plagiat merupakan tindakan tidak terpuji tidak ada putusnya kepada penulis. 2. ibu aris widayati,...

63
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN METODE PRESCRIBED DAILY DOSE (PDD) PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN PERIODE JULI 2012 JUNI 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Baptissa Dela Miranti NIM : 118114179 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: lamhanh

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN METODE

PRESCRIBED DAILY DOSE (PDD) PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP

DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN PERIODE JULI 2012

– JUNI 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Baptissa Dela Miranti

NIM : 118114179

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

i

PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN METODE

PRESCRIBED DAILY DOSE (PDD) PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP

DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN PERIODE JULI 2012

– JUNI 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Baptissa Dela Miranti

NIM : 118114179

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karyaku ini akan kupersembahkan untuk :

Kekuatan dan Pengharapanku, Tuhan Yesus Kristus,

Mama dan Papa tercinta,

Kakakku tersayang, Maria Sumina

Adekku tersayang, Paulina Kurniawati, Stevanus Supradin, Bonifasius

Adithyo

Teman-temanku,kak Chyro

dan Almamaterku

“I am not alone, because the Father

always with me......”

Jhon 16:32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Penggunaan Antibiotika dengan Metode Prescribed Daily Dose (PDD)

Pasien Anak Rawat Inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Periode Juli

2012 – Juni 2013” ini dengan baik.

Penulis menyadari keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas

dari dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung penulis

dari tahap awal hingga akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orangtua dan keluarga yang selalu mendukung melalui doa dan semangat

yang tidak ada putusnya kepada penulis.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma dan juga sebagai dosen pembimbing dalam

penyelesaian skripsi. Untuk waktu, semangat, saran, dan ilmu yang telah

diberikan oleh beliau dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga

akhir.

3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. dan ibu Dita Maria Virginia,

S.Farm., Apt., M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak

saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga untuk kesempatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...............................................................vi

PRAKATA ...........................................................................................................vii

DAFTAR ISI .........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiv

INTISARI ..............................................................................................................xv

ABSTRACT............................................................................................................xvi

BAB. 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................1

1. Permasalahan ..............................................................................................3

2. Manfaat penelitian ......................................................................................4

3. Keaslian penelitian .....................................................................................4

B. Tujuan Penelitian .............................................................................................7

1. Tujuan umum ..............................................................................................7

2. Tujuan khusus ..............................................................................................7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

x

BAB II PENELAHAAN PUSTAKA .....................................................................8

A. Definisi Antibiotika ..........................................................................................8

B. Penggolongan Antibiotika ................................................................................8

C. Penggunaan Antibiotika yang Rasional ............................................................10

D. Penggunaan Antibiotika pada Pasien Anak ......................................................14

E. Unit Perhitungan Prescribed Daily Dose (PDD) .............................................16

F. Keterangan Empiris ..........................................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .....................................................................19

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................19

1. Variabel penelitian ...................................................................................19

2. Definisi operasional .................................................................................19

C. Bahan Penelitian .............................................................................................20

D. Alat Penelitian ................................................................................................21

E. Waktu dan Lokasi Penelitian .........................................................................22

F. Tata Cara Penelitian .......................................................................................22

1. Tahap persiapan .......................................................................................22

2. Tahap pengambilan data ..........................................................................23

3. Pengolahan dan analisis data ....................................................................23

G. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian Data .................................................24

H. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................28

A. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala ..............................................................28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

xi

B. Peresepan Antibiotika ....................................................................................31

C. Nilai Prescribed Daily Dose (PDD) ..............................................................32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................38

A. Kesimpulan ....................................................................................................38

B. Saran ...............................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................40

LAMPIRAN ..........................................................................................................43

BIOGRAFI PENULIS ..........................................................................................46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Keaslian penelitian...........................................................................4

Tabel II. Pola diagnosis penyakit dan gejala.................................................29

Tabel III. Frekuensi dan Persentase Penggunaan Antibiotika .......................31

Tabel IV. Nilai Prescribed Daily Dose (PDD) beserta kode

Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) .....................................33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Skema pemilihan Rekam Medik Penelitian

Penggunaan Antibiotika ................................................................21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Data Pasien ........................................................................44

Lampiran 2. Lembar Penggunaan Antibiotika ....................................................44

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda Kabupaten Sleman ...................45

Lampiran 4. Biografi ...........................................................................................46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

xv

INTISARI

Kelompok pasien pediatri merupakan salah satu penerima pengobatan

dengan antibiotika terbesar akibat tingginya penyakit infeksi. Tingginya

penggunaan antibiotika berpotensi menimbulkan penggunaan antibiotika yang

tidak rasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui penggunaan antibiotika pada

pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta dengan metode

Prescribed Daily Dose (PDD).

Penelitian ini menggunakan rancangan observasional deskriptif

menggunakan data kuantitatif dan pengambilan data secara retrospektif. Data

diperoleh dari rekam medik meliputi profil pasien, diagnosis, dan penggunaan

antibiotika. Data kemudian diolah secara deskriptif dan data kuantitas penggunaan

antibiotika dihitung dengan menggunakan rumus PDD.

Terdapat 4 jenis antibiotika yang diresepkan yaitu kotrimoksazol,

amoksisilin, kloramfenikol, dan metronidazol. Berdasarkan kelompok berat badan

(<10 kg, 10-25 kg, >25 kg) kotrimoksazol dan amoksisilin merupakan jenis

antibiotika yang paling banyak digunakan dengan nilai PDD adalah 1,44 g/hari

dan 1,05 g/hari. Pada kelompok berat badan yang sama ditemukan pola nilai PDD

yang paling banyak digunakan adalah kotrimoksazol.

Kata kunci : antibiotika, Prescribed Daily Dose (PDD), pediatri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

xvi

ABSTRACT

Antibiotics are commonly prescribed for pediatric patients because of

infectious diseases. The high use of antibiotics potentially leads to an irrational

use of antibiotics. This study aimed to know the use of antibiotics in hospitalized

pediatric patients in Mlati II Primary Health Care Sleman district with prescribed

Daily Dose (PDD) methods.

This research is a ovservational using description study with quantitative

approach and the data collection is retrospective. The data were gathered from

medical record which included patient’s profiles, diagnosis, and antibiotic

prescription. The data were analyzed descriptively and quantitative data on

antibiotic usage was counted using PDD formula.

There are 4 types of antibiotics prescribed, they are cotrimoxazole, amoxicillin,

chloramphenicol, and metronidazole. According to weight group (<10 kg, 10-25

kg, >25 kg), cotrimoxazole and amoxicillin were the most antibiotics type that

used which each PDD value were 1,44 g/day and 1,05 g/day. In that weight group,

the most antibiotics used based on PDD value pattern were cotrimoxazole.

Keywords: antibiotic, Prescribed Daily Dose (PDD), pediatric

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat

Indonesia maupun negara berkembang lainnya (Hadi et al, 2008). Pasien anak

merupakan salah satu populasi terbesar mengidap penyakit infeksi. Antibiotika

merupakan obat yang paling banyak digunakan dalam mengobati penyakit infeksi

yang ditimbulkan oleh kuman seperti bakteri, jamur atau virus. Pemakaian

antibiotik berlaku untuk semua umur, namun antibiotik untuk populasi anak perlu

memperoleh perhatian khusus karena pada populasi anak tidak mempunyai data

tentang pemakaiannya. Selain itu, pasien anak membutuhkan perhatian khusus

karena sistem imun mereka yang lebih rentan daripada orang dewasa

(Darmansjah, 2008).

Tingginya peresepan antibiotika kepada anak dapat menyebabkan anak

mendapatkan antibiotika yang kurang tepat (IDAI, 2008). Dalam penelitian yang

dilakukan di rumah sakit umum pendidikan Kota Semarang tahun 2012 dengan

pasien anak sebagai subjek studi menunjukkan bahwa persentase kerasionalan

penggunaan antibiotika pada pasien anak adalah sebesar 55,1% dan hasil ini

masih jauh dari angka kerasionalan penggunaan antibiotika yang diharapkan yaitu

mendekati 100% (Febiana, 2012).

Dampak penggunaan antibiotika yang tidak rasional yaitu meningkatnya

kejadian resistensi, kejadian efek samping obat, terjadi kegagalan terapi, penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

2

yang dialami pasien bertambah parah sehingga menurunkan kualitas pelayanan

kesehatan (WHO, 2011). Dampak – dampak itulah yang harus ditanggulangi

bersama dengan cara yang efektif khususnya pada pasien anak, yaitu dengan

menggunakan antibiotika secara rasional.

