peta peta proses kerja

51
PERENCANAAN ALIRAN BAHAN DAN TATA LETAK PABRIK

Upload: riko-satrianto

Post on 23-Jun-2015

655 views

Category:

Education


21 download

DESCRIPTION

contoh proses peta kerja

TRANSCRIPT

PERENCANAAN ALIRAN BAHANDAN TATA LETAK PABRIK

Perencanaan Aliran Bahan dan Tata Letak Pabrik

Banyak cara yang digunakan di dalam proses perencanaan aliran bahan, beberapa diantaranya khusus digunakan untuk perencanaan Tata Letak Pabrik, ada pula berkenaan dengan material handling dan beberapa diantaranya diambil dalam bidang motion economy & work simplification.

Meskipun sebagian besar dari teknik yang ada pada dasarnya digunakan untuk tujuan analitis, tetapi dapat juga digunakan untuk perencanaan dan teknik-teknik yang biasa digunakan dalam perencanaan layout dan material handling adalah :

1.Assembly Chart2.Operation Process Chart3.Process Chart4.Flow Process Chart5.Multi-Product Process Chart6.Flow Diagram7.From To Chart8.Activity Relationship Chart9.Activity Relationship Diagram10.Area Allocating Diagram

CONTOH ASSEMBLY CHART1

3

7

8

13

12

11

10

9

5

2

4

16

15

14

6

SA 1

A 1

A 2

SA 3

A 3

A 4

A 5

A 6

A 7

A 8

BASE

HANDLE

KNOB

ECCENTRIC ROD

PLUNGER

PRESSURE PAD

MASKING TAPE

PAINT

CARTON

LABEL

GUMMED TAPE

SSA 1

SSA 3

KETERANGAN

A

SA

SSA

= ASSEMBLY

= SUB ASSEMBLY

= SUB SUB ASSEMBLY

= INSPEKSI

CONTOH OPERATION PROCESS CHART PRODUK KASUR

CONTOH PROCESS CHART PRODUK SAUS APEL

Step

Ope

ratio

nTr

ansp

ort

Insp

ect

Del

aySt

orag

e

Dis

tanc

e(f

eet)

Tim

e(m

in)Description

ofprocess

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Unload apples from truck

Move to inspection station

Weigh, inspect, sort

Move to storage

Wait until needed

Move to peeler

Apples peeled and cored

Soak in water until needed

Place in conveyor

Move to mixing area

Weigh, inspect, sort

TotalPage 1 0f 3 480

30

5

20

15

360

30

20

190 ft

20 ft

20 ft

50 ft

100 ft

Date: 9-30-00

Analyst: TLR

Location: Graves Mountain

Process: Apple Sauce

Contoh MPPC (Multi Product Process Chart)

1. ROUGH STORAGE

10. FINAL INSPECTION

9. SAW

8. HONE

7. PRESS

6. GRIND

5. BARE

4. DRILL

3. LATHE

2. MILL

PART NO.

OPERASI1 2 3 4 5 176 16

Contoh FPC (Flow Process Chart) Perakitan Pagar Besi

O-8

Terali Besi

O-9

Plat Besi

Diukur sesuai dengan ukuran rangka menggunakan meteran

Dipotong sesuai dengan ukuran menggunakan grinda

O-5

Besi Rangka

Dilas dengan menggunakan mesin las untuk membentuk rangka

Roda

Dibentuk sesuai dengan pesanan menggunakan mesin bubut

OI-1

S-4 S-3

I-5

Di gudang bahan

Dibawa ke tempat perakitan secara manual

S-2 S-1

O-6

O-7

Diukur sesuai dengan ukuran rangka menggunakan meteran

Dipotong sesuai dengan ukuran menggunakan grinda

Dibentuk sesuai dengan pesanan menggunakan mesin bubut

I-5

O-1

O-2

Diukur sesuai dengan ukuran rangka menggunakan meteran

Dipotong sesuai dengan ukuran menggunakan grinda

Dibentuk sesuai dengan pesanan menggunakan mesin bubut

I-1

O-3

Dilubangi dengan menggunakan bor sesuai dengan model yang telah ditetapkan

Dilas dengan menggunakan mesin las lalu diperiksa sambungannya secara manual

O-10Dicat dengan menggunakan kompresor cat

O-11Dijemur di tempat pengeringan terbuka untuk mengeringkan cat

Dibawa ke gudang barang jadi secara manual

Dibawa ke tempat pengeringan terbuka secara manual

S-6 Di gudang barang jadi

T-1T-2T-3T-4

T-6

T-7

Dibawa ke tempat perakitan secara manual

Dibawa ke tempat perakitan secara manual

Dibawa ke tempat perakitan secara manual

Di gudang bahanDi gudang bahan Di gudang bahan

Cat

S-5

T-5

Dibawa ke tempat perakitan secara manual kemudian dimasukkan ke dalam kompresor cat

Di gudang bahan

Simbol-simbol yang Digunakan pada FPC

1. Operation

Terjadi bila :- Suatu objek yang dengan sengaja diubah, baik karakter fisik maupun kimianya- Dirakit (di-assembly) atau dibongkar (di-disassembly)- Diatur untuk operasi lain

2. Transportation

Terjadi bila : suatu objek digerakkan dari satu tempat ke tempat lainKecuali : perpindahan tersebut bagian dari operasi atau disebabkan oleh operator yang sedang bekerja atau suatu inspeksi.

3. Inspection

Terjadi bila : suatu objek diuji identifikasinya atau ditentukan kualitas atau kuantitasnya.

Simbol-simbol yang Digunakan (lanjutan)

4. Delay

Terjadi bila : kondisi objek tidak mengizinkan untuk segera dilakukan pekerjaan berikutnya (menunggu).

5. Storage

Terjadi bila : suatu objek disimpan.

6. Operation and Inspection

Terjadi bila : suatu objek mengalami operasi sambil diperiksa kualitas atau kuantitasnya pada waktu yang bersamaan.

CONTOH FLOW CHART Mulai

Perhitungan momen perpindahan material awal

Pembuatan ARC

Pembuatan diagram hubungan ruangan

Perancangan alternatif layout- Metode Trial and Error- Software Quant System dan manual

Hitung Momen Perpindahan Material

Ada pengurangan momen perpindahan

material?

Selesai

Ya

Tidak

Iterasi dihentikan

CONTOH FLOW DIAGRAMS

From To Chart From To Chart merupakan suatu teknik yang digunakan dalam perencanaan layout.

Chart ini sangat menolong, khususnya pada problem dimana banyak item (part) yang melintasi daerah kerja. Chart ini juga sangat berguna sebagai alat untuk merencanakan hubungan yang optimum dari daerah-daerah kerja.

Keuntungan Chart ini adalah :1. Menganalisis bahan2. Merencanakan model aliran3. Menetapkan lokasi-lokasi dari departemen4. Mengukur efisiensi model aliran5. Mempersingkat siklus pengolahan6. Menggambarkan gerakan bahan7. Menunjukkan ketergantungan 1 area yang lain8. Menunjukkan jumlah gerakan melalui area9. Menunjukkan antar-hubungan dari lintasan produksi

A

B

C

D

E

F

G

H

I

A B C D E F G H I

TOTAL

TOTAL

2 32 1

1

1 1

1

1 1

1

1

1 1

1

1

3

1

2

13

1

12

1

1

1 2

4

0 3 4 7 4 6 5 6 8

8

3

4

7

4

6

5

6

0

ToFrom

Contoh From To Chart

CONTOH PERHITUNGAN FROM TO CHART

Flow yang baik adalah apabila jumlah mesin yang dilangkahi sekecil mungkin.

Angka-angka di dalam kolom menggambarkan jumlah part yang diangkut dan jaraknya terhadap diagonal merupakan ukuran kesulitan.

Dari aliran part di atas dapat dilihat jumlah mesin-mesin yang dilangkahi apabila diperlukan suatu jumlah mesin yang tertentu.

Diusahakan agar angka-angka dalam tabel mendekati diagonal.

Faktor kesulitan 1 :

Faktor kesulitan 2 :

Faktor kesulitan 3 :

1 2

1 2 3

1 2 3 4

Angka KesulitanMaju : 1 x (2+1+4+1) = 8

2 x (8+2+1) = 223 x (2+6) = 244 x (1+1+1) = 125 x (1+1) = 106 x (4+1+5) = 607 x (3) = 218 x (2+1) = 24 +

= 181

Mundur : 1 x (2+1) = 3 2 x (1+1) = 4 3 x (2+1) = 9 6 x (2) = 12 +

= 28

Grand Total = 181 + 28 = 209

Untuk mendapatkan susunan yang baik, diusahakan agar Grand Total sekecil mungkin.

Untuk mendapatkan ini, dilakukan coba-coba secara berulang-ulang untuk bermacam-macam susunan.

Coba-coba ini dilakukan dengan mengubah letak / susunan pada tiap-tiap percobaan.

Uji Coba II

Angka KesulitanMaju : 1 x (8+4+1+1+6) = 20

2 x (2+2+1) = 103 x (2+1+5+1) = 274 x (4+3) = 285 x (1+1) = 106 x (2+1) = 189 x (1) = 9 +

= 122

Mundur : 1 x (2) = 22 x (1+2) = 63 x (1) = 34 x (1) = 45 x (2+1) = 157 x (1) = 7 +

= 37

Grand Total = 122 + 37 = 159

Angka Kesulitan

Maju : 1 x (3) = 33 x (18) = 545 x (6) = 30 +

= 87

Mundur : 1 x (2) = 22 x (5) = 103 x (9) = 27 +

= 39

Grand Total = 87 + 39 = 126

Untuk Uji Coba II, dilakukan dengan cara sebagai berikut.

8 6 5 4 2 1 1 – 4 1 – 6 4 – 2 3 – 6 3 – 4 2 – 1 2 – 5 5 – 2 6 – 3 2 – 3 4 – 3

Maka :

6 – 1 1 – 4 6 – 1 – 4 4 – 2 6 – 1 – 4 – 2

2 – 5 6 – 1 – 4 – 2 – 5

3 – 6 3 – 6 – 1 – 4 – 2 – 5

Angka Kesulitan

Maju : 1 x (23) = 233 x (2) = 6 +

= 29

Mundur : 1 x (15) = 152 x (1) = 23 x (1) = 3 4 x (1) = 4 +

= 24

Grand Total = 29 + 24 = 53

Teknik-teknik Analisa dan Perencanaan AliranTeknik-teknik yang biasanya digunakan dalam perencanaan dan analisa aliran, sebagai pembantu untuk mendapatkan hubungan-hubungan di antara daerah kerja yang terdapat dalam pabrik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Peta Proses Pengerjaan (Operation Process Chart) Peta proses pengerjaan adalah suatu peta yang memperlihatkan secara grafis pengolahan mulai dari bahan baku sampai menjadi produk yang siap dipasarkan.

2. Peta Hubungan Aktivitas (Activity Relationship Chart) Peta ini merupakan suatu teknik untuk merencanakan antara hubungan satu aktivitas dengan aktivitas lainnya. Pada chart ini dilakukan analisa terhadap tingkat hubungan antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya dalam bentuk simbol-simbol, serta alasan-alasan bagi pertimbangan pentingnya tingkat hubungan tersebut. Tahapan pembuatan ARC dimulai dengan mengidentifikasi segala peralatan yang ada, kemudian membuat daftar segala kegiatan yang ada pada suatu chart, lalu menetapkan rating (tingkat hubungannya).

PETA PROSES OPERASI

NAMA OBYEKNOMOR PETADIPETAKAN OLEHTANGGAL DIPETAKAN

PAGAR BESI01KELOMPOK VII31 MARET 2006

I-5

O-9

O-8

Besi terali

I-3

O-7O-10

O-6

O-5

Besi bagian atas

Diukur sesuai dengan ukuran rangka (meteran)

Dipotong (grinda)

Diperiksa ukurannya (meteran)

Diukur sesuai dengan kebutuhan (meteran)

Dipotong (grinda)

Diperiksa ukurannya (meteran)

Dibentuk sesuai dengan pesanan (mesin bubut)

O-4

O-2

O-1

Besi rangka

Diukur sesuai dengan kebutuhan (meteran)

Dilubangi (bor)

Diperiksa ukurannya

Dilas (mesin las)

Dilas dan diperiksa sambungan-nya

I-1

O-3

O-12cat

Roda

Dibentuk sesuai dengan pesanan

(mesin bubut)

Dipotong (grinda)

O-11

Di cat(kompressor)

Disimpan di gudang produk jadi

Contoh Operation Processs Chart

Secara umum alasan tingkat hubungan dalam ARC dibagi dalam tiga macam, yaitu :

1. Keterkaitan produksi a. Urutan aliran kerja b. Mempergunakan peralatan yang sama c. Menggunakan catatan yang sama d. Menggunakan ruangan yang sama e. Bising, debu, getaran, bau dan lain-lain2. Keterkaitan pegawai a. Menggunakan pegawai yang sama b. Pentingnya berhubungan c. Derajat hubungan kepegawaian d. Jalur perjalanan normal

e. Kemudahan pengawasan f . Melaksanakan pekerjaan serupa g. Disenangi pegawai h. Perpindahan pegawai i. Gangguan pegawai

3. Aliran informasi a. Menggunakan catatan/berkas yang sama b. Derajat hubungan kertas kerja c. Menggunakan alat komunikasi yang sama

I

2A

U

U

O

O

I

I

U

1,2,3

4,5

4,5

-

-

2

2

4,5

U

A

I

O

O

O

O

U

U

U

A

O

O

O

U

1

2

-

-

-

-

4

4

4

4

1

-

-

-

4

A

I

O

I

I

O

A

I

I

I

O

A

O

O

-

U

U

A

O

I

I

A

1

2

-

2

2

-

1

1

2

2

-

1

-

-

4

4

12

2

1

Aktivitas Tingkat Hubungan

1. Perakitan Per

2. Penjahitan Kain Quilting

3. Perakitan Kawat Lis

4. Pemotongan

5. Penjahitan

6. Perekatan

7. Penjahitan Lis

8. Perakitan Divan

9. Perakitan Sandaran

10. Pembungkusan

1

1

2

2

3

3

4

4

5

5

6

6

7

8

9

10

7

8

9

10

A

E

I

O

U

Sandi

Mutlak Perlu Berdekatan

Sangat Perlu Berdekatan

Penting Berdekatan

Kedekatan Biasa

Tidak Perlu Berdekatan

Keterangan

1

2

3

4

5

No

Urutan Proses

Menggunakan Informasi yang Sama

Menggunakan Material Handling yang Sama

Bising

Getaran

Alasan

X Tidak Diinginkan Berdekatan

Contoh ARC (Activity Relationship Chart)

3. Work Sheet Sheet ini disusun berdasarkan activity relationship chart, terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom. Pada work sheet ini dituliskan nomor dan jenis kegiatan pada kolom sebelah kiri dan tingkat hubungan dari tiap-tiap kegiatan dituliskan pada kolom sebelah kanan.

Contoh Pengisian WSBAGIAN AKTIVITAS

TINGKAT HUBUNGAN

PRODUCTION 1 PRODUKSI

No

PRODUCTION SERVICE

2 GUDANG BAHAN BAKU

3

STOCK YARD4

GUDANG TAMBAHAN DAN PENOLONG

PERSONAL SERVICE

5 RUANG PERALATAN

6 LABORATORIUM

7RUANG BOILER DAN KOMPRESSOR

8 WC KARYAWAN

GENERAL SERVICE

9 RUANG GANTI KARYAWAN

KANTIN

KLINIK

PHYSICAL PLANT SERVICE

MUSHALLA

KANTOR

POS SATPAM

10

11

12

13

14

A

2, 3, 4

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

E

5

-

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

I

6,7,11,17,18

6,13,14

4,6,14

4

1,2,3

1

9

8,10,12

9,11,13

1,10

9,13

2,4,10,12,14,15

2,3,4,13,15

O

8,9,13,14

3,4,5,7,8,9,10,11,12,15,16,17,18

2,5,7,8,9,10,11,12,13,15,16,17,18

2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17

,18

4,5,8,9,10,11,12,13,14,15,18

2,3,4,5,15,16,17,18

1,2,3,4,5,6,10,11,12,13,14,15,16,17

1,2,3,4,5,6,11,13,14,15,17

2,3,4,5,6,8,12,14,15

2,3,4,5,6,8,9,12,13,14,15

2,3,4,5,6,8,10,11,14,15

1,3,5,6,8,9,11

1,5,6,8,9,10,11,12,16,17

U

10,12

-

-

-

7,16,17

6,8,9,10,11,12,13,14

7,18

7,16,18

1,7,16,17,18

7,16,17

1,7,16,18

7,16,18

7,18

X

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18

17

17

-

1 - 3,5,13,142,6,7,8,9,10,11,12,15,16,17,18

- -

-

PARKIR

BENGKEL

POWER HOUSE

TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH18

17

16

15

-

-

-

-

-

-

-

-

1

1,16

17

13,14

2,3,4,5,6,7,16,17

2,3,4,5,7,8,9,14,15,18

1,2,3,4,5,7,8,14,15,18

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,16,17

8,9,10,12,13,14,15

6,10,11

6,9,10,11,12,13

18

11

12,13

-

-

4. Block Template Template ini disusun berdasarkan work sheet, dimana masing-masing aktivitas serta tingkat hubungan terhadap aktivitas-aktivitas lain, dibuat dalam suatu bujur sangkar (block). Nomor kode tiap aktivitas-aktivitas ditulis di tengah dari tiap block, sedang tingkat hubungan ditulis pada tepi block template tersebut.

5. Activity Relationship Diagram Diagram ini merupakan penyusunan block-block template yang sesuai dengan tingkat hubungan antara satu sama lainnya.

Contoh Pengisian ARD

-

- -

-

-

-

E

-

-

-

---

-

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

A U E

I X O

18. TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH

--- 8,9,10,12,13,14,15

1 112,3,4,5,6,7,16,17

-

7,16,182,3,4

1 - - - -

-

-

1

-

A U E

I X O

-

7. RUANG BOILER DAN KOMPRESSOR

5. RUANG PERALATAN

16. BENGKEL

1. PRODUKSI

6. LABORATORIUM

4. STOCK YARD

17. POWER HOUSE

2. GUDANG BAHAN BAKU

3. GUDANG BAHAN TAMBAHAN DAN PENOLONG

11. KLINIK

8. WC KARYAWAN

14. POS SATPAM

13. KANTOR

9. RUANG GANTI KARYAWAN

15. PARKIR

12. MUSHALLA

10. KANTIN

A U E

I X O

-

A U E

I X O

-

1,2,3,4,5,6,11,13,14,15,17

A U E

I X O

- -

-

A U E

I X O

-

A U E

I X O

- 2,3,4,5,6,8,12,14,15

- 6,8,9,10,11,12,13,14

-

1 - 2,3,4,5,15,16,17,18

- -

4 -2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18

-6,9,10,11,

12,13-

17 -1,2,3,4,5,7,8,14,15,18

7,16,17 -

1,2,3 -4,5,8,9,10,11,12,13,14,15,18

10,12 5

6,7,11,17,18 - 8,9,13,14,15,16

-

3,5,13,142,6,7,8,9,10,11,12,15,16,

17,18

-

- 6,10,11 -

1,16 12,132,3,4,5,7,8,9,14,15,18

1 - -

-6,13,143,4,5,7,8,9,10,11,12,15,16,17,18

1 - -

4,6,14 -2,5,7,8,9,10,11,12,13,15,

16,17,18

7,16,17

1,10 182,3,4,5,6,8,9,12,13,14,15

- -7,18

91,2,3,4,5,6,10,11,12,13,14,

15,16,17

-- 7,18

-2,3,4,13,151,5,6,8,9,10,11,12,16,17

- -

2,4,10,12,14,15

17 1,3,5,6,8,9,11

- -7,16,18

8,10,12

-- 18

-13,141,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

16,17

1,7,16,18 --

9,13 17 2,3,4,5,6,8,10,11,14,15

-- 1,7,16,17,18

9,11,13

6. Production Space Requirement Sheet Sheet ini merupakan alat untuk menganalisis luas lantai yang dibutuhkan khusus untuk kegiatan yang langsung terhadap produksi.

Perhitungan allowance :Luas mesinLuas alat bantuOperator spaceMaterial space +SubtotalAllowance = Luas Total – Subtotal x 100% Luas Total

Jarak Antar Mesin

Untuk menyediakan daerah kerja yang cukup baik bagi operator, seluruh mesin dan peralatan yang digunakan disusun sedemikian rupa sehingga susunannya tidak mengganggu kegiatan produksi dan memiliki tempat yang sekecil mungkin.

Penentuan luas daerah kerja operasi dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :a. Tempat untuk meletakkan mesinb. Tempat penumpukan bahan baku dan barang jadic. Tempat material handlingd. Tempat mengeluarkan dan memasukkan part maupun bahan baku ke dan dari mesine. Hal-hal lain yang dianggap perlu untuk diberi area

Untuk itu digunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.a. Untuk mesin yang dipakai ujung ke ujung (end to end) dibuat

jarak 1 feet

b. Untuk mesin yang dipasang bertolak belakang (back to back) dengan satu operator di antaranya dibuat jarak 1 feet

c. Untuk mesin yang dipasang bertolak belakang (back to back) dengan dua operator di antaranya dibuat jarak 5 feet

d. Untuk mesin yang dipasang muka ke muka (front to front) dengan satu operator di antaranya dibuat jarak 3 feet

e. Untuk mesin yang dipasang muka ke belakang (front to back) dibuat jarak 3 feet

Contoh Pengisian PSRSTIANG PANCANG

1

2

3

4

5

6

7

8

9

DEPARTEMEN MESIN/PERALATANNOLUAS MESIN (M )

2ALAT BANTU (M )

2OPERATOR SPACE

(M )2MATERIAL SPACE

(M )2

SUB TOTAL(M2)

ALLOWANCE(%)

LUAS/OPERASI(M2 )

TOTAL AREA(M2 )L X W = A L X W = A

Mesin Cutting

Mesin Heading

Mesin Spiral

Las dan Mal Cincin

Meja

RakTempat PerakitanPlat Sambung, PC Wire dan Kawat Spiral

Trolley

Mesin Heading

1 x 0,4 = 0,4

MESIN/PERALATAN

(UNIT)

10 Batching Plant

Alat Stressing11

15

14

13

12 Area Pembuatan TP

Tempat Penempatan Cetakan AtasTempat Pembuatan STP (Vibrator Internal)

Rak

PERAKITAN DAN

PENGECORAN

SPINNING

PENULANGAN

Meja

Area Penumpukan Produk STP16

19

18

17

Crane

Trolley

21

20

25

24

23

22

Crane

Trolley

Meja

Alat Stressing

Tempat Penumpukan Cetakan

Meja Spinning

32

31

30

29

28

27

26

Crane

Trolley

Rak

Tempat Penumpukan Cetakan

Las

Tempat Pembukaan Cetakan

Bak Uap

PENGUAPAN

BANTALAN JALAN REL

3

2

1

PENULANGAN

Mesin Cutting

Mesin Heading

Trolley

11

10

9

8

7

6

5

4

Trolley

Rak

Tempat Perakitan Cetakan

Tempat Peletakan Cetakan

Vibrator Eksternal

Alat Stressing

Batching Plant

Crane

PERAKITAN

17

16

15

14

13

12

Crane

Trolley

Tempat Peletakan Cetakan

Tempat Peletakan Produk

Meja Pembukaan Cetakan

Bak Uap

PENGUAPAN

SHEET PILE

5

12

11

10

9

8

7

6

4

3

2

1

14

13

Trolley

Meja

Rak

Mal

Mesin Cutting

Trolley

Rak

Alat Stressing

Tempat Peletakan Terpal

Tempat Penumpukan Cetakan

Batching Plant

Vibrator Internal

Pengikat PC Strain

Crane

PENULANGAN

PEMBUATAN SHEET PILE

TOTAL LUAS PRODUKSI

0,6 x 0,5 = 0,3

1,35 x 0,6 = 0,81

2x(0,4 x 0,4) = 0,32

1 x 0,5 = 0,5

2 x 0,5 = 1

1,1 x 15,2 = 16,72

(2,4 x 2) - 0,4 = 4,4

(0,5x0,2)-(0,7x0,5)-0,3 = 2,35

(2x2,6)-(1x0,6) = 4,.6

2 x 1 = 2

(2 x 2) + (2 x 15) = 34

(2 x 2) + (2,6 x 0,5) = 5,3

(2 x 2) + (1 x 1,2) = 5,2

(2 x 2) + (15 x 2) = 34

38,8

2,65

21,42

7,36

1

1

34

16,72

1

1

2

1

2

1

1

1

122,95 222,1 44,64 -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0,6 x 0,5 = 0,3

(4,5x4)+2(2,5x2)+(2x2)= 32

1 x 0,5 = 0,5

0,6 x 0,4 = 0,24

1,5 x 1 = 1,5

1 x 0,5 = 0,5

1,1 x 27,5 = 30,25

0,5 x 27 = 13,5

(20x2,5)-(18x0,5) = 41

2(0,8 x 1) = 1,6

(1 x 7) – 0,24 = 6,76

1/2(10 + 4) x 4 = 28

18 x 0,5 = 9

0,8 x 18 = 14,4

2(1 x 7) + (7 x 0,5) = 17,5

3,5 x 3,5 = 12,25

0,3

60

2,5

250

16

24,5

0,75

12,25

1

30,25

13,5

1

1

5

5

1

1

1

1

2

1

1

411,05 628,9 34,64-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18 x 1,25 = 22,5

1 x 0,5 = 0,5

1 x 0,5 = 0,5

1,1 x 23,5 = 25,85

0,5 x 23,5 = 11,75

(20x2,25) – 22,5 = 22,5

{(20x3)-54}+{(20x4)-72} = 14 (3x18) + (4x18) = 126

90

140

1

1

25,85

11,75

2

1

2

2

1

1

269,6 31,30392,45

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3 X 19 = 57

0,4 X 0,4 = 0,16

2 x 0,5 = 1

1,1 x 22,7 = 24,97

0,5 X 21,5 = 10,75

(21 X 8) - (2 X 57) = 54

(2,6 X 21) – 11,4 = 43,2

2(1 X 5) = 10

19 X 0,6 = 11,4

19 X 5 = 95

168

163,8

0,32

105

1

24,97

10,75

2

3

2

1

1

1

1

473,84 17,6575

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1 x 0,4 = 0,4

0,6 x 0,5 = 0,3

1,1 x 8,7 = 9,57

(2,4 X 2) – 0,4 = 4,4

2 X 1 = 2

2(2 X 2) = 8

0,5 X 0,5 = 0,25

12,8

2,55

9,57 1

1

1

24,92 30,7836

(4,5x4)+2(2,5x2)+(2x2)= 32

-

-

-

- -

1 x 0,5 = 0,5

2,1 X 1 = 2,1

2 x 0,5 = 1

1,1 x 22,5 = 24,75

0,5 X 6,5 = 3,25

(4 X 3) – 2,1 = 9,9

6(0,6 X 0,1) = 3,6

(3 X 4) – 2 = 10

1/2(10 + 4) x 4 = 28

4(2,1 X 1) = 8,4

2 X 1 = 2

60

0,5

12

12

12

1

24,75

3,25

1

1

1

1

1

1

1

1

125,5 325,25 61,41

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6 X 9,5 = 57

4 X 2 = 8

1,1 X 4,2 = 4,62

0,5 X 13 = 6,5

(11 X 8) – 57 = 31

(4 X 4) – 8 = 8

3,5 X 3 = 10,5

2,5 X 2,5 = 6,25

88

16

10,5

6,25

4,62

6,5

1

1

1

1

1

1

131,87 36,98209,25

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1 x 0,4 = 0,4

1 X 0,3 = 0,3

2 X 0,5 = 1

1 X 0,5 = 0,5

1.1 X 9,2 = 10,12

(2,4 X 2) – 0,4 = 4,4

1 X 1,7 = 1,7

(2 X 2) + (1,5 X 2) = 7

1 X 2 = 2

35,4

8

1

0,5

10,12 1

1

1

1

1

55,02 47,97105,75

-

-

-

-

-

-

-

- -

-

-

0,6 X 0,4 = 0,24

(4,5x4)+2(2,5x2)+(2x2)= 32

2(2 X 0,1) = 0,4

1 x 0,5 = 0,5

2 X 0,5 = 1

1.1 X 26,2 = 28,82

0,5 X 24 = 12

(8 X 3) – (8 X 1) = 16

(10 X 3,2) – 9,6 = 22,4

(3 X 2) – 0,5 – (2 X 0,1) = 5,3

8 X 1 = 8

1/2(10 + 4) x 4 = 28

1,2 X 8 = 9,6

(1 X 3) – (2 X 0,1) = 2,8

195,2

0,24

60

64

22,4

42,4

1

28,82

12

8

1

1

2

8

8

1

1

1

426,06 39,4703,05

2040,81 36,183197,75

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

- -

-

-

-

-

7. Perhitungan Luas Lantai Service (Plant Service Area Planning Sheet) Luas lantai untuk service yang dibutuhkan ditunjukkan dalam Plant Service Area Planning Sheet.

Contoh Pengisian PSAPS

PHYSICAL PLANT SERVICE

PERSONAL SERVICEGENERAL SERVICE

PRODUCTION SERVICE

NO GENERAL SERVICE LUAS (m2)

1 POS SATPAM 15,6

2 KANTOR 176

3 PARKIR 621

TOTAL 821,6

NO PRODUCTION SERVICE LUAS (m2)

1 GUDANG BAHAN BAKU 391

2 GUDANG PRODUK JADI 421,04

3 GUDANG PERALATAN 186,66

TOTAL 1010,7

GUDANG PERALATAN4 12

NO PERSONAL SERVICE LUAS (m2)

1 WC. KARYAWAN 28,5

2 KANTIN 122,2

3 MUSHALLA 73,25

TOTAL 337,45

RUANG KARYAWAN4 113,5

NO PHYSICAL PLANT SERVICE LUAS (m2)

1 BENGKEL 74,75

2 PENGOLAHAN LIMBAH 109,2

TOTAL 183,95

8. Total Service Requirement Work Sheet Total service requirement work sheet ini adalah tabel yang menunjukkan luas lantai masing-masing aktivitas dan jumlah modul serta ukuran template (area template).

Contoh Pengisian TSRWSESTIMATE OF SQUARE (m2)

Total Area

NO

5

2

3

1

4

DEPARTEMEN

PRODUCTION

PRODUCTION SERVICE

GUDANG BAHAN BAKU

GUDANG PRODUK JADI

LABORATORIUM

GUDANG PERALATAN

PERSONAL SERVICE

WC KARYAWAN

KANTIN

MUSHOLLA

RUANG KARYAWAN

GENERAL SERVICE

POS SATPAM

KANTOR

PARKIR

PHYSICAL PLANT SERVICE

BENGKEL

PENGOLAHAN LIMBAH

PRODUKSI

8347,7`

INDIVIDUAL AREA

391

421,04

186,66

12

9,21

122,2

73,25

113,5

621

176

15,6

109,2

74,75

3392

SUB TOTAL

3392

1010,7

337,45

821,6

183,95

SIZE OF AREA TEMPLATE

11,5 x 34

15,2 x 27,7

12,2 x 15,3

4 x 3

((1,5X4)+(5X2))+(25X5)

(11x9,2) + (3x7)

(6,5x6,5)+(2(0.5x0,3)+(2x5)+(2x2,5)+(4(1,5x0,5))

(8x12) + (3,5x5)

(2x20) + (4x22) + (17x9)

11 x 16

4 x 3,9

5,2 x 21

11,5x6,5

74 x 81

9. Area Allocating Diagram Merupakan diagram yang disusun berdasarkan area template dan activity relationship diagram. Ukuran tiap block disesuaikan dengan luas lantai yang dibutuhkan tiap-tiap aktivitas. Contoh Area Template :

PRODUCTION(5)

CAFETARIA(7)

LOCKER ROOM(6)

STOCK ROOM(2)

OFFICE(8)

REC / SHIPP(1)

TOOL ROOM

(3)

MAINTE-NANCE

(4)

10. Final Layout Pada tata letak pabrik ini telah disusun menurut skalanya, serta letaknya menurut area allocating diagram dan dengan mempertimbangkan lorong-lorong yang diperlukan bagi jalan karyawan, aliran bahan danperalatan. Letak antara satu daerah kerja demgan daerah kerja lainnya diberi jarak yang dianggap perlu, baik karena alasan tertentu maupun untuk kemungkinan perkembangan pabrik di masa yang akan datang.

OPERATION PROCESS CHART

BLOCK TEMPLATE

WORK SHEET

ACTIVITY RELATIONSHIP

CHART

TOTAL SPACE REQUIREMENT WORK SHEET

PLANT SERVICE AREA PLANNING

SHEET

PRODUCTION SPACE

REQUIREMENT SHET

ACTIVITY REALTIONSHIP

DIAGRAM

AREA ALLOCATING DIAGRAM

FINAL LAYOUT

Contoh Final Layout

KETERANGANNO

Produksi

Gudang Bahan Baku

Gudang Bahan Tambahan dan Penolong

Ruang Peralatan

Stock Yard

Laboratorium

Klinik

Kantor

WC Karyawan

Parkir

Bengkel

Musholla

Pos Satpam

Tempat Penampungan Limbah

Ruang Boiler dan Kompressor

Ruang Ganti Karyawan

Kantin

Power House

L B

M

gr

X

X

X

XX

X

X

X

P2

P2

X

X

X

X

P2

X

X

X

XX

X

XX

X

Ms

P1P1

X

X

M3

M1

XX

MS1AMS1B

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

P1

P1

P1

P1

P1

X

X

M3

P1

X

P1

X

P1

X

P1

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

P1 X

P1 X

P1 X

P1 X

M1

X

MS1AMS1B

H2

X

MS2A

MS2B

H4

M1

X

X

XX

XX

XM1M1

M1

MS1A MS1B

MS1A MS1B

M3

1'-10 11/16"1'-10 11/16"1'-10 11/16"1'-10 11/16"

2'-2

7/1

6"

T

TS

TS

2'-2 7/16"

1'-1

0 1

1/1

6"1'-1

0 1

1/1

6"

1'-1

0 1

1/1

6"

1'-1

0 1

1/1

6"

1'-1

0 1

1/1

6"

TV

Ts

D

TV

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Contoh Layout 2D :

C

J l. Binjai - Medan KM. 15,5

Ke Medan

3

1

2

5

6

4

A7

B8 9

12

10 11

1314

17

15

16

27

24

22

D

26

25

23

K E T E R A N G A N

1. Pos Satpam 2. Tempat Parkir Roda 2 3. Kantor 4. Musholla 5. Kantin 6. Work Shop Tulangan 7. J alur I 8. J alur II 9. J alur III 10. Ruang Genset 11. Ruang Boiler 12. Ruang Peralatan 13. Gudang 14. Lokasi Test TL 15. Tempat Cetakan 16. Work Shop Cetakan 17. Lokasi Test TP & BJ R 18. Ruang Distribusi 19. Ruang Arsip 20. Work Shop Tulangan 21. Tempat Stock Material 22. J alur IV 23. Ruang Boiler 24. Lapangan Tennis 25. Ruang Pengawas J alur IV 26. Work Shop Tulangan 27. Tempat Stock Material 28. Bak Cuci Split 29. Pos Satpam

C A T A T A N

A. J alur I Produksi TP & TLB. J alur II Produksi TP,TLC . J alur III Produksi BJ R , SP & PanelD. J alur IV Produksi G irder & SP

Ke Binjai

18 19

20

Luas Area Total =48.745 M2

28

21

29

(PT. Wijaya Karya Medan)

Lantai ProduksiPabrik Produk Beton

Contoh Layout 3D :

Layout with steel structure from existing building

Lantai Produksi Pabrik Biodiesel (PT. Ganesha Energy 77)Menggunakan Existing Building PTPN IV Pamina Adolina

Layout with operating platform