plh & k3 fix

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1. Menara BTS yang berada pada gedung sekolah BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave 1

Upload: mahabojana

Post on 24-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLH & K3 fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1. Menara BTS yang berada pada gedung sekolah

BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station. BTS berfungsi

menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan

lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah

komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS

kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan

dengan koneksi microwave ataupun serat optik. BTS merupakan bagian dari

network element GSM yang berhubungan langsung dengan Mobile Station

(MS). BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transceiver) sinyal

komunikasi dari atau ke MS serta menghubungkan MS dengan network element

lain dalam jaringan GSM diantaranya BSC dan MSC.

1

Page 2: PLH & K3 fix

BTS telah banyak menghadirkan berbagai kemudahan dalam hidup

manusia. Meski banyak diperdebatkan, banyak kalangan khawatir akan dampak

negatif dari radiasi yang ditimbulkan. Penelitian terbesar yang pernah dilakukan

tentang bahaya ponsel telah membantah adanya risiko kanker otak pada

penggguna ponsel. Penelitian yang dilakukan sendiri oleh organisasi kesehatan

dunia (WHO) tersebut menunjukkan risikonya tidak terlalu besar untuk

dikhawatirkan. Namun penelitian terbaru di India kembali menegaskan adanya

ancaman kanker terutama pada anak dan remaja. Sang peneliti, Prof Girish Kumar

bahkan mengatakan bahaya radiasi juga terdapat di sekitar menara Base

Transceiver Station (BTS). "Satu BTS bisa memancarkan daya 50-100W. Negara

yang punya banyak operator seluler seperti India bisa terpapar daya hingga 200-

400W. Radiasinya tak bisa dianggap remeh, bisa sangat mematikan," ungkap Prof

Kumar. Dikutip dari DNA india, Selasa (4/1/2010), berikut ini sejumlah dampak

negatif yang bisa ditimbulkan akibat radiasi yang berlebihan dari menara BTS:

1. Frekuensi radio pada BTS bisa menyebabkan perubahan pada DNA

manusia dan membentuk radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas

merupakan karsinogen atau senyawa yang dapat memicu kanker.

2. Frekuensi radio pada BTS juga mempengaruhi kinerja alat-alat

penunjang kehidupan (live saving gadget) seperti alat pacu jantung.

Akibatnya bisa meningkatkan risiko kematian mendadak.

3. Medan electromagnet di sekitar menara BTS dapat menurunkan system

kekebalan tubuh. Akibatnya tubuh lebih sering mengalami reaksi alergi

seperti ruam dan gatal-gatal.

4. Emisi dan radiasi BTS bisa menurunkan kekebalan tubuh karena

mengurangi produksi melatonin. Dalam jangka panjang, kondisi ini

dapat mempengaruhi kesehatan tulang dan persendian serta memicu

rematik.

2

Page 3: PLH & K3 fix

5. Medan elektromagnetik di sekitar BTS juga berdampak pada lingkungan

hidup. Burung dan lebah menjadi sering mengalami disorientasi atau

kehilangan arah sehingga mudah stres karena tidak bisa menemukan

arah pulang menuju ke sarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang dibahas pada makalah ini adalah :

a. Tingkat radiasi yang dihasilkan BTS pada bangunan bertingkat.

b. Keamanan dan kenyamanan pemasangan BTS pada bangunan

betingkat.

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui tingkat radiasi yang dihasilkan BTS.

b. Mengetahui cara pemasangan BTS agar aman dan nyaman.

1.4 Manfaat Penulisan

a. Pembaca dapat memahami tingkat radiasi dari BTS.

b. Pembaca dapat memahami cara pemasangan BTS agar aman dan

nyaman

.

3

Page 4: PLH & K3 fix

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian BTS

BTS adalah singkatan dari Base Transceiver Station. BTS merupakan

suatu elemen dalam jaringan seluler (Cell Network) yang berperan penting

sebagai pemancar dan penerima sinyal dari handphone pengguna (MS/Mobile

Station). Tanpa adanya BTS, atau ketika BTS terdekat di lokasi Anda bermasalah,

bisa dipastikan sinyal yang diterima oleh MS ikut bermasalah seperti sinyal

hilang, blank spot, telepon putus dan sebagainya. BTS secara umum berbentuk

menara pemancar dengan ketinggian bervariasi antara 40 - 75 meter,

menyesuaikan kondisi geografis dan luas jangkauan jaringan yang dituju. Selain

berbentuk menara pemancar, ada juga "BTS Roof Top", yaitu antena pemancar

yang umumnya diletakkan di atap gedung bertingkat dengan ketinggian tertentu.

Selain itu, ada lagi BTS yang biasa kita lihat ketika terjadi bencana alam di suatu

daerah , yaitu perangkat Mobile BTS yang digunakan untuk melayani kebutuhan

telekomunikasi di daerah yang tidak tercover BTS konvensional secara

temporary. 

Gambar 2.1 Tower BTS

4

Page 5: PLH & K3 fix

Dalam suatu area BTS, secara umum terdiri atas: menara pemancar segi

empat (ada pula yang berbentuk segitiga), antena pemancar, kabel - kabel, dan

sebuah shelter (berbentuk seperti rumah-rumahan di bawah tower). Di dalam

shelter ini terdapat berbagai perangkat utama BTS itu sendiri, yang berbentuk

seperti lemari dengan rak-rak mesin di dalamnya. Biasanya terdapat juga lemari

rectifier (supply power), berbagai perangkat electronik dan mekanikal lainnya.

Suatu area cakupan pemancar dari BTS biasa disebut Cell, secara umum satu BTS

mampu mencakup hingga 8 - 10 Km jarak udara jangkauan sinyal dalam radius

360 derajat. Sementara, Mobile BTS terdiri dari komponen seperti BTS

konvensional hanya saja dalam skala yang lebih kecil dan dapat dipindahkan.

2.2 Perangkat-perangkat pada BTS

Perangkat – perangkat pada BTS yaitu :

2.2.1 Tower

Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi

empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan

untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang

telekomunikasi dan informasi. Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai

sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran

Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko

yang ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS komunikasi dan informatika

memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk hidup di

bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi

masyarakat di bawah maupun disekitarnya.

5

Page 6: PLH & K3 fix

Tipe Tower BTS pada umumnya ada 3 macam, yaitu:

A. Tower dengan 4 kaki, atau tower pipa besar

Tower dengan 4 kaki sangat jarang dijumpai roboh, karena memiliki

kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tipe ini

mahal biayanya (650 juta hingga 1 milyar rupiah), namun kuat dan mampu

menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh

perusahaan-perusahaan bisnis komunikasi dan informatika yang bonafid. (Indosat,

Telkom, Xl, dll).

B. Tower segitiga yang dikokohkan dengan tali pancang.

Tower Segitiga disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke

atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan

diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi

adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini disusun

atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5

meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya

makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok

spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena

ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di

tower bagian atas.

C. Pipa besi yang dikuatkan dengan tali pancang.

Tower jenis ketiga lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi

tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan

melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat

bertumpu pada spanner. Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi,

namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika

6

Page 7: PLH & K3 fix

(internet dan intranet) yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan

mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data

secara terus menerus (searching).

Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/

NOC = Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin

kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya. Dari

berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki

resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi,

anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya

perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman

kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang

ditetapkan WHO.

Tower BTS terendah (40 meter) memiliki radiasi 1 watt/m2 (untuk pesawat

dengan frekuensi 800 MHz) s/d 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz). Sedangkan

standar yang dikeluarkan WHO maximal radiasi yang bisa ditolerir adalah 4,5

(800 MHz) s/d 9 watt/m2 (1800 MHz). Sedangkan radiasi dari radio

informatika/internet (2,4 GHz) hanya sekitar 3 watt/m2 saja. Masih sangat jauh

dari ambang batas WHO 9 watt/m2. Radiasi ini makin lemah apabila tower makin

tinggi. Rata-rata tower seluler yang dibangun di Indonesia memiliki ketinggian 70

meter. Dengan demikian radiasinya jauh lebih kecil lagi. Adapun mengenai isu

mengancam keselamatan (misal robohnya tower), dapat diatasi dengan penerapan

standar material, dan konstruksinya yang benar, serta pewajiban perawatan tiap

tahunnya.

2.2.2 Antena Sektoral

Antena didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai pelepas

energi gelombang elektromagnetik diudara dan juga bisa sebagai

penerima/penangkap energi gelombang elektromagnetik diudara. Karena

merupakan perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena

7

Page 8: PLH & K3 fix

harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran pencatunya. Antena

adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal

elektromagnetik lalu meradiasikannya. Antena sektoral merupakan antena yang

memancarkan dan menerima sinyal sesuai dengan sudut pancar sektornya. Antena

yang digunakan adalah antena 3 sektor dengan kombinasi Distributed Control

System. 

Gambar 2.2 Antena Sektoral

2.2.3 Antena Microwave

Microwave system adalah sebuah sistem pemancaran dan penerimaan

gelombang mikro yang berfrekuensi sangat tinggi. Microwave system digunakan

untuk komunikasi antar BTS atau BTS-BSC.Microwave System yang digunakan

merupakan sistem indoor. Namun antena microwave tetap terpasang menara. Pada

antenna Microwave (MW) Radio, yang bentuknya seperti rebana genderang, itu

termasuk jenis high performance antenna. Biasanya ada 2 brand, yaitu Andrew

and RFS. Ciri khas dari antenna high performance ini adalah bentuknya yang

seperti gendang, dan terdapat penutupnya, yang disebut radome. Fungsi radome

8

Page 9: PLH & K3 fix

antara lain untuk melindungi komponen antenna tersebut, dari perubahan cuaca

sekitarnya.

Gambar 2.3 Antena Microwave

2.2.4 Penangkal petir

Penangkal petir itu semacam rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan

bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang

dilewatinya.

2.2.5 Lampu

Lampu adalah peralatan yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi

cahaya. Lampu digunakan untuk penerangan di sekitar lingkungan BTS 

9

Page 10: PLH & K3 fix

2.2.6 Power Distribution Box

Berungsi untuk mendistribusikan / membagikan arus listrik ke berbagai

komponen yang digunakan  pada BTS

Gambar 2.4 Kotak Distribusi Tenaga Listrik

2.2.7 Shelter

Shelter BTS adalah suatu tempat yang disitu terdapat perangkat-perangkat

telekomunikasi. Untuk letaknya, biasanya juga tidak akan jauh dari suatu Tower

atau Menara karena adanya ketergantungan sebuah fungsi diantara keduanya,

yakni shelter BTS dan Tower.

Komponen yang ada pada shelter :

A. Transmisi

Perangkat yang digunakan untuk mengatur slot trafik pada

BTS.Menghubungkan dari TRx ke BOIA adalah Prosesor BTS (bentuk sama

dengan Base band,namun memiliki port penghubung untuk maintenance).

10

Page 11: PLH & K3 fix

B. Rectifier

Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari

PLN dikonversikan ke dalam tegangan searah untuk dikomsumsi perangkat

lainnya. Terdapat 2 buah modul, tiap modulnya mensuplai 30 Ampere, Tegangan

yang digunakan di BTS adalah -48 Vdc

C. AC (Air Conditioner)

AC adalah suatu komponen/peralatan yang dipergunakan untuk mengatur

suhu, sirkulasi, kelembaban dan kebersihan udara di dalam ruangan

2.2.8 Grounding

Berfungsi untuk mengurangi atau menghindari bahaya yang disebabkan

oleh tegangan tinggi.misalnya bahaya petir dengan tegangan tinggi.

Gambar 2.5 Grounding

11

Page 12: PLH & K3 fix

2.3 Topologi BTS

BTS & handphone sama-sama disebut transceiver (kepanjangan BTS = Base

Transceiver Station) karena sifatnya yang sama-sama bisa mengirim informasi &

menerima informasi. Pada saat BTS mengirim informasi kepada handphone, saat

itu pula handphone juga bisa mengirim informasi kepada BTS secara bersama-

sama selayaknya saat kita  mengobrol via telepon kita bisa berbicara

bersamaan.Dalam topologinya BTS berfungsi untuk menyediakan jaringan

(interface) berupa sinyal radio gelembang elektromagnetik untuk penggunanya

dalam hal ini adalah handphone, modem, fax dll. Frekuensinya mengikuti alokasi

yang telah diberikan pemerintah kepada operator masing-masing, ada yang di

band 450Mhz, 800Mhz, 900Mhz, 1800 Mhz maupun frekuensi diatas

itu.Komunikasi dari arah BTS ke pengguna disebut downlink, sedangkan jalur

frekuensi yang digunakan mengirim informasi dari pengguna ke BTS disebut

uplink

Gambar 2.6 gambar topologi sebuah BTS

12

Page 13: PLH & K3 fix

Ada penyebab dimana frekuensi downlink dibuat lebih tinggi daripada

frekuensi uplink, hal ini berhubungan dengan masalah daya yang harus disediakan

oleh perangkat pengguna dalam hal ini adalah battery handphone. Dalam ilmu

sains semakin tinggi frekuensi maka gangguan (noise) akan semakin besar,

sehingga diperlukan daya yang lebih besar agar kualitasnya lebih terjamin. Kalau

frekuensi uplink menggunakan frekuensi yang tinggi maka konsekuensinya

battery handphone bisa lebih boros dan cepat habis. Makin jauh jarak pengguna

handphone ke BTS juga berpengaruh terhadap kebutuhan daya  Hubungan jarak

adalah berbanding terbalik dengan kualitas sinyal, makin dekat jarak makin bagus

pula kualitasnya. Sebaliknya makin jauh jarak makin berkurang kualitasnya.