Evaluasi penggunaan antibiotika dapat dilakukan secara kualitatif

maupun kuantitatif yaitu dengan melihat jenis, jumlah, dosis, cara pakai dan

aturan pakai. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengevaluasi

penggunaan antibiotika seperti metode Defined Daily Dose (DDD), metode

Gyssens, dan metode Drug Related Problem (DRP). Perhitungan kuantitas

penggunaan antibiotika dapat menggunakan beberapa metode seperti metode

DDD (Defined Daily Dose) dan PDD (Prescribed Daily Dose). Salah satu metode

yang digunakan adalah Prescribed Daily Dose (PDD). Metode ini dapat

menggambarkan rata – rata dosis obat yang diresepkan. Melalui metode tersebut

dapat diperoleh data kuantitas penggunaan antibiotika (Kemenkes,2011).

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku profil kesehatan D. I.

Yogyakarta, menunjukkan bahwa penyakit infeksi selalu masuk dalam sepuluh

besar penyakit di puskesmas dan pasien anak merupakan kelompok pasien yang

memiliki persentasi tertinggi yang menderita penyakit infeksi (Dinas Kesehatan

D. I. Yogyakarta, 2012), sehingga perlu dilakukan evaluasi penggunaan

antibiotika khususnya pada pasien anak. Evaluasi ini menjadi salah satu bentuk

tanggung jawab seorang farmasis di ruang lingkup kesehatan dalam rangka

mempromosikan penggunaan antibiotika yang rasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

3

Puskesmas merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan primer bagi

masyarakat di Indonesia sehingga sudah seharusnya di puskesmas menerapkan

penggunaan antibiotika secara rasional berdasarkan pedoman yang ada. Kesalahan

penggunaan antibiotika di puskesmas dapat menimbulkan akibat yang merugikan

bagi kalangan masyarakat luas karena masyarakat yang memilih untuk berobat ke

puskesmas lebih banyak terutama masyarakat dari kalangan menengah ke bawah.

Berdasarkan uraian di atas maka, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian berkaitan dengan kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien anak.

Penulis memilih Puskesmas Mlati II Sleman karena berdasarkan informasi yang

diperoleh puskesmas tersebut merupakan puskesmas dengan jumlah pasien anak

rawat inap terbanyak dibandingkan dengan puskesmas lainnya yang berada di

Kabupaten Sleman Yogyakarta.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, beberapa

permasalahan yang akan diteliti yaitu:

a. Seperti apa pola diagnosis penyakit dan gejala pasien anak rawat inap yang

menerima peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II Sleman periode Juli

2012 – Juni 2013?

b. Seperti apa pola peresepan antibiotika pasien anak rawat inap yang

menerima peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II Sleman periode Juli

2012 – Juni 2013?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

4

c. Berapakah nilai Prescribed Daily Dose (PDD) dari penggunaan antibiotika

pada pasien anak Puskesmas Mlati II Sleman periode Juli 2012 – Juni

2013 berdasarkan kategori berat badan?

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat praktis

Dapat digunakan sebagai bahan referensi penggunaan

antibiotika yang menggunakan data kuantitatif berdasarkan metode

Prescribed Daily Dose (PDD).

b. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menggambarkan penggunaan antibiotika

pada pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta

periode Juli 2012 – Juni 2013 berdasarkan metode Prescribed Daily

Dose (PDD).

3. Keaslian Penelitian

Tabel I. Penelitian yang berhubungan dengan evaluasi penggunaan

antibiotika

Judul dan penulis Hasil penelitian Perbedaan

Studi penggunaan

Antibiotik Berdasarkan

Sistem ATC/DDD dan

Kriteria Gyssens di

Bangsal Penyakit

Dalam RSUP Dr. M.

Djamil Padang

(Almahdy et al, 2011).

Segi kuantitas, seftriakson

adalah antibiotika yang paling

banyak digunakan sebesar

31,429% (metode DDD),

sedangkan secara kualitatif

penggunaan antibiotika yang

tepat atau rasional (kategori 1)

sebesar 43,18% dan yang

tidak tepat atau tidak rasional

(kategori II-VI) sebesar 56,19

% (metode Gyssens).

Tempat penelitian

: RSUP Dr. M.

Djamil Padang

Metode : Metode

ATC/DDD dan

Kriteria Gyssens

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

5

Lanjutan Tabel I.

Comparing Neonatal

and Paediatric

Antibiotic Prescribing

Between Hospitalis : a

New Algorithm to Help

International

Benchmarking (Porta,

2012)

Terdapat 47 jenis antibiotika

yang digunakan dari total

1217 antibiotika yang

ditemukan. Proporsi

penggunaan tertinggi yaitu

antibiotika golongan beta

laktam (penisilin) da

sefalosporin. Total nilai PDD

yang diperoleh untuk

penisilin sebesar 17,16 dan

untuk sefalosporin sebesar

12,10.

Tempat penelitian :

4 RS di tiga negara

yaitu UK, Italia,

dan Yunani.

Metode : metode

DDD dan PDD

Periode penelitian :

februari 2009 dan

mei 2009.

Perbandingan

Precsribed Daily Dose

dengan Defined Daily

Dose pada Peresepaan

Antibiotika di Apotek

Wilayah Kabupaten

Sleman, Provinsi

Daerah Istimewa

Yogyakarta (Wardani,

2012).

Pada beberapa jenis

antibiotika, PDD memiliki

nilai lebih besar daripada

DDD yang ditemukan pada

antitibiotika tetrasiklin,

levofloksasin, dan doksisiklin

(100 %), amoksiklaf (87 %),

amoksisilin (50 %),

sedangkan pada beberapa

jenis antibiotika lainnya PDD

memiliki nilai lebih kecil

daripada DDD yaitu pada

antibiotika gramisidin (99,70

%), kloramfenikol (66,6 %),

kotrimoksazol (52 %),

sefadroksil, sefiksim,

spiramisin dan metronidazol

masing-masing sebesaar

50%, ampisilin (25 %),

azitromosin (16,66 %),

linkomosin (16,66 %).

Tempat penelitian :

Apotek Wilayah

Kabupaten

Sleman, Provinsi

Daerah Istimewa

Yogyakarta

Metode : metode

DDD (Defined

Daily Dose) dan

PDD (Prescribed

Daily Dose)

Evaluasi Penggunaan

Antibiotika dengan

Metode Defined Daily

Dose (DDD) pada

Pasien Pediatrik Rawat

Inap di Puskesmas

Mlati II Kabupaten

Sleman periode Juli

2012 – Juni 2013

(Riani, 2014)

Ditemukan empat jenis

antibiotika yang digunakan

yaitu kotrimoksazol,

amoksisilin, kloramfenikol

dan metronidazol dan jenis

antibiotika yang paling

banyak digunakan adalah

kotrimoksazol dengan nilai

DDD 100 patient days

sebesar 24,1 gram.

Tempat penelitian :

Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman

Metode : metode

DDD (Defined

Daily Dose) 100

bed days

Periode penelitian :

Juli 2012 – Juni

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

6

Lanjutan Tabel I.

Gambaran Perbedaan

Antara Prescribed

Daily Dose dengan

WHO Defined Daily

Dose Pada Peresepan

Antibiotik Untuk

Pasien Rawat Jalan di

Puskesmas Ngemplak

Sleman Yogyakarta

Selama Tahun 2009

(Sari, 2011).

Nilai PDD dan DDD untuk

antibiotika amoksisilin dan

kotrimoksazol tidak sama,

PDD amoksisilin 50% lebih

besar dari DDD, serta PDD

kotrimoksazol 10% lebih

kecil dari nilai DDD. Pada

beberapa antibiotika seperti

siprofloksasin, metronidazol,

dan eritromisin tidak terdapat

perbedaan antara PDD dan

DDD. Amoksisilin adalah

jenis antibiotika yang paling

banyak digunakan dengan

nilai DDD/1000KPRJ 681,09

dan PDD/1000KPRJ 454,06.

Tempat penelitian :

Puskesmas

Ngemplak Sleman

Yogyakarta

Metode : DDD

(Defined Daily

Dose)

Periode penelitian :

2009

Penelitian ini berbeda dengan penelitian – penelitian sebelumnya.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah waktu

pelaksanaan, subjek penelitian, desain dan metode penelitian yang digunakan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai penggunaan

antibiotika pada pasien anak berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) di

Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta masih belum pernah dilakukan, sehingga

diharapkan penelitian ini dapat memberikan data penggunaan antibiotika

berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di

Puskesmas Mlati II Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

7

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui penggunaan antibiotika pada pasien anak rawat inap yang

menerima terapi antibiotika di Puskesmas Mlati II Sleman dengan metode

Prescribed Daily Dose (PDD).

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan pola diagnosis penyakit dan gejala rawat inap yang

menerima peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II Sleman periode

Juli 2012 – Juni 2013.

b. Mendeskripsikan pola peresepan antibiotika pasien anak rawat inap

yang menerima peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II Sleman

periode Juli 2012 – Juni 2013.

c. Menghitung nilai PDD untuk mengetahui tingkat penggunaan

antibiotika pada pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II Sleman

Yogyakarta periode Juli 2012 – Juni 2012 berdasarkan kategori berat

badan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

8

BAB II

PENELAHAAN PUSTAKA

A. Definisi Antibiotika

Antibiotika adalah zat atau senyawa yang dihasilkan oleh

mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme lainnya. Selain berasal dari makhluk hidup, antibiotika juga dapat

diproduksi secara sintetis (Bari, 2008). Sifat antibiotika harus memiliki sifat

toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya obat tersebut harus bersifat sangat

toksik terhadap mikroba tetapi tidak toksik terhadap hospes (Setiabudy, 2007).

B. Penggunaan Antibiotika yang Rasional

Prinsip pemilihan antibiotik meliputi (Kemenkes, 2011):

a. Antibiotik yang disesuaikan dengan pola kuman lokal dan sensitifitas

bakteri.

b. Antibiotik yang bermutu

c. Antibiotik yang cost effectiveness

Penggunaan antibiotika oleh pasien harus memperhatikan penyesuaian dosis,

interval pemberian, waktu pemberian, rute pemberian, frekuensi dan lama

pemberian sesuai rejimen terapi dan memperhatikan kondisi pasien.

Menurut WHO (2011), kriteria pemakaian obat yang rasional antara lain:

a. Sesuai dengan indikasi penyakit (tepat indikasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

9

Indikasi pemakaian obat secara khusus adalah indikasi medik

bahwa pemberian obat (antibiotika) memang diperlukan dan telah diketahui

memberikan manfaat terapetik.

b. Tepat obat

Pemilihan jenis obat harus memenuhi beberapa segi pertimbangan,

yakni:

1) Kemanfaatan dan keamanan obat sudah terbukti secara pasti

2) Obat (antibiotika) memiliki efektifitas yang telah terbukti

3) Resiko dari pengobatan dipilih yang paling kecil untuk pasien dan

imbang dengan manfaat yang diperoleh. Resiko pengobatan mencakup

toksisitas obat, efek samping obat, dan interaksi obat dengan obat lain.

4) Biaya obat paling sesuai untuk alternatif – alternatif obat dengan

manfaat dan keamanan yang sama dan paling terjangkau oleh pasien.

5) Jenis obat yang dipilih tersedia di pasaran dan paling mudah didapat.

6) Obat tunggal atau kombinasinya sesedikit mungkin.

c. Diberikan dengan dosis yang sesuai (tepat dosis) dan cara pemakaian

Cara pemakaian obat memerlukan pertimbangan farmakokinetika

yakti: cara pemberian, besar dosis, frekuensi pemberian dan lama

pemberian, sampai pada pemilihan cara pemakaian yang paling mudah

diikuti oleh pasien, paling aman, serta paling efektif untuk pasien.

d. Tepat pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

10

Tepat pasien mencakup pertimbangan apakah ada kontraindikasi

atau adakah kondisi-kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis

secara individual.

e. Waspada efek samping dan alergi obat.

Waspada terhadap efek samping obat mencakup penilaian apakah

ada keadaan yang merupakan faktor terjadinya efek samping obat atau alergi

obat pada penderita atau tidak. Jika kemudian terjadi efek samping tertentu,

bagaimana menentukan dan menanganinya. Dalam penggunaan suatu obat,

harus dipertimbangkan manfaat dan resiko pemberian suatu obat.

C. Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak

Penggunaan terapeutik antibiotika di klinik bertujuan untuk membasmi

bakteri penyebab infeksi. Penggunaan antibiotika ditentukan berdasarkan indikasi

dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut (Setiabudy, 2009):

a. Gambaran klinik penyakit infeksi, yakni efek yang ditimbulkan oleh adanya

bakteri dalam tubuh hospes.

b. Efek terapi antibiotika pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai

akibat kerja antibiotika itu sendiri terhadap biomekanisme bakteri, dan tidak

terhadap biomekanisme tubuh hospes.

Berdasarkan indikasinya, penggunaan antibiotika dibedakan menjadi

antibiotika untuk terapi empiris, terapi definitif dan profilaksis (Roger, et al,

2010). Terapi empiris digunakan untuk penyakit infeksi yang belum diketahui

jenis bakteri penyebab. Tujuan pemberian terapi empiris ini adalah menghambat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

11

pertumbuhan bakteri penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan

mikrobiologi (IDAI, 2008). Terapi defininif digunakan untuk penyakit infeksi

yang sudah diketahui bakteri penyebab dan pola resistensinya. Tujuan pemberian

terapi definitif adalah menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi

berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi (Kemenkes, 2011). Terapi profilaksis

adalah terapi antibiotika yang diberikan sebagai tindakan pencegahan pada pasien

yang rentan terkena infeksi. Antibiotika adalah antibiotika yang berspektrum

sempit dan spesifik (WHO, 2011). Prinsip pemberian antibiotik profilaksis adalah

pemberian antibiotika sebelum, saat dan hingga 24 jam pascaoperasi pada kasus

yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk

mencegah terjadi infeksi pada luka operasi. Diharapkan pada saat operasi

antibiotika di jaringan target operasi sudah mencapai kadar optimal yang efektif

untuk menghambat pertumbuhan bakteri (Gordon, 2009).

Pada pasien anak, semua usia memiliki kemungkinan terserang penyakit

dalam kategorinya masing – masing. Pembagian kategori usia pada anak yaitu

(Suharjono et al, 2009) :

1). Infant (usia anak < 1 tahun)

2). Toddler (usia anak 1≤ umur < 3 tahun)

3). Pre-school (usia anak 3 ≤ umur <6 tahun)

4). School period (usia anak 6 ≤umur ≤ 12 tahun)

Pada pasien anak, umur merupakan salah satu pertimbangan untuk

memberikan antibiotik. Beberapa pusat pelayanan kesehatan menyarankan

pemberian antibiotik empirik dalam 3 hari pertama bila pasien demam berusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

12

kurang dari 2-3 bulan, karena pada usia tersebut, adanya fokus infeksi atau pun

tanda-tanda infeksi bakterial yang berat (serious bacterial infection/ SBI) masih

sulit terdeteksi, padahal risiko SBI pada usia tersebut cukup besar (Farida et al,

2008).

Peresepan antibiotika pada pasien anak untuk penyakit virus masih marak

(~ 90%), sehingga menimbulkan terhambatnya pembentukan imunitas anak, yang

justru memperpanjang lamanya penyakit, membunuh bakteri yang baik dalam

tubuh (tanpa adanya bakteri yang jahat), efek samping antibiotika bertambah

banyak, menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotika yang merugikan

seluruh masyarakat dan diri sendiri. Kemungkinan komplikasi lebih besar dan

kembalinya anak ke dokter lebih sering karena terulang penyakitnya, serta

menghabiskan biaya. Pemakaian antibiotika pada populasi anak perlu diperhatikan

karena kecenderungan pemakaian yang berlebihan (Darmansjah, 2008).

Penggunaan antibiotika pada populasi anak perlu mendapat perhatian khusus.

Penyebab pertama yaitu karena penggunaan antibiotika pada anak seringkali tidak

tepat indikasi. Kedua, karena terbatasnya penggunaan antibiotika pada pasien

anak. Hal itu terjadi karena tidak diperbolehkannya penggunaan beberapa jenis

antibiotika untuk digunakan pada pasien anak. Contohnya yaitu penggunaan

antibiotika tetrasiklin dan fluorokuinon dilarang penggunaannya pada pasien anak

terkait efek samping merugikan yang dapat ditimbulkan (Shea et al, 2011).

Penyebab ketiga, terkait fungsi fisiologis anak yang belum bekerja secara

sempurna. Pada proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat

(termasuk antibiotika) pada anak, belum maksimal bekerja dikarenakan fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

13

fisiologis yang belum sempurna sehingga akan berpengaruh pada profil

farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotika. Hal tersebut dapat memicu efek

samping yang tidak diinginkan (Sutedjo, 2008).

Persoalan utama dalam penggunaan antibiotik adalah penggunaan obat

yang tidak rasional. Hal tersebut merupakan salah satu masalah kesehatan yang

terjadi di Indonesia. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional telah diamati

sejak lama (Almasdy et al, 2013). Penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi

Semarang (2011) menunjukkan terdapat ketidaktepatan penggunaan antibiotika

sebesar 76,97 %. Ketidaktepatan tersebut berkaitan dengan tidak tepat penderita,

indikasi, dosis, regimen dan lama pemberian. Penggunaan antibiotika yang tidak

rasional menyebabkan timbulnya resistensi.

Resistensi bakteri adalah suatu keadaan dimana kehidupan bakteri itu

sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran antimikroba (Stitzel & Craig, 2005).

Sifat bakteri tersebut menyebabkan tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri

dengan pemberian antibiotik secara sistemik dengan dosis normal yang

seharusnya atau kadar hambat minimalnya. Penatalaksanaan penyakit yang

disebabkan oleh infeksi adalah dengan pemberian antibiotika yang dijadikan

sebagai pengobatan utama, akan tetapi apabila antibiotika tidak digunakan secara

rasional akan menimbulkan dampak resistensi yaitu munculnya kuman – kuman

yang yang kebal terhadap antibiotika. Hal ini tentu menjadi masalah yang sangat

besar berkaitan dengan banyaknya penyakit infeksi yang ditanggulangi dengan

pemberian antibiotika. Infeksi oleh kuman yang resistensi terhadap berbagai

antibiotika akan menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif, meningkatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

14

angka morbiditas dan mortilitas pasien serta terjadi peningkatan biaya perawatan

pasien (AMRYN study group, 2005).

D. Unit Perhitungan Prescribed Daily Dose (PDD)

Evaluasi penggunaan antibiotika dapat dilakukan secara kuantitas dan

kualitas, yaitu dengan melihat jenis, jumlah, dosis, cara pemberian, dan lain – lain.

Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan

antibiotika baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dengan metode Defined

Daily Dose (DDD), metode Gyssen, dan metode Drug Related Problem (DRPs).

Menurut Pedoman Pelayanan Kefarmasian, evaluasi terapi antibiotika bertujuan

(Kemenkes, 2011) :

1. Mengetahui dan mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotika di

rumah sakit.

2. Mengetahui jumlah penggunaan antibiotik di rumah sakit.

3. Sebagai dasar dalam menetapkan surveilans penggunaan antibiotik

di rumah sakit secara sistematik dan terstandar.

4. Sebagai indikator kualitas layanan rumah sakit.

Prescribed Daily Dose (PDD) didefinisikan sebagai dosis rata-rata yang

ditentukan berdasarkan resep atau catatan rekam medik. Prescribed Daily Dose

(PDD) dapat memberikan jumlah rata-rata obat yang sebenarnya diresepkan. Nilai

PDD dapat bervariasi disesuaikan dengan jenis penyakit yang diobati dan

peraturan dalam menentukan terapi yang ditentukan oleh suatu negara misalnya,

untuk anti-infeksi, PDD bervariasi disesuaikan dengan tingkat keparahan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

15

jenis infeksi yang diobati. Fakta bahwa PDD mungkin berbeda dari satu negara

dengan yang lainnya harus selalu dipertimbangkan ketika membuat perbandingan

internasional (WHO, 2013).

Cara perhitungan dengan Prescribed Daily Dose (PDD)

a. Mengumpulkan semua data pasien yang menerima terapi antibiotika

b. Mengumpulkan berat badan pasien

c. Menghitung total dosis antibiotika (gram) pasien rawat inap

d. Menghitung jumlah hari penggunaan antibiotika

e. Menghitung menggunakan dengan langkah – langkah sebagai berikut

(WHO, 2004) :

Manfaat metode PDD :

1. Dapat menggambarkan kuantitas penggunaan obat yang sebenarnya.

2. Dapat digunakan untuk menghitung kuantitas penggunaan obat untuk semua

jenis penyakit.

Keterbatasan metode PDD :

1. Tidak dipengaruhi oleh indikasi sehingga tidak dapat menggambarkan

kesesuaian pemilihan antibiotika dengan indikasi penyakit yang dialami pasien,

serta tidak dapat menggambarkan kesesuaian dosis yang diresepkan dengan

dengan tingkat keparahan penyakit infeksi yang dialami pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

16

E. Metode ATC/DDD

Sistem ATC/DDD (ATC = Anatomical Therapeutic Chemical, DDD =

Defined Daily Dose) merupakan sistem klasifikasi dan pengukuran penggunaan

obat yang saat ini telah menjadi salah satu pusat perhatian dalam pengembangan

penelitian penggunaan obat. Sistem ATC (Anatomical Therapeutic Chemical)

dimodifikasi dan dikembangkan para peneliti Norwegia oleh The European

Pharmaceutical Market Research Assotiation (EPhMRA). Defined Daily Dose

digunakan untuk memperbaiki unit pengukuran tradisional untuk digunakan

dalam studi penggunaan obat (WHO, 2013).

Tujuan dari sistem ATC/DDD adalah sebagai untuk penelitian penggunaan

obat untuk meningkatkan kualitas penggunaan obat. Salah satu komponen ini

adalah persentasi dan perbandingan dari konsumsi obat tingkat internasional dan

level-level lain. Sistem ATC/DDD diklasifikasikan oleh WHO Collaborating

Centre untuk memonitoring penggunaan obat pada tingkat internasional di

Uppsala-Sweden berdasarkan klasifikasi Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki

(ROTD) (WHO, 2013).

Sistem klasifikasi ATC digunakan untuk mengklasifikasikan obat. Sistem

ini dikontrol oleh WHO Collaborating Centre for Drugs Statistic Methodology,

dan pertama kali dipublikasikan tahun 1976. Obat dibagi menjadi kelompok yang

berbeda menurut organ atau sistem dimana obat tersebut bereaksi. Obat

diklasifikasikan menjadi kelompok-kelompok pada lima level yang berbeda

(Persson, 2002), yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

17

1. Level pertama, level yang paling luas, obat dibagi menjadi 14 kelompok

utama anatomi. Kode level pertama berdasarkan huruf :

A Alimentary tract and metabolism

B Blood and blood forming organs

C Cardiovascular system

D Dermatologics

G Genitournary system and sex hormone

H Systemic hormonal preparations

J Antiinfectives for systemic

L Antineoplastic and immunomodelating

M Musculoskeletal system

N Nervous system

P Antiparasitic product, insecticides and repellents

R Respiratory system

S Sensory organs

V Various

2. level 2, merupakan kelompok utama farmakologi. Contoh :

A10 Drug used in diabetes

B01 Antitrombotic agent

3. level 3, merupakan kelompok farmakologi. Contoh :

A10 Blood glucose lowering drug, ex : insulin

B01A Antitrombotic agent

4. level 4, merupakan kelompok kimia. Contoh :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

18

A10BA Biguanides

B01AB Heparin in group

5. Level 5, kelompok zat kimia. Contoh :

A10BA02 Metformin

J01EE03 Kotrimoksazol (sulfametoksazol dan trimetoprim)

Contoh : J01EE03 adalah kode untuk kotrimoksazol. Adapun maknanya adalah

sebagai berikut :

Struktur ATC

J Antiinfective for systemic (level 1)

J01 Antibacterial for systemic use (level 2)

JO1E Sulfonamid dan trimetoprim (level 3)

JO1EE Kombinasi sulfonamid dan trimetoprim (level 4)

JoO1EE03 Sulfametoksazol dan trimetoprim (level 5)

F. Keterangan empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data penggunaan antibiotika

yang dikaji dari segi kuantitas dengan menggunakan metode Prescribed Daily

Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten

Sleman selama periode Juli 2012 - Juni 2013 berdasarkan kategori berat badan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai penggunaan antibiotika dengan metode PDD

(Prescribed Daily Dose) pada pasien anak rawat inap Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman Yogyakarta periode Juli 2012 - Juni 2013 merupakan

penelitian observasional dengan jenis deskriptif menggunakan data retrospektif.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif karena

observasinya dilakukan secara apa adanya, tanpa ada manipulasi atau intervensi

serta perlakuan dari peneliti dan hanya bertujuan untuk melihat fenomena

kesehatan di suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data

dilakukan secara retrospektif yaitu dengan melakukan penelusuran dokumen

terdahulu yaitu rekam medik pasien anak rawat inap yang mendapatkan terapi

antibiotika di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Juli 2012 - Juni

2013.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Pola penyakit dan gejala

b. Pola peresepan antibiotika

c. Nilai Prescribed Daily Dose (PDD) penggunaan antibiotika.

2. Definisi Operasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

20

a. Pola penyakit dan gejala dalam penelitian ini merupakan jenis diagnosis

penyakit dan gejala pada pasien anak yang ditulis sebagai diagnosis utama

pada rekam medik.

b. Pola peresepan antibiotika pada penelitian ini merupakan gambaran

peresepan antibiotika meliputi proporsi penggunaan antibiotika yang

digunakan.

c. PDD (Prescribed Daily Dose) adalah dosis rata – rata yang ditentukan

berdasarkan resep atau catatan rekam medik. Nilai PDD dapat memberikan

jumlah rata – rata obat yang sebenarnya diresepkan.

C. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medik pasien

anak rawat inap di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta periode Juli 2012 –

Juni 2013.

1. Kriteria inklusi dari bahan penelitian adalah :

a. Pasien anak berusia kurang dari 12 tahun yang menerima terapi

antibiotika.

b. Pasien anak yang menggunakan antibiotika yang terdapat dalam klasifikasi

ATC.

c. Pasien anak dengan catatan medik yang jelas terbaca oleh peneliti.

2. Kriteria eksklusi subjek penelitian adalah

a. Pasien anak yang pulang paksa atas permintaan sendiri atau pasien yang

meninggal sebelum pengobatan dengan antibiotika selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

21

b. Pasien anak rawat inap yang dirujuk ke rumah sakit.

c. Pasien anak rawat inap yang menerima terapi antibiotika tetapi catatan

medik pasien tidak lengkap atau tidak jelas terbaca oleh peneliti.

Gambar 1. Skema Pemilihan Rekam Medik Penelitian Evaluasi

Penggunaan Antibiotika

D. Alat penelitian

Alat penelitian berupa lembar data berisi informasi tentang : nama pasien,

jenis kelamin/berat badan/umur, tanggal masuk pasien, tanggal keluar pasien,

118 pasien

pediatri<12 tahun

yang menjalani rawat

inap periode Juli

2012 – Juni 2013

102 pasien pediatri

yang memenuhi

kriteria inklusi

16 pasien pediatri yang

tidak menerima terapi

antibiotika sehingga tidak

memenuhi kriteri inklusi

58 pasien

pediatri

memenuhi

kriteria eksklusi.

44 pasien pediatri

memenuhi kriteria

inklusi sehingga dapat

dijadikan subjek

8 pasien pediatri

memiliki catatan

rekam medik

yang tidak

lengkap

13 pasien pulang

atas permintaan

sendiri (APS)

37 pasien pediatri

dirujuk ke rumah

sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

22

diagnosa penyakit, keterangan keluar pasien, nama antibiotika yang digunakan,

dosis pemakaian, rute penggunaan, bentuk sediaan, lama penggunaan, dan

frekuensi pemberian antibiotika (lampiran 1 dan 2).

E. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mlati II di jalan Cebongan,

Sumberdadi, kabupaten Sleman Yogyakarta dengan periode pengambilan data

pada bulan Juli 2012 – Juni 2013. Waktu penelitian adalah bulan Juni tahun 2014.

F. Tata Cara Penelitian

1. Tahap persiapan.

Tahap ini dimulai dengan studi pustaka mengenai penggunaan antibiotika

pada kelompok anak dan menentukan permasalahan serta cara menganalisis

masalah tersebut. Selanjutnya, dilakukan pencarian informasi mengenai

kemungkinan dapat tidaknya dilakukan penelitian di Puskesmas Mlati II Sleman

kota Yogyakarta dan mengurus perizinan untuk mendapat izin penelitian. Ada

beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mengurus perizinan penelitian, yaitu :

a. Mengurus surat izin penelitian, pada tahap ini proposal yang telah disusun

diserahkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

kabupaten Sleman untuk memperoleh surat izin penelitian di Puskesmas

Mlati II.

b. Setelah surat izin penelitian diperoleh dari Bappeda Kabupaten Sleman,

surat izin tersebut beserta proposal penelitian diserahkan ke bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

23

administrasi Puskesmas Mlati II untuk mendapat izin penelitian dari pihak

Puskesmas Mlati II.

2. Tahap pengambilan data.

Tahap pengambilan data diambil dari data rekam medik yang meliputi

nomor rekam medik, jenis kelamin, data laboratorium, jenis dan golongan

antibiotika, dosis, frekuensi dan cara pemberian antibiotika, riwayat pengobatan

lain selama menjalani terapi antibiotika di Puskesmas Mlati II Sleman. Dalam

tahap ini akan dilakukan penyeleksian data yaitu berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi. Kemudian dilakukan pencatatan data, pada tahap ini peneliti mencatat

data pasien anak yang menjalani rawat inap di puskesmas dan menerima terapi

antibiotika. Pencatatan data menggunakan instrumen penelitian yaitu lembar data

pasien.

3. Pengolahan data dan analisis data

Beberapa tahapan dalam pengolahan data, yaitu sebagai berikut :

a. Editing, dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan ulang kelengkapan data

– data yang telah dicatat dalam instrumen penelitian.

b. Entry data, dalam tahap ini terjadi proses pemindahan data dari instrumen

penelitian ke dalam format perhitungan nilai PDD, untuk selanjutnya

dihitung nilai PDD.

c. Cleaning, dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan ulang data – data yang

telah dimasukkan ke dalam format perhitungan nilai PDD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

24

G. Tata Cara Analisis Data danPenyajianHasil

Data penggunaan obat dalam setiap unit tablet, sirup, umumnya memiliki

kekuatan sediaan dalam satuan miligram, gram, atau international unit (IU).

Dalam sistem ATC menggunakan gram, sehingga kekuatan tiap sediaan

antibiotika dijadikan dalam satuan yang sama untuk mempermudah proses

perhitungan.

PerhitungankuantitasdenganPrescribed Daily Dose (PDD)

Terdapat tiga pasien yang menerima terapi antibiotika. Semua pasien

tersebut menerima terapi dengan jalur oral.

1) Pasien anak pertama menerima peresepan antibiotika kotrimoksazol (480

mg/tab) dengan dosis 2 x 1 (pasien masuk tanggal 12 Juli 2012 pukul 08.00,

pasien keluar tanggal 14 Juli 2012 pukul 13.00). Berat badan pasien 9,5 kg

dan lama hari penggunaan antibiotika 3 hari.

2) Pasien anak kedua menerima peresepan antibiotika kotrimoksazol (480

mg/tab) dengan dosis 3 x 1 (pasien masuk tanggal 18 Agustus 2012 pukul

07.00, pasien keluar tanggal 21 Agustus 2012 pukul 13.00). Berat badan

pasien 24 kg dan lama hari penggunaan antibiotika 3 2/3 hari.

3) Pasien anak ketiga menerima peresepan antibiotika kotrimoksazol

(480mg/tab) dengan dosis 3 x 1½ (pasien masuk tanggal 3 Januari 2013,

pasien keluar tanggal 5 Januari pukul 13.00). Berat badan pasien 35 kg dan

lama hari penggunaan antibiotika 3 hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

25

Dari ketiga kasus tersebut diperoleh total regimen antibiotika yang

diterima masing – masing pasien :

a) Pasien 1 : kotrimoksazol (480 mg/tab) dengan dosis2 x 1 tab dengan lama

hari penggunaan antibiotika 3 hari, diperoleh total gram antibiotika yang

digunakanolehpasienadalah [(2x1x3) x 480] = 2880 mg= 2,88 gram.

b) Pasien 2 : kotrimoksazol (480 mg/tab) dengandosis3 x 1 denganlama hari

penggunaan antibiotika 3 2/3 hari, diperoleh total gram antibiotika yang

digunakan oleh pasien adalah [(3x1x3 2/3) x 480) ] = 5280 mg = 5,28 gram.

c) Pasien 3 : kotrimoksazol (480 mg/tab) dengan dosis 3 x 1½ tab dengan

dengan lama hari penggunaan antibiotika 3 hari, diperoleh total gram

antibiotika yang digunakan oleh pasien adalah [(3x1½x3) x 480] = 6480 mg

= 6,48 gram.

Pasien anak dibagi berdasarkan kelompok berat badan. Pembagian

kelompok berat badan mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Porta (2012) dengan membagi kelompok menjadi tiga kategori, yaitu pasien

dengan berat badan < 10 kg, pasien dengan berat badan 10 – 25 kg, dan pasien

dengan berat badan > 25 kg.

Kemudian dilakukan perhitungan PDD berdasarkan rumus PDD untuk

masing – masing jenis antibiotika dan berdasarkan kategori berat badan.

a) Berat badan <10 kg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

26

= 3

=

b) Berat badan 10-25 kg

= 4

=

c) Berat badan > 25 kg

= 3

=

Penilaian penggunaan antibiotika menggunakan data kuantitatif dianalisis

dengan metode PDD (prescribed daily dose). Perhitungan PDD (prescribed daily

dose) dilakukan dari data dosis penggunaan obat selama pengobatan, berat badan

pasien anak yang di rawat inap dan jumlah hari penggunaan antibiotika.

Pengolahan data dilakukan secara manual karena angka-angka dalam perhitungan

cukup sederhana sehingga memungkinkan dan lebih cepat jika dihitung secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

27

manual. Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas penggunaan

antibiotika dengan metode PDD (prescribed daily dose) periode bulan Juli 2012 -

Juni 2013 pada pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II disertai pembahasan

hasil.

H. KeterbatasanPenelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Penelitian ini tidak dapat menggambarkan kesesuaian pemilihan antibiotika

dengan indikasi penyakit yang dialami oleh pasien serta tidak dapat

menggambarkan kesesuaian dosis yang diresepkan dengan tingkat keparahan

infeksi bakteri yang dialami pasien.

2. Dalam penelitian ini, penulis mengeksklusi pasien anak yang pulang atas

permintaan sendiri (APS) dan pasien yang dirujuk ke rumah sakit sehingga

tidak seluruh data pasien anak rawat inap periode Juli 2012 – Juni 2013

diikutsertakan sehingga nilai PDD yang diperoleh dalam penelitian ini tidak

dapat menggambarkan keseluruhan nilai PDD antibiotika yang digunakan oleh

pasien rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Yogyakarta selama

periode Juli 2012 – Juni 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai Prescribed Daily Dose

(PDD) pada peresepan antibiotika untuk pasien anak rawat inap berdasarkan berat

badan. Prescribed Daily Dose (PDD) didefinisikan sebagai dosis rata-rata yang

yang digunakan. Nilai PDD dapat bervariasi disesuaikan dengan jenis penyakit

yang diobati dan peraturan dalam menentukan terapi yang ditentukan oleh suatu

negara. Misalnya, untuk anti-infeksi, PDD bervariasi disesuaikan dengan tingkat

keparahan dari jenis infeksi yang diobati. Fakta bahwa PDD mungkin berbeda

dari satu negara dengan yang lainnya harus selalu dipertimbangkan ketika

membuat perbandingan internasional (WHO, 2013).

A. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala

Salah satu syarat dapat digunakannya metode Prescribed Daily Dose

(PDD) sebagai metode evaluasi pada anak adalah adanya indikasi. Indikasi

digunakan untuk mengetahui pola diagnosis dari penyakit yang dialami pasien dan

gejala yang dijadikan sebagai indikasi diberikannya peresepan antibiotika.

Indikasi diperoleh dari data diagnosis penyakit dan gejala yang tertulis sebagai

diagnosis utama oleh dokter pada lembar rekam medik pasien anak yang

menerima terapi antibiotika. Terdapat beberapa pasien anak yang mendapat lebih

dari satu diagnosis penyakit dan gejala, dan ditemukan pula beberapa diagnosis

utama pada pasien anak yang hanya berupa gejala penyakit saja, contohnya febris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

29

Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 34 diagnosis dan gejala yang dijadikan

sebagai indikasi pemberian antibiotika pada pasien. Dari data tersebut dilihat

bahwa diagnosis pasien cukup bervariasi antarsatu pasien dengan yang lainnya.

Terdapat 3 jenis penyakit dan gejala dengan frekuensi tertinggi pada pasien anak

yaitu demam tifoid, infeksi saluran kemih dan infeksi saluran napas akut.

Tabel II. Pola Diagnosis Penyakit dan Gejala Pasien Anak Rawat Inap Di

Puskesmas Mlati II pada Periode Juli 2012 – Juni 2013 (N=44).

No. Diagnosis Jumlah Persentase (%)

1. Demam tifoid, febris, dan infeksi saluran

kemih (ISK)

3 6,8

2 Febris 3 6,8

3. Demam tifoid 2 4,5

4. Demam tifoid disertai ISPA 2 4,5

5. Demam tifoid, ISK, disertai infeksi saluran

nafas akut

2 4,5

6. Febris, disertai dengue fever dan demam tifoid 2 4,5

7. Febris disertai dengue fever 2 4,5

8. Gastroenteritis akut bacterial 2 4,5

9. Demam tifoid, dengue fever, dengue

haemorrhagic fever, dan batuk

1 2,3

10. Demam tifoid, dengue fever, dan common

cold

1 2,3

11. Demam tifoid disertai hipertermi 1 2,3

12. Demam tifoid dengan infeksi saluran kemih 1 2,3

13. Febris disertai trombositopenia suspect demam

tifoid

1 2,3

14. Febris suspect demam tifoid 1 2,3

15. Febris dengan parathifoid fever 1 2,3

16. Febris, dengue fever, dengue haemorrhagic

fever dan infeksi saluran kemih

1 2,3

17. Febris, disertai gejala dengue fever dan

dengue haemorrhagic fever

1 2,3

18. Febris dengan infection bacteri 1 2,3

19. Febris dengan infeksi saluran pernafasan akut 1 2,3

20. Asma bronchiale 1 2,3

21. Nausea dan vomiting dengan infection bacteri 1 2,3

22. Gastroenteris akut bacterial, infeksi saluran

pernafasan akut dan febris

1 2,3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

30

Lanjutan Tabel II.

23. Vomitus dan abdominal discomfort 1 2,3

24. Pneumonia 1 2,3

25. Vomitus hari ke-III dengan dehidrasi sedang-ringan 1 2,3

26. Gastroenteris akut bacterial dengan dehidrasi ringan 1 2,3

27. Stomatitis dengan infection bacterial 1 2,3

28. Infeksi saluran kemih dd Glomerulonefritis akut dan

pielonefritis akut

1 2,3

29. Vomitus disertai infeksi saluran kemih 1 2,3

30. Infeksi saluran pernafasan akut 1 2,3

31. Disentri 1 2,3

32. Diare cair akut non dehidrasi 1 2,3

33. Gastroenteris akut 1 2,3

34. Diare cair akut bact.amobiasis 1 2,3

Total 44 100

Pada penelitian ini terdapat beberapa penyakit infeksi yang sering

ditemui pada pasien anak rawat inap Puskesmas Mlati II seperti demam tifoid,

infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan akut yang merupakan 10

besar penyakit yang sering ditemui pada pasien anak rawat inap (Dinkes D.I.

Yogyakarta, 2013). Usia 2 – 12 tahun adalah usia yang paling rawan terjangkit

penyakit demam tifoid karena pada usia tersebut kebersihan individu kurang

terkontrol (Widyasih, 2011). Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik

yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi (Butler, 2011), serta ditandai

dengan adanya demam yang berlangsung cukup lama (lebih dari 7 hari), gangguan

saluran pencernaan, penurunan atau gangguan kesadaran (Purwodianto et al,

2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

31

B. Pola Peresepan Antibiotika

Peresepan yang dideskripsikan dalam penelitian ini hanya meliputi

proporsi (frekuensi jumlah peresepan) penggunaan antibiotika selama periode Juli

2012 – Juni 2013. Informasi tersebut diperoleh dari 44 rekam medik pasien.

Tabel III. Frekuensi dan Persentase Penggunaan Antibiotika pada Pasien

Anak Rawat Inap Puskesmas Mlati II Sleman Periode Juli 2012 – Juni 2013.

Golongan

Antibiotika

Nama

Antibiotika

Kode

ATC

Frekuensi Jumlah

Peresepan

Persentase

(%)

Kombinasi

TMP-SMX Kotrimoksazol J01EE03 35 66,06

Β-laktam

(penisilin) Amoksisilin J01CA04 16 30,18

Imidazol Metronidazol P01AB01 1 1,89

Kloramfenikol Kloramfenikol J01BA01 1 1,89

Total 53 100

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa persentase

penggunaan antibiotika jenis kotrimoksazol merupakan persentase tertinggi

dengan jumlah peresepan sebanyak 35 peresepan, diikuti dengan persentase

antibiotika amoksisilin dengan jumlah peresepan sebanyak 16 peresepan dan

antibiotika kloramfenikol dan antibiotika metronidazol dengan jumlah peresepan

sebanyak 1 peresepan. Antibiotika yang tersedia di Puskesmas Mlati II memiliki 7

macam jenis antibiotika, yaitu kotrimoksazol, amoksisilin, kloramfenikol,

metronidazol, eritromisin, doksisiklin, dan ciprofloxacin. Macam jenis antibiotika

yang terdapat di rumah sakit dan puskesmas berbeda, karena variasi penggunaan

antibiotika di puskesmas lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan

antibiotika di rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

32

Kotrimoksazol merupakan jenis antibiotika yang paling banyak

diresepkan. Kotrimoksazol adalah salah satu contoh antibiotika golongan

sulfonamid, yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan asam folat

bakteri. Kotrimoksazol umumnya digunakan dalam praktik umum, tetapi dalam

banyak situasi seperti di rumah sakit, kotrimoksazol digunakan sebagai first line

therapy untuk pengobatan pneumonia pneumocistis dan nocardiosis (Pesic et al,

2005). Kotrimoksazol banyak digunakan untuk berbagai penyakit infeksi di

masyarakat dan masih tergolong aman jika diberikan kepada anak. Kotrimoksazol

merupakan jenis antibiotika kombinasi dari trimetoprim dan sulfametoksazol

sehingga kombinasi tersebut akan menghasilkan efek sinergis untuk menghambat

mikroba penyebab penyakit infeksi (Setiabudy, 2009). Pada penelitian ini juga

banyak ditemukan peresepan antibiotika jenis amoksisilin. Hal ini dikarenakan

antibiotika amoksisilin merupakan antibiotika golongan penisilin yang sangat

efektif baik terhadap bakteri gram positif seperti Enterokokus maupun negatif

seperti E. coli, salmonella, N. Meningitis, Diplokokus pneumonia (Kemenkes,

2011).

