petunjuk pelaksanaan - jdih.bpk.go.id · sosial), yakni kebersamaan, solidaritas sosial, gotong...

64

Upload: others

Post on 23-Oct-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan(P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatuupaya pemerintah untuk membangun kemandirianmasyarakat dan peningkatan peran pemerintah daerahdalam menanggulangi kemiskinan secara mandiri.

Melalui P2KP-1 , P2KP-2 dan P2KP-3 terbentuk 6.405BKM yang tersebar di 1.125 kecamatan di 235 kota/kabupaten dan memunculkan lebih dari 291.000relawan-relawan dari masyarakat setempat, sertamemberi manfaat bagi 18,9 Juta orang (pendudukmiskin), melalui 243.838 KSM.

Mempertimbangkan perkembangan positif P2KPtersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkankebijakan untuk memperluas jangkauan wilayah dankeberlanjutan pelaksanaan P2KP, denganmengalokasikan tambahan dana yang cukup signifikanpada tahun anggaran 2007 yang mencakup 7.273Kelurahan di 834 kecamatan tersebar pada 249 kota/kabupaten . Kegiatan ini merupakan bagian dariProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Mandiri yang diluncurkan secara resmi oleh PresidenRepublik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono padatanggal 3 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah sebagaiwujud nyata kepedulian Pemerintah untuk mengurangikemiskinan.

Kegiatan ini diharapkan juga dapat mendukungkesepakatan global pada awal tahun 2000 mengenaiMillennium Development Goals (MDGs), sehingga mulaitahun 2007 ini P2KP yang merupakan bagian dari PNPMMandiri melakukan penyempurnaan pedomanpelaksanaannya yang lebih fokus pada upayapeningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) danpercepatan pencapaian target sasaran MDGs, dengan

Kata Pengantar

menerbitkan buku Petunjuk Pelaksanaan PNPM MandiriP2KP 2007.

Melalui buku petunjuk pelaksanaan ini, diharapkanpelaksanaan PNPM Mandiri P2KP 2007 dapatdilaksanakan oleh seluruh pelaku secara efektif danoptimal untuk mendukung upaya pemerintah dalammenurunkan jumlah orang miskin di Indonesia menjadi8,2 % pada tahun 2009 serta diharapkan mampumeningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesiasesuai amanat UUD’45.

Semoga bermanfaat.

Jakarta, Mei 2007

Agoes WidjanarkoDirektur Jenderal Cipta KaryaDepartemen Pekerjaan Umum

ii PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Daftar Isi

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... iDAFTAR ISI ..................................……………………………….........…..................................................... iiDAFTAR GAMBAR ...........…………………………………..................................................................... iiiDAFTAR TABEL ...........…………………………………..................................................................... ivDAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN .................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN .....................…………………………………........................................... 1

1.1. Latar Belakang …………………………........…………………........................................ 11.2. Tujuan ……………………….........……………………....................................... 21.3. Sasaran ……………………………………..........…….......................................... 21.4. Prinsip dan Pendekatan ……………………………..……………………..................................... 21.5. Lokasi Sasaran .................................................................................................................................. 3

BAB II. POLA DAN MEKANISME PELAKSANAAN ....………….........…................................... 4

2. 1. Penerima Manfaat .................................................................................................................................. 42. 2. Bantuan Langsung Maswyarakat .................................................................................................. 42. 3. Bantuan Pendampingan .................................................................................................................. 62. 4. Strategi Pendampingan ............... ................................................................................................... 8

BAB III. ORGANISASI PELAKSANAAN ……..………….......................................................................... 13

3.1. Tingkat Nasional .....................................................................……….................................................. 13

3.2. Tingkat Propinsi .....................................................................……….................................................. 14

3.3. Tingkat Kabupaten/Kota .........................................................………............................................. 14

3.4. Tingkat Kecamatan .................................................................………...................................................... 14

3.4. Tingkat Kelurahan/Desa ..........................................................………............................................. 15

BAB IV. PENUTUP ……..…………......................................................................................................... 17

LAMPIRAN-LAMPIRAN:1. Lampiran 1 : Info Ringkas PNPM, IPM dan MDGs2. Lampiran 2: Langkah-langkah Kegiatan PNPM Mandiri P2KP 2007 di Tingkat Masyarakat3. Lampiran 3: Rencana Aksi Anti Korupsi Indonesia4. Lampiran 4: Indikator Kinerja PNPM P2KP 20075. Lampiran 5: Daftar Lokasi Sasaran PNPM Mandiri P2KP 2007

iii

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Daftar Gambar

Gambar 2.1. Tahapan Kegiatan PNPM-P2KP di Lokasi Lama ...................................................... 9Gambar 2.2. Tahapan Kegiatan PNPM-P2KP di Lokasi Baru ...................................................................... 11Gambar 2.3. Tahapan Kegiatan PNPM-P2KP Tingkat Kota/Kabupaten ....................................... 12Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pengelolaan PNPM-P2KP. ....................................................................... 16

iv PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Daftar Tabel

Tabel 2.1: Distribusi Alokasi Dana BLM di Kelurahan Lama ...................................................................... 4Tabel 2.2: Distribusi Alokasi Dana BLM di Kelurahan Baru ...................................................................... 5Tabel 2.3: Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Lama ....... 5Tabel 2.4: Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Baru ....... 6

v

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Daftar Istilah & Singkatan

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahBappenas : Badan Perencanaan Pembangunan NasionalBAPPUK : Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan KegiatanBI : Bank IndonesiaBKM : Badan Keswadayaan MasyarakatBLM : Bantuan Langsung MasyarakatBOP : Biaya OperasionalBPD : Badan Perwakilan DesaBPKP : Badan Pemeriksa Keuangan dan PembangunanDokumen SPK-D : Dokument Strategi Penanggulangan Kemiskinan di DaerahDPT : Diskusi Partisipatif TerpaduDepdagri : Departemen Dalam NegeriDep.Keu : Departemen KeuanganDep.PU : Departemen Pekerjaan UmumExecuting Agency : Penyelanggara ProgramFasilitator : Tenaga Pengembangan Masyarakat P2KPFGD : Focussed Group Discussion / Diskusi Kelompok terarahFKA-BKM : Forum Komunikasi Antar BKM Tingkat Kota/KabupatenIPM : Indeks Pembangunan ManusiaKBK : Komunitas Belajar KelurahanKBP : Komunitas Belajar PerkotaanKE : Konsultan EvaluasiKMP : Konsultan Manajemen PusatKMW : Konsultan Manajemen WilayahKorkot : Koordinator Kota, KMWKPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan NegaraKSM : Kelompok Swadaya MasyarakatLitbang : Penelitian & PengembanganLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMDGs : Millennium Development GoalsMusrenbang : Musyawarah Rencana PembangunanND : Neighbourhood Development, Pembangunan Lingkungan Permukiman KelurahanNOL : No Objection LetterP2KP : Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

vi PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

PAKET : Penanggulangan Kemiskinan TerpaduPBL : Penataan Bangunan dan LingkunganPDMDKE : Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis EkonomiPJM : Program Jangka MenengahPJOK : Penanggung Jawab Operasional KegiatanPK : Pembuat KomitmentPej.PK : Pejabat Pembuat KomitmentPKK : Pembinaan Kesejahteraan KeluargaPMD : Pemberdayaan Masyarakat DesaPMT : Program Manager TeamPNPM Mandiri : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat MandiriPPM : Penanganan Pengaduan MasyarakatPRONANGKIS : Program Penanggulangan KemiskinanPS : Pemetaan SwadayaPU : Pekerjaan UmumRelawan : Warga setempat yang peduli membantu warga miskin di wilayahnya tanpa pamrihRenta : Rencana TahunanRK : Refleksi KemiskinanRKM : Rembug Kesiapan MasyarakatRT/RW : Rukun Tetangga/Rukun WargaSA : Special Account (Rekening Khusus)SATKER-P2KP : Satuan Kerja Program Penanggulangan Kemiskinan di PerkotaanSE-DJP : Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen KeuanganSIM : Sistem Informasi ManajemenSKS : Satuan Kerja SementaraSNVT : Satuan Kerja Non Vertikal di tingkat PropinsiSOP : Standard Operational ProceduresSP2D : Surat Perintah Pencairan DanaSPM : Surat Perintah MembayarSPP : Surat Permintaan PembayaranSPPB : Surat Perjanjian Penyaluran BantuanSPPP : Surat Pernyataan Penyelesaian PekerjaanSWK : Satuan Wilayah KerjaTA : Technical AssistanceTIM INTERDEPT : Tim Pengarah dan Kelompok Kerja Antar Departemen Terkait di Tingkat NasionalTKPP : Tim Koordinasi Pelaksanaan P2KP (tingkat Propinsi dan Kota/Kabupaten)TKPK-D : Tim Komite Penanggulangan Kemiskinan di Daerah (Tingkat Propinsi atau Kota/Kabupaten)UKM : Usaha Kecil MenengahUP : Unit Pengelola yang dibentuk BKMUPK : Unit Pengelola KeuanganUPL : Unit Pengelola LingkunganUPS : Unit Pengelola SosialUPP : Urban Poverty Project (P2KP)WB : World Bank

1

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

I.1. Latar BelakangProgram Penanggulangan Kemiskinan diPerkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999sebagai suatu upaya pemerintah untukmembangun kemandirian masyarakat danpemerintah daerah dalam menanggulangikemiskinan secara berkelanjutan. Program inisangat strategis karena menyiapkan landasankemandirian masyarakat berupa institusikepemimpinan masyarakat yang representative,mengakar dan menguat bagi perkembanganmodal sosial (social capital) masyarakat di masamendatang serta menyiapkan kemitraanmasyarakat dengan pemerintah daerah dankelompok peduli setempat.Lembaga kepemimpinan masyarakat yangmengakar, representative dan dipercaya tersebut(secara generik disebut Badan KeswadayaanMasyarakat atau disingkat BKM) dibentuk melaluikesadaran kritis masyarakat untuk menggalikembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilaikemasyarakatan sebagai pondasi modal sosial(capital social) kehidupan masyarakat.Dengan demikian, BKM selain diharapkan mampumenjadi wadah perjuangan kaum miskin dalammenyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka,sekaligus menjadi motor bagi upayapenanggulangan kemiskinan yang dijalankan olehmasyarakat secara mandiri dan berkelanjutan,mulai dari proses penentuan kebutuhan,pengambilan keputusan, proses penyusunanprogram, pelaksanaan program hinggapemanfaatan dan pemeliharaan.Tiap BKM bersama masyarakat telah menyusunPerencanaan Jangka Menengah Program

Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis)secara partisipatif, sebagai prakarsa masyarakatuntuk menanggulangi kemiskinan di wilayahnyasecara mandiri. Atas fasilitasi pemerintah danprakarsa masyarakat, BKM-BKM ini mulai menjalinkemitraan dengan pemerintah daerah dankelompok peduli setempat.Sejak pelaksanaan P2KP-1 hingga pelaksanaanP2KP-3 saat ini telah terbentuk sekitar 6.405 BKMyang tersebar di 1.125 kecamatan di 235 kota/kabupaten, telah memunculkan lebih dari 291.000relawan-relawan dari masyarakat setempat, sertatelah mencakup 18,9 Juta orang pemanfaat(penduduk miskin), melalui 243.838 KSM.Mempertimbangkan perkembangan positif P2KPtersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkankebijakan untuk memperluas jangkauan wilayahdan keberlanjutan pelaksanaan P2KP, denganmengalokasikan tambahan dana yang cukupsignifikan.Keberlanjutan pelaksanaan P2KP ini sangatpenting mengingat kontribusi BLM P2KP saat inibaru membiayai sekitar 10-15% dari kebutuhanprogram yang disusun masyarakat (PJMPronangkis), sehingga upaya penanggulangankemiskinan masih belum optimal. Sedangkanperluasan wilayah sasaran dilakukan dalam rangkaupaya mengurangi jumlah penduduk miskinmenjadi 8,2 % dari total penduduk indonesia padatahun 2009.Mulai tahun 2007 P2KP menjadi bagian dariProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM) Mandiri, oleh sebab itu mulai tahun iniPNPM Mandiri P2KP diarahkan untuk mendukungupaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

1 Pendahuluan

2 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

(IPM) dan pencapaian sasaran MillenniumDevelopment Goals (MDGs)1

I.2. TujuanTujuan Pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP adalahsebagai berikut:a. Mewujudkan masyarakat “Berdaya” dan

“Mandiri”, yang mampu mengatasi berbagaipersoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalandengan kebijakan Program NasionalPemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri;

b. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerahdalam menerapkan model pembangunanpartisipatif yang berbasis kemitraan denganmasyarakat dan kelompok peduli setempat;

c. Mewujudkan harmonisasi dan sinergiberbagai program pemberdayaan masyarakatuntuk optimalisasi penanggulangankemiskinan;

d. Meningkatkan capaian manfaat bagimasyarakat miskin untuk mendorongpeningkatan IPM dan pencapaian sasaranMDGs.

I.3. SasaranSasaran Pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP adalahsebagai berikut:a. Terbangunnya lembaga kepemimpinan

masyarakat (BKM) yang aspiratif, representatif,dan akuntabel untuk mendorong tumbuh danberkembangnya partisipasi serta kemandirianmasyarakat;

b. Tersedianya PJM Pronangkis sebagai wadahuntuk mewujudkan sinergi berbagai programpenanggulangan kemiskinan yangkomprehensif dan sesuai dengan aspirasiserta kebutuhan masyarakat dalam rangkapengembangan lingkungan permukimanyang sehat, serasi, berjati diri danberkelanjutan;

c. Meningkatnya akses terhadap pelayanankebutuhan dasar bagi warga miskin dalamrangka meningkatkan Indeks PembangunanManusia (IPM) dan pencapaian sasaranMDGs

I.4. Prinsip dan Pendekatan1.4.1. Prinsip

Sebagai program pemberdayaan masyarakatberbasis nilai, maka prinsip dasar programadalah “Pemberdayaan ManusiaSeutuhnya” untuk menumbuhkankepedulian, kerelawanan dan perilaku yangberpihak pada masyarakat miskin dengandilandasi keikhlasan memberikan prioritaskepada warga yang lebih menderita, lebihmiskin dan lebih parah kondisinya. Untuk itu,nilai dan prinsip yang melandasi pelaksanaanPNPM Mandiri P2KP adalah:a) Nilai-nilai luhur kemanusiaan (perilaku/

moral), yakni jujur, ikhlas, peduli, sertadapat dipercaya ;

b) Nilai-nilai kemasyarakatan (modalsosial), yakni kebersamaan, solidaritassosial, gotong royong, kekeluargaanserta kesatuan dalam keragaman;

c) Prinsip pembangunan berkelanjutan(sustainable development), yaknipelestarian lingkungan, pembangunanekonomi dan pembangunan sosial(pendidikan, kesehatan, dll).

1.4.2. PendekatanAgar terwujud tujuan yang hendak dicapaiPNPM Mandiri P2KP, maka pendekatan yangakan dilakukan adalah:a. Melembagakan pola pembangunan

partisipatif yang berorientasi masyarakatmiskin dan berkeadilan, melalui :• Pembangunan lembaga

kepemimpinan masyarakat (BKM)yang representatif, akuntabel, danmampu menyuarakan kepentinganmasyarakat dalam proses-prosespengambilan keputusan;

• Perencanaan Partisipatif dalammenyusun PJM-Pronangkisberbasis pada peningkatan IPM-MDGs

b. Menyediakan stimulan BLM secaratransparan untuk mendanai kegiatanpenanggulangan kemiskinan yangmudah dilakukan oleh masyarakat danmembuka kesempatan kerja, melalui :

1 penjelasan singkat mengenai PNPM Mandiri, IPM dan MDGs dapat dilihat pada lampiran 1

3

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

• Pembangunan sarana / prasaranalingkungan

• Peningkatan kapasitas sumber dayamanusia

• Pengembangan ekonomi lokaldengan prasyarat tertentu

c. Memperkuat keberlanjutan program,dengan:• Menumbuhkan rasa memiliki di

kalangan masyarakat melaluiproses penyadaran kritis, partisipatif,pengelolaan hasil-hasilnya, danlainnya.

• Meningkatkan kemampuanperangkat pemerintah dalamperencanaan, penganggaran, danpengembangan paska program.

• Meningkatkan efektifitasperencanaan dan penganggaranyang lebih berorientasi padamasyarakat miskin dan berkeadilan.

I.5. Lokasi SasaranLokasi sasaran PNPM Mandiri P2KP untuk tahunanggaran 2007 meliputi 33 propinsi, 249 kota/kabupaten, 834 kecamatan dan 7.273 kelurahan/desa, yang terbagi atas 2 kategori, sbb:a. Lokasi lama (sudah/sedang melaksanakan

P2KP)Kecamatan-kecamatan yang telah menjadilokasi sasaran P2KP sebelumnya dansebagian besar BKM diwilayah kecamatantersebut mempunyai kinerja baik, sebanyak4.400 kelurahan.

b. Lokasi Baru (Belum ada P2KP)Kecamatan-kecamatan Perkotaan yangbelum melaksanakan P2KP sebanyak 2.873kelurahan.

4 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

2Pola dan MekanismePelaksanaan

Pola pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri P2KP tahun2007 secara umum mengacu kepada Pedoman UmumP2KP-3 dan pedoman-pedoman teknis yang telah adadengan penyempurnaan-penyempurnaan yangmengarah pada peningkatan IPM-MDGs seperti :1. Pedoman Teknis Pemetaan Sosial dan Sosialisasi

Awal;2. Pedoman Teknis Pendaftaran Relawan dan

Pelaksanaan RKM;3. Pedoman Teknis Pelaksanaan Refleksi

Kemiskinan (RK);4. Pedoman Teknis Pelaksanaan Kajian Pemetaan

Swadaya (PS);5. Pedoman Teknis Pembentukan Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM);6. Pedoman Teknis Perencanaan Partisipatif PJM

Pronangkis;7. Pedoman Teknis Pembentukan Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM);8. Pedoman Teknis Pendampingan Pencairan Dana

BLM dan9. Pedoman Teknis, Petunjuk pelaksanaan serta

SOP-SOP lainnya

2.1.Penerima ManfaatPenerima manfaat PNPM Mandiri P2KP adalahkeluarga miskin yang diidentifikasi masyarakatsendiri dan disepakati serta ditetapkan bersamaoleh seluruh masyarakat, pemerintah kelurahan/desa dan stakeholder setempat, melalui prosespemetaan swadaya (community self survey)berbasis IPM-MDGs.

2.2.Bantuan Langsung Masyarakat(BLM)BLM merupakan dana stimulan untukmendorong masyarakat membangun modal sosialmelalui pembelajaran kritis di tiga bidang(lingkungan, sosial dan ekonomi) yang dikenalsebagai Tridaya agar mandiri dalammenanggulangi persoalan kemiskinan danmampu meningkatkan IPM serta mempercepatpencapaian MDGs di wilayahnya.a. Alokasi BLM

Alokasi BLM di lokasi kelurahan lamabervariasi antara Rp 150 juta hingga Rp 350juta, sesuai jumlah penduduk di kelurahantersebut seperti yang terlihat pada tabel 2.1dibawah ini :

Tabel 2.1. Distribusi Alokasi Dana BLM di KelurahanLama

Kategori Kelurahan Kategori Kecil Sedang Besar

Jumlah Penduduk Kelurahan/Desa Yang Menjadi Lokasi PNPM Mandiri P2KP

< 3.000 jiwa 3.000 s/d 10.000 jiwa

> 10.000 jiwa

Plafond Jumlah Alokasi Dana BLM

Rp 150 juta Rp 200 juta Rp 350 juta

Tahapan Pencairan dana BLM Tahap 1=40%, Tahap 2=60%

Sedangkan alokasi BLM untuk lokasi kelurahanbaru atau BLM Tridaya adalah bervariasi antaraRp 200 juta hingga Rp 500 juta, sesuai jumlahpenduduk di kelurahan tersebut dengan rincianseperti yang terlihat pada tabel di bawah ini :

5

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Tabel 2.2 Distribusi Alokasi Dana BLM diKelurahan Baru

Kategori Kelurahan Kategori Kecil Sedang Besar Jumlah Penduduk Kelurahan/Desa Yang Menjadi Lokasi PNPM Mandiri P2KP

< 3.000 jiwa 3.000 s/d 10.000 jiwa

> 10.000 jiwa

Plafond Jumlah Alokasi Dana BLM

Rp 200 juta Rp 300 juta Rp 500 juta

Tahapan Pencairan dana BLM Tahap 1=20%, Tahap 2=50% & Tahap 3=30%

b. Ketentuan Pemanfaatan Dana BLM untukLokasi LamaDana BLM Pronangkis untuk lokasi lamadigunakan untuk membiayai kegiatan prioritasyang ada dalam PJM Pronangkis, yang dibuatberdasarkan pemetaan swadaya berbasiskinerja peningkatan IPM-MDGs.

Pemanfaatan dana BLM untuk kegiatanpengembangan ekonomi yang bersifatpinjaman bergulir, hanya diperkenankanapabila telah memenuhi dua persyaratanpokok sebagai berikut;a) Masih terdapat kebutuhan program dana

bergulir dalam PJM Pronangkis berbasiskinerja peningkatan IPM-MDGs;

b) Kinerja pengelolaan dana bergulirsebelumnya menunjukkan hasil yangbaik, dengan indikator minimal tingkatpengembalian (repayment rate)perguliran dana adalah 80%.

Pencairan Dana BLM ke BKM dilakukandalam 2 tahap, yakni Tahap I sebesar 40%dan Tahap II sebesar 60%, melalui rekeningBank yang dibuat oleh BKM, denganketentuan:

Tabel 2.3. Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Lama

Tahap Penyaluran Pra-syarat

Tahap 1 : 40% Kinerja pengelolaan dana dan hasil kegiatan sebelumnya memenuhi persyaratan pedoman P2KP;

BKM telah mere-orientasi PJM Pronangkis yang disusun berbasis kinerja pencapaian target IPM-MDGs, yang telah diverifikasi KMW;

SPPB ditanda tangani.

Tahap 2 : 60% Verifikasi dan sertifikasi KMW terhadap pembukuan BKM dengan hasil baik;

Verifikasi KMW tentang kinerja transparansi, akuntabilitas BKM menunjukkan hasil memuaskan;

95% dana tahap sebelumnya telah dimanfaatkan; kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang diusulkan untuk

didanai BLM Tahap 2 telah diverifikasi oleh Fasilitator dan KMW; Proposal/usulan BKM untuk tahap 2 telah disetujui KMW.

c. Ketentuan Pemanfaatan Dana BLM untuk Lokasi BaruPencairan Dana BLM ke BKM dilakukan secara bertahap, yakni Tahap I sebesar 20%, Tahap II sebesar50% dan Tahap III sebesar 30% dari alokasi dana BLM setiap kelurahan/desa sasaran, melalui rekeningBank yang dibuat oleh BKM, dengan syarat pencairan sbb:

BLM untuk kelurahan lama dapat dicairkan seluruhnya (100%) pada tahun anggaran 2007

6 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Tabel 2.4. Mekanisme Pencairan Dana BLM dan Pra-Syarat Pencairan untuk Lokasi Baru

Tahap Penyaluran Pra-syarat

Tahap 1 : 20% BKM terbentuk sesuai ketentuan P2KP; PJM Pronangkis yang disusun berbasis kinerja pencapaian target

IPM-MDGs, yang diverifikasi KMW; SPPB ditanda tangani.

Tahap 2 : 50% Verifikasi KMW tentang kinerja, transparansi, akuntabilitas dan efesiensi pengelolaan dana BLM tahap 1 menunjukkan hasil memuaskan;

95% dana tahap I telah dimanfaatkan; Penerima manfaat langsung masuk dalam daftar KK miskin (PS-2); Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang diusulkan untuk

didanai BLM Tahap 2 telah diverifikasi oleh Fasilitator dan KMW; Proposal/usulan BKM untuk tahap 2 telah disetujui KMW.

Tahap 3 : 30% Verifikasi dan sertifikasi KMW terhadap pembukuan BKM dengan hasil baik;

Verifikasi KMW terhadap kinerja transparansi dan akuntabilitas dana serta pelaksnaan kegiatan BKM/Masy;

Penerima manfaat langsung masuk dalam daftar KK miskin (PS-2); 95% dana tahap sebelumnya telah dimanfaatkan; Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang diusulkan telah

diverifikasi Fasilitator; Proposal kegiatan BKM untuk tahap 3 telah disetujui KMW.

BLM untuk kelurahan baru hanya dicairkan untuk tahap 1 (20%) pada tahun anggaran 2007 ini.

d. Ketentuan BLM Untuk Lokasi P2KP-3Pada Pelaksanaan PNPM P2KP tahun 2007terdapat 1.726 kelurahan/desa yang tengahberproses melaksanakan P2KP-3. Di lokasi-lokasi tersebut, akan diselesaikan seluruhtahap pencairan BLM (hingga tahap 3) padatahun 2007 ini, dengan menggunakan sumberdana loan UPP-3.Masyarakat juga akan difasilitasi untukmenyempurnakan PJM Pronangkis berbasiskinerja pencapaian IPM-MDGs untukmenunjang PNPM 2008-2009.

2.3.Bantuan Pendampingana. Bantuan Pendampingan di tingkat

Masyarakat Kelurahan/DesaBantuan pendampingan diberikan melaluipenugasan Tim Fasilitator beserta dukungandana operasional untuk mendampingimasyarakat dalam rangka penanggulangankemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan.Komposisi Tim Fasilitator untuk pelaksanaanPNPM Mandiri P2KP di lokasi lama adalahtiap 7 kelurahan akan didampingi 4 fasilitatoruntuk 6 bulan pertama dan 3 fasilitator untuk6 bulan berikutnya. Sedangkan komposisi

Tim Fasilitator untuk lokasi baru, lokasi P2KP1 tahap 1, dan lokasi P2KP-3 adalah 5fasilitator untuk 7 kelurahan. Kebijakanmengenai komposisi faskel ini dapatdisesuaikan atas dasar ketetapan PMU P2KP.Setiap tim fasilitator sekurangnya terdiri dari 1senior fasilitator sebagai koordinator tim, 1Fasilitator Teknik, 1 Fasilitator Keuangan dan1 Fasilitator Sosial.Seluruh fasilitator kelurahan yang bekerja diPNPM Mandiri P2KP berkewajibanmenjunjung tinggi dan melaksanakan secarakonsisten Kode Etik Fasilitator, sebagaiberikut:a) Fasilitator bekerja sebagai Tim;b) Fasilitator memfasilitasi, Masyarakat

mengambil keputusan secara rasionaldan bertanggungjawab sebagai hasilfasilitasi yang baik;

c) Fasilitator tidak memberi janji-janji atauiming-iming kepada masyarakat,termasuk informasi yang tidak sesuaipedoman dan kebijakan program;

d) Perencanaan, penetapan program danpelaksanaan program harus dilakukanoleh masyarakat sendiri, Fasilitator hanyamemfasilitasi agar proses kegiatan

7

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

sesuai dengan nilai, prinsip danketentuan P2KP;

e) Fasilitator tidak diperkenankan memintauang atau imbalan apapun darimasyarakat;

f) Fasilitator tidak diperkenankan me-nerima imbalan uang dari masyarakat,baik secara langsung maupun tidaklangsung (tenaga kerja, dll);

g) Fasilitator bertanggungjawab terhadappenyelesaian masalah yang ada diwilayah dampingannya, termasukkemungkinan munculnya penyimpangandan penyalahgunaan yang terjadi,sebagai konsekuensi logistanggungjawab fasilitator mengawalnilai, prinsip dan ketentuan P2KP.

Ikatan kerja dengan Fasilitator dilakukan olehSNVT PBL provinsi dan dalam pengendaliansubstansi maupun operasional, dibantu olehKorkot serta Konsultan Manajemen Wilayahsetempat.Ikatan kerja Fasilitator dengan SNVT PBLPropinsi dituangkan dalam Surat PerjanjianKerja dengan Matrix Akuntabilitas yangditetapkan PMU P2KP Pusat.Berbagai bantuan pendampingan di tingkatmasyarakat akan dilakukan oleh tim fasilitatormelalui fasilitasi, mediasi, pengembangankapasitas hingga advokasi.Secara rinci bentuk-bentuk bantuanpendampingan, antara lain mencakup:• Pertemuan-pertemuan/musyawarah di

tingkat komunitas maupun kelurahan/desa, baik bersifat rapat maupunsosialisasi;

• Pelatihan dan bimbingan, termasukpenyediaan bahan dan media belajar;

• Penyediaan media-media sosialisasi danbimbingan pengembangan media-media warga;

• Pengawasan pelaksanaan kegiatanpenanggulangan kemiskinan, dll.

Titik berat pelaksanaan bantuan pendampingan di tingkatmasyarakat adalah membangun kesadaran kritis masyarakat,pelibatan sebanyak mungkin masyarakat termasuk kelompokperempuan serta kelompok marjinal (kelompok masyarakatyang tidak memiliki akses memadai, baik informasi,pengambilan keputusan, partisipasi, dan lainnya) danpenyusunan PJM Pronangkis yang berorientasi padapeningkatan IPM-MDGs.

b. Bantuan Pendampingan di tingkatPemerintah DaerahBantuan pendampingan diberikan melaluipenugasan KMW, Korkot, Askorkot untukpemerintah daerah (Propinsi/Kabupaten-Kota). Secara khusus Askorkot mempunyaitugas untuk membina fasilitator di wilayahnyasesuai dengan bidang kerjanya.Bagi Kota/Kabupaten yang memiliki lokasisasaran lebih dari 50 (lima puluh) kelurahan/desa, maka akan difasilitasi oleh koordinatorkota (korkot) yang dibantu oleh asisten korkotbidang pembukuan, askorkot infrastruktur,askorkot urban planner dan asistenmanajemen data (asmandat). Untuk setiapkelipatan 50 kelurahan/desa selanjutnya akanditambahkan 3 (tiga) orang askorkot, yakniaskorkot pemberdayaan, askorkotmanajemen keuangan dan askorkotinfrastruktur. Bagi Kota/Kabupaten yangkurang dari 50 kelurahan/desa akan difasilitasioleh satu Korkot dengan tim yang tidaklengkap.Sedangkan untuk kota/kabupaten denganjumlah lokasi sasaran kurang dari 25 (duapuluh lima) kelurahan/desa, maka di wilayahtersebut hanya terdapat 1 (satu) Askorkotpemberdayaan, tanpa staf pendukung dankelengkapannya, yang berada di bawahkoordinasi dan supervisi korkot terdekat disekitranya.Kebijakan mengenai bantuan pendampingankepada pemerintah kota/kabupaten dankomposisinya dapat disesuaikan atas dasarketetapan PMU P2KP.Seluruh korkot, askorkot, asmandat dantenaga ahli konsultan berkewajibanmenjunjung tinggi dan melaksanakan secarakonsisten pakta integritas pendamping PNPMP2KP Mandiri, sebagai berikut:

a. Pendamping memfasilitasi, Masyarakatmengambil keputusan secara rasional danbertanggungjawab sebagai hasil fasilitasi yangbaik;

b. Pendamping tidak memberi janji-janji atauiming-iming kepada masyarakat, termasukinformasi yang tidak sesuai pedoman dankebijakan program;

c. Perencanaan, penetapan program danpelaksanaan program harus dilakukan oleh

8 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

masyarakat sendiri, Pendamping hanyamemfasilitasi agar proses kegiatan sesuaidengan nilai, prinsip dan ketentuan P2KP;

d. Pendamping tidak diperkenankan memintauang atau imbalan apapun dari masyarakat;

e. Pendamping tidak diperkenankan menerimaimbalan uang dari masyarakat, baik secaralangsung maupun tidak langsung (tenagakerja, dll);

f. Pendamping bertanggungjawab terhadappenyelesaian masalah yang ada di wilayahdampingannya, termasuk kemungkinanmunculnya penyimpangan danpenyalahgunaan yang terjadi, sebagaikonsekuensi logis tanggungjawabpendamping mengawal nilai, prinsip danketentuan P2KP.

g. Pendamping berkewajiban menyelesaikanmasalah penyimpangan dana yang terjadi dimasyarakat dengan mengutamakanmekanisme penyelesaian oleh masyarakathingga proses hukum sesuai ketentuan

Ikatan kerja dengan Korkot dan Askorkot dilakukanoleh Satker provinsi dan dalam pengendaliansubstansi maupun operasional, di bawah kendaliKonsultan Manajemen Wilayah (KMW) setempat.Ikatan kerja Korkot dan askorkot dengan SNVT PBLPropinsi dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerjadengan Matrix Akuntabilitas yang ditetapkan PMUP2KP Pusat.Secara rinci bentuk-bentuk bantuanpendampingan untuk pemerintah daerah, antaralain mencakup:• Pertemuan-pertemuan/musyawarah di tingkat

pemerintah daerah dan kelompok peduli, baikbersifat rapat, diskusi tematik maupunsosialisasi;

• Pelatihan dan bimbingan, termasukpenyediaan bahan dan media belajar;

• Penyediaan media-media sosialisasi;• Kunjungan lapangan baik dalam rangka

pendalaman pemahaman maupunpenggalian aspirasi masyarakat;

• Pengorganisasian Monitoring, Fasilitasi,Supervisi dan Evaluasi bersama, dll.

Titik berat pelaksanaan bantuan pendampingan di tingkatpemerintah daerah adalah membangun kesadaran kritisperangkat pemda dan kelompok peduli untuk mencapaisinergi antara masyarakat, pemerintah dan kelompok peduliserta reformasi kebijakan ,program dan penganggaran yangberorientasi pada masyarakat miskin.

2.4.Strategi Pendampingana. Pendampingan Pelaksanaan Kegiatan

Tingkat Masyarakat di Lokasi LamaPendampingan pelaksanaan kegiatan tingkatmasyarakat di lokasi lama pada prinsipnyaadalah wujud pendampingan dariimplementasi pembelajaran channelingprogram dalam rangka transformasi sosialdari masyarakat berdaya menuju masyarakatmandiri.Untuk itu, tahapan kegiatan di lokasi lamamencakup serangkaian kegiatan yangberorientasi pada siklus review programsecara partisipatif, serta reorientasi padapencapaian kinerja peningkatan IndeksPembangunan Manusia (IPM) danpercepatan pencapaian sasaran MillenniumDevelopment Goals (MDGs), baik padaperumusan kebutuhan, perencanaanprogram maupun pelaksanaan program danpemanfaatan serta pemeliharaannya olehmasyarakat.PJM Pronangkis berbasis kinerja peningkatanIPM-MDGs yang disepakati masyarakatkemudian dibahas dalam lokakarya tingkatkelurahan/desa dengan melibatkan partisipasiaktif pemerintah kelurahan/desa sertakelompok peduli lainnya, sehingga PJMPronangkis menjadi program milik bersama.BKM bersama Pemerintah kelurahan/desaselanjutnya mengintegrasikan PJMPronangkis dalam mekanisime perencanaanpembangunan daerah, yang dimulai dariproses Musrenbang tingkat kelurahan/desa,kecamatan sampai tingkat kota/kabupaten.Gambaran umum mengenai tahapankegiatan PNPM Mandiri P2KP di tingkatmasyarakat pada lokasi lama dapat dilihatpada gambar 2.1 di bawah ini dan penjelasanrinci untuk tahapan kegiatan PNPM MandiriP2KP 2007 ditingkat masyarakat dapat dilihatpada lampiran 2.

9

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Gam

bar 2

.1: T

ahap

an K

egiat

an P

NPM

Mand

iri P

2KP

di L

okas

i Lam

a

1

2

3

4

5 6

7

TAH

AP

1:

PE

NY

IAP

AN

M

AS

YA

RA

KA

T

1. R

evie

w P

artis

ipat

if P

rona

ngki

s

Rev

iew

pro

gram

(PJM

Pro

nang

kis)

R

evie

w k

elem

baga

an (U

P-U

P, P

ra

LKM

, LK

M, d

ll)

R

evie

w K

euan

gan

(aku

ntab

ilita

s &

P

embu

kuan

UP

K, S

ekre

taria

t dll)

2.

Re-

orie

ntas

i Pem

etaa

n Sw

aday

a be

rbas

is IP

M-

MD

GsM

DG

s •

Kla

rifik

asi K

K M

iski

n ya

ng

bero

rient

asi p

ada

IPM

-M

DG

s •

Re-

orie

ntas

i kaj

ian

perm

asal

ahan

, pot

ensi

su

mbe

r day

a da

n ke

butu

han

4. K

oord

inas

i Ren

cana

PJM

Pro

nang

kis

dgn

Ren

cana

kel

/des

a be

rbas

is K

iner

ja

IPM

-MD

Gs

Sos

ialis

asi k

e se

luru

h st

akeh

olde

r kl

urah

n/de

sa

Pen

yepa

kata

n in

tegr

asi P

JM P

rona

ngki

s sb

g P

rogr

am K

elur

ahan

/Des

a M

atrik

s K

lasi

fikas

i Kon

tribu

si S

umbe

r D

aya

Mas

yara

kat,

Pem

erin

tah,

&

Cha

nnel

ing

Pro

gram

M

arke

ting

Sos

ial P

JM P

rona

ngki

s

TAH

AP

3:

PE

NC

AIR

AN

BLM

P

RO

NA

NG

KIS

5. P

enga

juan

dan

ad

min

istr

asi p

enca

dana

BLM

6. P

enca

iran

dan

dan

Pen

gem

baK

SM

TAH

AP

4: P

ELA

KS

AN

AA

N

7. P

elak

sana

an P

JM

Pro

nang

kis

berb

asis

IPM

-M

DG

sMD

Gs

• P

erum

usan

har

apan

kel

/des

a •

Ana

lisis

per

soal

an, p

oten

si

dan

kebu

tuha

n •

Prio

ritas

isas

i Pro

gram

Ren

cana

pro

gram

3 ta

hun

dan

1 ta

hun

• U

ji P

ublik

dan

Pen

etap

an

PJM

pro

nang

kis

3. R

e-or

ient

asi P

JM

Pro

nang

kis

berb

asis

kin

erja

pe

ncap

aian

targ

et IP

M-

MD

GsM

DG

s

TAH

AP

2:

PE

RE

NC

AN

AA

N

MA

SYA

RA

KA

T

10 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

b. Pendampingan Pelaksanaan KegiatanTingkat Masyarakat di Lokasi BaruPendampingan pelaksanaan kegiatan tingkatmasyarakat di lokasi baru pada prinsipnyaadalah wujud pendampingan dariimplementasi pembelajaran Tridaya dalamrangka transformasi sosial dari masyarakattidak berdaya menuju masyarakat berdaya.Untuk itu, tahapan kegiatan di lokasi barumencakup serangkaian kegiatan yangberorientasi pada siklus rembug kesiapanmasyarakat dan kerelawanan, refleksikemiskinan, pemetaan swadaya berbasisIPM-MDGs, pembentukan BKM,perencanaan partisipatif menyusun PJMPronangkis berbasis kinerja peningkatan IPM-MDGs dan pelaksanaan programpenanggulangan kemiskinan oleh masyarakatdengan stimulan BLM oleh masyarakat.PJM Pronangkis berbasis kinerja peningkatanIPM-MDGs yang disepakati masyarakatkemudian dibahas dalam lokakarya tingkatkelurahan/desa dengan melibatkan partisipasiaktif pemerintah kelurahan/desa sertakelompok peduli lainnya, sehingga PJMPronangkis menjadi program milik bersama.BKM bersama Pemerintah kelurahan/desaselanjutnya mengintegrasikan PJMPronangkis dalam mekansime perencanaanpembangunan daerah, yang dimulai dariproses Musyawarah Pembangunan Desa/Kelurahan (Musbangdes/kel) di tingkatkecamatan hingga ke tingkat kota/kabupaten(musrenbang).Gambaran umum mengenai tahapankegiatan P2KP di tingkat masyarakat padalokasi baru dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini dan untuk langkah teknispelaksanaan, masih tetap mengacu padapedoman teknis yang sudah ada termasuksuplemennya dalam rangka peningkatan IPMserta pencapaian sasaran MDGs.

11

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Gam

bar 2

.2: T

ahap

an K

egiat

an P

NPM

MAND

IRI P

2KP

Ting

kat M

asya

raka

t di L

okas

i Bar

u

Pem

bent

ukan

BK

M

• P

ersi

apan

(FG

D

Kel

emba

gaan

,Kep

emim

pina

n M

oral

) •

Pem

iliha

n U

tusa

n W

arga

Pem

iliha

n an

ggot

a B

KM

dan

P

embe

ntuk

an B

KM

TAH

AP

2: P

ER

EN

CA

NA

AN

M

AS

YA

RA

KA

T

TAH

AP

4: P

ELA

KS

AN

AA

Pem

etaa

n Sw

aday

a

Id

entif

ikas

i dan

pe

ncac

ahan

KK

mis

kin

K

ajia

n pe

rmas

alah

an,

pote

nsi s

umbe

r day

a da

n ke

butu

han

K

ajia

n ke

lem

baga

an

P

emet

aan

: seb

aran

KK

m

iski

n, k

ondi

si li

ngku

ngan

, so

sial

dan

eko

nom

i

Rem

bug/

Mus

yaw

arah

K

esia

pan

Mas

yara

kat

dan

Pend

afta

ran

Rel

awan

Ref

leks

i Kem

iski

nan

Pela

ksan

aan

Keg

iata

n

TAH

AP

1: P

EN

YIA

PA

N

MA

SYA

RA

KA

T

Pere

ncan

aan

Part

isip

atif

men

yusu

n PJ

M P

rona

ngki

s be

rbas

is P

enin

gkat

an IP

M-

MD

GsM

DG

s •

Per

umus

an h

arap

an

kelu

raha

n/de

sa

• A

nalis

is p

erso

alan

, pot

ensi

dan

ke

butu

han

• P

riorit

asis

asi P

rogr

am

• R

enca

na p

rogr

am 3

tahu

n da

n 1

tahu

n •

Uji

Pub

lik d

an P

enet

apan

PJM

pr

onan

gkis

Penc

aira

n da

na B

LM d

a nPe

mbe

ntuk

an K

SM

Pen

ggal

ian

akar

per

soal

an

kem

iski

nan

Krit

eria

kem

iski

nan

Har

apan

pen

angg

ulan

gan

kem

iski

nan

Pem

etaa

n So

sial

da

nSos

ialis

asi A

wal

Peng

ajua

n da

n ad

min

istr

asi p

enca

iran

dana

BLM

T AH

AP

3:

PEN

CA

IRA

N B

LM

Koo

rdin

asi R

enca

na P

JM P

rona

ngki

s dg

n R

enca

na k

elrh

n/de

sa b

erba

sis

Kin

erja

IPM

-MD

GsM

DG

s S

osia

lisas

i ke

selu

ruh

stak

ehol

der

kel/d

esa

Pen

yepa

kata

n in

tegr

asi P

JM

Pro

nang

kis

sbg

Pro

gram

K

elur

ahan

/Des

a M

atrik

s K

lasi

fikas

i Kon

tribu

si S

umbe

r D

aya

Mas

yara

kat,

Pem

erin

tah,

&

Cha

nnel

ing

Prgr

m

Mar

ketin

g S

osia

l PJM

Pro

nang

kis

12 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

c. Pendampingan Pelaksanaan KegiatanTingkat Pemerintah DaerahPendampingan pelaksanaan kegiatan tingkatpemerintah daerah pada prinsipnya adalahwujud Pendampingan untuk mendorongterwujudnya kebijakan, program danpenganggaran yang berorientasi padamasyarakat miskin, serta tata kepemerintahanyang baik di daerah.Untuk itu, tahapan kegiatan di tingkatpemerintah daerah mencakup serangkaiankegiatan yang berorientasi pada sikluspenguatan aparat pemda melalui pelatihan

dasar dan lokakarya, Komunitas BelajarPerkotaan (KBP), revitalisasi TKPKD,reorientasi penyusunan SPKD dan PJMPronangkis Kota berbasis kinerja peningkatanIPM-MDGs, serta pelaksanaan PAKET,Channeling Program dan Replikasi, termasukupaya dalam rangka integrasi programmasyarakat dengan program pembangunankota/kabupaten melalui proses perencanaandan pemrograman yang ada.Gambaran umum mengenai tahapankegiatan P2KP di tingkat masyarakat padalokasi baru dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.3. Tahapan Kegiatan PNPM Mandiri P2KP Tingkat Kota/Kabupaten

Pelatihan Dasar TKPKD/ TKPP & PJOK

KBP (Pembelajaran Lapangan Tematik): • Kunjungan lapang • Diskusi Refleksi • VCD-VCD • Lokakarya • Wawancara, dll

Membangun Relawan Kota/Kab

Analisis Sosial Kemiskinan Kota

Pelaksanaan PAKET dan Replikasi

Program P2KP Silaturahmi sosial ke

Walikota/Bupati & Lobby-lobby Ke-lompok Strategis

(DPRD, Dinas, Klpk Peduli, dll)

Lokakarya Orientasi P2KP Tkt.Kota/kab

Proses belajar Dari Lapangan

Lokakarya Orientasi P2KP Tkt.Kecamatan

Sosialisasi Tkt Kelurahan/Desa

Serangkaian FGD Refleksi

Kemiskinan Kota

Serangkaian Rembug Kota

untuk Pemetaan Kemiskinan Kota secara Partisipatif

Penguatan Kelembagaan

dan Reorientasi

KPK-Kota/kab

Penyusunan /review

Dokumen SPK-Kota/Kab.

Penyusunan Program Kemiskinan Kota/Kab. yg

berpihak pada masy.miskin dan berbasis PJM Pronangkis-

IPM/MDGs

Review Program dan Penganggaran Pemkot/kab yg berpihak pada masy.miskin

Channeling Program dari berbagai Stakeholders

Keterangan : Urutan/Sekuen Siklus Kegiatan

Hubungan Keterkaitan

13

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Penyelenggaraan PNPM Mandiri P2KP tahun 2007dilakukan secara berjenjang dari tingkat nasionalsampai tingkat desa/kelurahan denganpengorganisasian sebagai berikut.

3.1. Tingkat NasionalPenanggungjawab pengelolaan program tingkatnasional adalah Direktorat Jenderal Cipta Karya,Departemen Pekerjaan Umum, yang bertindaksebagai penyelenggara program (executingagency) yang dibantu oleh Satker P2KP (PMU)sebagai penanggungjawab operasional kegiatan.Untuk melaksanakan tugas tersebut PMU dibantuoleh 2 (dua) Konsultan Manajemen Pusat (KMP)P2KP yang bertugas melakukan pengawasan,pengkoordinasian dan pengendalian KMW-KMW(Konsultan Manajemen Wilayah) sesuaipembagian wilayah dampingan pada pelaksanaanP2KP2 dan P2KP3. PMU juga akan dibantu olehTim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) yangbertanggungjawab dalam merumuskanpengembangan konsep dan penyusunanpedoman umum program, termasuk melakukankajian-kajian substantif yang dibutuhkan, selain ituPMU akan dibantu oleh Program Manager untukmerumuskan strategi dan petunjuk pelaksanaankegiatan.Pemerintah Indonesia juga membentuk TimPengendali PNPM yang terdiri dari Tim Pengarahdan Tim Teknis. Keanggotaan Tim Pengarahterdiri dari :Ketua : Menteri Koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat

Wakil Ketua : Menteri Koordinator BidangPerekonomian

Anggota :1. Menteri Dalam Negeri2. Menteri Keuangan3. Menteri Sosial4. Menteri Kesehatan5. Menteri Pendidikan Nasional6. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata7. Menteri Pertanian8. Menteri Kelautan dan Perikanan9. Menteri Kehutanan10. Menteri Pekerjaan Umum11. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi12. Menteri Perindustrian13. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah14. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan15. Menteri Negara Pembangunan Daerah

Tertinggal16. Menteri Negara Perumahan Rakyat17. Menteri Negara Lingkungan Hidup18. Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala BadanPerencanaan Pembangunan Nasional

19. Sekretaris Kabinet20. Kepala Badan Pusat Statistik21. Kepala Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional22. Kepala Badan Pertanahan Nasional

3 Organisasi Pelaksanaan

14 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Untuk Tim Teknis keanggotaan terdiri dari :Ketua : Deputi bidang Koordinator

Penanggulangan Kemiskinan,Kantor Menteri Negara KoordinatorBidang Kesejahteraan Rakyat.

Wakil Ketua : Deputi Bidang Kemiskinan,Ketenagakerjaan dan UKM,Bappenas

Sekretaris I : Asdep Urusan Pendanaan danInfrastruktur, Kantor Menkokesra

Sekretaris II : Direktur PenanggulanganKemiskinan, Bappenas

Anggota :1. Deputi Pengembangan Regional dan

Otonomi Daerah, Bappenas;2. Dirjen Perbendaharaan, Departemen

Keuangan;3. Dirjen Anggaran dan Perimbangan

Keuangan, Departemen Keuangan;4. Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa, Departemen Dalam Negeri;5. Dirjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan

Umum;6. Staf Khusus Kantor Menko Bidang

Perekonomian;7. Direktur Kantor Pemberdayaan Masyarakat,

Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,Departemen Dalam Negeri;

8. Direktur Usaha Ekonomi Masyarakat, DitjenPemberdayaan Masyarakat dan Desa,Departemen Dalam Negeri;

9. Direktur Perekonomian Daerah, DitjenPemberdayaan Masyarakat dan Desa,Departemen Dalam Negeri;

10. Direktur Anggaran, Ditjen AnggaranPerimbangan dan Keuangan , DepartemenKeuangan;

11. Direktur Perbendaharaan, DitjenPerbendaharaan, Departemen Keuangan;

12. Direktur Penataan Bangunan danLingkungan, Ditjen Cipta Karya, DepartemenPekerjaan Umum

3.2.Tingkat PropinsiDi tingkat propinsi dikoordinasikan langsung olehGubernur setempat melalui Bappeda Propinsidengan menunjuk Tim Koordinasi Pelaksanaan

P2KP (TKPP) tingkat propinsi atau TKPK yangsudah ada. Pelaksana tingkat Propinsi adalah DinasPekerjaan Umum/ Bidang Ke-Cipta Karya-andibawah kendali/koordinasi Satker Non VertikalTertentu (SNVT) PBL tingkat propinsi. Dalampelaksanaan dan pengendalian kegiatan akandilakukan oleh KMW yang ditugasi oleh Satker/PMU P2KP untuk Propinsi tersebut.Dalam rangka efektifitas pelaksanaan kegiatan,ditunjuk KMW-KMW P2KP saat ini denganpenguatan personil sesuai kebutuhan lapanganyang diperlukan.

3.3.Tingkat Kabupaten/KotaDi tingkat kota/kabupaten dikoordinasikan langsungoleh Bupati/Walikota setempat melalui BappedaKota/Kabupaten dengan menunjuk Tim KoordinasiPelaksanaan PNPM P2KP (TKPP) tingkat kota/kabupaten atau TKPK yang sudah ada. Pemkot/kab dibantu oleh Pejabat Pembuat Komitmen yangdiangkat Menteri PU atas usulan Bupati/Walikotadibawah koordinasi SNVT PBL Propinsi dalammengendalikan pelaksanaan kegiatanpendampingan dan pencairan dana BLM.Pemkot/kab memfasilitasi KBP dan penguatanTKPK-D untuk dapat menyusun SPK-D dan PJMpronangkis Kota/Kabupaten sesuai ketentuan.Dalam pelaksanaan dan pengendalian kegiatanditingkat Kota/Kabupaten akan dilakukan olehKoordinator Kota (Korkot), yang dibantu beberapaasisten korkot di bidang pembukuan, teknik/infrastruktur, management data dan urban planer.

3.4.Tingkat KecamatanDi tingkat kecamatan akan ditunjuk PJOK(Penanggung Jawab Operasional Kegiatan). PJOKadalah perangkat kecamatan yang diangkat olehwalikota/bupati untuk pengendalian kegiatanditingkat kelurahan dan berperan sebagaipenanggungjawab administrasi pelaksanaanP2KP di wilayah kerjanya.Tugas pokok PJOK adalah sebagai berikut:• Memantau pelaksanaan P2KP di wilayah

kerjanya sesuai dengan pentahapan yangsudah ditentukan

• Melaksanakan administrasi program berupapenanda-tanganan SPPB, memproses SPBke bank pembayar dan lain-lain

15

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

• Membuat laporan perkembanganpelaksanaan tugas, termasuk laporanpertanggungjawaban akhir masa jabatannya

• Jika terjadi pergantian PJOK antar waktu,maka PJOK sebelumnya harus membuatBerita Acara Serah Terima Pekerjaan kepadaPJOK penggantinya. Berita Acara tersebutmemuat pelaksanaan tugas, hasil-hasilkegiatan, hasil monitoring dan evaluasi sertadilengkapi dengan uraian dan penjelasanpenggunaan dana BOP-PJOK

• Melakukan koordinasi dan sinkronisasikegiatan P2KP dengan KMW dan TimFasilitator untuk bersama-sama menanganipenyelesaian permasalahan dan pengaduanmengenai pelaksanaan P2KP di wilayahkerjanya

• Melakukan pemeriksaan terhadappenggunaan dana yang telah disalurkankepada masyarakat sesuai dengan usulanyang disetujui

3.5.Tingkat Kelurahan/DesaPada tingkat kelurahan/desa, P2KP akanmemanfaatkan BKM yang ada atau membentukBKM baru dengan fungsi utamamengkoordinasikan pelaksanaan programpenanggulangan kemiskinan,mengakomodasikan berbagai masukanpembangunan untuk wilayahnya serta membentukUnit-Unit/pokja pelaksana dan mengorganisirrelawan-relawan dari warga setempat.Pengorganisasian pelaksanaan PNPM MandiriP2KP seperti dijelaskan diatas, digambarkandalam bagan Struktur Organisasi sesuai gambar3.1.

16 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Gambar 3.1: Struktur Organisasi Pengelolaan PNPM Mandiri P2KP

-

Tim Koordinasi Propinsi & Tim

Pengendali PNPM KMW

Kepala Dinas PU/ Perumahan/Kimpraswil

Propinsi SNVT PBL Prop

SNVT P2KP KMP

Koord.Kota/Kab

Tim Fasilitator 5 org utk 7 Kel/Desa

BKM

PJOK Kec

LURAH

KSM

Relawan

Pusat Tim Inter

Departemen selaku Tim Koordinasi Pusat dan Tim

Pengendali PNPM

Bappeda Propinsi Propinsi

Tim Koordinasi Kota/Kab dan Tim Pengendali PNPM. Kepala Dinas PU/

Perumahan/Kimpraswil Kota/Kab.

Bappeda Kota/Kab. Kota

R & D dan Program Manager

Kecamatan

Garis pengendalian Garis fasilitasi Garis koordinasi Garis pelaporan

CAMAT

Kelurahan

Kabupaten

DEPARTEMEN PU

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kepala PMU P2KP

Dirjen Cipta Karya

PK P2KP

KE

17

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

4 Penutup

Keberhasilan dari pelaksanaan PNPM Mandiri P2KPtahun 2007 ini akan sangat tergantung dari dukunganseluruh masyarakat baik yang terlibat langsung dalampelaksanaan kegiatan maupun yang tidak terlibatlangsung. Salah satu bentuk dukungan yang pentingdalam pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP ini adalahkomitmen dari seluruh pelaku untuk menegakkanprinsip transparansi dan akuntabilitas sejalan denganprinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik. Seluruhpelaku harus secara terbuka dan aktif untuk salingmengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan ini terutamamengawasi dana BLM sebagai stimulan yangpemanfaatannya haruslah tepat sasaran sesuai programyang disiapkan oleh masyarakat dan memberikanprioritas bagi masyarakat miskin sebagai kelompokpenerima manfaat dalam rangka upaya peningkatanIPM dan pencapaian sasaran MDGs.Transparansi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri P2KPpada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikan akseskepada semua pihak untuk mengetahui informasi-informasimengenai pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP, mulai darikebijakan, proses pelaksanaan kegiatan dan penggunaankeuangan, serta informasi-informasi lainnya dari parapelaku PNPM Mandiri P2KP.Penerapan transparansi secara konsisten oleh seluruhpelaku PNPM Mandiri P2KP tersebut pada dasarnyadimaksudkan, antara lain; (1) mencegah sedini mungkinterjadinya penyimpangan-penyimpangan melaluitumbuhnya kesadaran masyarakat untuk melakukankontrol sosial, (2) menghindarkan mis komunikasiataupun salah persepsi, (3) mendorong prosesmasyarakat belajar dan “melembagakan” sikapbertanggung jawab serta tanggung gugat terhadappilihan keputusan dan kegiatan yang dilaksanakannya,(4) membangun kepercayaan semua pihak (trustbuilding) terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP

secara keseluruhan, sehingga PNPM Mandiri P2KPdiharapkan dapat dilaksanakan sesuai denganketentuan, prinsip dan nilai P2KP. Dalam rangka upayatersebut telah disiapkan strategi anti korupsi baik strategipencegahan dini dilevel pusat maupun di levelmasyarakat yang selengkapnya dapat dilihat padalampiran 3.Selain hal tersebut diatas, sebagai ukuran keberhasilanpelaksanaan kegiatan ini telah ditetapkan indikatorkinerja untuk mengukur kualitas capaian pelaksanaankegiatan. Standar indikator kinerja PNPM Mandiri P2KPsecara rinci tercantum pada lampiran 4. Sedangkanuntuk mengukur kinerja personil pendamping mulaifasilitator hingga tingkat pusat mengacu pada matrixakuntabilitas yang telah ditetapkan PMU P2KP Pusat.Melalui proses pengendalian kegiatan seperti tersebutdiatas, diharapkan pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP2007 ini dapat efektif dan optimal untuk mendukungupaya pemerintah dalam menurunkan jumlah orangmiskin di Indonesia menjadi 8,2 % pada tahun 2009dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesiasesuai amanat UUD’45.

Semoga bermanfaat

18 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Lampiran1Informasi Ringkas PNPM,IPM dan MDGS

I. PROGRAM NASIONALPEMBERDAYAAN MASYARAKAT(PNPM) MANDIRI

I.1. LATAR BELAKANGSalah satu masalah utama pembangunan diIndonesia saat ini adalah masih besarnya jumlahpenduduk miskin dan pengangguran. Meskipunpenanggulangan kemiskinan senantiasadiprioritaskan dalam pembangunan, namun targetpenurunan angka kemiskinan maupunpengangguran sebagaimana tercantum dalamRPJM 2004-2009 masih sulit dicapai. Kenaikanharga minyak dunia selama tahun 2005 yangmengharuskan pemerintah menerapkan kebijakanpengurangan subsidi BBM memicu tingginya inflasiyang kemudian menyebabkan bertambahnyapenduduk miskin. Pada bulan Maret 2006, jumlahpenduduk miskin tercatat sebesar 39,05 juta jiwaatau 17,75 persen dari jumlah penduduk. Sejalandengan itu, angka pengangguran terbuka jugamasih besar, yaitu 10,9 juta jiwa (10,3 persen) padaAgustus 2006. Meskipun terjadi penurunan dari11,9 juta jiwa (11,2 persen) pada November 2005,namun penurunan tersebut belum signifikan.Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleksmembutuhkan intervensi semua pihak secarabersama dan terkoordinasi. Penanggulangankemiskinan memerlukan perubahan yang bersifatsistemik dan menyeluruh, namun penanganannyaselama ini cenderung parsial di masing-masingsektor dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usahadan masyarakat pada umumnya juga belumoptimal. Kerelawanan sosial dalam budayakehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber

penting pemberdayaan dan pemecahan akarpermasalahan kemiskinan mulai luntur. Untukmeningkatkan efektivitas upaya penanggulangankemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, makapemerintah memutuskan meluncurkan ProgramNasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)mulai tahun 2007.Sebagai langkah awal, pelaksanaan PNPM tahun2007 dimulai dengan dua program pemberdayaanmasyarakat yang dinilai cukup besar dan efektif,yaitu Program Pengembangan Kecamatan (PPK),yang menjadi dasar bagi pengembangan PNPMdi perdesaan, dan Program PenanggulanganKemiskinan di Perkotaan (P2KP), yang menjadidasar bagi pengembangan PNPM di perkotaan.Mulai tahun 2008, PNPM diperluas denganmelibatkan Program Pengembangan DaerahTertinggal dan Khusus (P2DTK), yang menjadidasar pengembangan PNPM di daerah tertinggal,pasca bencana dan pasca konflik; dan ProgramInfrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), yangmenjadi dasar pengembangan PNPM untukmengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhanekonomi dengan daerah sekitarnya. Selain itu,PNPM juga diperkuat dengan mengintegrasikanberbagai program pemberdayaan lainnya yangdilaksanakan oleh berbagai sektor. Denganpengintegrasian tersebut, diharapkan terjadipeningkatan efektivitas berbagai kegiatanmasyarakat sekaligus efisien komponen biaya yangselama ini sering duplikasi antar proyek.Pengintegrasian berbagai program tersebutdiharapkan akan memperluas cakupanpembangunan hingga ke daerah-daerah terpencildan terisolir, termasuk pulau-pulau kecil terdepan.Untuk itu, lokasi PNPM secara bertahap akan

19

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

mencakup seluruh kecamatan di Indonesia padatahun 2009. Mengingat proses pemberdayaanpada umumnya membutuhkan waktu sekitar 5-6tahun, maka diharapkan pemberdayaanmasyarakat di kecamatan-kecamatan yang barutercakup pada tahun 2009 dapat diwujudkan padatahun 2015. Oleh sebab itu, PNPM akandilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun2015, sejalan dengan target waktu pencapaianMillennium Development Goals (MDGs).Pelaksanaan PNPM yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur dapatmembantu Indonesia dalam mewujudkanpencapaian target-target MDGs yang telahdisepakati secara global.

1.2.PENGERTIAN PNPM MANDIRI• PNPM pada hakekatnya adalah gerakan nasional

yang dituangkan dalam kerangka kebijakan yangmenjadi acuan pelaksanaan berbagai programpenanggulangan kemiskinan berbasispemberdayaan masyarakat.

• Dalam pengertian ini, pemberdayaan masyarakatbertujuan menciptakan/ meningkatkan kapasitasmasyarakat, baik secara individu maupunberkelompok, untuk memutuskan berbagaipersoalan pembangunan yang dihadapinyadengan baik dan benar.

• Agar pemberdayaan masyarakat tidak hanyadilakukan oleh para konsultan pendampingmaupun LSM, pemahaman aparat pemerintah danberbagai pihak lainnya terhadap pemberdayaanmasyarakat memerlukan rekonstruksi yang benaruntuk dapat memfasilitasi dan merespon masalahyang dihadapi masyarakat.

• Untuk itu, dalam PNPM dilakukan harmonisasikebijakan, program, dan kegiatan pembangunan,khususnya yang berbasis pemberdayaanmasyarakat. Harmonisasi dilakukan melaluikoordinasi pemilihan sasaran (baik sasaran wilayahmaupun sasaran masyarakat penerima manfaat),prinsip dasar, strategi, pendekatan, indikator, sertaberbagai mekanisme dan prosedur yangdiperlukan untuk mengefektifkan penanggulangankemiskinan dan mempercepat tercapainyapeningkatan kesejahteraan masyarakat.

1.3 PENDEKATAN PNPM MANDIRIPendekatan atau metode/cara yang digunakan dalammewujudkan tujuan PNPM adalah pembangunan yangberbasis masyarakat dengan:• Menggunakan basis kecamatan sebagai

pendekatan lokus program.• Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama

pembangunan.• Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya

lokal dalam proses pembangunan partisipatif.• Menggunakan pendekatan pemberdayaan

masyarakat yang sesuai dengan karakteristikgeografis.

• Melalui proses pemberdayaan yang terdiri ataspembelajaran, pelembagaan, dan keberlanjutan.

1.4. KATAGORISASI PNPM MANDIRIMasyarakat yang mandiri melaksanakan pembangunandan upaya penanggulangan kemiskinan tidak dapatdiwujudkan secara instan. Kemandirian masyarakatdapat terwujud melalui serangkaian proses kegiatanpemberdayaan masyarakat yang direncanakan,dilaksanakan dan dimanfaatkan oleh masyarakatsendiri. Agar pelaksanaan berbagai programpemberdayaan di suatu wilayah berjalan efektif dansinergis mendukung upaya penanggulangankemiskinan, dilakukan harmonisasi pelaksanaanberbagai program tersebut dalam kerangka kebijakanPNPM.Program penanggulangan kemiskinan yang berbasispemberdayaan masyarakat dapat dikategorikansebagai berikut:a. PNPM-Inti: terdiri dari program/proyek

penanggulangan kemiskinan berbasispemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan ditingkat kecamatan atau desa/kelurahan. Untuktahun 2008, termasuk dalam PNPM-Inti adalahProgram Pengembangan Kecamatan (PPK),Program Penanggulangan Kemiskinan diPerkotaan (P2KP), Pengembangan InfrastrukturSosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW/RISE), danProgram Pengembangan Daerah Tertinggal danKhusus (P2DTK/SPADA).

b. PNPM-Pendukung: terdiri dari program-programpembangunan sektoral berbasis pemberdayaanmasyarakat yang pelaksanaanya terkait denganpencapaian target sektor tertentu. Dalam rangka

20 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

efektivitas dan efisiensi upaya penanggulangankemiskinan, pelaksanaan program-program ini ditingkat masyarakat mengacu pada kerangkakebijakan PNPM.

II. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA2

a. UmumSejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM(Human Development Index - HDI) mengartikandefinisi kesejahteraan secara lebih luas darisekedar pendapatan domestik bruto (PDB).IPM merupakan indeks yang mengukurpencapaian keseluruhan suatu negara, yangdirepresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu: umurpanjang dan sehat, pengetahuan dan kualitashidup yang layakHDI memberikan suatu ukuran gabungan tigadimensi tentang pembangunan manusia:1. Indeks kesehatan : Panjang umur dan

menjalani hidup sehat (diukur dari usiaharapan hidup),

2. Indeks pendidikan : Terdidik (diukur daritingkat kemampuan baca tulis orang dewasadan tingkat pendaftaran di sekolah dasar,lanjutan dan tinggi)

3. Indeks daya beli : Memiliki standar hidup yanglayak (diukur dari paritas daya beli/ PPP,penghasilan).

Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihatpada tabel dibawah ini :

2 Biro Pusat Statistik

Dim ensi Indikator Indeks Dim ensi

Umur panjang dan sehat

Angka harapan hidup pd saat lahir (e0)

Indeks harapan hidup Indeks X1

Pengetahuan 1. Angka melek huruf (AMH)

2. Rata-rata lama sekolah (MYS)

Indeks pendidikan Indeks X2

Kehidupan yang layak

Pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan (PPP Rupiah)

Indeks pendapatan Indeks X3

IPM

b. Proses Penghitungan Indeks Xi (i=1,2,3)Indeks X(i,j) = (X(i,j)- X(i-min))/ (X(i-max)- X(i-min)),dimanaX(i,j) = Indikator ke-i dari daerah jX(i-min) = Nilai minimum dari XiX(i-max) = Nilai maksimum dari Xi

Nilai maksimum dan minimum dari setiapkomponen IPM

StandardUNDP

a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru

Dari tabel diatas, untuk penghitungan IPM dapatdirumuskan sebagai berikut :IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3)

21

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Indeks X1 = Indeks lamanya hidupProses penghitungan e0

• Sumber data:Susenas 2005-Kor• Penghitungan dilakukan berdasarkan 2 data

dasar:1. ALH2. AMH

• Menggunakan paket program mortpack(Metode Trussel dengan model West),pilihan pada q2, q3, q5

Contoh Perhitungan :Indonesia, th 2005• e0 = 68,1 tahun• Indeks X1 = (68,1-25)/(85-25)

= 0,718= 71,8 %

Indeks X2 = Indeks Pendidikan• Sumber data: Susenas 2005-Kor• Terdiri dari dua komponen:

1. AMH % angka melek huruf2. MYS rata-rata lamanya sekolah

Penghitungan MYS, melalui tahun konversi yangditinjau dari pendidikan tertinggi yang ditamatkanseperti tabel dibawah ini :

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Tahun Konversi 1. Tidak pernah sekolah 0 2. Sekolah Dasar 6 3. SLTP 9 4. SLTA/SMU 12 5. Diploma I 13 6. Diploma II 14 7. Akademi/Diploma III 15 8. Diploma IV/Sarjana 16 9. Magister (S2) 18 10. Doktor (S3) 21

Indeks X3 = Indeks Pendapatan• Sumber data: Susenas 2002, Susenas 2005• Data Pokok: pengeluaran per kapita• Penghitungan pengeluaran riil tergantung

IHK• Proses penghitungan pengeluaran riil:

1. Y: pengeluaran per kapita2. Validasi data3. Y2: nilai riil Y1 deflasi,IHK4. PPP*)5. Y3: Y2/PPP6. Y4: Mengurangi nilai Y3 dg formula

Atkinson**)Keterangan :*)Menghitung PPP(Purchasing Power Parity) Didasarkan 27komoditi

jQP

jE

jij

ji

∑=

),(),9(

),(

PPP

E(i,j) = pengeluaran untuk komoditi j di propinsi iP(i,j) = harga komoditi j di Jakarta SelatanQ(i,j) = volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di

Propinsi

Contoh Perhitungan :Indonesia, th 2005• AMH = 90,9

– Indeks X21 = (90,9-0)/(100-0) = 0,909• MYS = 7,3

– Indeks X22 = (7,3-0)/(15-0) = 0,487Indeks X2 = 2/3 Indeks X21 + 1/3 Indeks X22Indeks X2 = 2/3 (0,909)+1/3 (0,487)

= 0,768 = 76,8 %

22 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Komoditi Unit Proporsi dari total konsumsi (%)

1. Beras Lokal Kg 7,25 2. Tepung terigu Kg 0,10 3. Singkong Kg 0,22 4. Tuna/cakalang Kg 0,50 5. Teri Ons 0,32 6. Daging sapi Kg 0,78 7. Ayam Kg 0,65 8. Telur Butir 1,48 9. Susu kental manis 397 Gram 0,48 10. Bayam Kg 0,30 11. Kacang panjang Kg 0,32 12. Kacang tanah Kg 0,22 13. Tempe Kg 0,79 14. Jeruk Kg 0,39 15. Pepaya Kg 0,18 16. Kelapa Butir 0,56 17. Gula Ons 1,61 18. Kopi Ons 0,60 19. Garam Ons 0,15 20. Merica Ons 0,13 21. Mie instan 80 Gram 0,79 22. Rokok kretek 10 batang 2,86 23. Listrik Kwh 2,06 24. Air minum M3 0,46 25. Bensin Liter 1,02 26. Minyak tanah Liter 1,74 27. Sewa Rumah Unit 11,56

Total 37,52

Daftar paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan PPP :

**)Formula Atkinson, digunakan untuk menyesuaikan nilai Y3

C(1)* = C(i) ; jika C(i) < Z = Z + 2(C(i) – Z)(1/2) ; jika Z < C(i) < 2Z = Z + 2(Z)(1/2) + 3(C(i) – 3Z)(1/4) ; jika 3Z < C(i) < 4Z = Z + 2(Z)(1/2) + 3(Z)(1/3) + 4(C(i) – 3Z)(1/4) ; jika 3Z < C(i) < 4Z

dimana:C(i) = PPP dari nilai riil pengeluaran per kapitaZ = batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbiter sebesar Rp 549 500 per kapita per tahun atau Rp 1 500 per kapita hari.

Contoh Perhitungan :Indonesia, th 2005• Pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan (ribu rupiah): 619,9 Y4• Indeks X3 = (619,9-360)/(732,72-300) = 0,601 = 60,1 %Contoh penghitungan IPM ini diambil dari data untuk Indonesia th 2005Angka harapan hidup (Indeks X1) : 71,8 %Indeks tingkat pendidikan (Indeks X2) : 76,8 %Indeks pendapatan (Indeks X3) : 60,1 %

Indeks Pembangunan ManusiaIPM = (71,8+76,8+60,1)/3 = 69,6

23

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

III. MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)3

III.1. Tujuan dan Target dalam MDGs

3 Bahan presentasi Deputi Penanggulangan Kemiskinan Bappenas

1 Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Target 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah USD 1/hari menjadi setengahnya antara 1990-2015 Target 2 : Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015

2 Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

Target 3: Menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015, semua anak, di manapun, laki-laki dan perempuan, dapat menyelesaikan sekolah dasar (primary schooling)

3 Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Target 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015

4 Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak

Target 5: Menurunkan angka kematian Balita sebesar dua pertiganya, antara tahun 1990 dan 2015

5 Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu

Target 6: Menurunkan angka kematian ibu antara tahun 1990-2015 sebesar tiga –perempatnya

6 Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya

Target 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun2015 Target 8 : Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015

7 Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Target 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang Target 10 :Penurunan sebesar separu, proposisi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minimum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015 Taeget : 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020

8 Tujuan 8: Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan

Target 12 : Kemitraan dan kerjasama regional untuk pencapaian MGD antara lain di bidang perdagangan, investasi, pengembangan kapasitas, dukungan teknologi, pembangunan infrastruktur seperti transportasi, ICT dan environmental sustainability

III.2.Menyusun prioritas utama Pemerintah melalui MDG’s

RPJM 2009 MDGs 2015 Indikator/Sasaran (%)

2002 Target Target

Kemiskinan Populasi dengan pendapatan di bawah US$ 1 per hari 35.4 10.3 Persentase jumlah orang miskin 18.2 8.2 7.5 Kesehatan Tingkat kematian Balita (per 1,000 kelahiran hidup) 60 26 (<1 kematian) 33 Tingkat kematian akibat proses melahirkan (per 100,000 kelahiran hidup) 307 226 105

Edukasi Tingkat netto keterlibatan dalam pendidikan dasar 92.7 99.6 100 Tingkat netto dan gross pada pendidikan tingkat menengah pertama 79.5 98

Tingkat melek huruf pada usia 15-24 . 98.7 100 Air dan Sanitasi Persentase populasi dengan akses terhadap perbaikan kualitas air 78 80

Pembangunan Pedesaan Pertumbuhan sektor pertanian 3.5

24 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Lampiran 2Langkah-langkah Kegiatan PNPM 2007di Tingkat Masyarakat pada Lokasi Lama

a. Tahapan Review Partisipatif Program Penanggulangan KemiskinanTahapan ini pada prinsipnya merupakan media masyarakat untuk merefleksi dan mereview kembali perjalananpelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan oleh masyarakat, khususnya melaluipelaksanaan P2KP, sehingga dapat disepakati upaya-upaya perbaikan maupun kinerja program dan sekaligusjuga sebagai upaya masyarakat dan pemerintah serta stakeholder kelurahan membangun komitment bersamauntuk meningkatkan IPM dan pencapaian MDGs di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.a.1. Lingkup dan Aspek-Aspek Review Partisipatif

No Lingkup Review Partisipatif Aspek-Aspek Yang Direview

1 Review Program a. % PJM Pronangkis yang telah terlaksana dan klasifikasinya (O leh Swadaya, P2KP dan Channeling Program )

b. % KK m iskin yang m enerim a m anfaat P2KP dan Program lainnya (langsung dan tidak langsung)

c. % Kelom pok perem puan dan m arjinal yang m enjadi penerim a m anfaat dan pengelola program

d. % warga yang m em peroleh akses inform asi P2KP & e. % KK M iskin penerim a bantuan yang m eningkat

kesejahterannnya f. Review data sekunder (dr kantor kelrhn/ds/ kec/kota/ kab) ttg

data profil IPM di lokasi sasaran g. Kesesuaian PJM pronangkis dengan arah visi/harapan

kedepan penanggulangan kem iskinan h. % jenis kegiatan dan anggaran yang dialokasikan untuk

m endukung pencapaian IPM -MDGs

2 Review Kelem bagaan a. Jum lah relawan yang m asih aktif dan perbandingan dgn jum lah relawan terdaftar serta yg dilatih

b. Intensitas pelaksanaan KBK & tgt keaktifan peserta c. % anggota BKM yg aktif dan tingkat kolektifitas pengam bilan

keputusan d. Intensitas pertem uan BKM dg warga dan perangkat kelurahan

serta kelom pok peduli setem pat e. % Kontribusi UPK, UPL dan UPS dlm realisasi PJM f. % warga miskin yang dilayani UPK, UPL dan UPS g. Orientasi kegiatan UP-UP (dana P2KP atau jg dana swadaya

dan akses sum ber dana lain) h. % KK m iskin yg m jd anggota/pengelola KSM /Panitia i. % wanita dan kelom pok m arjinal yg m jd pengelola KSM /UP-

UP/BKM j. Tingkat kepuasan m asyarakat terhadap kegiatan serta kinerja

BKM dan UP-UP k. Kinerja KSM/Panitia/BKM /UP-UP dlm penerapan prinsip2

transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dll. l. Tingkat/Jm l koordinasi dan/atau kerjasam a BKM dg pem da

serta akses lem baga/donor la innya

25

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

3 Review Keuangan a. Jumlah asset dana yang dikelola BKM dan UP-UP yang existing dgn perbandingan asset awal

b. % proporsi pembiayaan kegiatan oleh BKM dan UP-UP (ekonomi, lingkungan dan sosial)

c. % komposisi asset dana (ek, lingk dan sosial) d. Kinerja pembukuan sekretariat BKM dan UPK e. Tingkat repayment rate pengelolaan dana bergulir f. Karakteristik kemacetan dana bergulir (KSM, pria/ wanita,

miskin/non miskin, jenis usaha, dll) g. Kinerja pengelolaan dana hibah (UPL & UPS) h. % jmlh dana swadaya yg digalang BKM-UP-UP i. % jmlh dana dari akses sumber daya luar non p2kp j. Rutinitas pelaksanaan audit independen tiap tahun k. % kepuasan masyarakat dlm Kinerja penerapan prinsip

transparansi dan akuntabilitasi pada pengelolaan keuangan di wilayahnya (laporan, dll).

l. Rata2 jumlah dana yang diterima oleh setiap KK Miskin m. % KK miskin yg menerima dana bantuan lebih 1 kali

a.2. Langkah-langkah Review Partisipatif PronangkisLangkah-langkah pelaksanaan kegiatan review partisipatif pronangkis adalah sebagai berikut:

No Waktu Kegiatan Pelaku Output

1 Bulan 1, minggu ke-1

Bimbingan review partisipatif pronangkis kepada fasilitator oleh KMW

Pelaksana : Korkot/TA Pelatihan

Peserta : Fasilitator

Fasilitator : Pemandu Nasional KMW/KMP

Fasilitator mampu memfasilitasi BKM melakukan review partisipatif

2 Bulan 1, minggu ke-1

Penyepakatan rencana pertemuan warga untuk pelaksanaan lokakarya review partisipatif pronangkis

Pelaksana : Lurah/Kades

Peserta : BKM, Relawan, LPM/BPD Fasilitator : Fasilitator kelurahan

Terlaksananya pertemuan warga untuk menyepakati pelaksanaan lokakarya review partisipatif pronangkis

3 Bulan 1, minggu ke-2

Bimbingan pelaksanaan lokakrya review partispatif pronangkis kepada BKM dan Relawan

Pelaksana : Tim fasilitator Peserta : BKM & Relawan

BKM dan Relawan mampu memfasilitasi pelaksanaan lokakarya review partisipatif pronangkis

4 Bulan 1, minggu ke-2

Pelaksanaan lokakarya review partisipatif pronangkis tingkat kelurahan/desa, dikoordinir oleh BKM

Pelaksana : BKM Peserta : Representasi / perwakilan masyarakat

Fasilitator : Relawan

• Masyarakat sepakat melakukan re-orientasi PS dan PJM Pronangkis

• Pembentukan tim PP utk melaksana-kan re-orientasi PS & PJM pronangkis

• RKTL Tim PP

26 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

b. Tahapan Re-orientasi Pemetaan SwadayaTahapan ini pada prinsipnya merupakan sarana masyarakat untuk mereorientasi kembali data-datapemetaan swadaya yang telah dimiliki sebelumnya, dengan lebih memfokuskan keterkaitan denganpeningkatan IPM-MDGs di wilayahnya. Sehingga tahapan ini merupakan upaya masyarakat danpemerintah serta stakeholder kelurahan lainnya untuk membangun komitmen bersama dalammeningkatkan IPM-MDGs di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.b.1. Data PS yang mendukung IPM-MDGs

No Hasil PS IPM MDGs Sumber Data yang Mendukung

1 Data KK miskin di kel/desa yg disepakati bersama (detail nama, alamat, data-data kondisi masing-masing) Data warga yg masuk kelompok marjinal/vulnerable (pendatang yg miskin, yatim piatu, jompo, penyandang cacat, dll)

• % KK miskin dan kriterianya: • % KK saat ini yg berpendapatan

< 1 $ per hari (detail per nama dan alamat)

• % Jumlah balita kekurangan gizi • % warga perempuan

menganggur

• PS • PS • PS dan data

sekunder • PS

2 Data dan peta kondisi prasana dasar lingkungan yg ada (kondisi fisik: kwantitatif & kwalitatif, persoalan dan potensi terkait) Mencakup: air bersih, jamban, pematusan, pembuangan sampah, jalan setapak, dsb

• % masyarakat yg mengakses air bersih

• % masyarakat yg mengakses sanitasi

• % masyarakat yg mengakses listrik

• PS dan data sekunder

• PS dan data sekunder

• PS dan data sekunder

3 Data dan peta kondisi pendidikan (kondisi sarana fisik; kwantitatif & kwalitatif, persoalan dan potensi terkait) Mencakup: TB, TK, SD, SMP, SMA, Madrasah, dan sejenisnya

• % anak2 yang lulus wajib belajar (9 tahun) laki-laki dan perempuan

• % anak putus sekolah (9 tahun) laki-laki dan perempuan

• Tingkat kehadiran laki2 dan perempuan di SD dan SMP (wajib belajar 9 tahun)

• % orang dewasa yang melek huruf (IPM)

• % usia SMA yang masih bersekolah (laki2 & perempuan) *)

• PS dan data sekunder

• PS dan data

sekunder • PS dan data

sekunder • PS dan data

sekunder

4 Data dan peta kondisi kesehatan (kondisi sarana fisik; kwantitatif, kwalitatif, persoalan dan potensi terkait) Mencakup : Posyandu, Balai Pengobatan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Poliklinik, Rumah Sakit

• Jumlah ibu yang meninggal sewaktu hamil dan melahirkan/100.000 kelahiran hidup *)

• Angka kematian balita/1000 balita *)

• % anak2 di bawah 12 bulan yang diimunisasi campak

• Jumlah kejadian TBC per 100.000 orang

• PS dan Data

sekunder • PS dan Data

sekunder

5 Data dan peta kondisi sosial (kondisi sarana fisik, persoalan dan potensi terkait) Mencakup : Balai kampung, lapangan terbuka, tempat hiburan, tempat-tempat masyarakat berkumpul, dsb

% keterlibatan wanita dlm program dan pembangunan sosial di wilayahnya *)

6 Data dan peta kondisi ekonomi (kondisi sarana fisik, persoalan dan potensi terkait) Mencakup : warung, toko, rumah makan, pasar, bengkel, gudang, tempat kerja, dsb

% keterlibatan wanita dlm prgram dan pembangunan ekonomi di wilayahnya *)

*) tidak dilakukan dalam re-orientasi PS

27

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

b.2. Langkah-Langkah Re-orientasi Pemetaan SwadayaLangkah-langkah kegiatan re-orientasi Pemetaan Swadaya ialah sebagai berikut:

No Waktu Kegiatan Pelaku Output

1 Bulan 1, minggu ke-3 & 4

Bimbingan kepada Tim PP untuk pelaksanaan re-orientasi PS oleh fasilitator

Pelaksana : Tim Fasilitator Peserta: Tim PP Fasilitator : BKM

Tim PP mampu melaksankan reorientasi PS

2 Bulan 2, minggu ke-1

Pelaksanaan identifikasi dan pencacahan KK miskin ditingkat masyarakat oleh Tim PP

Pelaksana : Tim PP Peserta: masyarakat keluarga miskin Fasilitator : BKM

Data pemetaan keluarga miskin, lengkap beserta nama-nama anggota keluarga

3 Bulan 2, minggu ke-2 & 3

Pelaksanaan pemetaan dan penajaman kajian persoalan dan potensi sumber daya (lingkungan, sosial dan ekonomi), kajian kelembagaan oleh Tim PP

Pelaksana : Tim PP Peserta: Masyarakat Fasilitator : BKM

Data dan peta kondisi lingkungan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kelembagaan yg ada (kondisi fisik: kwantitatif & kwalitatif, persoalan dan potensi terkait)

4 Bulan 2, minggu ke-4

Pelaksanaan lokakarya PS tingkat kelurahan/desa oleh BKM

Pelaksana : BKM Peserta: Representasi perwakilan masyarakat Fasilitator : Tim PP

Dokumen hasil PS

5 Bulan 2, minggu ke-4

Sosialisasi hasil PS kepada masyarakat kelurahan/desa

Pelaksana : BKM & relawan Peserta: masyarakat

Bukti sosialisasi (berita acara sosialisasi, tanda terima penempelan informasi)

c. Tahapan Orientasi PJM Pronangkis-IPM

Tahapan ini pada prinsipnya merupakan media masyarakat untuk mere-orientasi kembaliprogram-program kemiskinan di wilayahnya, dengan lebih memfokuskan pada upayapeningkatan IPM-MDGs di wilayahnya.

c.1. Lingkup dan Aspek-Aspek Re-orientasi PJM Pronangkis

Lingkup dan aspek-aspek tahapan reorientasi PJM Pronangkis adalah:

No Lingkup Aspek-Aspek Re-Orientasi PJM Pronangkis 1 Harapan kedepan a. Kelurahan/desa seperti apa yang diharapkan terjadi dalam 5 tahun

kedepan 2 Klasifikasi Program

Kegiatan

b. Program terkait dengan peningkatan kesejahteraan dan pendapatan KK yg pendapatan < 1 $ per hari (detail per nama dan alamat)

c. Program terkait dengan penurunan angka anak2 yang tdk menyelesaikan SD (putus sekolah atau tdk sekolah lagi)

d. Program Terkait dengan penurunan angka kematian bayi dan ibu hamil e. Program terkait dg peningkatan akses masyarakat ke fasilitas pendidikan

dan kesehatan f. Program terkait dgn peningkatan akses masyarakat ke sarana air bersih,

sanitasi sehat dan lingkungan permukiman yg sehat dan tertib g. Program terkait dg penurunan jumlah warga yang menderita penyakit

malaria, demam berdarah, busung lapar, lumpuh layu, dll h. Program terkait dg keterlibatan wanita dlm prgram dan pembangunan di

wilayahnya i. Dll

28 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

No Lingkup Aspek-Aspek Re-Orientasi PJM Pronangkis

3 Klasifikasi Prioritas Program

a. Program yang segera harus dilakukan masyarakat b. Program yang dapat diselesaikan dlm waktu 1 thn

c. Program yang akan diselesaikan dlm waktu 3 thn

4 Klasifikasi Pembiayaan Program

a. Program-Program yang dapat diselenggarakan dengan swadaya masyarakat sepenuhnya

b. Program-program yang diharapkan dapat disinergis dgn program kelurahan dan Pemda melalui mekansime perencanaan pembangunan daerah (Musbangdes, dll)

c. Program-program yang diharapkan dapat dibiayai dengan swadaya dan sumber dana P2KP

d. Program-program yang diharapkan dapat dibiayai dengan swadaya dan akses sumber dana channeling program

e. Dll

c.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Orientasi PJM PronangkisLangkah-langkah pelaksanaan orientasi PJM Pronangkis adalah sebagai berikut:

No Waktu Kegiatan Pelaku Output 1 Bulan 3, minggu

ke-1 Bimbingan kepada Tim Perencanaan Partisipatif untuk pelaksanaan re-orientasi PJM Pronangkis oleh fasilitator

Pelaksana: BKM & Tim Fasilitator Peserta : Tim PP Pemandu : Fasilitator

Tim Perencanaan Partisipatif mampu melaksanaan rangkaian kegiatan re-orientasi PJM Pronangkis

2 Bulan 3, minggu ke-1

Lokakarya perencanaan partisiapatif kelurahan/desa yang dikoordinir oleh BKM

Pelaksana: BKM & Lurah/Kades Peserta : representatif masyarakat dan stakeholders tingkat kelurahan/desa Fasilitator : Tim PP

• Tersusunnya visi dan misi kelurahan untuk penanggulangan kemiskinan

• Tersusunnya matriks persoalan dan daftar prioritas

• Tersusunnya matriks rencana program penanggulangan kemiskinan lengkap dengan target capaian

3 Bulan 3, minggu ke-2

Penyusunan draft dokumen PJM Pronangkis oleh Tim Perencanaan Partisipatif

Pelaksana: Tim PP Peserta : seluruh anggota Tim PP Fasilitator : BKM

Draft dokumen PJM Pronangkis yang menghasilkan daftar rencana program 3 tahun dan rencana tahunan lengkap dengan klasifikasi sumber pembiayaannya

4 Bulan 3, minggu ke-3

Konsultansi dan sosialisasi perencanaan pronangkis di kelurahan/desa (pameran perencanaan partisipatif, bazar, lelang amal penanggulangan kemiskinan)

Pelaksana: BKM & Lurah/Kades Peserta : seluruh masyarakat kelurahan yang peduli Fasilitator : Tim PP

• Catatan proses usulan/ide/gagasan masyarakat terhadap draft yang telah disusun

• Kesepakatan-kesepakatan prioritas program

• Daftar rencana pembiayaan program (hasil lelang amal)

29

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

No W aktu Kegiatan Pelaku Output

5 Bulan 3, m inggu ke-4

Revisi final dokumen PJM Pronangkis oleh Tim Perencanaan Partispatif & BKM

Pelaksana: BKM & Tim PP Peserta : Anggota BKM, UP-UP & Anggota Tim PP Fasilitator : Fasilitator sebagai pengendali jaminan kualitas PJM

Dokumen PJM Pronangkis kelurahan/desa

d. Tahapan Koordinasi Program PJM PronangkisTahapan ini pada prinsipnya merupakan sarana bagi masyarakat, pemerintah kelurahan dan kelompokpeduli setempat untuk membangun kesepakatan bersama mengenai sinergi dan harmonisasi prograrm-program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan di wilayahnya dengan berbasis pada aspirasimasyarakat dan upaya peningkatan IPM-MDGs di wilayahnya.d.1. Lingkup dan Aspek-Aspek Koordinasi PJM Pronangkis

Lingkup dan aspek-aspek tahapan Koordinasi PJM Pronangkis adalah:

No Lingkup Aspek-Aspek Orientasi PJM Pronangkis 1 Koordinasi Program

bersama a. pendapatan KK yg pendapatan < 1 $ per hari (detail per nama dan

alamat) b. Integrasi PJM Pronangkis dengan Program-Program non kemiskinan

lainnya (sosial, budaya, pelayanan publik, dll) c. Kesepakatan pelaksanaan good governance dalam pelayanan publik

untuk peningkatan IPM dan penanggulangan kemiskinan d. Menetapkan Program bersama tingkat kelurahan yang akan diusulkan

melalui mekanisme musrenbang dengan berbasis PJM Pronangkis IPM

e. Pooling sumber daya untuk mendukung PJM Pronangkis-IPM f. Penyepakatan Tim Pemantau Implementasi PJM Pronangkis-IPM

yang melibatkan BKM, relawan, perangkat kelurahan dan kelompok peduli setempat

g. dll 2 Integrasi program

bersama melalui Musrenbang

a. Kelurahan mengusulkan PJM Pronangkis-IPM sbg program kelurahannya untuk musrenbang

b. Kelurahan bersama BKM berpartisipasi aktif dalam UDKP Kecamatan c. Sebagian PJM pronangkis diusulkan kecamatan dan disetujui

pemkot/kab dlm APBD-nya

30 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

d.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Koordinasi PJM Pronangkis-IPMAdapun langkah-langkah pelaksanaan koordinasi PJM Pronangkis IPM adalah sebagai berikut :

No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output

1 Bulan ke-4, minggu ke-1

Musyawarah warga penyepakatan integrasi PJM Pronangkis sebagai bagian dari program Kelurahan/Desa

Pelaksana : BKM & Lurah/Kades Fasilitator : Tim Fasilitator

• Adanya kesepakatan untuk mengintegrasikan PJM Pronangkis kedalam program kelurahan/desa

• Penetapan Jenis Program Bersama berbasis peningkatan IPM yang akan dijadikan usulan kelurahan melalui Musrenbang

• Konsultasi Publik usulan yang akan diajukan ke musrenbang

2 Bulan ke-4, minggu ke-1

Penetapan dan penerbitan surat bahwa PJM Pronagkis yang telah disusun bersama sebagai keputusan kelurahan/desa.

Pelaksana : Lurah/Kades

Surat Keputusan Lurah/Kades tentang PJM Pronangkis sebagai program nangkis Kelurahan/Desa

3 Bulan ke-4, minggu ke-1

Sosialisasi PJM Pronangkis kepada warga masyarakat dan stakeholders kelurahan/desa.

Pelaksana : Tim PP Fasilitator : BKM, Lurah/Kades

Seluruh masyarakat mengetahui PJM Pronangkis sebagai keputusan kelurahan/desa

4 Bulan ke-4, minggu ke-2

Pemasaran program PJM Pronangkis kepada pemerintah dan sumberdaya lainnya (swasta).

Pelaksana : BKM & UP-UP Fasilitator : Relawan

PJM Pronangkis dapat diakomodir kedalam program pemerintah melalui mekanisme musrenbang kelurahann/desa, kecamatan, forum SKPD dan kabupaten/kota

PJM Pronangkis dapat menarik minat swasta untuk memberikan peluang kerjasama dengan pihak swasta dalam penangulangan kemiskinan

31

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

e. Tahap Pengajuan dan Administrasi Pencairan Dana BLMTahapan kegiatan ini merupakan rangkaian langkah-langkah bagi masyarakat/ BKM yang memenuhisyarat untuk dapat mengakses peluang stimulan BLMe.1. Lingkup dan Aspek-aspek Pengajuan dan administrasi pencairan dana BLM

Adapun lingkup dan aspek-aspek kegiatan pengajuan dan administrasi pencairan dana BLM adalahsebagai berikut :

No Lingkup Aspek-Aspek Pengajuan dan Administrasi Pencairan Dana BLM

1 Pemahaman tentang dana BLM

Sosialisasi tentang esensi dana BLM sebagai stimulan dan pelengkap keswadayaan serta kemandirian masyarakat

2 Transparansi dan akuntabilitas, Masyarakat paham ketentuan, persyaratan dan mekanisme penyaluran maupun pemanfaatan dan pengelolaan dana BLM

3 Kontrol sosial

Masyarakat paham mekanisme pengajuan proposal maupun pemanfaatan dana yang harus efektif bagi penanggulangan kemiskinan & berorientasi pada pembangunan berkelanjutan

e.2. Langkah-langkah Pengajuan dan Administrasi Pencairan Dana BLM

Langkah-langkah pengajuan dan administrasi pencairan dana BLM adalah sebagai berikut :

No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output

1

Bulan ke-4, minggu ke-3

Coaching Administrasi Pencairan dana BLM P2KP oleh KMW

Pelaksana: KPPN, PJOK, BKM & Relawan Masy. Fasilitator: KMW

Seluruh para pihak yg terkait dalam proses administrasi pencairan dana BLM memiliki persepsi serta pemahaman yang sama tentang tata cara administrasi dan mekanisme pencairan dana BLM.

2

Bulan ke-4, minggu ke-3

Penyiapan Berkas Pencairan oleh BKM & UP-UP yang difasilitasi oleh fasilitator

Pelaksana : BKM &UP-UP Fasilitator : KMW/Tim Fasilitator

• BKM & UP-UP memiliki kesiapan dalam melakukan proses penyiapan kelengkapan pencairan

• Kelengkapan Dokumen Pencairan sesuai tahapan yang akan dicairkan

3

Bulan ke-4, minggu ke-4

Verifikasi kelengkapan Dokumen Pencairan oleh PJOK

Pelaksana: PJOK, BKM & UP-UP Fasilitator: Tim Fasilitator

• PJOK mampu memberikan justifikasi kelayakan dokumen pencairan dana BLM yang diusulkan BKM

• Dokumen Kelengkapan pencairan diverifikasi PJOK

• Permohonan Pembayaran yang dilampiri dok. PJM Pronangkis

32 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output

4

Bulan ke-5, minggu ke-1

Verifikasi Dokumen Pencairan oleh Pej. PK Kab/kota dan Korkot

Pelaksana: PJOK & Pej.PK Kab/Kota

Fasilitator: Korkot

• Pej. PK Kab/kota mampu memberikan justifikasi kelayakan dokumen pencairan dana BLM yang diusulkan BKM

• Dokumen Kelengkapan pencairan telah diverifikasi oleh Pej. PK Kab/kota

• Pengiriman Dokumen Pencairan ke SNVT Prop

5

Bulan ke-5, minggu ke-1

Verifikasi Dokumen Pencairan oleh SNVT PBL Prop. dan TL KMW

Pelaksana:,Pej.PK Kab/kota & SNVT PBL Prop. Fasilitator: KMW

• Penerbitan SPM kepada KPPN Kota/Kabupaten untuk membayarkan sejumlah dana langsung ke rekening BKM

6

Bulan ke-5, minggu ke-2

Verifikasi oleh KPPN dan penerbitan SP2D

Pelaksana: KPPN, SNVT PBL Prop Fasilitator: KMW

• KPPN Pembayar di kab/kota menerbitkan SP2D ke Bank Pelaksana dimana KPPN tersebut membuka rekening.

• Bank Pelaksana Daerah mentransfer dana BLM ke Rekening BKM sesuai SP2D yang diterima

f. Tahap Pencairan Dana BLM dan Pengembangan KSM

Pada tahap ini masyarakat dan seluruh stakeholder terkait melaksanakan serangkaian kegiatan untukakses pencairan dana stimulan BLM Pronangkis IPM dan mengelolanya sesuai ketentuan yang diitetapkanP2KP.f.1. Lingkup dan Aspek-aspek Kegiatan Pencairan Dana BLM

Lingkup dan Aspek-aspek kegiatan pencairan dana BLM dan pengembangan KSM adalah sebagaiberikut :

No Lingkup Aspek-Aspek Pencairan Dana BLM dan Pengembangan KSM

1 Pengembangan KSM • BKM, UP-UP dan relawan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kelompok-kelompok swadaya yang telah ada di tengah masyarakat , memfasilitasi pengembangan kelompok swadaya masyarakat, sesuai dengan status KSM sebagai alat pembelajaran masyarakat dan Pendaftaran keberadaan KSM kepada BKM

• Justifikasi kelayakan KSM oleh BKM • Pembelajaran masyarakat untuk membangun KSM sbg

sarana seluruh masyarakat membangun kepedulian dan kesatuan sosial, bukan sarana pengkotak-kotakan masyarakat dan bukan sarana untuk sekedar memperoleh pinjaman/bantuan

• Kesadaran kritis masyarakat terhadap substansi KSM sebagai Institusi Lokal (local institution)

• Masyarakat menerapkan prinsip dan nilai P2KP dalam proses kegiatan pembentukan dan pengokohan peran serta fungsi KSM-KSM

33

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

No Lingkup Aspek-Aspek Pencairan Dana BLM dan Pengembangan KSM

2 Pencairan Dana BLM ke KSM dan Pemanfaatan dana oleh anggota KSM

• Deseminasi kaidah umum teknis penyusunan usulan kegiatan KSM oleh BKM/UP-UP

• Penyusunan Usulan KSM dan penyampaian usulan KSM tsb ke UP BKM

• Verifikasi kelayakan usulan Kegiatan KSM oleh UP-UP BKM sesuai kaidah umum

• Penetapan prioritas usulan kegiatan KSM oleh BKM • BKM menyalurkan dana BLM ke KSM/Panitia sesuai

PJM Pronangkis dan prioritas usulan kegiatan • KSM memanfaatkan dana BLM yang diharapkan mampu

mendorong meningkatnya IPM-MDGs

f.2. Langkah-langkah Pencairan Dana BLM & Pengembangan KSMAdapun langkah-langkah pencairan dana BLM dan Pengembangan KSM adalah sebagai berikut :

No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output

1 Bulan ke-5, minggu ke-3

Pencairan dana BLM tahap I ke rekening BKM.

Pelaksana: KPPN Fasilitator: KMW & PJOK

• Dana BLM Tahap I (40%) tersedia di rekening BKM

2

Bulan ke-5, minggu ke-3

Konsultasi Publik Ketersediaan Dana BLM

Pelaksana: BKM Fasilitator: Relawan

• Masyarakat tahu dan paham posisi keuangan BKM dengan cairnya dana BLM pronangkis

3

Bulan ke-5, minggu ke-4

Pelaksanaan Kegiatan dengan BLM Pronangkis Thp 1 (40%)

Pelaksana: UP-UP/Panitia/KSM/ Masyarakat Fasilitator: BKM, Lurah dan Relawan

• Prioritas kegiatan PJM Pronangkis IPM mulai direaliasasi sesuai kesepakatan bersama (jenis program, jadwal, pelaksana, dll)

4

Dapat mulai setelah hasil PS dan menerus

Sosialisasi Konsepsi KSM dan FGD tentang Dinamika Kelompok

Pelaksana: BKM, UP-UP dan Relawan Fasilitator : Tim Fasilitator

• Masyarakat paham maksud dan tujuan pembentukan KSM

• Masyarakat memiliki motivasi kuat untuk membangun atau membentuk KSM sebagai wadah kepentingan bersama

5

Dapat mulai setelah hasil PS dan menerus

Pengorganisasian dan pendaftaran KSM ke BKM

Pelaksana: Masyarakat Fasilitator : BKM, UP-UP, Relawan dan Tim Fasilitator

• Masyarakat mempraktekan tata cara pembentukan KSM dan/atau melakukan revitalisasi kelompok yang sudah ada menjadi KSM sesuai konsepsi P2KP.

• Masyarakat secara mandiri mendaftarkan KSM yang telah dibentuknya ke BKM.

34 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output

6

Dapat mulai setelah hasil PS dan menerus

Justifikasi kelayakan KSM oleh BKM Pelaksana : BKM

Fasilitator : Tim Fasilitator

BKM dan UP BKM mampu melakukan verifikasi kelayakan KSM • Anggota BKM mampu

mengambil keputusan secara demokratis mengenai kelayakan KSM

7

Dapat mulai setelah hasil PS dan menerus

Diseminasi Kaidah Umum dan bimbingan teknis penyusunan usulan kegiatan KSM

Pelaksana : BKM, UP-UP dan Relawan Fasilitator : Tim Fasilitator

• Anggota BKM, UP-UP dan Relawan memiliki pemahaman dan kemampuan melakukan fasilitasi teknis penyusunan usulan KSM.

8

Dapat mulai setelah hasil PS dan menerus

Proses penyusunan usulan kegiatan oleh KSM berdasarkan PJM Pronangkis

Pelaksana: UP-UP BKM dan Relawan Masyarakat Peserta : KSM-KSM Fasilitator : Faskel & Relawan

• Pengajuan Usulan KSM kpd UP BKM, untuk kegiatan-kegiatan kepentingan umum (prasarana lingkungan dan permukiman, pelatihan, sosial, dll).

9

Dapat mulai setelah BLM thp 1 mulai dilaksanakan

Proses analisis kelayakan usulan KSM

Pelaksana: BKM & UP-UP Fasilitator : Tim Fasilitator dan Relawan

• Daftar usulan KSM yang layak, yang perlu perbaikan dan yang tidak layak

10

Dapat mulai setelah BLM thp 1 mulai dilaksanakan

Penetapan prioritas usulan yang layak melalui rembug warga dimana yg berkepentingan diundang

Pelaksana: BKM Peserta: Tim Verifikasi, KSM-KSM dan Masy. Fasilitator : Relawan

• Daftar urutan prioritas usulan kegiatan

• Proposal kegiatan BKM Berdaya Tahap 2 disetujui

11

Dapat mulai setelah kegiatan dengan BLM thp 1 sudah 95% dilaksanakan

Verifikasi KMW terhadap kinerja tahap sebe-lumnya untuk rekomen-dasi pencairan BLM tahap 2 (60%)

Pelaksana: KMW Fasilitator : Tenaga Ahli dan Tim Fasilitator

• BKM dan masyarakat telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh dana BLM tahap berikutnya

• Kemajuan fisik kegiatan dan penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 95%;

35

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output

13

Mulai Minggu Bulan ke-7, minggu ke-3

Pencairan dana BLM tahap II ke rekening BKM Pelaksana: KPKN

Fasilitator: KMW & PJOK

• Dana BLM Tahap II tersedia di rekening BKM

14

Bulan ke-7, minggu ke-3 dan menerus

Pencairan dana ke KSM / Panitia

Pelaksana : UP-BKM Peserta: KSM-KSM/Masy Fasilitator : Relawan

• Dana diterima oleh KSM/ panitia

15

Bulan ke-7, minggu ke-3 dan menerus

Pemanfaatan dana oleh KSM/anggota sesuai usulan

Pelaksana : KSM-KSM Fasilitator: Tim Fasilitator dan Relawan Masyarakat

• Dana dimanfaatkan untuk penanggulangan kemiskinan dan dikelola secara transparan, partisipatif dan akuntabel oleh masing-masing KSM Dana dimanfaatkan untuk penanggulangan kemiskinan dan dikelola secara transparan, partisipatif dan akuntabel oleh masing-masing KSM

g. Tahap Pelaksanaan Kegiatan dalam PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs

Tahap ini pada prinsipnya merupakan media masyarakat, pemerintah kelurahan dan kelompok pedulisetempat untuk melakukan sinergi dan harmonisasi program-program penanggulangan kemiskinan danpembangunan di wilayahnya dengan berbasis pada aspirasi masyarakat dan upaya peningkatan IPM-MDGs di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan.g.1. Lingkup dan Aspek-aspek Pelaksanaan PJM Pronangkis

Lingkup dan Aspek-aspek Pelaksanaan PJM Pronangkis berbasis kinerja peningkatan IPM-MDGsadalah sebagai berikut:

No Lingkup Aspek-Aspek Pelaksanaan PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs 1 Pemberdayaan

Masyarakat dan Penguatan Peran serta Kapasitas Pemda

• Optimalisasi dan efektivitas Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) dan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP)

• Penguatan dan perluasan pelayanan UP-UP BKM • Pelembagaan perencanaan partisipatif oleh Pemda berbasis PJM

Pronangkis 2 Pelaksanaan

Kegiatan dengan Pemanfaatan Dana Masyarakat dan Stimulan BLM

• Pelaksanaan program-program prioritas dari PJM Pronangkis dengan sumber dana swadaya dan stimulan BLM Pronangkis.

• Menggalang/Pooling Sumber Daya Masyarakat dalam rangka perluasan realisasi PJM Pronangkis

• BLM Pronangkis untuk kepentingan “marketing sosial” dalam rangka mensosialisasikan PJM Pronangkis ke berbagai pihak untuk akses channeling program

3 Pelaksanaan Kegiatan dengan Sumber Dana Channeling APBD dan Sumber Daya lainnya

• Sosialisasi PJM Pronangkis yang telah ditetapkan sebagai program pemda dalam APBD

• Koordinasi dengan Kades/Lurah & LPM/BPD untuk pelaksanaan kegiatan PJM Pronangkis yang telah ditetapkan sebagai program pemda dalam APBD

• Monitoring bersama terhadap pelaksanaan kegiatan PJM Pronangkis yang telah ditetapkan sebagai program pemda dalam APBD

36 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

g.2. Langkah-langkah Pelaksanaan PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs

No Waktu Langkah Kegiatan Pelaku Output

1

Bulan ke-7, minggu ke-3 dan menerus

Pelaksanaan Kegiatan PJM Pronangkis dengan berbagai sumber daya dan dana (masyarakat, BLM pronangkis, APBD, Swasta, dll

Pelaksana: BKM/UP-UP maupun KSM/Panitia Fasilitator : Tim Fasilitator dan Relawan

• Minimal 25 % PJM Pronangkis berbasis IPM-MDGs dapat terealisasi pada tahun pertama;

• Terdapat minimal 30 % wanita dalam penerima manfaat pelayanan sosial

• Terdapat minimal 30 % wanita yang menjadi anggota KSM

• BKM mampu mengakses channeling ke sumber daya lain maupun pemerintah (APBD)

2

Bulan ke-7, minggu ke-3 dan menerus

Monitoring dan Evaluasi Pelaksana: BKM

Fassilitator : Tim Fasilitator dan Relawan

Monitoring bersama terhadap pelaksanaan kegiatan PJM Pronangkis yang bersumber dari dana BLM, APBD maupun pihak lain (swasta)

37

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Lampiran 3Rencana Aksi Anti Korupsi Indonesia:Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandirimelalui Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan(PNPM Mandiri P2KP 2007)

DRAFT KERANGKAI. Ringkasan EksekutifRencana Aksi Anti Korupsi PNPM Mandiri P2KPbertujuan mengidentifikasi risiko korupsi dan langkah-langkah penanganan di luar sistem pengendalian bakuyang diterapkan oleh Bank. Rencana Aksi ini (i)memetakan risiko potensial korusi; dan (ii) menyajikankegiatan program untuk menangani risiko tersebutdalam bentuk Rencana Aksi.Proyek tersebut mengikuti suatu pendekatanpembelajaran dan pengalaman pelaksanaan akansecara terus menerus dimasukkan dalam prosespelaksanaan. Rencana Aksi Anti Korupsi harus dilihatsebagai titik tolak dan bukan suatu daftar lengkap darisemua langkah-langkah mitigasi.Pemetaan Korupsi: Matriks tersebut yang dicantumkandalam rencana aksi ini mengidentifikasi beberapa risikopotensi korupsi dan merumuskan beberapa langkah-langkah penanggulangan yang sesuai yang telahdisetujui oleh Instansi Penanggungjawab dariPemerintah Indonesia, yakni Departemen PekerjaanUmum (PU) (lihat tabel di bawah ini: Matriks PemetaanKorupsi). Latihan pemetaan tersebut diulangi selamajangka waktu proyek untuk memasukkan inovasi danpelajaran yang dapat diperik.Rencana Aksi: Strategi anti korupsi telahdikembangkan untuk dua lembaga yang berbeda, yaknisatu pada tingkat pusat (melibatkan PU sebagai InstansiPenanggungjawa), dan satu lagi pada tingkatmasyarakat (aebagai penerima mamfaat Proyeksebagaimana juga sebagai satuan pelaksana subproyek). Partisipasi dan pemberdayaan tingkatmasyarakat merupakan hal yang penting bagikeberhasilan proyek. Secara bersama-sama, faktor

tersebut akan memberi inspirasi akuntabilitas yang lebihbesar serta pengaturan (governance) yang lebih baik.Proyek ini memberdayakan masyarakat (penerimamamfaat proyek ini) untuk mengelola secara resmi subproyek tersebut dan bertanggungjawab terhadapkualitas teknis hasil dan keluaran pada tingkatKelurahan. Disain proyek tersebut menggabungkansosialisasi secara cermat dan teknik pengelolaan yangtransparan sehingga memungkinkan partisipasi danpemberdayaan yang diperlukan. Partisipasi aktif darianggota masyarakat diperlukan dalam perencanaandan pengembangan sub proyek. Selain itu, programtersebut memberikan dana yang disalurkan secaralangsung kepada masyarakat, yakni ke rekening BKMdalam kasus Hibah Kelurahan dan ke rekening bersamaDinas/BKM dalam hal program penanggulangankemiskinan terpadu atau PAKET (Poverty AlleviationPartnership Grant). Bila penerima mamfaat memenuhipersyaratan yang ditentukan, dana dikirim dari RekeningKhusus dalam beberapa hari. Format baku dansederhana digunakan untuk mencatat dan melaporkanpenggunaan dana. Penyederhanaan ini mengurangiperlunya ketrampilan khusus yang juga membuat sistemlebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.Melalui partisipasi aktif, lebih besar kemungkinanmasyarakat menginginkan pelayanan dari pemerintahkota dan menjamin bahwa sumberdaya diperuntukkanbagi pengelolaan yang efektif dan meningkatkankesejahteraan mereka yang dapatdipertanggungjawabkan.Beberapa aspek paling penting dari rencana aksi antikorupsi dapat dirumuskan ke dalam lima unsur kunciberikut. Penyokong masing-masing unsur tersebutadalah proses konsultatif secara cermat yang menjaminpartisipasi dan pemberdayaan.

38 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

A) Peningkatan Keterbukaan dan Transparansi.Program tersebut akan mengambil langkahketerbukaan Bank yang baru yang selangkah lebihmaju dengan menyederhanakan materi yangdisajikan dan membuatnya selalu tersedia melaluipusat informasi publik. Informasi yang menonjolakan disediakan bagi masyarakat dengan cara-cara lain, termasuk pertemuan publik dan papanpengumuman. Langkah-langkah khususmencakup, tapi tidak terbatas pada:• Pemberian informasi kepada masyarakat

mengenai rencana dan jadwal (sertapemutakhirannya) pengadaan tahunan,dokumen pelelangan dan permintaanproposal.

• Pemberian informasi kepada semua penawatmengenai ringkasan evaluasi danperbandingan penawaran, proposal, tawaran,dan penawaran harga, setelah penawar yangberhasil diumumkan.

• Pemberian informasi mengenai laporanaudit.

B) Pengawasan Masyarakat Madani. Programtersebut mengakui bahwa pengawasan yang lebihbesar oleh masyarakat madani mungkinmengurangi risiko korupsi dan penyalahgunaankekuasaan. Program tersebut melibatkan tingkatpartisipasi formal yang tinggi oleh kelompokmasyarakat di daerah penerima mamfaat, sektorswasta, dan pemimpin tradisional/adat danpemimpin agama, melalui pemantauan proyek/hasil akhir, keanggotaan panitia tender, dan evaluasikualitas penyediaan jasa/produk yang dibeli.LSM yang ada dan organisasi sosial masyarakatlainnya akan dilibatkan dalam berbagai cara,antara lain: i) melalui partisipasi dalam lokakarayaregional; ii) sebagai nara sumber kunci untukpengembangan CDP bila memungkinkan; iv)sebagai evaluator ad-hoc; dan v) sebagai penyediapelatihan untuk bidang ketrampilan tertentu.

C) Penanggulangan Kolusi, Pemalsuan &Nepotisme. Peluang kolusi dan pemalsuan adadalam setiap proyek. Namun, karena tema pusatproyek ini pengaturan yang lebih meningkat danresponsif, banyak risiko yang mungkin tersebutditanggulangi sebagai hasil dari rancangantersebut. Pengadaan yang transparan dandiiklankan dengan baik di bawah program inidengan pengawasan yang tepat akan mengurangijenis korupsi ini. Prosedur audit dan pengadaan

tambahan diusulkan seperti pengawasan olehbantuan teknis dan pengembangan kapasitastenaga ahli pengadaan dan keuangan dipetakanuntuk masing-masing wilayah. Pada tingkat pusat,akan ada sebuah komite yang dibentuk untukmengevaluasi secara teratur kinerja konsultan yangdikontrak di bawah proyek ini, danmenyebarluaskan hasilnya kepada pihak teknisterkait. Kasus kolusi, pemalsuan dan nepotismeakan dilaporkan langsung kepada instansi yangberwenang sesuai peraturan Indonesia, yaknikantor kejaksaan. Dalam kasus kolusi, pemalsuandan nepotisme dalam masyarakat, kasus tersebutpertama akan dilaporkan, dibahas dan diputuskanpada Rembug Warga sebelum mengajukannnyakepada ke kejaksaan. Pengalaman pada proyekCDD menunjukkan bahwa banyak risiko dapatditanggulangi dengan ancaman dan penggunaansanksi berbasis masyarakat seperti yang digunakandi bawah P2KP 2 dan 3.

D) Mekanisme Penanganan Keluhan. Prosedurpenanganan keluhan seperti yang dirumuskandalam Keppres 80/2003 akan diikuti dengan ketatdengan menugaskan pejabat yang berwenang yangbertanggungjawab mengelola database keluhandan tindak lanjut. Sementara program tersebutdirancang untuk mendorong penyelesaian keluhanmelalui saluran resmi, sebagaimana juga tekananpublik, dalam beberapa kasus elit lokal mungkinmenyalahgunakan kekuasaan dan kegiatanprogram. Untuk kasus tersebut, sistem alternatiftelah dibentuk melalui suatu mekanisme umpanbalik pada tingkat nasional. Satu satuan khususditunjuk untuk menangani keluhan akan ada padaKMP dan KMW. Satuan penanganan keluhan akanmenyelidiki dan memfasilitasi penyelesaiankeluhan dan masalah. Database keluhan, tindaklanjut yang dilakukan, dan sanksi yang diterapkanakan diumumkan untuk meningkatkan keterlibatanpeserta dan meningkatkan kemungkinan protesyang dipendam, sehingga meningkatkan biayasosial penyalahgunaan dana. Mekanisme inimenangani keluhan agar menjadi perhatian.Keluhan ini akan dilaksanakan secara profesionaldan tepat waktu, dan tanpa risiko pembalasankepada ‘orang yang menghembuskan keluhan’tersebut ke masyarakat. Mekanisme penanganankeluhan di bawah proyek ini juga memberikanakses yang lebih luas bagi masyarakat untukmeningkatkan dan memantau keluhan melaluipembentukan alamat surat untuk keluhan, yangakan dipajang pada papan pengumumankelurahan.

39

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Sanksi & Perbaikan. Sanksi dan perbaikan yang jelasmerupakan langkah penting untuk memerangi korupsi.Seperti sudah dilaksanakan pada P2KP 1, 2 dan 3,program ini memiliki tolerenasi yang rendah terhadapkorupsi. Masyarakat didorong untuk mengenakan sanksikepada warga yang menyalahgunakan kekuasaan yangtelah mereka percayakan kepada mereka. Terdapatbukti bahwa sanksi semacam itu dapat lebih mudahdilaksanakan dan lebih efektif daripada naskah hukumyang panjang lebar, khususnya dalam kasus korupsiyang lebih kecil. Proyek tersebut tidak mengakuivigilantisme atau sanksi masyarakat yang ekstrim, tapidalam banyak kasus masyarakat dapat mencapaipenyelesaian yang bersahabat tanpa mengambil sistemlegal yang lambat dan berat (lihat kotak sebagai contoh).Disebutkan, sanksi formal juga mungkin diterapkan.Sebagai contoh, pejabat (pemerintah, non-pemerintah,dll), anggota masyarakat, atau entitas sektor swasta yangterlibat dalam proyek tersebut dapat dilaksanakan jikatersedia bukti yang memadai. Dalam semua kontrakpengadaan, bukti korupsi, kolusi atau nepotisme akanmenyebabkan pemutusan kontrak terkait, mungkindengan tambahan penalti yang dikenakan (sepertidenda, masuk daftar hitam, dll) sesuai dengan peraturanBank dan Pemerintah. Penarikan dana dari RekeningKhusus proyek kepada BKM akan ditangguhkan dalamkasus dimana diduga terjadi penyalahgunaan dana.Pada skala yang lebih luas, seluruh kota mungkin tidak

Kotak 1: Contoh tipikal aksi masyarakat memerangikorupsiDalam satu kasus baru-baru ini masyarakat memutuskanuntuk menahan sepeda motor milik bendaharawan lokalsebagai jaminan sampai dana yang hilang (Rp 3 juta atau$375) dipertanggungjawabkan dan dikembalikan. Ini jauhlebih cepat daripada mengadukannnya ke aparat hukumyang mungkin membutuhkan biaya lebih besar daripadajumlah yang hilang dan membutuhkan waktu berbulan-bulanuntuk menyelesaikannnya.

diikutsertakan dalam fase berikutnya bila didugapenyalahgunaan dana terjadi secara luas pada kotatersebut. Informasi mengenai kasus yang berhasil,dimana pelajaran dapat dipetik dan dana dikembalikan,akan disebarluaskan.

II. Matriks Pemetaan KorupsiPembatasan terjadinya korupsi dalam proyek ini dimulaidengan mengidentifikasi area risiko yang potensial – inidisebut pemetaan korupsi. Pemetaan korupsi ini danidentifikasi peluang korupsi akan diulang sekurang-kurangnya setiap enam bulan sejalan dengan kemajuanproyek dan pelajaran yang dipetik.

Bidang Pemetaan Korupsi

Tingkat Risiko Peluang Korupsi Aksi Penanggulangan

PENGADAAN Kapasitas Pimpro dan Panitia Tender/ Evaluasi

MEDIUM (Pusat)

Penilaian yang tidak independen dalam proses evaluasi konsultan. Keputusan cenderung bias terhadap konsultan sesuai “yang diinstruksijab” oleh pejabat yang lebih tinggi atau pihak lain.

- Profesional independen termasuk sebagai bagian dari tim evaluasi proposal konsultan

- Pengembangan kapasitas untuk semua pelaku yang terlibat dalam pengadaan, termasuk sertifikasi staf sesuai dengan Keppres 80/2003

- Pengembangan Petunjuk Pengelolaan Proyek untuk merampingkan semua prosedur dan mekanisme sanksi/penanganan keluhan

40 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Bidang Pemetaan Korupsi

Tingkat Risiko Peluang Korupsi Aksi Penanggulangan

Evaluasi Proposal MEDIUM

- Penundaan proses evaluasi yang akan menguntungkan konsultan (tertentu)

- Proposal ditolak karena alasan yang tidak terkait dengan kapasitas konsultan dalam melaksanakan jasa tersebut

- Skor teknis yang cukup signifikan tinggi diberikan kepada konsultan “yang lebih disukai” sehingga tidak ada konsultan lain mengalahkan proposal mereka tanpa memperdulikan biaya, yang dapat menghasilkan biaya yang tinggi

- Informasi palsu mengenai yang diberikan oleh konsultan

- Rencana Pengadaan, dengan jangka waktu yang jelas, akan mengikat dalam Kesepakatan Legal, dan akan ditetapkan sebagai dasar untuk pengadaan apapun.

- Bank akan menyatakan pengadaan yang tidak sesuai (misprocurement) untuk perpanjangan validitas proposal yang tidak beralasan

- Prosedur QCBS dengan pagu anggaran akan diikuti

- Taksiran anggaran untuk masing-masing paket kontrak akan didasarkan pada pengalaman aktual yang ditentukan melalui survei ekstensif paket yang sejenis yang dilaksanakan pada P2KP 1 dan 2

Penentuan Pemenang Kontrak

MEDIUM

- Panitia mungkin memanggil calon pemenang dan bernegosiasi nilai kontrak

- Kolusi dan nepotisme dalam penentuan pemenang kontrak

- TOR akan dirancang agak saklek (kaku) - Mewajibkan pengumuman pemenang kontrak

Kualitas pelayanan yang diberikan

MEDIUM

- Pelayanan yang diberikan lebih rendah kualitasnya daripada yang ditentukan dalam KAK (TOR), dan pejabat mungkin mengambil keuntungan melalui perbedaan tersebut

- Perubahan siginifikan staf kunci konsultan pada tahap awal penugasan

- Pengawasan yang rendah secara internasional dan mengambil keuntungan dari konsultan

- Keterlibatan pengawasan masyarakat madani dan konsultan pengawas (sebagai contoh: KMP dalam kasus KMW, dan EC dalam kasus KMP) dalam pemeriksaan jasa yang telah diberikan

- Penajaman mekanisme penanganan keluhan - Keterlibatan kelompok masyarakat dalam

pemantauan kualitas hasil (deliverable) konsultan

- Memberlakukan sistem ganjaran dan hukuman seperti dirumuskan dalam Keppres 80/2003

Perencanaan pengadaan, termasuk satu untuk sub proyek

MEDIUM Risiko mengambil keuntungan dan mark up anggaran

- Peninjauan wajib oleh Bank terhadap perencanaan pengadaan, dan pengumuman rencana pengadaan pada ranah publik, termasuk nilai kontrak

Pengadaan secara umum

MEDIUM

Risiko mengambil keuntungan, praktik kolusi untuk “memberikan” kontrak kepada konsultan “yang lebih disukai”, dan kualitas pelayanan yang lebih rendah

- Peningkatan keterbukaan informasi, penanganan keluhan, dan sanksi seperti dirumuskan dalam Keppres 80/2003

- Peningkatan kapasitas pejabat yang terlibat dalam pengambilan keputusan tentang pengadaan, termasuk merekrut konsultan

- Peningkatan sistem pengendalian (internal dan eksternal) termasuk keterlibatan profesional anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang pengadaan

- Pengembangan Manual Proyek - Memperketat pengawasan Bank

41

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Bidang Pemetaan Korupsi

Tingkat Risiko Peluang Korupsi Aksi Penanggulangan

PENGELOLAAN PROGRAM

Daftar final staf CPMU, PMU dan PIU dengan (i) pengalamannya dalam menangani proyek yang didanai donor, dan (ii) sejarah pengelolaan proyek atau pelatihan bendaharawan yang diikuti

MEDIUM

- Risiko kapasitas staf CPMU, PMU dan PIU yang tidak memadai.

- Kriteria dan indikator kinerja Pimpinan Proyek, Bendaharawan, staf perencana, staf pengadaan, staf keuangan dan monev (monitoring dan evaluasi). Staf CPMU, PMU dan PIU disepakati oleh Bank telah dimasukan dalam PMM dan akan digunakan sebagai dasar peninjauan kinerja tahunan staf yang relevan

- Ketentuan POM sebagai pedoman bagi pelaksanaan proyek.

- Ketentuan Pengelolaan Proyek Pemerintah, Kebendaharaan dan pelatihan POM untuk staf CPMU, PMU dan PIU.

- Pelatihan tahunan yang disepakati oleh Bank mengenai staf CPMU, PMU dan PIU.

Publikasi Laporan Audit MEDIUM Risiko ketidaktersediaan informasi mengenai kemajuan dan hasil pelaksanaan proyek (termasuk penyalahgunaan, praktik kolusi dan nepotisme, jika ada).

Instansi pelaksana akan (dan Bank Dunia dapat) mengumumkan segera setelah menerima laporan akhir audit yang disusun sesuai dengan kesepakatan pinjaman/kredit, dan semua tanggapan formal pemerintah.

Mekanisme Akuntabilitas Lokal

MEDIUM Tidak adanya pengalaman setempat mungkin menyebabkan kasus penyalahgunaan dalam masyarakat.

- Disain proyek mencakup pengawasan dan supervisi untuk menekan risiko tersebut.

- BKM akan bertemu secara reguler untuk membuat keputusan kolektif mengenai isu strategis, dan meninjau rekening UPK berkenaan dengan penggunaan dana. BKM juga akan melaksanakan pertemuan tahunan dengan masyarakat umum untuk mempertanggungjawabkan kegiatannya sepanjang tahun tersebut.

- Keuangan BKM akan diaudit setiap tahun oleh akuntan setempat. Hasil audit akan dilaporkan kepada masyarakat pada rapat pertanggungjawaban akhir tahun BKM. Idealnya, masing-masing BKM harus dikunjungi sekurang-kurangnya dua kali per tahun oleh KMP.

- Untuk meningkatkan kualitas supervisi konsultan di bawah proyek tersebut, fasilitator diminta untuk memeriksa secara teratur pembukuan BKM dan UPK. Mereka juga perlu menandatangani dan membuat “pernyataan representasi” secara teratur, yang menegaskan bahwa mereka memeriksa pembukuan tersebut dan menganggapnya memuaskan. KMW pada tingkatan yang lebih tinggi akan memeriksa secara acak pernyataan fasilitator dan juga akan diminta menandatangani dan membuat pernyataan yang sama. Mekanisme untuk memeriksa dan menerapkan sanksi akan dikembangkan untuk mereka yang membuat pernyataan yang salah (sanksi mungkin mencakup pemisahan pekerjaan).

42 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Bidang Pemetaan Korupsi

Tingkat Risiko Peluang Korupsi Aksi Penanggulangan

PARTISIPASI MASYARAKAT

Diseminasi secara terbatas informasi mengenai program

RENDAH

Informasi dibatasi pada peredarannya atau diberikan hanya pada kelompok tertentu sehingga proposal yang tidak layak mungkin terjadi

Sosialisasi akan dilaksanakan melalui rapat, lokakarya, dan focus group discussions pada tingkat kelurahan, kecamatan, kota dan provinsi. Sosialisasi tersebut juga mencakup kampanye melalui spot surat kabar dan program radio. Strategi sosialisasi dipicu untuk membuat masyarakat sadar mengenai tujuan proyek, dan aturan dan peraturannya. Ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa stakeholders mengetahui bahwa peran dan tanggung jawab mereka, dan bagaimana membuat masing-masing bertanggungjawab terhadap tindakan mereka.

Pemilihan anggota BKM RENDAH

Proses keanggotaan BKM yang tidak transparan sehingga menyebabkan rendahnya integritas

Proses pemilihan anggota BKM akan dilaksanakan melalui proses pemilihan yang transparan dan adil, dengan partisipasi siginifikan dari anggota masyarakat

Penyaluran dana MEDIUM

Mengambil keuntungan untuk pejabat pemerintah

Dana NCEP-P2KP ditujukan langsung kepada masyarakat, yakni rekening BKM. Bila penerima mamfaat memenuhi persyaratan yang ditentukan, mengikuti permintaan dari PJOK (setelah verifikasi oleh Konsultan Manajemen Wilayah), dana dikirim dari Rekening Khusus dalam beberapa hari. Prosedur, ukuran dan kriteria untuk merumuskan hibah, kriteria eligibilitas untuk penerima mamfaat, dan kondisi untuk penarikan semua disederhanakan dan dirumuskan di depan untuk menjamin bahwa stakeholders dapat memahaminya dengan mudah. Untuk Hibah Kelurahan, persyaratan penarikan dana kepada BKM terkait dengan kinerja bukannya input, dengan penarikan pertama 20% berdasarkan penyelesaian secara memuaskan Rencana Pengembangan Masyarakat BKM; penarikan kedua 50% berdasarkan indikator penggunaan dana dan pengelolaan keuangan yang memuaskan, dan penarikan ketiga 30% berdasarkan indikator kesinambungan BKM. Karena masyarakat mengetahui berapa banyak mereka harus terima, maka seharusnya akan lebih sulit bagi pejabat untuk mengambil keuntungan.

Pelaksanaan investasi sub proyek

MEDIUM Penyalahgunaan dana oleh BKM dan KSM

KSM diminta untuk menyusun dan mengajukan laporan mengenai kemajuan dan penggunaan dana proyek ke BKM. Semua informasi keuangan dibuat tersedia untuk publik dan ditampilkan di kelurahan. Berita acara, status keuangan bulanan BKM, dan nama dan nilai proposal yang didanai ditempelkan pada papan pengumuman yang diletakkan di sekitar kelurahan. Kebebasan pelaku dibatasi dengan menetapkan aturan bahwa semua transaksi keuangan memerlukan sekurang-kurangnya tiga tanda tangan, dua dari anggota BKM terpilih dan satu dari KMW. Untuk pembelian di atas Rp 15 juta, proyek meminta BKM untuk melaksanakan penawaran terbatas dimana penawaran harus terbaca di publik. Untuk pembelian yang lebih kecil, pembelian harus dilaksanakan oleh dua orang yang akan meminta penawaran dari pemasok lokal. Keuangan BKM akan diaudit setiap tahun oleh akuntan setempat. Hasil audit akan dilaporkan kepada masyarakat pada rapat pertanggungjawaban akhir tahun BKM.

43

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Lampiran 4 Indikator Kinerja PNPM P2KP 2007Target Total Tahun ke-1

(2007) Tahun ke-2

(2008) Lokasi P2KP-3

Lokasi lama (P2KP 1 & 2) Lokasi Baru Indikator

1726 kelurahan

2674 kelurahan 2873 kelurahan INDIKATOR DAMPAK 1) % masyarakat miskin di kelurahan sasaran

menerima manfaat dan peningkatan pelayanan dari PNPM-P2KP

30% 50% 20% 30% 30%

- % penerima manfaat pinjaman bergulir dapat meningkat pendapatannya

30% 50% 0 20% 20%

- % kelurahan sasaran dimana prasarana dan sarana infrastruktur yang dibangun masyarakat 20% lebih murah dibandingkan dengan yang dibangun dengan pola yang tidak berbasis masyarakat (non community based) serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat (sesuai PJM Pronangkis)

80%

80%

80%

80%

80%

- % kelurahan sasaran dengan dana bantuan hibah (dana social) berkelanjutan

30% 70% 10% 30% 30%

- Tingkat kepuasan dari penerima manfaat dengan perbaikan pelayanan

80% 80% 80% 80% 80%

2) % BKM yang terbentuk representatif, efektif, dan partisipatif dalam operasionalnya

70% 70% 70% 70% 70%

3) % pemerintah kota/ kab. yang berpartisipasi pada pelaksanaan PNPM-P2KP dapat menyediakan sumber daya untuk pemantauan, kemitraan, ataupun channeling untuk melaksanakan PJM Pronangkis

30%

50%

10%

30%

30%

INDIKATOR HASIL DARI MASING-MASING KOMPONEN PROYEK

Komponen 1 : Pemberdayaan Masyarakat:

a) % Penduduk berpartisipasi pada serangkaian proses musyawarah warga selama pelaksanaan PNPM-P2KP

30% 30% 30% 30% 30%

b) % kelompok marjinal dan wanita yang berpartisipasi di dalamnya 30% 30% 30% 30% 30%

c) % Penduduk kelurahan yang paham program dan tujuannya 20% 30% 20% 25% 25%

d) Jumlah relawan setiap kelurahan 25 25 25 25 25 e) % Penduduk Dewasa yang berpatisipasi memilih

dalam Pemilihan BKM 30% 30% 30% 30% 30%

f) % Wanita yang terpilih sbg anggota BKM 20% 20% 20% 20% 20% g) % PJM Pronangkis yang terealisir/

diimplementasikan 20% 50% 5% 25% 25%

h) % Penduduk yang paham PJM Pronangkis 20% 30% 20% 25% 25% i) % BKM forum terbentuk dari total pemerintah

daerah berpartisipasi dalam P2KP 50% 90% - 40% 40%

44 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

Target Total Tahun ke-1 (2007)

Tahun ke-2 (2008)

Lokasi P2KP-3

Lokasi lama (P2KP 1 & 2)

Lokasi Baru Indikator

1726 kelurahan

2623 kelurahan

2911 kelurahan

Komponen 2: Bantuan Langsung Masyarakat:

a) (1) % keluarga miskin yang menerima manfaat dari pembangunan infrastruktur

30% 60% 20% 35%

35%

(2) % hasil pembangunan infrastruktur berkualitas tinggi

70% 70% 70% 70%

70%

b) (1) % keluarga miskin yang telah mengakses dana bergulir

20% 30% - 15%

15%

(2) % wanita sebagai penerima manfaatnya 30% 30% - 30% 30%

c) % kelurahan dengan tingkat pengembalian (repayment rates) dana bergulir di atas 90%

70% 70% - 70%

70%

d) (1) % Keluarga Miskin yang Menerima Bantuan Dana Hibah (program sosial)

10% 15 % 10% 10%

10%

(2) % wanita sebagai penerima manfaatnya 30% 30% 30% 30% 30% e) % BKM yang Menerima Bantuan Dana dari sumber

lain 10% 20% - 10% 10% f) % wanita sebagai anggota KSM 30% 30% 30% 30% 30% Komponen 4: Dukungan/Bantuan Teknis

a) % BKM yang menyelesaikan audit keuangan tahunan

50% 80% - 40% 40%

b) % KMW yang menyampaikan data akurat secara tepat waktu melalui SIM

90% 90% 90% 90% 90% 90%

c) % lokasi sasaran penerima bantuan teknis 90% 90% 90% 90% 90%

45

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

Daftar Lokasi SasaranPNPM Mandiri P2KP Tahun 2007Lampiran 5

1 SUMATERA UTARA Kab. Labuhan Batu Rantau Selatan 8 1 9Kab. Asahan Kisaran Barat 2 11 13

Tanjung Balai 6 6Kab. Simalungun Siantar 8 13 21Kab. Dairi Sidikalang 14 2 16Kab. Karo Kabanjahe 8 5 13Kab. Deli Serdang Tanjung Morawa 14 8 22

Percut Sei Tuan 2 17 19Beringin 4 7 11Lubuk Pakam 2 9 11

Kab. Langkat Stabat 3 4 7Sei Lepan 6 4 10Babalan 2 2

Kota Sibolga Sibolga Utara 2 2 4Sibolga Kota 2 2 4Sibolga Selatan 7 7

Kota Tanjung Balai Datuk Bandar 6 3 9Sei Tualang Raso 4 1 5Teluk Nibung 5 5Tg. Balai Utara 5 5

Kota Tebing Tinggi Padang Hulu 6 4 10Rambutan 10 1 11Padang Hilir 2 4 6

Kota Medan Medan Tuntungan 3 4 7Medan Johor 1 5 6Medan Denai 1 5 6Medan Area 3 5 8Medan Kota 1 6 7Medan Maimun 2 4 6Medan Sunggal 1 3 4Medan Barat 1 4 5Medan Timur 6 4 10Medan Perjuangan 2 5 7Medan Deli 1 5 6Medan Labuhan 4 2 6Medan Marelan 1 3 4Medan Belawan 4 2 6Medan Tembung 7 7

Kota Padang Sidempuan Padangsidimpuan Tenggara 3 15 18Padangsidimpuan Selatan 6 4 10Padangsidimpuan Utara 2 9 11

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

46 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

2 NANGGROE ACEH Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan 21 21DARUSSALAM Meureubo 26 26

Kab. Aceh Jaya Jaya 48 48Kab. Aceh Tenggara Babus-Salam 20 20Kab. Gayo Lues Blang Kejeran 32 32Kab. Nagan Raya Kuala 55 55Kota Banda Aceh Baiturrahman 10 10

Banda Jaya 10 10Jaya Baru 9 9Kuta Alam 11 11Kutaraja 6 6Lueng Bata 9 9Meuraxa 16 16Syiah Kuala 9 9Ulee Kareng 9 9

Kota Langsa Langsa Barat 14 14Langsa Kota 13 13Langsa Timur 24 24

Kota Lhokseumawe Banda Sakti 18 18Blang Mangat 22 22

Kota Sabang Sukajaya 10 10Sukakarya 8 8

3 SUMATERA BARAT Kota Padang Lubuk Begalung 4 6 10Padang Selatan 3 9 12Padang Timur 1 7 8

Kota Sawah Lunto Silungkang 4 1 5Lembah Segar 5 6 11Barangin 3 7 10

Kota Padang Panjang Padang Panjang Barat 4 3 7Padang Panjang Timur 4 4 8

Kab. Agam Baso 1 1Kamang Magek 1 1Matur 5 5Palembayan 2 2Palupuh 1 1Tanjung Mutiara 2 2

Kab. Kepulauan Mentawai Sipora 10 10Kab. Lima Puluh Koto Akabiluru 4 4

Payakumbuh 7 7Kab. Pesisir Selatan Iv Jurai 4 4Kab. Sawahlunto/Sijunjung Sijunjung 8 8Kab. Solok X Koto Singkarak 8 8Kota Bukittinggi Guguk Panjang 4 3 7

Aur Birugo Tigo Baleh 4 4 8Kota Payakumbuh Payakumbuh Barat 4 13 17

Payakumbuh Timur 2 6 8Payakumbuh Utara 2 19 21

Kota Pariaman Pariaman Tengah 10 19 294 JAMBI Kab. Kerinci Sungai Penuh 12 19 31

Kota Jambi Kota Baru 1 6 7Jelutung 2 5 7Pasar Jambi 1 2 3Danau Teluk 4 1 5Pelayangan 2 4 6

Kab. Batang Hari Muara Bulian 16 16Kab. Bungo Muara Bungo 9 9Kab. Merangin Bangko 8 8Kab. Muaro Jambi Sekernan 8 8Kab. Sarolangun Sarolangun 16 16Kab. Tanjung Jabung Barat Tungkal Ilir 8 8Kab. Tanjung Jabung Timur Mendahara 8 8

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

47

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

5 RIAU Kab. Bengkalis Bengkalis 8 8Kab. Indragiri Hilir Tembilahan 7 7

Tembilahan Hulu 4 4Kab. Pelalawan Pangkalan Kerinci 4 4

Ukui 4 4Kab. S I A K Siak 8 8

6 KEPULAUAN RIAU Kab. Karimun Karimun 4 4Meral 2 2Tebing 2 2

Kota Tanjung Pinang Bukit Bestari 5 5Tanjung Pinang Kota 2 2

7 SUMATERA SELATAN Kab. Ogan Komering Ulu Batu Raja Barat 8 3 11Kab. Muara Enim Muara Enim 8 8Kab. Banyuasin Banyuasin III 16 16

Betung 13 13Kab. Lahat Lahat 42 42Kota Palembang Ilir Barat II 3 4 7

Gandus 3 2 5Seberang Ulu I 4 6 10Seberang Ulu II 7 7Kertapati 5 1 6Kemuning 6 6Plaju 3 3 6Ilir Barat I 1 5 6Bukit Kecil 3 3 6Ilir Timur I 5 5 10Ilir Timur Ii 6 6 12Sako 2 4 6Sukarami 4 5 9

Kota Prabumulih Prabumulih Timur 4 3 7Prabumulih Barat 4 2 6

Kota Pagar Alam Pagar Alam Selatan 7 2 9Kota Lubuk Linggau Lubuk Linggau Barat I 8 3 11

Lubuk Linggau Barat II 3 5 8Lubuk Linggau Selatan I 3 4 7Lubuk Linggau Selatan II 4 5 9Lubuk Linggau Timur I 2 5 7Lubuk Linggau Timur II 3 5 8Lubuk Linggau Utara I 5 4 9Lubuk Linggau Utara II 9 9

8 BENGKULU Kab. Bengkulu Selatan Kota Manna 8 3 11Kab. Rejang Lebong Curup 9 42 51Kab. Bengkulu Utara Air Napal 12 12

Arga Makmur 14 14Ketahun 5 5Lais 2 2Padang Jaya 2 2Pagar Jati 9 9Pondok Kelapa 17 17Putri Hijau 5 5Taba Penanjung 1 1Talang Empat 3 3

Kab. Kaur Kaur Selatan 8 8Kab. Seluma Seluma 19 19

Semidang Alas 5 5Semidang Alas Maras 2 2Sukaraja 16 16Talo 16 16

Kota Bengkulu Selebar 4 2 6Gading Cempaka 2 18 20Teluk Segara 11 12 23Muara Bangka Hulu 2 2 4

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

48 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

9 LAMPUNG Kab. Lampung Utara Kotabumi 12 1 13Kab. Lampung Selatan Kalianda 22 22Kab. Tanggamus Kota Agung 34 34Kota Bandar Lampung Teluk Betung Selatan 4 7 11

Teluk Betung Barat 8 8Tanjung Karang Timur 1 10 11Teluk Betung Utara 5 3 8Tanjung Karang Pusat 6 4 10Tanjung Karang Barat 4 2 6Kemiling 6 1 7Tanjung Senang 1 3 4Sukarame 4 1 5Sukabumi 4 2 6Panjang 7 7

10 BANGKA BELITUNG Kab. Bangka Sungai Liat 4 1 5Pemali 4 2 6

Kab. Belitung Tanjung Pandan 8 4 12Kab. Bangka Barat Mentok 5 2 7

Jebus 4 4Kab. Bangka Tengah Koba 7 7

Pangkalan Baru 7 7Kab. Belitung Timur Manggar 8 8Kota Pangkal Pinang Gerunggang 3 3 6

Rangkui 4 5 911 DKI JAKARTA Kota Jakarta Selatan Jagakarsa 2 2

Pesanggrahan 1 1Kebayoran Lama 2 2Pancoran 2 1 3Tebet 1 1 2

Kota Jakarta Timur Pasar Rebo 1 1Jatinegara 1 1Duren Sawit 3 1 4Cakung 1 1Matraman 1 1

Kota Jakarta Pusat Tanah Abang 1 1Menteng 2 1 3Senen 1 1Johar Baru 1 1Cempaka Putih 1 1

Kota Jakarta Barat Kembangan 1 1Palmerah 3 1 4Grogol Petamburan 2 2Tambora 1 1 2Cengkareng 1 1

Kota Jakarta Utara Penjaringan 1 1Pademangan 1 1Tanjung Priok 1 1 2Koja 1 1 2Kelapa Gading 3 3

12 JAWA BARAT Kab. Bogor Cigombong 6 6Tajurhalang 7 7

Kab. Sukabumi Surade 10 10Pelabuhan Ratu 8 8Cikembar 9 9Sukaraja 9 9Sukabumi 5 5Cisaat 13 13Cibadak 10 10Cicurug 13 13Parung Kuda 8 8

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

49

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

JAWA BARAT Kab. Bandung Rancaekek 8 5 13Majalaya 10 1 11Ciparay 11 2 13Baleendah 7 1 8Banjaran 8 3 11Katapang 10 10Soreang 4 14 18Dayeuhkolot 6 6Bojongsoang 4 4

Kab. Garut Pameungpeuk 7 7Tarogong Kidul 12 12Tarogong Kaler 10 3 13Garut Kota 9 9Karangpawitan 20 20Wanaraja 8 8

Kab. Tasikmalaya Manonjaya 12 12Gn Tanjung 6 6Sukarame 6 6Mangunreja 6 6Ciawi 11 11Kadipaten 6 6

Kab. Cirebon Ciledug 5 5 10Losari 7 3 10Babakan 5 5Karangsembung 3 5 8Lemahabang 6 6 12Sumber 12 12Dukuh Puntang 5 8 13Palimanan 1 11 12Weru 7 2 9Cirebon Utara 10 5 15Panguragan 5 4 9

Kab. Indramayu Juntinyuat 2 2Jatibarang 3 12 15Balongan 2 2Indramayu 5 14 19

Kab. Subang Sagalaherang 1 1Pabuaran 2 2

Kab. Purwakarta Plered 16 16Kab. Karawang Klari 3 15 18

Cikampek 6 10 16Jatisari 1 1Kotabaru 4 4 8Karawang Barat 4 2 6

Kab. Bekasi Serang Baru 1 1Cikarang Pusat 6 6Cikarang Utara 7 4 11Cikarang Barat 4 7 11Tambun Selatan 5 5 10Babelan 4 4Pebayuran 1 1

Kota Bogor Bogor Selatan 16 16Bogor Timur 6 6Bogor Utara 8 8Bogor Tengah 11 11Tanah Sereal 11 11

Kota Sukabumi Baros 4 4Lembursitu 5 5Cibeureum 4 4Citamiang 5 5

Kota Bandung Bandung Kidul 4 4Ujung Berung 7 7Arcamanik 4 4Batununggal 8 8Coblong 6 6

Kota Cirebon Harjamukti 5 5Kesambi 5 5

Kota Bekasi Pondok Gede 1 1Jati Sampurna 1 1Pondok Melati 2 2Mustika Jaya 4 4Bekasi Selatan 5 5

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

50 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

JAWA BARAT Kota Depok Sawangan 6 7 13Pancoran Mas 11 11Sukma Jaya 3 3Cimanggis 13 13Beji 3 3Limo 4 4

Kota Tasikmalaya Tamansari 8 8Tawang 5 5Cihideung 6 6Indihiang 13 13Cipedes 4 4

Kota Banjar Banjar 6 6Purwaharja 4 4Pataruman 6 6

13 JAWA TENGAH Kab. Banyumas Banyumas 12 12Baturraden 12 12Sokaraja 18 18Purwokerto Barat 7 7Purwokerto Timur 6 6

Kab. Purbalingga Purbalingga 13 13Padamara 13 1 14Bobotsari 15 15

Kab. Kebumen Kebumen 29 29Gombong 14 14

Kab. Magelang Muntilan 14 14Mertoyudan 13 13

Kab. Boyolali Boyolali 9 9Teras 13 13Sawit 12 12Banyudono 15 15Ngemplak 12 12Klego 13 13

Kab. Klaten Kalikotes 7 7Ngawen 13 13

Kab. Sukoharjo Mojolaban 15 15Grogol 14 14Baki 14 14Gatak 14 14

Kab. Wonogiri Selogiri 11 11Wonogiri 15 15

Kab. Karanganyar Karanganyar 12 12Tasikmadu 10 10Jaten 8 8Colomadu 11 11Kebakkramat 10 10

Kab. Sragen Ngrampal 8 8Sragen 8 8

Kab. Grobogan Purwodadi 17 17Kab. Blora Randublatung 2 2

Cepu 5 12 17Kota Blora 1 24 25

Kab. Rembang Sale 1 1Sarang 2 2Rembang 31 31Lasem 2 18 20

Kab. Pati Pati 6 23 29Margoyoso 21 21

Kab. Kudus Kaliwungu 5 10 15Kota Kudus 15 8 23Jati 11 3 14Mejobo 2 9 11Bae 9 1 10Gebog 4 6 10

Kab. Jepara Pecangaan 4 8 12Kalinyamatan 5 7 12Welahan 12 12Nalumsari 2 2Tahunan 12 12Jepara 8 8 16Mlonggo 11 11

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

51

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

JAWA TENGAH Kab. Demak Karang Tengah 1 1Demak 18 18

Kab. Semarang Ambarawa 8 8 16Bawen 2 2Ungaran 7 14 21

Kab. Kendal Sukorejo 2 2Kaliwungu 11 11Brangsong 11 11Weleri 11 11Patebon 2 2Kota Kendal 18 18

Kab. Batang Batang 14 14Warung Asem 18 18

Kab. Pekalongan Wonopringgo 14 14Karangdadap 11 11Buaran 4 6 10Wiradesa 5 11 16

Kab. Pemalang Pemalang 14 14Taman 16 16Petarukan 20 20Comal 6 12 18

Kab. Tegal Margasari 2 2Lebaksiu 3 12 15Pangkah 8 15 23Slawi 8 2 10Dukuhwaru 10 10Adiwerna 8 13 21Dukuhturi 9 9 18Talang 8 11 19

Kab. Brebes Bumiayu 9 9Brebes 14 14

Kota Salatiga Argomulyo 4 4Tingkir 4 4Sidomukti 1 1Sidorejo 3 3

Kota Semarang Mijen 13 13Gunung Pati 12 12Banyumanik 2 2Gajah Mungkur 1 1Semarang Selatan 10 10Candisari 7 7Tembalang 8 3 11Pedurungan 10 2 12Genuk 7 7Gayamsari 7 7Semarang Timur 9 1 10Semarang Utara 9 9Semarang Tengah 13 2 15Semarang Barat 15 1 16Tugu 3 4 7Ngaliyan 3 3

Kota Pekalongan Pekalongan Barat 13 13Pekalongan Timur 13 13Pekalongan Selatan 11 11Pekalongan Utara 9 9

Kota Tegal Tegal Selatan 5 3 8Tegal Barat 5 2 7Margadana 7 7

14 D.I. YOGYAKARTA Kab. Kulon Progo Wates 4 4Sentolo 3 3Pengasih 5 5Kokap 5 5Girimulyo 2 2Kalibawang 2 2

Kab. Bantul Imogiri 2 2Piyungan 3 3

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

52 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

D.I. YOGYAKARTA Kab. Gunung Kidul Paliyan 2 2Semanu 2 2Ponjong 1 1Karangmojo 1 1Wonosari 3 3Playen 1 1Gedang Sari 2 2Nglipar 1 1Ngawen 1 1Semin 1 1

Kab. Sleman Moyudan 1 3 4Prambanan 1 1Ngemplak 1 4 5Ngaglik 3 3 6Sleman 1 1 2Tempel 2 4 6Pakem 2 2

Kota Yogyakarta Mantrijeron 3 3Mergangsan 3 3Umbulharjo 7 7Gondokusuman 5 5Danurejan 3 3Pakualaman 2 2Gondomanan 2 2Ngampilan 2 2Wirobrajan 3 3Gedong Tengen 2 2Jetis 3 3Tegalrejo 4 4

15 JAWA TIMUR Kab. Ponorogo Ponorogo 19 19Kab. Tulungagung Ngunut 18 18

Boyolangu 17 17Kedungwaru 18 18Kauman 13 13

Kab. Blitar Kanigoro 12 12Wlingi 9 9Srengat 16 16

Kab. Kediri Ngadiluwih 16 16Pare 18 18Grogol 9 9

Kab. Malang Poncokusumo 1 1Turen 2 2Kepanjen 8 8Sumber Pucung 3 3Kromengan 1 1Pakisaji 4 4Tumpang 1 1Pakis 2 2Jabung 1 1Lawang 5 5Singosari 4 4

Kab. Lumajang Lumajang 11 11Kab. Banyuwangi Purwoharjo 4 4

Muncar 5 5Glenmore 4 4Kalibaru 3 3Genteng 4 4Singojuruh 2 2Banyuwangi 8 8Giri 2 4 6Kalipuro 3 3Wongsorejo 3 3

Kab. Bondowoso Wonosari 1 1Bondowoso 5 5

Kab. Situbondo Panarukan 4 4 8Situbondo 4 4Mangaran 3 3Kapongan 2 2Arjasa 1 1Asembagus 5 5

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

53

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

JAWA TIMUR Kab. Probolinggo Besuk 17 17Pajarakan 3 3Dringu 5 5

Kab. Pasuruan Pandaan 6 6Beji 2 2Bangil 10 10Pohjentrek 2 2Gondang Wetan 2 2Grati 4 4

Kab. Sidoarjo Tanggulangin 1 1Tulangan 22 22Sidoarjo 21 21Sedati 1 1Waru 5 5Gedangan 2 2Taman 22 22Krian 1 1Balong Bendo 20 20

Kab. Mojokerto Ngoro 2 2Mojosari 6 6Bangsal 1 12 13Puri 1 1Sooko 6 6Gedeg 2 2

Kab. Jombang Diwek 20 20Mojowarno 19 19Mojoagung 17 17Jogo Roto 11 11Jombang 20 20

Kab. Bojonegoro Bojonegoro 11 11Kab. Tuban Tuban 13 13Kab. Lamongan Mantup 2 2

Sugio 3 3Babat 3 3Lamongan 7 7Glagah 1 1Paciran 1 1

Kab. Gresik Kebomas 8 8Gresik 6 6Manyar 14 14

Kab. Pamekasan Pamekasan 18 18Kab. Sumenep Kalianget 7 7Kota Blitar Sukorejo 6 6

Kepanjenkidul 7 7Sananwetan 7 7

Kota Malang Kedungkandang 12 12Sukun 11 11Klojen 11 11Blimbing 11 11Lowokwaru 12 12

Kota Probolinggo Kademangan 8 8Wonoasih 3 3Mayangan 8 8

Kota Pasuruan Gadingrejo 9 9Purworejo 8 8Bugulkidul 5 2 7

Kota Mojokerto Prajurit Kulon 8 8Magersari 10 10

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

54 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

JAWA TIMUR Kota Surabaya Karang Pilang 3 3Jambangan 3 3Gayungan 2 2Tenggilis Mejoyo 2 2Gunung Anyar 2 2Rungkut 3 3Sukolilo 2 2Mulyorejo 2 2Gubeng 6 6Wonokromo 6 6Dukuh Pakis 4 4Lakar Santri 1 1Sambi Kerep 3 3Tandes 8 8Sukomanunggal 2 2Sawahan 6 6Tegal Sari 5 5Genteng 5 5Tambaksari 6 6Kenjeran 3 3Bulak 5 5Simokerto 5 5Semampir 5 5Pabean Cantian 5 5Bubutan 5 5Krembangan 5 5Asemrowo 3 3Benowo 4 4Pakal 5 5

Kota Batu Batu 5 5Junrejo 2 2Bumiaji 1 1

16 BANTEN Kab. Pandeglang Labuan 5 4 9Menes 1 1Cipeucang 1 1Cadasari 1 1

Kab. Lebak Warunggunung 12 12Rangkasbitung 21 21

Kab. Tangerang Cikupa 2 12 14Panongan 8 8Curug 3 3 6Legok 10 10Pagedangan 12 12Serpong 6 9 15Cisauk 12 12Pamulang 7 7Ciputat 13 13Pondok Aren 8 3 11Pasarkemis 4 10 14Balaraja 3 3Sukadiri 1 1Pakuhaji 1 1Teluknaga 3 3

Kab. Serang Cikande 3 3Cipocok Jaya 2 2Serang 12 12Taktakan 3 3Anyer 1 1

Kota Tangerang Karang Tengah 7 7Cipondoh 10 10Cibodas 6 6Periuk 5 5Batuceper 7 7Benda 5 5

Kota Cilegon Ciwandan 3 3Citangkil 2 2Pulomerak 1 1Purwakarta 3 3Gerogol 2 2Cilegon 2 2Jombang 1 1

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

55

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

17 BALI Kab. Badung Kuta 5 5Kuta Utara 6 6

Kab. Gianyar Blahbatuh 9 9Ubud 8 8

Kab. Klungkung Klungkung 18 18Dawan 12 12

Kab. Buleleng Buleleng 29 29Kota Denpasar Denpasar Selatan 10 10

Denpasar Timur 15 15Denpasar Barat 18 18

18 NUSA TENGGARA Kab. Lombok Barat Labu Api 10 10BARAT Kediri 8 8

Kuripan 4 4Lingsar 10 10

Kab. Lombok Tengah Praya 14 14Jonggat 13 13Pringgarata 7 7

Kab. Lombok Timur Terara 7 7Masbagik 7 7Pringgasela 4 4Selong 11 11Labuhan Haji 7 7Aikmel 7 7Wanasaba 1 1

Kab. Sumbawa Alas 8 8Sumbawa 8 8

Kab. Bima Bolo 10 10Mada Pangga 7 7Woha 13 13Wawo 8 8Langgudu 5 5

Kota Mataram Ampenan 7 7Mataram 7 7Cakranegara 9 9

Kota Bima Rasanae Barat 8 8Rasanae Timur 13 13Asakota 4 4

19 NUSA TENGGARA Kab. Sumba Barat Kota Waikabubak 11 11TIMUR Kab. Sumba Timur Kota Waingapu 11 11

Kab. Timor Tengah Selatan Kota Soe 8 2 10Kab. Belu Atambua 12 12Kab. Sikka Alok 13 13Kab. Ende Ende Selatan 13 13Kab. Ngada Ngada Bawa 8 1 9Kab. Manggarai Langke Rembong 11 11Kota Kupang Alak 7 4 11

Maulafa 9 9Oebobo 9 3 12Kelapa Lima 6 7 13

20 KALIMANTAN BARAT Kab. Bengkayang Capkala 2 2Bengkayang 6 6Teriak 7 7Sungai Betung 3 3Lumar 2 2Siding 3 3

Kab. Landak Ngabang 29 29Sengah Temila 8 8

Kab. Sanggau Mukok 7 7Kab. Ketapang Delta Pawan 5 5

Simpang Hilir 9 9Kab. Sekadau Sekadau Hilir 14 14Kota Pontianak Pontianak Selatan 2 2

Pontianak Timur 7 7Pontianak Barat 3 3Pontianak Kota 5 5Pontianak Utara 3 3

21 KALIMANTAN TENGAH Kab. Barito Utara Teweh Tengah 21 21Kota Palangka Raya Sebangau 6 6

Jekan Raya 3 3Bukit Batu 4 3 7Rakumpit 7 7

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

56 PNPM Mandiri - P2KP

Petunjuk Pelaksanaan

22 KALIMANTAN SELATAN Kab. Tanah Laut Pelaihari 18 10 28Kab. Hulu Sungai Selatan Kandangan 18 18Kab. Tabalong Tanjung 7 7 14

Murung Pudak 10 10Kota Banjarmasin Banjarmasin Selatan 11 11

Banjarmasin Timur 9 9Banjarmasin Barat 8 8Banjarmasin Tengah 6 4 10

23 KALIMATAN TIMUR Kab. Pasir Tanah Grogot 8 4 12Kab. Kutai Kartanegara Loa Janan 2 5 7

Loa Kulu 2 2Tenggarong 4 3 7

Kota Samarinda Samarinda Ilir 3 8 11Samarinda Seberang 3 1 4Sungai Kunjang 2 3 5Samarinda Utara 2 3 5

Kab. Kutai Barat Long Iram 15 15Kab. Kutai Timur Sangatta 8 8Kab. Malinau Malinau 6 6

Malinau Selatan 4 4Kab. Penajam Paser Utara Penajam 10 10Kota Bontang Bontang Selatan 4 2 6

Bontang Utara 4 2 6Kota Tarakan Tarakan Barat 5 5

Tarakan Tengah 2 224 SULAWESI UTARA Kab. Kepulauan Sangihe Tagulandang 3 3

Tahuna 9 9Tahuna Timur 8 8Tahuna Barat 6 6

Kab. Minahasa Utara Airmadidi 9 9Kota Manado Malalayang 5 4 9

Singkil 6 3 9Tuminting 7 3 10Wenang 10 10

Kota Bitung Bitung Selatan 8 7 15Bitung Utara 4 8 12

Kota Tomohon Tomohon Selatan 4 5 9Tomohon Utara 8 1 9

25 SULAWESI TENGAH Kab. Banggai Luwuk 6 6Kota Palu Palu Barat 15 15

Palu Selatan 12 12Palu Timur 8 8Palu Utara 8 8

26 SULAWESI SELATAN Kab. Selayar Benteng 2 2Kab. Bulukumba Gantarang 20 20

Ujung Bulu 8 1 9Ujung Loe 12 12

Kab. Bantaeng Uluere 11 11Bantaeng 9 9Eremerasa 9 9

Kab. Jeneponto Binamu 13 13Turatea 10 10

Kab. Takalar Mappakasunggu 8 8Kab. Gowa Pallangga 16 16

Barombong 7 7Somba Opu 14 14

Kab. Sinjai Sinjai Selatan 11 11Sinjai Timur 10 10Sinjai Utara 6 6

Kab. Maros Turikale 7 7Kab. Barru Barru 8 8Kab. Bone Barebbo 13 13

Tanete Riattang 8 8Kab. Sidenreng Rappang Panca Rijang 5 5

Maritengngae 7 5 12Watangsidenreng 3 3

Kab. Tana Toraja Rantepao 17 17Tallunglipu 7 7

Kab. Luwu Utara Mappedeceng 7 7

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

57

Petunjuk Pelaksanaan

PNPM Mandiri - P2KP

SULAWESI SELATAN Kota Makassar Mariso 1 8 9Tamalate 2 8 10Makassar 5 9 14Bontoala 2 10 12Ujung Tanah 10 2 12Tallo 4 11 15Panakkukang 3 6 9

Kota Palopo Wara 10 10Wara Utara 6 6Telluwanua 4 2 6

27 SULAWESI BARAT Kab. Polewali Mamasa Matakali 7 7Polewali 8 8

Kab. Majene Banggae 8 828 SULAWESI TENGGARA Kab. Buton Lasalimu 3 3

Lasalimu Selatan 9 9Siompu 7 7Kapontori 4 4Talaga Raya 3 3

Kab. Muna Katobu 8 8Lohia 5 5

Kab. Konawe Wawotobi 10 10Unaaha 6 6

Kab. Bombana Kabaena 6 6Poleang 11 11

Kab. Kolaka Utara Ngapa 4 4Kota Kendari Mandonga 10 10

Baruga 7 7Poasia 1 2 3Abeli 8 8Kendari 9 9Kendari Barat 8 8

Kota Bau Bau Betoambari 14 1 15Wolio 12 12Sorawolio 4 4Bungi 6 1 7

29 GORONTALO Kab. Gorontalo Limboto 12 12Telaga 18 18

Kota Gorontalo Kota Barat 7 7Kota Selatan 9 1 10Kota Utara 14 14

30 MALUKU Kota Ambon Nusaniwe 5 8 13Sirimau 9 10 19Teluk Ambon Baguala 9 9 18

Kab. Buru Buru Utara Timur 15 15Kab. Maluku Tengah Amahai 13 13

31 MALUKU UTARA Kota Tidore Kepulauan Tidore 8 2 10Kab. Halmahera Barat Jailolo Selatan 13 13

Makian 26 26Kab. Halmahera Selatan Bacan Barat 27 27

Pulau Makian 14 14Kab. Halmahera Utara Galela 9 9

Loloda Utara 11 11Morotai Selatan Barat 11 11Tobelo Selatan 13 13Tobelo 10 10

Kab. Kepulauan Sula Mangoli Barat 10 10Mangoli Timur 5 5Sula Besi Barat 2 2

32 PAPUA Kota Jayapura Jayapura Utara 7 7Kab. Biak Numfor Biak Kota 12 12Kab. Nabire Nabire 12 12

33 IRIAN JAYA BARAT Kota Sorong Sorong Barat 3 2 5Sorong Timur 5 1 6

33 249 834 4400 2873 7273

No Provinsi Kabupaten Kecamatan JML KELP2KP

JML KELNON P2KP

TOTALKEL.

:::: Lokasi Sasaran dapat berubah sesuai keputusan P2KP Pusat