Disertai program pengembangan teknologi dan akses informasi untuk peningkatan nilai tambah pertanian.

Materi Tim PTPM PT Vale yang di-sampaikan oleh Noviansyah Manaf (A+ CSR Indonesia) berupa 13 program kerja sektor pertanian, di antaranya pelatihan kader penyuluh pertanian, temu petani, pelatihan manajemen usaha, pengorga-nisasian kelompok, pendampingan pe-tani, pelatihan manajemen pemasaran, sampai studi banding. “Beberapa pro-gram kerja kami ini sebenarnya memi-liki kesamaan tujuan dan bentuk kegiat-an dengan yang disusun BP4K,” tambah Noviansyah. Hal ini dibenarkan Nursih.

Lokakarya tidak melulu membahas hal teknis, melainkan juga bertukar penga-

laman dan tantangan yang dihadapi para penggerak aktivitas sektor pertanian. Kedatangan T.O. Suprapto juga membe-ri inspirasi dan wawasan pertanian baru kepada peserta lokakarya.

“Petani selama ini identik dengan ke-lompok yang selalu meminta dan diberi. Budaya itu perlu kita balik. Petani tidak harus dikasih dan dibantu. Tapi mereka harus berdaya dulu agar nantinya me-reka dapat mandiri,” ujar pendiri Jog-lo Tani itu.

Suprapto juga menyampaikan perlu-nya menumbuhkan tradisi positif untuk mendorong produktivitas petani, misal-nya menumbuhkan gotong-royong dan mampu mendiversifikasi produk perta-nian. Menurut dia, diversifikasi perta-nian membuat ekonomi petani semaki kuat karena tidak bergantung pada satu produk pertanian.

Pemetaan dan identifikasiPada hari kedua, lokakarya difokuskan

pada pemetaan kegiatan dan mengkaji program kerja sektor pertanian untuk disinergiskan dengan progam pertanian terpadu di Luwu Timur. Setelah diindenti-fikasi, beberapa program kerja yang dapat disinergiskan berupa peningkatan kapa-sitas penyuluh pertanian melalui training of trainer (TOT), peningkatan kapasitas petani melalui pendampingan, penyuluh-an, manajemen kelompok, akses informa-si, teknologi, dan pemasaran. “Garis besar yang dituju adalah berkontribusi kepada kesejahteraan masyarakat petani di Luwu Timur,” papar Nursih.

Lebih konkrit, untuk peningkatan kapa-sitas petani dan penyuluh akan diterapkan “BP3K Model” lewat Sekolah Belajar Ber-sama (Community Learning Centre) seba-gai pusat informasi, tempat belajar, pusat

komunikasi, dan kebun bibit masyarakat. Selain itu, terdapat target penguatan ke-lembagaan pertanian, baik dari sisi petani maupun tim penyuluh. Implementasinya berupa pendampingan intensif kepada ke-lompok tani di empat wilayah terdampak operasi PT Vale sepanjang 2015.

Kelompok tani terpilih merupakan ke-lompok yang sampai saat ini bertahan dan semakin berkembang. Mereka produsen

komoditas andalan Luwu Timur, yakni lada, kakao, padi.

Dengan target tersebut, sedikitnya akan tersasar 1.600 jiwa keluarga petani seba-gai penerima manfaat langsung. “Meski tahun ini baru akan dilakukan pengem-bangan model, penguatan kelembagaan, dan teknis budidaya, diharapkan bisa me-nyentuh seluruh petani di area lain secara bertahap,” ungkap Noviansyah. []

Program Pertanian Berkelanjutan 2015

No Kegiatan 1 Lokakarya rencana Kerja Pogram pertanian berkelanjutan 2 Pelatihan Ekologi Tanah SRI I3 Implementasi SRI Organik4 Pelatihan Kepemanduan5 Rakor Implementasi SRI6 Training of Trainer Kakao7 Belajar Bersama ke Joglo Tani8 Penguatan Kelembagaan kelompok tani 9 BP3K Model Kecamatan Nuha

10 Sekolah Lapang Kakao11 Training of Trainer Lada

12 Pelatihan Implementasi SRI Organik bagi tenaga penyuluh se Kab.Luwu Timur

13 Sekolah Lapang Lada

14 Rakor Evaluasi pelaksanaan Program pertanian Berkelanjutan

Page 15: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 201515GALERI FOTO

Tim Aliksa Organik SRI memberikan pelatihan pembuatan kompos organik kepada ibu-ibu Sorowako Community Volunteer (SCV) dan PKK Kecamatan Nuha, Maret 2015.

Seorang petani dibantu Kepala Desa Wasuponda ketika mencoba alat penyemprot hama bantuan PMDM.

Tim PMDM ketika menyerahkan bantuan medis dan makanan tambahan bayi kepada Posyandu Mahoni, Desa Mahalona, Kecamatan Towuti, Agustus 2014.

Pelatihan Dinamika Kelompok oleh Tim Aliksa Organik SRI kepada petugas Kecamatan Nuha, September 2015.

Musyawarah Desa Serah Terima Matompi, Kecamatan Towuti, November 2014. Desa Matompi berhasil merealisasikan seluruh program PMDM siklus pertamanya.

Para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kabupaten Luwu Timur ketika mengikuti Pelatihan Dinamika Kelompok, Gedung BP4K, Malili, April 2015. Pelatihan ini merupakan agenda PMDM dalam hal peningkatan kapasitas.

Tim SDP PT Vale, fasilitator PMDM dan kader desa ketika mengikuti Pelatihan Jurnalistik dan Fotografi, Gedung HRPD PT Vale, Desember 2014. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada pelaku program dalam penulisan laporan dan dokumentasi aktivitas PMDM.

Galeri FotoMomen yang tertangkap kamera

sepanjang pelaksanaan Program

Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM). Jika Anda memiliki fotofoto

yang terkait dengan pelaksanaan

PTPM, silakan kirim ke Redaksi

Tabloid Verbeek melalui email

[email protected] (ukuran

foto minimal 500KB). Foto yang

dimuat akan mendapatkan suvenir

menarik.

Page 16: PMDM Sektor Pertanian Mendorong Swadaya, Meningkatkan ... · Petani Desa Tole, Kecamatan Towuti memanfaatkan traktor tangan yang berasal dari dukungan Program Mitra Desa Mandiri (PMDM)

Verbeek edisi 15 | 201516 EVENT

K U I S

Suasana pelatihan pembuatan pupuk cair organik (kocor) yang berlangsung di Desa Dandawasu, Kecamatan Wasuponda, Desember 2014. Pelatihan ini diikuti puluhan petani di dusun tersebut.

Pelatihan Pembuatan Pupuk untuk Petani Dandawasu

D usun Dandawasu di Desa Parumpa-nai, Kecamatan Wasuponda, masih kesulitan akses jalan. Warga umum-

nya menyewa perahu kecil untuk keluar-masuk dusun dengan waktu tempuh se-kitar satu jam dari Dusun Laroeha, dilan-jutkan menyusuri Sungai Bengko. Ongkos transportasi menjadi mahal, Rp400 ribu untuk menyewa sebuah perahu motor berkapasitas lima orang.

Karena sulitnya akses jalan, harga ba-rang-barang menjadi mahal. Termasuk harga pupuk. Menjawab keresahan para petani Dandawasu, Program Mitra Desa Mandiri PT Vale memfasilitasi pelatihan pembuatan pupuk cair organik atau pu-puk kocor. Pelatihan yang digelar pada akhir Desember 2014 itu diikuti oleh pu-luhan petani setempat dan mendatangkan penyuluh pertanian Wasuponda, Lukas.

“Harapannya, dengan pelatihan ini, pe-tani dapat mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia. Penggunaan pestisida berlebihan membuat kualitas tanah menurun, musnahnya keanekara-

Isilah 10 pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar.

1. Nama Latin tanaman kakao adalah…………..

2. Sistem menanam dengan menggunakan media air disebut……………..

3. Bertani tanpa menggunakan pupuk kimia disebut………………….

4. Komoditas yang dijadikan bahan baku pembuatan minyak goreng adalah………

5. ………….. Batang, nama salah satu hama tanaman merica (lengkapi titik-titik).

6. Tanaman Obat Keluarga (disingkat).

7. Ikan air tawar yang memiliki kumis dan kerap dibudidayakan.

8. Saluran pengairan untuk persawahan disebut…………….

9. Jenis pertanian yang menanam sayur dan buah disebut………..

10. Zat kimia pembasmi hama disebut………

gaman sumberdaya hayati, hingga de-gradasi kualitas lingkungan,” ujar Lukas. Menurut dia, pembuatan pupuk kocor tidak sulit dan bahan dasar pupuk beru-pa buah-buahan mudah didapat di peka-rangan rumah.

Untuk proses pembuatan, petani hanya perlu mencampur parutan buah dengan gula cair atau nira manis seperti membuat jus buah. Campuran tersebut diaduk rata, didi-amkan tujuh hari, dan dicampur dengan ko-toran ternak maupun limbah rumah tangga.

“Pada hari ke-15, pupuk sudah bisa digunakan untuk tanaman padi, kakao, lada, dan tanaman lainnya. Petani bisa menghemat hingga ratusan ribu rupiah jika mau membuat pupuk sederhana ini,” kata Lukas.[]

Kirimkan jawaban melalui email [email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi. Lihat pengumuman pemenang di edisi Verbeek berikutnya.

Pemenang Kuis Verbeek Edisi 131. Mer ly (Towut i )

2 . PH Robi S (PT F i rad Mandir i )

3 . Ernawat i Arsyad (Sorowako)

4 . Made Yatna (Towut i )

5 . Mahmuddin Patahangi (v ia emai l )

6 . Rudy Hermawan (v ia emai l )

7 . Suf iyanto Gammara (v ia emai l )

8 . Suzanna (v ia emai l )

9 . Ummi Ardin (v ia emai l )

10. A loys ius Nurok (Sorowako)