C. Nilai Prescribed Daily Dose (PDD)

Dari peresepan antibiotika yang diberikan pada 44 pasien anak, diperoleh

data hasil perhitungan Prescribed Daily Dose (PDD). Dalam perhitungan nilai

PDD, total lama perawatan dihitung per subjek penelitian. Tabel berikut

merupakan tabel yang menunjukkan nilai Prescribed Daily Dose (PDD). Nilai

PDD dikategorikan berdasarkan berat badan masing – masing pasien anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

33

Pembagian kategori berat badan disesuaikan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Porta (2012) dengan membagi kelompok menjadi tiga kategori,

yaitu pasien dengan berat badan < 10 kg, pasien dengan berat badan 10 – 25 kg,

dan pasien dengan berat badan > 25 kg.

Tabel IV. Nilai Prescribed Daily Dose (PDD) beserta kode Anatomical

Therapeutic Chemical (ATC).

Nama

antibiotika

Kode ATC Kategori berat

badan (kg)

Nilai PDD

(gram/hari)

Total nilai

PDD

(gram/hari)

Kotrimoksazol

J01EE03

<10 -

1,44 10-25 0,56

>25 0.88

Amoksisilin

J01CA04

<10 0,20

1,05 10-25 0,38

>25 0,47

Kloramfenikol

J01BA01

<10 -

0,29 10-25 0,29

>25 -

Metronidazol

P01AB01

<10 -

0,56 10-25 -

>25 0,56

Total PDD 3,36

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui empat variasi penggunaan

antibiotika di Puskesmas Mlati II periode bulan Juli 2012 - Juni 2013 dengan total

nilai PDD sebesar 3,36 gram/hari. Jenis antibiotika yang memiliki nilai PDD

paling tinggi adalah kotrimoksazol dengan total nilai sebesar 1,44 gram/hari. Nilai

PDD untuk antibiotika kotrimoksazol berdasarkan kategori berat badan (<10 kg,

10-25 kg, >10 kg) yaitu 0 gram/hari, 0,56 gram/hari, dan 0,88 gram/hari. Pada

kategori berat badan < 10 kg memiliki nilai 0 gram/hari karena selama periode

penelitian tidak terdapat pasien yang memiliki berat badan kurang dari 10 kg.

Hasil nilai PDD kotrimoksazol yang diperoleh terus mengalami peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

34

seiring dengan bertambahnya berat badan pasien anak. Hal ini sesuai karena berat

badan dapat mempengaruhi dosis yang diresepkan, semakin tinggi berat badan

pasien anak yang menerima terapi antibiotika maka nilai PDD juga akan semakin

meningkat. Metode PDD dipengaruhi oleh berat badan pasien sehingga apabila

karakteristik pasien di tempat penelitian menunjukkan keadaan overweight maka

hal ini akan menyebabkan nilai PDD cenderung semakin besar (Bro and Mabeck,

1986). Dalam perhitungan dengan PDD berat badan merupakan salah satu

variabel yang penting dalam pertimbangan untuk memberikan dosis yang sesuai

untuk pasien anak. Pada pasien anak dengan dengan umur yang sama namun

memiliki berat badan yang berbeda, dosis yang diberikan juga berbeda (WHO,

2003).

Dalam penelitian ini, antibiotika amoksisilin merupakan antibiotika kedua

terbesar yang digunakan. Nilai PDD antibiotika amoksisilin berdasarkan kategori

berat badan (<10 kg, 10-25 kg, >10 kg) yaitu 0,20 gram/hari, 0,38 gram/hari, dan

0,47 gram/hari. Nilai PDD antibiotika amoksisilin juga mengalami peningkatan

seiring dengan bertambahnya berat badan pasien anak. Amoksisilin merupakan

antibiotika golongan beta laktam (penisilin) merupakan antibiotika kedua tertinggi

yang paling banyak diresepkan. Hal tersebut dikarenakan antibiotika penisilin

sangat efektif baik terhadap bakteri gram positif seperti Enterokokus maupun

negatif seperti E. coli, salmonella, N. Meningitis, Diplokokus pneumonia sehingga

penisilin banyak dipilih sebagai first line therapy dan terapi empiris berbagai jenis

penyakit (Kemenkes, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

35

Jenis antibiotika yang ketiga adalah metronidazol. Selama periode

penelitian, pasien yang mendapatkan terapi antibiotika metronidazol hanya satu

pasien sehingga nilai PDD yang diperoleh untuk antibiotika metronidazol

berdasarkan kategori berat badan (<10 kg, 10-25 kg, >25 kg) yaitu 0, 0, 0,56

gram/hari. Pada kategori berat badan < 10 kg dan 10–25 kg nilai PDD yang

diperoleh adalah 0 gram/hari karena karena selama periode penelitian tidak

terdapat pasien anak yang memiliki berat badan < 10 kg dan 10–25 kg sehingga

nilai PDD tidak dapat dihitung. Metronidazol merupakan golongan imidazol yang

spesifik untuk bakteri anaerob dan paling aktif terhadap bakteri gram positif dan

negatif seperti bacteroides dan fusobacterium. Metronidazol bisa digunakan

melalui rute intravena, oral maupun rektal (Rudolph, et al, 2003).

Jenis antibiotika terakhir dihitung adalah kloramfenikol. Selama periode

penelitian, pasien yang mendapatkan terapi antibiotika kloramfenikol hanya satu

pasien sehingga nilai PDD yang diperoleh untuk antibiotika metronidazol

berdasarkan kategori berat badan (<10 kg, 10-25 kg, >25 kg) yaitu 0, 0,29

gram/hari, 0. Pada kategori berat badan < 10 kg dan >25 kg nilai PDD yang

diperoleh adalah 0 gram/hari karena karena selama periode penelitian tidak

terdapat pasien yang memiliki berat badan < 10 kg dan > 25 kg sehingga nilai

PDD tidak dapat dihitung. Kloramfenikol merupakan antibiotika golongan

ampenikol yang bekerja dengan mengikat sub unit ribosom 50S dan menghambat

peptidiktransferase dalam sintesis protein. Kloramfenikol dapat bersifat

bakteriostatik terhadap Enterobacter dan S. aureus, sedangkan pada S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

36

pneumoniae, N. meningitis dan H. influenza kloramfenikol bersifat bakterisidal

(Sosa et al, 2010).

Berdasarkan berat badan, dapat diketahui juga untuk kategori berat badan

10 – 25 kg, nilai PDD yang diperoleh untuk ke empat jenis antibiotika adalah

kotrimoksazol (0,56 gram/hari), amoksisilin (0,39 gram/hari), kloramfenikol (0,28

gram/hari), sedangkan untuk jenis metronidazol tidak dapat dihitung karena tidak

ditemukan peresepan untuk kategori berat badan tersebut. Dari hasil tersebut,

diketahui bahwa kotrimoksazol memiliki nilai PDD paling besar dengan lama

perawatan paling lama yaitu selama 7 hari, sedangkan amoksisilin berada diurutan

terbesar kedua dengan lama perawatan paling lama yaitu 6 hari, dan antibiotika

kloramfenikol dengan lama perawatan yaitu 3 hari. Pada kategori berat badan >25

kg, nilai PDD yang diperoleh untuk ke empat jenis antibiotika adalah

kotrimoksazol (0,88 gram/hari), amoksisilin (0,47 gram/hari), metronidazol (0,56

gram/hari), sedangkan untuk antibiotika kloramfenikol tidak dapat dihitung karena

tidak ditemukan peresepan untuk kategori berat badan tersebut. Dari hasil tersebut

diketahui bahwa kotrimoksazol memiliki nilai PDD paling besar dengan lama

perawatan paling lama yaitu 5 hari, antibiotika metronidazol dengan lama

perawatan paling lama yaitu 7 hari dan antibiotika amoksisilin dengan lama

perawatan paling lama yaitu 5 hari.

Penelitian serupa yang pernah dilakukan adalah penelitian yang dilakukan

oleh Porta (2012) tentang membandingkan peresepan antibiotika pada pasien

pediatrik dan neonatus di empat rumah sakit dari tiga negara yang ada di Eropa.

Hasil dari penelitian oleh Porta (2012) menunjukkan bahwa nilai PDD tidak selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

37

meningkat seiring dengan bertambahnya berat badan pasien sehingga, diketahui

hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang

dilakukan oleh Porta (2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Porta

menunjukkan bahwa untuk antibiotika golongan beta laktam (penisilin) pada

rumah sakit kedua dan rumah sakit ketiga tidak menunjukkan bahwa nilai PDD

terus meningkat seiring dengan bertambahnya berat badan pasien.

Metode PDD yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat

menggambarkan secara penuh dari keseluruhan parameter rasionalitas

penggunaan antibiotika pada pasien anak, sehingga perlu dilakukan evaluasi lebih

mendalam mengenai rasionalitas penggunaan antibiotika dengan evaluasi secara

kualitatif melalui metode Gyssens ataupun metode Drug Related Problem

(DRPs) untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pola diagnosis penyakit dan gejala di Puskesmas Mlati II periode Juli 2012 –

Juni 2013 yang paling banyak ditemukan adalah demam tifoid dengan banyak

komplikasi penyakit lain.

2. Peresepan antibiotika di Puskesmas Mlati II Sleman periode Juli 2012 – Juni

2013 yang paling banyak digunakan adalah antibiotika kotrimoksazol dan

amoksisilin.

3. Penggunaan antibiotika pada pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II

Sleman pada periode Juli 2012 - Juni 2013 dengan metode evaluasi

Prescribed Daily Dose (PDD) berdasarkan berat badan adalah sebesar 3,36

gram/hari dengan nilai PDD tertinggi pertama yaitu kotrimoksazol sebesar

1,44 gram/hari dan nilai PDD tertinggi kedua yaitu amoksisilin sebesar 1,05

gram/hari.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode evaluasi secara

kualitatif melalui metode Gyssens ataupun metode Drug Related Problem

(DRPs) untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotik.

2. Penelitian mengenai penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed

Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap sebaiknya dilakukan di pusat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

39

pelayanan kesehatan tingkat II (rumah sakit) sehingga dapat dilakukan

perbandingan kuantitas penggunaan antibiotika di puskesmas dan rumah

sakit.

3. Dalam penelitian selanjutnya, perlu dilakukan perhitungan nilai PDD untuk

keseluruhan penggunaan antibiotika yang diresepkan termasuk untuk pasien

yang pulang atas permintaan sendiri (APS) dan pasien yang dirujuk ke rumah

sakit agar dapat menggambarkan penggunaan antibiotika yang sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

40

DAFTAR PUSTAKA

Antimicrobial Resistence in Indonesia Study, 2005, Antimicrobial Resistance,

Antibiotic Usage and Infection Control: A self-Asessment Program For

Indonesian Hospitals, Directorate General of Medical Care,

http://www.ino.searo.who.int/LinkFiles/Other_Content_WHD11-

Seminar_Presentation-5-dr_Hari_Paraton.pdf, diakses tanggal 23 Maret

2014.

Bari, S. B., Mahajan, B. M., Surana, S. J., 2008. Resistance to antibiotic: A

challenge in chemotherapy, Indian journal of pharmaceutical education

and research, 10, 97-123.

Butler, T., 2011, Treatment of Thypoid Fever in the 21st

Century: Promises and

Shortcomings, Clinical Microbiology and Infection, pp. 959.

Bro, F., and Mabeck, C.E., 1986, Prescribed Daily Dose of

Phenoxymethylpenicillin in General Practice, Scand J Prim Health Care,

4:105-108.

Darmansjah, I., 2008, Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatrik, Majalah

Kedokteran Indonesia, No, 58:368-369

Dinas Kesehatan D. I. Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Provinsi D. I.

Yogyakarta Tahun 2012, http://dinkes.jogjaprov.go.id/files/7e804-

ProfilDIY-2012.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2014.

Gordon, R. J., 2009, Introduction to Antimicrobials,

http://www.columbia.edu/itc/hs/medical/pathophys/id/2009/antibioticsNo

tes.pdf, diakses tanggal 8 Mei 2014.

Farida, H., Hapsari M.M., Hardian, Herawati, Notoatmodjo H., 2008, Penggunaan

Antibiotik Secara Bijak Untuk Mengurangi Resistensi Antibiotik, Studi

Intervensi di Bagian Kesehatan Anak RS Dr. Kariadi, Sari Pediatri, Vol.

10, 1:24-35.

Febiana, T., 2012, Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika di Bangsal

Pediatrik RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Agustus – Desember

2011, Skripsi, 56, Universitas Dipenogoro, Semarang.

Hadi, 2005, Antimicrobial Resistance in Indonesia: Prevalence and Prevention,

https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/13821/08.pdf?seq

uence=13 , diakses tanggal 15 Mei 2014.

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis,

Penerbit Jakarta, hal. 66, 72.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

41

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Pedoman Pelayanan

Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotika, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, hal. 35-40.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

hal. 25-49.

Pesic, G., Jovic, Z., and Vaxic, K., 2005, Application of the ATC/DDD

Methodology to Compare Antibiotic Utilization in Two University

Hospital Surgical Departments, Series: Medicine and Biology, Vol.12,

No 3, pp. 174 – 178.

Porta, A., Hsia, Y., Doerholt, K., Spyridis, N., Bielicki, J., Menson, E., et al.,

2012, Comparing Neonatal and Pediatric Antibiotic Prescribing Between

Hospitals: A New Algorithm to Help International Benchmarking, J

Antimicrob Chemother, 67: 1278– 1286.

Purwodianto, A., Malik, M.D., Syukur, A., Taher, A., 2014, Mers-CoV:

ZoonosisBaru, Farmacia, Vol. XIII No. 11, pp.24.

Riany, D., 2014, Evaluasi Penggunaan Antibiotika Dengan Metode Defined Daily

Dose (DDD) pada Pasien Pediatrik Rawat Inap di Puskesmas Mlati II

Kabupaten Sleman Periode Juli 2012 – Juni 2013, skripsi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Roger, David, Norrby, and Richard, 2010, Antibiotic and Chemotherapy, Anti-

infective Agents and Their Use In Therapy, 9ed,

Saunders Elsevier,

philadelphia, pp.18

Rudolph, C., D., Rudolph, A., Hostetter, M., K., Lister, G., Siegel, N., J., 2003,

Rudolph’s Pediatrics 21st ed, McGraw-Hill, USA.

Setiabudy, R., 2007, Pengantar Antimikroba Farmakologi dan Terapi, Edisi

kelima, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal. 585, 595-593.

Shea, K., Florini, K., and Barlam, T., 2001, When Wonder Drugs Don’t Work:

How Antibiotic Resistance Threatens Children, Seniors, and the

Medically Vulnerable, http://www.environmentaldefense.org, diakses

tanggal 12 Desember 2014.

Sosa, A., J., Byarugaba, D., K., Cuevas, C., F., A., Kariuki, S., Okeke, I., N.,

Hsuch, P., R., 2010, Antimicrobial Resistance in Developing Countries,

Springer Science Business Medai LLC, London, p. 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

42

Stitzel, R., E., Craig, C., F., 2005, Modern Pharmacology with Clinical

application, Hagerstown, Lippincott Williams & Wilkins, pp 49.

Suharjono, Yuniati, T., Sumarno, Semedi, S., 2009, Studi Penggunaan Pada

Penderita rawat Inap Pneumonia (Penelitian di Sub Departemen Anak

Rumkital Dr. Ramelan Surabaya), Majalah Ilmu Kefarmasian, No. 1, 3

:142-155.

Widyasih, A, M., 2011, Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatri

Penderita Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUD Purbalingga

Tahun 2009, Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Purwokerto.

WHO, 2003, Introduction to Drug Utilization Research, Norway, WHO.

WHO, 2004, Concept: Dose intensity, http://mchp-

appserv.cpe.umanitoba.ca/viewConcept.php?printer=Y&conceptID=112

2, diakses tanggal 12 Mei 2015

WHO Regional Office for South-East Asia, 2011, Perceptions of Communities in

Physicians in Use of Antibiotics,

http://www.searo.who.int/entity/world_health_day/media/2011/whd-

11_hisea.pdf , diakses tanggal 12 Mei 2014.

WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology, 2013, Guidelines for

ATC classification and DDD assignment 2013, Norwegian Institute of

Public Health, Oslo, pp. 31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

43

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

44

Lampiran 1. Lembar Data Pasien

Nama pasien

:

No. RM : Jenis

Kelamin:

Umur : Tgl masuk :

Pukul :

Anamnese : Tgl pulang :

Pukul :

Diagnosis Status pulang :

Lampiran 2. Lembar Penggunaan Antibiotika Pasien

Nama obat dan dosis

pemberian

Waktu pemberian

Tanggal pemberian

Jam pemberian 6 12 18 24 6 12 18 24 6 12 18 24

Diagnosis keluar :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

45

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Bappeda Sleman Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada putusnya kepada penulis. 2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan juga

46

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan

Metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada Pasien Anak Rawat Inap di

Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013” memiliki

nama lengkap Baptissa Dela Miranti, lahir di Maumere 7 April 1993 adalah anak

kedua dari pasangan Yosef Din dan Magdalena Nuryanti.

Awal pendidikannya ditempuh di SD Katolik Puing (1999-2005), SMPK

St. Fransiskus Saverius Ruteng (2005-2008). Masa SMA ditempuh di SMAK St.

Fransiskus Saverius Ruteng (2008-2011). Setelah lulus dari pendidikan di tingkat

SMA, penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2011-2015). Penulis aktif dalam kegiatan

kemahasiswaan di dalam fakultas, antara lain anggota UKF Volly, panitia

pelantikan apoteker (2013), panitia kampanye informasi obat (2013), panitia

kegiatan desa mitra (2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI