plagiat merupakan tindakan tidak terpuji … · program studi psikologi oleh : lisna indrawati nim...

98
HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PERAWAT DENGAN PASIEN DAN STRES KERJA PERAWAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dinhthien

Post on 27-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL PERAWAT DENGAN PASIEN DAN STRES KERJA

PERAWAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Lisna Indrawati NIM : 029114141

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PERAWAT DENGAN PASIEN DAN STRES KERJA PERAWAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Lisna Indrawati NIM : 029114141

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Take time to think

It is the source of power

Take time to play

It is the secret to staying young

Take time to be quiet

It is the opportunity to seek God

Take time to lought

It is the music of the soul

Take time to pray

It is the greates power on earth

( Ecclesiates 3:1)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku.

( Filipi 4:13 )

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karyaku ini kepada....

The One and The Only

My Jesus Chirts

Mbah Kakung dan Mbah Putri

Pawiro Dinomo dan Karni ....yang telah mengukir jiwaku, menjaga ragaku dan mendidikku dengan kasih

sayang yang tulus...

Bapak dan Ibu

Andri Andoyo dan Lanjarwati ....doamu selalu mengalir bagaikan sungai yang tak pernah kering menyertai

setiap langkah hidupku..

Adik – Adikku Terkasih

Mandra dan Enggar ...atas kasih sayang dan senyum tawa yang selalu membuatku kembali

tersenyum...

Kekasihku Tercinta

Marianus Trias Manda Guna ....you showed that you care when I was really down….you never turn away.

Thanks to be my everything…..

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL PERAWAT DENGAN PASIEN DAN STRES KERJA PERAWAT

Lisna Indrawati Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan yang negatif antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat di rumah sakit umum. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat. Subjek penelitian adalah perawat di RSU Palang Biru Kutoarjo dan perawat RSUD Saras Husada Purworejo. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 60 perawat. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan skala stres kerja perawat. Koefisien reliabilitas dari skala ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien sebesar 0,956 dan koefisien reliabilitas skala stres kerja perawat sebesar 0,930. Untuk mengetahui hubungan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat digunakan teknik koefisien korelasi product momen Pearson. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar -0.416 dengan taraf signifikansi (p) 0,000. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dan stres kerja perawat. Maka semakin tinggi ketrampilan komunikasi interpersonal perawat semakin rendah stres kerja perawat.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN NURSE WITH PATIENT

INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILL AND NURSE WORK STRESS

Lisna Indrawati Sanata Dharma University

2007

The aim of this research is to test the negative significant correlation between nurse with patient interpersonal communication skill and nurse work stress at hospital. The Hypotheses of the research is there is a negative significant correlation between nurse with patient interpersonal communication skill and nurse work stress. The research subjects are nurses at Palang Biru Kutoarjo Hospital and nurses at Saras Husada Purworejo Hospital. There are 60 nurses subject in this research. Scale of nurse with patient interpersonal communication skill and scale of nurse work stress are use to collects the data. The reliability coefficient from scale of nurse with patient interpersonal communication skill is 0,956 and reliability coefficient from scale of nurse work stress is 0,930.

To know the correlation between nurse with patient interpersonal communication skill and nurse work stress, the collected data are analyzed using Pearson product moment technique. The result of this research show a high significant and negative correlation between nurse with patient interpersonal communication skill and nurse work stress (r = -0.416, p < 0,000). The higher nurse interpersonal communications skill get, the lower nurse work stress will get.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Bapa di Surga dan Tuhan Yesus

Kristus putra tunggalNya, karena kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul ” Hubungan Antara Ketrampilan Komunikasi

Interpersonal Perawat Dan Stres Kerja Perawat”. Skripsi ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari

banyak pihak. Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, atas

segala bantuan dan dukungan selama penulis menjalani kuliah.

2. Ibu Agnes Endar Etikawati., S.Psi.,M.Si.,Psi selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah membimbing, mendukung dan memberikan dorongan bagi penulis

dalam menyusun dan akhirnya menyelesaikan skipsi ini

3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak

memberikan masukan bagi penulis untuk memyempurnakan penyusunan

skripsi.

4. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi. selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran – saran yang sangat berarti bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

5. Bapak Agung dan Ibu Nimas selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis,

atas nasehat, dukungan, dan bantuannya selama penulis menjalani kuliah.

6. Ibu Kristina Dewayani, S.Psi., M.Si atas kesediaanya meluangkan waktu bagi

penulis untuk bertanya, atas masukan – masukan yang sangat berarti bagi

penulis.

7. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto,M.Si, atas kesempatan yang diberikan untuk

menimba pengalaman di P2TKP.

8. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang

telah membagikan ilmu dan wawasannya kepada penulis selama ini.

9. Karyawan Fakultas Psikologi Ibu Nani, Mas Gandung dan Pak Gie di

sekertariat Psikologi serta mas Muji dan mas Dony di lab. Fakultas Psikologi.

Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Seluruh staf P2TKP, Bapak Toni, Ibu Tiwi, Mbak Thia, Mbak Etik, Mas Adi,

Desta, Kobo, dan Katrin atas sharing dan pengalaman baru yang sangat

bermanfaat dan berkesan bagi penulis.

11. Seluruh perawat di RSU Saras Husada Purworejo dan RSU Palang Biru

Kutoarjo terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

12. Bapak R. Supriyadi di RSU Saras Husada, Mbak Theresia dan Mbak Cicil atas

atas bantuan dan sambutan yang ramah.

13. Kakek dan nenekku tersayang atas kasih sayang yang tiada batas, dengan

penuh kesabaran mendidik dan membesarkan penulis, sejak kecil hingga

sekarang.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

14. Bapak dan ibuku yang kusayangi, atas dukungan dan doa yang tak pernah

berhenti dan tak pernah letih terucap.

15. Adik – adikku yang baik, dek Mandra dan dek Enggar yang selalu membuatku

merasa rindu untuk bercanda bersama.

16. Marianus Trias Manda Guna, terimakasih atas kebersamaannya yang indah,

yang selalu hadir dalam setiap tawa dan tangisku, yang selalu setia

memberikan dukungan dan semangat hidup. Aku selalu merasa tegar saat

bersamamu... Thanks to be my everything…..

17. Teman – teman yang selalu memberikan kenangan tidak terlupakan semasa

perkuliahan Tanti, Joe, Rio, Thea, Ajeng, Fiesta, Lita, Nopex, dan Wedha.

Terima kasih untuk kebersamaan dan tempat untuk berbagi rasa bagi penulis

selama masa perkuliah.

18. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman – teman yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati,

penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dri sempurna. Oleh karena itu, penulis

senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga

tugas akhir ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.

Yogyakarta, Mei 2007

Penulis

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii

HALAMAN MOTTO............................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................vi

ABSTRAK............................................................................................................vii

ABSTRACT...........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR...........................................................................................ix

DAFTAR ISI.........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................6

C. TUJUAN PENELITIAN................................................................................7

D. MANFAAT PENELITIAN...........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PERAWAT....................................................................................................8

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

B. STRES KERJA PERAWAT

1. Pengertian Stres Kerja.........................................................................11

2. Sumber Stres Kerja..............................................................................14

3. Faktor – Faktor Stres Kerja.................................................................16

4. Indikator Stres Kerja...........................................................................21

5. Stres Kerja Perawat.............................................................................23

C. KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PERAWAT

DENGAN PASIEN

1. Pengertian Ketrampilan Komunikasi Interpersonal............................26

2. Komponen Dasar Komunikasi Interpersonal......................................29

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ketrampilan Komunikasi

Interpersonal........................................................................................31

4. Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat Dengan Pasien.......33

5. Indikator Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan

pasien...................................................................................................34

D. HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN KOMUNIKASI

INTERPERSONAL PERAWAT DENGAN PASIEN DAN STRES KERJA

PERAWAT.................................................................................................39

E. HIPOTESIS.................................................................................................43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN...................................................................................44

B. VARIABEL PENELITIAN.........................................................................44

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Stres Kerja Perawat.............................................................................44

2. Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan pasien ........45

D. SUBJEK PENELITIAN..............................................................................46

E. PROSEDUR PENELITIAN........................................................................47

F. METODE PENGUMPULAN DATA.

1. Skala Stres Kerja.................................................................................47

2. Skala Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan

Pasien..................................................................................................49

G. PERTANGGUNGJAWABAN ALAT UKUR

1. Validitas..............................................................................................51

2. Seleksi Item.........................................................................................52

3. Reliabilitas...........................................................................................58

H. METODE DAN TEKNIK ANALISIS DATA............................................59

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

1. RSUD Saras Husada Purworejo..........................................................60

2. RSU Palang Biru Kutoarjo..................................................................62

B. PELAKSANAAN PENELITIAN................................................................65

C. DESKRIPSI SUBJEK DAN DATA PENELITIAN……………..…….....65

D. ANALISIS DATA PENELITIAN

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas............................................................................67

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

b. Uji Linieritas..............................................................................68

2. Uji Hipotesis........................................................................................69

E. PEMBAHASAN..........................................................................................70

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................................75

B. SARAN........................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................78

LAMPIRAN...........................................................................................................81

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Tabel Indikator dan Distribusi Skala Stres Kerja Untuk Item Uji

coba......................................................................................................49

Tabel 3.2. Tabel Indikator dan Distribusi Skala Ketrampilan Komunikasi

Interpersonal Perawat.........................................................................52

Tabel 3.3. Tabel Distribusi Item tiap Aspek Skala Stres Kerja setelah Try

Out.......................................................................................................54

Tabel 3.4. Tabel Distribusi Item Lolos Seleksi Skala Stres Kerja.......................55

Tabel 3.5. Tabel Distribusi Item tiap Aspek Skala Ketrampilan Komunikasi

Interpersonal Perawat setelah Try Out.............................................57

Tabel 3.6. Tabel Distribusi Item Lolos Seleksi Skala Ketrampilan Komunikasi

Interpersonal Perawat..........................................................................58

Tabel 4.1. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian.............................................67

Tabel 4.2. Tabel Hasil Uji Normalitas..................................................................68

Tabel 4.3. Tabel Hasil Uji Linieritas.....................................................................69

Tabel 4.4. Tabel Analisis Korelasional..................................................................70

Tabel 4.5. Tabel Analisis R Square........................................................................71

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Alat Ukur..........................................................................................81

Lampiran B. Data Uji Coba...................................................................................83

Lampiran C. Reliabilitas Skala............................................................................103

Lampiran D. Data Penelitian................................................................................111

Lampiran E. Analisis Data Penelitian…………………………………………..129

Lampiran F. Surat Keterangan Penelitian............................................................131

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan suatu kebutuhan manusia yang sangat penting.

Di tengah kehidupan masyarakat yang semakin berkembang saat ini

perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan semakin besar.

Kebutuhan masyarakat akan tersedianya jaminan kesehatan dan fasilitas

kesehatan yang memadai juga menjadi hal yang sangat penting bagi

masyarakat kita dewasa ini.

Rumah sakit sebagai salah satu lembaga yang bergerak dibidang

pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan dapat memahami dan memenuhi

kebutuhan masyarakat akan tersedianya fasilitas dan pelayanan kesehatan

yang memadai. Meskipun banyak rumah sakit yang hadir di tengah – tengah

masyarakat, namun masyarakat memiliki pertimbangan – pertimbangan

tertentu dalam memilih suatu rumah sakit. Pertimbangan masyarakat dalam

menentukan rumah sakit pada umumnya didasarkan pada mutu pelayanan,

mutu kesehatan, harga, dan fasilitas kesehatan yang tersedia dalam rumah

sakit. Menurut Hasanah (2000), dari berbagai pertimbangan tersebut mutu

pelayanan memiliki persentase terbesar di antara aspek lainnya. Masyarakat

akan lebih mempertimbangkan rumah sakit yang memiliki mutu pelayanan

kesehatan yang baik sebagai pilihan mereka dalam memanfaatkan jasa rumah

sakit.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

2

Perawat adalah suatu profesi yang disoroti oleh banyak pihak dalam

pelayanan di rumah sakit. Perawat merupakan sumber daya manusia yang

besar peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang menentukan

kinerja rumah sakit secara keseluruhan (Harnanti,1995). Tugas perawat

adalah membantu proses penyembuhan dan perawatan pasien (Gunarsa,

1995). Menurut Smett (1994), perawat merupakan salah satu tenaga

kesehatan yang melakukan fungsi keperawatan dan pelayanan kesehatan.

Selain itu berdasarkan intensitas dan lamanya waktu, perawat adalah tenaga

kesehatan yang paling intens dan lama dalam memberikan pelayanan dan

berhubungan langsung dengan pasien.

Hal tersebut dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan rumah sakit di

bagian rawat inap. Sebagai tenaga kesehatan, para perawat di bagian rawat

inap selama 24 jam harus berada di dekat pasien untuk merawat dan melayani

kebutuhan pasien yang tidak dapat dipenuhi sendiri selama sakit. Selain

bertugas merawat pasien, perawat seringkali juga harus berhadapan dengan

karakteristik pasien yang berbeda – beda. Para perawat seringkali dihujani

dengan berbagai keluhan, kecemasan, dan keingintahuan dari pasien maupun

keluarganya mengenai perawatan yang dilakukan.

Perawat dalam melaksanakan tugas pekerjaannya selalu bergelut

dengan para pasien yang menderita berbagai macam penyakit dan diperlukan

tanggung jawab yang tinggi dalam penanganannya. Pekerjaan yang penuh

tekanan karena berhadapan dan bertanggungjawab terhadap kelangsungan

hidup pasien membuat perawat memiliki beban pekerjaan yang berat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

3

Perawat dituntut bekerja dengan batasan waktu yang kaku dan harus bertemu

serta merawat para pasien yang berbeda kebutuhannya. Melihat karakteristik

dan kondisi kerja perawat tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa

perawat merupakan salah satu profesi yang rentan mengalami stres kerja.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa para pekerja di bidang

kesehatan mengalami stres kerja yang lebih tinggi daripada para pekerja di

bidang lain dan pekerjaan tersebut salah satunya adalah perawat (Messer &

Meldrum,1999). Hasil penelitian yang dilakukan oleh The National Institute

for Occupational Safety and Health menemukan bahwa pekerjaan yang

berhubungan dengan kesehatan di rumah sakit memiliki kecenderungan

tinggi terkena gangguan mental seperti depresi dan stres (Inayati, 1996).

Sebuah survei di Perancis mengungkapkan bahwa 64% perawat merasa kesal

terhadap lingkungan kerja mereka yang penuh stres (Melsa.ned.id).

Sarafino (1990) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang

disebabkan oleh adanya transaksi antara individu dengan lingkungan yang

menimbulkan ketidakseimbangan antara tuntutan – tuntutan lingkungan dan

situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis, dan sosial dalam diri

individu. Sutherland & Cooper (1990) juga mendefinisikan stres sebagai

akibat ketidakseimbangan antara tuntutan yang dirasakan individu dengan

kemampuan untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Hampir semua orang dalam kehidupan mereka mengalami stres

sehubungan dengan pekerjaan mereka. Tidak jarang situasi yang stressfull ini

kecil saja dan tidak berarti bagi sebagian orang, tetapi bagi banyak orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

4

situasi stres itu begitu terasa dan berkelanjutan dalam jangka waktu yang

lama. Hal ini menurut Cooper .,dkk (2001) dipengaruhi oleh beberapa faktor

internal dan eksternal dalam diri individu. Faktor internal adalah faktor –

faktor yang bersumber dalam diri individu, seperti usia dan pengalaman

kerja, kemampuan individu menyesuaikan diri, dan juga faktor kepribadian.

Faktor eksternal adalah faktor – faktor yang bersumber dari lingkungan di

luar individu, misalnya: karakteristik tempat kerja, hubungan interpersonal

dalam bekerja, peran dalam organisasi, struktur organisasi, promosi

pekerjaan, dan peristiwa – peristiwa yang dialami individu dalam kehidupan

sehari – hari. Dalam buku karya Abraham Charles & Shanley E (1997),

Gray-Toff dan Anderson menyatakan bahwa stres kerja pada perawat

dipengaruhi oleh faktor organisasional yang terdiri dari; ketegangan peran,

hubungan interpersonal (dengan teman sekerja, dengan dokter/ supervisor,

dan dengan pasien), jenis kepemimpinan organisasi, dan tuntutan pekerjaan.

Hubungan antar pribadi adalah faktor penting dalam kesehatan

individu (Munandar, 2001). Sutherland & Cooper (1990) menyatakan bahwa

masalah dalam hubungan dengan orang lain adalah faktor stres kerja yang

paling potensial diantara faktor – faktor yang lainnya. Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan dalam menjalin hubungan interpersonal yang dimiliki

oleh perawat dapat menunjukkan tinggi rendahnya tingkat stres kerja yang

dialami.

Salah satu faktor yang mendukung terjalinnya hubungan interpersonal

yang baik adalah ketrampilan komunikasi interpersonal yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

5

Keefektifan hubungan antar pribadi ditentukan oleh ketrampilan individu

untuk mengkomunikasikan secara jelas informasi yang ingin disampaikan,

menciptakan kesan tertentu atau mempengaruhi orang lain (Supratiknya,

1995). Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melihat lebih jauh

tentang ketrampilan komunikasi interpersonal yang berkaitan dengan stres

kerja, khususnya pada perawat di rumah sakit.

Johnson (dalam Supratiknya, 1995) merumuskan komunikasi

interpersonal sebagai komunikasi dua arah yang berlangsung apabila

pengirim pesan cukup leluasa mendapatkan umpan balik dari penerima yang

menangkap pesan yang dikirimnya. Komunikasi interpersonal memudahkan

terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi dan selanjutnya sangat

menolong dalam mengembangkan suatu relasi yang memuaskan bagi kedua

belah pihak serta kerja sama yang efektif.

Ketrampilan berkomunikasi memiliki lima landasan dasar yaitu

kemampuan untuk saling memahami, mengkomunikasikan pikiran/ perasaan

secara jelas dan tepat, saling menolong, dan mampu memecahkan konflik

secara konstruktif (Supratiknya, 1995). Komunikasi yang akrab, hangat, dan

produktif dengan orang lain dapat dikembangkan dan dipelihara dengan

ketrampilan berkomunikasi yang baik.

Proses ketrampilan komunikasi interpersonal dalam keperawatan

dapat dilakukan antara perawat/ teman sekerja, perawat/ dokter, perawat/

supervisor, dan perawat/ pasien. Dalam penelitian ini, ketrampilan

komunikasi interpersonal dibatasi yaitu ketrampilan komunikasi perawat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

6

dengan pasien. Ketrampilan komunikasi interpersonal antara perawat dengan

pasien yang baik nampak pada kemampuan perawat untuk memberikan

pelayanan kepada pasien, yang terdiri dari keramahan perawat, perhatian

perawat, kesopanan perawat, kesabaran, dan ketulusan perawat (Supratiknya,

1995).

Dari uraian di atas, nampak adanya hubungan yang negatif antara

ketrampilan komunikasi interpersonal dengan pasien dan stres kerja perawat

melalui variabel mediator hubungan interpersonal. Dengan adanya latar

belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk menguji signifikansi hubungan

negatif antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien

dan stres kerja perawat.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah “Apakah ada

hubungan negatif yang signifikan antara ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan negatif yang

signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan

pasien dan stres kerja perawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberi informasi kajian teoritis dan menambah pengetahuan di

bidang psikologi klinis dan psikologi industri mengenai hubungan antara

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres

kerja perawat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti tentang ketrampilan komunikasi interpersonal dan stres

kerja, penelitian ini memberikan informasi dan pengetahuan tentang

sumbangan ketrampilan komunikasi interpersonal terhadap stres kerja.

b. Bagi perawat, penelitian ini memiliki sumbangan pemahaman

mengenai pentingnya faktor ketrampilan komunikasi interpersonal

perawat dengan pasien sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

stres kerja perawat, sehingga perawat lebih dapat mengembangkan

ketrampilan komunikasi interpersonal yang dimiliki untuk

menghadapi stres.

c. Bagi pihak rumah sakit, dapat mengetahui pentingnya tingkat

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien,

sehingga dapat menjadi fasilitator yang dapat meningkatkan

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien sebagai

salah satu upaya pencegahan stres kerja pada perawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perawat berasal dari kata

rawat yang berarti pelihara atau urus. Jadi kata perawat berarti orang yang

memelihara atau mengurus. Menurut Departemen Kesehatan Republik

Indonesia (dalam Dewi,2002), perawat adalah orang yang menyeselesaikan

pendidikan dasar , memenuhi syarat, dan kepadanya diberi wewenang oleh

pemerintah untuk memberikan pelayanan perawatan yang bermutu dan penuh

tanggung jawab. Jadi untuk dapat menjadi seorang perawat harus menjalani

pendidikan dasar perawat, yaitu program pendidikan terencana yang

memberikan landasan yang luas dan mendasar untuk melaksanakan tugas

keperawatan yang efektif.

Perawat merupakan seorang tenaga kesehatan yang melakukan fungsi

keperawatan pada pelayanan kesehatan (Smet, 1994). Priharjo (1995),

mengungkapkan bahwa fungsi keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

profesional yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara umum

dalam bentuk biologi, psikologi, sosial, dan spiritual yang komprehensif yang

ditujukan kepada individu sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus

kehidupan manusia.

Menurut Gunarsa (1995), perawat adalah seseorang yang telah

dipersiapkan melalui pendidikan untuk turut serta merawat dan

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

9

menyembuhkan orang sakit, usaha rehabilitasi, dan pencegahan penyakit

yang dilaksanakan secara mandiri atau dibawah pengawasan supervisi, dokter

atau suster kepala. Seorang perawat mendedikasikan dirinya pada

pekerjaannya didasari oleh beberapa hal, antara lain: minat terhadap orang

lain, derajat sensitivitas, menghargai hubungan dan memiliki sikap terhadap

mereka yang berkedudukan tinggi. Gunarsa (1995), mengungkapkan bahwa

seorang perawat dalam hubungannya dengan pekerjaan dan lingkungan

sosialnya perlu mendalami beberapa sifat yang harus dimilikinya, yaitu antara

lain: sehat, penampilan menarik, jujur, sportif, rendah hati, empati, dapat

dipercaya, pandai bergaul, pandai menimbang perasaan, dan memiliki sikap

sopan santun.

Perawat sebagai salah satu tokoh penting dalam pelayanan kesehatan di

rumah sakit yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Tugas utama

perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada orang yang dalam

keadaan fisik dan mental yang lemah serta kepada mereka yang

membutuhkan. Menurut Bouwhuizen (1995), tugas dari pekerjaan perawat

adalah untuk memberikan pertolongan (yang dilandasi keahlian) kepada orang

yang sedang mengalami gangguan fisik dan kejiwaan serta dalam proses

penyembuhan sehingga nantinya mereka dapat hidup mandiri dengan

keterbatasan yang mereka miliki.

Henderson (dalam Priharjo,1995) mengungkapkan fungsi perawat

adalah membantu individu baik sakit maupun sehat dalam beraktivitas supaya

sembuh atau mempertahankan kesehatannya secara mandiri. Praktik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

10

keperawatan meliputi empat area, yaitu; peningkatan kesehatan, pemeliharaan

kesehatan, pemulihan kesehatan, dan perawatan orang menjelang ajal ( Koizer

dalam Priharjo,1995).

Menurut Lloyd (dalam Krismi Diah, 2002), dalam menjalankan

tugasnya seorang perawat mempunyai tanggung jawab yang besar, yaitu;

a. Legal Responsibilities, bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang

berlaku.

b. Etical Responsibilities, bertanggung jawab terhadap kode etik profesi.

c. Moral Responsibilities, tanggung jawab moral (misalnya pada kasus

aborsi dan euthanasia ).

d. Contractual Responsibilities, memenuhi kontrak kepada organisasi

tempat bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

e. Personal Responsibilities, tanggung jawab sebagai individu misalnya

membantu dan menyelamatkan pasien sehingga dapat memunculkan

perasaan positif ketika melakukannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perawat adalah seorang

yang telah dipersiapkan melalui pendidikan khusus serta diberi wewenang

oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan perawatan yang bermutu dan

bertanggung jawab serta merawat orang sakit maupun orang sehat dengan

penuh kasih sayang yang dilaksanakan secara mandiri atau dibawah

pengawasan dokter sehingga orang tersebut dapat mempertahankan

kesehatannya. Perawat bertanggungjawab pada kesembuhan, kesehatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

11

kesejahteraan pasien, dan bertanggungjawab pada instansi di mana ia

mengabdikan dirinya.

B. Stres Kerja Perawat

1. Pengertian Stres Kerja

Tokoh yang pertama kali meneliti tentang stres adalah Hans Selye,

ia mengungkapkan bahwa stres adalah suatu respon tubuh yang tidak

spesifik ketika seseorang berhadapan dengan sumber – sumber stres

(Landy & Conte,2004). Dalam Munandar (2001), Selye mengungkapkan

bahwa ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong

dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar

adrenal yang menaikkan aktifitas sistem saraf simpatetik. Tanpa

memperhatikan penyebab, individu akan merespon dengan pola reaksi

yang tidak spesifik (non spesific response). Disebut respon non spesifik

karena respon tersebut dapat berupa respon fisik ataupun respon

psikologis.

Sarafino (1990) mendefinisikan stres sebagai kondisi yang

disebabkan oleh adanya transaksi antara individu dengan lingkungan yang

menimbulkan adanya persepsi jarak antara tuntutan – tuntutan lingkungan

dan situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis, dan sosial

dalam diri individu. Sama halnya dengan Sarafino, Sutherland & Cooper

(1990) mendefinisikan stres sebagai akibat ketidakseimbangan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

12

tuntutan yang dirasakan dengan kemampuan untuk menemukan tuntutan

tersebut.

Dalam penelitian sekarang ini, stres sering didasarkan pada asumsi

bahwa stres adalah hasil dari ketidaksesuaian antara individu (kepribadian,

bakat, dan kecakapan) dengan lingkungannya yang mengakibatkan

ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya

secara efektif. Stres biasanya nampak dari gejala – gejala dan tanda –

tanda faal, perilaku, psikologikal, dan somatik ( Fincham & Rhodes dalam

Munandar, 2001).

Pada definisi stres yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas

dapat dilihat bahwa para ahli mengacu kepada pendekatan stres sebagai

respon. Pendekatan stres sebagai respon, memandang stres sebagai

variabel akibat. Stres dipandang sebagai suatu respon yang muncul dari

dalam diri individu.

Secara umum stres dapat disimpulkan sebagai kondisi yang

mengancam, menekan dan tidak menyenangkan dalam diri individu yang

dapat mengakibatkan reaksi perubahan fisik, psikologis, dan tingkah laku.

Dalam dunia kerja, sering timbul berbagai masalah sehubungan

dengan stres dan kondisi – kondisi yang dapat memicu munculnya stres.

Stres yang disebabkan oleh faktor lingkungan pekerjaan biasa disebut

dengan stres kerja.

Robbins (2005) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi dinamis

yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada sebuah peluang, kendala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

13

atau tuntutan yang tidak seimbang dalam pekerjaan. Ketidakseimbangan

tersebut mengakibatkan munculnya ketidakpastian yang dirasakan

seseorang dalam kehidupan kerjanya. Beehr dan Newman (dalam Luthans,

2005) menyatakan bahwa stres kerja adalah respon individu dalam

menyesuaikan diri terhadap situasi eksternal yang menyebabkan

penyimpangan fisik, psikis, dan prilaku individu yang berpartisipasi dalam

suatu organisasi.

Menurut Riggio (2002), stres kerja adalah suatu reaksi fisiologis

dan/atau psikologis terhadap suatu peristiwa yang dirasa mengancam atau

membebani. Peristiwa yang mengancam dan membebani tersebut

kemudian biasa disebut sebagai stressor kerja. Definisi stres kerja juga

dikemukakan oleh Karasek (dalam Landy & Conte,2004), yaitu stres pada

pekerjaan terjadi karena tuntutan pekerjaan yang terlalu tinggi dan fungsi

kontrol yang rendah. Beban pekerjaan yang tinggi juga dapat

menyebabkan stres kerja. Fungsi kontrol yang dimaksud adalah kombinasi

antara otonomi dalam pekerjaan dan keleluasaan dalam menggunakan

kemampuan yang berbeda.