Efeknya apa? kalau kualitas sinyal handphone yang diterima oleh BTS menurun

maka BTS akan memerintahkan handphone untuk menaikkan daya pancarnya,

tentu saja pemakaian battery akan cepat habis.

13

Page 14: PLH & K3 fix

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di SMK N 1 Denpasar, yang dilakukan Pada

tanggal 2 dan 3 oktober 2013.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data ada dua bentuk yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif adalah penelitian yang lebih banyak mengungkapkan masalah

pemaparan angka-angka. Sedangkan data kualitatif yaitu data yang tidak dapat

diukur dengan satuan hitung tertentu dan biasanya berupa penjelasan yang

berhubungan dengan data yang digunakan untuk mendukung kelengkapan data

(Sudjana, 1997;45)

3.2.2 Sumber Data

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer dalam penelitian

ini diambil dari observasi dan wawancara yang dilakukan.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk data yang sudah

jadi, dikumpulkan dan diolah menjadi data yang siap pakai. Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber yang layak

dipercaya, seperti buku-buku referensi dan internet.

3.3 Metode Penulisan

a. Metode Literatur yaitu menggunakan beberapa refrensi yang ada

hubungannya dengan masalah yang diangkat penelitian ini.

b. Metode Interview yaitu memperoleh data dengan cara melakukan

interview kepada beberapa orang yang telah memahami permasalahan

sesuai dengan materi atau persoalan dalam penelitian ini.

14

Page 15: PLH & K3 fix

c. Metode Empiris yaitu mencatat data-data yang ada sesuai dengan apa

yang ada saat itu.

d. Pendekatan Sosiologis yaitu memperoleh data dengan melihat langsung

keadaan dan situasi lokasi penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian sangat berpengaruh

terhadap objektifitas hasil penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah :

a. Studi Pustaka, dimana peranan studi pustaka dalam penelitian ini adalah

untuk mengikuti perkembangan penelitian, memperoleh orientasi yang

lebih luas dan pemanfaatan data sekunder. Data studi pustaka juga

digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal seperti

teori-teori, konsep yang semua itu dapat dipandang sebagai sumber

bacaan dan merupakan penunjang penelitian yang esensial.

b. Studi Dokumentasi, merupakan suatu cara untuk memperoleh data

dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen. Dokumen-dokumen

yang diperlukan dalam penelitian ini antra lain : paparan program serta

aktivitas kegiatan

c. Wawancara, adalah pengumpulan data melalui tanya jawab dengan

orang-orang atau sekelompok orang yang kompeten dalam menangani

masalah yang berhubungan dengan makalah ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu telaah dari sebuah gejala objektif

sesuai dengan data kepustakaan maupun data lapangan yang menjadi objek

penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi 3 (tiga) hal penting

yakni:

a. Teknik Induktif yaitu uraian analisis yang didahului dengan fakta-fakta

khusus sebelum menarik kesimpulan.

b. Teknik Deduktif yaitu uraian yang didahului oleh fakta-fakta umum yang

kemudian menciut untuk dapat lebih mudah mencari sebuah kesimpulan.

15

Page 16: PLH & K3 fix

c. Teknik Argumentatif yaitu memberikan suatu komentar atau pendapat

(paparan informasi) sesuai fakta yang dikaji pada saat menarik

kesimpulan.

16

Page 17: PLH & K3 fix

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Keamanan dan Kenyamanan Pemasangan BTS

BTS yang kami bahas pada makalah ini adalah BTS jenis Site Roof Top

yang dibangun di atap gedung SMK N 1 Denpasar. Umumnya site Roof Top

memberikan solusi coverage pada area yang padat dengan bangunan, terutama

diimplementasikan di dalam kota. BTS ini termasuk dalam Self Support Tower

(SST) Tower dengan rangka kaki 4 (empat) dengan ketinggian 30 Meter.

Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

No:02/PER/M.KOMINFO/03/2008 Tentang Pedoman Pembangunan dan

Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi Pasal 7 ayat 2 menyatakan sarana

pendukung sebagaimana harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku antara lain :

a. Pentanahan (grounding)

b. Penangkal petir

c. Catu daya

d. Lampu halangan penerbangan

e. Marka halang penerbangan

Menyatakan dengan jelas bahwa BTS yang dibangun di atap gedung SMK

N 1 Denpasar sudah memenuhi syarat sehingga layak untuk dibangun.

4.2 Tingkat Radiasi Yang Dihasilkan BTS

Dampak yang harus diperhatikan dari pemasangan BTS adalah dampak

terhadap kesehatan warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi menara BTS.

Prof. Dr. dokter Anies MKes PKK, seorang Guru Besar Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, pernah melakukan

penelitian pengaruh radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan. Pembangunan

tower telekomunikasi atau BTS (Base Transceiver Station) yang bermunculan di

17

Page 18: PLH & K3 fix

berbagai daerah, bahkan telah menjadi problem perkotaan. Salah satu hal yang

perlu dilihat adalah adanya efek negatif gelombang elektromagnetik yang

dihasilkan oleh perangkat komunikasi selular tersebut.

Level batas radiasi elektromagnetik yang diperbolehkan menurut standar

WHO (World Health Organization) adalah 4,5 watt/m2 untuk perangkat yang

menggunakan frekuensi 900 MHz dan 9 watt/m2 untuk frekuensi 1800 MHz.

Level maksimum yang dikeluarkan oleh IEEE (Institute of Electrical and

Electronic Engineers) 6 watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz dan 12 watt/m2 untuk

frekuensi 1800 MHz. Berdasarkan pengukuran di lapangan, pada jarak 1 meter

dari jalur pita pancar utama menara BTS yang berfrekuensi 1.800 MHz, diketahui

bahwa total radiasi yang dihasilkan sebesar 9,5 watt/m2. Jika tinggi pemancarnya

sekitar 12 meter, maka orang yang berada di bawahnya terkena radiasi sebesar

0,55 watt/m2. Jadi, jumlah radiasi elektromagnetik tersebut memang tidak

berbahaya. Yang perlu diwaspadai adalah efek jangka panjang yang belum

diketahui.

18

Page 19: PLH & K3 fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan yang kami dapatkan dari makalah ini adalah :

a. BTS adalah singkatan dari Base Transceiver Station. BTS merupakan

suatu elemen dalam jaringan seluler (Cell Network) yang berperan

penting sebagai pemancar dan penerima sinyal dari handphone pengguna

(MS/Mobile Station). Tanpa adanya BTS, atau ketika BTS terdekat di

lokasi Anda bermasalah, bisa dipastikan sinyal yang diterima oleh MS

ikut bermasalah seperti sinyal hilang, blank spot, telepon putus dan

sebagainya.

b. Dampak yang harus diperhatikan dari pemasangan BTS adalah dampak

terhadap kesehatan warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi menara

BTS. Jarak 1 meter dari jalur pita pancar utama menara BTS yang

berfrekuensi 1.800 MHz, diketahui bahwa total radiasi yang dihasilkan

sebesar 9,5 watt/m2. Jika tinggi pemancarnya sekitar 12 meter, maka

orang yang berada di bawahnya terkena radiasi sebesar 0,55 watt/m2.

Jadi, jumlah radiasi elektromagnetik tersebut memang tidak berbahaya.

Yang perlu diwaspadai adalah efek jangka panjang yang belum

diketahui.

5.2 Saran

Saran yang perlu kami sampaikan pada makalah ini adalah menara BTS

perlu diperiksa setiap minggu untuk meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan dan juga perlu diwaspadai efek jangka panjang dari tower BTS bagi

masyarakat yang tinggal disekitarnya.

19

Page 20: PLH & K3 fix

DAFTAR PUSTAKA

1. http://nugrahawildan.blogspot.com/2013/02/bts-base-transceiver-station.htm

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Base_Transceiver_Station

3. http://achmad.glclearningcenter.com/2011/02/19/apa-itu-bsc-base-station-

controller-bts-base-station-controller/

4. http://tauogibarru.wordpress.com/2012/07/30/pengertian-apa-itu-bts-base-

transceiver-station-dan-kecanggihannya/

5. http://dampakteknologi-dunia.blogspot.com/2013/04/dampak-efek-negatif-bts-

atau-tower.html

6. http://lint4ng4yu.blogspot.com/2013/05/pengaruh-radiasi-tower-bts-bagi.html

7. http://www.kaskus.co.id/thread/5165c0a0631243d913000000/tower-bts-

amankah-untuk-kesehatan-dan-peralatan-elektronik/

20