plastik agnes

19
NAMA / NIM : AGNES SARTIKA D.P / 100405071 KELOMPOK : IV LAPORAN TUGAS MANDIRI PROSES INDUSTRI KIMIA Proses Pembuatan Plastik Biodegredable di PT. Tirta Marta 1. Profil Perusahaan PT Tirta Marta bisa jadi masih asing terdengar. Perusahaan yang dipimpin Sugianto Tandio itu bergerak dalam industri kantong plastik. Didirikan pada dekade 1970-an, perusahaan yang berdiri di lahan seluas dua hektar di daerah Cikupa, Tangerang tersebut terus berkembang. PT. Tirta Marta didirikan pada tahun 1971, sebagai pelopor dalam pembuatan kemasan fleksibel berbasis lapisan tipis. Yang terbaru, mereka memelopori teknologi Oxium dan Ecoplas dalam pembuatan kantong plastik. Dua teknologi tersebut mengubah asumsi bahwa kantong plastik merupakan musuh lingkungan. Sugianto bertekad memproduksi kantong plastik yang ramah lingkungan atau yang disebut degradable plastic . Dalam kemasan tradisional, Tirta Marta sudah wejak lama melayani pada sektor barang konsumen kemudian menambahkan pada kemasan untuk makanan, farmasi, kembang gula, bahan kimia, elektronik, dan kosmetik di Indonesia. Tirta Marta aktif menemukan teknologi terbaru dalam kemasan fleksibel dan plastik biodegradable. Dalam dua tahun terakhir, Tirta Marta, membawa inovasi terbarunya ke pasaran, yaitu plastik degradable terjangkau sebagai solusi dari dampak sosial dan lingkungan, dan solusi untuk kemasan plastik yang ramah

Upload: knizam13

Post on 22-Nov-2015

103 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Plastik

TRANSCRIPT

NAMA / NIM: AGNES SARTIKA D.P / 100405071KELOMPOK: IVLAPORAN TUGAS MANDIRI PROSES INDUSTRI KIMIA

Proses Pembuatan Plastik Biodegredable di PT. Tirta Marta 1. Profil PerusahaanPT Tirta Marta bisa jadi masih asing terdengar. Perusahaan yang dipimpin Sugianto Tandio itu bergerak dalam industri kantong plastik. Didirikan pada dekade 1970-an, perusahaan yang berdiri di lahan seluas dua hektar di daerah Cikupa, Tangerang tersebut terus berkembang. PT. Tirta Marta didirikan pada tahun 1971, sebagai pelopor dalam pembuatan kemasan fleksibel berbasis lapisan tipis. Yang terbaru, mereka memelopori teknologi Oxium dan Ecoplas dalam pembuatan kantong plastik. Dua teknologi tersebut mengubah asumsi bahwa kantong plastik merupakan musuh lingkungan. Sugianto bertekad memproduksi kantong plastik yang ramah lingkungan atau yang disebut degradable plastic.Dalam kemasan tradisional, Tirta Marta sudah wejak lama melayani pada sektor barang konsumen kemudian menambahkan pada kemasan untuk makanan, farmasi, kembang gula, bahan kimia, elektronik, dan kosmetik di Indonesia. Tirta Marta aktif menemukan teknologi terbaru dalam kemasan fleksibel dan plastik biodegradable. Dalam dua tahun terakhir, Tirta Marta, membawa inovasi terbarunya ke pasaran, yaitu plastik degradable terjangkau sebagai solusi dari dampak sosial dan lingkungan, dan solusi untuk kemasan plastik yang ramah lingkungan, yaitu Oxium dan Ecoplas yang tersedia sebagai bahan baku maupun barang jadi.Resin untuk membuat Oxium dan Ecoplas hanya diproduksi dan dibuat dan diproduksi melalui PT. Tirta Marta. Tirta Marta memberikan solusi kemasan yang ramah lingkungan ke pasar melalui jaringan manufaktur dan penjualan kemitraan di Indonesia dan negara-negara lainnya di Asia dan Amerika. Oxium merupakan aditif yang mempermudah okso-degradasi dalam plastik, seperti polyethylene dan polystyrene, untuk mencapai degradasi melalui oksidasi (terpapar oksigen dan panas). Misalnya, tas belanja plastik standar dengan Oxium dapat rusak dan diuraikan oleh mikroba dalam waktu dua tahun, diformulasikan sesuai dengan siklus hidup untuk kegunaannya (lihat di www.oxium.net). Ecoplas adalah polimer biodegradable yang terbuat dari tapioka. Ecoplas yang dibuat menjadi tas belanja plastik standar dapat menurunkan dalam minggu ketika dikuburkan di antara mikroba aktif atau serangga, tergantung pada tingkat aktivitas mikroba. Sementara plastik tradisional memakan 500 tahun untuk terurai, Ecoplas dan Oxium telah memperkenalkan solusi hijau untuk polietilen, polistiren, dan polypropylene. Produk yang telah dipasarkan antara lain adalah tas belanja, kemasan pembungkus, kotak makan siang styrofoam, tas jinjing yang daoat dipakai berkali-kali, penutup tanah untuk penimbunan limbah sanifer, dan gantungan pakaian, dengan beberapa aplikasi lain yang masih dalam pengembangan.PT Tirta Marta dinobatkan sebagai peraih penghargaan Inovasi Terapan Terbaik 2011 oleh Kementerian Indonesia untuk Riset dan Teknologi (RISTEK), dan telah diakui sebagai Mitra Utama Unilever (Unilever Preferred Partner). PT Tirta Marta melayani pelanggan multinasional dan Indonesia, seperti Sanuk, Billabong, Unilever, Kao, Unicharm, Graha Kerindo Utama (pembuat kertas tisu Tessa), Yupi Indo Jelly Gum. PT Tirta Marta disertifikasi untuk memenuhi ISO-9001: 2000 standar kualitas dan Indonesia Solid Waste Association (InSWA) Green Label untuk plastik ramah lingkungan (Ecoplas dan Oxium). Operasi dan sumber dari koperasi tapioka lokal mengikuti standar perdagangan yang adil (Disertifikasi oleh IMO untuk Fair For Life). Keberhasilannya telah dicantumkan dalam Forbes Indonesia, Globe Asia, Marketing, MIX, SWA, Kompas, dan The Jakarta Post.PT.Tirta Martatelah sangataktif dalammenemukanteknologi terbaru dalamkemasan plastik fleksibel.PT. Tirta Marta membangunkerjasamastrategis antarapemasok bahan,pemasok mesin,dan solusiperusahaan untuk menyediakan produk dan layanan terbaik bagi klien mereka.2. OxiumTeknologi Oxium adalah memberikan campuran bahan pembuat bijih plastik. Dalam pembuatan bijih plastik, PT. Tirta Marta memberikan campuran bahan aditif. Dengan penambahan bahan tersebut, proses oksidasi pada kantong plastik bisa dipercepat. Dengan demikian, mikroba bisa semakin cepat menghancurkan sampah kantong plastik. Setelah ditambah bahan aditif tersebut, kantong plastik yang semula baru terurai setelah seribu tahunan bisa dipercepat hanya dalam kurun dua tahun. Bahkan, pada kondisi tertentu, misalnya di atas genting, kantong plastik dengan sistem Oxium bisa semakin cepat terurai. Dua tahun itu adalah dalam kondisi umum. Pada kondisi tertentu bisa lebih cepat. Oxium merupakan aditif yang ditambahkan ke dalam polystyrene sehingga dapat mempercepat terjadinya proses degradasi, yang memerlukan waktu kurang lebih empat tahun untuk menguraikan polystyrene di alam. Penambahan oxium membuat polystyrene bersifat oxodegradable, yaitu terdegradasi melalui mekanisme oksidasi yang dipicu dengan adanya ultraviolet, panas, cahaya, oksigen dan mechanical stress.

3. EcoplasPengembangan selanjutnya dari Oxium adalah teknologi Ecoplas. Ecoplas adalah kantong ramah lingkungan yang merupakan inovasi baru dengan rancangan yang menarik dan harga terjangkau yang dibuat dengan menggunakan bahan resin BE+. Tas jenis ini diproduksi dengan penghematan bahan bakar/energi. BE+ atauBiodegradable Resinadalah resin baru yang dikembangkan dan diciptakan di Indonesia oleh putra Indonesia yang mengandung 50 persen tepung singkong Indonesia beserta sumber-sumber alami lain yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Resin BE+ sudah dipatenkan dan diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif selain resin-resin lain yang sudah dikenal masyarakat.Jika tas plastik tradisional pada umumnya memerlukan waktu 500 sampai 1ooo tahun untuk terurai, Ecoplas haya memerlukan waktu 10 pekan untuk terurai dalam tanah tropis. Hal ini berdasarkan laporan tes yang dilakukan Sucofindo/SGS.Ecoplas 100% biodegradable dan dapat diperbaharui. Waktu penguraiannya tergantung pada aktivitas organisme di dalam tanah. Ecoplas dapat diaplikasikan sebagai kantong tas yang tebal atau tas plastik belanja.

4. Konsumsi Plastik di IndonesiaJumlah produksi plastik dunia, menurut Data Program Lingkungan PBB (UNEP),terus meningkat dari 116 juta ton pada 1992 menjadi 255 juta ton pada 2007.Setelah krisis ekonomi, produksi plastik mencapai rekor baru yaitu sebesar 265 juta ton/tahun pada 2010. Dengan kata lain, dalam 16 tahun terakhir,jumlah produksi plastik naik 149 juta ton (tumbuh 15% per tahun).Menurut UNEP, penduduk di negara maju, rata-rata menggunakan plastik sebanyak 100 kg per tahun pada 2005. Sementara penduduk di negara berkembang mengonsumsi plastiksekitar 20 kg per tahun. UNEP memperkirakan, jumlah konsumsi plastik dan sampah plastik akan terus meningkat dalam sepuluh tahun ke depan.Sekitar 50% plastik yang ada di pasaran saat ini digunakan hanya untuk satu kali pemakaian.Tidak hanya di darat, jumlah sampah plastik yang masuk ke laut juga semakin besar. Sampah ini mengapung dan mencemari rantai makanan. Sampah ini mengancam organisme dan kehidupan hewan-hewan laut seperti burung dan mamalia ukuran kecil.Di Indonesia, hampir semua produkmenggunakan plastik sebagai alat pembungkus utama. Mulai dari produk mie instan, teh celup, kopi, hingga makanan ringan. Sehinggatidak ada pilihan lain bagi kita selain menghindari penggunaan plastik dan tidak membuang sampah plastik sembarangan.

5. Solusi Penanggulangan Masalah yang Ditimbulkan oleh Plastid di Indonesia oleh PT. Tirta MartaIsu lingkungan saat ini telah menjadi isu global. Upaya melestarikan lingkungan telah menjadi suatu gerakan bersama yang dilakukan oleh masyarakat internasional. Salah satu upaya untuk menjaga lingkungan adalah mengkaitkan isu tersebut terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh pabrik. Banyak negara yang telah mengkaitkan isu lingkungan sebagai persyaratan bagi beredarnya beragam produk di negara tersebut. Produk yang tidak berwawasan lingkungan atau bahkan mencemari lingkungan kini mulai ditinggalkan konsumen. Dengan kesadaran yang tinggi terhadap pelestarian lingkungan, masyarakat konsumen lebih menyukai produk-produk yang berwawasan lingkungan.Kondisi ini telah dirasakan oleh PT Tirta Marta. Setelah berhasil dengan produk Oxium, sejenis aditif yang dapat mengurai plastik dalam kurun waktu hanya 2 tahun. Perusahaan kembali membuat gebrakan yang fantastis yaitu menciptakan plastik yang mampu terurai hanya dalam hitungan bulan saja. Ecoplas, nama produk yang dihasilkan perusahaan Produk ini dimunculkan ke pasaran setelah melalui serangkaian uji coba dengan menggunakan bahan baku dari hsil pertanian, yakni singkong. Plastik ecoplas atau dikenal juga sebagai plastik biobag tersebut lebih mudah terurai oleh tanah hanya dalam kurun waktu enam bulan hingga lima tahun untuk menguraikannya. Cepat atau lambatnya plastik ecoplas akan terurai tergantung dari kandungan mikroorganisme yang ada pada tanah itu sendiri. Kalau tanahnya subur, maka dalam enam bulan sudah hancur.Kebijakan PT Tirta Marta untuk membuat produk plastik Ecoplas antara lain didasarkan pada banyaknya produk-produk kantong plastik yang tidak berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan mahluk di Bumi ini. Misalnya saja seluruh kantong plastik yang kita gunakan berakhir menjadi sampah. Dibutuhkan waktu 500-1000 tahun agar plastik terurai oleh tanah. Artinya, kantong plastik yang kita gunakaan saat ini masih akan ada pada tahun 2500. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan zat dioksin, yang jika dihirup sangat berbahaya bagi kesehatan.Dengan berkaca pada kondisi di atas serta makin besarnya tuntutan konsumen bagi penggunaan produk berwawasan lingkungan, membuat perusahaan melakukan inovasi untuk menghasilkan sebuah produk yang seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari namun berwawasan lingkungan. Akhirnya lahirnya produk platik bernama Ecoplas. Produk inovasi sekaligus mahakarya anak bangsa ini terbuat dari bahan dasar singkong (tapioka) atau cassava. Setelah melewati penelitian dan pengembangan, makanan umbi-umbian yang sangat melimpah di Indonesia itu terbukti efektif untuk dijadikan bahan dasar plastik ramah lingkungan.Produk yang baru dirilis ke pasaran pada tahun 2009 tersebut ternyata langsung mendapat apresiasi dan order yang lumayan dan mayoritas dari konsumen didalam maupun luar negeri. Sejumlah perusahaan ternama di dalam dan luar negeri Perusahaan ternama telah menggunakan Ecoplas sebagai kantong plastik bagi produk-produk yang dijual atau dihasilkannya. Memang Ecoplas bukanlah satu-satunya produk ramah lingkungan yang berasal dari hasil pertanian. Di Amerika Serikat, juga terdapat perusahaan besar yang memproduksi plastik dari bahan baku jagung. Namun harga jual produk yang mereka tawarkan itu jauh lebih mahal.Sebagai perbandingan, harga jual pastik dari bahan jagung berkisar 400 % diatas harga plastik biasa, Sementara harga produk Ecoplas, hanya 20-30 % diatas harga plastik normal.Dengan keunggulan yang dimilikinya itu, PT Tirta Marta optimis produknya akan terus mendapat tempat di kalangan konsumen baik di dalam negeri maupun konsumen luar negeri. Hal itu sudah mulai terlihat. Lewat keikutsertaan dalam pameran-pameran di luar negeri, beberapa perusahaan ternama di Amerika dan Singapura seperti Polo Ralph Lauren, Raoul serta Mall of America dan beberapa perusahaan asing lain kerap mengorder produk Ecoplas secara rutin.Begitu juga di dalam negeri. Beberapa hotel dan produsen kosmetik serta sebuah mal ternama telah menjadi pelanggan tetap perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000 ini untuk segmen di pasar lokal. Hingga saat ini, kegiatan pemenuhan pesanan tetap berjalan lancar dan kegiatan produksi Ecoplas tidak mengalami gangguan karena bahan baku utama pembuatan produk tersebut, yakni singkong, mudah didapat perusahaan dari petani di dalam negeri.Peningkatan kegiatan produksi ecoplas juga berpeluang meningkatkan taraf hidup petani. Pasalnya, dengan banyaknya kebutuhan akan singkong bagi pembuatan Ecoplas, maka petani singkong tidak akan khawatir lagi kalau hasil panen singkongnya tidak laku

6. Plastik BiodegradableApa pentingnya kita mengetahui tentang biodegradable bag dan oxobag? Jawabannya adalah karena produk produk tersebut sekarang sudah berada disekeliling kita. Tanpa iklan, tanpa pemberitahuan. Produsen plastiklah yang aktif mencari inovasi inovasi terbaru untuk memanjakan kebutuhan konsumen. Karena mereka sudah tahu ada artikel-artikel tak terbantahkan tentang pentingnya mengurangi konsumsi kantung plastik. Mereka tahu bahwa kantung plastik dituding menjadi salah satu penyebab banjir, mengandung racun, baru akan terurai ratusan tahun kemudian dan seterusnya.Pengurangan bahkan penghentian pemakaian kantung plastik akan mengancam guyuran uang hasil keuntungan yang biasa diterima produsen plastik. Karena sesuai prinsip arus materi yang mereka pahami, semakin tinggi tingkat eksploitasi sumber daya alam yang disebabkan semakin banyaknya produk menjadi usang dan dibuang konsumen akan mempercepat perputaran uang dan semakin banyak pula keuntungan yang diraup produsen.Menyikapi fenomena peduli lingkungan yang dikhawatirkan membuat konsumen mengurangi pemakaian kantung plastik dan berubah ke tas reusable, produsen plastik meluncurkan oxobag dan biodegradable bag. Salah satu merk biodegradable bag adalah Ecoplast atau plastik Oxium produksi PT Tirta Marta, Tangerang (tercetak pada covernya, lengkap dengan semua keterangan keunggulan keunggulan yang menyertai).Biodegradable bag terdiri dari 80 % biji plastik dan 20 % tepung tapioka. Jadi tepung tapioka/singkongnya hanya 20 % sedangkan di negara Amerika Serikat menggunakan tepung jagung. Itupun hanya 20 %.

Gambar 3. Plastik biodegradable Ecoplast yang Digunakan oleh The Body Shop

Apa keunggulannya? Yaitu pada proses degradasinya. Tetapi berbeda dengan oxobag yang baru akan terurai di TPA (Tempat Pembuangan sampah Akhir) dalam kurun waktu 24-36 bulan, biodegradable bag atau kantung plastik singkong ini akan terurai di TPA hanya dalam waktu 10 minggu atau 2 setengah bulan saja.

7. Masalah yang Dihadapi oleh PT. Tirta MartaMemang tampaknya ini merupakan ide brillian, menjadikan singkong sebagai bahan baku kantung plastik. Bukankah masih banyak tanah kosong di Indonesia? Masih banyak pengangguran yang bisa menjadi petani singkong sehingga mereka tidak perlu go urban dan membuat kota besar menjadi padat. Sayang permasalahan tidak semudah itu selesai. Masalah seputar plastik ini bisa diuraikan menurut poin-poin berikut:1. Nampaknya kemungkinan membuka lapangan kerja bagi 9.25 juta pengangguran, harus kita kesampingkan sebelum kebijaksanaan pemerintah benar benar sudah pro petani. Diantara kesulitan yang mungkin timbul adalah sikap setengah hati pemerintah menjembatani kebutuhan produsen dan petani.2. Eksploitasi lahan dikhawatirkan akan menimbulkan kisah mirip alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Karena hutan sebagai paru paru dunia tidak dapat diganti dengan perkebunan apapun, ada ekosistem yang hilang, ada output oksigen yang tak tergantikan oleh pekebunan bahkan kekayaan air tanahpun terancam tidak dapat tersimpan baik.3. Kantong plastik yang terbuat dari singkong lebih tebal dibandingkan kantung plastik pada umumnya, harganya pun lebih mahal 5 kali lipat (tergantung ukuran dan ketebalannya). Sehingga pihak retail (umumnya supermarket) keberatan, dilain pihak produsen lebih suka menjual produk murah dalam jumlah besar karena yang diisasar adalah pasar kantung plastik secara keseluruhan termasuk pasar tradisional.4. Jangan lupa bahwa penggunaan ekstrak singkong hanya 20 % (menambah jumlahnya hanya akan membuat kantung plastik bertambah tebal), 80 %nya adalah biji plastik yang terbuat dari minyak bumi, sumber daya alam tak terbarukan yang dianjurkan hanya digunakan untuk memproduksi produk tahan lama.5. Jadi mau se-biodegradable apapun dan tidak mencemari bagaimanapun selama membuat orang masih boros sampah, tetap akan menimbulkan persoalan sampah. Ini penting apalagi di tengah bumi sekarang yang sudah diambang batas kehabisan sumber daya alam dan kelebihan sampah.Berdasarkan uraian diatas, jelaslah inovasi pengganti kantung plastik yang selama ini kita kenal bukan solusi terbaik , walaupun bukan berarti juga suatu kesia siaan. Karena kantung plastik dari singkong mempunyai masa degradasi yang lebih singkat (10 minggu) maka kebijaksanaan menggunakannya dapat dipertimbangkan dengan win win solution, yaitu konsumen diwajibkan membeli setiap kantung plastik yang digunakannya. Tidak ada pemberian kantung plastik gratis lagi. Sehingga diharapkan konsumen mau menggunakan ulang (reuse) setiap kantung plastiknya. Dan penjual (retail) tidak menanggung biaya pembelian kantung plastik yang terlalu tinggi sendirian.Peraturan Daerah (Perda) pun sebaiknya juga mengatur hal-hal lain misalnya seperti berikut :1. Pemberian insentif bagi pengurangan kantung plastik dan disinsentif untuk penggunaan kantung plastik.2. Penetapan kewajiban bagi yang menghasilkan dan menggunakan kantong plastik.3. Penetapan cara dan siapa penanggung jawab pengelolaan kantung plastik yang masih dihasilkan khususnya menyangkut biaya pengelolaannya.Seharusnya kita memang menyadari bahwa sampah yang kita hasilkan sekarang bukan hanya sampah organik, sampah yang mudah terdegradasi oleh alam tetapi juga sampah anorganik, sampah yang tidak dikehendaki bumi karena umumnya mengandung racun.

8. Bahan BakuBahan baku berupa ubi jalar dan singkong dikupas dan dibuang kulitnya. Daging ubi jalar dan singkong dibersihkan dengan aquades kemudian diparut dengan pemarut semi mekanik menjadi pulp. Selanjutnya pulp disaring, diendapkan dan pati yang diperoleh dijemur sampai kering. Pati yang telah kering ditimbang dan ditambahkan dengan Penthanol-1. Campuran antara pati dan pentanol tersebut diblender dalam soft blender selama 10 menit. Campuran dipanaskan dalam bejana pemanas listrik 70 - 80 0C selama 10 menit sambil diaduk (sampai terbentuk biopolimer) dan ditambahkan 2,5 % gliserol. Biopolimer yang terbentuk didiamkan selama 5 menit tanpa pemanasan (menghilangkan gelembung udara untuk kesempurnaan casting). Biopolimer tersebut kemudian dicetak di atas cetakan polietilen kemudian dioven 40 - 50 0C selama 24 jam selanjutnya dikondisikan dalam suhu kamar selama 24 jam kemudian film plastik biodegradable diangkat dari cetakan.

9. Mekanisme PengujianFilm yang dihasilkan difoto dengan foto visual biasa untuk mengetahui tekstur fisik dan warnanya kemudian dilakukan berbagai pengujian seperti uji biodegradabilitas, kelarutan dalam air, elongasi dan kekuatan tariknya. Film plastik biodegradable yang dihasilkan diuji sifat biodegradabilitasnya dengan cara dikubur di dalam tanah dengan ukuran film kurang lebih (10x10) cm dan kedalaman tanah 20 cm dan luas (15x15) cm. Proses penguburan dilakukan selama 1 minggu kemudian dilakukan pengamatan. Uji kelarutan plastik biodegradable dalam air dilakukan dengan cara memasukkan lembaran film plastik dengan ukuran kurang lebih (2x10) cm ke dalam bejana yang berisi air sambil diaduk secara manual dan roses ujinya dilakukan selama 1 minggu sambil diamati perkembangannya.Uji mekanik yang berupa uji kekuatan tarik dan elongasi merupakan uji yang sangat penting kaitannya dengan kualitas film plastik biodegradable yang dihasilkan. Sampel film plastik yang akan diuji dipotong dengan ukuran (2,5 x 20) cm, kemudian dikaitkan secara horisontal pada penjepit/pengait yang ada pada alat Tenso Lab dengan peregangan normal. Setelah film plastik terpasang pada masing-masing pengaitnya, pengujian kuat tarik dan elastisitas dapat dilakukan. Perangkat alat ini berupa alat peregang yang didukung oleh data komputer yang dapat diamati langsung pada saat pengujian.a. Uji dan Analisis Karakteristik FisikokimiawiAnalisis morfologi dilakukan dengan mengamati secara fisik film kemasan plastik biodegradable yang dihasilkan menggunakan EM 30 m/nikon HFX-DX dengan cara meletakkan sampel ujinya (2 x 2 cm) dibawah lensamicroskop, gambar yang ditampilkan dalam monitornya dicetak (print). Tingkat keasaman (pH) produk dilakukan dengan cara melekatkan kertas lakmus/pH-indikator pada sampel film plastik biodegradable yang dihasilkan kemudian diamati perubahanwarna kertas lakmusnya selanjutnya dicocokkan warnanya dengan indicatorwarna keasaman kertas lakmus yang ada (standard). Stabilitas panas dilakukan dengan mengkondisikan produk film plastik biodegradable yang dihasilkan dalam oven dengan perlakuan suhu bertingkat mulai dari 40; 50; 60; 70; 80; 90; 100 oC dan seterusnya sampai film plastik biodegradable tersebut rusak, selama 2 jam, sambil diamati perubahan fisiknya. Ketahanan air panas-dingin dilakukan dengan cara film plastik biodegradable yang dihasilkan direndamdi dalamair suhu kamar dengan variasi; hari I, II, III dan seterusnya sampai film plastik biodegradable tersebut rusak, dan ketahanan dalam air panas (100 oC) setiap menitnya film plastik biodegradable diamati dan dianalisa kondisinya secara fisikokimiawi terkait dengan ketahanan airnya.b. Uji Biodegradabilitas Film Plastik BiodegradableProses uji biodegradable ini diperlukan untuk mempelajari tingkat ketahanan film plastik yang dihasilkan kaitannya dengan pengaruh mikroba pengurai, kelembaban tanah dan suhu bahkan faktor kimia fisik yang lain. Secara kimiawi, film plastik yang dihasilkan jelas bersifat biodegradable, hal itu disebabkan oleh bahan baku yang digunakan adalah bahan baku organaik dan alamiah yang mudah berinteraksi dengan air dan mikro organisme lain bahkan sensitif terhadap pengaruh fisik/kimia lingkungan.Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat biodegradabilitas kemasan setelah kontak dengan mikroorganisme, yakni : sifat hidrofobik, bahan aditif, proses produksi, struktur polimer, morfologi dan berat molekul bahan kemasan. Proses terjadinya biodegradasi film kemasan pada lingkungan alam dimulai dengan tahap degradasi kimia yaitu dengan proses oksidasi molekul, menghasilkan polimer dengan berat molekul yang rendah. Proses berikutnya (secondary process) adalah serangan mikroorganisme (bakteri, jamur dan alga) dan aktivitas enzim (intracellular, extracellular). Contoh mikroorganisme diantaranya bakteri phototrop (Rhodospirillium, Rhodopseudomonas, Chromatium, Thiocystis), pembentuk endospora (Bacillus, Clostridium), gram negatif aerob (Pseudomonas, Zoogloa, Azotobacter, Rhizobium), Actynomycetes, Alcaligenes.Setelah dilakukan penguburan selama 1 minggu, hasil pengamatan menunjukkan bahwa film plastik telah terdekomposisi/terdegradasi secara alamiah di dalam tanah walaupun masih tersisa sedikit, yang diakibatkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor mikro organisme pengurai, kelembaban tanah dan kadar air tanah. Alasan utama membuat kemasan plastik berbahan dasar bioplimer adalah sifat alamiahnya yang dapat hancur atau terdegradasi dengan mudah. Umumnya setelah sampah kemasan dibuang ke tanah (landfill), akan mengalami proses penghancuran alami baik melalui proses fotodegradasi (cahaya matahari, katalisa), degradasi kimiawi (air, oksigen), biodegradasi (bakteri, jamur, alga, enzim) atau degradasi mekanik (angin, abrasi). Proses-proses tersebut dapat berlansung secara tunggal maupun kombinasi.Pada minggu berikutnya, setelah dilakukan penggalian lagi, ternyata sisa-sisa film plastik tersebut sudah bersih/terdegradasi sempurna. Kondisi tanah yang digunakan untuk proses penguburan adalah sangat lembab dan banyak mengandung air serta dimungkinkan banyak terdapat mikroba pengurai yang berperan. Karakter biodegradabilitas telah teruji secara praktis bahwa film plastik yang dihasilkan ternyata dapat dengan mudah diuraikan dalam tanah secara biologis maupun kimiawi dan tentunya aman bagi lingkungan. Apabila dicermati dari sudut bahan baku dan chemical spiecies lain yang mendukung maka film plastik yang dibuang atau dikubur di alam / tanah tidak merusak lingkungan sekitarnya.