French dkk (dalam Riggio, 2002) mengemukaan bahwa stres

dalam pekerjaan muncul karena adanya ketidaksesuaian antara individu

dengan lingkungannya. Jadi kesesuaian antara individu dengan lingkungan

akan mempengaruhi jumlah stres yang dialami. Seseorang dikatakan

memiliki kesesuaian yang baik dengan lingkungan apabila kemampuan

dan keahliannya sesuai dengan persyaratan pekerjaan dan lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

14

kerjanya. Menurut Landy dan Conte (2004), tingkat stres yang diterima

seseorang dipengaruhi oleh bagaimana persepsi terhadap tuntutan

pekerjaan yang dibuat oleh lingkungan dan persepsi terhadap kemampuan

orang itu untuk mengatasi tuntutan tersebut. Hal ini berarti tuntutan

pekerjaan yang melebihi kemampuan individu akan menyebabkan kondisi

yang penuh stres sehingga akan berpengaruh pada kondisi fisik,

psikologis, dan tingkah laku seseorang.

Dari uraian mengenai beberapa definisi stres kerja di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu reaksi fisiologis,

psikologis dan perilaku yang muncul karena stressor dalam pekerjaan

yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada

kesehatan seseorang.

2. Sumber Stres Kerja

Menurut Sarafino (1990), beberapa hal yang dapat meningkatkan

stres kerja antara lain disebabkan oleh lingkungan fisik, kurangnya

kontrol, kurangnya hubungan interpersonal, dan kurangnya pengakuan

terhadap kemajuan kerja.

Sumber stres kerja menurut Sutherland & Cooper (1990) berasal

dari pekerjaan itu sendiri dan dari interaksi lingkungan sosial, yaitu antara

lain;

a). Stressor yang ada dalam pekerjaan itu sendiri, meliputi; beban kerja

dan fasilitas kerja yang kurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

15

b). Konflik peran : peran dalam pekerjaan yang tidak jelas dan

tanggungjawab yang tidak jelas.

c). Masalah dalam hubungan dengan orang lain adalah stressor yang

potensial, seperti hubungan dengan atasan, rekan sejawat, dan

hubungan atasan – bawahan.

d). Perkembangan karir; promosi jabatan dan keselamatan kerja.

e). Iklim dan struktur organisasi,seperti; ada peraturan pembatasan

perilaku dan budaya dalam organisasi.

f). Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.

Sumber stres kerja menurut Hardjana (1994) yaitu antara lain;

tuntutan kerja, kerja yang penuh tanggung jawab, lingkungan fisik kerja,

rasa kurang memiliki pengendalian diri, hubungan antar manusia,

pengakuan dan penghargaan, dan keamanan kerja. Sumber stres kerja

tersebut bila tidak diperhatikan dan dilakukan pencegahan akan potensial

memunculkan stres kerja pada karyawan.

Yuzalita (1995) mengemukakan bahwa perselisihan di lingkungan

kerja, rasa jenuh, rasa bersalah, perasaan diperlakukan tidak adil, dan

ketidakpastian atas sistem kenaikan pangkat merupakan kondisi yang

dapat memicu pekerja untuk berada dalam keadaan stres. Luthans (2005)

mengungkapkan bahwa tempat kerja yang penuh atau padat, ramai, kurang

privacy, suhu ruang yang tidak tepat, bau yang tidak sedap, dan

pencahayaan yang kurang memadai merupakan sumber stres yang

potensial. Selain itu peralatan kerja yang kurang memadai, tugas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

16

menuntut kehati – hatian dan ketelitian, dan tingkat keamanan yang

kurang juga dapat mengakibatkan stres kerja.

Dari uraian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa sumber stres

kerja antara lain adalah; beban kerja, hubungan interpersonal, konflik

peran, perkembangan karir, iklim dan struktur organisasi, adanya konflik

antara tuntutan pekerjaan dengan tuntutan keluarga.

3. Faktor – Faktor Stres Kerja

Stres kerja yang dialami masing – masing individu berbeda antara

individu yang satu dengan yang lainnya. Taylor (1995) mengelompokkan

faktor penyebab stres antara lain; faktor biologis, psikologis, dan sosial.

Faktor biologis yaitu faktor penyebab stres yang berasal dari keadaan

fisiologis individu, meliputi; kesehatan, kelelahan, kurang gizi, dan cacat

tubuh. Faktor psikologis berasal dari keadaan psikis individu yang

mengalami hambatan misalnya individu yang memiliki pola pikir irasional

lebih rentan terhadap stres daripada individu yang memiliki pola pikir

rasional. Faktor sosial yaitu penyebab stres yang berhubungan dengan

keadaan lingkungan, seperti kepadatan, kebisingan, dan tekanan ekonomi.

Hardjana (2003) menjelaskan bahwa faktor penyebab stres yang

dialami oleh seseorang berasal dari 3 faktor antara lain: faktor individu,

keluarga, dan lingkungan. Lingkungan yang dapat menjadi sumber stres

pada seseorang adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

17

Landy dan Conte (2004) membagi faktor stres kerja menjadi dua

bagian, yaitu fisik dan psikis.

a. Fisik

Stresor fisik berasal dari lingkungan fisik seorang pekerja. Hal ini

berkaitan dengan tugas – tugas yang diterima oleh pekerja, misalnya

banyaknya pekerjaan, jam kerja yang harus dipenuhi dan sebagainya.

Selain itu juga berupa kondisi lingkungan yang mengelilingi seorang

pekerja misalnya suara bising, ruang kerja sempit, dan sirkulasi udara

buruk akan memudahkan pekerja rentan terhadap stres.

b. Psikis, terdiri dari ;

1). Kurangnya fungsi kontrol

Seseorang yang tidak mampu melakukan kontrol terhadap

pekerjaannya akan lebih mudah mengalami stres

(www.vtaide.com,2006).

2). Konflik interpersonal

Konflik interpersonal merupakan interaksi negatif antara karyawan

dengan rekan sejawat, supervisor ataupun klien. Dampak dari

konflik interpersonal adalah gangguan kesehatan, ketidakpuasan

kerja, dan stres kerja (Landy dan Conte,2004).

3). Ketaksaan peran

Peran yang ambigu, konflik peran, dan peran yang overload

merupakan stresor yang potensial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

18

4). Emotional Labor

Emotional labor adalah pekerjaan yang bergerak dibidang

pelayanan (Statt, 1994). Emotional labor memicu munculnya stres

ketika seseorang harus menunjukkan emosi tertentu yang

berlawanan dengan apa yang sedang dirasakannya (Landy dan

Conte, 2004)

Munandar (2001) menyatakan bahwa stres yang dialami oleh

individu ditentukan oleh individu itu sendiri, sejauh mana ia melihat

situasi yang ia alami penuh stres. Reaksi – reaksi psikologis, fisiologis,

dan reaksi perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan

individu, yang mencakup ciri – ciri kepribadian yang khusus dan pola –

pola perilaku yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai, pengalaman

masa lalu, keadaan kehidupan, dan kecakapan. Dapat disimpulkan bahwa

faktor dalam diri individu memiliki peranan penting dalam menanggapi

situasi stressfull. Faktor ini menentukan bagaimana individu bereaksi

terhadap stress.

Robbins (2005) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan

munculnya stres kerja dibedakan menjadi 3 faktor yaitu;

a. Faktor lingkungan, meliputi;

1.) Ketidakpastian ekonomi ; dapat berupa naik turunnya nilai mata

uang, naik turunnya harga barang, dan terjadinya krisis ekonomi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

19

2.) Ketidakpastian politik ; misalnya sering terjadi kerusuhan,

perpecahan suku bangsa, dan situasi pemerintahan yang tidak

jelas.

3.) Ketidakpastian teknologi ; dapat berupa kemajuan teknologi yang

sangat pesat yang muncul dengan berbagai inovasi baru, teknologi

komputer, dan otomatisasi yang menyebabkan karyawan dituntut

lebih terampil dan berpengalaman.

b. Faktor Organisasional

1.) Kondisi intrinsik tugas; tuntutan tugas, karakteristik tugas,

pelaksanaan tugas, dan hubungan antara satu tugas dengan tugas

yang lain.

2.) Karakteristik peran; ketidakjelasan peran dan konflik peran.

3.) Karakteristik lingkungan sosial; dalam organisasi tugas dan peran

antara individu yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Hal

ini membentuk pola hubungan interpersonal dalam organisasi.

Apabila hubungan interpersonal dalam organisasi tidak terjalin

dengan baik akan berpotensi memunculkan stres.

4.) Iklim organisasi; budaya organisasi, sistem penggajian, disiplin

kerja, struktur organisasi, dan proses pengambilan keputusan.

5.) Karakteristik fisik lingkungan kerja; ventilasi, suhu, penerangan,

peralatan kerja, tingkat keamanan, dan tugas yang menuntut

ketelitian dan kehati – hatian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

20

c. Faktor Individual

1.) Kepribadian ; orang yang memiliki tipe kepribadian A dicirikan

sebagai individu yang semangat kompetisinya tinggi dan disiplin

yang tinggi sehingga cenderung mudah mengalami stres.

2.) Persepsi individu ; hal ini menyebabkan perbedaan individu dalam

merespon stresor yang dihadapi.

3.) Pengalaman kerja ; individu yang sudah memiliki pengalaman

kerja yang lama akan lebih tahan terhadap stres karena sudah

memiliki bentuk mekanisme pertahanan diri untuk menghadapi

stres.

4.) Locus of control ; individu yang memiliki locus of control

eksternal lebih mudah mengalami stres daripada individu yang

memiliki locus of contol internal.

Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa tingkat stres kerja

pada individu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

internal terdiri dari: persepsi individu, locus of control, kepribadian, usia,

jenis kelamin, dan strategi cooping individu. Sementara faktor eksternal

terdiri dari: dukungan sosial, pengalaman kerja, pendidikan, dan hubungan

interpersonal. Dalam penelitian ini faktor penyebab stres dilihat dari faktor

ekternal khususnya hubungan interpersonal sebagai salah satu faktor

penyebab stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

21

4. Indikator Stres Kerja

Indikator stres kerja pada individu dapat dibagi menjadi tiga

kategori umum meliputi; gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala

prilaku (Luthans, 2005; Robbins,2005), yaitu:

a. Gejala Fisiologis

Gejala fisiologis yaitu dengan munculnya berbagai macam keluhan –

keluhan fisik seperti gatal – gatal dikulit, rambut rontok, nyeri

lambung, berkeringat, dan tubuh panas dingin. Stres dapat

mengakibatkan gangguan metabolisme dalam tubuh, meningkatnya

tekanan darah, peningkatan kadar gula darah, meningkatnya laju detak

jantung, gangguan pernafasan, menimbulkan serangan sakit kepala,

dan bahkan menyebabkan timbulnya serangan jantung.

b. Gejala Psikologis

Gejala psikologis yang muncul sebagai akibat dari stres antara lain

menimbulkan ketegangan, mudah marah, perasaan terbebani,

ketidaktenangan, kecemasan, kebosanan, dan suka menunda – nunda

pekerjaan. Semua ini dapat mempengaruhi suasana hati dan keadaan

emosi lain yang berkaitan erat dengan prestasi kerja, ketidaksukaan

pada pengawas, gangguan konsentrasi, dan keputusasaan.

c. Gejala Perilaku

Gejala prilaku dikaitkan dengan stres mencakup gangguan komunikasi

dalam pekerjaan, perubahan dalam produktivitas, absen, tingkat

keluarnya karyawan, mudah terkena kecelakaan, perubahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

22

kebiasaan makan, meningkatnya kebiasaan merokok dan

mengkonsumsi alkohol, penyalahgunaan obat, bicara cepat, gelisah,

dan gangguan tidur. Luthans (2005) menemukan bahwa stres

menimbulkan dampak yang kuat pada tindakan – tindakan agresif

seperti sabotase, agresi interpersonal, permusuhan dan berbagai

macam keluhan. Hal ini berkaitan dengan performansi kerja yang

rendah, tingkat harga diri yang rendah, kebencian, dan kemarahan.

Menurut Hardjana (1994), gejala stres kerja yang muncul pada

individu menyerang segala segi dalam diri individu. Manusia merupakan

suatu kesatuan antara jiwa dan badan. Maka gejala stres yang muncul juga

menyerang kedua kesatuan dalam diri manusia tersebut. Gejala stres

ditemukan dalam segala segi individu yang penting meliputi: fisik, emosi,

intelektual, dan interpersonal.

Gejala – gejala stres menurut Hardjana (1994) dijelaskan sebagai

berikut ;

a. Gejala fisik dapat berupa sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, sakit

punggung, gangguan pencernaan, gatal – gatal pada kulit, ketegangan

otot, tekanan darah tinggi/ serangan jantung, berubah selera makan,

dan terlalu banyak mengeluarkan keringat.

b. Gejala emosional yang dirasakan dapat berupa gelisah, cemas, sedih,

depresi, berubah – ubah mood, mudah marah, gugup, terlalu peka, dan

mudah bermusuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

23

c. Gejala intelek dapat dirasakan dari gejala – gejalanya yaitu susah

konsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya

ingat menurun, produktivitas dan prestasi kerja menurun, banyak

melakukan kekeliruan dalam bekerja, dan kehilangan rasa humor yang

sehat.

d. Gejala interpersonal yang dirasakan akan mempengaruhi hubungan

dengan orang lain. Gejala – gejala interpersonal yang dialami adalah

kehilangan kepercayaan pada orang lain, mudah mempersalahkan

orang lain, mudah membatalkan janji, suka menyerang atau mencari

kesalahan orang lain dan bersikap terlalu tertutup pada orang lain.

Dari uraian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa indikator

stres kerja yang muncul pada individu meliputi antara lain; gejala fisik,

gejala psikologis, dan gejala tingkah laku.

5. Stres Kerja Perawat

Perawat adalah seorang yang telah dipersiapkan melalui

pendidikan dasar serta diberi wewenang oleh pemerintah untuk

memberikan pelayanan perawatan yang bermutu dan bertanggung jawab.

Perawat sebagai tokoh utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit

memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar.

Tugas utama perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan

kepada orang yang dalam keadaan fisik dan mental yang lemah serta

kepada mereka yang membutuhkan.Perawat juga bertugas merawat orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

24

sakit maupun orang sehat dengan penuh kasih sayang yang dilaksanakan

secara mandiri atau dibawah pengawasan dokter sehingga orang tersebut

dapat mempertahankan kesehatannya.

Perawat cenderung memiliki stres kerja yang tinggi hal ini

disebabkan oleh tugas keperawatan itu sendiri dan lingkungan kerjanya.

Tugas perawat secara umum memberikan pelayanan perawatan kepada

pasien. Pusat perhatian perawat saat ini menitikberatkan pada hubungan

antara perawat dengan pasien sebagai individu aktif sehingga sangat

memperhatikan aspek psikososialnya. Disamping itu, status dan otoritas

perawat berkembang tidak hanya menjadi pembantu dokter, tetapi

bertanggung jawab untuk mengambil keputusan dalam praktik

keperawatan (Corbett, dalam Ellis, 1995)

Sarafino (1990) menjelaskan bahwa beberapa kondisi

menyebabkan pekerjaan perawat menjadi sangat menekan. Kondisi

tersebut adalah tanggungjawab atas kehidupan dan kesehatan orang lain,

beban kerja yang berat, keharusan untuk berhubungan dengan masalah

kehidupan dan kematian, dan gambaran tentang konsekuensi yang berat

yang harus ditanggung bila melakukan kesalahan.

Menurut Gray-Toff dan Anderson (dalam Abraham Charles &

Shanley E,1997), stres kerja pada perawat dipengaruhi oleh faktor

organisasional yang terdiri dari; ketegangan peran, hubungan interpersonal

(dengan teman sekerja, dengan dokter/ supervisor, dan dengan pasien),

jenis kepemimpinan organisasi, dan tuntutan pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

25

Berdasarkan hasil penelitian para ahli ditemukan lima sumber stres

kerja perawat sesuai dengan tingkat kepentinggannya (Abraham dan

Shanley, 1997) yaitu ;

a. Beban kerja yang berlebih ; misalnya terlalu banyak merawat pasien,

tidak bisa membantu teman sekerja karena keterbatasan waktu.

b. Kesulitan menjalin hubungan ; kurangnya komunikasi dengan staf

lain, kesulitan berkomunikasi dengan pasien, kesulitan menjalin

kerjasama dengan supervisor dan staf lain.

c. Kesulitan dalam merawat pasien kritis ; misalnya tidak dapat

menggunakan peralatan baru, kesulitan mengelola prosedur yang baru.

d. Kesulitan dalam pengobatan/ perawatan pasien ; tidak memahami

kebutuhan sosial dan emosional pasien, menghadapi pasien atau

keluarga pasien yang tidak bisa diajak kerjasama.

e. Gagal dalam merawat pasien ; gagal merawat pasien, pasien

meninggal selama dirawat.

Akibat – akibat stres yang muncul pada diri seseorang dapat

terlihat dalam berbagai macam cara. Seseorang yang mengalami stres

yang tinggi dapat menderita tekanan darah tinggi, tukak lambung, mudah

marah, sulit membuat keputusan, hilang selera makan, rawan kecelakaan

karena berkurangnya konsentrasi dan lain – lain. Semua ini dapat dibagi

menjadi tiga kategori umum meliputi; gangguan pada fisik, gangguan

psikologis, gangguan tingkah laku (Luthans, 2005). Gejala – gejala yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

26

muncul tersebut dapat mengganggu perawat dalam membantu proses

penyembuhan dan perawatan pasien.

C. Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien

1. Pengertian Ketrampilan Komunikasi Interpersonal

De Vito (1997) mengungkapkan pendapatnya bahwa dari semua

pengetahuan dan ketrampilan, pengetahuan dan ketrampilan komunikasi

termasuk yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi seseorang

dapat berbicara, mengenal, mengevaluasi, meyakinkan diri sendiri,

mempertimbangkan berbagai keputusan yang diambil, dan menyiapkan

pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi

antar pribadi seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, mengenal

orang lain, dan mengungkapkan diri kepada orang lain.

Komunikasi berasal dari bahasa latin ”communication” yang

berarti pertukaran pikiran. Jadi komunikasi oleh sebagian orang dianggap

sebagai proses pemberitahuan dari satu pihak ke pihak lain, yang dapat

berupa rencana – rancana, instruksi, petunjuk, dan sarana. Muhammad

(2000) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah pertukaran pesan

verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan

untuk mengubah tingkah laku. Pengirim pesan dapat berupa individu,

kelompok maupun suatu organisasi demikian juga dengan si penerima

pesan. Proses komunikasi berlangsung melalui tahapan – tahapan tertentu

dan berkesinambungan, berubah – ubah dan tidak berakhir. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

27

komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena si pengirim dan si

penerima saling mempengaruhi.

Dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai arti penting. Salah

satu bentuk komunikasi yang digunakan dalam organisasi adalah

komunikasi interpersonal. Rogers (dalam Liliweri, 1991) mengemukakan

bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke

mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara dua atau lebih

pribadi.

Komunikasi interpersonal merupakan pengiriman informasi atau

pesan oleh seseorang dan diterima oleh orang lain dan mendapatkan

umpan balik secara langsung (De Vito, 1997). Muhammad (2000)

menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran

informasi antara seseorang dengan sekurangnya seorang yang lain atau

antara dua orang secara langsung dan mendapatkan umpan balik.

Komunikasi interpersonal membentuk suatu hubungan dengan orang lain.

Hubungan tersebut bisa menjadi hubungan yang intim, percakapan sosial,

interograsi, dan wawancara.

Johnson (dalam Supratiknya, 1995) merumuskan komunikasi

interpersonal sebagai komunikasi dua arah yang berlangsung apabila

pengirim pesan cukup leluasa mendapatkan umpan balik dari penerima

yang menangkap pesan yang dikirimnya. Komunikasi interpersonal

memudahkan terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

28

selanjutnya sangat menolong dalam mengembangkan suatu relasi yang

memuaskan bagi kedua belah pihak serta kerja sama yang efektif.

Ketrampilan komunikasi tidak serta merta ada sejak kita

dilahirkan, oleh karena itu untuk dapat memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik perlu proses pembelajaran dan pelatihan.

Memiliki ketrampilan dalam berkomunikasi sangat penting artinya untuk

menjaga kelangsungan komunikasi kita dengan orang lain. Seperti

ketrampilan – ketrampilan yang lainnya, ketrampilan komunikasi dapat

dipelajari dengan kiat – kiat tertentu (Johnson dalam Supratiknya, 1995).

Ketrampilan komunikasi interpersonal sangat penting dimiliki agar

terwujud komunikasi yang efektif. Ketrampilan komunikasi interpersonal

adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai

dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi

interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain ( Hardjana, 2003).

Johnson (dalam Supratiknya, 1995) mengungkapkan bahwa ketrampilan

dasar berkomunikasi sangat dibutuhkan untuk dapat memulai,

mengembangkan dan memelihara komunikasi yang produktif, hangat dan

akrab dengan orang lain.

Kemampuan seseorang untuk mengirim pesan secara efektif

disebut ketrampilan komunikasi interpersonal. Ketrampilan komunikasi

interpersonal meliputi banyak hal, seperti kemampuan untuk memahami

individu yang diajak bicara dan memahami cara mengirimkan pesan

secara efektif (De Vito, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

29

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan

komunikasi interpersonal adalah tingkat kemampuan seseorang untuk

melakukan proses pengiriman pesan antara minimal satu orang dengan

orang lain dan terjadi secara langsung, dengan efek umpan balik secara

langsung. Dalam proses komunikasi ini prilaku individu disesuaikan

dengan situasi dan dapat mencapai tujuan komunikasi interpersonal.

2. Komponen Dasar Komunikasi Interpersonal

Menurut De Vito (1997), komponen komunikasi interpersonal

dapat dibedakan menjadi beberapa komponen, yaitu antara lain ;

a. Pengirim dan Penerima Pesan

Istilah pengirim dan penerima pesan sebagai satu kesatuan yang tak

terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat

dalam komunikasi adalah sumber (pengirim) sekaligus penerima.

b. Kodifikasi dan dekodifikasi

Kodifikasi diartikan sebagai tindakan menghasilkan pesan, misalnya

berbicara atau menulis. Sedangkan dekodifikasi mengacu pada proses

untuk mengerti dan memahami pesan yang diterima dari pihak lain,

misalnya mendengarkan atau membaca.

c. Kompetensi

Kemampuan seseorang untuk mengirim pesan secara efektif disebut

kompetensi interpersonal. Kompetensi interpersonal meliputi banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

30

hal, seperti kemampuan untuk memahami individu yang diajak

bicara, memahami cara mengirimkan pesan secara efektif.

d. Pesan

Pesan adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan kepada pihak

lain. Pesan ini bisa berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, dan

himbauan yang disampaikan baik secara langsung tatap muka

maupun tidak langsung. Dalam komponen ini juga mengacu pada

umpan balik, yaitu respon terhadap pesan yang diterima dari pengirim

pesan.

e. Saluran

Saluran adalah jalan yang dilalui oleh pesan dari pengirim pesan

kepada penerima pesan. Saluran yang biasa dalam komunikasi adalah

gelombang suara yang dapat kita dengar.

f. Noise atau Gangguan

Gangguan ini mengacu pada hal – hal yang mengganggu proses

komunikasi, sehingga terdapat perbedaan persepsi antara pesan yang

dikirim dengan pesan yang diterima.

g. Konteks

Terbagi menjadi tiga hal, yaitu ;

1.) Dimensi fisik, yaitu lingkungan dimana proses komunikasi

terjadi.

2.) Dimensi temporal, yaitu mencakup hitungan waktu disaat proses

komunikasi terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

31

3.) Dimensi sosial psikologis, yaitu didalamnya termasuk status

sosial antara komunikan dan komunikator dan norma

masyarakat yang berlaku.

h. Efek

Efek komunikasi dirasakan oleh pihak – pihak yang terlibat dalam

proses komunikasi tersebut, biasanya bersifat personal.

i. Etika

Etika dalam komunikasi terkait dengan falsafah hidup setiap individu,

sehingga sukar untuk menyarankan pedoman yang berlaku bagi

semua orang. Dapat dikatakan bahwa komunikasi yang etis adalah

bila menjamin kebebasan seseorang dalam memilih dengan

memberikan dasar informasi yang akurat.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Lunandi (1994) menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi

komunikasi interpersonal, yaitu ;

a. Citra diri

Gambaran setiap individu mengenai dirinya sendiri sangat

mempengaruhi bagi cara individu berbicara, menjadi penyaring bagi

apa yang dilihat, dan penilaiannya terhadap segala yang berlangsung di

sekitarnya. Citra diri menentukan persepsi dan ekspresi seseorang. Bila

seseorang memiliki citra diri positif , ia akan lebih terbuka dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

32

menghargai perbedaan dengan orang lain sehingga komunikasi akan

terasa lebih menyenangkan.

b. Citra pihak lain

Orang lain memiliki gambaran tersendiri tentang diri seseorang dan

dengan gambaran tersebut mereka berkomunikasi. Citra dari pihak lain

memiliki perpaduan yang kuat untuk menentukan gaya dan ciri

seseorang ketika berkomunikasi.

c. Lingkungan fisik

Setiap tempat memiliki norma tersendiri yang harus dihormati.

Lingkungan fisik memberikan batasan manusia untuk berperilaku.

Seseorang mungkin akan lebih banyak berbisik ketika berada ditempat

ibadah atau di rumah sakit dan lebih suka berteriak ketika di rumah

sendiri.

d. Lingkungan sosial

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, seseorang harus memiliki

kepekaan terhadap lingkungan dimana ia berada dan membedakan

lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.

e. Kondisi

Seseorang tidak selamanya berada dalam kondisi yang sehat.

Seseorang secara fisik kadang merasa letih dan lesu. Selain itu kondisi

emosional seseorang juga sangat mempengaruhi proses komunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

33

f. Bahasa tubuh

Bahasa tubuh dapat menjadi medium pesan yang dikirimkan. Melalui

gerakan tubuh, tatapan mata, ekspresi wajah, kecepatan, dan volume

suara orang lain menafsirkan pesan apa yang ingin dikirimkan lawan

bicara. Komunikasi yang efektif haruslah disertai dengan bahasa tubuh

yang positif dan tepat.

4. Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien

Komunikasi biasa terjadi antara dua orang atau sekelompok orang

dan terjadi dalam keperawatan profesional, misalnya; perawat/pasien,

perawat/perawat, atau perawat/dokter/personalia. Ellis (1999)

mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan fokus dari

hubungan perawat dengan pasien yang menggunakan bahasa verbal

maupun unsur – unsur lain yang berkaitan.

Ketrampilan komunikasi interpersonal perawat yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah ketrampilan komunikasi interpersonal perawat

dengan pasien. Komunikasi interpersonal perawat dengan pasien yaitu

proses komunikasi antara perawat dan pasien yang terjadi secara langsung

dan mendapat umpan balik secara langsung pula. Melalui proses

komunikasi interpersonal, keduanya berinteraksi dan dapat menjadi

penerima maupun pengirim pesan. Penerima pesan secara aktif terlibat

dalam proses komunikasi dan memberikan umpan balik secara langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

34

Ketrampilan komunikasi interpersonal yaitu tingkat kemampuan

seseorang untuk mengirim dan menerima pesan secara efektif.

Ketrampilan komunikasi interpersonal meliputi kemampuan untuk

memahami individu yang diajak bicara dan memahami cara mengirimkan

pesan secara efektif (De Vito,1997).

Ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien

adalah tingkat kemampuan perawat dalam melakukan komunikasi

interpersonal dengan pasien dalam memberikan pelayanan keperawatan

kepada pasien yang terdiri dari keramahan, perhatian, kesopanan,

kesabaran, dan ketulusan ([email protected]).

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat adalah tingkat kemampuan perawat

dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan pasien dalam

memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien yang terdiri dari

keramahan, perhatian, kesopanan, kesabaran, dan ketulusan sehingga

terjalin hubungan yang harmonis antara perawat dengan pasien.

5. Indikator Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan

Pasien

Menurut Kariyoso (1994), ada beberapa sikap perawat yang dapat

mendukung terciptanya komunikasi yang efektif dengan pasien. Sikap –

sikap yang mencerminkan ketrampilan komunikasi interpersonal yang

harus dimiliki perawat yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

35

a. Sikap terbuka

Pembukaan diri adalah mengungkapkan tanggapan kita

terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan

informasi tentang masa lalu yang relevan dan berguna untuk

dimasa kini.

b. Muka manis

Tugas perawat adalah membantu perawatan pasien yang

menderita penyakit. Keadaan dalam diri pasien yang sakit

tentunya menimbulkan berbagai perasaan negatif dan bahkan

tekanan jiwa dalam diri pasien.

Perawat sedapat mungkin membantu pasien dengan

memberikan hiburan agar perasaan pasien menjadi nyaman dan

tenang. Dalam hal ini perawat yang berperanan dalam

menumbuhkan perasaan positif dalam diri pasien yaitu dengan

penampilan yang menarik dan menunjukkan bahasa non verbal

yang positif.

c. Saling percaya

Perlu adanya kepercayaan dari keluarga pasien, pasien itu

sendiri, teman sekerja, dokter, dan supervisor untuk melakukan

tugas perawatan. Lebih dari itu harus ada kepercayaan akan diri

sendiri akan ketulusan hati dan itikad baik perawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

36

d. Rendah hati

Seorang perawat harus dapat meninggalkan kesan pada

orang lain melalui perbuatan dan tindakannya bukan karena

ucapan yang memuji dirinya sendiri.

e. Dapat menjadi pendengar yang baik

Seorang perawat selain harus memiliki ketrampilan

komunikasi yang baik, dalam menjalin hubungan dengan pasien

juga harus memiliki ketrampilan yang baik untuk mendengarkan.

Perlu adanya usaha untuk menghormati dan menghargai pasien

serta dengan teman sekerja maupun atasan.

Menurut Johnson (dalam Supratiknya,1997), ada beberapa

ketrampilan dasar dalam berkomunikasi dengan orang lain, yaitu;

pembukaan diri, mampu mendengarkan lawan bicara, mampu

mengkomunikasikan gagasan atau ide dengan baik, penerimaan terhadap

orang lain dan mampu memecahkan konflik antarpribadi.

Menurut De Vito (1997) komunikasi interpersonal yang efektif

dapat terwujud apabila disertai beberapa kemampuan, yaitu:

a. Keterbukaan yang terdiri dari 3 aspek, yaitu:

1. Keinginan untuk berinteraksi terbuka dengan orang lain, yaitu

kesediaan pelaku komunikasi untuk memberikan informasi –

informasi tentang dirinya kepada orang lain.

2. Keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang

datang. Keterbukaan dalam hal ini ditunjukkan dengan merespon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

37

secara spontan dengan memberikan umpan balik terhadap pesan

dari orang lain

3. Kesediaan untuk mengungkapkan sikap, perasaan dan pendapat

yang dimiliki secara jelas. Keterbukaan dalam hal ini ditunjukkan

dengan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara jelas

sikap, perasaan dan pendapat yang dimiliki tentang suatu hal.

b. Empati, yaitu merasakan dan memahami dalam cara yang sama

dengan apa yang dirasakan oleh orang lain tanpa kehilangan identitas

diri. Melalui empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat,

merasakan seperti orang lain merasakan. Keakuratan empati meliputi

sensitivitas untuk merasakan kejadian – kejadian saat tidak mampu

mengerti tanda – tanda yang diucapkan ketika komunikasi

berlangsung.

c. Dukungan baik yang terucap maupun yang tidak terucapkan seperti

senyuman dan anggukan kepala. Menurut Gibb (dalam De Vito,1997)

menyatakan bahwa dukungan kepada orang lain dalam komunikasi

interpersonal dapat dinyatakan melalui sikap ;

1. Deskripsi, jika seseorang dihadapkan pada situasi komunikasi

yang deskripsi maka ia akan bebas mengungkapkan sikap,

perasaan, dan pikiran.

2. Provisionalism, adalah kemampuan seseorang untuk berfikir

secara terbuka, mau menerima pandangan orang lain yang

berbeda dengan pandangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

38

d. Kepositifan yang terdiri dari 3 aspek, yaitu:

1. Komunikasi interpersonal akan berhasil apabila terdapat

perhatian yang positif terhadap diri seseorang.

2. Komunikasi interpersonal akan terpelihara baik bila suatu

perasaan positif terhadap orang lain dikomunikasikan.

3. Perasaan positif dalam situasi komunikasi interpersonal sangat

bermanfaat untuk pengefektifan kerjasama.

f. Kesamaan pribadi bertujuan agar masing – masing pihak yang

berkomunikasi merasa dihargai dan dihormati sebagai manusia yang

mempunyai sesuatu yang penting untuk dikontribusikan kepada orang

lain.

Dari uraian tersebut diatas, penulis memilih beberapa indikator

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat-pasien yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

a. Empati; merasakan dan memahami dengan cara menempatkan diri

kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain.

b. Kemampuan untuk mendengarkan; perawat mampu menanggapi

dengan tepat dan mampu memdengarkan keluhan – keluhan pasien

serta memahami penderitaan pasien.

c. Membangun keterbukaan; perawat mampu terlibat dalam

perbincangan dengan pasien dan tidak menutup diri dengan

memberikan informasi yang menunjang kesembuhan pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

39

d. Membangun kepercayaan sehingga dapat membangun kerjasama

dan penghargaan positif pada pasien.

e. Rendah hati; seorang perawat harus dapat meninggalkan kesan pada

orang lain melalui perbuatan dan tindakannya bukan karena ucapan

yang memuji dirinya sendiri.

D. Hubungan Antara Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat

Dengan Pasien Dan Stres Kerja Perawat Di Rumah Sakit

Perawat sebagai praktisi kesehatan sangat rentan terhadap stres. Hal

ini disebabkan oleh banyak sumber stres. Sumber stres perawat bisa berupa

beban kerja yang terlalu berat maupun kegagalan perawat dalam melakukan

proses penyembuhan dan pelayanan pasien.

Perawat cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi. Hal ini

disebabkan oleh tugas keperawatan itu sendiri dan lingkungan kerjanya.

Berbagai ketegangan yang terjadi dan dialami dalam lingkungan kerjanya

dapat menimbulkan berbagai macam gejala stres, antara lain; tekanan darah

naik, kecemasan, ketidakmampuan berkonsentrasi, gangguan prilaku dan lain

– lain (Robbins,2005). Dalam profesi kesehatan khususnya perawat hal

tersebut sangat mengganggu karena tanggungjawab mereka yang sangat besar

pada kehidupan pasiennya. Maka stres pada perawat perlu diperhatikan dan

dilakukan usaha pencegahan.

Robbins (2005) mengungkapkan bahwa faktor organisasional yang

mempengaruhi stres kerja antara lain adanya konflik interpersonal. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

40

Gray-Toff dan Anderson (dalam Abraham Charles & Shanley E,1997), stres

kerja pada perawat dipengaruhi oleh faktor organisasional yang terdiri dari;

ketegangan peran, hubungan interpersonal (dengan teman sekerja, dengan

dokter/ supervisor, dan dengan pasien), jenis kepemimpinan organisasi dan

tuntutan pekerjaan. Nampak bahwa hubungan interpersonal atau relasi dengan

orang lain yang baik adalah faktor penting yang menyebabkan seseorang

supaya tidak mudah mengalami stres.

Menurut Johnson (dalam Supraktinya, 1995) keefektifan hubungan

interpersonal ditentukan oleh ketrampilan individu dalam mengkomunikasikan

secara jelas informasi yang ingin disampaikan. Jelas bahwa ketrampilan

komunikasi interpersonal adalah faktor penting dalam menjalin hubungan

interpersonal.

Hubungan interpersonal yang terjalin dengan baik dapat membentuk

citra diri seseorang. Seseorang yang memiliki citra diri positif dapat

memahami diri sendiri, baik kelebihan maupun kelemahannya serta memiliki

kemampuan untuk mengembangkan diri sehingga mampu mengatasi masalah.

Citra diri positif dapat menumbuhkan keyakinan untuk menyelesaikan segala

masalah. Keyakinan tersebut disebut efikasi diri. Efikasi diri adalah keyakinan

seseorang terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan

melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tipe –

tipe performansi yang telah direncanakan (Bandura,1986). Menurut Bandura

(1986), individu yang memiliki efikasi diri tinggi cenderung lebih toleran

terhadap tekanan atau situasi yang menimbulkan kecemasan atau ketegangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

41

Perawat adalah tenaga kesehatan yang intens dan lama berinteraksi

dengan pasien. Mutu pelayanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh kinerja

perawat. Suatu hubungan yang harmonis antara perawat dengan pasien sangat

dibutuhkan dalam proses penyembuhan dan keselamatan pasien. Oleh karena

itu, ketrampilan komunikasi interpersonal antara perawat dengan pasien yang

efektif sangat diperlukan untuk menjalin hubungan yang harmonis antara

perawat dengan pasiennya dan untuk meminimalkan munculnya stres kerja

pada perawat agar tercapai tujuan mutu pelayanan dalam rumah sakit.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

negatif antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dan stres kerja

pada perawat. Ketrampilan komunikasi intepersonal perawat yang baik akan

meminimalkan resiko stres kerja pada perawat, dan sebaliknya ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat yang buruk akan menimbulkan stres kerja

yang tinggi pada perawat. Hubungan antara ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dan stres kerja perawat dapat dilihat dengan jelas dalam

skema dibawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Skema 2.1 Hubungan antara Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dan Stres Kerja Perawat

PERAWAT

TUGAS PERAWAT Menjalankan pesanan dokter Menjalankan intervensi keperawatan

Bertanggungjawab terhadap pasien

STRESSOR KEPERAWATAN Beban kerja (overload & underload) Konflik peran Kegagalan merawat pasien Kesulitan merawat pasien kritis

Dampak Positif Hubungan Interpersonal • Relasi/ interaksi yang baik akan

berpengaruh pada mood perawat. • Citra diri perawat positif Efikasi diri

perawat tinggi : keyakinan perawat atas kemampuannya menanggulangi stressor.

• Menpermudah pemecahan masalah : dengan berelasi maka dapat mengatasi konflik bersama.

Ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dengan

pasien tinggi

Hubungan Interpersonal

perawat dengan pasien tinggi

STRES KERJA RENDAH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang

signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien

dan stres kerja pada perawat.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mencari suatu hubungan dari dua variabel.

Sesuai dengan sifatnya, penelitian ini ingin mencari hubungan antara

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dan stres kerja perawat.

B. Identifikasi Variable Penelitian

Variabel – variabel yang diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu antara

lain:

1. Variabel Bebas : Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat

2. Variabel Tergantung : Stres Kerja Perawat

C. Definisi Operasional

1. Stres Kerja Perawat

Stres kerja merupakan suatu reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku

yang muncul akibat ketegangan, ketidaknyamanan, dan adanya

kondisi mengancam yang dirasakan dalam diri individu karena adanya

ketidakseimbangan antara kemampuan individu dengan tuntutan

pekerjaan. Dalam penelitian ini, stres kerja perawat diukur dengan

menggunakan skala pengukuran stres kerja. Skala stres kerja

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

45

ditunjukkan oleh gejala - gejala stres kerja yang muncul pada

individu. Gejala stres ditentukan dalam berbagai aspek penting

meliputi: gangguan fisik, gangguan psikologis, dan gangguan tingkah

laku. Tingkat stres diungkap dengan skor total skala, semakin tinggi

skor total skala maka semakin tinggi tingkat stres kerja dan semakin

rendah skor total skala maka semakin rendah tingkat stres kerjanya.

2. Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien

Ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien adalah

tingkat kemampuan perawat untuk berkomunikasi dengan pasien

secara efektif. Dalam penelitian ini, ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dengan pasien dilihat dengan menggunakan

skala pengukuran ketrampilan komunikasi interpersonal perawat

dengan pasien. Skala ketrampilan komunikasi interpersonal perawat

dengan pasien dibatasi dengan beberapa indikator yaitu; empati,

kemampuan untuk mendengarkan pasien, membangun keterbukaan,

mampu membangun kepercayaan dan kerendahan hati. Ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien yang baik dapat

diungkap dengan skor total skala, semakin tinggi skor total skala maka

semakin tinggi ketrampilan komunikasi interpersonalnya dan semakin

rendah skor total skala maka semakin rendah ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dengan pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

46

D. Subyek

Karakteristik subjek perawat yang akan diambil sebagai subjek

penelitian ditentukan dengan beberapa persyaratan. Dengan kriteria sebagai

berikut;

1. Dilihat dari lamanya bekerja, subjek yang akan diteliti bekerja minimal 1

tahun. Batasan ini dibuat dengan asumsi bahwa perawat yang telah

bekerja minimal 1 tahun telah dapat menyesuaikan diri dengan

pekerjaannya, selain itu perawat telah memahami bidang pekerjaannya.

2. Berjenis kelamin wanita, karena reaksi – reaksi hormonal perempuan

terhadap sejumlah stressor lebih tinggi dari pada laki-laki (Smet,1994).

Oleh karena itu, peneliti ingin mengontrol sifat dan karakter subyek

penelitian dengan kontrol jenis kelaminnya.

3. Berusia antara 18 – 40 tahun, batasan usia ini adalah usia produktif

individu pada umumnya.

Subyek penelitian dalam penelitian ini yang sesuai dengan

karakteristik diatas akan diambil dari sejumlah perawat yang bekerja di RSU

Palang Biru Kutoarjo dan RSUD Saras Husada Purworejo. Pemilihan kedua

rumah sakit tersebut berdasarkan pada pertimbangan bahwa dengan

mengambil dua kelompok subjek dari latar belakang organisasi yang berbeda

maka hasil penelitian akan lebih representatif dan lebih dapat

digeneralisasikan. Persamaan perawat dari kedua rumah sakit yang diambil

sebagai subjek adalah perawat yang memberikan pelayanan medis pada

pasien. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

47

E. Prosedur Penelitian

1. Membuat skala penelitian yang terdiri dari skala ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dengan pasien dengan skala stres kerja perawat

untuk diuji coba pada kelompok subjek yang memiliki karakteristik yang

sama dengan kelompok subjek penelitian.

2. Melakukan uji kesahihan item dan reliabilitas skala untuk mendapatkan

item yang sahih dan skala yang reliabel.

3. Menentukan subjek penelitian dan mengukur tingkat ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan tingkat stres kerja

perawat dengan cara mengisi skala yang sudah reliabel dan lolos seleksi.

4. Menganalisis data yang masuk menggunakan korelasi Product Moment

dari Pearson.

5. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Skala Stres Kerja Perawat

Skala stres kerja perawat bertujuan untuk mengungkap tingkat

stres kerja yang dialami oleh perawat di rumah sakit. Metode penyusunan

skala yang digunakan adalah Summated Rating dengan menggunakan

skala Likert, yang telah dimodifikasi menjadi 4 kategori jawaban dan

menyatakan frekuensi yaitu amat sering (AS), sering (S), jarang (J), dan

amat jarang (AJ). Dimana butir pertanyaannya terdiri atas pertanyaan

favorable dan unfavorable. Peneliti hanya menyediakan empat alternatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

48

jawaban dengan maksud untuk menghindari bias yang terjadi apabila

diberikan lima alternatif jawaban dengan adanya pilihan tengah. Ini

didasarkan pada pendapat Hadi (1991) yang mengatakan walaupun

pilihan tengah dapat berarti netral atau kadang – kadang namun

ditemukan bahwa subjek memiliki kecenderungan untuk memilih

jawaban ditengah (central tendency effect).

Setiap jawaban pada setiap item di skor dengan nilai kategori

jawaban. Nilai jawaban diberi bobot 1 sampai 4. Item – item favorable,

jawaban amat sering (AS) = 4 , sering (S) = 3, jarang (J) = 2, amat jarang

(AJ) = 1. Item – item unfavorable, jawaban amat sering (AS) = 1 , sering

(S) = 2, jarang (J) = 3, amat jarang (AJ) = 4.

Skor total subjek pada skala ini adalah penjumlahan seluruh skor

setiap item. Semakin tinggi skor total subjek, maka semakin tinggi stres

kerja yang dialami perawat. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor

total subjek maka tingkat stres kerjanya rendah.

Berikut ini adalah tabel spesifikasi skala stres kerja dengan nomor

– nomor item skala untuk uji coba.

Tabel 3.1 Tabel Indikator dan Distribusi Skala Stres Kerja untuk Item Uji

Coba Nomor item Jumlah item

Indikator Favorable Unfavorable Fav Unfav

Total Item (%)

a. Gangguan fisik 1. Sakit kepala/ pusing 2. Sulit tidur (insomnia) 3. Tekanan darah tinggi 4. Gangguan pernafasan

3 32 13 49

33 2 43 19

1 1 1 1

1 1 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

49

5. Detak jantung meningkat

6. Kelewat berkeringat 7. Sakit punggung 8. Ketegangan otot 9. Gangguan pencernakan 10. Kehilangan energi

b. Gangguan psikologis 1. Gelisah/ cemas/ gugup 2. merasa tertekan. 3. sensitif berlebihan 4. Mudah marah 5. kebosanan 6. merasa bingung 7. lelah secara mental 8. daya konsentrasi turun 9. turunnya semangat

hidup 10. ketidakpuasan kerja

c. Gangguan tingkah laku 1. gangguan pola makan 2. penggunakan obat-

obatan 3. Menunda pekerjaan 4. menghindari pekerjaan 5. menurunnya prestasi 6. meningkatnya absensi 7. kualitas hubungan

interpersonal menurun 8. spontanitas menurun 9. menurunnya kreativitas.

52

58 46 10 37 25

38 23 44 41 34 26 17 50 5

31

27,42 48

21 29 15 9 30

54 6

22

28 16 40 7 55

8 53 14 11 4 56 47 20 35 1

12,57 18

51 59 45 39 60

24 36

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1

20

(33,3%)

20 (33,3%)

20 (33,3%)

Total 30 30 60

(100%)

2. Skala Ketrampilan Komunikasi Interpersonal Perawat

Skala ini bertujuan untuk mengungkap tingkat ketrampilan

komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh perawat di rumah sakit.

Metode penyusunan skala yang digunakan adalah metode Summated

Rating dengan menggunakan skala Likert, yang telah dimodifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

50

menjadi 4 kategori jawaban yaitu sangat sangat sesuai (SS), sesuai (S),

tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Dimana butir pertanyaannya

terdiri atas pernyataan favorable dan unfavorable. Peneliti hanya

menyediakan empat alternatif jawaban dengan maksud untuk

menghindari bias yang terjadi apabila diberikan lima alternatif jawaban

dengan adanya pilihan tengah. Ini didasarkan pada pendapat Hadi (1991)

yang mengatakan walaupun pilihan tengah dapat berarti netral atau

kadang – kadang namun ditemukan bahwa subjek memiliki

kecenderungan untuk memilih jawaban ditengah (central tendency effect).

Setiap jawaban pada setiap item di skor dengan nilai kategori

jawaban. Nilai jawaban diberi bobot 1 sampai 4. Item – item favorable,

jawaban sangat sesuai (SS) = 4 , sesuai (S) = 3, tidak sesuai (TS) = 2,

sangat tidak sesuai (STS) = 1. Item – item unfavorable, jawaban sangat

sesuai (SS) = 1 , sesuai (S) = 2, tidak sesuai (TS) = 3, sangat tidak sesuai

(STS) = 4.

Skor total subjek pada skala ini adalah penjumlahan seluruh skor

setiap item. Semakin tinggi skor total subjek, maka semakin tinggi

ketrampilan komunikasi perawat. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah

skor total subjek maka ketrampilan komunikasinya rendah. Berikut ini

adalah tabel spesifikasi skala ketrampilan komunikasi interpersonal

perawat dengan nomor – nomor item skala untuk uji coba.

Skala ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan

pasien yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

51

Tabel 3.2 Tabel Indikator dan Distribusi Skala Ketrampilan Komunikasi

Interpersonal Perawat dengan Pasien untuk Item Uji Coba

Nomor item Jumlah

item Total Indikator Ketrampilan

Komunikasi Perawat favorable unfavorable favo unfa

a. Empati 6,11,21, 36,46, 56

1, 16, 26, 31, 41,51 6 6 12

(20%) b. Kemampuan

mendengarkan pasien 7,17,27, 32,42,52

2,12, 22, 37,47,57 6 6 12

(20%)

c. Membangun

keterbukaan dengan

pasien

3, 13, 23, 38, 48, 58

8,18, 28, 33,43,53 6 6 12

(20%)

d. Membangun

Kepercayaan 9, 19,29, 34, 44, 54

4,14,24, 39, 49,59,

6

6

12 (20%)

e. Kerendah hati 5, 15, 25, 30, 40,50

10,20,35, 45,55,60 6 6 12

(20%) Total 30 30 60

(100%)

G. Pertanggungjawaban Alat Ukur

1. Validitas

Validitas didefinisikan sebagai tingkat kemampuan suatu alat ukur

untuk mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran dan tujuan dalam

penelitian menggunakan alat ukur tersebut. Suatu tes dikatakan memiliki

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud

dilakukannya pengetesan tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak

relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki

validitas rendah (Azwar, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

52

Pada penelitian ini, pengujian terhadap validitas alat ukur dilakukan

menggunakan metode validitas isi. Pengujian validitas isi ini tidak melalui

analisis statistika, melainkan menggunakan analisis rasional atau

profesional judgement (Azwar,1999). Dalam hal ini peneliti melakukan

analisis rasional terhadap item – item yang telah disusun untuk melihat

kesesuaian antara item dengan blue print nya. Blue print yang disusun

telah sesuai dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan dan

mengandung aspek – aspek yang bersangkutan. Untuk menghindari bias

subjektivitas dalam analisis rasional ini maka diperlukan penilai lain selain

peneliti, oleh karena itu analisis rasional ini dilakukan juga oleh Dosen

Pembimbing.

2. Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan tujuan untuk memilih item – item

yang berkualitas. Seleksi item dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat koefesien korelasi item total (rit) yaitu konsistensi antara fungsi

item dan fungsi sakla secara keseluruhan (Azwar, 1999). Analisis data

dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha dari program SPSS for

windows version 13.0. kriteria yang digunakan adalah rit ≥ 0.30. Azwar

(1999) menjelaskan bahwa item yang mencapai koefesien korelasi

minimal 0.30 memiliki daya beda yang memuaskan. Koefesien korelasi

0.30 juga berarti bahwa item – item yang telah memenuhi kriteria tersebut

mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak

memiliki atribut yang diukur. Berdasarkan kriteria tersebut maka diketahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

53

ada 51 item sahih dan 9 item gugur pada skala ketrampilan komuniksi

interpersonal perawat dengan pasien. Nomor item yang gugur antara lain;

10,35,37,41,45,47,55,56, dan 59.

Pada skala stres kerja perawat bila menggunakan standar rit ≥ 0.30

maka ada sejumlah item pada indikator yang sama gugur sehingga

indikator tersebut tidak terwakili dalam item. Oleh karena itu standar rit

diturunkan menjadi rit ≥ 0.25. Berdasarkan kriteria tersebut maka diketahui

ada 53 item sahih dan 7 item gugur dalam skala stres kerja perawat.

Berikut ini adalah tabel distribusi item dalam tiap aspek dan

indikator item try out:

Tabel 3.3 Distribusi item tiap aspek skala stres kerja setelah try out

Sahih Gugur Indikator F UF F UF Total item

sahih a. Gangguan fisik

1. Sakit kepala/ pusing 2. Sulit tidur (insomnia) 3. Tekanan darah tinggi 4. Gangguan pernafasan 5. Detak jantung meningkat 6. Kelewat berkeringat 7. Sakit punggung 8. Ketegangan otot 9. Gangguan pencernakan 10. Kehilangan energi

3 32 -

49 -

58 46 10 37 25

33 2 43 19 22 -

16 40 7 55

13

52

28

Jumlah item pada aspek A

8 9 2 1 17 (32,08%)

b. Gangguan psikologis 1. Gelisah/ cemas/ gugup 2. merasa tertekan. 3. sensitif berlebihan 4. Mudah marah 5. kebosanan 6. merasa bingung 7. lelah secara mental

38 23 44 41 34 26 -

8 53 14 11 4 56 47

17

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

54

8. daya konsentrasi turun 9. turunnya semangat hidup 10. ketidakpuasan kerja

50 5 31

20 35 1

Jumlah item pada aspek B

9 10 1 0 19 (35,84%)

c. Gangguan tingkah laku 1. gangguan pola makan 2. penggunakan obat-obatan 3. Menunda pekerjaan 4. menghindari pekerjaan 5. menurunnya prestasi 6. meningkatnya absensi 7. kualitas hubungan

interpersonal menurun 8. spontanitas menurun 9. menurunnya kreativitas

42 48 21 29 - 9 30

54 6

12,57

- 51 59 45 39 60

24 36

27

15

18

Jumlah item pada aspek C

8 9 2 1 17 (32,08%)

Total

Distribusi jumlah item pada masing – masing aspek stres kerja di

atas dirasa sudah cukup proporsional. Dari hasil seleksi tersebut diperoleh

53 item yang sahih dan 7 item yang gugur. Nomor item yang gugur antara

lain; 13,15,17,18,27,28, dan 52. Berikut ini adalah tabel distribusi item

yang lolos seleksi dan diberi nomor baru.

Tabel 3.4 Distribusi item lolos seleksi sakla stres kerja pada tiap aspek

dengan nomor baru Nomor item Jmlh item

Indikator Favorable Unfavorable Fav Unfav

Total Item (%)

a. Gangguan fisik 1. Sakit kepala/ pusing 2. Sulit tidur (insomnia) 3. Tekanan darah tinggi 4. Gangguan pernafasan 5. Detak jantung

3 26 -

43 -

27 2 37 15 18

1 1 - 1 -

1 1 1 1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

55

meningkat 6. Kelewat berkeringat 7. Sakit punggung 8. Ketegangan otot 9. Gangguan pencernakan 10. Kehilangan energi

b. Gangguan psikologis 1. Gelisah/ cemas/ gugup 2. Merasa tertekan. 3. Sensitif berlebihan 4. Mudah marah 5. Kebosanan 6. Merasa bingung 7. Lelah secara mental 8. Daya konsentrasi turun 9. Turunnya semangat

hidup 10. Ketidakpuasan kerja

c. Gangguan tingkah laku 1. Gangguan pola makan 2. Penggunakan obat-

obatan 3. Menunda pekerjaan 4. Menghindari pekerjaan 5. Menurunnya prestasi 6. Meningkatnya absensi 7. Kualitas hubungan

interpersonal menurun 8. Spontanitas menurun 9. Menurunnya kreativitas.

51 40 10 31 21

32 19 38 35 28 22 -

44 5

25

36 42

17 23 - 9 24

47 6

-

14 34 7 48 8 46 13 11 4 49 41 16 29 1

12,50 -

45 52 39 33 53

20 30

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1

- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 - 1 1 1 1 1 1 1

17 (32,08%)

19 (35,84%)

17 (32,08%)

Total 25 28 53

(100%)

Pada tabel 3.5 dibawah ini menjelaskan distribusi item tiap aspek

pada skala ketrampilan komunikasi interpersonal perawat setelah diuji

cobakan pada 60 subjek perawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

56

Tabel 3.5 Distribusi item tiap aspek skala ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat setelah try out Nomor item

Indikator Sifat item

Sahih Gugur Jumlah item

F 6,11,21, 36,46 56 5

a. Empati UF 1, 16, 26, 31, 51 41 5

10

F 7,17,27, 32,42,52 - 6 b. Kemampuan

mendengarkan pasien UF 2,12, 22, 57 37,47 4 10

F 3, 13, 23, 38, 48, 58 - 6 c. Membangun

keterbukaan dengan pasien UF 8,18, 28,

33,43,53 - 6 12

F 9, 19,29,34, 44, 54 - 6 d. Membangun

Kepercayaan UF 4,14,24, 39, 49 59 5

11

F 5, 15, 25, 30, 40,50 - 6

e. Kerendah hati UF 20, 60 10,35, 45,55 2

8

Total 51 9 51

Distribusi jumlah item pada masing – masing aspek diatas

menunjukkan adanya ketimpangan antara jumlah item pada aspek

membangun keterbukaan dengan pasien dan membangun kepercayaan

dibandingkan ketiga aspek yang lain. Agar distribusi item pada masing –

masing aspek menjadi lebih proporsional maka beberapa item dalam aspek

membangun keterbukaan dengan pasien dan aspek membangun

kepercayaan tidak digunakan sebagai item dalam skala penelitian

meskipun item tersebut memenuhi kriteria rit ≥ 0.30. Item tersebut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

57

item nomor 3 dan 43 untuk aspek membangun keterbukaan dengan pasien

sedangkan item nomor 44 untuk aspek membangun kepercayaan.

Pengguguran item tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa item –

item tersebut memiliki koefesien rit yang paling rendah dibandingkan item

– item lain dalam kelompoknya. Dari hasil seleksi tersebut maka diperoleh

10 item pada aspek membangun keterbukaan dengan pasien dan 10 item

pada aspek membangun kepercayaan. Berikut ini adalah tabel distribusi

item yang lolos seleksi dan diberi nomor baru.

Tabel 3.6 Distribusi item lolos seleksi sakla ketrampilan komunikasi interpersonal

perawat pada tiap aspek dengan nomor baru

Nomor item Jumlah

item Total Indikator Ketrampilan

Komunikasi favorable unfavorable favo unfa

a. Empati 5,919, 33,38

1, 14, 24, 29, 42 5 5 10

(20,83%)b. Kemampuan

mendengarkan pasien 6,15,25, 30,37,43 2,10, 20, 46 6 4 10

(20,83%)

c. Membangun

keterbukaan dengan

pasien

11, 21, 34, 39, 47

7,16, 26, 31,44 5 5 10

(20,83%)

d. Membangun

Kepercayaan 8, 17,27, 32, 45

3,12,22, 35, 40

5

5

10 (20,83%)

e. Kerendah hati 4, 13, 23, 28, 36,41 18, 48 6 2 8

(16,67%)Total 27 21 48

(100%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

58

3. Reliabilitas

Reliabilitas penelitian mengacu pada konsistensi atau

keterpercayaan hasil pengukuran, hasil pengukuran yang reliabel adalah

hasil pengukuran yang konsisten dan dapat dipercaya. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan

data yang reliabel. Reliabilitas dinyatakan dengan koefesien reliabilitas

yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi

koefesien reliabilitas alat ukur/ semakin mendekati 1,00, maka alat ukur

tersebut dapat memberikan hasil pengukuran yang reliabel ( Azwar, 1999).

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan konsistensi internal menggunakan koefesien reliabilitas Alpha

dari program SPSS for windows version 13.0. Nilai reliabilitas skala

dianggap memuaskan apabila koefesian Alpha > 0.90 karena perbedaan

yang tampak pada skor murni subjek hanya 10% dari perbedaan skor

tampak yang disebabkan oleh variasi eror pengukuran ( Azwar, 1999).

Skala stres kerja perawat pada penelitian ini memiliki koefesien

reliabilitas 0.930 dan skala ketrampilan komunikasi perawat memiliki

koefesien reliabilitas0.956. Nilai koefesien reliabilitas kedua skala tersebut

lebih besar dari 0.90, dengan demikian skala ini dapat memberikan hasil

pengukuran yang reliabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

59

H. Metode dan Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

korelasi product moment dari Pearson yang dilakukan untuk mengetahui

signifikansi hubungan negatif antara variabel bebas dan variabel tergantung.

Analisis item menggunakan bantuan program SPSS versi 13.0 for windows,

karena hipotesis dalam penelitian ini sudah terarah maka digunakan uji satu

ekor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Rumah Sakit Umum ( RSU )

1. Rumah Sakit Umum Daerah ”Saras Husada” Purworejo

Pada masa pemerintahan pendudukan Belanda mendirikan rumah

sakit yang diberi nama Zeding Ziekenhuis. Rumah sakit tersebut digunakan

sebagai rumah sakit pendidikan bidan dan Mantri Veplegen. Pada masa itu

rumah sakit dipimpin oleh dokter ahli bedah bernama dr. Fentere. Selang

masuknya pemerintahan Jepang, dr. Fentere ditawan dan digantikan oleh

dr. Wardojo, sedangkan Zeding Ziekenhuis diganti nama dengan Rumah

Sakit Umum Daerah Purworejo.

Pada tahun 2005 berdasarkan keputusan Bupati Purworejo tentang

penetapan nama RSUD kabupaten Purworejo, memutuskan Saras Husada

sebagai nama identitas RSUD kabupaten Purworejo.

RSUD Saras Husada Purworejo adalah sebuah rumah sakit yang

dikelola oleh pemerintah dan tergolong dalam tipe B. Rumah sakit tipe B

berarti rumah sakit yang memberi pelayanan medis spesialis dan

subspesialis yang terbatas. Rumah sakit negeri adalah rumah sakit yang

tidak mencari keuntungan (nonprofit). Saras Husada memiliki makna

sebagai suatu tempat yang disediakan untuk mengobati warga masyarakat

agar sembuh dari sakit dan mencapai kesehatan jasmani dan rohani.

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

61

RSUD Saras Husada memiliki visi sebagai pusat rujukan di Jawa

Tengah pada tahun 2010. Sedangkan misi – misinya adalah;

a) Menyelenggarakan pelayanan prima dan paripurna secara profesional

dengan tidak meninggalkan fungsi sosial.

b) Melakukan upaya peningkatan mutu dan cakupan pelayanan sesuai

dengan etika dan standar pelayanan secara berkesinambungan.

c) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan terutama di bidang

kesehatan.

d) Memberitahukan perhatian penuh terhadap karyawan sebagai aset yang

akan senantiasa dikembangkan.

Tujuan umum dari RSUD Saras Husada adalah; terselenggaranya

pelayanan kesehatan paripurna secara profesional, bermutu tinggi,

terjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengutamakan kepuasan

pelanggan, terselenggaranya upaya peningkatan mutu dan cakupan

pelayanan sesuai dengan etika dan standar pelayanan secara

berkesinambungan dan terselenggaranya pendidikan dan pelatihan di

bidang kesehatan.

Strategi yang dilakukan oleh RSUD Saras Husada untuk

pengembangan organisasi adalah sebagai berikut;

a) Meningkatkan mutu pelayanan dalam memenuhi kepuasan pasien

melalui penerapan Total Quality Management.

b) Mengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan

sehingga tercapai profesionalisme yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

62

c) Mengembangkan pola dan latihan kedokteran klinik dan keperawatan.

d) Meningkatkan efesiensi, efektifitas sumber daya agar produtivitas

meningkat.

e) Meningkatkan kerjasama antar karyawan dan instansi.

f) Mengembangkan pelayanan kesehatan unggulan untuk meningkatkan

daya saing.

2. Rumah Sakit Umum Palang Biru Kutoarjo

Rumah sakit Palang Biru Kutoarjo adalah salah satu upaya

pelayanan dibidang kesehatan milik Tarekat Suster – Suster Amalkasih

Darah Mulia yang dikelola oleh Yayasan swasta Santa. Upaya pelayanan

itu sebagai tanggapan para biarawati di Kutoarjo yang melihat kebutuhan

masyarakat akan pelayanan kesehatan. Pelayanan dimulai pada tahun 1952

oleh Sr. Yulita ADM dengan berkeliling dari desa ke desa untuk

memberikan pertolongan pada orang – orang sakit yang membutuhkan

bantuan.

RSU Palang Biru mengalami perkembangan yang pesat. Pelayanan

mulai berkembang bukan hanya orang – orang sakit tetapi juga ibu – ibu

hamil dan bayi – bayi sakit. Kebutuhan masyarakat yang meningkat

tersebut menjadikan pelayanan kesehatan di rumah sakit kini dikenal

dengan RB/BP Palang Biru.

Perkembangan kebutuhan pelayanan kesehatan terasa dari semula

RB hanya melayani ibu – ibu bersalin dan merawar bayi serta penitipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

63

bayi – bayi premature dan sakit. Tetapi sejak tahun 1980 kadang – kadang

harus menerima penitipan bayi sakit dengan sakit ringan. Lama kelamaan

meningkat lagi , banyak orang sakit datang mendesak untuk opname baik

pasien perempuan maupun laki – laki.

Keadaan ini memaksa pengelola untuk mengambil sikap.

Meneruskan pelayanan menjadi Rumah Sakit Umum. Maka pada bulan

Februari 1997 terwujudlah cita – cita yayasan, keluar ijin sementara

Rumah Sakit untuk jangka waktu 6 bulan. Pada 5 Agustus 1997 ijin

sementara sampai 5 Februari 1998 kemudian diperpanjang lagi sampi

dengan 5 Agustus 1998. Akhirnya setelah perjalanan panjang pada tanggal

30 Oktober 1998 keluar ijin tetap Rumah Sakit yang harus diperbaharui

dan dipertanggungjawabkan keberadaannya 5 tahun kemudian.

RSU Palang Biru Kutoarjo adalah sebuah rumah sakit swasta yang

tergolong dalam tipe pratama. Rumah sakit tipe pratama adalah rumah

sakit yang memberikan pelayanan medis umum. Rumah sakit swasta

adalah rumah sakit yang dikelola oleh yayasan baik yang sifatnya mencari

keuntungan maupun tidak mencari keuntungan. RSU Palang Biru adalah

sebuah rumah sakit yayasan swasta yang berdiri di daerah kota madya.

RSU Palang Biru memiliki tujuan sebagai rumah sakit yang disediakan

untuk memberikan pelayanan dan pertolongan pada orang – orang sakit

yang membutuhkan bantuan dan tidak mencari keuntungan (nonprofit).

RSU Palang Biru memiliki visi yaitu terwujudnya pembelaan

hidup sampai tuntas dengan semangat komunio, profesional, hilistik, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

64

hospitality bagi seluruh lapisan masyarakat terutama yang miskin.

Sedangkan misi – misinya adalah;

a) Mewujudkan pelayanan bembelaan hidup sampai tuntas

b) Membangun semangat komunio dan hospitality

c) Mengembangkan profesionalitas

d) Mengembangkan pelayanan yang hilistik.

Strategi yang dilakukan oleh RSU Palang Biru untuk

pengembangan organisasi adalah sebagai berikut;

a.) Mewujudkan pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas, yaitu dengan;

1.) Hormat terhadap martabat hidup manusia

2.) Pelayanan tuntas

3.) Memenangkan orang miskin dalam setiap kebijakan

b.) Membangun semangat komunio dan hospitality, yaitu dengan;

1.) Pelayanan yang gembira, tulus, dan sehati sejiwa

2.) Pengembangan regiolitas

3.) Pengembangan hospitality

4.) Pengembangan jejaring

c.) Mengembangkan profesionalitas, yaitu dengan;

1.) Pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan perilaku

2.) Pengembangan integritas

d.) Mengembangkan pelayanan yang hilistik, yaitu dengan; budaya

melayani secara utuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

65

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada akhir bulan Februari sampai dengan 9

Maret 2007 dengan cara menyebarkan skala pada perawat di ruang

keperawatan masing – masing. Peneliti memberikan waktu 1 minggu agar

para perawat dapat lebih leluasa untuk mengisikan skala yang diberikan,

mengingat kesibukan perawat yang sangat padat.

Di Rumah Sakit Umum Saras Husada disebarkan 53 dan diperoleh 37

skala yang memenuhi persyaratan untuk dianalisa. Di Rumah Sakit Umum

Palang Biru terdapat 34 skala yang disebarkan dan diperoleh 23 skala yang

dikembalikan. Skala yang dikembalikan yaitu 23 skala memenuhi syarat

sehingga dapat dianalisa semua. Jumlah subjek yang terkumpul dari kedua

rumah sakit adalah 60 subjek.

C. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian

Subjek penelitian adalah 60 orang perawat yang terdiri dari 23 perawat

RSU Palang Biru Kutoarjo dan 37 perawat RSUD Saras Husada Purworejo.

Subjek perawat yang diambil dari keseluruhannya berjenis kelamin

perempuan, berusia antara 18 – 40 tahun dan sudah bekerja di rumah sakit

minimal 1 tahun.

Keseluruhan data hasil penelitian dapat dideskripsikan dalam tabel 4.1

di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

66

Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Data Penelitian

Ketrampilan komunikasi Stres Kerja Statistik Teoritik Empirik Teoritik Empirik

N ( subjek ) 60 60 60 60 Skor maks 192 192 212 139 Skor min 48 85 53 56 Mean 120 138.5 132.5 97.5

Mean teoritik adalah rata – rata skor alat penelitian dan diperoleh

dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur. Sedangkan mean empirik

adalah rata – rata skor data penelitian yang hasilnya diperoleh dari skor

yang merupakan rata – rata hasil penelitian.

Tabel di atas menunjukkan jumlah mean dari skala stres kerja

perawat sebesar 97,5. Nilai tertinggi yang diperoleh pada skala stres kerja

sebesar 139 sedangkan untuk nilai terendah didapat sebesar 56. Pada skala

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien diperoleh

mean keseluruhan sebesar 138,5, untuk nilai tertinggi sebesar 192

sedangkan nilai terendah sebesar 85.

Sakla stres kerja perawat mean teoritiknya 132,5 lebih besar dari

mean empiriknya yaitu sebesar 97,5. Maka dari data di atas disimpulkan

bahwa subjek penelitian memiliki rata – rata stres kerja yang cenderung

rendah.

Mean teoritik skala ketrampilan komunikasi interpersonal perawat

dengan pasien diperoleh sebesar 120 sedangkan mean empiriknya sebesar

138,5. hal tersebut menunjukkan mean empirik subjek penelitian lebih

besar dari pada mean teoritiknya. Berdasarkan data di atas maka dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

67

dilihat bahwa subjek penelitian memiliki rata – rata ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien yang cenderung tinggi.

D. Analisis Data Penelitian

1. Uji Asumsi

a) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan analisis statistik yang pertama kali

dilakukan dalam rangka analisis data. Kepastian terpenuhinya syarat

normalitas akan menjamin langkah – langkah statistik selanjutnya

sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertangguangjawabkan. Uji

normalitas dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test

dari program SPSS for windows version 13.00. Pengambilan keputusan

didasarkan pada besaran probabilitas (p). Jika p > 0,05 maka sebaran

dinyatakan normal, sebaliknya bila p < 0,05 maka sebaran dinyatakan

tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah

ini;

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60 60154.57 95.9016.565 16.423

.090 .068

.061 .068-.090 -.065.700 .527.712 .944

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Ketrampilankomunikasi Stres kerja

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

68

Hasil uji normalitas menghasilkan probabilitas (p) data

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien sebesar

0,712 (p > 0,05) dan probabilitas (p) data stres kerja perawat sebesar

0,944 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data pada

kedua sampel adalah normal.

b) Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan

antara skor variabel stres kerja perawat dengan variabel ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien merupakan garis

lurus atau tidak. Uji linearitas garis regresi dilakukan dengan

menghitung nilai F, yaitu dengan mempergunakan hipoitesis nol (Ho).

Jika nilai F yang ditemukan lebih kecil daripada p 0,05 maka garis

regresi itu linear.

Uji linearitas ini dilakukan dengan menggunakan program

SPSS for windows version 13.00. Hasil dari data uji yang dilakukan

dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji linearitas

ANOVA Table

12273.233 37 331.709 2.005 .0433381.320 1 3381.320 20.436 .0008891.914 36 246.998 1.493 .1623640.167 22 165.462

15913.400 59

(Combined)LinearityDeviation from Linearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Stres kerja * Ketrampilankomunikasi

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Dari hasil analisis di atas menunjukkan bahwa hubungan antara

kedua variabel yaitu ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

69

pasien dan stres kerja adalah linear karena taraf signifikansi untuk

linearitas lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05) yaitu F = 20.436; p = 0.000

atau p < 0,05.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan program

SPSS for windows version 13.00. Hasil pengujian korelasi antara

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres

kerja perawat dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini;

Tabel 4.4

Tabel Analisis Korelasional

Correlations

1 -.461**.000

60 60-.461** 1.000

60 60

Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)N

Ketrampilan komunikasi

Stres kerja

Ketrampilankomunikasi Stres kerja

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.

Dari tabel di atas dapat bahwa koefesien korelasi antara

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres

kerja perawat adalah sebesar -0,461 dengan signifikansi 0.000. Dari hasil

tersebut dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan

pasien dan stres kerja perawat. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi

ada hubungan negatif yang signifikan antara ketrampilan komunikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

70

interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat dapat

diterima. Semakin tinggi stres kerja yang dimiliki perawat maka semakin

rendah ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien.

Sumbangan pengaruh variabel ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dengan pasien terhadap stres kerja perawat dapat

dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Deskripsi tabel analisis R Square

Measures of Association

-.461 .212 .878 .771Stres kerja * Ketrampilankomunikasi

R R Squared Eta Eta Squared

Koefesien determinasi yang diperoleh dari hasil kuadrat koefesien

korelasi adalah 0,212. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa variabel

bebas penelitian ini yaitu ketrampilan komunikasi interpersonal perawat

dengan pasien memberikan sumbangan efektif sebesar 21,2 % terhadap

vaiabel tergantung yaitu rendahnya stres kerja perawat. Dengan kata lain

ada 78,8 % aspek lain yang mempengaruhi stres kerja perawat, diluar

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat.

E. Pembahasan

Hasil Penelitian menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan pasien

dan stres kerja perawat. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat ketrampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

71

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien, maka semakin rendah stres

kerja perawat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Robbins (2005) mengungkapkan bahwa faktor organisasional penyebab stres

kerja antara lain adanya konflik interpersonal. Gu Mo Kim (2006), dalam

penelitiannya yang berjudul Analytical Study of Work Stress Among Clinical

Nurse menggungkapkan bahwa faktor terbesar yang memicu resiko stres kerja

adalah faktor hubungan interpersonal. Menurut Gray-Toff dan Anderson

(dalam Abraham Charles & Shanley E,1997), stres kerja pada perawat

dipengaruhi hubungan interpersonal dengan teman sekerja, dengan dokter/

supervisor, dan dengan pasien. Nampak bahwa hubungan interpersonal atau

relasi dengan orang lain adalah faktor penting yang mempengaruhi rendahnya

stres kerja perawat.

Menurut Johnson (dalam Supraktinya, 1995) keefektifan hubungan

interpersonal ditentukan oleh ketrampilan individu dalam mengkomunikasikan

secara jelas informasi yang ingin disampaikan. Jadi ketrampilan komunikasi

interpersonal adalah faktor penting dalam menjalin hubungan interpersonal.

Hubungan interpersonal yang terjalin dengan baik dapat membentuk

citra diri seseorang. Menurut Munandar (2000), seseorang yang memiliki citra

diri positif dapat memahami diri sendiri, baik kelebihan maupun

kelemahannya serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri

sehingga mampu mengatasi masalah. Seseorang yang memiliki citra diri

positif memiliki keyakinan untuk menyelesaikan segala masalahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

72

Keyakinan tersebut disebut efikasi diri. Efikasi diri adalah keyakinan

seseorang terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan

melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tipe –

tipe performansi yang telah direncanakan (Bandura,1986). Beberapa penelitian

tentang efikasi diri menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri

dengan kecemasan (Arch dalam Bandalos et al, 1995). Menurut Bandura

(1986), individu yang memiliki efikasi diri tinggi cenderung lebih toleran

terhadap tekanan atau situasi yang menimbulkan kecemasan atau ketegangan.

Terjalinnya hubungan interpersonal yang baik antara perawat dengan

pasien memungkinkan komunikasi interpersonal dapat terjalin dengan baik

sehingga dapat lebih terbuka untuk mengkomunikasikan perasaan dan mencari

pemecahan masalah yang tepat bagi kedua belah pihak. Relasi yang baik juga

akan mempengaruhi suasana hati perawat menjadi lebih nyaman karena

merasa diterima oleh pasien. Kedua hal tersebut membuat perawat lebih

toleran terhadap stres kerja.

Rata – rata subjek memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal

perawat dengan pasien tinggi, hal ini terlihat dari mean empiriknya sebesar

138,5 > mean teoritiknya 120. Hal ini terjadi karena ada faktor – faktor lain

yang mempengaruhi ketrampilan komunikasi interpersonal perawat dengan

pasien. Faktor lain yang mempengaruhi adalah citra diri perawat yang positif

dan citra pasien terhadap perawat yang juga positif dapat mempengaruhi pola

proses komunikasi yang terjalin antara perawat dan pasien. Selain itu kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

73

fisik perawat yang sehat dan bersemangat akan lebih peka terhadap perasaan

orang lain yang menerima komunikasi (Lunandi,1987).

Rata – rata subjek memiliki stres kerja yang cenderung rendah, terlihat

dari mean empiriknya 97,5 < mean teoritiknya sebesar 132,5. Hal ini mungkin

terjadi karena perawat memiliki kemampuan, kecakapan, keahlian,

pengetahuan yang luas tentang tugas, dan pengalaman kerja yang lama

sehingga perawat sudah mampu beradaptasi dengan baik sehingga mampu

mengatasi stres kerja yang mungkin terjadi. Selain itu stres kerja perawat yang

rendah juga mungkin dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial yang tinggi

dari orang sekelilingnya (dokter, teman sejawat dan keluarga serta

masyarakat). Tingkat stres yang rendah pada perawat akan membawa

keuntungan bagi individu ataupun bagi organisasi.

Hasil koefesien determinasi ( r2 ) sebesar 0,212. hal ini menunjukkan

bahwa ketrampilan komunikasi interpersonal perawat memberi sumbangan

efektif terhadap rendahnya stres kerja perawat sebesar 21,2%. Sisanya sebesar

78,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Sumbangan variabel ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien terhadap stres kerja tersebut

termasuk katergori sumbangan yang kecil. Hal tersebut tidak sejalan dengan

hasil penelitian Gu Mo Kim (2006), yang menggungkapkan bahwa faktor

terbesar yang memicu resiko stres kerja adalah faktor hubungan interpersonal.

Namun bila ditelaah lebih lanjut, hubungan interpersonal yang dimaksud oleh

Gu Mo Kim adalah hubungan interpersonal perawat yang tidak dibatasi hanya

sekedar dengan pasien. Hubungan interpersonal dalam penelitian Gu Mo Kim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

74

adalah hubungan interpersonal secara luas yaitu dengan teman sekerja, dengan

dokter/ supervisor, dengan pasien dan dengan keluarga. Oleh karena itu ada

kemungkinan bahwa apabila ketrampilan komunikasi interpersonal perawat

dalam penelitian ini diperluas kawasannya maka hasilnya akan sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gu Mo Kim.

Dari pembahasan hasil penelitian di atas terbukti bahwa ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dapat mempengaruhi tinggi

rendahnya stres kerja perawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap perawat di RSU Palang Biru

Kutoarjo dan RSUD Saras Husada Purworejo, dapat diambil kesimpulan

bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara ketrampilan

komunikasi interpersonal perawat dengan pasien dan stres kerja perawat

sebesar -0,461 dengan signifikansi 0,000. Ketrampilan komunikasi

interpersonal perawat dengan pasien memberikan sumbangan sebesar 2,12%

terhadap rendahnya stress kerja perawat.

B. Saran

Penelitian ini masih memiliki kekurangsempurnaan. Kekurangan

penelitian adalah pengambilan subjek yang hanya diambil dari jenis rumah

sakit umum sehingga hasilnya kurang representatif dipergunakan pada semua

rumah sakit di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa saran

bagi rumah sakit, perawat dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi Rumah Sakit

Melihat pentingnya faktor ketrampilan komunikasi interpersonal

perawat terhadap stres kerja pada perawat seperti yang telah diungkap

dalam penelitian ini, maka disarankan bagi pihak rumah sakit untuk ;

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

76

a. Diharapkan dapat memperhatikan dan menjadi fasilitator para

perawat untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi interpersonal

sebagai salah satu upaya pencegahan stres kerja pada perawat.

b. Pihak rumah sakit dapat membentuk suatu wadah dengan program

mengatasi stres di tempat kerja bagi perawat.

2. Bagi Perawat

Demikian juga halnya bagi para perawat, melihat arti penting

ketrampilan komunikasi interpersonal perawat-pasien terhadap tinggi

rendahnya tingkat stres kerja pada perawat seperti yang telah diungkap

dalam penelitian ini, maka disarankan perawat hendaknya mempelajari

dan melatih ketrampilan komunikasi interpersonal dengan pasien agar

terjalin hubungan interpersonal yang hangat dengan pasien, sehingga

dapat meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang

sama atau melanjutkan penelitian tentang stres kerja pada perawat

disarankan untuk;

a. Mengambil sampel pada populasi yang lebih besar dengan

melibatkan beberapa rumah sakit umum negeri maupun swasta di

Indonesia dan melibatkan jenis – jenis rumah sakit khusus.

b. Lebih membatasi karakteristik subjek lagi dengan karakter status

perkawinan, hal ini disebabkan karena ada indikasi bahwa peran

ganda wanita mempengaruhi stres kerja dan juga pembatasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

77

terhadap pendidikan terakhir perawat karena tingkat pendidikan

turut mempengaruhi reaksi seseorang terhadap stresor.

c. Peneliti yang ingin meneliti tentang stres kerja perawat diharapkan

dapat melihat berbagai faktor lain yang mempengaruhi stres kerja

perawat seperti beban kerja, kesulitan menjalin hubungan (dengan

teman sekerja, dengan dokter/supervisor, dengan kelurga), dan

kegagalan dalam merawat pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

DAFTAR PUSTAKA

Abraham Charles & Shanley E. 1997. Psikologi Sosial untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Azwar, S. 2000. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 1999.Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cooper,C.L.,et all.2001. Organizational Stress: A Review and Critique of Theory,

Research, and Application. California : Sage Publication.Inc. Dewi,R.S. 2003. Perbedaan Tingkat Stres Kerja Antara Perawat Rumah Sakit

Umum Daerah Sleman dan Perawat Rumah Sakit Jiwa Pakem Sleman Yogyakarta. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Yogyakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma.

De Vito,J.A.1997. The Interpersonal Communication. New York: Hapers Collins

College. Ellis,B.R., Gates.J.R., & Kenworthy Neil. 1999. Komunikasi Interpersonal dalam

Perawatan. Jakarta: EGC. Gunarsa, D. Singgih.1995.Psikologi Perawatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hadi,S.1991. Metodologi Penelitian I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Hardjana. A.M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jogjakarta:

Kanisius. Hardjana. A.M.1994. Stres Tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Jogjakarta:

Kanisius. Harnanti,R.R.S.1995. Kebutuhan – Kebutuhan Psikologis (Needs) Perawat dan

Pelayanan Perawatan di Rumah Sakit. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Hasanah,Z.2000. Intensi Prososial dan Tingkat Stres Kerja Perawat di Rumah

Sakit Umum PKU Muhamadiah Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

79

Inayati, A.1996. Perbedaan Tingkat Stres Kerja pada Perawat yang Berketabahan antara Tipe Perilaku A dan B. Skripsi (tidak diterbitkan).Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Kariyoso. 1994. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. Jakarta: EGC. Krismi Diah,A.2002. Hubungan Antara Efikasi Diri dan Kecemasan Menghadapi

Tugas Keperawatan pada Mahasiswa Akademi Perawat Tahun III di Akademi Perawat Betesdha Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Landy, F.J. and Conte,J.M. 2004. Work In The 21st Century: An Introduction To

Industrial and Organizational Psychology. New York: McGraw Hill Company.

Liliweri, M.S.1994. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti. Lunandi,A.G. 1994. Komunikasi Mengena: Meningkatkan Efektivitas Komunikasi

Antar Pribadi. Yogyakarta. Kanisius. Luthans,F.(2005). Organizational Behavior. Singapore: McGraw Hill Company. Messer,D.,and Meldrum,C.1999. Psichology for Nurse and Health Care

Professionas. London: Prentice Hall/ Harvester Wheatsheaf. Muhammad, Arni.2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Munandar,A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Priharjo, R. 1995. Praktik Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rini,J.F.2002. Stres Kerja. Http///www.e-psikologi.com Riggio,R.E.2001. Introduction To Industrial or Organizational Psychology. New

Jersey: Scott Foresman Co. Robbins,S.P.2005. Organizational Behavior. Singapore: Mc Graw Hill. Co Sarafino,E.P. 1990. Health Psychology: Biosychosocial Interactions. Singapore:

John Wiley and Sons, Inc. Smither,D.R. 1994. The Psychology of Work on Human Performanc. New York:

Haper Collins College Publishers, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI … · Program Studi Psikologi Oleh : Lisna Indrawati NIM : 029114141 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

80

Smett.1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Statt,D.A.1994. Psychology and The World of Work. New Jersey: New York

University Press. Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius. Sutherland, V.J. & C.L. Cooper.1990. Sources of Workstress. Dalam Hurrel.,

Joseph J., Laurece R., Murphy., Steven L. Sauter., Cary L. Cooper., editors, Occupational Stress. New York: Taylor & Francis.

Taylor. 1995. Health Psychology. Singapore: Mc Graw Hill Companies, Inc. Yuzalita,H. (2006). Identifikasi Variabel – Variabel yang Berpengaruh Terhadap

Stres Kerja pada Manager Tingkat Menengah dengan Pola Perilaku Tipe A dan B. Hhtp:///digilib.it.itb.ac.id

Hhtp:///www.vtaide.com Hhtp:///buletin.melsa.ned.id Hhtp:///[email protected]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI