pkrs konstipasi

7/22/2019 pkrs konstipasi

1/24

KONSTIPASI FUNGSIONAL PADA

ANAK DAN CARA MENGATASINYA

DIRUMAH


2/24

Pendahuluan

Konstipasi merupakan masalah yang sering

ditemukan pada anak

Konstipasi:

3% kunjungan ke SpA

10-15% kasus ahli gastroenterologi anak

Konstipasi fungsional: 90-95%

Penyebab organik: 5-10%


3/24

PENGERTIAN

Konstipasi adalah Ketidakmampuanmelakukanevakuasi tinja secara sempurna,yang

tercermin dari 3 aspek :

Berkuranganya frekuensi defekasi daribiasanya(


4/24

Konstipasi Fungsional :didasarkan atas tidak

dijumpainya kelainan organik ataupun

pattologis yang mendasarinya , walau

telahdilakukan px.objektif menyeluruh.

Konstipasifungsional berhubungan dengan

gangguan motilitaskolon atau anorektal


5/24

KLASIFIKASI

1. Konstipasi Fungsional Primer :ditegakkan bila

penyebab dasar konstipasi tidak dapat

ditentukan.

2. Konstipasi Fungsional Sekunder :ditegakkan

bila penyebab dasar dapat ditentukan


6/24

Klasifikasi berdasarkan onset waktunya :

Konstipasi Akut :bila terjadi selama 1-4

minggu

Konstipasi Kronik :bila terjadilebih dari 4minggu


7/24

PENYEBAB

Kekurangan asupan SERAT

Kurang MINUM

Kehilangan cairan Penyebab tersering : sering menahan defekasi

akibatmempunyai pengalaman nyeri pada saat

defekasisebelumnya.


8/24

Tinja keras

Nyeri saat

defekasi

Retensitinja

Tinja makinbanyak

Reabsorpsi

air


9/24

PENYEBAB

Aktivitas fisik kurang

stresss atau masalah psikososial

ketersediaan toilet


10/24

Kriteria menentukan konstipasi pada anakusia 1 kali dalam 4xdefekasi

konsistensi tinja keras pada > 1x dalam 4x

defekasi rasa pengeluaran tinja yang tidak komplit pada

>1x dalam 4x defekasi


13/24

rasa adanya obstruksi atau blokade anorectal

pada >1x dalam 4x defekasi

diperlukan tindakan manual ( menggunakan

jari, menyokong ronggapelvis) pada >1x dalam

4x defekasi

frekuensi defekasi


14/24

TANDA DAN GEJALA LAINNYA

sakit perut dan sakit pada saat defekasi

turun atau hilang nafsu mkan

turun BB mual muntah

rewel

noda feses dicelana mengedan untuk mengeluarkan feses


15/24

Komplikasi konstipasi kronik

Nyeri anus atau abdomen

Fisura ani

Enkopresis

Enuresis

Infeksi saluran kemih/ obstruksi ureterProlaps rektum

Ulkus soliter

Sindrom statis:

Bakteri tumbuh lampauFermentasi karbohidrat, maldigesti

Dekonyugasi asam empedu

Steatorea


16/24

PENATALAKSANAAN

proses yang dilakukan untuk mengeluarkanmassa tinja(skibala) yang teraba pada saatdilakukan px,palpasi regioabdomen bawah.dapatdilakukan dengan obat oral atau rektal.

Bayi (1thn) :Enema : 6ml/kgBB,max135mg setiap 12-24 jam , 1-3xsehariMinyak

mineralFosfatPengobatan kombinasi :enema,supp,pencahar


17/24

memperkenalkan toilet traning ke anak

membiasakan anak untuk tidak menahan BAB Makan makanan yang tinggi serat dan rendah

lemak ( buahandan sayuran)

banyak minum air putih


18/24

Latihan b.a.b (toilet training) sering dianjurkan

sebagai salah satu terapi konstipasi pada anak.

Anak diminta untuk duduk di toilet sedikitnya

dua kali sehari setengah jam setelah makan,selama 5-10 menit setiap kalinya dan

sebaiknya diberi pujian untuk setiap usahanya

mencoba melakukan b.a.b.


19/24

Peran latihan fisis dalam meningkatkan

peristaltik kolon dan frekuensi b.a.b masih

kontroversi. Kejadian konstipasi lebih besar

ditemukan pada kelompok orang dengan gayahidup sedentary. Oleh sebab itu, stimulasi

dalam bentuk olah raga sangat dianjurkan

pada anak yang kurang aktif.


20/24

Kesimpulan

Konstipasi merupakan masalah kesehatanyang sering ditemukan pada anak dan

merupakan alasan orangtua membawa

anaknya ke dokter. Oleh karena seorang anak

merupakan makhluk yang sedang mengalami

proses tumbuh dan berkembang, maka

seringkali kita menjadi rancu dalam

menegakkan konstipasi pada seorang anak.


21/24

Dalam menghadapi kasus konstipasi,

diperlukan kesabaran dan jalinan kerjasama

yang baik antara dokter, orangtua, dan pasien.


22/24


23/24


24/24

pkrs konstipasi

Documents