pkm-p hedyotis corymbosa sebagai ati-inflamasi sistemik dan topikal

Upload: wan-asmaul-atmam

Post on 05-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pkmp

TRANSCRIPT

1

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

KHASIAT EKSTRAK RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa L.) SEBAGAI ANTI-INFLAMASI SISTEMIK dan TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Ketua

:Adhitia Nurfitriani 1102006004 (2006)

Anggota: 1. Baskoro Cahyopramudito 1102006056 (2006)

2. Muhammad Iqbal Siregar 1102009187 (2009)

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

2009Halaman Pengesahan

1. Judul Kegiatan: Khasiat ekstrak rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L ) sebagai anti-inflamasi sistemik dan topikal pada tikus putih galur wistar.

2. Bidang Kegiatan: PKM-P

3. Bidang Ilmu:Kesehatan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap: Adhitia Nurfitriani

b. NIM

: 1102006004

c. Jurusan: Kedokteran Umum

d. Universitas: YARSI

e. Alamat Rumah dan No Telp/HP: JL.RH Ace sukarna No.8 Ciomas Bogor 16610/085692216689

f. Alamat Email: [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 2 orang

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar: Wening Sari, dr., M.Kesb. NIP

: 531111100088c. Alamat Rumah dan No Telp: Duta Kranji Jl. Mendut A.51 Bintara Bekasi 17134/ 081597318107. Biaya Kegiatan Total:

a. Dikti

:Rp 8.950.000

b. Sumber lain (sebutkan...)

:Rp -

8. Jangka Waktu Pelaksanaan: 6bulan

Jakarta, 27 Oktober 2009Menyetujui

Ketua Jurusan/Program Studi/

Pembimbing Unit Kegiatan

Mahasiswa

(Susi Endrini, SSi, MSc, PhD)

NIP.531111103129

Pembantu atu Wakil Rektor

Bidang Kemahasiswaan/

Direktur Politeknik/

Ketua Sekolah Tinggi

(Isna Indrawati, Hj., Dr.,M.Sc)

NIP.531111181028

Ketua Pelaksana

Kegiatan

( Adhitia Nurfitriani )

NIM.1102006004

Dosen Pendamping

( Wening Sari, dr., M.Kes ) NIP.531111100088

1. JUDUL PROGRAMKHASIAT EKSTRAK RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa L.) SEBAGAI ANTI-INFLAMASI SISTEMIK dan TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR 2. LATAR BELAKANG PENELITIAN Menurut WHO sekitar 65 % dari penduduk negara maju dan 80 % penduduk dari negara berkembang telah menggunakan tanaman herbal sebagai komplementari pengobatan konvensional dalam dunia medis. Faktor pendorong penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu diantaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki potensi sekitar 9.606 spesies tumbuhan yang berkhasiat tinggi untuk pengadaan obat-obatan alami guna penyembuhan berbagai jenis penyakit yang bebas dari efek samping. Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai tanaman obat adalah rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.). Tanaman ini telah dikenal oleh masyarakat dengan berbagai khasiatnya secara empiris, diantaranya sebagai obat anti radang.

Inflamasi atau radang merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan dan mengatur derajat perbaikan jaringan. Jika penyembuhan berlangsung sempurna maka proses peradangan biasanya reda (Mycek, Mary J. ,et all. 2001). Namun, radang dan perbaikan juga dapat berpotensi merugikan, menyebabkan reaksi hipersensitif yang mengancam jiwa, kerusakan organ progresif dan jaringan parut. Tanda-tanda radang meliputi pembengkakan, nyeri, kemerahan, rasa panas dan penurunan fungsi jaringan yang mengalami radang (Robbins, Stanley L et all. 1999).

Berbagai obat konvensional telah digunakan untuk mengobati radang. Seperti obat-obat anti-inflamasi golongan nonsteroid. Namun obat-obat tersebut tidaklah lepas dari efek samping. Obat-obat untuk mengatasi radang seringkali menimbulkan efek samping yang beragam seperti gangguan saluran pencernaan, mual, muntah, diare, anoreksia, nyeri kepala, dan alergi (Mycek, Mary J. ,et all. 2001) .Oleh karena itu dalam rangka mencari obat alternatif yang lebih aman maka dilakukan uji coba terhadap tanaman obat rumput mutiara ( Hedyotis corymbosa L.) sebagai anti radang baik secara sistemik maupun topikal. Tanaman ini dipilih selain karena bukti empiris mengenai tanaman sudah ada, tanaman ini pun mudah didapat di sekitar lingkungan masyarakat.

Secara empiris rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.) digunakan untuk membantu pengobatan berbagai jenis tumor baik tumor jinak maupun ganas, seperti payudara, hidung, lever, paru-paru, usus, rahim, kulit, prostat. Rumput mutiara juga efektif dalam membantu penyembuhan berbagai macam penyakit, diantaranya adalah luka kulit, infeksi batu saluran kencing, pembengkakan hati, campak, bisul, batuk darah, mimisan, demam, radang amandel, radang tenggorok, bronchitis, darah tinggi, wasir, keracunan arsenic, cacingan, sakit perut, lepra, ayan, revitalisasi sel (luka bakar, luka, borok, keloid bekas luka hipertropi), dan baik untuk kesuburan wanita. Serta memiliki efek kesehatan yangg lainnya yaitu, efek diuretic, antibakteri, dan anti asma. (Tanaman Obat,2008). Pemanfaatannya sebagai obat biasa dipakai dengan meminum air rebusan tanaman tersebut maupun dengan mengompreskan ke bagian tubuh yang mengalami luka atau pembengkakan akibat radang.Beberapa jenis kandungan kimia rumput mutiara yang dapat berguna dan penting bagi tubuh yaitu, senyawa iridoid, Hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin) (Sentra Informasi IPTEK, 2009).Berdasarkan pengalaman empiris yang sudah diketahui tersebut, maka akan dilakukan pembuktian secara ilmiah mengenai kebenaran efek farmakologis tersebut dengan melakukan pengujian terhadap tikus galur wistar yang diinduksi suspensi karagen 1 % untuk menimbulkan efek radang. Di samping itu juga akan dilakukan pengujian untuk mencari sediaan dari rumput mutiara, dalam hal ini sediaan yang akan diuji adalah dalam bentuk topikal yaitu krim. 3. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.Apakah ekstrak etanol rumput mutiara yang diberikan secara sistemik mempunyai efek anti-inflamasi terhadap tikus galur wistar ?

2. Apakah ekstrak etanol rumput mutiara yang diberikan secara topikal dalam bentuk krim mempunyai efek anti-inflamasi terhadap tikus galur wistar ?4. TUJUAN PROGRAMPenelitian ini bertujuan untuk:1. Untuk menilai pengaruh rumput mutiara ( Hedyotis corymbosa L.) yang diberikan secara sistemik terhadap tikus galur wistar sebagai anti-inflamasi.2. Untuk menilai pengaruh rumput mutiara ( Hedyotis corymbosa L.) yang diberikan secara topikal dalam bentuk sediaan krim terhadap tikus galur wistar sebagai anti-inflamasi.

5. LUARAN YANG DIHARAPKAN1. Diperoleh ekstrak rumput mutiara yang berfungsi sebagai anti-inflamasi sistemik.2. Diperoleh sediaan krim ekstrak rumput mutiara yang berfungsi sebagai anti-inflamasi topikal.3. Dapat membuktikan secara ilmiah khasiat rumput mutiara sebagai anti-inflamasi.4. Diharapkan dapat menghasilkan produk krim ekstrak rumput mutiara.5. Diharapkan hasil penelitian dapat dipublikasikan di jurnal nasional / internasional.6. KEGUNAAN PROGRAMManfaat penelitian ini adalah:

1. Diharapkan dapat menghasilkan salah satu alternatif obat anti-inflamasi bagi masyarakat.2. Dapat memberikan gambaran khasiat anti-inflamasi dari salah satu bahan alam di Indonesia.3. Dapat menjadi sumber rujukan bagi para peneliti lain untuk meneruskan kajian mengenai tumbuhan rumput mutiara ini. 7. TINJAUAN PUSTAKA7.1 RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa L.) 7.1.1. Morfologi Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.)

Rumput mutiara adalah berupa tanaman sejenis rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah. Rumput ini mempunyai khasiat sama seperti Hedyotis diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao.7.1.2 Sistematika Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.) Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionita (berpembuluh)

Superdivisio: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio

: Magnoliophyta (berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping

dua/dikotil)

Subkelas

: Asteridae

Ordo

: Rubiales

Familia

: Rubriaceae

Genus

: HedyotisSpecies

: Hedyotis corymbosa L.7.1.3 Kandungan kimiawi dan manfaat dari rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.)Kandungan kimiawi rumput mutiara terdiri atas hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin). Kandungan flavonoid glycosides pada Hedyotis corymbosa L. diduga mampu menghambat proses karsinogenesis baik secara in vitro maupun in vivo. Penghambatan terjadi pada tahap inisiasi, promosi maupun progresi melalui mekanisme molekuler antara lain inaktivasi senyawa karsinogen, antiproliferatif, penghambatan angiogenesis, cell cycle arrest, induksi apoptosis dan antioksidan. Sebagian besar senyawa karsinogean seperti Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) memerlukan aktivasi oleh enzim sitokrom P450 membentuk intermediet yang reaktif sebelum berikatan dengan DNA. Ikatan kovalen antara DNA dengan senyawa karsinogen aktif menyebabkan kerusakan DNA. Flavonoid dalam proses ini berperan sebagai blocking agent. Pengeblokan aksi karsinogen dapat melalui beberapa mekanisme antara lain melalui menginhibisi aktivitas isoenzim sitokrom P450 yaitu CYP1A1 dan CYP1A2 sehingga senyawa karsinogen tidak reaktif. Mekanisme yang lain melalui detoksifikasi karsinogen. Flavonoid juga meningkatkan ekspresi enzim Gluthation S-Transferase (GST) yang dapat mendetoksifikasi karsinogen aktif sehingga menjadi lebih polar dan dieliminasi dari tubuh. Mekanisme yang lain melalui pengikatan karsinogen aktif oleh flavonoid sehingga dapat mencegah ikatan dengan DNA, RNA atau protein target . Penyakit kanker seperti Lymphosarcoma, kanker lambung, kanker serviks, kanker payudara, kanker rektum, fibrosarcoma, dan kanker nasofaring terbukti dapat dihambat oleh senyawa tersebut (Kakizoe, 2003).Sifat antioksidan dari senyawa flavonoid juga dapat menginhibisi proses karsinogenesis. Fase inisiasi kanker seringkali diawali melalui oksidasi DNA yang menyebabkan mutasi oleh senyawa karsinogen (Kakizoe, 2003). Karsinogen aktif seperti radikal oksigen, peroksida dan superoksida, dapat distabilkan oleh flavonoid melalui reaksi hidrogenasi maupun pembentukan kompleks.

7.2 INFLAMASI (RADANG)

7.2.1 DefinisiRadang atau inflamasi adalah reaksi dari suatu jaringan hidup yang mempunyai vaskularisasi terhadap trauma lokal. Reaksi ini dapat disebabkan oleh infeksi mikroba, zat fisik, zat kimia, jaringan nekrotik dan reaksi imunologik. Peran proses radang adalah untuk membawa dan mengisolasi trauma, memusnahkan mikroorganisme penginfeksi dan menginaktifkan toksin, serta untuk mencapai penyembuhan dan perbaikan. Namun, radang dan perbaikan berpotensi merugikan, menyebabkan reaksi hipersensitif yang mengancam jiwa, kerusakan organ progresif dan jaringan parut. Tanda-tanda radang meliputi pembengkakan (tumor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor), rasa panas (kalor) dan penurunan fungsi (functio laesa) jaringan yang mengalami radang (Robbins, Stanley L et all. 1999).7.2.2 Patofisiologi

Proses inflamasi diawali dengan peristiwa vaskuler dimana terjadi vasokonstriksi arteriol yang bersifat sementara, kemudian terjadi vasodilatasi sehingga arus aliran darah bertambah. Hal ini yang menyebabkan rasa panas ( kalor ) dan warna kemerahan ( rubor ). Selanjutnya terjadi perlambatan sirkulasi karena peningkatan permeabilitas vaskuler yang pada akhirnya menyebabkan stasis. Peningkatan permeabilitas inilah yang menyebabkan pembengkakan ( tumor ). Dengan adanya perlambatan, terjadi marginasi leukosit yang merupakan awal dari peristiwa seluler.

Salah satu fungsi penting proses radang adalah pengiriman leukosit ke tempat terjadinya trauma. Peristiwa ini merupakan peristiwa seluler dalam proses radang. Urutan kejadian dalam peristiwa ini disebut ekstravasasi yang meliputi : Di dalam lumen pembuluh darah : marginasi, perputaran (rolling) dan penempelan (adhesi)

Transmigrasi melintasi endotelium yang disebut juga diapedesis

Migrasi ke jaringan interstisial ke arah rangsang kemotaktik.Peristiwa vaskuler maupun seluler dalam proses radang dicetuskan oleh sejumlah mediator kimiawi yang berasal baik dari plasma atau dari sel. Sebagian besar mulai melakukan aktivitas biologisnya dengan pengikatan reseptor spesifik di sel target, meskipun beberapa di antaranya mempunyai aktivitas enzimatik langsung (misalnya protease ) dan yang lainnya memerantarai terjadinya kerusakan oksidatif (misalnya metabolit oksigen). Mediator kimiawi yang terlibat dalam proses radang antara lain : Amina vasoaktifHistamin dan serotonin termasuk dalam jenis mediator ini. Mereka ditemukan dalam sel mast, basofil dan trombosit dan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskuler. Penglepasan dari trombosit distimulasi oleh adanya kontak dengan kolagen, trombin, ADP dan kompleks antigen-antibodi serta platelet activating factor (PAF). Histamin penting di awal proses radang.

Metabolit asam arakidonatProstaglandin dan leukotrien inflamasi meliputi :

a. PGI2 (prostasiklin) dan PGE2 menyebabkan vasodilatasib. Tromboksan A2 menyebabkan vasokontriksi

c. Leukotrien C4 , D4 , E4 menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler dan menyebabkan vasokontriksi.

d. Lekotrien B4 merupakan zat kemotaktik yang sangat kuat.

Sitokin

Sitokin adalah faktor polipeptida yang dihasilkan oleh makrofag, limfosit dan sel lain yang teraktivasi. IL-1 dan TNF khususnya mempunyai pengaruh inflamasi bersama sebagai berikut :

a. Di endotelium, IL-1 dan TNF meningkatkan adhesi leukosit, merangsang sintesis PGI2 dan PAF, meningkatkan trombogenitas permukaan dan menginduksi produksi sitokin dan faktor pertumbuhan lain misalnya IL-8 dan IL-6. Pengaruh endotelial disebut aktivasi endotelial.b. IL-1 dan TNF menginduksi respon fase akut sistemik termasuk demam, neutrofilia, pengaruh hemodinamik dan tidur gelombang lambat.c. Pada fibroblas, IL-1 dan TNF menginduksi proliferasi, meningkatkan pembentukan kolagen dan meningkatkan sintesi kolagenase.Beberapa respons inflamasi mempunyai ciri-ciri tertentu yang menghasilkan pola morfologis yang berbeda seperti inflamasi serosa ( misalnya pada kulit yang melepuh akibat luka bakar), inflamasi fibrinosa (misalnya perikarditis fibrinosa), inflamasi supuratif ( misalnya abses pyogenik stafilokokus) dan tukak/ulkus suatu radang permukaan mukosa atau kulit dengan jaringan nekrotik (Robbins, Stanley L et all. 1999).8. METODE PELAKSANAAN PROGRAM8.1 ALAT DAN BAHAN8.1.1 Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Rumput mutiara yang diperoleh dari kebun tanaman obat karya sari di daerah bogor, Jawa Barat.

b. Suspensi karagen 1 %

c. NaCMC ( Natrium Metil Carbol Celulosa )

d. Etanol teknis 96 %

e. Diklofenak sediaan tablet dan krimf. Biokrim

g. Pelet sebagai makanan tikus

8.1.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Alat-alat pemeliharaan tikus seperti kandang, alas, tempat makan dan minum

b. Timbangan teknisc. Timbangan analitik

d. Rotary evaporator

e. Gelas kimiaf. Spuitg. Spuit oralh. Plethysmometer air raksai. Kertas saringj. Mikropipetk. Kain hitaml. Ayakan 8.2 DESAIN PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih galur wistar berjenis kelamin jantan yang berumur 12 minggu dengan berat 150-200 gram.Sebelum penelitian tikus diadaptasikan dengan suasana laboratorium selama satu minggu. Pemeliharaan dilakukan dengan memberi makan pelet dari laboratorium dan juga diberi minum sedangkan cahaya diberikan secara konvensional.Tikus ditimbang setiap hari dan dilakukan pengamatan terhadap tingkah lakunya. Tikus dinyatakan sehat dan dapat digunakan untuk penelitian apabila tingkah lakunya tidak menunjukkan gejala-gejala sakit dan berat badannya tidak berkurang 10 % dari berat badan awal.

Pada penelitian ini dilakukan dua uji, yang pertama uji ekstrak etanol rumput mutiara yang diberikan secara sistemik (oral) terhadap tikus untuk melihat pengaruhnya terhadap penghambatan proses inflamasi atau radang yang diinduksi oleh suspensi karagen 1 %. Yang kedua yaitu uji krim ekstrak etanol rumput mutiara terhadap tikus untuk melihat pengaruhnya terhadap penghambatan proses inflamasi atau radang yang diinduksi oleh suspensi karagen 1 %.

8.2.1 Uji anti-inflamasi sistemik

Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus.Kelompok tersebut terbagi menjadi satu kelompok kontrol, satu kelompok pembanding dan tiga kelompok perlakuan .A = NaCMC sebagai kontrol

B = ekstrak rumput mutiara dengan dosis 108 mg/100mg BBC = ekstrak rumput mutiara dengan dosis 54 mg/100mg berat badan

D = ekstrak rumput mutiara dengan dosis 216 mg/100mg berat badanE = diklofenak yang telah dilarutkan dalam NaCMC dengan dosis 0,9 mg/100 mg berat badan

8.2.2 Uji anti-inflamasi sediaan topikal

Pada penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan tiga kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Kelompok tersebut terbagi menjadi satu kelompok kontrol, satu kelompok pembanding dan satu kelompok perlakuan.A = krim dasar sebagai kontrolB = krim diklofenak 1 % sebanyak 20 gram sebagai kontrol

C = krim ekstrak rumput mutiara 5 % sebanyak 1 gram8.3 PROSEDUR PENELITIAN8.3.1 Pembuatan ekstrak etanol rumput mutiaraRumput mutiara yang sudah ditimbang sebanyak 1 Kg dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari yang bagian atasnya ditutupi kain hitam, setelah kering lalu sample dibuat menjadi serbuk. Serbuk tersebut kemudian diayak hingga diperoleh serbuk kering. Sebanyak 1000 gram serbuk di maserasi dengan penyaring etanol 96 % selama 5 hari. Fraksi etanol yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental kemudian di timbang kembali.

8.3.2 Pembuatan krim ekstrak rumput mutiara

Pembuatan sediaan krim ekstrak rumput mutiara dilakukan dengan menggunakan biokrim sebagai vehiculum. Biokrim merupakan basis krim yang bersifat hipoalergik sehingga tidak berefek apapun dan hanya berperan sebagai bahan dasar. Sebanyak 20 gram biocream sebagai krim dasar di campurkan dengan 1 gram ekstrak rumput mutiara sehingga menghasilkan sediaan krim ekstrak rumput mutiara dengan konsentrasi 5 %.

8.3.2 Uji Anti-inflamasi sistemik

Metode penelitian dilakukan dengan cara winder yaitu berdasarkan penghambatan terhadap pembengkakan pada telapak kaki tikus yang disuntik dengan suspensi karagen. Alat yang digunakan untuk mengukur volume radang adalah plethysmometer air raksa. Setiap kelompok diberi perlakuan sesuai dengan desain penelitian. Pada uji anti-inflamasi sistemik ini semua bahan uji seperti ekstrak rumput mutiara dan diklofenak diberikan secara oral. Setelah satu jam diberi perlakuan semua telapak kaki belakang tikus diukur volume normalnya kemudian disuntik dengan suspensi karagen 1 % dalam NaCMC sebagai pelarut. kemudian volume telapak kaki diukur kembali. Pengukuran dilakukan setiap satu jam sampai jam ke-5. Penambahan volume radang dapat dihitung dengan mengurangi volume telapak kaki pada jam tertentu dengan volume kaki normal (Theophile D, 2006).8.3.3 Uji Anti-inflamasi TopikalMetode penelitian dilakukan dengan cara winder yaitu berdasarkan penghambatan terhadap pembengkakan pada telapak kaki tikus yang disuntik dengan suspensi karagen. Alat yang digunakan untuk mengukur volume radang adalah plethysmometer air raksa. Sebelum diberi perlakuan apapun semua telapak kaki belakang tikus diukur volume normalnya. Kemudian disuntikan suspensi karagen 1 % yang telah dilarutkan dalam NaCMC pada daerah uji yaitu telapak kaki balakang tikus untuk menginduksi radang. Setelah satu jam kemudian semua telapak kaki belakang tikus diukur daerah pembengkakannya dengan alat plethysmometer air raksa Lalu setiap kelompok diberi perlakuan sesuai dengan desain penelitian. Pada uji anti-inflamasi ini krim diberikan secara topikal dengan mengoleskannya di daerah uji. Setelah satu jam diberi perlakuan semua telapak kaki belakang tikus diukur kembali. Pengukuran dilakukan setiap satu jam sampai jam ke-3. Penambahan volume radang dapat dihitung dengan mengurangi volume telapak kaki pada jam tertentu dengan volume kaki normal.8.4 ANALISIS DATA

Data hasil penelitian dilakukan pengkajian secara statistik menggunakan analisis varian (ANOVA) .Perhitungan statistik menggunakan program SPSS 13 (STATISTICAL PROGRAM FOR SOCIAL SCIENCE 13)9. JADWAL KEGIATAN PROGRAMNOKeteranganBulan

123456

1Persiapan

2Pembuatan

ekstrak

3penelitian

4Pengolahan

Hasil

5Penulisan

Laporan

6Seminar

10. Nama dan Biodata Ketua dan Anggota Kelompok

1. Ketua :

a. Nama Lengkap

: Adhitia Nurfitrianib. NIM

: 1102006004c. Fakultas / Program Studi: Kedokteran / kedokteran

Umum

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Yarsi

e. Waktu untuk Kegiatan

: 5 jam/minggu2. Anggota I :

a. Nama Lengkap

: Baskoro Cahyopramuditob. NIM

: 1102006056c. Fakultas / Program Studi: Kedokteran / kedokteran

Umum

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Yarsi

e. Waktu untuk Kegiatan

: 3 jam/minggu

3. Anggota II :

a. Nama Lengkap

: Muhammad Iqbal Siregarb. NIM

: 1102009187

c. Fakultas / Program Studi: Kedokteran / kedokteran

Umum

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Yarsi

e. Waktu untuk Kegiatan

: 3 jam/minggu

11. Nama dan Biodata Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap

: dr. Wening Sari M.Kesb. NIP

: 531111100088c. Golongan Pangkat dan Jabatan Fungsional: Asisten Ahli / IIIA

d. Jabatan Struktural

: Asisten Ahli / IIIA

e. Fakultas/Program Studi

: Kedokteran /

Kedokteran Umum

f. Perguruan Tinggi

: Universitas Yarsi

g. Bidang Keahlian

: Farmakologi

h. Waktu Untuk Kegiatan

: 2 jam per minggu12. Biaya

Perincian Pengeluaran UangJumlah

1. Biaya Bahan habis pakaiRp. 4.500.000,00

2. Biaya alat penunjang3. Biaya perjalanan4. Biaya Sewa alat5. Biaya Pemeliharaan hewan6. Biaya alat tulisRp. 400.000,00Rp. 500.000,00

Rp. 1.000.000,00

Rp. 100.000,00

Rp. 500.000,00

JUMLAH

Rp. 6.900.000,00DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Vera.2008.Kandungan senyawa Iridoid dalam Tanaman Lidah Ular (Hedyotis corymbosa L.) Departemen Farmasi. Institut Teknologi Bandung.

Asyhar, A. Febriansah, R. Ashari, RA. Susidarti,R.A Meiyanto. 2008.Modulasi ekspresi protein n-Ras ekstrak etanolik rumput mutiara (Hedyotis corumbosa) pada sel hepar tikus galur sprague dawley terinduksi 7,12 dimetilbenz [ ] antrasena. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Kakizoe and tadao, 2003. Chemoprevention of cancer Focusing on Clinical Trials, Jpn J. Clin. Oncol. 33(9). 421-442. Kalbe,2009. Penelitian antiinflamasi dan toksisitas akut ekstrak akar Carica papaya dan tikus putih. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/15PenelitianAntiinflamasidanToksisitasAkutEkstrakAkar129.pdf/15PenelitianAntiinflamasidanToksisitasAkutEkstrakAkar129.html. 27 september 2009 Mycek, Mary J. ,et all. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Ed.2. Widya Medika : Jakarta. Robbins, Stanley L et all. 1999. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. EGC :Jakarta Sentra Informasi IPTEK, 2009. Rumput Mutiara. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=54, 12 Oktober 2009. Tanaman Obat, 2008. Rumput Mutiara. http://www.tanaman-obat.com/gallery-tanaman-obat/195-tanaman-obat-rumput-mutiara, 9 Oktober 2009. Theophile D, Laure N.E , Benoit N.T , Anatole A.G.B, Emmanuel A.A, Paul T.V, Pierre K. 2006.Antinociceptive and anti-inflammatory effects of the ethyl acetatestem bark extract of Bridelia scleroneura (Euphorbiaceae). Inflammopharmacology 14 (2006): 4247.LampiranLampiran 1. BiayaNoJenis PengeluaranJumlah Pengeluaran

1Bahan Habis Pakai :

- Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa) - Etanol 96 %

- NaCMC - Karagen - diklofenak tablet- diklofenak krim - Tikus putih galur wistar - kertas saring - biokrim- makanan pelet- kandang tikusRp. 500.000,00Rp. 500.000,00Rp. 300.000,00Rp. 300.000,00Rp. 300.000,00Rp. 300.000,00Rp. 2.000.000,00Rp. 250.000,00Rp. 300.000,00Rp. 500.000,00Rp. 500.000,00

2Alat- alat penunjang- Spuit

- spuit oralRp. 200.000,00

Rp. 200.000,00

Sub TotalRp. 5.850.000,00

3.Biaya Lain

1. Biaya Perjalanan

2. Biaya Sewa Alat3. Biaya pemeliharaan hewan4. Biaya alat tulisRp. 1. 000.000,00Rp. 1.500.000,00Rp. 100.000,00Rp. 500.000,00

Sub TotalRp. 3.000.000,00

TotalRp. 8.950.000,00

LAMPIRAN 2. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITIKETUA PENELITI

Nama

:Adhitia Nurfitriani

NIM

:1102006004

Tempat/Tanggal Lahir:Bogor, 27 Nopember 1989

Alamat Rumah

:JL.RH.Ace Sukarna No.8 Ciomas, Bogor

Telp/Email

:085692216689

[email protected]

Pendidikan

:1. SMAN 3 Bogor

2. SMPIT Nurul Fikri Boarding School

3. SD Rimba Putera

Jakarta, 27 Oktober 2009

Adhitia NurfitrianiANGGOTA I

Nama

:Baskoro Cahyopramudito

NIM

:1102006056

Tempat/Tanggal Lahir:Jakarta, 18 Maret 1988Alamat Rumah

:Komp. TVRI D2/22 Jatirahayu Pondok

Melati Bekasi 17414

Telp/Email

:08121303000

[email protected]

Pendidikan

:1. SMA Nasional I

2. SMP Nasional I

3. SD Nasional I Jakarta, 27 Oktober 2009

Baskoro CahyopramuditoANGGOTA II

Nama

:Muhammad Iqbal Siregar

NIM

:1102009187

Tempat/Tanggal Lahir:Medan, 10 Juli 1991Alamat Rumah

:Tebet Barat dalam II-F No. 18Telp/Email

:085250683754

[email protected]

:1. SMA I Samarinda 2. SMP I Samarinda 3.ISTAR DERIVEDTOPIKAL

SD Muhammadiyah SamarindaJakarta, 27 Oktober 2009

Muhammad Iqbal Siregar

LAMPIRAN 3. DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING

Nama:dr. Wening Sari M.KesNIK

: 531111100088

Tempat/Tanggal Lahir:Karawang, 25 Desember 1975

Alamat rumah: Duta Kranji Jl. Mendut A.51 Bintara Bekasi 17134Bidang Keahlian

: Farmakologi

Unit Kerja:Bagian Farmakologi

Universitas YARSI JakartaTelp/Email:08159731810

[email protected]:

Pendidikan Formal

Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar - Bidang Kajian Utama Farmakologi, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran-Bandung, 2006

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro-Semarang, 1999

Pendidikan Non Formal

Training of Trainer Program DOTS bagi petugas Rumah Sakit (Hospital DOTS Linkages), Subdit TB, Ditjen PP & PL Departemen Kesehatan RI, 2009

Workshop Use of simulation technology in clinical education, Asian Medical Education Association, Bandung, 2009

Pelatihan Instrumentasi Penelitian Neurosciences: Optovarimex, Stereotaxic dan Analgesicmeter, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, 2008

Kursus Biologi Molekuler dan Imunologi Pusat Studi Ilmu Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 2007

Program Non gelar Peran Faktor Sosial Budaya dalam Masalah Kesehatan Lembaga Demografi Universitas Indonesia-HWS DIKTI, 2007

Postgraduates Courses Principles and Practise of Rational Pharmacotherapy, FKUI-Ducth Foundation for Postgraduate Courses in Indonesia, Jakarta 2002

Pelatihan TOT Dosen Problem Based Learning (PBL), Jakarta, 2002

Prestasi Akademik:

Penelitian

Uji anti ulkus peptikum dari minyak dan serbuk biji Nigella sativa l, 2008 Uji anti ulkus peptikum dari ekstrak etanol Nigella sativa l, 2008 Pengaruh ekstrak etanol daun murbei ( Morus alba l.) dalam memperbaiki kerusakan sel hati, kadar malondialdehid (MDA) dan profil lipid pada perlemakan hati tikus jantan galur Wistar yang diinduksi diet tinggi lemak, 2006

Pola menstruasi pada wanita yang memakai kontrasepsi injeksi hormonal kombinasi, 2003

Pengaruh cuci tangan dengan larutan antiseptik terhadap jumlah koloni kuman dari tangan paramedis RSUP Dokter Kariadi, 1997Publikasi

Efektivitas larutan antiseptik Klorheksidin Glukonat 0,5% yang tergenang untuk cuci tangan, Cermin Dunia Kedokteran Vol 36 No.5 Agustus 2009, ISSN:0125-913X I 1171

Pemilihan antibiotik pada meningitis bakteri, Majalah Kesehatan PharmaMedika No.1 Vol 1 Januari-Juni 2009. ISSN 2085-5648

Ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L) mencegah perlemakan hati pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak, Jurnal Kedokteran YARSI, vol 15 no. 2 Mei-Agustus 2007, hal 093-101. ISSN: 0854-1159

Care yourself: Stroke. Penebar Plus. 2008

Care yourself: Hepatitis, Penebar Plus, 2008

Aspek Farmakologis Kontrasepsi Darurat; Jurnal Widya Kesehatan dan Lingkungan Tahun V No. 1 Januari-Juni 2003

Pengobatan Sendiri sebagai salah Satu Upaya Pemeliharaan Kesehatan; Widya Juni 2003 / No. 213 Tahun XX

Kontrasepsi Darurat sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Kehamilan yang Tidak diinginkan ; dipresentasikan pada Seminar Ilmiah Universitas YARSI, 2002

Tinjauan Farmakologi Terapi Rhinitis Alergika; dipresentasikan pada Penataran untuk Apoteker Pengelola Apotik Puskesmas di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2001

Jakarta, 27 Oktober 2009

Dr.Wening Sari M.KesPAGE 1