petrol ogi

27
1 PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG Petrologi adalah salah satu cabang Ilmu Geologi yang mempelajari proses awal mula terbentuknya batuan, struktur batuan, tekstur batuan, komposisi mineral dalam batuan, dan klasifikasi batuan tersebut. Dalam suatu proses terbentuknya sebuah batuan, pasti akan mengakibatkan struktur, tekstur dan komposisi mineral yang berbeda dengan batuan yang terbentuk pada proses yang lain. Hal inilah yang selanjutnya akan dipelajari dalam Petrologi. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu". Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik. Tujuan praktikum lapangan Petrologi adalah menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa Fisika program studi Teknik Geologi dan Teknik Geofisika mengenai berbagai macam batuan yang ada di Sulawesi Tenggara. Agar kita dapat mengetahui potensi-potensi apa saja yang dimiliki provinsi Sulawesi Tenggara ini.

Upload: iswargeofisika

Post on 29-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Petrologi adalah salah satu cabang Ilmu Geologi yang mempelajari proses

awal mula terbentuknya batuan, struktur batuan, tekstur batuan, komposisi

mineral dalam batuan, dan klasifikasi batuan tersebut. Dalam suatu proses

terbentuknya sebuah batuan, pasti akan mengakibatkan struktur, tekstur dan

komposisi mineral yang berbeda dengan batuan yang terbentuk pada proses yang

lain. Hal inilah yang selanjutnya akan dipelajari dalam Petrologi. Ada tiga cabang

petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata

petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".

Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku

(batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau

magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.

Tujuan praktikum lapangan Petrologi adalah menambah pengetahuan kita

sebagai mahasiswa Fisika program studi Teknik Geologi dan Teknik Geofisika

mengenai berbagai macam batuan yang ada di Sulawesi Tenggara. Agar kita dapat

mengetahui potensi-potensi apa saja yang dimiliki provinsi Sulawesi Tenggara ini.

Sehingga kita dapat mengolah sumber daya alam kita sendiri kedepan nanti.

Penelitian lapangan dilakukan dengan melakukan survei secara langsung

di lapangan dimana hal-hal yang dilakukan dalam penelitian lapangan yaitu

melakukan pengamatan pada keadaan geologi sekitar daerah penelitian dan juga

pada kondisi fisik singkapan, mengambil sampel dan memplot lokasi pengambilan

data dan sampel (singkapan yang insitu) pada peta lintasan berdasarkan data

koordinat yang dikontrol melalui alat GPS (Global Position System), serta

mengambil dokumentasi kondisi singkapan dan data-data lainnya dalam bentuk

foto.

Page 2: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum lapangan Petrologi ini

yaitu : Menganalisa permasalahan struktur geologi mengenali jenis-jenis

Batuan dengan melihat secara langsung di lapangan.

b. Tujuan

Tujuan dari praktikum yang ingin dicapai dalam praktikum

lapangan Pengamatan Struktur , dan Morfologi Sungai di daerah Sekitar

Aliran Sungai jalan Lasolo yaitu :

1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan singkapan batuan yang ada di

lapangan.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan Geomorfologi disekitar

singkapan batuan yang ada di lapangan.

1.3 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Lapangan Geologi

Struktur ini yaitu:

Tabel 1. Tabel Alat dan Bahan Praktikum Lapangan Geologi Struktur

No Alat dan Bahan Kegunaan

1. Kompas geologi Untuk menentukan Strike dan Dip

2. GPSUntuk menentukan koordinat posisi/lokasi

pengambilan data

3.

Alat tulis (pulpen,

pensil, pensil warna,

penghapus, kapur tulis)

Untuk menulis data hasil penelitian

4. Peta topografi Untuk memplot posisi yang didapat dari GPS

5. Papan KomputerUntuk membantu pengukuran Strike

dan Dip

6. Kamera Digital/ HP

Untuk mengambil gambar

smpel/singkapan batuan beserta

struktur geologinya

Page 3: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

7.Busur derajat /

protraktor

Digunakan sebagai alat untuk membantu dalam

pengeplotan data

1.4 WAKTU, TEMPAT, DAN KESAMPAIAN DAERAH

a) Waktu dan Tempat

Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 11

Januari 2014. Praktikum lapangan ini dilaksanakan di daerah Benu-

Benua Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

b) Kesampaian Daerah

Lokasi penelitian yang bertempat dipinggiran jalan daerah Benu-

Benua, daerah ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda

dua ataupun roda empat, dengan memakan waktu yang begitu singkat.

Untuk lokasi penelitian pertama terletak pada koordinat (S : 03o, 58’,

0,34” ; E : 122o, 34’, 015”) yang dari lokasi awal keberangkatan atau

tempat berkumpul ke pertama memakan waktu ± selama 5 menit. Dan

untuk lokasi ke dua berada pada koordinat ( S : 03o, 57,69’ LS ; E : 122o,

34,138’ BT ), waktu yang dibutuhkan untuk menempuh stasiun dua dari

stasiun satu ± 20 menit. Praktikum kali ini hanya ada 2 stasiun

pengamatan.

1.5 PENELITIAN TERDAHULU

1. Armstrong F. Sompotan, 2012. Geologi Struktur Sulawesi.

2. Surono,2013. Geologi Lengan Tenggara Sulawesi.

Page 4: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

BAB II

GEOLOGI REGIONAL LEMBAR LASUSUA

2.1 GEOMORFOLOGI REGIONAL

Secara regional daerah penelitian termasuk dalam lembar peta Lasusua –

Kendari yang terletak pada lengan tenggara Pulau Sulawesi. Morfologi lembar

Lasusua – Kendari dapat dibedakan menjadi empat satuan yaitu pegunungan,

perbukitan, kras dan dataran rendah (Rusmana, dkk, 1993).

Pegunungan menempati bagian tengah dan barat lembar, perbukitan terdapat

pada bagian barat dan timur, morfologi kras terdapat di PegununganMatarombeo

dan di bagian hulu Sungai Waimenda serta Pulau Labengke.

Morfologinya berupa perbukitan dan dataran rendah. Satuan perbukitan ini

umumnya tersusun oleh batuan sedimen dengan ketinggian berkisar 75 – 750

meter diatas permukaan laut. Puncak yang terdapat pada satuan perbukitan adalah

Gunung Meluhu (517 meter) dan beberapa puncak lainnya yang tidak memiliki

nama, sungai di daerah ini umumnya berpola aliran meranting (dendritik). Dataran

rendah terdapat didaerah pantai dan sepanjang aliran sungai besar dan muaranya,

seperti Aalaa Kokapi, Aalaa Konaweha dan Aalaa Lasolo.

2.2 STRATIGRAFI REGIONAL

Berdasarkan himpunan batuan dan pencirinya, Daerah Lasusua – Kendari

dapat dibedakan dalam dua lajur geologi yaitu Lajur Tinondo dan Lajur Hialu.

Lajur Tinondo dicirikan oleh batuan endapan paparan benua, dan Lajur Hialu oleh

endapan kerak samudra/ofiolit (Rusmana, dkk, 1993). Secara garis besar kedua

mandala ini dibatasi oleh Sesar. Daerah penelitian termasuk dalam stratigrafi

regional Daerah Lasusua – Kendari pada Lajur Tinondo. Batuan yang terdapat di

Lajur Tinondo yang dijumpai pada daerah penelitian adalah Formasi Meluhu (TR

JM ) yang berumur Trias Tengah sampai Jura, secara tak selaras menindih batuan

malihan Paleozoikum ( batuan alas Lajur Tinondo ). Formasi ini terdiri dari

batupasir kuarsa yang termalihkan lemah dan kuarsit, setempat bersisipan dengan

serpih hitam dan batugamping, mengandung Halobia sp dan Daonella sp serta

Page 5: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

batusabak pada bagian bawah. Batupasir berwarna kelabu sampai kelabu muda

dan kekuningan, sangat kompak, berbutir halus sampai sedang, menyudut

tanggung, terpilah baik hingga sedang, tersemenkan oleh silika, sebagian

termalihkan lemah, berlapis baik dengan tebal lapisan antara 10 – 60 cm, dan

setempat mencapai 1 m atau lebih. Batugamping umumnya berwarna kelabu

hingga kehitaman, berbutir halus, setempat terhablur, banyak dijumpai urat kalsit

berukuran halus, pejal, tebal perlapisan berkisar dari beberapa sentimeter sampai

60 cm. Setempat batugamping ini mengandung fosil Halobia sp dan Daonella sp.

Batulanau berwarna kelabu hingga kehitaman, terjadi perselingan dengan

batupasir, dengan tebal lapisan beberapa sentimeter. Pada zaman yang sama

terendapkan Formasi Tokala (TR Jt ) terdiri dari batugamping berlapis dan serpih

bersisipan batupasir. Hubungannya dengan Formasi Meluhu adalah menjemari.

Satuan batuan yang terdapat pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4

(empat) satuan batuan yang secara berurutan tersebut di bawah ini, dari satuan

yang termuda sebagai berikut :

a. Satuan aluvial

b. Satuan piroksenit

c. Satuan batupasir dan satuan batugamping

Uraian, hubungan dan pemerian singkat tiap satuan batuan dapat dilihat

pada kolom stratigrafi daerah penelitian. Penguraian tiap-tiap satuan batuan akan

dimulai dari satuan yang tertua hingga yang termuda.

a. Satuan Batupasir

Penamaan dari satuan batuan didasarkan pada ciri litologi dan dominasi

penyusun utama satuan ini, yaitu batupasir. Pada bagian tengah dari satuan ini

dijumpai perselingan antara batupasir dan batulanau serta sisipan batugamping

pasiran. Hubungan stratigrafi antara satuan batupasir dengan satuan batuan yang

berumur lebih tua tidak diketahui, karena tidak tersingkap pada daerah penelitian.

b. Satuan Batugamping

Penamaan dari satuan batuan didasarkan pada ciri litologi, dominasi

batuan penyusun, analisis yang dilakukan secara megaskopis dan mikroskopis,

maka batuan ini dinamakan satuan batugamping.

Page 6: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

c. Satuan Piroksenit

Penamaan dari satuan batuan ini didasarkan pada ciri litologi, dan

dominasi batuan penyusun yang dilakukan secara megaskopis dan mikroskopis,

maka satuan ini dinamakan satuan piroksenit.

d. Satuan Aluvial

Penamaan satuan didasarkan pada ciri-ciri fisik material, meliputi jenis

endapan dan ukuran butir yang langsung dilakukan di lapangan. Satuan ini

menempati sekitar 15% dari seluruh luas daerah penelitian atau sekitar 12,83 km2.

Penyebaran dari endapan aluvial relatif berarah utara-timurlaut – selatan-

baratdaya pada Aalaa Kokapi . Ketebalan dari endapan ini berdasarkan hasil

pengukuran langsung di lapangan pada Aalaa Kokapi yaitu (2 – 4)m.

Material penyusun dari endapan aluvial, berukuran lempung hingga pasir

merupakan hasil rombakan dari batuan yang telah terbentuk lebih dahulu yang

mengalami proses pelapukan dan tertransportasi membentuk endapan sungai,

rawa dan pantai. Bentuk endapan sungai berupa flood plain, point bar dan channel

bar. Material penyusun dari endapan ini terdiri dari material lepas hasil rombakan

dari batupasir dan batugamping yang berukuran lempung hingga pasir. Endapan

rawa tersusun oleh material lempung hingga pasir. Endapan pantai terbentuk dari

transportasi material pada muara sungai dan rombakan yang diakibatkan oleh arus

dan gelombang, berukuran lempung hingga pasir terendapkan di daerah pesisir

pantai.

Formasi Batuan

Formasi Meluhu diberikan oleh Rusmana & Sukarna (1985) kepada satuan

batuan yang terdiri atas pasir kuarsa, serpih merah, batulanau, dan batulumpur di

bagian bawah; dan perselingan serpih htiam. batupasir, dan batugamping di bagian

atas. Formasi Meluhu menindih takselaras batuan malihan dan ditindih takselaras

oleh satuan batugamping Formasi Tampakura.

Formasi Meluhu mempunyai penyebaran yang sangat luas di Lengan

Tenggara Sulawesi. Formasi ini telah dipublikasikan secara luas; di antaranya

oleh Surono dkk. (1992); Swim (1997b, 1999), serta Surono & Bachri (2002).

Page 7: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

Sebagian besar bahasan selanjutnya merupakan terjemahan dan/atau kompilasi

dari publikasi tersebut.

Surono(1997b) membagi Formasi Meluhu menjadi tiga anggota (dari bawah

ke atas):

·Anggota Toronipa yang didominasi oleh batupasir dan konglomerat,

·Auggota Watutaluboto didominasi oleh batulumpur, batulanau, dan serpih,

·Anggota Tuetue dicirikan oleh hadirnya napal dan batugamping.

Anggota Toronipa

Anggota Toronipa, Formasi Meluhu didominasi oleh batupasir dan

konglomerat dengan sisipan serpih, batulanau, dan batulempung. Sisipan tipis

lignit ditemukan setempat seperti di sungai kecil dekat Mesjid Nurul Huda, Kota

Kendari dan tebing tepi jalan di selatan Tinobu. Lokasi tipe Anggota Toronipa

berada di Tanjung Toronipa, sebelah tenggara Desa Toronipa. Penampang tegak

basil pengukuran stratigrafi terperinci di Tanjung Toronipa tersebut dapat dilihat

pada. Batupasir berlapis baik berfasies St dan Sp telah ditemukan. Di beberapa

tempat, batupasir pejal tersingkap baik, yang diduga merupakan hasil pengendap-

an grain flow. Secara setempat, batupasir kerikilan (Gh) sering dijumpai di atas

permukaan bidang erosi. Ketebalan Anggota Toronipa pada lokasi tipe tersebut

adalah 800 m. Ketebalan maksimum anggota ini diduga ke arah timur.

Struktur sedimen yang terekam pada Anggota Toronipa berupa silang siur

(planar, trough dan epsi-lon) seruling (flute mark), gelembur gelombang (ripple

mark), perlapisan bersusun, dan permukaan erosi. Lag deposit umum ditemukan

pada bagian bawah runtunan sedimen di atas permukaan erosi Batang, ranting,

dan/atau cetakan daun juga ditemukan pada endapan klastik halus. Setiap runtunan

batuan sedimen menunjukkan penghalusan ke atas yang menunjukkan energi

melemah ke arah atas. Semua fakta di lapangan ini memberikan gambaran bahwa

Anggota Toronipa diendapkan pada lingkungan sungai kekelok. Arab arcs purba,

yang sebagian besar diukur pada silang-siur menunjukkan hasil kecenderungan

unimodal. Kondisi seperti ini umum ditemui pada arus sungai kekelok.

Page 8: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

Anggota Watutaluboto

Anggota Watutaluboto, Formasi Meluhu terdiri atas perselingan

batulumpur, batulanau, dan serpih serta sisipan batupasir. Pengulcuran stratigrafi

Anggota Watutaluboto, Formasi Meluhu telah dilakukan sepanjang pantai pada

Tanjung Labuanbajo. Ketebalan anggota ini pada lokasi tipenya tidak Luang dari

75 m.

Kehadiran lag deposits, permukaan erosi intraformasi gems (scoured

intraformational erosional surface), lensa batupasir crevase-splay, silang siur

epsilon, dan runtunan endapan banjir dengan retakan dislokasi (desiccation crack),

menunjukkan adanya pengaruh energi sungai pada waktu pengendapan Anggota

Taluboto. Sejumlah alur sungai purba dapat ditemukan pada beberapa lapisan

terutama pada bagian bawah anggota tersebut. Sementara pengaruh arus pasang-surut

dijumpai pada bagian atasnya. Fakta di lapangan itu semua memberikan petunjuk

bahwa Anggota Watutaluboto di endapkan pada lingkungan delta (Galloway, 1975;

Boyd dick., 1992), yang bagian bawahnya sangat dipengaruhi oleh energi sungai

(river dominated delta) sedangkan bagian atasnya dipengaruhi energi pasang-surut

(tide-dominated delta).

Runtunan batulumpur/serpih berkarbon di utara Desa Watutaluboto, yang

banyak mengandung struktur pasang-surut merupakan endapan intertidal. Runtunan

batuan sedimen ini mungkin terendapkan di antara tributary Chanel pada sistem

lingkungan delta. Kandungan lumpur serpih yang lebih dari 84% pada runtunan ini

menunjukkan lingkungan pengendapannya berada pada zona lumpur yang

mempunyai arus pasang-surut tinggi. Menurut Reinson (1984), runtunan endapan

pasang-surut yang demikian berkembang baik pada lingkungan rnesotidal dengan

kisaran arus pasang-surut antara 2 m dan 4 m.

Anggota Tuetue

Anggota Tuetue, Formasi Meluhu didominasi oleh batulumpur dengan

sisipan batupasir di bagian bawah, lensa batupasir pada bagian tengah, dan lapisan

batupasir, napal, dan/atau batugamping pada bagian atas. Di bagian utara Tanjung

Page 9: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

Labuanbajo, Anggota Tuetue, Formasi Meluhu dicirikan oleh klastika halus yang

mengandung buluh (burrow) secara melimpalt dalam sedimen sedikit gampingan.

Pada urnumnya satuan batuan penyusun anggota ini berlapis baik dengan ketebalan

berkisar antara beberapa cm sampai 75 cm. Ketebalan Anggota Tuetue pada lokasi

tipenya minimum 140 m. Diduga ketebalan anggota ini menebal ke arab barat taut.

Beberapa lapisan mempunyai struktur sedimen pasang-surut seperti flaser-

bedding, lensoidal-bedding, silang siur tulang ikan (herring-bone), dan wavy-

bedding. Fakta ini mengindikasikan adanya pengaruh arus pasang-surut pada

pengendapan Anggota Tuetue.

Bagian bawah Anggota Tuetue mempunyai batupasir berstruktur silang siur

planar berukuran cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa pada saat

pengendapannya dipengaruhi oleh energi cukup tinggi, mungkin pada offshore bar.

Lensa batupasir dengan pemilahan baik dijumpai pada bagi tengah. Antara

batupasir dan batulumpur mempunyai batas yang tegas. Hal ini dimungkinkan

karena adanya pengaruh taufan (storm) sewaktu pengendapannya.

Bagian atas Anggota Tuetue mengandung banyak burrow dan lapisan

batupasir bagian ini juga banyak mengandung fosil kerang berkatup dua (bivalve),

gastropoda, amonit, dan belemnit yang mencirikan endapan laut dangkal. Adanya

pengaruh taufan pada waktu pengendapan Anggota Tuetue ini juga ditunjukkan oleh

kehadiran silang siur hammocky, tidak berorientasi, dan tidak bersambungnya

cangkang binatang berkatup dua tebal pada batugamping. Batugamping yang kaya

akan material organik, pint autigenik dan serpih hitam pada bagian teratas Anggota

Tuetue, merupakan indikasi bahwa bagian ini terendapkan dalam kondisi

kekurangan osigen, tanpa pengaruh arus mungkin pada laut mid - sampai outer

shelf.

Berdasarkan uraian di atas, lingkungan pengendapan Anggota Tuetue

mengindikasikan adanya pendalaman pada lingkungan neritik. Hal tersebut

menunjukkan bahwa penurunan (subsidence) lebih cepat dari pada pasokan

sedimen.

Page 10: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

Gambar 7.1 Penyebaran formasi Meluhu di lengan Tanggara Sulawesi

(disederhanakan dari peta Geologi Terbitan Pusat dan

Pengembangan Geologi).

Page 11: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

2.3 STURKTUR GEOLOGI REGIONAL

Struktur geologi yang dijumpai, pada Lembar Lasusua – Kendari adalah

sesar, lipatan dan kekar. Sesar dan kelurusannya, relatif berarah baratlaut –

tenggara searah dengan Sesar Lasolo. Sesar Lasolo berupa sesar geser mengiri

yang diduga masih giat hingga sekarang. Sesar tersebut ada kaitannya, dengan

Sesar Sorong yang giat kembali pada Kala Oligosen (Simanjuntak, dkk, 1983).

Sesar naik ditemukan di Daerah Wawo sebelah barat Tampakura dan di Tanjung

Labuandala sebelah selatan Sesar Lasolo yaitu beranjaknya batuan ofiolit keatas

batuan malihan Mekongga, Formasi Meluhu dan Formasi Matano. Jenis sesar lain

yang dijumpai adalah sesar bongkah.

Sesar Lasolo berarah baratlaut – tenggara, membagi Lembar Lasusua –

Kendari, menjadi dua bagian. Sebelah timurlaut sesar disebut Lajur Hialu,

dicirikan dengan batuan asal kerak samudera dan sebelah baratdaya sesar disebut

Lajur Tinondo, dicirikan dengan batuan asal paparan benua.

Pada Kala Miosen Tengah Lajur Hialu terdorong oleh benua kecil Banggai-

Sula, yang bergerak ke arah barat, yang menyebabkan terseserkannya Lajur Hialu

di atas Lajur Tinondo, yang kemudian diikuti oleh sesar bongkah.

Jenis lipatan berupa lipatan antiklin, setempat di jumpai lipatan rebah dan

lipatan sinklin. Kekar terdapat pada semua jenis batuan, pada batugamping kekar

ini tampak teratur, membentuk kelurusan. Kekar pada batuan beku umumnya,

menunjukkan arah tak beraturan. Pada Kala Miosen Akhir sampai Pliosen

pengangkatan kembali berlangsung, dimana pada pantai timur dan tenggara

lembar dicirikan dengan undak-undak pantai dan sungai serta pertumbuhan koral.

Page 12: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL PENGAMATAN

1. Stasiun Pengamatan 1

a. Informasi lokasi

Pengamatan dilakukan di kota kendari, kecamatan kendari barat

tepatnya pada koordinat S : 3o58’3,4” dan E : 122o34’1,5”. Pada pukul

08.25 – 09.32. batas morfologi lokasi pengamatan yaitu sebelah barat dan

timur adalah pertokoan, sebelah utara merupakan vegetasi pepohonan

sedangkan disebalah selatan lokasi berbatasan dengan jalan raya. Cuaca

saat berlangsungnya pengamatan adalah cerah berawan. Singkapan yang

ditemukan pada lokasi ini adalah berupa batuan sedimen insitu dengan

dimensi 10 m x 5 m dengan arah penyebaran batuan N79oE.

b. Data litologi

· Jenis batuan : Batuan sedimen

· Warna lapuk : Abu-abu kehitaman

· Warna segar : Cokelat

· Tekstur : Klastik

· Ukuran butir : Pasir sedang

· Bentuk butir : Rounded

· Kemas : Tertutup

· Porositas : Rendah

· Permeabilitas : Rendah

· Struktur : Berlapis

· Nama batuan : Batu Pasir

c. Data Struktur

· Lipatan : -

· Kekar : Ada

· Sesar :Ada

Page 13: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

· Foliasi : -

· Lapisan : Ada

Gambar 1.1 Singkapan Batuan 1 Gambar 1.2 Sampel Batuan 1

2. Stasiun Pengamatan 2

a. Informasi lokasi

Pengamatan dilakukan di kota kendari, kecamatan kendari barat

tepatnya pada koordinata S :3o’” dan E :122o’”. Pada pukul 09.34 – 10.37.

batas morfologi lokasi pengamatan yaitu sebelah barat, selatan dan utara

adalah perumahan warga sedangkan timur merupakan vegetasi

pepohonan. Cuaca saat berlangsungnya pengamatan adalah cerah

berawan . Singkapan yang ditemukan pada lokasi ini adalah berupa batuan

sedimen insitu dengan dimensi 3 m x 1 m.

b. Data lithologi

· Jenis batuan : Batuan sedimen

· Warna lapuk : Merah bata kehitaman

· Warna segar : Merah bata

· Tekstur : Klastik

· Ukuran butir : Pasir sangat halus

· Bentuk butir : Rounded

· Kemas : Tertutup

· Porositas : Rendah

· Permeabilitas : Rendah

· Struktur : -

Page 14: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

· Nama batuan : sedimen pasir yang belum mengalami kompaksi

c. Data Struktur

· Lipatan : -

· Kekar : Ada

· Sesar : -

· Foliasi : -

· Lapisan : Ada

Gambar 1.3 Singkapan Batuan 2 Gambar 1.4 Sampel Batuan 2

3.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum lapangan yang dilakukan di sepanjang aliran sungai jalan

Lasolo, tanggal 29 Desember 2013, kami mengamati bentuk struktur geologi yang

terdapat di sepanjang wilayah tersebut. Dari beberapa struktur geologi seperti

kekar, sesar, lipatan (struktur sekunder), kami hanya mengamati kekar pada

singkapan di lapangan.

Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu

gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran.Dari

hasil pengambilan data lapangan, didapat beberapa lokasi pengukuran kekar,

dimana penentuan lokasi ini sendiri berdasarkan keberadaan interpretasi keadaan

Page 15: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

wilayah yang telah dilakukan pada tahapan awal, yang kemudian tertuang dalam

sebuah peta topografi yang menjadi pedoman arah kami dalam pelaksanaan

praktikum lapangan Geologi Struktur ini. Dari pengamatan lapangan, kekar yang

berkembang didaerah penelitian secara genetik termasuk kedalam kekar gerus

(shear Joint), yang terbentuk akibat adanya gaya kompresi. Dari data kekar ini

juga dilakukan proses analisis dengan memproyeksikan  kedalam diagram kipas

dan diagramrosset.Dari analisis dapat disimpulkan bahwa kekar di daerah

penelitian berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda-beda

setiap lokasi pengamatan.

Lokasi pembagian pengamatan kekar dibagi menjadi 2 tempat dengan

kedudukan strike dan dip yang berbeda. Panjang lintasan yang kami ukur dengan

roll meter sepanjang 6 meter.

Wilayah pertama sepanjang 3 meter dengan kedudukan strike N 325o W

dan dip 37o dari arah utara, berada pada koordinat 122o34’462” dan -0,3o57’726”

memiliki kekar kurang lebih 12 kekar dengan strike dip yang berbeda antara kekar

yang satu dengan yang lain sebagimana dapat dilihat pada bagian Hasil

Pengukuran Kekar pada lembaran sebelumnya. Jenis batuan pada singkapan

tersebut adalah jenis batuan sedimen tepatnya batu pasir.

Wilayah kedua dengan panjanglintasan yang sama seperti wilayah pertama

yaitu 3 meter, kedudukan strike N 43o E dan dip 31o, posisi dari arah utara dengan

koordinat yang sama yaitu 122o34’462” dan -0,3o57’726” memiliki kekar sekitar 6

kekar yang juga dapat dilihat pada bagian Hasil Pengukuran Kekar di lembaran

sebelumnya. Jenis batuan pada singkapan adalah batan sedimen tepatnya batu

pasir.

Dari data kekar yang diperoleh baik dari wilayah pertama dan wilayah

kedua, semua kekar diperoleh berjumlah 18 kekar yang selanjutnya kami plot

dalam bentuk diagram rose. Namun terlebih dahulu, data pengukuran kekar untuk

menentukan arah tegasan utamanya diperoleh dengan menggunakan diagram

kipas. Data yang diperoleh diubah menjadi skala kuadran, dan hanya

menampilkan data N..oW dan N..oE. Berdasarkan persamaan yang ada (dapat

dilihat pada bagian Hasil Pengukuran Kekar), diperoleh nilaiσ1yaitu N 60o W

Page 16: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

danσ3 yang terletak tepat 900dari σ1atau tepatnya N 300 E, dan untuk mencari arah

tegasan utamanya, nilai σ1tersebut kemudian diplot ke dalam arah mata angin,

sehingga diperoleh arah tegasan utamanya berada pada pertengahan barat-barat

laut dan pertengahan timur menenggara-tenggara, sehingga diperkirakan arah

tegasan utamanya dari Tenggara ke Barat Laut.

Dari perolehan data yang dapat dipertanggungjawabkan itu, dapat

disimpulkan bahwa arah tegasan utama yang diperoleh tersebut, memiliki

kesamaan terhadap arah tegasan Sistem Sesar Lawanopo.

Sistem Sesar Lawanopo termasuk sesar-sesar berarah utama barat laut-

tenggara yang memanjang sekitar 260 km dari utara Malili sampai Tanjung

Toronipa. Ujung barat laut sesar ini menyambung dengan Sesar Matano,

sementara ujung tenggaranya bersambung dengan Sesar Hamilton, yang

memotong Sesar naik Tole. Sistem sesar ini diberi nama Sesar Lawanopo oleh

Hamilton (1979) berdasarkan Dataran Lawanopo yang ditorehnya.

Kenampakan fisiografi Sistem Sesar Lawanopo tergambar jelas lebih dari

pada 50 km pada citrainderaan jauh, termasuk citra Landsat, dan IFSAR. Citra

tersebut menggambarkan adanya lembah linier panjang, scarp, offset, dan

pembelokan aliran sungai. Aliran sungai yang tergeser mengiri dapat diidentifikasi di

beberapa tempat antara Tinobu, dan Soropia, utara Kendari, contohnya pergeseran

mengiri 2 km Sungai Andonowu (selatan Tinobu). Jarak pergeseran, yang membesar

semakin dekat dengan sesar yang bersangkutan, merupakan tanda sesar geser

(Sylvester. 1988). Pergeseran mengiri sepanjang sesar yang diperkirakan sejauh 25

km, didasarkan atas pergeseran Formasi Meluhu yang berada di tengah Lengan

Tenggara Sulawesi.

Interpretasi citra foto udara di sekitar Tinobu menunjukkan penyebaran

Batuan Campur-aduk Toreo. Kepingan batuan yang berasal dan Formasi Meluhu,

Formasi Tampakura, dan dijumpai sebagai bodin dalam batuan campur-aduk itu.

Analisis stereografis orientasi bodin, yang diukur pada tiga lokasi, menunjukkan

keberagaman azimut rata-rata/plunge : 300/440, 356,3o/490, dan 208,70/210.

Page 17: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

Kehadiran mata air panas muncul di Desa Toreo, sebelah tenggara Tinobu

serta adanya pergeseran pada bangunan dinding rumah, dan jalan sepanjang sesar

ini menunjukkan bahwa Sistem Sesar Lawanopo masih aktif sampai sekarang,

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan pratikum lapangan ini, serta berdasarkan data

pengamatan dan paparan pembahasan pada lembaran sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan yaitu :

1. Praktikan dapat mengetahui gambar kekar, bentuk kekar, mengetahui

hubungan gaya dan pola kekar dan juga mengetahui bagaimana analisa

kekar dan aplikasinya di lapangan.

2. Daridata kekar yang diperoleh,dapat dilakukan proses analisis dengan

memproyeksikan  kedalam diagram kipas dan diagramrosset.

3. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa kekar di daerah penelitian

berkembang secara abstrak atau memiliki pola yang berbeda – beda setiap

lokasi pengamatan. Analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan,

selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya,

juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan. Berdasarkan arah

tegasan utama dari kekar-kekar yang kami temukan di lapangan, dapat

disimpulkan bahwa arah tegasan utama yang diperoleh tersebut, memiliki

kesamaan terhadap arah tegasan Sistem Sesar Lawanopo.

4.1 SARAN

Saran yang dapat saya sampaikan melalui laporan praktikum lapangan

Petrologi ini adalah sebaiknya

Page 18: Petrol Ogi

1

PETROLOGI LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN